PILIHAN
P I L I H A N A B N E R EDITOR : ABNER GODLIFE S. DISTRIBUTOR : SMPN 3 BATAM TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA
. Lief, seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP. Sebagai seorang remaja sudah pasti banyak hal yang baru di hidupnya, salah satunya "memilih". Terkadang Lief bingung untuk memilih apa yang dia suka, perasaannya tidak menetap, dia selalu terbawa arus. Sesekali dia menyadari kalau dia sedang terbawa arus, namun justru dia kembali berpikir apakah memilih untuk terbawa arus itu termasuk pilihan? Banyak hal yang belum dia mengerti semenjak ia memasuki masa pubertas, seperti bagaimana caranya berpakaian sesuai dengan trend, atau bagaimana caranya dia harus bersikap kepada orang, ia takut untuk terlihat aneh. Suatu ketika Lief pergi untuk berangkat ke sekolah seperti biasanya, ia selalu bangun pukul 06.00 pagi pas. Ia selalu menetapkan waktu yang diperlukan nya untuk melakukan sesuatu, seperti mandi ia hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Lief membawa bekal dari rumah yang dimasak oleh ibunya, karena makanan di kantin tidak terlalu sehat baginya, kebetulan Lief sudah memiliki penyakit asam lambung, itu karena kebiasaannya yang suka terlambat makan dan kebetulan dia adalah seorang yang pemikir.
Pada hari senin, sekolah masuk pukul 07.30 dan Lief sudah tiba di sekolah pukul 06.45, tidak biasanya Lief tiba di sekolah dengan tepat waktu. Biasanya ia selalu terburu-buru untuk berangkat ke sekolah karena selalu hampir terlambat. Lief tidak terlalu populer di pergaulannya, tetapi dia ingin sekali terlihat sedikit mencolok, ia ingin seperti temannya Hans yang bisa menarik banyak perhatian orang, terkadang ia juga ingin jago bermain alat musik seperti Bene, terlalu banyak energi yang ia fokuskan untuk melihat orang lain. Dia tidak pandai membuat orang tertawa, dia juga tidak terlalu tampan, kalau ngomong suka belibet, wajar jika orang tidak terlalu memperhatikannya. Dia selalu penasaran bagaimana caranya supaya dia bisa seperti Hans. Dia sangat sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, Sampai suatu saat Lief termenung, memikirkan apa yang salah dari dirinya. Dia merasa seperti lelah menjalani hariharinya, seperti ada yang aneh baginya. Semenjak ia memasuki masa pubertas, banyak hal yang berubah dari hidupnya. Dia bahkan menjadi tidak mengerti bagaimana caranya mengekspresikan perasaannya ketika bersosialisasi dengan orang lain.
. Lief, seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP. Sebagai seorang remaja sudah pasti banyak hal yang baru di hidupnya, salah satunya "memilih". Terkadang Lief bingung untuk memilih apa yang dia suka, perasaannya tidak menetap, dia selalu terbawa arus. Sesekali dia menyadari kalau dia sedang terbawa arus, namun justru dia kembali berpikir apakah memilih untuk terbawa arus itu termasuk pilihan? Banyak hal yang belum dia mengerti semenjak ia memasuki masa pubertas, seperti bagaimana caranya berpakaian sesuai dengan trend, atau bagaimana caranya dia harus bersikap kepada orang, ia takut untuk terlihat aneh. Suatu ketika Lief pergi untuk berangkat ke sekolah seperti biasanya, ia selalu bangun pukul 06.00 pagi pas. Ia selalu menetapkan waktu yang diperlukan nya untuk melakukan sesuatu, seperti mandi ia hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Lief membawa bekal dari rumah yang dimasak oleh ibunya, karena makanan di kantin tidak terlalu sehat baginya, kebetulan Lief sudah memiliki penyakit asam lambung, itu karena kebiasaannya yang suka terlambat makan dan kebetulan dia adalah seorang yang pemikir.
Tiba-tiba, Lenny seorang teman sekelasnya menghampiri dia. Tanpa Lief menyebutkan satu katapun, Lenny sudah tahu apa yang dirasakan Lief. Dari raut muka dan tingkah laku Lief, Lenny sudah mengetahuinya. Sontak Lief kagum dengan Lenny, pertemuan tersebut berlangsung di jamur, ya jamur merupakan tempat duduk bagi siswa yang atapnya berbentuk seperti jamur. Pertemuan tersebut membuat Lief sadar akan sikapnya yang hanya menguras energinya, 5 menit berlangsung dan bel pun berbunyi. Pertemuan mereka terpaksa usai karena harus kembali ke kelas. Semenjak saat itu, Lief sudah bisa mengatasi perubahanperubahan yang terjadi di masa pubertas nya. Pertemuan singkat dengan Lenny itu pun melekat di pikiran Lief, dia merasa kalau Lenny memiliki perasaan kepadanya. Karena Lenny orang pertama yang tau dan peduli dengan Lief, sebagai seorang remaja sudah pasti kalau Lief bakal jatuh hati kepada Lenny, bagaimana tidak Lenny adalah anak yang manis, ceria, dan ramah. Sudah pasti Lief dengan mudah jatuh hati kepada Len
. Lief merasa banyak yang berubah ketika Lenny menghampirinya, "hidupku putih dan abu sebelum bertemu dengannya, dialah warnanya" ketiknya di instastorynya. Walaupun begitu, Lief tidak memilih untuk berpacaran dengan Lenny, dipikirannya untuk menjalani hubungan seserius itu perlu komitmen yang kuat. Semakin lama Lief menyadari bahwa ternyata selama ini dia tidak bisa memilih pilihannya sendiri. Kehadiran Lenny membuatnya sadar sangat pentingnya sebuah pilihan dalam hidup, baik itu sulit atau mudah. Ternyata selama ini Lief hanya berada di tengah-tengah air yang entah kemana arus akan membawanya. Kisah Lief selanjutnya akan menceritakan bagaimana perjalanan Lief bersama Lenny di kemudian hari. “Heuhhhh, itu baru yang pertama lhooo” ucap Lief seusai membacakan diary miliknya. “lanjut kapan-kapan lagi deh” sambungnya.
PROFIL PENULIS Nama : Abner Godlife Siringoringo Kelas : 9.4 Lahir : Batam, 05 Januari 2009 Hobi : Bermain bola, mendengarkan musik, bengong. TENTANG SAYA Terimakasih buat Ibu Tutut karena sudah membimbing saya dalam mengerjakan tugas ini. Terimakasih juga untuk temanteman yang sudah bersedia membaca cerita yang aku buat ini. Btw ini sedikit mengambil dari kisah nyata ya geng, dan kalau mau tau lanjutannya, kapan-kapan hehehe :).
Dalam hidup ada pilihan yang harus dibuat. Tidak semua pilihan membuat orang bahagia. AGS Ada kalanya kita harus memutuskan untuk memilihnya dan berharap kepada Tuhan yang telah menulis jalan hidup kita.