RUANG KOLABORASI MATA KULIAH PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA Kelompok :1 Nama Angota : 1. Meilinda Nikmah Widiastuty 2. Muftiatul Rahmawati 3. Nadia Salsabila 4. Nila Agustia Fatimatul Hidayah Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif. KASUS I Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai ratarata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar. 1) Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)? Jawab Kemampuan peserta didik untuk mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua, tanpa melihat urutan atau langkah-langkah pengerjaan soal, menunjukkan bahwa siswa sudah menangkap apa yang disampaikan oleh guru dengan baik. Selain itu hal tersebut dapat terjadi karena siswa sudah terbiasa berlatih seperti itu bersama gurunya dan sudah memiliki gambaran tentang langkah-langkah pengerjaan soal tersebut. Percobaan pertama berfungsi sebagai pengalaman awal yang memungkinkan peserta didik untuk memahami dan mempraktekkan langkah-langkah yang diajarkan oleh guru untuk mencari nilai ratarata. Namun, pada percobaan kedua, mereka telah menginternalisasi konsep rata-rata dengan lebih baik, sehingga mereka tidak hanya mengikuti langkah-langkah tertentu, tetapi mereka sebenarnya memahami apa yang mereka lakukan. Selain itu, hal ini dapat terjadi karena kepercayaan diri yang dimiliki peserta didik Keberhasilan pada percobaan pertama telah meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Ini bisa membuat mereka lebih tenang dan percaya diri ketika menghadapi soal yang serupa pada percobaan kedua, sehingga mereka dapat mengatasi soal tersebut tanpa kebingungan atau kecemasan.
Dalam pengajaran matematika, tujuan utama adalah memastikan bahwa peserta didik tidak hanya mengikuti langkah-langkah mekanis, tetapi juga memahami konsep yang mendasarinya. Hasil yang baik pada percobaan kedua menunjukkan bahwa peserta didik telah menginternalisasi pemahaman tersebut dan dapat mengaplikasikannya secara lebih luwes, yang merupakan indikasi pembelajaran yang efektif. 2) Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan. Jawab Metode yang diterapkan pada pembelajaran tersebut adalah metode latihan soal dan penugasan yang termasuk contoh dari pendekatan pengajaran matematika yang dapat disebut sebagai "Pendekatan Langkah demi Langkah" atau "Pendekatan Procedural." Pendekatan ini melibatkan pengajaran konsep matematika dengan memberikan langkahlangkah atau prosedur yang jelas kepada peserta didik untuk menyelesaikan suatu masalah atau tugas matematika tertentu. Metode ini cocok untuk membangun pemahaman awal tentang konsep matematika, terutama untuk peserta didik yang mungkin memerlukan panduan lebih rinci untuk memahami suatu topik. Hal ini berdasar pada teori belajar behavioristik yang berfungsi sebagai dasar penguatan pada implementasi metode belajar diatas. Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang berfokus pada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Teori ini mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus-respon dan mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan. KASUS II Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya. 1) Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia? Jawab : Berdasarkan deskripsi diatas bahwa sebagian besar peserta didik Rina, yang berada di kelas 1 SD, belum bisa berhitung dengan lancar, tahapan perkembangan usia yang relevan adalah tahapan praoperasional(usia 2-7 tahun) dalam teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget. Dalam tahapan ini, yang biasanya terjadi antara usia 2 hingga 7 tahun, anak-anak cenderung masih dalam tahap berpikir konkret dan belum mengembangkan kemampuan berpikir abstrak secara penuh. Mereka dapat memiliki pemahaman yang terbatas tentang konsep matematika dan sering kali mengandalkan pengalaman konkret dan visual untuk memahami dunia di sekitar mereka. Dalam hal ini, peserta didik kelas 1 SD yang belum bisa berhitung dengan lancar mencerminkan karakteristik dari tahapan praoperasional ini. Berdasarkan pemahaman terdsebut, maka yang dapat dilakukan oleh Rina adalah dengan menggunakan media visual dan konkret serta melakukan permainan. Peserta didik di kelas 1 SD biasanya belajar dengan lebih baik melalui pengalaman konkret
dan visual. Rina dapat menggunakan benda-benda fisik seperti alat peraga matematika (misalnya, blok bangunan atau kelereng) untuk mengajarkan konsep matematika. Misalnya, menggunakan blok bangunan untuk mengajarkan penjumlahan atau pengurangan sederhana. Selain itu, Belajar melalui permainan adalah cara yang efektif untuk memotivasi peserta didik di usia ini. Rina dapat menggunakan permainan matematika yang menyenangkan seperti permainan papan, permainan kartu, atau permainan online yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak belajar berhitung. 2) Mengapa kamu menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan. Jawab : Saya menyarankan menggunakan media visual dan konkret serta permainan dalam pembelajaran matematika kelas 1 SD karena hal ini berkaitan dengan prinsip-prinsip teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Piaget mengidentifikasi dua tahap utama dalam perkembangan kognitif anak-anak, yaitu tahap praoperasional dan tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret, yang biasanya dimulai pada usia sekitar 7 tahun, anak-anak mulai mampu berpikir secara lebih konkret dan logis. Sebelum mencapai tahap ini, anak-anak cenderung lebih mengandalkan pemahaman yang konkret dan visual. Oleh karena itu, menggunakan media visual konkret seperti alat peraga matematika atau benda-benda fisik membantu peserta didik kelas 1 SD yang masih dalam tahap praoperasional untuk memahami konsep matematika dengan lebih baik. Piaget juga menganggap bahwa anak-anak pada tahap awal perkembangannya lebih baik dalam memahami konsep ketika konsep tersebut direpresentasikan dengan konkret. Dalam matematika, ini berarti menggunakan alat peraga konkret seperti kelereng atau blok bangunan untuk mengajarkan penjumlahan atau pengurangan. Dengan menggunakan media visual konkret dan permainan, Rina memungkinkan peserta didiknya untuk belajar matematika sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif mereka, yang melibatkan penggunaan konsep konkret, eksplorasi aktif, dan pemahaman konsep melalui tindakan fisik dan visual, sesuai dengan prinsip-prinsip teori Piaget. KASUS III Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali. 1) Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa demikian? Jawab Pertimbangan dan keputusan Made untuk memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali telah sesuai, terutama jika ia mempertimbangkan latar belakang konteks lokal peserta didiknya. Tentu saja peserta didik akan lebih mudah terhubung dengan materi yang memiliki kedekatan geografis dan budaya dengan
lingkungan mereka sendiri. Karena lebih banyak kesempatan untuk mengamati dan mengalami pantai dan makanan khas Bali secara langsung, maka hal ini dapat membantu mereka dalam pemahaman dan penggambaran detail dalam teks deskripsi. Selain itu, materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dan budaya lokal cenderung lebih memotivasi peserta didik. 2) Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan. Jawab Prinsip yang Made gunakan dalam penanganan kasus diatas menggunakan menggunakan teori sosial kognitif, dimana peserta didik dapat langsung melakukan pengamatan dan diskusi dengan melihat model berupa pantai dan makanan Bali. Peserta didik yang mendapatkan tugas akan berpikir dan mengaitkannya dengan lingkungan sekitarnya. Peserta didik yang merasa dapat mengerjakan soal yang sudah disesuaikan dengan lingkungannya akan dapat mengerjakan tugas dengan baik dan termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Made memahami bahwa pembelajaran yang efektif memerlukan adaptasi dan konteks yang relevan untuk peserta didiknya, dan inilah yang menjadi dasar bagi keputusannya untuk memberikan contoh yang berbeda dalam materi teks deskripsi.