The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by feryviolist99, 2020-11-20 08:01:34

MUSIK DAERAH-FERY-joss_Neat

MEMAHAMI JENIS DAN FUNGSI



ALAT MUSIK DAERAH



SENI MUSIK KELAS X













Oleh : FERY SETYAWAN, S.Sn


SMA Negeri 2 Surakarta

MATERI PEMBELAJARAN


A. Memahami Jenis dan Fungsi Alat Musik Tradisional.

Musik tradisional Nusantara adalah musik yang lahir di

seluruh wilayah Indonesia dan berkembang secara turun
temurun di kalangan masyarakat. Hakikatnya, musik

Nusantara mempunyai ciri khas yang berbeda bergantung
pada daerah asalnya. Musik tradisional Nusantara

mengalami pasang surut seiring dengan budaya setempat.
Pasang surut musik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain sebagai berikut :



1. Musik tradisional Nusantara tumbuh dan berkembang di
suatu daerah sehingga lirik pada musik tradisional

disampaikan melalui bahasa daerah setempat. Oleh karena
itu, orang lain daerah lain cenderung mengalami kesulitan

dalam memahami isi syairnya.


2. Musik tradisional Nusantara cenderung hanya

berkembang di daerah asalnya.


3. Musik tradisional Nusantara berkembang atau tumbuh

seirama dengan konteks sosial budaya setempat.

RAGAM ALAT MUSIK DAERAH


1. Ragam Alat Musik Tradisional Berdasarkan Sumber

Bunyi dan Cara Memainkan.


Dalam konteks perkembangan musik di muka bumi

ini, mengenal adanya penggolongan alat musik yang

terdiri atas alat musik tradisional, alat musik
konvensional, dan alat musik nonkonvensional.



a. Alat musik tradisional adalah alat-alat musik yang
bersumber dari khasanah kebudayaan suatu daerah

atau bangsa. Alat musik ini lazim dikenal sebagai alat
musik etnik. Bentuk-bentuk alat musik tradisional di

Indonesia diantaranya adalah suling bambu,
gamelan,



6 kecapi, tifa, karinding dan sebagainya.



b. Alat musik konvensional adalah kelompok alat musik
yang disepakati memiliki nada-nada standar secara

internasional.dimana pun alat musik jenis ini dibuat, bentuk
dan nada dasarnya pasti sama. Contoh bentuk alat musik

konvensional di antaranya adalah gitar, piano, harpa,
saksofon, flute dan sebagainya.



c. Alat musik nonkonvensional adalah jenis alat musik yang

tidak termasuk kedalam alat musik tradisional maupun
konvensional. Pada umumnya, alat musik nonkonvensional

tidak berfungsi sebagai alat musik, tetapi dapat
menghasilkan sumber bunyi untuk bermain musik.

Contohnya botol plastik, vleg roda, besi-besi rongsokan,
galon air dan sejenisnya Alat musik tradisional yang

digunakan di setiap daerah di Nusantara sangatlah

beragam. Jumlahnya dalam mencapai angka ratusan,
bahkan ribuan jenis. Bahan yang digunakan untuk

membuat alat musik sangatlah beragam. Begitu pula
dengan sumber bunyi dan cara penggunaannya. Oleh

karena itu, kita perlu mengelompokkan jenis dan bentuk

alat musik tersebut agar lebih mudah mengidentifikasinya.


a) Alat Musik Tradisional Berdasarkan Bunyi Yang

Dihasilkan.


Berdasarkan bunyi yang dihasilkan, alat musik tradisional

dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai
berikut :



1) Alat musik ritmis adalah jenis alat musik yang tidak
mengeluarkan nada tertentu dalam bermusik, alat musik

ritmis berfungsi sebagai penanda irama serta pemberi

kesan tertentu. Pada umumnya, alat musik ritmis
dibunyikan dengan cara dipukul meskipun ada diantaranya

yang dibunyikan dengan cara digoyang, ditiup atau
digesek. Alat-alat musik perkusi dikelompokkan kedalam

jenis alat musik ritmis sehingga alat musik ritmis kerap
disebut alat musik perkusi ( percussion instrument ) Hand

Out Pelajaran Seni Musik Kelas X



2) Alat musik melodis adalah kelompok atau jenis alat
musik yang dapat mengeluarkan satuan-satuan nada

sehingga mampu memainkan lagu atau melodi. Contoh alat

musik melodis tradisional di Indonesia di antaranya adalah
suling ( saluang), kecapi, siter, saron, peking, gambang,

kolintang dsb.



3) Alat musik harmoni adalah jenis alat musik yang dapat
menghasilkan beberapa nada sekaligus dalam bentuk akor.

Jenis alat musik tradisional yang termasuk kedalam
kelompok ini diantaranya adalah : kecapi siter, gambang,

kolintang.


b) Alat Musik Tradisional Berdasarkan Sumber Bunyinya

Jenis alat musik tradisional dapat dibedakan berdasarkan

sumber bunyinya. Berdasarkan sumber bunyinya dan cara
memainkanya, alat musik tradisional dibagi menjadi empat

yaitu membranofon, ideofon, aerofon, dan kordofon. Berikut
uraiannya dibawah ini :



1) Membranofon merupakan kategori jenis alat musik yang
sumber bunyinya berasal dari membran atau selaput kulit.

Contoh alat musik tradisional yang termasuk ke dalam jenis

ini adalah tifa (Maluku dan Papua), kendang ( Jawa Tengah
dan Bali ), Panungtung ( Sunda), Marwas ( Aceh ), ketipung

( Jawa ), rebana (Timur Tengah ). ( tifa papua ) (kendang
JawaBarat, Jawa Tengah & Bali ) ( marwas aceh ) ( rebana

timur tengah )


2) Ideofon Sumber bunyi jenis alat musik ini berasal dari

badan alat musik itu sendiri yang dimainkan dengan cara

dipukul. Contoh alat musik tradisional yang termasuk jenis
ini adalah : gong, saron, dan gender ( Jawa Tengah, Sunda,

Bali ) ; angklung, arumba dan calung ( Jawa Barat ) ;

Kolintang ( Sulawesi Utara); gambang ( Jawa Tengah );
cungklik ( Lombok); talempong ( Sumatera); Doli-doli (

Nias) ( palompong/cungklik lombok ) ( Doli-doli Nias )



3) Aerofon Jenis aerofon memiliki sumber bunyi dari
getaran udara yang dimainkan dengan cara ditiup.



Alat musik tradisional yang termasuk ke dalam jenis
aerofon adalah terompet ( Jawa Barat), Basi-basi (

Sulawesi Selatan), Foi Mere ( Flores), Gogolio ( Betawi),
Kledi ( Kalimantan), dan Nafiri ( Maluku ) ( Basi-basi

Sulawesi Selatan) ( Foi Mere Flores ) Hand Out Pelajaran

Seni Musik Kelas X


4) Kordofon Jenis alat musik yang sumber bunyinya berasal
dari dawai, senar atau tali yang bergetar.biasanya alat

musik ini mempunyai resonansi. Cara memainkannya ada

yang dipetik, digesek dan ditekan. Contohnya Rebab( Jawa
Tengah), Tarawangsa dan Kecapi ( Jawa Barat), siter (

Jawa Tengah), sasando ( Timor),Tolindo ( Sulawesi

Selatan ), Rendo (Banten), Keso-keso ( Toraja) dan Sampe
( Kalimantan ) ( Keso-keso- Toraja ) ( Tarawangsa- Jawa

Barat )


c) Alat musik Tradisional Berdasarkan Cara

Memainkannya.


Selain berdasarkan sumber bunyinya, alat musik

tradisional juga dapat dikategorikan berdasarkan cara
memainkannya. Berdasarkan cara memainkannya, alat

musik tradisional dibedakan menjadi alat musik tiup, gesek,

petik dan pukul. Untuk mengetahui jenis-jenis alat musik
tersebut, perhatikan uraian berikut.



1) Alat Musik Tiup Contoh alat musik tradisional yang ditiup

adalah serune kalee (Aceh), Saluang ( Sumatera Barat),
Serunai ( NTT), fu ( Maluku ) ( Fu/Fuk-Fuk- Timor/ Maluku)

( Serune kalee- NTT)


2) Alat Musik Gesek Contoh alat musik tradisional yang

digesek adalah tehyan (Jakarta), dan Keso-keso ( Sulawesi
Selatan )



3) Alat Musik Petik Contoh alat musik tradisional yang
dipetik adalah gambus ( Riau dan Jambi), Sampe (

Kalimantan Timur), Japen ( Kalimantan Tengah),Panting (
Kalimantan Selatan ), Kecapi ( Jawa Barat), Guoto( Papua

Barat) ( Guoto-Papua Barat) ( Japen- Kalteng) ( Panting-

Kalsel )


4) Alat Musik Pukul Contoh alat musik tradisional yang

dipukul adalah aramba ( Sumatera Utara), Doll ( Bengkulu),
Bende( Lampung), gamelan ( Jawa, Bali ), Kolintang (

Sulawesi Utara), Lado-lado ( Sulawesi Tenggara) (
Aramba- Sumatera Utara) ( Doll - Bengkulu ) ( Bende -

Lampung ) ( Lado-lado- Sulawesi Tenggara)

2. Fungsi Alat Musik dalam Karya Musik Tradisional Secara
umum fungsi musik tradisional di Indoesinesia meliputi :



A. Sarana Upacara Budaya ( Ritual).


Pada dasarnya, alat musik tradisional berkaitan erat

dengan upacaraupacara kematian,perkawinan, kelahiran,

serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Bunyi-bunyi
dan nada-nada yang dihasilkan oleh alat musik tradisional

sangat memungkinkan untuk mendukung upacara budaya
( ritual). Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh

instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan

magis. Oleh karena itu, instrumen tersebut dipakai sebagai
sarana kegiatan adat di sebuah masyarakat.


B. Sarana Hiburan Masyarakat.



Musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan

kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana
rekreasi dan ajang pertemuan dengan masyarakat lainnya.

Pada masa lampau, ketika Indonesia masih menganut
sistem pemerintah kerajaan, iringaniringan musik

tradisional dijadikan sebagai upacara penyambutan dan
sarana penghibur bagi para tamu kerajaan.



C. Sarana Mengekspresikan Diri.



Musik adalah media untuk mengekspresikan diri. Melalui
musik, seseorang dapat mengaktualisasikan potensi

dirinya. Selain itu melalui musik, seseorang dapat

mengungkapkan perasaan,pikiran, gagasan dan cita-cita
tentang diri, masyarakat, Tuhan dan dunia.



D. Sarana Alat Komunikasi.


Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi alat musik memiliki

arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya.

Umumnya bunyibunyian itu memiliki pola, ritme tertentu
dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu

peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan
sebagai penanda dalam masyarakat Indonesia adalah

kentongan.


E. Sarana Pengiring Tarian.



Di berbagai wilayah di Indonesia, bunyi-bunyian atau musik
dibuat oleh masyarakat untuk mengiringi tarian-tarian khas

daerah. Oleh karena itu, kebanyakan tarian khas daerah di

Indonesia hanya dapat diiringi oleh musik daerahnya. 3.
Macam-macam Musik Tradisional Nusantara



A. MUSIK TRADISIONAL DAERAH JAWA BARAT
Gamelan Degung Pada awalnya gamelan degung

berfungsi untuk mengiringi upacara adat atau mengiringi
upacara keagamaan. Namun sekarang ini, gamelan

degung sering digunakan untuk mengiringi tari-tarian,

dramatari dan sebagai sarana hiburan. Instrumen dalam
gamelan. Memiliki fungsi masing-masing. Berikut adalah

fungsi dari masingmasing instrument gamelan degung.
Saron berfungsi sebagai pembawa melodi. Bonang degung

berfungsi sebagai pengiring melodi. Jenglong berfungsi

sebagai pembawa nada dasar. Kendang berfungsi sebagai
penggenap birama. Suling berfungsi sebagai pembawa

lagu. Gong biasanya dipukul pada ujung lagu. Nada-nada

yang dipakai gamelan degung menggunakan tangga nada
pentatonic yaitu tangga nada pelog ( ) dan tangga nada

slendro ( )


B. MUSIK TRADISIONAL DAERAH BANTEN



a) Calung


Calung adalah seperangkat alat music yang terbuat dari

bamboo yang dimainkan dengan cara dipukul. Calung
berasal dari banten. Tangga nada yang digunakan adalah

tangga nada pentatonic berlaras slendro, kemudian
dikembangkan ke dalam laras pelog. Peralatan calung

terdiri dari gambang calung sebagai melodi, dua anak

saron calung, selentem calung, suling, goong awi
(bamboo), gendang dan kulanter. Sekarang ini music

calung berkembang dengan bentuk dan nama yang

berbeda seperti calung gambang, calung gamelan dan
calung jinjing.


b) Rampak Bedug.



Seni rampak bedug adalah kesenian tradisional

masyarakat pandeglang dan sekitarnya. Seni rampak
bedug berawal dari kebiasaan penduduk berkeliling

kampung sambil memukul Bedug pada saat sahur di bulan
puasa, pada perayaan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.

c) Angklung Buhun.


Angklung buhun ini adalah alat musik tradisional

masyarakat Baduy di Banten. Angklung buhun adalah alat

musik tradisional khas Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Dinamakan buhun karena kesenian ini lahir bersamaan

dengan hadirnya masyarakat Baduy.


C. MUSIK TRADISIONAL DAERAH JAKARTA



a) Gambang Kromong.


Gambang kromong (atau ditulis gambang keromong)

adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan
alat-alat musik Tionghoa, seperti sukong, tehyan, dan

kongahyan [1]. Sebutan gambang kromong diambil dari
nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong.

Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak

lepas dari seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang
diangkat Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong

(masa jabatan ) [2].


b) Tanjidor



Salah satu jenis musik Betawi yang mendapat pengaruh
kuat dari musik Eropa. Pada musik Tanjidor alat musik yang

paling banyak dimainkan adalah alat music tiup, seperti

klarinet, piston, trombone serta terompet. Jenis musik ini
muncul pada abad ke-18, yang ketika itu dimainkan untuk

mengiringi perhelatan atau mengarak pengantin. Namun
akhir-akhir ini musik tanjidor sering ditampilkan untuk

menyambut tamu agung. Merupakan suatu ansambel
musik yang namanya lahir pada masa penjajahan Hindia

Belanda di Betawi (Jakarta). Kata "tanjidor" berasal dari

kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang berarti "alat-
alat musik berdawai (stringed instruments)".































D. MUSIK TRADISIONAL DAERAH JAWA TENGAH DAN
BALI.



Musik daerah Jawa dan Bali yang paling khas adalah
gamelan.



a) Gamelan Jawa.


Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang

biasanya menonjolkan metalofon, gambang,

gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada
Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong,

kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik

umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan
hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada

umumnya oleh masyarakat Jawa.






b) Gamelan Bali.


Gamelan Bali adalah salah satu jenis Gamelan yang

ada di Indonésia. Gamelan ini memiliki perbedaan

dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah pada
saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan

seperti bonang) lebih banyak dari pada wilah, ritme
lebih cepat.
























E. MUSIK TRADISIONAL DAERAH NUSA
TENGGARA



a) Musik Daerah Bima, Musik daerah ini terpengaruh

music daerah Jawa. Jenis instrumennya campur aduk
antara lain garputala bamboo, silu ( hobo ), muri (

clarinet dari daun ), gengdong ( jewharp), sarone (

suling bamboo memakai ban), dan idiokando 4 dawai.
Hand Out Pelajaran Seni Musik Kelas X



b) Musik Daerah Sumba, Musik daerah ini yang khas

adalah nyanyian-nyanyian wanita. Alat-alatnya tidak ada
yang khas, hanya namanya saja yang berubah. Alat-alat itu

adalah jungga(music tiup), lamba ( gendang satu kulit ),
katala ( gong) dan suling hidung.



c) Musik Timor, Musik Timor adalah music khas berasal dari
Pulau Timor. Alat music yang khas music Timor adalah

Sasando dan Dadako. Sasando adalah sebuah alat

instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari
pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama

Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote,
sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi.

Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote
sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan

instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.

Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang
biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah,

melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di
mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di

tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini

memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap
petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam

sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun
lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan

tempat resonansi sasando.

F. MUSIK TRADISIONAL DAERAH SUMATERA


a) Musik Gondang, Musik gondang atau tataganing adalah

musik yang berasal dari daerah Batak. Musik ini

menggunakan tangga nada diatonic dan banyak sekali
dipengaruhi oleh music Gregorian atau music gereja, baik

dari aspek melodi dan harmoninya. Fungsi music ini
digunakan untuk sarana hiburan, upacara adat dan

upacara keagamaan.


b) Orkes Talempong, Orkes talempong adalah music khas

daerah Sumatera Barat ( Minangkabau ). Musik ini

berfungsi sebagai sarana hiburan, mengiringi lagu,
mengiringi tari, dan mengiringi teater ( randai ). Musik

talempong telah menggunakan tangga nada diatonic dan
iramanya banyak mendapat pengaruh irama music melayu.

Meski menggunakan tangga nada diatonic, dalam

penyajiannya mempunyai ciri khas tersendiri bila
dibandingkan dengan music daerah lain yang sama-sama

menggunakan tangga nada diatonic.

c) Orkes Melayu, dan Orkes Gambus Orkes melayu dan
orkes gambus adalah music yang berasal dari daerah riau.

Orkes Melayu lahir sekitar Orkes ini menggunakan tangga

nada diatonic dan membawakan lagu-lagu Melayu asli. Alat
musiknya terdiri dari gitar akustik, akordeon, suling,

gendang melayu, dan gong kecil. Orkes ini merupakan cikal
bakal dari music melayu yang sekarang dikenal dengan

sebutan music dangdut. Musik gambus erat sekali

hubungannya dengan agama Islam. Musik ini awalnya
berasal dari Timur Tengah. Fungsi music ini digunakan

untuk media dakwah, hiburan pesta perkawinan dan untuk
mengiringi tari zapin.

























G. MUSIK TRADISIONAL DAERAH KALIMANTAN



Musik banjar dan music dayak adalah music khas berasal
dari Kalimantan. Kedua jenis musik ini melodi dan

harmoninya dibuat sangat sederhana dan banyak
digunakan untuk mengiringi tarian dan upacara adat.

Peralatan musiknya terdiri atas rebab, gender, gambang,
dan suling. Sedang music Musik karawitan khas Banjar

adalah music yang berasal dari daerah Banjarmasin. khas
Dayak instrument musiknya : Suling yang disebut kledi atau

keruri Sampek yaitu semancam lute yang dipeti dengan

tubuh dari kayu yang diberi pahatan-pahatan yang indah.
Kasapi Gong yang disebut tawak Gendang ( besar dan

kecil )

























H. MUSIK TRADISIONAL DAERAH SULAWESI



Orkes Kolintang adalah music daerah Minahasa ( Sulawesi
Utara ). Kolintang adalah semacam gambang yang terbuat

dari bilahan kayu.


Satu perangkatnya terdiri atas 7 kolintang dan masing-

masing mempunyai fungsinya sendiri. Ada yang berfungsi

sebagai melodi, bas, kontra bas dan sebagai pengiring.

I. MUSIK TRADISIONAL DAERAH MALUKU


Pada dasarnya alat music daerah Maluku hampir
sama, karena alatalat yang asli sudah hilang Alat

disamping disebut Kormo ( alat music tiup) yang

terbuat dari siput dan disebut Fu/ Fuk-Fuk

J. MUSIK TRADISIONAL DAERAH PAPUA



Musik daerah papua merupakan musik yang banyak

mendapat pengaruh dari Maluku. Instrumen
musiknya tidak begitu banyak dan pada dasarnya

jenis instrumen yang digunakan hampir sama
dengan instrumen musik yang digunakan di daerah

Maluku. Namun, ada satu alat tmusik daerah papua
yang sangat menarik yaitu tifa. 4. Tahapan- Tahapan

Apresiasi Karya Musik Dalam melakukan apresiasi

seni, ada beberapa pendekatan yang dapat dipilih,
yaitu pendekatan deskriptif, pendekatan analitik,

pendekatan interpretatif, pendekatan penilaian, dan

pendekatan interdisiplin.


a) Pendekatan Deskriptif.


Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan

dengan mengamati dan memaparkan karya seni apa

adanya. Misalnya, mengenai objek gambar, penggunaan
warna, komposisi warna, tema, judul, orang yang

membuatnya, tahun pembuatan, media yang digunakan,

ukuran karya, dan waktu yang diperlukan untuk membuat
karya seni tersebut.



b) Pendekatan Analitik.


Pendekatan analitik adalah pendekatan yang

dilakukan dengan mengamati karya seni berdasarkan

kaidah-kaidah estetika yang baku. Misalnya, melalui
aspek tematik, teknik pengerjaan, penerapan asas

kesenirupaan, serta maknatau arti yang tersirat di
dalamnya.



c) Pendekatan Interpretatif.


Karya seni berdasarkan sudut pandang pengamat,

baik dari kesamaan pengalaman, unsur estetis, dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pengamat.






d) Pendekatan interpretatif adalah pendekatan yang

dilakukan dengan menginterpretasikan Pendekatan
penilaian adalah pendekatan yang dilakukan melalui

proses pengukuran, baik secara objektif maupun

subjektif.


e) Pendekatan Interdisiplin.



Pendekatan interdisiplin adalah pendekatan yang
dilakukan untuk menilai suatu karya seni dilihat dari

berbagai disiplin keilmuaan seperti antropologi
psikologi, kebudayaan, filsafat, ekonomi, dan linguistik

(kebahasaan). Tahapan Apresiasi Seni Dalam
mengapresiasi sebuah karya seni rupa, baik lukisan,

patung, keramik, maupun grafis diperlukan beberapa

tahapan seperti kegiatan mengamati, menghayati,
mengevaluasi, dan mengapresiasi



a) Kegiatan Mengamati Dalam kegiatan mengamati
terdapat beberapa proses, yaitu sebagai berikut.



1) Fisis, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh mata untuk
mengamati dan menerima rangsangan dari objek karya

seni yang dilihatnya. 2) Fisiologis, yaitu suatu proses dalam

menyalurkan rangsangan yang diterima oleh indra melalui
syaraf sampai ke otak. 3) Psikologis, yaitu aktivitas jiwa dan

indra rasa untuk memahami objek fisik secara realita dari
apa yang diamati sehingga si pengamat dapat memberikan

tanggapan dan penggambaran terhadap objek pada saat
mengamati karya seni.



b) Kegiatan Menghayati Dalam menghayati karya seni, si

pemusik akan turut terlibat langsung secara aktif dan
selektif terhadap karya yang dihayati. Si pemusik akan

melakukan penyesuaian dan menerima nilainilai estetis
yang terkandung di dalam karya seni tersebut. Namun, ada

kalanya si pemusik menerima sepenuhnya seluruh objek
yang sedang diamatinya secara tidak sadar dan tanpa

kritikan. Menurut Theodor Lipps pengalaman estetis seperti

itu disebut juga sikap empathy.


c) Kegiatan Mengevaluasi Kegiatan mengevaluasi adalah

kegiatan melakukan penilaian terhadap karya seni sesuai

dengan pedoman, kaidah, norma, dan etika yang berlaku.
Denga demikian, seorang apresiator atau kritikus dapat

memilah mana karya seni yang dianggap baik dan mana

karya seni yang dianggap kurang baik. Ia juga dapat
menunjukkan dan mencarikan jalan pemecahannya demi

penyempurnaan dalam penciptaan karya seni berikutnya.
d) Kegiatan Berapresiasi Pada tahapan kegiatan ini

seorang apresiator telah bergerak di mana hati dan

peraasaannya hanyut bersama-sama dengan nilai
keindahan yang mempesona. Ia seperti berada dalam

karya tersebut. Ia dapat merasakan sendiri apa yang
dirasakan oleh si pembuatnya. Menurut Herbert Read

dalam bukunya.


Meaning of Art mengatakan bahwa sikap tersebut berarti

seorang apresiator telah mencapai rasa simpathy.






SOAL-SOAL LATIHAN


PILIHAN GANDA



1. Golongan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari
getaran alat itu sendiri disebut...



a. Membranofon


b. Kordofon



c. Aerofon

d. Idiofon


e. Elektrofon



2. Kegiatan apresiasi musik menilai suatu keindahan seni
disebut.....



a. Value


b. Persepsi



c. Feeling


d. Pengertian



e. Empathy


3. Musik yang lahir dari budaya setempat disebut musik....

a. Non tradisional


b. Klasik



c. Tradisional


d. Modern



e. Kontemporer


4. Calung adalah musik daerah dari.....



a. Jawa Tengah


b. Jakarta

c. Jawa Timur


d. Bali



e. Jawa Barat


5. Kolintang adalah alat musik tradisional dari Sulawesi

Utara yang berbentuk…


a. Pencon



b. Dawai


c. Tabung



d. Logam


e. Bilah



6. Pada musik daerah Bali iramanya lebih cepat dan
dinamis bahkan yang dominan adalah suara….



a. Rebab


b. Talempong



c. Saron


d. Gong



e. Bonang


7. Nama alat musik gendang dari daerah Sumatera Utara

disebut....

a. Tataganing


b. Gordang



c. Tanggeton


d. Tarafaitc



e. Harsapi


8. Musik daerah Jakarta yang menggunakan trompet

terbuat dari kuningan dan dilengkapi dengan bass drum
adalah....



a. Gambus


b. Tanjidor



c. Arumba


d. Talempong



e. Degung


9. Pengungkapan isi syair/kalimat lagu dalam bernyanyi

disebut.....


a. Pharasering



b. Ekspresi


c. Irama



d. Harmonic

e. Dinamik


10. Kordofon adalah golongan musik yang sumber

bunyinya berasal dari.....


a. Udara



b. Kayu


c. Logam



d. Listrik


e. Dawai






II ESSAY



1.Jelaskan pengertian musik tradisional Nusantara!
2.Sebutkan ciri-ciri musik tradisional!



3.Sebutkan fungsi musik bagi masyarakat!


4.Sebutkan jenis jenis alat musik berdasarkan sumber

bunyinya! Jelaskan!


5.Sebutkan tahapan tahapan apresiasi karya musik!

DAFTAR PUSTAKA



Banoe, Pono Kamus Musik.Yogyakarta : kanisius Djohan
Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.



L. Julius Juih, S.Pd dkk Kerajinan Tangan dan Kesenian.
Jakarta: Yudhistira Napsirudin Seni Musik untuk SMA dan

MA kelas X. Jakarta :



Piranti Sugiyanto Pop Hits of Indonesia.


Harry D. Fauzi Seni Budaya untuk siswa SMA-MA/SMK-
MAK Kelas X.

TERIMAKASIH SUDAH BERKENAN MEMBACA






































FERY SETYAWAN,S.Sn


Click to View FlipBook Version