DISUSUN OLEH apt.Muzzammil.,S.Farm TAHUN AJARAN 2022/2023 MODUL AJAR PEMBUATAN EMULSI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME sehingga modul Pelayanan Kefarmasian dapat kami susun sebagai penunjang pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan. Modul ini disusun berdasarkan merdeka dengan tujuan memperkuat kompetensi siswa baik afektif, knowledge dan skill secara menyeluruh. modul ini berisi materi pembelajaran yang membekali siswa tentang sikap mental yang baik melalui penugasan, juga berisi materi yang mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa. Modul ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam merdeka, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Modul ini merupakan edisi pertama dan sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan. ‘’SALAM GURU HEBAT’’ Lhokseumawe, Desember 2022
DAFTAR ISI Kata Penghantar ........................................................................................... 2 Daftar Isi ...................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4 A. Tujuan Pembelajaran ............................................................ 4 B. URAIAN MATERI .............................................................. 4 C. Defenisi Emulsi.................................................................... 5 D. Komponen Emulsi................................................................ 5 E. Tipe Emulsi.......................................................................... 6 F. Teori Terjadinya Emulsi ....................................................... 6 G. Metode Pembuatan Emulsi ................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengeksplorasi berbagai sumber dan mengkajinya melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan peserta didik dapat : 1. Menelaah tentang sediaan Emulsi dengan Benar 2. Memerinci jenis bahan pengemulsi dengan Benar 3. Menganalisis metode pembuatan emulsi dengan Tepat dan Benar 4. Menentukan prosedur pembuatan Emulsi dengan Tepat dan Benar 5. Membuat sediaan emulsi dengan Tepat dan Benar B. Uraian Materi Berbicara soal Farmasi, secara tidak langsung kita membicarakan masalah obatobatan. Farmasi secara terapan menunjukkan cara formulasi, proses pembuatan, dan pengemasan obat-obatan. Seiring berkembangnya zaman maka zat aktif yang berkhasiat obat, telah dikemas sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan kepada pasien dan yang paling penting adalah menjaga kestabilan zat aktif dalam jangka waktu lama serta memberikan efek yang diinginkan pada tempat yang dituju (site efect). salah satu bentuk sediaan farmasi yang mengemas zat aktif secara apik sehingga menghasilkan suatu sediaan yang bermutu dan berkualitas. Bentuk sediaan ini berupa dispersi kasar yaitu bentuk suspensi dan emulsi. Suspensi dan emulsi merupakan bentuk sediaan yang heterogen dimana terdiri dari dua fase yang tidak saling bercampur, namun disatukan dengan sebuah bahan yang disebut sebagai surfaktan. Meskipun tidak bercampur secara molekuler (larut), namun sediaan ini memberikan beberapa keuntungan yang tidak diberikan oleh bentuk sediaan lain. Bentuk suspensi, memberikan pilihan kepada formulator untuk membuat zat aktif yang sifatnya tidak larut dalam pelarut air agar bisa dibuat dalam suatu bentuk sediaan yang memiliki penampilan yang menarik, mudah digunakan, serta sesuai dengan penggunaan. Obat maag, calamin lotio, sirup antibiotika, dan lain-lain merupakan contoh obatobatan yang dibuat dalam bentuk suspensi. Sedangkan bentuk emulsi, membantu formulator, untuk dapat meracik zat-zat aktif yang sifatnya larut dalam lemak (minyak) sehingga dapat menjaga kestabilan zat aktif tersebut dari kerusakan. Bentuk emulsi ini, juga menjadi dasar dalam perkembangan bidang kecantikan khususnya pembuatan kosmetika, di mana kosmetika itu langsung berhubungan dengan kulit. Lipstik, krim wajah dan tubuh, handbody lotion, shaving shoap, dan lain-lain, merupakan contoh kosmetika yang dibuat dalam bentuk emulsi. Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan ruang lingkup bentuk sediaan suspensi dan emulsi serta aplikasi suspensi dan emulsi dalam bidang Farmasi. Dengan adanya modul ini, diharapkan akan sangat membantu peserta dalam memahami seluk beluk tentang sediaan suspensi dan emulsi.
C. DEFINISI EMULSI Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Perlu ditambahkan zat tertentu yang bertindak sebagai pengemulsi, yang dapat membantu dua cairan dapat bercampur secara homogen dan stabil . Menurut farmakope edisi IV Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent). APLIKASI EMULSI DI BIDANG FARMASI 1. Senyawa-senyawa yang larut lemak seperti vitamin, diabsorbsi lebih sempurna jika diemulsikan daripada dibuat dalam larutan berminyak. 2. Emulsi intravena untuk pasien lemah yang tidak bisa menerima obat-obat secara oral. 3. Emulsi radiopaque sebagai zat diagnostik dalam pengujian sinar X. 4. Emulsifikasi digunakan dalam produk aerosol untuk menghasilkan busa. 5. Contoh : Propelan yang membentuk fase cair terdispersi di dalam wadah menguap. Bila emulsi tersebut dikeluarkan dari wadahnya maka akan menghasilkan pembentukan busa. 6. Emulsi secara luas digunakan dalam produk farmasi dan kosmetik untuk pemakaian luar berupa lotio dan krim. Apa saja komponen Emulsi ? D. Komponen Emulsi Komponen Emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu : • Komponen Dasar Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas: • Fase dispers/fase internal/fase discontinue Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain. • Fase continue/fase external/fase luar Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut. • Emulgator Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. a. Emulgator Alam seperti : Tumbuh-tumbuhan ( Gom Arab, tragachan, agar-agar, chondrus), Hewani ( gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae), Tanah dan mineral ( Veegum/ Magnesium Alumunium Silikat).
b. Emulgator Buatan: Sabun, Tween (20,40,60,80), Span (20,40,80). • Komponen Tambahan Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik, antara lain : • Corrigen : Corigen actionis ( memperbaiki kerja obat), Corigen saporis (memperbaiki rasa obat), corrigen odoris (memperbaiki bau obat), corrigen colouris ( memperbaiki warna obat), corigen solubilis (memperbaiki kelarutan obat) • Preservative (pengawet) : Preservative yang digunakan Antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dll. • Anti oksidan. Antioksidan yang digunakan Antara lain asam askorbat, atocopherol, asam sitrat, propil gallat, asam gallat. E. Tipe Emulsi Apa saja tipe Emulsi ? Tipe Emulsi Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun external, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu : 1. Emulsi tipe O/W ( oil in water ) atau M/A ( minyak dalam air ). Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air.Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external. 2. Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam Minyak ). Adalah emulsi yang terdiri dari butiran yang tersebar kedalam minyak. Air sebagaifase internal dan minyak sebagai fase external. F. Teori Terjadinya Emulsi Bagaimana teori terjadinya Emulsi ? Teori terjadinya Emulsi ada 4 yaitu : 1. Teori Tegangan Permukaan ( Surface Tension ) Molekul memiliki daya tarik menarik antar molekul sejenis yang disebut dengan kohesi. Selain itu, molekul juga memiliki daya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan adhesi. Daya
kohesi suatu zat selalu sama sehingga pada permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan terjadi pada permukaan tersebut dinamakan dengan tegangan permukaan “surface tension”. Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinyaperbedaan tegangan bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur “immicble liquid”. Tegangan yang terjadi antara 2 cairan dinamakan tegangan bidang batas. “interface tension”. 2. Teori Orientasi Bentuk Baji Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi berdasarkan adanya kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator; ada bagian yang bersifat suka air atau mudah larut dalam air dan ada moelkul yang suka minyak atau muudahlarut dalam minyak. Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua: Kelompok hidrofilik, yaitu bagian emulgator yang suka air. Kelompok lipofilik, yaitu bagian emulgator yang suka minyak. Masing-masing kelompok akan bergabung dengan zat cair yang disenanginya, kelompok hidrofil ke dalam air dan kelompok lipofil ke dalam minyak. Dengan demikian, emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat antara minyak dengan airdengan minyak, antara kedua kelompok tersebut akan membuat suatu kesetimbangan. Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan itu dikenal dengan istilah HLB (Hydrophyl Lypophyl Balance)yaitu angka yang menunjukan perbandingan Antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil. Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok yang suka pada air, itu artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya.
3. Teori Interparsial Film (Teori Plastic Film ) Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air dengan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers atau fase internal. Dengan terbungkusnya partikel tersebut, usaha antar partikel sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain, fase dispers menjadi stabil. Untuk memberikan stabilitas maksimum. Syarat emulgator yang dipakai adalah: 1. Dapat membentuk lapisan film yang kuat tetapi lunak. 2. Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers. 3. Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua partikel dengan segera. 4. Teori Electric Double Layer (lapisan listrik rangkap) Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan di depannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap usaha partikel minyak yang akan melakukan penggabungan menjadi satumolekul yang besar, karena susunan listrik yang menyelubungi setiap partikel minyak yang mempunyai susunan yang sama. Dengan demikian, antara sesamapartikel akan tolak menolak, dan stabilitas akan bertambah. Bagaimana Cara Pembuatan Emulsi ? G. Metode Pembuatan Emulsi Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi, secara singkatdapat dijelaskan:
1. Metode gom kering atau metode continental Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak, kemudian tambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan sisa air yang tersedia. 2. Metode gom basah atau metode Inggris Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat pengemulsi umumnya larut ) agar membentuk suatu mucillago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air. 3. Metode botol atau metode botol forbes Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutupbotol kemudian campuran tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sabil dikocok. Cara Membedakan Tipe Emulsi Dikenal beberapa cara membedakan tipe emulsi yaitu: 1. Dengan pengenceran fase. Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase externalnya. Dengan prinsip tersebut,emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak. 2. Dengan pengecatan/pemberian warna. Zat warna akan tersebar dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase external dari emulsi tersebut. Emulsi + larutan Sudan III dapat memberi waranamerah emulsi tipe w/o, karena Sudan III larut dalam minyak. Emulsi + larutan
metilen blue dapat memberi warna biru pada emulsi tipe o/w karena metilen bluelarut dalam air. 3. Dengan kertas saring. Bila emulsi diteteskan pada kertas saring, kertas saring menjadi basah maka tipeemulsi o/w,dan bila timbul noda minyak oada kertas berarti wmulsi tipe w/o. 4. Dengan konduktivitas listrik Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan tahanan 10 K ½ watt , lampu neon ¼ watt, dihubungkan secara seri. Elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi. Lampu neon akan menyala bila elektroda dicelupkan dalam cairanemulsi tipe o/w, dan akan mati bila dicelupkan pada emulsi tipe w/o. Bagaimana membedakan emulsi baik atau tidak ?Emulsi yang baik salah satu cirinya adalah apabila terjadi pemisahan antara dua lapisan maka sediaan ini akan mudah terdispersi kembali setelah dilakukan pengocokan hal ini disebut Creaming. Tapi apabila terjadi Cracking atau koalesan yaitu terpisahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesan ( menyatu ), sehingga dengan pengocokan pun larutan tidak terdispersi kembali. Atau terjadinya infersi minyakdalam air atau air dalam minyak yang bersifat tetap (Irreversible), maka emulsi dikatakan tidak baik. Apa saja Produk sediaan Emulsi? Produk sediaan emulsi yang beredar dipasaran sudah sangat banyak. Contohnya saja emulsi suplemen anak yang mungkin sudah tidak asinglagi seperti scott Emulsion yang mengandung minyak ikan, sediaan emulsi ini bahkan memiliki aroma dan rasa yang enak sehingga disukai anak. Sediaan lainnya adalah Curvit, Curcuma Plus, Scott +DHA dan masih banyak yang lainnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan Emulsi ? Demi menjaga stabilitas sediaan emulsi maka faktor penyimpanaan obatperlu diperhatikan, sediaan emulsi sebaiknya disimpan ditempat yang kering dalam wadah tertutup rapat pada suhu ruangan dan terlindung dari sinar matahari. Hal terpenting yang perlu disampaikan juga kepada pasien khususnya untuk sediaan emulsi adalah mengocoknya terlebih dahulusebelum digunakan. Ringkasan Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya fase terdispersi (fase internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk tetesan – tetesan kecil pada medium pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang cocok. Emulsi juga memiliki kelebihan yaitu terutama dalam penyiapan untuk senyawa yang larut dalam lemak atau minyak, sedangkan kerugiannya yaitu proses formulasinya membutuhkan keahlian yang baik. Emulsi pada umumnya diaplikasikan dalam bidang kecantikan yaitu pembuatan kosmetik baik berbentuk lotio maupun krim. Emulsi dibagi menjadi tiga tipe yaitu 1. Tipe emulsi air dalam minyak (A/M). 2. Tipe emulsi minyak dalam air (M/A). 3. Tipe emulsi ganda, emulsi minyak dalam air dalam minyak (M/A/M),dan air dalam minyak dalam air (A/M/A). Cara menentukan tipe emulsi suatu sediaan sebagai berikut. 1. Uji Pengenceran. 2. Uji Konduktivitas (Hantaran listrik). 3. Uji Kelarutan Warna. 4. Tes Fluorosense. 5. Uji Arah Creaming.
6. Tes Kertas saring/CoCl2 . Emulsi memiliki gejala ketidakstabilan yaitu 1. Creaming dan sedimentasi. 2. Flokulasi dan Koalesense. 3. Perubahan sifat fisika dan kimia 4. Inversi Fase
Daftar pustaka Hauner,Ines.M, et al.”The Dynamic Surface Tension of Water”. The Journal of Physical Chemistry Letters (2017) Fingas. M.F. “Water-in-Oil Emulsion :Formation and Prediction” The Journal of Petroleum Science Research. (2014).vol 3:40-43 Ditjen POM (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Lachman, L.,Liebermann, H.A., dan Kanig,J.I.(1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri III. Edisi III.Jakarta : UI Press