http://facebook.com/indonesiapustaka jadi rahasia Tuhan karena siklusnya selalu berputar seperti kincir
air pada dam, sumber yang terinjak justru menghasilkan energi.
Waktu adalah musuh masa dan menjadi teman terbaik sekaligus.
Ketidakabadian yang abadi. Karenanya orang-orang takut sendiri.
Waktu adalah gambaran kerentaan bumi seperti pemintal yang
menyebalkan benangnya lalu menggulung dan menjalin pada tiap
lembarannya. Pengorbanan ulat sutra demi keindahan. Bumi ini
telah tua, wajahnya telah berkerut. Seperti halnya wanita yang
merenta, maka cakar ayam di ujung matanya dan lek hitam di
pipinya. Sebuah kematangan yang tak lagi mengkal.
Vi, aku mencintaimu seperti kalangan mencintai rembulan ser-
ta kembang sedap malam yang tersapa embun tengah turun, dari
uap sejati menjadi titik-titik tanpa tepi sebab pada kelopaknya ia
bersandar hingga pagi membawa sinar lalu kering tertelan hangat
matahari. Ia jadi uap lagi. Hatiku padamu jadi uap lagi, Vi. Aku
tak pernah bisa mengungkapkannya padamu, aku menyesalinya dan
aku tak akan mengulangi kesalahan ini. Aku telah belajar.
Vi, aku kini tahu siapa aku. Aku dilahirkan sebagai batu tulis
kosong. Aku tabula rasa, aku adalah dogma dari aliran empiris
dan aku terbentuk dari perjalanannya hidup. Aku tak pernah
menyesalinya. Aku tak menyesali jalanku.
189
http://facebook.com/indonesiapustaka Dan aku masih tetap larva.
Entah untuk berapa lama.
Sebelum evolusi memberi aku bentuk pasti.
Hari saat aku bersayap hingga mampu terbang tinggi.
Dan warnaku si merah delima, seperti batu permata.
Karena itulah tujuanku kelak; merah delima.
Hiasan bagi pemakaiannya, sakral bagi si empunya.
Tak mengertikah kamu?
Jalanku memang berbeda, tapi jangan khawatirkan aku, apalagi
menangisi lakuku. Sebab aku telah belajar berdiri pasti dan kelak
aku akan terbang tinggi.
Adakah engkau mengerti?
Tinggal kini aku masih sendiri, pada jatuhku di tanah basah.
Adakah larva lain di sini?
Temani aku, sebab sebenarnya aku takut sendiri.
190
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka BIOGrafI SINGKat
RATIH KUMALA lahir di
Jakarta, tahun 1980. Ia telah
menerbitkan beberapa karya
iksi, di antaranya, Genesis
(novel, 2005), Larutan Senja
(kumpulan cerpen, 2006),
Kronik Betawi (novel, 2009),
dan Gadis Kretek (novel,
2012). Tabula Rasa adalah novel pertamanya yang mendapat nomor
kemenangan di Sayembara Menulis Novel 2003 yang diselenggarakan
oleh Dewan Kesenian Jakarta. Novel ini terbit pertama kali tahun
2004 dan diterbitkan ulang oleh Gramedia Pustaka Utama pada
2014.
Ratih, yang juga jebolan Sastra Inggris Universitas Sebelas
Maret Surakarta, adalah orang yang tidak tahan diam. Berbagai
pekerjaan pernah digelutinya, mulai dari tentor bahasa Inggris,
sekretaris, narator, hingga marketing. Tak hanya iksi, ia juga
menulis skenario untuk televisi. Ia tak pernah alpa percaya
bahwa dirinya adalah penulis profesional yang bisa menulis (dan
mempelajari) genre tulisan apa pun. Kini Ratih hidup di Jakarta
bersama suaminya yang juga penulis, Eka Kurniawan, serta putri
mereka, Kidung Kinanti Kurniawan. Ia bisa dikunjungi di http://
ratihkumala.com, dan sapa ia di akun twitter @ratihkumala.
192
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
Pemenang
Seyembara Novel DKJ 2003
Tabula Rasa adalah kisah serang-
kaian cinta kasih yang kompleks
dan mengharukan.
Budi Darma, cerpenis, novelis, dan
pengamat sastra
Tabula Rasa telah menempatkan
dirinya sebagai novel yang paling
kaya dengan gaya penceritaan….
Menjerat kita pada pesona yang
seperti tiada habisnya.
Maman S. Mahayana, pengamat, dan
kritikus sastra
Generasi dunia maya tercermin
dalam novel.
Kompas
http://facebook.com/indonesiapustaka NOVEL/SASTRA
Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Kompas Gramedia Building
Blok I, Lt. 5
Jl. Palmerah Barat 29–37
Jakarta 10270
www.gramediapustakautama.com