The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by GENIUS LIBRARY, 2022-03-20 22:36:51

Sejarah Para Khalifah

by Hepi Andi Bastoni

Keywords: by Hepi Andi Bastoni,Hepi Andi Bastoni,sejarah

Sulalman Al-Mustaln

--<400 {()7 H/t010 l0l7 li>

Berebut Cordoba

enduduk Cordoba yang mendengar kekalahan Khalifah Al-Mahdi segera
membaiat Sulaiman Al-Mustain. Dengan demikian, resmilah dirinya
sebagai Khalifah Bani Umayyah ke-S atau pemimpin ke-12 dari
keseluruhan Bani Umayyah di Andalusia.

Sementara itu, dengan sisa pasukannya, Al-Mahdi mundur ke arah utara
menuju Toledo. Dari sana ia mengirimkan utusan untuk menghadap Raja
Alfonso V dari Kerajaan Leon. Sebuah utusan lagi berangkat ke Barcelona untuk
minta bantuan Count Raymound I yang menguasai wilayah Catalonia. Tindakan
Al-Mahdi ini mendapatkan kecaman keras. Namun Al-Mahdi tak mem-

pedulikannya.

Dua pimpinan kerajaan itu menyambut permintaan Al-Mahdi. Count
Raymound I mengirimkan pasukannya yang terdiri dari orang-orang Catalonia.
Sedangkan Raja Alfonso V datang sendiri dengan pasukannya ke Toledo.

Berlangsunglah pesta penyambutan yang cukup meriah.

Pasukan besar itu segera berangkat menuju Cordoba untuk melakukan
penyerbuan. Khalifah Sulaiman Al-Mustain tak bisa berbuat apa-apa. Pasu-
kannya porak poranda. Dengan sisa-sisa kekuatannya, ia menyelamatkan diri ke
arah selatan dan bertahan di Algeciras. Al-Mahdi kembali memegang kekuasaan.

Khalifah Al-Mahdi belum puas dengan kemenangannya. Bersama pasukan

Raja Alfonso v, ia mengejar pasukan sulaiman Al-Mustain untuk merebut

wilayah selatan itu. Namun, pasukan sulaiman Al-Mustain masih mempunyai
kekuatan untuk bertahan. Bahkan, pasukan Al-Mahdi porak poranda dan
terpaksa kembali ke Cordoba. Sedangkan Raja Alfonso V kembali ke Catalonia.

392 Sejarah Para Khalifah

Kekuatan Sulaiman Al-Mustain diAlgeciras kembali pulih dengan adanya
bantuan dari panglima-panglima Barbar yang menguasai wilayah perbatasan itu.
Ibukota Cordoba kembali dikepung. Penduduk kota itu seolah baru menyadari
bahwa pangkalbencana adalah Khalifah Al-Mahdi. Apalagi keberadaan pasukan
Leon dan Catalonia sering membuat onar di kota mereka. Khalifah Al-Mahdi
dibunuh!

Pada masa-masa kemelut berkepanjangan itu, Hisyam II Al-Muayyad yang
sebelumnya pernah menjabat khalifah, sempat menpsup ke Cordoba bahkan
turut mengepalai pengepungan.

Penduduk Cordoba melihat sosok Hisyam II sebagai tokoh yang bisa
menyelamatkan mereka. Apalagi ketika dulu ia berkuasa, unsur Barbar bisa
berperan penting. Dengan ditunjuknya Hisyam II sebagai khalifah, mereka
berharap akan mendapat dukungan dari unsur Barbar. Maka, pada 400 H
diresmikanlah Hisyam II sebagai khalifah kembali.

Namun harapan itu tak menemukan kenyataan. Hanya sebagian kecil unsur
Barbar yang memberikan dukungan dan berpihak pada Khalifah Hisyam II.
Dengan demikian, kekuasaan Hisyam II hanya terbatas pada lingkaran istana di
bawah kepungan Sulaiman Al-Mustain.

Untuk memancing simpati unsur Barbar, Khalifah Hisyam II sengaja
mengangkat keluarga bekas Mulk Al-Manshur yakni turunan Al-Amiri guna
menduduki jabatan tinggi. Wadhih Al-Amiri memegang jabatan Al-Hajib yakni
Kepala Rumah Thngga Istana. Khairan Al-Amiri memegang jabatan waziq yakni
pimpinan pemerintahan. Namun demikian ternyata Cordoba tak mampu

bertahan dari pengepungan yang berlangsung cukup lama.

Sulaiman Al-Mustain tampaknya tak bisa bersabar lagi. Pada pengujung 1013
M, ia mengirimkan utusan untuk menghadap Raja Alfonso V dari Leon guna

meminta bantuan. Ketika mendengar hal itu, Khalifah Hisyam II segera
mengirimkan utusan rahasia untuk menemui Raja Alfonso VI untuk minta

bantuan. Sebagai imbalannya ia berjanji akan menyerahkan wilayah-wilayah
Castile Lama di sepanjang sungai Douro yang sebelumnya sempat direbut oleh
Mulk Al-Manshur dari kekuasaan Leon.

Halitu membangkitkan kemarahan Sulaiman Al-Mustain. Ketika bantuan
dari tokoh-tokoh Barbar datang, ia segera melancarkan serangan. Cordoba

akhimya jatuh ke tangan Sulaiman Al-Mustain. Sejarah tak sempat mencatat nasib
Khalifah Hisyam II. Ia tak diketahui rimbanya setelah itu. Ada yang mengatakan
ia terbunuh, tetapi tak ditemukan mayatnya. Ada juga yang menyebutkan ia
melarikan diri karena belakangan namanya kembali disebut-sebut.

Daulah Umayyah 393

Khalifah Sulaiman Al-Mustain mengangkat para pembesar Barbar untuk
menjabat di pemerintahan menggantikan Al-Wazir Khairan Al-Amiri yang
melarikan diri ke Almeria, sebuah kota antara Malaga dan Cartagena.22o

n Joesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Umayyah di Cordoba, halaman 140-774

394 Sejarah Para Khalifah

Al-Murtadha

<{07 - 4t3 H/tot7 - tt23 n>

Abdurahman Keempat Bani Umayyah

etika kemelut berlangsung di Cordoba, Bani Hamud membentuk
kekuasaannya di Afrika Barat yang bebas dari Andalusia. Kekuasaan ini
berpusat di kota Ceuta. Pendiri Daulah Bani Hamud adalah Ali bin
Hamud bin Maimun bin Ahmad bin Ali bin Umar dari keturunan Bani Idris. Dia
pernah membangun Daulah Idrisiyah sebelum ditaklukkan oleh Khalifah
Abdurahman III (912 -962M).
Ali bin Hamud melihat kemelut di Cordoba sebagai kesempatan emas
baginya untuk mengembangkan kekuasaan. Berlangsunglah surat menyurat
antara Ali bin Hamud dan Khairan Al-Amiri di Almeria. Ali bin Hamud diundang

ke Andalusia.

Mendapat undangan ifu, Ali bin Hamud dan saudaranya, Qasim bin Hamud,
segera menyeberangi selat JabalThariq dengan pasukan besar menuju Cordoba.
Khairan Al-Amiri menyambut dengan pasukan yang tak kalah besarnya. Dari
berbagai daerah bala bantuan datang untuk memperkuat pasukan menuju
Cordoba.

Akhimya, Cordoba benar-benar jatuh ke tangan Ali bin Hamud pada 407 M,
sedangkan Khalifah Sulaiman tewas dalam pertempuran itu. Ali bin Hamud
segera mengumumkan dirinya sebagai penguasa mutlak atas nama Khalifah
Hisyam II Al-Muayyad. Ia menyebut dirinya dengan Mulk Al-Mutawakkil.la
sempat berkuasa selama dua tahun.

Pada masa pemerintahannya, ia mulai mengikis unsur-unsur Bani Umayyah.
Khairan Al-Amiri yang merasa tak mendapat tempat, sangat kecewa. Pada 1023
M, ia mengangkat Abdurahman bin Muhammad bin Abdurahman III sebagai
khalifah keenam atau ke-13 dari seluruh penguasa Cordoba Bani Umayyah. Ia
biasa dipanggil dengan gelar Al-Murtadha. Ada juga yang menyebutnya dengan

Daulah Umayyah 395

Abdurahman Keempat. Dalam sejarah Bani Umayyah di Andalusia, ia termasuk
penguasa yang bernama Abdurahman. Tokoh ini diharapkan bisa menjadi
pembangkit semangat rakyat Cordoba.

Namun ia tak bisa berkuasa lama. Mulk Al-Mutawakkil segera memukul
pemberontakkan itu. Khalifah Al-Murtadha tewas dalam sebuah peperangan.
Sedangkan Khairan Al-Amiri sempat melarikan diri ke Almeria.

Peristiwa itu makin membangkitkan dendam di kalangan Bani Umayyah.
Mereka pun segera mempersiapkan rencana untuk membunuh Mulk Al-
Mutawakkil. Saat itu, Mulk Al-Mutawakkkiltengah mempersiapkan diri untuk
berangkat ke Almeria guna menghabisi Khairan Al-Amiri. Pasukan,sudah siap
tinggal menunggu kedatangan Mulk Al-Mutawakkil. Lama ditunggu tetapi ia tak
muncul. Ternyata Mulk Al-Mutawakkildibunuh oleh sekolompok hamba sahaya
ketika ia sedang mandi di istana. Ia dicekik hingga tewas.

Begitu mengetahui Mulk Al-Mutawakkil tewas, bersama pasukannya Qasim
bin Hamud segera memasuki Cordoba dan mengumumkan dirinya sebagai
penguasa mutlak dengan sebutan Mulk Al-Makmun. Ia sempat berkuasa selama
lima tahun.

Pada 1023 M, kembali pecah pertempuran. Pihak Bani Umayyah menuntut
kekuasaan. Akhirnya, tercapai kesepakatan. Jabatan khalifah untuk Bani
Umayyah kembali dihidupkan. Abdurahman bin Hisyam diangkat sebagai
khalifah dengan panggilan Khalifah Al-Mustazhir. Namun ia hanya sempat
berkuasa selama dua tahun. Karenanya, ia tak dianggap sebagai khalifah resmi
Bani Umayyah di Andalusia.

Peristiwa itu disebabkan oleh adanya serangan yang dipimpin Muhammad bin
Ubaidillah bin Abdurahman III hingga Al-Mustazhir dan Mulk Al-Mutawakkil
tewas. Khalifah Muhammad III diangkat sebagai khalifah ketujuh atau keempat
belas dari penguasa Bani Umayyah di Andalusia. Ia biasa dipanggil Khalifah Al-
Mustakfi. Ia memerintah selama dua tahun. Setelahnya ada dua khalifah lagi yang
berkuasa di Cordoba: Khalifah Al-Mu'tamid dan Umayyah bin Abdurahman.2zl

z Joesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Umayyah di Cordoba, halaman L50-174

396 Sejarah Para Khalifah

Al-l{ustekfl, A|-iiu'tamld, dan Umayyah bln

Abdurahman

- -<413 422llllt23 t03l lil>

Penutup Daulah Umayyah diCordoba

erangan yang dipimpin Muhammad bin Ubaidillah bin Abdurahman III ke
Cordoba menyebabkan Al-Mustazhir dan Mulk Al-Mutawakkil tewas.
Khalifah Muhammad III diangkat sebagai khalifah ketujuh atau keempat
belas dari penguasa Bani Umayyah di Andalusia. Ia biasa dipanggil Khalifah Al-
Mustakfi. Ia memerintah selama dua tahun.
Sebelumnya terjadi juga pergolakan di wilayah Afrika Barat yang digerakkan
oleh Yahya bin Ali dan Idris bin Ali. Yahya bin Ali berangkat dengan pasukan
besar menyeberangi selat JabalThariq lalu mengepung Cordoba.

Khalifah Al-Mustakfi sempat melarikan diri. Dikabarkan, ia tewas dengan
tidak wajar. Yahya menobatkan dirinya sebagai penguasa mutlak dengan
panggilan Mulk Al-Musta'li. Namun, ia tak sempat bertahan lama. Muncul
pergolakan dan ia terpaksa melarikan diri ke Malaga.

Penduduk Cordoba segera mengangkat Hisyam bin Muhammad sebagai
khalifah dengan panggilan Al-Mu'tamid. Dialah yang dianggap khalifah resmi
kedelapan atau penguasa kelima belas di Cordoba.

Selama masa pemerintahannya, sering terjadi kerusuhan. Akhirnya ia pun
terpaksa melarikan diri ke benteng Lerida di wilayah Aragon. Di tempat itulah ia
wafat.

Penduduk Cordoba segera melantik Umayyah bin Abdurahman sebagai
khalifah resmi kesembilan atau penguasa keenam belas Bani Umayyah. Ketika
itulah mereka sempat melontarkan ucapan, "Kami khawatir Anda akan dibunuh,
sedangkan hidup Anda sekeluarga diliputi kebahagiaan."

Daulah Umayyah 397

Umayyah menjawab dengan kata-kata yang diabadikan sejarah, "Silakan
membaiatku hari ini, dan bunuhlah aku besok hari."

Kata-katanya benar-benar menemukan kenyataan. Ia pun dibaiat. Tak lama,

ia harus meninggalkan Cordoba dan melarikan diri. Sejak itu tak diketahui
kabarnya. Dialah penutup sejarah Daulah Bani Umayyah diAndalusia.2z2

Takdir menentukan tegaknya Daulah Umayyah di Damaskus tidak bisa
dilepaskan begitu saja dengan peran Marwan bin Hakam. Namun sejarah
kebesaran kerajaan ini pun ditutup oleh seorang penguasa bernama Marwan!

Demikian juga yang terjadi di Andalusia. Daulah Umayyah di Cordoba ini pun
ditutup oleh penguasa bernama Umayyah!

SepeninggalBani Umayyah di Cordoba, umat Islam terpecah menjadi lebih
dari 15 kerajaan. Kerajaan kecil itu menjadi sasaran empuk bagi penguasa
Spanyol Kristen untuk menghanguskan umat Islam. Jika tak mau dipaksa keluar
dari agamanya, kaum Muslimin diminta angkat kaki dari negeri Cordoba.

Kini, tempat ibadah dan gedung-gedung bersejarah itu tinggal kenangan.
Sebagian besar tempat ibadah itu kini dialihfungsikan menjadi gereja. Meski
puingnya masih tersisa hingga kini, tetapi gemilang umat Islam itu telah enyah
ditelan sejarah.

2 Joesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Umayyah di Cordoba, halaman 772-L75

398 Sejarah Para Khalifah


Click to View FlipBook Version