Indonesia-Maroko melakukan kerjasama dalam berbagai aspek atau dimensi
kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial-budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan
sebagainya. Dalam bidang ekonomi, nilai perdagangan Indonesia selalu meningkat
dari tahun ke tahun. Peningkatan perdagangan Indonesia tersebut ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai ekspor Indonesia ke negara kawasan Afrika Utara itu setiap
tahunnya. Produk yang diekspor Indonesia ke Maroko antara lain makanan, minuman,
kopi, rempah-rempah, kerajinan kaca, minyak kelapa sawit, dan tekstil. Sedangkan
dari Maroko, Indonesia mengimpor kekayaan alam khas Maroko yakni fosfat dan
asam fosfat.
Selain dari segi ekspor-impor, hubungan bilateral Indonesia-Maroko dalam
aspek ekonomi juga dapat ditinjau melalui sektor pariwisata. Negara yang berada di
belahan utara Benua Afrika itu memiliki berjuta pesona sehingga banyak dikunjungi
para wisatawan asing. Salah satu objek wisata yang paling terkenal adalah Casablanca.
Casablanca merupakan kota terbesar di Maroko. Kota ini memiliki keunikan di mana
terdapat deretan bangunan artistik bergaya art deco. Sesuai dengan nama Arabnya ad
Dar al Baidha yang berarti kota gedung putih, begitu banyak gedung-gedung putih
plus tiang-tiang yang berderet di kota ini. Meski tergolong kota modern, namun
konsep tradisional dan modern bangunan sebagai objek wisata di Casablanca
dikombinasikan sedemikian rupa sehingga terkesan keindahan akan setiap bangunan
yang dapat ditemui di sepanjang ruas jalan kota ini.
Demikian juga masjid-masjidnya, begitu mempesona dan memukau seperti The
Hassan II Mosque dan Quartier des Habous. Bahkan, Masjid The Hassan II, yang
dianggap masjid terindah di Maroko merupakan masjid terbesar kedua setelah
Masjidil Haram di Mekkah. The Hassan II Mosque dibangun pada tahun 1989
diarsitekturi oleh Michael Pinseau, arsitektur asal Perancis. Masjid ini boleh dimasuki
oleh semua umat beragama di dunia, tidak terbatas hanya pada umat Islam
(Gsumariyono: 2).
Apabila pemandangan Kota Casablanca dipenuhi dengan deretan gedung
bangunan putih, berbeda dengan Kota Marrakech yang juga merupakan kota
pariwisata di Maroko yang menampilkan pemandangan dengan deretan bangunan
merah sehingga mendapat julukan The Red City. Jarak tempuh kota ini kurang lebih 5
jam dari Casablanca. Salah satu bangunan bersejarah yang terdapat di kota ini yang
paling terkenal adalah Bahia Palace, sebuah istana indah yang dahulu memiliki
permaisuri bernama Bahia. Tak hanya terkenal dengan bangunan bersejarahnya,
masjid di Kota Marrakech pun tidak kalah indah dengan masjid di Kota Casablanca.
Salah satunya adalah Masjid Koutoubia yang dibangun 1190. Pemandangan masjid ini
begitu indah dengan menaranya setinggi 77 meter dan taman luas dengan aneka
tumbuhan yang asri (Gsumariyono: 1).
Begitupun dengan Indonesia. Meskipun sektor pariwisata bukan pendapatan
utama ekonomi Indonesia, namun Indonesia tetap merupakan tujuan wisata para
wisatawan asing karena keindahan dan kekayaan yang dimiliki alam Indonesia. Bali,
Bangka, Pulau Komodo dan tempat-tempat menarik lainnya sebagai objek wisata
Indonesia sudah tidak asing lagi terdengar bagi warga dunia bahkan dianggap sebagai
aset dunia. Akan tetapi tidak hanya objek wisata alam Indonesia yang terkenal di
seluruh dunia. Sebagai negara bekas jajahan bangsa-bangsa Barat, Indonesia memiliki
perjalanan sejarah yang panjang. Oleh karena itu di setiap daerah di Indonesia terdapat
peninggalan-peninggalan sejarah seperti bangunan, patung, tempat ibadah, dan lain-
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 253
lain. Peninggalan sejarah tersebut juga termasuk objek wisata yang tidak jarang
dikunjungi para wisatawan asing.
Masjid, salah satunya. Berdasarkan sejarah, dikabarkan bahwa salah satu masjid
tertua di Asia Tenggara ada di Cirebon yakni Masjid Trusmi. Masjid ini sempat
direnovasi, tetapi kita masih dapat ditemui bagian aslinya secara utuh. Mimbar yang
digunakan untuk khotbah pun masih asli, belum pernah berubah. Selain Masjid
Trusmi, terdapat juga masjid bersejarah lainnya di kota “Ebi” ini yakni Masjid
Panjunan. Masjid satu ini cukup terjaga kelestariannya. Pintu yang terdapat dalam
masjid ini termasuk rendah, tidak lebih dari 1,5 meter. Ada versi yang mengatakan
bahwa arti dari rendahnya pintu masjid ini sebagai tanda kerendahan hati setiap orang
yang masuk ke masjid dengan membungkukkan badannya (Yudhistira: 1).
Meskipun terhalang keadaan geografis yang memiliki bentangan jarak cukup
jauh, tidak menghalang kerjasama Indonesia-Maroko, termasuk di bidang ekonomi
sektor pariwisata. Kegiatan pertukaran bidang pariwisata juga diperlukan dalam
meningkatkan kemajuan sektor pariwisata Indonesia-Maroko. Semakin meningkatnya
sektor pariwisata, semakin meningkat pula pendapatan (devisa) dua negara Islam ini.
Dengan demikian, potensi sektor pariwisata nuansa Islami di Indonesia-Maroko dapat
dijadikan pendapatan perekonomian dua negara ini sehingga kerjasama bidang
ekonomi Indonesia dan Maroko tidak selalu bergantung pada kegiatan ekspor-impor.
Ekonomi pariwisata pun dapat menjadikan hubungan bilateral Indonesia-Maroko
menjadi lebih solid.
Venny Ulya Bunga, pelajar SMA Plus Negeri 17 Palembang
e-mail : [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 254
Mutualisme Perdagangan antara Indonesia Maroko
Oleh: Mei Hidaningrum
Berbicara tentang hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara lain,
banyak orang yang menilai bahwa Indonesia adalah karib dari berbagai negara
terutama Jepang. Padahal sebenarnya Indonesia pun menjalin hubungan bilateral yang
harmonis dan sejak lama dengan suatu negara yang bernama Maroko. Maroko?
Negara di Benua Asia atau Afrikakah itu? Begitulah pertanyaan yang sering terdengar
dari sekian banyak orang awam. Perlu diketahui Maroko adalah negara yang terletak
di kawasan Afrika Utara, yang juga dikenal dengan kawasan Maghribi yaitu kawasan
tempat matahari terbenam.
Maroko, Aljazair dan Tunisia termasuk dalam negara-negara Maghribi yang
mayoritas penduduknya termasuk dalam ras kulit putih yang sebagian besar beragama
Islam. Arab Islam, sering dijadikan sebagai identitas negara-negara Maghribi. Secara
historis hubungan Indonesia dan Kerajaan Maroko telah terjalin sejak pertengahan
Abad XIV Masehi. Selanjutnya, hubungan diplomatik Indonesia dengan Maroko
terjalin sejak 2 Mei 1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Kota Rabat di Maroko
dan dihadiahi penamaan jalan yang mengambil namanya di jantung Kota Rabat.
Begitu pula dengan Indonesia, Presiden Soekarno memberi nama salah satu jalan di
Jakarta dengan nama Casablanca, salah satu kota terpenting di Maroko. Itulah awal
mula persahabatan Indonesia dengan Maroko di abad moderen ini.
Sudah lebih dari setengah abad persahabatan ini terjalin, sayangnya tak banyak
orang yang mengetahuinya. Semestinya Indonesia perlu mengadakan sebuah bidang
bilateral yang mengena pada masyarakat, contohnya pada perdagangan. Perdagangan
yang selama ini dilakoni negara kita adalah perdagangan bebas pada region ASEAN.
Perdagangan Indonesia-China
Sejak disepakatinya perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) dimulai
tanggal 1 Januari 2010, produk jadi dari China membanjiri pasar domestik. Kawasan
perdagangan baru mulai bermunculan dan kawasan perdagangan lama juga ikut ramai.
Organisasi Perdagangan Dunia mengatakan, setidaknya sekitar 400 kawasan
perdagangan beroperasi pada tahun 2010. Hal ini menjadikan langkah awal menuju
perdagangan global liberalisasi yang luas.
Hingga akhir 2010, tercatat neraca perdagangan Indonesia-China berada dalam
posisi USD 49,2 miliar dan USD 52 miliar. Artinya, barang Indonesia yang diekspor
ke China nilainya USD 49,2 miliar, sedangkan barang China yang diekspor ke
Indonesia nilainya USD 52 miliar. Neraca perdagangan Indonesia defisit sekitar USD
2,8 miliar. Neraca ini berdasarkan catatan China. Sedangkan menurut catatan
Indonesia, defisit yang dialami Indonesia sebenarnya sekitar USD 5-7 miliar.
Produk-produk dalam negeri pelan namun pasti tergerus dengan produk-produk
dari China. Memang, dari segi harga produk–produk dari Negeri Tirai Bambu ini
sangat murah, sehingga masyarakat menengah ke bawah pastilah lebih memilih
produk-produk tersebut. Dampak buruk jelas ada, di sejumlah pemberitaan dikabarkan
bahwa produk dari negara ini mengandung bahan-bahan berbahaya yang mengundang
penyakit berat yang menggerogoti tubuh. Tentu saja, banyak orang was-was, namun
harga mengalahkan segalanya. Ibaratnya, demi sesuap nasi hari ini, tak peduli dengan
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 255
apa yang terjadi besok. Memprihatinkan sekali jika kerjasama ini tak bersifat
mutualisme.
Perdagangan Indonesia-Maroko
Sementara itu baru-baru ini pula Indonesia merangkak pada sebuah hubungan
bilateral pada perdagangan dengan karib lamanya Maroko. Kerajaan Maroko akan
dijadikan sebagai ambassador (duta) perdagangan oleh pemerintah Indonesia karena
negara Maghribi tersebut mempunyai posisi yang sangat strategis dalam bidang
perdagangan dengan negara-negara besar di dunia. Pemerintah Maroko telah
melakukan Free Trade Agreement (Perjanjian Perdagangan Bebas) dengan beberapa
negara Arab dan Barat seperti Aljazair, Tunisia, Amerika Serikat dan negara anggota
Uni Eropa.
Apabila pemerintah Indonesia berhasil melakukan perjanjian perdagangan bebas
dengan pemerintah Maroko, secara otomatis pemerintah Indonesia juga dapat
melakukan hal sama dengan negara-negara yang telah membuat perjanjian
perdagangan bebas dengan pemerintah Maroko. Artinya, kalau ada pengusaha-
pengusaha Indonesia bisa masuk ke Maroko, itu bisa dimaknai bisa masuk ke negara-
negara di mana Maroko memberlakukan Free Trade. Oleh karena itu bisa disebut
sebagai ambassador perdagangan Indonesia.
Yang perlu ditinjau, perdagangan dipandang masih terus perlu digalakkan. Nilai
perdagangan Indonesia–Maroko pada tahun 2009 hanya sekitar kurang USD 90 juta.
Walaupun pertumbuhannya sekitar 25 %, tapi itu perlu terus dikembangkan. Dari
sudut pandang ekonomi, Maroko memberi peluang besar bagi Indonesia untuk bisa
keluar dari pola perdagangan internasional yang selama ini mengandalkan partner
dagang tradisional, Amerika Utara dan Eropa Barat. Pola konvensional ini telah
terbukti lebih sering menjerat Indonesia dalam hubungan yang tidak saling
menguntungkan, di mana Indonesia selalu keluar sebagai pihak yang dirugikan. Bila
pemerintah dan pihak swasta Indonesia memiliki keinginan kuat untuk menjalin
hubungan dagang dengan Maroko, pemerintah Maroko pun pasti akan membuka
tangan lebar-lebar.
Kalau masyarakat dua negara sudah saling mengerti dan memahami, hubungan
politik dan ekonomi juga akan semakin kuat.
Mei Hidaningrum, pelajar SMA Negeri 1 Mejayan, Madiun
e-mail : [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 256
Kerjasama Agama,
Perintis Harmonisasi Hubungan RI-Maroko
Oleh: Priyanka
Hubungan diplomatik Indonesia dengan Maroko pada era modern diawali
dukungan Indonesia kepada Maroko untuk memerdekakan diri dari penjajah melalui
Komite Pembantu Perjuangan Kemerdekaan Negara-negara Afrika Utara. Pada tahun
1960 ketika Maroko berhasil berdiri menjadi sebuah negara berdaulat, Presiden
Soekarno adalah kepala negara pertama yang melakukan kunjungan kenegaraan ke
Kerajaan Maroko. Sambutan hangat dari Raja Mohammed V ditunjukkan dengan
mengajak Presiden Soekarno meresmikan sebuah jalan bernama Rue Soekarno, serta
memberi nama Rondpoint de Bandung pada sebuah bundaran di Casablanca.
Pemerintah Indonesia mendirikan Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Rabat sejak tahun 1960-an, meski sempat ditutup beberapa tahun karena krisis politik
dan keuangan dalam negeri. Kedubes RI di Maroko dibuka kembali tanggal 22 Maret
1985 berdasarkan Kepres RI No. 23 Tahun 1984 sebagai pertanda dibangun kembali
hubungan diplomatik dan persahabatan Indonesia dengan Maroko. Dalam usia
persahabatan diplomatik yang cukup lama, diharapkan dua pihak terus melakukan
komunikasi secara berkesinambungan agar tercipta hubungan diplomatik yang
semakin harmonis sekaligus menimbulkan kepercayaan yang kuat antarnegara,
mengingat hubungan diplomatik demi kepentingan negara masing-masing serta
perdamaian dan persahabatan antarnegara. Pada akhirnya hubungan ini apabila terjalin
secara harmonis tentu akan menciptakan dunia yang tentram dan tidak perlu saling
mengangkat senjata.
Berbagai kerjasama pun sudah diintensifkan oleh dua negara ini, setelah
dibukanya hubungan diplomatik di dalam beberapa bidang. Misalnya di bidang
pendidikan. Pemerintah Maroko memberikan beasiswa kepada calon mahasiswa
Indonesia yang ingin bersekolah di Negara Matahari Terbenam tersebut. Selain itu,
para mahasiswa menghasilkan prestasi yang cukup memuaskan, seperti yang
ditunjukkan oleh salah satu Warga Negara Indonesia, Arwani Syaerozi, yang
mendapatkan gelar Doktor termuda di salah satu universitas di Maroko pada 9 Juni
2011 lalu di usianya yang masih 29 tahun.
Seperti dua sahabat pada umumnya, Indonesia memiliki banyak persamaan dan
perbedaan dengan Maroko. Persamaan yang umum adalah memiliki mayoritas
penduduk Muslim, merupakan negara yang pernah dijajah bangsa Eropa, dan
merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim yang menghargai pluralisme
dan tidak bersikap ekstrim terhadap sesuatu yang berbeda. Sedangkan perbedaan dua
negara ini adalah perbedaan pada sistem pemerintahan, bahasa, kebudayaan yang
berbeda, juga letak dua negara yang berbeda benua. Dalam menghadapi berbagai
perbedaan dan kesamaan, Indonesia dan Maroko tetap berkomitmen untuk
bekerjasama mempertahankan hubungan diplomatik yang sebenarnya sudah terjalin
selama ratusan tahun berkat perdagangan dan penyebaran agama Islam di Kerajaan
Samudera Pasai.
Hubungan Indonesia dan Maroko, khususnya dalam hal pandangan agama tidak
bisa diputuskan begitu saja. Beberapa ulama yang berasal dari negara Maroko
memiliki andil secara langsung maupun tidak langsung dalam penyebaran agama
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 257
Islam di Indonesia, baik melalui perdagangan, pernikahan, maupun dengan cara
lainnya sebelum ekspansi besar besaran yang dilakukan bangsa Eropa.
Dewasa ini, untuk mewujudkan kerjasama yang bisa menghasilkan sesuatu
secara nyata dan berimplikasi positif pada masyarakat kedua negara, sekolah-sekolah
berbasis Islam di Indonesia harus meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Arab dan
bahasa Inggris maupun bahasa asing lainnya untuk memperluas kegiatan dakwah.
Selain itu, dibutuhkan kerja keras para dai dalam menerjemahkan tulisan-tulisan
keagamaan ke dalam bahasa negara masing-masing atau bahasa Internasional lainnya
sehingga lebih mudah dipahami dan berguna sebagai referensi bagi pada dai.
Departemen Agama RI juga diharapkan mendukung program ini dengan
mengintensifkan komunikasi dengan Departemen Agama Maroko. Adapun kerjasama
lanjutan dapat berupa program pertukaran dai antarnegara sehingga dapat mempelajari
lebih dalam tentang ajaran Islam dalam pandangan mahzab yang berbeda, yaitu
mahzab Syafii di Indonesia dan mahzab Maliki di Maroko. Dengan mempelajari
ajaran Islam melalui mahzab berbeda, hal tersebut dapat memberikan pengaruh dan
pandangan positif terhadap kegiatan dakwah para dai di masing-masing negara.
Diawali kerjasama antara Indonesia dan Maroko dalam bidang keagamaan,
diharapkan dapat menjadi perintis dalam memperkuat kerjasama antarnegara yang
sudah dijalani cukup lama dan memperluasnya ke bidang lain. Bidang lain yang
berdekatan dengan bidang keagamaan adalah bidang pendidikan. Seseorang
menempuh jalur pendidikan yang dipilih, lalu bekerja secara profesional di bidangnya,
terutama pada suatu usaha yang berhubungan langsung dan bekerjasama dengan usaha
negara lain dalam meregulasi suatu jenis barang, atau promosi pariwisata dalam
negeri, maupun kerjasama lain. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bukti bahwa
pendidikan merupakan dasar menciptakan tenaga profesional yang menjadi penentu
keberhasilan bangsa.
Lembaga pendidikan, terutama universitas di Maroko bagi mahasiswa asal
Indonesia, juga universitas di Indonesia bagi mahasiswa asal Maroko berpeluang turut
andil dalam menciptakan generasi profesional yang mampu melanjutkan
pembangunan dua negara. Selanjutnya bidang kerjasama dua negara ini diharapkan
semakin meluas mengingat kegiatan ekonomi tidak bisa dihindari satu negara pun
dalam era globalisasi dan era pasar bebas.
Seiring bertambahnya usia persahabatan Indonesia dan Maroko, tentu telah
banyak kerjasama yang telah dilakukan dan yang akan diusahakan oleh pemerintah
dua negara, terutama di bidang keagamaan dan pendidikan. Dari dua bidang ini, kedua
pihak negara memiliki banyak kesempatan untuk memperluas kerjasama. Kerjasama
yang menghasilkan keuntungan bagi dua pihak merupakan sesuatu yang diharapkan
dua belah pihak negara. Namun diharapkan pula kerjasama yang dilakukan oleh dua
negara ini dapat menjaga hubungan baik dan komunikasi yang berkelanjutan demi
mempererat hubungan diplomatik Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko. Dengan
komunikasi tersebut, dua negara ini akan terhindar dari sikap saling curiga satu sama
lain mengenai suatu paham yang akan menimbulkan ‘perang dingin’ bahkan saling
mengangkat senjata.
Priyanka, pelajar SMA Plus Negeri 17 Palembang
e-mail : [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 258
Pasang Surut Hubungan RI-Maroko
Oleh: Ratna Kusumawardhani
Indonesia sebagai negara yang memiliki politik luar negeri bebas aktif, sudah
pasti membina hubungan baik dengan negara-negara lain. Apalagi di era globalisasi
saat ini, hubungan yang baik antar negara harus tetap terjaga.
Demikian juga hubungan bilateral antara RI dan Maroko. Hubungan ini telah
terjalin selama lebih dari 50 tahun lamanya. Sejak tahun 1965 Indonesia telah
membuka KBRI di Rabat. Namun, karena kondisi keuangan negara pada saat itu,
tahun 1967 KBRI Rabat di tutup sementara. Dan setelah 19 tahun, KBRI Rabat dibuka
kembali dan beroperasi penuh sejak 1986 sampai sekarang.
Biarpun KBRI di Rabat sempat ditutup, tapi hubungan perdagangan RI-Maroko
tetap berjalan. Hubungan RI dan Maroko tetap terjalin dengan baik, dengan adanya
fakta bahwa Maroko dan Indonesia mempunyai latar belakang agama kuat. Indonesia
dengan mayoritas penduduk beragama Muslim, hampir sama dengan Maroko yang
negara Muslim. Inilah yang membuat hubungan RI-Maroko semakin erat secara
emosional.
Dalam bidang politik, Maroko juga merupakan negara berkembang sama seperti
Indonesia menghadapi masalah yang hampir sama. Kalau RI berbentuk Republik, lain
halnya dengan Maroko yang berbentuk monarki. Sehingga, penanganan masalah yang
timbul akan berbeda. Sistem politik Maroko berkembang dari sebuah monarki yang
sangat terpusat ke sistem parlementer. Raja mempertahankan sebagian besar
kekuasaan eksekutif, namun parlemen dan sebagian besar aparat pemerintah dipilih
secara demokratis.
Karena sebagian besar kekuasaan eksekutif masih di tangan raja, maka
pelanggaran HAM pun banyak terjadi. Namun, pada akhir 1990-an, Maroko
memperbaiki catatan HAM-nya. Lalu, pada tahun 1993, Maroko meratifikasi konvensi
PBB tentang penyiksaan, diskriminasi terhadap perempuan, dan hak anak. Pada awal
2004, pemerintah mengambil Hukum Keluarga baru yang mendukung kesetaraan
perempuan dan memberikan mereka hak baru. Misalnya, hak-hak yang sama setelah
proses perceraian, hak untuk menjadi kepala rumah tangga bersama. Sementara hak
kesetaraan perempuan di Indonesia sudah dimulai jauh sebelum itu, yaitu pada era R.
A. Kartini. Walaupun demikian, RI dan Maroko memiliki impian sama tentang masa
depan dan menghadapi tantangan yang sama yaitu, separatisme dan terorisme. Hal-hal
itulah yang makin mempererat hubungan RI-Maroko.
Sejak KBRI Rabat dibuka secara penuh, hubungan dagang antar dua Negara
juga semakin berkembang. Ait bin Haddou, merupakan tempat strategis yang
dijadikan penghubung antara Maroko dengan negara luar. Seperti diketahuai, sejak
tahun 900-an, berdiri sebuah kota yang merupakan pusat atau sentral ekonomi negara
Maroko, yaitu Kota Fest. Kota Fest didirikan oleh Maulana Idris Akbar. Selanjutnya,
Kota Fest mulai dikembangkan pada tahun 1244-1472 M.
Untuk saat ini, data neraca perdagangan kedua negara selalu surplus untuk
Indonesia dan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Produk Indonesia yang disenangi
masyarakat Maroko ialah makanan, minuman, kopi, rempah, kerajinan kaca, minyak
kelapa sawit, tekstil, TV, radio, kayu, kertas, ban mobil, karton, plastik, furnitur,
benang, karet, kabel listrik, dan tembakau. Selain itu, Indonesia-Maroko juga
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 259
melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi, khususnya dalam hal penjualan pupuk
fosfat dari perusahaan pupuk milik negara, Gresik, dan perusahaan pupuk milik
Maroko selama 3 tahun. Sementara dari Maroko, Indonesia mengambil fosfat. Hal ini
tidak mengherankan, karena Maroko produsen ketiga dan fosfat pertama eksportir di
seluruh dunia.
Selain hubungan perdagangan, hubungan RI-Maroko diwujudkan juga dalam
kerjasama di bidang sosial budaya dengan melakukan pertukaran pelajar dan
memberikan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia yang akan melanjutkan
pendidikan ke Maroko maupun mahasiswa Maroko yang akan melanjutkan
pendidikan ke Indonesia khusunya dalam bidang agama. Kegiatan itu makin didukung
dengan kenyataan bahwa Maroko tidak perlu visa untuk berkunjung ke Indonesia dan
sebaliknya.
Pada tahun 2004, Indonesia mampu mengalahkan Malaysia dan Singapura
sebagai mitra dagang negara Maroko. Selama 6 tahun terakhir, perdagangan RI-
Maroko telah mengalami peningkatan. Untuk produk makanan dan minuman
menduduki peringkat teratas dengan nilai USD 7,42 juta. Sementara, di peringkat
kedua diduduki rempah-rempah dengan nilai USD 592 ribu. Produk mentah
hewani/nabati, produk minyak sawit mentah mengantongi nilai USD 7,75 juta, diikuti
oleh minyak sawit olahan dengan total USD 1,08 juta. Sementara produksi konsumsi
peringkat pertama diduduki oleh radio dan TV senilai USD 5,86 juta.
Berikutnya kain sintetis dan serat buatan senilai USD 1,83 juta. Sedangkan,
pewarna kimia menduduki peringkat teratas untuk produk setengah jadi dengan angka
USD 850 ribu. Walaupun belum besar secara angka, produksi Indonesia telah berjaya
masuk ke pasar Maroko. Di masa yang akan datang, prospek perdagangan Indonesia-
Maroko dapat semakin meningkat. Karena, produk-produk Indonesia yang laku di
pasaran Maroko selalu mengalami perubahan baik mutu maupun variasi produknya.
Ratna Kusumawardhani, pelajar SMA Vidatra Bontang
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 260
Implementasi Relasi Indonesia-Maroko:
Konteks Sosial Budaya
Oleh: Septami Putri Hajati
Seperti seorang manusia, suatu negara pun tidak mungkin dapat hidup dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya tanpa membuka diri dan bekerjasama
ataupun ikut serta dalam pergaulan antarbangsa (Internasional), sekalipun negara
tersebut merupakan negara yang Super Power atau negara yang sangat kaya. Bila
suatu negara tidak membuka diri dan melibatkan diri dalam pergaulan Internasional,
maka negara tersebut tidak akan mampu mempertahankan keberadaannya dan
kelangsungan hidupnya.
Hal tersebut karena suatu negara tidak mungkin dapat memenuhi berbagai
macam kebutuhan dan kepentingan negaranya sendiri tanpa bantuan negara lain. Agar
suatu negara dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, negara tersebut harus mau dan
mampu bergaul dengan baik dengan bangsa-bangsa dan negara-negara lain. Oleh
sebab itu, pergaulan tersebut harus membawa dan memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kelangsungan dan perkembangan negaranya (Hasim, 2006: 93).
Sebagai sebuah negara yang tengah mengalami perkembangan di era globalisasi
saat ini, Indonesia telah melakukan berbagai hubungan dengan negara-negara lain,
baik hubungan bilateral, regional, multilateral, dan Internasional. Hubungan yang
dilakukan menyangkut beragam aspek, misalnya ekonomi, sosial-budaya, pendidikan,
dan politik. Salah satu hubungan bilateral yang dilakukan oleh Indonesia adalah
hubungan bilateral dengan negara Maroko.
Indonesia dan Maroko adalah dua negara yang memiliki rentang jarak yang
cukup jauh. Letak Indonesia berada di wilayah Asia tenggara, bagian timur dari Benua
Asia. Sedangkan Maroko terletak di wilayah Afrika Utara atau bagian barat dari
Benua Afrika. Pada zaman yang semakin maju, hubungan antara dua negara ini
semakin dipererat. Pada tahun 1955, Maroko turut aktif berperan di Konferensi Asia
Afrika (KAA) yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat. Pada tanggal 2 Mei 1960,
Presiden Soekarno tiba di Kota Rabat untuk menemui Raja Mohammed V. Presiden
Soekarno merupakan presiden pertama yang datang berkunjung ke Maroko. Hal inilah
yang menandai awal hubungan diplomatik antara Indonesia dan Maroko. Selain itu,
Presiden Soekarno dianggap sebagai pemimpin revolusi dunia yang membangkitkan
semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Kunjungan Presiden Soekarno dan hubungan persahabatan yang terjalin antara
Indonesia dan Maroko membuat Raja Mohammed V memberi kenang-kenangan
khusus bagi Soekarno, yaitu penamaan jalan di jantung Kota Rabat, ibukota kerajaan
Maroko yaitu Rue (jalan) Soekarno. Tidak hanya jalan Soekarno saja yang terdapat di
kota Rabat, tetapi juga nama jalan yaitu Rue (jalan) Bandoeng dan jalan Jakarta.
Peristiwa itu menjadi titik awal yang menjadi landasan penting bagi para pemimpin ke
dua negara untuk lebih memperkuat hubungan dan kerjasama antara Indonesia dan
Maroko dalam berbagai aspek, salah satunya adalah aspek sosial dan budaya.
Hubungan internasional antara Indonesia dan Maroko sejauh ini berjalan baik.
Hal ini dapat ditunjukkan pada setiap tahun Pemerintah Maroko menawarkan melalui
AMCI (Agen Kerjasama Internasional Maroko) yaitu 15 beasiswa kepada Indonesia
melalui Departemen Agama RI. Dimulai pada tahun 2010, Kementerian Wakaf dan
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 261
Urusan Keislaman Maroko telah menyetujui permintaan PBNU untuk memberikan
beasiswa khusus untuk putra-putri PBNU sebanyak 10-15 orang setiap tahun guna
belajar di institusi pendidikan yang berada di bawah Kementerian Wakaf dan Urusan
Keislaman Maroko, khususnya Universitas Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional
(at-Ta'liim al Atiiq) di Masjid Qarawiyyin.
Bila dikaji lebih dalam, hal ini tentunya memiliki manfaat yang sangat besar
bagi Indonesia. Betapa tidak, dengan diberikannya peluang beasiswa bagi Indonesia
untuk belajar di Maroko, maka Indonesia akan memanfaatkan kesempatan emas ini
untuk dapat mengembangkan ilmu yang telah diperoleh di Indonesia. Bila hal ini
diterapkan dengan baik, maka hubungan timbal balik antara Indonesia dan Maroko
akan terasa maksimal. Namun kenyataan yang terjadi saat ini belum seperti yang
diharapkan. Kesempatan yang telah diberikan tersebut kurang dimanfaatkan dengan
baik oleh Indonesia. Kedatangan mahasiswa Indonesia ke Maroko tidak sesuai kuota
yang telah ditentukan. Selain itu, kurang selektifnya dalam memilih utusan-utusan
penuntut ilmu, sehingga tidak sedikit yang kurang maksimal dalam belajar di Negeri
Matahari Terbenam ini.
Belajar dari pengalaman merupakan cara terbaik dalam mengatasi hal ini.
Permasalahan dalam bidang sosial ini dapat dipecahkan dengan adanya perubahan
internal dari Indonesia sendiri. Semangat kebangsaan bagi setiap warga negara, harus
dapat dijadikan motivasi spiritual dan horisontal dalam mencapai kemajuan dan
kejayaan bangsa, menjaga keutuhan serta persaudaraan antarsesama. Dengan mengerti
dan memahami pentingnya semangat kebangsaan bagi setiap warga negara,
diharapkan mampu melahirkan jiwa nasionalisme (cinta Tanah Air) dan patriotisme
(rela berkorban).
Kurangnya kuota yang dibutuhkan dan kurang selektifnya dalam memilih para
penuntut ilmu untuk mendapatkan beasiswa merupakan dampak dari kurangnya
penanaman sikap nasionalisme dan patriotisme dari dalam diri bangsa Indonesia.
Nasionalisme dalam pengertian luas, adalah perasaan cinta atau bangga terhadap
Tanah Air dan bangsanya dengan tetap menghormati bangsa lain, karena merasa
sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Apabila dua sikap ini dapat tertanam baik
dalam diri setiap bangsa Indonesia, tentunya permasalahan pemberian beasiswa yang
terjadi dalam hubungan Indonesia dan Maroko dapat diperkecil.
Selain dalam aspek sosial melalui pemberian beasiswa, dalam dalam aspek
kebudayaan pun dua negara telah berpartisipasi aktif. Hal ini semakin terlihat jelas
ketika Indonesia turut berpartisipasi dalam rangka Festival Teatre International untuk
Pemuda XI di Taza, Maroko. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat,
menampilkan Sendratari Ramayana dengan berbagai macam improvisasi yaitu sedikit
menyimpang dari aslinya. Pertama dalam sejarah, kisah Ramayana dipagelarkan
dalam bahasa Arab yang dipentaskan oleh masyarakat Indonesia di Maroko. Mayoritas
pemainnya adalah mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPI Maroko. Pada
Festival Music International di Fes, Maroko dengan dukungan Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Indonesia
menampilkan Musik Marawis yang dibawakan oleh Syubbanul Akhyar dari Cirebon,
Indonesia. Gaya musik Marawis, warisan budaya sufi Yaman. Sebuah musik di
persimpangan musik Arab dan musik Indonesia, segar dan sederhana dalam
berekspresi yang terserap dalam musik tersebut.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 262
Hubungan yang telah terjalin baik dalam aspek budaya tersebut sebaiknya
dijadikan titik tumpu dalam menciptakan hubungan yang lebih baik lagi di masa yang
akan datang, seperti menampilkan tarian dan kesenian musik lain di Maroko. Apabila
Indonesia dapat memanfaatkan hubungan tersebut dengan maksimal, maka akan
menciptakan kesan yang baik bagi Maroko terhadap Indonesia. Dengan demikian,
hubungan yang harmonis dan serasi antara Indonesia dan Maroko akan terjalin dengan
rapi dan erat. Maka, pada masa yang akan datang hubungan ini akan berlanjut dengan
berbagai hubungan baru yang lebih inovatif dalam bidang sosial budaya yang saling
menguntungkan.
Septami Putri Hajati, pelajar SMA Plus Negeri 17 Palembang
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 263
Indonesia-Maroko:
Matahari Terbenam di Mata Sang Garuda
Oleh: Cindy Arieska Pratiwi
Bung Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak
pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” Indonesia merupakan Negara yang
memiliki banyak sejarah, dari zaman pra-sejarah hingga zaman reformasi sekarang.
Sejarah juga memiliki nilai yang sangat penting dan berharga di kehidupan masa kini
dan masa depan. Dengan sejarah generasi penerus akan mengetahui bagaimana
perjuangan berdirinya suatu negara, cara mempertahankannya, pola kehidupan
masayarakat, dan awal mula hubungan Indonesia dengan bangsa lain, yang salah
satunya adalah dengan Negeri Maghribi (Matahari Terbenam) yang berada di wilayah
Afrika Utara, yaitu Maroko.
Letak Indonesia di wilayah Asia Tenggara, bagian timur dari benua Asia tidak
menghalangi hubungan kerjasama dengan Maroko. Bahkan hubungan tersebut telah
dimulai sejak abad ke 14 Masehi yang ditandai dengan kedatangan Ibnu Batutah dan
Maulana Malik Ibrahim ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam. Maroko turut
aktif berperan di Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Hubungan
diplomatik secara resmi dimulai pada tahun 1960 ketika Presiden Soekarno datang ke
Maroko sebagai bentuk pengakuan kedaulatan rakyat Maroko.
Kenang-kenangan khusus yang diberikan oleh Raja Maroko, King Mohammed
V kepada Presiden Soekarno pada saat kunjungan resmi tersebut antara lain penamaan
jalan di jantung kota Rabat, ibukota kerajaan Maroko yaitu Rue (jalan) Soekarno.
Tidak hanya jalan Soekarno saja yang terdapat di kota Rabat, tetapi juga jalan
Bandoeng dan jalan Jakarta. Penamaan jalan tersebut juga membuat Presiden
Soekarno mengambil nama Casablanca yaitu kota perdagangan terpenting dan kota
pelabuhan Maroko sebagai nama jalan terpenting di ibukota negara kita yaitu Jakarta.
Selain itu Warga Negara Indonesia juga dibebaskan visa untuk masuk ke Maroko yang
bisa kita rasakan hingga saat ini terutama pelajar dan mahsiswa. Kunjungan tersebut
juga menandai pendirian Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, Maroko.
Negara yang maju adalah negara yang maju pendidikannya. Tidak hanya sebatas
hubungan kerjasama dari aspek diplomatik, sosial dan budaya. Dalam tahap
berkembang untuk menjadi negara maju, Indonesia dan Maroko juga bekerjasama
dalam bidang pendidikan. Hingga kini Maroko memberikan 15 beasiswa kepada
putra-putri Indonesia untuk menimba ilmu ke negeri matahari terbenam itu. Tetapi
kesempatan ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia. Kurangnya
kemampuan bahasa yang dibutuhkan dan kurang selektifnya dalam memilih para
penuntut ilmu untuk mendapatkan beasiswa menjadi kendala utama mengakibatkan
kerjasama pendidikan Indonesia-Maroko belum optimal.
Indonesia adalah negara dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa
berlimpah, yang berbeda jenisnya dengan sumber daya alam yang ada di Maroko.
Dengan mengenali potensi yang ada di negara masing-masing, pendidikan dan
teknologi semestinya mampu dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada di kedua
negara, agar kita mampu menemukan cara, solusi, dan alternatif untuk memenuhi
kebutuhan kehidupan yang terus berlangsung.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 264
Maroko merupakan titik loncatan untuk masuk ke lalu lintas perdagangan di
Afrika, Timur Tengah dan Uni Eropa. Letaknya yang strategis di antara Laut
Mediterania dan Samudera Atlantik membuat pasar Maroko menjadi rebutan negara
yang ingin berdagang di ketiga kawasan tersebut. Hubungan Indonesia-Maroko pun
bisa lebih erat lagi. Ketika kebutuhan antara kedua negara saling terpenuhi.
Pada sebuah pengumuman bersejarah beberapa waktu lalu, monarki Maroko
menerima aspirasi rakyatnya dengan memutuskan untuk memperkenalkan amandemen
konstitusi baru. Hal penting ini memungkinkan Maroko untuk mengkonsolidasikan
demokrasi, yang kemudian membuat Kerajaan Maroko sebagai contoh positif bagi
negara-negara di Afrika Utara dan kawasan Timur Tengah. Atas keberaniannya, dunia
internasional memuji reformasi konstitusi Maroko.
Hal ini merupakan salah satu kesamaan antara Indonesia-Maroko. Sama-sama
sebagai negara konstitusi yang menjunjung tinggi demokrasi. Ini semakin
memudahkan kedua negara untuk mengembangkan demokrasi menuju kesejahteraan
rakyatnya serta mendukung perdamaian regional dan stabilitas dunia. Maroko, sebuah
negara kerajaan konstitusional yang sering menyebut Indonesia sebagai “Akh Syaqiq”
(saudara kandung) dikarenakan kedekatan antara keduanya. Oleh karena itu, hubungan
timbal-balik yang saling menguntungkan merupakan hal yang harus dicapai bersama.
Mengingat sudah 66 tahun Indonesia merdeka. Sudah saatnya untuk Indonesia
segera membenahi negerinya. Bukan lagi hanya mencari akar masalah fundamental
yang ada, tetapi mampu menemukan solusi untuk menyelesaikannya tahap demi tahap
secara berkesinambungan. Terkadang kita memang perlu berpikir secara sederhana
mengenai suatu masalah yang terjadi di dalam suatu negara, sebelum kita
terperangkap dalam rumitnya pemetaan pemikiran yang kita pikirkan dengan sudut
pandang kita sendiri. Perlu diupayakan sharing of knowledge dari kerjasama
Indonesia-Maroko atau pihak lain, semisal dari kerjasama Selatan-Selatan. Serap
aspirasi dari masyarakat luas. Keluar dari cara pikir konvensional, kotak tempat
pemikiran kita terperangkap. Indonesia perlu melihat melalui sudut pandang
multiperspektif dari suatu peristiwa atau permasalahan yang membuat kita untuk lebih
terbuka menanggapi segala hal yang terjadi. Sang Garuda, Indonesia perlu belajar dari
negara sahabatnya, Maroko.
Perkembangan global saat ini, menurut saya, selain memperluas wawasan serta
memajukan teknologi juga berdampak pada perubahan pola pikir, melunturkan
kebudayaan lokal, serta berujung pada persoalan ekonomi. Indonesia-Maroko
semestinya memperkuat kerjasama untuk tidak hanya menjadi konsumen dari negara
maju yang kian “menyerang” dalam berbagai aspek kehidupan. Satukan kekuatan
untuk menjadi solusi, tauladan, dan juga penggerak yang berkesinambungan dari
perputaran globalisasi dengan penuh kearifan yang hakiki. Kita bisa memikirkan,
mengerjakan, dan mendapatkan sesuatu ketika kita tidak “tidur.” Bangkitkan semangat
nasionalisme dan patriotisme bagi generasi penerus bangsa! Jika sudah tercipta
hubungan yang semakin baik antara Indonesia-Maroko, maka kebutuhan untuk saling
melengkapi tanpa mengurangi sikap mandiri pun mudah untuk diwujudkan.
Cindy Arieska Pratiwi, siswa SMA Plus PGRI Cibinong, Bogor
e-mail : [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 265
Diplomasi Budaya,
Tonggak Persahabatan RI-Maroko
Oleh: MA. Restu Iwari
Seorang filsafat terbesar dunia, Aristoteles (384 SM-322 SM), mengemukakan
bahwa manusia ialah homosocius. Secara sederhana, Aristoteles mendefinisikan istilah
homosocius sebagai makhluk yang tidak dapat bertahan hidup tanpa bantuan makhluk
lain. Artinya, manusia harus berhubungan satu sama lain. Hubungan yang dimaksud
ialah hubungan sosial, yang tidak hanya terikat garis keturunan dan tempat tinggal
sama. Pendapat ini masih diyakini mutlak kebenarannya dan dijadikan pedoman
manusia untuk tetap dapat bertahan hidup. Kerjasama harmonis antar umat manusia
akan membuat kehidupan umat manusia berjalan harmonis pula.
Era globalisasi telah menimbulkan masalah kehidupan yang dihadapi manusia
semakin kompleks. Sehingga setiap negara di dunia, baik negara maju maupun
berkembang, wajib untuk melakukan kerjasama satu sama lain. Sebagai negara yang
kaya akan sumber daya alam, namun miskin dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
Indonesia dituntut untuk mengadakan hubungan internasional dengan negara lain
dengan baik.
Hubungan Internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik
Luar Negeri RI (Renstra), adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang
dilakukan oleh satu negara guna mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia diharapkan
mampu membina hubungan baik dengan negara-negara Islam lainnya salah satunya
Kerajaan Maroko. Membahas hubungan bilateral dan diplomatik Republik Indonesia
dan Kerajaan Maroko seolah kita akan menarik benang merah persahabatan dua
negara lebih dari 50 tahun silam. RI dan Maroko, negara yang berpenduduk mayoritas
Muslim melakukan hubungan diplomatik saat dua negara masih dianggap ’bayi’ di
kalangan hubungan internasional. Indonesia dan Maroko dapat memposisikan diri
sebagai balancing, yaitu beraliansi untuk melawan yang lebih hebat. Tidak dinafikkan
lagi, saat ini Indonesia dan Maroko merupakan negara berkembang yang membangun
ekonomi, sosial, dan politiknya agar dapat menyandang status negara maju.
Budaya: KTP Suatu Negara
Kebudayaan merupakan identitas dari suatu negara. Bila diibaratkan, budaya
ialah Kartu Tanda Pengenal (KTP) yang dimiliki suatu negara. Suatu negara dapat
dikenal dan dipandang bila memiliki ciri khas tertentu: budaya. Dapat dipastikan
bahwa setiap negara di belahan dunia memiliki adat istiadat, kebiasaan, tradisi,
maupun kesenian endemik berbeda. Indonesia yang memiliki 1.128 suku bangsa dan
750 bahasa daerah dapat dikategorikan sebagai negara ragam budaya. Tak jauh
berbeda dengan sahabat karibnya, Kerajaan Maroko. Masih melekat di ingatan penulis
saat Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Mohammed Majdi, mengemukakan bahwa
Indonesia dan Maroko memiliki budaya yang mirip dalam acara Mingguan ’Menu
Venue’ di Stasiun Televisi ’Metro TV’. Tidak hanya sebatas budaya, bahasa sehari-
hari yang digunakan di Indonesia pun tidak jauh berbeda dengan bahasa keseharian
penduduk Maroko. Banyak kata serapan asing di Indonesia yang berasal dari Maroko.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 266
Dengan bermodalkan kemiripan tersebut, tidak akan sulit bagi dua negara untuk
saling menjalin kerjasama dalam bidang kebudayaan. Sebagai negara Muslim yang
besar, RI dan Maroko menjunjung tinggi nilai keramah-tamahan. Indonesia yang telah
terkenal dengan keramah-tamahannya sejak dahulu, tentu mendapat keuntungan, baik
secara langsung maupun tidak langsung, bila menjalin kerjasama khususnya di bidang
kebudayaan dengan Maroko dan begitu pula sebaliknya. RI dan Maroko dapat saling
bertukar pikiran serta pandangan mengenai kebudayaan satu sama lain. Dalam konteks
ini, Indonesia dan Maroko tidak serta merta memberi anggukan tanda setuju dalam
berbagi informasi. Dua negara dapat melakukan filterisasi kebudayaan. Kebudayaan
yang dianggap sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat luas layak untuk diadaptasi,
sedangkan kebudayaan yang dianggap kurang sesuai dengan kebudayaan asli masing-
masing negara dapat ditinggalkan maupun dialkulturasikan dengan kebudayaan asli
masing-masing negara.
Barter Kuliner Indonesia-Maroko
Bentuk kebudayaan pertama yang dapat dibagikan oleh Indobesia dan Maroko
satu sama lain ialah masakan tradisional. Kuliner Maroko yang kaya kandungan
rempah-rempah penggoyang lidah akan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat
Indonesia karena selera masyarakat Indonesia yang rata-rata menyukai masakan
pedas. Beberapa makanan tradisional khas Maroko yang sudah mendunia seperti lamb
biryani, umm ali, pastilla, dan tajine dapat menambah variasi kuliner Indonesia.
Mayoritas restoran-restoran di hotel-hotel besar di Indonesia menyajikan masakan
khas Maroko pada saat bulan Ramadan. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang
mencintai kuliner khas Maroko. Hal ini dapat dilihat pada restoran-restoran penyedia
masakan Maroko yang ramai pengunjung saat bulan Ramadan. Alangkah baiknya bila
kuliner khas Maroko tidak hanya disajikan pada bulan Ramadan saja, sehingga
masyarakat Indonesia dapat menikmati kuliner khas Maroko setiap saat.
Tidak hanya Maroko yang dapat memperkenalkan masakan tradisionalnya di
Indonesia. Indonesia yang terkenal dengan sate, rendang, empek-mpek, dan nasi
goreng juga dapat memperkenalkan kuliner khas Nusantara di Maroko. Menurut
pandangan pribadi penulis, proses perkenalan kuliner Indonesia di Maroko tidaklah
sulit, bila kuliner Maroko dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Masakan-
masakan yang menggunakan daging sapi dan rempah-rempah seperti rendang akan
dapat menjadi cita rasa baru bagi rakyat Maroko yang umumnya menggunakan daging
domba sebagai bahan utamanya.
Masakan Maroko yang hampir kembar dalam soal rasa dengan masakan
Indonesia dengan nilai ekonomis yang tinggi juga dapat dimasak oleh orang-orang
awam sekalipun. Hal ini terbukti saat peserta reality show ’Masterchef Indonesia’
mampu menyelesaikan tiga masakan Maroko yang belum pernah mereka masak
sebelumnya dalam waktu kurang dari 2 jam. Artinya, masyarakat Indonesia tidak
hanya mampu memakan masakan Maroko di restoran-restoran, namun mampu
memasaknya sendiri.
Filosofis Arsitektur Hexagonal dan Penerapannya
Salah seorang ilmuwan Jepang, Dr Masuru Emoto, sempat menjadi fenomenal
setelah mengungkapkan hasil temuannya pada seluruh dunia bahwa molekul-molekul
air akan berubah bentuk menjadi kristal heksagonal nan cantik bila diperdengarkan
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 267
doa-doa, musik klasik, maupun harapan. Bila ditinjau dari segi filosofisnya,
heksagonal (6 sisi) dapat digambarkan sebagai suatu keindahan, keajaiban, dan
harapan banyak orang.
Tentu kita mengetahui bahwa ciri khas arstektur Kerajaan Maroko ialah
bangunan dengan 6 sisinya. Selain memiliki nilai estetika tersendiri, bangunan segi
enam dapat membawa aura positif bagi penghuninya bila kita kaitkan dengan filosofis
kristal air di atas. Tidak hanya sebatas keuntungan tak tampak, bangunan segi enam
juga diyakini dapat menjadi solusi sempitnya lahan tempat tinggal di Indonesia.
Namun, perlu diperhatikan juga bentuk lahan semula yang kita miliki. Bangunan
heksagonal dapat memperluas lahan yang fungsinya sebagai halaman rumah.
Penulis meyakini bahwa desain heksagonal juga dapat diterapkan dalam
membangun kantor-kantor, hotel, apartemen, maupun tempat-tempat umum lainnya.
Dewasa ini, perusahaan developer berlomba-lomba menawarkan produk hunian yang
berkiblat pada desain-desain negara Eropa serta minimalis tropis ala Amerika. Penulis
berpendapat bahwa desain hotel, kantor, dan apartemen yang sedikit mengimitasi
desain heksagonal ala Maroko dapat menjadi inspirasi dan angin segar bagi dunia
arsitektur Indonesia.
Hubungan bilateral tidak dapat dipisahkan dengan pengembangan kebudayaan
antar dua negara yang bersangkutan. Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat unik
dan beragam begitu pula Maroko yang kental dengan adat istiadatnya. Peluang barter
budaya bisa dijadikan sebagai making peace di antara dua negara dan ini akan menjadi
salah satu ikon bagi negara-negara lain. Sehingga, kerjasama ini diharapkan akan
membawa domino effect pada hubungan multilateral. Bukankah kebudayaan bisa
berseru ’selamat datang!’ pada aspek-aspek lain dalam hubungan internasional?
MA. Restu Iwari, pelajar SMA Patra Mandiri 1 Palembang
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 268
Antara Furnitur dan Fosfat,
Jalur Emas Hubungan RI-Maroko
Oleh: Najlawati Laitifah Syazwani
Hubungan bilateral dalam suatu negara memiliki arti yang sangat penting dalam
perkembangan satu negara. Hal ini dikarenakan hubungan bilateral merupakan salah
satu hubungan kerjasama yang dilakukan antara 2 negara yang memiliki tujuan
tertentu untuk mencapai keuntungan atau kemakmuran yang saling memberikan efek
timbal balik bagi dua belah pihak. Indonesia dan Maroko merupakan salah satu negara
yang melakukan hubungan bilateral. Hubungan birateral Indonesia dan Maroko sudah
dimulai sejak pertengahan Abad XIV Masehi ketika musyafir terkenal Ibnu Batutah
melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India dan akhirnya tiba di Indonesia
di Kerajaaan Samudera Pasai, tepatnya di Aceh. Selain itu, salah satu sesepuh
Walisanga Maulana Malik Ibrahim mengikuti jejaknya hingga tiba di negara
Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman, hubungan persahabatan Indonesia
Maroko semakin di perkuat lagi. Tahun 1955, Maroko turut aktif berperan di
Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat. Dan pada tahun 1956 Maroko
merupakan salah satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaan dari
kolonial Perancis. Empat tahun kemudian, 2 Mei 1960, Presiden Soekarno tiba di Kota
Rabat bertemu Raja Mohammed V. Soekarno merupakan presiden pertama yang
datang ke negara itu. Ini awal hubungan diplomatik Indonesia dan Maroko. Presiden
Soekarno juga dianggap sebagai pemimpin revolusi dunia yang membangkitkan
semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Pada umumnya dalam bidang ekonomi produk-produk Indonesia yang diimpor
ke Maroko yaitu seperti makanan, minuman, kopi, rempah-rempah, kerajinan kaca,
minyak kelapa sawit, tekstil, televisi, radio, kayu, kertas,ban mobil, karton, plastik,
benang, karet, kabel listrik dan tembakau. Dari banyaknya pruduk-produk yang di
impor oleh Indonesia ke Maroko yang memiliki dampak besar bagi perkembangan
potensial ekspor dan impor adalah furnitur. Hal ini dikarena masyarakat Maroko
sangat menyukai produk-produk furnitur dari Indonesia untuk dimanfaatkan bagi
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan umumnya dari banyaknya produk yang diimpor oleh Maroko yang
memiliki dampak besar bagi perkembangan jalinan kerjasama dua negara adalah di
impornya fosfat. Tentunya hal ini dilatarbelakangi oleh Maroko merupakan salah satu
produsen utama fosfat di dunia, dan saat ini produk fosfat sangat dibutuhkan bagi
pengembangan proyek pembudidayaan tanaman kelapa sawit di Indonesia. Selain itu
bahan fosfat juga diproses menjadi bahan energi alternatif pengganti BBM yang tidak
dapat dipungkiri bahwa cadangan minyak yang setiap tahunnya cenderung menurun,
sementara harga BBM secara global terus meningkat. Dengan demikian dua negara ini
sangat berpotensial untuk menjalin kerjasama ekspor dan impor secara lebih intensif
bagi perkembangan dua negara menjadi lebih baik kedepannya.
Dalam sektor industri dan ekonomi, Maroko juga dikenal sebagai negara
penghasil fosfat terbesar di dunia. Pabrik fosfat yang berada di Kota Shafi merupakan
penopang terpenting ekonomi negara setelah pertanian. Maroko memiliki tanah yang
sangat subur dan penghijauan lingkungan yang sangat baik. Namun Maroko kurang
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 269
berperan dalam peningkatan produksi furnitur bagi negaranya. Hal ini disebabkan
karena bahan-bahan yang diperlukan tidak mencukupi. Selain itu, minimnya para
produsen furnitur yang menyebabkan Maroko harus mengimpor furnitur dari negara
Indonesia.
Tingkat apresiasi masyarakat dalam pemakaian produk-produk furnitur yang
sangat tinggi menimbulkan dampak positif bagi perkembangan hubungan dua negara
tersebut hingga sekarang. Produk furnitur Indonesia yang memiliki kualitas yang
mendukung membuat masyarakat Maroko ikut berperan serta dalam penggunaan
produk-produk furnitur Indonesia hingga saat ini. Hal inilah yang menyebabkan
meningkatnya kualitas hubungan kerjasama antar dua negara.
Di sisi lain negara Indonesia mempunyai banyak ragam sumber daya alam.
Namun ada beberapa sumber daya alam yang masih belum terpenuhi di Indonesia dan
merupakan kebutuhan yang cukup urgensi di Indonesia. Fosfat merupakan salah satu
bahan terpenting yang masih sangat minim ditemukan di Indonesia. Tingginya
kebutuhan akan penggunaan fosfat membuat pemerintah Indonesia harus mengimpor
fosfat sebagai bahan awal pembuatan pupuk yang dipergunakan untuk perkembangan
tanaman di Indonesia terutama kelapa sawit. Selain itu, fosfat juga berpotensi setelah
melakukan beberapa produksi dapat dijadikan sebagai bahan alternatif bahan bakar
minyak yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semakin lama menipis.
Ditinjau dari tingkat kualitas pasar Maroko, keberadaan produksi furnitur
Indonesia di Maroko memiliki prospek yang sangat baik dan dukungan dari
masyarakat Maroko. Hal ini dapat dilihat dari seringnya Maroko mengimpor barang-
barang furnitur dari Indonesia. Tentunya dilihat dari kenyataan yang telah ada
sekarang, diharapkan bangsa Indonesia dapat meningkatkan kembali kualitas produk-
pruduk furniturnya sehingga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.
Dilihat dari perkembangan pasar Indonesia mengenai produksi fosfor, untuk
memenuhi kebutuhan pupuk anorganik dalam negeri, suplai bahan baku merupakan
faktor krusial yang harus dipenuhi. Saat ini negara kita masih harus mengimpor fosfat
dan potasium untuk memenuhi kebutuhan dan peningkatan permintaan dalam negeri.
Sebagai pengantisipasian, Indonesia melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan
melakukan kerjasama jangka panjang dengan negara penyuplai fosfat utama dunia
yaitu Maroko. Dengan melihat hal ini kebutuhan akan pentingnya fosfor bagi
Indonesia memberikan dampak positif bagi perkembangan jalinan persahabatan kedua
negara hingga kini.
Terjalinnya hubungan dua negara, Indonesia dan Maroko, telah saling
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan negaranya masing-masing. Dengan
melakukan hubungan bilateral dengan Indonesia keuntungan yang diperoleh negara
Maroko adalah dapat tersuplainya produksi barang furnitur. Tentunya hal ini dilihat
dari tingkat antusiasme masyarakat Maroko terhadap produk-produk furnitur
Indonesia. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang Indonesia, hal ini akan
memberikan kontribusi yang sangat baik dalam perkembangan proyek pertanian
negara kita dengan mensuplai fosfat dari negara Maroko. Dengan kata lain walaupun
banyak produk-produk yang diekspor dan impor dua negara. Namun yang
memberikan kontribusi besar bagi perkembangan jalinan persahabatan hingga 50
tahun adalah tingkat kebutuhan yang tinggi akan pentingnya furnitur dan fosfat dalam
perkembangan dua negara.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 270
Diharapkan dengan telah terjalinnya hubungan bilateral hingga 50 tahun ini,
dapat memberikan motivasi ke depan dalam menerapkan kerjasama dengan
melakukan hubungan dalam bidang berbeda yang dapat memberikan dampak besar
seperti furnitur dan fosfat. Secara keseluruhan, dinamika ekspor Indonesia ke Maroko
lebih banyak ditentukan oleh efek pertumbuhan impor, walaupun untuk beberapa
komoditi diikuti dengan penurunan pertumbuhan ekspor.
Karena itu diharapkan ke depannya hubungan Indonesia dan Maroko dapat
dilakukan di segala bidang dan dapat dipertahankan hubungan yang telah terjalin
sekarang. Hal ini tentunya sangat berarti bagi kemajuan perkembangan dua negara,
yang dengan meningkatkan kerjasama bilateral, secara secara langsung maupun tidak
langsung dapat menjalin persahabatan yang kuat antar dua negara.
Najlawati Laitifah Syazwani, pelajar SMA Plus Negeri 17 Palembang
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 271
Hubungan Diplomatik RI-Maroko
di Kancah Internasional
Oleh: Muhammad Faisal Aziz
Hubungan diplomatik negara Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko,
telah berlangsung sejak lama dan telah melalui beberapa dimensi, keadaan, dan waktu.
Masa 50 tahun hubungan diplomatik, bukanlah waktu singkat. Namun masih banyak
kerjasama yang perlu dibenahi. Dalam 50 tahun ini, selain akan dibahas tentang
hubungan diplomatik Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko, akan dibahas pula
situasi dan kondisi negara-negara Timur Tengah pada umumnya saat ini, yang dalam
situasi politik yang kurang stabil.
Hubungan di Masa Lalu
Negara-Negara Timur Tengah, khususnya Kerajaan Maroko, merupakan negara
yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan RI merupakan salah satu
negara pertama yang mengakui kemerdekaan Kerajaan Maroko. Pada 50 tahun yang
lalu, Indonesia mendirikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, Maroko
sebagai tanda hubungan diplomatik dua negara. Republik Indonesia dengan Kerajaan
Maroko ikut berperan serta dalam pengiriman bantuan kemanusiaan, Gerakan Non
Blok, perdagangan bebas, dan ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia
Adapun contoh-contoh hubungan diplomatik di masa lalu adalah ikut berperan
aktif di Gerakan Non Blok. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perang dan
mengakhiri perang dingin yang telah berlangsung sejak selesainya Perang Dunia II.
Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko telah aktif berpartisipasi dan ikut serta
dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Nonblok yang saat ini diikuti oleh
kurang lebih 120 negara. Di samping itu, ikut berperan aktif dalam bidang
kemanusiaan. Hal ini bertujuan untuk membantu negara-negara yang dilanda
bencana/perang dan untuk membantu dalam hal bantuan pokok, seperti sandang,
pangan dan papan. Juga ikut berperan aktif dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, aktif dalam Organisasi Konferensi Islam ini.
Contoh hubungan diplomatik yang lain adalah ikut menjunjung tinggi
kemanusiaan, tidak terlibat dalam perang dingin, dan mencegah terjadinya penjajahan
di dunia. Termasuk tidak terlibat di pihak manapun dalam perang teluk. Hal ini
menunjukkan Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko memiliki komitmen sebagai
anggota Gerakan Non Blok, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya peperangan,
dan untuk tujuan kemanusiaan.
Hubungan di Masa Kini
Di masa kini, hubungan antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko
terjalin sangat baik. Dengan adanya pemberian beasiswa, pertukaran pelajar, dan
sebagainya. Salah satu contoh hubungan Indonesia-Maroko saat ini adalah di bidang
pendidikan, misalnya dengan adanya beasiswa bagi pelajar dari Indonesia yang ingin
belajar di Maroko. Pemberian beasiswa ini sebagai bentuk hubungan persahabatan dan
hubungan bilateral kedua negara yang sangat erat. Di bidang kemanusiaan, dengan
membantu negara-negara yang ditimpa musibah, seperti peperangan dan bencana
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 272
alam, dengan mengirimkan bantuan berupa sandang, pangan dan papan. Bantuan yang
diberikan merupakan wujud kepedulian dan peran dari Republik Indonesia dan
Kerajaan Maroko untuk membantu negara-negara, dan mempererat hubungan
persahabatan dengan negara lain. Di Bidang perekonomian, dengan adanya bantuan
dari perusahaan-perusahaan BUMN Republik Indonesia untuk perusahaan-perusahaan
pemerintah Kerajaan Maroko, dan dengan banyaknya tenaga kerja dari Kerajaan
Maroko yang bekerja di Indonesia.
Keadaan Negara-Negara Timur Tengah Saat Ini
Keadaan negara-negara Timur Tengah saat ini dapat dikatakan sedang tidak
stabil. Dalam beberapa negara Timur Tengah terjadi demonstrasi besar-besaran
terhadap pemimpin negara-negara Timur Tengah, seperti yang terjadi di Tunisia,
Mesir, Yaman, dan Libya. Di negara Libya bahkan terdapat campur tangan asing
untuk menurunkan pemimpin pemerintahan Libya. Dalam keadaan seperti ini,
Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko harus mengupayakan untuk perdamaian,
serta mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada negara-negara yang saat ini sedang
dilanda kekacauan. Dengan semangat persaudaraan itulah, hendaknya Republik
Indonesia dengan Kerajaan Maroko membantu korban konflik di Libya dengan
bantuan kebutuhan-kebutuhan pokok. Selain itu, Republik Indonesia dan Kerajaan
Maroko hendaknya bersikap netral dalam menghadapi konflik di Libya, seperti halnya
ketika konflik di Mesir, Tunisia, dan Yaman. Selain bantuan kemanusiaan di Libya,
hendaknya Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko membantu korban-korban
perang antara Israel dengan Palestina dengan bantuan-bantuan kebutuhan pokok juga,
dan dengan tidak membantu dengan memberikan bantuan senjata kepada kedua belah
pihak.
Dalam situasi yang tidak stabil ini, hendaknya Republik Indonesia dengan
Kerajaan Maroko meningkatkan hubungan bilateral antara dua negara ini, sehingga
terjalin kerjasama erat yang dilandasi dengan sikap kekeluargaan.
Hubungan di Masa yang akan Datang
Tidak perlu diragukan lagi, untuk menjalin hubungan persaudaraan yang kuat
antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko, diperlukan peran serta
pemerintah dan rakyat untuk masa yang akan datang. Berikut ini adalah kerjasama
yang diperlukan di masa yang akan datang dalam hubungan bilateral antara Republik
Indonesia dengan Kerajaan Maroko. Di bidang kesejahteraan, dengan kerjasama di
bidang pelayanan masyarakat. Saat ini, Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko
merupakan negara yang sedang berkembang. Dengan kemajuan teknologi yang ada
saat ini, pada masa yang akan datang hendaknya dua negara tersebut saling
bekerjasama untuk mewujudkan pelayanan masyarakat yang baik. Di bidang ekonomi,
dengan adanya perdagangan bebas antara dua negara, yang dapat menaikkan aktivitas
perekonomian Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko. Juga dengan adanya
kerjasama antara perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan perusahaan-perusahaan
di Maroko, yang dapat membuat barang-barang berkualitas, dan menghasilkan
teknologi-teknologi yang bagus.
Di bidang ketenagakerjaan, dengan adanya perlindungan bagi para pekerja dari
Kerajaan Maroko yang bekerja di Indonesia, dan pekerja dari Indonesia yang bekerja
di Maroko, yang bertujuan untuk menghindari kasus-kasus tentang ketenagakerjaan
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 273
yang marak saat ini, seperti adanya pembunuhan terhadap tenaga kerja, penganiayaan,
dan lain-lain. Di bidang pendidikan, dengan adanya pertukaran pelajar, dan beasiswa
bagi pelajar dari Kerajaan Maroko yang melanjutkan pendidikan di Indonesia, dan
pelajar dari Indonesia yang melanjutkan pendidikan di Maroko. Bagi pelajar Kerajaan
Maroko yang akan melanjutkan pendidikannya di Indonesia hendaknya diberikan
jaminan kesejahteraan dan jaminan akan kebutuhan pokoknya. Begitu juga pelajar dari
Indonesia yang akan melanjutkan pendidikannya di Kerajaan Maroko.
Peran kedua negara di tingkat internasional terlihat dengan semakin aktifnya
Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko dalam mewujudkan perdamaian dunia,
memberantas kemiskinan, memberantas penjajahan, dan ikut serta menjaga ketertiban
dunia. Melalui peran aktif di PBB, Gerakan Non Blok, Organisasi Konferensi Islam,
dan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi, serta memberikan bantuan kemanusiaan
kepada negara-negara yang membutuhkan bantuan, akan menjadikan Republik
Indonesia dan Kerajaan Maroko semakin disegani oleh dunia, dan akan membuat
peran dua negara tersebut semakin kuat di dunia ini.
Selain itu, dengan adanya perdagangan bebas, dapat menaikkan produksi dan
pendapatan rakyat di Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko, yang akan
menjadikan dua negara ini menjadi negara maju, dan menjadikan dua negara menjadi
negara yang sejahtera dan makmur.
Untuk mewujudkan kerjasama antara Republik Indonesia dengan Kerajaan
Maroko dibutuhkan peran serta seluruh rakyat dua negara tersebut, supaya segala
upaya dua negara akan menjadi maksimal, dan hubungan bilateral antara Republik
Indonesia dengan Kerajaan Maroko menjadi sangat solid, kokoh, dengan adanya
semangat persaudaraan. Semangat persaudaraan yang dilandasi kebersamaan akan
membuat kerjasama antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko terjalin
dengan sangat erat, kokoh, dan abadi.
Hubungan persaudaraan antara Republik Indonesia dan Kerajaan Maroko yang
dilandasi semangat kekeluargaan dapat mewujudkan persahabatan yang abadi antara
keduda bangsa, yang juga akan berdampak pada terciptanya perdamaian dunia.
Muhammad Faisal Aziz, pelajar SMP Negeri 16 Bandung
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 274
Rue Soekarno di Negeri al-Mamlaka al-Maghribiyya
Oleh: Maharaja Arizona
Sejarah merupakan goresan kenangan yang berarti bagi individu maupun
kelompok, begitupula dengan sejarah hubungan Indonesia dan Maroko yang telah
terajut dari Abad XIV Masehi hingga sekarang. Ibnu Batutah ialah musyafir Maroko
yang mencatat dan menuliskan awal mula sejarah kepulauan terbesar di Asia Tenggara
yang kini merupakan wilayah Indonesia. Beliau juga menceritakan tentang kerajaan
Samudera Pasai nan megah dan merupakan pusat pelayaran yang penting, tempat
kapal-kapal asing berlabuh juga asal mula kerajaan Islam di Indonesia.
Penyebarluasan agama Islam di Indonesia tak terlepas dari peran Walisanga
yang hidup pada Abad XVI, salah satu sesepuh Walisanga ialah Maulana Malik
Ibrahim yang dikenal dengan “Syeikh Magribi” yang membuat rakyat Indonesia
berbondong-bondong memeluk agama Islam hingga menjadi negara berpenduduk
muslim terbesar di dunia. Kedua tokoh ini merupakan pembuka gerbang persahabatan
antara Negeri al-Mamlaka al-Maghribiyya dengan Negeri Zamrud Khatulistiwa
sehingga mampu menjalin hubungan baik dua negara yang terpisahkan oleh dua benua
berbeda.
Ukiran sejarah manis telah terukir sejak awal lahirnya kemerdekaan Maroko dan
Indonesia, hingga tak heran sebagai bentuk persahabatan, dua belah negara ini
mendeklarasikan persatuannya di Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 di Bumi
Parahiangan, Bandung, Indonesia. Satu tujuan dalam menentang penjajahan dan
mendukung perdamaian membuat persahabatan dua negara ini menjadi erat dan kokoh
seiring berjalannya waktu. Terbukti dengan pendeklarasian kemerdekaan Maroko
tepat setahun setelah Konferensi Asia Afrika, yakni di tahun 1956.
Di era 1950-an, Indonesia merupakan tempat pengasingan masyarakat Afrika
Utara termasuk Maroko. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan upaya merebut
kemerdekaan negara-negara Afrika Utara dari Kolonial Perancis. Pada saat itu
Indonesia melalui Komite Pembantu Perjuangan Kemerdekaan Negara-negara Afrika
Utara yang diketuai oleh M Natsir memberikan dukungan penuh kepada Maroko
untuk berperan aktif dalam Konferensi Asia Afrika, sehingga secara tidak langsung
Indonesia merupakan negara pemrakarsa kemerdekaan Negara Seribu Benteng
tersebut.
Lalu pada tahun 1955, ketika Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia
Afrika, Presiden Soekarno mengobarkan semangat anti-imperialisme negara-negara
Asia-Afrika yang telah bebas maupun masih menjadi budak kolonial Barat. Pada saat
itu pejuang Maroko yang melakukan perjuangan diplomasi di Indonesia tepatnya di
Hotel Sabang Jakarta diundang khusus oleh pemerintah Indonesia untuk menghadiri
Konferensi Asia Afrika dan secara resmi mengibarkan bendera Maroko di depan
gedung konferensi tersebut.
Mengundang pejuang kemerdekaan dari sebuah negara terjajah ke sebuah
konferensi Internasional dan diakui sebagai wakil negara, hal itu sama dengan
mengakui perjuangan mereka, bahkan bisa dianggap sebagai pengakuan atas
kemerdekaan bangsa dan negara tersebut. Sehingga kolonial Barat menganggap
Presiden Soekarno sebagai perusak tata diplomasi internasional pada saat itu. Dan
negara Barat pun mengecam keputusan Presiden Soekarno pada saat itu. Tetapi
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 275
walaupun demikian Presiden Soekarno berani mengambil risiko dan tetap menjadikan
Maroko sebagai peserta di KTT Asia Afrika tersebut tanpa menghiraukan reaksi
kolonial bangsa Barat. Hal ini menjadikan Presiden Soekarno merupakan pemrakarsa
kemerdekaan Maroko serta tercatat dalam goresan sejarah kemerdekaan negara
Maroko.
Tahun 1960, Presiden Soekarno melakukan kunjungan ke Maroko yang
menunjukkan bentuk persahabatan bilateral yang erat dan hal ini tercatat dalam sejarah
dua belah negara. Raja Mohammed V memberikan apresiasi yang sangat tinggi
kepada Presiden Soekarno sebagai bentuk penghargaan dalam memprakarsai
kemerdekaan Maroko. Apresiasi ini diwujudkan dengan tindakan Raja Mohammed V
mengabulkan apapun yang diminta oleh Presiden Soekarno pada saat itu. Presiden
Soekarno menyambut baik tawaran tersebut, ia meminta kepada Raja Mohammed V
untuk membebaskan rakyat Indonesia untuk berkunjung ke Maroko dan tanpa pikir
panjang Raja Mohammed V mengabulkan permintaan tersebut. Hingga sekarang
masyarakat Indonesia bebas mengunjungi Maroko tanpa visa atau izin tinggal selama
3 bulan. Berkunjung ke Maroko, ibarat mengunjungi negeri sendiri, pergi bebas tanpa
harus berletih-letih mengurus visa di Kedubes atau imigrasi.
Walaupun demikian, saat ini masih sedikit masyarakat Indonesia yang
mengetahui kemudahan itu, akibatnya sedikit orang Indonesia yang datang ke Maroko.
Dibutuhkan penyebaran informasi tentang kemudahan akses berkunjung ke Maroko,
agar banyak masyarakat Indonesia tertarik berkunjung ke sana, dan pada akhirnya
akan memperkuat hubungan kerjasama bilateral kedua negara.
Apresiasi masyarakat Maroko terhadap Presiden Soekarno masih berlanjut,
yakni dibangunnya jalan raya yang diberi nama Rue Soekarno yang terletak di jantung
Kota Rabat, tepat di perempatan Jalan Mohammed V yang merupakan jalan yang
diabadikan dari nama Raja Maroko pada masa Kemerdekaan Maroko. Rue Soekarno
adalah penghargaan yang tulus dari masyarakat Maroko kepada bangsa Indonesia,
terutama Presiden Soekarno atas dukungannya kepada perjuangan kemerdekaan
masyarakat Maroko yang saat itu dijajah Perancis. Ditinjau dari letak Rue Soekarno
yang berdekatan dengan jalan Mohammed V, hal ini memberi kesan bahwa apresiasi
masyarakat Maroko kepada Presiden Soekarno disejajarkan dengan apresiasi mereka
kepada Raja Mohammed V, pemimpin Maroko. Dengan kata lain Presiden Soekarno
memiliki posisi yang penting bagi masyarakat Maroko, selain Raja Mohammed V.
Lalu jika dibandingkan dengan masyarakat Indonesia, apresiasi bangsa
Indonesia terhadap Bapak Proklamator kurang nampak dari berbagai sisi. Padahal,
Soekarno dan jajaran pejuang kemerdekaan sudah mengerahkan segala harta,
keluarga, jiwa dan raga untuk kemerdekaan Indonesia. Walaupun telah ada
pembangunan bandara internasional di Jakarta dengan nama Bandara Soekarno-Hatta
sebagai salah satu bentuk apresiasi bangsa Indonesia, namun tidak cukup sampai
sebatas itu saja. Sebagai generasi muda sudah seharusnyalah kita mengisi
kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun serta bersiap diri
mengantikan generasi sebelumnya.
Generasi tua atau generasi sebelumnya juga berkewajiban mengisi kemerdekaan
dengan cara membangun Indonesia lebih baik lagi. Generasi yang saat ini mengisi
kursi kepemimpinan negara pasca kemerdekaan, sudah sepatutnya tidak melakukan
aksi-aksi yang merusak pilar negara seperti aksi KKN. Pembangunan di negeri ini
harus lebih ditingkatkan lagi, yang salah satunya ialah meningkatkan pembangunan
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 276
dari sisi pendidikan untuk bangsa. Pendidikan merupakan salah satu indikator maju
dan berkembangnya sebuah negara. Memajukan pembangunan pendidikan adalah
salah satu hal mendasar yang harus dilakukan untuk mengisi dan mengapresiasi
kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pemimpin bangsa terdahulu.
Sebagaimana yang dilakukan negara sahabat, Maroko. Pendidikan di Maroko
sudah membahana ke seluruh dunia. Universitas di Maroko memiliki sejarah yang
lebih tua dari pada universitas-universitas di Eropa dalam hal memberikan pengajaran.
Salah satunya ialah Universitas Qurawiyyin yang tercatat sebagai universitas tertua di
dunia yang didirikan pada tahun 859 Masehi. Dalam hal pendidikan, setiap tahun
Pemerintah Maroko menawarkan melalui AMCI (agen kerjasama Internasional
Maroko) 15 beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama. Dan mulai tahun
2010, Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko telah menyetujui
permintaan PBNU untuk memberikan beasiswa khusus untuk putra-putri PBNU
sebanyak 10-15 orang setiap tahun guna belajar di institusi pendidikan yang berada di
bawah Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko, khususnya Universitas
Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional (at Ta'liimal Atiiq) di Masjid Qarawiyyin.
Namun sayangnya jatah yang sudah diberikan tersebut tidak dimanfaatkan
dengan baik oleh Indonesia, dengan tidak maksimalnya kedatangan mahasiswa
Indonesia ke Maroko sesuai kuota tersebut. Dan juga kurang selektifnya dalam
memilih utusan-utusan penuntut ilmu, sehingga tidak sedikit yang kurang maksimal
dalam belajar di negeri seribu benteng ini. Dengan demikian kita dapat
menyimpulkan, bahwa kerjasama antardua negara dalam bidang pendidikan masih
kurang memadai sehingga perlu peningkatan kerjasama di bidang pendidikan ini.
Solusi yang dapat ditempuh ialah dengan memberikan jaminan-jaminan hidup serta
kemudahan dalam birokrasi dan juga fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga dapat
memberikan kenyamanan bagi masyarakat Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di
dua belah negara. Dengan solusi ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama di
bidang pendidikan dua negara.
Maharaja Arizona, pelajar SMA Plus Negeri 17 Palembang
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 277
Pekan Olahraga Persahabatan Indonesia-Maroko
Oleh: Inayah Adi Oktaviana
Indonesia telah menjalin hubungan bilateral dengan Maroko sejak lebih 51 tahun
silam. Tepatnya pada tahun 1960, 4 tahun setelah kemerdekaan Maroko dari jajahan
Perancis. Hubungan bilateral itu berawal dari penyerahan surat kredensial Duta Besar
Nazir Pamontjak tanggal 19 April 1960 kepada Raja Maroko Mohammed V. Pada
waktu itu, Dubes Nazir diminta untuk mempersiapkan kunjungan Presiden Soekarno
ke Maroko.
Hubungan antara Indonesia dan Maroko tidak sekedar hubungan bilateral biasa,
melainkan sudah bagaikan dua negara yang mempunyai hubungan persahabatan yang
harmonis. Sebagai bentuk persahabatan antara dua negara tersebut, salah satu jalan di
jantung Kota Rabat, ibukota Maroko, dinamai dengan Jalan Soekarno, serta Jalan
Jakarta dan Jalan Bandoeng yang masih terdapat di Kota Rabat juga. Begitu pula di
Jakarta, terdapat jalan yang diberi nama Casablanca, kota perdagangan di Maroko,
sebagai jalan terpenting di Jakarta.
Dalam kurun waktu lebih setengah abad, tercapai banyak hasil kerjasama
bidang politik, ekonomi, pendidikan, pariwisata, pertanian dan perdagangan.
Ironisnya, masih banyak orang Indonesia yang tidak mengetahui kerjasama antara dua
negara ini. Upaya meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, sebaiknya dimulai
pengenalan kerjasama dua negara ini kepada masyarakat. Ada bidang yang sangat
cocok dijadikan lahan kerjasama maupun penyebarluasan hubungan bilateral
Indonesia-Maroko kepada masyarakat, yaitu olahraga.
Selama ini sudah banyak yang menggembor-gemborkan kerja sama di bidang
pendidikan, pariwisata, pertanian, ekonomi dan lain-lain. Padahal kerjasama
diberbagai bidang tersebut telah menuai banyak hasil, meskipun masih perlu
ditingkatkan karena belum optimal. Sementara untuk bidang lain seperti olahraga,
yang menarik banyak perhatian dari masyarakat umum, malah belum tersentuh
kerjasama antara Indonesia dan Maroko. Padahal prestasi olahraga Indonesia dan
Maroko dalam kancah persaingan internasional pun belum optimal. Sehingga
mengadakan kerjasama di bidang ini sangat perlu dilakukan.
Kualitas sepakbola Indonesia di kancah internasional memang belum bagus,
karena dalam FIFA tercatat Indonesia menempati peringkat ke-129. Indonesia baru
sekali mengikuti Piala Dunia pada tahun 1938 dan 4 kali mengikuti Piala Asia.
Meskipun masyarakat Indonesia mempunyai minat yang tinggi terhadap olahraga
sepakbola, namun Indonesia belum masuk jajaran tim kuat di konfederasi Sepakbola
Asia. Pada kancah Asia Tenggara, Indonesia pun belum pernah meraih juara Piala
AFF, namun Indonesia menjadi negara dengan peraih runner-up terbanyak dari
seluruh peserta kejuaraan piala AFF. Dalam ajang Sea Games pun Indonesia jarang
meraih medali emas. Terakhir Indonesia meraih medali emas pada tahun 1993.
Maroko juga sebenarnya belum optimal dalam bidang persepakbolaan di kancah
internasional, meskipun peringkatnya di FIFA lebih unggul dari Indonesia, dengan
menempati peringkat ke-39. Maroko telah 4 kali mengikuti Piala Dunia dan 12 kali
mengikuti ajang Piala Afrika, dengan perolehan terbaik menjadi juara pada Piala
Afrika tahun 1976. Prestasi tersebut cukup membanggakan, meskipun harus lebih
ditingkatkan kembali.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 278
Meskipun sepak terjang persepakbolaan Indonesia di kancah internasional
kurang membanggakan, namun berbeda dengan bidang bulu tangkis. Pada ajang
olimpiade, Indonesia telah banyak mengukir prestasi membanggakan dalam bidang
bulu tangkis. Prestasi Indonesia dalam bidang bulu tangkis pada ajang olimpiade,
antara lain: pada Olimpiade di Barcelona (1992), Indonesia meraih 2 emas, 2 perak,
dan 1 perunggu; pada Olimpiade di Atlanta (1996), Indonesia meraih 1 emas, 1 perak
dan 2 perunggu; pada Olimpiade di Sydney (2000), Indonesia meraih 1 emas, 3 perak
dan 2 perunggu; dan pada Olimpiade di Beijing (2008), Indonesia meraih 1 emas, 1
perak, dan 1 perunggu. Prestasi membanggakan bulu tangkis yang terbaru adalah
teraihnya semua medali emas untuk kategori pertandingan tunggal putra, tunggal putri,
ganda putra, ganda putri dan ganda campuran, dalam ajang kejuaraan Giraldilla ke-12
yang berlangsung di Havana, Kuba, pada tanggal 24-27 Maret 2011. Padahal dalam
event tersebut, Indonesia hanya mengirimkan para atlet juniornya. Prestasi
membanggakan tersebut mengundang minat dari beberapa atlit asal Amerika Selatan
dan Kuba untuk belajar bulu tangkis dari Indonesia.
Paparan di atas merupakan sekelumit gambaran dunia olahraga di Indonesia dan
Maroko. Masing-masing negara mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kualitas yang
belum optimal sebaiknya diperbaiki dan ditingkatkan agar Indonesia dan Maroko juga
dapat menjadi negara unggul dalam bidang olahraga di dunia. Upaya yang harus
dilakukan untuk mewujudkan harapan tersebut antara lain membangun kerjasama
bidang olahraga. Sebaiknya pemerintah Indonesia dan Maroko berunding untuk
mencanangkan program ini.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kerjasama antara Indonesia
dan Maroko di bidang olahraga adalah penyelenggaraan Pekan Olahraga Persahabatan
Indonesia-Maroko. Kegiatan tersebut dapat dilakukan beberapa tahun sekali dengan
beraneka cabang olahraga yang dilombakan. Jadi tidak hanya pertandingan sepakbola
dan bulu tangkis, namun bisa juga bola volley, basket, softball, dan berbagai cabang
olahraga lain. Kegiatan tersebut tentu akan menarik antusias masyarakat untuk
mengikuti maupun menyaksikannya.
Tentunya banyak orang yang masih teringat event kejuaraan Piala AFF tahun
2010. Betapa antusiasnya masyarakat Indonesia terhadap pertandingan sepakbola itu.
Bahkan hingga beribu-ribu penonton dari segala penjuru mendatangi Stadion Gelora
Bung Karno untuk menyaksikan laga tim Garuda melawan tim-tim dari berbagai
negara Asia Tenggara. Berkaca dari kegiatan tersebut, betapa antusiasnya warga
melihat pertandingan olahraga. Maka dari itu, dengan diadakannya Pekan Olahraga
Persahabatan Indonesia-Maroko, diharapkan masyarakat akan seantusias itu untuk
menyaksikannya.
Acara ini pasti mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Maroko. Sehingga
memudahkan peningkatan kerjasama di bidang lain. Jalinan kerjasama di bidang
olahraga, diharapkan juga meningkatkan prestasi olahraga dua negara di tingkat
internasional.
Inayah Adi Oktaviana, pelajar SMA N 1 Gondang, Sragen
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 279
Maroko Striker, Indonesia Midfielder
Oleh: Kukuh Tri Atmanto
Dalam olahraga sepakbola selalu ada bek, gelandang dan penyerang (defender,
midfielder dan striker), semuanya teramu dalam sebuah taktik bermain yang membuat
tim menang, seri atau bahkan kalah. Taktik paling populer dalam sepakbola adalah
total-football yaitu di mana kemampuam menyerang dan bertahan sama baiknya.
Sama seperti dalam sistem ekonomi, sistem ekonomi campuranlah yang saat ini paling
populer dan dianggap paling baik di dunia. Dalam bidang ekonomi Indonesia-Maroko
dapat diibaratkan sebagai sebuah kombinasi tim sepakbola dengan cara bermain total-
football nyaris sempurna.
Layaknya pemain dalam sebuah klub sepakbola, Indonesia dan Maroko sangat
berbeda, Maroko merupakan negara monarkhi kontitusional, sedangkan Indonesia
adalah negara marintim yang berbentuk republik, sangat bertolak belakang dari sistem
pemerintahanya. Tapi akhirnya karena hubungan persaudaraan yang telah berumur
setengah abad lebih (51 tahun) menimbulkan kombinasi berbalut komunikasi dan
chemistry nan “apik” antara dua belah pihak. Indonesia dan Maroko ibarat midfielder
dan striker dalam sebuah permainan ekonomi dunia.
Indonesia-Maroko merupakan kombinasi ekonomi dunia yang sangat baik.
Kerjasama dua negara selama ini terus meningkat walau sebagian besar hanya berada
di sektor ekspor-impor. Kerjasama ekspor-impor Indonesia-Maroko memang sangat
menjanjikan dan saling mengutungkan. Dalam satu dekade terakhir ini kerjasama
ekspor-impor Indonesia-Maroko terus meningkat drastis, tercatat pada tahun 2005
sebesar USD 76 juta atau setara dengan hampir Rp 700 miliar. Maroko yang
merupakan salah satu negara pertanian dunia adalah sumber Indonesia mendapatkan
fosfat sebagai bahan dasar pupuk. Pupuk merupakan komoditi sangat penting bagi
Republik ini yang merupakan negara kepulauan agraris, sementara itu rakyat Maroko
begitu membutuhkan dan menyukai komoditi ekspor Indonesia berupa hasil hutan dan
perkebunan.
Maroko layaknya seorang striker bagi Indonesia dalam memajuka
perekonomiannya. Di bidang ekonomi bagi Indonesia, Maroko merupakan duta
perdagangan terdepan yang memiliki posisi paling strategis demi tercapainya tujuan
Indonesia. Maroko merupakan negara yang dapat menjembatani Indonesia agar bisa
mengembangkan perekonomiannya dengan negara-negara Uni Eropa dan Timur
Tengah lain. Maroko telah melakukan kerjasama Free Trade Agreement (Perjanjian
Perdagangan Bebas) dengan beberapa negara Uni Eropa dan Timur Tengah. Hal ini
secara tidak langsung, bila kerjasama perekonomian Indonesia-Maroko semakin erat
akan mempermudah Indonesia mencapai tujuanya untuk melakukan kerjasama dengan
negara-negra Uni Eropa dan Arab lainnya. Maroko merupakan mitra bagi Indonesia
yang berada di garis depan kerjasama negara-negara Timur (Indonesia) dengan
negara-negara Barat. Hal tersebut akan mempermudah pengusaha dalam dan luar
negeri bekerjasama dalam pengembangan perekonomian dunia khususnya Indonesia.
Selama ini para pengusaha dalam negeri sangat mengharapkan dapat bekerjasama
dengan para pengusaha dari luar negeri terutama Uni Eropa, dan hal itu akan lebih
mudah terealisasikan karena Maroko telah membukakan jalan bagi kerjasama
perekonomian tersebut.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 280
Sementara itu sebagai seorang midfielder yang juga berperan sebagai playmaker
perekonomian Maroko, Indonesia dapat memberikan konstribusi positif bagi
perkembangan perekonomian Maroko. Indonesia dapat memberikan long-pass (umpan
lambung) bagi Maroko dalam sistem ekonomi yaitu dengan mempromosikan Negara
Magribi tersebut kepada dunia internasional. Hal tersebut sangat mungkin terjadi,
karena posisi Indonesia sebagai pasar perdagangan terbaik dunia terlebih lagi
Indonesia merupakan produsen bahan-bahan olahan terbaik di dunia. Indonesia
bertugas menyuplai iklim investasi positif bagi Kerajaan Maroko. Di pihak lain
kombinasi ekonomi Indonesia-Maroko sangat ditunggu dunia, karena dapat
menjembatani kepentingan perekonomian negara-negara Timur dengan negara-negara
Barat serta negara-negara Timur Tengah. Dalam rangka memaksimalkan kerjasama di
bidang perekonomian dan perdagangan, dua negara tersebut telah sepakat melalui
WIEF (Wolrd Islamic Economic Forum) melakukan berbagai kerjasama ekonomi
yang saat ini telah memberikan dampak positif bagi Indonesia dan Maroko, antara lain
terlihat pada saat pihak Barat harus berjibaku menghadapi krisis global, Indonesia-
Maroko malah mengalami peningkatan perekonomian.
Dalam konteks sebuah permainan sepak bola Indonesia dan Maroko adalah
sebuah tim kecil pada awalnya yang sekarang berubah menjadi salah satu tim
berkembang dunia karena dorongan persahabatan yang kian mesra dan harmonis.
Semakin harmonisnya hubungan dua negara terutama di bidang perekonomian telah
menciptakan atmosfer positif bagi perkembangan perekonomian di masing-masing
negara. Indonesia-Maroko, tim kecil yang semakin berkembang besar karena
persahabatan, dan kini kita tinggal menanti kedua negara ini menjadi raksasa yang
disegani serta diharapkan dunia dengan taktik persaudaraan ala Lions de l'Atlas (Singa
Atlas) dan Pasukan Garuda.
Kukuh Tri Atmanto, Pelajar SMAN 4 Karimun, Kepulauan Riau
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 281
Strategi Meningkatkan Hubungan
Indonesia–Maroko
Oleh: Wawan Sulaiman Ferdiansyah
Seiring perkembangan globalisasi berbagai gagasan dimunculkan guna
mempersempit ruang dan waktu sehingga mempersingkat interaksi dan komunikasi
dalam skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang
ideologi, politik, ekonomi, pertahanan keamanan dan sosial budaya. Sosial budaya
adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Perkembangan sosial budaya begitu
cepat berkembang di kalangan masyarakat itu sendiri maupun masyarakat lain di
berbagai belahan dunia yang memberi dampak positif bagi kerjasama antarnegara
yang mengadakan suatu hubungan kerjasama. Justru tujuan yang diinginkan adalah
keuntungan dari tiap-tiap negara guna untuk kemajuan dan kemakmuran masing-
masing negara.
Budaya Mempererat Hubungan antar Dua Negara
Indonesia dan Maroko sampai saat ini senantiasa mengusahakan kerjasama guna
memberi dampak positif ke masa depan bagi keduanya. Salah satu bentuk kerjasama
Indonesia dan Maroko adalah di bidang kebudayaan yang dalam banyak aspek
mempunyai kesamaan antara budaya Indonesiadan Maroko, dengan tujuan untuk
memberi penguatan ideologi bagi masyarakat Indonesia dan bagi masyarakat Maroko
sendiri. Untuk mewujudkan terjalinnya suatu hubungan yang memberi dampak positif
bagi Indonesia dan Maroko, maka pertukaran antarbudaya sangat penting.
Persaudaraan musik merupakan upaya untuk mencapai sebuah kerjasama yang
mengilhami harapan. Penggabungan musik tradisional Maroko dan Indonesia sangat
memberi dampak pada hubungan antar negara. Sebagai contoh, musik sufi (tarikas)
yang umum di Maroko dan Tari Seudati khas Aceh, apabila berkaloborasi pasti akan
menghasilkan sebuah musik dan tarian yang indah. Musik sufi bermain tanpa irama,
hanya saudara-saudara pemain musik berpengangan dalam lingkaran diringi nyayian
dan atau sambil menari. Sedangkan Tari Seudati hanya berupa bunyi yang ditimbulkan
dari hentakan kaki kriptapan dan jari penari dan tepukan dada yang di selang-seling
dengan irama syair lagu dari seorang penyanyi. Di dalam Tarian Seudati jelas
tergambar kebersamaan dan persatuan dengan gerakan lincah dan dinamis. Nah
apabila dikaloborasikan dengan musik sufi (tarikas) khas Maroko ini, jelas akan
menghasilkan sebuah tarian yang diiringi musik yang berbeda budaya yang mampu
memberi kekompakan dan kerukunan antara dua negara ini sehingga dari budaya
inilah terlahir sebuah hubungan yang lebih baik lagi antara Maroko dan Indonesia
seperti yang kita harapkan.
Terjalinnya hubungan antara Indonesia dan Maroko
Usaha pemerintah selama ini tidak sia-sia karena selama ini upaya pemerintah
dalam menjalin hubungan antar Maroko dan Indonesia berbuah hasil tidak dalam
bidang perpaduan budaya saja melainkan dalam segala kerjasama yang bersifat sosial
maupun nonsosial. Dalam bidang pertukaran pelajar pun Indonesia dan Maroko ikut
serta memberi kesempatan untuk mengenal lebih dalam lagi tentang negara mereka
masing-masing, sehingga kerjasama bidang ini sangat menguntungkan bagi Indonesia
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 282
dan Maroko. Terjalinnya hubungan Indonesia dan Maroko juga dalam bidang
ekonomi yang sebagaimana selama ini Indonesia dan Maroko telah melakukan
kerjasama memungkinkan pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia dan Maroko yang
sama-sama merupakan negara berkembang guna membangun bersama dalam upaya
mensejahterakan rakyatnya masing-masing.
Hubungan Maroko dan RI Menghadapi Ancaman Global
Dalam mengupayakan hubungan kerjasama di bidang budaya, Indonesia dan
Maroko sedapat mungkin tidak mencampuradukkan hubungan politik antara dua
negara ini. Mencampur aduk persoalan buaya dengan masalah hubungan politik rawan
menghasilkan sebuah hubungan yang tidak sesuai apa yang kita harapkan untuk hari
ini dan hari esok. Politisasi dari pihak lain di tataran global terhadap hubungan baik
yang sedang dijalin kedua negara sangat mungkin terjadi. Maka dari itu, para
pemimpin Indonesia dan Maroko diharapkan untuk waspada terhadap dampak negatif
dari yang mungkin akan timbul dari hubungan kerjasama yang selama ini dilakukan
oleh Indonesia dan Maroko. Indonesia dan Maroko harus terbuka dalam
mengupayakan kerjasama yang dijalin tersebut dengan penuh kesadaran oleh masing-
masing negara bahwa semua hubungan kerjasama itu dilakukan untuk kepentingan
rakyat kedua negara.
Setelah kita amati selama ini, ancaman global dapat memberi dampak negatif
maupun positif bagi setiap negara, khususnya bagi Indonesia dan Maroko. Kedua
negara ini wajib mengantisipasi adanya berbagai bentuk “serangan” dari negara-
negara lain. Upaya pemerintah tidak dapat hanya dijalankan oleh pemerintah saja.
Peran serta secara rakyat sangat dibutuhkan dalam menghadapi ancaman global ini.
Oleh karena itu hubungan Indonesia dan Maroko tidak hanya melakukan hubungan
bilateral saja ataupun hubungan politik saja, tetapi juga meningkatkan hubungan di
bidang budayanya. Hal tersebut dapat memperkuat eksistensi budaya dan atau ideologi
bagi kedua negara ini dalam menghadapi ancaman global di masa mendatang.
Wawan Sulaiman Ferdiansyah, pelajar SMKN 02 Bangkalan, Madura
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 283
Eksistensi Maroko di Mata Pelajar Indonesia
Oleh : Nabila Ghaida Zia
Persahabatan dua negara antara Indonesia dan Maroko itu sebenarnya bisa
dikatakan seperti persahabatan antar dua orang. Nah, sejatinya orang yang bisa
dianggap sebagai seorang sahabat adalah orang yang selalu ada baik di kala sedih dan
senang, peduli, rela berkorban dan saling melengkapi. Pengertian sahabat di atas tadi
bisa diaplikasikan ke dalam pengertian persahabatan antar Indonesia dan Maroko.
Persahabatan Indonesia dan Maroko itu bukanlah sekedar persahabatan yang
terasa hambar dan hanya sebuah kamuflase belaka. Persahabatan kedua negara ini
adalah persahabatan yang benar-benar dalam arti sahabat yang sesungguhnya, kedua
negara ini saling melengkapi, saling membantu ketika negara yang satu mengalami
permasalahan, saling mencurahkan perhatiannya di segala bidang, baik dari bidang
pendidikan, ekonomi, kebudayaan, pertahanan keamanan dan bidang lainnya. Dan
persahabatan ini telah terjalin sudah sangat lama.
Layaknya sebuah persahabatan yang telah terjalin lama, selalu memberi kesan di
hati satu sama lain. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jikalau sebuah
persahabatan mengalami permasalahan yang dapat membuat persahabatan menjadi
retak, apalagi jika hubungan persahabatan ini dipisahkan oleh jarak yang jauh, seperti
hubungan persahabatan antara Indonesia dan Maroko ini. Indonesia yang berada di
benua Asia bagian tenggara menjalin hubungan dengan Maroko yang berada di
wilayah Afrika Utara atau berada di bagian barat dari benua Afrika. Ada yang
mengatakan bahwa jarak Indonesia dan Maroko ini jauhnya bagaikan sepertiga
lingkaran dunia. Bisa dibayangkan betapa jauhnya jarak antara kedua Negara ini,
tetapi persahabatan yang terpisahkan jarak yang jauh ini masih bisa terjalin dengan
indahnya dikarenakan kedua negara saling mengusahakan cara-cara mempererat tali
persahabatan mereka, yakni saling mencurahkan kepeduliannya di berbagai aspek
kehidupan.
Perhatian dan rasa peduli antar sahabat itu merupakan kunci bertahannya sebuah
hubungan persahabatan meski terpisahkan jarak yang sangat jauh sekalipun. Berkat
adanya globalisasi, perhatian dan rasa peduli itu bisa tercurahkan dengan cepatnya
karena tak lagi ada batasan apapun. Nah, kunci dari hubungan Indonesia dan Maroko
yang masih bertahan sampai saat ini adalah karena ada perhatian dan rasa peduli satu
sama lain. Di sini penulis ingin menyoroti secara khusus tentang dunia pendidikan
antara Indonesia dan Maroko. Mengapa penulis ingin menekankan terhadap bidang
pendidikan saja, dikarenakan pendidikan adalah dasar dari segalanya. Dan pendidikan
ini amatlah penting untuk membentuk generasi baru yang cerdas dan mandiri yang
nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin bagi negaranya. Apalagi di era globalisasi
ini persaingan semakin ketat. Barangsiapa yang tidak siap bisa saja terpuruk hanyut.
Nah, untuk menghadapi era globalisasi, pendidikanlah yang menjadi pilar utamanya.
Dalam hal pendidikan, Maroko di setiap tahunnya menyediakan 15 beasiswa
kepada pelajar Indonesia melalui Departemen Keagamaan. Akan tetapi hubungan
kerjasama Maroko dengan Indonesia dirasakan belum optimal, sebenarnya masih
banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan hubungan dalam bidang
pendidikan ini. Pemberian beasiswa memang merupakan sarana mengeratkan
hubungan persahabatan antara Indonesia dan Maroko, karena kedua negara ini saling
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 284
merasakan manfaatnya. Ketika Maroko memberikan beasiswa kepada pelajar
Indonesia untuk dapat menuntut ilmu di Maroko otomatis Maroko diuntungkan karena
dengan adanya pelajar Indonesia yang belajar di Maroko akan memberikan masukan
devisa untuk negara Maroko itu sendiri sedangkan di pihak Indonesia pun merasakan
manfaatnya yakni mendapatkan tambahan ilmu yang bisa diaplikasikan nantinya di
tanah air.
Tapi, ketika pihak pemerintah negara Maroko telah memberikan beasiswa
kepada pelajar Indonesia namun di pihak masyarakat Indonesia sendiri tidak
mengetahui secara pasti tentang negara Maroko, bagaimana mereka bisa mengenal dan
berminat memilih mengambil beasiswa ke negara Maroko? Memang ada masyarakat
yang mengetahui betul tentang Maroko, tetapi masih sangat sedikit. Maroko dirasa
kurang mempromosikan dirinya di mata masyarakat Indonesia. Banyak yang kurang
mengetahui jikalau Maroko juga merupakan negara yang turut menyumbangkan
sumbangsihnya bagi peradaban dunia. Berbeda dengan Negara lainnya seperti Jepang,
Australia dan Amerika, ketiga negara tersebut juga telah menjalin hubungan kerjasama
dalam bidang pendidikan dengan Indonesia, misalnya saja memberikan beasiswa tiap
tahunnya dan mengadakan pertukaran pelajar.
Tidak hanya itu, ketiga negara itu melakukan mempromosi pendidikan
negaranya dengan cara menggelar pameran pendidikan setiap tahunnya di berbagai
kota. Mereka juga membuat suatu wadah bagi masyarakat Indonesia bisa bergabung
untuk mempelajari tentang negara Jepang, Australia atau Amerika. Contohnya, Jepang
membuat Japan Foundation yang merupakan sebuah wadah dimana masyarakat
Indonesia dapat bergabung dan mendapat pengetahuan tentang negara Jepang
sehingga membuat masyarakat Indonesia tertarik untuk memilih melanjutkan studinya
di negara tersebut. Japan Foundation juga tidak sekedar wadah saja, tetapi melakukan
usaha-usaha untuk memperkenalkan Jepang melalui pemberian buku panduan belajar
Bahasa Jepang kepada sekolah-sekolah di Indonesia, juga mengadakan sebuah event
perlombaan yang mana juaranya akan diberikan hadiah mengunjungi negara sakura
itu. Upaya-upaya yang dilakukan oleh negara seperti Australia, Jepang dan Amerika
banyak yang membuahkan hasil, banyak pelajar menuntut ilmu di negara tersebut, dan
warga Indonesia yang berkunjung ke sana.
Berdasarkan pengalaman tersebut, ada baiknya jika Maroko dalam mempererat
hubungan persahabatan dengan Indonesia agar menjadi lebih mesra lagi tidak hanya
memberikan beasiswa kepada 15 orang tiap tahunnya akan tetapi memprogramkan
banyak hal lagi yang bisa dilakukan bersama Indonesia. Saran penulis, untuk
menambah mesranya hubungan persahabatan dengan Indonesia dalam bidang
pendidikan, langkah pertama sebaiknya Maroko membuat sebuah wadah atau
komunitas di institusi pendidikan kedua negara yang mewadahi pelajar dan mahasiswa
dari kedua negara. Ketika sudah dibentuk, wadah ini kemudian melakukan berbagai
kegiatan mensosialisasikan program-program kerjasama bidang pendidikan, juga
sosial budaya dan kesenian, kepada masyarakat kedua bangsa. Melalui cara ini,
keberadaan atau eksistensi negara Maroko akan semakin diketahui oleh rakyat
Indonesia. Pada gilirannya nanti, banyak anggota masyarakat dari negeri ini yang
berminat untuk menuntut ilmu disana.
Sosialisasi keberadaan Maroko di Indonesia dapat ditingkatkan melalui berbagai
cara, antara lain:
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 285
1. Membuat sebuah siaran radio khusus Kerajaan Maroko, dimana siaran-siaran itu
berisi tentang Maroko, berita teraktual yang terjadi di Maroko dan sekitarnya, dan
yang terpenting siaran itu menyiarkan pelajaran mengenai bahasa yang digunakan
di negara Maroko itu sendiri yakni bahasa Arab, Perancis, atau lainnya.
2. Membuat majalah yang merupakan tindak lanjut dari pembuatan radio khusus
Maroko, karena tidak semua masyarakat Indonesia bisa menikmati radio. Isi konten
majalahnya pun tak beda jauh dengan isi siaran radio, sekali lagi yang terpenting
ada konten pelajaran bahasa yang digunakan di maroko. Majalah ini diberikan
gratis kepada masyarakat Indonesia.
3. Memberikan buku pelajaran Bahasa Arab ke sekolah-sekolah di Indonesia yang
berbasis islam secara gratis.
4. Mengadakan event perlombaan, seperti lomba pidato bahasa Arab, lomba kesenian
dan sebagainya yang diikuti oleh para pelajar Indonesia dan juaranya diberikan
hadiah kunjungan ke Maroko.
5. Mengadakan pertukaran pelajar.
Lima poin di atas semoga bisa dilakukan oleh Maroko, dengan dukungan
sahabatnya Indonesia, untuk mempererat hubungan persahabatan dengan kedua negara
dalam bidang pendidikan. Terlebih lagi Indonesia dan Maroko mempunyai basis yang
sama, yakni sama-sama negara Islam yang tentunya hubungan kerjasama dalam
bidang pendidikan sangat berarti. Apabila lima poin di atas bisa dilaksanakan, itu bisa
menjadi sarana untuk menunjukkan eksistensi Maroko di masyarakat Indonesia.
Ketika masyarakat telah mengetahui keberadaan Maroko, mereka akan berlomba-
lomba untuk dapat menuntut ilmu di negara tersebut, dan selanjutnya diaplikasikan ke
kehidupan mereka di Indonesia sehingga bisa membentuk Indonesia yang warganya
berakhlak dan bermoral baik. Di lain pihak, Maroko dan Indonesia dapat menjalin
kerjasama yang lebih lancar dan kuat di bidang-bidang lainnya seperti perdagangan,
kebudayaan, dan pertahanan keamanan.
Maroko, ayo tunjukkan eksistensimu...!
Nabila Ghaida Zia, siswa SMA Negeri 1 Karangkobar, Banjarnegara
e-mail : [email protected], [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 286
Surat Indonesia, Berperangko Maroko
Oleh: Imroatus Sholihah
Apa yang terlintas di benak Pembaca ketika membaca judul di atas. Pasti
kedengaran aneh. Apakah Anda berpikir bahwa Indonesia penghasil surat, lalu
Maroko penghasil perangko? Ataukah itu hanyalah perumpamaan saja yang sengaja
penulis buat? Jawaban yang benar adalah yang kedua, judul di atas hanyalah
perumpamaan untuk mengibaratkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan
Maroko. Ibarat surat dan perangko yang saling melengkapi, begitulah pula hubungan
antara Indonesia dengan Maroko.
Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di
Asia Tenggara. Sedangkan Maroko merupakan salah satu negara yang terletak di
Afrika Utara. Coba lihatlah pada atlas, peta atau globe. Betapa jauhnya jarak antara
dua negara ini. Tapi walau letak dua negara ini saling berjauhan, Indonesia dengan
Maroko tetap dapat saling berhubungan dan bekerjasama di mana dua belah pihak
sama-sama diuntungkan. Lalu bagaimana sejarah dimulainya hubungan antara
Indonesia dengan Maroko yang terus berlanjut sampai zaman sekarang dan diharapkan
terus berlanjut sampai di masa yang akan datang?
Mari kita melangkah ke masa lalu dan bayangkan. Sebenarnya hubungan antara
Indonesia dengan Maroko telah dimulai sejak Abad XIV. Pada saat itu seorang
musyafir terkenal yang bernama Ibnu Batutah melakukan perjalanan dari Maroko
menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia tepatnya di Kerajaan Samudera
Pasai, Aceh. Lalu dilanjutkan dengan Maulana Malik Ibrahim, yang merupakan salah
satu sesepuh Walisanga juga datang dari Maroko. Mereka datang ke Tanah Air
membawa ajaran Islam, sehingga tak lama setelah kedatangan dua orang ini, banyak
kerajaan-kerajaan bercorak Islam mulai berdiri di Tanah Beta.
Namun hubungan yang resmi baru dimulai pada tahun 1960 tepatnya pada
tanggal 2 Mei. Pada saat itu Presiden Soekarno berkunjung ke Kota Rabat untuk
bertemu dengan Raja Mohammed V. Soekarno merupakan presiden pertama yang
datang ke negara itu setelah 4 tahun sebelumnya merdeka dari kolonial Perancis
tepatnya pada tahun 1956. Kunjungan Presiden Soekarno tersebut merupakan awal
hubungan diplomatik Indonesia dengan Maroko. Hubungan diplomatik kakak beradik
ini tidak berhenti sampai di situ saja, hubungan tersebut terus berlanjut sampai
sekarang. Berbagai kerjasama yang saling menguntungkan di berbagai bidang seperti
bidang politik, sejarah, sosial, kebudayaan, ekonomi, pendidikan, pariwisata dan
lainnya masih terus dilakukan.
Namun kali ini saya hanya akan menilik dari segi pendidikan saja. Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sedangkan
Maroko merupakan negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Karena memiliki
persamaan yang menonjol, yaitu sama-sama negara dengan mayoritas penduduk
adalah Muslim, maka dua negara ini bekerjasama di bidang pendidikan utamanya
dalam hal keagamaan.
Dalam bidang pendidikan, setiap tahun Pemerintah Maroko menawarkan 15
beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama. Dan sejak tahun 2010,
Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko menyetujui permintaan PBNU
untuk memberikan beasiswa khusus untuk putra-putri PBNU sebanyak 10 sampai 15
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 287
orang setiap tahun guna belajar di institusi pendidikan yang berada di bawah
Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko, khususnya Universitas
Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional (at Ta'liim al Atiiq) di Masjid Qarawiyyin.
Selain itu Warga Negara Indonesia juga dibebaskan dari visa untuk masuk ke negeri
matahari terbenam ini, yang manfaatnya masih bisa kita rasakan hingga sekarang
terutama bagi para pelajar dan mahasiswa Indonesia di Maroko.
Namun jatah yang diberikan Maroko, tidak dimanfaatkan dengan baik oleh
Indonesia. Hal ini terbukti dengan kurang maksimalnya kedatangan mahasiswa
Indonesia ke Maroko sesuai kuota tersebut. Selain itu, Indonesia juga kurang
selektifnya dalam memilih utusan-utusan penuntut ilmu, sehingga tidak sedikit
mahasiswa yang kurang maksimal dalam belajar di Negeri Seribu Benteng ini.
Hal tersebut membuktikan bahwa kerjasama antara Indonesia dengan Maroko di
bidang pendidikan sampai saat ini, sebenarnya belum berjalan maksimal. Hal ini
dikarenakan masih banyaknya kendala yang menghambat terwujudnya kerjasama
tersebut. Padahal, sebenarnya banyak potensi di bidang pendidikan yang dapat
dikerjasamakan antara dua belah pihak.
Contoh potensi yang dapat dikembangkan Indonesia, yaitu tulisan-tulisan dari
para pemikir (ulama) Indonesia. Namun karena minimnya tulisan-tulisan dari para
pemikir (ulama) yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Internasional seperti
bahasa Inggris dan bahasa Arab, membuat negara-negara lain tidak mengenal
Indonesia. Hal ini tentu saja membuat orang-orang asing beranggapan bahwa
peradaban Indonesia belum kuat.
Karena itu salah satu universitas di Indonesia yang bernama Universitas Islam
Sultan Agung Semarang (disingkat “Unissula”) mengambil peran untuk menjembatani
keterbatasan kerjasama tersebut dengan banyak melakukan kerjasama di bidang
pendidikan dengan pusat peradaban di dunia, termasuk dengan 4 universitas di
Maroko, yang salah satunya adalah Universitas Sidi Mohammed Ben Abdallah di Kota
Fez, Maroko.
Sudah saatnya Indonesia memperbanyak referensi budaya dalam pengembangan
peradaban bangsa. Banyak masyarakat kita yang menjadikan Mesir dengan
Universitas Al Azhar-nya sebagai referensi keilmuan. Namun, tak begitu
memperhitungkan Maroko sebagai salah satu negara Afrika Utara yang turut memberi
sumbangan bagi peradaban dunia. Karena itu untuk tahap awal Unissula memilih
bekerjasama dengan Maroko.
Kemauan Unissula untuk menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di
Maroko, tentu saja dapat meningkatkan hubungan diplomasi antara Indonesia dengan
Maroko, yang selama ini belum terjalin dengan baik. Saat ini, Maroko sedang
mengambil langkah peradaban komunikatif sesuai permintaan dan kebijakan
pemerintah. Karena itu, kini Maroko lebih terbuka untuk menjalin kerjasama, terutama
bidang pendidikan dengan negara lain. Hal ini merupakan peluang emas bagi negara
Indonesia, apalagi saat ini Maroko telah menerapkan pendidikan gratis bagi seluruh
Warga Negara Maroko, mulai dari S1 hingga S3.
Hubungan kerjasama di bidang pendidikan tersebut masih terus berlanjut hingga
sekarang. Baik pihak Indonesia maupun pihak Maroko, keduanya sama-sama
diuntungkan dengan hubungan kerjasama tersebut. Apalagi baru-baru ini, salah
seorang mahasiswa Indonesia yang bernama Arwani Syaerozi MA, menjadi peraih
gelar Doktor termuda dari Universitas Mohammed V Rabat di Maroko, setelah
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 288
menjalani sidang disertasi Doktoral di Auditorium Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Mohammed V Rabat, pada hari Kamis tanggal 9 Juni lalu. Hal ini tentunya
merupakan prestasi yang membanggakan bagi bangsa Indonesia.
Karena itu untuk ke depannya diharapkan hubungan antara Indonesia dengan
Maroko tetap dipertahankan agar saling menguntungkan seperti layaknya surat dan
perangko yang saling melengkapi kekurangan, saling membutuhkan, dan tentunya
saling menguntungkan.
Imroatus Sholihah, pelajar SMA Vidatra Bontang
e-mail: [email protected] dan [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 289
Bersama Sahabat Karib:
Refleksi 51 Tahun Relasi RI-Maroko
Oleh: Putu Ari Sri Lestari Eka Ningsih
Setiap manusia memiliki kepribadian dan ciri khas yang berbeda. Hal itu
merupakan cerminan kodrat manusia sebagai mahluk individu. Meski demikian,
manusia juga merupakan mahluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain. Begitu juga halnya dengan negara. Pergerakan kehidupan suatu negara tidak akan
bisa berjalan seimbang, tanpa jalinan kerjasama dengan negara lain. Konsep itulah
yang menjadi salah satu dasar terbentuknya hubungan diplomatik antarnegara. Salah
satunya seperti hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Kerajaan Maroko.
Jika dirunut dari catatan sejarah, Kerajaan Maroko yang terletak di kawasan
Afrika Utara ini mempunyai latar belakang sejarah yang hampir sama dengan
Indonesia. Negara yang terkenal dengan sebutan Negeri Matahari Terbenam itu
sempat merasakan pahitnya penjajahan oleh sejumlah bangsa asing dari Benua Eropa.
Bedanya, jika Indonesia dijajah oleh Belanda, Kerajaan Maroko merupakan bekas
jajahan Spanyol dan Perancis. Perlawanan rakyat Maroko untuk terbebas dari
belenggu penjajahan juga nyaris sama seperti perlawanan para pejuang Indonesia
merebut kemerdekaan. Meski lintas benua, ternyata keduanya sama-sama memiliki
latar belakang perjuangan yang mirip. Khususnya dalam hal melepaskan diri dari
getirnya penjajahan.
Kesamaan lain antara Indonesia dengan Maroko adalah mayoritas penduduknya
memeluk agama Islam. Sejarah penyebaran agama Islam di Maroko melewati jejak
yang panjang. Menurut sejarahnya, pada abad kedua Masehi, mayoritas penduduk
yang mendiami wilayah Maroko awalnya memeluk agama Yahudi dan Kristen.
Namun semua itu berubah, menyusul jatuhnya kekuasaan Afrika Utara oleh pasukan
Ummayah, yang membawa ajaran Islam. Pasca peralihan kekuasaan itu, rakyat
Maroko beramai-ramai memeluk agama Islam. Kesamaan inilah yang akhirnya
mempersatukan dua negara (Indonesia dengan Maroko) dalam ikatan hubungan
sejarah, budaya, dan kini hubungan diplomatik.
Bermula dari jejak Ibnu Batutah di Indonesia, keduanya sudah dapat dikatakan
menjalin hubungan persahabatan. Ibnu Batutah adalah seorang pengembara Muslim
yang berasal dari Kerajaan Maroko. Dalam pengembaraannya, Ibnu Batutah telah
mengunjungi hampir 44 negara selama 30 tahun. Khusus di Indonesia, Ibnu Batutah
pernah singgah di daerah Sumatra. Kemudian, jalinan kerjasama secara resmi ditandai
dengan penyerahan surat kredensial oleh Dubes Nazir Pamontjak kepada Raja Maroko
King Mohammed V pada tanggal 19 April 1960 silam. Dubes Nazir Pamontjak
sebenarnya adalah Duta Besar Indonesia di Manila (Filipina). Namun, kala itu Nazir
ditunjuk sebagai ketua “misi khusus” antara Indonesia dan Maroko. Misi khusus
tersebut adalah persiapan kunjungan Presiden Soekarno ke Maroko. Ini merupakan
langkah awal dari kerjasama bilateral Indonesia dan Maroko.
Hubungan dua negara dilanjutkan melalui organisasi Gerakan Non Blok (GNB)
sebagai tindak-lanjut dari Konferensi Asia Afrika (KAA). Seiring berjalannya waktu,
hubungan keduanya semakin akrab dan akhirnya bersahabat karib. Persahabatan
Indonesia dan Maroko berlanjut hingga berimbas ke berbagai sektor kehidupan. Mulai
dari bidang pendidikan, budaya, ekonomi, sosial, agama, dan lain-lain.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 290
Kini, 51 tahun sudah Indonesia menjalin persahabatan dengan Maroko.
Tentunya, 51 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menapaki jalan bersama.
Kerjasama selama setengah abad yang telah dijalin sudah menunjukkan hasil yang
cukup gemilang. Salah satunya pada sektor kerjasama bidang pendidikan. Harus
diakui, pada sektor ini, Maroko ikut berperan memajukan pendidikan di Tanah Air.
Terbukti dengan gelontoran beasiswa kepada 15 pelajar Indonesia untuk belajar di
Maroko, setiap tahunnya.
Selain itu, Indonesia dengan Maroko juga telah lama melaksanakan pertukaran
pelajar dan tenaga pendidik antar dua negara. Sementara itu, di bidang agama,
Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi Maroko. Di mana, Indonesia merupakan negara
dengan mayoritas Islam dan sekaligus negara demokrasi, yang dapat menggabungkan
keduanya sehingga berjalan selaras. Kenyataan ini dapat membuat Indonesia dan
Maroko berjalan beriringan demi tujuan bersama.
Kerjasama terjalin pada bidang kebudayaan. Ini dibuktikan digelarnya Festival
Teater Internasional Pemuda Indonesia di Maroko. Pada festival tersebut, disuguhkan
cerita rakyat “Ande-Ande Lumut” dengan versi yang berbeda. “Ande-Ande Lumut”
yang dipentaskan di Maroko diaransemen ulang pada bagian bahasa, yaitu
menggunakan bahasa Arab. Menakjubkan, pementasan ini mampu mengulang
kesuksesan pementasan teater sebelumnya, yang juga digelar di Maroko, yakni
“Ramayana” berbahasa Arab. Dari pementasan tersebut, terlihat bagaimana
antusiasme masyarakat Maroko terhadap kebudayaan Indonesia.
Kehangatan jalinan kerjasama antar dua negara juga terlihat dari cara Maroko
“mengistimewakan” rakyat Indonesia. Setiap warga Indonesia yang masuk ke Maroko,
dibebaskan dari biaya visa. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi Indonesia.
Tapi sayang, kesempatan langka tersebut jarang dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia. Hal itu tak lepas dari minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang
hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Maroko. Sungguh sangat disayangkan
tentunya, mengingat sangat besar “kasih sayang” Maroko terhadap Indonesia.
Kemudahan seperti itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat
Indonesia. Jika tidak, maka semua “kasih sayang” yang diberikan Maroko akan
terbuang percuma.
Dari semua ulasan tersebut, dapat tergambar dengan jelas bagaimana dekatnya
hubungan antara Indonesia dengan Maroko. Bahkan, tidak menutup kemungkinan
antara Indonesia dengan Maroko dapat mempererat tali persaudaraan dengan
membentuk Uni Indonesia-Maroko. Tapi membentuk Uni Indonesia-Maroko tentu
bukan perkara mudah. Mengingat jarak Maroko dan Indonesia terbentang sangat jauh.
Selain itu, sejumlah perbedaan yang melekat pada diri Indonesia dengan Maroko juga
merupakan salah satu kendala utama.
Meski demikian, jarak dan perbedaan bukanlah halangan untuk dapat melangkah
bersama. “Melangkah bersama sabahat karib” slogan itu setidaknya dapat digunakan
sebagai motivasi untuk mempererat jalinan kerjasama yang saling menguntungkan
antar dua negara.
Putu Ari Sri Lestari Eka Ningsih, pelajar SMAN 2 Semarapura
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 291
Maroko dari Kacamata Sederhana Seorang Siswa
Oleh: Ayu Apriyani
Maroko, sebuah negeri jauh di ujung sana, negeri yang juga belum pernah
kudatangi. Aku mencari beberapa sumber mengenai negeri ini, negeri yang ternyata
berada di dataran Afrika. Negeri ini menawarkan banyak pesonanya baik di bidang
wisata maupun bidang lain, negeri yang memerdekakan diri setelah mengirimkan
delegasi tak resminya untuk mengikuti Konferensi Asia-Afrika yang digelar di
Bandung 18-24 April 1955, negeri yang ternyata memiliki hubungan sejarah dengan
negara kita bukan seperti Belanda, Jepang atau Portugis yang pernah menjajah kita
melainkan negeri yang menghargai kita seperti saudara kandung yang telah
menginspirasi mereka untuk memerdekakan diri. Negeri ini sangat menghargai kita,
menghargai pemimpin pertama negara Indonesia. Bukti penghargaan negara ini adalah
adanya Rue (jalan) Bandung, Rue Jakarta serta Rue Soekarno yang berada di jantung
Kota Rabat.
Maroko dan Indonesia memiliki beberapa kesamaan yakni sama-sama negara
berkembang yang mayoritas penduduknya Muslim, sama-sama memiliki masyarakat
yang beragam dan sama-sama negara yang pernah dijajah bangsa Eropa, Indonesia
pernah dijajah Belanda dan Portugis. Sementara Maroko pernah dijajah negara
Perancis.
Sebagai seorang siswa bidang pendidikan merupakan hal menarik untuk dibahas
mengenai negeri ini, negara berbentuk monarki konstitutional ini berada pada letak
geografis yang cukup strategis dan berdekatan dengan Eropa yang pasti akan
memberikan banyak manfaat bagi negara kita, apabila bekerjasama dengan negara
yang beribukota Rabat.
Kerjasama antara Indonesia dan Maroko telah dilakukan sejak lama di bidang
perdagangan, pendidikan dan lain-lain. Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan di
bidang pendidikan antara lain pemberian beasiswa dari pemerintah Maroko kepada
palajar-pelajar Indonesia yang ingin menuntut ilmu di negara bekas jajahan Perancis.
Sayangnya jumlah pelajar Indonesia di Maroko tak sebanyak jumlah pelajar di negara
pemberi beasiswa lainnya. Hal ini dikarenakan minimya informasi mengenai Maroko
sebagai negara pemberi beasiswa.
Banyak pelajar Indonesia yang melanjutkan pendidikan di luar negeri,
kebanyakan dari para pelajar Indonesia yang berada di luar negeri memperoleh
beasiswa selama berada di negara studi, beberapa negara yang memiliki cukup banyak
pelajar Indonesia seperti Belanda, Jepang, Jerman, Mesir dan masih banyak lagi.
Memproleh kesempatan belajar di negeri asing pasti sangat didambakan semua orang,
apalagi jika mereka melanjutkan studi dengan beasiswa. Selain biaya hidup mereka
dibiayai, mereka juga memperoleh banyak pengalaman dan kesempatan untuk
mengenal dunia luar selain negeri asalnya.
Negara-negara Afrika dan Timur Tengah terkenal dengan studi kajian Islam
yang mendalam, seperti Mesir, Yaman dan juga Maroko. Hal inilah yang
menyebabkan sebagian pelajar Indonesia yang berada di Maroko mengambil studi
kajian Islam. Padahal kenyataannya, banyak pelajar asing yang memilih belajar ilmu-
ilmu eksak di universitas-universitas yang ada di Maroko. Masyarakat Indonesia telah
terlanjur mencap negara-negara Afrika dan Timur Tengah hanya cocok untuk
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 292
mendalami ilmu kajian Islam saja. Padahal jika kita jeli mencari informasi mengenai
negara tersebut, kita bisa mengetahui Maroko dapat menjadi salah satu negara tujuan
studi guna mempelajari ilmu eksakta.
Para pelajar Indonesia yang berada di Maroko, dapat memproleh banyak
manfaat. Negara yang memiliki 4 musim ini berada di dataran Afrika dan berbatasan
dengan daratan Eropa. Hal ini menyebabkan Maroko kaya akan budaya dan bahasa,
selain bisa memperlancar Bahasa Arabnya, para pelajar Indonesia juga bisa
mempelajari bahasa Perancis yang merupakan bahasa kedua di negara tersebut. Selain
kesempatan mengunjungi negara-negara Eropa yang berbatasan dengan Maroko
seperti Spanyol, kesempatan menjelajah sejarah peradaban Islam di wilayah sekitarnya
juga terbuka lebar.
Di Maroko terdapat salah satu masjid tertua di dunia, dengan mengunjungi
tempat-tempat wisatanya yang menawarkan banyak sejarah di balik bangunannya.
Coba lihat apa yang difikirkan oleh orang-orang Indonesia jika ditanyakan tentang
Maroko, sebagian dari mereka hanya berujar “negara di Timur Tengah” atau ada juga
yang berkata “itu model rumah, yang kayak Mediterania rumah-rumah Maroko”.
Sebagian besar dari kita belum mengenal banyak tentang negeri para ulama itu. Hal ini
mungkin karena kurangnya sosialisasi oleh para pelajar kita yang pernah ke sana, juga
karena kurangnya sosialisasi dan tempat bertanya masyarakat mengenai negara
tersebut di dalam negeri.
Kerjasama dalam bidang pendidikan penting halnya dan sangat bermanfaat bagi
perkembangan negara kita, dengan pengalaman yang dimiliki para generasi muda
dapat mengetahui perkembangan zaman, dapat mengikuti proses perkembangannya
sehingga apa yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dapat lebih mudah untuk
dicapai. Program beasiswa yang ditawarkan Maroko bisa menjadi salah satu sarana
pengembangan diri para pelajar Indonesia untuk lebih mandiri, cerdas, berpandangan
luas dan memiliki pengalaman pergaulan internasional. Hal-hal seperti itu akan lebih
memudahkan bangsa kita untuk lebih baik ke depannya, semoga kesempatan untuk
belajar ke luar negeri dapat terbuka selebar-lebarnya bagi para pelajar Indonesia
khususnya dari negara Maroko.
Semoga para pelajar Indonesia dapat semakin cerdas dan jeli dalam melihat,
menilai dan menentukan program beasiswa, sehingga semakin banyak jumlah pelajar
yang memiliki kualitas akademis yang lebih baik. Belajar ke Maroko? Kenapa tidak?
Ayu Apriyani, pelajar SMA N 1 Batanghari, Jambi
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 293
Mencontoh Maroko dalam Melahirkan Pemain Sepakbola
Oleh: Teguh Heru Samekto
Maroko, sebuah negara Muslim yang berada di Benua Afrika. Maroko bukanlah
negara maju yang memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang besar, layaknya
Amerika Serikat ataupun negara-negara di daratan Eropa. Sebagian besar wilayah
negara ini ditutupi oleh gurun-gurun pasir kering yang sangat luas. Tidak banyak
orang tahu letak dan bagaimana kondisi dari negara yang berpenduduk tidak lebih dari
40 juta jiwa ini. Meskipun tidak memiliki kekuatan ekonomi dan politik dunia, tapi
Maroko memiliki kekuatan besar di bidang olahraga terutama sepak bola.
Para pecinta bola pasti mengenal pemain-pemain sepakbola yang bermain di
liga-liga ternama Eropa bersama klub-klub elit dan memiliki nama besar. Bahkan
mereka juga hafal daftar pemain klub-klub elit tersebut seperti Chelsea, Manchester
United, Barcelona, Real Madrid, dan sebagainya. Tapi apakah mereka tahu asal negara
dari sebagian pemain-pemain tersebut? Mungkin tidak, karena mereka tidak
memandang dari negara mana pemain itu berasal, yang penting pemain tersebut
bermain bagus, pasti akan dikenal banyak orang.
Para football lovers pasti mengenal pemain setenar Marouane Chamakh. Ya,
bintang muda yang bersinar akhir-akhir ini bersama The Gunners Arsenal sudah
menyita perhatian para pecandu bola di dunia. Permainannya yang memukau di lini
depan skuad besutan Arsene Wenger tersebut mampu mengisi kekosongan yang
ditinggalkan Robin Van Persie saat dibekap cidera. Bahkan ada yang menyebut tipikal
permainannya mirip dengan mantan pemain Arsenal dan bintang Timnas Perancis
Robert Pires. Tapi, apakah football lovers tahu asal negara Chamakh yang
sesungguhnya? Mungkin tidak, karena mereka mungkin tahunya kalau Chamakh
berasal dari Perancis. Padahal dia adalah orang Maroko asli yang berimigrasi ke
Perancis.
Selain Chamakh masih banyak lagi pemain-pemain Maroko yang bermain di
liga-liga Eropa, antara lain Tarik Sektioui asal PSV, Mounir El Hamdaoui asal Ajax,
Abdoulay Konko asal Sevilla dan Khalid Sinouh asal FC Utrecht serta masih banyak
lagi. Di dalam negeri pun ada beberapa pemain asing yang bermain di Liga Super
Indonesia seperti Redouane Barkaoui yang pernah membela Persib Bandung, Pelita
Jaya Karawang, dan kini membela klub kebanggan masyarakat Lamongan, Persela.
Ada juga pemain yang pernah membela Arema Indonesia FC yakni Tarik El Janaby.
Begitu banyak pemain-pemain bola asal Maroko yang memiliki bakat luar biasa,
jika dibandingkan dengan pemain-pemain Indonesia sangatlah jauh levelnya. Ranking
timnas Indonesia yang sekitar 120-an juga masih kalah jauh dengan ranking timnas
Maroko yang sekitar 30-an. Itu terjadi karena Maroko selalu melakukan pembibitan
pemain bola dengan baik. Bibit-bibit tersebut dilatih dengan porsi dan pola sentuhan
layaknya pemain-pemain profesional. Hal tersebutlah yang tidak dilakukan oleh
Indonesia dalam mencetak pemain-pemainnya. Karena minimnya fasilitas dan sistem
pembelajaran. Padahal jika dilihat, kita memiliki SDM pelatih yang sangat melimpah
dan mumpuni. Tapi sayang, kelebihan itu tidak dibarengi dengan sistem pelatihan
yang tepat, sehingga kita sulit dalam mencetak pemain-pemain berkualitas.
Sebab itulah saat ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melakukan proses
naturalisasi terhadap pemain keturunan dan pemain asing yang bermain di Indonesia.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 294
Padahal jika itu dilakukan, berarti pemerintah sedikit mengabaikan pengembangan
pemain lokal sejak usia dini yang seharusnya menjadi tonggak dasar dalam
membangun timnas yang kuat. Boleh saja jika pemerintah menaturalisasi satu dua
pemain dengan tujuan untuk menjadikan contoh dan teladan bagi pemain-pemain
muda dalam perkembangan skill dan teknik mereka. Tetapi akan percuma jika tujuan
naturalisasi dengan sebanyak-banyaknya untuk membangun skuad timnas yang kuat.
Karena itu akan membunuh masa depan pemain-pemain muda lokal penerus Timnas
Garuda.
Belum lagi dengan masalah kerusuhan di dalam induk persepakbolaan Indonesia
(PSSI) yang menjadi hambatan bagi kemajuan sepak bola di negeri ini. Para petinggi
di organisasi itu selalu berpidato dengan alasan untuk perkembangan sepakbola
nasional. Padahal ujung-ujungnya ternyata ada praktik politik uang di belakangnya.
Mereka ngotot mendukung beberapa pihak yang maju sebagai Ketua dan Wakil Ketua
PSSI yang sudah jelas-jelas dilarang oleh FIFA. Mungkin yang ada dalam pikiran
mereka adalah uang yang akan didapat setelah calon yang mereka usung terpilih jadi
tokoh nomor wahid di PSSI.
Begitu banyak masalah yang menimpa persepakbolaan negeri ini, sehingga
membuat nasib sepakbola Indonesia tidak jelas arah. Seharusnya untuk membangun
sepakbola Indonesia menjadi lebih baik, bukan hanya pemain dan pelatih yang harus
bekerja ekstrakeras, tetapi peran penting juga harus dipikul petinggi sepakbola
Indonesia dengan dukungan segenap masyarakat Indonesia. Bukan malah kerusuhan
di antara para petinggi sepakbola Indonesia kerusuhan suporter yang mesti
ditingkatkan.
Adanya kerjasama Indonesia-Maroko di semua bidang ini, seharusnya bisa kita
ambil manfaat dengan mempelajari sistem pelatihan pemain-pemain bola di Maroko.
Karena hal itulah yang terpenting untuk pembinaan pemain muda Indonesia dalam
upaya pembangunan Timnas Garuda Indonesia yang tangguh dan mampu bersaing di
tingkat Asia, bahkan dunia. Bukannya malah memperbanyak menaturalisasi pemain
asing, malah lebih bagus jika pemain kita banyak dinaturalisasi negara lain layaknya
pemain-pemain Maroko. Agar kita bisa bangga terhadap sepakbola Indonesia, bukan
malah bangga atas maraknya kerusuhan sepakbola di negeri tercinta ini. Semoga saja
hal itu bisa terwujud di masa mendatang.
Teguh Heru Samekto, pelajar SMAN 1 Gresik
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 295
Hubungan Ekonomi Indonesia–Maroko
Oleh: Dhika Suci
Ekonomi adalah hal yang paling penting dalam pembahasan mengenai kemajuan
suatau negara. Dari sisi ekonomilah masyarakat dunia dapat mengetahui bagaimana
tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Dan memiliki daya tarik tersendiri
dalam mempelajari tingkat perekonomian suatu negara. Contohnya perkembangan
perekonomian di Maroko. Maroko merupakan negara yang terletak di ujung barat
Afrika. Negara di Afrika ini adalah yang paling terdekat dengan Eropa. Hanya dengan
melalui selat Gibraltar dari Maroko yang kurang lebih 14 Km kita bisa sampai ke
Negara Spanyol.
Maroko adalah negara yang memiliki julukan “al-Mamlaka al-Maghribiya”
yang dalam bahasa Indonesia berarti kerajaan barat. Maroko memiliki kurang lebih
1.600 Km perairan di lepas pantai. Maroko juga memiliki pelabuhan utama yang
merupakan pelabuhan terbesar dan terlengkap di Afrika. Adanya pelabuhan ini,
tentunya sangat memudahkan negara ini dalam melakukan transaksi perdagangan
antarnegara. Selain itu, seperti halnya Indonesia Maroko memiliki tingkat
perkembangan kegiatan ekonomi di sektor pertanian yang cukup besar. Komoditi
ekspor utama dari negara ini adalah gandum dan buah sitrun. Sektor peternakan juga
tak bisa dilupakan, karena negara ini adalah pemasok biri-biri dan wol yang
dihasilkannya terbesar di Afrika. Pemerintah Maroko sangat memperhatikan sektor
industri. Industri tambang fosfat di Kouribga berkembang pesat.
Perkembangan ekonomi yang cukup pesat terbukti peningkatan tingkat
perekonomian di Maroko sebesar 4,9 % pada tahun 2009. Dan PDB diproyeksikan
akan mencapai jumlah 5 % pada tahun 2011. Maroko telah mengadakan tingkat inflasi
ke tingkat negara industri selama dekade terakhir. Inflasi turun dari 3,9 % di tahun
2008 menjadi 1 % pada tahun 2009, terutama karena jatuhnya harga pangan lokal dan
dunia. Inflasi diproyeksikan berkisar sekitar 1 % untuk tahun 2010 dan untuk
mencapai 2 % pada tahun 2011.
Dari pemaparan di atas, mungkin kita cukup tercengang dengan kondisi Maroko
saat ini. Padahal di masa lampau, Maroko adalah negara yang berjuang mendapatkan
kemerdekaan karena bertahun-tahun dijajah Perancis dan Spanyol. Kebebasan dan
peran wanita dalam kegiatan ekonomi pun sangat dibatasi. Jangankan untuk berperan
bagi negara, keluar dari rumah pun wanita pada saat itu dilarang keras. Berkat
kegigihan masyarakat Maroko, akhirnya Maroko muncul sebagai negara yang
merdeka.
Ternyata di balik kesuksesan ekonomi Maroko tersebut, negara Indonesia telah
melakukan hubungan ekonomi yang cukup baik dengan Maroko. Bukan baru-baru ini
saja hubungan kerjasama ekonomi itu terjadi, melainkan telah bertahun-tahun yang
lalu. Kerjasama dalam bidang perekonomian, khususnya perdagangan telah dilakukan
Indonesia dan Maroko pada tanggal 22 Juli 1988. Kerjasama tersebut dinamai trade
agreement between the government of Republic Indonesia and the Kingdom of
Morocco. Atau dapat dijelaskan sebagai perjanjian kerjasama dalam bidang
perdagangan antara Pemerintah Indonesia dan Maroko. Tidak hanya sampai di tahun
itu saja, nyatanya sampai saat ini kerjasama perekonomian dengan Maroko masih
terus berlanjut. Dan pada tahun 2008 dilakukan persetujuan mengenai penghindaran
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 296
pajak berganda dan pencegahan pengelakkan pajak atas pajak penghasilan yang
sampai saat ini masih dalam taraf ratifikasi.
Perbedaan letak geografis yakni Maroko di Benua Afrika dan Indonesia tidak
menghalangi hubungan bilateral antara dua negara tersebut. Malah bukan hanya dalam
bidang perekonomian, berbagai bentuk kerjasama Indonesia–Maroko juga dilakukan
dalam berbagai bidang. Seperti misalnya bidang politik, penerbangan, dan bidang
pendidikan. Makin membuat hubungan dua negara ini menjadi semakin mesra.
Melangkah di jalan yang menjunjung nilai persamaan, dua negara ini memiliki
cukup banyak persamaan dalam bidang perekonomian. Semisal dua negara ini sangat
menitikberatkan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian mereka, dan
menggunakan pelabuhan sebagai jantung perekonomian mereka. Selain itu latar
belakang agama pun menjadi kunci keberhasilan kerjasama Indonesia dan Maroko.
Maroko yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, begitu pula dengan
Indonesia, memunculkan sebuah pemikiran untuk membangun perekonomian negara
berdasar ajaran Islam. Tak ketinggalan, adanya paham yang sama antara dua negara
tersebut bahwa kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh
perkembangan sektor ekonomi.
Salah satu manfat yang diambil selama lebih dah 50 tahun hubungan bilateral
Indonesia–Maroko adalah makin meningkatnya tingkat perekonomian di negara
masing-masing, dan juga kedua negara dapat terus mempelajari kelebihan dan
kekurangan masing-masing demi peningkatan kualitas negaranya. Seperti misalnya
Indonesia dapat belajar dari Maroko bagaimana Raja Mohammed VI sangat konsisten
menerapkan reformasi, liberalisasi dan modernisasi untuk mendorong pertumbuhan
dan menciptakan lapangan pekerjaan. Sebaliknya, Maroko pun dapat belajar dari
Indonesia bagaimana cara mengembangkan sektor kerajinan seperti kerajinan ukir
kayu dan lainnya menjadi penunjang dalam perekonomian, sehingga di kemudian hari
tidak hanya mengandalkan pertanian atau perindustrian saja.
Tapi, janganlah Indonesia–Maroko menjadi terbuai dalam hubungan baik
mereka saat ini. Karena tantangan ke depan pasti akan lebih sulit. Posisi dua negara
yang masih merupakan negara berkembang harus menjadi pelecut semangat untuk
terus meningkatkan taraf perekonomian agar dapat berpengaruh bagi perekonomian
dunia. Masih banyak sektor yang belum optimal dilakukan dalam program kerjasama
kedua negara, antara lain pemanasan global, krisis energi, dan lain-lain, yang akhirnya
nanti akan memberikan dampak positif bagi dua negara. Semoga hubungan ini tidak
akan terganggu oleh hal-hal negatif, baik dari dalam maupun dari luar, yang dapat
merusak tatanan hubungan yang selama ini telah terjalin dengan baik.
Dhika Suci Islamy, pelajar SMA Negeri 5 Bekasi
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 297
Menanti Kerjasama Pariwisata Indonesia-Maroko
Oleh: I Made Rumadi Putra
Indonesia, salah satu negara demokrasi yang berada di wilayah Asia Tenggara,
bagian timur dari Benua Asia. Sedangkan Maroko adalah negara kerajaan yang berada
di wilayah Afrika Utara atau bagian barat dari Benua Afrika yang sering disebut
dengan Maghribi (Negeri Matahari Terbenam).
Jarak dua negara yang melebihi sekitar sepertiga lingkaran dunia tidak
menghalangi hubungan kerjasama antara dua negara. Bahkan hubungan tersebut telah
dimulai sejak awal kemerdekaan dua negara tersebut. Maroko sering menyebut
Indonesia sebagai "akh syaqiq" (saudara kandung) dikarenakan kedekatan antara dua
negara.
Hubungan bilateral Indonesia–Maroko telah berlangsung selama lebih dari 50
tahun. Pada tahun 1965, Indonesia telah membuka KBRI di Rabat. Namun karena
kondisi krisis keuangan negara, pada tahun 1967 KBRI Rabat ditutup sementara.
Setelah melewati kurun waktu 19 tahun, KBRI Rabat dibuka kembali dan beroperasi
penuh sejak tahun 1986 hingga kini.
Adapun peluang untuk meningkatkan hubungan dua negara cukup besar
mengingat Indonesia dan Maroko menganut kebijakan moderat dan merupakan
anggota organisasi internasional seperti PBB, OKI, GNB, Kelompok-77 dan Komite
Al-Quds.
Selama ini Maroko selalu bersikap positif terhadap posisi Indonesia maupun
dalam menyikapi setiap perkembangan yang terjadi di Tanah Air. Hal ini tentunya
perlu terus dijaga melalui pendekatan secara berkesinambungan agar Maroko tetap
mempertahankan sikap positifnya terhadap Indonesia. Usaha-usaha untuk
meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Maroko senantiasa terus dilakukan
dengan berbagai cara. Misalnya promosi budaya Indonesia, kerjasama bidang
pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.
Potensi alam Maroko sangatlah indah seperti pemandangan Pegunungan Atlas,
indahnya Laut Mediterania dan menyimpan berbagai hasil peradaban Islam yang
dijuluki “Tanah Tuhan” yang tentunya sangat megah dan sangat cocok digunakan
sebagai salah satu tujuan wisata rohani. Negara yang terletak di belahan utara Afrika
dengan Laut Atlantik dan Selat Gibraltar yang memisahkan Benua Afrika dan Eropa,
tentu sangat strategis digunakan sebagai jalur penerbangan pariwisata dari Indonesia-
Maroko-Eropa. Begitu pula sebaliknya. Sjachwien Adenan, mantan Duta Besar RI
untuk Maroko, menjelaskan bahwa letak Maroko dengan Spanyol yang hanya
dipisahkan Selat Gibraltar, bisa menjadi alternatif wisata dan pintu masuk ke Benua
Eropa. “Perjalanan udara dari kota wisata Maroko, Casablanca, ke Madrid cuma satu
jam penerbangan, atau ke Paris atau Amsterdam hanya memakan dua-tiga jam. Ini
bisa dijadikan sebagai pintu masuk untuk Eropa,” ujarnya.
Sjachwien menambahkan Maroko telah memanfaatkan momentum Piala Dunia
Afrika Selatan 2010 dengan membangun bandar udara di Casablanca sebagai
penghubung antara Afrika dengan Eropa. Pada 2008, Qatar Airlines telah membuka
jalur penerbangan antara Casablanca dan Denpasar dengan transit di Doha. Ini
seharusnya diperhatikan. Karena adanya fasilitas tersebut, tidak hanya memajukan dua
kota tersebut, tapi juga diharapkan berpengaruh kepada kawasan di sekitarnya.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 298
Selain itu, Indonesia amat beruntung mendapatkan perjanjian bebas visa dengan
Kerajaan Maroko sebagai hasil timbal-balik dukungan pemerintah Indonesia terhadap
kemerdekaan Maroko. Hal ini sangat menarik, ini dapat dijadikan daya tarik bagi
wisatawan Indonesia-Maroko untuk kerjasama pariwisata. Bila dilihat dari rute
penerbangan yang sangat strategis yaitu bila wisatawan Indonesia hendak pergi ke
Eropa, mereka bisa menggunakan rute yang transit di Maroko. Di sana tidak ada
salahnya mereka mengunjungi maroko setelah itu baru ke Eropa. Ataupun ke Eropa
terlebih dahulu baru ke Maroko, karena ada jalur penerbangan Casablanca-Madrid,
Casablanca-Paris, yang tidak memakan banyak waktu, karena hanya dipisahkan Selat
Gibraltar.
Bagi orang Indonesia, tidaklah sulit untuk pergi ke Maroko. Kita ketahui
Maroko adalah salah satu tujuan mahasiswa Indonesia untuk mengenyam pendidikan
Islam. Sehingga sambil mengenyam pendidikan keluarganyapun dapat diajak
berwisata ke Maroko. Misalnya wisata rohani. Sebab kita ketahui, di Maroko banyak
hasil peradaban Islam, negara yang dijuluki sebagai “Tanah Tuhan” yang tentunya
sangat cocok untuk wisata rohani.
Dalam sebuah pertemuan Indonesia-Maroko yang membicarakan penjajakan
kerjasama antar universitas, Dubes RI untuk Maroko, Tosari Widjaja berharap
Universitas Al-Akhawayn dapat menjalin kerjasama dengan Universitas Islam Sultan
Agung, Semarang. Pihak universitas berharap, KBRI dapat menghadirkan tokoh-tokoh
dunia pendidikan dan pemikir Indonesia untuk memberikan kuliah umum atau seminar
ke-Indonesia-an bagi para mahasiswa. Dengan adanya kerjasama ini, maka akan
banyak pula orang Indonesia yang berkunjung ke Maroko, misalnya dalam rangka
studi banding dan program pertukaran pelajar. Dalam program ini dapat diselipkan
kegiatan wisata pendidikan dan rohani keliling negara Maroko untuk menikmati
kereligiusan dan keindahan alam maupun budaya negara tersebut.
Beberapa waktu lalu Indonesia turut berpartisipasi dalam rangka Festival Teatre
International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko, Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Rabat, menampilkan Sendratari Ramayana dengan berbagai macam
improvisasi alias sedikit menyimpang dari aslinya. Pertama dalam sejarah, kisah
Ramayana dipagelarkan dalam bahasa Arab yang dipentaskan oleh masyarakat
Indonesia di Maroko. Sebagian besar pemainnya adalah mahasiswa Indonesia yang
tergabung dalam wadah PPI Maroko.
Dengan adanya pegelaran seni dan budaya Indonesia di Maroko, tentunya dapat
memberikan daya tarik wisatawan asal Maroko untuk mengunjungi Indonesia. Hal ini
juga didukung dengan adanya rute penerbangan Casablanca-Denpasar yang transit di
Doha, sehingga memudahkan wisatawan Maroko untuk pergi ke Indonesia. Kerjasama
pariwisata antara Indonesia dan Maroko bukan hanya semata-mata untuk berwisata
biasa, tapi juga wisata budaya, di mana ini dapat dimanfaatkan sebagai media
pemersatu antara Indonesia dan Maroko yang lebih dalam lagi. Dalam hubungan
pariwisata ini ada satu hal yang harus lebih diprioritaskan dalam hubungan Indonesia
dan Maroko, yaitu di bidang sektor budaya.
Bagaimana rakyat Indonesia akan mengenal saudaranya, yaitu Maroko apabila
tidak ada hal yang bisa diingat dan yang kita tahu tentang Maroko. Satu-satunya hal
yang bisa saling mengingatkan hubungan kita adalah budaya dan kesenian. Dengan
lebih memprioritaskan kebudayaan sebagai nomor satu dalam hubungan kerjasama
dua negara, niscaya hubungan persahabatan ini tidak hanya sekadar basa-basi politik
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 299
dan konsumsi tingkat elit penguasa. Tidak hanya sebagai basa-basi protokoler tingkat
tinggi, tapi persahabatan dua negara ini bisa dirasakan langsung dalam hati rakyat dua
negara masing-masing.
Rakyat dua negara tidak akan mengalami kesulitan dalam menerima kebudayaan
dan kesenian. Sebab banyak jenis-jenis kesenian yang bernuansa Islam di Indonesia.
Kesenian yang ada di Indonesia sangat cocok untuk diperkenalkan kepada rakyat
Maroko, karena kesenian yang ada di Indonesia berisi nilai-nilai dan norma-norma
yang sangat arif dan bijaksana. Tidak sekadar tontonan, tetapi dapat dijadikan
tuntunan bagi kehidupan. Tuntunan itulah yang kelak akan membawa hubungan
Indonesia dan Maroko semakin mesra. Dan dengan hal ini tentunya sangatlah tepat,
yaitu kerjasama pariwisata digunakan sebagai media untuk mengenalkan budaya dan
kesenian Indonesia kepada Maroko, begitu pula sebaliknya.
Selain itu, dengan adanya hubungan pariwisata Indonesia dan Maroko, akan
dapat meningkatkan produksi barang-barang seni di Indonesia maupun di Maroko.
Sebab adanya wisatawan dari Maroko ke Indonesia, maka permintaan terhadap barang
seni di Indonesia pun akan meningkat. Seperti kita ketahui ekspor maupun konsumsi
dalam negeri terhadap barang seni memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap
devisa negara Indonesia. Begitu pula dengan Maroko, sehingga kerjasama pariwisata
ini merupakan sebuah urgensi yang harus dilakukan pemerintah Indonesia dan
Maroko. Hal inipun juga akan berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi masing-
masing negara.
I Made Rumadi Putra, pelajar SMA Negeri 8 Denpasar Bali
e-mail: [email protected]
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 300
Selayang Pandang PPWI
Persatuan Pewarta Warga Indonesia atau disingkat
PPWI adalah sebuah organisasi yang menjadi wadah
para jurnalis warga (citizen journalists) yang
didirikan di Jakarta pada tanggal 11 November 2007.
Tujuan utama PPWI adalah mewujudkan komunitas
warga masyarakat Indonesia yang cakap-media,
yakni yang cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab dalam berbagi informasi melalui
media massa serta mampu merespon dengan benar setiap informasi yang diperoleh
dari media massa.
Sejalan dengan kehendak luhur untuk membantu usaha-usaha pemerintah dan
masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kehidupan bangsa yang cerdas, sejahtera
dan berkebudayaan tinggi, serta mengembangkan peradaban yang sesuai dengan
kehendak masyarakatnya melalui program dan kegiatan ke-media-massa-an, PPWI
konsisten untuk mendorong terciptanya sistim publikasi yang jujur, benar, dan
beretika, dan memberi manfaat bagi masyarakat banyak. Untuk itu PPWI berupaya
senantiasa menjalankan misinya, yakni:
1. Memperjuangkan dan memasyarakatkan kebebasan dan kemerdekaan memperoleh
dan memberi informasi yang benar, bebas dari kepentingan kekuatan tertentu dan
bertanggung jawab;
2. Meningkatkan kemampuan mengemukakan informasi, pendapat, aspirasi,
keinginan dan buah pikiran dalam bentuk lisan maupun tulisan kepada semua
anggotanya dan seluruh lapisan masyarakat;
3. Melakukan upaya pembelaan/advokasi yang berkenaan dengan kegiatan jurnalisme
warga kepada pewarta warga Indonesia dan masyarakat umum;
4. Menegakkan Kode Etik Pewarta Warga Indonesia dan mempertahankan integritas
Pewarta Warga Indonesia;
5. Menjalin dan memajukan kerjasama dengan semua pihak (pemerintah maupun
swasta, dalam dan luar negeri) serta dengan jejaring pewarta warga internasional.
Di bawah kepemimpinan Ketua Umumnya, Wilson Lalengke, organisasi yang digagas
oleh sang ketua umum bersama Bapak Robert Nio, Bapak Suprianto, SH, dan
sejumlah jurnalis warga lainnya, hingga saat ini telah melakukan beragam kegiatan,
bekerjasama dengan berbagai pihak. Buku Indonesia-Maroko: Lebih dari Sekedar
Persahabatan ini adalah salah satu karya emas PPWI yang tercipta sebagai hasil
kerjasama PPWI dengan Kedutaan Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia di Jakarta.
INDONESIA – MAROKO: Lebih dari Sekedar Persahabatan 301