The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Sirah Nabi Muhammad (Sejarah Tarikh Sunnah) ( PDFDrive )

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by g-04371821, 2020-11-16 00:59:30

Sirah Nabi Muhammad (Sejarah Tarikh Sunnah) ( PDFDrive )

Sirah Nabi Muhammad (Sejarah Tarikh Sunnah) ( PDFDrive )

Ibnul Jauzi berkata dalam al-'Iklul Mutanaabiyab: "Hadits ini tidak shahih. Di dalam sanadnya
terdapat Ibnu Ishaq yang dituduh sebagai pendusta oleh Malik dan Hisyam bin 'Urwah. Bagaimana
mungkin hadits ini shahih, sedangkan mandi jenazah baru disyari'atkan setelah terjadi kematian,

maka mungkinkah dilakukan sebelumnya? Jikalau kita menduga bahwa Fathimah tidak mengetahui

hal ini, maka apakah mungkin 'Ali tidak mengetahuinya? Terlebih lagi, Ahmad dan asy-Syafi'i
berhujjah akan bolehnya seorang suami memandikan isterinya dengan hadits: "Ali memandikan

$enazah) Fathimah.'"
Ia juga berkata dalam at-Tahqiiq: "Hadits ini tidak shahih. Di dalam sanadnya terdapat Ibnu Ishaq

dan'Ali bin'Ashim yang jelas-jelas telah dicela .... Bagaimana mungkin pula ia shahih, padahal
mandi baru disyari'atkan setelah terjadinya kematian, sehingga tidak mungkin hal itu dilakukan
sebelumnya! Tidak mungkin pula'Ali dan Fathimah tidak mengetahui hal ini."

Ia berkata lagi dalam al-Maudhuu'aat: "Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa tidak boleh

menyandarkan perbuatan ini kepada'Ali dan Fathimah #, bahkan sebaliknya, mereka terlepas

dari hal-hal semacam itu."
Saya berkomentar: "Pencacatan hadits ini oleh al-Juraqani dan Ibnul Jauzi dengan menyalahkan
Ibnu Ishaq tidak dapat diterima sama sekali. Oleh karena itu, al-Hafizh Ibnu Hajar 'dB membantah
Ibnul Jauzi dalam al-Qaulul Musa"dda"d Slm.72) melalui perny araannyai "Pembebanan ftesalahan)
kepada Ibnu Ishaq tidak perlu diperpanjang lagi karena para imam telah menerima haditsnya.

Kesalahan yang paling banyak dilakukannya ialah tadlis, yakni meriwayatkan hadits dari perawi-
perawi majbuL Adapun dia sendiri adalah seorang yatgsbaduq, bahkan menurut jumhur ia dapat

dijadikan hujjah di dalam bab siirah."
Ibnu'Abdul Hadi pun mengomentari penilaian IbnulJauzi karena sebelumnya ia telah berhujjah

dengan hadits Ibnu Ishaq.
Ibnul Jauzi juga melemahkan hadits ini berdasarkan perawi di bawah Ibrahim bin Sa'ad. Ia me-
ngomentarinya dengan komentar yang tidak perlu diperpanjang lagi karena memang tidak ada

manfaatnya meskipun disebutkan di sini. Sebab, mayoritas perawi yang meriwayatkannyaadalah

perawi tsiqah dari Ibrahim, maka terlepaslah tanggungan mereka darinya.
Atas dasar itulah, Ibnu'Abdul Hadi dan Ibnu Hajar mengakhiri komentarnya: 'Hal ini menunjuk-
kan bahwasanya ia belum melihatnya (alur periwayatan) di dalam al-Musnad dari AbuJ Nadhrah

dan Muhammad bin Ja'far. Kedua orang ini termasuk perawi l<ttab ash-Sbahiib."

Adz-Dzahabi berkata dalam as-Siar @/129): 'Hadits iri munkar."
Penulis '+E be*atadalam al-Bidaayab uan Nibazyab 5U333): "Adapun ri'way*yangmenyebutkan

ia (Fathimah) mandi sebelum meninggal dunia dan berq/asiat agar jargan dimandikan lagi setelah
itu, riwayat tersebut dha'if dan tidak bisa dijadikan rujukan. lVallaahu a'hm."
1'3 Diriwayatkan oleh'Abdrrrazzaqdalamal-Musbannaf @I/410),Ibnu Syabbah dalamTaariikhul

Madiinah ftlm. 109, terbitan Daarul-'UlyaanatatUT3/336, terbitan Daarul-Kutub al-'Ilmiyyah),
ad-Dulabi dalam ad.z-Dzuriyyatuth Thaabirab (112/214), ad-Daraquthni dalam Sunan-nya (I/79),

al-Hakim Wl63-L64),al-Baihaqidalam as-SunanulKubraa@/396,396397)danMa'rifutusSunan
utalAatsaar @./131/2076),al-Juraqani dalamal-Abaatbiil ualManaakiir @./61-62/449), IbnulJauzi
dalam at-Tahqiiq W5-6/860) dari jalur 'Umarah bin Muhajir dan 'Aun bin Muhammad, keduanya
dari UmmuJa'far binti Muhammad, dari Asma' binti'Umais.
Al-Juraqani berkata: "Hadits ini masyhur dan hasan."
Al-Hafizh berkata dalam at-Talkhiisbul Habiir QI/143\ "Sanadnya hasan. Ahmad dan Ibnul
Mundzir berhu.ljah dengannya. Penegasan keduanya menunjukkan keshahihan hadits ini menurut

mereka."

Ia (Ibnu Hajar) pun berkata: "Catatan: Jika hadits ini shahih, maka ia membatalkan riwayat yang
menyatakan bahwa Fathimah memandikan diri sendiri, kemudian meninggal, lalu berwasiat agar

tidak dimandikan lagi."

Guru kami, al-Imam al-Albani '+i;E,berka'.adalam lruaa-ul Ghaliil @I/162): "(Fladits ini) hasan
... Para perawinya terkenal tsiqah,keclali UmmuJa'far atau IJmmu'Aun-yangpada naskah asli
terjadi kesalahan tulis sehingga perlu diperbaiki, yakni (Ummu)'Auf-karena tidak ada seorang
pun yang meriwayatkan darinya selain anaknya, yaitu'Aun-yang pada naskah asli juga tertulis:
'Auf. Selain Ummu'Aun, juga Ummu'Isa al-Jazzar atau yang dikenal juga dengan al-Khuza'iyah.
Tak ada seorang pun yang menganggapny^ tsiqab. Dalam kitab at-Taqriib dikatakan: 'Maqbul.'

SirahNabi Muhammad ffi 381

Al-Hafizh berkata pula dalam at-Talbbiisb (kemudian beliau ad)F" menyebutkan apa yang kami
nukil dari al-Hafizh tadi)."

Saya berkomentar: "Sepertinya guru kami yakin dengan penilaian al-Hafizh sehingga dia

menghasankan hadits ini. Cukuplah penghasanan hadits ini oleh ulama yang dijadikan teladan

dan tidaklah akan merugi orang yang menjadi teman duduk (mengambil ilmu dari) mereka."
1la SyaikhullslamlbnuTaimiyyah't:lsberkatadalamMajmuu'ulFatazanaIV/a62):"Yangpenama

kali masuk Islam dari laki-laki merdeka dan baligh adalah Abu Bakar, dari anak laki-laki merdeka

adalah'AIi, dari kalangan budak adalah Zaidbin al-Haritsah, serta dari kalangan wanita adalah

Khadi.lah Ummul Mukminin. Hal ini menurut kesepakatan para ulama."

"5 Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahiih-nya (no. 2436) darihadits 'Aisyah, ia berkata: "Nabi S

tidak memadu Khadijah hingga ia meninggal dunia."

116 Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 3815) dan Muslim (no. 2a30) dari 'Ali bin Abi Thalib 4r ,
ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah S bersabda: 'sebaik-baik wanita penduduk dunia pada

masanya adalah Maryam binti 'Imran, dan sebaik-baik wanita dari ummat ini adalah Khadijah

binti Khuwailid.'"

Abu Kuraib berkata: "r0faki' mengisyaratkan ke langit dan bumi."
r17 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dengan lafazhrrya dalam Sbahiib-nya (no. 3896), juga oleh Muslim

dalam Sbahiib-nya (no. 1422) darihadits 'Urwah bin az-Zubir,ia berkata: "Khadijah meninggal tiga

tahun sebelum Nabi S hijrah ...." Demikianlah yang ditegaskan penulis ,i,'Vu dalam al-Bidaayah
zoan Nihaayab (V/300) dan Ibnu Qryyi* al-Jatziyyah
rr8 Pada naskah "r." terdapat tambahan setahun setengah, dalam Zaadul Ma'dad 0./L05).
tetapi diapit oleh tanda kurung.

"e Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dalam atb-Thabaqaatul Kubraa (VIIV53, 169), Abu Dawud dalam
Sunan-nya A/242-243/2135) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam as-sunanul
KubraaNtr/74-75),ath-Thabari dalamJaami'ulBayaanN/L97-t98),al-Hakimdalamal-Musudrak

GI/186),Ibnu Mardawaih sebagaimana di dalam Tafsiirul Qur-aan al-Azbiim (I/575) dari jaltr

Ahmad bin Yunus, Abu Bilal al-Asy'ari, 'Abdullah bin Wahab, dan al-\Taqidi; keempatnya

meriwayatkan dari Ibnu Abiz Zinad, dariHisyam bin 'Urwah, dari ayahrya,dari'Aisyah di dalam

sebuah kisah.

Saya berpendapat: "Sanad hadits ini hasan, karena Ibnu AbizZitadsbaduq, sebagaimana disebutkan

dalam at-Taqriib."

Al-Hakim berkata: "Sanad hadits ini shahih, tetapi keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak

meriwayatkannya." Penilaiannya disepakati oleh adz-Dzahabi.

Hadits ini dihasankan oleh guru kami, al-Imam al-Albani 'iiW, dalam lrwaa-ul Ghaliil (Vtrl85).
Asal haditsnya berasal dari al-Bukhari (no.5212) dan Muslim (no. 1463), namun tidak disebutkan

di dalamnya penjelasan sebab turunnya ayat.

Hadits ini memiliki penguat dari hadits 'Abdullah bin 'Abbas *,, yarrg semakna dengannya,

yaitu yang diriwayatkan oleh ath-Thayalisi dalam Musnad-nya W/403/2805) dan dari jalurnya
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi N/249/3040), ath-Thabari dalamJaami'tl Bayaaz (V/310), Ibnu Abi
Hatim dalam Tafsiir-rya W /1079/6039), ath-Thabrani dalzm al-MuJamul Kabiir (X7/226/11746),

dan al-Baihaqi W297): Sulaiman bin Mu'adz meriwayatkan kepada kami dari Simak bin Harb,

dari Ikrimah, dari Ibnu 'Abbas. Sanadnya hasan sebagai penguat.

At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan gbarib."

Secara keseluruhan, derajat hadits ini shahih.

r20 Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sbabiih-nya (no. 1423) dari hadits 'Aisyah (F .

'2' Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shabiih-nya (no. 4753) dari hadits Ibnu Abu Mulaikah. Di

dalamnyadisebutkan bahwalbnu'Abbas berkata:'... beliautidakmenikahiperawan selain engkau...."

122 Diriwayatkanolehal-BukharidalamSbahiih-nya(no.3775),sertaMuslimdalansbahiih-nya(rrc.2aa2).

123 Kalimat yangada di dalam tanda kurung siku adalah tambahan dari naskah ".r-".

124 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbabiib-nya (no. 3662) dm Muslim dalam Sbabiih-nya (no.
2384) dari hadits 'Amr bin al-'Ash. Di dalamnya disebutkan: "... Aku bertanya: 'siapakah orang

yang paling engkau cintai?'Beliau meniawab: "Aisyah.'"

r25 Tambahan dari naskah "r.".

'26 Diriwayatkan oleh Abu D awud @/285/2283), an-Nasa-i dalam al-Mujubaa ffU2L3) dar al-Kubraa

N/321/5723),Ibnu Majah G/650/2016), ad-Darimi dalam Musnad-nya PN/519/2411 - Fat-bul

382 Haji, Umrah, dan Keluarga Rasulullah ffi

Mannaan), Abu Ya'la dalam Musnal-rya (l/l6o/773,L74), ath-Thrt r(yXlX{II4I/1*5SMI3us0y4h)i,lual.lA-Baaxzazaarr
(XIt/24/'46t1,25/4612), ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir
ialamal-BahruzZahhhbir (I/294/l8g),Ibnu Sa'ad dalrmath-Thabaqaatul Kubraa (X/82-83),Ibnu
Hibbandalam Sbahiib-nya6.ttOOt+ZlS-Ihsaan),IbnuAbi'Ashimdalam al-AabaadualMatsaani

iNl-/n4"OihB./q3i0d50ii)a,.Aabt-dSuubniannFuiluKmuibdrdaaalaNmilM/3u2s1r-o3d2-in),yaa{(hl/p9h61/4r.3a-lala-lM-Muan.qtadihsihadrr)b,m4-Ha4l'AebaFa/d.!i?it7s)u,l.
&Mdaurki bStaalaaimabahO'b.i/n27K3u-2h7a5il/,t6dLa-1ri6S5)a'didabriinjaJluurbYaiar,hydaarbi iInbnZuak'Aabribaabs,in&Zriida'Uhm, adrariShalih bin Shalih,
'

Al-Hakim berkata: "Shahih sesuai dengan syarat asy-syaikhani (al-Bukhari dan Muslim)." Pendapat

al-Hakim itu disepakati pula oleh adz'Dzahabi.
Guru kami, al-Imam al-Albani ,+!i5, berkomertrr dalam lrwaa-ul Ghaliil Str'/157): "Benar yang

dikatakan keduanya."

#Penulis ai,!4 berkata dal amMusnad.ul Faaruuq Qlm.42l): "Sanad hadits ini bagus, kuat, dan shahih."

Terdapat penguat lain &ri hadits Anas bin Malik yarry{iriwa2.1\a3 gleh Ibnu Sa'ad dalam
atb-rtabiqaaiul Kubraa (X/83), ad-Darimi dalam Musnid.-nyalVlU519-520/2412 - Fat-bul

Mannaan),'LbtYa,ladalamMusnad-"y"sL/+37/3815),al-Ha\im (Iv19G|97);4-P+aqi.(vtrl367-

368), Ab; Nu'aim dalam Ma'rifutuib ibabaabah Nl/3214/.7400), dan.adh-Dhiya' al-Maqdisi
dalim al-Abaadiitsul Mukhtaaron ptl/Zl-Zt/ 1982, 1i83) dari jalur Husyaim; Humaid ath-Thawil

meriwayatkan kepada kami dari Anas.
Al-Hakim berkata: "Shahih sesuai dengan syarat asy-Syaikhani." Pendapat al-Hakim itu disepakati

oleh adz-Dzahabi.

Guru kami, al-Imam al-Albani '{;)Yo,berkatz: "Keduanya benar."
Penguat yang lainnya berasal dari hadits Ibnu 'Umar -9: yrng dit;*ayatkan oleh Ibnu Abi 'Ashim

d^lul^ oi-ditoad wal Matsaani $/409/3051), Abu Ya;la dalam Musnad-nya _(l/159-160/17.2),
Ibnu Hibban dafum Shabiih-nya'6/LOt/+276 - Ibsaan), ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir
(XXm/158/305),al-Bazzar dalamMusna.d-yya0J./Dart95/1502,795/1503 - al-$a.yfrgh-Th+awi
lalam Musykilui ,lox*, @./
25 / 4a6l1-A3)',mAabsuy,Ndua'raiimAbdu,JSah1a"!ltih"',rydfaurti"_Ib*nSuba'Ubamabaarb. SV 32.14 /7 401).
dari jalur iunus bin Bukair, dari Sanad hadits ini

hrsan. P"ra pe rawinya tsiqalt dan termasuk p ertwikitab asb-Sbabiib selain Yun uj bin Bukair, yaitu

per;rwi sbadiqy.rrg'h"r"r, hrditsnya. Yunus dipakai oleh Muslim sebagai mutaba'ab, sebagaimana

vans dikatakan adz-Dzahabi.

ir.nitir id6 berkata dalam Musnadul Faaruuq (hlm. 421): "Hadits ini shahih sesuai dengan syarat

al-Bukhari dan Muslim, hanya saja keduanya tidak mengeluarkannya."

r27 Tambahan dari naskah "r"".
r28 Tambahan dari naskah "r"".
12e Tambahan dari naskah 'r-".

r3o DiriwayatkanolehAhmid dalarrMusnad-nya(I/.317-3.1!),llrlNasgi{a!lyal+tujabqa(VIl81-82),
dan Ibriu Hibb an dalam Sbabiib-nya (ro. Ze+e' - tbsaan) dari jalur Yazid bin Harun, dari Hammad

bin Salamah di dalam sebuah kisah yang panjang-

Saya menegaskan: "Sanad hadits ini dha'iL ibnu'IJmar seorang yafymaqkll,.ybagaimana diielaskan
Hadits ini didha'ifkan pula oleh guru kami,
a;^.^ ot-foqriib. rial-Imam al-Alba '+:lE ."

131 Demikianlah yang tertulis dalam kitab naskah aslinya, sedangkan di dalam atb'Thabaqantul Kubraa

(Vm/96): "Lima puluh sembilan." Bilangan inilah yang benar.

'32 Al-Bukhari (ro.4791) dan Muslim (no. 1428).
r33 Hanya melalui perantara tiga orang perawi.+"
al-Bukhari d"Jr;m Shdbiib-nya (no. 7420,74.21)..dari hadits Anas gE .
'3a Diriwayatk"t ol.h Muslim dalam Sbabiih-r,ya (.ro. 2452) dari hadits 'Aisyah Ummul Mukminin'
r3s Diriwayatkan
oleh
ia berkata, Rasulullah S berkata: 'Isteriku yang paling cepat menyusulku adalah yang paling

pteanirjayn"gli-t.alni"gjauntntayan.": 'Kemudian, kami pun memanjangkan lengan masing-masing guna mengetahui

siapi di antara kami yang paling panjang lengannya."

'Aisyah berkata lrgii "T"ei"y"ti,-y^ngfa[n[ panjang lengannya adalahZainab, karena ia biasa

bekerja dengan tangannya, dan beliau benar."

'3u Sebagaimani di dalam ath-Thabaqaatul Kubraa rym/115).

SbahNabi Muhammail ffi, 383

rI Pada naskah "7" tenulis: "\i#K;".
I38 Telah dijelaskiir tahbrij-nyapada Perang al-Muraisi'.
r3e Sebagaimana diterangkan dalam kitab atb-Thabaqaatul Kubraa (lm/1^l:O).

140 Diriwayatkan.oleh al-Bukhari dalam Sbahiib-nya (no. 5169) dan Muslim dalam Shabiib-nya (no.

1365) dari hadits Anas gta .
rar Sebagaimana terdapat di dalam atb-Tbabaqaatul Kubraa Nru/1.7'8).
$I/'42 Diriwayatkan oleh Abu D avrud @./235/ 2107), an-Nasa -i dalam al-Mujtabaa lt9) dan al-Kubraa

N./220/54.86),Ahmad N7/427),ath-Thabranidalamal-MujamulxaklrSxm/l8i-182/402),^th-
Thahawi dalam Musykilul Aatsaar (XIn/ 60/ 5061), Ibnu Abi 'Ashim dalam al-Aahaad ual Malsaani
(l /_417 /30.67),ad-Daraguthni dalam Sunan-nya @/246), al-Hakim (Iy181), sena al-Baihaqi dalam
as-Sunanul Kubraa ffn/139,232) dan Dalaa-ilun Nubuuuab W46O) dari jalur'Abdullah bin at-
Mubarak, dari Ma'mar bin Rasyid, dari Ibnu Syihab, dari'Urwah, dari Ummu Habibah.
Al-Hakim berkata: "Hadits ini sesuai dengan syarat asy-Syaikhani, hanya saja keduanya tidak
meriwayatkannya." Pendapatnya disepakati oleh adz-Dzahabi.

Saya menegaskan: "Yang mereka katakan itu benar."

1a3 ShabiihMuslim,Kitab"Fadhaa-ilushShahaabah",Bab'MinFadhaa-ilAbuSufyanbinHarb"(no.2501).

'a Ibnul Atsir berkata, sebagaimana di dalamaLBilaayh uan Nibaayah (Vyli8): 'Hadits ini termasuk
riwayat Muslim yang diingkari. Alasannya, ketika Abu Sufyan datang fte rumah Nabi) untuk
UTemmmpuelHlaarbuibi aahk.adKesembuedluiamn,PIeJnmakmluukaHnabMibaakhkamh,eniajJpuuhnkamnatseumkpdaat ntidbuinreNmaubidfefni-gdaanrinpuyate.riOnyieah,
sebab itu, Abu Sufyan benanya: 'Demi AIIah, apakah kamu membenciku kaiina beiiau atau
membenci beliau karena aku?' Ummu Habibah menjawab: 'Ini adalah tempat tidur Rasulullah

i5, sedangkan kamu adalah seorang laki-laki musyrik. Maka dari itu, a-yahnya bersumpah: 'Demi
Allah, semoga keburukan menimpamu setelah ini, wahai puteriku!'"

Saya menambahkan: "Hadits yang semakna dengannya diJebutkan oleh Ibnul Atsir dalam tlsudul

Gbaabab Nt/tr6)."
r4s Pada naskah "r-" tenulis: "'^t-ti.

ta6 Syarb Sbahiib Muslim (XYV62-63).

'taa7s Dirivayatkanolehal-Bukhaadzlamshahih-nya(no.5101)danMuslimdalamslaliih-nya(no.1449,75).
Sbabiib Muslim Qro. 1449,16).

'ae Diriwayatkpglehal_-Bukharidalamsbabiih-nya(ro.5114)danMusLmdalamshahiib-nya(no.l4lO).
r50 Dalam kiab Sbahiib-nya (no. 1409).
rsr Pada naskah',-" tenulis: "i:+tfit".

1s2 Dalam l<*ab Sbahiih-nya (no. 1411).

rs3 Dalam kitab Jaami'-nya @/200/8a1); an-Nasa-i dalam as-Sunanul Kubraa N/182/5381);Ahmad
Sl/392-393); ad-Darimi dalam Musnad-nya Sn/58/1956 - Fat-hul Mannaan); Ibnu Saiad dalam
ath-Thabaqaatul Kubraa $./ 130); ath-Thahawidalam Syarb Ma'aanil Aatsaar P./270) dan Musykilul

Aatsadr 6N / 512/ 5800); ar-Ruyani dalam Musnad-nya Q/ 467 /703, 470/709)i ath-Thabrani dalam
al-Mulamul Kabiir [/288/915); Ibnu Hibban dalam Sbabiih-nya (X/438/4130,442443/4135 -
Ibsaan); Ibnu Abi 'Ashim dzlam al-Ahaad ual Matsaani [/fi7/a61); Abu Nu'aim al-Ashbahani

dalam Hilyatul Auliyaa' (Ill/264); ad-Daraquthni dalam Sunan-nya (III/262); al-Baihaqi dalam
as-Sunanul Kubraa (/66,Vil/211), Ma'ifatus Sunan wal Aatsaar SY/27/2889), dan Dilaa-ilun

\ubuyutS! $I/336); Ibnu 'Abdil Barr dalam at-Tambiid [I/152); al-Baghawi dalam Syarhus
S_rr:f4 N7I/t_s211r_rr, dari beberapa ialur, dari Hammad bhZaid, dari Mithar al-rXi'arraq, dari

Rabi'ah bin Abu'Abdurrahman, dari Sulaiman bin Yasar, dari Abu Rafi'.

At-Tirmidzi dan al-Baghawi berkata: 'Sanad hadits ini hasan."

Saya menilai: "Sanadnya dha'if. Mathar al-Warraq shaduq, tetapi banyak melakukan kesalahan,

sebagaimana diterangkan dalam at-Taqriib. Riwayatnya diselisilii oleh'Malik bin Anas, Sulaiman

bin Bilal, Anas bin 'Iyadh, dan 'Abdul ' Lziz ad-Darawurdi. Mereka meriwayatkannya dari Rabi'ah

sec_ara rnursal tanpa menyebutkan Abu Rafi'. Riwayat inilah yang benar."'

Y{daahpyuan-arl.-iLwaaiytsai,tI/4M6a2l/i1k1, 7ia6,m59e2ri/w1a5y3a6tka-nnriywaaydaatlaAmbukitMabunsyha'a,bala-Mz-uZurhartbi,tbdaa'nI/331458//66897,-45ri6w/a1yi3a4t
- riwayat Suaid al-Hadatsani). Asy-Syafi'i meriwayatkan darinya dalam as-Sunanul Ma'tsuurab
Q69/493 - riwayat ath-Thahawi) , al-(Jmm N/78), dan al-Muinad (I/526-527/826,527/827 -

384 Haji, Umrah, ilan Keluarga Rasulullah M,

Tartiibul Musnad). Darinya pula Ibnu Sa'ad meriwayatkan hadit s ini dalam ath-Thabaqaatul Kubraa

(X,/130), ath-Thahawi dabmsyarbMa'aanilAatsaar @./270) danMuryhilulAauaar @/514/5801),
sena al-Baihaqi dalam Ma'rifatus Sunan roal Aatsaar W /37 /2888,V /349/4243)."
Al-Baihaqi berkata: "Hadits Sulaiman bin Yasar dari jalur int munal."

Hadits Anas bin 'Iyadh diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dalam atb-Thabaqaatul Kubraa (X/130).

Hadits Sulaiman bin Bilal diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dabm Sunan-rya (II/201). Hadits ad-

Darawurdi diriwayatkan oleh ad-Daraquthni dalam al-'Ilal $n/La).
Berdasarkan hal ini, guru kami, al-Imam al-Albani 'di5, berkata dalam Inoaa-ul Ghaliil NI/252-

2fi/fia9): "Akan tetapi, al-Hafizh berkomentar tentang Mathar: 'Sbaduq, namun banyak

melakukan kesalahan.' Hadits mausbul seperti ini tidak dapat dijadikan rujukan meskipun tidak

adayangmenyelisihinya, maka bagaimana jika ada yang menyelisihinya? Bagaimana pula jika yang

menyelisihinya itu Imam Malik?"

Saya menambahkan: "Terlebih lagi Malik adalah orang yang selalu bersama gunrnya, Rabi'ah

bin Abu 'Abdurrahman, yang dikenal dengan rabii'atur ra'yi (orang yang berpikiran cemerlang).

Oleh karena itulah, riwayat darinya.lebih diutamakan daripada yang lainnya. Maka bagaimana

pula apabila orang-orang yang kita sebutkan tadi bergabung bersamanya?"

Ath-Thahawi b erkaa dalam Musyhilul Aatsaar Q{I],l / 512-514): "Seseorang berkata: 'Diriwayatkan

dari Abu Rafi', bahwasanya Nabi S menikahi Maimunah dalam keadaan berihram ....' Dahulu,
hadits ini dijadikan hujjah bagi siapa saja yang menyelisihi pendapat tersebut. Hadits ini

diriwayatkan oleh Mathar al-\(arraq, seperti yang telah disebutkan. Diriwayatkan pula dari Rabi'ah

oleh orang yang lebih hafal dan lebih shahih daripadanya, yaitu Malik bin Anas, ... maka status

hadits ini pun menjadi mauquf pada Sulaiman bin Yasar sebelum sampai kepada Abu Rafi'. Jadi,
hadits ini gugur sebagai hujjah bagi orang yang berdalil dengannya dalam masalah ini."

Ia berkata lagi dalam Syarh Ma'aanil Aatsaar @/270): "... Dahulu, ini menjadi hujjah atas orang-
orang yang menyelisihi kami, yaitu jika riwayat ini diambil dari jalur sanad yang shahih dan

Iurus, sebagaimana kaidah madzhab mereka. Adapun hadits Abu Rafi' yang mereka sebutkan

diriwayatkan oleh Mathar al-Warraq, sedangkan menurut mereka Mathar bukan orang yang dapat

diambil haditsnya sebagai hujjah dikarenakan (adanya hadits lain yang) diriwayatkan oleh Malik,

yang lebih kuat dan lebih hafal daripadanya, sehingga sanad darinya iu munqathi (terputus)."

Ibnu 'Abdil Barr berkata dalam at-Tarnbii"d W,/lsl): "Hadits ini diriwayatkan oleh Mathar al-
'Warraq dari Rabi'ah, dari Menurutku, Mathar melakukan
Sulaiman bin Yasar, dari Abu Rafi'.

kekeliruan karena Sulaiman bin Yasar lahir tahun 34 H, bahkan ada yang mengatakan :ahrn 27

H; sedangkan Abu Rafi' meninggal di Madinah tidak lama setelah 'Utsman dibunuh. 'Utsman .gb

terbunuh pada bulan Dzulhijjah tahun 35 H. Maka dari itu, mustahil dan tidak mungkin Sulaiman

bin Yasarhendengar dari Abu Rafi' ... dan riwayat Malik lebih *ama. lVabillaabi taufik."

Saya berkomentar: "Yang mereka katakan benar, meskipun pendapat keduanya diselisihi oleh

Imam ad-Daraquthni."

Ad-Daraquthni berkata dalam al-'Ilal (VIJ/1-3al: "Diriwayatkan oleh Rabi'ah bin Abu

'Abdurrahman, namun diperselisihkan riwayatnya,yakti riwayat Mathar al-Warraq dari Rabi'ah,

dari Sulaiman bin Yasar, dari Abu Rafi' secara muttasbil (bersambung). Demikian pula riwayat

Bisyr bin as-Sirri dari Malik bin Anas dari Rabi'ah, dari Sulaiman bin Yasar, dari Abu Rafi', yang

diselisihi oleh rekan-rekan Imam Malik. Mereka meriwayatkannya dari Malik, dari Rabi'ah, dari

Sulaiman, bahwasanya Nabi S mengutus Abu Rafi', secaramursal. Dalam pa& itu, hadits Mathar
dan Bisyr bin as-Sirri bersambung sanadnya, bahkan keduanya ttrSoh."

Saya menegaskan: "Demikianlah penjelasan darinya (ad-Daraquthni). Padahal, Mathar al-'W'arraq

yang dianggap tsiqab olehnya di sini, di samping ia berpendapat bahwa sanad yang mausbil

merupakan tambahan darinya, telah dilemahkan juga di dalam kitabnya yang lain, yaiat at-

Tatabbu'(hlm. 169), seraya berkata: 'Tidak kuat.' Inilah kerancuan yang terdapat pada diri ad-

Daraquthni. sementara keterangan yang berisi celaan harus didahulukan daripada keterangan yang

berisi penilaian tsQab atasnya. Lebih dari itu, Mathar ini telah didha'i{kan oleh mayoritas ulama

(sebagaimana dipaparkan berikut ini)."

Imam Ahmad birkata: "Yahyabin Sa'id menyamakan Mathar dengan Ibnu Abi Laila dalam hal

buruknya hafalan."
Abu Dawud berkata: "Menurutku, Mathar bukanlah hujjah, bahkan haditsnya tidak diterima jika

menyelisihi perawi lain."

SirahNabiMuhammail ffi 385

As-Saji berkat a:'Shaduq, namun banyak berbuat kesalahan."
An-Nasa-i berkata: "Tidak kuat."
Ibnu Hibban berkata: "Sering melakukan kekeliruan."
Hadits ini pun didha'i{kan oleh Abu Hatim ar-Razi, Ibnu Sa'ad, Ibnu'Adi aliUqaili dan lainnya.
Kesimpulannya,yangbenar adalah derajat haditsinirnursa/, sedangkan yangmausbultidak shahih
karena munqarl'(terputus). Sebab, Sulaiman bin Yasar tidak pernah bertemu dengan Abu Rafi',
sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu 'Abdil Barr. Di samping itu, saya mendapati Imam Ahmad

bin Hanbal :t{E mercacatkan hadits ini kxenamursal.Ia juga menyebutkan bahwasanya Sulaiman
bin Yasar tidak pernah benemu dengan Abu Rafi', sepeni halnya yang dikatakan Ibnu 'Abdil Barr.

Falillahil bamd zaal rninab.

Silakan lihatl<ttab Jaami'ut Tahsbiil ftlm. 191) danTuhfatut Tabsbiil Q:,Jrm.l73-Va).
tsa Sarif 6-t-1 adalah nama sebuah tempat yang berjarak 6 mil dari Makkah. Namun ada jrga yang

berpendapat 7 ,9 dan 12 (mil). Di tempat ini Rasulullah ;ig menikahi Maimunah binti al-Harits,

berkumpul fterbulan madu) dengannya, dan di sini pulalah Maimunah meninggal dunia. Lihat
litab Mujamul Buldaan W212).
I55 Diriwayatkan oleh al-Bukh ari dalam Shahiih-nya (no. 284) dan Muslim dalam Sbabiib-rya (no. 1462).
'56 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbahiib-nya (no. 268) dari hadits Anas bin Malik .gr .
Al-Hafizh berkata dalam Fat-hul Baari Q./377-378): "Mengenai pernyataan: 'Mereka berjumlah
sebelas orang', Ibnu Khuzaimah berkomentar: 'Mu'adz bin Hisyam hanya sendiri dalam
meriwayatkan hadits ini dari ayahnya. Diriwayatkan juga oleh Sa'id bin Abu 'Arubah dan selainnya
dari Qatadah, mereka berkata: 'Sembilan Isteri.'"
Al-Bukhari mengisyaratkan kepada riwzyat Sa'id bin Abu 'Arubah seczra mu'alla4 di sini, juga
secara mausbul setelah dua belas bab dengan lafazh: "Beliau pernah menggilir isteri-isteri beliau
dalam satu malam, yang ketika itu berjumlah sembilan orang."
Ibnu Hibban dalam Sbabiih-rya menggabungkan dua riwayat tersebut dengan membawakan hal itu
pada dua kondisi. Akan tetapi, terdapat kekeliruan pada penjelasannya berikut ini: "Hadits yang
pertama terjadi pada awal kedatangan beliau ke Madinah dan ketika itu isteri beliau berjumlah
sembilan orang, sedangkan hadits kedua menerangkan kejadian pada masa-masa akhir hayat
beliau dan pada saat itu beliau memiliki sebelas isteri." Letak kekeliruannya adalah bahwasanya

Rasulullah S tidak memiliki isteri selain Saudah ketika datang ke Madinah. Setelah itu, secara

benurut-turut, beliau menikahi 'Aisyah di Madinah; menikahi lJmmu Salamah, Hafshah, dan
Zainab binti Khuzaimah pada tahun ketiga dan keempat; menikahiZinab bintiJahsy pada tahun
kelima; menikahi Juwairiyah pada tahun keenam; lalu menikahi Shafiyah, lJmmu Habibah, dan
Maimunah pada tahun ketujuh. Mereka adalah isteri-isteri Rasulullah Myar1dicampuri setelah
hijrah, menurut pendapat yang masyhur. Para ulama masih berselisih pendapat tentang Raihanah,
yaitu salah seorang tawanan Bani Quraizhah. Ibnu Ishaq menegaskan bahwa Nabi pernah
menawarinyamenjadi isteri beliau dan memakaikan hijab kepadanya, tetapi ia memilih untuk tetap

menjadi budak. Mayoritas ulama berpendapat: "Ia (Raihanah) meninggal sebelum Rasulullah ffi

wafat, yakni pada tahun kesepuluh, sebagaimana Zainab binti Khuzaimah yang meninggal tidak
lama setelah beliau bercampur dengannya.

Ibnu 'Abdil Barr berkata: "Iz @ajnab binti Khuzaimah) tinggal bersama Nabi {f dua atau tiga

bulan. Atas dasar itulah, beliau tidak pernah memiliki isteri lebih dari sembilan. Bahkan, Saudah
memberikan giliran malamnya kepada 'Aisyah, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti pada
tempatnya. Dengan demikian, riwayat dari Sa'id lebih kuat.
Akan tetapi, riwayat Hisyam menyebutkan bahwasanya beliau memasukkan Mariyah dan Raihanah
ke dalam deretan isteri beliau, hingga mereka semuanya disebut dengan lafazh "isteri-isteri beliau".
Ad-Dimyathi menyebutkan dalam kitab as-Siirab yang disusunnya bahwa jumlah isteri beliau
seluruhnya, baik yang telah dicampuri, yar,g sebatas akad saja, yang ditalak setelah bercampur,
maupun yang tidak dinikahi meskipun telah dipinang, mencapai tiga puluh orang. Adapun dalam
kitab al-Muhbtaarab darijalurlain, yakni dari Anas, disebutkan: "Beliau menikahilima belas orang
isteri. Beliau bercampur dengan sebelas orang dari mereka dan meninggalkan sembilan orang isteri
ketika wafat."
Abul Fath al-Ya'mari dan al-Mughlathai juga menyebutkan nama-nama isteri Rasulullah 1f, bahkan
keduanya menambahkan jurnlah yang disebutkan ad-Dimyathi. Namun, Ibnu Qayyim al-J arziyah
mengingkari hal itu. Adapun yang benar ialah mengkompromikan perselisihan antara jumlah

386 Haji, Umrah, dan Keluarga Rasulullah ffi

yang disebutkan dan nama mereka. Dengan demikian, jumlah mereka pun menjadi berkurang.

lValkabu a'lam."

15? Diriwayatkanolehal-BaihaqidalartDaka-ilunNubuwoahW2SS-289)darijalur'AbdulWahhab

bin 'Atha', dia berkata: Sa'id dari Qatadah (terdapat kesalahan cetak oleh penerbit ad-Dala-il, yakni
kami.
dari Sa'id bin Q"Saatnaaddahh)admitesriiwilaymautkrsaanl kepada
Saya menilai: sbabih."

'ebd"t l0(ahhab bin 'Atha' diselisihi oleh Saif bin 'Umar at-Taimi yang meriwayatkan hadits

tersebut dari Sa'id bin Abu'Arubah, dari Qatadah, dari Anas secara mausbul. Diriwayatkan oleh
Ibnu 'Asakir dilam Taaiihh Dimasq (Itrl89). Akan tetapi, Saif termasuk perawi matruh sehingga

tidak dapat dijadikan rujukan.
Ibnu Qaryim al-Jauziyah berk aa dalam Zaadul Ma'aad (l/ Lla): "Tidak ada perselisihan bahwasanya
beliau meninggalkan sembilan isteri ketika wafat ...."

Penulis ,ai$E-berkaa dalam al-Bidaayab uan Nibaayah (YlIl/201): "Tidak ada perselisihan

bahwasanya beliau wafat dengan meninggalkan sembilan isteri ...."
ns Al-Mukbtaarabsn/fi6/2524).DiriwayatkandarijalurMakkibin'Abdan,dariMuhammadbin

al-Husain bin Tharkhan, dari 'Umar bin Sahl, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Qatadah, dari Anas.

Saya berpendapat: "Sanad hadits ini dha'if. Yahya dan Qatadah mudallis dan mereka telah

miriwayitkan d.rrg"n 'an'anah. Sanad Yahya bin Abu Katsir diselisihi oleh Sa'id bin Abu'Arubah,

perawi yang termasrrk pdirrg shahih dalam meriwayatkan hadits dari Qatadah, yang meriwayatkan
hadits tersebur secara mursal dari Qatadah. Diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi, sebagaimana yang

telah diterangkan."

rse Pada naskah "7 " tenulis: "\*';:" .
kesalahan tulis: "i-;pi".
I60 Pada naskah aili terdapat penulis g padapenemuan kelima, pada
"Telah dibacakaridi hadapan
16r Pada naskah ",." tertulis:

hari Senin, tanggal 11 Sya'ban, :ah:urr,732 H, di Darul Hadits al-Asyrtfryyah, Damaskus'"

Pada catatan kiki naskah 'r," tertulis juga: "Akhir |uz penama dari tulisan tangan penulis 4!r J'

Demikian pula pada naskah "6" tertulis: "Akhir juz penama pada Bab 'Tarjamah Nabawiyah

'ala Shaahi6iha ifdhaalus Shalaitu was Salaam' dan selanjutnya adalah pasal (penjelasan) tentang

budak-budak Rasulullah ;{f ."

162 Tambahan dari naskah "r"".

163 Silakan lihat kitab Taaiikh Dirnasq W/172-206).
Pada naskah
rs "r," tenulis: ";i".

t6s Tambahan dari naskah'.,.".

166 Tambahan dari naskah "r-".

167 Tambahan dari naskah "r""-.

168 Pada naskah asli tertulisr"j"o!", tetapi yang benar adalah yang tertulis di atas 1..;y, sebagaimana

diterangkan dalam biografi Sahabat dan kitab-kitab sirah.
t6' Tabdziihrl Asmaa'ual Lughaat 0,/28).
r7o Silakan lihat kitab Taariibh Dimasq karya Ibnu'Asakir W/206-2L2).
r7r Dalam kitabnya, Tabdziibul Asm-aa' wal Lughaat Q./28).

t12 Ped^naskah !-" tertulis: ')'\r2\".

17r Silakan lihat kitab TaariihbDirnasq karya Ibnu'Asakir W/212-220).
t1a Taariihh Mad.iinah Dimasq W/220-238).
r75 Diriwayatkan oleh Abu Dawud f0iIlII//11332j/2935) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh al-Baihaqi

6./ L26); an-Nasa-i dalan as-Sunarul Kubraa (X/ 187 / L1272); ath-Thabari dalam laami'ul Bayaan

(XMV118); Ibnu Abi Hatim dalam Tafsiir-rryr,sebagaimana di dalamTafsiirul Qur-aan al-Azhiim

N(/a/ta+99g$4+\);;; Ibnu Mandah dalam Ma'rriiffaattiuusshh Sbhaabbaaaabbaih, sebagaimana di daillaamm ad-Durrul Mannttssuuuurr

('t t 0t11, dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Taariikb Dimasq (Y /226); Lb:u

Nu'aim al-AshbahanidabmMa'rifatusb Sbabaabab W@,M/U554a//336866));; Ibnu MardallralhdalamTafsiir'-
nA.L^Ayd-d-amz-z,L--rD:sD-ebzzbiaanahhgrMaaaf,bib-matii:blalbi-kenearrka^k-adnti-NaNddraa^dal'ak!al-lram-ai:m.m.d1aa^lM--rh:iiihiiAzzAaabaLaa:iabllnanuJTbula^lu-(lI,'Iz-tV^iad^1aa' 5'al)d-l-a$d:rIYaLi Yr/rIiaLb/j-3na,4.Slu3u8)r(':)AA":NYbL*uLbaYh^aza-szidbrdib.qnr.i+-bnQ;rK.n",aaKis'aayb',aabdla-a'rAli-Yu'AaduzzdiidazdrbaainldaaKhlaah'aPb,erdaawrli

hadits: rr.".i!,i-jr;5.i;r i5y'sesungguhnya Sijill menulis wahl'u yang diberikan kepada Nabi,'

yy"mneg ddii.ril-tfrut aryy=;rakrk"ann ollee--hh--anrr--NNaassaa--ii dan Abu Dawud, namrnun orang ini sammaa sekali tiidak diketahui

SirahNabi Muhammad ffi 387

identitasnya. Dia meriwayatkan hadits ini dari 'Amr bin Malik an-Nakri. Nuh bin Qais al-Haddani
hanya sendiri dalam meriwayatkan hadits ini darinya, namun Nuh adalah seorang perawi yang

sbaduq, termasuk perawi Muslim."

Hadts_ini diriwayatkan oleh Ibnu'Adi dalam al-Kaamil Sn/2662), dan darijalurnya diriwayatkan
oleh Ibnu 'Asakir dalam Taaiikh Dimasq IY/225-226); ath-Thabrani dalam al-i4ujamul'Kabiir
6Il/132-133/12790); dan al-Baihaqi 6./126) dari jalur Yahya bin 'Amr bin Malik an-Nakri, dari

ayahnya.

Ibnu'Adi berkata: "Hadits ini tidak shahih."

Penulis 'otb ju} ^"nukil pernyataan itu dari Ibnu Adi dalam Tafsiir-nya S / a95) dan mengakui

ftebenaran)nya.

Saya tegaskan, yang keduanya katakan itu benar. Sebab, Yahya seorang perawi yang sangat lemah

(seperti yang diterangkan dalam komentar berikut):

Al-'Uqaili berkata: "Haditsnya tidak dapat diikuti."

Imam Ahmad berkata: 'Tidak a.da apa-apanya."

As;Saj! berkata: "Munharul badiits, bahkan Hammad binZaid menuduhnya telah berdusta,

sedangkan ulama yang lain mendha'iIkannya."

Adz-Dzahabiberkata dalam al-Miizan SY/399):"Yahyabin'Amr bin Malik an-Nakri ... Adapun
di antara riwayat munhar-nya adalah: 'Dahulu, Nabi ;[s memiliki juru tulis bernama as-Siiill.'
Riwayatnya diperkuat oleh Yazid bin Ka'ab al-'Audzi dari'Amr bin Malik, sedangkan Yazid ini

perawi majhul."

Hadits ini memiliki penguat dari hadits 'Abdullah bin'Umar t# yangdiriwayatkan oleh Ibnu

Mardawaih dalam Tafsiir-nya, sebagaimana di dalam al-Ishaabab WtSl; Ibnu Mandah dalam al-
Ma?rfah; al-Khatib al-Baghdadi dalam Taanihh Bagbdad Nru/L7s) dan dari jalurnya diriwayatkan
oleh Ibnu'Asakir dalartTaariikh_Dimasq (v/2|6); Abu Nu'aim al-Ashbahani dalamMa*fausb
Shahaabab A[/M53/3684); dan lainnya dari jalur Hamdan bin Sa'id, dari Ibnu Numaii, dari
'Ubaidillah bin'Umar, dari Nafi', dari Ibnu'Umar.

Ibnu Mandah berkata: 'Hadits iri gbaib. Hamdan hanya sendiri dalam meriwayatkannya."

Al-Azdi berkata: "Ibnu Numair hanya sendiri dalam meriwayatkan hadits ini, jika memang hadits

ini shahih."

Al-Hafizh berkata: "Ibnu Numair termasuk p erawi xi4ah yans terkemuka. Maka dari itu, hadits ini
tsehl_aahhihkeklairrue.naBeandaarr,yma ebmebaenrgapaadajahluardiptseryiwaan-gyabtaenrtelnatiann. gJaandi,doernagnagny'haandgitsmeinngiiang-g-a-pnya maudbu'

Slya genjglaskan: "Demikianlah yang dikataka" al-Hafizh ,+ib . Sayangnya, beliau terluput dari
'illat (cacat) hadits yang sebenarnya, yaitu Hamdan bin Sa'id. Adz-Dzrtabi berkata ddzmai-Miizan

W gOZ1r'Hamdan bin Sa'!{ meriwayatkan dari 'Abdullah bin Numair: Hamdan telah meriwayatkan
dari
hadits palsu dari 'Ubaidillah dari Nafi' Ibnu 'Umar yang menyatakan: 'Juru tulis Nabi g

bernama Sijill.' Adz-Dzahabi berkata dalam al-Mugbni Q/191/UaQ: 'Riwayat Hamdan bin Sa'id
dari 'Abdullah al-Hafizh membantahnya dalam Lisaanul
bin Numair itu dusta.' Akan tetapi,

l4iizan 0I/2?6) dengan komentar: 'Matan hadits ini tidak pantas dikatakan dusta (palsu), sebab
an-Nasa-i telah meriwayatkannya dalam (sunanTafsiir-nyt; demikian juga Abu Diwud dalam
as-Sunan dari jalur lain, dari Ibnu 'Abbas ,i#6.' Mengenai jalur ini, Hamdan memang sendirian

dalam_ mel'wayatkannya, tetapi saya belum menemukan orang sebelum penulis (a&-Dzihabi) yang

mendha'iIkannya."

Saya menegaskan: "Bantahan itu tidak merusak (penilaian tersebut). Sebab al-Imam adz-Dzahabi

termasuk ahli dalam hal penelitian hadits, bahkan al-Hafizh sendiri mengakuinya. Ia adalah

pemimpin cabang ilmu ini, tidak ada duanyapadazamannya, sehingga penilaiannya diterima ranpa

ragu lagi, apalagi ternyata mayoritas ulama menghukumi hadits im maudhu', sibagaimana yang

akan diterangkan."

Penulis '#E berkata dalam Tafsiir-nya ( / 495): "Hadits ini munkar sekali, termasuk hadirs Nafi'

dari Ibnu'IJmar, dan tidak shahih sama sekali. Demikian pula riwayat sebelumnya, yaitu dari

- Ibnu'Abbas yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan selainnya, tidak shahih juga.;
yairu riwayat yang semakna dengannya (XVIV118).
'r]"1 Yrlg berirdullaami'ul Bayaan,

Pada naskah 'r." tertulis: "i;".
l'8 lequlis 'r.irlg bJrkata dd u" fi6i;rut qur-azn al-Azbiim (Y / a95a96): 'Mayoitas bufazb (penghapal
hadits) menyatakan riwayat ini maudhu'walaupun ia tercantum di dilam Sunan ADi OZdd.

388 Haji, Umrah ilan Keluarga Rasulullah ffi

Di antara mereka adalah guru kami, al-Hafizh al-Kabir Abul Hajjaj al-Mizzi-semoga Allah

melapangkan umurnya, memanjangkan ajalnya, dan mematikannya dalam amal shalih. Saya juga
telah menyrrsun kitab terpisah (khusus) mengenai hadits ini. lV'alillaabil hamd."

Al-Imam Abu Ja'far bin Jarir mengingkari hadits ini dan membantahnya dengan bantahan yang
sempurna, seraya berkata: "Aku tidak mengetahui ada seorang Sahabat yang bernama as-Sij.ill.
Pari juru tulis Nabi ffi telah dikenal, namun tidak seorang pun yang bernama as-Sijill." Dalam hal
ini Ibnu Jarir memang benar, bahkan komentar ini merupakan dalil terkuat dalam menerangkan
ke-munkar-an hadits itu. Sementara yang memasukkan namanya ke dalam deretan nama Sahabat

hanya bersandar pada hadits ini, bukan pada hadits yang lajn. \ll'allaahu a'lam.

Adapun yang shihih dari Ibnu 'Abbas ,#, bahwasanya a*Sijill merupakan nama kitab. Yang

berpendapat demikian adalah'Ali bin Abu Thalhah dan al-'Aufi. Begitu juga Mujahid, Qatadah,
dai yang lainnya telah menegaskan hal itu. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir karena
demikianlah yargma'ruf (dikenal) di dalam bahasa Arab.
Berdasarkan uraian di atas, maka makna firman Allah:

{@ ;2-i i?ti l;{iai "*iib
"(Yaitu) pada bari Kami menggulung langit sebagaimana mengulung (embaranlemb4ran) kertas,"

(QS. Al-Anbiyaa': lO4) adalah atas kitab ini, yakni yangtenulis. Hal ini sebagaimana firman AIIah:

4 6;\.,N1tXi-(t$"Tatkzla heduanya tekb berserah diridan lbrahim membaringhan anahnya atas
p:eliiis(nya), (nyatilah kesabaran keduanya)." (QS. Ash-shaaffaat: 103), yaitu atas pelipis. Masih

banyak contoh-contoh lainnya di dalam bahasa Arab. \V'allaabu a'lam."

Penulis 'di6 juga berk ata dalam al-Bilaayab uan Nibaayah N /397)t "Aku membawakan hadits ini
kepada guru kami, al-Hafizh al-Kabir Abul Hztjaj (al-Mizzi), namun beliau sangat mengingkarinya.

Kemudian, aku memberitahukan bahwa guru kami (yang lain), al-'Allamah Abul 'Abbas Ibnu

Taimiyyah, berkata: 'Hadits ini rnaudbu'walaupun tercantum di dalam Sznan Abi Dautud.' Maka

guru kami, al-Mizzi, berkata: 'Aku pun berpendapat demikian.'"

Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata dalam Tahdziib Sunan Abi Dawud. (Y /196t97): "Aku mendengar
guruku, Abul'Abbas Ibnu Taimiryah berkata: 'Hadits immaudbu'. Tidak diketahui bahwasanya

Rasulullah S memiliki juru tulis yang bernama as-Sijill, bahkan tidak ada seorang pun Sahabat

yang bernama as-Sijill. Para juru tulis Nabi itu dikenal, namur tidak ada satu pun di antara

xr*i-dR.iat.uisktuisalu. *lAlya"ad"hn[agg&fffui"bnleb"re"nhglauumrmularf"malgasei-mtmSmi*jidiilllpiliakJkhi.iI"majiiuu.jurrf,iuugr*ma"tuiabglneis,rrkAtka"etl"altag:ikh'aAt:yt{b-aef*trra.4inrd"i}a-Mid{ai^kMbka^ibykreak^rhamnh(a.tkuknAr.ua.snsn--(SiSyd.iiiiji)Mltl,rab-ske,ekrmaishree)tpi,nektsariett.iad, baf-inrrymgkaknaannng"
+A1A0IllIll3ai)hh. ::Se${{drai*oa;i'{riig-iriyrip;s*;e'$iY{y"ao""'iD?roa1bnie"rtl'kbb?arr:atiahhh:t'im3'Famhbeamrrbaiarsinbagrdhiia'ann
anaknya atas pelipis(rnryyaa)).."" (QS. Asah-Shaaffaat
lil yadaini walfammi (Ia jatuh tersungkur pada

dua tangsan dan muluttnnyyaa))..''MMaakkssuuddnnyyaa,, di atas kedua tangan dan mulutnya. lV'allaabu a'lam."

Pernyaiaan y"ng settada dengan itupun diungkapkan pula oleh Ibnul Qayyim dilam I'laamul
Muuaqqi'iin Nl/ 34-36, terbitan Daar Ibnul Jauzi).

Al-Qunhubi berkaadalamal-Jaami'liAbhaamilQur-aan@ha7): "... begitu juga dari Ibnu'Abbas
,,gr,: 'Nama juru tulis Rasulullah ffi.' @iwayat ini) tidak kuat karena para juru tulis Rasulullah &

telah dikenal, sedangkan ia tidak termasuk di antara mereka, bahkan tidak ada Sahabat Rasulullah

M y^ngbernama as-Sijill."
Ats-Tsi'ali berkata dabm al-Kasyful Bayaan (VIl311): "Diriwayatkan oleh Abul Jauza' dan

Ikrimah dari Ibnu 'Abbas ,+iy,: 'As-Sijill adalah nama juru tulis Rasulullah ffi.' Pernyatarn ini
tidak kuat sebab semua juru tulis Rasulullah ff telah dikenal, sebagaimana nama-nama tersebut
telah kusebutkan dalam kitab (ar-Rabi). As-sijill adalah isim tnasytdq ftata benda turunan) dari
musajalab,yang berpola mukatabah. Asal katanya ialah assajl, artinya ember ...."

Sayaberkomentar, tRiwayat tentang Sijill ini) diingkari pula oleh as-Suhaili, sebagaimana di dalam
Fat-bul Baari Nm/$7)."

Al-Imam Abul Muzhaffar mengatakan bahwa as-Sama'ani berkata dalam Tafsiirul Qur-aan @./412):
"Diriwayatkan dari Ibnu Ishaq:'As-Sijill adalah nama juru tulis Nabi;{S.' Pendapat ini aneh (tidak

benar). Pendapat yang kedua menyebutkan:'As-Sijill adalah nama Malaikat.' Pendapat ketiga,

yakni pendapat yang paling shahih, menjelaskan: "As-Sijill adalah nama lembaran.'

SirahNabi Muhammad M, 389

Ibnul Atsir dalam Usdul Gbaabab $l/17a): "As-Sijill sebagai juru tulis Nabi gi adalah tidak

dikenal."

P{Aal-dH'yaa-n;faizrsh1k.a;Ihbi4n"u-"\Ntd:a*asnAhi"rrru"d-dtueinrtutiatlrids5-:D'i'um;s\a{s}ay,,q"6i..b.kerrtk.a,ta'Kdaablaamr Majaalis fi.i Tafsiir Qaulibi Ta'ah:
teniang as-sijiil tidak shahih."

I7n

I8o Diriwayatk.r,ll"h tvtrbim dalam Siahiib-ny^(no. l77a)dari hadits Anas: "Nabi ffi menulis surat
kepada Kisra, kepada Kaisar, kepada an-Najasyi, dan kepada seluruh penguasa untuk mengajak

mereka kepada ailah w . Namun, an-Najasyi ini bukan an-Najasyi yang pernah dido'akan Nabi S."
Saya berkata: "Hadits itu menunjukkan bahwasanya an-Najasyi yang dikirimi surat bukanlah

orang yang pernah dido'a kan Nabi {![ dan para Sahabatnya. Inilah yang ditetapkan Ibnu Qaryim
al-Jauziyah dalam kitabnyq Zaadul Ma'aad (/120), sehingga ia membantah orang yang berkata:

'Orang ini pernah dido'akan Nabi {,S.' Wallaabu a'larn."
An-Nawawi berkata dalam Syarb Sbahiih Muslim (Xtrl113): "An-Najasyi adalah gelar bagi setiap

Raja Habasyah."

t8t Al-Amuaal (no. 85). Abu Ubaid berkata: "Mu'a& meriwayatkan kepada kami dari Ibnu 'Aun,

dari 'Umair bin Ishaq."

Saya menilai: "Sanad hadits ini mursal sbabih."

Hadits ini memiliki penguat dari hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban

dalam Shabiih-rya S./357-358/4504 - Ibsaan) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh adh-Dhiya' al-
Maqdisi dalam al-Abaadiixul Muhbraarah W98-99/ 1083), dari jalur 'AIi bin Bahr, dari Marwan bin
Mu'awiyah, dari Humaid, dari Anas. Sanadnya shahih, paraperawinyrtsQah,dan telah dishahihkan

oleh guru kami, al-Imam al-Albani 4)'fu, dalam Sbahiib Mautaariduz Zbam'aan (no. 1351).

'82 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbabiih-nya (no. 64) dari hadits Ibnu 'Abbas ,+tb,.
r83 Bagian ini terdapat dalam Sbahih al-Buhbari dengan redaksi yang sama. Al-Bukhari berkata: "Aku

kira Ibnul Musayyib berkata: 'Rasulullah ffi mendo'akan keburukan atas mereka, yakni semoga

mereka dicabik-cabik sehancur-hanc urnya.' "

Al-Hafizh berkata dalam Fat-bul Baari $IIUl27): "Semua jalurnya mursal. Mungkin Ibnul

MusalTib mendengarnya dari'Abdullah bin Hudzafah, orangyang meriwayatkan kisah tersebut.

Sebablbnu Sa'ad menyebutkan dari haditsnya, bahwasanya iaberkata: 'Setelah utusan Rasulullah

itu membacakan surat Rasulullah ffi kepadanya (Kisra), maka ia pun mengambil surat itu dan

merobek-robeknya."

Hadits ini memiliki penguat dari riwayat at-Tanukhi yang dikeluarkan oleh Ahmad dalamMusnad-

nya [I7/441442); 'Abdullah bin Ahmad dalamZautaa-idul Musnad W /7+75/75); Abu Ya'la dalam
Musnad-nya Wl70-172/1597); dan Ya'qub bin Sufyan dalam al-Ma'ifab uat Taaiikb, sebagaimana
dalam al-Bidaayab utan Nibaayah Nl/27-28) dari jalur'Abdullah bin 'Utsman bin Khutsaim, dari
Sa'id bin Abu Rasyid, dari at-Tanukhi.

Saya menilai: "Sanad ha,jits ini hasan sebagai penguat. Sa'id bin Abu Rasyid adalah pe rawi maqbul,

sebagaimana dijelaskan dalam kitab at-Taqriib."

Penulis ';l.)5 berkaa dalam al-Bidaayab uan Nibaayab ( / 16): "Hadits ini gharib, tetapi sanadnya

la ba\a bihi."

Al-Haitsami berkata dalam Majma'uz Zautaa-i.d ffnl/236):'Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin
Ahmad dan Abu Ya'la. Perawi Abu Ya'la tsQab, demikian pula perawi'Abdullah bin Ahmad."

Secara keseluruhan, derajat hadits ini dengan jalur-jalurnya ialah hasan lighaiibi.

r8a Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahiib-nya (no. 2923) dan Muslim dalam Sbabiih-nya (no.

1733) dari hadits Abu Musa. Di dalamnya disebutkan: "Bahwasanya dia (Abu Musa) yang pertama

sekali diutus, kemudian diikuti oleh Mu'adz g ."

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahiib-nya (no. 1458) dan Muslim dalam Shabiih-nya (no. 19)

dari hadits Ibnu'Abbas: "Ketika Rasulullah {S mengutus Mu'adz ke Yaman, ...." (Al-Hadits)
r85 Dalam kitabnya, Tabdziibul Asmaa'ual Lugbaat O./37).
'86 Diriwayatkan oleh Abu Dawud (Itrl308/3608), an-Nasa-i da.Iam al-Mujtaba SII/301-302) dan al-

Kubraa Nl/73-74/6198), Ibnu Abi 'Ashim dalam al-Abaad ual Matsaani Iy/116/2085), Ahmad
N /215-216), ath-Thahawi dalam Syarh Ma'aanil Aatsaar @ / 146) dm Murykilul Aatsaar 6II/292-
293/4802), ath-Thabrani dalam al-Mu'jarnul Kabiir (XXII/315-316/946),IbnuSa'ad dalam atb-

Thabaqaatul Kubraa FV/378-379), al-Hakim @./17-18), al-Baihaqi (X/145-146), dan lainnya dari

390 Haji, Umrah ilan Keluarga Rasulullah ffi

beberapa jalur, dari az-Zrhri, dari 'Umarah bin Khuzaimah al-Anshari, bahwa pamannya $rarg
termasuk salah seorang Sahabat Nabi {!f-) menceritakan kepadanya: "..."
Saya menegaskan: "Sanad hadits ini shahih."
r87 Dalam kitabnya, Tabdziibul Asmaa' ual Lugbaat [/37).
r88 Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbar dalam al-Majruubiin secara mu'allaq E /328); Abu Musa al-Madini,
sebagaimana di dalam Usdul Gbaabab N/304) dan al-Isbaabah GV/186); Abu Muhammad bin

Hamid dalam Dalaa-ilun Nubuuuah, sebagaimana dalam al-Bidaayah uan Nibaayah [X/a\ dari

jalur Abu Hudzaifah, dari Abu 'Abdurrahman as-Sulami, dari Abu Manzhur-ia mengatakan

pernah bertemu Nabi ffi.
Ibnu Hibban berkata: "Hadits ini tidak ada asalnya. Sanadnya pun tidak ada apa-aparya. Maka

dari itu, tidak boleh berhujjah dengan Syaikh ini."

Abu Musa al-Madini berkata: "Hadrtsirri munkar sekali, baik sanad maupun marannya. Aku tidak

mengizinkan seorang pun meriwayatkannya dariku, kecuali ia menyebutkan pula komentarku

terhadapnya."

Al-Hafizh menambahkan: "Hadits ini tercantum dalam kitab Tarakabu Nabi $,, dengan tahhrij

Abu Thahir al-Mukhlish."

Ibnul Jauzi berkata dalam al-Maudbuu'aat [/294):'Hadits ini maudbu'. Semoga Allah melaknat
orang yang memalsukannya. Sesungguhnya orang itu hanya akan memperburuk citra Islam dan

mengolok-oloknya. Abu Hatim Muhammad Ibnu Hibban berkata: 'Hadits ini tidak ada asalnya,

sanadnya tidak ada apa-aptrny^, dan tidak boleh berhujjah dengan Muhammad bin Mazid.'"

Adz-Dzahabi berkata dalam al-Miizan (IY ha): "... Muhammad bin Mazid; Abu Ja'far dari Abu

Khudzaifah an-Nahdi. Ibnu Hibban menyebutkan-pada naskah asli tertulis kesalahan fatal yang

harus segera diperbaiki, yakni Ibnu Abi Hatim-bahwasanya riwayat yang bathil ini diriwayatkan

dari Abu Khudzaifah ...."

Penulis 'ii5 berkata dalam al-Bidaayab uan Nibaayab [X/al): "Hadits ini dinyatakan munkar

oleh lebih dari satu imam penghafal hadits yang masyhur.'

Sibt bin al-'Ajami berkata dalam Nibaayatus Suul fii Ruutaatis Sittatil Llsbuul (I/108): "Sanadnya

munkar. Aku telah mengomentarinya secara panjang lebar dalam ta'liq atas kitab al-Bukhari dan

Siirah Abul Fath lbnu Sayyidinnas."
r8o Pada naskah '7" tenulis: "i[".
',-".
t'n'to Tambahan dari naskah
Ary-Syrfaa "7" dan"7".
l'2 Tambahan 0,/443).
dari naskah

Ie3 Di dalam klrtab al-Bidaayib zoan Nihaayah (Y / 262): "Al-li4-bab atau al-la4-bah adalah unta yang

sudah dekat dengan masa melahirkan. Bentuk jamaknya adalah liqaab, sedangkan makna al-liqaah

ialah unta yang memiliki susu."

'no Tambahan dari naskah "r" dan"?".
Ins Pada naskah "7" tenulii'p1;". Ibnu Qaryim al-Jauziyah menyebutkan dalam Zaadul Ma'aad

(I/ 1 3 0) : "Beliau- memiliki tuiuh baj u peran g. "
re6 Guru kami, al-Imam al-Albani 4;iE, telah meringkas dan menelitinya, men-takbrij hadits-hadits

dan atsar-atsar di dalamnya, menjelaskan kalimat yang asing, serta menyebutkan beberapa faedah

dan hukum-hukum yang dapat diambil dari hadits-hadits tersebut. Semoga Allah merahmatinya,

mensucikan rohnya, dan menerangi kuburnya.

re7 Banyak ulama menulis tentang keutamaan Nabi ffi, di antaranya:

l) Akhlaaqun NabikarytSyarkh Abu Bakar Muhammad bin 'Abdullah al-\flarraq, meninggal pada

lahur249H.

2) AhhlaaqunNabikarya AbuHatim Muhammad bin Hibban al-Busti, meninggal padatahun 354 H.

3) Akblaaqun Nabikarya Abusy Syaikh al-Ashbahani, meninggal pada tahun 369 H.

4) Syamaa-ilunNabikarya Lbul'AbbasJa'far bin Muhammad an-Nasafi, meninggal pada tahun432H.

5) Al-Anzoaarfii Syamaa-ilin Nabiyyil Mukbtaarkarya al-Baghawi, meninggal pada tahun 516 H.

6) Asy-Syamaa-il karya Abul Hasan 'Ali bin Muhammad al-Fazzari atau dikenal dengan Ibnul

Muqri al-Gharnathi, meninggal pada tahun 552 H.
re8 Dalam kitab Taariihh Madiinah Dimasq (lI/139-217).
tee Tabdziibul Kamaal $/213-244).

SirahNabiMuhammad M 391

2'z0oo' Tabdziibul Kamaal 0/25-26). uan Nihaayab IY h7a): "Al-Ambaq ialah warna putih yang dibenci,
Dijelaskan dalam al-Bi.daayab

seperri warna kapur. Malsudnya, Beliau putih bercahaya. Al-Aadamberanisawo matang.Al-Ja'dul

qdtbatb bermakna rambut yang bergelombang atau tkd.. As-Sibth adalah berambut lurus."

202 Tambahan dari naskah "r.'.

203 Al-Kdr4adirs adalah pangkal sendi. Bentuk tunggalnya izlah kurdus. Ada yang mendefinisikannya

sebagai tempat pertemuan setiap dua tulang besar, seperti lutut, siku, dan bahu. Malsudnya, beliau

memiliki tulang yang besar. Lihat V,rtab Al-Bidaayab uan Nihaayab IY /162).
'1M Ad-D'aj bermakna warna hitam di bola mata. A& yang mengatakan bahwa beliau memiliki mata

yang sangat hitam bagian hitamnya dan sangat pudh bagian pudhnya. Lthatl<ttab al-Bilaayab wan

Nihaayab FJrrg).
2os Mu'qill'ain adalah bagian belakang mata, sedangkan ma'qul ain adalah bagian depan mata.
'?06 Maksudnya ialah besar. Menurut satu pen&pat, lebar. Orang Arab menyukai bibir yang lebar

dan mencela bibir yang kecil.

207 Maksudnya, seperti telor al-bajhh. Al-Hajhh adalah burung yang sudah dikenal (burung puyuh).

208 Tambahan dari naskah ".r.".

2oe Saya berkomentar: "Kebanyakan sifat-sifat ini tercantum di dalam hadits-hadits shahih. Kalaulah

tidak terlalu panjang, tentulah akan kami sebutkan rujukannya satu per satu. Meskipun demikian,

Anda dapat mencarinya sendiri dengan melihat rujukan-rujukan yang kami isyaratkan tadi.

2'o [email protected]@,2330).Diriwayatkanjugaolehal-Bukhari

dalam Sbahiih-nya (no. 3561, 6038).
2rr Segera mendatangi Nabi.

2'2 Diiiwayatkanolehat-Tirmidzi W/652/2455):;IbnuMajah g/423/1334,1/1083/3251);IbnuAbi
Syaibahdalam al-Mushannaf(YUl/536/5441,624/5791,flV/95h7696);IthmadN/+St);ad-Darimi

dalam Musnad-nya (U545/l58l,IX/425/2796 - Fat-hil Mannaan); 'Abdu bin Humaid dalam
Musnad-nya 0/444/495 - Munuhbab); Ibnu Sa'ad dalam atb-Thabaqaatul Kubraa (I/235); Ibnus
Sunni dalam 'Amalul Yaum ual Lailab g/27+275/216 - dengan ubqiq saya); Ibnu Abi 'Ashim
dahm al-Awaa-il (181/79); Ya'qub bin Sufyan dalam al-Ma'ifab uat Taariikb (/26a); Ibnu Abid
Lail (tr/ll0-111) dan Makaaimal
Dunya dalam at-Tabajjud a,a Qiyaamul (159/385 - penggalan dari jilid ffi), Ahbkaq Q69/153);
ath-Thabrani dalam a,l-MuJamul Kabiir al-Atoaz-il (62/34),

dan MakaarirnillAhhhas (153); al-Barjalamdalamal-Karazm ualJuud roa Sahba'un Nufuus (52/5a);

Ibrahim bin 'Abdush Shamad al-Hasyimi dalam al-tuz-ul Auual minal Amaali (42/4243); Abu

Bakar asy-Syafi'i dalam al-Ghailaanilryaat Q87/1,104); Ibnu Qani' dilem Mu'jamusb Sbabaabah
(IV132); al-Hakim Wl3,IVl160); serta adh-Dhiya' al-Maqdisi dabm alAbaadiitsal Mukbtaarab
IX/431/399,400,432-433/401,402,403,433434/404) dari beberapa jalur, dari 'Auf bin Abu
Jamilah al-A'rabi, dariZvarah bin Abu Aufi:'Abdullah bin Salam meriwayatkan kepada kami.
Al-Hakim berkata: "Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Syaikhani, tetapi keduanya tidak

meriwayatkannya." Penilaian ini disepakati oleh a&-Dzahabi."
Saya minambahkan: 'Al-Hafizh al-Mun&iri memperkuat pe"llaian keduanya dalam at-Targhiib

witTarbiibQ/214),begitujugagurukami,al-Imamal-Albani'ttSS,dalamasb-Shahiihab(no.569).

Hadits ini telah dikomintari dengan sanggahan yang tidak merusak, sebagaimana yang telah saya

jelaskan &lam kitab 'Ajaahtar Raaghib al-Maumanni (l/275).

213 Sbahiih Muslim (ro.7a6).
2'a Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbahiib-nya (no. 2820) dan Muslim dalam Sbahiih-nya (n9.

230/) darihadrs Anas, dia berkata: "Rasulullah {S adalah manusia yang paling baik, paling pemurah,

paling berani, ...."

2r5 Tambahan dari naskah ",r.".

216 Hal ini terdapar di dalam hadits 'Abdullah bin'Abbas g yang diriwayatkan oleh al-Bukhari

dalam Shabiib-nya (no. 6) dan Muslim dalem Shabiib-nya (no. 2308).

217 P^danaskah "r"" terdapat kesalahan tulis: "ii$".
2r8 Pada naskah "r" tertulis: "-*)\".
2re Diriwayatkrrrtoleh Abu Dawui dalamsunan-rya(rLo.4847),at-Tirmidzi dalamas-Sunzn Q814 -

dengan'ringkas) danary-Syamaa-il(no.66,127),sertaal-Bukhariddamal-AdabulMufrad(no. 1ff8)

darilalur'Abdullah bin Hassan; dari kakek dan neneknya, Shafiyah dan Duhaibah; dari Qailah.

392 Haji, Umrah, ilan Keluarga Rasulullah ffi

Saya berpendapat: "Sanad hadits ini hasan."

220 Telalr dijelaskan ahbrij-nyapadaPasal "Fat-hu Makkah (penaklukan Makkah)".
22' Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbabiib-nya (no. 3562) dan Muslim dalam Shahiih-nya (no.

3320) dari hadits Abu Sa'id al-Khudri g; .

n2 Az-Zerqanr berkata dalam Sya rbal Matoabib al-Laduniyyah @/ L36): "Diriwayatkan oleh Ibnul Faris

dari Ibnu 'Abbas ,igrr,, ia berkata: 'Nama Nabi S di dalam Taurat adalah adh-Dhahuk al-Qattal.'"
Saya menjelaskan: "Diriwayatkan oleh Ibnul Faris dalam Asnua-ur Rasuul wa Ma'aaniihaa (hlm.

31), namun hadits ini tid"k shahih."

223 Pad^ naskah ".r-" tertulis: 't"ie".L!',"
224 naskah "7 " tenulis:
PaLda

225 Telalr dijelaskiir uhbrij-nyapadapasal "Rasulullah {S bertemu peodeta Buhaira". kitab.
Telah diielaskan kisah ke&tangan bgliau ke Syam untuk kedua kalinya pada awal
26

227 Pada naskah ".,"" renulis: ltAt'i J#3" dan diberi tanda kutip.
228 Yang_ dimaksyd dari kalimat tersebut ialah mendekatnya Rabb E. Ini merupakan kekeliruan
Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namr. Guru kami, al-Imam al-Albani 4dE,berk^t^ dalam al-Isra'
ual Mi'mj (hlm. 33-34): "Kelihatannya, karena alasan inilah Imam Muslim tidak mencantumkan

redaksi hadits tersebut, sebagaimana yang telah disebutkan. Oleh karena itu pula, Ibnu Katsir

berkata lalry ay-Tafsiir'Hal. ini seperti yang dikatakan Muslim, yakni bahwasanya Syarik bin

'Abdullah bin Abu Namr kacaudalam meriwayatkan hadits ini, di samping iajuga buruk dan tidak

kuat hafalannya, sebagaimana yang akan dijelaskan di dalam hadits-hiditJlain.iDi anrara mereka

*y^g menyebutkan bahwaperistiwa itu hanya terjadi dalam mimpi, agar selaras dengan yang

disebutkan setelahnya. Walhabu a'hrn."

Alryalzhat-Baihaqi berkata: "Di dalam hadits Syarik terdapat tambahan yang hanya diriwayatkan

sendirian, pbeerrkdaatsaaarnkaSn ypaernik&p"Kaet moruadniga-no,raInlg-faybabnagr,mReanbyabnagl k'Iazzabba,hwtuarsuannydaaNn ambei n@demkaet:lihai Allah

E, yaitu

{@.1:;Uqt6 46i,Ky

Maka jadilab dia dckat (pada Muhamrnad selarak) dua ajang basar panab atau lebib dekat logil.-

(QS. An-Najm:9)"
Al-Baihaqi pun menegaskan: 'Penafsiran 'Aisyah, Ibnu Mas'ud, dan Abu Hurairah yang

menjelaskan bahwasanya yang dilihat Rasulullah * adalah Malaikat Jibril lebih shahih."

Yang dikatakan al-Baihaqi 'pil5 dalam hal ini benar. Abu Dzarr pernah bertanya: "!(ahai Rasulullah,
apa,kah engkau melihat Rabbmu?" Beliau menjawab: "Cahiya, bagaimana mungkin aku dapat
melihat-Nya?" Sedangkan dalam riwayat yang lain, yakni dari Muslim: "Aku hanya melihat

cahaya."

Mengenai firman Allah:

{G}cir(if }

*Kemudi.an dia mendckat, hla btrtambah dchat lagi." (QS. An-Najm: 8)
"Sesungguhnya yang dim.!.sud (dengan yang mendekat) adalah Jibril t&ru:, sebagaimana yang
tenulis dalam kitab asb-Sbahiihain dari'Aisyah Ummul Mukminin dan Ibnu tvtas'ud. Oemikian
pula diterangkan dalam Sbrtith Muslim dair Abu Hurairah, bahkan ddak diketahui seorang Sahabat
Pun yang menyelisihi mereka di dalam menafsirkan ayat tersebut." Sampai di sini komentar Ibnu
Katsir.

Saya menyarankan: "Silakan lihat kitab s y^ yarr1 berjudul Zbikalul Jannab fi.i Tahbriij Kitaabb
Sunnab (I/191) ...."
22e Dalam krtab Sbabiib-nya (ro. 176,285).
230 Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sbabiib-rya (ro. 177).
23r Dalam ktteb Sbabiih-nya (rLo. 178,291).

232 Padanaskah "r." tenulis: "3ru+".

233 Pada uraian terdahulutelah d;jelaskan pen&pat para ulama yang benar, yang mencakup berbagai-
dalil yang ada, tanpa mengabaikan ataupun menolak sebagian di antaranya.

SirahNabiMuhammadffi 393

23a Hadits tentang kewajiban shalat dan keringanan yang diberikan oleh Allah terkait dengannya,

diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbabiib-nya (no. 3887) sena Muslim dalam Shahiih-nya (no.

2r5 164) dari Hadits Malik bin Sha'sha'ah, juga dari hadits Anas bdiannMMaulsiklim"#d.alam Shahiib-nya (no.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbabiih-nya (no. 3886)

170) dari Jabir bin 'Abdullah *s,.
236 Dikeluarkan dalam kiab al-Mujtaba Q/22L-222), namun tidak tercantum di dalam al-Kubraa

sebagaimana yang dikatakan penulis 'lE" dalam Tafsiir-rya N/14); ath-Thabrani dalam Musnad

asy-Syaamryyiin {,/9a-D6/341) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu'Asakir dalam Taariihh
Dimasq (69/97) dari beberapa jalur, dari Sa'id bin 'Abdul 'Aziz.

Saya berpendapat: "Sanad hadits ini dha'if, sebab di dalamnya terdapat dua kelemahan berikut ini:

Pertama, Sa'id bin'Abdul'Aziz,yakni at-Tanukhi ad-Dimasyqi, seorang yangtsiqab,tetapi
hafalannya kacau pada akhir hayatnya, sebagaimana diterangkan dalam at-Taqiib. Itbt Mus-hir

telah meriwayatkan darinya-ia adalah orang yang paling shahih dalam meriwayatkan darrrya,

semenrara Abu Mus-hir meriwayatkan hadits ini sebelum kacau hafalannya-lalu dia menjadikan

di antxaYazid bin Abu Malik dan Malik bin Anas (telah menceritakan kepada kami rekan-rekan

kami) sebagai ganti (telah menceritakan kepada kami Anas).

Kedlra: Munqari'. Telah diriwayatkan oleh Abu Zur'ah ad-Dimasyqi dalam Taariiklt-rryaQ./369/797)

dan dari .ialurnya diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi dalam al-KifaayaD (hlm. 28t-282); sena
Ibnu 'Asakir dalam Taariikb Dimasq (69/99).Ibnu 'Asakir (69/98) meriwayatkan dari jalur Abu

Mus-hir dan 'Amr bin Abu Salamah, dari Sa'id bin 'Abdul 'Lziz, dari Yazid bin Abd Malik:

rekan-rekan kami meriwayatkan kepada kami (dalam riwayat lain: sebagian rekan-rekan Anas

meriwayatkan kepadaku), dari Anas.

Abu Zur'ah berkata: "Aku mendengar Abu Mus-hir berkata: 'Aku melihat rekan-rekan kami
membacakan hadits Isra' dan Mi'raj kepada Sa'id bin 'Abdul 'Lziz, dari Yazid bin Abu Malik,

dari Anas. Aku pun benanya: 'Ya Abu Muhammad, bukankah engkau telah menceritakan kepada

kami dari dariYazid bin Abu Malik, ia berkata: rekan-rekan kami meriwayatkan kepada kami

dari Anas?' Ia (Abu Mus-hir) menjawabr 'Benar, mereka membacakannya kepada diri sendiri."'

Oleh karena itu, penulis $i5 berkata dalam Tafsiirul Qur-aan al-'Azbiim S / l4): "... Dalam jalur

yang lain dari Anas terdapat keanehan dan srngat munhar." Komentar ini disetujui oleh guru kami

'qi$5 dalam kitabnya, al-Isra'ual Mi'raj Qlm. aa).
Ibnu Qaryim il-Jarziyah berkata dalam Zaadul Ma'aad [II/3a): "Hadits itu sama sekali tidak
shahih dari Anas."

Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Hatim dalamTafsiir-nya, sebagaimana di dalam Tafsiirul Qur-aan
al-'Azhiim (V/15-18) dari jalur Khalid bin Yazid, dari 'Abdurrahman bin Abu Malik, dari ayahnya

yang semakna dengannya.

Penulis '{)H berkata: "Pada redaksi ini terdapat keanehan yang mengherankan."
Guru kami '+iib berkata (hlm. 48): 'Cacatnya terletak pada Khalid bin Yazid. Ia adalah perawi
dha'if walauput faqib.Ibnu Ma'in menuduhnya telah berdusta, sebagaimana disebutkan dalam
at-Taqriib."

Secarakeseluruhan, derajathadits'tngbaribdarcatgxmunkar,xbagaimanayangdikatakanpenulis'+15.

237 Tambahan dari naskah "r"".
238 Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam al-Majruubiin (l/225) dari jalur Bakar. Dari jalurnya

diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhuu'aat (/113).
Ibnu Hibban berkata: "Bakar bin Ziyad al-Bahlli adalah syaj,l<h dajjal (pendusta). Ia memalsukan

hadits dari perawi tsiqah. Maka dari itu, tidak boleh menyebutkan riwayatnya di dalam kitab-kitab,

kecuali untuk menyebutkan penyimpangan."

Ibnu Hibban pun menegaskan status hadits tersebut: "Tidak diragukan lagi, bahkan oleh ahli hadits

yang awam sekalipun, bahwasanya deral*nya maudhu', maka bagaimana mungkin masih tersisa

keraguan dalam hal ini?" Penilaiannya disetujui oleh Ibnul Jauzi.

Al-Imam adz-Dzahabi berkata dalam al-Miizan (ha5): "Ibnu Hibban benar."

Ia menegaskan lagi dalam Talhhiisbul Maudhuu'aat (Vltrl2O): "Bakar adalah dajjal Qtendusta)."
Al-Qadhi Badaruddin binJama'ah berkata dalam kitabnya, at-Tanziihfii lbtbaali Hujajit Tasybiib,

sebagaimana di dalam Tanziihury Syarii'ah Q./L37): "Hadits ini dha'if sekali."

394 Haji, Umrah, dan Keluarga Rasulullah ffi

23e At-Taariikb U/65-70). Dijelaskan pula oleh Ibnul Atsir dalam al-Kaamilfit Taariikh (L/15), seraya
berkata: "... dan lainnya yang tidak perlu disebutkan lagi. Karena itulah aku berpaling darinya

(tidak menerima) karena riwayat itu bertolak belakang dengan akal sehat. Jikalau sanadnya shahih,
tentulah kami akan menyebutkannya dan akan berpendapat demikian. Akan tetapi, hadits ini tidak
shahih. Untuk menerangkan masalah besar seperti ini dalam kitab-kitab (rujukan), sepatutnya
sanad hadits seperti ini tidak ditulis."

As-Suyuthi berpendapat dalam al-La-aali-ul Mashnuu'ab Q./35): "Maudhu'. Di dalam sanadnya
terdapat perawi-perawi majbul dan dha'if."
2ao Tambahan dari naskah ",r.".

2al Pada naskah "i'" tenulis: "jiu", sebagaimana pada naskah ',-". Akan tetapi, tertulis di antaranya

tanda petik, seilangkan dalam catatan kaki tenulis: "$-rt!".

2a2 Tambahan dari naskah "-".

'?a3 Shahih menumt asy-Syalkhani (al-Bukhari dan Muslim) dari hadits Anas bin Malik dan Malik
bin Sha'sha'ah. Shahih juga menurut riwayat Muslim dari hadits Abu Dzarr, seperti yang telah
dijelaskan akbij-nya.

24 Tambahan dari naskah '7 ".

2a5 Pada naskah ","" tenulii"Sru+".

2a6 Ahlus Sunnah wal Jama'ah berkeyakinan seperti ini, yaitu mengikuti Salafush Shalih pada setiap
masa dan tempat. Al-Imam al-Bukhari telah memaparkan masalah ini dalam Kbalqu Afaalil 'Ibaad

dan al-Imam Ibnu Qutaibah dalam lkhtilaaful Ldfzhi utar Radd 'alal Jabmiyyab serta yang lainnya
sepeni Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, rabimaburnulhb jamii'an.
2ai Dalamkhab Sbabiib-nya (ro.2577) dari hadits Abu Dzarr al-Ghifari 45 .
2aB Al-IlahiyyaD dinisbatkan kepada al-Ilab. Dikatakan juga bahwa al-Qudsiyab dinisbaitkan kepada

al-Qud.duus, artinyl- yang bersih dan luhur.
2ae Ia adalah asy-Syaikh, al-'Alim, al-Muhaddits, al-Mufid, al-Mu'ammir, Zahir bin Thahir, Abul Qasim

asy-Syahami an-Naisaburi, lumbung hadits Khurasan. Beliau dilahirkan pada bulan Dzul Qa'dah
tahun 446 H, banyak mendengar hadits dari para ulama, menulis tahbrijhadits, dan mengajarkan

ilmu Nahwu pada seribu majelis. Akan tetapi, ia melalaikan shalat lima waktu secara terang-terangan.

Oleh sebab itu, orang-orang pun meninggalkannya. Ia meninggal dunia pada tahun 533 H. Syaikh ini

memiliki beberapa karya, yaitu Awaali Maalik, Awaalii lbnu 'Uyainab, al-Masyiikhah, dan selinnya.

250 Tambahan dari naskah "r" dan"?".

25r Ia adalah al-Muhaddits, ,iRrhh"li'elauddin, 'Ali bin Balban, Abul Qasim al-Maqdisi an-Nadhiri

al-Karki, lahir pada tahu n 6L2H. Beliau mendengar hadits dari al-Qathi'i, Ibnul Latti, dan lainnya;

ahli dalam bidang hadits; dan mempunyai kitab berjudul al-'Auaali. Ahli hadits ini meninggal
dunia pada awal bulan Ramadhan tahun 684 H. Adapun kitab yang disinggung di aitas adalah al-

Maqaasilus San iyyah fil A haadiits al-Qudsiyyah.
2s2 Pada naskah "r"" tenulis: "i\t\:+".

2s3 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbabiih-nya (no. 3235) dan Muslim dalam Sbabiib-nya (no.

177,290) dari hadits 'Aisyah g', secara mauquf.

Diriwayatkan juga oleh Muslim ddam Shabiib-rrya (no. 177 ,287) dari hadits 'Aisyah secara marfu'.
25a Hadits inilah yang dishahihkan al-Imam Ibnu Katsir 'p;5 d^o memang demikianlah yang benar.

Telah disebutkan sebelumnya perkataan guru kami dalam kitab al-Isra' wal Mi'raj , yaknibentpa
penetapan pendapat ini berdasarkanapa-apa.yang beliau nukil dari para ulama, di antaranya penulis

kitab ini. Hanya milik Allah segala puji serta karunia-Nya atas Islam dan as-Sunnah.
5s Telah disebutkan sebelumnya, yaitu sebagian dari hadits-hadits Isra' dan Mi'raj yang panjang.
256 Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi W/391/2053), Ibnu Majah (I/1151/3477); 'Abdu bin Humaid

dalam Musnad-nya [/500/572 - al-Munakha]); Ahmad bin Manl' dalamMusnad-nya, sebagaimana
di dalam Fiima lV'arada'an Syaf i Kbalq Yaumal Qiyaamab: Annabu lhtajama uta Amara bil
Hijaamah karya al-Bushiri (hlm. 41, 47); Ibnu Abi Syaibah dalam al-Musbannaf SIIU82/3726,
8ahfi5); Ahmad G/354); ath-Thayalisi dalamMusnad-nya[/344/1753 - al-Minbab); ath-Thabari
dalam Tabdziibul Aatsaar 0./488/20,489/2I - Musnad lbnu Abbas); Abu 'Ubaid dalam Gbariibul
Hadiits (I/234); al-'Uqaili dalam adb-Dbu'afaa'al-Kabir @/885); Ibnu Hibban dalamal-Majruubiin
P,/156);ath-Thabrani dalamal-MuJamulKabiir SI/257/1L887);Abu Nu'aim al-Ashbahani dalam
dth-Thibb (Q35/836/A); Abu Bakar asy-Syafi'i dalam al-Gbailaaniyyaat Q/322-323/330); Abusy

SirahNabi Muhammail ffi 395

Syaikh dalam,{ hhlaqun Nabi S Q8A28l/809); Ibnu Sam'un al-\(a'izh dalan Amaalii-nya Q81-

282/312); al-Hakim W /209, a09); al-Baihaqi d"lamas-Sunanal Kabraa (LXl340); al-Baghawi dalam
Syarhus Sunnab 6n/150-151/3235) &ral-Anuaar @/69311101); IbnuJzma'ahdilamMasyikbab-
rrya (./317 - dengan ahhrij al-Bxz,ili); Ibnu 'Asakir dalam Taariikb Dimasq (a3/200); sena Ibnul
Jauzi dalam al-'Ilalul Mutanaabiyab W876/1467) dari jalur 'Abbad bin Manshur, dari Ikrimah,
dari Ibnu'Abbas.

Ath-Thabari berkata: "Sanad riwayat ini shahih menurut kami."

At-Tirmidzi dan al-Baghawi berkata: "Hadits basan gbaib."

Al-Hakim berkata: "Sanadnya shahih." Namun, ia dikomentari adz-Dzahabi dengan pernyataan:

"Tidak demikian."

Al-Hafizh Ibnu 'Asakir berkata: "Di dalamnya terdapat kelemahan."

Saya berkomentar: "Yang mereka katakan benar. 'Abbad bin Manshur tidak mendengarnya dari

Ikrimah. Di antara keduanya terdapat (Ibrahim bin Abu Yahya al-Aslami dari Dawud bin al-

Hushain) dari Ikrimah.

Al-'Uqaili memasukkannya dalam adb-Dba'afaa' al-Kabiir (IIII885), Ibnu Hibban da.lam al-

Majruuhiin 0I/156), al-Khatib al-Baghdadi dalam as-Sabiiq utal Laabiq (hlm. 98-99), dan Ibnu
'Asakir (43/201) dari jalur Muhammad bin Sulaiman al-Wasithi, ia berkata: aku mendengar Abu

Sa'id Ahmad bin Dawud al-Haddad berkata: aku mendengar'Ali bin al-Madini berkata: aku

mendengar Yahya bin Sa'id al-Qaththan berkata: aku berkata kepada'Abbad bin Manshur an-Naji,

dari seseorang yang kudengar haditsnya: "Tidaklah aku melewati sekelompok Malaikat ...." dan

hadits: "Nabi $ memakai celak pada malam hari?" lalu ia berkata: telah menceritakan kepadaku

Ibnu Abu Yahya, dari Dawud bin al-Hushain, dari Ikrimah, dari Ibnu'Abbas, dari Nabi {ff.

Saya menilai Sanad hadits ini hasan hingga 'Ali bin al-Madini. Para perawinya tsiqab selain

Muhammad bin Sulaiman al-\(asithi atau yang dikenal dengan al-Baghindi. Namun, ia dinyatakan

tsiqab oleh Ibnu Hibban. Al-Khatib al-Bagh&di berkata:'Seluruh riwayatrya lurus.'Ia pun

dinyatakan dha'if oleh ad-Daraquthni dan d-Fawaris."
Kbilaf (perbedaan pendapat) inilah yang ditetapkan guru kami, al-Albani ,+{)S,dalamasb-Sbahiibah

U/224), yaitu ketika beliar me-rajibkan bahwasanya ia adalah al-Mushishi al-Masyhur dengan
sebutan (Luwain), pengarang kitab yang terkenal. A&pun yang benar ialah yang saya sebutkan

di atas. Nasabty^yangjelas telah disebutkan oleh Ibnu Hibban dan al-K-hatib.

Semua itu terluput dari mualliq (peneliti) kttrb Muhbtashar Isti^draakzat adz-Dzababi'ala al-Hakim

karya Ibnu Mulaqqin Nl/2775-2776). Jika keadaannya seperti ini, maka sanad hadits ini dha'if
sekali. Sebab, Ibnu Abu Yahya atau Ibrahim seorang matruhul hadiits, sebagaimana dijelaskan

dalam at-TaqriiD. Selain itu, riwayat Dawud bin al-Hushain dari Ikrimah masih dikomentari.

Abu Hatim ar-Razi berkata, sebagaimana disebutkan deJam al-'Ilalkarya anaknya @/260/227a):
"Hadits ini munkar. Sungguh, 'Abbad bin Manshur mengambil satu kitab dari Ibrahim bin Abu

Yahya, dari Dawud bin al-Hushain, dari Ikrimah, dari Ibnu'Abbas. Semua kemunkaran yang ada
itu berasal dari perawi ini."

Perselisihan inilah yang disebutkan asy-Syaikh Ahmad Syakir 'i"i5 dalamta'liq-nyaatas al-Musnad
(V/108-110 dan ia menshahihkan sanadnya.

Akan tetapi, guru kami, Imam al-Albani, menyanggahnya dengan bantahan ilmiah yang kuat

dalam ash-Shahiihah QU2L6-225),yait.u dengan keterangan yang tidak ada duanya, hingga
beliau berkesimpulan bahwasanya sanad hadits ini sangat lemah; sebuah kabar yang tidak

menggembirakan.

Beliau +iii5 pun mengomentari penjelasan at-Tirmidzi tentang penyimakan hadits 'Abbad
bin Manshur: "Adapun penjelasan 'Abbad bin Manshur dengan penyimakan hadits ini yang

diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, seandainya memang hadits ini shahih tanpa adanya ryadz (cacat),
bukanlah sesuatu yang menggembirakan. Hd ini dikarenakan penjelasan tahdits seorrngmudallis
hanya bermanfaat jika ia seorang yang memiliki hafalan kuat, sedangkan dalam hal ini hafalan

'Abbad tidak kuat. Kemungkinan kekeliruannya di sini diakibatkan hafalannya yang buruk atau

disebabkan melemahnya &ya ingat pada akhir hayatrya."

Hadits ini IdbinduhaH'ia{kjaarnboelrekhataadl-aBluasmhFirai t-dbaalal mfJuuiz-a$l ./H1i5ja0a):m"aPbar$a1pmer.aaw6i)n. yatsiqdh,namun ia cacat."
Al-Ha{izh

Kesimpulannya, hadits Ibnu 'Abbas ini tidak shrhih menurut tahqiq,retapi shahih dengan penguat-

penguatnya yang banyak, di antaranya:

396 Haji Umrah ilan Keluarga Rasulullah ffi

1) Hadits Anas bin Malik dari Malik bin Sha'sha'ah 4; , ia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:

((.e6+tj W\144-xi',, >Y JL u-, i5;1'4 c,',; v n

"Tidaklah aku melewati sekelompokMdaikatpadamalam Isra', melainkan mereka memerintahkanku

untuk berbekam."

Diriwayatkan oleh ath-Thabranidalam al-Mrjamal Ausaatb W3l3/2081) dar al-Mu'jamul Kabiir
(XIX/239/600): Ahmad bin Zuhair at-Tustari meriwayatkan kepada kami; 'Abdul Qudus bin
Muhammad al-'Aththar meriwayatkan kepada kami; 'Amr bin 'Ashim al-Kilabi meriwayatkan

kepada kami; Hammam bin Yahya meriwayatkan kepada kami; Qatadah meriwayatkan kepada

kami dari Anas.

Ath-Thabrani berkata: "Tidak adayargmeriwayatkannya dari Qatadah, kecuali Hammam; dan
tidak ada yang meriwayatkannya dari Hammam, kecuali 'Amr bin 'Ashim. 'Abdul Qudus sendiri

an dalam meriwayatkannya."

Saya berpendapat: "Beliau ini es iqah,termas*.guru al-Bukhari. Demikian pula guru ath-Thabrani, ia

seoranghafizhyang tsiqah.Paraperawllinnyaptnrtqah,termasukperawikttabasbShahiih.Hanyasaja,

terdapat sedikit komentar tentang 'Amr, namun hal itu tidak merusak (derajat hadrslnt), insya Alkb."

Al-Haitsami berkata dalam Majma'az Zauaa-id N /91)t "Para perawinya adalah perawikitab asb-

Shabiib."

2) Hadits 'Abdullah bin 'Amr ga secara marfu' yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnad-

rya @./388/3020 - al-Kasyfl; 'Umar bin al-Khaththab meriwayatkan kepada kami; 'Abdullah bin
Shalih meriwayatkan kepada kami; 'Aththaf bin Khalid meriwayatkan kepada kami dari Nafi',

dari Ibnu'Umar.

Saya menilai: "Sanad hadits ini hasan sebagai penguat, berdasarkan komentar yangma'rufte*ang

'Abdullah bin Shalih."

Guru kami, al-Imam al-Albani '#5,berkata, dalam asb-Shabiibah ff/335): "Ia adalah syahid
(penguat)yang tidak bermasalah. "

3) Hadits 'Abdullah bin Mas'ud # xcara marfu'yang diriwayatkan oleh at-Tirmi&i W /390-

39L/2052) dengan sanad hasan sebagai penguat. Di ddam sanadnya terdapat 'Abdurrahman bin

Ishaq al-Kufi, perawi yang dha'if.

Adapun at-Tirmi&i berkata: "Hadits ini hasan gharib." Guru kami (al-Albani) menambahkan:

"Demikianlah yang benar, kemungkinan ter&pat hadits-hadits penguatnya. Karena 'Abdurrahman

bin Ishaq-Abu Syaibah al-!(asithi-, dia addah seorarg perawi yang dha'if."

4) HaditJAnas bin Malik ,g xcarrmarfu'yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Wll5l/3479) dar,

Ibnu 'Adi dalam al-Kaamil (U208a) dariJubarah bin al-Mughallis: Katsir bin Salim meriwayatkan

kepada kami; aku mendengar Anas (berkata).

Guru kami ,afb berkomentar: "Sanad hadits ini termasuk sanad tsulatsi dari tsulaatsiyaat lbntt

Majah yang jarang didapat, hanya saja ia dha'if. Jubarah dan gurunya, Katsir, adalah perawi yang
dha'if, sebagaimana disebutkan dalam at-Taqiib." Secara keseluruhan, hadits ini dengan seluruh

penguatnya adalah shahih, tidak diragukan lagi."

257 Tambahan dari naskah "..,.".

258 Saya belum pernah mendapatkan hadits dengan lafazh sepeni ini. Yang dikenal umum) ahwasanya

yang berkaia demikian adalah Ibrahim al-Khalil 2@i, sebagaimana yang diriwayatkan oleh

Ahmad $/aL8); al-Harits bin Abu Usamah dalam Musna.d-nya @./949/L047 - al-Buglryah) dan

dari jalurnya diriwayatkan oleh Abu Nu'eim al-Ashbahani dalam Ma'ifatush Shabazbah @,/937-
938/2422) dan HilyatulAuliaa' @/L97-198); Abu Ya'la dahmMusnad-nya, riwayat Ibnul Muqri',
dan meriwayatkan darinya Ibnu Hibban dalam Sbabiib-nya @./L03/821 - Ihsaan); Ibnu 'Asakir
dalam Tatiikb Dirnasq ffU235); ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir W/132/3898) dan ad.-
Du'a @,/1550/1657) sena dari jalurnya diriwayatkan oleh adh-Dhiya' al-Maqdisi dalam luz-un
min Hadiits Abu Abdurabman al-Muqri'mimma lVaafaqa Riauyab al-Imam Abmad bin Hanbal

fi.I Musnad. S./56-57); Ibnu Abid Dunya dalam adz-Dzikr, sebagaimana di dalam at-Targhiib uat
P/250 - Sbabih-nya) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu'abul limaan
Tarhiib dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Taariikb Dimasq ffl/236); al-Haitsam

(/ 444),
bin Kulaib dalam Musnad.-nya @./65-661114); al-Muhamili dalam al-Amaali Q67-263 - riwayat
Ibnul Bai') dan riwayat Ibnu Mahdi, dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Taaiihb

SirahNabi Muhammail ffi 397

Dimasq 5U235); al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Nataa-ijul Alhaaz (V100); Abu Bakar asy-Syafi'i dalam
al-Gbailaaniyyaat 0J504-505/625) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir $U235); aC,J;,-
Dhiya' al-Maqdrsi dalam Juz-un min Hadii* Abu Abdunahman al-Muqri' (hlm. 57-58); a1-Hafizh
Ibnu Hajar dalam Nataa-ijul Alkaar (I/100); al-Baihaqi dalam Syu'abul limaan (/443/657, 443-
444/659) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir NV234-235,236); dan yang lainnya
dari jalur'Abdullah bin'Abdurrahman bin'Abdullah bin'Umar, dari Salim bin'Abdullah, dari

Abu Ay)'ub: "Bahwasanya Rasulullah ffi lewat di hadapan Nabi Ibrahim pada malam Isra' ...."

(Al-Hadits)
Al-Hafizh berkata: 'Hadits ini hasan."
Al-Mundziri berkata dalam at-Targhiib uat Tarbiib: "Sanadnya hasan."
Al-Haitsami berkata dalam Majma'uz Zawaa-id S./97): "Perawi Ahmad termasuk perawikitab ash-
Sbahiib, kecuali'Abdullah bin'Abdurrahman bin'Abdullah bin'Umar bin al-Khaththab. Orang
ini tsiqab dan tidak dikomentari oleh siapa pun, serta dinyatakan tsiqab oleh Ibnu Hibban."
Guru kami, al-Imam al-Albani '+t6,berkatadalamasb-Sbabiibab S,/215-216): "Berdasarkan kaidah
pen-tsiqaban Ibnu Hibban, ia meriwayatkannya dalam Shabiib-nya ... al-Ha{izh berkata dalam ar-
Tagbriib:'Sanadnya hasan.' Aku berpendapat bahwa hal ini perlu ditinjau kembali, sebagaimana
yang telah kami tegaskan berulang-ulang, yaitu terdapat kelemahan pada kaidah pen-rsiqah-anlbnl
Hibban."

Saya berkomentar: "Benar yang beliau '#E kaakan. Akan tetapi, hadits ini tidak mengapa jika

dijadikan sebagai penguat."
Penguat yang lainnya diriwayatkan oleh at-TirmidziN/510/3462); ath-Thabraridalarnal-MuJamul

Kabiir (X/274/10363), al-Mujamul Ailsdatb W /270-271/4170), dan al-Mujamush Sbagbiir [/ 196)

sedang dari jalurnya diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi dal am Taariihb-nya [I/292) dan dari
jalurnya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir dalam Taariihb Dimasq ffl/236); al-Hafizh Ibnu Hajar
dalam Nataa-ijul A/kaar (/98-99); as-Suyuthi dalam al-Faaniidfii Halaauaatil Asaaniid Q/30-32); al-
Hakim at-Tirmidzi dalam asb-Shalaab ua Maqaasbidubaa @lm. 212); ad-Daraqtthni dalam al-Afraad
(Q210/A); serta Ibnu 'Asakir N7/236) dari jalur 'Abdul I(ahid bin Ziyad, dari 'Abdurrahman bin
Ishaq, dari al-Qasim bin 'Abdurrahman, dari ayahnya, dari Ibnu Mas'ud secara marfu'.
Ath-Thabrani berkata: "Tidak ada yang meriwayatkannya dari al-Qasim selain 'Abdurrahman bin
Ishaq. Tidak ada pula yang meriwayatkan darinya, kecuali'Abdul \(ahid."
At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini basan ghaib dxi jalur ir,j."
Al-Hafizh berkata: "At-Tirmidzi menghasankan riwayat ini karena penguat-penguatnya, .iuga
karena derajat gharib-rya dapat dibatasi. Jika tidak demikian, maka 'Abdurrahman bin Ishak akan
didha'iikan oleh mereka, yaitu Abu Syaibah al-\(asithi."

Berdasarkan alasan inilah, guru kami 'ttV melemahkan hadits tersebut dalam ash-Shahiibab

o/2r5).
Secara keseluruhan, derajat hadits ini dengan jalur-jalurnya minimal hasan, terlebih lagi apabila ia
memiliki penguat yang lain.

25n Pada naskah '1" dan "7" tenulis: "Demikian juga di dalam asb-Sbabiibain."
2o0 Dijabarkan daEim Mu'jimul Buldaan W /332):"Qarn 6jl secara bahasa memiliki beberapa makna,

misalnya al-qarn yang berarti gunung kecil ...."
Al-Qadhi al-'Iyadh berkata: 'Qarnul Manazil adalah Qarnuts Tsa'alib , yakni miqat penduduk
Najed sejauh sehari semalam dari Makkah."
'?6' Al-Hafizh berkata dalam al-Fat-b ffU316): "Dua gunung di Makkah, yaitu Gunung Abu Qubais
dan yang di depannya, Gunung Qa'aiqa'an. Ash-Shaghani berkata: 'Sebenarnya, ia adalah gunung
merah yang tampak dari Qa'aiqa'an. Dengan demikian, telah keliru orang yang menyatakan bahwa
yang dimaksud ialah Gunung Tsur, seperti al-Karmani. Dinamakan seperti itu karena padatnya
ftokoh) dan karena beb^ttanny^yatgkeras. Maksud menimpakan kedtanyaadalah menimpakan
di atas penduduk Makkah, atau mungkin juga yang dimaksud adalah penggabungan keduanya
menjadi satu."
262 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sbahiib-nya (no. 3231) dan Muslim dalam Sbahiib-nya (no.
1795) dari hadits'Aisyah Ummul Mukminin 69,.

'z63 Shahiih Muslim (no. 806) dari hadits Ibnu 'Abbas ,#,. Di dalamnya disebutkan: "... Faatibatul

kitaab dar. penghujung surat al-Baqarah ...."

398 Haji, Umrah, dan Keluarga Rasulullah ffi

2n Diterangkan dalerm al-Bidaayah uan Nibaayah IV / 6): "Al-Qabadha (;a\berarti y^ng dl-rnaqbuud.h
<-L'#i; yait:u ghanimal yang dikumpulkan sebelum dibagi-bagikan."

265 Pada naskah ",-" tenulis: " i:; u".
2uu Pada naskah "]-" tenulis: ":3; it"

267 Di dalamnyaterda;pa't al-Kalbi dan Abu Shalih, tetapi keduanya bukan dari as-Samman, sehingga

keduanya adalah pendusta.
268 Telah dijelaskan tahhrij-nya pada pasal "Perang Badar".

26e Diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnad-rya (Tl/286/2759 - al-Kasyfl; ath-Thabrani dalam
al-Mujamul Kabiir Sil/70-96/12561,25/20+206/22 - al-Ahaaditsutb Thiwaat); Ibnu'Adi dalam
adla-Klaamaranli-lBNid7a/a2y1a5b5-2a1n5n6)N; iAbabauyNahu'(alilm/30a2l-A);shabl-aBhaainhiaqdialadmalaDmahDaa-lialuan-ilNuunbNuuutbuutaubt,wsaebba(glaI/imrcan\;a
'Abdullah bin Ja'far bin Durustuwaih dalam Hadiits Qus bin Sa'idab (ilid I); al-Khallal dalam

Khabaru Qus bin k'i.dah (Q33/A-34/L); Abu Sa'id an-Nuqqasy dalamFunuunul'Ajaa-ib Q8/6+67),
al-Khatib al-Baghdadi dalam Taariihbnya @,/28l),Ibnul Jauzi dalam al-Maudbilu'dat (I/2L3-214),
Ibnu Saryidinnas dalam 'Uyuunul Atsar Q./68-69), al-'Iraqi dalam Juz-un Muntdqdd min Hadiitsibi
(no.6) dari jalurMuhammad bnal-Hajj^t al-Lakhmi, dari Mujalid, dari asy-Sya'bi, dari Ibnu'Abbas.
Ibnu 'Adi berkata: "Hadits ini tidak diriwayatkan dari Mujalid dengan sanad ini, kecuali oleh
Muhammad bin al-Hajjaj."

Al-Baihaqi berkata: "Muhammad bin al-Hajjaj al-Lakhmi sendirian dalam meriwayatkan riwayatnya

dari Mujalid, sedangkan Muhammad bin al-Hajjaj perawi matruh."
Ibnul Jauzi berkata: "Yahya bin Ma'in berkomentar: 'Muhammad bin al-Hajjaj adalah pendusta
dan orang yangjaha( Abu Zur'ah ar-Razi berkata: 'Hadits-haditsnya maudbu'.'Ad-Daraquthni
berkata: 'Ia seorang pembohong.'"

Penulis'+iil5 berkatadalamal-BidaayahuanNihaayah @,/301): "Demikianlah kami meriwayarkannya
dari Muhammad bin al-Hajjaj. Ia adalah Abu Ibrahim al-r0(asithi, pernah bermukim di Baghdad,

dan dikenal denganshaabibulbarisah. Dia dinyatakan pendusta oleh Yahya bin Ma'in, Abu Hatim
ar-Razi dan ad-Daraquthni, bahkan dituduh memalsukan hadits oleh lebih dari seorang ulama, di
arrtararya Ibnu'Adi."

Al-Hafizh al-'Iraqi berkata: "Sanadnya dha'rf. 'Ilkt (cacat) riwayat ini terletak pada Muhammad
bin al-Hajjaj. Dia dinyatakan sebagai pendusta oleh Ibnu Ma'in, ad-Daraquthni, dan Ibnu 'Adi.

Dalam hal tersebut, al-Bukhari berkata: 'Munharul badiits.'"

Al-Haitsami berkata dalam Majma'uz Zauaa-id [X/aL\: "Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan

al-Bazzar. Di dalamnya terdapat Muhammad bin al-Hajjaj al-Lakhmi, seorang pendusta."
Al-Bazzar berkata: "Kami tidak mengetahui adanya riwayat lain darinya selain melalui .ialur
ini. Muhammad bin al-Hajjaj meriwayatkan hadits-hadits yang ddak memiliki penyena. Ketika
tidak menemukan riwayatnya dari jalur yang lain, kami tidak mempunyai alasan lagi untuk

meriwayatkannya."

Al-Halizh Ibnu Hajar berkata dal am Zawaa-id-rya: "Sepeninya beliau konsisten untuk mengeluarkan
semua riwayat meskipun ia, maudbu'. Muhammad bin al-Hajjaj itu dituduh sebagai pendusta oleh
Ibnu Ma'in, ad-Daraquthni, dan yang lainnya."

Al-Hafizh mendha'ifkannya |uga dalam kitab al-Isbaabab W/ 279).
Asy-Syaukani berkata dalam al-Fauaa-i.dul Majmuu'ab (hlm. 500): "Di dalam sanadnya terdapat

Muhammad bin al-Hajjaj al-Lakhmi. Ia dianggap pendusta oleh Ibnu Ma'in, ad-Daraquthni dan
yang lainnya."

Saya menegaskan: "Yang mereka katakan itu benar. Mujalid bukan perawi yang kuat, sebagaimana

dij elaskan dalam kitab at-Taqriib."
Diriwayatkan juga oleh Abu Hatim Sahl bin Muhammad as-Sajistani dalam al-Mu'mariin Qrlm.
89) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Abu Nu'aim al-Ashbahani dalamDaha-ilunNubuututah,
sebagaimana di dalam al-Bi.daayah uan Nihaayab @,/302): Wahab bin Jarir meriwayatkan kepada
kami dari Muhammad bin Ishaq, dari az-Zrhri, dari Sa'id bin al-Musayyib, dari Ibnu 'Abbas.
Saya berkomentar: "Sanad hadits ini dha'if. Ibnu Ishaq seorang rnudallis dan telah meriwayatkan
dengan 'an'anab. Meskipun demikian, jalur hadits ini adalah jalur yang paling bagus."
Hadits ini memiliki jalur yang lain. Ibnu Durustawaih meriwayatkannya dalam Hadiits Qus bin
Sa'i.d.ah (hlm.2); AbuNu'aim al-AshbahaddalanDalaa-ilunNubuwuaD ftIm.65-68); an-Nuqqasy

SirahNabi Muhammad ffi 399

dalam Funuunul 'Ajaa-ib (30/70-72); Ibnu Syehin dalam asb-Sbabaabab, sebagaimana & dalam al-
khaabab W279) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudbuu'aat G/214)

dari jalur Muhammad bin as-Sa-ib al-Kalbi, dari Abu Shalih, dari Ibnu 'Abbas ; dan di dalam al-
Maudhuu'aat dari Abu Hurairah.
Ibnul Jauzi berkata: "Mengenai al-Kalbi, Zaidah, Laits dan as-Sa'di mengatakan bahwa ia pendusta.'
An-Nasa-i dan ad-Daraquthni mengatakan bahwa haditsnya matruk.'
Ibnu Hibban berkata: 'Kebohongannya terlalu nyata sehingga sifat-sifat (lain)nya (tidak) perlu
dikaji lebih mendalam lagi.' Mengenai Abu Shalih, Ibnu 'Adi berkata: 'Aku tidak mengetahui
seorang pun dari ulama hadits zaman dahulu yang memakai riway*nya.'"
Saya berpendapat: "Benar ap^ y^tB dikatakannya. Al-Bukhari menukil riwayat dari Sufyan:
'Al-Kalbi berkata kepadaku: 'Semua yang aku ceritakan kepadamu dari Abu Shalih adalah
bohong."'
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Dalaa-ilan Nttbuatwab E/102-104) d;rn az-Ztbdul Kabiir
Q64-265/689) dari jalur Ahmad bin Sa'id bin Fardhah al-Akhmimi: al-Qxim bin'Abdullah bin
Mahdi meriwayatkan kepada kami; Sa'id bin'Abdurrahman al-Makhzumi meriwayatkan kepada
kami; Sufyan bin'Uyainah meriwayatkan kepada kami dari Abu Hamzah ats-Tsamali, dari Sa'id
bin Jubair, dari Ibnu 'Abbas.
Saya menilai: "Sanad hadits ini maudbu'."
As-suyuthi be rkata dalam al-La-aali-ul Mashnuu'ah Q/ 186): " Adz-Dzahabi berkata dalam al-Miizan
l@/372)l:' N-Qasim bin 'Abdullah bin Mahdi al-A.khmimi meriwayatkan sebuah hadits yang bathil.'"
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkatadalanal-Lisaanf(N/a6\l: "Ia meriwayatkan dua hadits yang bathil."
Ia melanjutkan: "Ad-Daraquthni berkata: 'Ia dituduh memalsukan hadits.'"

Iaberkatalagi: "Ad-DaraquthnimenyebutkanbahwasanyaAhmadbinSa'idbinFardhahmeriwayatkan
hadits-hadits za udhu' d.ai al-Qasim bin 'Abdullah bin Mahdi. Semua riwayat tersebut dusta sehingga

dilarangmeriwayatkannya. Cacathadits-haditsnyaterletakpadalbnuFardhah,orangyangdituduhtelah
memalsukan hadits, sebab terkadang ia mengarang sanad-sanad dan meletakkan padanya hadits-hadits."
Saya menambahkan: "Abu Hamzah Tsabit bin Abu Sha{iyah ats-Tsamali lemah sekali, sebagaimana

yang dikataka r adz-Dzahabi dalam al-Muglmi."

Hadits ini memiliki penguat yang sangat banyak, tetapi tidak ada satu pun yang shahih.
Di antara penguat tersebut ialah hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Dawudazh-Zhahiri
dalam az-Zabrab @,/31-32): Ahmad bin 'Ubaid an-Nahwi meriwayatkan kepada kami; 'Ali bin
Muhammad al-Muda'ini meriwayatkan kepada [ami; Muhammad bin 'Abdullah bin Akhi az-
Zuhri meriwayatkan kepada kami dari 'Ubaidillah bin'Abdullah, dari Sa'ad bin Abi Waqqash.
As-suyuthi berkatadalan al-La-aali-ul Maslmua'alt, *bagai,nana di dalam Tanziihusy Syariiab (I/242-
243) dan al-Fauaa-i.d.ul Majrnuu'ah Q1m.50G501): "Sanad ini adalah sanad terbagus di antara jalur-
jalur hadits yang a&. Ibnu Al<hi az-Zuhri danperawi di atasnya termasuk perawil<rtab asb-Sbahiih,
sedangkan'Ali bin Muhammad al-Mu&'ini *iqah.Mergerai Ahmad bin'Ubaid, Ibnu'Adi menilai
bahwa ia seorang sbaduq, namun pernah meriwayatkan hedits munhar. Jika al-Hafizh Ibnu Hajar
mengetahui ialur ini, tentulah ia akan menghasankannya! Berdasarkan jalur di atas, terlebih lagi jalur
yang ada di dal rm Ziaadatuz Zuhd olehlbrr Hanbal, status hadits ini menjadi murwl dengan sanad
yangkuat. Bahkan, apabiladigabungkandengan jdur yargnuusbul'tn tidakadaseorangpunperawinya
yang lemah dan dituduh berdusta, maka hadits tersebut dihukumi hasan tanpa diragukan lagi."
Saya mengomentari: "Apa yang disimpulkannya itu tidak betar-wa'afa'anbu-berdasarkan
penjelasan berikut ini. Pertama, bahwasanya'Ali lnidaktsiqab, sebagaimana yang dikatakannya.
Bahkan, perawi ini didha'i{kan oleh Ibnu 'Adi melalui perryataall.nyai 'Ia tidak kuat dalam hadits
ini, memiliki banyak cerita-cerita (tanpa rujukan), dan hanya sedikit sekali riwayatnya yang
bersambung.' Oleh karena itu, asy-Syaikh al-'Allamah al-Mu'allimi mengomentari beliau di dalam
ta'liq-nya atas kitab al-Fawaa-idul Majtnuu'abkarya as-Suyuthi: 'Dilemahkan oleh Ibnu'Adi.'
Kedua, Ahmad bin 'Ubaid adalah perawi dha'if. Abu Ahmad al-Hakim berkata: 'Kebanyakan
haditsnya tidak ada memiliki penyena). Al-Hafizh berkata dalam at-Taqriib:'Haditsnya lemah.'
Al-Hakim berkata: 'Guru-guru kami tidak metrgomentari riwayat darinya.' Asy-Syaikh al-Mu'allimi
berkata: 'Yang jelas, bahwasanya hadits ini sangat dha'if. Riwayat ini tidak wajar disebabkan
kesalahan f.atal yargdilakukannya (perawi, yakni Ahmad).'
Ketiga, Ibnu Akhi az-Zuhritidakbenemu dengan'Ubaidillah bin'Abdullah, atau minimal belum

400 Haji, Umrah ilan Keluarga Rasulullah ff,

mendengar darinya. Ia meninggal pada tahun 157 H-ada yang mengarakan 152 H-sedangkan
'Ubaidillah meninggal pada tahun 94 H, namun terdapat pendapat lainnya juga. OIeh karena
itu, mereka tidak menyebutkan riwayat darinya, mengingat bahwa orang yary ma'ruf (dikenal)

meriwayatkan darinya adalah az-Zuhrir paman perawi hadits ini."
Mengenai isyarat beliau (as-Suyuthi) akan mtrsal-nya hadits ini, 'Abdullah bin Ahmad telah

meriwayatkannya dalam Zatoaa-idrz Zubd 51lor^.425426): 'Ayyasy bin Muhammad maula Bani
Hasyim meriwayatkan kepada kami; al-Valid bin Hisyam al-Qah&ami meriwayatkan kepada
kami; Klralf bin A'prn meriwayatkan kepadaku secara mu'dbal.

Asy-syaikh al-Mu'allimi '+i,15 men8o*.otari perkataan as-Suyuthi bahwasanya hadits rtr mursal
dengan sanad yang kuat: "Tidak benar. Sebab, hadits ini diriwayatkan dari jalur al-\(alid bin
Hisyam al-Qahdzami yang meninggal pada tahun 222H,yakni dari Khalf bin A'yo., ia berkata:
'Ketika datang utusan Bakar bin Abu !7a'il ....'A&pun Khalf bin A'yan, aku tidak menemukan

biografinya dan tidak mengetahui ap*th ia termasuk Tabi'in atau orang-orang sesudah mereka.

Jadi, di manakah letak kekuatan sanadnya?"
Benar apa yang beliau '1iiii6 katakan.
Penguat lain ftedua) bagi hadits ini adalah yang diriwayatkan dari al-Khara-ithi dalam Hauaztiful
Jinaan (no. 18) darijalur 'Abdullah bin Shalih, juru tulis al-Laitsi: Abu 'Abdullah al-Masyriqi
meriwayatkan kepadaku dari Abul Harits Nashr bin Hammad al-Warraq, dari Tsaur bin Yazid,
dari Muwarriq al-'Iili, dari'Ubadah.

Saya menilai: "Sanad hadits iildha'ifjiddan Di dalamnya terdapat beberapa kelemahan. Pertama,
Muwarriq al-'Ijli tidak pernah mendengar dari 'Ubadah. Abu Zur'ah berkata: 'Muwarriq tidak
pernah mendengar apa pun dari Abu Dzarr.'Abu Dzarr .g; meninggal pada tahun 32 H, sedangkan

'Ubadah ii9 meninggal pada tahun 34 H, terlebih lagi Muwarriq meninggal sekitar tahun ke-100

H. Kedua, Abul Harits al-'Warraq matrukal hadiles, sebagaimana yang dikatakan Abu Hatim dan
aFUqaili. Bahkan, Ibnu Ma'in berkata: 'Pendusa.'An-Nasa-i dan Ibnu Ma'in, dalam riwtyatyang
Iain, berkata: 'Tidak xQab.'Perawi ini juga didha'i{kan oleh ulama yanglin. Ketiga, 'Abdullah
bin Shalih seorang yang dha'if. Perawi darinya pun bukan orang yang ahli dan penghafal yang

terkenal. Keempat, saya tidak mengetahui tentang Abu 'Abdullah al-Masyriqi."

Penguat yang lain (ketiga) berasal dari hadia Anas bin Malik gr yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi
dalam Dalaa-ilun Nubuuruab F/l}l-tl2) dari jalur Sa'id bin Hubairah: Mu'tamir bin Sulaiman

meriwayatkan kepada kami dari ayahnya, dari Anas.

AsSuyuthi dalanal-La-aali-ull4asbnuu'ah (U 185): "Ibnu Hibban mengomentari Sa'id bin Hubairah

fda.lam al-Majruuhiin (/4ll/401)l: 'Ia meriwayatkan hadits-hadits maudhu' dari perawi tsiqab.

Sepeninya ia yang memalsukannya atau dipalzukan untuknya.' Abu Hatim ar-Razi berkata [dalam
al-Jarh ant Ta'diil @/71)l: 'Ia meriwayatkan hadits yang diingkari para ulama.'"
Adapun penguat keempat didapat dari hadits 'Abdullah bin Mas'ud *!16 yang diriwayatkan oleh
Abu Nu'aim al-Ashbahani dalem Daha-ihun Nubuurwab, sebagaimana di dalam al-Bilaayab uan

Nihaayab W3l5) dat Lisaantl Miizaan @/208) dari jalur Tharif bin 'Ubaidillah al-Mushili, dari

Yahya bin'Abdul Hamid al-Hamani, dari Abu Mu'awiyah, dari al-A'masy, dari Abudh Dhuha,

dari Masruq, dari Ibnu Mas'ud.

Saya berpendapat: "Sanad haditsin dba'ifjiddan. Di dalamnya terdapat dua kelemahan: (1) Yahya

al-Hamani dituduh memalsukan hadits, sebagaimana dijelaskan dalam at-Taqriib dan Q) Tharif
perawi yang dha'if, seperti halnya yang dikatakan ad-Daraquthni."

Al-Hafizh berkata dalam al-Lisaan:'Di antara riwayat munkar-nya ialah apa yang diriwayatkan
dari Yahya bin'Abdul Hamid al-Hamani, dari Abu Mu'awiyah: '...' ftemudian ia menyebutkan
hadits ini). Guru kami, al-Hafizh al-'Iraqi, berkata: 'Setahuku, kelemahannya terletak pada Tharif.'"

Aku tegaskan: "Hadits ini tidak tercantum di dal tm Masnad Yalrya al-Harnani, bahkan Abu Zakaria
al-Mushili berkata dalam Taaiikbnya: 'Bukan dari ahli hadits, tetapi hanya ditulis darinya.'"
Penguat yang kelima berasal dari hadits al-Hasan al-Bashri yang diriwayatkan oleh Ibnu
Durustuwaih dalam Hadiits Qus bin Sa'idah Gfm. 3); dan dari jalurnya diriwayatkan oleh penulis

'Sb dalam al-Bidaayh roan Nibaayah QJJ./302-310) dari jalur Ibnu Ishaq: sebagian sahabat kami

meriwayatkan kepada kami dari para ulama, dari al-Hasan.

Sayamenegaskan: "Sanadhaditsinilemahsekali.Didalamnyaterdapatduakelemahan:(l)mursal,sepeni

diketahui bersama bahwa riwayat rnurvl daid-Hasan tidak perlu dipertanyakan lagi dan Q) majhul.

SirahNabi Muhammad ffi 401

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata: "Hadits iri gharib jiddan dan mursal dari jalur ini."
Secara keseluruhan, dera.iat hadits ini munkar dan tidak shahih. Penguat-penguatnya justru

menambah parah kelemahannya.

Oleh sebab itu, Abul Fath al-Azdi berkata, sebagaimana di dalam Taariikb Bagbdad UI/281),
al-Maudhuu'aat A./214), Talhbiisul Maudhuu'at (hlm. 56), dar Fauaa-id Hadiitsilryah karya Ibnul

Qayyim (hlm. 106): "Hadits id rnaudbu'dan ddak a& asalnya."

IbnulJauzi berkata: "Hadits ini bathil dari berbagai jalurnya."

Al-Hafizh berkata daLrm al-Isbaabah @./279): "Seluruh jalurnya dha'if."
Penulis '+\b berkaa dalam al-Bidaayab uan Nihaayab @/313): "Asal hadits ini marybur. Meskipun
dha'if, jalur-jalur ini saling menguatkan dalam penetapan asal kisah."

Saya berkomentar: 'Tidak demikian. Sesungguhnya jalur tersebut sangat lemah, bahkan

mayoritasnya maudhu', walaupun banyak, sebagaimana telah disebutkan perinciannya. Jalur
ini dapat saling menguatkan jika kelemahannya tidak parah. Namun, jika dha'ifnya parah dan

matannya beragam, maka di manakah letak kekuatannya?"

'z70 Shahiib Muslim (no.2942).
21t
P^d^ naskah "7" tertulis: "ir.iiji".

272 DiriwayatkrnElehal-Bukharidalamshabiih-rya(ro.773)danMuslimdalamshahiib-rrya(no.449)

dari hadits Ibnu'Abbas ,+ib.

2?3 Diriwayatkan oleh Muslim dalam Sbabiih-nya (no. 450) dari hadits Ibnu Mas'ud secara langsung.

27a Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi N / 145-146/2861), al-Bukhari dalam at-Taariikbul Kabiir II/200),
al-Bazzar dalam al-Babruz Zahbhhaar $ /27L-272h 886), dan Qiwamussunnah al-Ashbahani dalam
Dalaa-ilun Nubuutuah P,/663-665/55) dari jalur Ibnu Abi 'Adi dan Azhar bin Sa'ad, dari Ja'far
bin Maimun, dari Abu Tamimah al-Hajimi, dari Abu'IJtsman an-Nahdi, dari Ibnu Mas'ud.

At-Tirmidzi berkata: "Hadits ini basan shahih gbarib dari jalur ini."

Saya berkomentar: "Sebaliknya, hadits ini dha'if. Masalah utamanya terletak pada Ja'far bin
Maimun, perawi yang masih diperselisihkan statusnya. Dalam kitab a t-Taqiib drsebrtkan: " Sbaduq,

tetapi sering kelin:," sebagaimana ia melakukan kesalahan pada hadits ini. fuwayat ini pun bertolak

belakang deng an riwayat Sulaiman at-Taimi, perawi y angtsiqab dan termasuk salah seorang perawi

ash-shabiihain Ia meriwayatkannya dari Abu Tamimah al-Hajimi, dari 'Amr al-Bakkali, dari Ibnu

Mas'ud dengan lafazh ini. Ia menjadikan 'Amr sebagai Abu Tamimah, padahal seharusnya Abu

'Utsman."

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya [/399) dan dari jalurnya diriwayatkan oleh
Abu Nu'aim al-Ashbahani dalam Dalaz-ilun Nubuutuab, sebagaimana di dalam Tafsiirul Qur-aan

al-'Azbiim karya penulis (Vtrl390) dan al-Khashaa-ishkarya as-Suyuthi I/L39); al-Bukhari dalam
at-Taariikbul Kabiir @/200) daLn at-Taariikhul ANaasqaiagth./lQl-1h2a)2/7da3n8)N;aasthhb-TurhaRhaaawyai bda(l/alm+l)a;rI-Rbardudt
'alal Karabisi, sebagaimana dalam al-Jauharun

Khuzaimah sebagaimana di dalam al-kbaabab @./2$; Ibnu Mandah dalzm Ma'rifatusb Sbabaabah
dan dari jalur keduanya diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir daltm Taariikh Dimasq (a9h2a); danyang

lainnya dari jalur Mu'tamir bin Sulaiman, dari ayahnya.

Saya menilai: "Sanadnya (riwayat Ahmad) shahih. Perawinya tstqab."

Al-Bazzar berkata: "Telah diriwayatkan oleh at-Taimi, namun sanadnya diselisihi oleh Ja'far bin
Maimun, seraya berkata:'Dari'Amr al-Bakkali.'"

Akan tetapi, riwayat itu dilemahkan oleh al-Bukhari karena'Amr tidak diketahui penyimakannya

dari Ibnu Mas'ud.

Saya menyanggah: pernyataan itu tertolak. 'Amr adalah seorang Sahabat, sebagaimana yang

dikatakan oleh al-Bukhari; Ibnu Hibban dalam ats-TsQaat @/278); Abu Hatim ar-Razi, sebagai-
mana di dalam al-Jarb uat Ta'diil ffI/270); Ibnu'Abdil Barr dalam al-Istii'aab $I/533); Ibnul Atsir
dalam Usdul Gbaabab W696); al-Hafizh Ibnu Hajar dalam al-Isbaabab; dan lainnya. Abu Hatim
ar-Razi berkata, sepefti halnya dalamkitab al-Marasil ftLm.119): "Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud
hadits tentang malam (di mana Rasulullah bertemu) jin."

Sesuatu yang disepakati para ulama bahwasanya "(Riwayat yang) menetapkan itu harus didahulukan

daripada yang menafikan" dan "orang yang alim menjadi hujjah atas orang yang tidak alim."

Bagaimana pula jika yang dina{ikan penyimakannya itu seorang Sahabat? Padahal, berdasarkan

kesepakatan, riwayat mursal dari seorang Sahabat itu merupakan hujjah.

402 Haji, Umrah, dan Keluarga Rasulullah ffi

Ath-Thahawi melemahkan riwayar (imam Ahmad tersebut) tersebut melalui komentarnya: "Al-
Bakkali adalah penduduk Syam. Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini darinya, kecuali Abu
Tamimah ini. Dia bukanlah al-Bakkali al-Hajimi, tetapi al-Bakkali al-Sulami, orang Bashrah yang

tidak dikenal."

Al-'Allamah asy-Syaikh Ahmad Syakir berkata dalam komentarnya a'.asl<ttab al-Musnad S7/300):
"Ini merupakan kesalahan ath-Thahawi. Abu Tamimah (di sini) adalah al-Hajimi. Dialah yang
meriwayatkan dari'Amr al-Bakkali, sebagaimana ketetapan yang telah kami sebutkan."
Saya menegaskan: "Benar yang dikatakannya. Telah dijelaskan pula dengan penyebutan
namanya pada sebagian refe^repnasi takhij rcrdah,iu."

Entah karena lupa atau pura-pura lupa terhadap hakikat ini, mu'alliq (penehd) l<rab Musnad al-Inam

Abmdd NI/334-335) mendha'i{kan hadits ini, yang disebabkan oleh kejahilan yang berlebihan dan
jauhnya dia dari as-Sunnah. Semoga Allah menghukumnya dengan adil.

Satu lagi yang perlu saya ungkapkan: "Bahwasanya penulis (Ibnu Katsir) berkata dalam Tafsiir-

nya (YIl/390) tentang hadits (yang sedang kita bahas) ini: 'Di dalamnya terdapat keanehan

fteganjilan).'"
Mungkin yang beliau maksudkan ialah adanya orang yang menyelisihinya, yaitu sebagaimana
yang diriwayatkan Muslim dalam ash-Sbabiih g/332/450) dari 'Alqamah, ia berkata: "Aku ber-

tanya kepada Ibnu Mas'ud: 'Apakah salah seorang dari kalian ikut bersama Rasulullah S pada

malam (di mana beliau bertemu) jin?'Ibnu Mas'ud menjawab: 'Tidak. Akan tetapi, kami pernah

kehilangan Nabi S pada suatu malam, padahal kami bersamanya ketika itu. Kemudian, kami pun

mencari beliau di lembah-lembah dan lerengJereng. Kami menduga beliau diculik atau tersesat.'
Ibnu Mas'ud menceritakan: 'Kami melewati malam terburuk yang pernah dialami manusia."
Namun, pada esok pagirrya, tiba-tiba beliau datang kembali dari arah gua Hira ....'" (Al-Hadit$

Akan tetapi, penulis 4dE, br*^t^ (II/395): "Kemungkinan pada malam perrama Rasulullah S

keluar menemui mereka (in) tanpa disertai Ibnu Mas'ud s"i!i, dan Sahabat lainnya. Setelah itu,

barulah Ibnu Mas'ud keluar bersama beliau pada malam yang lain. \l(/'alhabu a'larn."
27s Sebuah kota besar diJazirah (Arab) yang terletak di jalur yang dilalui berbagai kafilah, tepatnya

di antara al-Mushil dan Syam.

216 Al-Gbdikaniyyaat Qal2a2/663); ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir, sebagaimana dalam al-
khaabab (1778); Abu Sa'id an-Nuqqasy dalam Funuunul Ajaa'ib (L86187 /92); ad-Daraquthni dalam
al-Afraad; serta asy-Syairazi dalam al-Alqaab, sebagaimana di dalam al-kbaabab dari 'Abdullah bin
al-Husain al-Mushishi, ia berkata: "Aku mendatangi kota Thursus, Ialu (aku mendengar) seseorang

berkata: 'Di sini, ada seorang wanita yang pernah melihat jin yang menemui Rasulullah s.' Maka

aku pun mendatanginya., saat ituia sedang berbaring. Aku benanya: 'Siapa namamu?' Ia menjawab:
'Manus.' Aku bertanya lagi: '\(ahai Manus, apakah Anda melihat salah satu jin yang menemui
Rasulullah iis?'Ia menjawab: 'Ya.'" @erawi berkata:) "'Abdullah bin Samhaj meriwayatkan riwayat
ini kepadaku.'"

Al-Hafizh berkata: "'Abdullah bin al-Husain termasuk guru ath-Thabrani. Ibnu Hibban menyebutkan-

nya dalam kitab adh-Dbu'afaa'seraya berkata: '(Ia suka) memutarbalikkan riwayat dan memalsukannya.

Oleh karena itu, tidak boleh berhujjah dengannya jika ia meriwayatkan hanya sendiri ....'"
'\tr7'anita itu mungkin telah melihat jin, tapi jin itu termasuk makhluk yargmajhul (yang tidak
terlihat manusia).
277 Diriwayatkan oleh Muslim dalzm Sbabiib-nya (no. 8) dari hadits 'Umar gE secara lengkap.

Diriwayatkan pula oleh al-Bukhari dalam Sbabiib-rya (no. 50) dan Muslim dalam Sbabiib-nya (no.
9) dari hadits Abu Hurairah gb .

2i8 Tambahan dari naskah "r" dan"?".

'e Kitab yang berjudul Asiaa-usb S\aboabah 7gd mda li Kulli lVaabid minal Vdad ini telah dicetak
dan digabungkan di dalam Jawaarni'us Siirab.

280 Pasal ini tidak terdapat (dibahas) di dalam kitab ini.
28r Penulis l$tE rclah diberi kemudahan untuk menulis kumpulan kitab yang besar, di antarar:y^

gJaami'ul Masaani.d uas Sunan al-Hadi li Aqwam Sunan, Musnad Abi Bahr, dan Musnad 'Umar ,

serta yang selainnya.

Sirah Nabi Muhammad ffi 403







PASAL 1

[Hal-Hal Yang Hanya Dikhususkan
Bagi Rasulullah M)

Pada pasal ini kita akan membahas secara ringkas beberapa hal
yalgsecara khusus harryaberlaku bagi Rasulullah ffi, tidak bagi orang
selain beliau. Rekan-rekan kami dan para imam lainnya umumnya

menjelaskan masalah ini pada permulaan Kitab "an-Nikah" dalam

berbagai karya-karya mereka. Dalam hal ini, mereka mengikuti jejak
Imam Abu'Abdillah yang merupakan salah seorang imam madzhab,'

sebab dia menjelaskan sekilas tentang persoalan tersebut.

Ash-shaimari2 menceritakan dari Abu'Ali bin Khairan,3 bahwasa-

nya dia melarang orang-orang membahas kbashaa-isb (hal-hal yang

secara khusus berlaku bagi) Rasulullah ffi seputar masalah pernikahan,

demikian pula dalam hal imaamab Q<epemimpinan). Alasannya, semua

itu sudah terjadi sehingga tidak ada kaitannya dengan amal saat ini.

Selain itu, semua persoalan tersebut juga tidak mengandung nilai ilmiah
yangtinggi dan tidak layaklagi dijadikan contoh dalam beramal. Oleh
sebab itu, tidak ada gunanya menghabiskan waktu untuk perkara yang
hanya sebatas dugaan.

Syaikh Abu'Amr bin ash-Shalah berkomentar setelah mengung-

kapkan hal itu: "Pendapat ini aneh, tetapi masuk akal." lVallaabu d'lam.o

Imam al-Haramain berkomentar: "Para ahli tahqiq berpendapat

bahwa [menyebutk*]' perselisihan pendapat tentang hak-hak khusus

Rasulullah merupakan tindakan percuma yang ddak akan mendatangkan

manfaat apapun. Sebab, hal itu tidak ada kaitannya dengan hukum

pasti yang dibutuhkan oleh ummat. Perselisihan pendapat mengenai
hak-hak khusus Rasul itu merupakan silang pendapat tentang sesuatu

SirahNabiMuhammad ffi 407

yang tidak membuat kita dapat menetapkan hukum. Karena kita
tidak dapat menggunakan qiyas dalam masalah ini. Selain itu, hak-

hak khusus beliau diatur oleh nash. Sementara perkara yangtidak ada
nashnya, berselisih pendapat tentangnya sama saja dengan berselisih
tentang sesuatu yangghaib (tidak kasat mata), y^ngtidak menghasilkan
manf.aat apa pun."

Syaikh Ab:u Zakariya an-Nawawi6 berpendapat bahwa yang
benar adalah boleh menyebutkan perbedaan pendapat dalam masalah

ini, bahkan disunnahkan. Kalaulah ada yang mengatakan wajib,

maka itu juga tidak keliru. Ilma'tidak melarang hal itu. Sebab, boleh
jadi orang bodoh mendapati sebagian hak-hak khusus Rasulullah
diriwayatkan dalam kitab as-Sbabiib, lalu dia pun mengamalkannya
dengan alasan ingin meneladani beliau.

Jadi, kita wajib menjelaskan hal itu, agar orang tersebut mengerri
bahwa tidak seorang pun yang boleh melakukannya. Adakah faedah

atau pelajr^n yang lebih besar daripada ini? Adapun hal-hal yang
muncul terkait dengan hak-hak khusus Rasulullah yang sejatinya

tidak mendatangkan manfaat apapun di zaman sekarang ini jika
memaparkannya, hal itu sudah jarang sekali dipaparkan. Namun
demikian, fpembahasan-pembahasan fiqih tidak pernah sepi dari

hal seperti itu, untuk melatih diril? dan berusaha mengetahui dalil-

dalilnya.

Adapun pendapat jumhur rekan-rekan kami bertentangan
dengan apa yang telah dinyatakan oleh Ibnu Khairan dan Imam al-
Haramain. Bahkan, mereka mengungkapkan hal itu (hal-hal yang secara
khusus berlaku bagi Rasulullah) secara terperinci, untuk menambah

ilmu pengetahuan (wawasan). Terutama sekali pembahas anyangdibuat
Imam Abul 'Abbas, Ahmad bin Abi Ahmad bin al-Qash ath-Thabari,s
yakni penulis kitab at-Talkbisb.

Al-Hafizh Abu Bakar al-Baihaqi telah merangkai perkataannya
mengenai masalah ini dalam kitab Sunanul Kabiir dengan perkataan

Abul 'Abbas ath-Thabari.e Akan tetapi, mereka menambahkan
sejumlah dalil berupa hadits-hadits yang masih perlu diteliti lagi. Aku

akan menyebutkannya, insya Allab.

408 Kekhusus an Rasulullah ffi

Mereka telah menyusun pembahasan mengenai hal ini dalam

empat bagian:

0 Hal-hal yanghanya diwajibkan bagi Rasulullah ffi, tidak bagi

yanglainnya.

2) Hal-hal yanghanyadiharamkan bagi Rasulullah ffi, tidak bagi

yanglainnya.

3) Hal-hal yanghanya dibolehkan bagi Rasulullah ffi, tidak bagi

yanglainnya.

4) Keistimewaan-keistimewaan yanghanyadidapatkan karena

menjadi isteri Rasulullah i!&.

Para ulama juga menyebutkan hukum-hukum pernikahan dan
perkara-perkara lainnyapada tiap-tiap bagian tersebut. Namun di sini
saya lebih memilih untuk menyusunnya kembali dengan sistematika
lain supaya dapat lebih mudah dipahami, insya Allab.

Menurut saya, wabillaabittaufiq, kekhususan itu bisa dibagi

menjadi dua bagian besar:

0 Kekhusus an yang hanya dimiliki Rasulullah M dan tidak

dimiliki oleh Nabi-Nabi lainnya, semoga shalawat dan salam

semoga terlimpah kepada mereka seluruhnya.

2) Kekhususan yang dimiliki oleh Rasulullah ffi pada hukum-

hukum tertentu yangtidak berlaku untuk ummatnya.

SirahNabi Muhammad ffi 409

BAGIAN PERTAMA

[Kekhususan Rasulullah W, Yang Tidak Dimiliki

ParaNabi Lainnya ffi1

D isebutkan dalam kitab as b - Sb ab iih aint, dari I abir bin' Abdillah
bin'Amr bin Haram al-Anshari uM,iamenceritakan bahwa Rasulullah

ffi bersabda:

i16+3!,tb3'# rq.i' a';i:#, i w*&g;i ))

., d U*),F

"Sr\i Vi U ,FrdV,Y-t:&s\-'rq,-J ,?:it
'ai,rAt gWiS # *,1 J1 $e,:l' Jt+iS Wi>tJr
yfK.:{.V..,rBl jt ryS'a;v j1Le{'tpt,:KS

"Aku telah diberi lima perkarayangtidak diberikan kepada seorang Nabi
pun sebelumku: (1) aku ditolong dengan rasa takut yangmenghinggapi
musuh-musuhku dari jarak sebulan perjalanan; (2) bumi ini dijadikan

bagiku sebagai tempat sujud dan alat bersuci, maka di mana saja

seseorang dari ummatku mendapati waktu shalat telah tiba, hendaklah
dia menge rjakannya; (3) dihalalkan bagiku harta rampasan perang
yangbelum pernah dihalalkan bagi seorang Nabi pun sebelumku; (4)
diberikan kepadaku hak untuk memberikan syafaat; dan (5) dahulu
para Nabi diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus

kepada seluruh manusia."

Maksud sabda Nabi ffi: "Aku ditolong melalui rasa takut yang
menghinggapi musuh-musuhku dari jarak sebulan perjalanan ," adalah

apabila Nabi M bermaksud menyerang suatu kaum, maka kaum

tersebut akan merasakan takut kepadanya sebulan sebelum beliau
menyerang mereka. Kekhususan ini hanya diberikan kepada beliau.

ffi410 Kekhusu s an R a s ulull ah

Adapun hadits yang diriwayatkandalam Shabiib Muslimtt tentang
kisah turunnya 'Isa ,,)Oi ke bumi-bahwa tidak ada seorang kafir pun
yang mendapati napas beliau melainkan pasti mati, sedangkan napasnya
sejauh pandangan matanya-walaupun kekhususan itu merupakan sifat

yangtelah dia miliki sebelum diangkat oleh Allah, namun hal tersebut
bukanlah tandingan bagi keistimewaan Nabi ffi. Sebab, tatkala Nabi
'Isa 1,)@i diturunkan ke bumi, dia tetap menjadi salah seorang ummat
Muhammad Myang berkewajiban untuk menjalankan hukum syari'at

nya. Dan, 'Isa 2gi tidak menerima wahyu lain yang bertentangan

dengan syariat Muhammad M.lVallaahu Ta'aala a'lam.

Makna sabda Nabi ffi: "Dljadikan bagiku bumi ini sebagai

tempat sujud dan alat bersuci," adalah seperti yarg disebutkan di
dalam sebuah hadits riwayat oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya:"
"sesungguhnyaorang-orang sebelum kita tidak boleh shalat di rumah.

Mereka harus mengerjakannya di tempat-tempat ibadah mereka."

Sabda beliau: "Alat bersuci" maksudnyaadalahalat (sarana) untuk
tayammum. Bertayammum tidak dikenal oleh ummat sebelum kita.
Akan tetapi, cara bersuci ini disyari'atkan bagi Nabi Muhammadffi dan
ummat beliau sebagai bentuk kelapangan, rahmat, dan keringanan.

Sabda Nabi ffi: "Dihalalkan bagiku harta rampasan perang."

Apabila para Nabi ffi sebelum beliau mendapatkan harta rampasan

perang, mereka mengeluarkan sebagi aruny alalu meletakkannya di suatu

tempat. Kemudian, turunlah api dari langit dan membakarnya.t3

Sabda Nabi ffi: "Diberikan kepadaku hak untuk memberikan

syafaat.'Yang dimaksud oleh Nabi ffi adalah al-maqaamul mabmuud

(kedudukan yang terpuji) yatgdiidam-idamkan orang-orang terdahulu

dan sekaranB, yaitu sebuah m.rtqrtanx ftedudukan) yang selalu didambakan

oleh setiap makhluk. Nabi ffi berhak memohonkan syafaat untuk

manusia kepada Allah agar Dia segera memutuskan perkara di antara

mereka dan melepaskan ummatnya dari Padang Mahsyar. Itulah asy'
Syaafa'atull'tJzbmaaf'o yangtidak dimiliki oleh para Rasul Ulul 'Azmi,

tidak lain karena keutamaan dan kemuliaan yangAllah W berikan
kepada beliau ffi.

SirahNabi Muhammad ffi 411

Setelah itu, Nabi ffi pergi [mengetuk pintu Surga. Penjaga
ffipintu Surga pun bertanya: "Siapakah Anda?" Nabi menjawab:

"Muhammad." Penjaga itu pun menanggapi: "Hanya kepadamulah
aku diperintahkanl.'s Aku tidak akan membukakannya untuk siapa

pun sebelummu."16

Hal di atas juga merupakan kekhususan Rasulullah ffidariseluruh
manusia. Beliau pun masuk ke dalam Surga, lalu beliau memohonkan
syaf.aat kepada Allah untuk mereka, seperti yangdisebutkan dalam
hadits-hadits shahih. " Inilah sy afaat perrama y ang hany a dimiliki oleh
beliau dan tidak dimiliki oleh para Rasul lainnya.

Kemudian, [sesudah itu]'8 diberikan kepada Nabi beberapa
bentuk syafaat, di antaranya sya{aat mengeluarkan pelaku dosa besar
dari Neraka bagi siapa yangdikehendaki Allah dari ummatnya. Akan
tetapi, Rasul yang lain pun memiliki izin syafaat ini. Dengan kata

lain, para Nabi lainnya juga mend apat izin untuk memberik an syaf.aat
kepada ummat mereka yang berbuat maksiat. Demikian pula para
Malaikat, mereka diberi izin pula memberikan syafaat.

Bahkan, orang-orang Mukmin juga demikian, seperti yang
terdapat dalam kitab ash-Sbabiih dari hadits Abu Hurairah dan Abu

Sa'id c*i.,: "AIIah \H berfirman:'Para Malaikat, Nabi-Nabi, dan

orang-orang Mukmin diberi izin untuk memberikansyaf.aat, sehingga

yang teninggal hanyalah Allah ffi, Yang Maha Pengasih."e Lalu, ia

menyebutkan lanjutan hadits.

Al-Imam Abu Bakar bin Khuzaimah +SZ menyebutkan jenis-
jenis syafaat ini di bagian akhir kitab at-Taubiil,.20 Demikian juga Abu
Bakar Ibnu Abi 'Ashim dalam kitabnya, as-Sunnab.2l Hal itu juga
dipaparkan dengan sangat baik dalam hadits asb-Sbuwaf2 (hadits yang
menjelaskan urutan tiupan sangkakala berikut berbagai peristiwa yang
terjadi karenanya) ; langdiriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitab
yangtebal,23 juga oleh Abu Musa al-Madini al-Ashbahani serta yang
lainnya yangjuga menulis kitab yang tebal. Al-\7alid bin Muslim
telah mengumpulkannya dalam satu jilid. Aku (Ibnu Katsir) pun telah

merangkum sanad-sanadnya dalam sebuah risalah khusus.

412 Kekhusus an Rasulullah ffi

Adapun riw ay at dari par apenulis al- Kutubus Sittah (kitab hadits
yarlg enam), seperti kitab asb-Shahiibain danyang lainnya, seringkali
ditemukan peringkasan riwayat dalam kitab-kitab mereka, yakni

redaksinya kadang dibuat di depan kadang dipindah ke belakang.
Hal itu akan terlihat jelas bagi siapa sajayangmenelaahnya. Wallahu

a'lam.

Kemudian, aku sendiri melihat dalam kitab Shabiibul Bukbariza
sekilas penyebutan tentang asy-Syafaa'atul 'Uzbma dalam Kitab "az-
Zakaah," Bab "Orang yang meminta-minta untuk memperbanyak
harta." Al-Bukhari berkata;Yahya bin Bukair telah meriwayatkan

kepada kami, ia berkata: al-Laits telah meriwayatkan kepada kami, dari

'Ubaidillah bin AbuJa'far, ia berkata; aku pernah mendengarHamzah

bin 'Abdullah bin 'Umar menceritakan; aku pernah mendengar

'Abdullah bin'Umar v#., berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:

t2.Lol y*tCo - ,-. *i.tJz fqrol iil()Y ,y ;ar iui. pJrif u u
i; jx :#t'31

t;usui:"t 4lK
*\Aleltrrh.
6?\'&,Frqrr
e
Kil;"-' -?,;' i

"sesungguhnya orang yang suka meminta-minta kepada sesama
manusia akan datang pada hari Kiamat tanpa ada sekerat daging pun
di wajahnya.Padahari Kiamat, matahari akan mendekat sehingga ada

orang yangkeringatnya mencapai separuh telinga. Ketika berada dalam
kondisi demikian, mereka meminta pertolongan kepada Adam, lalu
kepada Musa, kemudian kepada Muhammad."

'Abdullah bin Yusuf menambahkan berdasarkan riwayat a1-Laits
dari Ibnu Abi Ja'far:

y-r$."ql tfqG'q e #Air G{,;brt'#n
((.iii3 U+r Sri;''* \:'#\1\i; litt'*;;

SirahNabi Muhammad ffi 413

"Maka Nabi ffi memberikan syafaat agar segera diputuskan pengadilan

antar ummat manusia. Sesudah itu, beliau berjalan hingga sampai di

depan pintu Surga. Pada saat itulah, Allah W menempatkan beliau

pada al-maqaamul mahmuud, hingga seluruh makhluk memujinya."

Inilah y ang disebut asy - Syafaa'atul'Uzbmd y ang dimiliki secara

khusus oleh Rasulullah ffi dan tidak dimiliki para Rasul lainnya

dari kalangan Ulul 'Azmi. Semua itu terjadi setelah tiap-tiap Rasul

menjawab tatkala diminta memberikan syafaat oleh ummarnya:

"Aku bukan orang yang berhak memberikannya,zs pergilah kepada
rrturtlan.

Oleh karena itu, ummat manusia terus berpindah dari seorang

Rasul kepada Rasul yanglain, hingga sampai kepada Nabi Muhammad

ffi. Beliau pun bersabda: 'Memang akulah yang berhak memberikan-

t\ya." Kemudian, beliau pun pergi dan menyampaikan syafaatitu kepada

orang-orang di Padang Mahsyar, di sisi Allah, untuk memuruskan

perkara di antara mereka, dan melegakan hati mereka. Setelah itu,

Rasulullah memberikan bentuk syafaatlainnya yalgterdiri dari empat
macam, berupa syaf.aat untuk menyelamatkan manusia yang sudah

masuk Neraka.

Nabi ffi adalahpemberi syafaat peftama di Surga, sebagaimana

yangdiriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya,26 dari al-Mukhtar

bin Fulful, dari Anas qb , ia berkata bahwa Rasululllah ffi pernah

bersabda:

((.{+r ce\i ltjil i

\51 yy

"Aku adalah pemberi syafaat pertama di Surga nanti."

Nabi iW jug^ memberikan syafaat unruk mengangkat
derajat sebagian penduduk Surga. Jenis syaf.aat ini sudah disepakati

keberadaannya oleh para ulama Ahlus Sunnah dan kaum Mu'tazilah.

Dalilnya adalah yang tercantum dalam Sbabiibul Bukbari,? dari

riwayat Abu Musa 95, bahwasanya ketika pamannya Abu'Amir,

terbunuh dalam Perang Authas, Rasulullah ffi berdo'a unruknya:

414 Kekhususan Rasulullah ffi

b ,hS 6, {.V\ (; )j;6 )4v u; *- y,,Lt r*11 ll

u-e,';)t

"Ya Allah, ampunilah 'Ubaid Abu 'Amir. Berikanlah kepadanya

kedudukan di akhirat di atas kedudukan kebanyakan dari makhluk-
Mu yang lain."

Demikian pula saat Abu Salamah bin 'Abdul Asad meninggal

dunia, Rasulullah ffi berdo'a:

'l

f;t((.)azz a.z;z: o(ot ,#1 ll

"Ya Allah, tinggikanlah derajatt\ya."zz zs

Kami akan merangkum pembahas an syaf.aat secara khusus, yang
disertai dengan menjelaskan jenis-jenis (syafaat), jumlah, dan dalil-
dalilny al insy a A llah \H .30

Mengenai makna sabda Nabi ffi: "Seluruh Nabi hanya diutus

kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada seluruh ummat
manusia," hal itu telah diterangkan dalam al-Qur-anul Karim, yakni
dalam firman-Nya Mi :

eb"/tl )i,ttfr56jy

{@

"Kami tidak mengutus seordng Rasul pun melainkan dengan bahasa

kaumnya, supdyd ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada

mereka...." (QS. Ibrahim: 4)

{@ 3$Q.tL$$Uatj }

"... DAn tidak ada suatu urn?natpun melainkan telah adapadanya seordng

pemberi peringatan." (QS. F aathir: 24)

SirahNabiMuhammad ffi 4',|.5

,/:

Nabi-Nabi terdahulu ditugaskan untuk menyampaikan risalah

kepada kaumnya saja, yang mereka dakwahi kepada agama Allah.

Adapun Nabi Muhamm ^d W, Allah \H telah menegaskan dalam
firman-Nya berikut ini:

\\Y-2 ;:jy;'l 3fr AL--)$i6v-e *

"Katakanlab: 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalab utusd.n Allab

kepada kalian se?nud...." (QS. Al-A'raaf: 158)3'

{@. '{'oi-*,!:it }

"... supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kEada
ordngyang sampai al-Qur-an (kEodo"yo)...." (QS. Al-An'aam: 19)

iin; fi( @ .. . .
3t1$ vV1l,|i C .4 6, . . .y

"... Ddn barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan para
sehutunya yang kafi.r terhadap al-Qur-an, maka Nerakalab ternpat ydng

dh.ncamkan kepadanya ...." (QS. Hud: 17)

*fr\fi i,g"rfr,'#i; {e€Ji\}_i tjn "i; .}

{ @ r6\.tL;,'frG:&.K 61;t39'{i iai

-VT,

"... DAn katakanlah kepada mereka yang diberikan al-Kitab kepadanya

dan kepada orang-ora.ngydng ummi (selain Ahlul Kitab), apakab kamu

mdu rndsuk Islam? Kalau mereka masuk Islam, sesunggultnya mereka

telah mendapatkanpetunjuk. Dan kalau mereka berpaling sesunggubnya

keuajibanmu hanyakh rnenryd.rnpd.ikan (ayat-ayat Allab). Dan Allab Maha

Melibat akan bamba-bamba-Nya." (QS. Ali 'Imran: 20)

Masih banyak lagsayat-ayat al-Qur-an yang menunjukkan bahwa

risalah yang dibawa Rasulullah itu bersifat universal, yaitu untuk

bangsa jin dan manusia. Oleh sebab itu, Allah lffi memerintahkan

ffi416 Kekhu su s an R a sulull ah

kepada beliau untuk memberikan peringatan kepada seluruh makhluk,
jin dan manusia, baik bangsa Arab maupun bangsa Ajam (non-Arab).

Rasulullah M telah melaksanakan perintah Allah tersebut seperri

yangdiamanatkan-Nya. Beliau juga telah menyampaikan risalah Allah
kepada ummat manusia.

Di antara kekhususan Rasulullah ffi dibandingkan dengan
saudara-saudaranya sesama Nabi tW adalah beliaulah yang paling

sempurna, penghulu mereka, khatib dan imam mereka, serra penutup
seluruh Nabi. [Tidak seorang]32 Nabi pun melainkan dia telah berjanji

bahwa apabila Nabi Muhamm ad M diutus ketika Nabi tersebut

masih hidup, maka ia harus beriman kepada beliau dan harus mem-

belanya. Bahkan, para Nabi diharuskan mengambil perjanjian itu atas
ummatnya.

Allah W berfirman:

\-'fn61-t7.. -/ t

}?*vA'GAi,)
1i:4{iti'fi 1F
;"33;;A3;,33i6;i131rurii;.42,i:#966""&Kkt$4;q_'33#j::.3;;__,,?,.;tV,

G rk Uf' \'i?:6 36 U6 ril ",sr3L i'rrtolz//e-

{@(,.#i

"DAn (ingatlah), ketika Allab mengambil perjanjian dari para Nabi:

'Sunggub, apa sajayangAku berikan kepadamu berupa kitab dan bikmab,
kemudian datang kepadamu seorang Rasul y ang membenark an dpd. y d.ng
adapadamu, niscalta kamu akan bersungub-sungub beriman hepadanya
dan menolongnya.'Allah berfirman: 'Apakab kamu mengakui dan
menerimrt perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?' Mereka mmjawab:
'Kami mengakui.'Allah berfi.rman: 'Kalau begitu saksikanlah (bai para

Nabi) dan Aku mmjadi saksi (pula) bersama kamu."' (QS. Ali 'Imran: 81)

Allah W menegaskan dalam ayat tersebut bahwa kitab dan

hikmah apa pun yalgtelah Aku (Allah) turunkan kepada kalian, lalu

SirahNabi Muhammad ffi 417

datang kepada kalian seorang Rasul yang lain sesudah turun semua

ajaran ini, maka kalian harus beriman kepadanya dan membela
ajarannya. Sebab, agama Muhammad ini memuat semua dakwah

para Nabi. Dengan demikian, mengambll ajaran beliau sama dengan
mengambil seluruh ajaran mereka. Keistimewaan ini hanya dimiliki
oleh beliau dan tidak dimiliki oleh Nabi mana pun selainnya.

Keistimewaan lainnya, bahwasanya Rasulullah ffi dilahirkan

dalam keadaan bahagia, fdalam keadaan sudah terkhitan],33 sebagaimana

diriwayatkan dalam sebuah hadits yang memiliki berbagai jalur

riwayat; tetapi semua jalur hadits itu gharib.'o Ada pula riwayat yarrg
menjelaskan bahwa dalam hal ini para Nabi lainnya sama seperti beliau,
sebagaimanayangtelah disebutkan oleh Abul Fara1 bin al-Jauzi dalam
kitabnya lTanqiihul Fuhuumf.3s

Contoh kekhususan Nabi ffilainnya ialah mukjizat setiap

Nabi akan hilang seiring dengan wafatnya Nabi tersebut, sedangkan

mukjizat beliau ffi tetap kekal sampai waktu yangdikehendaki Allah,

yaitu al-Qur-an al-Karim, yang mengandung mukjizat padalaf.azh
dan kandungan maknanya. Bahkan, Allah menantang kalangan jin
dan manusia untuk membuat yangsetara dengan al-Qur-an. Namun,
mereka tidak mampu melakukannya, selama-lamanya, sampai hari

Kiamat.36

Contoh kekhususan lain adalah ketika Rasulullah diperjalankan
pada suatu malam (Isra' dan Mi'raj) ke Sidratul Muntaha, kemudian
pulang kembali ke negerinya dalam satu malam saja. Peristiwa itu juga
termasuk salah satu kekhususan beliau.

Telah dinukil ucapan Nabi dalam hadits yang menjelaskan

peristiwa tersebut, yaitu [tatkala]" Jibril ]p; berseru kepada

Buraq ketika hewan itu memberontak saat hendak ditunggangi oleh

Rasulullah **: "Tenanglah! Demi Allah, tidak ada orang yang lebih

baik mengendaraimu daripada dirinya (Muhammad).":s Demikian
juga ucapan beliau dalam hadits: "Aku pun mengikat hewan tersebut
dengan rantai sebagaima na para Nabi lain mengikatnya. "3e

418 Kekhusus an Rasulullah ffi

Kedua pernyataan di atas menunjukkan bahwa Buraq pernah
digunakan untuk memperjalankan Nabi yarTg lain. Hanya saja,kita
mengetahui bahwasanya tidak ada Nabi lain yang setara dengan

Rasulullah ffi dalam hal kemuliaan, kedekatan, dan kehormatan.oo

Oleh sebab itu, kedudukan beliau di Surga nanti paling tinggi dan paling
dekat dengan'Arsy, sebagaimana yangtercantum dalam hadits:

'# t*in>Ve#Yl 'f {+r Oilj;Wfi^tur)rc}aLr
((.y-ui aFi6i;;fu $r

"Kemudian, mohonlah wasilah kepada Allah untukku. Sesungguhnya
wasilah itu adalah sebuah kedudukan di Surga yanghanya diberikan
kepada seorang dari sekian banyak hamba Allah. Aku berharap sekali,
akulah y ang mendapatkan kedudukan tersebut. "or

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan atas Nabi ffi.

Di antara kekhususan Nabi yanglainnya, yakni apabila (ulama
dari kalangan) ummat beliau telah ber-ijma'terhadap suatu hukum
syari'at atas perkata tertentu, maka pendapat mereka [tersebut]az akan
terpelihara dari kekeliruan. Bahkan, kesepakatan mereka itu menjadi
sebuah kebenaran mutlak, sebagaimata yangtelah ditegaskan dalam
kitab-kitab ushul fiqih. Inilah salah satu kekhususan yanghanya dimiliki

ffiummat Islam disebabkan kekhususan Rasulullah , y angtidak pernah

dimiliki oleh ummat mana pun sebelum ummat beliau.a3

Kekhususanlainnya, bahwasanya kelak Rasulullah M adalah

orang pertama y^ngtanah kuburnya akan disingkap (dibangkitkan
pada hari kiamat kelak).*

Kekhususan lainnya adalah ketika ummat manusia dibuat
pingsan tak sadarkan diri pada hari Kiamat nanti, Rasulullah ffiadalah
orang pertama yarlgakan disadarkan. Hal ini berdasarkan hadits y^ng

diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dalam kitab asb-Sbabiibaino'

dari hadits Abu Hurairah g ,yaituterkait dengan kisah seorang laki-

SirahNabi Muhammad ffi 419

laki Yahudiyangbersumpah: "Tidak, demi Allah yangtelah memilih
Musa dari seluruh manusia di bumi." (Mendengar itu) salah seorang
kaum Muslimin kemudian menamparnya. Keduanya kemudian

mengadukan masalah itu kepada Rasulullah ffi. Beliau bersabda:

t:i:t$'s,4;V\i;ofu-;srl sy-aF g o;:;ifr'.t,

,Fii gvi,62\1 j5 ,&.J\ #6,\.+U ,g.oy) rt+t-e?, .6to.,.J, o/

d/

*(( feirl ,j:r;l 3K

"Janganlah kalian lebih mengutamakan diriku dibandingkan Musa
1H;. Sebab, tatkala ummat manusia pingsan pada hari Kiamat kelak,
akulah orang pertama yartg akan disadarkan, namun saat itu aku

mendapati Musa ,,P; sedang memegang tiang 'Arsy. Aku tidak

tahu apakah ia sadar sebelum aku ataukah ia termasuk orang yang
dikecualikan Allah?"

Dalam riwayat lain disebutkan:

(GjgI 44c;r+ ,1

lr))

"... ataukah ia tidak pingsan karena telah pingsan (pada peristiwa) di
Bukit Thursina (dulu)."

Sebagian ulamayang mengulas hadits ini menafsirkan bahwayang

dimaksud dengan'disadarkan' dalam hadits ini adalah'dibangkitkan
dari kubur'.

[Dalilmereka]a6 dalam hal ini adalah perkataan yangtercantum

dalam sejumlah riwayat al-Bukharla7 dari hadits Yahya bin'Amr al-
Madani, dari Abu Sa'id g., , ia menceritakan bahwa Rasulullah M

bersabda:

3i<Grgr i} rn;.A;sl 5F ,S'il ea; b u:ie'tn

420 Kekhusus an Rasulullah ffi

b#qge?\ e\'j nb,uirip ,J4ir'^b 3'x:,3 y iSi

#11rr;Br 44e-:r.ii ssi,er:i*

'Janganlah kalian membanding-bandingkan aku dengan Nabi-nabi
yang lain. Sebab, tatkala ummat manusia pingsan pada hari Kiamat,

akulah orang pertama yangakan dibangkitkan dari kubur. Saat itu aku
mendapati Musa sedang berpegangan pada salah satu dari tiang-tiang
'Arsy. Aku tidak tahu, apakah ia sadar sebelum aku ataukah ia tidak
pingsan karena telah mengalaminya di bukit Thursina (dulu)."

Lafazhhadits ini rumit. Riwayat yangdijadikan rujukan adalah

riwayat al-Bukharia8 dari Yahya bin Qaz'ah, dari Ibrahim bin Sa'ad,
dariaz-Zuhri, dari Abu Salamah dan'Abdurrahman al-A'raj, dari Abu

Hurairah "!B yangmenyebutkan kisah seorang Yahudi di atas sampai
kepada sabda Rasulullah ffi:

&; ass r;v\i; ow-;\lr -aF 6i. ,y c;;isn

#((....,-yyts1 u t:i 35k

Janganlah kalian menganggapku lebih baik daripada Nabi Musa.
Sebab, tatkala ummat manusia pingsan pada hari Kiamat dan akupun

pingsan bersama mereka, maka akulah orangpertama yangdisadarkan,

namun aku mendapati Musa ....'

Nash itu sangat jelas sehinggatidak membutuhkan penafsiran lagi.
Disadarkan di situ adalah disadarkan dari pingsan, bukan dibangkitkan
dari kematian. Demikianlah hakikat dari kata "ifaaqab" (disadarkan)
di sini. Orang y^ng merenungkan dengan baik tentang sabda beliau:
"Aku tidak tahu, apakah ia sadar sebelum aku ataukah ia tidak pingsan

karena telah pingsan (pada peristiwa) di Bukit Thursina (dulu),"

tentunya dia akan menyadari hal ini. Wallaabu W a'larn.ae

SirahNabiMuhammad ffi 421

Contoh lain kekhususan Nabi ffi. Beliau adalah pembawa panji
yangpaling agung kelak pada hari Kiamat.5o Beliau dan ummatnya

akan dibangkitkan di tempat yangtertinggi, berbeda dengan ummat-
ummat lainnya. Allah pun mengizinkan beliau dan ummatnyauntuk
bersujud di Padang Mahsyar, tidak dengan ummat-ummat lainnya,
,sebagaimana hadits yangdiriwayatkan oleh Ibnu Majahst dariJubarah

bin al-Mughallas al-Himmani, ia berkata, 'Abdul A'la bin Abu al-

Musawir menceritakan kepada kami, dari Abu Burdah, dariayahnya,

Abu Musa *!)ia ; ia bercerita bahwa Rasulullah ffi pernah bersabda:

c#+)|D3+-:,# ,2r|1:r oii 4;v\i;giur*irr1; ri1))

b ?;\$ Hb\14';;'?;'iS" w)L,Jui ix.*,t

((rBl

"Apabila Allah \p mengumpulkan semua makhluk-Nya pada hari

Kiamat nanti, maka diizinkanlah bagi ummat Muhammad untuk
bersujud sehingga mereka pun bersujud lama sekali. Kemudian,
diperintahkanlah kepada mereka: 'Angkatlah kepala kalian. Sungguh,
Kami telah menjadikan jumlah (orang-orang kafir dari) kalian sebagai
penebus kalian dari Neraka."'

Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa Jubarah adalah perawi
yang lemah. Namun demikian, diriwayatkan secara shahih melalui

beberapa jaltr riwayat lain, bahwa ummat Muhammad adalah ummat

pertama yangakan diadili pada hari Kiamat nanti.s2

Kekhususan lain, Rasulullah adalah pemilik al-Haudb yang
akan disinggahi oleh ummat manusia. At-Tirmidzi danyanglainnya53

meriwayatkan bahwa setiap Nabi memiliki baudh (telaga). Akan tetapi,
kita mengetahui bahwa telagabeliau adalah yang paling besar dan paling
banyak pengunjungnya.

Kekhususan lainnya, negeri tempat Rasulullah diutus menjadi
Nabi adalah negeri yang paling mulia di muka bumi.'o Setelah itu,

422 Kekhususan Rasulullah M,

barulah negeri tempat beliau berhijrah (yakni Madinah). Ini menurut
pendapat mayoritas ulama. Tapi ada jugayang mengatakan bahwa
tempat beliau berhijrah adalah negeri terbaik. Hal ini seperti y^rlg
diriwayatkan dari Imam Malik bin Anas dan mayoritas sahab atnya.ss
[A1-Qadhi]'6 Iyadh as-Sabti57 meriwayatkan hadits tersebut dari Amirul

Mukminin 'Llmar bin al-Khaththab gf . Wallaahu a'lam

Telah dinukil pula adanya kesepakatan bahwa makam Rasulullah,
tempat jasad beliau dibaringkan di situ, merupakan rempat yangpaling

mulia5S di muka bumi. Tentang adanyai^ 'dalam hal ini sudah lebih
dulu dinyatakan oleh al-Qadhi Abul \fafid al-Baji,e Ibnu Baththal,60 dan

ulama lainnya. Dasarnya adalah hadits yangmenjelaskan bahwa ketika
Rasulullah ffiwa{at, para Sahabat berbeda pendapat tentang di mana
tempat beliau akan dimakamkan. Adayang berpendapat: "Dimakamkan
di pekuburan al-Baqi' saja." Ada yang mengusulkan: "Dimakamkan
di Makkah." Ada )ugayangberkata: "Dimakamkan di Baitul Maqdis

sala)'Akhirnya, Abu Bakar 4E berseru: "sesungguhnya Allah \H,

hanya mewafatkan beliau di tempat yarTgpaling dicintainya."6r

Demikianlah yang disebutkan oleh 'Abdush Shamad bin 'Asakit'2

dalam kitabnya yang berjudul Tubfatuz Zaa-ir. Namun, aku (Ibnu
Katsir) belum pernah meneliti sanadnya.

Kekhususan Nabi lainnya adalah tidak adanyaharta benda

beliau yangdiwarisi setelah wafatnya,sebagaima na yangdiriwayatkan

oleh Abu Bakar dan Abu Hurairah qey,, bah'w asanya Rasulullah ffi

bersabda:

rcfu'':.';t6j[,3.G {;y

"Kami tidak mewariskan hana. Segala hartabenda yang kami tinggalkan

adalah sedekah."63

Hadits tersebut dikeluarkan dari dua jalur riwayat.

Akan tetapi, Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad

rjryid meskipun bukan dalam kitab al-Jaami'-nya, darrAbu Baka .4):, ,

bahwasanya Rasulullah ffi bersabda:

SirahNabi Muhammad ffi 423

((.,3Girqo:'ir ;*JCn

"Kami para Nabi, tidak mewariskanharta."&

Berdasarkan hal itu, [merekaf6s paraNabi memiliki keistimewaan
yangsama dalam perkara terakhir ini, yakni kekhususan yang tidak

dimiliki oleh manusia selain pada Nabi.

Hati Rasulullah Tidak Pernah Tidur

Di antara keistimew aan y angsama-sama dimiliki oleh Rasulullah

ffi danpara Nabi lainnya adalah meskipun kedua matabeliau teftidur,

namun hatinyatetap terjaga (tidak tidur).66 Demikian pula Nabi-Nabi

lainnya.6T

Tercantum dalam kitab asb-Sbabiib,ur bahw asany a Rasulullah

ffi bersabda:

rc&--,+ )::,y ?tti AF ;Ar cW n

"Rapatkanlah shaff kalian. Sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari
belakang punggungku."

Banyak [dari para ulama]6e yatgmenafsirkan hadits itu menurut

makna lahiriahny a. IVallaabu a'ld.rrt ."

Sementara itu, Abu Nashar ash-Shabbagh" menjelaskan: "Nabi

ffi dapat melihat apa-apa yang ada di belakang badan beliau sePerti

melihat apayatgada di hadapannya. Artinya, demikianlah penjagaan
diri dan ketajaman panca indera Rasulullah."

Adapun dalam hadits yaug diriwayatkan oleh Abu Ya'la al-
Mushili dalam Musnad-nya'z dari Anas secara marfu', diterangkan

bahwa Rasulullah ffi bersabda:

(@k ?r-* O',.iu;rc'i1 yy

ffi"ParaNabi tetap hidup di kuburan mereka sambil terus mengerja-

kan shalat.""

424 Kekhu su s an R a s ulull ah S,

BAGIAN KEDUA

[Kekhususan Rasulullah MYang Tidak Dimiliki Oleh
[.Jmmatnya, Namun Terkadang Sebagiannya Dimiliki

Oleh Para Nabi Lainnyal

Inilah yang menjadi fokus utama dalam bagian (keempat) ini.

Kami akan menyebutkannya secara berurutan sesuai dengan sistematika
yangumum berlaku pada pembahasan fiqih, sebagai berikut ini:

A. Kitab Iman
Di antara kekhususan y angRasulullah ffi miliki adalah ma'sbum

(terpelihara) dalam setiap ucapan dan perbuatan. Beliau tidak mungkin
sengaja berbuat kesalahan dan kekeliruan dalam menyampaikan risalah
fmaupun dalam perkara lainnya,Ta terlebih lagi sampai menyetujuinya].

Seluruh sabda yang beliau ucapkan hanyalah wahyu yang telah

diturunkan kepadanya.

Oleh karena itulah, mayoritas ulama mengatakan: "Rasulullah
tidak perlu berijtihad karena beliau mampu menghadirkan nash."

Ulama yang lain berkomentar: "Bahkan, Rasulullah boleh
berijtihad meskipun ijtihad beliau tidak mungkin salah."

lJlama yang lain belpendapat: 'Beliau pasti tidak akan menyetujui
suatu kesalahan."

Kesimpulan dari seluruh pendapat di atas adalah, Rasulullah orang

yanglma\bilffi)," tidak mungkin melakukan kesalahan. Berbeda halnya
dengan ummat beliau. Hal itu pasti terjadi atas mereka jika dilihat dari
kacamata secara perorangan. Adapun [jika]?6 kaum Muslimin ber-ijma'
dalam satu pendapat, maka tidak mungkin mereka salah, seperri y^ng
telah dijelaskan sebelumnya.TT

SirahNabi Muhammad ffi 42s

Di antara kekhususan yang Rasulullah miliki adalah sebagaimana
yangdisebutkan oleh Abul 'Abbas bin al-Qash," bahwasanya beliau
dianugerahi ilmu yang setara dengan ilmu yarTg diberikan kepada

seluruh ummat manusia.

Mengenai hal ini, al-Baihaqi berdalil dengan hadits Ibnu'LImar

tqU. , dari Rasulullah ffi, beliau bersabda:

*&;r eri $1,*'^, a:,at :i t,

i'ri e eilil &\5 uiu! p

r5,$r! ((- €E #G G Jiv""i i t wi Oe*
,;
"\Eil )) :i6 Vit\ &:;)q.rqi ut':i
((.#1

"Tatkala aku sedang tidur, tiba-tiba diberikan kepadaku sebuah gelas

yangberisi susu,lalu aku meminumnya sehingga aku dapat menyaksi-

kan air mengalir padajemariku. Kemudian, aku memberikan sisa

#minumanku itu kepada'I-Imar bin al-Khaththab ." Para Sahabat

bertanya: "Dengan apa engkau menakwilkan mimpimu itu, wahai
Rasulullah?" Beliau pun menjawab: "Ilmu."

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim."

Di antara kekhususan Nabi M adalah dapat melihat apa yang

tidak dapat dilihat orang lain di sekitarnya. Hal ini seperti yang
disebutkan dalam kitab asb-Sbabiih'o dari'Aisyah ti€9-, , bahwasanya
Rasulullah ffi bersabda kepadanya:

i-, ,
#b*r E id-1tt ,!L,&it! .f)At d{\L \t1; l*^ p

(*s;iY ej

"Malaikat Jibril mengucapkan salam kepadamu." 'Aisyah pun men-

jawab: "semoga keselamatan juga tercurahkan bagsnya,wahai Rasulullah.

Engkau dapat melihat apayatgtidak bisa kami lihat."

426 Kekhusus an Rasulullah ffi

Masih terdapat sebuah hadits dari 'Aisyah Q9,, yakni tentang
gerhana matahari yangtercantum dalam kitab asb-Sbabiibain:8|

('W'#sU5 *it i'o;r:s ,+ts
>>

"Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang kuketahui,

niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis."

Al-Baihaqi berkata: "Al-Hakim mengabarkan kepada kami, ia
berkata, Muhammad bin'Ali bin Duhaim mengabarkan kepada kami,
ia berkata, Ahmad bin Hazim al-Ghifari bercerita kepada kami, ia
berkata, 'Ubaidillah bin Musa bercerita kepada kami, ia berkata, Isra-il

mengabarkan kepada kami, dari Ibrahim bin Muhajir, dari Mujahid,
dari Muwarriq, dari Abu Dzarr EF, ,iaberkata: "Rasulullah membaca
firman Allah \t€:

{ @ ('fi W, 3< t fli'du.i-tii,F {i,Ji }

"Bukankah telab datang atds rnanusia satu waktu dari masa, sedang dia
ketika itu belum merupakan sesudtuyangdapat disehuri" (QS. Al-Insaan: 1)

hingga selesai. Kemudian, Nabi bersabda: "Sesungguhnya aku dapat
melihat apayangtidak dapat kamu lihat dan mendengar apayangtidak

dapat kamu dengar. Sungguh, langit itu bergemuruh dan memang

wajar bila ia sampai bergemuruh. Tidak satu pun tempar di atas langit,
walaupun hanyaberjarak satu jari (sejengkal), melainkan pasti terdapat
Malaikat yang meletakkan keningnya seray^ bersujud kepada Allah
\iM. Demi Allah, seandainya kamu mengetahui apa yang kuketahui,
niscaya kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kamu juga
tidak akan bersenang-senang dengan isteri-isterimu di atas ranjang.
Bahkan kamu pasti akan pergi ke atas dataran-datarafl tinggi seraya
memohon kepada-Nya. Demi Allah, aku lebih suka menjadi sebatang
pohon yalgtumbang."'Fladits ini diriwayatkan oleh Ibnu Mqah.,,

SirahNabi Muhammad ffi 427

Al-BaihaqiB berkomentar: "Sesungguhnya ungkapan'sebatang
pohon yangtumbang' hanyalah tambahan dari Abu Dzarr. Wallaahu
d'ldrn."

Di antara kekhususan Rasulullah adalah Allah W memerintahkan
beliau untuk lebih memilih kehidupan akhirat daripada kehidupan

dunia.st Diharamkan jugabagi beliau untuk mengarahkan pandangan
(condong) kepada segala kenikmatan yang diberikan kepada orang-
orang glamor dari kalangan pecinta dunia. Dalil hal tersebut sangat
jelas sebagaimana tercantum dalam al-Qur-an.8'

Di antara kekhususan Nabi lainnya adalah tidak boleh mem-

pelajari sya'ir.

Allah \H berfirman:

( @ ....,:i 65t15 ;-ri;*vly

"Dd.n Kami tidak mengajarkan syd.'ir kepadanya (Muhammad) dan
bersya'ir itu tidaklab la.yak baginya...." (QS. Yasin: 69)

Terdapat sebuah hadits dari'Abdullah bin' IJmar uM', iaberkata:
"Aku mendengar Rasulull ah Mbersabda:

3i*Jik z)

I &i3 3i,t^u;,L)_,:. o! :&!i \; Jti u yy

(('b'n'Fb

'Aku akan termasuk orangyangtidak peduli atas perbuatannya' (jika)
aku meminum segelas obat penawar racun atau aku mengenakan
tamimab (jimat) atau aku melantunkan sya'ir yang kubuat-buat
sendiri.'" Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud.tu

Oleh sebab itu, rekan-rekan kami berpendapat: "sesungguhnya
haram bagi Nabi untuk mempelajari sya'ir."

Termasuk pula kekhususan Nabi ffiralahtidak dapat menulis.
Para ulama menyatakan bahwa hal itu (menulis) diharamkan atas

beliau, berdasarkan firman Allah W:

428 Kekhususan Rasulullah ffi

4r'6iiVjk ,i3t31 ,si| J;:)i '.-.-ljte1rq. c: itlrtt \
f
{@.-.- ,l+ii;t;;Ai,t#+

"(Yaitu) orang-ordng ydng mengikuti Rasul, Nabi ydng ummi ydng
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di

sisi mereka...." (QS. Al-A'raaf : 157)

i{* fi:.c55 (syla, *",;Y;.i;
.rf, n *'vr y
{@ <,j;;ji

"DAn kamu tidak pernah membaca sebelumnya (al-Qur-an) sesuatu
Kitab pun dan kamu tidak (pernab) menulis sud.tu Kitab dengan td.ngd.n

kananmu; andaikata (kamu pemab membaca dan menulis), benar-benar
ragulab orang yd.ng rnengingkar(mu). " (QS. A1-' Ankabuut : 48)

Sebagian ulama mengatakan bahwa Nabi ffi sempat belajar

menulis sebelum wafat. Namun, pendapat ini tidak memiliki dalil

(y^ngkuat) dan tidak dapat diterima. Yang adahanyalah sebuah atsar

yangdiriwayatkan oleh al-Baihaqi8T dari hadits Abu'Aqil Yahya bin
al-Mutawakkil, dari Mujalid, dari'Aun bin'Abdullah, dari ayahnya,
ia berkata: "Tidaklah Rasulullah M, wafat, melainkan beliau sudah

dapat menulis dan membaca."

Mujalid berkata: "Aku telah menanyakan hadits itu kepada asy-
Sya'bi, lalu beliau menjawab: 'Hal itu memang benar. Sesungguhnya
aku mendengar rekan-rekan kami menyebutkan seperti itu.'"

Akan tetapi, Yahya ini lemah dan Mujalid pun banyak di-

komentari.

Demikian pulalah yang dinyatakan oleh sebagian ulama Maghribi

(Maroko)," bahwasanya Nabi ffi menulis langsung isi Perjanjian

Hudaibiyah. Namun, pendapat itu ditentang keras oleh para ulama

lainnya. Bahkan, melalui mimbar-mimbarnya, mereka berlepas diri dari
orang yangmengucapkan hal seperti itu. Mereka pun telah membuat

bait-bait sya'ir bantahannya.

SirahNabiMuhammad ffi 429

Para ulama tersebut teperdaya oleh sebagian hadits lyang
diriwayatkan oleh]Se al-Bukhari:e, "Rasulullah mengambil surat
perjanjian itu, lalu beliau menulis: 'Inilah keputusan yangditetapkan
oleh Muhammad bin 'Abdu11ah."'n'

Sudah dimaklumi bersama bahwa nash yang sifatnya terbatas
lebih didahulukan atas nash yang sifatnya mutlak. Sementara, dalam

riwayat yarglaine2 disebutkan: "Nabi ffi memerintahkan'Ali untuk

menulis: 'Ini adalah keputusan yangditetapkan oleh Muhammad bin
'Abdullah."

Di antara kekhususan Nabi M ialah berdusta atas nama

beliau tidak sama dengan berdusta atas nama yang lainnya. Banyak
sekali hadits mutawatir y^ng menjelaskan bahwasanya siapa yang
berdusta atas nama beliau berarti ia telah menyiapkan tempatnyadalam
Neraka. Hadits tersebut diriwayatkan oleh lebih dari delapan puluh
Sahabat. Hadits ini terdapat dalam kitab ash-Sbabiibain dari riwayat

'Ali," Anas,ea Abu Hurairah," dan al-Mughirah bin Syu'bah'u ,M..

Dalam Shabiibul BukbarieT diriwayatkan sebuah hadits dari az-
Zubair bin al-Awwam dan Salamah bin al-Akwa'es serta'Abdullah bin

'Amree d+, denganlaf.azh:

aK ,fi,t;'ts Ut*16 ,yrSW *\VS ,*\An

f*((.;Bt J, i'r;"a; $,2{,,"JL

"sampaikanlah dariku meskipun hanyasatu ayat. Ceritakr.rtrf,

tentang kehidupan Bani Isra-il (dahulu), hal itu tidak masalah. Namun,
barang siapa berdusta atas namaku secara sengaja hendaklah siap-siap
menempati tempat duduknya di Neraka."

Dalam kitab Musnad Abmad riwayat itu disebutkan dari

'Utsman,r00 Ibnu'IJmar,'0' Abu Sa'id,r02'Watsilah bin al-Asqa',r03
danZaid bin Arqamro+,&.. Sementara dalam riwayat at-Tirmidziros
disebutkan dari Ibnu Mas'ud €5 . Diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah
dari Jabir'06 dan Abu Qatadaht,T q!b:-r.

430 Kekhusus an Rasulullah ffi


Click to View FlipBook Version