PORTOFOLIO DESAIN PANDUAN PENYUSUNAN SEMAR PINTESA Teknik Konstruksi dan Perumahan 2024 Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
KONTRIBUTOR PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA II Ainul Yaqien, S.Pd Ernida Nur Islami, S.Pd Halimatus Sa’diyah, S.Pd Reni Kustanti, S.Pd TIM RISET KONTEN Fiwanzah, S.Pd Indri Enjang Nur Pangesti, S.Pd Meliyana Yanuariyanti W., S.Pd Moh. Faisal Faris, S.Pd TIM DESAIN DAN LAYOUT Dyah Ayu Pangastuti A., S.Pd May Ayu Lestari, S.Pd Retno Sri Herdianti, S.Pd Rika Ayu Wibowo, S.Pd TIM EDITOR KEPENULISAN Silahkan digunakan untuk keperluan yang tidak melanggar hukum, dan bisa digunakan untuk kepentingan pengembangan pendidikan di Indonesia. Heri Suryaman, S.Pd., M.Pd. Achmad Fahmi, S.Ars TIM PENELAAH Buku Panduan Penyusunan Portofolio Desain dalam bentuk digital dapat dibaca dengan scan QR Code di atas atau dapat diakses melalui link berikut ini https://bit.ly/SEMARPINTESA
SEMAR PINTESA III KATA MEREKA Tentang Buku Ini PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN “ onsep yang disajikan secara keseluruhan sangat menarik, menghubungkan antara teori dan panduan praktis yang aplikatif. Buku ini dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan konsep lainnya” Wahyu Dwi Mulyono, S.Pd., M.Pd (Dosen PPG UNESA) K “ uku yang menarik, didesain dengan cantik, dan disajikan dengan tulisan yang lugas. Buku ini dapat menjadi kompas dilautan yang luas bagi mereka yang awam tentang penyusunan portofolio desain” Dr. Gde Agus Yudha Prawira Adhistana, M.Pd (Korbis PPG Teknik Konstruksi dan Perumahan UNESA) B “ isa menjadi salah satu referensi wajib bagi siswasiswi SMK khususnya jurusan DPIB dalam penyajian hasil karya kedalam media portofolio untuk pengembangan karir” Sugihartono, S.Pd (Kepala Jurusan DPIB SMKN 3 Boyolangu) B “ uku yang disusun sangat baik, penjelasan yang disajikan mudah dimengerti, dan desain gambarnya bisa dibuat referensi” Bagiono, S.T (Kepala Jurusan DPIB SMKN 1 Mojokerto) B
KATA PENGANTAR PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Panduan Penyusunan Portofolio Desain”. Dalam penyusunan buku ini, tak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu dari awal hingga buku dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terimakasih kepada: 1.Bapak Heri Suryaman, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing Rekan-rekan peserta SEMAR PINTESA “Seminar dan Pelatihan Portofolio Desain untuk Self Branding” 2. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 jurusan Teknologi Konstruksi dan Properti, yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih sudah memberikan kesan, motivasi, dan banyak cerita selama perkuliahan. 3. Buku “Panduan Penyusunan Portofolio Desain” berisi cara atau panduan untuk menyusun portofolio desain bangunan. Buku ini ditujukan bagi mereka yang ingin menyajikan karya dalam bentuk portofolio. Karya yang dapat disusun menjadi sebuah portofolio tidak terbatas, karena buku ini merupakan buku yang universal. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat bagi mereka yang menunjukkan karyanya dengan lebih artistik. Namun, kami menyadari buku ini tak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kami menyampaikan permohonan maaf serta terbuka untuk kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang. Surabaya, Mei 2024 Penulis IV
A. MENGENAL DESAIN PORTOFOLIO 1. Pengertian Portofolio 2. Pentingnya Desain Portofolio B. JENIS - JENIS PORTOFOLIO 1. Portofolio Berdasarkan Medianya 2. Portofolio Berdasarkan Struktur 3. Portofolio Berdasarkan Isi Materi C. ELEMEN DESAIN PORTOFOLIO 1. Optimalisasi Penggunaan Font 2. Tips Menentukan Kombinasi Warna 3. Mengenal Proporsi Konten 4. Visualisasi dan Tata Letak Penyajian 5. Tips Membuat Judul D. TAHAPAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO 1. Persiapan Bahan Konten 2. Merancang Layout Sederhana 3. Membuat Pesan Penutup 4. Eksekusi Desain Portofolio E. REFERENSI PORTOFOLIO DESAIN DAFTAR ISI PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA V 1 7 13 25 29
DAFTAR GAMBAR SEMAR PINTESA VI Gambar 1. Desain Logo Portofolio Gambar 2. Portofolio Seni (1) Gambar 3. Portofolio Seni (2) Gambar 4. Portofolio Pendidikan Gambar 5. Portofolio Pendidikan UNESA Gambar 6. Diskusi bersama Klien Gambar 7. Memperlihatkan Kreatifitas Gambar 8. Presentasi Arsitektur Gambar 9. Portofolio Digital Gambar 10. Portofolio Fotografi Gambar 11. Portofolio Desain Grafis Gambar 12. Portofolio Arsitektur Gambar 13. Portofolio Berbasis Media Website Gambar 14. Lingkar Warna Gambar 15. Kombinasi Analogus RGB Gambar 16. Kombinasi Monokromatik Gambar 17. Kombinasi Complementary Gambar 18. Kombinasi Split Complementary Gambar 19. Kombinasi Square Gambar 20. Proporsi Konteks Dan Hubungan Gambar 21. Pola Penyusunan Layout Gambar 22. Sajian Portofolio SITT Gambar 23. Posisi Judul Gambar 24. Template Layout Gambar 25. Skema Patern Warna Gambar 26. Contoh Layout SPA Gambar 27. Deskripsi Gambar Gambar 28. Penyajian Daftar Isi Gambar 29. Contoh CV Gambar 30. Cover PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN
DAFTAR GAMBAR SEMAR PINTESA VII Gambar 31. Daftar Isi Gambar 32. Denah Softcase Gambar 33. Visual Softcafe 2D Gambar 34. Visualisasi Softcafe Gambar 35. Visualisasi 3D Softcafe Gambar 36. CV Sofya Marinda Gambar 37. Cover Belakang CV Sofya Marinda Gambar 38. Cover Portofolio Nezha Gambar 39. Rendering 1 View 2 Suasana Gambar 40. Denah 2 Lantai Zharkarsa House Gambar 41. Visualisasi Ruang Tamu Gambar 42. Point Of Interesting Gambar 43. Detail Interior Gambar 44. Detail Ornamen Mushola Gambar 45. Dapur dan Ruang Makan Gambar 46. Detail Komponen Perabot Gambar 47. Kontak Creator Gambar 48. Cover Depan Portofolio Frendi Gambar 49. Desain Fasad Gambar 50. Rendering Ruang Tamu Gambar 51. Rendering Ruang Keluarga Gambar 52. Visualisasi Kurang Pencahayaan Gambar 53. Cover Portofolio Fikri Gambar 54. Identitas Penyusun Gambar 55. Visualisasi Rumah Scandinavian Gambar 56. Komposisi Gambar dan Deskripsi Gambar 57. Ukuran Visual Ornamen PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA MENGENAL DESAIN PORTOFOLIO A
SEMAR PINTESA Selain itu, portofolio juga didefinisikan sebagai kumpulan karya-karya yang dimiliki atau dibuat oleh seseorang. Hal ini dapat mencakup berbagai jenis proyek, seperti desain grafis, desain produk, desain web, desain interior, atau berupa dokumen lainnya. Portofolio dapat digunakan untuk memperlihatkan kemampuan, gaya, dan pengalaman seseorang kepada klien potensial, majikan, atau institusi pendidikan. Portofolio berisi sampel-sampel karya terbaik yang mencerminkan keahlian dan visi kreatif dari orang tersebut, serta informasi tambahan seperti deskripsi proyek, klien yang dilayani, dan peran desainer dalam setiap proyek. PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN PENGERTIAN PORTOFOLIO Portofolio merupakan kumpulan dokumen dari seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan, dan sejenisnya yang kemudian bertujuan mendokumentasikan suatu proses dalam mencapai tujuan. Portofolio juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari investasi atau karya-karya yang dimiliki atau dibuat oleh seseorang atau sebuah entitas. Definisi ini mencakup penggunaan istilah dalam berbagai konteks, seperti keuangan, seni, pendidikan, dan politik. 2 1 Gambar 1. Desain Logo Portofolio Sumber: www.pinterest.com
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN DI BIDANG SENI Portofolio diartikan sebagai kumpulan hasil karya terbaik dari seorang seniman yang kemudian sengaja diadakan untuk keperluan pameran. Dalam konteks seni, portofolio dapat didefinisikan sebagai kumpulan karya-karya seni yang dimiliki atau dibuat oleh seorang seniman. Menurut Burton (2009), portofolio seni merupakan "koleksi karya-karya visual yang dipilih dan disusun untuk mewakili potensi, keterampilan, dan kualitas seorang seniman". Portofolio ini dapat mencakup berbagai jenis media artistik, seperti lukisan, patung, seni grafis, fotografi, instalasi seni, dan karya seni lainnya. Tujuan utama dari portofolio seni yaitu untuk memperlihatkan bakat, kreativitas, dan gaya seni seorang seniman kepada galeri, kurator, kolektor, atau institusi seni. Portofolio seni sering digunakan untuk mendukung aplikasi ke program seni, pameran seni, atau untuk mempromosikan karya seni secara profesional. Isi dari portofolio seni biasanya mencakup foto atau gambar representatif dari karya-karya seni, serta informasi tambahan seperti deskripsi karya, teknik yang digunakan, dan konteks atau inspirasi di balik setiap karya. SEMAR PINTESA 3 Gambar 3. Portofolio Seni (2) Sumber: www.pinterest.com Gambar 2. Portofolio Seni (1) Sumber: www.pinterest.com DI BIDANG PENDIDIKAN Portofolio merupakan suatu kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil tugas kinerja yang ditentukan guru atau oleh para siswa bersama dengan guru. Dalam konteks pendidikan, portofolio dapat didefinisikan sebagai kumpulan bukti kinerja atau pencapaian siswa yang mencerminkan perkembangan, kemajuan, pembelajaran mereka selama periode waktu tertentu. Menurut Bingham & Conner (2010), portofolio pendidikan adalah "kumpulan kerja siswa yang direncanakan, dikumpulkan, dan disusun untuk menunjukkan pencapaian belajar atau progres siswa terhadap tujuan pembelajaran tertentu”.
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN DI BIDANG POLITIK Portofolio dapat diartikan sebagai kewajiban serta pilar pemerintahan para menteri kabinet serta pada para pejabat pimpinan departemen yang ada di dalam institusi pemerintah. Dalam konteks politik, portofolio merujuk pada tanggung jawab dan tugas yang dimiliki oleh seorang anggota kabinet atau pejabat pemerintah yang memiliki portofolio tertentu. Setiap portofolio mengacu pada bidang kebijakan atau sektor tertentu dalam pemerintahan, seperti keuangan, kesehatan, pendidikan, atau luar negeri. Portofolio politik juga dapat merujuk pada kumpulan proyek, kebijakan, atau inisiatif yang dipromosikan atau dikerjakan oleh seorang politisi atau partai politik sebagai bagian dari platform. Portofolio pendidikan berisi berbagai jenis materi, termasuk contoh tugas, proyek, tulisan, presentasi, dan hasil evaluasi lainnya yang menunjukkan pemahaman dan penerapan konsepkonsep akademis. Portofolio ini juga dapat berisi berbagai macam artefak, seperti sampel tulisan, proyek-proyek kreatif, catatan refleksi, evaluasi diri, dan bukti-bukti lainnya yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan dari portofolio pendidikan adalah untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kemajuan belajar siswa dan untuk memungkinkan refleksi diri, evaluasi, dan perencanaan pembelajaran selanjutnya. SEMAR PINTESA 4 Gambar 4. Portofolio Pendidikan Sumber: Semar Pintesa Gambar 5. Portofolio Pendidikan UNESA Sumber: www.unesa.ac.id
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN 1. Portofolio berguna untuk menceritakan kemampuan seseorang dalam bekerja PENTINGNYA PORTOFOLIO 2. Dinilai lebih terpercaya Portofolio merupakan suatu kumpulan dari hasil kerja. Hal yang paling dirasakan jika memiliki portofolio adalah menaikkan level kredibilitas. Portofolio dapat menjadi bukti dari semua yang kita ucapkan kepada klien, kolega, ataupun pada calon atasan. Keahlian serta potensi yang ada dalam portofolio juga akan terangkum dan akan membantu dalam mencari bagian yang tepat untuk diisi oleh keahlian seseorang. SEMAR PINTESA 3. Sebagai pengingat akan pencapaian Semua proyek, tugas, serta pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, berbagai pencapaian target, penghargaan, dan juga prestasi lain pastinya akan tersimpan dengan baik di dalam portofolio. Akan ada kalanya juga kita harus memulai kembali pekerjaan lain yang memiliki tingkat kesulitan lebih. Portofolio yang terus diperbarui akan mengingat semua pencapaian terbaik yang pernah dicapai dalam keadaan sulit dilakukan sekalipun. Selain itu, hal ini juga akan membantu membangun kepercayaan diri serta motivasi untuk terus melakukan berbagai hal-hal paling sulit sekalipun. 4. Meningkatkan kesempatan memperoleh lebih banyak klien/ proyek Beberapa calon klien atau atasan cenderung tak ingin merasa repot dalam memikirkan diri sendiri, berapa lama waktu produksi, ataupun berapa biaya yang kemudian harus disisihkan. Dengan melihat portofolio, maka calon klien sudah bisa mengidentifikasi sekilas mengenai jasa atau produk yang ditawarkan. Selain itu, calon klien juga akan lebih setia dengan produk ataupun jasa yang pernah mereka gunakan, maka dengan membangun relasi bisa dibilang sebagai poin penting. Kedekatan hubungan ini akan membantu konsumen dalam memberi keputusan. Portofolio yang terus diperbaharui akan menampilkan perkembangan karir dari waktu ke waktu. Klien ataupun calon atasan akan lebih mudah menilai perkembangan kinerja, bidang yang digemari, kontribusi seseorang dalam sebuah proyek, bahkan memperkirakan potensi yang sebelumnya tak terpikirkan. Keahlian, pendidikan, pengalaman, juga kegemaran akan terlihat dari portofolio tersebut. Gambar 6. Diskusi bersama Klien Sumber: www.freepik.com 2 5
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN 5. Menjadi pembeda dengan pesaing Portofolio yang tersedia secara online ini akan dapat membedakan dengan para pesaing lain, yang mungkin memiliki jenis usaha, bisnis, ataupun bidang pekerjaan yang sama. Portofolio online ini diyakini lebih efektif bagi individu yang sedang aktif atau pasif dalam mencari kerja. SEMAR PINTESA 6. Memberi kesempatan untuk memperlihatkan kreativitas Portofolio yang dinilai indah, menarik, serta memiliki daya pikat tersendiri. Portofolio sedemikian rupa juga dengan berbagai informasi yang dalam namun tetap indah dipandang, ialah sebuah keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam menunjukkan sisi kreatif serta profesional dibidangnya. 7. Menunjang kemampuan verbal Tidak semua orang memiliki keahlian dalam berbicara maupun dalam mengungkapkan ekspresi. Namun, dalam dunia kerja atau pada saat wawancara kerja sering diminta untuk menjelaskan tentang kepribadian atau melakukan presentasi tentangi pencapaian yang telah diperoleh. Dengan menunjukkan portofolio kepada pewawancara, akan membawaa mereka melihat dan memahami apa yang tengah jelaskan. Wawancara tersebut akan menjadi sebuah diskusi yang menarik. 8. Menunjukkan konsistensi Kejelasan informasi menjadi hal penting lainnya ketika tengah berusaha membangun brand, baik untuk kepentingan pribadi ataupun korporasi. Portofolio yang sering diperbarui akan membantu menunjukkan konsistensi dalam menjalankan bisnis tersebut,, karena apa yang dijelaskan akan terlihat pada portofolio. Ketika pesan yang disampaikan sejalan dengan apa yang diperlihatkan pada portofolio, maka akan memiliki nilai yang berbeda dengan brand atau korporasi lainnya. Gambar 8. Presentasi Arsitektur Sumber: www.pinterest.com Gambar 7. Memperlihatkan Kreatifitas Sumber: www.pinterest.com 6
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA JENIS-JENIS PORTOFOLIO B
1 Portofolio fisik merupakan portofolio yang berbasis pada cetakan fisik dari kumpulan karya. Bentuknya dapat berupa album foto, buku sketsa, map seni, atau wadah lain yang sesuai untuk menampilkan karya-karya dalam format fisik. SEMAR PINTESA PORTOFOLIO BERDASARKAN MEDIANYA 1. PORTOFOLIO FISIK Portofolio digital adalah versi elektronik dari kumpulan karyakarya yang disajikan dalam format digital. Bentuknya dapat berupa situs web pribadi, blog, profil media sosial khusus, atau presentasi digital. Format yang paling umum untuk jenis portofolio ini adalah PDF, dan seringkali menjadi ekstensi standar yang ditetapkan untuk proses rekrutmen perusahaan. Selain itu, ekstensi PDF lebih universal dan dapat dibaca di perangkat apa pun. 2. PORTOFOLIO DIGITAL Gambar 9. Portofolio Digital Sumber: https://pamikasujitkiddee.journoportfolio.com/ PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN 3. PORTOFOLIO VIDEO Jika karya yang dimiliki lebih banyak berorientasi pada media video, maka kreator dapat membuat portofolio video yang menampilkan cuplikan dari karya-karya yang dimiliki. Bentuk portofolio video dapat berupa reels demo, video presentasi, atau saluran YouTube khusus. 8
Jika kreator adalah seorang fotografer, portofolio fotografi akan menjadi pilihan yang baik. Bentuk portofolio fotografi dapat berupa album foto fisik atau portofolio digital yang menampilkan galeri foto dari kreator. SEMAR PINTESA 4. PORTOFOLIO FOTOGRAFI Untuk para desainer grafis, portofolio desain grafis bisa berisi proyek-proyek seperti desain logo, materi pemasaran, ilustrasi, dan desain lainnya. Portofolio ini bisa disajikan dalam format fisik atau digital. 5. PORTOFOLIO DESAIN GRAFIS Gambar 10. Portofolio Fotografi Sumber: www.freepik.com PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Gambar 11. Portofolio Desain Grafis Sumber: www.freepik.com Bagi seniman lukis atau gambar, portofolio seni lukis/drawing akan berisi gambar-gambar dalam format fisik atau digital, tergantung pada preferensi yang dimiliki oleh kreator. 6. PORTOFOLIO SENI LUKIS 9
SEMAR PINTESA Jika kreator bekerja di bidang arsitektur atau desain interior, isi portofolio akan mencakup proyek-proyek desain, gambar teknis, dan konsep-konsep visual yang dapat disajikan dalam format fisik atau digital. 7. PORTOFOLIO ARSITEKTUR PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Gambar 12. Portofolio Arsitektur Sumber: www.freepik.com Bagi seorang fashion designer, dapat mengemas nya dalam portofolio fashion design. Portofolio tersebut dapat berisi tentang sketsa mode, desain pakaian, dan foto-foto dari koleksi sang kreator dan dapat dimuat dalam bentuk fisik atau digital. 8. PORTOFOLIO FASHION DESIGN Bagi kreator kerajinan tangan atau karya seni tiga dimensi lainnya, bentuk portofolio dapat mencakup foto-foto dari karyakarya yang dimiliki. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menyajikan sampel fisik dari karya yang telah ada. 9. PORTOFOLIO KERAJINAN TANGAN Karya yang dimiliki melibatkan beberapa jenis media, dapat dikemas dalam sebuah portofolio multimedia yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai jenis media yang digunakan oleh kreator. 10. PORTOFOLIO MULTIMEDIA 10
PORTOFOLIO BERDASARKAN STRUKTUR 2 Menyusun karya secara berurutan waktu, dari yang paling awal hingga terbaru. Cocok untuk menunjukkan perkembangan gaya dan keahlian desainer dari waktu ke waktu. 1. PORTOFOLIO KRONOLOGIS Pengelompokan karya berdasarkan klien atau proyek yang berbeda. Cocok untuk menunjukkan pengalaman bekerja dengan berbagai jenis klien dan proyek desain. 2. PORTOFOLIO BERBASIS KLIEN 3. PORTOFOLIO BERBASIS MEDIA Mengkategorikan karya berdasarkan media yang digunakan, seperti desain grafis, desain web, atau desain ilustrasi. Cocok untuk menunjukkan keahlian desainer dalam berbagai media desain. SEMAR PINTESA Gambar 13. Portofolio Berbasis Media Website Sumber: Kochiro PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN 11
Memfokuskan pada karya desain yang menceritakan kisah atau menyampaikan pesan tertentu. Digunakan untuk menunjukkan kemampuan desainer dalam menggunakan desain untuk berkomunikasi secara efektif. SEMAR PINTESA PORTOFOLIO BERDASARKAN ISI MATERI 1. PORTOFOLIO BERCERITA Menampilkan karya desain yang membangkitkan emosi tertentu pada audiens. Digunakan untuk menunjukkan kreativitas dan kemampuan desainer untuk terhubung dengan audien secara emosional. 2. PORTOFOLIO EMOSIONAL PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN 3. PORTOFOLIO KONSEPTUAL Menekankan pada ide dan konsep di balik karya desain. Digunakan untuk menunjukkan pemikiran kreatif dan orisinalitas desainer. 4. PORTOFOLIO EKSPERIMENTAL Menampilkan karya desain yang mengeksplorasi teknik, gaya, dan media baru. Digunakan untuk menunjukkan inovasi dan kemauan desainer untuk mengambil risiko. 5. PORTOFOLIO PROYEK TERTENTU Fokus pada proyek-proyek desain tertentu yang relevan atau menonjol dalam karir desainer, seperti proyek-proyek khusus atau kolaborasi. 3 12
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA ELEMEN DESAIN PORTOFOLIO C
1 PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Penggunaan font pada desain memerlukan pemahaman akan karakteristik dari masing-masing tipe font. Setiap font memiliki kepribadiannya masing-masing. Beberapa font sans-serif, seperti Comic Sans, memiliki karakter santai, dan ramah, sementara yang lain, seperti Times New Roman, memiliki karakter formal dan berwibawa. Sebagai upaya dalam mengoptimalkan desain dapat menggunakan beberapa kombinasi font. Dalam mendesain slide presentasi, hal yang perlu dijadikan panduan adalah pesan penulis perlu tersampaikan dengan tepat yang disertai dengan tampilan yang menarik. Tipografi yang merupakan teknik untuk memilih dan menata huruf (teks) dengan unsur yang penting dalam portofolio atau presentasi, karena dengan pengaturan teks pada ruang yang tersedia, maka dapat menciptakan kesan yang menarik bagi audiens. Tidak jarang desain yang efektif adalah desain yang hanya menggunakan font, tanpa menggunakan gambar sama sekali. Desain yang terlihat bagus dan menarik secara visual namun tipografinya tidak mudah dibaca dan dimengerti, maka termasuk slide presentasi yang gagal. Teknik optimalisasi dalam penggunaan font dapat dijalankan dengan langkah sebagai berikut: Membuat desain yang menarik, selain harus berpegang teguh pada prinsip desain yang baik, seseorang juga harus dapat mengoptimalkan elemen desain untuk hasil yang maksimal. Salah satu elemen tersebut adalah font. Pemilihan font yang tepat pada slide presentasi, akan membuat audiens memahami apa yang sedang dipaparkan, serta menambah kualitas dan memperlihatkan profesionalitas. Nancy Duarte (2008) menyebutkan bahwa font merupakan salah satu bahan baku yang hebat, selain latar belakang warna (background), warna dan gambar. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa ketika memilih font untuk digunakan pada desain maka fokuslah pada bagaimana font tersebut dapat terlihat dan terbaca dengan jelas. Ketika seseorang ingin menggunakan font untuk judul desain, maka dapat menggunakan jenis font yang tinggi, tebal, gemuk dan besar seperti Anton, Oswald, Impact, League Spartan, Montserrat Black, dan Arial Black. SEMAR PINTESA Sementara itu, ketika seseorang ingin menggunakan font untuk body text, maka dapat menggunakan jenis font yang mudah dibaca, tidak banyak gaya, sederhana dan nyaman secara visual. Jenis teks yang dapat digunakan yaitu Roboto, Lato, Poppins, Verdana, Open Sans, dan Nunito. Kombinasi dalam pemilihan font dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja font yang dipilih. Sebagai desainer, dapat menggunakan kombinasi dari berbagai jenis font yang berbeda, dengan memperhatikan tebal dan tipis karakter font yang dipadu padankan. Seperti halnya penggunaan pada kombinasi font atas jenis seliman dan bawah menggunakan font jenis league separtan. Jika divisualisasikan seperti pada gambar dibawah ini. OPTIMALISASI PENGGUNAAN FONT 1. KOMBINASI PENGGUNAAN JENIS FONT 14
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Kombinasi dari kedua font tersebut memiliki kekhasan tersendiri. Pada bagian font atas menggunakan nuansa dinamis dengan citra yang menunjukkan lekukan yang berirama. Sedangkan pada bagian bawah menggunakan kombinasi font jenis tegas. Karakteristik pada font bagian bawah menunjukan peran yang kokoh dalam satu kesatuan. Jika kombinasi penggunaan jenis font yang dipadupadankan dengan memperhatikan komposisi dan karakteristik yang sesuai akan tercipta kebaruan dan mencegah desain yang monoton. Kombinasi yang kedua mengadopsi prinsip kontras dengan penekanan pada bagian atas dinamis dengan penggunaan font jenis Tan Headline. Pada bagian bawah digunakan jenis font fraunces. Kombinasi ini dapat memberikan keseimbangan baru dengan karakteristik kesan yang diharapkan dinamis dan kokoh, sehingga akan lebih diterima secara visual. Keterbacaan adalah kunci dari pemilihan kombinasi jenis font. Bagaimanapun desain yang baik adalah desain yang mampu mengakomodir kebutuhan penggunaannya. Pemilihan dan penggunaan font akan dianggap telah sesuai jika font tersebut dapat terbaca dengan jelas secara fungsi. Sedangkan aspek lain yaitu secara visual, yang merupakan nilai tambah seabagi upaya optimalisasi dari desain. 2. KOMBINASI WARNA FONT SEMAR PINTESA Dalam desain ada bagian yang ditugaskan sebagai fokus perhatian. Tak ubahnya dapat diciptakan dengan penggunaan font dengan komposisi warna yang kontras. Hal ini dapat menciptakan persepsi pembaca terarah pada fokus materi yang menjadi penekanan. Perhatikan pada kedua contoh dibawah ini. Kedua contoh diatas merupakan bentuk optimalisasi kinerja dari desain font. Font yang dipilih sebagai penekanan akan fokus perhatian diberikan perlakuan khusus dalam desain yaitu dengan menggunakan warna yang kontras. Penggunaan warna biru pada bagian kata “Semar Pintesa” pada contoh gambar di atas, menunjukan poin penting yang menjadi pusat perhatian. Selayaknya desain yang baik dapat mengambil peran komunikasi kepada para penikmatnya. Pemilihan warna dalam kombinasi penggunaan font juga memberikan dampak psikis dan dampak visual. Dimana meskipun seseorang dalam perencanaannya menghendaki desain dengan kontras yang tinggi pada bagian poin yang menjadi penekanan. Namun tetap perlu diperhatikan unsur kenyamanan dalam pemilihan kontras warna. Paduan warna yang nyaman secara visual akan menjadi nilai tambah dalam desain. 3. KOMBINASI UKURAN FONT Size atau ukuran font menjadi aspek lain yang perlu diperhatikan dalam desain. Bagaimanapun desain yang baik memiliki tujuan utama adalah ketersampaian pesan dari sang desainer kepada penikmatnya. Ketercapaian tujuan desain ini dapat dioptimalkan tentunya memperhatikan penggunaan dan pemilihan ukuran font. Hal ini sangat bersifat krusial. Jangan sampai dengan mengoptimalkan peran visual justru mengorbankan hakikat pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya. 15
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Dalam mendesain, dapat menggunakan ukuran teks yang berbeda dalam komposisi desain. Ukuran font yang berbeda akan menciptakan harmonisasi dalam desain tersebut. Karakter yang diciptakan akan penggunaan huruf besar dapat memperkuat pesan dan melakukan penekanan. Perbedaan ukuran ini berfungsi membedakan kata inti dan kata pendukung. Tapi, jangan menggunakan ukuran font yang terlalu kecil dalam desain tanpa gambar. Ukuran font yang terlalu kecil akan membuat pembaca kesulitan menangkap pesan yang ingin disampaikan. Kedua contoh diatas memberikan referensi optimalisasi penggunaan font dan ukuran font. Ukuran yang komposisinya pas akan memudahkan pembaca menangkap pesan yang disampaikan. Pada contoh kedua digunakan kombinasi penggunaan warna untuk menekankan pada aspek yang ingin dijadikan kunci dalam desain. Hal yang bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan ukuran font dalam desain yaitu mempertimbangkan aspek rasio antar komponen huruf. Jika dirasa rasio yang digunakan tidak ideal dapat disesuaikan. 4. PREPOSISI TEKS 5. PENGGUNAAN SHAPE PADA FONT Hal lain yang dapat dilakukan sebagai desainer untuk meningkatkan kinerja dari font yaitu dengan menyisipkan bentuk dalam desain. Pemilihan bentuk juga menjadi hal yang tidak boleh dilakukan tanpa memperhatikan prinsip desain. Utamakan prinsip proporsi dari bentuk yang ingin dimasukan kedalam font. Berikut adalah contoh penerapannya. Seperti halnya contoh di atas penempatan kata semar pintesa diposisikan miring dengan tujuan sebagai fokus dari pesan dalam desain. Kondisi ekstra atau dalam hal ini tidak pada tempatnya dapat menjadi kunci dalam menarik perhatian pembacanya. Sehingga tujuan desain yang unik dapat mengoptimalisasikan nilai dari kekuatan font yang digunakan. Contoh diatas juga menerapkan prinsip perbedaan jenis font dan ukuran. SEMAR PINTESA Peletakan font dalam desain juga memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam visual desain. Font yang ditempatkan dengan komposisi asal akan menciptakan kekacauan dalam segi visual. Begitu juga font yang ditempatkan berhimpitan atau overlap terhadap bagian lain akan menimbulkan kesan destruktif atau merusak. Kekacauan ini dapat diantisipasi dengan layout yang baik pada penerapan optimalisasi posisi teks, tidak harus menempatkan teks di tengah atau di samping kanan. Letak teks dapat diubah berada di samping kiri, atas atau bawah tergantung keinginan. Apabila dikombinasikan dengan gambar, letakan pada ruang kosong, sehingga gambar bisa tetap terlihat dengan jelas. Jika dirasa teks bisa terbaca dengan baik bila diposisikan secara vertikal, maka hal tersebut layak dilakukan. Namun, bila ternyata teks tersebut sulit dibaca, maka sebaiknya tidak perlu melakukannya. 16
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Pada contoh ini digunakan font jenis bio rhyme dengan penekanan pada kotak yang menjadi pembatas desain. Seperti yang disajikan secara visual penggunaan pembatas dengan garis mengelilingi bagian inti font akan menjadi penekanan dalam desain. Penggunaan garis lurus ataupun tipe garis titik-titik yang mengelilingi font akan memberikan pembatas dan menekankan pada bagian didalam kotak. Hal ini dapat diterapkan pada desain dengan komposisi struktur penyajian yang kompleks. Semakin banyak item yang dimasukkan dalam desain, akan menjadi semakin bias jika komposisinya tidak diperhatikan. Begitu pula jika desain mengabaikan inti pesan yang diharapkan mampu ditangkap penikmatnya. Pada saat perancangan desain apapun hal utama yang akan menjadi bagian penting secara visual adalah pemilihan warna. Setelah menentukan pemilihan warna utama kemudian akan dilanjutkan dengan komposisi atau kombinasi warna seperti apa yang dipilih. Jika memilih menggunakan satu warna saja akan menciptakan kesan monoton dan secara visual akan tidak elegan. Sehingga perlu dilakukan kombinasi pemilihan warna. Desain yang baik dan kompleks akan mempertimbangkan penggunaan kombinasi warna yang pas dan relevan dengan tema besar. Kombinasi warna sama hal nya meracik perpaduan warna. Perpaduan warna adalah upaya mengkolaborasikan beberapa warna dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini meliputi apakah warna yang dipadukan akan terlihat mencolok atau justru akan sesuai dengan mata manusia. Teori Brewster ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Dalam teori tersebut, menyederhanakan warnawarna menjadi 4 kelompok, yakni warna primer, warna sekunder, warna tersier, dan warna netral. Kelompok-kelompok warna tersebut biasanya akan disusun dalam sebuah lingkaran warna Brewster, yang dinilai mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad. Teori tersebut kemudian semakin berkembang hingga menjadi sebuah lingkaran skema warna. SEMAR PINTESA TIPS MENENTUKAN KOMBINASI WARNA 17 2
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Gambar 15. Kombinasi Analogus RGB Sumber: www.color.adobe.com Pada bagian kedua yaitu dengan mengkombinasikan warna monokromatik. Skema warna monokromatik dapat menggunakan variasi ringan dan saturasi dari satu warna. Skema ini terlihat bersih dan elegan. Gambar 16. Kombinasi Monokromatik Sumber: www.color.adobe.com Sesuai dengan lingkaran skema warna diatas dapat dikelompokan kedalam warna primer atau dasar warna sekunder, warna tersier, dan warna netral. Namun juga terdapat dua kesan warna yaitu warna panas seperti hal nya warna Yakni warna-warna yang mengarah pada warna kuning dan jingga. Kelompok warna ini biasanya memberikan kesan panas, mencolok, semangat, bijaksana, dan dinamis. Sedangkan kelompok warna dingin yaitu biru dan hijau. Kedua kelompok ini hijau dan biru akan memberikan kesan sejuk, lembut, alami, teduh, dan tenang. Apabila hendak memadukan 2 warna atau lebih, disarankan berdasarkan pada sekema warnanya. Sementara untuk caranya, terdapat dua cara yakni menggunakan warna bersesuaian dan warna komplemen. Jika memilih menggunakan metode warna bersesuaian, yang dapat diterapkan adalah pola warna analogus atau pola monokromatik. Analogus yaitu metode pengkombinasian warna menggunakan warna yang bersesuaian dan bersebelahan. Sedangkan monokromatik yaitu cara memadukan 2 warna atau lebih menggunakan lingkaran skema warna dalam beberapa shades (gelap), tints (terang), atau tones sehingga akan memberikan penampilan yang berbeda pada kombinasinya. Dalam cara ini, biasanya perpaduan warna yang dihasilkan akan terkesan bersih dan elegan. Skema warna tersebut dapat dilihat pada bagian dibawah ini. Shades adalah warna murni yang nantinya dicampurkan dengan warna hitam. Tints adalah warna murni yang dicampurkan dengan warna putih. Sementara tones adalah warna murni yang dicampurkan dengan warna abuabu. SEMAR PINTESA Gambar 14. Lingkar Warna Sumber: www.id.pngtree.com Perpaduan skema warna dengan komposisi komplementer dapat disusun dengan mengoptimalkan hubungan warna yang posisinya dalam sekema berhadaphadapan dalam lingkaran warna. Yakni warna yang dihasilkan dari hubungan warna-warna yang posisinya saling berhadapan dalam lingkaran skema warna, biasanya juga disebut dengan warna kontras dan terkesan menghidupkan suasana. Contoh: merah dengan hijau, kuning dengan ungu, biru dengan oranye. 18
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Gambar 19. Kombinasi Square Sumber: www.color.adobe.com Perlu dipahami bahwa mata manusia itu justru lebih tertarik pada sesuatu yang memiliki warna komplementer, apalagi jika tingkat kecerahannya saling melengkapi. Cara skema ini juga dapat disebut sebagai ganda komplementer sebab menggunakan dua set warna komplementer. Meskipun skema tetradic ini terlihat lebih bervariasi dan berwarnawarni, tetapi sulit untuk menyeimbangkannya, terutama jika diterapkan dalam desain ruangan. SEMAR PINTESA Gambar 17. Kombinasi Complementary Sumber: www.color.adobe.com Terdapat berbagai variasi warna yang dapat dikombinasikan dengan sekema kombinasi kontras sebelah menyebelah. Yakni perpaduan 3 warna yang dihasilkan melalui hubungan warna yang posisinya saling berdekatan. Hubungan tersebut dapat ditarik menjadi bentuk segitiga sama kaki. Cara menghubungkannya adalah dengan ambil satu warna yang diinginkan (lihat pada lingkaran skema warna), kemudian gunakan 2 warna yang letaknya berdampingan dengan warna pilihan tersebut, kemudian tarik garis menjadi bentuk segitiga sama kaki. Atau dapat disebut dengan split complementary. Seperti pada gambar diagram sekema warna dibawah ini. Gambar 18. Kombinasi Split Complementary Sumber: www.color.adobe.com Berikutnya adalah kombinasi warna tetradik atau square. Yakni perpaduan 4 warna yang dihasilkan melalui hubungan warna yang posisinya saling berdekatan, hingga mampu ditarik garis “hubungannya” menjadi bentuk persegi maupun persegi panjang. Penggunaan skema warna ini akan berfungsi maksimal, jika membiarkan salah satu warnanya menjadi dominannya. Skema warna yang kaya ini menawarkan banyak kemungkinan variasi. Skema warna Tetradic bekerja terbaik jika dibiarkan satu warna dominan. Rectangle (tetradic) Tetradic (double komplementer) Skema adalah yang paling beragam karena menggunakan dua pasang warna komplementer. 19
3 PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Gambar 20. Proporsi Konteks dan Hubungan Sumber: www.istockphoto.com Prinsip desain proporsi merupakan salah satu dari sekian banyak prinsip desain grafis. Prinsip-prinsip ini memandu desainer dalam menciptakan komposisi, sehingga gambar menjadi lebih menarik. Saat menggunakan prinsip proporsi desain grafis, ada dua konsep utama yang perlu dipertimbangkan yaitu: (a) Proporsi berdasarkan konteks; (b) Proporsi berdasarkan hubungan. SEMAR PINTESA Proporsi dalam desain grafis mengacu pada hubungan antara ukuran, berat, dan elemen penting lainnya dari komponen desain. Ini menyinggung dimensi setiap elemen dan interaksinya dengan bagian lain dari sebuah karya. Seperti dalam banyak prinsip desain grafis, mencapai proporsi yang luar biasa mengharuskan desainer untuk melihat keseluruhan bagian secara luas. Memanfaatkan berbagai jenis proporsi dalam desain grafis dapat mempengaruhi tampilan, realisme, dan gaya sebuah desain. Proporsi juga memberi tahu kita pentingnya bagian-bagian tertentu dari sebuah gambar. Proporsi mengatur hubungan antara berbagai elemen, diperkuat dengan prinsip desain lainnya, seperti warna, bobot, dan kontras. Tujuan perancang adalah untuk menggabungkan semua elemen secara harmonis, mencapai tingkat keseimbangan dan koherensi dalam prosesnya. Proporsi tersebut muncul di hampir semua aspek desain grafis. Saat mendesain, penting untuk memastikan segala sesuatu mulai dari judul halaman hingga teks di dalamnya mengikuti skala proporsi tertentu. Prinsip proporsi desain sangat berkaitan dengan “ukuran” elemen dalam suatu komposisi. Ukuran satu elemen harus melengkapi dan bekerja dengan baik dengan elemen terkait lainnya. Namun, banyak desainer yang melebih-lebihkan proporsi, dan menggunakan kontras untuk merusak keselarasan gambar dan menarik perhatian. Dari perspektif kontekstual, kita dapat menilai apakah sesuatu masuk akal secara proporsional berdasarkan konteks gambar. Meskipun dalam banyak strategi desain, tujuannya adalah untuk mencapai hubungan yang “harmonis”, elemenelemen yang sengaja tidak proporsional juga dapat memberikan kesan. Sepotong teks yang lebih besar dari teks lainnya dimaksudkan untuk menarik perhatian. MENGENAL PROPORSI KONTEN 20
SEMAR PINTESA Secara sederhana, definisi layout adalah desain tata letak, sedangkan arti dari layout adalah suatu susunan, rancangan, atau tata letak rang dari sebuah elemen yang sengaja didesain untuk bisa ditempatkan dalam suatu bidang yang sebelumnya telah direncanakan sistemnya terlebih dahulu. Desain layout adalah cabang mendasar dari desain grafis yang menyangkut pengaturan teks dan visual. Layout mengacu pada pengaturan elemen visual dalam kotak untuk menyampaikan pesan tertentu. Fungsi dan tujuan dari layout adalah untuk menyajikan berbagai elemen seperti teks dan gambar yang mampu berkomunikasi, sehingga mempermudah seseorang untuk memahami dan bisa memperoleh informasi dari elemen tersebut. Layout dapat menentukan poin mana yang ditekankan dan apakah dokumen tersebut secara estetika menarik untuk dilihat. Jika layout tidak terbaca dengan baik oleh orang yang melihatnya, maka desainnya menjadi tidak efektif, terlepas dari tampilannya yang menarik sekalipun. Sehingga bisa dikatakan bahwa memahami layout adalah kunci dalam menciptakan desain yang user-friendly dan menarik, terutama di bidang web design dan advertising. Oleh karena itu, pada umumnya, profesi yang biasa mengerjakan layout adalah desainer dan developer. Layout perlu dipahami dengan baik agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembuatannya. Manfaat utama layout adalah mendukung penataan elemen gambar dan teks dalam desain, sehingga membuat membuat tampilan menjadi komunikatif dan pesan bisa disampaikan secara efektif. Dengan kata lain, manfaat desain layout adalah membantu pengguna maupun audiens dalam menangkap informasi yang disajikan. Selain manfaat di atas, tujuan dari desain layout adalah sebagai berikut: a. Membuat elemen gambar dan teks lebih komunikatif b. Membantu orang yang melihat dalam menangkap informasi desain c. Penataan ruang dan isi desain menjadi terkonsep secara harmonis VISUALISASI DAN TATA LETAK PENYAJIAN 1. PENGERTIAN TATA LETAK (LAYOUT) 21 4 PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA a. Hierarki Prinsip pertama dalam pembuatan layout adalah hierarki. Dalam desain, hierarki mengacu pada urutan kepentingan elemen dalam layout. Cara pertama untuk membuat hierarki adalah melalui ukuran. Secara umum, elemen terbesar dalam sebuah desain adalah yang paling penting, diikuti oleh yang terbesar kedua, dan seterusnya. Alasan mengapa elemen yang lebih besar lebih penting adalah karena merekalah yang pertama menarik perhatian. Cara kedua untuk membuat hierarki tanpa memanipulasi ukuran dalam desain layout adalah melalui kontras. Elemen dengan kontras yang lebih tinggi menonjol di antara elemen kontras yang lebih rendah. Cara ketiga untuk membuat hierarki adalah melalui penempatan elemen. Sebuah elemen yang berdiri sendiri menarik lebih banyak perhatian daripada sekelompok elemen, meskipun mereka semua memiliki ukuran dan tingkat kontras yang sama. 2. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN LAYOUT b. Keseimbangan Prinsip kedua dalam pembuatan layout adalah keseimbangan. Keseimbangan secara intrinsik menarik bagi mata manusia. Oleh karena itu, masuk akal untuk menciptakan keseimbangan dalam desain grafis. Layout yang seimbang menggabungkan simetri, asimetri, atau simetri radial. Meskipun begitu, juga ada beberapa pengecualian untuk aturan keseimbangan. Desain yang tidak seimbang dapat secara efektif menarik perhatian ke elemen tertentu yang terlihat tidak pada tempatnya. Namun, konsekuensinya jika tidak dilakukan dengan baik, maka desain yang tidak seimbang akan terlihat berantakan atau membingungkan. c. Perataan (Alignment) Prinsip ketiga dalam pembuatan layout adalah perataan (alignment). Ada dua jenis perataan dalam desain adalah perataan tepi dan perataan tengah. Perataan tepi adalah saat elemen disejajarkan ke tepi atas, bawah, kiri, atau kanan tata letak. Perataan kiri biasanya digunakan untuk teks karena kita membaca teks dari kiri ke kanan (dalam bahasa Inggris). Perataan tengah efektif untuk bagian teks yang lebih kecil, seperti judul atau uraian, serta gambar, ikon, dan visual lainnya. Perataan yang efektif berkontribusi pada keterbacaan dan aliran tata letak. Menggunakan grid memudahkan untuk menentukan cara menyelaraskan elemen dalam layout. d. Kedekatan Prinsip keempat dalam pembuatan layout adalah kedekatan. Kedekatan mengacu pada elemen yang diposisikan bersama atau terhubung secara visual. Dalam desain, kedekatan itu penting karena memberi tahu elemen mana yang terkait satu sama lain. Sedangkan elemen yang tidak terkait harus diberi jarak untuk menghindari kebingungan. e. Ruang (Space) Prinsip kelima dalam pembuatan layout adalah ruang (space). Pentingnya ruang dalam layout adalah untuk membantu memisahkan dan mengatur elemen yang berbeda. Saat membuat layout, elemen yang berbeda harus memiliki ruang lega yang cukup untuk menghindari terlalu banyak elemen pesaing yang membuat yang melihat kewalahan. 22
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA 3. CONTOH LAYOUT YANG BAIK Gambar 21. Pola Penyusunan Layout Sumber: Kochiro Gambar 22. Sajian Portofolio SITT Sumber: Kochiro 23
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN B. MENARIK DAN KOMUNIKATIF Bagian terakhir yang tidak boleh dilupakan adalah penulisan yang benar. Judul yang menarik dan menggambarkan isi harus disajikan dengan penulisan sesuai kaidah yang baik dan benar. Mengingat peran sentral dari judul sebagai pembuka agar menarik minat pembaca. Hendaknya diperhatikan pola penulisan dan komposisi tulisan. Seperti menghindari terjadinya typo atau salah ketik, menghindari pengulangan kata, menghindari makna bias atau istilah tidak resmi. Sehingga dapat disimpulkan dalam optimalisasi judul dalam karya desain portofolio hendaknya mencakup 4 aspek diatas. Penulisan judul yang baik dapat meningkatkan kinerja dari portofolio yang telah dibuat. Contoh implementasi judul protofolio dapat dilihat pada gambar. SEMAR PINTESA TIPS MEMBUAT JUDUL Hal yang tidak kalah penting dalam penyusunan portofolio desain adalah pemilihan judul yang tepat. Judul hendaknya disusun dengan mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya efektifitas dalam menggambarkan konteks ini, selain itu judul sebagai bagian pembuka hendaknya juga menitikberatkan pada konsep kemudahan dan menarik. Beberapa tips yang bisa digunakan dalam mengoptimalisasikan peran judul dalam portofolio desain yaitu: A. MEREPRESENTASIKAN BAGIAN ISI Penulisan judul tidak terlepas pada komposisi judul yang dapat membawa pembaca nya untuk mendapatkan gambaran akan isi bacaan. Sehingga dalam praktiknya perlu diaplikasikan penulisan judul yang merepresentasikan dari isi. Judul adalah kepala dari bagian karya portofolio. Sehingga judul menjadi bagian pertama yang dibaca oleh audien dari karya portofolio desain. Judul sebagai bagian muka awal dari sebuah karya memang tak terlepas dari kesan pertama yang disajikan dan ditangkap oleh pembaca. Kunci lain untuk optimalisasi penulisan judul agar menarik yaitu dapat menggunakan bahasa yang komunikatif dan menyelipkan pesan dalam judul. Menarik dalam hal ini tidak harus dengan menyisipkan objek pada judul seperti hal nya emoji. Namun dengan penggunaan bentuk kalimat sederhana dan mudah dipahami. Kunci dari pembuatan judul adalah menggunakan unsur yang melekat dan mudah diingat. Kesederhanaan penggunaan kata akan menjadi kunci kemudahan dalam memahami isi. Dalam menulis judul hendaknya juga melibatkan kreativitas, misalnya dengan menggunakan akronim atau singkatan yang dapat mengoptimalkan peran judul dalam karya portofolio desain. C. EFISIENSI DALAM PENGGUNAAN KATA Efisiensi penggunaan kata dalam judul merupakan suatu keharusan. Dimana judul yang efektif dapat menarik minat pembaca. Perlu diingat bahwasannya saat menulis judul kita tidak sedang merangkai kalimat penjelasan. D. KAIDAH PENULISAN YANG BENAR Gambar 23. Posisi Judul Sumber: Kochiro 24 5
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA TAHAPAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO D
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN 1. PERSIAPAN BAHAN KONTEN SEMAR PINTESA Gambar 24. Template Layout Sumber: Kochiro Ketika seseorang melamar suatu pekerjaan, tentunya tidak lepas dari pencantuman portofolio. Saat ini, untuk dapat bersaing dengan kandidat calon pelamar lainnya, orang banyak berlomba-lomba untuk mendesain portofolio yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Berikut beberapa tips tahapan dalam penyusunan portofolio yang menarik agar hasil portofolio diminati oleh para rekruter. Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat portofolio yaitu mengumpulkan project atau karya yang pernah dibuat. Setelah mengumpulkan semua project tersebut, hal yang bisa dilakukan yaitu dengan mengurutkan hasil dari yang biasa saja hingga yang terbaik. Dengan begini, project atau karya yang dimiliki dapat dilihat secara keseluruhan. Setelah mengumpulkan dan mengurutkan, kemudian yang perlu dilakukan yaitu memilih dan memilah. Meskipun project atau karya yang dibuat banyak, tetapi kita juga harus menyesuaikan bahan portofolio yang dimiliki sesuai dengan pekerjaan yang akan dilamar. 2. MERANCANG LAYOUT SEDERHANA Setelah mengumpulkan dan memilah karya-karya terbaik, langkah awal dalam membuat portofolio yang menarik adalah dengan menentukan tema/ style yang ingin diterapkan. Memilih tema yang jelas dapat membantu proses kurasi karyakarya terbaik untuk disertakan dalam portofolio. 3. MENENTUKKAN SKEMA WARNA Setelah menentukan tema dari portofolio yang akan didesain, hal yang perlu dilakukan selanjutnya yaitu dengan menentukan skema warna. Tujuan dari menentukan skema adalah untuk menciptakan keselarasan dengan tema yang dipilih dan konsistensi visual. Ini adalah aspek penting dalam menciptakan tampilan yang kohesif dan estetis yang secara efektif menyampaikan pesan yang diinginkan. Skema warna yang dipilih harus saling melengkapi untuk menciptakan komposisi yang seimbang dan menarik secara visual. 26
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN 4. MEMBUAT LAYOUT DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 26. Contoh Layout SPA Sumber: Dok.Presentasi Arsitektur Tahap penting dalam membuat portofolio yaitu mengenai layout atau tata letak. Tata letak merupakan hal penting untuk membuat visual portofolio menjadi menarik. Dalam hal ini melibatkan penentuan tempat karya-karya yang akan ditempatkan di halaman, termasuk ukuran dan posisi gambar, teks, dan elemen desain lainnya. Zoning yang baik dapat membantu memastikan portofolio yang dibuat akan terlihat rapi, mudah dinavigasi, dan menyoroti karya yang dimiliki dengan baik. Gambar 25. Skema Patern Warna Sumber: Kochiro 5. MENAMBAHKAN PENJELASAN SINGKAT Dalam penyusunan portofolio, juga perlu menambahkan penjelasan singkat dari karya yang dibuat. Menambahkan penjelasan singkat bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami karya. Penjelasan singkat dapat berupa ringkasan, poin penting, atau konteks tambahan yang membantu pembaca mengerti dengan jelas tentang apa yang ingin disampaikan. Dengan penjelasan singkat yang baik, pembaca akan lebih mudah terhubung dengan ide atau informasi yang disampaikan dan dapat mengapresiasi karya secara lebih dalam. Hal ini merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio. Gambar 27.Deskripsi Gambar Sumber: Kochiro 27
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA 6. MEMBUAT DAFTAR ISI Hal yang tak kalah penting berikutnya yaitu membuat daftar isi. Daftar isi disusun bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis portofolio yang dibuat. Penyusunan daftar isi juga memudahkan para rekruter melihat daftar portofolio apa saja yang dilampirkan. Gambar 28. Penyajian Daftar Isi Sumber: Kochiro 7. MEMBUAT PESAN PENUTUP Langkah selanjutnya bisa dengan memasukkan data diri / Curriculum Vitae (CV). Data Diri atau Curriculum Vitae (CV) adalah dokumen yang berisi informasi tentang identitas pribadi, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, keahlian, dan keterampilan lainnya. CV digunakan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang latar belakang dan kualifikasi seseorang kepada calon pemberi kerja atau lembaga pendidikan. Ini juga dapat mencakup informasi kontak dan minat pribadi yang relevan. Menyusun CV dengan rapi dan informatif sangat penting untuk memperoleh kesempatan dalam dunia kerja atau pendidikan. Gunakan pesan penutup tentang sekilas diri sendiri pada CV agar calon pemberi kerja bisa menilai secara singkat tentang Anda. Gambar 29. Contoh CV Sumber: Kochiro 28
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA E REFERENSI PORTOFOLIO DESAIN
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 30. Cover Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 31. Daftar Isi Sumber: Semar Pintesa 2024 Merencanakan sebuah hunian residensial dan komersial tentu berbeda. Pada perencanaan residensial pendekatan yang dilakukan hanyalah tentang kita sebagai perencana dan klien, namun untuk komersial perlu dipikirkan juga tentang pihak ketiga (user). Seperti perencanaan pada portofolio karya Sofya Marinda dengan tema cafe, tentu sebagai perencana juga harus mempertimbangkan target pasarnya. Setelah itu barulah berlanjut pada apa saja yang dibutuhkan untuk menarik target pasarnya. Pada portofolio adalah contoh perencanaan cafe yang didesain dengan target pasar anak muda sehingga membutuhkan pendekatan berupa estetika yang mana setiap sudutnya dapat dipakai menjadi spot foto. Gambar 32. Denah Softcafe Sumber: Semar Pintesa 2024 Pada gambar 32 terdapat gambar denah. Hal baik yang dapat dijadikan contoh dari gambar denah pada portofolio tersebut adalah adanya deskripsi singkat yang dapat membantu user. Sedangkan hal yang perlu diperbaiki lagi yaitu perlu mencantumkan legenda sebagai penanda ruangan. 30 @Sofya Marinda ULASAN PORTOFOLIO KARYA
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 33. Visual Softcafe 2D Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 34. Visualisasi Softcafe Sumber: Semar Pintesa 2024 Secara keseluruhan sudah baik, namun perlu diperhatikan lagi tentang penamaan, dimana gambar yang dinamai dengan tampak perspektif ini lebih tepat jika disebut gambar isometri. Hal ini dilakukan agar user dari orang awam juga dapat membaca portofolio kita dengan benar. Gambar 35. Visualisasi 3D Softcafe Sumber: Semar Pintesa 2024 Menyediakan berbagai macam opsi renderan dari berbagai sudut merupakan hal yang sangat baik untuk dilakukan. Hal ini dapat membuat orang dapat membaca dan juga merasakan masuk ke dalam desain tersebut. Hal baik yang perlu diperbaiki dari gambar desain di atas adalah tentang tata letak interior dan produk pendukungnya. Sebagai perencana, hal yang juga perlu dipikirkan adalah tentang merencanakan apakah material yang akan digunakan dapat dilaksanakan. Dalam membuat portofolio, perlu upaya untuk menjaga konsistensi. Seperti yang tergambar pada portofolio disamping. Konsep cafe yang diusung dengan nuansa warna biru yang masuk pada kategori warna kue ini secara tidak langsung sudah menjadi bagian dari brand identity. Hal ini dapat disempurnakan dengan narasi tentang identitas dari brand tersebut. 31
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 36. CV Sofya Marinda Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 37. Cover Belakang CV Sofya Marinda Sumber: Semar Pintesa 2024 Hal paling penting yang harus ada pada Curriculum Vitae (CV) adalah kontak dari kreator. Karena hal tersebut yang akan menjadi penghubung antara klien dengan pemilih portofolio. Akan jauh lebih baik jika kontak ini dapat langsung terhubung ke nomor WhatsApp melalui QR code yang dapat langsung di scan. QR code yang dicantumkan juga dapat digunakan untuk menyambungkan CV ke linkedln atau sosial media kita. Pendidikan formal yang perlu dimasukkan adalah pendidikan terakhir atau yang selinier dengan pendidikan terakhir. Tidak perlu menuliskan pendidikan dari TK hingga SMP, sekalipun juga SMA. Sedangkan untuk skill bisa lebih baik jika dapat ditambahkan kapasitas expert seperti dengan simbol bintang 5 atau bintang 3, dan sebagainya. 32
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 38. Cover Portofolio Nezha Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 39. Rendering 1 View 2 suasana Sumber: Semar Pintesa 2024 Pembuatan cover dengan pengambilan sudut pandang yang tepat membuat tampilan portofolio menjadi sangat menarik. Perlu diketahui ada 3 macam perspektif yang dapat digunakan untuk acuan saat mengambil view, yakni perspektif burung, manusia dan juga katak. Ditambah dengan perpaduan permainan cahaya dan detail dalam merender membuat pembaca akan sangat dimanjakan. Kekurangan yang ada pada cover portofolio tersebut adalah hasil render yang kurang hidup, hal ini dapat diperbaiki dengan memfinalisasi renderan dengan software lain seperti penambahan detail langit dan juga kondisi jalan. Selain itu, identitas yang diberikan kurang jelas, akan lebih baik jika langsung diberikan kontak persosn ataupun QR code yang menyambung pada Linktree ataupun WhatsApp. Dalam 1 lembar portofolio, jika ingin menampilkan 2 suasana yang berbeda, sebaiknya dalam keadaan perspektif yang berbeda pula. Gambar lainnya dapat merupakan gambar dengan pespektif lain yang belum diperlihatkan seperti gambar tampak depan. 33 @Nezha Asmi ULASAN PORTOFOLIO KARYA
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 40. Denah 2 Lantai Zharkarsa House Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 41. Visualisasi Ruang Tamu Sumber: Semar Pintesa 2024 Penamaan pada satu lembar portofolio merupakan informasi utama tentang apa yang akan ditampilkan pada halaman tersebut. Pada gambar di samping, penulisan layout menjadi kurang benar sebab yang disajikan adalah denah. Perlu diketahui, layout merupakan gambaran dari rumah dan lingkungannya. Dalam sebuah gambar denah, sangat baik jika gambar tersebut sudah diberikan notasi/ legenda. Dalam pembuatan legenda, hal yang harus diperhatikan agar memudahkan pembaca yakni bisa dimulai dari area depan seperti carport, kebun atau lain sebagainya dan dilanjutkan urut ke area belakang bangunan. Selain itu hal yang perlu ditambahkan adalah elemen notasi pintu dan jendela, seperti apakah pintu swing, pintu geser, pintu single atau double dan juga jendela mati ataupun jendela hidup. 34
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 42. Poin Of Interesting Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 43. Detail Interior Sumber: Semar Pintesa 2024 Detail yang disajikan dalam gambar ruang keluarga di samping sangat menarik. Konsistensi yang diberikan senada dengan gambar eksterior. Dalam menggambar interior, perlu dipertimbangkan juga material yang akan digunakan nantinya. Ukuran hiasan dinding, sofa yang digunakan, furniture lain yang sifatnya custom atau noncustom juga harus dipertimbangkan dalam memilih sebuah desain interior. 35 Detail interior yang disajikan dalam gambar kamar tidur di samping sangat bagus. Interior yang dimasukan juga memiliki proporsi yang seimbang. Konsistensi yang diberikan senada dengan gambar eksterior dan setiap ruangan yang ada. Dalam menggambar interior, perlu dipertimbangkan juga material yang akan digunakan nantinya.
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 44. Dapur dan Ruang Makan Sumber: Semar Pintesa 2024 Contoh portofolio di samping merupakan contoh yang sangat bagus, dapat dilihat dari awal sangat konsisten dengan tema yang diambil dan seimbang antara komponen satu dengan yang lain. Material yang ditekankan dan juga lighting atau pencahayaan yang diberikan sangat detail dan senada. 36 Di zaman yang semua serba instan ini, alangkah lebih baiknya jika sosial media dan juga kontak dapat disajikan dalam bentuk QR Code agar pembaca lebih mudah menghubungi setelah melihat portofolio yang telah dibuat. Gambar 45. Detail Komponen Perabot Sumber: Semar Pintesa 2024
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 46. Cover Depan Portofolio Frendi Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 47. Desain Fasad Sumber: Semar Pintesa 2024 Portofolio dari M. Fredi Kurniawan sudah cukup baik karena mencantumkan kontak yang bisa dihubungi, namun diperlukan adanya QR Code yang dapat membuat tampilan semakin menarik dan well organized sehingga memudahkan pembaca dalam menghubungi kreator. QR Code yang ditampilkan adalah linktree yang didalamnya terdapat email, nomor telepon, akun sosial media seperti instagram, linkedIn, dan lain lain. Adanya kontak person akan memberikan banyak opsi bagi pembaca dalam menghubungi kreator. Story telling atau disebut juga dengan narasi pada gambar di samping sudah baik. Layout memiliki ciri khas yang bagus dengan memainkan warna font gelap dan terang, memberikan variasi ukuran dan jenis font yang berbeda membuat portofolio di atas tampak menarik. Ciri khas yang dimiliki mampu membuat portofolio tersebut berbeda dari yang lain dan membentuk personal brand yang unik. Pemilihan color tone dengan dominasi warna netral dengan menekankan warna hitam menambah kesan yang menarik. Gambar 48. Rendering Ruang Tamu Sumber: Semar Pintesa 2024 37 @M Frendi Kurniawan ULASAN PORTOFOLIO KARYA
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 49. Rendering Ruang Keluarga Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 50. Visualisasi Kurang Pencahayaan Sumber: Semar Pintesa 2024 Ketika membuat desain interior, elemen dekorasi tambahan seperti gambar dan hiasan pada dinding akan menambah kesan ramai pada ruangan sehingga ruangan tidak terasa sepi. Perlu diperhatikan penambahan kata pada layout “sale for you!” dikarenakan tidak ada fungsinya dan bisa dihapus saja. Deskripsi pada layout sudah bagus karena menjelaskan fungsi ruangan secara singkat dan padat. Pada layout tersebut pemilihan exposure perlu diperhatikan agar ruangan dapat dilihat dengan jelas oleh pembaca. Pemilihan warna dan pencahayaan juga akan mempengaruhi persepsi orang yang melihat ruangan tersebut. 38
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 51. Cover Portofolio Fikri Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 52. Identitas Penyusun Sumber: Semar Pintesa 2024 Pada gambar di samping merupakan halaman cover portofolio. Cover tersebut menunjukkan identitas kreator secara eksplisit. Dominasi visual yang menjadi fokus perhatian dengan kulaitas karya terbaik disajikan pada bagian awal. Pada gambar di samping merupakan halaman perkenalan kreator. Pada layout tersebut kreator berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan ambisi yang dia miliki. Gambar 53. Visualisasi Rumah Scandinavian Sumber: Semar Pintesa 2024 Pada gambar di samping memiliki nilai tambah yang baik yaitu pada narasi yang diberikan. Narasi berisikan pengetahuan baru yang menambah wawasan pembaca. Komposisi layout yang disajikan juga menarik simpel dan elegan. 39 @M Fikri Abdillah ULASAN PORTOFOLIO KARYA
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA Gambar 54. Komposisi Gambar dan Deskripsi Sumber: Semar Pintesa 2024 Gambar 55. Ukuran Visual Ornamen Sumber: Semar Pintesa 2024 Pada gambar di samping kreator menjelaskan sebuah konsep ruangan menggunakan narasi yang bagus dan sesuai dengan gambar. Perlu ditambahkan beberapa sudut pandang untuk memberikan gambaran lain bagi pembaca. Koreksi yang diberikan pada gambar di samping ada pada bagian elemen dekorasi pada dinding dengan bentuk segi enam. Perlu diperhatikan ukuran dari komponen dekorasi tersebut agar proporsi dari komponen tersebut sesuai dengan kenyataan. Secara umum story telling yang disampaikan sudah baik dan berhasil memberikan wawasan baru bagi pembaca. Koreksi yang diberikan pada portofolio tersebut adalah diperlukan penambahan gambar denah sehingga pembaca mengetahui gambaran umum rumah tersebut. 40
PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN SEMAR PINTESA R ANGKUMAN
SEMAR PINTESA RANGKUMAN PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN Portofolio, dalam konteksnya yang beragam, adalah representasi dari pencapaian seseorang, kelompok, atau entitas tertentu. Dalam seni, portofolio memamerkan kumpulan karya terbaik dari seorang seniman untuk memperlihatkan bakat dan kreativitasnya kepada peminat seni. Sementara dalam bidang pendidikan, portofolio mencerminkan pencapaian siswa dan digunakan untuk membantu evaluasi dan perencanaan pembelajaran. Dalam bidang politik, portofolio merujuk pada tanggung jawab seorang anggota kabinet atau pejabat pemerintah. Desain portofolio, yang dapat berbasis fisik, digital, video, fotografi, atau multimedia, memberikan kesempatan bagi pembuatnya untuk menonjolkan karyakarya mereka dalam berbagai media. Selain itu, portofolio dapat disusun berdasarkan struktur kronologis, berbasis klien, atau berbasis media, atau berdasarkan isi materi seperti bercerita, emosional, konseptual, eksperimental, atau fokus pada proyek tertentu, memberikan fleksibilitas dalam menampilkan kreativitas dan pencapaian. Dengan memperhatikan berbagai jenis dan struktur portofolio, kreator dapat menyesuaikan presentasi karya mereka sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Elemen desain, seperti penggunaan font, proporsi konten, dan tata letak, memainkan peran penting dalam menciptakan portofolio atau presentasi yang menarik dan profesional bagi audiens. Penggunaan font yang tepat, bersama dengan teknik optimalisasi lainnya seperti kombinasi font yang sesuai, ukuran font yang variatif, dan preposisi teks yang baik, dapat meningkatkan kualitas visual dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Selain itu, proporsi konten dan tata letak penyajian juga memiliki peran krusial dalam menciptakan keseimbangan dan koherensi dalam desain. Proses penyusunan portofolio yang menarik dimulai dengan persiapan bahan konten, diikuti dengan merancang layout sederhana yang mencerminkan tema yang dipilih. Langkah-langkah selanjutnya melibatkan penambahan penjelasan singkat, pembuatan daftar isi, dan penambahan data diri atau Curriculum Vitae (CV). Seluruh proses ini bertujuan untuk menciptakan portofolio yang menarik, informatif, dan profesional, sehingga memperoleh kesempatan yang baik dalam dunia kerja. 42
SEMAR PINTESA DAFTAR RUJUKAN PANDUAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO DESAIN [1] A. Fahmi, “Meraih Potensi Dan Merancang Identitas Diri,” 2 April 2024. Accessed: Apr. 03, 2024. [Online]. Available: www.kochiro.com [2] C. Tardi, “Financial Portfolio: What It Is and How to Create and Manage One,” 11 April. [Online]. Available: https://www.investopedia.com/terms/p/portfolio.asp [3] J. Bingham, R., & Conner, The new writing: Technology, change, and assessment in the 21st-century classroom. New York: Teachers College Press, 2010. [4] J. Burton, Portfolio Presentation for Fashion Designers. New York: Fairchild Books, 2009. [5] Nancy Duarte. Slide Ology: The Art And Science Of Creating Great Presentastions.Toronto.Ontario, Canada. O’Reilly Media, 2008. 43