41
BAB V
PENGHARGAAN DAN SANKSI
Pasal 77
Penghargaan
77.1 Siswa yang berprestasi di bidang akademik, kepribadian, olahraga, kesenian, atau
prestasi yang bersifat khusus diberikan penghargaan serta dicatat dalam Buku Saku.
Bentuk dan macam penghargaan diatur dalam ketentuan tersendiri.
77.2 Penghargaan yang telah diberikan dapat dicabut apabila siswa yang bersangkutan
melakukan perbuatan yang tercela.
77.3 Siswa yang berhasil menamatkan pendidikan dengan prestasi tertinggi dalam aspek
akademis, kepribadian, dan kesamaptaan jasmani, mendapat penghargaan Piagam
dan Bintang Garuda Trisakti Siswatama Efarina.
77.4 Siswa yang berhasil menamatkan pendidikan dengan nilai rata-rata akademik pada ujian
akhir mencapai nilai ≥ 90,0 dan tidak pernah remedial test selama mengikuti pendidikan
mendapat penghargaan akademik tertinggi Piagam Siswa Cendekia Utama.
77.5 Siswa yang berhasil meraih prestasi pada tingkat internasional diberikan penghargaan
Piagam Siswa Cendekia Buana.
77.6 Siswa yang berhasil menamatkan pendidikannya dengan nilai akademik tertinggi pada
saat mengikuti ujian akhir sesuai kurikulum yang berlaku, mendapat penghargaan
Piagam dan Bintang Kartika Siswa Cendekia Emas, Perak, dan Perunggu.
77.7 Siswa yang berhasil menamatkan pendidikan dengan nilai rata-rata kepribadian
tertinggi selama mengikuti pendidikan mendapat penghargaan kepribadian tertinggi
Piagam dan Bintang Kartika Siswa Tanggon Emas, Perak, dan Perunggu.
77.8 Siswa yang berhasil menamatkan pendidikan dengan nilai rata-rata samapta jasmani
tertinggi selama mengikuti pendidikan mendapat penghargaan samapta jasmani tertinggi
Piagam dan Bintang Kartika Siswa Trengginas Emas, Perak, dan Perunggu.
77.9 Kriteria penilaian dan penentuan penerima penghargaan ditetapkan melalui Sidang Dewan
Sekolah yang dipimpin oleh Direktur SMA/SMK Plus Efarina.
Pasal 78
Kegiatan Yang Merugikan
78.1 Siswa yang melakukan penyimpangan, kesalahan, atau kecerobohan dalam mengikuti
kegiatan sekolah yang mengakibatkan terjadinya kerusakan fasilitas, sarana, dan
prasarana pendidikan, akan mendapat sanksi.
78.2 Siswa melakukan pelanggaran terhadap ketentuan ketentuan tertulis yang ditetapkan oleh
lembaga dan sekolah, maupun terhadap norma-norma yang berlaku umum yaitu segala
sesuatu yang tidak boleh terjadi dalam kehidupan siswa SMA Plus Efarina.
78.3 Siswa melakukan tindakan atau perbuatan yang berbentuk kekerasan, ucapan atau
tindakan kasar, tindakan fisik, dan non-fisik yang merendahkan martabat, pelecehan,
atau pemberian tindakan di luar batas kemampuan, dilarang dan tidak boleh terjadi.
42
Pasal 79
Sanksi
79.1 Segala bentuk tindak pelanggaran siswa atas ketentuan SMA Plus Efarina akan
dikenakan sanksi sesuai kategori dan bersifat mendidik yang berakibat pada pengurangan
nilai kepribadian yang diperhitungkan dalam penentuan kenaikan kelas/ kelulusan/
keberadaan siswa di SMA Plus Efarina.
79.2 Sanksi diberikan dapat berupa:
79.2.1 Tindakan Disiplin diberikan oleh pamong dapat berupa teguran lisan maupun
tertulis, tindakan fisik / non fisik sebagai respons pamong terhadap tindak
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.
79.2.2 Hukuman Disiplin adalah keputusan sekolah yang dijatuhkan atas terjadinya
pelanggaran oleh siswa, meliputi kategori sedang atau berat dengan prosedur
sesuai ketentuan yang berlaku.
79.3 Sanksi atas pelanggaran siswa disesuaikan dengan kategori pelanggarannya,
79.3.1 Ringan : diberikan teguran lisan dan tindakan fisik. Jika siswa melakukan
pelanggaran yang bentuknya sama atau berbeda dalam kategori Ringan
sebanyak sembilan kali, maka penindakan selanjutnya akan mengikuti kategori
Sedang.
79.3.2 Sedang : diberi teguran tertulis, diberi tindakan fisik/nonfisik, surat pemberitahuan
kepada orang tua dan diberi surat penjatuhan hukuman dari Pamong Kesiswaan.
Jika siswa melakukan pelanggaran yang bentuknya sama atau berbeda dalam
kategori Sedang sebanyak enam kali, maka penindakan selanjutnya akan
mengikuti kategori Berat.
79.3.3 Berat : ditegur di tempat, pemanggilan orang tua oleh sekolah, penjatuhan
hukuman melalui Sidang Dewan Sekolah, dapat berdampak dikeluarkan dari
sekolah , sesuai PUDD pasal 54.3
79.4 Setiap pamong diberikan kewenangan untuk memberikan tindakan disiplin dengan cara
yang baik dan mendidik kepada siswa yang melakukan pelanggaran, serta dicatat
dalam kartu pelanggaran dan buku saku siswa. Apabila pelanggaran sedang/berat agar
dilaporkan untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.
79.5 Setiap pelanggaran dicatat dalam catatan pelanggaran yang ditandatangani pamong
dan siswa terkait. Catatan pelanggaran diserahkan kepada Wali Kelas dan BP/BK
untuk dimasukkan dalam database siswa sebagai data pembinaan siswa.
79.6 Siswa, pamong, dan orang tua siswa wajib memahami dan mengikuti segala ketentuan
dan keputusan Sidang Dewan Sekolah.
79.7 Siswa yang melakukan pelanggaran selain dari perbuatan yang masuk pelanggaran
Kode Kehormatan Siswa dan pelanggaran berat, diberi hukuman yang bersifat
mendidik berpedoman kepada PUDD pasal 53, 54, dan 55.
79.8 Sanksi sedang diberikan oleh Pamong Kesiswaan, sanksi berat diputuskan melalui Sidang
Dewan Sekolah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah.
79.9 Semua sanksi yang diberikan kepada siswa diinformasikan kepada Wali Kelas, Wali Asuh
dan Pamong Siswa.
43
Pasal 80
Pemberhentian sebagai Siswa
80.1 Kedudukan sebagai siswa SMA Plus Efarina adalah kehormatan yang harus senantiasa
dijaga harkat dan martabatnya, sehingga setiap siswa wajib menjaga nama baik SMA Plus
Efarina.
80.2 Siswa dapat diberhentikan dalam masa pendidikan apabila :
80.2.1 Meninggal dunia.
80.2.2 Mengalami cacat fisik/non fisik, berada dalam keadaan sakit, sehingga tidak
mampu lagi meneruskan pendidikan berdasarkan hasil keterangan dokter.
80.2.3 Tidak naik kelas.
80.2.4 Melanggar Kode Kehormatan Siswa.
80.2.5 Melakukan pelanggaran berat.
80.2.6 Mengundurkan diri.
80.2.7 Nilai kepribadian kurang dari 70
80.2.8 Melakukan tindak pidana yang sudah mendapat keputusan berkekuatan
hukum tetap dari Pengadilan Umum.
80.3 Siswa yang telah diterima, namun dikemudian hari ternyata tidak memenuhi
persyaratan secara administratif sebagai siswa SMA Plus Efarina, dapat dibatalkan
haknya menjadi siswa SMA Plus Efarina atas keputusan Direktur SMA/SMK Plus Efarina.
44
BAB VI
PENUTUP
Pasal 81
Penutup
81.1 Seluruh keluarga besar SMA Plus Efarina wajib menegakkan Perdupsis.
81.2 Untuk menyelaraskan kehidupan siswa dengan perkembangan masyarakat
lingkungannya yang dinamis, secara periodik peraturan ini akan dievaluasi dan
disempurnakan.
Saribudolok, September 2022
Kepala SMA Plus Efarina,
Margono, S.E., M.M
45
PENJELASAN ATAS
SKEP KEPALA SMA PLUS EFARINA
NOMOR : SKEP/ / IX /2022
TANGGAL SEPTEMBER 2022
tentang
PERATURAN KEHIDUPAN SISWA
SMA PLUS EFARINA
I. UMUM
Pemikiran pendiri SMA Plus Efarina menyatakan bahwa wawasan kebangsaan Indonesia
akan luntur tergerus oleh sisi negatif perubahan zaman bila kita tidak bersikap arif dan
cerdas. Kondisi itu mengarahkan bahwa upaya penguatan wawasan kebangsaan tunas-
tunas pemimpin generasi mendatang paling tepat dilakukan melalui pendidikan tingkat
SMA. Sekolah dimaksud, memerlukan rancangan khusus yang mampu
mengembangkan kepemimpinan dan kesadaran kebangsaan yang sejalan dengan
pengembangan akademik siswa. Gagasan itu diwujudkan dengan membentuk Yayasan
Efarina sebagai badan pengelola sekolah yang di dalamnya termasuk SMA Plus Efarina
sebagai badan operasional pendidikan.
Dengan rancangan khusus itu, SMA Plus Efarina diperuntukkan menjadi sekolah
yang bercirikan kenusantaraan, dan bertujuan untuk mengembangkan siswa agar
memiliki pengetahuan akademik berkualitas, berkepribadian mandiri yang kreatif,
kesehatan rohani dan kesemaptaan jasmani yang handal yang diarahkan menjadi
tunas-tunas generasi masa depan Indonesia yang berwawasan Kebangsaan,
Kejuangan, dan Kebudayaan.
Seiring dengan perjalanan waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berkembang
dengan pesat, yang kemudian menjadi penggerak arus globalisasi. Nilai-nilai dan
kriteria yang sebelumnya berlaku secara nasional, mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai
global. Pendidikan di Indonesia juga dipengaruhi oleh globalisasi meliputi nilai-nilai,
kriteria, dan metoda dalam proses pendidikan, termasuk SMA Plus Efarina. Demikian
pula dengan sumber pembiayaan yang berasal dari orang tua siswa sebagai sumber
utama pembiayaan SMA Plus Efarina berbentuk iuran sekolah. Karena itu, peran para
orang tua siswa sebagai pemangku kepentingan SMA Plus Efarina menjadi faktor yang
berpengaruh atas penyelenggaraan pendidikan.
Dengan perubahan itu, faktor signifikan dalam proses pembelajaran SMA Plus Efarina
yaitu kehidupan siswanya perlu diposisikan secara tepat dan proporsional melalui
pengaturan kehidupan siswa. Peraturan Kehidupan Siswa SMA Plus Efarina
mengatur perilaku siswa selama menjadi siswa SMA Plus Efarina agar tujuan
pendidikan berhasil dicapai.
46
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 7
Siswa SMA Plus Efarina adalah siswa yang memegang teguh kejujuran dan
memiliki intregitas kepribadian sehingga wajib memahami dan menghayati Kode
Kehormatan Siswa serta melaksanakannya dengan tepat dan sungguh-
sungguh. Pelanggaran Kode Kehormatan Siswa diatur oleh sekolah.
7.1 Yang dimaksud menjunjung tinggi adalah:
Keharusan siswa memahami dan menghayati Panca Dharma Siswa serta
senantiasa bersikap dan berperilaku sesuai dengan isi dari Panca Dharma
Siswa.
7.2 Yang dimaksud dengan hormat kepada orang tua adalah:
Sikap yang menghargai pendapat, petunjuk, instruksi, nasehat, atau
petuah Bapak/lbu dengan keharusan menunjukkan tingkah laku yang
sopan dan santun dengan tetap memperhatikan tata-krama, adat-
istiadat, atau etika pergaulan masyarakat berbudaya luhur.
7.3 Yang dimaksud dengan hormat kepada pamong adalah:
Sikap menghargai pendapat, petunjuk, dan instruksi bapak/ibu pamong
dalam kegiatan belajar mengajar, pengasuhan, maupun pelatihan yang
diwujudkan dengan tingkah laku yang sopan dan santun dengan tetap
memperhatikan tata-krama, adat istiadat, atau etika pergaulan
masyarakat berbudaya luhur .Penyampaian pendapat dan
pertanyaan tidak dilakukan secara emosional dengan kata-kata kasar,
vandalisasi, atau tindakan yang melecehkan.
7.4 Yang dimaksudkan dengan menyontek adalah :
a. Siswa diketemukan membawa contekan saat ulangan/ujian
berlangsung.
b. Siswa kedapatan bertanya atau memberikan jawaban soal
kepada teman saat ulangan/ujian berlangsung.
47
7.5 Yang dimaksud dengan menipu adalah:
a. Perbuatan yang mengelabui atau memanipulasi untuk
menyembunyikan sesuatu atau niat atau perbuatan sendiri
yang bertentangan dengan peraturan, etika atau moral yang
menimbulkan kerugian material maupun moril kepada orang atau
badan/instansi.
b. Menipu antara lain menyembunyikan identitas diri untuk
mengambil keuntungan untuk diri sendiri dengan merugikan
orang/badan lain, menjual atau menyatakan sesuatu barang yang
cacat sebagai barang yang baik.
7.6 Yang dimaksudkan dengan mencuri adalah:
Mengambil sesuatu/barang milik orang lain tanpa sepengetahuan
atau seizin pemilik atau pemegang sesuatu/barang tersebut dengan
maksud untuk dimiliki, digunakan, disimpan atau diserahkan kepada
orang lain.
7.7 Yang dimaksudkan berkelahi adalah:
Tindakan kekerasan fisik antara dua orang atau lebih dengan
menggunakan tubuh/anggota badan atau benda lain untuk
memaksakan kehendak.
7.8 Perbuatan asusila antara lain:
a. Berpelukan atau berciuman antara siswa putra dengan siswa
putri atau antara siswa putra/putri dengan orang lain yang dilandasi
dengan hawa nafsu.
b. Berhubungan intim.
c. Melakukan aktivitas seksual seperti mempermainkan
kemaluan sesama siswa, menyentuh bagian tubuh siswa lain yang
dapat menimbulkan syahwat, dan segala bentuk pelecehan
seksual lainnya.
7.9 Pantang melakukan kekerasan verbal, fisik atau psikis:
a. Kekerasan verbal adalah kekerasan yang dilakukan dengan kata
kata seperti membentak, memaki, menghina, menjuluki,
meneriaki, memfitnah, menuduh, mempermalukan didepan
umum dengan lesan dan lain lain.
b. Kekerasan fisik adalah kekerasan yang melibatkan kontak
langsung dan dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan
intimidasi, cedera, atau penderitaan fisik lain.
c. Kekerasan Psikis adalah suatu tindakan penyiksaan secara
verbal yang mengakibatkan menurunya rasa percaya diri,
meningkatnya rasa takut, hilangnya kemampuan untuk
bertindak dan tidak berdaya.
48
7.10 Khusus pelanggaran merokok :
a. Satu kali pelanggaran merokok, siswa diberikan surat
peringatan dari sekolah dan diberitahukan kepada orang tua.
b.. Lebih dari satu kali pelanggaran merokok, diberhentikan
sebagai siswa SMA Plus Efarina.
Pasal 8
8.3 Yang dimaksud merusakkan peralatan sekolah adalah apabila
diketemukan siswa merusak alat/barang inventaris sekolah baik karena
disengaja atau karena kecerobohan dalam pemakaiannya.
Pasal 9
9.3 Kepala Sekolah mengarahkan dan mengendalikan pemilihan
pengurus OSIS untuk menjaga proses demokrasi berjalan tertib dan siswa
memahami proses maupun makanisme yang berlaku.
Pasal 10
10.1 Menjaga ketertiban, kebersihan, kerapian dan tata cara berpakaian
diri sendiri adalah kewajiban pribadi setiap siswa yang harus
dilakukan sendiri. Penyiapan kebersihan dan kerapian diri
sendiri wajib dilakukan oleh siswa sendiri dan tidak dikerjakan oleh
siswa lain.
Pasal 11
11.2 Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol dan
dapat memabukan, minuman campuran beralkohol, atau minuman yang
dicampur dengan zat psikotropika dan sejenisnya yang dapat
mengganggu fungsi syaraf pusat seperti bir, tuak, arak, wine, wisky
atau yang sejenis dengan atau tanpa dicampur dengan zat psikotropika
atau yang sejenisnya.
11.3 Membawa, menyimpan, atau menggunakan obat terlarang, narkoba,
psikotropika, maupun minuman keras adalah pelanggaran berat.
11.4 Memegang, menyimpan, membawa, membeli, menjual, mengedarkan,
melihat atau membaca buku/majalah/file porno, menonton film porno,
menggambar atau mengambil gambar porno dengan alat elektronik,
mengakses situs porno melalui internet adalah pelanggaran berat.
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
13.1 Hak pesiar dapat ditiadakan atas siswa tertentu dan diganti menjadi
wajib belajar untuk meningkatkan pemahaman atas pelajaran tertentu
atau memperbaiki nilai ulangan/ujian.
49
13.7 Yang dimaksud dengan tempat yang tidak pantas adalah :
a. Tempat yang apabila siswa berada di tempat tersebut
menimbulkan kesan negatif dan dapat mencemarkan nama baik
korps siswa
b. Tempat yang tidak terjamin keamanannya.
Pasal 14
14.5 Penggunaan sterika pada tempat tertentu yang sudah disediakan di
graha.
14.7 a. Kategori makanan berat antara lain :
• Nasi dan lauk pauk.
• Makanan cepat saji seperti KFC, McD, dan sejenisnya.
• Mie, Nasi dan olahan sejenisnya.
• Hamburger.
• Pizza.
• Makanan instan (mie, bubur, nasi kaleng dan sejenisnya)
b. Kategori makanan ringan antara lain :
• Kue kering.
• Kue basah.
• Permen.
• Camilan.
• Martabak.
Pasal 15
15.2 Kegiatan resmi sekolah yang dimaksud adalah kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan program sekolah dan atas izin sekolah
(Upacara Pembukaan/Penutupan Pendidikan, dan acara lainnya yang
bersifat seremonial).
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
19.3 Ketentuan aturan berpakaian :
Saat siswa memakai seragam yang bertopi, wajib memakai topi
pada saat berada di luar ruangan. Siswa tidak diperkenankan memakai
sandal pada saat di luar lingkungan graha, kecuali untuk kepentingan
ibadah.
50
19.4.1 Lebar celana panjang
• Siswa tinggi badan 155 cm s.d. 165 cm lebar min 20 cm.
• Siswa tinggi badan 166 cm s.d. 175 cm lebar min 22 cm.
• Siswa tinggi badan 176 cm keatas lebar min 24 cm.
• Lebar maksimal tidak melebihi lebar lengan celana di bawah lutut
(cutbray).
Pasal 20
20.2 Yang dimaksud menyimpan uang tunai adalah memegang uang
secara tunai atau menyimpan uang tunai di graha atau menitipkan
uang tunai ke orang lain.
20.3 Tata cara pengambilan uang tabungan di Bank BRI, Bank Mandiri,
dan Bank BNI adalah:
a. Siswa minta izin kepada Pamong Graha.
b. Pamong Graha dapat mengizinkan untuk hal-hal yang penting
bagi kebutuhan siswa setelah kewajiban pembayaran iuran
sekolah pada bulan berjalan terpenuhi.
c. Pengambilan uang tabungan diatur sesuai dengan kebutuha norma
siswa sebanyak-banyaknya Rp.500.000,00.
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
22.3 Penghormatan kepada Bendera Merah Putih di dalam ruang kelas
dilaksanakan pada saat pertama kali masuk ruang kelas untuk
pelajaran pada pagi hari, sore hari, dan malam hari. Demikian juga
penghormatan kepada Bendera Merah Putih pada saat mau keluar kelas
setelah kelas selesai pada siang, sore, maupun malam hari.
Pasal 23
23.1 Pertanyaan maupun pendapat yang diajukan harus dengan sikap,
kata dan bahasa yang santun sesuai norma dan tata krama
masyarakat berbudaya luhur.
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
26.4 Dalam keadaan tertentu dan mendesak, graha dapat digunakan untuk
pelaksanaan kelas khusus dengan izin Kepala Sekolah.
51
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
31.3 a. Yang dimaksud membantu, membimbing, atau menuntun adalah
hak dan kewajiban siswa Abang/Kakak kelas untuk membantu
siswa adik kelas dalam memecahkan kesulitannya, mengarahkan
siswa adik kelas mencapai hal-hal yang baik, serta menegur dan
mengarahkan (secara Verbal) Adik kelas bila berbuat kekeliruan
atau kesalahan.
b. Bantuan, bimbingan, atau tuntunan kepada Adik Kelas harus
bersifat terbuka dan tidak mengganggu tugas belajar siswa Adik
Kelas.
c. Bantuan, bimbingan, atau tuntunan yang dilakukan tertutup
merupakan tindakan yang dilarang keras.
31.4 Menjadi suri teladan adalah kewajiban Abang/Kakak kelas dalam
perilaku sehari-hari menjadi pribadi yang dapat dicontoh karena sesuai
dengan peraturan dan etika. Dilarang menyalahgunakan kedudukan
bang/Kakak seperti memberi tugas kepada adik kelas untuk
melakukan pekerjaan pribadi siswa Abang/Kakak kelas.
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
52
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
Cukup jelas
53
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas
Pasal 60
Cukup jelas
Pasal 61
Cukup jelas
Pasal 62
Cukup jelas
Pasal 63
63.1 Ruang makan siswa merupakan sarana pembelajaran sehingga selama
di dalam lingkungan SMA Plus Efarina wajib makan di Ruang Makan.
63.7 Gong digunakan pada saat makan bersama tamu VIP, sedangkan lonceng
digunakan pada saat makan sesama siswa.
63.20 a. Penyampaian pengumuman merupakan bagian dari proses
pembelajaran sehingga harus bersifat mendidik.
b. Pengumuman harus mencantumkan sumbernya.
c. Ketentuan tentang tata cara pengaturan pemberian dan penyam-
paian pengumuman ditetapkan oleh sekolah.
Pasal 64
Cukup jelas
Pasal 65
Cukup jelas
Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69 54
Cukup jelas
Saribudolok, September 2022
Pasal 70 Kepala SMA Plus Efarina,
Cukup jelas Margono, S.E., M.M
Pasal 71
Cukup jelas
Pasal 72
Cukup jelas
Pasal 73
Cukup jelas
Pasal 74
Cukup jelas
Pasal 75
Cukup jelas
Pasal 76
Cukup jelas
Pasal 77
Cukup jelas
Pasal 78
Cukup jelas
Pasal 79
Cukup jelas
Pasal 80
Cukup jelas
III. SELESAI
55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
MAKNA LOGO SMA PLUS EFARINA
Pola Logo membentuk Huruf ETA
Identitas Yayasan Etaham, yang merupakan awal
terbentuknya Rumah Sakit Elfarina Etaham.
Warna Hijau
Melambangkan keteduhan yang mampu beradaptasi
dengan lingkungan untuk menciptakan energi yang
positip.
Warna Biru
Melambangkan sumber daya yang profesional dan
memiliki integritas dalam melayani dengan cinta
kasih dan rasa empati.
Palang dengan ukuran presisi
Melambangkan dapat memberikan pelayanan
pendidikan yang bermutu kepada seluruh lapisan
masyarakat secara merata.
Makna Logo SMA Plus Efarina secara
keseluruhan
SMA Plus Efarina merupakan SMA Plus yang
mengutamakan pelayanan pendidikan yang
profesional, bermutu, mengedepankan empati dan
rasa cinta kasih, agar terciptanya energi positip
kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Menjadikan SMA Plus Efarina sebagi wadah
pembentuk tunas-tunas pemimpin masa depan yang
disiplin, tangguh, serta berbudi luhur”
Saribudolok, September 2022
Kepala SMA Plus Efarina,
Margono, S.E., M.M
56
Lampiran 2
PENEMPATAN PAKAIAN DAN PERLENGKAPAN PERORANGAN
SISWA SMA PLUS EFARINA
5 KETERANGAN:
8 9 10
1. Koper
2. Baret Pramuka, Baret Biru, dan Tas Pesiar
3. Seragam Harian (OSIS)
4. Seragam PDL dan Topi PDL.
5. Kopelriem
6. Handuk cadangan dan pakaian tidur.
7. Training pack dan pakaian olahraga.
8. Pakaian dan Jaket Pesiar (PDPM).
9. Jaket dingin almamater
10. Pakaian harian yang sudah dipakai.
11. Kontainer barang lain-lain.
12. Pakaian dalam.
13. Perlengkapan ibadah.
14. Cadangan pakaian olahraga.
15. Sepatu PDL.
16. Sepatu pesiar.
17. Sepatu Sekolah Harian.
18. Sepatu olahraga.
19. Sandal.
20. Alat pembersih.
Catatan:
1. Lebar lipatan pakaian 20 cm.
2. Tidak menyimpan barang berharga mahal, uang
dalam jumlah banyak, pisau, gunting, rokok
(termasuk rokok elektrik) dan narkoba.
3. Lemari tidak dikunci.
Saribudolok, September 2022
Kepala SMA Plus Efarina,
Margono, S.E., M.M
Lampiran 3 57
PAKAIAN SERAGAM SISWA SMA PLUS EFARINA
58
59
MODEL RAMBUT SISWA SMA PLUS EFARINA
Saribudolok, September 2022
Kepala SMA Plus Efarina,
Margono, S.E., M.M