The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kadekjonilesmana4e, 2024-02-22 02:36:13

Alat Evaluasi IPS untuk Siswa SD

Alat Evaluasi IPS untuk Siswa SD

Keywords: Evaluasi SD

ALAT EVALUASI IPS UNTUK SISWA SD Dosen Pengampu : Ni Nyoman Kurniawati, M.Pd Oleh : Kadek Joni Lesmana Putra (2211031156) I Gede Mangku Putrawan (2211031114) Putu Rian Indrawan (2211031031) Komang Riska Dahliani (2211031113) Ni Wayan Ayu Septiani (2211031217) Gede Darmayoga (2211031092) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN DHARMA ACARYA STAHN MPU KUTURAN SINGARAJA 2024


ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan kesempatan yang telah diberikan kepada kami sebagai penulis untuk menyelesaikan makalah berjudul " Alat Evaluasi IPS untuk Siswa SD" dengan tepat waktu. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Ni Nyoman Kurniawati, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan IPS, yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sebagai penulis, kami dengan tulus mengharapkan kritik, saran, dan masukan konstruktif dari para pembaca terkait susunan makalah, isi konten, serta penggunaan kosakata. Semua masukan yang diberikan akan sangat berarti bagi kami, dan dengan demikian, kami dapat terus mengembangkan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah sederhana yang kami susun ini dapat memberikan manfaat yang berarti dan meningkatkan pemahaman kita semua, khususnya bagi kami penulis dan pembaca umum perihal materi tentang Alat Evaluasi IPS untuk Siswa SD. Singaraja, 14 Februari 2024 Penyusun Kelompok Materi 5


iii DAFTAR ISI COVER DAFTAR ISI.................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3 2.1. Pengertian Evaluasi Dalam Pembelajaran ................................................ 3 2.1.1. Definisi Evaluasi 3 2.1.2. Konsep Dasar Evaluasi 3 2.1.3 Perbedaan Evaluasi Dengan Penilaian Dan Pengukuran 4 2.2. Fungsi dan tujuan evaluasi dalam pembelajaran....................................... 6 2.2.1. Fungsi Evaluasi dibidang Pendidikan 6 2.2.2 Tujuan Evaluasi dalam Proses Pembelajaran 8 2.3. Prinsip Evaluasi Dalam Pembelajaran ...................................................... 10 2.3.1 Kontinuitas 10 2.3.2 Komprehensif 11 2.3.3 Kooperatif 12 2.3.4 Objektif 13 2.3.5 Praktis 14 2.3.6 Prinsip Relevansi 15 2.4. Jenis-Jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran ................................................ 15 2.4.1 Evaluasi Formatif 15 2.4.2 Evaluasi Sumatif 16 2.4.3 Evaluasi Diagnostik 16 2.4.4 Evaluasi Normatif & Kriteria 16 2.4.5.Evaluasi Ipsatif 17 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 19 3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 19 3.2 Saran .................................................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21


1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam proses pembelajaran, evaluasi merupakan komponen penting yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan. Evaluasi berfungsi sebagai alat ukur yang dapat menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Dalam konteks pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD), pentingnya evaluasi menjadi semakin signifikan dikarenakan IPS merupakan mata pelajaran yang mendidik siswa untuk memahami lingkungannya, membangun pengetahuan tentang aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik serta mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab. Kebutuhan evaluasi dalam proses pembelajaran menjadi dasar untuk meninjau keefektifan metode pengajaran, mencerminkan pemahaman siswa, dan sebagai sarana penyesuaian kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Evaluasi yang tepat dan terstruktur tidak hanya membantu guru dalam mengidentifikasi area-area yang memerlukan peningkatan, tetapi juga memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi siswa dalam hal perkembangan akademik dan sosial mereka. Mengingat pentingnya evaluasi khususnya dalam pembelajaran IPS, diperlukan suatu alat evaluasi yang dirancang khusus untuk memetakan pencapaian kompetensi siswa SD. Alat evaluasi IPS harus mampu mengukur berbagai aspek penting dalam pembelajaran IPS, mulai dari pengetahuan faktual hingga kemampuan analitis dan kritis siswa terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya. Alat evaluasi ini harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan dan kebutuhan pendidikan sosial siswa. Oleh karena itu, pengembangan alat evaluasi IPS untuk siswa SD harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk karakteristik siswa, tujuan pembelajaran IPS, serta memanfaatkan teknologi dan metode yang inovatif untuk menghasilkan evaluasi yang efektif dan menyenangkan. Dengan demikian,


2 makalah ini akan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana alat evaluasi IPS dapat dirancang dan diterapkan agar proses pembelajaran IPS di SD menjadi lebih berkualitas dan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai pencapaian kompetensi siswa. 1.2 Rumusan Masalah a) Apa pengertian evaluasi dalam pembelajaran? b) Mengapa evaluasi penting dalam pembelajaran IPS? c) Apa saja fungsi dan tujuan evaluasi dalam pembelajaran? d) Apa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam evaluasi pembelajaran? e) Berapa jenis evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran? 1.3 Tujuan Penulisan a) Untuk mengetahui definisi dan pengertian dari Evaluasi dalam pembelajaran. b) Untuk mengetahui kepenting Evaluasi dalam pembelajaran. c) Untuk mengetahui fungsi serta tujuan Evaluasi dalam pembelajaran. d) Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam Evaluasi pembelajaran. e) Untuk mengetahui jenis evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran.


3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Evaluasi Dalam Pembelajaran 2.1.1. Definisi Evaluasi Evaluasi pembelajaran adalah proses sistematis yang melibatkan pengumpulan data dan informasi untuk menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran telah berjalan. Tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasil pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, evaluasi pembelajaran merujuk pada penilaian terhadap proses dan hasil kegiatan belajar mengajar untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Evaluasi mengintegrasikan pengamatan dan penilaian meliputi kegiatan, hasil belajar, dan proses pendidikan secara keseluruhan Menurut Mahrens & Lehmann (1978 dalam Purwnto, 2013, hlm. 3), evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan kata lain, evaluasi bukan hanya tentang mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai, tetapi juga digunakan untuk membuat keputusan. Istilah evaluasi pembelajaran sering disamakan dengan ujian, namun keduanya memiliki makna yang berbeda. Ujian atau tes hanyalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses evaluasi. Evaluasi lebih luas dari sekadar ujian, karena mencakup berbagai metode pengumpulan data dan informasi, baik kuantitatif maupun kualitatif. Evaluasi juga berfungsi sebagai pembuat keputusan. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif. 2.1.2. Konsep Dasar Evaluasi


4 Konsep dasar evaluasi mengacu pada proses sistematis untuk mengukur kualitas, efektivitas, atau nilai dari sebuah program, proyek, atau entitas. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk menyediakan informasi bermanfaat untuk pengambilan keputusan serta untuk perbaikan berkelanjutan. Berikut ini adalah elemen-elemen kunci yang terkait dengan konsep dasar evaluasi: ▪ Tujuan Evaluasi: Menentukan alasan evaluasi dilakukan, apakah untuk pengembangan program, pengambilan keputusan, akuntabilitas, atau umpan balik. ▪ Rancangan Evaluasi: Menetapkan kerangka kerja atau metode yang akan digunakan untuk melakukan evaluasi. Hal ini dapat mencakup eksperimental, quasi-eksperimental, atau desain non-eksperimental. ▪ Kriteria Evaluasi: Menetapkan standar yang akan digunakan untuk menilai program atau proyek, seperti efektivitas, efisiensi, dan relevansi. ▪ Pengumpulan Data: Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif yang relevan dengan tujuan evaluasi. Teknik ini bisa meliputi survei, wawancara, pengamatan, dan penggunaan data sekunder. ▪ Analisis Data: Memproses dan menganalisis data yang telah dikumpulkan menggunakan teknik statistik atau metode kualitatif untuk menarik kesimpulan. ▪ Pelaporan: Penulisan laporan evaluasi yang menyampaikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi berdasarkan analisis data. ▪ Tindak Lanjut: Melaksanakan rekomendasi yang tersurat dalam laporan evaluasi untuk meningkatkan program atau proyek yang dievaluasi. 2.1.3 Perbedaan Evaluasi Dengan Penilaian Dan Pengukuran Evaluasi, penilaian, dan pengukuran adalah tiga konsep yang sering digunakan dalam konteks pendidikan dan pengelolaan program. Meskipun terkait, mereka memiliki makna dan fungsi yang berbeda. Pengukuran: Pengukuran adalah proses kuantitatif, di mana kita menentukan besaran sesuatu dalam angka atau unit. Misalnya, dalam konteks pendidikan, pengukuran dapat


5 melibatkan tes yang menghitung jumlah jawaban benar untuk menghasilkan skor. Pengukuran memberikan data yang objektif dan spesifik, tetapi tidak memberikan konteks atau interpretasi lebih lanjut tentang apa arti angka tersebut. Penilaian: Penilaian, atau assessment dalam istilah pendidikan, sering kali melibatkan pengukuran tetapi mengambilnya selangkah lebih jauh dengan menambahkan interpretasi. Penilaian mencoba menentukan nilai atau kualitas kinerja, seringkali dengan mengacu pada kriteria atau standar tertentu. Penilaiannya dapat bersifat formatif, yang mendukung pembelajaran dengan memberikan umpan balik selama proses pembelajaran, atau sumatif, yang menilai pembelajaran di akhir periode pembelajaran. Penilaian bisa berupa tes, evaluasi portofolio, atau observasi kinerja, dan biasanya ditujukan untuk mengukur capaian pembelajaran, kompetensi, atau prestasi siswa. Evaluasi: Evaluasi dilakukan pada skala yang lebih luas. Sementara penilaian mungkin fokus pada individu atau tugas-tugas spesifik, evaluasi sering melihat efektivitas keseluruhan dari sebuah program, proses, intervensi atau sistem. Evaluasi mencakup penilaian dan pengukuran sebagai komponen, tetapi juga melibatkan penilaian kebijakan, praktek, dan hasil untuk menentukan apakah tujuan-tujuan telah tercapai dan bagaimana peningkatan dapat dilakukan. Evaluasi seringkali menyertakan kriteria seperti kelayakan, keberlanjutan, dampak, dan efisiensi program atau inisiatif. Selain data kuantitatif, evaluasi juga mengandalkan data kualitatif untuk memahami konteks dan pengalaman peserta program. Ini membantu pemangku kepentingan membuat keputusan berdasarkan penilaian yang menyeluruh dan bukti berbasis. Dalam praktiknya: • Pengukuran akan memberi tahu Anda berapa banyak atau seberapa besar. •Penilaian akan memberi tahu Anda seberapa baik seseorang atau sesuatu telah memenuhi standar.


6 •Evaluasi akan memberi tahu Anda keseluruhan efektivitas dan nilai dari sesuatu, serta bagaimana dan mengapa hasilnya tercapai, dan rekomendasi apa yang harus dilaksanakan untuk pembelajaran atau peningkatan selanjutnya. Dengan memahami perbedaan antara ketiganya, organisasi dan pendidik dapat lebih efektif dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai metode dan tujuan mereka. 2.2. Fungsi dan tujuan evaluasi dalam pembelajaran 2.2.1. Fungsi Evaluasi dibidang Pendidikan Fungsi evaluasi dalam pendidikan adalah aspek krusial yang memiliki peran multi-dimensi dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa fungsi utama evaluasi di bidang pendidikan: • Fungsi menilai Pencapaian Evaluasi berfungsi untuk menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai oleh peserta didik. Ini termasuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dapat dikuasai setelah proses pembelajaran tertentu. Misalnya dalam Ujian Akhir semester (termasuk Sumatif) dimana siswa perlu untuk menjawab soal untuk menguji pengetahuan atau keterampilan yang mereka peroleh selama satu semester dari ujian ini guru dapat menilai seberapa baik pencapaian siswa-siswi yang mereka ajar. Tidak hanya itu dalam Penilaian Formatif guru biasanya memberikan tugas-tugas kecil selama proses belajar, seperti kuis atau diskusi kelas, untuk mengevaluasi secara berkala seberapa baik siswa mengerti materi. • Fungsi Umpan Balik Evaluasi menyediakan umpan balik bagi pendidik dan peserta didik tentang efektifitas proses dan hasil pembelajaran. Umpan balik ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian dalam metode pengajaran atau pendekatan pembelajaran. • Fungsi Diagnosa


7 Evaluasi dapat membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam pemahaman atau keterampilan yang dimiliki peserta didik. Ini memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan pengajaran dan menyediakan bantuan tambahan atau sumber belajar untuk mengatasi kekurangan tersebut. • Fungsi Motivasi Proses evaluasi dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan usaha mereka dalam pembelajaran. Mengetahui hasil evaluasi, siswa terdorong untuk mencapai target yang diharapkan dan menunjukkan kemajuan dalam pembelajaran. • Fungsi Perbaikan Proses Evaluasi adalah alat untuk perbaikan berkelanjutan. Melalui evaluasi, pendidik dapat meninjau dan meningkatkan strategi pengajaran, materi pelajaran, dan aktivitas pembelajaran, demi hasil yang lebih baik. • Fungsi Membuat Keputusan Hasil evaluasi seringkali digunakan untuk mengambil keputusan penting dalam pendidikan, seperti promosi ke tingkat lebih tinggi, penerimaan dalam program khusus, atau pengembangan kurikulum. • Fungsi Meningkatkan Kualitas Pendidikan Secara keseluruhan, evaluasi merupakan faktor yang berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan menganalisis data dari evaluasi, lembaga pendidikan dapat mengembangkan program yang lebih efektif dan efisien. • Fungsi Akuntabilitas Pendidikan Evaluasi membantu lembaga pendidikan untuk menjadi lebih akuntabel atas hasil yang dicapai. Ini termasuk akuntabilitas terhadap stakeholder seperti pemerintah, orang tua, dan masyarakat umum tentang standar dan kualitas pendidikan yang diberikan.


8 Dalam mengefektifkan fungsi-fungsi evaluasi ini, pendidik menggunakan berbagai metode dan alat penilaian, seperti tes tertulis, penilaian portofolio, observasi, self-assessment, dan peer-assessment. Evaluasi tak hanya dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran, tetapi juga secara berkesinambungan (formative) untuk memonitor perkembangan belajar peserta didik secara rutin sepanjang proses pembelajaran. 2.2.2 Tujuan Evaluasi dalam Proses Pembelajaran 2.2.2.1 Tujuan Formatif Tujuan formatif dalam konteks evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk siswa Sekolah Dasar (SD) adalah untuk memonitor dan menginformasikan kemajuan belajar siswa secara berkala. Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan utamanya adalah untuk memberikan umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka peningkatan proses dan hasil belajar. Dalam kaitannya dengan IPS di SD, evaluasi formatif bisa melibatkan berbagai bentuk aktivitas, seperti kuis singkat, diskusi kelas, laporan kelompok, atau observasi langsung oleh guru terhadap performa siswa. Contohnya, siswa diminta untuk melakukan proyek kecil dengan membuat model yang menggambarkan sistem pemerintahan di Indonesia. Selama proses pembuatan model tersebut, guru melakukan penilaian formatif dengan cara mengamati kerjasama antara anggota kelompok serta penerapan konsep-konsep yang sudah diajarkan. Umpan balik diberikan dalam bentuk saran dan cara perbaikan agar siswa dapat memahami materi dengan lebih baik. Untuk lebih spesifiknya Tujuan Formatif dalam Evaluasi Proses Pembelajaran SD dapat dipaparkan sebagai berikut : •Untuk Memberikan Umpan Balik (Feedback): Evaluasi formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru mengenai sejauh mana pemahaman dan kemampuan yang telah siswa capai selama proses pembelajaran berlangsung.


9 •Mengidentifikasi Kesulitan Belajar: Tujuan formatif adalah untuk mengenali area atau konsep dimana siswa mengalami kesulitan, sehingga guru dapat memberikan bimbingan atau intervensi yang tepat. •Menyesuaikan Metode Pengajaran: Dengan mengetahui keberhasilan atau kekurangan dalam proses belajar, guru dapat menyesuaikan strategi pengajaran untuk memaksimalkan efektivitas proses belajar-mengajar. •Memotivasi Siswa: Evaluasi formatif juga berguna untuk memberi motivasi kepada siswa agar lebih terlibat dalam pembelajaran dengan menunjukkan kemajuan mereka secara berkala. •Pengembangan Kurikulum: Dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menyesuaikan kurikulum pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. 2.2.2.2. Tujuan Sumatif Tujuan sumatif dalam evaluasi pembelajaran IPS di SD adalah untuk mengukur level pencapaian kompetensi siswa pada akhir periode pembelajaran. Evaluasi sumatif membantu menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai dan seringkali digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan penting, seperti promosi ke jenjang berikutnya atau sertifikasi pencapaian akademik siswa. Evaluasi sumatif bisa berupa ujian akhir semester, portofolio yang dikumpulkan siswa selama satu tahun ajaran, atau penugasan besar di akhir unit pembelajaran. Sebagai contoh konkret pada IPS SD, siswa diberikan tugas akhir berupa soal esai yang meminta mereka untuk mendiskusikan perbedaan antara sistem ekonomi di Indonesia dan negara lain. Penilaian ini memungkinkan guru untuk menilai pemahaman siswa tentang materi seluruh semester dan kemampuan mereka dalam melakukan analisis serta sintesis informasi dalam konteks yang lebih luas. Untuk lebih spesifiknya mengenai Tujuan Sumatif dalam Evaluasi pembelajaran SD adalah sebagai berikut :


10 •Mengukur Pencapaian Akhir: Tujuan utama evaluasi sumatif adalah untuk mengukur pencapaian akhir siswa setelah satu periode pembelajaran, seperti akhir semester atau tahun ajaran. •Penilaian Kinerja: Evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai sejauh mana siswa telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum pendidikan. •Pengambilan Keputusan: Hasil evaluasi sumatif digunakan untuk pengambilan keputusan terkait kelulusan siswa, promosi ke kelas berikutnya, atau mendapatkan sertifikasi. •Dasar untuk Pemberian Rapor: Evaluasi sumatif memberikan dasar yang obyektif dalam penyusunan rapor yang mencerminkan kemajuan belajar siswa selama periode tertentu. •Penilaian Program: Evaluasi sumatif juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pendidikan secara keseluruhan, melihat apakah tujuan pendidikan telah tercapai. Secara sederhana, evaluasi formatif merupakan alat bantu selama proses pembelajaran berlangsung dan lebih bersifat konstruktif, sementara evaluasi sumatif dilakukan di akhir periode pembelajaran sebagai penilaian kumulatif dari apa yang telah dipelajari. Keduanya saling melengkapi dan penting untuk mendukung kesuksesan pembelajaran siswa di sekolah dasar. Jadi, kedua jenis tujuan ini merupakan komponen penting dalam sistem evaluasi pendidikan dan bergandengan untuk memastikan bahwa proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan memenuhi standar pendidikan tertentu. Formatif membantu dalam perbaikan berkelanjutan, sementara sumatif memberikan gambaran keseluruhan mengenai hasil akhir dari proses pembelajaran. 2.3. Prinsip Evaluasi Dalam Pembelajaran 2.3.1 Kontinuitas


11 Evaluasi dalam pembelajaran bukan hanya dilakukan saat ujian tengah semester atau akhir semester saja. Evaluasi harus dilakukan secara berkelanjutan atau kontinu sehingga terlihat keberhasilan antara kegiatan sebelumnya dan setelah melakukan evaluasi. Dengan melakukan evaluasi secara berkesinambungan, guru dapat melihat perubahan nilai dari siswa sejak dari tahap penyusunan rencana pembelajaran hingga pelaporannya. Bayangkan seorang guru SD yang mengajarkan matematika. Dia tidak hanya memberikan ujian di akhir semester untuk menilai apakah murid-muridnya mengerti konsep penjumlahan. Sebaliknya, guru itu melakukan evaluasi yang berkelanjutan. Ini bisa dilakukan dengan cara berikut: - Memberikan kuis singkat setiap minggu untuk mengecek pemahaman siswa tentang topik yang baru diajarkan. - Mengamati keaktifan siswa ketika mengerjakan soal cerita matematika di kelas. - Memberikan pekerjaan rumah yang berbeda-beda dan menilai bagaimana siswa menerapkan konsep matematika dalam berbagai situasi. - Mengadakan diskusi kelas setelah selesai suatu materi untuk refleksi dan memastikan siswa mengerti apa yang telah dipelajari. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, guru dan siswa dapat mengidentifikasi area mana yang perlu perbaikan secara langsung, memungkinkan kesempatan belajar yang lebih efektif dan pertumbuhan yang berkelanjutan. 2.3.2 Komprehensif Evaluasi harus mencakup semua aspek pembelajaran, tidak hanya fokus pada aspek kognitif dari siswanya. Dua aspek lainnya, yaitu afektif dan psikomotor, juga turut berperan besar dalam proses evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang baik dilakukan dari proses belajar hingga hasil belajar dari siswa. Misalnya, Seorang guru SD sedang menyusun evaluasi untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang ekosistem. Ia tidak hanya membuat soal tes tulis


12 untuk menilai ingatan siswa tentang definisi dan komponen ekosistem (aspek kognitif), tapi juga melibatkan berbagai metode lain, seperti: - Proyek Kelompok: Dimana siswa bekerja bersama untuk membuat poster atau model ekosistem, mempraktikkan kerja sama tim dan kreativitas (aspek psikomotor). - Diskusi Kelas: Memberi kesempatan siswa untuk berbagi pendapat tentang pentingnya pelestarian ekosistem, mengembangkan kemampuan komunikasi dan menghargai pendapat orang lain (aspek afektif). - Jurnal Reflexi: Siswa diminta untuk menuliskan perasaan dan pemikiran mereka setelah melakukan kegiatan di luar kelas, seperti kunjungan ke taman atau kebun binatang, guna mengamati ekosistem secara langsung, yang mencakup refleksi pribadi (aspek afektif). Dengan pendekatan komprehensif ini, guru tidak hanya menilai seberapa banyak pengetahuan yang dikumpulkan siswa, tetapi juga seberapa baik mereka dapat menerapkan, berinteraksi dengan, dan merespons pembelajaran secara holistik. Penilaian menjadi lebih kaya dan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai kemajuan siswa. 2.3.3 Kooperatif Proses evaluasi pembelajaran harus berkoordinasi dengan berbagai elemen yang turut andil dalam perkembangan siswa. Mulai dari kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, hingga petugas administrasi. Bahkan, sangat dianjurkan juga bekerjasama dengan siswa itu sendiri. Dalam evaluasi pembelajaran SD berarti penilaian harus dilakukan dengan cara yang melibatkan siswa secara aktif dalam prosesnya, tidak hanya sebagai objek yang dinilai. Hal ini mendorong siswa untuk bekerja sama, saling membantu, dan berpartisipasi dalam menilai diri sendiri dan teman-temannya. Dengan demikian, mereka tidak hanya menerima feedback dari guru, tetapi juga dari teman sebaya dan dari introspeksi diri sendiri.Tujuannya adalah supaya seluruh elemen yang terlibat dalam evaluasi pembelajaran merasa dihargai atas kerjasama yang dilakukan. Contoh prinsip kooperatif:


13 - Evaluasi Kelompok: Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil dan memberikan tugas untuk diselesaikan bersama. Setiap anggota kelompok harus berkontribusi dan pada akhir kegiatan, mereka bersama-sama menilai kinerja kelompok mereka sendiri. Misalnya, setelah belajar tentang tanaman, setiap kelompok diberi tugas untuk menanam benih dan merawatnya selama beberapa minggu. Mereka harus bekerja sama untuk memastikan tanaman mendapat cukup air, cahaya, dan nutrisi yang diperlukan. Setelah waktu yang ditentukan, mereka menilai perkembangan tanaman berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan kesehatan tanaman. - Peer Review (Evaluasi Teman Sebaya): Siswa diminta untuk mengulas atau menilai pekerjaan temannya setelah mereka menyelesaikan suatu tugas. Hal ini membantu siswa untuk berlatih memberikan dan menerima kritik yang konstruktif. Misalnya, di kelas Bahasa Indonesia, setiap siswa menulis cerpen pendek. Setelah selesai, mereka bertukar cerpen dengan teman sebaya dan memberikan umpan balik mengenai isi, gaya bahasa, dan ejaan. Siswa kemudian bisa menggunakan feedback tersebut untuk memperbaiki tulisannya. Prinsip kooperatif ini memotivasi siswa untuk lebih terlibat dalam proses belajarnya dan mengembangkan keterampilan komunikasi serta kerjasama. 2.3.4 Objektif Penilaian hasil dalam evaluasi belajar haruslah bersifat objektif. Artinya, faktor-faktor subyektif seperti hubungan guru dengan siswa dan faktor perasaan karena merasa tidak tega atau yang lainnya tidak boleh dimasukkan ke dalam evaluasi. Jika siswa tersebut mendapat nilai yang kurang baik, berarti harus dimasukkan nilai tersebut dengan pemberian catatan untuk memotivasi siswa dan pemberitahuan kepada orang tua. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang adil, konsisten, dan transparan tentang kemampuan serta pencapaian siswa. Sebagai Contoh di kelas SD, seorang guru memberikan tes matematika. Untuk mematuhi prinsip objektif, guru harus memastikan bahwa semua siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengerjakan tes tersebut, seperti waktu yang sama


14 dan pertanyaan yang sama bagi seluruh siswa. Penilaian hasil tes harus berdasarkan jawaban siswa, tanpa mempertimbangkan faktor lain seperti kedekatan siswa dengan guru atau kebiasaan siswa sehari-hari. Jika seorang siswa mendapat jawaban yang benar, maka dia mendapat skor untuk jawaban tersebut, tidak peduli apakah siswa itu sering berbuat nakal atau tidak. Begitu pula sebaliknya – siswa yang jawabannya salah tidak mendapat poin untuk jawaban itu, meskipun dia biasanya berperilaku baik atau memiliki hubungan baik dengan guru. Dengan demikian, prinsip objektif membantu memastikan bahwa evaluasi mencerminkan kemampuan sebenarnya dari setiap siswa, bukan persepsi guru atau faktor non-akademis lainnya 2.3.5 Praktis Prinsip evaluasi pembelajaran harus bersifat praktis. Artinya, kegiatan tersebut harus menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pada prinsip ini sangat menekankan kemudahan guru untuk menyusun instrumen penilaian yang mudah digunakan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga memungkinkan digunakan oleh guru lain. Misalnya Seorang guru SD ingin mengevaluasi kemampuan membaca siswanya. Prinsip praktis akan diimplementasikan dengan memilih metode yang sederhana namun efektif. Sebagai contoh, guru tersebut dapat meminta siswa untuk bergiliran membaca beberapa paragraf dari sebuah buku di depan kelas. Sementara itu, guru dapat mencatat kemampuan setiap siswa dalam aspek seperti kecepatan membaca, kejelasan pengucapan, dan kemampuan memahami isi teks yang dibaca. Metode ini praktis karena tidak memerlukan peralatan khusus atau bahan yang rumit; hanya buku dan lembar observasi untuk catatan guru. Selain itu, metode ini tidak memakan waktu lama dan dapat dilakukan di dalam kelas selama jam pelajaran. Dengan prinsip praktis, evaluasi menjadi lebih mudah diintegrasikan ke dalam aktivitas belajar mengajar sehari-hari dan tidak menjadi beban tambahan bagi guru atau siswa.


15 2.3.6 Prinsip Relevansi Dalam evaluasi pembelajaran SD mengacu pada pentingnya memastikan bahwa evaluasi yang dilakukan benar-benar berkaitan dengan materi pembelajaran, tujuan pendidikan, dan kebutuhan siswa. Evaluasi harus mencerminkan kemampuan dan keterampilan yang ingin dipelajari oleh siswa, serta mempertimbangkan tujuan jangka panjang pendidikan bagi perkembangan mereka. Sebagai Contoh seorang guru matematika di SD ingin menilai pemahaman siswanya tentang penjumlahan dan pengurangan. Prinsip relevansi akan diterapkan dengan mengajukan soal-soal yang langsung terkait dengan konsep-konsep tersebut. Guru dapat menyiapkan soal penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk cerita yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, seperti menghitung jumlah buah yang dibeli dan dikonsumsi. Misalnya, soal cerita tersebut seperti berikut: "Ali membeli 5 apel dan 3 jeruk. Jika Ali makan 2 apel, berapa jumlah buah yang tersisa?" Soal semacam ini relevan dengan materi yang diajarkan dan juga mendekatkan konsep matematika dengan pengalaman siswa sehari-hari, sehingga membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan tersebut dapat digunakan dalam kehidupan nyata. Dengan menggunakan prinsip relevansi, evaluasi menjadi lebih bermakna bagi siswa karena mereka dapat melihat hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan dunia di sekitar mereka. Hal ini juga membantu mereka untuk memahami pentingnya apa yang dipelajari di sekolah untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi mereka sendiri. 2.4. Jenis-Jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran 2.4.1 Evaluasi Formatif Evaluasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk memberikan umpan balik secara berkala dan membantu perbaikan sepanjang proses pembelajaran. Tujuan utama dari evaluasi formatif adalah untuk memantau perkembangan siswa dan memberikan umpan balik yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan menyesuaikan instruksi.


16 2.4.2 Evaluasi Sumatif Evaluasi ini dilakukan setelah suatu periode pembelajaran berakhir untuk mengevaluasi pencapaian akhir siswa dan efektivitas program pembelajaran. Evaluasi sumatif biasanya berupa ujian akhir semester atau ujian akhir tahun yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah bisa memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. 2.4.3 Evaluasi Diagnostik Evaluasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Evaluasi diagnostik bertujuan untuk membantu guru dalam menemukan dan memahami kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar, sehingga dapat memberikan bantuan dan intervensi yang tepat. Sebagai Contoh Seorang guru kelas 3 SD ingin mengajar topik pecahan. Sebelum memulai topik itu, ia membuat sebuah kuis singkat terdiri dari beberapa soal dasar tentang konsep pecahan. Hasil dari kuis ini membantu guru untuk mengerti sejauh mana pemahaman siswa tentang pecahan. Guru menemukan bahwa beberapa siswa masih bingung dengan konsep pembilang dan penyebut dalam pecahan. Dengan informasi ini, guru tersebut bisa fokus pada hal-hal dasar pecahan lebih dulu sebelum masuk ke materi yang lebih lanjut, sehingga memudahkan semua siswa untuk mengikuti pelajaran tanpa kesulitan. Dengan demikian, evaluasi diagnostik sangat berperan dalam merencanakan pembelajaran yang responsif dan sesuai dengan kebutuhan individual siswa. Hal ini memungkinkan pendidikan yang lebih inklusif dan memast ikan semua siswa mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk bisa belajar dengan baik. 2.4.4 Evaluasi Normatif & Kriteria Evaluasi normatif umumnya digunakan untuk membandingkan pencapaian atau kemampuan siswa dengan standar yang telah ditetapkan berdasarkan kelompok norma. Dalam konteks sekolah, kelompok norma bisa berarti rata-rata pencapaian atau performa


17 siswa dalam sebuah kelas, sekolah, atau bahkan standar kebangsaan. Evaluasi ini menilai posisi seorang siswa relatif terhadap kelompoknya. Misalnya, di akhir semester semua siswa kelas 4 SD mengikuti tes standar bacaan yang sama. Hasil tes ini kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa seluruh kelas atau dengan standar kompetensi yang ditentukan oleh kurikulum. Katakanlah rata-rata nilai untuk kemampuan bacaan di kelas itu 75. Siswa yang mendapat nilai di atas 75 dianggap memiliki kemampuan bacaan di atas rata-rata, sementara siswa yang mendapat nilai di bawah 75 dianggap memiliki kemampuan bacaan di bawah rata-rata. Evaluasi Berbasis Kriteria (Criterion-Referenced Evaluation): Berbeda dengan evaluasi normatif, evaluasi berbasis kriteria menilai sejauh mana siswa telah memenuhi standar atau kriteria yang telah ditetapkan, tanpa membandingkan dengan pencapaian siswa lain. Evaluasi jenis ini fokus pada pencapaian spesifik yang diharapkan dari siswa, seperti menguasai keterampilan atau pengetahuan tertentu. Seorang guru membuat daftar kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh siswa dalam projek ilmu pengetahuan, seperti: siswa harus bisa menjelaskan siklus air, membuat diagram yang menunjukkan tahapan siklus, dan menyajikan temuannya di depan kelas. Setiap siswa yang memenuhi semua kriteria ini dianggap berhasil, tanpa membandingkan projek tersebut dengan projek siswa lain. Jadi, jika semua siswa memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka semua bisa mendapat nilai baik. Dalam praktiknya, kedua jenis evaluasi ini - normatif dan berbasis kriteria - memberikan informasi yang berguna dalam aspek yang berbeda. Evaluasi normatif berguna untuk melihat bagaimana posisi seorang siswa dalam kelompoknya, sementara evaluasi berbasis kriteria memberikan gambaran tentang pencapaian spesifik yang telah atau belum diraih oleh siswa. 2.4.5.Evaluasi Ipsatif Jenis evaluasi di mana kemajuan belajar seorang siswa diukur berdasarkan perkembangannya sendiri, bukan dengan membandingkan dengan siswa lain atau


18 terhadap standar luar yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi ipsatif, fokusnya adalah pada peningkatan individual dan pencapaian pribadi. Misalnya Seorang guru mengamati dan mencatat kemajuan seorang siswa dalam memahami konsep matematika. Di awal semester, siswa ini kesulitan menyelesaikan soal-soal penjumlahan. Guru mencatat ini sebagai titik awal kemampuan siswa. Selama beberapa minggu, berbagai metode pembelajaran diterapkan dan guru secara terus-menerus menilai kemajuan siswa ini, tanpa membandingkan dengan kemajuan siswa lain dalam kelas. Setelah beberapa waktu, siswa itu mulai menyelesaikan soal penjumlahan dengan lebih lancar dan mulai memahami konsep pengurangan. Guru mencatat kemajuan ini dan mungkin memberikan umpan balik positif serta tantangan baru yang sesuai dengan level pemahaman siswa tersebut. Dengan cara ini, siswa merasa termotivasi karena melihat perkembangan dirinya sendiri, dan sikap ini memperkuat kepercayaan diri dan kemandirian dalam belajar. Evaluasi ipsatif sangat berfokus pada penanaman mindset pertumbuhan, di mana setiap siswa dianggap memiliki potensi untuk berkembang sesuai kapasitas dan kecepatannya masing-masing.


19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari paparan diatas menjelaskan bahwa evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis yang bertujuan untuk memahami dan meningkatkan proses serta hasil pembelajaran siswa. Fungsi dan tujuan evaluasi terdiri dari aspek diagnostik, formatif, dan sumatif yang berperan dalam mendukung pengambilan keputusan bagi pendidik untuk merancang strategi pembelajaran yang efektif. Prinsip-prinsip evaluasi telah ditinjau untuk memastikan bahwa prosesnya adil, objektif, valid, reliabel, dan edukatif. Makalah juga menguraikan berbagai jenis evaluasi yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, seperti tes tertulis, observasi, portfolio, dan penilaian sebaya, semuanya disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar. 3.2 Saran • Pendidik hendaknya terus mengembangkan pemahaman mendalam mengenai prinsip-prinsip evaluasi dan mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran IPS, agar proses penilaian yang dilakukan bisa lebih adil, akurat, dan mendorong pertumbuhan intelektual siswa. • Mengingat pentingnya feedback dalam proses belajar, pendidik diharapkan memberikan umpan balik yang konstruktif dan berkala kepada siswa berdasarkan hasil evaluasi, agar siswa dapat memahami kemajuan mereka dan area yang perlu diperbaiki. • Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan untuk mengeksplorasi penggunaan alat evaluasi digital yang inovatif dalam pembelajaran IPS di era teknologi ini, sehingga dapat menyediakan umpan balik yang lebih cepat dan efisien kepada guru dan siswa. Rangkuman = Urgen


20 Soal 10 butir Pilihan Ganda = Urgen PPT = Untuk presentasi


21 DAFTAR PUSTAKA 1. 123dok.com. “Evaluasi Diagnostik - Macam-Macam Evaluasi Pendidikan”. Diakses 17 Februari 2024https://123dok.com/article/evaluasi-diagnostikmacam-macam-evaluasi-pendidikan.qoj04o5z 2. deni purbowati. 2023. Tujuan, Contoh, dan Tahapan Evaluasi Pembelajaran. Diakses tanggal 17 Februari 2024https://akupintar.id/infopintar/-/blogs/tujuan-contoh-dan-tahapan-evaluasi-pembelajaran 3. Firdilla Kurnia. 2022. Evaluasi Adalah: Pengertian, Tujuan, Tahapan, dan Contohnya. Diakses tanggal 17 Februari 2024. https://dailysocial.id/post/evaluasi-adalah 4. Edmodo.Id. “Evaluasi Pembelajaran - Pengertian, Jenis, Prinsip dan Contoh”. Diakses 17 Februari 2024.https://edmodo.id/evaluasipembelajaran/ 5. Haloedukasi. 2023. Evaluasi Pendidikan: Tujuan – Fungsi dan Contohnya. Diakses tanggal 17 Februari 2024https://haloedukasi.com/evaluasipendidikan 6. Kejarpena.id. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran. Diakses tanggal 17 Februari 2024 https://blog.kejarcita.id/prinsip-prinsip-evaluasipembelajaran/ 7. Padamu.net. 2020. Fungsi dan Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan. Diakses tanggal 17 Februari 2024.https://www.padamu.net/fungsi-dan-prinsipevaluasi-dalam-pendidikan 8. Perbedaan.co.id. Perbedaan Pengukuran Penilaian dan Evaluasi. Diakses tanggal 17 Februari 2024. https://www.perbedaan.co.id/perbedaanpengukuran-penilaian-dan-evaluasi/ 9. Studocu.com. Prinsip Relevansi. Diakses tanggal 17 Februari 2024https://www.studocu.com/id/document/universitasbengkulu/kurikulum-dan-pembelajaran/topik-1-kelompok-6-ruangkolaborasi/44577396


22 10. Tedy Rizkha Heryansyah. 2020. Prinsip dalam Evaluasi Pembelajaran. Diakses tanggal 17 Februari 2024.https://www.ruangguru.com/blog/prinsip-evaluasi-pembelajaran 11. Thabroni, Gamal. 2021. Evaluasi Pembelajaran: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, dsb. Diakses tanggal 17 Februari 2024. https://serupa.id/evaluasi-pembelajaran/ 12. Tina Yulianti. 2021. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran. Diakses tanggal 17 Februari 2024. https://www.kompasiana.com/tinayuliantid99219071/61820e2506310e493 46febf2/konsep-dasar-evaluasi-pembelajaran 13. UNY. Kajian Teori 1. Relevansi. Diakses tanggal 17 Februari 2024http://eprints.uny.ac.id/63819/4/BAB%20II.pdf 14. wikipedia.com. Evaluasi pembelajaran - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Diakses tanggal 17 Februari 2024. https://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi_pembelajaran 15. https://guru.kemdikbud.go.id .Merdeka Mengajar. “Asesmen Formatif dan Sumatif”. Diakses 17 Februari 2024. https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/asesmen/formatifdan-sumatif/


Click to View FlipBook Version