MANAJEMEN Heria Utami PROYEK 210204500016
ii KATA PENGANTAR Puji atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga selalu diberi Kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan kepada Bapak Kholik Prasojo, S.Pd., M. Pd. Selaku dosen mitra mata kuliah pilihan Manajemen Proyek yang telah meluangkan waktunya memberikan materi tentang Manajemen Proyek. Mungkin dalam pembuatan e-book ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran guna menjadikan ini lebih baik lagi. Penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih. Makassar, 9 Maret 2024 Penulis
iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv PENGANTAR MANAJEMEN.................................................................................................. 1 A. Pengertian Manjemen ............................................................................................ 2 B. Pengertian Manajer ................................................................................................ 3 C. Tingkatan Manajemen ............................................................................................ 6 D. Prinsip Manajemen................................................................................................. 7 E. Unsur-unsur Manajemen...................................................................................... 11 KONSEP DASAR PERAWATAN............................................................................................. 13 A. Kebijakan Perawatan............................................................................................. 14 B. Istilah Umum dalam Perawatan............................................................................ 18 PROSEDUR PEMELIHARAAN.............................................................................................. 26 A. Prosedur Pemeliharaan Terencana ....................................................................... 26 B. Kegiatan Perawatan............................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 36
iv DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Fase proses pencapaian tujuan ...................................................................... 5 Gambar 1. 2 Tingkatan Manajemen.................................................................................... 6 Gambar 4. 1 Jenis kegiatan maintenance ......................................................................... 30 Gambar 4. 2 Pekerjaan mekanik ....................................................................................... 31 Gambar 4. 3 Pekerjaan listrik ............................................................................................ 31 Gambar 4. 4 Pekerjaan sipil............................................................................................... 32 Gambar 4. 5 Pekerjaan umum .......................................................................................... 32 Gambar 4. 6 Prosedur maintenance ................................................................................. 33 Gambar 4. 7 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari perencanaan .................. 33 Gambar 4. 8 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari pelaksanaan.................... 34 Gambar 4. 9 Down time vs maintenance system.............................................................. 34 Gambar 4. 10 Bagan aktivitas maintenance ..................................................................... 35
1 PENGANTAR MANAJEMEN alam banyak hal, organisasi-organisasi yang ada dan berkembang pada saat ini mempunyai banyak perbedaan. Akan tetapi lepas dari perbedaanperbedaan yang ada, semua organisasi memiliki beberapa kesamaan yang pokok. Unsur kesamaan yang paling tampak dimiliki oleh organisasi-organisasi adalah unsur tujuan atau maksud. Tujuan tersebut dapat berbeda-beda, tetapi tanpa suatu tujuan maka tidak ada harapan bagi suatu organisasi untuk tumbuh dan berkembang, ataupun tetap bertahan hidup. Organisasi-organisasi itupun harus memiliki suatu program atau metode tertentu untuk mencapai tujuan tadi. Tanpa adanya rencana untuk apa rencana itu dibuat, tidak ada sebuah organisasipun yang dapat bekerja efektif. Organisasiorganisasi harus memperoleh dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Stonner, 1988:3). Untuk memudahkan dalam penelitian kebijaksanaan, sasaran dan tujuan organisasi, langkah-langkah yang perlu ditempuh dapat dinyatakan dalam bentuk serangkaian pertanyaan dan pernyataan dasar sebagai berikut: Langkah 1: Apa yang diinginkan? Langkah 2: Apa yang sekarang dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan? Langkah 3: Apa yang ada di lingkungan sekitarnya yang perlu diperhitungkan? Langkah 4: Apa yang mampu dikerjakan? Langkah 5: Apa yang dapat dilakukan yang seharusnya dikerjakan? Langkah 6: Jika terus melakukan apa yang sekarang sedang dikerjakan apakah akan menuju ke arah tujuan? Langkah 7: Inilah yang akan dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan. Langkah 8: Lakukan itu. Langkah 9: Periksalah sesering mungkin untuk memastikan bahwa melakukannya dengan benar. D
2 A. Pengertian Manjemen Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Dalam bahasa Inggis Manajemen berasal dari kata management dengan asal kata to manage yang artinya secara umum adalah mengelola, sehingga kata manajemen dapat diartikan sebagai pengelolaan. Sedangkan pengertian menurut ahli-ahli yang lain adalah sebagai berikut: 1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 2. Menurut R. Terry: Manajemen merupakan proses tertentu yang terdiri atas kegiatan merencanakan (planning), mengorganisasikan (Organizing), menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (Actuating and controlling) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumber daya Organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan. 4. Menurut Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain. 5. Menurut Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, Pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 6. Menurut Follet: Manajemen adalah seni untuk melakukan sesuatu dengan mengerahkan orang lain. (The art of getting things done throught the people). Manajemen adalah suatu kegiatan, dan pelaksanaannya disebut managing, orang yang meleksanakan kegiatan tersebut disebut manajer. Seseorang yang mendapat predikat sebagai manajer harus mampu untuk menengani tugas-tugas yang bersifat manajerial. Yang penting diantaranya adalh menghentinkan kecenderungan untuk melaksanakan kegiatan oleh dirinya sendiri.
3 Masih banyak pengertian-pengertian yang lainnya yang diberikan untuk masalah manajemen. Secara garis besar pengertian manajemen, dapat dilihat dalam 2 (dua) aspek yaitu aspek seni dan aspek ilmu. Rumusan dari aspek seni, manajemen adalah seni untuk mencapai sesuatu dengan mengerahkan oranglain. Seni manajemen adalah keterampilan dalam memecahkan masalah, pengambilan keputusan dan kegiatan manajerial lainnya berdasarkan kepada naluri, ilham, perasaan, firasat, bisikan kalbu dan pertimbangan-pertimbangan lainnya yang bersifat subjektif. Landasan tersebut diperoleh dari pengalaman, budaya, penghayatan atas kejadian-kejadian atau tingkah laku yang pola pengerjaanya hanya dipahami oleh perseorangan. Kelemahan yang prinsip dari manajemen aspek seni adalah bahwa seni manajemen tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain, sehingga kalau seseorang manajer penganut aspek seni, maka kegiatan usahanya akan terancam kelangsungannya manakala manager tersebut sudah tiada. Rumusan dari aspek ilmu, manajemen adalah serangkaian proses untuk menyediakan sarana dan atau sumber daya, serta mempergunakannya sedemikian rupa sehingga berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara yang efektif dan efisien. Ilmu manajemen adalah keterampilan dalam kegiatan manajerial dengan menggunakan teknik-teknik manajemen yang berdasarkan pada data statistic, kuantitatif, akunting dan sistematik yang dikatagorikan sebagai manajemen ilmiah. Dengan kata lain ilmu manajemen dapat dipelajari oleh siapapun dan ilmu manajemen akan terus berkembang. Dengan berbekal kedua jenis rumusan manajemen, seorang manajer harus dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya. Seorang manajer juga akan terlibat dengan keterkaitan kegiatan yang lainnya, dapat dikatakan bahwa seorang manajer menjalankan tugas manajerial adalah merupakan suatu proses. B. Pengertian Manajer Manajer adalah seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola,
4 mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, tugas-tugas spesifik dari manajer adalah: ▪ Manager bekerja dengan dan melalui orang lain ▪ Manajer bertindak sebagai saluran komunikasi dalam organisasi Manajer harus sepenuhnya atas segala tugas-tugasnya ▪ Manajer harus dapat menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menentukan prioritas ▪ Manajer harus dapat berfikir secara sistematis dan konseptual. Manajer bertindak sebagai mediator (penengah) ▪ Manajer bertindak sebagai politisi, diplomat, dan juga symbol bagi organisasinya. Manager harus dapat mengambil keputusan-keputusan yang sulit dengan segera. Sedangkan proses itu sendiri berarti suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan pada aspek-aspek kegiatan yang penting dan saling berkaitan. Kegiatankegiatan itu merupakan konsep dasar dari manajemen yang meliputi antara lain: Manajer --------> Mengelola fungsi-fungsi--------> Tujuan | | | • Perencanaan (Planning) • Organisasi (Organizing) • Pengarahan (Directing) • Koordinasi (Coordinating) • Pengendalian (Controlling)
5 Gambar 1. 1 Fase proses pencapaian tujuan 1. Perencanaan (Planning) Manajer harus terlebih dahulu memikirkan dengan matang tujuan dan tindakannya. Tindakan manajer biasanya didasarkan atas suatu metode, rencana, atau logika tertentu. 2. Pengorganisasian (Organizing) Manajer mengkoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya bahan dan alat yang dimiliki organisasi bersangkutan dengan kemampuan tertentu untuk mengerahkan sumber daya dalam mencapai tujuannya. Jelas kiranya semakin terpadu, terkoordinasi tugas-tugas sebuah organisasi, akan semakin efektiflah organisasi tersebut. 3. Pengarahan (Directing) Bagaimana Manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana agar orang-orang lain melaksanakan tugas-tugas yang esensial. Dengan menciptakan suasana yang tepat, manajer membantu para bawahannya untuk bekerja sebaik-baiknya. 4. Pengkoordinasian (Coordinating) Pengkoordinasian dapat diartikan sebagai proses untuk menyatukan berbagai tujuan dan kegiatan dari berbagi satuan organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5. Pengendalian (Controlling) Manajer berusaha untuk menjamin organisasi untuk bergerak ke arah tujuannya dengan benar. Apabila ada bagian tertentu dari organisasi itu pada jalan yang salah, manajer harus berusaha untuk menemukan penyebabnya kemudian mengarahkan kembali ke jalan yang benar.
6 C. Tingkatan Manajemen Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3 tingkatan: 1. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain. 2. Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadangkadang juga karyawan operasional 3. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi. Gambar 1. 2 Tingkatan Manajemen
7 D. Prinsip Manajemen Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi- sitauasi yang berubah. Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridi dari: • Pembagian kerja (Division of work) Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya. • Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
8 • Disiplin (Discipline) Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap disrinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya. • Kesatuan perintah (Unity of command) Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja. • Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah. • Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan
9 pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apanila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. • Penggajian pegawai Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu,dalam prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin. • Pemusatan (Centralization) Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority) • Hirarki (tingkatan) Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. • Ketertiban (Order) Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik
10 atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. • Keadilan dan kejujuran Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya. • Stabilitas kondisi karyawan Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. • Prakarsa (Inisiative) Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya. • Semangat kesatuan, semangat korp Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggyungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp),
11 sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. E. Unsur-unsur Manajemen Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat- alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets. • Man (SDM) Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan. • Money (uang) Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. • Materials (bahan) Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. • Machines (mesin) Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
12 • Methods (metode) Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri. • Market (pasar) Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) kons
13 KONSEP DASAR PERAWATAN erawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa: • Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi. • Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil adanya perawatan. • Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan, bahan, pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain. • Aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan kepada kondisi yang terjaga. Dengan semakin kompleksnya disain asset dan standard performance-nya, maka diperlukan teknik dan manajemen maintenance yang lebih baik, serta cara pandang yang lebih proposional tentang peranan dan tanggung jawab fungsi maintenance, dan memberikan paradigma baru bahwa: • Tumbuhnya kesadaran bahwa kerusakan peralatan akan mempengaruhi keselamatan dan kerusakan lingkungan. • Tumbuhnya kesadaran bahwa prestasi maintenance akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. • Semakin tingginya tuntutan untuk meningkatkan availability serta menekan biaya maintenance. Pekerjaan perawatan adalah untuk melakukan perbaikan yang bersifat kualitas, meningkatkan suatu kondisi ke arah yang lebih baik. Banyaknya atau seringnya pekerjaan perawatan yang dilakukan tergantung pada: • Batas kualitas terendah yang diijinkan dari suatu komponen. Sedangkan batas kualitas yang lebih tinggi dapat dicapai oleh pekerjaan perawatan. • Waktu pemakaian atau lamanya operasi yang menyebabkan berkurangnya kualitas peralatan. Dalam hal ini komponen (peralatan) dapat menjadi sasaran untuk terkena tekanan-tekanan, beban pakai, kondisi dan pengaruh-pengaruh lain yang dapat mengakibatkan menurunnya atau kehilangan kualitas, sehingga kemampuan komponen berkurang ketahanannya. P
14 A. Kebijakan Perawatan Dalam penerapannya, perawatan diperlukan teknik yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip dasar perawatan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu mesin dari peralatan dalam kondisi sempurna. Ada dua kebijakan perawatan yang umum dikenal di dunia industri, yaitu perawatan kerusakan (break down maintenance) dan perawatan pencegahan (preventive maintenance). • Perawatan Kerusakan Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan cara mesin atau peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki. Kebijakan ini merupakan strategi perawatan yang sangat kasar dan kurang baik karena dapat menimbulkan biaya perawatan tinggi, kehilangan kesempatan keuntungan karena terhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi mesin tidak diketahui dan tidak dapat merencanakan waktu, tenaga kerja serta biaya. Metode ini disebut juga sebagai perawatan berdasarkan kerusakan (failure based maintenance). Strategi perawatan ini kurang sesuai untuk mesin-mesin tingkat kritis yang tinggi dan hanya sesuai untuk mesin-mesin yang sederhana dimana tidak memerlukan perawatan secara intensif. Perawatan kerusakan disebut juga emergency maintenance, / break down maintenance. Emergency maintenance dilakukan pada saat ada tanda kerusakan. Break down maintenance dilakukan pada saat peralatan sudah berhenti. Biesanya pekerjaan darurat sudah dilaksanakan sebelum mesin benar-benar berhenti. Perawatan darurat dibagi atas 2 kelompok yaitu: a. Perawatan kerusakan terencana Planned CM yang dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan harus diperbaiki, sehingga dapat dilakukan persiapan sejak awal dan mampu untuk dikontrol. b. Unplanned CM dilakukan apabila mesin benar-benar telah berhenti (tidak dapat digunakan), atau dalam keaadaan derurat, sehingga sifat aktifitas ini selalu segera (urgent) dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos pemeliharaan menjadi tinggi. Do we operate the plant or does the plant operate us?
15 • Perawatan Pencegahan Perawatan pencegahan terdiri atas: a. Perawatan Terjadwal (schedule maintenance) Perawatan terjadwal merupakan bagian dari perawatan pencegahan, perawatan ini bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu, strategi perawatan ini disebut juga sebagai perawatan berdasarkan waktu (time based mintenance). Strategi perawatan ini cukup baik dalam mencegah terhentinya mesin yang tidak direncanakan. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan. Kekurangannya, juka rentang waktu perawatan terlalu pendek akan mengganggu aktivitas praktikum dan dapat meningkatkan kesalahan yang timbul karena kekurangan cermatan teknisi dalam memasang kembali komponen yang diperbaiki serta kemungkinan adanya kontaminasi yang masuk ke dalam sistem. Jika rentang waktu perawatan terlalu panjang kemungkinan mesin akan mengalami kerusakan sebelum tiba waktu perawatan, selain itu jika kondisi mesin atau komponen mesin/peralatan masih baik dan menurut jadwal harus sudah diganti atau diperbaiki akan menimbulkan kerugian. b. Perawatan Prediktif (Predictive Maintanence) Perawatan prediktif inipun merupakan bagian perawatan pencegahan. perawatan prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan dimana pelaksanaannya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan tindakan pemeriksaan atau monitoring secara rutin, jika terdapat tanda atau gejala kerusakan segera diambil tindakan perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, jika tidak terdapat gejala kerusakan segera pula diketahui. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin.
16 Secara garis besar ada beberapa metode dalam memantau atau memonitoring kondisi dari suatu mesin, antara lain: 1) Monitoring minyak pelumas Minyak pelumas sebagai darahnya mesin disamping berfungsi sebagai pendingin, pencegah korosi dan mengurangi getaran, juga sebagai pembawa kontaminan atau kotoran yang terjadi dalam mesin yang diakibatkan dari dalam atau luar mesin. Kontaminan atau kotoran dapat dideteksi dengan cara melakukan: − tes kekentalan (viscosity test) − tes perhitungan partikel (particle counting test) − tes kuantifair parikel (particle quantifier test) − tes geram keausan (wear debris test) − tes bilangan keasaman − tes ferografi (ferography test) − tes gelembung (bubble test) 2) Monitoring visual Metode ini menggunakan panca indera yang meliputi rasa, bau, lihat, dengar dan sentuh guna mengetahui kondisi mesin. Agar lebih akurat lagi gunakan berbagai alat bantu. 3) Monitoring kinerja Merupakan teknik monitoring kondisi mesin ditentukan dengan cara memeriksa dan mengukur parameter kinerja, dan kemudian bandingkan dengan standar. 4) Monitoring geometris Tujuannya adalah untuk mengetahui penyimpanan geometris yang terjadi pada mesin. Secara operasional meliputi pengukuran levelling dan pengukuran posisi (alignment). 5) Monitoring getaran (Vibration) Monitoring ini memeriksa dan mengukur parameter getaran secara rutin dan terus menerus. Dengan monitoring getaran yang terjadi diharapkan kerusakan mesin dapat dideteksi secara dini dan kerusakan lebih jauh dapat dicegah.
17 Perawatan pencegahan ini secara umum perlu dilakukan melalui tiga dasar kegiatan yang biasanya harus dipenuhi yaitu: a. Inspeksi atau langkah pemeriksaan, prosedur inspeksi sebaiknya direncanakan, sehingga dapat menghemat waktu, definisinya adalah pemeriksaan secara rutin terhadap kelengkapan mesin dan peralatan guna: − memastikan fasilitas dapat beroperasi sesuai rencana, − melakukan pemeriksaan terhadap kondisi fasilitas, − melakukan evaluasi potensi yang akan menimbulkan gangguan dan kerusakan, − melakukan penafsiran terjadinya kerusakan, − melakukan identifikasi komponen-komponen pengganti, − membuat jadwal perbaikan berdasarkan kebutuhan, dan lain-lain. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan frekuensi untuk melakukan inspeksi, yaitu beban kerja, umur, pengalaman dan kritisnya fasilitas. b. Perawatan, yang merupakan langkah pemeliharaan secara rutin yang didasarkan pada cara perawatan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Atau dapat juga didasarkan pada jumlah jam pemakaian tertentu atau satuan output/produksi. c. Perbaikan, yang dimaksud dengan perbaikan disini adalah perbaikan kecil yang mungkin timbul dari hasil pemeriksaan. Gambar 2. 1 Hubungan antara jenis-jenis maintance
18 B. Istilah Umum dalam Perawatan Istilah perawatan pada kenyataan mengacu kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan, yaitu: 1. Perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau unruk memperbaikinya sampai kondisi yang diterima. 2. Perawatan darurat (emergency maintenance) adalah perawatan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius. 3. Perawatan terencana (planned maintenance) adalah perawatan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Rusak (break down) adalah kegagalan yang menghasilkan ketidak tersediaan suatu alat. 5. Perawatan korektif (corrective maintenance) adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang dapat diterima. 6. Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mngurangi kemungkinan bagianbagian lain tidak memenuhi kondisi yang dapat diterima. 7. Perawatan jalan (running maintenance) adalah perawatan yang dapat dilakukan selama mesin dipakai. 8. Perawatan berhenti (shut down maintenance) adalah perawatan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti. 9. Daftar inventaris pabrik (plant inventory) adalah daftar seluruh barang, tempat kerja, bangunan dan isinya, untuk tujuan identifikasi, beserta informasi mengenai konstruksi dan rincian teknis masing-masing. 10. Program perawatan (maintenance program) adalah daftar alokasi suatu jenis perawatan untuk suatu periode. 11. Jadwal perawatan (maintenance schedule) adalah daftar komprehensif mengenai perawatan dan saatnya.
19 12. Kartu riwayat (history card) adalah catatan penggunaan, kejadian dan tindakan yang bersangkut paut dengan suatu alat tertentu. 13. Laporan kerja (job report) adalah pernyataan tertulis tentang kerja yang dilakukan dan kondisi suatu alat. 14. Spesifikasi kerja (job specification) adalah dokumen yang menguraikan pekerjaan yang dilakukan. 15. Perbaikan menyeluruh (overhaul) adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu alat, atau sebagian besar bagiannya sampai suatu kondisi yang dapat diterima. 16. Waktu nganggur (down time) adalah periode waktu dimana suatu alat tidak berada dalam kondisi mampu memberikan unjuk kerja yang diharapkan. 17. Perencanaan perawatan (maintenance planing) adalah penentuan sebelumnya pekerjaan, metode, bahan, alat, mesin, pekerja, dan waktu yang diperlukan.
20 MACAM-MACAM MAINTENANCE A. Preventive maintenance (PM) Mencegah terjadinya kerusakan mesin selama pemakaian untuk berproduksi, di mana kerusakan ini biasanya terjadi tanpa memberikan tanda-tanda sebelumnya sehingga mesin terpaksa berhenti secara tiba-tiba. (Preventative maintenance covers all programmed maintenance which is carried out in order to prevent the occurrence of failures or to detect failures before they develop to a breakdown or interruptions in production.) Sasaran PM: − Mencegah terjadinya kerusakan − Mendeteksi kerusakan yang terjadi − Menemukan kerusakan yang tersembunyi. Dalam pelaksanaannya ada 4 tindakan yang dapat dilakukan: a. Time directed yang bertujuan pencegahan langsung pada sumber kerusakan. Seperti tindakan over haul dfan pemggantian suku cadang. b. Condition directed yang brtujuan untuk mendeteksian kerusakan atau gejalagejala kerusakan. c. Failure finding yaitu menemukan kerusakan tersembunyi dengan pemeriksaan berkala. d. Run to failure yaitu peralatan / fasilitas dipakai sampai rusak karena tidak ada tindakan ekonomis dapat dilakukan untuk pencegahan kerusakan. Definisi PM dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Direct PM adalah pekerjaan preventive maintenance yang memberikan efek pada kondisi peralatan secara langsung seperti pembersihan, lubrikasi, penggantian suku cadang secara rutin. Aktifitas ini diukur dengan satuan waktu yang diperlukan untuk melakukan perbaikan. Produser ini sering disebut Fixed Time Maintenance (FTM) karena semua kegiatan ini dikontrol dengan satuan waktu. b. Indirect PM merupakan aktivitas yang tidak mengakibatkan efek secara langsung dari komdisi peralatan. Contoh kegiatan ini adalah mendeteksi dan memantau (monitoring) kerusakan pada fasilitas dan sering dissebut dengan Condition Based Maintenance.
21 • Subjektif monitoring Done by the sense such as listen, look, touch, taste and smell and form that estimate the condition. Tergantung dari siapa yang melakukan moniotoring serta meliputi skill dan pengetahuan sendiri. • Objektive Condition Monitoring Menggunakan alat selain sense. Misalnya alat-alat ukur dan dengan cara offline condition monitoring yaitu mematikan peralatan dan menggunakan alat kemudian menginterpretasikan kondisi mesin. Continous monitoring yaitu menggunakan suatu alat dengan sensor sehingga apabila terdapat kesalahan maka akan memberikan informasi. B. Corrective maintenance (CM) Perawatan korektif adalah melingkupi perawatan yang tujuannya adalah memperbaiki kerusakan pada peralatan (Corrective Maintenance covers all maintenance which is carrisd out in order to correct (repair) a fault in equipment). Disebut juga emergency maintenance / break down maintenance. Emergency maintenance dilakukan pada saat ada tanda kerusakan. Break down maintenance dilakukan pada saat peralatan sudah berhenti. Biasanya pekerjaan darurat sudah dilaksanakan sebelum mesin benar-benar berhenti. CM dibagi atas 2 kelompok yaitu • Planned CM yang dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan harus diperbaiki, sehingga dapat dilakukan persiapan sejak awal dan mampu untuk dikontrol. • Unplanned CM dilakukan apabila mesin benar-benar telah berhenti (tidak dapat digunakan), atau dalam keaadaan derurat, sehingga sifat aktifitas ini selalu segera dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos pemeliharaan menjadi tinggi. Do we operate the plant or does the plant operate us? C. Improvement maintenance Modifikasi beberapa komponen dari suatu peralatan dengan tujuan (The term improvement maintenance is used when to modify the equipment so the condition improves)
22 a. Memperpanjang umur komponen b. Meningkatkan nilai tekhnologi c. Komponen sudah obsolete Ada beberapa perlakuan perawatan yang berhubungan antara preventive maintenance dan corrective maintenance, yaitu: Operate To Break Down (OTBD) • Peralatan dioperasikan hingga berhenti karena rusak (breakdown). • Pemeliharaan dilakukan dengan Unplanned Corrective Maintenance. • Cost of Down Time sangat tinggi. • Kadang kala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan karena alasan teknis atau ekonomis pada peralatan tertentu saja. Fixed Time Maintenance (FTM) • Mesin atau alat harus dihentikan sesuai jadwal untuk kegiatan maintenance, tanpa memperdulikan jadwal produksi. • Jadwal perbaikan ini ditentukan berdasarkan Life Time dari peralatan. Life Time ini dapat diperkirakan dan diramalkan sebelumnya. • FTM merupakan dasar dari kegiatan Preventive Maintenance. • Hasil dari FTM ini masih belum memuaskan karena: − Ada kemungkinan part diganti terlalu dini sehingga memerlukan biaya yang sebenarnya masih belum perlu. − Ada kemungkinan part sudah terlebih dahulu rusak (break down) sehingga menimbulkan down time cost yang tinggi. Condition Base Maintenance (CBM) • Prosedur ini dapat dianggap sebagai just in time maintenance • Langkah yang dilakukan adalah menemukan kerusakan secara dini sebelum kerusakannya menjadi lebih parah yang mengakibatkan mesin berhenti. • Merencanakan jadwal perbaikan sehingga dapat dikompromikan dengan jadwal produksi. • Melakukan perbaikan yaitu Planned Corrective Maintenance.
23 Design Out Maintenance (DOM) • Prosedur ini diambil dengan tujuan menghilangkan kejadian kerusakan yang berulang-ulang (repetitive failure). • Kerusakan seharusnya tidak terjadi lagi. • Kegiatan ini seharusnya sudah diantisipasi sejak awal pada tahap ide, tahap spesifikasi dan tahap perencanan alat (lihat tahap perjalanan dari suatu alat). Life Time Extension (LTE) • Bertujuan untuk memperpanjang umur dari suatu alat. • Dengan cara memodifikasi alat atau komponen. Kegiatan ini disebut dengan Improvement Maintenance. Redundancy (RED) • Menyediakan mesin atau komponen yang diinstalasi secara parallel dengan mesin atau komponen sejenis. • Mesin “cadangan” ini beroperasi apabila mesin “utama”nya mati. • Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan investasi ganda (double). • Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan menyediakan down time cost yang sangat mahal, maka prosedur ini seharusnya masih ekonomis. Untuk menentukan jenis perlakuan perawatan diatas perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: • Strategi maintenance harus berdasarkan suatu tujuan yaitu: − Kerusakan yang tidak terencana (unplanned break down) harus dihindari. • Berikut ini ada beberapa pola berfikir apabila terjadi kerusakan: − Dapatkah kerusakan ini dihilangkan? bila tidak dapat dihilangkan, langkah selanjutnya adalah memperpanjang umur komponen. − Apakah umur komponen dapat diperpanjang? − Bila umur komponen tidak dapat diperpanjang, maka coba untuk mengaplikasikan Condition Monitoring Base selama mesin beroperasi dan temukan tanda-tanda kerusakan pada awal pertumbuhan kerusakan. − Dapatkah CBM digunakan selama mesin beroperasi? − Apabila tidak dapat dilakukan, maka lakukan CBM pada saat mesin tidak beroperasi.
24 − Dapatkah CBM digunakan selama mesin tidak beroperasi? − Apabila tidak dapat dilakukan, maka kerjakan FTM. − Dapatkah FTM dilaksanakan? − Bila interval diantara kerusakan sulit untuk ditemui polanya, maka lakukan OTBD dan apabila secara ekonomis masih menguntungkan coba lakukan RED. − Apabila prosedur maintenance lainnya tidak dapat dilakukan, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah RED selama secara ekonomis masih menguntungkan. − Apabila secara ekonomis RED tidak menguntungkan, maka satu-satunya prosedur yang dapat dilakukan untuk menjalankan maintenance adalah OTBD. Kadangkala OTBD dilakukan karena harga alat atau komponen sangat murah dan tidak menyebabkan production loss. Permasalahan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya perawatan sebagai berikut: • Quality losses Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebabkan oleh tidak terjaminnya performansi peralatan. Perusahaan harus mengganti kerugian berupa menurunnya kualitas produk seperti konsekwensi dengan harga yang murah atau ongkos perbaikan barang. • Energy losses Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara dengan baik. Contoh mobil yang tidak pernah di “tune up” akan mempunyai gejala boros. Hal ini dikarenakan adanya beberapa katup pada karburator dan mesin yang harus disetel. • Capital cost Apabila pemeliharaan sangat sedikit dilaksanakan maka kemungkinan akan terjadinya kerusakan. Kerusakan seringkali berhubungan dengan penggantian suku cadang dan berhubungan dengan inventory atau stok dari suku cadang. Untuk mengadakan suku cadang akan dibutuhkan capital cost yang cukup tinggi. • Production losses Adalah kerugian-kerugian yang terjadi pada permasalahan produksi akibat pelaksanaan legiatan maintenance yang tidak baik.
25 • Capacity losses Akibat pemeliharaan yang tidak baik, peralatan sering kali rusak dan dalam hal ini kapasitas produksi menjadi berkurang akibat waktu yang hilang untuk menunggu perbaikkan dan waktu perbaikan itu sendiri. • Work environment Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah, sehingga mempengaruhi motivasi kerja operator (menjadi malas), atau sering sakit yang akhirnya mempengaruhi kecepatan dan bahkan kualitas produksi. • Lost market Dengan hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga dan bahkan perbaikan pada produk untuk mencapai kualitas yang di inginkan, akan menyebabkan terlambatnya produk masuk kedalam pasar penjualan. • Increased investement (decrease of equipment life) Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan menyebabkan umur peralatan menjadi rendah dan bahkan menuntut penggantian seluruh peralatan yang baru dan membutuhkan biaya yang lebih besar dari pada biaya pemeliharaan.
26 PROSEDUR PEMELIHARAAN A. Prosedur Pemeliharaan Terencana Kebanyakan manajer pada industry sekarang ini telah mendengar mengenai pemeliharaan terencana dan mengetahui serba sedikit keuntungan yang didapat dari penyusunan dan pelaksanaan suatu rancangan pemeliharaan perawatan. Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan prinsip program pemeriksaan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) pada umumnya diketahui dan dimengerti oleh kebanyakan manajer yang berpandangan luas, dan tak diragukan lagi dipraktekan dalam cara yang sederhana seperti mengirimkan kendaraan ke bengkel untuk di service pada selang waktu tertentu. Gagasan yang timbul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaan program perawatan ditunjukan oleh tiga buah pertanyaan sebagai berikut. 1. Apa yang harus dirawat? 2. Bagaimana cara merawatnya? 3. Kapan melakukan perawatannya? Langkah-langkah pemeliharaan terencana • Menentukan terlebih dahulu apa yang akan dipelihara (tergantung dari persiapan segala fasilitas). Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan mengenai bahan-bahan pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggung jawabkan dalam meminta pengluaran biaya. • Selanjutnya pembuatan jadwal pemeliharaan harus disiapkan untuk setiap mesin atau peralatan yang akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana. System ini dapat dmulai dengan menggunakan pemeliharaan pencegahan terencana bagi beberapa mesin utama dan sesudah didapatkan pengalaman dala penggunaan jadwal, lebih banyak lagi mesin yang dimasukkan dalam perencanaan sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. Karena tidak mungkin mengubah tipe pemeliharaan tidak terencana menjadi pemeliharaan terencana dalam waktu singkat. • Sesudah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya kita harus menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi
27 pekerjaan disusun dari jadwal pekerjaan sebagai suatu alat komunikasi antara permintaan kepala/penyelia pemeliharaan dalam pelaksana/teknisinya. Spesifikasi ini dipersiapkan secara terpisah untuk masing-masing pekerjaan dan frekuensi sebagai suatu pengarahan bagi pekerja. Beberapa aspek manfaat dan spesifikasi kerja antara lain: • Pada dasarnya ini merupakan suatu instruksi ke pelaksana dan harus menentukan bagian tertentu dari mesin yang memerlukan perhatian dan dengan jelas menunjukan tindakan yang harus dilakukan, misalnya periksa, bersihkan. Lumasi, teliti, ukur, ganti. • Spesifikasi ini harus memberikan petunjuk mengenai cara, jika hal ini tidak jelas, perlu disebutkan urutan operasi demikian juga jika diperlukan suatu perkakas atau alat ukur yang khusus. • Tujuannya adalah menjaga pada suatu standar, dengan demikian perlu disebutkan standar ini dengan melampirkan derajat keausan, kesejajaran, toleransi, kapasitas beban lebih dan sekering, tekanan, suhu dan sebagainya yang sesuai. • Sebagaimana dalam seluruh pabrik, aspek keselamatan terhadap pelaksana dan operator harus diberi perhatian tinggi. Spesifikasi pekerjaan ini harus disalin, dan salinannya harus disimpan di bagian perencanaan pemeliharaan dalam bundle arsip untuk mencegah hilangnya dokumentasi kerja di bengkel. 1. Untuk menerapkan spesifikasi pekerjaan dan mengendalikan pengeluaran, bagian pemeliharaan sebaiknya merencanakan program pemeliharaan berkala untuk selama jangka waktu tertentu. Secara ideal memang dijabarkan dalam jangka waktu 1 tahun, tapi biasanya perusahaan-perusahaan sulit melakukannya karena banyak factor yang akan mempengaruhi produksi dan kebutuhan pabrikperusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya perencanaan pemeliharaan pencegahan perlu disusun secara bulanan- mingguan, sehingga perlu dibuat program perencanaan bulanan/mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanya dengan bagian perencanaan dan bagian produksi. Pengaturan pemberhentian mesin/peralatan untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak. Perusahaan yang tidak dipersiapkan unuk membehjentikan mesin dan
28 peralatan dalam kondisi apapun untuk pemeliharaan akan tetap beroperasi dan metode pemeliharaan darurat yang mengganggu dan mahal. 2. Setiap bulan salinan program perencanaan bulanan/mingguan yang disetujui didistribusikan oleh bagian prencanaan pemeliharaan ke staf produksi dan staf pemeliharaan, bersama-sama dengan spesifikasi pekerjaan yang terdaftar dalam perencanaan ini untuk disebarkan ke pelaksana yang ditunjukuntuk melaksanakan pemeriksaan pencegahan tersabut. Tanggung jawab untuk memilih pelaksana ini harus masih ditangani penyelia pemeliharaan, yang mengetahui dengan tepat siapa yang sesuai untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. 3. Permintaan pemeliharaan dari penyedia pemeliharaan (bag. produksi) untuk mendapatkan jasa dari bagian pemeliharaan harus mendapatkan perhatian dengan prioritas tinggi, walaupun dari pengalaman yang menunjukan bahwa kebanyakan pekerjaan pemeliharaan dapat dirancang, jangka pendek sekalipun, dan pada kenyataannya prioritas yang paling atas ini jauh lebih sedikit dari yang biasa diduga. Untuk mengatasi masalah ini dan untuk menentukan efektifitas tenaga kerja yang sebenarnya seteliti mungkin dan biaya pemeliharaan pabrik yang efektif, dirancang suatu pemeliharaan - pemeliharaan. 4. Laporan hasil pemeliharaan dan permintaan pemeliharaan yang telah diisi lengkap oleh pelaksana pemeliharaan yang melakukan pekerjaan ini sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, dikembalikan ke penyelia untuk diperiksa kembali dan menandatangani laporan tersebut sebelum diserahkan kembali ke kantor perencanaan pemeliharaan.ini merupakan kesempatan bagi penyelia dan pelaksana untuk membahas laporan ini jika dianggap perlu, dan juga untuk menambah informasi lain yang mungkin diperlukan bagi kartu riwayat mesin. Kartu Riwayat mesin, merupakan catatan semua tindakan yang menyangkut untuk mempertahankan kondisi mesin dan mengembalikan pada kondisi yang dapat diterima, disusun berupa laporan-laporan kerja pemeliharaan. Laporan dari pemeliharaan mesin menurut jadwal pemeliharaan tahunan dan laporan dari permintaan pemeliharaan/ perbaikan, disusun dan ditulis ulang didalam. 5. Jika, pada waktu melaksanakan pemeliharaan pencegahan terencana ditemukan kerusakan dan tidak dapat diselesaikan selama waktu yang ditentukan sesuai program, maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :
29 6. Jika digunakannya mesin tersebut bisa menyebabkan kerusakan terhadap mesin atau produk, atau membahayakan keselamatan, maka mesin tersebut harus segera diperbaiki dan pekerjaan ini dilakukan dengan prioritas seperti pekerjaan untuk kerusakan darurat. 7. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa menyebabkan kerusakan atau kerugian, maka mandor pemeliharaan melaporkannya dan menulis permintaan pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut lebih lanjut di waktu yang tidak mengganggu produksi. Pekerjaan ini bisa memerlukan atau tidak memerlukan program tergantung dari keadaan dan besarnya reparasi. Jenis pekerjaan ini disebut “pekajaan yang timbul dari pemeriksaan”. Karena ditemukan pada waktu pemeriksaan, pekerjaan ini dianggap sebagai bagian dari pemeriksaan terncana, dan secara teoritis dikerjakan selama pemeriksaan jika tidak ada batasan waktu yang tersedia. Tujuan utama pemeliharaan terencana iakah untuk meningkatkan standar pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini bisa dilakukan dengan analisis kritis hasil- hasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan pemeliharaan sebagai hasil dari analisis tersebut. Untuk melaksanakan hal ini kita harus menyimpan catatan riwayat mesin. Catatan ini disusun dari laporan pemeriksaan dan permintaan pemeliharaan yang dikembalikan sesudah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan oleh para pelaksana, dan informasi tersebut sesuai nomor mesin. Catatan nomor mesin mempunyai satu fungsi yang lain. Mula-mula jadwal pemeliharaan mungkin merupakan kombinasi dari buku petunjuk pabrik pembuatnya. Pengetahuan teknis dari insinyur pemeliharaan dan pengalaman praktis yang dimiliki mandor pemeliharaan beserta bawahannya selama memelihara pabrik, dan mungkin juga berdasar kira-kira saja. Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari catatan riwayat mesin kita dapat meyakini apakah system pemeliharaan yang dipakai cukup efektif atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya menunjukkan satu atau lebih hal berikut: 1. Pemeliharaan tidak cukup
30 2. Pemeliharaan tidak benar 3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai Hal ini berarti perlu menaikkan frekuensi pemeriksaan, mengubah jadwal untuk meyakinkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan yang memadai terhadap bagianbagian mesin yang menyebabkan kerusakan darurat dan pengawasan yang lebih ketat terhadap karyawan pemeliharaan. Di lain pihak, jika hanya sedikit atau ada kerusakn yang dilaporkan pada waktu pemeriksaan, mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak ekonomis sebagaimana telah kita bahas dalam bab yang lalu, dan dianjurkan untuk mengurangi jumlah atau jenis pemeriksaan yang dilakukan. B. Kegiatan Perawatan Kegiatan perawatan pada umumnya terbagi dalam masing-masing bidang keteknikan. Tetapi pada saat ini kegiatan mencakup segala prasarana dan penunjang prasarana yang ada. Berikut adalah kegiatan-kegiatan perawatan yang dilakukan saat ini. Gambar 4. 1 Jenis kegiatan maintenance
31 Gambar 4. 2 Pekerjaan mekanik Gambar 4. 3 Pekerjaan listrik
32 Gambar 4. 4 Pekerjaan sipil Gambar 4. 5 Pekerjaan umum
33 Gambar 4. 6 Prosedur maintenance Gambar 4. 7 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari perencanaan
34 Gambar 4. 8 Organisasi maintenance dan repair ditinjau dari pelaksanaan Gambar 4. 9 Down time vs maintenance system
35 Gambar 4. 10 Bagan aktivitas maintenance
36 DAFTAR PUSTAKA Al-Turki, U. 2011. A Framework for Strategic Planning in Maintenance, Journal of Quality in Maintenance Engineering, Vol. 17, No. 2, pp. 150-162. Ansori, N., dan Mustajib, M.I. 2014. Sistem Perawatan Terpadu: Teknik dan Aplikasi Keandalan. Blanchard, Benjamin S., Wolter J, Fabrycky. 1981. Systems Engineering and Analysis. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Inc. Blischke, W.R. dan Murthy, D. N. P., 2000. Reliability: Modeling, Prediction and Optimization. John Wiley-Interscience Publication C. Kister, Timothy dan Hawkins, Bruce. 2006. Maintenance Planning and Scheduling: streamline your organization for a lean environment.Elsevier Science & Technology Books. Crespo Marquez, Adolfo. 2007. The Maintenance Management Framework: models and methods for complex systems maintenance. Springer-Verlag London Limited. Duffua, S.O., Raouf. A., dan Campbell, J.D., 1999. Planning and Control Maintenance Systems, John Wiley & Sons.