MODUL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Kelompok 12 XI Disusun oleh : Kurikulum Merdeka Universitas Negeri Surabaya
i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunia, rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami masih diberi kesempatan untuk mengabdi dan menyumbangkan pikiran untuk nusa, bangsa dan Negara khususnya melalui bidang pendidikan. Modul ini disusun untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar sesuai dengan Kurikulum 2013 Revisi (Peraturan Dirgen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No. 464/D.D5/KR/2018). Dalam rangka menyiapkan tenaga terampil dan professional yang memiliki karakter bangsa, dalam pembelajaran ini pendidikan karakter bangsa yang dikembangkan antara lain: kreatif, rasa ingin tahu, berfikir kritis, jujur dan tanggung jawab. Besar harapan kami, modul ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi Bapak/Ibu guru dan peserta didik untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Kritik dan saran yang sifatnya membangun, kami terima dengan senang hati dan kami ucapkan terima kasih. Surabaya , 21 Mei 2024 Penulis
ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii BAB I.................................................................................................................................... 1 PENGANTAR AKUNTANSI................................................................................................. 1 A. Definisi Akuntansi....................................................................................................... 2 B. Pengertian Akuntansi Perusahaan Jasa........................................................................ 3 C. Karakteristik Transaksi Perusahaan Jasa .................................................................... 3 D. Persamaan Dasar Akuntansi........................................................................................ 5 BAB II................................................................................................................................... 7 BUKTI TRANSAKSI............................................................................................................. 7 A. Transaksi.................................................................................................................... 8 1. Transaksi berdasarkan ruang lingkupnya ................................................................ 8 2. Transaksi Perusahaan Berdasarkan Kegiatan Yang Dilakukan................................. 9 3. Bukti transaksi............................................................................................................ 9 1. Kwitansi................................................................................................................ 10 2. Bukti Penerimaan Kas........................................................................................... 14 3. Bukti Pengeluaran Kas .......................................................................................... 15 4. Nota ...................................................................................................................... 16 5. Faktur................................................................................................................... 18 BAB III............................................................................................................................... 23 SIKLUS AKUNTANSI ........................................................................................................ 23 A. Jurnal Umum............................................................................................................ 24 B. Buku Besar ............................................................................................................... 25 C. Neraca Saldo............................................................................................................. 26 D. Jurnal Penyesuaian ................................................................................................... 27 E. Neraca Lajur ............................................................................................................ 27 F. Laba Rugi................................................................................................................. 30 G. Laporan Perubahan Ekuitas.................................................................................. 31 H. Laporan Neraca..................................................................................................... 31 I. Arus Kas................................................................................................................... 33 J. Jurnal Penutup ......................................................................................................... 35 K. Neraca Saldo Setelah Penutup................................................................................ 37
iii L. Jurnal Pembalik........................................................................................................ 37 BAB IV................................................................................................................................ 39 SOAL KASUS...................................................................................................................... 39 DAN PENYELESAIAN ........................................................................................................ 39 A. Soal Kasus ................................................................................................................ 40 B. Penyelesaian ............................................................................................................. 40 C. Latihan Soal.............................................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 54
1 BAB I PENGANTAR AKUNTANSI
2 A. Definisi Akuntansi Akuntansi adalah proses pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran, dan pengkomunikasian transaksi-transaksi keuangan sebagai kewujudan kegiatan ekonomi suatu perusahaan, sehingga dimungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi pemakainya. Pengkomunikasian transaksi-transaksi keuangan meliputi penyusunan informasi akuntansi laporan-laporan keuangan namanya, dan penganalisisan serta penginterpretasian isi laporan - laporan keuangan tersebut. Menurut American Accounting Association Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkin-kan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut . Dari pengertian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masukan Akuntansi sebagai sistem informasi adalah informasi ekonomi dari kegiatan transaksi perusahaan. 2. Masukan tersebut diolah melalui proses identifikasi, pengukuran, dan pelaporan untuk menghasilkan keluaran yang berupa informasi atau laporan keuangan. 3. Keluaran tersebut digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan usaha bagi pemakai informasi akuntansi. Transaksi-transaksi keuangan ialah segala tindakan atau peristiwa yang langsung mempengaruhi posisi Hutang Usaha atau Modal. Di Indonesia satuan uang yang dipakai dalam akuntansi adalah satuan uang rupiah. Misalnya: 1. Membeli peralatan Rp 200.000,00 2. Menjual barang dagangan Rp 3.500.000,00 3. Membayar utang sebanyak Rp 2.000.000,00 4. Menerima kredit bank Rp 5.000.000,00 5. Membayar bunga Rp 300.000,00 6. Menerima piutang Rp 3.000.000,00 7. Membayar gaji Rp 600.000,00 Suatu transaksi yang tidak dapat diberi nilai uang bukanlah data akuntansi, misalnya tentang penerimaan seorang pegawai, penugasan terhadap karyawan dan lain-lain. Pengertian yang terkandung dalam pernyataan di atas adalah: 1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri atas catatan, pengelompokan, pengikhtisaran, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi. (Bagian ini menjelaskan tentang kegiatan akuntansi).
3 2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai perusahaan yang bersangkutan (Bagian ini menjelaskan tentang kegunaan dari informasi yang dihasilkan oleh akuntansi). Tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan informasi ekonomi dari suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu informasi ekonomi penting yang dihasilkan oleh akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi dan laporan perubahan modal. Informasi ekonomi tadi berguna bagi pihak-pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Kegunaan informasi ekonomi, terutama adalah untuk pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban. Untuk menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu metode untuk mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan semua kegiatan keuangan perusahaan, kemudian melaporkan hasilnya. B. Pengertian Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi perusahaan jasa adalah perusahaan yang menyediakan jasa bagi konsumennya. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi perusahaan jasa adalah sebuah sistem pencatatan, pengelompokan, dan proses analisis berbagai transaksi keuangan yang terjadi perusahaan jasa untuk kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Transaksi yang dicatat merupakan transaksi yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Akuntansi tidak akan mencatat transaksi yang tidak ada kaitannya dengan keuangan. Transaksi keuangan sendiri merupakan kejadian bisnis di sebuah perusahaan yang dapat dinilai dengan uang. Karena kita hidup di Indonesia, maka penilaian tersebut menggunakan mata uang rupiah. Jadi, mata uang yang digunakan untuk penilaian tergantung pada mata uang apa yang berlaku di sebuah negara. C. Karakteristik Transaksi Perusahaan Jasa Ditinjau dari bentuk badan usahanya, perusahaan secara umum dibagi menjadi 3, yaitu: Perusahaan Perseorangan, Persekutuan dan Perseroan. Perusahaan Perseorangan dimiliki oleh satu orang dan umumnya tidak berbadan hukum, sehingga segala hak dan kewajiban serta aktivitasnya merupakan tanggung jawab pribadi pemilik. Pada perusahaan yang berbentuk Persekutuan, pemilik perusahaan adalah lebih dari satu orang. Jenis ini juga tidak berbadan hukum sehingga segala hak dan kewajiban merupakan tanggung jawab pribadi pemiliknya. Perseroan adalah salah satu bentuk badan usaha di mana pemiliknya adalah para pemegang saham (sero). Para pemegang saham mempunyai hak atas laba perseroan yang disebut Deviden. Badan usaha ini umumnya berbadan hukum, sehingga segala aktivitas perseroan merupakan tanggung jawab perseroan. Ditinjau dari jenis usahanya perusahaan secara umum dibedakan menjadi 3, yaitu Perusahaan Jasa, Dagang, dan Industri. Aktivitas utama perusahaan jasa adalah menjual jasa kepada
4 pelanggannya. Dengan demikian transaksi keuangan-nya hanya berkisar pada pelayanan jasa untuk pelanggan untuk memperoleh pendapatan dan pembayaran atau pengeluaran biayabiaya. Perusahaan jasa memperoleh laba berasal dari pendapatan jasa yang diterima dikurangi dengan berbagai biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa tersebut. Contoh perusahaan jasa: bengkel mobil, salon kecantikan dan lain-lain. Berbeda dengan perusahaan jasa, pada perusahaan dagang aktivitas utamanya adalah membeli barang dagangan dan menjualnya kembali untuk memperoleh laba. Sedang pada perusahaan industri, aktivitas utamanya adalah mengadakan input (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya- biaya tidak lansung), memproses input agar menjadi produk jadi (output) untuk dijual kepada pelanggan. Contoh perusahaan dagang: toko bahan bangunan,toko barang-barang elektronik dan lain-lain. Contoh perusahaan industri: pengrajin rotan, pabrik gula dan lain-lain. Proses akuntansi yang dilakukan suatu perusahaan selalu berhubungan dengan transaksi keuangan. Akuntansi tidak akan pernah membukukan transaksi-transaksi yang tidak berhubungan dengan keuangan. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam SUB BAB 1 " Definisi Akuntansi ", transaksi keuangan sebuah perusahaan ialah tindakan atau peristiwa yang terjadi di perusahaan itu, yang langsung dapat dinilai dengan uang. Penilaian itu di negeri kita harus dilakukan dalam rupiah. Tiap transaksi keuangan perusahaan dicatat menurut cara yang berlaku dalam akuntansi. Transaksi-transaksi keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan ada yang langsung dapat dicatat dan ada pula yang sebelum dicatat harus ditafsir lebih dulu. Pembayaran sebuah utang sebesar Rp 1.500.000,00 misalnya dapat langsung dicatat pada saat terjadinya transaksi itu. Tetapi, pembelian sebuah gedung dan tanah tempat gedung itu berdiri dengan harga Rp 85.000.000,00 misalnya, pencatatannya tidak dapat segera dilakukan sebelum harga perolehannya itu dialokasikan sebagian kepada tanah dan sebagian lagi kepada gedung. Kadang-kadang ada pula terjadi bahwa sebuah transaksi mengakibatkan timbulnya transaksitransaksi lain, misalnya harga gedung dan tanah tersebut di atas dapat dibayar dalam lima angsuran bulanan, maka dalam hal ini di samping telah adanya pencatatan tentang pembelian gedung dan tanah itu, akan timbul pula lima kali pencatatan berturut-turut tiap bulan sekali selama lima bulan, yaitu masing-masing mengenai pembayaran angsuran harga gedung dan tanah tersebut. Pembelian suplai (perlengkapan) kantor yang tampaknya sangat sederhana pun akan menimbulkan pencatatan yang beruntun. Kalau misalnya suplai kantor itu dibeli dengan kredit (dengan pembayaran kemudian) dengan harga @ Rp 200.000,00 maka kita akan melakukan pencatatan-pencatatan yang berikut ini: 1. Mula-mula pada waktu terjadinya pembelian itu; 2. Sudah itu pada waktu melakukan pembayaran; 3. Kemudian pada akhir periode akuntansi mengenai harga suplai yang telah dipakai selama periode tersebut. Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, dikatakan bahwa suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan satu atau beberapa transaksi lain.
5 Sistem pencatatan dimulai dengan mencatat secara kronologis tiap transaksi keuangan yang terjadi. Tiap transaksi yang dicatat harus didukung oleh dokumen sumbernya, seperti kuitansi, nota dan sebagainya. Hingga sekarang pencatatan pada kebanyakan perusahaan masih dilakukan secara manual. Tetapi, pencatatan itu pada beberapa perusahaan besar dan modern sudah ada yang dibantu dengan penggunaan mesin pembukuan atau komputer. D. Persamaan Dasar Akuntansi Persamaan dasar akuntansi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah harta kekayaan (aktiva/aset) suatu perusahaan yang selalu sama dengan penjumlahan dari hutang dan modal (pasiva) perusahaan tersebut. Kegunaan persamaan dasar akuntansi antara lain untuk menggambarkan bahwa sebuah transaksi itu mempunyai pengaruh sedikitnya dua golongan rekening atau untuk mengetahui perubahan unsur atau posisi keuangan perusahaan, yakni untuk mengetahui perubahan posisi harta (aset), hutang (liabilitas/kewajiban) dan modal (ekuitas) perusahaan. Standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia saat ini telah mengacu kepada International Financial Accounting Standard (IFRS). Oleh karena itu, penggunaan istilah-istilah akuntansi harus merujuk kepada IFRS, misalnya unsur-unsur persamaan akuntansi. Unsurunsur dalam persamaan dasar akuntansi antara lain: Harta (Aset/aktiva) adalah daftar kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Aktiva merupakan kumpulan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang akan digunakan untuk memperoleh penghasilan untuk tahun yang bersangkutan maupun tahun-tahun berikutnya. Hutang (liabilitas/kewajiban) adalah kewajiban perusahaan untuk membayar kepada pihak lain sejumlah uang/barang/jasa di masa mendatang akibat transaksi di masa lalu. Modal (ekuitas) adalah bukti penyertaan dan kepemilikan dari pihak-pihak yang telah menanamkan uangnya di dalam perusahaan. Dari sisi perusahaan, baik utang maupun modal, merupakan suatu bentuk kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor. Sedangkan modal adalah kewajiban perusahaan untuk membayar kepada pemilik perusahaan untuk membayar kepada pemilik perusahaan dalam bentuk dividen atau pengembalian modal. Seluruh transaksi yang terjadi dalam perusahaan melibatkan pihak internal dan juga pihak eksternal . Hal ini akan mempengaruhi jumlah atau nominal harta (aktiva/aset), hutang (liabilitas/kewajiban), dan modal (ekuitas) yang termasuk dalam unsur persamaan dasar akuntansi. Berikut adalah bentuk persamaan akuntansinya. HARTA = HUTANG + MODAL Persamaan Akuntansi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah harta kekayaan suatu perusahaan yang selalu sama dengan penjumlahan dari hutang dan modal perusahaan tersebut. Dengan formula yang lain berarti, jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dikurangi dengan jumlah hutangnya (kewajibannya) sama dengan modal pemilik. AKTIVA (HARTA) - KEWAJIBAN (HUTANG) = MODAL
6 Persamaan akuntansi dapat digunakan untuk melihat pengaruh semua transaksi yang dilakukan perusahaan terhadap posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu. Dengan persamaan akuntansi, setiap saat kita dapat mengetahui pergerakan kondisi keuangan suatu perusahaan akibat berbagai transaksi yang dilakukannya. Persamaan akuntansi tidak hanya mencatat transaksi yang berkaitan secara langsung dengan aktiva, hutang dan modal saja. Persamaan akuntansi dapat juga digunakan untuk melihat pengaruh transaksi pendapatan, pengeluaran beban, maupun prive yang dilakukan pemilik perusahaan terhadap akun – akun aktiva dan pasiva. Perolehan pendapatan suatu perusahaan akibat menjual produknya akan menambah jumlah aktiva, karena ada tambahan kas atau piutang, dan pada saat yang sama akan menambah jumlah modal pemilik. Sedangkan pembayaran beban operasi akan mengurangi aktiva, karena ada kas/uang yang harus dikeluarkan, dan pada saat yang sama akan mengurangi modal pemilik. Demikian juga dengan prive (penarikan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi pemilik) akan mengurangi aktiva dan modal. Berikut adalah penggunaan debit dan kredit dalam akuntansi : Dalam akuntansi, debit dan kredit tidak dapat dipisahkan karena akan saling berhubungan. Secara mendalam, debit adalah sebagai pencatatan akuntansi di mana aset dan biaya mengalami peningkatan. Debit biasanya berada di sisi sebelah kiri dan penambahan asset bisa berupa penambahan uang, alat hingga hal yang tidak berwujud. Anda harus mampu membedakan penggunaan debit dan kredit agar bisa membaca dan melacak transaksi yang diinginkan dengan benar. Dalam pembukuan, Anda tentu tahu bahwa kolom kredit dan debit harus memiliki saldo yang sama. Hal ini merupakan sebuah unsur yang terdapat dalam persamaan dasar akuntansi. Di mana memiliki konsep keseimbangan saat melakukan pencatatannya. Contohnya salah satu posisi debit atau kredit dalam ayat jurnal bisa saja diisi lebih dari satu akun asal saldo kolom debit dan kredit tetap seimbang.
7 BAB II BUKTI TRANSAKSI
8 A. Transaksi Dalam menjalankan aktivitas bisnis , mau tidak mau seorang pelaku usaha akan menjumpai berbagai transaksi keuangan, yang mana aktivitas tersebut melibatkan pergerakan kas berupa penjualan, pembelian, dan pembayaran beban operasional dan non operasional. Transaksi dalam perusahaan dibagi menjadi lingkup luas dan lingkup sempit untuk lingkup luas transaksi dibagi berdasarkan ruang lingkupnya Kemudian untuk lingkup yang lebih sempit transaksi dibagi berdasarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan. 1. Transaksi berdasarkan ruang lingkupnya Transaksi dibagi menjadi dua yakni sebagai berikut : 1.1 Transaksi Internal Transaksi internal merupakan transaksi yang terjadi dalam perusahaan tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan. transaksi internal dapat berupa perintah dari satu bagian ke bagian lain maupun perintah dari atasan ke bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan . Transaksi internal biasanya mencatat dalam bukti berupa memo antar bagian . Contoh transaksi internal bisa berupa pemakaian perlengkapan pemanfaatan gedung selang beberapa waktu serta pemakaian mesin. 1.2 Transaksi Eksternal Transaksi eksternal merupakan kejadian transaksi perusahaan yang berhubungan dengan pihak dari luar perusahaan . Transaksi bisa berupa pembelian, penjualan, pembayaran, penerimaan atau penyelesaian pekerjaan dengan pihak luar perusahaan. Contohnya bisa berupa pembelian perlengkapan kepada supplier, pembayaran uang muka untuk sewa gedung , dan pembelian peralatan atau mesin Selain transaksi dikelompokkan berdasarkan ruang lingkupnya Transaksi dipersempit lagi dikelompokkan berdasarkan aktivitas yang telah dilakukan perusahaan tersebut . Berikut adalah transaksi perusahaan yang didasarkan dengan kegiatan yang dilakukan.
9 2. Transaksi Perusahaan Berdasarkan Kegiatan Yang Dilakukan 2.1.Transaksi Penerimaan Uang Transaksi uang secara umum di perusahaan jasa dapat meliputi penerimaan pendapatan yang diperoleh dari jasa yang telah diberikan kepada konsumen atau mendapatkan pendapatan dari hal lain seperti pendapatan bunga dan lain-lain. Selain perusahaan jasa mendapatkan penerimaan uang melalui pendapatan juga dapat menerima uang yang berasal dari penyetoran modal awal dari pemilik usaha ataupun melakukan pinjaman dari kreditor atau bank lalu juga bisa mendapatkan penerimaan atas pembayaran piutang 2.2.Transaksi pengeluaran uang Pada perusahaan jasa transaksi pengeluaran uang dilakukan untuk mendukung operasional perusahaan agar dapat mempertahankan kelangsungan perusahaan. Transaksi pengeluaran uang di perusahaan jasa bisa meliputi pembelian perlengkapan atau peralatan secara tunai, Pembayaran utang atau tagihan, membayar sewa , membayar beban listrik air dan telepon dan sebagainya. 2.3.Pembelian kredit Pembelian Kredit adalah transaksi pembelian yang dilakukan oleh perusahaan jasa dengan pembayaran tagihan di mana pembayaran tidak dilakukan ketika barang diserahkan kepada perusahaan . Pembelian kredit biasanya melakukan pembayaran beberapa hari setelah terjadinya transaksi atau ketika jatuh tempo tanggal dan bisa juga diangsur beberapa kali. Contoh transaksi pembelian kredit dalam perusahaan jasa meliputi pembelian perlengkapan atau pembelian peralatan. 2.4.Pembelian tunai Pembelian tunai artinya semua bentuk pembelian yang dilakukan oleh perusahaan harus dibayar pada saat barang telah diserahkan kepada perusahaan . Contoh transaksi pembelian secara tunai bisa meliputi pembelian perlengkapan atau pembelian peralatan. 3. Bukti transaksi Dalam suatu transaksi perusahaan yang mana itu bisa mempengaruhi aset perusahaan maka dalam pelaksanaannya perlu adanya bukti transaksi . Bukti transaksi adalah suatu kesatuan yang mendasari kegiatan pencatatan pada perusahaan , Oleh karena itu adanya bukti transaksi sangat penting karena menjadi dasar pencatatan laporan keuangan sehingga bukti transaksi yang dimiliki oleh perusahaan harus memiliki keabsahan macam-macam bukti transaksi sebagai berikut
10 1. Kwitansi 1.1 Definisi Kwitansi Kwitansi adalah sebuah dokumen yang menjadi bukti bahwa transaksi pembayaran atau penerimaan uang telah dilakukan.Kwitansi dibuat untuk memudahkan pencatatan arus kas dalam pembukuan. Terdapat beberapa hal yang harus ada di dalam format kwitansi, seperti kop perusahaan, nomor, nama penjual, nama pembeli, jumlah uang dalam nominal dan angka. Agar posisi kwitansi tersebut menjadi kuat dalam segi hukum, diperlukan tanda tangan dan materai. Dalam beberapa kasus, materai memang menjadi syarat mutlak agar keputusan yang dihasilkan menjadi lebih adil untuk kedua belah pihak.Setelah ditandatangani dan dicap oleh penerima uang atau penjual, kwitansi akan diserahkan ke pemberi uang atau pembeli sebagai tanda bukti yang sah. 1.2 Fungsi Kwitansi 1) Tanda bukti pembeli sudah membayar atau memberikan uang Ini merupakan fungsi utama dari kwitansi, yaitu sebagai tanda bukti bahwa pihak pembeli telah menyerahkan sejumlah uang untuk pembayaran. Pembayaran ini bisa dalam bentuk cicilan maupun secara tunai sesuai nominal yang disepakati antara kedua pihak. 2) Tanda bukti penjual sudah mendapatkan atau menerima uang Dari sisi penjual, kwitansi adalah sebuah bukti tertulis yang menerangkan bahwa mereka memang sudah menerima sejumlah uang. Jika sewaktu-waktu pembeli mengajukan komplain atau masalah dan tidak menunjukkan contoh kwitansi bisa dibilang bahwa transaksi pembelian tidak pernah terjadi. 3) Memiliki kekuatan hukum Pada suatu kondisi tertentu, kwitansi bisa saja dibutuhkan dalam persidangan. Artinya, dokumen berupa selembar kertas tersebut sah dan dapat digunakan sebagai bukti jika memang terjadi gugatan. 4) Bisa digunakan untuk klaim garansi barang Produk-produk tertentu memiliki jaminan garansi. Biasanya, kwitansi juga berguna sebagai salah satu syarat dalam proses klaim apabila terjadi kerusakan atau kualitas tidak sesuai deskripsi produk. 5) Berguna untuk keperluan audit perusahaan Seperti sudah sedikit dibahas tadi, kwitansi umumnya terdiri dari dua bagian dan memiliki lembar yang disimpan penjual sebagai arsip. Arsip ini nantinya bisa digunakan untuk mencocokkan antara barang terjual dengan nominal uang yang didapat.
11 6) Memperkuat registrasi barang Kwitansi adalah bukti adanya barang yang terjual karena biasanya memang mencantumkan nomor seri dan jenis barang di dalam deskripsinya. 1.3 Jenis-Jenis Kwitansi 1) Kwitansi Transaksi Produk Jenis kwitansi atau kuitansi ini biasanya menjelaskan dengan rinci barang apa saja yang dibeli pembeli. Ini dikarenakan dalam kwitansi transaksi produk, memuat nomor seri, tipe sampai harga produk. 2)Kwitansi Transfer uang Kwitansi ini adalah jenis yang biasanya digunakan dalam transaksi perbankan, yaitu sebagai bukti terjadinya transfer uang. Pada kwitansi ini terdapat keterangan jelas dan mencantumkan nomor rekening nasabah.
12 3) Kwitansi Serah Terima Uang Pada kwitansi serah terima uang ini, harus dicantumkan jumlah uang yang diserahkan.
13 4) Kwitansi Bukti Pembayaran Jenis kuitansi ini dapat menjadi bukti pembayaran angsuran dan pelunasan. Penggunaan kwitansi pembayaran biasa terjadi pada saat jual beli dengan menerangkan jumlah uang untuk pembayaran dan informasi pihak pembayar. 5) Kwitansi Penerimaan uang (Cash Receipt) bukti terjadinya transaksi yang di dalamnya terdapat informasi berupa jumlah uang yang diterima, nama penerima, nama yang menyerahkan, hingga tujuan dari transaksi tersebut. Kwitansi ini harus disimpan dengan baik karena bisa menjadi bukti yang sah sesuai hukum yang berlaku.
14 2. Bukti Penerimaan Kas 2.1.Definisi Bukti Penerimaan Kas bukti kas masuk merupakan buku harian khusus untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas atau uang tunai, baik berupa cek ataupun kas.penerimaan kas yang dimaksud antara lain adalah penerimaan kas dari penagihan piutang, penerimaan kas dari penjualan tunai, penerimaan kas dari utang, dan lain sebagainya. 2.2.Fungsi Bukti Penerimaan Kas 1) Sebagai bukti kepemilikan atas produk yang dibeli. 2) Bagi pelanggan, berguna untuk klaim penukaran atau pengembalian barang. 3) Bagi vendor, berguna ketika harus menerima klaim garansi produk dari pelanggan. 4) Sebagai kelengkapan pencatatan akuntansi. 5) Menghindari risiko masalah jika sewaktu-waktu audit dilakukan. 2.3.Contoh bukti penerimaan kas
15 3. Bukti Pengeluaran Kas A. Definisi Bukti Pengeluaran Kas Bukti kas keluar adalah catatan keuangan yang yang dikeluarkan untuk keperluan eksternal maupun internal perusahaan.Pengeluaran kas yang dimaksud bisa dalam bentuk pembelian maupun pembayaran barang atau jasa, misalnya digunakan untuk membeli berbagai bahan dan perlengkapan, membayar utang material, membayar utang dagang, membayar berbagai beban lain, dan juga berbagai setoran ke dana kas kecil. B. Fungsi Bukti Pengeluaran Kas 1) pendukung kesaksian dalam laporan keuangan 2) bukti pembayaran utang kepada pihak supplier 3) pembayaran angsuran pinjaman pada lembaga keuangan dan bukti pembayaran aset tetap. 4) bukti pembagian dividen pada investor 5) bukti pembayaran upah buruh dan gaji pegawai 6) pengisian neraca seimbang 7) acuan untuk mengisi kas kecil. 8) menunjukkan bukti pengambilan prive oleh pemilik perusahaan 9) bukti retur pengembalian oleh konsumen atas produk yang rusak C. Contoh Bukti Pengeluaran Kas
16 4. Nota 4.1.Definisi Nota Nota merupakan bukti suatu transaksi pembelian atau penjualan barang yang dilakukan secara tunai. Biasanya, nota dibuat sebanyak dua rangkap. Salinan lembar pertama diserahkan kepada pembeli, sedangkan lembaran kedua disimpan penjual untuk arsip atau bahan pencatatan pada laporan keuangan perusahaan. 4.2. Fungsi Nota 1) Untuk mengetahui total barang terjual agar pencatatan transaksi suatu perusahaan mendapatkan informasi stok barang yang tepat. 2) Untuk memahami jumlah barang yang dibeli sehingga perusahaan mengetahui jenis barang yang paling diminati. 3) Sebagai acuan data penjualan jika terjadi kesalahan pencatatan laporan sehingga bisa diperbaiki. 4) Sebagai tanda terima yang valid dari pembelian dan penjualan. 5) Sebagai data utama dalam laporan keuangan ataupun persediaan barang sehingga informasinya lebih detail. 4.3.Jenis-Jenis Nota 1)Nota Penjualan Jenis nota yang pertama ini merupakan jenis nota yang paling sering kita jumpai karena digunakan sebagai bukti sah suatu transaksi pembelian. Nota penjualan biasanya dibuat dalam dua salinan agar satu salinan bisa diberikan kepada pembeli. Sedangkan, salinan nota penjualan lainnya akan disimpan oleh penjual sebagai dokumentasi toko. Nota penjualan yang disimpan toko ini juga bisa digunakan dalam perhitungan laba di akhir penutupan buku.
17 2) Nota Kontan Jenis nota selanjutnya adalah nota kontak yang merupakan bukti transaksi tunai paling umum dan sah. Biasanya, Anda akan menjumpai nota kontan di berbagai gerai, misalnya toko penjual sate di mana ada satu nota untuk penjual dan satu nota lagi untuk pembeli. 3) Nota Kredit Nota kredit adalah jenis nota yang sering digunakan dalam transaksi penerimaan barang secara kredit. Bukti penerimaan yang diberikan oleh penjual ini berguna dalam pemeriksaan barang yang diterima pembeli agar barang bisa dikembalikan apabila tidak sesuai pesanan.Setelah menerima nota, penjual akan menyesuaikan pesanan pembeli berdasarkan peraturan atau perjanjian sehingga tidak terjadi kesalahan.
18 4) Nota Debit nota debit yang berguna dalam pengembalian barang yang dibeli secara kredit. Nota kredit dikeluarkan jika pembeli melakukan pembayaran secara kredit dan terdapat pengurangan harga faktur akibat rusak. 5. Faktur 5.1.Definisi Faktur Faktur adalah dokumen yang dikeluarkan penjual untuk diserahkan kepada pembeli yang memuat informasi seperti jumlah barang, harga, diskon hingga ringkasan singkat tentang batas waktu antara penyerahan barang dan pembayaran. Faktur juga sering disebut sebagai Tagihan atau Invoice. 5.2.Fungsi Faktur 1) Faktur berfungsi sebagai bukti yang absah pada saat kamu menambahkan transaksi ke dalam suatu pembukuan keuangan. 2) Faktur juga dapat digunakan sebagai laporan yang absah untuk kemudian digunakan sebagai tanda terima barang beserta faktur untuk pajak. 3) Faktur juga digunakan sebagai wadah penyimpanan arsip keuangan atau penjualan.
19 4) Hal ini karena di dalam faktur berisi tentang informasi yang lengkap dari data pembeli sampai barang atau jasa yang dibeli. 5) Dokumen dalam menyimpan informasi mengenai jumlah tagihan serta termin pembayaran yang wajib dibayarkan oleh para calon pembeli. 6) Menjadi bukti sumber rujukan yang sah jika kemudian barang atau jasa yang dimuat akan dijual lagi kepada para pihak lain. 7) Faktur berfungsi untuk menjaga kepastian hukum yang sah antara penjual dan pelanggan. 8) Faktur juga dapat diolah menjadi bahan analisis yang kemudian bisa dilihat melalui pola pembelian konsumen dan menentukan promosi ke depannya. 5.3.Jenis - Jenis Faktur 1) Faktur Pengiriman Barang Faktur barang adalah faktur yang berisikan tentang daftar barang yang dibeli oleh konsumen. Terkadang, penjual juga kemudian harus menyertakan harga dalam faktur ini. Biasanya, faktur ini sering digunakan oleh para kurir untuk mengirimkan barangnya.
20 2) Faktur Jasa Faktur jasa adalah contoh faktur penagihan atas jasa yang kemudian telah disediakan penyedia kepada pengguna. Contohnya, pada pengguna internet, hosting web dan lain-lain. Biasanya, faktur ini kemudian berisi daftar jasa yang telah diberikan beserta harga serta cara pembayarannya. 3)Faktur Pajak Faktur pajak adalah sebuah faktur yang dikeluarkan oleh instansi pajak. Sesuai dengan namanya, maka faktur ini kemudian berisi bukti pungutan pajak PKP yang telah melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan pada Jasa Kena Pajak.
21 4) Faktur Penjualan Faktur penjualan adalah sebuah bukti yang penjual berikan kepada para pembeli atas barang atau jasa yang dijualnya. Biasanya, faktur ini akan diberikan oleh penjual ketika barang sudah sampai ke tempat tujuan atau tempat pembeli. 5) Faktur Pembelian Faktur pembelian adalah sebuah bukti yang menyatakan bahwa barang serta jasa yang dibeli sesuai dengan keinginan para pembeli. Faktur ini berisi detail barang atau jasa serta harga tagihan yang kemudian harus dilunasi oleh konsumen atau pembeli.
22 6) Faktur Penagihan Faktur penagihan merupakan sebuah faktur yang bertujuan untuk menagih biaya yang harus dibayarkan oleh para pembeli baik itu barang ataupun jasa.
23 BAB III SIKLUS AKUNTANSI
24 A. Jurnal Umum Jurnal umum bukanlah hal yang asing dalam dunia akuntansi. Terlebih bagi seorang akuntan, jurnal umum mungkin seperti udara yang setiap hari akan selalu bertemu. Ya, hal ini karena jurnal umum merupakan salah satu langkah awal jika Anda akan membuat laporan keuangan. Jurnal umum merupakan jurnal untuk mencatat transaksi harian pada bisnis. Fungsi jurnal umum dalam siklus akuntansi adalah untuk menganalisa transaksi dan mencatatnya sesuai dengan jenis perkiraannya. Misalnya untuk mencatat penambahan dan pengurangan kas, mencatat biaya-biaya, mencatat pendapatan dan mencatat utang perusahaan. Tahapan untuk mencatat jurnal umum sebagai berikut : 1. Pahami Persamaan Akuntansi Untuk membuat jurnal umum dengan benar, maka langkah pertama yang harus di lakukan adalah memahami persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntasi yakni : Aset = Utang + Modal yang kemudian diperluas menjadi : Aset = Utang + Modal + (Pendapatan - Beban). Pemahaman persamaan dasar akuntansi yang dimaksud juga berkaitan dengan kelompok-kelompok akun yang masuk didalamnya. Misalnya, piutang usaha masuknya kelompok aset, persediaaan juga masuk dalam aset dan lain sebagainya. Sehingga untuk membuat jurnal umum, kita harus paham mengenai saldo normal masing masing akun. 2. Kumpulkan Bukti Transaksi Untuk dapat menuliskan transaksi pada jurnal maka Anda harus memiliki bukti transaksi. Bukti sebuah transaksi merupakan dasar yang sangat penting untuk pencatatan sebuah transaksi keuangan pada sebuah jurnal, karena tanpa adanya bukti transaksi tidak dapat dicatat pada jurnal. Oleh karena itu, kita harus memastikan bukti transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum. 3. Identifikasi Transaksi Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang boleh dicatat yakni transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter. Oleh karena itu, harus mengidentifikasi transaksi sebelum melakukan pencatatan sehingga hasil pencatatan nantinya benar. Setelah mengidentifikasi transaksi, tentukanlah pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Untuk mempermudah, dapat digunakan rumus dasar persamaan akuntansi : Aset = Utang + Modal Ingat dalam satu transaksi, sekurang-kurangnya dia akan mempengaruhi dua akun.
25 Contoh penerapan transaksi kedalam jurnal umum : B. Buku Besar Buku besar akuntansi merupakan salah satu alat akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara terperinci. Selain itu, buku ini juga termasuk dalam salah satu dari tiga buku utama yang digunakan oleh seorang akuntan untuk mencatat transaksi bisnis. Buku besar merupakan registrasi detail dari setiap transaksi yang dilakukan perusahaan. Isi dari buku besar terdiri dari beberapa jurnal, yaitu jurnal umum, jurnal penjualan, jurnal pembelian, dan jurnal pengeluaran. Dengan setiap transaksi yang tercatat dalam buku besar diklasifikasikan sebagai akun tertentu, dan setiap akun diklasifikasikan sebagai aset, utang, ekuitas pemegang saham, pendapatan atau biaya. Hasil akhir dari akuntansi buku besar adalah laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu saat. Contoh isi buku besar akuntasi sebagai berikut :
26 C. Neraca Saldo Neraca saldo atau yang dikenal dengan Trial Balance adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh akun atau perkiraan buku besar . Neraca Saldo bertujuan untuk mempersiapkan data transaksi dalam menyajikan laporan keuangan. Selain itu, Neraca saldo digunakan untuk menguji kebenaran pendebitan dan pengkreditan akun buku besar. Ketika kolom debit dankredit menunjukkan nilai yang sama, tidak berarti seluruh pencatatan neraca saldo sudah benar. Ada kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan antara lain ada transaksi yang tidak dicatat dalam buku besar karena lupa atau sengaja tidak dicatat, terjadinya kesalahn pencatatan nominal uang dalam buku besar, kesalahan dalam melakukan pendebitan atau pengkreditan akun, serta terjadi kesalahan yang saling menutupi. Saldo – saldo buku besar bersifat sementara dan menjadi dasar penyusunan neraca saldo. Penyusunan neraca saldo biasanya dilakukan pada akahir bulan atau akhir periode akuntansi,. Penyusunan neraca saldo bergantung pada bentuk akun di buku besar. Jika buku besar berbentuk stafel, neraca saldo dapat disusun dengan memasukkan jumlah saldo yang sudah tersedia pada setiap akun dibuku besar. Jika akun buku besar berbentuk skontro atau T, saldo setiap akun di buku besar harus dihitung dahulu. Langkah – langkah penyusunan neraca saldo sebagai berikut : a. Menghitung saldo tiap-tiap akun buku besar. ● Menjumlah sisi debit dan kredit dari akun buku besar, selanjutnya menentukan saldo tiap-tiap akun ● Memindahkan saldo tiap-tiap akun buku besar berbentuk stafel sesuai letak debit dan kredit. b. Menyusun saldo tiap-tiap akun buku besar dalam neraca saldo sesuai nomor kode akun dan tingkat liquiditas Contoh penyusunan neraca saldo sebagai berikut :
27 D. Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mengoptimalkan Laporan Keuangan dengan membuat pembaruan terhadap akun atau pos-pos transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan jasa, dagang, manufaktur dan organisasi non profit dalam periode tertentu, misalnya satu bulan, satu tahun. Ada beberapa fungsi dari jurnal penyesuaian : ● Menentukan akun nominal (pendapatan dan beban) agar dapat mengetahui kondisi sebenarnya dari akun tersebut selama periode akuntansi tertentu. ● Menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar di akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan memperlihatkan jumlah yang sebenarnya. ● Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di penghujung periode yang dimaksud. Berikut contoh penerapan transaksi jurnal penyesuaian : E. Neraca Lajur Dalam sebuah perusahaan, adanya laporan keuangan menjadi salah satu hal yang terpenting untuk dapat mengetahui bagaimana suatu siklus keuangan dan perusahaan tersebut Dengan membuat sebuah catatan keuangan yang rapi, tentunya akan mempermudah dalam melakukan suatu analisis dan evaluasi. Salah satu laporan keuangan yang penting, yaitu neraca lajur. Di mana keberadaan neraca lajur akan memberikan gambar tentang keuangan yang ada. Meskipun neraca ini bukan menjadi salah satu jenis laporan keuangan, namun adanya neraca ini akan mempermudah dalam melakukan penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Sebenarnya neraca lajur lebih tepat disebut sebagai kertas kerja (worksheet) yang digunakan sebagai alat pembantu dalam menyusun laporan keuangan Neraca lajur bukan merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi yang formal. Oleh karena sifatnya yang tidak formal, maka penyusunannya dapat dilakukan dengan menggunakan pensil, sehingga lebih mudah dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
28 Neraca lajur sangat bermanfaat untuk memeriksa data yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam neraca lajur, saldo akun-akun buku besar disesuaikan, diseimbangkan, dan disusun menurut cara-cara yang sesuai dengan penyusunan akun-akun dalam laporan keuangan. Pemakaian neraca lajur juga dapat menunjukkan bahwa prosedur-prosedur yang perlu dilakukan untuk menyusun laporan keuangan telah dilaksanakan seluruhnya. Neraca lajur bukan laporan keuangan. Oleh karena itu, neraca lajur tidak perlu dipublikasikan pada pihak luar Perlu disadari pula bahwa neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan catatan-catatan akuntansi atau laporan keuangan, melainkan semata-mata hanya merupakan alat bantu untuk menyusun laporan keuangan. Di mana tujuan dari penyusunan neraca lajur, sebagai berikut. a. Mempermudah dalam menyusun laporan keuangan. b. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi saat menyusun jurnal penyesuaian c. Memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan. d. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian merupakan persiapan untuk menyusun laporan keuangan formal Bentuk neraca lajur terdiri dari berbagai macam, antara lain neraca lajur 6 kolom, neraca lajur 10 kolom, neraca lajur 8 kolom, dan neraca lajur 12 kolom. Namun, yang sering digunakan adalah bentuk 10 kolom. Adapun kolom-kolom dalam neraca lajur terdiri dari kolom untuk nomor akun, nama akun, serta lima pasang kolom debit kredit (sehingga jumlah keseluruhan menjadi 10 kolom) Lima pasang kolom tersebut, sebagai berikut : a. Neraca saldo (trial balance) Neraca saldo berasal dari buku besar perusahaan. Adapun penulisan dalam neraca lajur tinggal memasukkan saldo-saldo yang ada sesuai dengan letaknya, yaitu saldo debit atau saldo kredit b. Jurnal penyesuaian Dalam akuntansi perusahaan jasa setelah proses penyusunan neraca saldo selesai dibuat, maka akan dilanjutkan pembuatan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa dibuat untuk menyesuaikan akun-akun dalam perusahaan yang saldonya belum sesuai sampai dengan akhir periode. Nama akun dan besarnya saldo berasal dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Debit dan kredit dari jurnal penyesuaian dicantumkan dalam baris yang tepat sesuai dengan nama dan nomor akun Jika nama akun yang disesuaikan tidak terdapat dalam neraca saldo, maka harus dibuat akun baru di bawahnya. c. Neraca saldo setelah disesuaikan (adjusted trial balance)
29 Neraca šaldo setelah disesuaikan adalah daftar saldo akun-akun pada tanggal tertentu yang ada pada buku besar utama (general ledger) setelah dilakukan pembaruan dikarenakan adanya jurnal penyesuaian. Di mana kolom pada neraca saldo setelah disesuaikan saldonya digunakan untuk mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Adapun cara untuk mengisi kolomnya, sebagai berikut 1) Jika akun pada neraca saldo memiliki saldo debit dan akun yang sama pada jurnal penyesuaian juga bersaldo debit, maka dijumlahkan dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke sebelah debit. 2) Jika akun neraca saldo bersaldo kredit dan akun yang sama pada jurnal penyesuaian juga bersaldo kredit, maka dijumlahkan dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke sebelah kredit 3) Jika saldo antara akun dalam neraca saldo dengan saldo yang ada pada ayat jurnal penyesuaian berbeda, maka dicari selisihnya a) Jika selisih lebih besar debit, maka dimasukkan ke dalam debit neraca saldo setelah disesuaikan b) Jika selisih lebih besar kredit, maka dimasukkan ke dalam kredit neraca saldo setelah disesuaikan. c) Jika pada neraca saldo terdapat saldo, sedangkan pada jurnal penyesuaian tidak ada saldo maka langsung dipindahkan ke neraca saldo setelah disesuaikan. Begitu pula sebaliknya. d. Laba rugi Laba rugi yang disusun oleh perusahaan jasa terdiri dari pendapatan jasa dan seluruh beban, baik itu beban usaha maupun beban diluar usaha dalam periode berjalan. Laba rugi diperoleh dari neraca saldo setelah disesuaikan dan dipilih hanya untuk akun nominal saja Selanjutnya, antara jumlah debit maupun kredit pada kolom ini dibandingkan, dan dicari selisihnya. Jika saldo debit lebih besar dari kredit berarti terjadi rugi dan saldo tersebut harus digeser/dipindahkan ke kolom neraca setelah debit, begitu pula sebaliknya e. Neraca Neraca berasal dan neraca saldo setelah disesuaikan dan dipilih hanya untuk akun riil saja Setelah diketahui laba atau rugi (saldo debit/saldo kredit) masuk pada kolom neraca, maka pada kolom neraca bisa dijumlahkan dan jumlahnya pasti sama antara jumlah debit dengan jumlah kredit
30 Contoh penerapan transaksi ke dalam neraca lajur : F. Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan besarnya pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi. Unsur-unsur dalam laporan laba rugi, antara lain: 1) Penghasilan, meliputi pendapatan dari penjualan barang atau jasa, pendapatan sewa, dividen, bunga, komisi, dan penjualan aktiva tetap. 2) Beban, terjadi akibat adanya penerimaan nilai aktiva atau bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan modal bukan karena penanaman modal oleh pemilik ataupun pembagian laba. Penyusunan laporan laba rugi dapat dibedakan atas dua bentuk, sebagai berikut. 1) Bentuk single step (bentuk langsung) Laporan laba rugi dengan bentuk langsung dibuat dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan dan seluruh beban, kemudian dari selisihnya dapat diperoleh laba atau rugi usaha. Contoh penerapan laba rugi single step :
31 2) Bentuk bertahap (multiple step) Laporan laba rugi disusun dalam beberapa kelompok. Laporan laba rugi perusahaan jasa dan dagang berbeda. Pada perusahaan jasa di kelompok pertama, perusahaan menghitung laba rugi yang diperoleh dari kegiatan operasional. Di kelompok selanjutnya, perusahaan menghitung laba rugi yang diperoleh dari kegiatan non operasional. G. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan modal atau ekuitas, yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang perubahan ekuitas pemilik atau modal selama kurun waktu (periode) tertentu Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan modal selama satu periode yang berisi 1) Penambahan setoran dari pemilik selama periode berjalan. 2) Pengambilan aset pemilik untuk kepentingan pribadi (prive). 3) Hasil kegiatan bisnis, yaitu laba atau rugi. H. Laporan Neraca Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan, meliputi besarnya harta, utang, dan modal perusahaan pada akhir periode akuntansi. Penyusunan neraca bersumber pada kertas kerja, diambil dan kolom neraca untuk penyajian harta dan utang. sedangkan untuk besarnya modal data diambil dari laporan perusahaan modal pada akhir periode. Berikut adalah manfaat neraca bagi suatu perusahaan
32 1) Berguna sebagai alat untuk analisis perubahan kondisi keuangan suatu perusahaan secara berkala dari tahun ke tahun 2) Berguna sebagai alat untuk analisis likuiditas suatu entitas bisnis sehingga diketahui kemampuan suatu perusahaan untuk melakukan kewajibannya dengan harta likuid 3) Berguna sebagai alat untuk analisis kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek sebelum jatuh tempo Neraca dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu 1) Neraca bentuk skontro Neraca bentuk skontro, yaitu neraca yang disusun dalam bentuk sebelah-menyebelah, bagian harta di sebelah kiri dan utang serta modal di sebelah kanan. Bentuk ini disebut juga bentuk perkiraan karena susunannya menyerupai perkiraan. 2) Neraca bentuk stafel Neraca bentuk stafel, yaitu neraca yang menempatkan bagian kewajiban dan modal pemilik di bawah bagian aktiva.
33 I. Arus Kas Laporan arus kas atau yang dikenal dengan cash flow statement merupakan laporan penting yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan sebuah perusahaan pada suatu periode. Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus masuk dan arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas. Laporan arus kas dibuat setelah pembuatan neraca keuangan dan disusun berdasarkan data laporan laba rugi periode berjalan serta data dari neraca periode sebelumnya . Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas selama periode akuntansi tertentu yang berguna untuk mengevaluasi pos-pos penyajian dalam laporan keuangan. Laporan ini menggambarkan perputaran kas dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan, Dari informasi tersebut perusahaan dapat membuat strategi keuangan, seperti evaluasi terhadap aktiva bersih suatu perusahaan, struktur keuangan suatu perusahaan (likuiditas dan solvabilitas), serta menyesuaikan arus kas dengan perubahan keadaan dan peluang Laporan arus kas terdiri atas: 1) Sumber atau penggunaan kas dari/atau untuk kegiatan operasional (operational activities). Arus kas dari kegiatan operasional menunjukkan nilai kas bersih yang diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa perusahaan setelah dikurangi kas yang harus dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual produk ataupun jasa itu 2) Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan Investasi (investment activities) 3) Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan pendanaan (financing activies). Seperti yang Anda ketahui bahwa laporan arus kas menginformasikan dari mana kas diperoleh (sumber kas) dan untuk apa kas digunakan (penggunaan kas) dalam suatu periode. Adapun dari
34 perubahan pos-pos neraca yang diperbandingkan, maka dapat diketahui yang merupakan sumber kas, yaitu 1) Berkurangnya aktiva lancar selain kas 2) Berkurangnya aktiva tetap bruto (harga perolehan) karena ada penjualan aktiva tetap. 3) Bertambahnya akumulasi penyusutan aktiva tetap 4) Bertambahnya segala jenis utang. 5) Bertambahnya ekuitas Dalam perusahaan perseorangan laba bersih diperlakukan sebagai penambah modal, sementara pengambilan prive pemilik diperlakukan sebagai pengurang modal. Oleh karena itu, bertambahnya modal harus dilaporkan menjadi laba operasi sebagai sumber kas dan pengambilan pribadi sebagai penggunaan kas. Tahukah Anda pos-pos neraca yang merupakan penggunaan kas? Adapun pos-pos neraca yang merupakan penggunaan kas, sebagai berikut. 1) Bertambahnya aktiva lain selain kas 2) Bertambahnya aktiva tetap bruto yang timbul karena pembelian 3) Berkurangnya segala jenis utang. 4) Berkurangnya ekuitas. Untuk penyajiannya, laporan arus kas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung Laporan arus kas secara langsung artinya laporan arus kas disusun dari buku kas/bank, karena disusun berdasarkan buku kas, pada saat pencatatan setiap transaksi kas harus langsung digolongkan dalam kegiatan 3 jenis aktivitas, yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi, atau kegiatan pembiayaan. Sedangkan laporan kas tidak langsung artinya laporan arus kas disusun dari laporan keuangan (laporan neraca dan laporan laba rugi), tidak diperlukan penggolongan pada setiap aktivitas transaksi kas. Pengelompokkan aktivitas transaksi disusun berdasarkan akun/rekening dalam laporan keuangan. Laporan arus kas sangat penting bagi perusahaan karena laporan arus kas membantu sebuah perusahaan untuk mengetahui tindakan yang sebaiknya ditempuh untuk memaksimalkan keuntungan, sebaiknya laporan arus kas dibentuk dengan benar dan tepat. Untuk menyusun laporan arus kas harus diketahui langkah-langkahnya. Adapun langkah menyusun laporan arus kas, sebagai berikut. 1) Langkah pertama adalah menyusun daftar perubahan pos-pos neraca dengan membandingkan data dua neraca.
35 2) Langkah kedua, yaitu mengelompokkan tiap perubahan pos neraca dalam kelompok sumber dan penggunaan kas. 3) Berdasarkan kedua langkah yang telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan arus kas. J. Jurnal Penutup Seperti yang telah Anda ketahui bahwa dalam akuntansi terdapat akun sementara yang harus dinolkan. Di mana untuk itu, dibutuhkan jurnal penutup. Dalam jurnal penutup saldo laba rugi dipindahkan (ditutup) ke akun modal sehingga akun sementara itu bersaldo nol. Begitu juga dengan akun prive. Akun prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk menampung (mencatat) penarikan modal selama satu periode akuntansi Saldo prive ini juga dipindahkan (ditutup) ke akun modal. Proses pemindahan akun sementara ke akun modal dicatat dalam jurnal umum yang disebut jurnal penutup. Tahukah Anda apa itu jurnal penutup? Jurnal penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, sehingga perusahaan dapat mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. Adapun tujuan pembuatan jurnal penutup, sebagai berikut. 1) Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua perkiraan sementara, sehingga perkiraan tersebut menjadi nol. 2) Agar saldo rekening modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode, sehingga rekening modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan dalam neraca. Berikut beberapa akun yang membutuhkan jurnal penutup dan penjurnalannya. 1) Akun pendapatan (bersaldo kredit) Berikut adalah penutupan akun pendapatan jika ditutup ke akun ikhtisar laba rugi.
36 Pendapatan jasa Rp xx Ikhtisar laba rugi Rp xx 2) Akun beban (bersaldo debit) Adapun penutupan akun beban jika ditutup ke akun ikhtisar laba rugi, sebagai berikut. Ikhtisar laba rugi Rp xx Beban Rp xx 3) Akun Ikhtisar Laba Rugi Dalam penutupan ikhtisar laba rugi harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan saat penutupan, Di mana untuk menutup akun ikhtisar laba rugi, sebagai berikut. a) Jika diketahui ada saldo rugi Modal Rp xx Ikhtisar laba rugi (saldo rugi) Rp xx b) Jika diketahui terdapat saldo laba Ikhtisar laba rugi (saldo laba) Rp xx Modal Rp xx 4) Akun prive (bersaldo debit) Adapun pencatatan penutupan akun prive dalam jurnal penutup, sebagai berikut. Modal Rp xx Prive Rp xx
37 K. Neraca Saldo Setelah Penutup Setelah jurnal penutupan dibuat, maka yang dilakukan adalah membuat neraca saldo setelah penutupan Di mana dengan adanya neraca saldo setelah penutupan ini, maka keadaan debit dan kredit setelah dilakukan penutupan tetap seimbang. Bentuk dari neraca saldo setelah penutupan sama dengan neraca saldo awal, hanya saja akun yang didebit dan dikredit jumlahnya harus sesuai dengan buku besar setelah penutupan. Apa itu neraca saldo setelah penutupan? Neraca saldo setelah penutupan berisi akun-akun riil saja (harta, utang, dan modal), yang berguna untuk memeriksa keseimbangan jumlah saldo debit dengan kredit akun-akun buku besar setelah dilakukan penutupan. Isi neraca saldo setelah penutupan adalah akun riil, yaitu akun yang saldonya terbawa dari periode ke periode akuntansi berikutnya. Akun nominal (pendapatan dan beban) tidak dimasukkan ke dalam neraca saldo setelah penutupan. Akun tersebut tidak dicatat karena sebelumnya saldonya telah dinolkan (ditutup) dengan bantuan jurnal penutup yang telah dikerjakan. L. Jurnal Pembalik Jurnal pembalik merupakan jurnal yang digunakan untuk membalik jurnal penyesuaian sebelum terbentuknya akun neraca. Jika tidak dibalik maka akan menimbulkan akun ganda. Jurnal pembalik biasanya disusun pada awal periode akuntansi dengan membalik jurnal penyesuaian dan periode akuntansi sebelumnya untuk kemudian menimbulkan perkiraan riil baru.
38 Jurnal ini merupakan jurnal yang sengaja dibuat untuk membalik beberapa jurnal penyesuaian tertentu yang sudah disusun pada periode sebelumnya. Penyusunan jurnal pembalik dalam proses atau siklus akuntansi adalah opsional, artinya boleh membuat jurnal pembalik dan boleh tidak membuat jurnal pembalik. Jurnal pembalik (reversing entry) adalah jumal kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dilakukan pada awal periode berikutnya. Adapun fungsi dan dibuatnya jurnal pembalik, antara lain a. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian b. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. Di mana jurnal pembalik dapat memberikan manfaat apabila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak. c. Meminimalisir kesalahan dan kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang ganda karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian untuk transaksi yang akrual dan transaksi yang deferal (tertangguh). Selain itu, apakah semua jurnal penyesuaian harus dibuatkan jurnal pembaliknya pada awal setiap periode? Tentu saja tidak, hal ini dikarenakan tidak semua ayat jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal pembalik. Tahukah Anda jurnal penyesuaian apa saja yang dibuatkan jurnal pembalik pada awal periode akuntansi? Jurnal penyesuaian yang biasanya memerlukan jurnal pembalik, sebagai berikut. a. Persekot beban atau beban yang dibayar di muka, jika saat pembayaran dicatat sebagai beban/ biaya. Apabila saat pembayaran dicatat sebagai harta, maka jurnal pembalik tidak ada. b. Pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan, jika saat menerima dicatat sebagai pendapatan. Apabila saat penerimaan dicatat sebagai utang/kewajiban, maka jurnal pembalik tidak ada. c. Beban yang akan dibayar atau utang beban. d. Pendapatan yang akan diterima atau piutang pendapatan e. Pemakaian atas perlengkapan (bila dicatat sebagai beban).
39 BAB IV SOAL KASUS DAN PENYELESAIAN
40 A. Soal Kasus Dalam bulan Desember 2023, Ibu Lina mendirikan usaha Salon "Salon Lina". Transaksi yang terjadi selama bulan maret adalah : Tanggal Transaksi 1 Desember Ibu Lina menyetorkan uang tunai investasi sebesar Rp 10.000.000 4 Desember Dibeli peralatan Salon seharga Rp 3.500.000 Secara Tunai 6 Desember Dibayar sewa ruangan salon dengan tarif sewa Rp 700.000 10 Desember Dibeli dengan kredit dari distributor atas perlengkapan salon Rp 800.000 12 Desember Diterima pinjaman dari Bank sebesar Rp 1.000.000 17 Desember Diterima Pendapatan hasil salon dari Tanggal 3 s/d 16 Desember sebesar Rp 5.000.000 23 Desember Diambil uang untuk keperluan pribadi Rp 300.000 25 Desember Dibayar Gaji Karyawan Rp 900.000 30 Desember Penyusutan Peralatan Sebesar Rp 800.000 31 Desember Setelah dihitung perlengkapan cetak yang masih ada Rp 200.000 B. Penyelesaian Daftar Akun : No Akun Nama Akun 111 Kas 116 Sewa dibayar dimuka 117 Perlengkapan Salon 121 Peralatan Salon 121.1 Akumulasi Penyeusutan Peralatan Salon 211 Utang Usaha 212 Utang Bank 213 Utang Gaji 311 Modal Ibu Lina 312 Prive Ibu Lina
41 411 Pendapatan Salon 511 Beban Gaji 512 Beban Penyusutan Peralatan 513 Beban Pemakaian Perlengkapan 514 Beban Sewa Jurnal Umum : SALON LINA JURNAL UMUM Periode 31 Desember 2023 Tanggal Nama Akun Reff Debit Kredit 2023 1 Kas Rp10.000.000 Desember Modal Ibu Lina Rp10.000.000 ( disetorkan uang untuk investasi ) 4 Peralatan Salon Rp3.500.000 Kas Rp3.500.000 ( dibeli peralatan salon secara tunai ) 6 Sewa Dibayar Dimuka Rp700.000 Kas Rp700.000 ( dibayar sewa ruangan untuk 6 bulan ) 10 Perlengkapan Salon Rp800.000 Utang Usaha Rp800.000 ( dibeli perlengkapan salon secara kredit ) 12 Kas Rp1.000.000 Utang Bak Rp1.000.000 ( diterima pinjaman dari bank )
42 17 Kas Rp5.000.000 Pendapatan Salon Rp5.000.000 (diterima pendapatan salon) 23 Prive Ibu Lina Rp300.000 Kas Rp300.000 (diambil uang untuk keperluan pribadi) 25 Beban Gaji Rp900.000 Kas Rp900.000 (dibayar gaji karyawan) 30 Beban Penyusutan Peralatan Rp800.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp800.000 (disusutkan peralatan) 31 Beban Pemakaian Perlengkapan Rp200.000 Perlengkapan Salon Rp200.000 (perlengkapan yang masih ada) TOTAL Rp23.200.000 Rp23.200.000 Buku Besar : SALON LINA BUKU BESAR Periode 32 Desember 2023 111 Kas Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 1 Modal Ibu Lina Rp10.000.000 Rp10.000.00 0
43 Desember 4 Pembelian Peralatan Rp3.500.00 0 Rp6.500.000 6 Dibayar sewa Rp700.000 Rp5.800.000 12 Pinjam Bank Rp1.000.000 Rp6.800.000 17 Diterima Pendapatan Jasa Rp5.000.000 Rp11.800.00 0 23 Diambil keperluan pribadi Rp300.000 Rp11.500.00 0 25 Gaji Karyawan Rp900.000 Rp10.600.00 0 Sewa dibayar dimuka Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 6 Pembayaran Sewa Rp700.000 Rp700.000 Desember 31 Penyesuaian Rp200.000 Rp500.000 Perlengkapan Salon Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 10 Dibeli perlengkapan Rp800.000 Rp800.000 Desember 31 Perlengkapan yang masih ada Rp200.000 Rp600.000 31 Penyesuaian Rp300.000 Rp300.000 Peralatan Salon Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
44 Debet Kredit 2023 4 Pembelian Peralatan Rp3.500.000 Rp3.500.000 Desember Akumulasi Penyeusutan Peralatan Salon Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 30 Penyusutan Peralatan Rp800.000 Rp800.000 Desember 31 Penyesuaian Rp175.000 Rp975.000 Utang Usaha Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 10 dibeli perlengkapan Rp800.000 Rp800.000 Desember Utang Bank Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 12 Pinjam Bank Rp1.000.00 0 Rp1.000.000
45 Desember Utang Gaji Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 31 Penyesuaian Rp350.000 Rp350.000 Desember Modal Ibu Lina Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 1 Modal Ibu Lina Rp10.000.0 00 Rp10.000.00 0 Desember 31 Penutup Rp300.000 Rp9.700.000 31 Penutup Rp2.075.00 0 Rp11.775.00 0 Prive Ibu Lina Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 23 Keperluan Pribadi Rp300.000 Rp300.000 Desember 31 Penutup Rp300.000 Rp0
46 Pendapatan Salon Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 17 Pendapatan Jasa Rp5.000.00 0 Rp5.000.000 Desember 31 Penutup Rp5.000.000 Rp0 Beban Gaji Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 25 Pembayaran Gaji Karyawab Rp900.000 Rp900.000 Desember 31 Penyesuaian Rp350.000 Rp1.250.000 31 Penutup Rp1.250.00 0 Rp0 Beban Penyusutan Peralatan Bulan Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo Debet Kredit 2023 30 Penyusutan Peralatan Rp800.000 Rp800.000 Desember 31 Penyesuaian Rp175.000 Rp975.000 31 Penutup Rp975.000 Rp0