12
Peluang risiko kehilangan adalah suatu konsep berdasarkan
pertim bangan seperti kejadian seketika, kecenderungan, peringatan
atau ancaman dan kejadian yang pernah terjadi di organisasi;
4 ) M enentukan dam pak dari kejadian. Finansial, psikologikal dan
berhubungan langsung dengan biaya yang m uncul dari kehilangan
dari aset yang tam pak atau tak tam pak dari organisasi;
5 ) M engembangkan pilihan untuk m itigasi risiko. M enentukan
identifikasi pilihan yang tersedia untuk m encegah atau m itigasi
kerugian secara fisik, prosedur, aturan/logika atau yang berkaitan
dengan proses pengam anan;
6 ) Studi kelayakan terhadap pilihan im plem entasi yang yang telah
ditentukan. Penerapan im plem antasi yang dipilih tanpa m elakukan
intervensi terhadap hal-h al m endasar yang berkaitan dengan
operasional atau keuntungan dari organisasi;
7 ) M elaksanakan analisa biaya;
8 ) Rekomendasi akhir;
9 ) Re-assessment/penilaian ulang;
Sumber inform asi u ntuk menetapkan kejadian risiko kehilangan:
1 ) Data sta tistik kejahatan dari Polisi setem pat;
2 ) Laporan kejahatan atau data yang dapat diperbandingkan;
3 ) Dokum en internal organisasi seperti laporan insiden keam anan;
4 ) Keluhan dari karyawan, pelanggan, tam u, pengunjung, dan lain-lain;
5 ) Gugatan dari m asyarakat atas pengamanan yang tidak cukup;
6 ) Inform asi intelijen dari pem erintah daerah, provinsi atau pusat
tentang potensi ancam an;
7 ) Inform asi dunia industri tentang kecenderungan tingka t keam anan;
8 ) Kondisi ekonom i secara u m u m ;
9 ) Kondisi sekarang yang m enim bulkan kejahatan.
e. E lem en E m p a t ; T u ju a n d a n S asaran.
Organisasi harus m enetapkan, menerapkan dan m emelihara sasaran
di setiap fungsi dan tingkatan yang relevan dalam organisasi secara
terdokum entasi;
Sasaran .......
13
Sasaran harus dapat diukur, dilaksanakan, dan konsisten dengan kebijakan
pengam anan, term asuk kom itm en u n tu k mencegah terjadinya ancaman,
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya, dan perbaikan berkelanjutan;
Pada saat menetapkan dan m eninjau sasaran, organisasi harus memasukan
tanggung jaw ab un tu k memenuhi persyaratan peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya, serta risiko pengamanan yang ada. Dan juga
m em pertim bangan pilihan atas teknologi, kondisi keuangan, persyaratan
operasi dan bisnis, serta gam baran dari pihak-pihak te rka it;
f. Elem en Lim a ; P erencanaan dan P rogram .
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan, dan m emelihara suatu
program un tu k mencapai sasaran pengam anan. Program tersebut harus
memasukkan persyaratan m inim um , yang terdiri dari:
1 ) Penunjukkan penanggungjawab dan otoritas untuk mencapai
sasaran pengam anan di setiap fungsi yang relevan dan tingkatan
dalam organisasi;
2 ) Target w aktu pencapaian sasaran dan ta rg e t;
Program tersebut harus ditinjau ulang secara periodik dan
terencana, apabila diperlukan akan disesuaikan, u n tu k m enjam in
pencapaian sasaran pengam anannya. Program pengamanan harus
relevan dengan hasil rekom endasi penilaian risiko pengam anan.
g. E lem en E nam / P elatih an , kep edulian dan kom petensi
pengam anan.
Organisasi harus memastikan bahwa setiap personel yang
m em pengaruhi kinerja pengamanan m emiliki kom petensi berdasarkan
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang sesuai, dan harus m emelihara
rekaman terkait;
Organisasi harus m engidentifikasi kebutuhan pelatihan yang sesuai
dengan risiko pengam anan dan sistem m anajem en pengam anan. Pelatihan
harus dilaksanakan u n tu k m em enuhi kebutuhan te rse but. Evaluasi
efektivitas pelaksanaan pelatihan atau tindakan te rka it yang dilakukan.
Catatan pelatihan harus dipelihara;
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan memelihara
prosedur u n tu k m em buat personel sadar terhadap hal-hal :
1 ) Konsekuensi ......
14
1 ) Konsekuensi pengamanan yang potensial atau telah terjadi di
kegiatan operasi, dan keuntungan dari peningkatan kinerja personel;
2 ) Kewajiban dan tanggung ja w ab u n tu k melaksanakan kebijakan
pengamanan dan prosedur-prosedur dalam rangka memenuhi
persyaratan sistem m anajem en pengam anan, term asuk persyaratan
u n tu k kesiapan menghadapi dan m enangani keadaan da ru ra t;
3 ) Konsekuensi potensial yang muncul dari prosedur operasi te rte n tu ;
Prosedur pelatihan harus ditetapkan u n tu k setiap tingkatan berbeda sesuai
dengan :
1 ) Tanggung jaw ab, kemampuan dan keteram pilan;
2 ) Risiko pengam anan;
h. E lem en T u ju h ; K o n s u lta s i, k o m u n ik a s i d a n p a rtis ip a s i.
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan memelihara suatu
prosedur untuk :
1 ) Komunikasi internal kepada seluruh tingkatan dan fungsi yang ada,
dan personel yang bekerja untuk dan atas nama organisasi;
2 ) M enerim a, m endokum entasikan dan menanggapi komunikasi yang
relevan dari pihak luar yang te rka it;
3 ) Partisipasi dari personel yang bekerja u n tu k dan atas nam a;
Organisasi dengan m enyusun rencana u n tu k :
1 ) Pelibatan dalam pengem bangan dan peninjauan kebijakan, sasaran
dan prosedur u n tu k m engendalikan risiko;
2 ) Konsultasi perubahan yang m enim bulkan im plikasi terhadap risiko
pengamanan;
3 ) Keterwakilan dalam masalah-masalah pengam anan;
Personel yang bekerja u n tu k dan atas nama organisasi harus
diinform asikan kegiatan partisipasi u n tu k m ereka, term asuk perwakilannya
dalam m asalah-masalah pengam anan;
O rg a n isa si
15
Organisasi harus berkoordinasi dengan pihak-pihak luar yang terka it,
antara lain dengan Forum Kem itraan Polisi dan M asyarakat (FKPM)
berkaitan dengan m asalah-m asalah isu keam anan m asyarakat di sekeliling
lokasi organisasi.
Elem en D elap an ; P engendalian dokum en dan catatan .
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan m em elihara suatu
prosedur untuk :
1 ) Persetujuan kecukupan dokum en sebelum diterbitkan;
2 ) Peninjauan, pem baruan dan persetujuan ulang dokum en sesuai
kebutuhan;
3 ) M emastikan bahwa setiap perubahan dan revisi terbaru dokum en
telah diidentifikasi;
4 ) M emastikan bahwa dokum en yang digunakan tersedia dalam versi
relevan sesuai penggunaannya;
5 ) M emastikan bahwa m em iliki status yang teridentifikasi;
6 ) M emastikan bahwa dokum en-dokum en eksternal yang dibutuhkan
telah ditentukan untuk perencanaan dan operasi dari sistem
m anajem en pengam anan dan diidentifikasi serta dikendalikan
d is trib u s in y a ;
7 ) Pencegahan penggunaan dokumen yang usang dan m enetapkan
identifikasi terhadap dokum en usang yang disim pan untuk berbagai
tu ju a n .
Organisasi harus m enetapkan dan m em elihara catatan yang
dibutuhkan sebagai bu kti pem enuhan persyaratan-persyaratan sistem
m anajem en pengam anan, standar pengam anan dan hasil-hasil yang
dicapai;
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan, dan m em elihara suatu
prosedur untuk identifikasi, penyim panan, perlindungan, penarikan, masa
sim pan dan pem usnahan catatan;
Catatan harus jelas pengesahan dan identifikasinya serta m am pu
telusur. Dokum en yang dipersyaratkan sistem m anajem en pengam anan
dan standar pengam anan harus dikendalikan.
j . Elemen
16
j. Elem en S em bilan ; P enanganan kead aan d a ru ra t.
Organisasi harus m em iliki prosedur u ntuk m enghadapi keadaan
darurat atau yang d iu ji secara berkala untuk m engetahui kehandalan pada
saat kejadian yang sebenarnya. Pengujian prosedur secara berkala tersebut
dilakukan oleh personel yang m em iliki kom petensi dan untuk kegiatan,
instalasi atau peralatan yang m em punyai potensi ancaman besar harus
dikoordinasikan dengan instansi terka it yang berw enang;
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan m em elihara suatu
prosedur untuk :
1 ) M engidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat;
2 ) M enangani situasi darurat;
3 ) Petunjuk pelaksanaan tim m anajem en krisis.
Organisasi harus m erespon situasi darurat dan m encegah atau
m enurunkan konsekuensi terhadap status keam anan. Dalam perencanaan
penanganan keadaan darurat organisasi harus m em asukkan tanggung
jaw ab kepada pihak-pihak te rka it;
Organisasi harus m enguji secara berkala prosedur penanganan
keadaan darurat agar tetap terlatih, pihak-pihak te rka it selayaknya
d ilib a tk a n ;
Organisasi harus m eninjau ulang secara berkala dan sesuai
kebutuhan, revisi dari prosedur dan perencanaan penanganan keadaan
darurat dapat dilakukan setelah pengujian berkalan dan setelah terjadinya
keadaan darurat.
k Elem en Sepuluh ; P engendalian operasi.
Organisasi harus m erencanakan pengendalian kegiatan-kegiatan
operasional, produk barang dan atau jasa yang dapat m enim bulkan risiko
gangguan keam anan. Hal ini dapat dicapai dengan m endokum entasikan,
m enerapkan, pengawasan, pem antauan dan evaluasi kebijakan standar
keamanan bagi tem pat kerja, perancangan tem pat kerja dan bahan,
in frastruktur fisik/ fasilitas, prosedur dan instruksi kerja.
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan m em elihara
prosedur:
1 ) Pengendalian operasi yang aplikatif u ntuk kegiatan-kegiatan yang
ada, organisasi harus m enyatukan pengendalian operasi tersebut
kedalam keseluruhan sistem m anajem en pengam anan;
2 ) P engaruh .......
17
2 ) Pengaruh persyaratan-persyaratan operasi dim ana jika tidak
dipenuhi dapat m enim bulkan penyim pangan dari kebijakan
pengamanan dan sasarannya;
3 ) Pengendalian te rka it identifikasi risiko ancam an dari kegiatan
pem belian barang, peralatan dan jasa;
4 ) Pengendalian te rka it identifikasi risiko ancaman dari kontrakto r dan
pengunjung yang ada di tem pat kerja;
5 ) Prosedur terdokum entasi untuk m enangani kondisi operasi yang
tidak m em enuhi persyaratan yang dapat m enim bulkan
penyim pangan kebijakan pengam anan dan sasaran;
Elem en Sebelas t P em an tau an d an pengukuran k in e rja
pengam anan.
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan m em elihara
prosedur pem antauan dan pengukuran yang berkaitan dengan kinerja
keam anan. Prosedur pem antauan harus m encakup hal-hal :
1 ) Pengukuran kualitatif dan ku a n tita tif sesuai kebutuhan organisasi;
2 ) Pemantauan berkala atas pencapaian sasaran kinerja pengam anan
yang telah ditetapkan;
3 ) Pemantauan atas efektivitas pengendalian pengam anan yang telah
d ite ta p k a n ;
4 ) Pengukuran proaktif kinerja organisasi atas pem enuhan terhadap
program m anajem en, kriteria operasi dan persyaratan peraturan
perundangan;
5 ) Pengukuran terhadap kinerja pem antauan yang dilakukan atas
kejadian-kejadian ancaman pengam anan yang telah terjadi atau
yang berpotensi;
6 ) Penyim panan data dan hasil-hasil pem antauan dan pengukuran
harus dapat digunakan u ntuk analisa terhadap tindakan koreksi dan
pencegahan;
Jika terdapat peralatan yang dipersyaratkan u ntuk kegiatan
pem antauan atau pengukuran, organisasi harus m enetapkan, m enerapkan
dan m em elihara prosedur untuk m engkalibrasi dan m em elihara setiap
peralatan tersebut.
Catatan dari kegiatan kalibrasi dan pem eliharaan harus dikendalikan.
Refererensi : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pem erintah (LAKIP)
m . E lem en D u a B elas ; P elap o ran , p erb aikan d an tin d a k a n
pencegahan ketidaksesuaian.
Prosedur .........
18
Prosedur pelaporan inform asi yang terka it dan tepat w aktu harus
ditetapkan untuk m enjam in bahwa Sistem M anajem en Kemanan dipantau
dan kinerjanya ditingkatkan.
Prosedur pelaporan internal perlu ditetapkan untuk m enangani :
1 ) Pelaporan identifikasi fakto r korelatif sum ber ancam an dan
gangguan;
2 ) Pelaporan terjadinya kejadian berpotensi m enim bulkan gangguan;
3 ) Pelaporan ketidaksesuaian, apabila telah te rja d i gangguan yang
m enyebabkan kerugian;
4 ) Pelaporan kinerja keam anan tem pat kerja.
Prosedur pelaporan eksternal perlu ditetapkan untuk m enangani :
1 ) Pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundangan;
2 ) Pelaporan kepada pem egang saham , pem erintah dan m asyarakat
(khusus perusahaan publik).
Semua hasil tem uan dari pelaksanaan pem antauan, audit dan
tinjauan ulang Sistem M anajem en Pengamanan harus didokum entasikan
dan digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan serta
pihak m anajem en m enjam in pelaksanaannya secara sistem atik dan efektif.
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan m em elihara
prosedur penanganan terka it dengan kondisi yang tidak sesuai dan
m engam bil tindakan perbaikan dan pencegahannya. Prosedur harus
m enentukan persyaratan-persyaratan m encakup :
1 ) Identifikasi dan m em perbaiki ketidaksesuaian dan m elakukan
tindakan untuk m enurunkan konsekuensi yang te rja d i;
2 ) Penyelidikan ketidaksesuaian, m enentukan penyebab dan m engam bil
tindakan untuk m enghindari pengulangan kondisi yang sam a;
3 ) Evaluasi kebutuhan u n tu k m engam bil tindakan u n tu k m encegah
tim bulnya ketidaksesuaian, dan m enerapkannya dalam rangka
m enghindari kondisi yang sam a;
4 ) Penyim panan dan pengkom unikasian hasil-hasil tindakan perbaikan
dan pencegahan yang telah dilakukan;
5 ) P eninjauan .....
19
5 ) Peninjauan ulang efektivitas tindakan perbaikan dan pencegahan
yang telah dilakukan;
Prosedur tersebut harus m em persyaratkan bahwa usulan seluruh
tindakan perbaikan dan pencegahan harus ditinja u ulang m elalui
proses penilaian risiko sebelum diterapkan.
Organisasi harus m em astikan bahwa setiap kebutuhan perubahan
yang disebabkan tindakan perbaikan dan pencegahan adalah dibuat
untuk dokum entasi sistem m anajem en pengam anan.
Is i Laporan : penanganan kejadian kepada Polres setem pat.
n. E lem en T ig a B elas ; P en g u m p u lan d an an alisa d a ta .
Organisasi harus m enetapkan, m enghim pun dan m enganalisis data
sesuai u n tu k m em peragakan kesesuaian dan keefektifan sistem m anajem en
keam anan dan u ntuk m enilai dim ana perbaikan berkelanjutan sistem
m anajem en keam anan dapat dilakukan. In i harus m encakup data yang
dihasilkan dari pem antauan dan pengukuran dan dari sum ber relevan lain.
Analisa data harus m em berikan inform asi yang berkaitan dengan :
1 ) Kondisi keam anan;
2 ) Potensi ancaman.
Organisasi harus m elakukan pencatatan data dan inform asi u ntuk
m enunjukkan kesesuaian penerapan Sistem M anajem en Pengamanan dan
harus mencakup :
1 ) Persyaratan eksternal/peraturan perundangan dan internal/indikator
kinerja pengam anan;
2 ) Izin operasional sekuriti profesional;
3 ) Izin kerja bagi pekerja asing (tam bahan guidelines untuk detail
pekerja asing);
4 ) Risiko dan sum ber gangguan yang m eliputi keadaan m esin-m esin,
pesawat-pesawat, alat kerja, serta peralatan lainnya, bahan-bahan
dan sebagainya, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan
proses produksi;
5 ) Kegiatan pelatihan aspek pengam anan;
6 ) Kegiatan inspeksi, kalibrasi, dan pem eliharaan alat pengam anan;
7 ) Rincian gangguan, keluhan dan tindak la n ju t;
8 ) Inform asi mengenai pemasok dan kontraktor;
9 ) Audit
20
9 ) A udit dan peninjauan ulang Sistem M anajem en Pengam anan;
1 0) Pengolahan data statistik.
o. E lem en E m p at B elas ; A u d it sistem m a n a je m e n p en g am an an .
Audit Sistem M anajem en Pengamanan harus dilakukan secara
berkala untuk m engetahui keefektifan penerapan Sistem M anajem en
Pengam anan. A udit harus dilaksanakan secara sistem atik dan independen
oleh personel yang m em iliki kom petensi kerja dengan m enggunakan
m etodologi yang sudah ditetapkan. Frekuensi audit harus ditentukan
berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelum nya dan b u kti sum ber
ancam an dan gangguan yang didapatkan di tem pat kerja. Hasil audit
harus digunakan oleh pengurus/ pananggung jaw ab atau pengusaha dalam
proses tinjauan ulang m anajem en.
Catatan : kom petensi auditor akan dijelaskan di guidelines
p. E lem en L im a B elas ; T in ja u a n m a n a je m e n .
Pim pinan organisasi harus m elaksanakan tinjauan ulang Sistem
M anajem en Pengamanan secara berkala u n tu k m enjam in kesesuaian dan
keefektifan yang berkesinam bungan dalam pencapaian kebijakan dan
tujuan keamanan.
Ruang lingkup tinjauan ulang Sistem M anajem en Pengamanan harus
dapat m engatasi im plikasi ancaman dan gangguan terhadap seluruh
kegiatan bisnis, produk barang dan atau jasa term asuk dam paknya
terhadap kinerja perusahaan.
Tinjauan ulang Sistem M anajem en Pengamanan harus m eliputi :
1 ) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan Pengam anan;
2 ) Tujuan, sasaran, dan kinerja m anajem en pengam anan;
3 ) Hasil tem uan audit Sistem M anajem en Pengam anan;
4 ) Evaluasi efektivitas penerapan Sistem M anajem en Pengam anan dan
kebutuhan u ntuk m engubah Sistem M anajem en Pengamanan sesuai
dengan :
a) Perubahan peraturan perundangan;
b ) Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
c) Perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
d ) Perubahan stru ktu r organisasi perusahaan;
e ) Perkembangan ilm u pengetahuan dan teknologi;
f) Pengalaman .....
21
f) Pengalaman yang didapat dari insiden gangguan yang te rja d i;
g ) Pelaporan;
h ) Um pan balik dari pihak terka it term asuk m asyarakat sekitar.
q. E lem en E n am B elas ; P e n in g katan b e rk e la n ju ta n .
Organisasi harus terus-m enerus m em perbaiki keefektifan sistem
m anajem en pengam anan m elalui pem akaian kebijakan keam anan, tujua n
keam anan, hasil a u d it, analisis data, tindakan koreksi dan pencegahan, dan
tinjauan m anajem en.
BAB I I
22
BAB I I
PENERAPAN SISTEM MANEJEMEN PENGAMANAN
1. Umum.
a. Pedoman Penerapan Standar M anajem en Pengamaan ini dikem bangkan
dalam rangka m em bantu organisasi untuk m enjadikan suatu sistem
m anajem en pengam anan dapat dinilai dan disertifikasi serta sebagai
pedoman cara penerapannya.
b. Pedoman standar m anajem en pengam anan berisi m etode-m etode yang
disarankan untuk m enerapkan Standar Manajemen Pengamanan dan
pandauan lainnya yang te rka it. Pola penom oran dari pedom an in i sesuai
dengan standarnya.
2 . R uang lingkup.
a. S truktur pedom an dibuat dengan alur berisi penjelasan, tipe-tipe m asukan,
proses penerapan dan tipe-tipe keluaran di setiap elem en standar in i. Hal
in i dilakukan untuk m em udahkan pem aham an dan penerapan.
b . Pedoman ini tidak m enetapkan adanya persyaratan tam bahan dari elemen
standar m anajem en pengam anan, dan bukan m erupakan pendekatan w ajib
untuk m enerapkan sistem m anajem en pengam anan.
3 . P engertian .
a. Aset;
Properti organisasi dan personal, dapat dirasakan atau tidak, dim ana
dim iliki oleh organisasi atau individual yang dapat diberikan nilai m oneter.
Properti yang tidak dapat dirasakan seperti goodw ill, inform asi penting, dan
properti yang terka it. U ntuk tujuan pedom an in i, term inology manusia
adalah term asuk aset.
b. K onsekuensi;
Sebuah hasil dari aksi atau keputusan dari persepsi asuransi atau
keam anan, biaya-biaya, kehilangan atau kerusakan m elebihi pasar dari aset
yang hilang atau rusak, term asuk biaya tidak langsung lainnya.
c. A nalisa b iaya d an m a n fa a t;
Proses perencanaan, berkaitan dengan keputusan untuk kom itm en pada
biaya atau aset. Hal in i adalah upaya sistem astis u ntuk m engukur nilai dari
sem ua m anfaat dim ana dibandingkan dengan pengeluaran yang ada.
Biasanya .......
23
Biasanya proses in i m elibatkan tiga tahapan:
1 ) Identifikasi dari semua konsekuensi langsung dan tidak langsung
dari pengeluaran;
2 ) M em berikan nilai m oneter dari sem ua biaya dan m anfaat hasil dari
pengeluaran;
3 ) M enghitung ekspektasi biaya masa datang dan penghasilan
dibandingkan dengan pengeluaran yang m enggam barkan biaya dan
penghasilan pada nilai m oneter masa kini.
d. T ingkat kekritisan;
Dampak dari kejadian kehilangan, biasanya dihitung berdasarkan biaya
bersih dari kejadian tersebut. Dam pak dapat berkisar dari fa ta l, te rja d i tota l
rekapitalisasi, kehilangan bisnis, atau ketidakberlanjutan bisnis dalam
jangka panjang, hingga pada hal yang tidak penting.
e. K ejad ian ;
Sesuatu yang te rja d i tidak sepadan dalam konteks keam anan. Biasanya
m ew akili sebuah kejadian, seperti : insiden keam anan, alarm , keadaan
darurat dalam m edis, atau berkaitan dengan pengalam an.
f. G oodw ill;
Suatu nilai dari bisnis yang didirikan berdasarkan reputasi dari
pertim bangan bisnis dan pem iliknya.
g. K ejad ian keh ilangan;
Suatu kejadian yang dapat m enyebabkan kerugian finansial yang
berdam pak negatif terhadap aset, sebagai contoh term asuk insiden
keam anan, krim inal, bahaya alam atau bencana.
h. Bencana alam ;
Suatu kejadian alam iah yang m engakibatkan kerusakan besar, kerugian,
atau kehancuran, seperti : angin tornado, badai, gem pa bum i dan kejadian
terka it lainnya.
i. O rganisasi;
O toritas pengelola suatu badan usaha atau instansi pem erintah yang
m enyelenggarakan/m enggunakan satuan pengam anan untuk kepentingan
keamanannya.
j. K em ungkinan;
Kesempatan, atau sam a dalam beberapa kasus, kepastian m atem atis di
m ana kejadian akan te rja d i, rasio dari jum lah yang dihasilkan dim ana
m enghasilkan suatu kejadian dari jum lah to ta l kem ungkinan yang terjadi.
k . K u a lita tif .......
24
k. K u alitatif;
Berkaitan dengan suatu karakteristik dari sesuatu dan dim ana m em buat hal
tersebut.
l. K u a n tita tif;
Berkaitan dengan pertim bangan atau berdasarkan pada suatu jum lah atau
suatu hitungan dapat diukur atau digam barkan dalam nom erik.
m . Risiko;
Kem ungkinan dari kerugian yang dihasilkan dari ancam an, insiden atau
kejadian yang berdam pak pada keam anan.
n. A nalisa risiko;
Pengujian detail term asuk penilaian risiko, evaluasi risiko dan alternatif
m anajem en risiko, dilakukan untuk m em aham i sesuatu yang tidak
diinginkan, konsekuensi neg atif u n tu k kehidupan m anusia. Proses analisis
untuk m enyediakan inform asi berdasarkan kejadian yang tidak diinginkan
dari kualifikasi dari kem ungkinan-kem ungkinan dan ekspektasi konsekuensi
dari risiko yang telah diidentifikasi.
o. In sid en keam anan;
Keamanan yang terkait dengan kejadian atau aksi yang m engarah pada
kem atian, luka atau kerugian m oneter. Suatu penyerangan terhadap
karyawan, pelanggan, atau supplier di dalam properti organisasi dapat
m enjadi salah satu contoh insiden keam anan.
p. Keraw anan keam anan;
Suatu kem am puan eksploitasi dari suatu kelem ahan keam anan atau
kekurangan pada fasilitas organisasi atau personal.
q. Situs;
Lokasi parsial yang dapat ditentukan oleh jarak dan ketinggian.
r. S tate of th e A rt;
Tingkatan ilm u pengetahuan te rtin g g i dan teknologi terkini dapat dicapai di
sem ua area dan di setiap w a ktu.
s. S tatistik;
Cabang dari m atem atika yang berhubungan dengan pengum pulan, analisa,
interpretasi dan presentasi besaran dari data num erik. Dalam aspek
keam anan dapat m ew akili kum pulan dari data ku a n tita tif seperti insiden
keam anan, laporan krim inal dan berkaitan dengan inform asi dim ana
bersam aan dengan inform asi lainnya ditam pilkan sebagai statistik
keam anan yang akan digunakan untuk beberapa aplikasi term asuk evaluasi
risiko dan tingka t kerawanan aset organisasi.
t . A ncam an .......
25
t. Ancaman;
Mengarah pada suatu kerusakan atau luka, sebagai indikasi dari sesuatu
yang tidak sesuai yang disebabkan oleh sum ber daya internal atau
eksternal.
u. Satuan Pengam anan (S atp am );
Adalah satuan atau kelom pok petugas yang dibentuk oleh instansi/ badan
usaha u ntuk m elaksanakan pengam anan dalam rangka m enyelenggarakan
keam anan swakarsa di lingkungan kerjanya.
4 . Spesifikasi P enerapan Sistem M an ajem en P engam anan.
a. Elem en satu : P em eliharaan dan P em bangunan K o m itm en.
1 ) Kebijakan Pengamanan.
Kebijakan Pengamanan m enetapkan arahan dan kerangka
prinsip-prinsip kegiatan yang lengkap u ntuk suatu organisasi.
Kebijakan juga m enjadi pedom an untuk m enetapkan sasaran
pengamanan sebagai w ujud tanggung jaw ab dan kinerja yang harus
dicapai organisasi. Kebijakan m enunjukkan kom itm en form al dari
organisasi;
Dokum en pernyataan kebijakan pengam anan sebaiknya
dibuat bertanggal dan ditetapkan oleh pim pinan puncak.
Catatan : kebijakan pengam anan sebaiknya konsisten dengan proses
bisnis organisasi dan sistem m anajem en lainnya.
a) Tipe-tipe m asukan.
Dalam m enetapkan Kebijakan Pengam anan, m anajem en
sebaiknya m em pertim bangkan hal-hal seperti di baw ah in i :
(1 ) kebijakan dan sasaran yang relevan dengan
pengelolaan usaha secara m enyeluruh;
(2) ancaman keamanan;
(3 ) persyaratan peraturan perundangan dan persyaratan
la in n y a ;
(4 ) sejarah dan kondisi terkini dari kinerja pengam anan;
(5 ) kebutuhan dari pihak-pihak te rka it;
(6 ) kesem patan dan kebutuhan untuk peningkatan
b e rk e la n ju ta n ;
(7 ) kebutuhan sum ber daya;
(8 ) kontribusi dari kontraktor dan pihak lainnya;
(9 ) kebutuhan m asyarakat sekitar.
Suatu .........
26
Suatu form ulasi dan kom unikasi yang efe ktif dari kebijakan
pengam anan sebaiknya :
(1 ) ditetapkan sesuai dengan sifat dan skala risiko
ancam an yang ada di organisasi : identifikasi ancam an,
penilaian risiko, dan pengendaliannya adalah kunci
suksesnya sistem m anajem en pengam anan dan
sebaiknya m erefleksikan kebijakan pengam anan.
Kebijakan pengam anan sebaiknya konsisten dengan
visi kedepan dari organisasi. In i sebaiknya realisitis dan
tidak m elebihi dari sifat alam iah dari risiko oganisasi;
(2 ) m encakup kom itm en untuk peningkatan berkelanjutan.
Harapan m asyarakat m em berikan tekanan kepada
organisasi u ntuk m engurangi risiko ancam an gangguan
keam anan di tem pat kerja. Dalam rangka tanggung
jaw ab m em enuhi peraturan perundangan, organisasi
sebaiknya bertujuan u ntuk m eningkatkan kinerja
pengam anan dan sistem m anajem en pengam anan
yang efektif dan efisien, untuk m em enuhi kebutuhan
perubahan peraturan dan bisnis. Perencanaan
peningkatan kinerja sebaiknya dim asukan dalam
sasaran pengam anan dan dikelola m elalui program
m anajem en pengam anan term asuk peryataan
kebijakan pengam anan apabila m em ungkinkan
m encakup area untuk kegiatan;
(3 ) m encakup kom itm en untuk m em enuhi peraturan
pengam anan dan persyaratan lainnya yang di w ajib
dipenuhi organisasi. Organisasi dipersyaratkan untuk
m em enuhi peraturan perundangan dan persyaratan
lainnya. Kebijakan pengam anan harus m enjadi suatu
pem beritahuan bagi m asyarakat yang dibuat organisasi
yang Polri.
Catatan :
Peryaratan lainnya adalah kebijakan grup perusahaan,
standar internal organisasi, atau spesifikasi atau kode
e tik yang ditetapkan organisasi
(4 ) didokum entasikan, diterapkan dan dipelihara.
Perencananaan dan persiapan adalah kunci sukses
untuk penerapan. Terkadang pernyataan kebijakan dan
sasaran pengam anan tidak realistis dikarenakan
sum ber daya yang tersedia tidak m encukupi.
S ebelum ......
27
Sebelum m em buat pernyataan publik organisasi
sebaiknya m em astikan bahwa hal-hal yang dibutuhkan
seperti dana, keteram pilan dan sum ber daya telah
tersedia, sehingga seluruh sasaran pengam anan
realisitis dan dapat dicapai dalam kerangka kerja
tersebut;
(5 ) dikom unikasikan kepada seluruh pekerja secara terus
m enerus sehingga m em buat pekerja sadar tanggung
jaw ab individu dalam hal pengam anan. Pelibatan dan
kom itm en dari pekerja adalah hal penting untuk
suksesnya pengamanan. Para pekerja harus
disadarkan keuntungan dari m anajem en pengam anan
untuk lingkungan kerjanya dan dapat diberdayakan
untuk m em berikan kontribusi dalam sistem m anajem en
pengamanan. Para pekerja di setiap tingkatan,
term asuk tingkatan m anajem en harus m em berikan
kontribusi efektif untuk m anajem en pengam anan.
O rg a n isa si harus m enyam paikan k e b ija k a n
pengam anan dan sasaran pengam anan kepada seluruh
pekerja secara jelas, m em andu m ereka untuk m em iliki
acuan kerangka kerja yang dapat m engukur kinerja
pengamanan m ereka;
(6 ) disediakan untuk pihak terka it.
Setiap orang atau kelom pok baik internal m aupun
eksternal m asuk dalam ruang lingkup dalam kebijakan
pengam anan. U ntuk itu suatu proses sebaiknya
kom unikasi dan m em astikan bahwa pihak terkait
m enerim a kebijakan pengam anan sesuai perm intaan
tetapi tidak diperlukan untuk yang tidak m inta;
(7 ) dapat ditinjau ulang secara berkala untuk m em astikan
bahwa kebijakan selalu relevan dan sesuai dengan
tujua n organisasi.
Perubahan tidak dapat dihindarkan, tuntuta n peraturan dan
harapan m asyarakat m eningkat. Konsekuensinya kebijakan
pengam anan organisasi dan sistem m anajem en
m em butuhkan peninjauan ulang secara berkala untuk
m em astikan kesesuaian dan efektivitas yang berkelanjutan.
b ) Tipe
28
b ) Tipe-tipe keluaran.
Contoh m odelnya adalah suatu pem aham an
m enyeluruh, kebijakan pengam anan yang telah
dikom unikasikan kepada seluruh organisasi.
2) Struktur dan Tanggung Jaw ab.
Adanya penetapan aturan, tanggung jaw ab dan kewenangan
yang didokum entasikan dan dikom unikasikan, dan harus disediakan
sum ber daya yang cukup dan m em adai u n tu k m elaksanakan tugas-
tugas pengamanan.
a ) M asukan/data yang dapat digunakan adalah :
(1 ) struktur organisasi;
(2 ) hasil dari identifikasi ancam an, penilaian risiko dan
p e n g e n d a lia n n y a ;
(3 ) sasaran pengam anan;
(4 ) persyaratan peraturan perundangan dan lainnya;
(5 ) deskripsi tugas;
(6 ) standar kualifikasi.
b ) Proses penyusunan.
Tanggung jaw ab dan wewenang dari seluruh personal yang
m elakukan tugas-tugas dari sistem m anajem en pengam anan
sebaiknya ditetapkan, term asuk definisi yang jelas dari kondisi
interfaces diantara fungsi yang ada;
c) Jabatan yang dapat ditetapkan tugas dan tanggung
jawabnya :
(1 ) pim pinan puncak;
(2 ) m anajem en lini/bagian pada setiap tingkatan yang ada
di organisasi;
(3 ) operator;
(4 ) penanggung jaw ab untuk pekerjaan kontrakto r;
(5 ) penanggung jaw ab pelatihan;
(6 ) penanggung jaw ab peralatan yang penting untuk
pengamanan;
(7 ) pekerja dengan kualifikasi pengam anan te rte n tu atau
petugas khusus pengam anan yang ada dalam
organisasi;
( 8 ) p e k e rja .......
29
(8 ) pekerja yang m ew akili dalam rapat konsultasi
keamanan;
d ) Tanggung jaw ab pim pinan puncak harus m encakup kew ajiban
untuk m enetapkan kebijakan pengam anan dan m em astikan
sistem telah diterapkan;
e ) Harus ditunjuk m anajem en khusus yang diberi tanggung
jaw ab dan wewenang u ntuk m enerapkan sistem m anajem en
pengam anan. M anajem en yang d itu n ju k sebaiknya dari salah
satu anggota pim pinan puncak. M anajem en pengam anan
yang ditun juk dapat dibantu oleh personal yang m em iliki
tanggung jaw ab untuk m em antau seluruh operasi dari fungsi-
fungsi pengam anan;
f) M anajem en yang d itu n ju k sebaiknya secara tera tur
m elaporkan kinerja dari sistem , dan m enjaga keterlibatan
a ktif dalam peninjauan berkala dan penyusunan sasaran
pengam anan. Hal ini sebaiknya dipastikan bahwa tugas
lainnya yang ditetapkan tidak bertentangan dengan dengan
pem enuhan tanggung jaw ab m ereka dalam hal pengam anan;
g ) Tanggung jaw ab m anejem en lini sebaiknya m encakup
pem astian bahwa pengam anan telah dikelola dalam area yang
m enjadi tanggung jaw ab m ereka. Aturan dan tanggung jaw ab
setiap fungsi khusus pengam anan yang ada dalam organisasi
harus ditetapkan.
Hal in i term asuk pengaturan untuk m enyelesaikan setiap
konflik antara isu keam anan dan pertim bangan produktivitas
yang terjadi pada tingkatan m anajem en;
h ) Pendokumentasian dari aturan dan tanggung jaw ab.
Dokum entasi tanggung jaw ab dan wewenang dapat
berupa :
(1 ) Pedoman m anajem en sistem pengam anan;
(2 ) Prosedur kerja dan uraian tugas;
(3 ) Uraian pekerjaan;
(4 ) Paket pelatihan pengenalan;
i) Jika organisasi m enetapkan u ntuk penulisan tugas dan
tanggung jaw ab pengam anan disatukan dengan aspek
lainnya, m aka tanggung jaw ab pengam anan sebaiknya
dim asukkan dalam uraian jabatannya;
j ) P engkom unikasian .....
30
j) Pengkom unikasian tugas dan tanggung jaw ab.
Tanggung jaw ab dan kewenangan pengam anan harus
dikom unikasikan secara efe ktif kepada m ereka yang
terpengaruh di setiap tingkatan. In i harus dipastikan bahwa
personal m engerti ruang lingkup dan interface antara fungsi
yang bervariasi, dan pihak te rka it yang digunakan untuk hal
yang lain;
k ) Sum ber daya. M anajem en sebaiknya m em astikan kecukupan
sum ber daya yang tersedia untuk m em elihara keam anan
tem pat kerja, term asuk peralatan, sum ber daya, keahlian dan
p e la tih a n .
b . Elem en D u a : Pem enuhan P ersyaratan P eratu ran P erundangan.
1 ) Organisasi harus m em punyai kesadaran dan pem aham an tentang
peraturan perundangan dan persyaratan lainya yang te rka it dalam
setiap kegiatannya, dan kesadaran untuk m engkom unikasikannya
kepada personal terkait;
2 ) Elemen ini m enekankan pada pem bangunan kesadaran dan
pem aham an untuk bertanggung jaw ab dalam pem enuhan
persyaratan peraturan perundangan pengam anan, bukan sekedar
m em persyaratkan organisasi untuk m em iliki kum pulan peraturan
perundangan;
3 ) H al-hal yang dapat m enjadi m asukan adalah :
a) Gambaran yang jelas dari proses produksi atau jasa;
b ) Hasil dari identifikasi ancam an, penilaian risiko, dan
p e n g e n d a lia n n y a ;
c) Standar praktis pengam anan;
d ) Peraturan Perundangan tentang Pengamanan;
e ) D aftar inform asi sum ber daya;
f) Standar Nasional, Regional dan Internasional;
g ) Persyaratan internal organisasi;
h ) Persyaratan dari pihak terka it;
4 ) Proses penyusunan.
Peraturan dan persyaratan lainya yang te rka it sebaiknya
diidentifikasi. Organisasi sebaiknya m enetapkan m etode yang tepat
untuk m engakses inform asi, term asuk m enggunakan m edia
pendukung seperti dari buku , CD, disk, atau in te rn e t. Organisasi
harus m engevaluasi peraturan yang terka it dan harus diterapkan,
dan siapa yang berkepentingan u ntuk m enerim a setiap inform asi;
5 ) H a l-hal .....
31
5 ) Hal-hal yang m enjadi keluaran :
a) prosedur untuk m engidentifikasi dan mengakses inform asi;
b ) identifikasi persyaratan yang harus dipenuhi;
c) persyaratan-persyaratan seperti buku peraturan
perundangan, teks standar, sum m ary dan hasil-hasil analisa
tersedia di lokasi yang telah ditetapkan organisasi;
d ) prosedur untuk m em antau penerapan yang m erupakan
konsekuensi dari peraturan pengamanan;
c. Elem en Tiga : M an ajem en Risiko P engam anan.
1 ) Identifikasi
32
1 ) Identifikasi aset.
a ) M em aham i organisasi dan identifikasi m anusia dan aset-aset
dalam risiko.
Tugas pertam a seorang petugas keam anan adalah
m engem bangkan pem aham an m engenai organisasi yang akan
dinilai. Hal ini bukan berarti petugas tersebut m enjadi ahli dari
operasionalisasi perusahaan yang akan dievaluasi, tetapi
harus m em iliki pem aham an m engenai operasional organisasi
dengan segala kom pleksitas dan nuansanya.
Beberapa faktor pertim bangan seperti jam kerja, tipe klien
yang dilayani, tipe aktivitas bisnis organisasi, tip e jasa yang
disediakan atau produk yang diproduksi, pabrikasi,
penggudangan, atau hal-hal lain yang disuplai, kondisi
kom petisi industri terkait, inform asi yang sensitif, budaya
korporasi, persepsi dari toleransi risiko, dan seterusnya.
b ) Beberapa tipe inform asi yang harus diperhatikan :
(1 ) jam operasi dari tiap departem en;
(2 ) level staf dari tiap sh ift;
(3 ) tipe pelayanan dan atau barang yang diproduksi,
disim pan, dipabrikasi, dan lain-lain;
(4 ) tipe klien yang dilayanani (seperti : kesejahteraan,
anak-anak, orang asing, dan lain-lain);
(5 ) kondisi persaingan organisasi;
(6 ) sem ua isu spesial yang te rka it dengan proses pabrikasi
(seperti : lim bah lingkungan, pem buatan dari produk
yang rusak, dan lain-lain);
(7 ) tipe tenaga kerja (seperti : serikat pekerja);
2 ) Identifikasi m anusia dan beberapa aset dalam risiko.
Langkah kedua dalam proses adalah u ntuk identifikasi beberapa aset
dari organisasi yang berisiko kepada beberapa bahaya.
a) M anusia/orang;
M anusia/orang term asuk tenaga kerja, pelanggan,
pengunjung, pasien, tam u, penum pang, tenaga kerja kontrak,
dan semua personel dim ana secara hukum berada di area
properti yang sedang diakses.
D alam ......
33
Dalam kondisi terbatas, m anusia/orang yang lalu lalang juga
berisiko secara terbuka dan bahaya di area properti atau
attractive nuisance exists (seperti : gudang kawasan berikat,
gedung kosong, jalan potong atau bagian rutinitas yang
digunakan orang u ntuk m enyeberangi sebagai jalan pintas).
Note : di beberapa negara, pejalan pintas hanya diberi
peringatan dengan ram bu-ram bu yang m em beritahukan
kondisi bahaya atau potensi adanya bahaya.
b ) Properti;
Properti term asuk real estate, tanah dan gedung, fasilitas,
properti yang dapat dirasakan seperti : uang, logam da batu
m ulia; instrum en berbahaya (antara lain : bahan peledak,
senjata, dan la in-la in); barang yang m udah dicuri (antara lain
obat-obatan, uang, dan lain-lain); sem ua barang yang m udah
dicuri, dirusak, atau yang m em pengaruhi risiko pengam anan.
Properti juga term asuk “goodw ill' atau reputasi dari suatu
perusahaan/organisasi dim ana dapat m em ungkinkan kerugian
dari suatu kejadian. Sebagai contoh : kem am puan organisasi
m enarik pelanggan dapat dipengaruhi dengan reputasi yang
tidak baik atau krim inalitas. Properti term asuk juga inform asi,
m encakup hak data, seperti : kerahasiaan perdagangan,
perencanaan penjualan, perencanaan ekspansi bisnis,
penutupan pabrik, kerahasiaan inform asi perorangan
m engenai karyaw an, daftar pelanggan, dan data lainnya.
Dim ana apabila dicuri, altered, atau dihancurkan dapat
m embahayakan organisasi.
3 ) Penetapan kejadian risiko kejadian/keraw anan.
a) Langkah utam a kedua dalam m etode m anajem en risiko
pengam anan adalah u ntuk m engidentifikasi tipe dari kejadian
atau insiden yang m ungkin dapat terjadi di lokasi kerja
berdasarkan data kejadian atau insiden sebelum nya di lokasi
terse but; kejadian yang sama di lokasi tem pat ke rja ; suatu
kejadian (seperti krim inal) yang ham pir sama pada bisnis
tersebut; bencana alam tergantung letak geografi te rte n tu ;
atau kondisi lainnya, pengem bangan lainnya, dan trend-trend
la in n y a .
b ) Sumber data dan inform asi.
Terdapat beberapa sum ber inform asi/data m engenai kejadian
berkaitan krim inal yang dapat m em pertim bangkan beberapa
sum ber inform asi dalam m enetapkan risiko di lokasi kerja.
(1 ) s ta tis tik .....
34
(1 ) statistik krim inal polisi lokal dan pem anggilan
pelayanan di lokasi dan m em buat visi untuk 3-5 tahun;
(2 ) penyeragam an laporan krim inal dipublikasikan oleh
P o lri;
(3 ) pengendalian laporan krim inal internal organisasi;
(4 ) data dem ografi / kondisi sosial m enyediakan inform asi
m engenai kondisi ekonom i, kerapatan populasi, jum lah
populasi m anusia, tingka t pengangguran, dan lain-lain;
(5 ) com plaint dan potensi krim inal yang m engancam
organisasi;
(6 ) intelijen lokal, daerah, negara berdasarkan ancaman
atau kondisi yang berdam pak pada organisasi;
(7 ) kelom pok profesional dan asosiasi yang m em bagikan
data dan inform asi lainnya m engenai m asalah industri
yang spesifik atau tren d kegiatan krim inal;
(8 ) faktor lingkungan lainnya seperti : tem peratur,
aksesbilitas lokasi kerja, dan potensi krim inalitas;
Bukan kejadian krim inal, m em pertim bangkan dua sub
katagori kejadian yang bukan krim inal yaitu bencana alam
dan bencana yang disebabkan m anusia. Bencana alam seperti
: angin topan, tornado, badai, gem pa bum i, gelom bang
tin g g i, serangan kila t, dan kebakaran yang disebabkan
bencana alam . Bencana atau kejadian yang disebabkan
m anusia term asuk buruh m ogok, kecelakaan pesawat
terbang, kapal tenggelam , kebocoran fasilitas pem bangkit
tenaga nuklir, serangan teroris (dim ana m em ungkinkan untuk
m enjadi sesuatu yang berkaitan dengan krim inal), kegagalan
tenaga, dan berkurangnya esensi sum ber energi.
Kejadian yang signifikan adalah m elalui hubungan antara
kejadian atau antara sebuah organisasi satu dengan
organisasi lainnya, organisasi m engalam i kerugian akan
kejadian tersebut atau afiliasinya, ketika kejadian atau
kegiatan organisasi m erusak reputasi organisasi lainnya.
M isalnya, jika organisasi m elakukan kegiatan ilegal atau
m em produksi produk yang berbahaya, organisasi yang tidak
bersalah akan terpengaruh reputasinya oleh kesalahan
afiliasinya, tanpa m em isahkan kesalahan organisasi lainnya.
4 ) Menetapkan
35
4 ) M enetapkan kem ungkinan risiko kerugian dan frekuensi kejadian.
Kem ungkinan kerugian bukan berdasarkan pendekatan
m atem atika; hal in i adalah m em pertim bangkan kem ungkinan
kerugian di masa yang akan datang, berdasarkan data di lokasi
kerja, kejadian sebelum nya di organisasi yang serupa, kondisi
lingkungan di sekitar organisasi, prediksi saat in i, lokasi geografi,
kondisi p olitik, sosial dan perubahan ekonom i, serta fa kto r lain yang
m em pengaruhi kem ungkinan tersebut.
Contoh : suatu organisasi berlokasi di area banjir atau area
pantai yang m em iliki kem ungkinan tinggi terjadinya bahaya banjir
dan badai dibandingkan dengan organisasi yang berada di daratan
dan jauh dari bahaya air. W alaupun bahaya banjir dan badai tidak
sering terjadi, risikonya lebih tinggi terhadap risiko tersebut.
Contoh lainnya : suatu bisnis yang m em iliki sejarah kegiatan
krim inal baik di dalam m aupun di sekitar area properti akan lebih
sering kem ungkinan terjadi aksi krim inalitas apabila tidak ada
langkah pencegahan u n tu k m eningkatkan pem antauan keam anan.
a) P e tu n ju k P elaksanaan P e rta m a ; M e n g e rti organisasi
dan id en tifikasi k a ry a w a n d an aset d ari risiko.
Tugas pertam a dari praktisi keam anan adalah
m engem bangkan pem aham an penilaian terhadap organisasi.
In i tidak berarti praktisi harus berasal dari ahli dalam
pekerjaan usaha penilaian, tetapi harus cukup m em aham i
bagaim ana organisasi m engelola kom pleksitas dan nuasa.
Pertim bangan harus berdasarkan fakto r-fa ktor seperti : jam
operasi, jenis jasa pelanggan, sifat aktivitas usaha, tipe
layanan yang disediakan atau produk yang dihasilkan,
pengolahan, penyim panan, atau otherw ise supply, sifat
persaingan dari industri, inform asi yang sensitif, budaya
perusahaan, persepsi toleransi risiko dan lainnya.
Jenis inform asi yang harus dinilai :
(1 ) jam kerja dari setiap departem en;
(2 ) tingkatan staf setiap shif;
(3 ) tipe pelayanan yang disediakan dan atau produk yang
dihasilkan, penyim panan, pengelolaan dan lainnya;
(4 ) sifat persaingan dari usaha;
(5 ) setiap
36
(5 ) setiap perm asalahan khusus yang dihasilkan dari
proses pengelolaan (seperti lim bah lingkungan,
buangan produk dan lain-lain);
(6 ) tipe tenaga kerja (seperti, serikat pekerja, tenaga tidak
terlatih, penggunaan tenaga kerja bekas, penggunaan
im igran, dan lain-lain).
b) P e tu n ju k P elaksanaan K edua ; M en en tu ka n risiko
kerug ian d ari suatu k e ja d ia n /k e ra w a n a n .
Langkah kedua dalam m etodologi penilaian risiko
keam anan adalah identifikasi jenis dari kejadian atau
peristiw a yang akan terjadi berdasarkan peristiw a/kejadian
yang telah terjadi sebelum nya di tem pat ke rja ; kejadian
dengan situasi yang sam a; kejadian yang terjadi (seperti
krim inal) yang m ungkin dapat terjadi di setiap jenis tem pat
kerja ; bencana alam sesuai lokasi geografi; lingkungan
tem pat kerja khusus; situasi yang sedang berkem bang saat
ini atau kecenderungan.
Risiko kerugian dari suatu kejadian dapat dibedakan
dalam tiga kategori : kejahatan, bukan kejadian kejahatan
seperti bencana yang disebabkan m anusia atau alam , dan
konsekuensi kejadian yang disebabkan suatu hubungan bisnis
dengan organisasi lain, pada saat organisasi ke depan
m enjadi buruk atau reputasi negatif diakibatkan oleh kegiatan
usaha yang tidak baik.
(1 ) Kejadian yang berhubungan dengan kejahatan/
krim inil.
Terdapat sejum lah sum ber untuk inform asi/data
tentang kejahatan yang berhubungan dengan kejadian
yang dapat berakibat pada usaha.
Organisasi dapat m em pertim bangkan beberapa sum ber
berikut sebagai upaya m em bantu m engurangi risiko di
tem pat kerja antara lain :
• data statistik krim inil dan panggilan layanan
bantuan Polisi selam a periode ketiga sam pai
lim a tahun;
• data krim inalitas yang dipublikasikan oleh Polri
untuk diketahui oleh khalayak ram ai;
• re kam an ......
37
rekam an laporan kejadian gangguan di internal
organisasi;
data kondisi dem ografi atau sosial dim ana
m enyediakan inform asi m engenai kondisi
ekonom i, tingkat populasi, transisi populasi,
tingkat penganguran (Ipoleksosbud);
krim inalitas yang m enonjol dan keluhan dari
m asyarakat terhadap organisasi yang dapat
m engganggu aktivitas organisasi;
inform asi, isu tentang m asalah kam tibm as dari
kepolisian yang berkaitan dengan ancaman atau
kondisi yang berdam pak pada kegiatan
organisasi;
kelom pok profesi dan asosiasi yang dapat
m enyediakan data dan inform asi lain berkaitan
dengan perm asalahan yang spesifik di
lingkungan industri atau kecenderungan
aktivitas krim inil di lingkungan industri;
fakto r-fa ktor lainnya seperti situasi dan kondisi
lingkungan, akses tem pat kerja, dan hal-hal
yang dapat m enim bulkan krim inil/kejahatan.
(2 ) Kejadian yang bukan krim inil.
Organisasi harus m em pertim bangkan 2 (dua)
yaitu katagori kejadian yang diakibatkan oleh manusia
dan alam (seperti : badai, angin rib u t, gem pa bum i,
tsunam i, dan lain-lain).
Bencana yang diakibatkan oleh manusia,
seperti: huru-hara, pesawat ja tu h , kapal tenggelam ,
kebocoran reaktor nu klir, aksi teroris, kegagalan
sum ber energi listrik, kelangkaan sum ber-sum ber
penting kehidupan.
(3 ) Konsekuensi kejadian.
Suatu konsekuensi kejadian adalah hasil yang
didapatkan dari suatu kejadian, kejadian itu dapat
m elalui hubungan antara beberapa kejadian atau
antara organisasi dan beberapa lem baga, organisasi
m enerim a berbagai jenis kerugian sebagai suatu
konsekuensi dari kejadian tersebut atau afiliasinya.
A ta u ......
38
Atau suatu kejadian dari suatu organisasi yang dapat
m erusak reputasinya dan reputasi organisasi lainnya
yang te rka it. Sebagai contoh jika suatu organisasi
terkait dengan aktivitas ilegal atau m em produksi suatu
produk yang berbahaya dapat merusak reputasi
organisasi tersebut dan afiliasinya (se p e rti: vendor,
supplier, distributor, m itra kerja).
c) P e tu n ju k Pelaksanaan K etig a ; M en etap ka n tin g k a t
peluan g d ari risiko keru g ian dan frekuensi kejad ian .
(1 ) Peluang dari risiko kerugian.
Peluang kerugian tidak hanya didasarkan pada
perhitungan m atem atis, tetapi m em pertim bangkan
juga m engenai kekerapan suatu kejadian
kehilangan/kerugian yang akan terjadi di masa yang
akan datang, data kejadian yang lalu di tem pat kerja,
data kejadian di tem pat yang kerja sejenis, kondisi
lingkungan sekitar, kondisi lokasi geografi, kondisi
sosial politik, dan perubahan ekonom i, faktor lainnya
yang dapat m em pengaruhi peluang.
Sebagai contoh lokasi tem pat kerja di daerah
banjir atau area pinggir pantai yang m em iliki peluang
yang lebih tinggi terjadinya banjir dan angin ribut
dibandingkan organisasi yang berlokasi di dataran
tinggi dan ja uh dari pantai. W alaupun banjir dan angin
rib u t belum pernah terjadi di lokasi tersebut, tetapi
tingka t risiko akan teta p lebih tinggi karena lokasi
tersebut m em iliki potensi kejadian tersebut.
Pada contoh lainnya suatu organisasi yang
sejarah aktivitas krim inal baik di dalam m aupun di luar
area lingkungan kerjanya akan tetap m em iliki peluang
tinggi untuk terjadinya krim inil di masa m endatang,
apabila tidak m enetapkan langkah-langkah untuk
m elakukan perbaikan terhadap aspek keam anan dan
faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek keamanan
(seperti ekonom i, sosial, isu p o litik).
Tingkat peluang akan m em pengaruhi proses
pengam bilan keputusan untuk m enentukan solusi yang
tepat untuk m engendalikan potensi paparan kejadian.
(2 ) Peluang
39
(2 ) Peluang Kejadian
D ilihat dari perspektif kejadian, organisasi
sebaiknya m enetapkan seberapa sering paparan dari
setiap jenis kejadian. Seperti contoh : jika kejadian
peram pokan pelanggan terjadi diarea parkir,
pertanyaan yang relefan adalah seberapa sering
pelanggan ada di area parkir dan berapa lam a m ereka
berjalan m enuju kendaraannya. Jika kejadian te rja d i di
gedung apartem en pertanyaan relefan adalah seberapa
sering risiko kerawanan lingkungan te rja d i. Jika
kejadian adalah bencana alam seperti : badai
organisasi sebaiknya m em perkirakan kepastian m usim
badai datang.
d) P e tu n ju k Pelaksanaan K eem p at ; M en en tu ka n a k ib a t
dari suatu kejadian.
Organisasi sebaiknya m em pertim bangkan seluruh
potensi biaya, langsung dan tidak langsung, keuangan,
psikologi, dan akibat tidak tam pak atau tersem bunyi dalam
suatu risiko kejadian yang berdam pak m erugikan perusahaan.
M eskipun peluang kerugiannya kecil, teta pi dam pak biaya
tin g g i, solusi sekuriti m asih dibutuhkan untuk m engelola
ris ik o .
(1 ) Biaya langsung adalah :
• kerugian keuangan yang diakibatkan suatu
kejadian seperti kehilangan nilai barang atau
rusak;
• peningkatan prem i ansuransi untuk setiap tahun
setelah terjadinya kerugian besar;
• m em bayar biaya asuransi;
• kehilangan usaha dari satu risiko kejadian
(seperti produk curian yang tidak dapat dijual ke
p e la n g g a n );
• biaya tenaga kerja yang ditim bulkan dari suatu
kejadian (seperti m eningkatnya biaya keam anan
setelah kejadian);
• pengelolaan w aktu yang berkaitan dengan
bencana atau kejadian seperti penanganan
m edia;
• kerusakan karena penghukum an yang tidak
dapat d itu tu p oleh asuransi biasa.
(2 ) Biaya
40
(2 ) Biaya tak langsung adalah :
• terpaan m edia yang n eg atif;
• persepsi negatif dari pelanggan dalam kurun
w aktu yang lam a, seperti lokasi bisnis yang tidak
aman;
• biaya tam bahan untuk hum as dalam
m enindaklanjuti permasalahan citra buruk
perusahaan;
• kekurangan cakupan asuransi untuk
penanganan risiko yang tin g g i;
• kebutuhan upah yang cukup tinggi untuk
m enarik m inat tenaga kerja dikarenakan
persepsi negatif tenaga kerja terhadap
organisasi;
• gugatan-gugatan kepada pem egang saham
dikarenakan salah kelola;
• m oral rendah karyawan yang mengarah pada
pem berhentian dan tingginya keluar m asuk
karya w a n ;
e) P e tu n ju k Pelaksanaan K elim a ; M engem bangkan
p ilih an -p ilih an u n tu k m itig asi risiko.
Organisasi m em iliki beberapa pilihan m inim al secara
teoritik untuk m enangani risiko kerugian yang dihadapi
organisasi. Secara teori akan m enghadapai beberapa pilihan
yang tidak sesuai baik karena tidak layak atau karena secara
keuangan akan m enghabiskan banyak biaya.
Pilihan-pilihan tersebut m eliputi tindakan-tindakan
pengam anan untuk m engurangi risiko kejadian. Peralatan
atau perangkat keras, kebijakan dan prosedur, praktek
m anajem en dan m enata kategori secara um um dari pilihan
keamanan terkait.
Bagaimanapun terdapat pilihan-pilihan lainnya menca
kup pengalihan risiko keuangan atau kerugian m elalui
asuransi atau pengaturan dalam kontrak (seperti ketentuan
ganti rugi dalam kontrak pelayanan jasa keam anan),
penerim aan risiko yang sederhana atas suatu biaya
pelaksanaan usaha.
f) P e tu n ju k P elaksanaan K eenam ; S tudi kelayakan atas
pilihan yang d iterap kan .
P e rtim ban gan ......
41
Pertim bangan dari setiap pilihan atau strategi yang
ditetapkan ke dalam tahapan penilaian risiko keam anan. Biaya
finansial sering m enjadi fakto r pertim bangan yang akan
m em pengaruhi hal-hal yang m endasar dari operasi organisasi.
Contohnya toko eceran akan m engalam i kerugian karena
pengutilan barang, cara yang dapat dilakukan untuk
m engatasi m asalah pengutilan yaitu dengan cara m enutup
toko tersebut.
Pada contoh sederhana tersebut solusi yang ada tidak
layak karena toko berkepentingan u ntuk teta p m enjaga
pelanggan yang ada dan m enjalankan bisnisnya.
Dalam sebuah contoh yang lebih um um , suatu
perusahaan yang lebih terbuka pada publik akan
m eningkatkan prosedur dan kebijakan pengendalian akses ke
lokasi perusahaan tersebut.
Hal tersebut dapat m enim bulkan dam pak dim ana
publik m enjadi enggan untuk datang ke tem pat tersebut
karena pengendalian yang ketat, w alaupun sebenarnya
m ereka adalah pelanggan potensial. Bagi perusahaan hal
tersebut dapat m enyebabkan kerugian.
Tantangan u ntuk organisasi adalah m enem ukan
keseimbangan antara strategi pengam an yang diterapkan
dengan kebutuhan usaha juga terhadap aspek psikologi.
g) P e tu n ju k P elaksanaan K e tu ju h ; A nalisa keu n tu n g an .
Tahap akhir dari analisa risiko keam anan adalah
m em pertim bangkan biaya dan keuntungan yang didapatkan
dari strategi pengamanan.
Organisasi sebaiknya m enentukan biaya aktual dari
im plem entasi dibandingkan dengan proporsi dari im plikasi
biaya, sebagai contoh tidaklah m asuk akal untuk
m em biayakan Rp.100.000.000,- untuk m em beli peralatan
pengam anan u ntuk m encegah pencurian barang senilai
Rp.10.000.000,- terlebih ketika kita m em biayakan prem i
asuransi terhadap barang tersebut atau m em indahkan
barang tersebut ke lokasi yang lebih am an.
d . Elemen
42
d . Elem en E m pat : T u juan dan Sasaran.
1 ) Organisasi harus m em astikan bahwa sasaran yang te ru ku r telah
ditetapkan dalam rangka m elaksanakan kebijakan pengam anan.
Hal-hal yang dapat m enjadi m asukan dalam m enetapkan sasaran :
a) kebijakan dan sasaran-sasaran yang relevan untuk
keseluruhan bisnis organisasi;
b ) kebijakan pengam anan term asuk kom itm en untuk m elakukan
peningkatan berkelanjutan;
c) hasil-hasil dari identifikasi ancam an, penilaian risiko dan
p e n g e n d a lia n n y a ;
d ) persyaratan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya;
e) pilihan teknologi;
f) patasan keuangan, operasi dan bisnis;
g ) gam baran dari para pekerja dan pihak terka it;
h ) analisa kinerja sebelum nya u ntuk penetapan sasaran;
i) rekam an ketidaksesuaian, insiden, gangguan yang telah
te rja d i;
j) hasil-hasil tinjauan m anajem en;
2 ) Proses
a) data-data dari hal-hal yang m enjadi m asukan diatas
sebaiknya diidentifikasi, dan diprioritaskan u ntuk penetapan
sasaran;
b ) dalam penetapan sasaran, secara spesifik sebaiknya diberikan
inform asi atau data;
c) pertem uan dari tingkatan m anajem en untuk m enetapkan
sasaran sebaiknya dilakukan secara ru tin (m inim al satu tahun
s e k a li);
d ) sasaran pengam anan sebaiknya ditetapkan dalam konteks
korporat secara m enyeluruh dan di setiap fungsi yang ada di
organisasi;
e ) indikator
43
e ) indikator yang jelas dan te rka it sebaiknya ditetapkan untuk
setiap sasaran pengam anan. In d ika to r tersebut sebaiknya
dipantau;
f) sasaran pengam anan sebaiknya m em iliki dasar dan dapat
dicapai, u ntuk itu organisasi harus m em iliki kem am puan u ntuk
m encapainya dan m em antau progresnya. Kerangka w aktu
yang logis dan dapat dicapai sebaiknya ditetapkan untuk
mencapai setiap sasaran;
g ) sasaran pengam anan dim ungkinkan untuk diturunkan m enjadi
beberapa sasaran, bergantung pada jenis organisasi dan
kom pleksitas sasaran dan kerangka w aktunya. Harus
ditetapkan keterkaitan yang jelas antara variasi tingkatan
sasaran dan sasaran utam a;
Contoh tipe-tipe dari sasaran pengam anan :
(1 ) penurunan tingkat risiko pengam anan;
(2 ) elim inasi atau pengurangan dalam frekuensi dari
probabilitas frekuensi potensi ancam an;
h ) sasaran pengam anan sebaiknya dikom unikasikan kepada
personal terkait dan diturunkan dalam program m anajem en;
3 ) Tipe keluarannya adalah sasaran pengam anan yang te ru ku r, dan
terdokum entasi untuk setiap fungsi dalam organisasi.
e . Elem en Lim a : P rogram m an ajem en pen gam anan .
1 ) organisasi sebaiknya m enetapkan langkah u ntuk m elaksanakan
kebijakan pengam anan dan untuk mencapai sasaran pengam anan
dengan m enyusun suatu program m anajem en pengam anan.
Program berisi pengem bangan dari strategi dan kegiatan yang
direncanakan yang terdokum entasi dan dikom unikasikan. Progres
dari pencapaian sasaran pengam anan sebaiknya dipantau, ditin ja u
ulang, dan dicatat. Strategi dan perencanaan sebaiknya diperbaharui
atau direvisi apabila dibutuhkan;
2 ) hal-hal yang m enjadi m asukan dalam pelaksanaan elem en program
m anajem en :
a) kebijakan dan sasaran pengam anan;
b ) peninjauan
44
b ) peninjauan dari persyaratan peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya;
c) hasil-hasil dari identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan
p e n g e n d a lia n n y a ;
d ) realisasi dari proses produksi atau jasa yang rin ci;
e) inform asi dari konsultasi dengan pekerja, peninjauan dan
perubahan kegiatan di tem pat kerja;
f) kegiatan peningkatan berkelanjutan;
g ) sum ber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran;
3 ) Proses
Program m anajem en pengam anan sebaiknya m engidentifikasi
personal yang bertanggung jaw ab untuk mencapai sasaran
pengam anan (d i setiap tingkatan te rka it). Sebaiknya juga
m engidentifikasi tugas-tugas lainya yang dibutuhkan u ntuk m encapai
sasaran.
Sebaiknya ditetapkan tanggung jaw ab dan kewenangan yang
cukup untuk setiap personal.
f. Elem en Enam P elatih an , kep edulian, dan kom petensi
pengam anan.
Organisasi harus m em astikan bahw a setiap personel yang
m em pengaruhi kinerja pengam anan m em iliki kom petensi berdasarkan
pendidikan, pelatihan dan pengalam an yang sesuai, dan harus m em elihara
rekam an terkait.
Organisasi harus m engidentifikasi kebutuhan pelatihan yang sesuai
dengan risiko pengam anan dan sistem m anajem en pengam anan. Pelatihan
harus dilaksanakan u n tu k m em enuhi kebutuhan terse but. Evaluasi
efektivitas pelaksanaan pelatihan atau tindakan te rka it yang dilakukan,
catatan pelatihan harus dipelihara.
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan, dan m em elihara
prosedur untuk m em buat personel sadar akan :
1 ) konsekuensi pengam anan yang potensial atau telah terjadi di dalam
kegiatan operasi, dan keuntungan dari peningkatan kinerja personel;
2 ) ke w a jib a n ......
45
2 ) kew ajiban dan tanggung jaw ab u n tu k m elaksanakan kebijakan
pengamanan dan prosedur-prosedur dalam rangka memenuhi
persyaratan sistem m anajem en pengam anan, term asuk persyaratan
untuk kesiapan menghadapi dan menangani keadaan darurat;
3 ) konsekuensi potensial yang muncul dari prosedur operasi te rte n tu .
Prosedur pelatihan harus ditetapkan untuk setiap tingkatan berbeda
sesuai dengan :
1 ) tanggung jaw ab, kemampuan dan keteram pilan;
2 ) risiko.
Organisasi harus m enetapkan prosedur untuk m enjam in kom petensi
karyawan dalam melakukan fungsinya.
Beberapa masukan yang harus diperhatikan, sebagai berikut :
1 ) definisi wewenang dan tanggung jaw ab;
2 ) uraian tugas (te rm a su k pengendalian bahaya secara lebih detail
dalam pelaksanaan tu g a s);
3 ) penilaian kinerja karyawan;
4 ) identifikasi bahaya, penilaian risiko dan hasil-hasil pengendalian
ris ik o ;
5 ) prosedur dan petunjuk operasi;
6 ) kebijakan keamanan dan sasaran keam anan;
7 ) program pengamanan;
Beberapa elemen yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya,
sebagai berikut :
1 ) identifikasi secara sistem astis mengenai kesadaran pengam anan dan
persyaratan kom petensi di semua tingkatan dan fungsi dalam
organisasi;
2 ) pengaturan untuk identifikasi dan m engembangkan beberapa
kekurangan kom petensi antara individu karyawan dengan
persyaratan kesadaran dan kompetensi pengam anan;
3 ) m em pertim bangkan semua pelatihan yang telah diidentifikasi sesuai
dengan kebutuhan secara berkala dan sistem atis;
4 ) penilaian ....
46
4 ) penilaian secara individu untuk m enjam in bahwa karyawan telah
mendapatkan dan memelihara ilmu dan kom petensi yang
d ip e rs y a ra tk a n ;
5 ) m em elihara secara layak semua rekam an hasil pelatihan dan
kompetensi karyawan.
Program kesadaran dan pelatihan keamanan harus diterapkan dan
dipelihara untuk m enindaklanjuti beberapa hal sebagai b eriku t :
1 ) pemahaman mengenai pengaturan pengamanan dan tugas serta
tanggung jaw ab setiap individu dalam organisasi;
2 ) program pengenalan dan pelatihan yang sistem atis untuk semua
karyawan yang telah dim utasi antar divisi, area, departem en, situs,
pekerjaan atau tugas di dalam organisasi;
3 ) pelatihan pengam anan lokal dan risiko pengam anan untuk
m engetahui langkah pencegahan dan prosedur yang harus
dilaksanakan, pelatihan ini dilaksanakan sebelum pekerjaan
d ila k s a n a k a n ;
4 ) pelatihan untuk pengendalian risiko pengamanan dan pengendalian
ris ik o n y a ;
5 ) pelatihan inhouse dan eksternal yang spesifik dimana dapat
ditetapkan sebagai persyaratan untuk tugas yang spesifik dalam
aspek pengam anan, term asuk perwakilan m anajem en;
Pelatihan untuk semua individu yang bertugas m em im pin dan
m engatur karyaw an, kontrakto r, dan lainnya (seperti : pekerja
sem entara). Hal ini u n tu k m enjam in bahw a semua karyawan di
bawah kendali para pem im pin m emaham i risiko keamanan pada saat
pelaksanaan tugas di te m p a t kerja. Selain hal terse but untuk
m enjam in bahwa semua karyawan telah kom peten dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur operasinya;
6 ) tugas dan tanggung jaw ab (term asuk korporasi dan individu)
pim pinan puncak untuk m enjam in penerapan sistem manajem en
pengamanan untuk m engendalikan risiko keamanan dan mencegah
kerugian organisasi;
7 ) program pelatihan dan kesadaran untuk kontraktor, pekerja
sementara dan pengunjung berdasarkan tingkatan risikonya.
Efektivitas dari pelatihan dan tingkatan kom petensi harus dilakukan
evaluasi. Mekanisme penilaian dapat juga menjadi bagian dari pelatihan
yang dilakukan, dan atau pem antauan di lapangan dilakukan dengan layak.
Tipe
47
Tipe keluarannya adalah :
1 ) persyaratan kom petensi keamanan untuk setiap tugas individu;
2 ) analisa kebutuhan pelatihan;
3 ) program / rencana pelatihan untuk setiap karyawan;
4 ) ketersediaan materi pelatihan dan jangkauannya untuk digunakan
dalam organisasi;
5 ) rekaman pelatihan, dan rekaman evaluasi efektivitas pelatihan.
g . E lem en T u ju h : K onsultasi, kom un ikasi d an partisipasi.
Organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan m emelihara suatu
prosedur untuk :
1 ) komunikasi internal kepada seluruh tingkatan dan fungsi yang ada,
dan personel yang bekerja untuk dan atas nama organisasi;
2 ) m enerim a, m endokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang
relevan dari pihak luar yang te rk a it;
3 ) partisipasi dari personel yang bekerja untuk dan atas nama
organisasi dengan m enyusun rencana untuk :
a) pelibatan dalam pengem bangan dan peninjauan kebijakan,
sasaran dan prosedur untuk m engendalikan risiko;
b ) konsultasi perubahan yang m enim bulkan implikasi terhadap
risiko pengam anan;
c) keterwakilan dalam masalah-masalah pengam anan.
Personel yang bekerja untuk dan atas nama organisasi harus
diinform asikan kegiatan partisipasi untuk m ereka, term asuk perwakilannya
dalam masalah-masalah pengam anan.
Organisasi harus berkoordinasi dengan pihak-pihak luar yang te rka it,
term asuk Forum Kem itraan Polisi dan M asyarakat (FKPM) berkaitan dengan
m asalah-m asalah isu keam anan m asyarakat setem pat.
h . Elem en D elap an : P engendalian dokum en d an c a ta ta n .
1 ) semua dokum en-dokum en dan data yang m em uat inform asi penting
dari kinerja operational sistem m anajem en keamanan organisasi,
harus diidentifikasi dan dikendalikan;
2 ) tipe-tipe masukan.
a ) rincian ....
48
a ) rincian dari dokum entasi dan sistem data organisasi
dikem bangkan u ntuk m endukung sistem m anjem en
keam anan dan aktivitas keam anan m em enuhi persyaratan
Sistem M anajem en Keam anan;
b ) rincian dari tugas dan tanggung jaw ab.
3 ) Proses
a) penulisan dari prosedur harus m enetapkan pengendalian
untuk identifikasi, persetujuan, penerbitan dan pem usnahan
dari dokum entasi keam anan bersam a pengendalian dari data
keam anan. Prosedur harus secara jelas m enetapkan kategori-
kategori dokum entasi dan data yang diaplikasikan;
b ) dokum en dan data harus tersedia dan dapat diperoleh
sew aktu diperlukan, untuk kondisi ru tin dan non -rutin
term asuk keadaan darurat.
4) Tipe - tipe keluaran
a) prosedur pengendalian dokum en, term asuk penunjukan
tanggung jaw ab dan w ew enang;
b) pendaftaran dokum en, daftar induk dokum en atau indexes;
c) d a ftar pengendalian dokum en setiap lokasi;
d) arsip rekaman (beberapa dokum en dapat disim pan
berdasarkan peraturan atau persyaratan lainnya).
i. Elem en S em bilan : P enanganan kead aan d a ru ra t.
1) organisasi harus m em iliki prosedur untuk m enghadapi keadaan
darurat atau yang diuji secara berkala untuk m engetahui kehandalan
pada saat kejadian yang sebenarnya. Pengujian prosedur secara
berkala tersebut dilakukan oleh personel yang m em iliki kom petensi,
dan untuk kegiatan, instalasi atau peralatan yang m em punyai
potensi ancaman besar harus dikoordinasikan dengan instansi te rka it
yang berwenang;
2) organisasi harus m enetapkan, m enerapkan dan m em elihara suatu
prosedur untuk :
a) m engidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat;
b) m enangani situasi da ru ra t;
c) petunjuk pelaksanaan tim m anajem en krisis;
3 ) organisasi ....
49
3) organisasi harus m erespon situasi darurat dan m encegah atau
m enurunkan konsekuensi terhadap status keamanan;
4) dalam perencanaan penanganan keadaan darurat organisasi harus
m emasukkan tanggung jaw ab kepada pihak-pihak te rka it;
5) organisasi harus m enguji secara berkala prosedur penanganan
keadaan darurat agar tetap terlatih, pihak-pihak terkait selayaknya
d ilib a tk a n ;
6) organisasi harus m eninjau ulang secara berkala dan sesuai
kebutuhan, revisi dari prosedur dan perencanaan penanganan
keadaan darurat dapat dilakukan setelah pengujian berkala dan
setelah terjadinya keadaan darurat.
j. Elem en Sepuluh : P engendalian proses dan in fra s tru k tu r.
1) Penjelasan
Organisasi sebaiknya m enetapkan dan m em elihara
perencanaan untuk m em astikan efektivitas penerapan dari tindakan
pengendalian yang m erupakan persyaratan untuk m engendalikan
risiko ancam an, persyaratan dalam rangka m em enuhi kebijakan dan
sasaran pengam anan, serta persyaratan untuk m em enuhi peraturan
perundangan.
2) Tipe-tipe Masukan
Tipe-tipe m asukan yang dapat digunakan adalah :
a) kebijakan pengamanan dan sasaran pengam anan;
b) identifikasi ancam an, penilaian risiko dan hasi dari
pengendaliannya;
c) identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya.
3) Proses
Organisasi sebaiknya m enetapkan prosedur untuk
m engendalikan setiap risiko ancaman yang telah teridentifikasi
(term asuk yang dapat ditim bulkan oleh kontraktor dan pengunjung),
m endokum entasikannya segera jika suatu kesalahan terjadi dan
dapat berpotensi terjadinya ancam an, kerugian atau penyim pangan
terhadap kebijakan pengamanan dan sasaran pengam an. Prosedur
pengendalian risiko ancaman tersebut sebaiknya ditinjau secara
periodik m enilai kecukupan dan efektivitasnya, dan perubahan yang
telah diidentifikasi diperlukan sebaiknya diterapkan.
Beberapa ......
50
Beberapa contoh area dimana risiko spesifik dapat m uncul
dan beberapa contoh pengendaliannya, adalah sebagai b eriku t :
a) pem belian atau perpindahan barang dan jasa dan
penggunaan sum ber daya luar. Hal tersebut adalah :
(1) persetujuan untuk pem belian atau pem indahan bahan-
bahan atau m aterial berharga;
(2) ketersediaan dokum en untuk menangani secara aman
barang-barang berharga seperti perm esinan, bahan
baku, atau lainnya pada w aktu pem belian;
(3) evaluasi, dan evaluasi ulang secara periodik dari kinerja
pengamanan kontraktor;
(4 ) persetujuan dari desain pengam anan untuk perubahan
layout tem pat kerja atau perubahan peralatan.
b) Tugas yang berbahaya, yaitu:
(1 ) identifikasi dari kegiatan yang berbahaya;
(2) pra penentuan dan persetujuan dari m etode kerja;
(3 ) pra kualifikasi dari personel yang m elaksanakan
kegiatan berbahaya;
(4 ) sistem izin kerja dan prosedur u n tu k m engendalikan
m asuk keluarnya personel ke area pekerjaan
berbahaya.
c) Barang-barang berbahaya
Hal ini term asuk kondisi sebagai b e rik u t :
(1 ) identifikasi dari barang-barang yang disim pan dan
tem pat penyim panannya;
(2 ) ketentuan penyim panan yang aman dan pengendalian
untuk m em asukinya;
(3 ) ketentuan untuk m endapatkan lem bar data
keselamatan bahan dan inform asi lainnya yang relevan.
d) Pemeliharaan yang aman dari tem pat kerja dan peralatan
Hal ini term asuk :
(1 ) ketentuan, pengendalian dan pem eliharaan tem pat
kerja dan peralatan;
(2 ) ketentuan, pengendalian dan pem eliharaan alat-alat
pengamanan;
(3 ) pem isahan ....
51
(3 ) pem isahan dan pengendalian akses;
(4 ) inspeksi dan pengujian dari peralatan pengam anan
terka it dan sistem yang terintegrasi seperti :
• m engoperasikan sistem proteksi;
• alat perlindungan fisik dan non fisik;
• sistem shut dow n;
• peralatan untuk m endeteksi kebakaran.
4 ) Tipe-tipe keluaran
a) prosedur;
b ) instruksi kerja;
c) sertifikasi;
d ) teknik-teknik secara fisik dan non fisik untuk pengendalian
pengamanan.
k . Elem en Sebelas : P em an tau an dan pengukuran kin erja
pengam anan.
1 ) Organisasi harus m engidentifikasi kunci param eter kinerja dari
kinerja keam anan m enyeluruh untuk organisasi. In i harus term asuk:
a) kebijakan keam anan dan sasaran;
b ) m anajem en risiko diim plem entasikan dan berjalan e fe ktif;
c) pelajaran dapat diam bil dari kegagalan sistem m anajem en
keamanan term asuk terjadinya ancaman (pencurian,
kehilangan dan lain-la in);
d ) kesadaran, pelatihan, kom unikasi dan program konsultasi
untuk pegawai dan pihak terkait berjalan e fe ktif;
e ) Inform asi tersebut dapat digunakan.
2) T ipe-tipe masukan
a) identifikasi ancam an, m anajem en risiko dan hasil
pengendalian risiko (lih a t m anajem en risiko );
b) persyaratan peraturan, standar dan petunjuk penerapan (jika
ada);
c) kebijakan keamanan dan sasaran keam anan;
d) prosedur yang berkaitan dengan ketidaksesuaian;
e) peralatan pengukuran dan catatan-catatan kalibrasi;
f) catatan pelatihan;
g) laporan kepada m anajem en.
3 ) proses ....
52
3) Proses
a) Pemantauan Proaktif dan reaktif
M anajem en sistem keamanan perusahaan harus
proaktif dan re a ktif melakukan pem antauan seperti :
(1) harus melakukan pem antauan ketidaksesuaian aktivitas
keamanan perusahaan seperti pemantauan frekuensi
dan efektivitas pem antauan;
(2 ) re a ktif pem antauan terhadap penyelidikan, analisa dan
catatan kegagalan SMP term asuk kehilangan atau
kecurian.
b) Teknik Pemantauan
B e rikut ini adalah co n to h m etode ya n g dap at
digunakan untuk m engukur kinerja keamanan :
(1) hasil dari identifikasi ancaman dan pengendalian
ancaman;
(2 ) inspeksi tem p at kerja dengan mengunakan checklist;
(3) tersedia dan efektifnya pengunaan personel yang
m emiliki pengakuan pengalaman keamanan atau
kualifikasi form al;
(4 ) analisa dokum en dan catatan;
(5) studi banding dengan perusahaan yang memiliki
penerapan keamanan yang baik;
(6) survei dalam m enetapkan perilaku SMP pekerja,
penerapan keamanan dan proses konsultasi.
Perusahaan harus menetapkan jenis pem antauan dan berapa
sering pem antauan dilaksanakan di tem pat kerja berdasarkan
level risiko. Jadwal inspeksi berdasarkan identifikasi ancaman
dan manajemen risiko, peraturan perundangan dan harus
disiapkan sebagai bagian dari SMP.
c) Inspeksi
(1) Peralatan
D aftar peralatan harus mengambarkan status atau
teknis pemeriksaan oleh personel yang relevan. Seperti
peralatan diinspeksi sesuai dengan persyaratan dan
harus masuk dalam skema inspeksi.
(2 ) Kondisi ......
53
(2 ) Kondisi tem pat kerja.
Kriteria khusus yang dapat diterim a di tem pat kerja
harus ditetapkan dan didokum entasikan. Secara
berkala, m anajer harus m elaksanakan inspeksi
berdasarkan krite ria in i. Checklist m em berikan detail
kriteria dan sem ua item yang diinspeksi dapat
digunakan. Catatan inspeksi harus disim pan setiap
dilaksanakannya inspeksi.
d ) Pengukuran peralatan.
Pengukuran peralatan yang digunakan untuk m enilai
kondisi keam anan (seperti : detector logam , dan lain-lain)
harus terdaftar, petunjuk kuasa penggunaan dan
d ik e n d a lik a n .
Keakuratan peralatan harus dapat diketahui saat
diperlukan, prosedur tertulis harus tersedia yang m enjelaskan
pelaksanaan pengukuran. Peralatan yang digunakan harus
dipelihara dan tersim pan dalam tem p at yang sesuai, dan
harus m em berikan kem am puan pengukuran dari keakuratan
persyaratan peralatan.
Sewaktu dipersyaratkan, skem a kalibrasi harus
didokum entasikan untuk pengukuran peralatan. Skema ini
harus m elingkupi :
(1 ) jadw al kalibrasi;
(2 ) referensi m etode ujicoba saat digunakan;
(3 ) identifikasi peralatan yang digunakan untuk kalibrasi;
(4 ) tindak la n ju t yang diam bil sew aktu kondisi tidak sesuai.
Prosedur harus disiapkan u ntuk kritik atau kesulitan
kalibrasi.
Peralatan yang digunakan untuk kalibrasi harus sesuai dengan
standar nasional yang ada dan jika tidak tersedia, dasar untuk
level yang digunakan harus didokum entasikan.
Catatan harus disim pan untuk sem ua kalibrasi, aktivitas
pem eliharaan dan hasilnya. Catatan harus m em berikan detail
pengukuran sebelum dan sesudah perubahan.
e ) Supplier
54
e ) Supplier (contractor) equipm ent.
Pengukuran peralatan yang digunakan kontraktor
harus m enjadi subjek pengendalian yang sam a seperti
peralatan sendiri. Kontraktor harus m em enuhi kepastian
bahwa peralatan sesuai dengan persyaratan. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan supplier harus m enyediakan kopi hasil
tes peralatan untuk peralatan yang critical seperti rekam an-
rekam an. Jika terdapat pekerjaan m em persyaratkan trainin g
khusus, hasil catatan training harus disediakan untuk
direview .
f) S tatistik atau teori teknik analisa lainnya.
Statistik atau teori teknik analisa lainnya digunakan
untuk m enilai situasi keam anan, untuk investigasi kehilangan
atau kegagalan keam ananan, atau m em bantu m engam bil
keputusan yang berkaitan dengan keam ananan harus
berdasarkan prinsip keilm uan.
g) Tipe - tipe masukan
(1) prosedur untuk pemantauan dan pengukuran;
(2 ) jadw al inspeksi dan checklist;
(3 ) kondisi standar tem p at kerja dan checklist inspeksi;
(4 ) skema kalibrasi dan catatan kalibrasi;
(5) laporan ketidaksesuaian.
l. E lem en D u a B elas : P elap o ran , p erb a ika n d an tin d a k a n
pencegahan ketidaksesuaian.
1) Kegiatan disini m eliputi :
a) menetapkan proses untuk pem beritahuan;
b) apabila sesuai, term asuk koordinasi dengan e m e rg e n c y p la n
dan prosedur;
c) m enetapkan skala dari usaha investigasi yang berhubungan
dengan potensi atau ganguan dan ancaman.
2 ) rekam an ....
55
2) Rekaman.
Appropriate means harus dicatat mengandung inform asi dan
hasil investigasi dan urutan investigasi. Organisasi harus
memastikan prosedur dapat m engikuti :
a) rincian rekam an ketidaksesuaian, gangguan dan ancam an;
b) menetapkan dim ana catatan disim pan dan tanggung jaw ab
untuk m enyim pan.
3) Penyelidikan.
Prosedur harus m enetapkan bagaim ana proses investigasi
harus dilakukan, prosedur harus m enetapkan:
a) tipe dari jenis penyelidikan;
b) tujuan dari investigasi;
c) siapa yang m elaksanakan penyelidikan,
penyelidik, persyaratan kualifikasi;
d) akar masalah ketidaksesuaian r
e) rencana interview saksi;
f) masalah pratical seperti ketersediaan camera dan
penyim panan barang b u kti.
4) Tindakan perbaikan.
Tindakan perbaikan dilaksanakan untuk m engurangi akar
masalah dari ketidaksesuaian, gangguan, ancam an, dengan tujuan
pencegah kejadian berulang. Contoh dari elemen untuk
m em pertim bangkan dalam m enetapkan dan tindakan perbaikan
prosedur term asuk :
a) identifikasi dan im plem entasi korektif dan preventif action
untuk jangka pendek dan jangka panjang;
b) evaluasi dari setiap akibat terhadap gangguan dan ancam an;
c) rekam an setiap setiap perubahan persyaratan prosedur
berdasarkan tindakan perbaikan atau gangguan dan
ancaman.
5) Tujuan.
Organisasi harus m em iliki e fe ktif prosedur untuk pelaporan
dan evaluasi/ investigasi ganguan dan ancam an.
T u ju a n utam a .....
56
Tujuan utam a dari prosedur adalah mencegah terjadinya situasi
yang teridentifikasi dan berhubungan dengan akar masalah.
Selanjutnya prosedur dapat m endeteksi, analisa dan m enghilangkan
penyebab potensial dari ketidaksesuaian.
Tipe-tipe masukan :
a) prosedur;
b) rencana keadaan darurat;
c) identifikasi risiko dan ancaman serta pengendalian risiko;
d) laporan gangguan dan ancaman.
6) Perusahaan mempersyaratkan untuk menetapkan prosedur
terdokum entasi untuk memastikan ketidaksesuaian diselidiki dan
diperbaiki dan atau tindakan pencegahan, kem ajuan dari
kelengkapan perbaikan dan pencegahan harus dipantau dan
efektivitasnya harus dikaji.
7) Prosedur. Prosedur harus m em pertim bangkan :
a) menetapkan tanggungjaw ab dan wewenang personel yang
terlibat dalam im plem entasi, laporan,penyelidikan,
tinda klan jut dan pem antauan dari tindakan perbaikan dan
pencegahan;
b) pem enuhan terhadap semua ketidaksesuaian gangguan dan
ancaman dilaporkan;
c) diterapkan ke semua personel.
8) Analisa ancaman dan gangguan.
Identifikasi penyebab dari ketidaksesuaian harus diklasifikasi
dan dianalisa. Frekuensi dan peluang harus diperhitungkan dengan
metode yang ditetapkan.
m . E lem en T ig a B elas : P engum pulan d an an alisa d a ta .
1) S tatistik atau teori teknik analisa lainnya digunakan untuk menilai
situasi keam anan, untuk investigasi kehilangan atau kegagalan
keamananan, atau m embantu m engambil keputusan yang berkaitan
dengan keamananan harus berdasarkan prinsip keilm uan.
2) Tipe - tipe masukan :
a) prosedur untuk pemantauan dan pengukuran;
b) jadw al inspeksi dan checklist;
c) kondisi ......
57
c) kondisi standar tem pat kerja dan checklist inspeksi;
d ) skem a kalibrasi dan catatan kalibrasi;
e ) laporan ketidaksesuaian.
n . E lem en E m p at Belas : A u d it
1 ) A udit SMP adalah proses dim ana organisasi dapat m engkaji dan
evaluasi secara berkelanjutan dari efektivitas dari SMP, secara um um
SMP audit perlu m em pertim bangkan kebijakan keam anan dan
prosedur dan kondisi dan penerapan di tem pat ke rja ;
2 ) A udit internal SMP program harus ditetapkan untuk allow organisasi
m enin jau ketidaksesuaian dari SMP. Perencanaan a u d it SMP
dilaksanakan oleh personel dari organisasi dan atau eksternal
personel diseleksi oleh organisasi, u ntuk m enentukan tingka t
kesesuaian dari dokum en prosedur keam anan dan m enilai apakah
sistem efektif dengan sasaran kem ananan organisasi. Personel yang
m elaksanakan SMP a u d it harus berasal dari posisi yang tidak
berpihak dan objektif.
3) Tipe - Tipe masukan :
a) peryataan kebijakan keam anan;
b) sasaran keam anan;
c) prosedur keamanan dan instruksi kerja;
d) identifikasi ancam an, m anajem en risiko dan hasil
pengendalian risiko;
e) peraturan dan petunjuk pelaksanaan (jika ada);
f) laporan ketidaksesuaian;
g) prosedur SMP;
h ) auditor internal/eksternal yang kom peten dan independen;
i) prosedur ketidaksesuaian.
4) A udit SMP dilaksanakan secara m enyeluruh dan form al.
Organisasi terhadap kesesuaian prosedur dan penerapan.
A udit SMP harus dilaksanakan berdasarkan pengaturan perencanaan
dan dilaksankan oleh petugas yang kom peten dan independen.
a) Perencanaan.
Jadwal tahunan harus disusun untuk pelaksanaan audit
SMP dan m enilai kesesuaian dari sistem keam anan.
Frekuensi .......
58
Frekuensi dan cakupan SMP audit harus berkaitan dengan
risiko dari kegagalan dari elemen SMP, data kinerja SMP,
output dari tinjauan m anajem en.
2) Dukungan M anajem en.
Supaya audit SMP m em berikan nilai, sangat diperlukan
pim pinan puncak m emberikan dukungan penuh terhadap
konsep audit SMP agar efe ktif diim plem entasikan di dalam
organisasi, Pimpinan puncak harus m em pertim bangkan
tem uan audit dan rekom endasi dan melakukan perbaikan
yang diperlukan, dengan pertim bangan w a ktu.
3) Auditor.
Satu atau lebih auditor dapat d itu n ju k sebagai auditor
SMP. Tim dapat melakukan pendekatan besarnya keterlibatan
dan pengem bangan kerja sama. Pendekatan tim juga
berdasarkan besar lingkup dan kekhususan kemampuan
untuk diberdayakan.
Auditor harus m engerti tugas dan berkom peten untuk
m elaksanakan. Diperlukan pengalaman dan pengetahuan
dengan standar dan sistem yang relevan untuk mengevaluasi
kinerja dan identifikasi penyim pangan. A uditor harus fam iliar
dengan persyaratan terhadap peraturan yang relevan.
Sebagai tam bahan auditor harus m emiliki kepedulian dan
akses kepada standar dan petunjuk yang berhubungan
terhadap pekerjaan.
4) Pengum pulan data dan interprestasi.
Teknik dan bantuan dalam m engum pulkan inform asi
akan bergantung kepada nature aud it SMP berdasarkan SMP
harus mewakili sample signifikan aktivitas yang diaudit dan
dengan personel yang berkaitan saat wawancara.
5) Hasil A udit.
Hasil laporan dari fin a l audit SMP harus jelas, akurat, dan
lengkap. Laporan harus bertanggal dan ditandatangani oleh
a u d ito r. H asil a u d it te rg a n tu n g kasus, isi dari elem en a u d it :
a) tujuan dan sasaran SMP a u d it;
b) keterangan dari rencana audit SMP, identifikasi dari
anggota tim audit dan perwakilan a ud it, tanggal audit
dan identifikasi area a u d it;
c) identifikasi ......
59
c) identifikasi dokum en referensi yang digunakan untuk
pelaksanaan aud it SMP;
d ) uraian ketidaksesuaian;
e) auditor menilai tingkatan kesesuaian dari SMP;
f) kem am puan dari SMP untuk mencapai pernyataan
objektif SMP;
g ) distribusi hasil audit SMP;
6 ) Hasil aud it SMP harus m em eberikan um pan balik u n tu k sem ua
pihak yang terakait segera m ungkin, m elakukan tindakan
perbaikan. Rencana tindakan perbaikan ditetapkan m engukur
perbaikan harus m eningkat bersam a identifikasi tanggung
jaw ab personal, tanggal penyelesaian, laporan yang
dipersyaratkan. Tindak la nju t pem antauan harus ditetapkan
u ntuk m em astikan kesesuaian penerapan dari rekom endasi.
Kerahasiaan harus dipertim bangkan dalam m engkom unikasi-
kan m uatan inform asi laporan aud it SMP.
o . E lem en L im a B elas : T in ja u a n M a n a je m e n .
1 ) Pim pinan puncak harus m engkaji penerapan SMP u ntuk m enilai
penerapan dan kesesuaian pencapaian berdasarkan kebijakan
keam anan dan tujua n keam anan. Kajian ju ga m em pertim bangkan
kelanjutan kesesuaian kebijakan keam anan. Kajian ju g a m enetapkan
kem bali atau m em perbaharui sasaran keam anan untuk kesuaian di
masa m endatang dan m em pertim bangkan perubahan yang
diperlukan dari elem en SMP.
2 ) Tipe - tipe masukan :
a) statistik kecelakaan;
b ) hasil internal dan eksternal audit;
c) tindak la n ju t dari tinjauan manajemen sebelum nya;
d ) laporan kehilangan;
e) laporan identifikasi ancam an, identifikasi risiko dan
pengendaliannya.
3 ) Tinjauan dilaksanakan bersama top m anajem en dalam periode
waktu te rte n tu , tinjauan manajemen harus fokus kepada
keseluruhan kinerja SMP dan bukan sesuatu yang spesifik terinci.
4 ) D alam .......
60
4 ) Dalam perencanaan m anajem en review harus m em pertim bangkan :
a) agenda yang dibicarakan;
b ) peserta yang hadir;
c) tanggung jaw ab dari partisipasi peserta;
d ) inform asi yang akan disam paikan;
5 ) M anajem en yang d itu n ju k harus melaporkan dalam pertem uan
keseluruhan kinerja SMP. Kajian terbatas dari kinerja SMP harus
diadakan dalam periode tertentu jika diperlukan.
6 ) Tipe - tipe keluaran :
a) Risalah ra p a t;
b ) Revisi dari tu ju a n , sasaran dan kebijakan keam anan;
c) Rincian rencana perbaikan dari m anajer dengan batas w aktu
penyelesaian.
p . E lem en E n am B elas : P en g em b an g an secara b e rk e la n ju ta n .
Organisasi harus terus-m enerus m em perbaiki keefektifan sistem manajem en
pengamanan melalui pemakaian kebijakan keam anan, tujuan keam anan, hasil
aud it, analisis data, tindakan koreksi dan pencegahan dan tinjauan m anajem en.
BAB I I I
61
BAB I I I
CONTOH T IP IK A L O R G A N ISA SI SATPAM
1 . S tru k tu r O rganisasi B adan U saha Jasa P engam anan.
2 . Struktur .....