“ Mengapa hal tersebut dapat
terjadi? ”
Larutan gula merupakan suatu campuran dari air dan gula.
Berdasarkan hasil eksperimen diatas, menandakan bahwa larutan gula
merupakan suatu larutan sejati (sistem larutan). Larutan sejati memiliki
ciri-ciri sistem larutan, yakni dispersi molekuler, sifat campuran homogen,
ukuran partikel kurang dari 1 nm, sistem satu fase dan relatif stabil, tidak
dapat disaring. Contoh sistem larutan selain larutan gula, yakni larutan
garam, alkohol, cuka, air laut, bensin, dan sebagainya.
Larutan kopi merupakan Larutan susu merupakan larutan
larutan yang terbentuk dari campuran yang terbentuk dari campuran air dan
air dan kopi. Berdasarkan hasil susu. Berdasarkan hasil eksperimen
eksperimen diatas, menandakan diatas, menandakan bahwa larutan susu
bahwa larutan kopi merupakan suatu merupakan suatu koloid. Hal ini
sistem suspensi. Hal ini karena dikarenakan adanya molekul koloid
larutan kopi memiliki ciri-ciri sistem yang menghamburkan cahaya saat
suspensi sebagai berikut: disoroti senter. Selain itu, ditemukan
ciri-ciri sistem koloid sebagai berikut:
a. Dispersi kasar
b. Sifat campuran heterogen a. Dispersi koloid
c. Ukuran partikel lebih dari 100 nm b.Sifat campuran homogen secara
d. Sistem dua fase dan tidak stabil
e. Dapat disaring makroskopis, namun heterogen
Contoh sistem suspensi selain kopi, secara mikroskopis
yakni air keruh, campuran air dan c. Dimensi partikel antara 1-100 nm
minyak, air berpasir, dan sebagainya. d. Sistem dua fase dan relatif stabil
e.Tidak dapat disaring, kecuali
menggunakan penyaring ultra.
Contoh sistem koloid selain susu, yakni
sabun, gel, santan, dan sebagainya.
47
TOPIK
06
LAJU REAKSI RODA KEHIDUPAN
Laju Reaksi Teori Tumbukan Persamaan Laju Reaksi Orde Reaksi Faktor-Faktor Laju Reaksi
ANALAOGI FENOMENA
Tahukah kamu apa Pada tahun 2009 terjadi fenomena alam di Indonesia yang
perbedaan antara pembakaran tertangkap satelit National Aeronautics and Space
selembar kertas dengan buku?. Ya, Administration (NASA). Fenomena ini yakni menghilangnya es di
Perbedaan tersebut adalah Puncak Jaya yang berada di Papua. Puncak Jaya merupakan kawasan
selembar kertas lebih cepat gunung satu-satunya di Indonesia yang memiliki salju atau
terbakar daripada buku. Hal ini bongkahan es. Puncak Jaya ini termasuk tujuh pucak tertinggi di
diakibatkan adanya perbedaan dunia. Pada tahun 1998, terdapat lima gletser di Puncak Jaya. Tapi
jumlah atau banyaknya bahan kini, hanya terdapat tiga gletser dimana dua gletser lainnya telah
yang dibakar. Secara logika, mencair karena pemanasan global.
membakar satu lembar kertas
lebih cepat daripada membakar Pemanasan global merupakan kenaikan suhu bumi akibat
lebih dari satu kertas. efek rumah kaca yang berlebih dari kondisi normal di atmosfer
Berdasarkan, hal tersebut dapat bumi. Dengan kondisi suhu bumi saat ini, NASA memprediksi
ditemukan suatu konsep, teori, seluruh gletser di Puncak Jaya akan menghilang atau musnah secara
ataupun analisis mengenai laju keseluruhan pada 20 tahun mendatang terhitung dari tahun 2009.
reaksi. Laju reaksi ini dipengaruhi Berdasarkan fenomena alam ini diketahui bahwa kenaikan suhu
oleh beberapa faktor untuk dapat mempercepat laju reaksi melelehnya bongkahan es di Puncak
mempercepat suatu reaksi. Jaya. Sehingga, perlu berbagai pencegahan seperti reboisasi,
mengurangi kendaraan bermotor, penerapan reduce, reuse, recycle,
dan sebagainya untuk menciptakan lingkungan sehat dan bersih.
48
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
LAJU REAKSI
Faktor-Faktor Laju Reaksi Luas Permukaan
Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh Luas permukaan merupakan salah satu
beberapa faktor. Faktor-faktor laju reaksi terbagi faktor yang dapat mempercepat atau
menjadi empat, yakni konsentrasi, suhu, luas memperlambat suatu laju reaksi. Luas
permukaan, dan katalis. Faktor-faktor laju reaksi permukaan memiliki keterkaitan erat dengan
tersebut memiliki keterkaitan erat dengan laju laju reaksi. Jika ada pencampuran reaktan yang
reaksi. Hal ini dikarenakan faktor-faktor tersebut terdiri dari dua fase atau lebih, maka
dapat mempercepat atau memperlambat suatu tumbukannya terjadi di bagian permukaan zat.
laju reaksi Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
bahwa semakin besar luas permukaan
Konsentrasi partikelnya, maka frekuensi tumbukan menjadi
tinggi sehingga laju reaksi semakin cepat.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor Sebaliknya, semakin kecil luas permukaan
yang dapat mempercepat atau memperlambat partikelnya maka semakin lambat laju
suatu laju reaksi. Konsentrasi adalah ukuran yang reaksinya.
menggambarkan banyaknya zat didalam suatu
campuran atau larutan. Apabila semakin tinggi
konsentrasi dalam suatu campuran atau larutan,
maka semakin banyak molekul dalam tiap satuan.
Sehingga, banyaknya molekul menyebabkan
kemungkinan tumbukan afektif dapat terjdi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa
semakin besar konsentrasi maka semakin cepat
laju reaksi. Sebaliknya, jika semakin kecil
konsentrasi maka semakin lambat laju reaksi.
Suhu Katalis
Suhu merupakan salah satu faktor yang Katalis merupakan zat yang
dapat mempercepat atau memperlambat suatu meningkatkan laju reaksi kimia tanpa ikut
laju reaksi. Suhu memiliki suatu keterkaitan erat bereaksi. Katalis meningkatkan laju suatu
dengan laju reaksi. Apabila, semakin besar suhu reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi
yang dimiliki suatu campuran maka semakin cepat reaksinya. Katalis dapat diperoleh kembali
laju reaksinya. Sebaliknya, jika semakin kecil suhu tanpa mengalami perubahan di akhir reaksi.
yang dimiliki suatu campuran maka semakin Katalis memiliki dua istilah yang berbeda yakni
lambat laju reaksinya. katalisator dan inhibitor. Hanya saja istilah
katalis sering digunakan untuk zat yang dapat
mempercepat reaksi atau katalisator.
49
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
LAJU REAKSI
Laju Reaksi Teori Tumbukkan
Dalam reaksi kimia, perubahan yang Laju reaksi memiliki suatu keterkaitan
dimaksud adalah perubahan konsentrasi reaktan dengan teori tumbukan. Teori tumbukan
atau produk. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju merupakan teori yang menjelaskan pengaruh
berkurangnya reaktan atau laju bertambahnya faktor terhadap laju reaksi. Dimana faktor yang
produk. Laju sendiri memiliki keterkaitan dengan mempengaruhi laju reaksi, seperti suhu,
waktu. Apabila, waktu yang dibutuhkan untuk laju konsentrasi, luas permukaan, dan katalis yang
reaksi singkat, maka laju reaksi yang terjadi besar. dapat dijelaskan menggunakan teori tumbukan.
Sebaliknya, jika membutuhkan waktu yang besar
maka laju reaksi yang terjadi kecil. Berdasarkan
hal tersebut dapat dikatakan bahwa laju reaksi
berbanding terbalik dengan waktu
Satuan Laju Reaksi Menurut teori tumbukan, suatu reaksi
berlangsung sebagai hasil tumbukan antar
Laju reaksi menggunakan satuan partikel pereaksi atau reaktan yang memiliki
konsentrasi, berupa molaritas (M) atau mol per energi cukup dan arah tumbukan yang tepat.
liter (mol. L-1). Satuan waktu yang digunakan Sehingga, dapat diketahui bahwa laju reaksi
biasanya detik (s). Sehingga laju reaksi bergantung dengan tiga hal utama, yakni
mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L- frekuensi tumbukan, energi partikel reaktan,
1. s-1 atau M. s-1). Satuan laju reaksi dapat dan arah tumbukan. Selain itu, teori tumbukan
dibuktikan dengan reaksi bromin dengan asam dibagi menjadi dua kategori, yakni tumbukan
formiat. Hal ini diketahui pada reaksi tersebut efektif dan tumbukan tidak efektif yang
mengalami pengurangan konsentrasi bromin dipengaruhi oleh energi aktivasi (Ea).
dalam satu satuan waktu yang dapat diketahui
dengan hilangnya warna dari coklat kemerahan
menjadi tidak berwarna.
50
LAJU REAKSI
Persamaan Laju Reaksi Reaksi Orde Satu
Persamaan laju reaksi berkaitan dengan Orde reaksi satu merupakan orde atau
laju perubahan konsentrasi antara reaktan dan tingkat reaksi pada laju reaksi dimana
produk. Hal tersebut dapat dituliskan dengan pertambahan laju reaksi sama dengan
persamaan reaksi sebagai berikut: perubahan konsentrasi zat. Persamaan laju
reaksi orde satu dapat dituliskan dengan
persamaan v = k[x]
Sumber: nafiun.com
Reaksi Orde Nol Reaksi Orde Dua
Orde reaksi nol merupakan orde atau Orde reaksi dua merupakan orde atau
tingkat reaksi pada laju reaksi yang tidak tingkat reaksi pada laju reaksi dimana
dipegaruhi oleh konsentrasi zat atau dapat konsentrasi reaksi orde satu dikali faktor n,
dikatakan dalam keadaan konstan. Persamaan maka nilai laju reaksinya dua kali lebih besar.
laju reaksi orde nol dapat dituliskan dengan Persamaan laju reaksi orde dua dapat
persamaan v = k[X]0. dituliskan dengan persamaan v = k[X]2
Sumber: nafiun.com Sumber: nafiun.com
51
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
P E R C O B A AN S E D E R H A N A 01
BAGAIMANA CARA MENGENALI Sumber: vectorstock.com/17714331
FAKTOR LAJU REAKSI ?
Suhu Terhadap Laju Reaksi
Peralatan dan bahan yang diperlukan,
Alat: Bahan:
1. Gelas plastik 2 buah 1. Air biasa secukupnya
2. Label 2 buah 2. Air panas secukupnya
3. Stopwatch 1 buah 3. Jesscool 2buah
52
Langkah “ Apa yang akan
Kerja
terjadi? ”
01 Siapkan dua buah
gelas plastik dan Berdasarkan eksperimen
berilah label air tersebut diketahui bahwa
panas serta air biasa adanya perbedaan waktu yang
diperlukan untuk melarutkan
Masukkan 1 buah jesscool dalam air biasa maupun
jesscool kedalam air air panas. Jesscool yang
panas dan hidupkan dilarutkan dalam air panas
stopwatch secara memiliki waktu lebih cepat
bersamaan. untuk bereaksi dibandingkan
jesscoll dalam air biasa.
02
03 Amati dan catatlah “ Mengapa hal tersebut
04 waktu perubahan
05 yang terjadi dapat terjadi? ”
Masukkan 1 buah Hal tersebut dapat terjadi
jesscool kedalam air karena adanya perbedaan suhu
biasa dan hidupkan pada air. Air memiliki partikel
stopwatch secara didalamnya yang selalu
bersamaan. bergerak. Ketika suhu dinaikkan
maka energi kinetik partikel
Amati dan catatlah akan bertambah. Kenaikan
waktu perubahan energi kinetik partikel tersebut
yang terjadi menyebabkan tumbukan efektif
akan lebih sering terjadi.
Besarnya tumbukan efekif yang
terjadi pada kenaikan suhu
dapat menghasilkan laju reaksi
yang semakin cepat atau besar.
Begitu pula sebaliknya, apabila
suhu diturunkan maka energi
kinetik partikel akan semakin
kecil maka akan memperlambat
laju reaksi.
53
BAGAIMANA PENGARUH LUAS PERMUKAAN
TERHADAP LAJU REAKSI ?
Langkah Kerja Peralatan dan bahan yang diperlukan,
1. Siapkan tiga buah 1. Gelas plastik Alat:
gelas plastik, 2. Label
kemudian beri label 3. Stopwatch 3 buah
berupa penomoran 4. Sendok 3 buah
1 buah
2. Masukkan 50 mL air 1 buah
hangat kedalam
masing-masing gelas 1. Air hangat Bahan:
plastik 2. Gula merah
150 mL
Siapkan gula merah 3 buah
3. dengan variasi, No. 1
setengah gula merah,
No. 2 kepingan gula
merah, No. 3 butiran
gula merah
4. Masukkan masing-
masing gula merah
kedalam gelas plastik
sesuai penomoran
5. Aduk dan amatilah
perubahan serta
perbedaan waktu yang
dibutuhkan gula
merah untuk larut
Sumber: playfulcooking.com
P E R C O B A AN S E D E R H A N A 02
54
“ Apa yang akan Berdasarkan eksperimen diatas,
terjadi? ” terdapat perbedaan waktu kelarutan
masing-masing gula merah. Gula merah
dengan bentuk butiran memiliki waktu yang
lebih cepat untuk larut dibandingkan dengan
gula merah bentuk lainnya.
“ Mengapa hal tersebut
dapat terjadi? ”
Hal diatas membuktikan adanya faktor luas permukaan dalam suatu laju reaksi.
Gula merah dengan bentuk butiran memiliki partikel yang lebih halus dan luas daripada
bentuk lainnya. Partikel yang halus memiliki bidang sentuh yang besar, sehingga
kemungkinan tumbukan afektif yang terbentuk akan semakin besar.
Semakin halus partikel suatu zat padat maka total luas permukaan zat tersebut
akan semakin besar. Pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi yaitu
jika pereaksi bercampur maka akan terjadi tumbukan antar partikel pereaksi di
permukaan zat. Laju reaksi dapat diperbesar dengan memperluas permukaan bidang
sentuh suatu zat yang dilakukan dengan memperkecil ukuran zat pereaksi. Urutan ukuran
yang mempengaruhi laju reaksi serbuk > butiran > kepingan/bongkahan >
balok/batangan.
55
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
P E R C O B A AN S E D E R H A N A 03
Sumber: chemistry.about.com UPAYA MENGEMBANGKAN
BALON TANPA DITIUP ?
Peralatan dan bahan yang diperlukan, Langkah
Kerja
Alat: 3 buah
3 buah Siapkan tiga buah
1. Botol kaca 1 buah
2. Label 3 buah 01 botol dan berilah
3. Stopwatch 1 buah label balon pertama,
4. Balon 1 buah kedua, dan ketiga.
5. Sendok
6. Corong
Bahan: secukupnya Masukkan empat
secukupnya
1. Cuka 02 sendok cuka
2. Soda kue kedalam masing-
masing botol
Masukkan soda kue
kedalam balom
03 menggunakan corong
dengan variansi balon
pertama 1 sendok,
kedua 2 sendok, dan
ketiga 3 sendok.
56
“ Apa yang akan
terjadi? ”
Berdasarkan eksperimen
tersebut diketahui bahwa terjadi
proses penggembangan pada masing-
masing balon dengan perbedaan
waktu yang signi ikan. Balon ketiga
lebih cepat menggembang dan besar
dibandingkan dengan balon lainnya.
Sedangkan, balon pertama lebih lama
menggembang dan lebih kecil
dibandingkan dengan balon kedua
maupun pertama.
“ Mengapa hal tersebut
dapat terjadi? ”
04Kaitkan masing- Hal tersebut dapat terjadi karena
masing balon adanya gas karbondioksida dari reaksi antara
dengan mulut botol cuka dan soda kue. Perbedaan waktu dan
ukuran masing-masing balon dipengaruhi
Masukkan soda kue oleh bedanya konsentrasi atau jumlah soda
yang berada didalam kue didalam balon. Konsentrasi yang dimiliki
oleh suatu zat lebih banyak atau besar
05balon secara perlahan memiliki kemungkinan tumbukan efektif
dan nyalakan terjadi lebih besar. Selain itu, dapat dikatakan
stopwatch secara apabila larutan yang memiliki konsentrasi
bersamaan besar mengandung partikel yang lebih rapat
dibandingkan dengan larutan encer.
Amati dan catatlah
Berdasarkan hal diatas, dapat diketahui
06perubahan waktu bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin banyak molekul yang ada dalam
yang dibutuhkan setian satuan luas ruangan. Akibatnya
untuk bereaksi pada semakin sering terjadi tumbukan antar
masing-masing balon molekul yang menyebabkan suatu reaksi
berlangsung semakin cepat. Sebaliknya,
apabila konsentrasi yang dimiliki suatu zat
kecil maka laju reaksi yang dihasilnya lebih
lambat.
57
BAGAIMANA PENGARUH KATALIS TERHADAP
LAJU REAKSI ?
Langkah Kerja Peralatan dan bahan yang diperlukan,
1. Siapkan tiga buah gelas Alat:
plastik, kemudian beri
3 label berupa 1. Gelas plastik 3 buah
penomoran 2. Label 3 buah
3. Stopwatch 1 buah
2. Masukkan pemutih 4. Peniti 3 buah
sebanyak 50 mL yang 5. Sendok 1 buah
telah ditakar kedalam 6. Gelas takar 1 buah
gelas no 1 dan 2
Bahan:
3. Masukkan cuka 1. Cuka secukupnya
sebanyak 50 mL yang 2. Pemutih secukupnya
telah ditakar kedalam
gelas no 2 dan 3
4. Masukkan masing-
masing peniti kedalam
gelas plastik no 1, 2
dan 3
5. Nyalakan stopwatch
selama 1 jam dan
amatilah perubahan
yang terjadi
Sumber: media belajar online
P E R C O B A AN S E D E R H A N A 04
58
“ Apa yang akan
terjadi? ”
Berdasarkan eksperimen diatas,
diketahui bahwa terjadi korosi di gelas no 2.
Hal ini dapat diamati dari perubahan warna
kecoklatan yang terjadi pada peniti.
“ Mengapa hal tersebut
dapat terjadi? ”
Pengkaratan pada peniti dapat terjadi
akibat adanya suatu katalis. Katalis merupakan
zat yang meningkatkan laju reaksi kimia tanpa
ikut bereaksi. Katalis dapat dikatakan sebagai
katalisator yang mampu meningkatkan laju
suatu reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi reaksinya. Katalis dapat diperoleh
kembali tanpa mengalami perubahan di akhir
reaksi.
Reaksi pengkaratan atau korosi sendiri
membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu, penambahan pemutih dengan cuka
dapat mempercepat proses pengkaratan.
Pemutih sendiri memiliki kandungan natrium
klorin (NaClO) yang dapat mengoksidasi besi,
sedangkan cuka yang bersifat asam bertindak
menjadi katalis. Pencampuran antara pemutih
dengan cuka akan menghasilkan gas klorin
yang beracun.
59
ENSIKLOPEDIA “NATURE FOR CHEMISTRY” TOPIK
Larutan Penyangga pH Larutan Penyangga Asam 07
pH Larutan Penyangga Basa
LARUTAN PENYANGGA
Si Penyeimbang Kehidupan
Pernahkah kalian mendengar istilah untuk memberikan harapan dan solusi
hidroponik? Hidroponik merupakan kepada masyarakat Jepang.
metode atau cara bercocok tanam
dengan menggunakan air sebagai Salah satu hal yang sangat penting
medianya. Metode ini memiliki sejarah dalam metode hidroponik adalah nilai
yang sangat panjang. Salah satu sejarah pH. Nilai pH air pada tanaman hidroponik
hidroponik yang tidak dapat dilepaskan harus diupayakan bertahan pada nilai 5,5
dari peristiwa pengeboman yang terjadi – 6,5. Dimana nilai pH air akan
di Jepang tahun 1945 oleh sekutu. mempengaruhi daya larut unsur hara
Peristiwa pengeboman ini menyebabkan tanaman yang berakibat pada kualitas
tanah menjadi tandus akibat panas dan kesuburan dan tumbuh kembang
dingin yang berlebihan. Peristiwa tanaman tersebut. Oleh karena itu,
tersebut memberikan dampak terhadap diperlukannya bio-enzyme untuk
kebutuhan sayuran atau makanan untuk menahan perubahan pH air tanaman
pasukan di tempat tanah tandus maupun tersebut.
dingin. Oleh karena itu, pengembangan
hidroponik gencar dilakukan oleh Jepang
60
LARUTAN PENYANGGA
Penyangga Penyeimbang
Kehidupan
Larutan Penyangga dapat dikatakan Larutan Penyangga Asam
sebagai penyeimbang kehidupan. Hal ini dapat
kita lihat dari sel darah yang berada di tubuh Larutan penyangga asam memiliki sifat
setiap mahkluk hidup. Sel darah memiliki asam apabila terdiri dari campuran asam lemah
peranan penting dalam kehidupan makhluk dengan basa konjugasi. Larutan penyangga asam
hidup, bahkan tubuh akan mengalami berbagai dapat diketahui nilai ion H+ dengan rumus:
penyakit apabila terdapat gangguan dalam
darah baik zat asam yang tinggi, tekanan [H+] = Ka x na / nbk
tinggi/rendah, dll. Beruntungnya, darah pH = - log [H+].
memiliki senyawa penyangga H2CO3 dan HCO3-
yang mampu mengembalikan kestabilan pH
darah saat mengkonsumsi zat asam atau basa.
Larutan Penyangga Basa
Larutan penyangga basa memiliki sifat
basa apabila terdiri dari campuran basa lemah
dengan asam konjugasi. Larutan penyangga basa
dapat diketahui nilai ion OH- dengan rumus:
[H+] = Kb x na / nbk
pOH = - log [OH-] dengan pH = 14- POH.
Larutan Penyangga
Larutan penyangga atau buffer adalah
larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
tertentu walaupun diberikan penambahan
asam, basa, ataupun pengenceran.
61
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
P E R C O B A AN S E D E R H A N A 01
BAGAIMANA KESTABILAN
PEWARNA ALAMI TERBENTUK?
Penambahan Larutan Penyangga
Peralatan dan bahan yang diperlukan,
Alat: Bahan:
1.Gelas plastik 3 buah 1. Ekstrak kunyit 6 sendok
2. Label 2 buah 2. Air secukupnya
3. Sendok 2 buah 3. Deterjen 1 sendok
4. Cuka secukupnya
62
Langkah “ Apa yang akan
Kerja
terjadi? ”
01 Siapkan 2 buah gelas
plastik dan berilah Warna sampel deterjen dan
label dengan variansi cuka saat ditambahkan ekstrak
deterjen dan cuka kunyit memiliki perubahan dan
kesamaan warna. Pada deterjen
02 Masukkan 1 sendok yang ditambahkan ekstrak kunyit
makan deterjen berubah warna menjadi jingga
kedalam gelas plastik atau merah kecoklatan, sedangkan
sesuai label sampel cuka mengalami
perubahan warna menjadi kuning.
“ Mengapa hal tersebut
dapat terjadi? ”
03 Tambahkan air Kunyit mengandung zat
04 secukupnya, aduk kurkumin yang dapat berfungsi
05 hingga homogen sebagai pewarna alami untuk
06 makanan. Pewarna alami ini
Masukkan cuka memiliki keterbatasan dimana
secukupnya kedalam konsentrasi dan kestabilitas
gelas plastik sesuai pigmen yang rendah. Stabilitas
label pigmen yang rendah pada kunyit
sebagai pewarna alami dapat
Tambahkan 3 sendok diperbaiki dengan menambahkan
makan ekstrak kunyit larutan penyangga.
kedalam deterjen dan
Amatilah yang terjadi Pada penambahan larutan
penyangga asam, kurkumin dalam
Tambahkan 3 sendok kunyit ini cenderung mengalami
makan ekstrak kunyit perubahan warna menjadi kuning
kedalam cuka dan kemerahan. Sedangkan dengan
Amatilah yang terjadi penambahan penyangga basa
cenderung mengalami perubahan
warna menjadi jingga atau merah
kecoklatan. Berdasarkan hal
tersebut, dapat diketahui bahwa
terjadi perubahan warna ketika
penambahan larutan asam dan
larutan basa pada kunyit yang
menandakan bahwa warna kunyit
mengalami kestabilan pada pH
tertentu.
63
ENSIKLOPEDIA “NATURE FOR CHEMISTRY” TOPIK
MINYAK BUMI 08
Sebagai Fosil Kehidupan
Minyak Bumi Komposisi Minyak Pengolahan Minyak Bumi Fraksi Minyak Bumi
Bumi
FENOMENA
Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2006
tentang Kebijakan Energi
Nasional, menyatakan bahwa
pemerintah mengajak seluruh
masyarakat Indonesia untuk
mensukseskan pengembangan
sumber energi alternatif
sebagai pengganti bahan bakar
minyak.
Pemakaian minyak bumi secara terus- Kabupaten Trenggalek,
menerus saat ini telah memberikan dampak Jawa Timur merupakan salah
bagi masyarakat dunia tak terkecuali Indonesia. satu daerah yang memiliki
Dampak tersebut di antaranya persediaan bahan ketersediaan limbah batang
bakar yang terbatas, kelangkaan minyak tanah, jagung yang berlimpah. Akan
kelangkaan minyak goreng, dan lain-lain. Minyak tetapi, pemanfaatan limbah
menjadi salah satu barang yang sangat dibutuhkan pasca panen jagung belum
manusia, sehinga kelangkaan minyak akan sangat dimanfaatkan secara optimal.
berdampak pada hajat hidup manusia. Sumber energi Para petani cenderung
seperti minyak bumi didapatkan dari sisa fosil yang membakar batang jagung
mengendap jutaan tahun lamanya sehingga membuat kering hasil pasca panen
minyak bumi menjadi bahan yang tidak dapat karena tidak mengetahui
diperbaharui. Sedangkan besarnya kebutuhan manfaat dari limbah tersebut.
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya Limbah batang jagung ini
memaksa sumber energi harus tetap tersedia. Oleh merupakan suatu biomassa
karena itu, diperlukannya suatu alternatif untuk yang dapat digunakan sebagai
menanggulangi kelangkaan minyak bumi. bahan bakar alternatif dalam
mengatasi kelangkaan minyak
tanah, minyak goreng, dan
lainnya. Pembuatan bahan
bakar alternatif ini dengan cara
biobriket.
64
MINYAK BUMI
Minyak Bumi Minyak mentah tersebut memiliki
beberapa komposisi, seperti alkana, sikloalkana,
Minyak bumi (petroleum) adalah benzena, sedikit alkena. Berdasarkan hal
hidrokarbon cair yang berasal dari sisa tumbuhan tersebut, dapat diketahui bahwa minyak bumi
dan hewan di lautan maupun di daratan. Minyak secara garis besar terdiri dari senyawa
bumi ini dikenal dengan sebutan bahan bakar hidrokarbon yang dapat mencapai sekitar 50%-
fosil. Hal ini dikarenakan minyak bumi terbentuk 85%, sedangkan sisanya berupa campuran unsur
dari jasad renik organisme yang hidup. hidrogen dan unsur-unsur lain, misal nitrogen,
belerang, maupun oksigen.
Sumber: rebrand.ly/ca1ad2 Sumber: sciencephoto.com
Pembentukan Minyak Bumi Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi ini dikenal dengan sebutan Minyak bumi hasil pengeboran
bahan bakar fosil. Hal ini dikarenakan minyak merupakan minyak yang masih berupa minyak
bumi terbentuk dari jasad renik organisme yang mentah. Minyak mentah tersebut mengalami
hidup. Ketika organisme tersebut mati, sisa-sisa sederet pengolahan untuk mendapatkan minyak
tubuhnya akan mengendap di dasar lautan dan bumi. Proses pengolahan diawali dengan
tertutup lumpur. Temperatur yang tinggi pengambilan minyak bumi melalui sumur
mengubah lumpur tersebut menjadi bebatuan. minyak dengan kedalaman 3-4 km. Minyak
Setelah jutaan tahun, bakteri anaerob akan mentah hasil pengeboran lalu ditampung atau
menguraikan sisa organisme dan mengubahnya dialirkan menuju kilang minyak yang selanjutnya
menjadi minyak bumi. diolah. Pengolahan minyak bumi mentah
dilakukan dengan dua tahap, yakni desalting dan
Komposisi Minyak Bumi destilasi bertingkat (re ining).
Minyak bumi hasil pengeboran merupakan
minyak yang masih berupa minyak mentah atau
crude oil. Minyak mentah ini mengandung
berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan
padatan.
Sumber: rebrand.ly/81oh30y
65
ENSIKLOPEDIA “NATURE FOR CHEMISTRY”
FRAKSI MINYAK BUMI
umumnya gas propana dan gas butana. Kegunaan
fraksi gas ini, yakni bahan bakar memasak (LPG)
dan sumber hidrogen.
Sumber: jour-nal.com
Petroleum Eter (PE) 02
Sumber: materi78.co.nr Fraksi kedua yang akan keluar saat proses
pengolahan minyak bumi merupakan petroleum
Fraksi Minyak Bumi eter. Fraksi Petroleum eter adalah fraksi hasil
pengolahan minyak bumi yang banyak
Fraksi minyak bumi ini didapatkan melalui digunakan sebagai pelarut dengan sifat non
pengolahan minyak mentah hasil pengeboran polar dalam reaksi kimia. Fraksi petroleum eter
dengan cara destilasi bertingkat. Destilasi ini memiliki titik didih yang cukup rendah yakni
bertingkat adalah penyulingan minyak bumi sekitar 30℃ - 40℃ dan strukturnya berupa
mentah yang digunakan untuk memisahkan hidrokarbon alkana dengan atom karbon
hidrokarbon menjadi fraksi-fraksi berdasarkan berjumlah sekitar 5 – 7.
titik didihnya.
Fraksi Ringan Gas 01
Fraksi pertama pada minyak bumi yakni Sumber: istockphoto.com
berwujud gas dimana fraksi ini berupa senyawa
yang bersifat volatil atau mudah menguap. Hal ini
menyebabkan pada saat proses pemanasan akan
menguap terlebih dahulu dibandingkan dengan
fraksi lainnya. Gas yang mudah menguap ini
menjadi fraksi pertama yang keluar saat proses
pengolahan minyak bumi. Gas yang dihasilkan
minyak bumi pada
66
FRAKSI MINYAK BUMI
Bensin (Gasoline) 03 dengan jumlah atom karbon yang dimiliki sekitar
12 – 15. Fraksi ini banyak digunakan sebagai
Bensin menjadi fraksi selanjutnya yang bahan bakar diesel, bahan bakar industri, bahan
akan keluar setelah petroleum eter pada proses baku cracking, dan sebagainya dalam kehidupan
pengolahan minyak bumi. Bensin ini menjadi sehari-hari.
fraksi hasil olahan minyak bumi yang paling besar
dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Bensin merupakan senyawa olahan minyak
bumi dengan struktur senyawa hidrokarbon
alkana dengan jumlah atom karbon sekitar 6 – 9.
Fraksi bensin (gasoline) memiliki titik Sumber: republika.co.id 05
didih yang cukup tinggi daripada fraksi
sebelumnya, yakni 90℃ - 175℃. Bensin biasanya Pelumas (Oli)
digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Selain
itu, ditemukannya nafta hasil olahan minyak bumi
yang didapatkan dengan memisahkan bensin
dalam minyak mentah. Nafta ini memiliki titik
didih 175℃ - 200℃ dimana terkandung atom
karbon sebanyak 9 – 12.
Pelumas (oli) yang sering digunakan
dalam kendaraan merupakan hasil fraksi olahan
minyak bumi. Pelumas menjadi fraksi minyak
bumi yang memiliki titik didih sekitar 350℃ –
500℃ dan komposisi didalamnya berupa
hidrokarbon alkana yang memiliki jumlah sekitar
18 – 20 atom karbon. Pelumas ini memiliki sifat
yang licin sehingga dapat digunakan sebagai
pelumas kendaraan dalam kehidupan sehari-
hari.
Sumber: carreview.id
Sumber: https://otomotif.tempo.co/ 04
Kerosin
Kerosin atau minyak tanah merupakan
fraksi yang akan keluar pada titik didih sekitar
175℃ – 275℃ sehingga suhunya relatif cukup
tinggi dan dekat dengan fraksi sebelumnya. Fraksi
kerosin ini memiliki struktur kimia yakni
hidrokarbon alkana
67
FRAKSI MINYAK BUMI
Parafn 06
Paraf in merupakan hasil fraksi olahan
minyak bumi yang didapatkan dari minyak
mentah melalui pemanasan pada titik didih diatas
350℃. Suhu tersebut cukup tinggi dibandingkan
dengan fraksi olahan minyak bumi lainnya
sehingga membutuhkan energi yang tinggi untuk
memisahkan paraf in dengan minyak mentah.
Paraf in ini sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari seperti, lilin, korek api, pembuatan
batik, pelapis kertas, seni pahat, dan sebagainya.
Fraksi ini memiliki rantai karbon alkana yang
berjumlah lebih dari 20 atom karbon.
Sumber: artstation.com
Residu 07
Sumber: builder.id Residu merupakan hasil fraksi olahan
minyak bumi yang dihasilkan dari sisa destilasi
minyak mentah. Hal ini terjadi ketika semua
fraksi minyak mentah menguap dalam proses
pengolahan, kemudian terdapat sisa komponen
yang tidak menguap menjadi suatu residu. Residu
ini merupakan fraksi olahan minyak bumi yang
tidak menguap pada titik didih diatas 500℃.
Salah satu contoh residu olahan minyak bumi
yang sering kita jumpai, yakni aspal dan bahan
baku industri lainnya.
68
TOPIK
ENSIKLOPEDIA “NATURE FOR CHEMISTRY”
TERMOKIMIA09
Termokimia Kalor Kalorimetri Eksoterm Hukum Hess
Sistem & Entalpi Energi Endoterm Hukum Kekekalan
Ikatan Energi
Lingkungan
Fotosintesis adalah pemanfaatan
energi cahaya matahari oleh
tumbuhan daun hijau atau bakteri
untuk mengubah karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O) menjadi
karbohidrat.
Proses terjadinya suatu
fotosintesis pada tanaman
memerlukan cahaya matahari
yang cukup untuk melakukan
suatu reaksi biokimia. Reaksi
fotosintesis merupakan reaksi
endoterm karena menyerap energi
cahaya matahari dari lingkungan.
Energi cahaya matahari yang
diserap oleh zat kloro il yang
berada pada daun tumbuhan hijau
memiliki reaksi sebagai berikut:
6CO2 (g) + 6H2O (l) C6H12O6 (s) + 6O2 (g)
Zat kloro il ini akan melakukan
reaksi untuk membentuk glukosa
(C6H12O6) yang bertindak sebagai
cadangan energi. Glukosa (C6H12O6)
yang terbentuk akan digunakan
sebagai bahan bakar dalam reaksi
fotosintesis untuk menghasilkan
FENOMENA oksigen. Fenomena fotosintesis
sering dikaitkan dengan salah satu
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan ilmu kimia, yakni termokimia.
yang memiliki keanekaragaman lora Termokimia merupakan cabang
tertinggi. Hal ini disebabkan karena posisi geogra is ilmu yang mempelajari hubungan
Indonesia yang sangat strategis dalam kalor atau panas dalam reaksi
pertumbuhan berbagai jenis lora. Salah satu proses kimia.
terpenting untuk kehidupan tanaman ialah
fotosintesis.
69
ENSIKLOPEDIA “NATURE FOR CHEMISTRY”
TERMOKIMIA
Sistem
Sistem adalah segala bentuk proses yang Sumber: sumber.belajar.kemdikbud.go.id
menjadi pusat perhatian atau pengamatan.
Contohnya perubahan zat, reaksi, suatu zat, dan Hukum Kekekalan Energi
sebagainya. Sistem dibagi menjadi tiga, yakni
sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem Termokimia sebagian besar reaksinya
terisolasi. Sistem terbuka merupakan sistem yang disertai dengan perubahan energi yang berwujud
mengalami pertukaran massa dan energi dari kalor. Berdasarkan hal tersebut ditemukannya
sistem ke lingkungan. Sistem tertutup merupakan hukum kekekalan energi yang dikemukakan oleh
sistem yang dapat mengalami pertukaran energi James Prescott Joule (1818-1889) yang berbunyi:
tanpa disertai massa ke lingkungan. Sedangkan, “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
sistem terisolasi merupakan yang tidak tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu
memungkinkan terjadinya pertukaran massa dan menjadi bentuk energi yang lain”
energi dari atau ke lingkungan.
Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu
yang berada di luar sistem dan membantu kerja
sistem. Contohnya alat atau wadah, udara, dan
sebagainya.
Kalor
Termokimia berhubungan erat dengan
kalor atau panas. Kalor merupakan salah satu
bentuk dari energi. Energi ini dapat dikatakan
sebagai kapasitas untuk melakukan kerja atau
menghasilkan kalor. Dimana proses perpindahan
energi antara sistem dan lingkungan terjadi akibat
selisih temperatur. Kalor yang berpindah dari atau
ke sistem pada tekanan konstan dinyatakan
dengan besaran entalpi (H). Jumlah kalor yang
diserap atau dilepaskan oleh sistem sama dengan
perubahan entalpi (∆H).
Sumber: rebrand.ly/42819b
70
TERMOKIMIA
Diagram Entalpi Entalpi Pembentukan Standar
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang Perubahan entalpi memiliki tiga kondisi
dimiliki sistem pada tekanan tetap. Berdasarkan yang berbeda-beda. Kondisi pertama, yakni
hukum kekekalan energi, entalpi tidak dapat perubahan entalpi pembentukan standar (∆Hf0)
diukur akan tetapi dapat diketahui perubahan adalah perubahan entalpi pada pembentukan 1
entalpi (∆H). Salah satu contoh perubahan entalpi mol senyawa dari unsur-unsurnya pada kondisi
pada reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Bila H standar. Dengan kata lain suatu perubahan
produk > H reaktan, maka ∆H bertanda positif entalpi yang membentuk 1 mol senyawa tertentu
yang menyatakan bahwa reaksi bersifat endoterm dengan mereaksikan unsur-unsur lainnya pada
karena terjadi penyerapan kalor. Akan tetapi, jika kondisi standar.
H produk < H reaktan, maka ∆H bertanda negatif
yang menyatakan bahwa reaksi bersifat eksoterm
karena terjadi pelepasan kalor.
Sumber: rebrand.ly/21117c
Perubahan Entalpi Sumber: rebrand.ly/f37b8f
Entalpi Penguraian Standar
Kondisi kedua pada perubahan entalpi,
yakni perubahan entalpi penguraian standar
(∆Hd0). Perubahan entalpi penguraian standar
(∆Hd0) adalah perubahan entalpi pada
penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-
unsurnya pada kondisi standar. Dengan kata lain
perubahan entalpi penguraian standar (∆Hd0) ini
merupakan keterbalikan dari perubahan entalpi
pembentukan standar (∆Hf0).
Perubahan entalpi suatu sistem dapat Sumber: rebrand.ly/gnhhh4x
diukur jika sistem mengalami perubahan.
Perubahan entalpi (∆H) menyatakan bahwa suatu
reaksi berlangsung pada tekanan tetap, maka
perubahan entalpinya sama dengan kalor yang
harus dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya agar suhu kembali ke keadaan semula.
71
ENSIKLOPEDIA “NATURE FOR CHEMISTRY”
TERMOKIMIA
Entalpi Pembakaran Standar
Kondisi ketiga dari perubahan entalpi,
yakni perubahan entalpi pembakaran standar
(∆Hc0). Perubahan entalpi pembakaran standar
(∆Hc0) adalah perubahan entalpi pada
pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa.
Biasanya pada perubahan entalpi pembakaran
standar (∆Hc0) ini ditandai dengan adanya
pembakaran menggunakan Oksigen.
Sumber: rebrand.ly/ceisyew
Hukum Hess
Sumber: rebrand.ly/r39unmr Seorang kimiawan Henry Hess dari
Jerman menyatakan bahwa perubahan entalpi
Kalorimetri reaksi hanya bergantung pada keadaan awal dan
akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya
Kalorimetri adalah alat untuk mengukur reaksi. Reaksi kimia dapat berlangsung dengan
jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan dua atau lebih tahapan dimana kalor reaksi total
sistem. Kalorimetri sendiri memiliki dua jenis sama dengan jumlah kalor tahap reaksinya.
yakni kalorimetri sederhana dan kalorimetri bom. Hukum hess ini dapat dinyatakan dalam bentuk
Kalorimetri sederhana adalah kalorimetri yang diagram siklus atau diagram tingkat energi.
dapat dibuat dengan wadah isolator. Selain itu, perubahan entalpi reaksi juga dapat
dihitung dengan menggunakan energi ikatan.
Kalorimetri Bom
kalorimetri bom merupakan suatu
kalorimetri yang dirancang khusus sehingga
sangat terisolasi. Pada umumnya kalorimetri bom
sering digunakan untuk menentukan perubahan
entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang
melibatkan gas.
Sumber: rebrand.ly/1a2749
72
TERMOKIMIA
Energi Ikatan Sumber: rebrand.ly/ojuxve5
Pada dasarnya suatu reaksi kimia terdiri
dari dua proses, yakni pemutusan ikatan antar
atom dari senyawa yang bereaksi dan
penggabungan ikatan kembali dari atom yang
terlibat reaksi sehingga membentuk susunan
baru. Berdasarkan proses reaksi tersebut dapat
diketahui perubahan entalpi yang dapat dihitung
dengan menggunakan data energi ikatan. Energi
ikatan adalah energi yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan oleh satu molekul gas
menjadi atom dalam keadaan gas.
Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang
terjadi dalam termokimia dimana reaksi yang
sistemnya menyerap atau menerima energi,
sehingga temperatur lingkungan menjadi turun.
Reaksi endoterm ini memiliki harga entalpi atau
H berharga positif. Contoh reaksi endoterm yakni
reaksi Ba(OH)2 dengan NH4Cl, fotosintesis,
melelehnya es batu, dan sebagainya.
Sumber: rebrand.ly/61471e Sumber: rebrand.ly/d92b9e
Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang terjadi
dalam termokimia dimana reaksi yang sistemnya
melepaskan atau membebaskan energi, sehingga
temperatur lingkungan menjadi naik. Reaksi
eksoterm ini memiliki harga entalpi atau H yang
berharga negatif. Contoh reaksi eksoterm yakni
pembuatan api unggun yang memberikan panas
ke lingkungan sekitar.
73
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
P E R C O B A AN S E D E R H A N A 01
Sumber: pond5.com BAGAIMANA CARA MENGENALI
FAKTOR LAJU REAKSI ?
Suhu Terhadap Laju Reaksi
Peralatan dan bahan yang diperlukan,
Alat: Bahan:
1. Gelas kaca 1 buah 1. Air 100 ml
2. Temperatur 1 buah 2. Deterjen 2 sendok
3. Sendok 1 buah
4. Gelas takar 1 buah
74
Langkah “ Apa yang akan
Kerja
terjadi? ”
01 Masukkan air
kedalam gelas kaca Berdasarkan eksperimen
sebanyak 100 ml tersebut diketahui bahwa terjadi
perubahan suhu sebelum dan
sesudah penambahan deterjen.
Selain itu, terdapat perubahan
suhu disekitar gelas yang terasa
panas.
02 Ukurlah suhu air “ Mengapa hal tersebut
03 dalam gelas kaca
04 menggunakan dapat terjadi? ”
temperatur
Hal tersebut dapat terjadi
Masukkan 2 sendok karena adanya pembebasan
makan deterjen kalor dari sistem ke lingkungan.
kedalam gelas berisi Campuran air dan deterjen
air, aduk hingga sebagai sistem, sedangkan
homogen wadah sebagai lingkungan. Hal
tersebut dibuktikan dengan
adanya kenaikan suhu pada
wadah, sehingga wadah terasa
hangat.
Ukurlah kembali suhu FUNFACT
larutan deterjen
menggunakan
temperatur
05 Amatilah perubahan Sumber: moneytalksnews.com
yang terjadi
Pernahkah kalian merasakan
panas ketika menyetrika pakaian?.
Ya, saat kalian menyetrika pakaian
tubuh kalian akan merasakan panas
sekaligus mengeluarkan keringat.
Hal ini dikarenakan setrika yang
digunakan akan melepaskan energi
atau kalor ke lingkungan. Sehingga,
lingkungan sekitar akan terasa panas
atau suhu dilingkungan sekitar naik.
75
BAGAIMANA REAKSI YANG TERJADI PADA PUPUK
UREA ?
Alat yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu gelas kaca 1 buah,
temperatur 1 buah, sendok 1 buah,
dan gelas takar 1 buah. Sedangkan,
bahan yang digunakan yaitu pupuk
urea dan air.
“ Apa yang akan
terjadi? ”
Sumber: ilmubudidaya.com Berdasarkan eksperimen diatas,
dapat diketahui bahwa terjadi
Langkah Kerja perubahan suhu sebelum dan sesudah
penambahan urea. Perubahan suhu
1. Masukkan air kedalam gelas yang terjadi adalah penurunan suhu
kaca sebanyak 100 ml pada wadah yang terasa menjadi lebih
dingin.
2. Ukurlah air dalam gelas kaca “ Mengapa hal tersebut
menggunakan temperatur dapat terjadi? ”
Hal tersebut dapat terjadi karena
3. Masukkan 2 sendok makan adanya reaksi campuran antara pupuk
pupuk urea kedalam gelas urea dan air yang menyerap kalor dari
berisi air, aduk hingga
lingkungan ke sistem. Campuran air dan
homogen
pupuk urea sebagai sistem, sedangkan
4. Ukurlah kembali larutan wadah sebagai lingkungan. Hal tersebut
urea dengan temperatur dan dibuktikan dengan adanya penurunan
Amatilah perubahannya suhu pada wadah, sehingga wadah
terasa dingin.
P E R C O B A AN S E D E R H A N A 02
76
TOPIK
10 TITRASI
ASAM-BASAENSIKLOPEDIA “NATURE FOR CHEMISTRY”
Titrasi Titrasi Asam-Basa Indikator Titrasi
Larutan Standar Prosedur Titrasi Kurva Titrasi
kesehatan dan 85% dari jumlah
tersebut adalah penderita
penyakit maag. Oleh sebab itu,
ketersediaan obat antasida
harus memenuhi persyaratan
kualitas kadar yang baik di
apotek sebagai salah satu sarana
pelayanan kesehatan.
Kadar antasida dapat
dianalisis menggunakan metode
alkalimetri. Metode alkalimetri
adalah suatu metode volumetri
dengan prinsip penetralan
FENOMENA asam-basa dimana penetapan
kadar asam dari suatu senyawa
Maag adalah penyakit yang ditimbulkan dengan menggunakan larutan
oleh kelebihan asam yang diproduksi basa yang sesuai. Hal ini sesuai
oleh lambung sehingga menyebabkan iritasi di dengan kandungan antasida
selaput lendir lambung. Hal ini dikarenakan yang berupa zat aktifnya adalah
adanya perubahan pola hidup manusia yang tidak campuran dari magnesium
sehat dan tidak teratur akibat pengaruh kemajuan hidroksida (Mg(OH)2) dan
zaman dan teknologi. Zaman teknologi ini aluminium hidroksida (Al(OH)3)
menjadikan manusia cenderung kurang yang merupakan basa lemah
memperhatikan kesehatan. Salah satu pengobatan sehingga bereaksi dengan asam.
Pada analisis kadar antasida di
yang dilakukan untuk menanggulangi gejala maag apotek Lampung menggunakan
adalah dengan mengkonsumsi antasida. Antasida metode alkalimetri dengan
adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang teknik titrasi kembali yaitu
efektif menetralkan asam di lambung namun tidak sampel ditambahkan asam
diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman berlebih supaya bereaksi dengan
digunakan sesuai anjuran pakainya. antasida dan kelebihan asam
Penyakit maag adalah penyakit yang tidak dititrasi menggunakan natrium
asing di telinga masyarakat Indonesia termasuk h i d r o k s i d a ( N a O H ) s e r t a
masyarakat di Daerah Lampung. Berdasarkan data indikator fenolftalein.
statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2014, sekitar 27,60%
Penduduk Lampung berobat ke sarana pelayanan
77
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
TITRASI ASAM-BASA
Larutan Standar
Titrasi umumnya digunakan untuk
pembakuan atau standarisasi dengan
menggunakan larutan standar. Larutan standar
(baku) adalah larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya secara pasti. Larutan standar ini
dapat berupa larutan baku primer maupun
sekunder.
Larutan Standar Primer
Salah satu yang termasuk larutan standar,
yakni larutan standar primer. Larutan baku
primer merupakan larutan yang diketahui
konsentrasinya dari penimbangan. Suatu senyawa
dapat digunakan sebagai larutan baku primer
apabila memiliki tingkat kemurnian sangat tinggi
(>99,99%), stabil, dan berat ekuivalen (BE) tinggi.
Larutan Standar Sekunder
Titrasi Salah satu yang termasuk larutan standar
selain larutan standar primer, yakni larutan
(Volumetri) standar sekunder. Larutan baku sekunder
merupakan larutan yang konsentrasinya belum
Kimia analisis melibatkan penggunaan diketahui atau tidak ditentukan dari penimbangan
sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh tetapi dari suatu proses titrasi.
aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi
struktur dari suatu bahan kimia. Salah satu Titrasi Asam-Basa
metode dalam kimia analisis yakni metode
volumetri yang disebut juga sebagai titrasi. Titrasi Titrasi asam-basa sering kali disebut juga
(volumetri) adalah metode analisis kimia yang sebagai titrasi asidi-alkalimetri. Titrasi asam-basa
cepat, akurat, dan sering digunakan untuk adalah salah satu metode volumetri yang
menentukan kadar suatu unsur atau senyawa digunakan untuk penentuan konsentrasi suatu zat
dalam larutan. Titrasi dapat juga dikatakan asam atau basa dengan cara menetralkan asam
sebagai metode analisis kuantitatif dimana dan basa secara tepat menggunakan larutan baku
konsentrasi suatu zat di dalam sampel diketahui asam atau larutan baku basa yang telah diketahui
dari volume larutan standar yang digunakan konsentrasinya. Asidimetri merupakan titrasi
untuk tepat bereaksi dengan larutan sampel pada yang digunakan untuk menentukan konsentrasi
titik ekuivalen (TE). zat asam yang belum diketahui konsentrasinya.
78
TITRASI ASAM-BASA
menggunakan larutan baku basa yang telah Perubahan warna indikator ini disebut sebagai
diketahui konsentrasinya. Sedangkan, alkalimetri titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi inilah yang
merupakan titrasi yang digunakan untuk dicatat sebagai volume dalam titrasi sehingga
menentukan konsentrasi zat basa yang belum dapat dilakukannya suatu analisis secara
diketahui konsentrasinya menggunakan larutan kuantitatif dalam menentukan kadar suatu zat.
baku asam yang telah diketahui konsentrasinya.
Prosedur Titrasi Indikator Titrasi Asam-Basa
Prosedur suatu titrasi dalam menentukan Indikator asam-basa adalah zat yang pada
kadar suatu larutan dengan mereaksikan sedikit suasana asam memiliki warna yang berbeda
demi sedikit larutan penitrasi melalui buret dengan warna pada suasana basa. Hal ini
kedalam larutan yang akan dititrasi. Larutan dikarenakan adanya perbedaan dan perubahan
penitrasi seringkali disebut sebagai titran yang kondisi pH pada trayek pH tertentu. Reaksi pada
telah diketahui konsentrasinya. Sedangkan, proses titrasi memiliki titik akhir titrasi yang
larutan yang akan dititrasi dikenal dengan istilah perubahan warnanya cukup tajam dan mudah
titrat. Secara singkat, suatu proses titrasi untuk diamati secara visual. Oleh karena itu,
dilakukan dengan menambahkan indikator yang penambahan indikator sangat diperlukan dalam
akan berubah warna ketika bereaksi dengan proses titrasi.
titran sedikit demi sedikit. Titrasi akan dihentikan
ketika warna indikator berubah secara konstan.
Perubahan warna yang terjadi merupakan salah
satu hal yang dapat diamati secara analisis
kualitatif.
79
Ensiklopedia “Nature For Chemistry”
KURVA TITRASI
Kurva titrasi asam-basa adalah hubungan Hal ini dikarenakan basa lemah mengalami
antara volume penitrasi dengan pH yang hidrolisis yang menyebabkan pH larutan mengalami
menunjukkan perubahan pH selama proses titrasi penurunan. Penurunan pH pada jenis titrasi ini
asam dengan basa, atau sebaliknya. Kurva titrasi berada sekitar pH 5 – 6. Dengan kata lain, titrasi
ini dapat membantu mengamati perkembangan jenis ini merupakan titrasi yang bersifat asam
perubahan pH dengan mudah dan perubahan karena pH < 7. Selain itu, titrasi dilakukan dengan
warna pada larutan saat penambahan volume penambahan indikator untuk mengetahui titik
penitrasi. Akan tetapi, kurva titrasi tidak ekuivalen dengan menggunakan metil merah.
berlaku pada titrasi antara asam lemah
dengan basa lemah karena tidak memberikan Titrasi Basa Kuat dengan Asam
nilai pH yang jelas pada titik ekuivalen, Lemah
sehingga sulit untuk memilih indikator yang
tepat. Macam-macam kurva titrasi asam-basa Pada titrasi ini sampel yang mengandung
sebagai berikut: basa kuat ditentukan kadarnya menggunakan
larutan baku asam lemah, atau sebaliknya.
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Campuran larutan yang bersifat basa kuat dan asam
Kuat lemah membentuk suatu garam yang mengalami
hidrolisis parsial. Hal ini dikarenakan asam lemah
Pada titrasi ini sampel yang mengandung mengalami hidrolisis yang menyebabkan pH larutan
asam kuat ditentukan kadarnya menggunakan mengalami kenaikan. Kenaikan pH pada jenis titrasi
larutan baku basa kuat, atau sebaliknya. Reaksi ini berada sekitar pH 8 – 9. Dengan kata lain, titrasi
yang terjadi pada titrasi ini merupakan reaksi jenis ini merupakan titrasi yang bersifat basa
netralisasi. Titrasi ini dilakukan dengan karena nilai pH > 7. Selain itu, titrasi dilakukan
penambahan indikator untuk mengetahui titik dengan penambahan indikator untuk mengetahui
ekuivalen dengan menggunakan metil merah, titik ekuivalen dengan menggunakan fenolftalein.
bromtimol biru, dan fenolftalein. pH pada jenis
titrasi ini berada pada pH = 7 (netral).
Titrasi Asam Kuat dengan Basa volume asam lemah
Lemah
Pada titrasi ini sampel yang mengandung
asam kuat ditentukan kadarnya menggunakan
larutan baku basa lemah, atau sebaliknya.
Campuran larutan yang bersifat asam kuat dan
basa lemah membentuk suatu garam yang
mengalami hidrolisis parsial.
80
BAGAIMANA
Penentuan Kadar Asam Asetat
Dalam Cuka Dapur?
Alat yang digunakan pada 2 Sumber: id.pinterest.com
percobaan ini yaitu gelas kimia 100 mL, 3
pipet ukur 10 mL, pipet volume 2 & 5 4 Masukkan larutan NaOH yang
mL, pipet iller, buret 50 mL, 5 telah distandarisasi kedalam
erlenmeyer, batang pengaduk, labu buret
ukur, dan corong. Sedangkan, bahan
yang digunakan yakni larutan NaOH Ambil masing-masing sampel
yang telah distandarisasi, sampel cuka cuka dapur sebanyak 5 ml dan
dapur, aquades, dan indikator metil masukkan kedalam labu
merah. erlenmeyer yang berbeda
L A N G K A H A Teteskan indikator fenolftalein
sebanyak 3 tetes kedalam
1 Siapkan dua sampel masing-masing sampel
cuka dapur dengan Lakukan titrasi sampai terjadi
merek berbeda perubahan warna dan catat
volume titrasi yang tercapai.
2 Ambillah 2 mL Ulangilah sebanyak 3x
sampel cuka dapur PERCOBAAN
dan masukkan ke
labu ukur 25 ml
3 Encerkan larutan
sampel pada labu
ukur 25 mL sampai
tanda batas dan
kocok hingga
homogen
L A N G K A H B
1 Bilaslah buret dengan
aquades sebanyak 3
kali
81
“ Apa yang akan
terjadi? ”
Berdasarkan analisis kualitatif, sampel asam asetat dalam cuka dapur ketika
ditambahkan indikator fenolftalein (PP) tidak mengalami perubahan warna atau tetap tidak
berwarna. Pada proses titrasi menggunakan NaOH sedikit demi sedikit larutan NaOH bereaksi
dengan asam asetat mengalami perubahan warna yang konstan menjadi merah muda.
“ Mengapa hal tersebut dapat
terjadi? ”
Asam asetat dalam cuka dapur Titrasi penentuan kadar CH3COOH
merupakan senyawa kimia asam organik dalam cuka dapur dapat diketahui titik
yang digunakan untuk menambahkan rasa akhir titrasinya dengan menambahkan
asam dan aroma pada makanan. Asam indikator di dalamnya. Pemilihan indikator
asetat memiliki rumus kimia yakni yang tepat merupakan syarat utama pada
CH3COOH. Asam asetat murni adalah cairan proses titrasi. Indikator yang digunakan
higroskopis tak berwarna dan memiliki titik adalah indikator yang dapat mengalami
beku 16,7℃. Senyawa CH3COOH merupakan perubahan warna pada saat titik ekuivalen.
asam lemah yang dapat mengalami reaksi Hal ini bertujuan supaya titik akhir titrasi
hidrolisis. Apabila senyawa CH3COOH sama dengan titik ekuivalen. Indikator yang
direaksikan dengan larutan NaOH akan tepat digunakan pada proses titrasi
menghasilkan reaksi hidrolisis parsial penentuan kadar asam asetat adalah
dimana larutan tersebut akan bersifat basa fenolftalein (PP). Fenolftalein (PP) menjadi
dengan pH > 7. Oleh karena itu, asam asetat indikator yang tepat pada penetapan kadar
dapat ditentukan kadarnya menggunakan suatu senyawa yang bersifat basa
titrasi asam-basa lebih tepatnya metode dikarenakan trayek pH fenolftalein sekitar
alkalimetri. Titrasi alkalimetri dalam 8,2 – 10,0 dengan perubahan warna dari
penentuan kadar asam asetat yang tidak berwarna menjadi merah muda.
menggunakan larutan NaOH sebagai
larutan standar basa yang telah diketahui
konsentrasinya.
S E D E R H A N A 01
82
GLOSARIUM
E N S I K L O P E D I A “ N AT U R E F O R C H E M I S T R Y ”
A
Aerosol Alkuna
Sistem koloid yang medium pendispersinya Hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih
gas ikatan rangkap tiga dengan rumus umum C Hn 2n-2
Adsorpsi Antasida
Sifat partikel koloid yang dapat menyerap Obat yang mengandung bahan efektif untuk
ion atau molekul netral pada permukaan menetralkan asam lambung
Akseptor Antioksidan
Proses menerima Senyawa yang dapat menghambat, menunda,
atau mencegah terjadinya oksidasi lemak atau
Aldehida senyawa lain yang mudah teroksidasi.
Senyawa dengan gugus fungsi karbin dan
rumus umum RCHO dengan R adalah atom Antosianin
H, alkil, atau gugus hidrokarbon aromatic Salah satu senyawa lavonoid yang memberikan
pigmen merah, ungu, dan biru pada tumbuhan
Alkana
Hidrokarbon ikatan tunggal yang memiliki Asam Arhenius
rumus umum C Hn 2n+2 Zat yang dilarutkan dalam air menghasilkan ion
hidrogen (H+)
Alkena
Hidrokarbon yang mengandung satu atau Asam Bronsted-Lowry
lebih ikatan rangkap dua dengan rumus Donor proton (H+)
umum CnH2n
Asam Kuat
Alkohol Asam yang terionisasi sempurna dalam air
Senyawa organik yang mengandung gugus
hidroksil Asam Konjugasi
Asam yang kelebihan proton terhadap basanya
83
GLOSARIUM
Asas Le Chatetelier Buffer/Penyangga
Jika suatu sistem kesetimbangan Larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
menerima aksi, maka sistem tersebut tertentu walaupun diberikan penambahan
akan mengadakan reaksi sehingga asam, basa, ataupun pengenceran
pengaruh aksi menjadi sekecil-kecilnya
Busa/Buih
Asam Lewis Sistem koloid yang fase terdispersinya gas
Zat yang menerima elektron pasangan dalam cair
bebas (PEB)
D
Asam Lemah
Asam yang terionisasi sebagian dalam air
B Desalting
Proses penghilang elektrolit dan senyawa
Basa Arhenius anorganik lainnya dengan penambahan air,
Zat yang dapat menghasilkan ion asam, dan basa
hidroksida (OH-)
Destilasi Bertingkat
Basa Bronsted-Lowry Penyulingan minyak bumi mentah yang
Akseptor proton (H+) memisahkan hidrokarbon menjadi fraksi-fraksi
berdasarkan titik didih
Basa Kuat
Basa yang terionisasi sempurna dalam Dialisis
air Pemurnian partikel koloid
Basa Konjugasi Difusi Kimia
Basa yang kekurangan proton terhadap Peristiwa mengalirnya atau perpindahan suatu
asamnya zat pelarut dari bagian yang berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Basa Lewis
Memberikan pasangan elektron bebas Dispersi
(PEB) Pembuatan koloid dari ukuran suspensi
menjadi seukuran partikel koloid
Basa Lemah
Basa yang terionisasi sebagian dalam air Donor
Proses memberikan
84
GLOSARIUM
E Energi Ionisasi
Energi minimum yang diperlukan untuk
Efek Tyndall melepaskan satu elektron dari satu atom
Peristiwa penghamburan cahaya oleh terisolasi pada keadaan dasarnya
partikel koloid sehingga berkas cahaya
akan tampak Entalpi (H)
Kuantitas termodinamika yang digunakan
Ekstrak untuk menjelaskan perubahan kalor yang
Sari dari suatu bahan alami berlangsung pada tekanan tetap
Elektroforensis Entalpi Pembakaran Standar (∆Hc0)
Pergerakan partikel koloid dalam Perubahan entalpi pada pembakaran
medan listrik sempurna 1 mol suatu senyawa
Elektron Valensi Entalpi Pembentukan Standar (∆Hf0)
Elektron terluar atau kulit terluar pada Perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol
atom senyawa dari unsur-unsurnya pada kondisi
standar
Emulsi
Sistem koloid dengan fase terdispersi Entalpi Penguraian Standar (∆Hd0)
cair dalam medium pendispersi cair Perubahan entalpi pada penguraian 1 mol
senyawa menjadi unsur-unsurnya pada
kondisi standar
Endapan F
Padatan tak larut yang memisah dari
larutan lewat jenuh Fase
Bagian homogen suatu sistem yang
Energi berhubungan dengan bagian lain dari sistem
Kemampuan melakukan kerja atau itu tetapai dipisahkan dengan batas yang jelas
perubahan
Fase terdispersi
Energi Ikatan Zat yang didispersikan bersifat diskontinu
Perubahan entalpi yang diperlukan (terputus-putus)
untuk memutuskan ikatan dalam satu
mol molekul gas menjadi atom dalam
keadaan gas
85
GLOSARIUM
Flavonoid H
Metabolit sekunder dari polifenol yang
ditemukan pada tanaman serta makanan Halogen
dimana memiliki 15 atom karbon. Unsur-unsur non logam dalam golongan VII A
(F, Cl, Br, I, dan At)
G
Hidrokarbon
Garam Senyawa organik yang terdiri dari atom C dan
Senyawa ionik yang terbuat dari atom H
campuran senyawa asam dan basa
Hidrokarbon Alifatik
Garam Asam Hidrokarbon yang tidak mengandung gugus
Garam yang berasal dari asam kuat dan benzene atau cicin benzena
basa lemah
Hidrokarbon Aromatik
Garam Basa Hidrokarbon yang mengandung satu atau
Garam yang berasal dari asam lemah lebih cincin benzena
dan basa kuat
Hidrokarbon Jenuh
Garam Tak Terhidrolisis Hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan
Garam yang tidak mengalami hidrolisis kovalen tunggal
atau penguraian dalam air
Hidrokarbon Tak Jenuh
Gel Hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap
Jenis koloid yang berbentuk setengah dua atau ikatan rangkap tingga
kaku (antara padatan dan cair)
Hidrolisis Garam
Gerak Brown Penguraian garam dalam air
Gerakan acak atau zig-zag partikel
koloid Hidrolisis Parsial
Garam yang ganya salah satu senyawa
Glukosida penyusunnya yang mengalami hidrolisis
Senyawa glukosa seperti maltosa
86
GLOSARIUM
Hidrolisis Sempurna I
Garam yang mengalami hidrolisis atau
penguraian garam dalam air pada semua Ikatan kovalen
asam dan basa pembentuknya Ikatan yang terbentuk oleh dua atom dengan
cara penggunan bersama elektron
Hidroponik
Metode atau cara bercocok tanam dengan Ikatan Rangkap Dua
menggunakan air sebagai medianya Ikatan kovalen yang dua atomnya menggunakan
bersama dua pasangan elektron
Higroskopis
Bahan yang mudah lembab atau basah Ikatan Rangka Tiga
karena menyerap air dari udara Ikatan kovalen yang dua atomnya menggunakan
bersama tiga paasangan elektron
Hujan Asam
Hujan dengan pH dibawah 5,6 yang bersifat Ikatan Tunggal
asam Dua atom yang terikat oleh ikatan tunggal dari
satu pasangan elektron
Hukum Hess
Perubahan entalpi reaksi hanya bergantung Indikator
pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak Variabel-variabel yang dapat menunjukkan atau
bergantung pada jalannya reaksi mengindikasi tentang kondisi tertentu
Hukum Kekekalan Energi Indikator Alami
Energi tidak dapat diciptakan atau Zat yang memiliki warna khusus pada pH
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari tertentu dimana berasal dari tumbuhan, buah,
bentuk energi yang satu menjadi bentuk dan umbi-umbian.
energi yang lain
Indikator Buatan
Hukum Kesetimbangan Indikator yang telah dibuat di laboratorium atau
Dalam keadaan setimbang pada suhu pabrik kimia yang telah diuji keakuratannya
tertentu, hasil kali konsentrasi produk
dibagi hasil kali konsentrasi reaktan yang
ada dalam sistem kesetimbangan yang
masing-masing dipangkatkan dengan
koe isiennya memiliki harga tetap
87
GLOSARIUM
K Kesetimbangan Heterogen
Sistem kesetimbangan yang terdiri dari zat-
Kalorimetri zat dengan wujud berbeda
Suatu alat untuk mengukur perubahan kalor
Kesetimbangan Homogen
Kalorimetri Bom Sistem kesetimbangan yang terdiri dari zat-
Kalorimetri yang dirancang khusus sehingga zat dengan wujud yang sama
sangat terisolasi
Kesetimbangan Kimia
Kalorimetri Sederhana Keadaan saat laju reaksi ke kanan sama
Kalorimetri yang dapat dibuat dengan wadah dengan laju reaksi ke kiri
isolator
Kimia
Katalis Ilmu yang mengkaji sifat zat dan bagaimana
Zat yang digunakan untuk mempercepat zat itu bereaksi dengan zat lain
suatu reaksi kimia dan tidak terlibat dalam
reaksi Kimia Organik
Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari
Keadaan Setimbang tentang senyawa karbon
Keadaan dalam suatu reaksi dapat balik yang
terjadi dalam satu sistem, dimana kecepatan Koagulasi
reaksi ke kanan sama dengan kecepatan Peristiwa penggumpalan partikel koloid
reaksi ke kiri akibat hilangnya muatan koloid
Kertas Lakmus Koloid Pelindung
Kertas dari bahan kimia yang berubah warna Koloid yang digunakan untuk menstabilkan
jika ditetesi atau dicelupkan dalam larutan koloid yang dilindung
asam atau basa
Kualitatif
Kertas Serap Suatu analisa yang digunakan untuk
Kertas yang lunak dan mempunai daya serap mengetahui suatu zat melalui pengamatan
besar untuk mngeringkan tulisan, gambar, dan suatu sistem secara umum (missal, warna,
sebagainya. endapan, bau, dsb)
88
GLOSARIUM
Kuantitatif Mediun Dispersi
Suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui Zat yang menjadi medium untuk dispersi
kadar suatu zat dimana terdiri atas angka-angka dimana bersifat kontinu (berkelanjutan)
yang diperoleh dari pengukuran suatu sistem
Minyak
Kurva Titrasi Zat cair atau yang mudah dicairkan pada
Hubungan antara volume penitrasi dengan pH pemanasan, larut dalam eter, tetapi tidak
larut dalam air
L Minyak Bumi
Hidrokarbon cair yang berasal dari sisa
Laju Reaksi tumbuhan dan hewan di lautan maupun
Perubahan konsentrasi reaktan atau produk didaratan
tiap satuan waktu
O
Larutan Standar
Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui Orde Reaksi
Jumlah pangkat-pangkat dari semua
Larutan Standar Primer konsentrasi reaktan yang muncul pada
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya hukum laju reaksi
dari penimbangan
Larutan Standar Sekunder Orde Reaksi Dua
Larutan yang konsentrasinya belum diketahui Orde atau tingkat reaksi pada laju reaksi
atau tidak ditentukan dari penimbangan dimana konsentrasi reaksi orde satu dikali
faktor n, maka nilai laju reaksinya dua kali
M lebih besar
Maag Orde Reaksi Nol
Penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan Orde atau tingkat reaksi pada laju reaksi
produksi asam lambung sehingga menyebabkan yang tidak dipengaruhi oleh konsentrasi zat
iritasi pada selaput lendir lambung atau dalam keadaan konstan
89
GLOSARIUM
Orde Reaksi Satu Penyangga Basa
Orde atau tingkat reaksi pada laju reaksi Larutan penyangga yang memiliki sifat basa
dimana pertambahan laju reaksi sama dengan apabila terdiri dari campuran basa lemah
perubahan konsentrasi zat dengan asam konjugasi
Ozon Pergeseran Kesetimbangan
Gas kebiruan yang tidak stabil dengan bau Perubahan keadaan kesetimbangan akibat
merangsang dan dapat menimbun pada suhu - adanya aksi atau pengaruh dari luar
120℃
Peristiwa Kimiawi
P Peristiwa dalam koagulasi yang terjadi akibat
adanya proses kimia dalam pembentukan
endapan
Pasangan Elektron Bebas (PEB) Peristiwa Mekanik
Suatu elektron yang tidak terlibat dalam Peristiwa dalam koagulasi yang terjadi
pembentukan ikatan kovalen dengan cara pendinginan atau pemanasan
Power of Hydrogen (pH) Persamaan Kimia
Suatu ukuran keasaman Persamaan yang menggunakan lambing
kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi
Pelarut selama reaksi kimia
Zat yang ada dalam jumlah lebih banyak dalam
larutan Persamaan Termokimia
Persamaan yang menunjukkan hubungan
Pengenceran massa dan entalpi
Prosedur untuk membuat larutan yang
kurang pekat dari larutan pekat Perubahan Entalpi
Perbedaan jumlah kalor yang diserap atau
Penyangga Asam dilepaskan oleh sistem dalam termokimia
Larutan penyangga yang memiliki sifat asam
apabila terdiri dari campuran asam lemah Perubahan Fase
dengan basa konjugasi Perubahan dari satu fase ke fase yang lain
90
GLOSARIUM
R Sistem
Satu bagian tertentu dari semesta yang
dipelajari atau diamati
Reaksi Eksoterm Sistem Terbuka
Reaksi yang terjadi pada proses melepaskan Sistem yang mengalami pertukaran massa
kalor ke lingkungan dan energi dari sistem ke lingkungan
Reaksi Endoterm Sistem Terisolasi
Reaksi yang terjadi pada proses menyerap Sistem yang tidak mengalami terjadinya
kalor dari lingkungan pertukaran massa dan energi dari atau ke
lingkungan
Reaksi Irreversible
Reaksi yang berlangsung dari arah reaktan ke Sistem Tertutup
produk yang tidak dapat bereaksi kembali Sistem yang dapat mengalami pertukaran
menjadi zat asalnya energi tanpa disertai massa ke lingkungan
Reaksi Reversible Sol
Reaksi bolak-balik atau dapat balik dimana Jenis koloid dengan fase terdispersi berupa
hasil reaksi dapat diubah kembali menjadi zat padatan dengan medium pendispersi cair
pereaksi atau sebaliknya
T
Reaksi Penetralan atau Netralisasi
Reaksi antara asam dan basa
Reaktan Teori Tumbukan
Zat yang mengawali reaksi Teori yang menjelaskan pengaruh faktor
terhadap laju reaksi
Residu
Hasil fraksi olahan minyak bumi yang Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan
dihasilkan dari sisa destilasi minyak mentah Konsentrasi (Kc)
Hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi,
S setelah dipangkatkan koe isiennya pada
reaksi yang bersangkutan
91
GLOSARIUM
Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Titrat
Tekanan (Kp) Larutan standar yang akan dititrasi dimana
Hasil kali tekanan parsial gas-gas hasil reaksi konsentrasinya telah diketahui
dibagi hasil kali tekanan parsial gas pereaksi,
setelah masing-masing dipangkatkan dengan Titrasi Alkalimetri
koe isiennya dalam persamaan reaksi yang Titrasi yang digunakan untuk menentukan
bersangkutan konsentrasi zat basa yang belum diketahui
konsentrasinya menggunakan larutan
Titik Akhir Titrasi standar asam
Terjadi pada titrasi saat indikator mengalami
perubahan warna secara konstan Titrasi Asidimetri
Titrasi yang digunakan untuk menentukan
Titik Didih konsentrasi zat asam yang belum diketahui
Suhu yang menandakan pada saat tekanan konsentrasinya menggunakan larutan
uap cairan sama dengan tekanan atmosfer standar basa
luar
Trayek Ph
Titik Ekuivalen Rentang pH
Titik pada saat asam bereaksi sempurna
dengan atau dinetralkan oleh basa V
Titik Leleh Volatile
Suhu yang menandakan fase padat dan fase Suatu senyawa yang memiliki sifat mudah
cair sama-sama berada dalam kesetimbangan menguap
Titrasi Z
Metode analisis yang digunakan untuk
menentukan kadar suatu unsur atau senyawa
dalam larutan
Titran Zat Terlarut
Larutan penitrasi yang konsentrasinya belum Zat yang dalam jumlah lebih sedikit dalam
diketahui larutan
92
DAFTAR PUSTAKA
E N S I K L O P E D I A “ N AT U R E F O R C H E M I S T RY ”
Arifin, B., & Ibrahim, S. 2018. Struktur, Bioaktivitas dan Antioksidan Flavonoid. Jurnal Zarah. 6
(1). 21-29.
Arnelli &Astuti, Yayuk. 2019. Kimia Koloid dan Permukaan. Yogyakarta: Deepublish
Dewi, L. J. E. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Reaksi Kesetimbangan Kimia. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. 6 (2). 71-80.
Dewi, N.K.A., Hartiati, A., & Harsujowono, B.A. 2018. Pengaruh Suhu dan Jenis Asam Pada
Hidrolisis Pati Ubi Talas (Colosocasia esculenta L. Schott) Terhadap Karakteristik Glukosa.
Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 6 (4). 307-315.
Ernavita. 2018. Interaksi Alam Basa dan Kehidupan: Modul Tema 8. Direktorat Pembinaan
Pendidikan keaksaraan dan Kesetaraan-Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat.
Ernavita. 2018. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari: Modul Tema 10 Kimia Paket C Setara
SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan keaksaraan dan Kesetaraan-
Ditjen PendidikanAnak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.
Haryono, Heny Ekawati. 2019. Kimia Dasar. Yogyakarta: Deepublish
Kusumana, C., Velentino, N., & Mulyana, D. 2013. Ensiklopedia Flora Fauna Mangrove Di
Kawasan Hutan Angke Kapuk. Bogor: Sahabat Bakau.
Kusumaningrum, Wiwik Indah. 2020. Titrasi Asam-Basa Kimia Kelas XI: Modul Pembelajaran
SMA Kimia. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Matahelumual. B.C. 2016. Potensi Terjadinya Hujan Asam di Kota Bandung. Jurnal Lingkungan
dan Bencana Geologi. 1 (2). 59-70.
Matiin, N. U., & Hatta, A.M. 2012. Pengaruh Variasi Bending Sensor pH Berbasis Serat Optik
Plastik Menggunakan Lapisan Silica Sol Gel Terhadap Sensitivitas. Jurnal Teknik Pomits. 1
(1). 1-6.
Mendera, I Gede. 2020. Minyak Bumi Kimia Kelas XI: Modul Pembelajaran SMA Kimia. Jakarta:
Direktorat Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mendera, I Gede. 2020. Senyawa Hidrokarbon Kimia Kelas XI: Modul Pembelajaran SMA Kimia.
Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
93
DAFTAR PUSTAKA
Mujariah, M., Abram, P. H., & Jura, M.R. 2017. Penggunaan Gel Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai
Koagulan Alami Dalam Penjernihan Air Sumur Di Desa Sausu Tambu Kecamatan Sausu.
Jurnal Akademika Kimia. 5 (1). 16-22.
National Geographic. 2012. Satelit NASA Perlihatkan Menghilangnya Es di Puncak Jaya. Diakses
pada 28 Januari 2021, dari h ps://na onalgeographic.grid.id/read/13282827/satelit-nasa-
perlihatkan-menghilangnya-es-di-puncak-jaya.
Padmaningrum, Regina Tutik. 2012. Titrasi Asidimetri. Jurdik Kimia. 1 (7). 1-9.
Pertamawati, P. 2012. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum
Tuberosum L.) Dalam Lingkungan Fotoautotrof Secara Invitro. Jurnal Sains dan Teknologi
Indonesia. 12 (1). 31-37.
Perwita, Vera Putri. 2020. Pengembangan Lembar Kerja Pratikum Siswa Model Guided Inquiry
Terintegrasi Literasi Lingkungan Materi Hidrolisis Garam Dengan Memanfaatkan Indikator
Alami. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Purba, Elida dan Ade Citra Khairunisa. 2012. Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk
Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii. Jurnal Rekayasa Proses. 6
(1). 7-13.
Putri, Rihadina Rahma. 2021. Uji Validasi Tatalaksana Percobaan Laju Reaksi Kimia Berbasis
Lingkungan untuk Pembelajaran Mandiri di Masa Pandemi. Skripsi thesis. UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Rachmawani, D. 2016. Degradasi dan Alternatif Remediasi Ekosistem Magrove Di Binalatung
Kota Tarakan. Diss. Institusi Pertanian Bogor.
Rara, Serlina. 2019. E-Modul Kimia Termokimia. Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah MenengahAtas.
Redhana, I.W. 2014. Kimia Hijau Dalam Pratikum Laju Reaksi. Prosiding Seminar Nasional
MIPA.
Rifqi, Muhammad. 2021. Ekstraksi Antosianin Pada Bungan Telang (Clitoria Ternatea L.):
Sebuah Ulasan. Pasudan Food Technology Journal (PFTJ). 8 (2). 45-50.
Rohmah, Jamilatur & Rini, C. S. 2020. Buku Ajar Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDAPress.
Safitri, S., Melati, H.A., & Hadi, L. 2019. Pembuatan Kertas Indikator Alami Sebagai Alat
Pratikum Penentuan Sifat Asam dan Basa Suatu Larutan. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa. 8 (3). 1-8.
Sahirman. 2019. Mata Pelajaran Kimia; Kimia Hidrokarbon. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Menengah dan Pedidikan Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebuduyaan.
Santoso, U. 2021. Antioksidan Pangan. UGM Press.
94
TENTANG PENULIS
LIA CITRA A
Lia Citra Ambarwati lahir di Madiun, 8 November 1999. Wanita yang kerap
dipanggil Citra ini lulus dari pendidikan dasar di SDN Sidoarum Sleman pada
tahun 2012, SMP N 4 Gamping tahun 2015, dan SMK Kesehatan Bantul tahun
2018. Usai lulus dari bangku sekolah, Citra melanjutkan studinya dengan
mengambil jurusan Pendidikan Kimia di Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Kecintaan pada desain grafis dimulai sejak duduk di bangku SMK. Kecintaan
itu diwujudkan dalam beberapa karya seperti desain poster, brosur, gantungan
kunci, dan lainnya. Di masa kuliahnya, Citra berpartisipasi aktif di organisasi
dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Dari berbagai kegiatan tersebut, Citra
juga seringkali dapat menyalurkan bakat dan kecintaannya pada dunia desain
grafis. Ensiklopedia ini dibuat sebagai salah satu upaya menuangkan kecintaan
pada dunia desain dan ilmu kimia.
95
Ensiklopedia
“ NATURER for Chemistry ”
Indonesia memiliki keragaman alam yang sangat melimpah dan unik. Hal tersebut
membuktikan bahwa alam Indonesia memiliki potensi besar untuk kebermanfaatan
manusia, salah satunya bermanfaat dalam melakukan pembelajaran sains
termasuk ilmu kimia. Ensiklopedia Nature for Chemistry yang dikembangkan ini
diharapkan mampu menjadi sumber belajar yang interaktif baik bagi sekolah di
daerah terpencil, maupun di perkotaan besar. Sehingga, peserta didik dari berbagai
latar belakang dapat belajar secara mandiri dengan memanfaatkan potensi alam
di sekitar mereka. Hal tersebut sebagai bentuk pemanfaatan dan pengenalan
lingkungan sebagai upaya untuk memahami konsep ilmu sains kimia.
Ensiklopedia ini dikemas dengan basis eksperimen sederhana untuk
mengembangkan sikap ilmiah peserta didik. Selain itu, eksperimen dengan
pemanfaatan lingkungan ini sebagai upaya untuk meninggalkan spekulasi bahwa
ilmu kimia hanya dapat dibuktikan dan dilakukan di laboratorium. Eksperimen
sederhana dalam ensiklopedia ini disajikan di setiap topik materinya. Setiap
eksperimen dalam ensiklopedia juga dilengkapi dengan penjelasan untuk
memudahkan peserta didik memahami apa yang sebenarnya terjadi. Pada bagian
awal, peserta didik akan diberikan sebuah fenomena sebagai upaya untuk
membuat kesan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut dapat juga terjadi pada
lingkungan sekitar mereka. Meskipun materi pada ensiklopedia ini difokuskan untuk
peserta didik kelas XI, tetapi diharapkan dapat menarik minat kalangan yang lain.
Harapannya dengan pengembangan ensiklopedia ini para tenaga pendidik serta
instansi dapat mengembangkan sikap ilmiah peserta didik tanpa harus terpatok
dengan adanya laboratorium.