The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pekerjaan pemipaan pada AC Split

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by febrianiresti16, 2022-09-21 10:24:46

Modul Pemipaan

Pekerjaan pemipaan pada AC Split

Teknik Kelistrikan Kapal

MODUL PEMIPAAN
SISTEM REFRIGERASI

Disusun oleh : Resti Febriani , S.Pd

PEMIPAAN SISTEM REFRIGERASI

Sistem refrigerasi terdiri dari empat komponen utama, yaitu kompresor,
kondensor, katub ekspansi dan evaporator. Kempat komponen utama tersebut
saling dihubungkan dengan menggunakan pipa.

Gambar 1.1 Pemipaan pada sistem refrigerasi

Pekerjaan pemipaan refrigerasi adalah pekerjaan utama dalam perakitan
atau pemeliharaan peralatan refrigerasi. Ada empat prinsip yang harus dijadikan
acuan oleh setiap teknisi, yaitu
 Mengetahui apa yang akan dilakukan
 Memilih alat dan bahan dengan tepat
 Menjaga alat dan baha dalam kondisi bersih dan kering
 Mengutamakan dan mengikuti prosedur keselamatan kerja

Pemipaan Sistem Refrigerasi 1
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

A. PEMILIHAN JENIS PIPA YANG HARUS DIGUNAKAN
Pada umumnya pipa yang banyak digunakan dalam peralatan

refrigerasi dan tata udara adala pipa tembaga. Pipa lain yang sering
digunakan adalah pipa alumunium, pipa baja, pipa baja tahan karat, dan
pipa plastik.
Syarat-syarat pemilihan ukuran pipa yang akan digunakan sebagai berikut:
 Drop tekanan harus sekecil mungkin
 Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanan atau

kecepatan sirkulasi refrigerannya sesuai.
Jika pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan:
 Kerugian gesekan
 Bunyi yang keras dan bising karena kecepatan yang tidak sesuai
Jika pipa yang digunakan ukurannya terlalu besar akan mengakibatkan :
 Kegagalan pengembalian minyak/oli kompresor
 Pengeringan minyak/oli kompresor yang akhirnya kompresor menjadi

macet

B. JENIS-JENIS PIPA PADA SISTEM REFRIGERASI
1. Pipa Tembaga
Pipa tembaga paling sering digunakan untuk keperluan mesin
pendingin menggunakan bahan refrigerant jenis R.11., R.12., R.22., dan
R.502. Pipa tembaga yang digunakan ini adalah pipa khusus yang disebut
ARC TUBING (Air Conditioning and Refrigeraton Tubing) yang dirancang
dan memenuhi karakteristik khusus mesin pendingin.
Bagian dalam pipa untuk keperluan mesin pendingin harus dijaga
agar tetap kering dan biasanya dibersihkan dengan menggunakan
nitrogen. Ujung-ujung pipa jangan dibiarkan terbuka dan harus ditutup
agar tidak terkontaminasi udara luar (uap air) atau kotoran lainnya
dengan cara digepengkan ataupun ditutup dengan penutup khusus.
Pipa tembaga pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
a. Pipa tembaga lunak (Soft)
b. Pipa tembaga keras (Hard)
Untuk keperluan pemipaan refrigerasi umumnya digunakan pipa
tembaga tipe L. Di pasaran pipa tembaga dijual dalam bentuk rol,
dengan panjang 25 inci, 50 inci, dan 100 inci setiap rol.

Pemipaan Sistem Refrigerasi 2
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Gambar 1.2 Pipa Tembaga Tipe M dan Tipe L

a) Pipa Tembaga Lunak
Pipa tembaga lunak biasanya digunakan pada mesin-mesin

pendingin jenis domestic dan komersial. Pipa tembaga ini memiliki sifat
kekerasan tertentu yang disebut ―Annealed Copper Tubing”, yaitu,
pipa dipanaskan kemudian dibiarkan mendingin sendiri. Hal ini
membuat pipa tembaga menjadi lunak dan mudah dibentuk.

Pipa tembaga lunak mempunyai sifat khusus. Jika pipa
dibengkokan berulang kali maka pipa tersebut akan menjadi keras dan
kaku, sehingga mudah rusak, retak atau patah. Sifat ini dapat diperbaiki
dengan cara memanaskan pipa tersebut sampai warnanya berubah
menjadi merah atau ungu dan didinginkan secara perlahan-lahan di
udara, selanjutnya pipa dapat dengan mudah dibentuk seperti
semula. Pekerjaanini dinamakan proses “Annealing”.

Penyambungan pipa tembaga ini dapat dilakukan dengan dua
cara , yaitu :

pengelasan (brasing),
tanpa pengelasan, tetapi menggunakan flare fitting yang disebut
sebagi flare nut, yaitu baut khusus untuk keperluan penyambungan
secara cepat (flaring).
Tabel 1.1 memperlihatkan data ketebalan pipa dari berbagai ukuran
pipa.

Tabel 1.1 Daftar ukuran Pipa Tembaga Lunak

Diameter Luar (inch) Tebal dinding (inch)

¼ 0,030
3,8 0,032
½ 0,032
5/8 0,035
¾ 0,035
7/8 0,045
11/8 0,050
13/8 0,055

Pemipaan Sistem Refrigerasi 3
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

b) Pipa Tembaga Keras
Pipa tembaga keras biasanya digunakan pada mesin pendingin

untuk keperluan komersial, dimana sifat pipa tembaga ini kaku dan
keras, sehingga pada saat pemasangan pipa tersebut harus dipasang
klem atau penyangga sebagai tumpuan dan pengikatnya.

Pipa tembaga keras tidak dapat dibengkokkan, sehingga perlu
menggunakan elbow jika diperlukan bengkokan. Penyambungan pipa
hanya dilakukan dengan sistem pengelasan dengan las perak (silver
brazing) atau menggunakan flare fitting. Penyolderan hanya dilakukan
untuk saluran tekanan rendah.

Tabel 1.2 memperlihatkan ukuran rinci berbagai pipa tersebut.
Ketebalan pipa ditunjukkan dengan kode huruf setelah ukuran nominal.
Untuk keperluan aplikasi, pipa tembaga ini menggunakan ukuran
nominal. Jika diukur diameternya, maka akan sedikit lebih besar 1/8 inci
dibandingkan ukuran nominalnya. Jika akan membeli fitting, maka
ukuran fitting harus disesuaikan dengan ukuran diameter luar.

Tabel 1.2 Ukuran Pipa Tembaga

Ukuran Tipe Diameter Luar Tebal dinding
Nominal
Dalam Inci K 0,375 3/8 0,035
L 0,375 3/8 0,030
1/4 K 0,500 1/2 0,049
L 0,500 1/2 0,035
3/8 K 0,625 5/8 0,049
L 0,625 5/8 0,040
1/2 K 0,750 3/4 0,049
L 0,750 3/4 0,042
5/8 K 0,875 7/8 0,065
L 0,875 7/8 0,045
3/4 K 0,125 11/8 0,065
L 0,125 11/8 0,050
1

2. Pipa Alluminium
Pipa Alluminium banyak digunakan sebagai bahan evaporator. Daya

hantar panas pipa alluminium ini tidak begitu baik jika dibandingkan
dengan daya hantar panas pipa tembaga dan harganya relatif lebih
mahal.

Penyambungan atau pengelasan pipa alluminium tidak semudah

Pemipaan Sistem Refrigerasi 4
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

penyambungan pipa tembaga, dimana harus menggunakan las khusus yang
disebut las MIG, atau bisa juga dengan menggunakan kawat las Platinum 52
dengan campuran boraks atau fluks 52 dengan nyala api yang teratur,
dimana apinya tidak boleh bersentuhan secara langsung dengan fluks 52
yang telah dioleskan, disinipun diperlukan keterampilan las secara khusus.

Kasus kerusakan atau kebocoran evaporator pada mesin pendingin
seringkali terjadi. Untuk mengatasinya jika kebocorannya tidak terlampau
besar, bisa ditutup dengan menggunakan lem APOXY atau HARDEX. Karena
tekanan pada bagian evaporator adalah rendah, jadi dengan sistem
pengeleman saja sudah cukup tanpa perlu pengelasan.

Gambar berikut menunjukan bentuk evaporator yang ada di pasaran
dengan kapasitas bermacam-macam.

Gambar 1.3 Model evaporator yang ada di pasaran

3. Pipa Baja
Pipa baja dengan dinding tipis juga banyak digunakan pada mesin

pendingin untuk keperluan domestik. Ukurannya secara praktis sama
dengan ukuran pipa tembaga. Penyambungan pipa dapat dilakukan
dengan menggunakan flare joint dan brazing.

Pipa tembaga dan pipa kuningan tidak boleh digunakan pada sistem
dengan refrigeran R-717 (amonia). Sehingga untuk keperluan ini hanya
dapat digunakan pipa baja. Kecenderungan terjadi reaksi kimia (korosi)
lebih besar antara pipa tembaga dan amonia.
Ukuran pipa baja yang ada dipasaran :

Pecahan 1/4 3/8 Diameter luar 3/4 1 11/4
Decimal 0,25 0,375 1/2 5/8 0,750 1,0 1,25
mm 6,35 9,52 0,500 0,625 19,05 25,4 31,75
12,7 15,87

Pipa Baja Stainless
Pipa Baja stainless pada umumnya mempunyai fungsi yang sama

dengan pipa refrigeran lainnya, dimana pipa baja stainless ini sangat kuat
terhadap korosi dan sangat mudah dalam melakukan
penyambungannya, dimana bisa menggunakan brasing maupun
menggunakan ulir.

Pemipaan Sistem Refrigerasi 5
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Pipa baja stainless No.304 sering digunakan pada mesin pendingin
untuk Food Processing, Manufacture Ice Cream, Milk Cool Storage dan
yang lainnya karena pipa baja stainless ini mempunyai kadar karbon (C),
Nickel (Ni), dan Chronium (Cr) yang sangat rendah sekali.

4. Pipa Fleksibel
Getaran-getaran yang diakibatkan oleh bekerjanya kompresor dapat

mengakibatkan kerusakan pada sambungan pipa, khususnya sambungan
pipa ke kompresor. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada bagian
tersebut perlu dipasang pipa fleksibel yang dapat meredam getaran.

Gambar 1.4 Pipa Fleksibel

Bahan konstruksi dari pipa fleksibel terbuat dari selang perunggu
fleksibel yang dilapisi dengan anyaman pita rambut perunggu dan
disambungkan dengan pipa tembaga sebagai ujung-ujungnya. Pipa
fleksibel ini dapat digunakan pada mesin pendingin yang menggunakan
bahan refrigerant R12, R13, R22, R24, R114, R502 atau yang sejenisnya
kecuali untuk NH3 (Amoniak). Pipa fleksibel ini di desain untuk nominal
tekanan 25 atg, dan temperature pada kisaran -700C sampai dengan +
2000C. Ukuran pipa fleksibel yang ada dipasaran bermacam-macam
seperti yang tertera pada tabel 4.3.

5. Pipa kapiler (Capilary tube)
Juga disebut : Impedance tube, Restrictor tube atau choke tube. Pipa

kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat
kecil. Panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah bahan
pendingin yang mengalir ke evaporator.
Pipa kapiler memiliki fungsi sebagai berikut :

Menurunkan tekanan refrigerant cair yang mengalir di dalamnya
Mengatur jumlah refrigerant cair yang mengalir melaluinya
Membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor

Pipa kapiler terdiri dari berbagai macam ukuran. Yang diukur bagian
diameter dalam (inside diameter/ID) dari pipa, lain halnya dengan pipa
tembaga yang diukur adalah diameter luar (Outside diameter/OD).

Pemipaan Sistem Refrigerasi 6
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Pipa kapiler tidak boleh dibengkok terlalu tajam, karena dapat
menyebabkan tersumbatnya lubang pipa. Pipa kapiler menghubungkan
saringan (filter dryer) dan evaporator, merupakan batas antara sisi
tekanan tinggi dan tekanan rendah dari system. Pada bagian tengahnya
sepanjang mungkin dilekatkan dengan saluran hisap dan disolder. Bagian
yang disolder ini dinamakan Penukar Kalor (heat Exchanger).

Table 1.3 Daftar pemakaian pipa kapiler

Keterangan:
* S – Statis F- Fan
S – Statis untuk kondensor tanpa fan motor,
dan F – Fan untuk kondensor yang memakai
fan motor

Semua ukuran ID (Inside Diameter) x panjang pipa kapiler di atas,
hanya dipakai sebagai perkiraan saja, apabila kita tidak mengetahui
ukuran dan panjang pipa kapiler yang harus dipakai. Pada
pelaksanaannya dapat diadakan perubahan, untuk disesuaikan dengan
keperluannya.

Panjang dan ID dari setiap pipa kapiler di atas dapat diubah dan
disesuaikan dengan ID pipa kapiler yang telah kita miliki, dengan memakai
tabel berikut :

Pemipaan Sistem Refrigerasi 7
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Tabel 1.4 Daftar perbandingan panjang pipa kapiler

Cara pembacaannya:
1. Letakan ukuran ID (inside Diameter) pipa kapiler yang telah diketahui

pada lajur paling kiri
2. Tarik garis mendatar ke kanan sampai memotong lajur ukuran ID pipa

kapiler di atas yang hendak dipakai. Kemudian didapatkan faktor
pengali. Pilihlah beberapa faktor pengali yang berada dalam kurung.
3. Kalikan panjang pipa kapiler baru yang diketahui dengan faktor yang
diperoleh pada langkah 2. Untuk lemari es pilihlah lemari es dengan
panjang minimum 1,5 meter dan maksimum 4,5 meter.
4. Hasilnya didapatkan pipa kapiler dengan ID yang baru dan
panjang yang tertentu, dengan tahanan dan sifat yang sama
dengan pipa kapiler sebelumnya.

Pemipaan Sistem Refrigerasi 8
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Contoh 4.1
Lemari es dengan kompresor 1/6 PK, kondensor statis, direncanakan untuk dipakai pada
suhu rendah -200C. Berapa ukuran pipa kapiler yang diperlukan?
Dengan melihat Daftar pemakaian pipa kapiler, kompresor 1/6 PK dengan kondensor
statis untuk suhu evaporator – 200C, harus memakai pipa kapiler 0.031 ID dengan panjang
3.62 meter.

Contoh 4.2
Pipa kapiler 0.040 ID panjang 3 meter, hendak ditukar dengan pipa kapiler lain ID yang
dapat memberikan karakteristik yang sama.
Dengan melihat Daftar perbandingan panjang pipa kapiler, pada lajur paring kiri dari
0.040 tarik garis mendatar ke kanan, akan mendapatkan beberapa factor :
 Di bawah 0.036 ID didapat factor 0.62
 Di bawah 0.042 ID didapat factor 1.25
Kalikan panjang pipa kapiler yang telah diketahui 3 meter dengan factor yang diperoleh.
Dengan pipa kapiler 0.036 ID – 0.62 x 3 m = 1.86 meter
Pipa kapiler pengganti (0.036 ID, panjang 1.86 m) dapat memberikan tahanan yang
sama seperti kapiler 0.040 ID panjang 3 meter.

6. Soldering dan Flarring Fitting
Soldering fitting adalah accessories pemipaan yang berguna untuk

membantu melakukan sambungan dan pencabangan dengan cara
pengelasan.

Gambar 1.5 Tipikal Soldering Fitting

Beberapa jenis soldering fitting yang sering digunakan adalah :
a. Socket (coupling)

Socket adalah salah satu jenis accessories pemipaan, dimana fungsi
dari socket ini adalah untuk membantu melakukan penyambungan 2
buah pipa yang berdiameter sama. Ukuran socket mengikuti ukuran pipa
tembaga lunak tetapi dinyatakan dengan ukuran diamter dalam atau
ID.
b. Reducing Socket

Reducing socket adalah salah satu jenis accesoris pemipaan,
dimana fungsi dari reducing socket ini untuk membantu melakukan
penyambungan 2 (dua) buah pipa yang diameternya berbeda. Ukuran

Pemipaan Sistem Refrigerasi 9
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

reducing socket sama seperti ukuran pipa tembaga.
c. Bengkokan pipa (Elbows)

Di pasaran elbow tersedia dengan berbagai jenis, diantaranya ada
elbow 450, 900, danada pula yang radius bengkokannya 1800.
d. Socket Cabang T

Untuk membuat pencabangan pipa saluran mesin pendingin baik itu
untuk menempatkan alat ukur tekanan rendah maupun tekanan tinggi
atau pemasangan pentil atau komponen lainnya, maka disini diperlukan
suatu alat accessories yang disebut dengan socket cabang T.

7. Flare Fitting
Flare fitting adalah salah satu accessories pemipaan yang berfungsi

untuk membantu melakukan penyambungan pipa yang tidak permanent,
baik itu sambungan pipa dengan pipa, maupun pipa dengan komponen
yang lainnya seperti halnya dengan filter dryer, sight glases, solenoid, atau
stop kran.

Perbedaan flare fitting dan soldering fitting adalah terletak pada
proses pengerjaannya saja, dimana soldering fitting proses pengerjaannya
dengan alat Bantulas (brasing) sedang flare fitting tanpa pengelasan.

.

Gambar 1.6 Jenis- jenis Flare fitting

Gambar 1.7 Prinsip Penyambungan Pipa dengan Flare fitting 10

Pemipaan Sistem Refrigerasi
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

8. Flare Nuts
Flare nuts adalah salah satu accessories pemipaan yang merupakan

pasangan dari double flare fitting dan mempunyai bentuk menyerupai Mur
(Nuts), dimana fungsinya sama seperti flare fitting. Jenis-jenis flare nuts
sebagai berikut:
a. Flare nuts – plain
b. Flare nuts – short barrel
c. Flare nuts – frost proof
d. Flare nuts – frost proof grooved
e. Flare nuts – plain reducing
f. Flare nuts – frost proof reducing
g. Flare nuts – frost proof grooved reducing

C. PERALATAN KERJA PIPA
1. Pemotong pipa (tubing cutter)
Alat pemotong pipa ada 2 macam yaitu tubing cutter dan gergaji
(hacksaw). Hal yang perlu diperhatikan pada saat memotong pipa
adalah hindari kotoran masuk dalam sistem saat memotong pipa. Untuk
memotong pipa dengan tubing cutter, pipa dimasukan antara roller dan
cutting whell. Tightening knob berfungsi untuk menyesuaikan dengan
diameter pipa yang akan dipotong.

Gambar 1.8 Tubing Cutter

Jika roda pemotong ditukar dengan roda penekan yang
tumpul, maka fungsi tubing cutter akan berubah menjadi
memperkecil ujung diameter pipa, sehingga dapat disambung
dengan pipa yang lebih kecil.
2. Reamer dan Deburrer

Pipa tembaga setelah dipotong ujungnya tidak rata pada bagian
dalam maupun bagian luarnya. Harus diratakan dengan reamer.

Pemipaan Sistem Refrigerasi 11
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Gambar 1.9 Ujung Pipa yang Dipotong

Pengerjaan membersihkan ujung pipa setelah dipotong sangat
penting sebelum pipa dikembangkan (flare) atau dibesarkan (swage).
Pisau pada reamer dan deburrer terbuat dari baja yang dikeraskan.
Dipakai untuk meratakan ujung pipa yang telah dipotong. Dapat
digunakan untuk meratakan ujung pipa dari 3/16 s.d. 1.1/2 ― pada bagian
dalam dan bagian luarnya. Pemotong pipa ada juga yang dilengkapi
dengan pisau reamer (reamer blade) dan kikir.

Gambar 1.10 Reamer (A), deburrer (B)

3. Flaring Tool
Alat ini berfungsi untuk mengembangkan diameter ujung pipa agar

dapat disambungkan dengan sambungan berulir (flare fitting).
Flaring tool terdiri dari 2 buah block yang disatukan dengan

baut dan mur kupu- kupu (wing nut). Kedua penjepit ini diberi
lubang dari beberapa ukuran pipa 3/16 s.d. 5/8. Sebuah joke
ujungnya bercabang dapat diselipkan pada penjepit tersebut.
Pada bagian atas joke mempunyai sebuah baut yang panjang.
Pada bagian atas baut diberi batang pemutar dan pada bagian
bawah diberi sebuah flare cone (spinner). Flare cone tersebut
berbentuk kerucut dengan sudut 45o untuk menekan dan
mengembangkan ujung pipa.

Gambar 1.11 Flaring Tool

Pemipaan Sistem Refrigerasi 12
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Gambar 1.12 Cara menggunakan Flaring Tool

4. Swaging Tool
Untuk membesarkan ujung pipa, agar dua buah pipa yang sama

diameternya dapat disambung dengan solder timah atau las perak.
Panjang sambungan untuk tiap pipa berbeda, pada umumnya diambil
sepanjang diameter dari pipa yang akan disambung.
Swagging tool ada 2 macam :
1. Model dipukul (Punch type)
2. Model diputar (Screw type)

Pemakaiannya hampir sama dengan flaring tool. Di sini flare cone
ditukar dengan swaging punch (swaging dies atau swage adaptor).

Gambar 1.13 (a) Screw Type Swaging Tool, (b) Punch Type Swaging Tool

Pemipaan Sistem Refrigerasi 13
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

5. Pembengkok pipa (Tube Bender)
Untuk membengkok pipa tembaga lunak. Pipa 3/16 dan ¼ dapat

dibengkok dengan tangan tanpa memakai alat, tetapi dengan
mempergunakan alat pembengkok pipa akan diperoleh hasil bengkokan
yang tepat dan rapi. Alat pembengkok pipa juga dapat menghindarkan
pipa menjadi gepeng dan rusak.
Alat pembengkok pipa ada 2 macam :
1) Pembengkok pipa dengan rol dan tuas (Lever type tube bender)

Alat pembengkok type ini dapat membuat bengkokan pipa
dengan radius tertentu sesuai dengan diameter dari rol, dapat
membengkok pipa tepat pada tempatnya dan dapat membuat
sudut bengkokan dengan akurat dengan hasil bengkokan sangat
baik. Dapat membengkokan pipa dari 0 – 1800.

Alat pembengkok pipa pada gambar 4.8 A hanya dapat
membengkok satu macam ukuran pipa saja, sedangkan alat
pembengkok pipa kecil pada gambar 4.9 memiliki 3 atau 4 rol yang
disatukan. Dapat untuk membengkok pipa untuk berbagai ukuran
diameter pipa, untuk pipa 3/16,1/4,5/16 dan 3/8.

Pemipaan Sistem Refrigerasi 14
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Gambar 1.14 Lever type Tube Bender

2) Pembengkok pipa dengan pegas
Pembengkok pipa tersebut ada 2 macam : Lilitan pegas di luar

(Outside spring) dan lilitan pegas di dalam (Inside spring). Yang
pertama pipa dimasukan ke dalam pegas dan untuk yang kedua
pegas dimasukan ke dalam pipa. Inside spring hanya dapat dipakai
untuk membengkokan ujung pipa, sedangkan Outside spring dapat
dipakai untuk membengkokan semua bagian dari pipa.

Gambar 1.15 Lever type bender (A), Spring type bender (B)

6. Alat Pembuntu pipa (Pinch-Off tool)
Alat ini dipakai untuk membuntukan ujung pipa. Pembuntu pipa

dibuat oleh beberapa pabrik dengan bermacam-macam model, bentuk,
dan sifat.

Pemipaan Sistem Refrigerasi 15
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Gambar 1.16 Pinch-Off tool

Yang pertama berbentuk seperti tang penjepit yang berbentuk
setengah bulatan memanjang. Sangat praktis dan mudah dipakai untuk
membuntukan pipa kapiler dan pipa tembaga sampai ½. Setelah pipa
dijepit sampai tidak bocor, pembuntu pipa tersebut akan terus menjepit
dan melekat pada pipa. Setelah pekerjaan selesai, barulah vise-grip
tersebut dilepas dari pipa. Yang kedua bentuknya lebih spsesifik.
Direncanakan untuk membuntukan sementara, setelah itu pipa dapat
dibulatkan kembali. Pipa dijepit seperti pada flaring tool. Alat tersebut
juga dilengkapi lubang-lubang untuk membuka dan membulatkan
kembali pipa yang gepeng. Dapat dipakai untuk pipa ukuran : ¼, 5/16,
3/8, dan ½.

7. Dental Mirror
Dental mirror biasanya digunakan untuk memeriksa hasil pengelasan

atau mencari kebocoran pada tempat yang sukar dilihat. Alat ini ada
yang dilengkapi lampu battery sehingga bisa memeriksa bagian yang
gelap.

Gambar 1.17 Dental mirror

8. Tubing Piercing Valve (Line Tap Valve)
Alat ini berfungsi untuk membuat lubang saluran pada pipa. Alat ini

dipasang pada pipa dengan mur dan dilengkapi lubang yang dipakai
untuk membuat lubang ke pipa. Lubang ini berguna untuk pengisian,
pemeriksaan, dan pembersihan sistem pendingin.

Pemipaan Sistem Refrigerasi 16
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Gambar 1.18 Piercing Valve

9. Kompor (Torch) atau Brander
Perlengkapan ini berfungsi untuk membakar (memanaskan) pada

saat melepas atau menyambung sambungan pipa dengan solder timah
atau las perak. Brander atau kompor tersebut ada yang memakai bahan
bakar dari : elpiji, minyak tanah, juga ada yang memakai oksigen dengan
karbit (acetylene) atau gas elpiji.

Gambar 1.19 Brander

10.Kunci –kunci
Fungsinya untuk melepas atau mengeraskan mur, baut dan lain-lain.

Untuk mereparasi system komersial biasanya menggunakan kunci inggris
(adjustable wrench) dan rachet wrench.

Gambar 1.20 Kunci Pas dan Kunci ring 17

Pemipaan Sistem Refrigerasi
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd

Pemipaan Sistem Refrigerasi 18
Disusun oleh : Resti Febriani, S.Pd


Click to View FlipBook Version