Divtania Azhari Coraemah X II A 3 / 0 8 S M A N 1 W A R U WALI SONGO - Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat -
1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................... 1 PETA KONSEP ................................................................................ 2 LATAR BELAKANG ......................................................................... 3 ISI CERITA A. Sunan Ampel ............................................................................ 4 B. Sunan Giri ................................................................................ 6 C. Sunan Bonang .......................................................................... 8 D. Sunan Drajat ............................................................................ 10 REFLEKSI ......................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 14 BIOGRAFI PENULIS ........................................................................ 15
2 PETA KONSEP
3 LATAR BELAKANG Pada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan pesat dalam usaha bisnis dan dakwah hingga mereka memiliki jaringan di kota-kota bisnis di sepanjang pantai Utara. Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo yang membangun masjid pertama di tanah Jawa, Masjid Demak yang menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar dalam menuntaskan Islamisasi di seluruh Jawa. Walisongo berasal dari keturunan syeikh ahmad bin isa muhajir dari hadramaut. Beliau dikenal sebagai tempat pelarian bagi para keturunan nabi dari arab saudi dan daerah arab lain yang tidak menganut syiah. Penyebaran agama Islam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh disusul dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan agama, politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai zaman “kewalen”. Para wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga” , yang merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga Sembilan orang. Adapun Sembilan orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati.
Sunan Ampel adalah salah seorang wali di antara Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Beliau lahir pada tahun 1401 di daerah Vietnam Kerajaan Champa. Sunan Ampel bernama lengkap Raden Muhammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat. Jejak dakwahnya amat terkenal, mulai dari peninggalan Masjid Agung Demak hingga ajaran Moh Limo yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. Sekitar abad 15, Raden Rahmat melakukan perjalanan ke daerah Jawa untuk menunaikan misinya menyebarkan agama Islam. Dalam perjalanannya ke tanah Jawa, Raden Rahmat sempat singgah di Palembang dan berhasil mengislamkan adipati Palembang Arya Damar yang diam-diam berganti nama Ario Abdillah. Ia juga singgah di Tuban dan berlabuh di Majapahit. Karena hubungan baiknya dengan Raja Majapahit kala itu, Prabu Brawijaya, Raden Rahmat diberi sebidang tanah di Ampeldenta, Surabaya. Di kawasan Surabaya itu, dakwahnya dimulai dengan mendirikan pesantren Ampeldenta, ia mendidik kader-kader penyebar Islam. Dakwah Islam yang dilakukan Sunan Ampel bersamaan dengan lemahnya posisi kerajaan Majapahit. Kendati Prabu Brawijaya menolak masuk Islam, namun ia menghormati posisi Sunan Ampel dan mengizinkan dakwahnya, asalkan tidak dilakukan dengan pemaksaan. Sebelum membangun pesantren, Sunan Ampel menarik perhatian masyarakat dengan membagikan kerajinan dalam bentuk kipas yang terbuat dari akar-akaran dan ayaman rotan. Bagi yang mau mengambilnya, tidak perlu menukarkan dengan uang, melainkan dengan dua kalimat syahadat. 4 ISI CERITA A. Sunan Ampel ✿ Biografi ✿ Sejarah Dakwah
Mengenai kondisi masyarakat kala itu, banyak dari mereka menganut animisme, bersemadi, judi sabung ayam, minumminuman keras, dan lain sebagainya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Karena itulah, Sunan Ampel menekankan prinsip Moh Limo dalam dakwahnya sebagai berikut: ✓ Moh Main (tidak berjudi) ✓ Moh Ngombe (tidak mabuk) ✓ Moh Maling (tidak mencuri) ✓ Moh Madat (tidak menghisap candu) ✓ Moh Madon (tidak berzina) Selain itu, Sunan Ampel juga mendekatkan istilah Islam dengan bahasa masyarakat setempat. Kata “ salat” diganti dengan “ sembahyang”. Tempat ibadah juga tidak dinamai musala melainkan “langgar” , mirip dengan kata “ sanggar”. Kemudian, orang penuntut ilmu diberikan nama santri. Sunan Ampel juga menjalin jaringan dakwah dan kekerabatan melalui perkawinan putra-putri penyebar Islam dengan penguasa Majapahit. Sebagai misal, Retna Panjawati, putri Arya Lembu Sura yang beragama Islam menikah dengan Prabu Brawijaya. Mas Murtosimah, putri Sunan Ampel dinikahkan dengan Raden Patah (Adipati Demak), dan lain sebagainya. Di Demak yang merupakan wilayah dakwah Sunan Ampel, bersama dengan Raden Patah dan penguasa wilayah setempat, ia mendirikan Masjid Agung Demak. Nama Sunan Ampel diabadikan menjadi nama salah satu dari empat tiang masjid tersebut. Dari sisi keluarganya, Sunan Ampel memiliki dua istri, yaitu Nyai Ageng Manila atau Ni Gede Manila, putri Tumenggung Wilatika dan Mas Karimah, putri Ki Wiro Suryo. Dari dua istrinya itu, Sunan Ampel memiliki tujuh anak, termasuk Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Syarifuddin (Sunan Drajat). Sunan Ampel diperkirakan meninggal pada 1481 di Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat masjid Ampel, Surabaya. 5
Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton,yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya bahkan sampai ke Madura, Lombok,Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudro. Ia lahir di Blambangan tahun 1442 dan dimakamkan di desa Giri, Kebomas Gresik. Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden 'Ainul Yaqin kembali ke Giri. Dalam Babad Tanah Jawi, dikisahkan bahwa Raden Paku dan Raden Mahdum Ibrahim pernah bermaksud pergi ke Mekkah untuk menuntut ilmu sekaligus berhaji. Namun, keduanya hanya sampai di Malaka dan bertemu dengan Maulana Ishak, ayah kandung Raden Paku. Keduanya diberi pelajaran tentang berbagai macam ilmu keislaman, termasuk ilmu tasawuf. Di dalam sumber yang dicatat pada silsilah Bupati Gresik pertama bernama Kyai Tumenggung Pusponegoro, terdapat silsilah tarekat Syathariyah yang menyebut nama Syaikh Maulana Ishak dan Raden Paku Sunan Giri sebagai guru Tarekat Syathariyah, yang menunjuk bahwa aliran tasawuf yang diajarkan Maulana Ishak dan Raden Paku adalah Tarekat Syathariyah.udian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri. 6 B. Sunan Giri ✿ Biografi ✿ Sejarah dakwah
7 Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera (terutama bagian selatan) dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung. Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
Sunan Bonang lahir sekitar 1465 M. Beliau merupakan putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati, atau yang biasa disebut Nyai Ageng Manila. Maka dari itu, Sunan Bonang juga merupakan cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang jika diteruskan akan bertemu dengan silsilah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ibunya, merupakan putri dari seorang adipati Tuban yakni Aryo Tejo. Nama asli Sunan Bonang yaitu Syekh Maulana Makdum Ibrahim atau Raden Makdum Ibrahim. Beliau juga merupakan kakak dari Raden Qosim atau yang dikenal sebagai Sunan Drajad. Sejak kecil Sunan Bonang telah dibekali dengan ajaran agama Islam oleh ayahnya dengan tekun dan disiplin. Bahkan Sunan Bonang yang masih muda pernah melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan latihan atau riyadhoh sebagai seorang wali. Makam Sunan Bonang terletak di Kelurahan Kutorejo, Kabupaten Tuban. Tepatnya disebelah barat Masjid Agung Tuban. Setelah Sepulangnya Sunan Bonang dari riyadhoh, beliau kemudian diperintahkan oleh Sunan Ampel untuk melakukan dakwah di daerah Tuban, Jawa Timur. Beliau kemudian mendirikan pondok pesantren sebagai pusat dakwah dan menyebarkan agama Islam melalui penyesuaian adat Jawa. Sementara itu, murid-murid atau santri beliau berasal dari berbagai penjuru Nusantara. Ada yang asli dari Tuban, dari pulau Madura, pulau Bawean, dan juga Jawa Tengah. Salah satu murid Sunan Bonang yang terkenal dan sekaligus sahabatnya yaitu Sunan Kalijaga. Menurut beberapa sumber cerita, Sunan Bonang adalah penanggung jawab atas penyesuaian adat Jawa ke Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. . 8 C. Sunan Bonang ✿ Biografi ✿ Sejarah dakwah
Beliau mengajarkan Islam kepada muridnya dengan pendekatan unik melalui alat musik Bonang dan juga suluk atau primbon yang hingga saat ini masih tersimpan di Universitas Laiden, Belanda. Sunan Bonang turut berjasa dalam mengajarkan agama Islam kepada Raden Patah secara khusus. Raden Patah merupakan putra dari raja Majapahit (Prabu Brawijaya V) dan merupakan sultan pertama kerajaan Demak, Jawa Tengah. Selain itu, beliau juga diyakini turut membangun dan menjadi imam pertama Masjid Agung Demak. Maka tidak salah jika Sunan Bonang sangat terkenal dan dihormati. Sunan Bonang sendiri menyiarkan Islam melalui kebudayaan Jawa. Beliau menggunakan kesenian rakyat seperti pertunjukan wayang dan juga permainan gamelan (bonang) untuk menarik simpati mereka. Jadi masyarakat akan mudah menerima ajaran Islam dengan senang hati dan tidak perlu dipaksa. Setelah berhasil merebut hati dan simpati mereka, maka tinggal mengisi Islam yang lebih mendalam. Dalam pementasan wayang, beliau merupakan sosok dalang yang sangat piawai dalam menarik dan membius penontonnya. Setiap aransemen yang dimainkan sunan Bonang terdapat nuansa dzikir yang akan mendorong pendengarnya menuju kecintaan pada kehidupan akhirat. Beliau juga gemar mengubah lakon pewayangan dengan memasukkan tuntunan Islam. Salah satu kisah yang terkenal yakni Pandawa dan Kurawa, yang saat itu kental dengan ajaran khas Hindu Selain gamelan dan pertunjukan wayang, Sunan Bonang juga terkenal banyak mengubah karya sastra berbentuk tembang tamsil atau suluk. Salah satu karyanya yang sering dilantunkan hingga sekarang yaitu lagu Tombo Ati (penyembuh jiwa). Suluk sendiri menurut kosa kata bahasa Arab bermakna menempuh jalan thariqah atau tasawuf. Jika disampaikan dalam bentuk tembang maka disebut suluk, sedangkan jika diungkapkan sebagai prosa disebut wirid. Macam-macam suluk atau primbo Sunan Bonang: a) Suluk wujil b) Suluk gentur atau suluk bentur c) Gita suluk latri d) Suluk khalifah e) Suluk jebeng f) Gita suluk wali 9 A. Metode Dakwah Sunan Bonang Melalui Alat Gamelan B. Metode Dakwah Sunan Bonang Melalui Karya Sastra
Nama asli Sunan Drajat yaitu Raden Qosim. Beliau lahir sekitar tahun 1470 M, dan merupakan putra dari Sunan Ampel bersama Nyai Ageng Manila atau Dewi Condrowati. Sunan Drajat merupakan anak kedua dari lima bersaudara, bersama dengan Sunan Bonang, Siti Muntisiyah (istri dari Sunan Giri), Nyai Ageng Maloka (istri dari Raden Patah), dan istri dari Sunan Kalijaga. Dari silsilah Sunan Ampel, maka Sunan Drajat termasuk cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, seorang perintis dan pelopor pertama yang membawa Islam di tanah Jawa. Sementara itu, Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Asmarakandi merupakan anak dari seorang ulama besar dari Persia, yakni Syekh Jamaludin Akbar atau Jumadil Kubro yang dipercaya sebagai keturunan ke-10 Sayidina Husein, cucu dari Nabi Muhammad SAW. Ibu dari Sunan Drajat merupakan putri dari adipati Tuban yaitu Arya Teja IV, dan masih memiliki nasab dengan Ronggolawe. Ketika masih muda Sunan Drajat sering dipanggil dengan nama Raden Syarifuddin. Selain itu beliau juga memiliki gelar Sunan Mayang Madu yang diberikan oleh Sultan Demak pertama (Raden Patah), dan masih banyak gelar lainnya seperti Sunan Muryapada, Maulana Hasyim, dan Syekh Masakeh. Sunan Drajat menghabiskan sisa hidupnya untuk mengajarkan Islam di Ndalem Duwur. Beliau wafat sekitar tahun 1522 M dan dimakamkan di perbukitan Drajat, Paciran, Lamongan. Makam beliau terletak di posisi paling tinggi dan berada di belakang. Sunan Drajat merupakan salah satu dari anggota walisongo yang terkenal akan kecerdasannya. Setelah beliau selesai dengan riyadhoh dan menguasai pelajaran agama Islam, beliau kemudian diperintahkan untuk menyebarkan ajaran agama di sebelah barat Surabaya khususnya pesisir Gresik. 10 D. Sunan Drajat ✿ Biografi ✿ Sejarah dakwah
Sunan Drajat memperoleh tugas dakwah pertama dari Sunan Ampel untuk emusatkan penyebaran Islam di daerah pesisir Gresik. Namun di tengah perjalanan dari Surabaya menggunakan perahu, beliau dihantam oleh ombak yang cukup besarsehingga membuat perahunya tenggelam. Beliau bertahan dengan berpegangan pada dayung perahu, yang pada akhirnya diselamatkan oleh ikan cucut dan ikan talang (cakalang). Peristiwa Sunan Drajat ini hampir mirip dengan kisah Nabi Yunus dan juga kisah Sri Tanjung. Yang mana ketika Nabi Yunus dilempar ke tengah laut, beliau kemudian diselamatkan oleh ikan hiu yang sangat besar. Jika kita mengambil hikmah dari ketiga kisah tersebut maka harusnya kita belajar dari ikan yang tidak pernah terlepas dari lingkungannya (air). Sama seperti ikan yang hidup di air maka manusia juga tidak boleh terlepas dari tanggung jawabnya di lingkungan masyarakat. Ia harusnya menolong dan membantu bilamana dalam lingkungan tersebut mengalami keterbelakangan, bodoh, miskin, atau sebagainya. Dan sebagaimana ikan yang memasuki lorong-lorong bebatuan untuk mencari kebaikan, maka manusia juga harus bisa membaca, mendengarkan, dan mencari tahu apa yang tengah diinginkan oleh masyarakat. Dengan menaiki kedua ikan tersebut, akhirnya Sunan Drajat berhasil mendarat di sebuah pesisir yang dikenal sebagai desa Jelak, Banjarwati. Menurut beberapa sumber, kejadian tersebut terjadi sekitar tahun 1485 M. Di desa Jelak tersebut, beliau mendapat sambutan yang hangat oleh tetua kampung yaitu Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar yang diyakini sudah masuk Islam dengan bantuan pendakwah yang berasal dari Surabaya. Sunan Drajat kemudian menetap di desa Jelak dan menikah dengan putri dari Mbah Mayang Madu yaitu Nyai Kemuning. Beliau kemudian mendirikan surau yang akhirnya berkembang menjadi sebuah pesantren untuk mengaji ratusan penduduk disana. Sunan Drajat berhasil mengubah desa Jelak yang tadinya hanyalah kampung kecil dan terpencil menjadi desa yang berkembang dan ramai. Nama desa tersebut akhirnya diubah menjadi desa Banjaranyar. 11 A. Perjalanan di tengah laut B. Pertolongan ikan dan hikmah di dalamnya C. Terdampar di pesisir Jelak, Banjarwati D. Menetap di desa Jelak
Setelah lebih dari setahun di Jelak, Sunan Drajat akhirnya memutuskan untuk mencari tempat dakwah lain yang lebih strategis. Beliau kemudian berpindah sekitar satu kilometer ke arah selatan dan membuka lahan baru yang masih berupa hutan belantara. Untuk menempati lahan tersebut, beliau bersama dengan Sunan Bonang meminta izin kepada Sultan Demak I dan mendapatkan ketetapan pemberian tanah tersebut tahun 1486 M. Hutan yang berada di desa Jelak dan menikah dengan putri dari Mbah Mayang Madu yaitu Nyai Kemuning. Beliau kemudian mendirikan surau yang akhirnya berkembang menjadi sebuah pesantren untuk mengaji ratusan penduduk disana. Sunan Drajat berhasil mengubah desa Jelak yang tadinya hanyalah kampung kecil dan terpencil menjadi desa yang berkembang dan ramai. Nama desa tersebut akhirnya diubah menjadi desa Banjaranyar. Setelah proses pembukaan lahan selesai, Sunan Drajat beserta pengikutnya mendirikan pemukiman seluas 9 hektar. Berdasarkan petunjuk yang disampaikan Sunan Giri lewat mimpi, beliau menempati daerah sisi selatan perbukitan dan dinamai Ndalem Duwur(kini menjadi komplek pemakaman). Sunan Drajat juga mendirikan masjid agak jauh di bagian barat tempat tinggalnya, untuk dijadikan sebagai pusat dakwah dan menghabiskan sisa hidupnya di daerah tersebut. Berkat kecerdasannya, beliau mampu memegang kendali otonomi atas wilayah perdikan Drajat melalui kerajaan Demak selama 36 tahun. Atas kesuksesannya tersebut maka orang-orang menyebut beliau dengan nama “Kadrajat” yang artinya terangkat derajatnya. Dari sebutan itulah akhirnya muncul nama Sunan Drajat. Selain itu, beliau juga mendapatkan gelar Sunan Mayang Madu (1520 M) dari Sultan Demak I, atas keberhasilannya dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat. 12 E. Babat alas wilayah yang baru F. Mendirikan pesantren di perbukitan selatan (Ndalem Duwur)
13 REFLEKSI ✿ Kehadiran pedagang Islam dari luar Indonesia yang telah berdakwah menyiarkan ajaran Islam di bumi nusantara memberikan nuansa baru bagi perkembangan suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini. Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkembang dan tatanan kehidupan menjadi baik pula. ✿ Hasil karya para ulama berupa karangan buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan. ✿ Meneladani kesuksesan mereka dalam berkarya dan membuat masyarakat Islam gemar membaca dan mempelajari Al Quran. ✿ Memperkaya dalam bentuk (arsitektur) bangunan, seperti masjid sebagai tempat ibadah. ✿ Mengajarkan tentang Islam harus dengan keramahan dan bijaksana serta membiasakan masyarakat Islam bersikap konsisten. ✿ Memanfaatkan peninggalan sejarah, baik berupa, makam, masjid, dan peninggalan lainnya untuk dijadikan tempat ziarah (pembelajaran) demi mengingat perjuangan mereka. ✿ Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktekkan tingkah laku yang penuh keteladanan sebagai ulama pendahulu di nusantara ini dalam mempertahankan harga diri serta tanah air dari penjajahan. ✿ Mengajarkan sikap tetap bersatu, rukun, dan bersama-sama mempertahankan negara Indonesia dari ancaman luar maupun dalam negeri.
14 DAFTAR PUSTAKA ✿ https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Ampel ✿ https://tirto.id/sejarah-dan-profil-sunan-ampel-walipendakwah-di-jalur-politik-gbnj?page=all#secondpage ✿ https://amp-tirtoid.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/sejarah-hidup-sunan-girilahir-nasab-ajaran-dakwah-wali-songo-gbPP? amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D %3D#amp_ct=1675342159207&_tf=From%20%251%24s&aoh=167 53416350939&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&shar e=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fsejarah-hidup-sunan-giri-lahirnasab-ajaran-dakwah-wali-songo-gbPP ✿ https://thegorbalsla.com/sunan-bonang/?amp=1 ✿ https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang ✿ https://thegorbalsla.com/sunan-drajat/?amp=1 ✿ https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Drajat ✿https://mynida.stainidaeladabi.ac.id/asset/file_pertemuan/1201 d-makalah-spi-kelompok-9-wali-songo-.pdf
15 BIOGRAFI PENULIS Assalamualaikum Wr. Wb Divtania Azhari Coraemah, bisa dipanggil Divtania. Dia lahir di kota Sidoarjo pada tanggal, 05 Juni 2004. Dia berusia 19 Tahun. Anak terakhir dari 2 bersaudara. Mempunyai kakak perempuan yanga sangat cantik. Status dia sekarang yakni sebagai pelajar disalah satu sekolah SMAN 1 WARU dan tinggal 2 bulan lagi akan menuju jenjang kuliah. Dia seorang cewek yang tidak bisa semua isi hatinya diutarakan dan tidak bisa bercerita ke semua orang. Bahkan, dikeluarga dekernya pun tidak bisa bercerita. Bisa dibilang anak yang introvert. Mempunyai hobi menyanyi walaupun suara tidak semerdu artis-artis terkenal. . Ini pengalaman pertama dalam membuat buku cerita tentang kisah "WALISONGO". Tetapi buku cerita ini berbasis elektronik yang disebut sebagai "E-book". Ia berharap buku cerita ini bisa dinikmati banyan orang diluar sana. Terima kasih semuanya :) Wassalamualaikum, Wr Wb.