The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mwahyukhoerodi, 2020-11-24 23:54:29

bpk ri

bpk ri

MaMnUuSsEiUaMPurba
SANGIRAN

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran) adalah Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pelestarian situs manusia
purba. BPSMP Sangiran bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan.
Tugas BPSMP Sangiran adalah melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan situs manusia purba, �dak hanya di Sangiran saja, melainkan juga di
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki situs sejenis dengan Sangiran.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPSMP Sangiran menyelenggarakan fungsi
penyelamatan dan pengamanan situs manusia purba, penentuan zonasi, perawatan
dan pengawetan situs/fosil, melaksanakan pengembangan dan pemanfaatan situs
manusia purba, melaksanakan dokumentasi, publikasi, kemitraan, fasilitasi pelestarian

situs manusia purba, serta urusan ketatausahaan.

sehingga masyarakat dapat memahami secara lebih mendalam tema-tema tentang nilai
pen�ng Sangiran Museum Manusia Purba Sangiran didirikan sebagai tempat menyajikan

temuan-temuan dari Kawasan Sangiran untuk memberikan interpretasi nilai pen�ng
Kawasan Sangiran kepada masyarakat. Terdapat 4 museum klaster dan 1 museum
lapangan di dalam Kawasan Sangiran. Masing-masing museum memiliki tema dan

informasi yang berbeda.

Salah satu tema yang menjadi tema utama dari Sangiran pada Pameran Virtual Bersama
ini adalah temuan-temuan sisa-sisa manusia purba. Tema ini menarik dan pen�ng karena

dapat memberikan data serta gambaran kontribusi Sangiran terhadap perkembangan
fisik Homo erectus dalam ruang lingkup nasional, regional, dan internasional.

HOMO ERECTUS ARKAIK

Ditemukan pada lapisan lempung hitam Formasi Pucangan, grenzbank di Sangiran, dan
pada lapisan pasir vulkanik di utara Mojokerto (Perning).

Sangiran 4 (S4)

Sangiran 4 (S4) adalah Homo erectus Arkaik yang
ditemukan di Desa Glagah Ombo pada tahun 1938.

Sangiran 27

Fragmen tengkorak ini terdiri dari rahang
atas dan sebagian tulang wajah.

Ditemukan oleh Suherman dan Toto
Marsono di tepian saluran irigasi Bapang,

Krikilan pada tahun 1978. Dilihat dari
morfologi temuan dan lapisan tanah di
mana ditemukan, spesimen ini merupakan
bagian dari Homo erectus Arkaik yang
berusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.

Sangiran 31 (S31)

Fragmen tengkorak bagian belakang dan sebagian atas spesimen S31 ini ditemukan
pada tahun 1980 pada Formasi Pucangan berusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
Kapasitas tengkorak kurang lebih 800-900 cc dan merupakan bagian dari Homo erectus

Arkaik, yang hidup di Sangiran pada 1,5 juta hingga 900.000 tahun yang lalu.

Homo modjokertensis

Ditemukan oleh seorang penduduk di
Perning pada tahun 1936 pada lapisan
pasir konglomerat Formasi Pucangan.
Morfologi tengkorak yang belum
berkembang secara penuh mengindikasi
kan bahwa individu bersangkutan adalah
anak-anak berusia antara 3-5 tahun.
Aspek fisik temuan tengkorak anak-anak ini menunjukkan ciri-ciri Homo erectus secara
jelas, dengan bagian kening yang menonjol, penyempitan di daerah orbit mata, maupun
bagian belakang tengkorak yang meruncing. Dari pengujian potassium-argon terhadap
sampel batu apung yang ditemukan di dekat tengkorak tersebut, diperoleh pertanggalan
yang sangat tua, 1,9+ 0,4 juta tahun. Melalui metode argon/argon diperoleh
pertanggalan 1,81 juta tahun.

HOMO ERECTUS TIPIK

S17, S2 dan Pithecanthropus erectus (Trinil) adalah contoh Homo erectus Tipik.

Sangiran 17 (S17)

Sangiran 17 (S17) adalah tengkorak Homo erectus yang
ditemukan oleh Towikromo, seorang warga dusun Pucung
pada tahun 1969. Replikanya banyak dipajang di museum
bergengsi dunia.

Sangiran 2 (S2)

Beberapa temuan dari situs Sangiran diiden�fikasikan berjenis kelamin wanita,
contohnya Sangiran 2 (S2). Struktur fisik tengkorak rela�f halus karena insersi otot

pada tengkorak �dak berkembang dan bentuk tengkorak Sangiran 2 memiliki
bangun tengkorak yang lebih ramping dibandingkan dengan tengkorak laki-laki.

Pithecanthropus erectus dari Trinil

Bangun tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek namun memanjang
ke belakang, dengan kapasitas otak sekitar 900 cc. Tulang kening menonjol dan di

belakang orbit mata terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang
belum berkembang. Pada bagian belakang terlihat bentuk meruncing. Individu ini

berjenis kelamin wanita, karena �dak adanya perkembangan relief tengkorak, di mana
otot insersi muskuler berkembang

HHOOMMOO EERREECCTTUUSS PPRROOGGRREESSIIFF

Jenis progresif merupakan jenis Homo erectus yang paling maju, sebagian besar
ditemukan pada endapan alluvial di Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi), dan pada
endapan vulkanik di Sambungmacan (Sragen). Volume otak sudah mencapai 1.100 cc,
dengan atap tengkorak yang lebih �nggi dan lebih membundar.

Ngandong

Ngandong adalah nama sebuah desa di tepi
Bengawan Solo, terletak di tengah-tengah hutan
ja� di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Penggalian yang dilakukan oleh Ter Haar,
Oppenoorth, dan von Koenigswald pada tahun
1931-1933 telah menemukan 11 tengkorak
manusia. Temuan ini kemudian dideskripsikan oleh Oppenoorth sebagai Homo soloensis.
Tengkorak ini mempunyai bentuk atap lebih bundar dan lebih �nggi sehingga berpengaruh
kepada kapasitas otak yang lebih besar dibandingkan dengan temuan di Sangiran dan
Trinil, berkisar rata-rata 1.100 cc, sebuah ciri yang telah menunjukkan perkembangan.

Sambungmacan

Sambungmacan merupakan desa kecil di tepi Bengawan Solo dan termasuk ke dalam
wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Bermula dari penggalian saluran untuk
melancarkan aliran Bengawan Solo, penduduk menemukan sejumlah
fosil binatang dan manusia.

Patung Rekonstruksi
Homo erectus


Click to View FlipBook Version