The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ivaramadaniati14, 2021-11-30 05:03:19

Modul

-

INDEKS HARGA DAN INFLASI

EKONOMI KELAS XI

OLEH:
IVA RAMA DHANIATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

ii

DAFTAR ISI

PENYUSUN ....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv
PANDUAN PENGGUNAAN MODUL............................................................................. v
PENDAHULUAN .............................................................................................................. vi

A. Identitas................................................................................................................... vi
B. Kompetensi Dasar................................................................................................... vi
C. Tujuan Pembelajaran .............................................................................................. vi
D. Materi Pembelajaran ............................................................................................... vi
BAB 1: INDEKS HARGA ................................................................................................. 1
A. Pengertian Indeks Harga ......................................................................................... 1
B. Jenis-Jenis Indeks Harga......................................................................................... 1
C. Tujuan Perhitungan................................................................................................. 5
D. Metode Perhitungan ................................................................................................ 5
BAB 2: INFLASI................................................................................................................ 8
A. Pengertian Inflasi .................................................................................................... 8
B. Cara Menghitung Laju Inflasi................................................................................. 9
C. Jenis-Jenis Inflasi .................................................................................................... 10
D. Penyebab tumbuhnya Inflasi................................................................................... 11
E. Dampak Inflasi........................................................................................................ 14
F. Cara Mengatasi inflasi ............................................................................................ 14
TUGAS MANDIRI............................................................................................................. 17
EVALUASI......................................................................................................................... 18
GLOSARIUM..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa

melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
modul ini. Modul ini saya susun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan guna untuk
memenuhi tugas saya dalam bidang studi Pengembangan Bahan dan Media Pembelajaran
Ekonomi.

Dalam teknik penyajian yang diangkat dilakukan secara terpadu dengan
memperhatikan segala ketentuan baik kompetensi inti maupun kompetensi dasar yang sesuai
dengan jenjang pendidikan yang tertera. Dengan cara ini diharapkan bisa meminimalisir
ketidaksesuaian materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Pembahasan modul
ini dimulai dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai. Kelebihan modul ini, Anda bisa
melihat keterpaduan materi ekonomi untuk kelas XI pada tingkat sekolah SMA.

Pembahasan yang akan disampaikan pun disertai dengan soal-soal yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian dan ketuntasan peserta didik. Penyusun
mengharapkan dengan tersusunnya dan diterapkanya modul ini dapat meningkatkan
kemampuan aplikatif serta menciptakan proses pembelajaran yang dapat dikembangkan lebih
lanjut dengan memadukan sesuai dengan kurikulum yang ada.

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul ini masih banyak memiliki
kekurangan, untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Dan semoga modul ini dapat memberikan manfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 10 November 2021

Penulis

iv

PANDUAN PENGGUNAAN MODUL

Panduan untuk peserta didik, untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dalam
penggunaan modul ini, maka peserta didik dapat mengikuti panduan yang perlu dilaksanakan
antara lain yaitu:

1. Keberhasilan dalam belajar peserta didik tergantung pada ketekunan dan kedisiplinan
peserta didik sendiri dalam mempelajari dan memehami panduan belajarnya.

2. Dalam proses belajar menggunakan modul ini, peserta didik dapat secara individu
maupun kelompok, didalam maupun diluar sekolah.

3. Peserta didik dapat membaca dan memahami tujuan yang tertera dalam modul ini.
4. Peserta didik dapat memperhatikan uraian materi yang terdapat dalam modul ini.
5. Jika dalam pempelajari modul ini, peserta didik mengalami kesulitan maka dapat

mendiskusikan dengan teman ataupun bertanya kepada guru untuk memecahkan
masalah yang belum terselesaikan.
6. Peserta didik dapat merangkum materi yang telah dipelajari dengan menggunakan
bahasa sendiri yang mudah dipahami dan di ingat.

v

PENDAHULUAN

A. Identitas : Ekonomi
Mata pelajaran : XI
Kelas : Indeks Harga dan Inflasi
Judul Modul

B. Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis indeks harga dan inflasi.
4.4 Menyajikan hasil analisis indeks harga dan inflasi.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menganalisis indeks harga.
2. Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis indeks harga dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Peserta didik dapat menganalisis inflasi.
4. Peserta didik dapat menganalisis inflasi dalam kehidupan sehari-hari.

D. Materi Pembelajaran
BAB 1

a. Pengertian indeks harga
b. Jenis-jenis indeks harga
c. Tujuan perhitungan indeks harga
d. Metode perhitungan indeks harga

BAB 2
a. Pengertian inflasi
b. Cara menghitung laju inflasi
c. Jenis-jenis inflasi
d. Penyebab tumbuhnya inflasi
e. Dampak inflasi
f. Cara mengatasi inflasi

vi

BAB 1
INDEKS HARGA

A. Pengertian Indeks Harga
Indeks harga merupakan perbandingan harga antara harga rata-rata yang dihitung
dengan harga rata-rata pada tahun sebelumnya atau sebagai tolak ukur pada penentuan suatu
harga dalam berlagsungnya ekonomi dalam suatu negara. Dengan adanya indeks harga maka
diharapakan dapat memperlihatkan perubahan mengenai harga barang dalam waktu dan tempat
yang sama atau berlainan. Dimana kenaikan suatu harga dari berbagai komoditas diperoleh dari
pencatatan harga komoditas diberbagai daerah di Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pusat
statistic (BPS). Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil perhitungan indeks harga, yaitu:
a. Jika indeks harga > 100 berarti harga mengalami kenaikan (terjadi inflasi).
b. Jika indeks harga < 100 berarti harga mengalami penurunan (terjadi deflasi).
c. Jika indeks harga = 100 berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun).

B. Jenis-Jenis Indeks Harga
Indeks harga mempunyai beberapa jenis dalam kegiatan ekonomi didalam suatu negara, antara
lain yaitu:

a. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indeks harga yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu pergerakan harga. IHK mengukur suatu perubahan yang terjadi pada
harga eceran suatu barang maupun jasa dari konsumen dari waktu ke waktu. Angka indeks
harga konsumen inilah yang akan menunujukkan hal yang secara signifikan tentang
perbandingan antara harga maupun jasa yang diinginkan oleh konsumen. IHK dapat diambil
dari empat kelompok, yaitu ada perumahan, makanan, beberapa barang dan jasa. Badan Pusat
Statistika (BPS) menggunakan IHK sebagai indikator yang dapat memberikan informasi
mengenai pergerakan harga, misalnya jika adanya inflasi di negara Indonesia.

Indeks Harga Konsumen menurut Mankiw, Quah dan Wilson (2012) adalah suatu angka
indeks yang menunujukkan tingkat harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dalam
suatu periode. Angka IHK dapat diperoleh dengan cara menghitung harga-harga barang dan
jasa terutama yang dikonsumsi masyarakat dalam suatu periode. Setiap harga barang dan jasa
tersebut akan diberi bobot atau weight berdasarkan tingkat keutamaannya. Dimana barang dan
jasa yang dianggap paling penting yaitu diberi bobot yang paling besar.

1

Tabel Kelompok dan Sub Kelompok Indeks Harga Konsumen

No. Kelompok Sub Kelompok

1. Perumahan Biaya tempat tinggal, bahan bakar,
penerangan dan air, perlengkapan rumah
tangga penyelenggaraan rumah.

2. Bahan makanan Padi-padian, ubi-ubian, daging dan hasil-
hasilnya. Ikan segar, ikan diawetkan, telur
dan susu. Sayur-sayuran, kacang-
kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan,
lemak dan minyak, dan bahan makanan
lainnya.

3. Makanan jadi, minuman, rokok dan Makanan jadi, minuman non alkohol,

tembakau. tembakau, dan minuman beralkohol.

4. Kesehatan Jasa kesehatan, obat-obatan, jasa
perawatan jasmani dan komestik.

5. Sandang Sandang untuk pria, sandang untuk wanita,
sandang untuk anak-anak, barang pribadi
dan sandang untuk lainnya.

6. Transportasi, komunikasi dan jasa Transportasi, komunikasi, pengiriman,

keuangan. sarana dan penunjang transportasi, jasa

keuangan.

7. Penddikan rekreasi dan olahraga. Jasa pendidikan, kursus atau pelatihan,
perlengkapan dan peralatan pendidikan,
rekreasi dan olahraga.

Sumber: Data Badan Pusat Statistik

b. Indeks Harga Produsen (IHP)

Indeks Harga Produsen (IHP) merupakan indeks harga yang menggambarkan tingkat
perubahan harga pada tingkat produsen. Dengan adanya penggunaan data maka dapat
dimanfaatkan sebagai perkembangan harga produsen sebgai indikator pada harga grosir
maupun pada harga eceran. Indeks Harga Produsen (IHP) dapat di gunakan dalam penyusunan
neraca ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB), margin perdagangan, distribusi barang dan
lainnya. IHP sendir dapat dikelompokkan menjadi Pertambangan dan Penggalian, Sektor
Pertanian, dan Industri Pengelolahan.

c. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

2

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) adalah suatu gambaran perkembangan harga pada
pedagang besar (grosir) dari komoditas- komoditas yang diperdagangkan pada suatu daerah
maupun negara. Komuditas tersebut adalah hasil produksi dalam negeri yang di ekspor maupun
komoditas yang berasal dari impor. Perkembangan harga dalam IHPB yaitu diantaranya ada
Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pertanian, Sektor Industri, Kelompok Barang
Ekspor, dan Kelompok Barang Impor pada level nasional.

Sumber: Data BPS 2019

d. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah suatu ukuran statistic pada perubahan pergerakan harga dari
kumpulan beberapa saham yang terpilih berdasarkan kriteria tertentu yang dapat digunakan
sebagai tujuan investasi. Indeks harga sangat penting karena dapat sebagai acuan investasi bagi
para investor untuk menentukan menjual atau menahan atau bahkan membeli beberapa saham.
Indeks harga sendiri terdiri dari:
1. Indeks Harga Saham Individu (ISHI) yaitu indeks harga dari masing-masing saham

yang tercatat pada Bursa efek Indonesia (BEI).
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks harga secara keseluruhan saham

yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

e. Indeks Harga yang Diterima (It) dan Dibayar Petani (Ib)
Indeks harga yang diterima (It) adalah indeks harga yang berhubungan dengan
pengorbanan harga pokok yang telah dikorbankan dengan hasil yang diterima oleh petani, atau

3

indeks harga yang dapat menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi
seorang petani. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) adalah harga yang meliputi
pembelian atau biaya konsumsi dan pembelajaan untuk biaya produksi pertaniannya ataupun
indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani. Baik
secara kebutuhan untuk konsumsi untuk sehari0hari ataupun kebutuhan untuk proses produksi
pertanian.

Dalam perhitungan indeks harga yang diterima oleh petani dan dibayar oleh petani, maka
dapat ditentukan Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan
antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dapat
dinyatakan dalam presentase. NTP adalah indikator relative tingkat kesejahteraan seorang
petani. Dimana semakin tinggi NTP maka akan semakin sejahtera tingkat kehidupan para
petani.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It), Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), Nilai Tukar
Petani (NTP), dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Menurut Periode Bulan, Januari 2008-
November 2013 (2007=100) dan Desember 2013-Desember 2016 (2012=100)

Sumber: Data BPS 2016

4

C. Tujuan Perhitungan Indeks Harga
Penyusunan indeks harga dalam ekonomi mempunyai tujuan yaitu:

1. Indeks harga dapat sebagai petunjuk atau barometer pada kondisi ekonomi umum.
Maksudnya adalah indeks harga grosir dapat menggambarkan secara tepat tentang tren
perdagangan. Indeks harga yang diterima oleh petani dapat menggambarkan
kemakmuran pada bidang agrarian.

2. Indeks harga umum dapat sebagai pedoman bagi kebijakan dan administrasi pada
suatu perusahaan. Indeks harga dapat digunakan sebgai deflator, yaitu pengaruh
perubahan harga dapa dihilangkan dengan cara membagi sebuah nilai tertentu dengan
indeks harga yang sesuai. Proses yanga telah dijelaskan tersebut dinamakan dengan
deflasi sedangkan pembagiannta disebut dengan deflator.

3. Indeks harga yang berbentuk barang-barang konsumsi dapat sebagai pedoman untuk
mengatur gaji buruh maupun menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa inflasi.

4. Indeks harga barang dipakai dalam pedoman bagi pembelian barang-barang. Artinya
yaitu harga barang yang dibeli dapat dibandingkan dengan indeks harga yang eceran
maupun indeks harga yang bersifat grosir agar dapat diukur efisiensi pembelian
barang-barang yang bersangkutan.

D. Metode Pehitungan Indeks Harga

Dalam perhitungan indeks harga dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:

1. Metode Indeks Harga Agregatif Sederhana

Metode indeks harga agresif sederhana pada tahun tertentu dinyatakan sebagai presentasi
dari semua harga komoditas pada satu tahun tersebut. Pada metode ini dapat membendingkan
perubahan harga rata-rata pada tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Metode agregatif
sederhana mempunyai kelebihan yaitu mudah dalam penghitungannya. Namun pada metode
agregatif sederhana juga memiliki kelemahan, dimana metode ini tidak mempertimbangkan
secara relative berbagai komoditas, sehingga barang seperti kebutuhan pokok bobotnya sama
dengan barang yang lainnya. Indeks harga dapat dihitung dengan menggunakan metode
agregatif sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Rumus:

Keterangan: = Indeks harga agregatif atau tidak tertimbang
IA 5

Pn = Harga-harga pada tahun ke-n (tahun yang akan di hitung)
Po = Harga-harga pada tahun dasar
∑ = Jumlah

2. Metode Indeks Harga Agregatif Tertimbang
Pada metode indeks harga Agregatif tertimbang ini terdapat faktor penimbang atau bobot
dari setiap jenis barang yang dihitung pada angka indeksnya. Perhitungan indeks harga
agregatif tertimbang terdapat beberapa metode yaitu:
a) Metode Laspeyres (IL)
Metode laspeyres adalah indeks harga dengan kuantitas barang pada tahun dasar sebagai
faktor penimbangnya. Dalam metode ini kuantitas barang menjadi faktor penggali utnuk harga
barang indeksnya yang akan di hitung. Pada metode ini kuantitas atau jumlah barang tidak akan
berubah dari tahun ke tahun. IL dapat dihitung dengan rumus berikut:

Rumus:

Keterangan:
IL : Indeks Laspeyres yang sedang dicari
Pn : Harga-harga pada tahun ke-n (tahun yang akan dihitung)
Po : Harga-harga pada tahun dassar
Qo : Kuantitas barang pada tahun dasar
∑ : Jumlah

b) Metode Paasche (IP)
Metode paasche adalah indeks harga yang tertimbang dengan kuantitas barang tahun yang
akan diukur sebagai faktor pnimbangnya. Dalam metode ini digunakan jumlah atau kuantitas
barang oada tahun yang berjalan, dengan barang tersebut diasumsika dapat berubah-ubah dari
tahun ke tahun. IP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

6

Rumus:

Keterangan:
Ip : Indeks Paasche yang sedang dicari
Po : Harga-harga pada tahun dasar
Qn : Kuantitas barang pada tahun ke-n (tahun yang akan dihitung)
∑ : Jumlah

c) Metode Marshall Edgeworth
Pada metode ini cara penghitungannya dapat dengan cara menggabungkan jumlah tahun
dasar dengan tahun yang berjalan. Maka dengan metode marshall edgeworth dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

Rumus:

Keterangan:
IM : Indeks Marshall yang sedang dicari
Pn : Harga-harga pada tahun ke-n (tahun yang akan dihitung)
Po : Harga-harga pada tahun dasar
Qn : Kuantitas barang pada tahun ke-n (tahun yang akan dihitung)
Po : Harga-harga pada tahun dasar
∑ : Jumlah

7

TUGAS MANDIRI
Setelah kalian memahami dan mempelajari materi diatas, coba kalian membuat rangkuman dan
menyimpulkan materi yang telah kalian pelajari!

8

EVALUASI

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan beberapa pernyataan berikut ini!

a. Mengukur harga barang yang diperdagangkan dalam eceran untuk dikonsumsi sendiri.
b. Mengetahui harga makanan, perumahan, sandang, dan aneka barang dan jasa.
c. Mengetahui harga barang secara grosir.
d. Menilai kesejahteraan petani dilihat dari nilai tukar.
e. Sebagai indikator inflasi.

Dari pernyataan diatas, terdapat peranan Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah…
A. (a),(b), dan (c)
B. (a),(b), dan (e)
C. (b),(c), dan (d)
D. (b),(d), dan (e)
E. (c),(d), dan (e)

2. Metode perhitungan indeks harga yang ditimbang dengan menggunakan faktor
penimbang kuantitas pada tahun dasar adalah metode…

A. Paasche
B. Laspeyres
C. Pearson
D. Bebas
E. Jumlah kuadrat

3. Tujuan penyusunan harga indeks adalah…
A. Mengukur perubahan pola konsumsi masyarakat
B. Mengukur peningkatan pendapatan masyarakat
C. Membandingkan perubahan variabel-variabel ekonomi dan sosial
D. Menetapkan kebijakan ekonomi suatu negara
E. Membandingkan antara pendapatan dan produsen dan konsumen

4. Berikut ini, salah satu rumus indeks harga,

Yang dimaksud dengan Pn adalah…

9

A. Harga pada tahun yang dihitung indeksnya
B. Harga tertinggi sebagai dasar perhitungn
C. Jumlah produksi pada tahun yang dihitung angka indeksnya
D. Jumlah produksi pada tahun dasar
E. Harga barang pada tahun dasar

5. Berikut salah satu rumus indeks harga,

Yang dimaksud dengan Po adalah…
A. Harga pada tahun yang dihitung indeksnya
B. Harga tertinggi sebagai dasar perhitungan
C. Jumlah produksi pada tahun yang dihitung angka indeksnya
D. Jumlah produksi pada tahun dasar
E. Harga barang pada tahun dasar

Jawablah pentanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan indeks harga!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis indek harga!
3. Apa tujuan dari adanya perhitungan indeks harga? Jelaskan!
4. Apa saja kemungkinan yang dapat terjadi dari hasil perhitungan indeks harga?
5. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan dalam perhitungan indeks harga!

10

BAB 2

INFLASI

A. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian didalam negara mengalami kecenderungan
mengalami kenaikan harga secara umum (price level) dalam jangka waktu yang panjang. Dapat
dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di dalam pasaran memiliki
jumlah serta jenis yang bervariasi. Jika sebagian besar harga barang dan jasa tersebut
meningkat maka dapat berakibat terjadinya inflasi. Namun, jika kenaikan harga hanya dari satu
atau dua barang maka tidak dapat dikatakan sebgai inflasi, kecuali apabila kenaikan harga yang
terjadi tersebut meluas pada barang lainnya.

Menurut Boediono (1999), Inflasi yaitu suatu kecenderungan dari harga-harga yang menaik
secara menyeluruh dan secara terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
belum disebut dengan inflasi, kecuali kenaikan tersebut terjadi secara meluas atau
mengakibatkan kenaikan pada sebagian besar harga barang-barang lain,seperti makanan,
minuman, rokok, harga sandang, komunikasi, dan jasa keuangan. Inflasi dapat dikatakan
apabila memenuhi tiga hal sebagai berikut:

1. Mempunyai kecenderungan harga untuk meningkat atau naik.
2. Kenaikan harga terjadi secara terus menerus.
3. Kernaikan harga terjadi tidak hanya pada satu atau beberapa komoditas melainkan pada

harga secara umum.

Adapun teori inflasi yang dapat menjadi patokan penyebab dan pemberian solusi ketika terjadi
inflasi, diantaranya adalah:

a. Teori Kynes

Pada teori Kynes telah menyatakan bahwa inflasi dapat terjadi karena masyarakat ingin
hidup melebihi batas kemampuan ekonomisnya. Dalam proses perebutan rizki atas golongan
masyarakat masih menimbulkan permintaan agregat (keseluruhan) yang lebih besar daripada
jumlah barang yang telah tersedia, sehingga mengakibatkan harga secara umum naik, Jiak hal
ini terus terjadi maka selam itu juga proses inflasi akan berlangsung. Golongan masyarakat
yang dimaksud adalah:

1. Pengusaha swasta yang menambah investasi baru, yaitu dengan kredit yang mereka
peroleh dari bank.

2. Pemerintah melakukan percetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran belanja
negara.

3. Pekerja atau serikat buruh yang menuntut kenaikan upah yang melebihi pertambahan
produktivitas.

11

Namun tidak semua golongan masyarakat berhasil dalam mebdapatkan tambahan dana,
karena penghasilan mereka rata-rata tetap sehingga tidak dapat mengikuti laju inflasi, misalnya
seperti pensiunan, pegawai negeri dan petani.

b. Teori Kuantitas
Pada teori kuantitas, inflasi dapat terjadi jika terdapat penambahan volume uang beredar,
uang kristal maupun uang giral. Dan laju inflasi dapat ditentukan oleh laju pertumbuhan uang
yang beredar dan psikologi atau harapan masyarakat tentang kenaikan harga diamasa yang
akan datang.
c. Teori Struktural
Teori structural dapat diaktakan sebagai teori inflasi jangka panjang. Karena pada teori ini
dapat menyeroti penyebab inflasi yang berasal dari kekuatan ekonomi. Khususnya pada
penawaran tahunan dan barang-barang ekspor.
d. Mark-up Model
Pada teori mark-up model adalah dasar pemikiran yang telah ditentukan oleh dua
komponen yaitu cost of production dan profit margin. Sehingga jika terdapat kenaikan anatara
kedua komponen tersebut maka harga jual komoditi pada pasar juga akan meningkat.
B. Cara Menghitung Laju Inflasi
Untuk menentukan laju inflasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
In : Inflasi
IHKn : Indeks harga konsumen tahun dasar
IHKn-1 : Indeks harga konsumen tahun sebelumnya
Dfn : GNP atau PDB deflator berikutnya
Dfn-1 : GNP atau PDB deflator tahun sebelumnya

12

C. Jenis-Jenis Inflasi

1. Inflasi berdasarkan Sifatnya

Inflasi menurut Nopirin (1987) inflasi dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

a. Inflasi merayap (creeping inflation)

Inflasi merayap adalah kenaikan harga yang sangat lama dan lambat dengan presentase
yang relative kecil. Pada inflasi ini termasuk inflasi yang paling rendah, sehingga masih bisa
dikendalikan.

b. Inflasi menengah (galloping inflation)

Inflasi menengah adalah menengah ini yaitu adanya kenaikan harga yang cukup tinggi
dengan jangka wakgtu yang pendek dan memiliki sifat akselerasi. Maksudnya adalah harga-
harga minggu/bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga minggu/ bulan lalu dan begitu
seterusnya. Sehingga efek ini dapat dirasakan menjadi keadaan perekonomian yang menjadi
berat.

c. Inflasi tinggi (hyperinflation)

Inflasi tinggi adalah inflasi yang sangat parah, sehingga masyarakat tidak ingin
menyimpan uangnya. Perputaran uang yang secara cepat terjadi dengan harga naik secara
akselerasi. Inflasi yang tinggi biasanya dapat terjadi karena adanya defisit anggaran belanja
pada pemerintah.

2. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Inflasi menurut Boediono (1985) inflasi dabiagi menjadi 4 kategori yaitu:

a. Inflasi ringan

Inflasi ringa adalah inflasi yang nilai presentasinya masih dibawah 10% per tahun. Inflasi
ringan tidak begitu mengganggu keadaan perekonomian karena harga-harga hanya mengalami
kenaikan secara umum.

b. Inflasi sedang

Inflasi sedang adalah inflasi yang nilainya 10-30% per tahun. Inflasi sedang dapat
membahayakan kegiatan perekonomian karena inflasi ini dapat menurunkan kesejahtraan
masyarakat yang memiliki penghasilan tetap.

c. Inflasi berat

Inflasi berat adalah inflasi yang nilainya berkisar antara 30-100% per tahun. Inflasi berat
dapat mengacaukan kondisi perekonomian karena masyarakat tidak ingin menabung lagi di
bank dikarenakan bunga bank jauh lebih kecil daripada laju inflasi.

d. Inflasi sangat berat

13

Inflasi sangat berat adalah inflasi yang mempunyai nilai 100% per tahun. Sehinggga inflasi
ini sangat sulit untuk dikendalikan.

3. Inflasi Berdasarkan Perkiraan dan Kelambanan

a. Inflasi Pekiraan

Inflasi perkiraan merupakaan keadaan inflasi disaat perusahaan dan buruh sama-sama
memperkirakan akan terjadi kenaikan inflasi di tahun depan. Sehingga dari pihak buruk akan
meminta kenaikan upah, dan dari pihak perusahaan berharap terjadi peningkatan pada
produktivitas dan kemampuan. Atas perkiraan terjadinya inflasi dari kedua belah pihak maka
akan terjadi kesepakatan untuk terjadi kenaikan upah yang diikuti dengan kebijakan perusahaan
untuk menaikkan harga dari hasil produksinya.

b. Inflasi Kelambanan

Inflasi kelambanan merupakaan saat dimana perusahaan dan pihak serikat buruh sama-
sama memperkirakan tahun depan juga terjadi kenaikan harga. Jadi, ketika harga dan upah akan
naik dengan persentase yang sama, maka persentase tersebut dijadikan sebagai dasar untuk
merundingkan kenaikan tersebut karena antara harga dan upah sama-sama mempunyai
hubungan yang erat. Ketika inflasi ini terjadi secara berkepanjangan maka akan disebut sebagai
“inflasi spiral”. Inflasi ini dapat diatasi apabila di dalam perekonomian terjadi resesi
sedemikian rupa sehingga sebagian penentuan harga dan upah bersedia untuk mengurangi
harga dan upahnya. Penentuan upah dan harga ini dilakukan oleh perusahaan dan serikat buruh
bukan pemerintah.

Adapun perbedaan antara inflasi perkiraan dan inflasi kelambanan yaitu:

Inflasi perkiraan sangat dipengaruhi oleh adanya kebijaksanaan pemerintah dari segi
kebijaksanaan makro. Sementara inflasi kelambanan sangat dipengaruhi oleh upah dan harga
barangbarang yang sedang berlaku. Dan inflasi perkiraan biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang bukan monopoli dan posisi perusahaannya tidak begitu kuat untuk menghadapi buruh
yang melakukan permintaan kenaikan upah. Sementara inflasi kelambanan terjadi pada
perusahaan monopoli yang posisinya lebih kuat dalam menghadapi serikat buruh sehingga
perusahaan tersebut tidak akan menurunkan harganya meskipun ada kebijaksanaan pemerintah.

D. Penyebab tumbuhnya inflasi

Inflasi yang terjadi pada suatu negara dapat merugikan masyarakat maupun konsumen,
karena keadaan harga barang dan jasa yang selalu mengalami kenaikan. Banyak faktor yang
dapat menyebabkabkan terjadinya inflasi, namun timbulnya inflasi disebabkan oleh beberapa
faktor berikut ini:

a. Demand Pull Inflation

Demand Pull Inflation adalah inflasi yang ditandai dengan adanya kenaikan atau kelebihan
permintaan. Hal ini biasanya disebabkan oleh bertambahnya pengeluaran pemerintah yang di

14

biayai dengan percetakan uang baru, bertambahnya investasi swasta karena adanya kredit
murah, serta bertambahnya permintaan barang-barang ekspor dan sebagainya.

Pada mulanya perekonomian berada pada harga setinggi 1 dengan jumlah barang yang
dijual-belikan sebanyak 1. Ketika terjadi permintaan barang, maka akan menggeser kurva
permintaan dari 1 ke 2. Pergeseran kurva ini, akan menaikkan harga dari 1 menjadi 2
serta menambah jumlah produksi dari 1 ke 2. Hal ini akan berlanjut seterusnya. Kenaikan
harga secara terus-menurus akibat adanya kenaikan permintaan inilah yang dinamakan
“Demand Pull Inflation”.

b. Cost Push Inflation
Cost push inflation adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan biaya produksi,
misalnya adanya kenaikan upah maka cenderung produksi akan menurun.

Mula-mula, keseimbangan berada pada harga setinggi 1 dan kuantitas sebesar 3. Ketika
terjadi kenaikan biaya produksi (kenaikan upah), maka produksi akan menurun, ditandai

15

dengan bergesernya kurva 1 menjadi 2. Pergeseran kurva penawaran ini menunjukkan
menurunnya produksi dari 1 ke 2 dan menaikkan harga barang hasil produksi dari 1 ke
2. Apabila terjadi kenaikan biaya produksi, maka akan menurunkan hasil produksi dan terus
menggeser kurva penawaran sehingga akan menaikkan harga produksi. Keberlangsungan hal
tersebutlah yang dinamakan cost push inflation (inflasi karena dorongan biaya).

Demand pul inflation dan cost push inflation sama-sama menaikan harga produksi, namun
demand pull inflation akan menaikan Produk Domestik Bruto (PDB) karena menaikkan jumlah
produksi sementara cost push inflation akan menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB)
karena menurunkan jumlah produksi.

c. Inflasi Permintaan dan Penawaran
Inflasi permintaan dan penawaran terjadi ketika kenaikan penawaran diikuti dengan terjadinya
penurunan produksi sehingga mengakibatkan harga naik secara terus menerus.

Ketika terjadi kenaikan permintaan harga secara keseluruhan maka akan menggeser kurva
permintaan dari 1 menjadi 2 yang mengakibatkan harga naik dari 1 ke 2, sehingga dalam
hal ini tidak terjadi demand pull inflation. Namun ketika terjadi perkiraan bahwa akan terjadi
inflasi, maka perusahaan akan menaikkan harga dan para buruh akan selalu meminta kenaikan
upah. Hal ini akan ditandai dengan bergesernya kurva penawaran yang horizontal ke atas.
Pergeseran kurva penawaran yang horizontal ini akan mengakibatkan harga naik dari 2
menjadi 3. Sehingga mengakibatkan inflasi sisi penawaran dengan harga yang naik secara
terus-menerus dan diikuti dengan turunnya produksi dari 1 ke 2 dan seterusnya.

d. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (money in circulation).

16

Maksudnya adalah penambahan jumlah uang yang beredar, mengakibatkan para produsen
menaikan haraga barang.

e. Berkurangnya jumlah barang yang di pasaran.

Maksudnya adalah jumlah barang yang ada dipasar atau jumlah penawaran barang yang
mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan jumlahnya sedikit sedangkan permintaan
barang tersebut banyak sehingga harga barang mengalami kenaikan.

E. Dampak Inflasi

Dengan adanya inflasi maka berdampak terhadap perekonomian antara lain sebagai berikut:

a. Menghambat pertumbuhan ekonomi pada negara, karena dengan adanya inflasi maka
dapat mengurangi investasi dan mengurangi minat menabung.

b. Masyarakat lebih cenderung ubtuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.
c. Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang

dikarenakan harga mengalami kenaikan.
d. Jika ada kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena

pemerintah bersahan untuk menekan harga.
e. Nilai mata uang menjadi turun, karena terdapat kenaikan harga barang.

Inflasi tidak hanya membawa dampak pada partumbuhan ekonomi saja, melainkan dapat
membewa dampak pada penghasilan masyarakat, yaitu:

a. Inflasi dapat merugikan masyrakat yang berpenghasilan tetap, karena upah atau gaji
yang mereka peroleh tidak dapat menyesuaikan kenaikan harga, sehingga masyarakat
merasakan semakin berat.

b. Di masa inflasi, nilai harta tetap mengalami kenaikan hraga melebihi kenaikan inflasi.
Pendapatan rill penduduk berpenghasilan tidak tetap mengalami penurunan atau
merosot. Sehingga inflasi dapat memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan di
antara anggota masyarakat.

c. Inflasi dapat menyebabkan masyrakat enggan untuk menabung dan mendorong untuk
mencari pinjaman untuk menyesuaikan pendapatan. Sehingga dengan adanya hal ini
dapat menghambat perkembangan dunia usaha.

F. Cara mengatasi inflasi

Pemerintah dalam mengendalikan inflasi, mempunyai beberapa cara dapat dengan kebijakan
fiskal. Kebijakan moneter ataupun kebijakan non fiskal dan kebikjakan non moneter, semuanya
yang dapat bertujuan untuk menstabilkan keadadaan perekonomian di negara Indonesia, yaitu
sebagai berikut:

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah suatu keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk
menunjang aktivitas ekonomi dengan bebrbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah
peredaran uang pada masyrakat. Sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan moneter ini

17

untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam rangka mencapai otoritas moneter
untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam mencapai kestabilan ekonomi melalui
Bank Sentral. Dengan mengatasi inflasi menggunakan kebijakan moneter yaitu dengan
mengurangi ataupun mengendalikan jumlah uang yang beredar pada masyarakat, yaitu sebagai
berikut:

a. Politik Pasar Terbuka (open market policy)

Melaui politik pasar terbuka Bank Sentral dapat secara aktif membeli atau menjual surat
beharga dengan tingkat suku bunga tertentu. Ketika Bank Sentral membeli surat beharga
tersebut, maka dapat memberikan pengaruh untuk menambah jumlah peredaran uang.
Begitupun sebaliknya, ketika Bank Sentral menjulnya, maka uang akan banyak yang ditarik
dari peredaran.

b. Politik Diskonto (discount policy)

Ketika Bank Sentral dapat menjalankan pengaruhnya atas jumlah uang yang beredar
dengan jalan menurubkan ataupun menaikkan suku bunga (diskonto). Dengan menaikkna suku
bunga, maka dapat mengurangi jumlah uang yang beredar. Begitupun sebaliknya, jika suku
bunga turun maka dapat menambah jumlah uang yang beredar.

c. Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan kredit selektif dapat diambil oleh pihak Bank Sentral pada saat ekonomi sedang
mengalami gejala inflasi. Kebijakan kredit selektif dapat dilakukan dengan cara memperketat
syarat-syarat dalam pemberian kredit pada masyarakat atau yang biasanya sering disebut
dengan syarat 5C yaitu (Character, Capacity, Collateral, Capital dan Condition).

d. Politik Cadangan Kas (cash ratio policy)

Bank Sentral dapat menentukan jumlah cadangan kas minimum yang harus ada pada bank-
bank umum, yang mempunyai tujuan agar kredit yang diberikan kepada masyarakat dapat
dikendalikan, sehingga dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar.

e. Kebijakan dorongan moral (moral suasion)

Pada Bank Sentral dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan berbagai
pengumuman, surat edaran ataupun pidato yang ditunjukkan pada Bank Umum dan pelaku
moneter yang lainnya. Dalam isinya terdapat ajakan maupun larangan untuk menahan ataupun
melepaskan tabungan dan pinjaman.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam membuat perubahan dalam
bidang perpajakan dan pengeluaran pemeruntah dengan tujuan agar dapat mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian. Dengan kebijakan fiskal yang dapat dilakukan yaitu
engan cara:

a. Sistem Perpajakan

Pada system pajak ini pemerintah menaikkan tarif pajak dengan tujuan untuk memperkuat
kas pemerintah dan dapat mempebesar pengeluaran yang bersifat umum. Sehingga pemerintah

18

dapat mengurangi tarif pajak, dimana pemerintah bertujuan untuk memberikan kesempatan
pada perusahaan untuk berinvestasi untuk meningkatkan konsumsi.

b. Kebijakan Pemerintah
Terdapat kondisi tertentu dimana pemerintah lebih mengutamakan tingkat pertumbuhan
perekonomian, maka pemerintah dapat melakukan pinjaman pemerintah dengan menjual Surat
Utang Negara (SUN). Kebijakan ini dapat diambil karena mempunyai tujuan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah dan sekaligus dapat menekan laju inflasi pada masyarakat.
c. Politik Anggaran
Pemerintah dapat menjalankan politik anggaran berimbang maupun anggaran tidak
berimbang. Ketika pemerintah menempuh anggaran berimbang, pada sisi pengeluaran dalam
APBN dapat direncanakan sama dengan sisi penerimaan. Tidaka da pentunjuk dalam kondisi
ekonomi menggambarkan seperti apa anggaran berimbang yang ditempuh oleh pemerintah.
Namun, ketika pemerintah memilih anggaran berimbang terdapat dua hal yang paling pokok
yang akan dicapai yaitu peningkatan disiplin dan kepastian anggran.
3. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal
Kebijakan nonmoneter dan nonfiskal adalah kebijakan yang betujuan untuk mengatasi
inflasi, namun tidak mempengaruhi jumlah uang yang beredar ataupun pendapatan dan
pengeluaran negara. Bentuk dari kebijakan nonmoneter dan nonfiskal sebagai berikut:
a. Kebijakan upah dengan menaikkan upah rill yang sudah memperhitungkan inflasi.
b. Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran.
c. Pengendalian dan pengawasan harga, contohnya pemerintah menetapkan kebijakan

dengan harga maksimum.

19

TUGAS MANDIRI
Setelah kalian memahami dan mempelajari materi diatas, coba kalian membuat rangkuman dan
menyimpulkan materi yang telah kalian pelajari!

20

EVALUASI

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan harga secara umum dan terus-menerus
disebut…
A. Inflasi
B. Deflasi
C. Devaluasi
D. Krisis
E. Resesi

2. Berikut yang bukan merupakan dampak negatif dari inflasi adalah ...
A. Menurunkan harga-harga sehingga konsumsi masyarakat bisa meningkat.
B. Mempersulit dalam menghitung harga pokok suatu produk.
C. Minat orang untuk menabung semakin menurun.
D. Menurunkan nilai ekspor karena harga barang ekspor menjadi lebih mahal di luar
negeri.
E. Bagi masyarakat berpenghasilan tetap inflasi akan sangat merugikan karena
menurunnya nilai uang.

3. Berikut adalah cara mengatasi inflasi:
a. Meningkatkan jumlah produksi
b. Kebijakan upah
c. Kebijakan harga (harga maksimum dan minimum)

Cara mengatasi inflasi di atas termasuk dalam kebijakan ....

A. Nonmoneter dan nonfiskal
B. Pemerintah melalui APBN
C. Fiskal
D. Bank Indonesia
E. Moneter

4. Golongan yang dapat diuntungkan dari adanya inflasi yaitu…
A. Para penabung
B. Pengusaha industri
C. Orang yang berhutang
D. Para berpiutang
E. Orang yang berpiutang

5. Inflasi yang besar kenaikannya kurang dari 10% dalam jangka waktu satu tahun
disebut…

21

A. Inflasi berat
B. Inflasi sedang
C. Inflasi sedang
D. Hiper inflasi
E. Inflasi
Jawablah pentanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang inflasi!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis inflasi!
3. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari adanya inflasi!
4. Jelaskan penyebab dari timbulnya inflasi!
5. Bagaimana cara mengatasi inflasi di dalam suatu negara, jelaskan!

22

GLOSARIUM

Indeks harga : Perbandingan perubahan harga tahun tertentu (given year) dengan tahun dasar
(based year).
Indeks Harga Konsumen (IHK): Indeks harga yang umum digunakan untuk menggambarkan
pergerakan harga.
Indek Harga Perdagangan Besar (IHPB): Indeks harga yang menggambarkan besarnya
perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar atau grosir komoditas-komoditas yang
diperdagangkan di suatu negara atau daerah.
Indeks Harga Produsen (IHP): Indek harga yang menggambarkan tingkat perubahan harga di
tingkat produsen.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG): Indeks harga pada semua saham yang tercatat sebagai
komponen perhitungan indeks.
Indeks Harga Saham Individu (ISHI): Indeks harga masing-masing saham yang tercatat pada
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Indeks Harga yang Diterima (It): Indeks harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga
pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil yang diterima oleh petani, atau indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib): Indeks harga yang meliputi pembelian atau biaya
konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya, atau indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah petani.
Inflasi : Proses peningkatan harga barang maupun jasa secara umum dan terus-menerus.
Kebijakan fiskal: Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-
dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya
tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiskal
adalah kebjakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran negara.
Kebijakan moneter: Tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (bank sentral) untuk
mempengaruhi jumlah yang beredar dan kredit yang pada akhirnya akan mempegaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat.

23

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2019. Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (2010=100)2018. (Internet) (diunduh
2021 November 12); Tersedia
pada:https://www.bps.go.id/publication/2019/03/22/fb4098c8dec069c64514b617/i
ndeks-harga-perdagangan-besar-indonesia--2010-100--2018.html

Rizkha, Tedy. 2020. Macam-macam Perhitungan Indeks Harga|Ekonomi Kelas 11. (internet).
(diunduh 2021 November 13); Tersedia pada:
https://www.ruangguru.com/blog/ekonomi-kelas-11-macam-macam-metode-
penghitungan-indeks-harga

Santosa, Daniel. 2021. Pengertian Inflasi Ringan. (Internet). (diunduh, 2021 15); Tersedia
pada:https://smartpresence.id/blog/pekerjaan/pengertian-inflasi-ringan

Annaisabiruu, Aulia. 2018. Ekonomi|bagaimana Cara Menghitung Inflasi? (Internet). (diunduh
2021 November 18); Tersedia pada: https://www.ruangguru.com/blog/ekonomi-
kelas-11-bagaimana-menghitung-inflasi

24

1


Click to View FlipBook Version