ALGA CHRYSOPHYTA, PYRROPHYTA, EUGLENOPHYTA
“TAKSONOMI ORGANISME TINGKAT RENDAH”
Dosen Pengampu : Salwa Rezeqi, M.Pd.
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :
1. Nisrina Afiqah Rahmi (4203220020)
2. Novia Afriyanti Br. Marbun (4201220005)
3. Widya Kirantia (4203220034)
Kelas : PSB 20 A
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
,sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan tugas makalah ini dalam keadaan sehat
dan tepat waktu. Harapan penulis, tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan pada khususnya bagi teman-teman seperjuangan yang dalam satu progam
studi yang sama maupun yang berkaitan atau bersangkutan. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat saya harapkan guna memperbaiki laporan ini kedepannya. Atas perhatian
Dosen mata kuliah dan teman-teman, saya ucapkan terima kasih.
Medan , 17 Maret 2021
Penulis,
Kelompok 5
DAFTAR ISI i
ii
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : LATAR BELAKANG 5
BAB II : KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LATAR BELAKANG
Pengertian Alga
Alga atau ganggang merupakan protista fotoautotrof yang dapat membuat makanannya
sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Meskipun kelompok ini memiliki klorofil dan
mampu untuk berfotosintesis seperti tumbuhan pada umumnya, tetapi alga atau ganggang
tidak memiliki bentuk tubuh yang sama seperti tumbuhan. Karena bentuk tubuhnya tidak bisa
dibedakan antara akar, batang, maupun daunnya. Sehingga, alga atau ganggang ini hanya bisa
dikatakan mirip tumbuhan saja, bukan termasuk jenis tumbuhan.
Jenis - Jenis Alga
1). Chrysophyta (Alga emas)
Kelompok chrysophyta memiliki pigmen warna dominan yaitu karoten (cokelat kuning) dan
pigmen warna lain berupa klorofil a dan klorofil c. Klorofil c ini adalah pigmen yang
menghasilkan warna hijau cokelat pada tanaman. Chrysophyta tersusun atas satu sel atau
banyak sel dan memiliki kloroplas berbentuk cakram, pita, atau oval. Kelompok ini dapat
ditemukan di air tawar maupun air laut.Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah
uniseluler tetapi ada pula yang membentuk koloni. Sel-sel alga pirang mempunyai dua
flagella sehingga disebut sebagai biflagellata, khususnya untuk alga yang struktur dinding
selnya tersusun atas pektin. Contoh chrysophyta adalah Diatom, Navicula sp., Pinnularia sp.,
dsb.
Ciri - Ciri Chrysophyta :
Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
- Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel banyak). Ganggang
yang uniseluler di perairan berperan sebagai komponen fitoplankton.
- Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Namu adapula
yang bersifat heterotrof dengan menyerap makanan.
- Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut dan ada juga yang
hidup darat terutama di tempat-tempat yang basah.
- Ada yang memiliki dinding sel dan ada yang tidak.
Struktur Tubuh Chrysophyta
- Dinding sel : Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka
terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex.
Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera).
Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan
silica.
- Kloroplas : Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta
menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar
periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak
periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya
perbedaan struktur.
- Alat Gerak : Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak
sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain.
Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan
pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama
panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya,
chrysamoeba, memiliki 1 flagel.
Klasifikasi Chrysophyta :
Alga keemasan diklasifikasikan ke dalam tiga kelas, yaitu:
- Xanthophyceae (ganggang hijau kuning). Mempunyai klorofil, xantofil. Contoh: Vaucheria
sp.
- Chrysophyceae (ganggang coklat-keemasan). Mempunyai klorofil dan karoten. Contoh:
Ochromonas, Synura.
- Bacillariophyceae (diatom). Banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah (sawah, got,
parit). Tubuh uniseluler, ada yang berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan, yaitu
kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Contoh: Navicula, Pinnularia. Namun sekarang diatom
sudah dipisahkan dari Filum Chrysophyta dan dimasukkan dalam Filum tersendiri yaitu
Bacillariophyta.
Cara Reproduksi Chrysophyta
1). Reoroduksi Secara Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora multinukleat berukuran besar
yang mempunyai banyak flagela seperti pada Vaucheria. Zoospora ini dianggap sebagai
struktur majemuk yang terdiri dari kumpulan zoospora kecil yang berflagela dua yang
masing-masing tidak memisahkan diri. Setelah zoospora ini dilepaskan, kemudian bergerak
dengan flagelanya ke tempat baru. Setelah menetap, flagela dilepaskan dan berkecambah
membentuk Vaucheria baru. Selain pembentukan zoospora, ada juga spesies Chrysphyta yang
reproduksi aseksualnya dengan cara membelah diri seperti pada Ochromonas.
2). Reproduksi Secara Seksual (Generatif)
Reproduksi seksual pada Chrysophyta adalah dengan cara oogami, yaitu dengan membentuk
oogonia (pembentuk gamet betina) dan anteridia (pembentuk gamet jantan) pada filamen
yang sama. Sel telur yang dihasilkan berukuran besar dengan satu inti yang mengandung
klorofil. Sperma yang dihasilkan anteridia mempunyai flagela yang kecil. Setelah terjadi
pembuahan akan terbentuk zigot. Setelah dilepaskan dari induknya, zigot siap tumbuh
membentuk filamen baru.
Link Video : https://youtu.be/vEapzGcr3hI
Contoh dan Peranan Chrysophyta
Dalam kehidupan manusia, ganggang keemasan memiliki banyak manfaat, terutama Navicula
dan Vaucheria. Navicula yang telah mati dan mengendap di dasar laut membentuk endapan
tanah yang bermanfaat sebagai bahan penggosok, penyekat dinamit, bahan pembuatan cat,
pernis, bahan dasar industri kaca, penyaring dan piringan hitam. Pada Vaucheria, cadangan
makanan disimpan dalam bentuk minyak, sehingga organisme ini merupakan komponen
utama dalam pembentukan minyak bumi.
2). Pyrrophyta (Dinoflagellata/Ganggang Api)
Filum Pyrrophyta sering disebut Dinoflagellata, diberi nama demikian karena pergerakan
yang dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin, dino artinya pusaran air).
Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun
beberapa jenis hidup di air tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil,
dengan ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi
dinding sel. Filum Pyrrophyta disebut ganggang api karena memiliki cangkang yang
mengandung fosfor yang mampu memendarkan cahaya bewarna merah menyala seperti api
atau berwarna hijau biru yang sangat indah terutama dalam kondisi gelap pada malam hari di
air laut. Peristiwa perpendaran cahaya ini disebut dengan bioluminesens. Contohnya adalah
Noctiluca sp., dan Ceratium sp.
Ciri - Ciri Pyrrophyta :
Uniseluler (bersel tunggal)
- Bersifat motil (aktif bergerak)
- Memiliki flagela (bulu cambuk)
- Memiliki dinding sel nyata yang terdiri atas lempengan-lempengan yang mengandung
selulose, tetapi ada beberapa yang tidak memiliki dinding sel, misalnya Gymnodinium sp.
- Memiliki sel dengan ciri khas yaitu terdapat celah dan alur serta di dalam sel terdapat
plastida yang mengandung pigmen klorofil a dan c, serta karotenoid sehingga bewarna
cokelat kekuning-kuningan.
- Sebagian besar berhabitat di air laut tetapi adapula yang hidup di air tawar.
Struktur Tubuh Pyrrophyta :
- Dinoflagellata pada dasarnya adalah organisme motil uniseluler dan berflagel dua
(biflagella), bewarna cokelat keemasan, serta termasuk protista fotosintetik. Meskipun warna
dominan adalah cokelat keemasan, tetapi ada juga yang bewarna kuning, hijau, cokelat
bahkan biru. Beberapa di antaranya tida motil, tidak memiliki flagel, ameboid, dan
berserabut.
- Sel umumnya ditutupi oleh mantel atau lempeng kaku terbuat dari selulosa yang tersusun
artistik seperti pahatan. Susunan lempeng ini disebut dengan armor plate atau lempeng baju
baja.
- Dinoflagelata memiliki dua celah atau alur yaitu alur longitudinal (membujur) yang disebut
sulcus (sulkus) dan alur melingkar (melintang) yang dikenal sebagai cingulum atau anulus
atau korset.
- Dua flagela pada Dinoflagellata berbeda (heterokon), yaitu flagel transversal dan flagel
longitudinal. Flagela longitudinal lebih kecil dan halus serta mengarah ke posterior dan
terletak pada sulcus. Sedangkan flagela transversal berbentuk seperti pita dan terletak pada
cingulum. Dua jenis flagel ini bergerak dalam arah yang berbeda sehingga mengakibatkan
terjadinya pusaran air saat Dinoflagellata bergerak.
- Nukleus berukuran besar dan dinamakan mesokaryon oleh Dodge (1966). Bagian
kromosom tidak memiliki histon atau RNA.
- Plastida atau kromatofor memiliki klorofil a dan klorofil c.
- Vesikula terletak di bagian bawah memberan sel.
Klasifikasi Pyrrophyta :
Karena dinoflagellata dapat dilihat baik sebagai seperti tanaman dan seperti hewan,
klasifikasi mereka telah diperdebatkan di kalangan ahli botani, zoologi, dan paleontologi.
Yang paling banyak diterima skema klasifikasi adalah bahwa semua dinoflagellata adalah
anggota kerajaan Protista, divisi Dinophyta, dan kelas Dinophyceae.
Dinoflagellata kemudian dimasukkan dalam kelompok ganggang (protista mirip tumbuhan)
yaitu filum Pyrrophyta serta diklasifikasikan ke dalam banyak ordo, genus, dan spesies
berdasarkan karakteristik seperti perilaku makan, komposisi plat luar mereka, anatomi dan
fisiologi keseluruhan.
Cara Reproduksi Pyrrophyta :
Seperti halnya Euglenophyta, Pyrrophyta juga melakukan reproduksi hanya secara aseksual,
yaitu dengan membelah diri, tetapi beberapa jenis dapat menghasilkan kista (stadium
istirahat) yang bersifat seksual. Kista tersebut kemudian akan berkecambah menghasilkan
individu baru pada kondisi yang cocok.
Link Video : https://youtu.be/vEapzGcr3hI
Contoh dan Peranan Pyrrophyta :
- Pfiesteria piscicidia adalah spesies dinoflagellata banyak dijumpai di lepas pantai North
Carolina. Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa ia bertanggung jawab atas pembunuhan
sejumlah besar ikan dengan mensekresi racun. Spesies ini memiliki strategi makan yang
menarik. Hal ini diketahui menggunakan racun untuk membunuh ikan kemudian menunggu
untuk mengkonsumsi jaringan yang sloughs dari dari organisme yang membusuk. Hal ini
membuat salah satu spesies heterotrofik dari beberapa dinoflagellata.
- Gonyaulax catanella adalah dinoflagellata yang berputar sangat ketika mereka bergerak
dengan menggunakan dua flagela mereka. Mereka juga salah satu yang terkenal spesies
bercahaya dari dinoflagellata, karena mereka mengeluarkan cahaya biru-hijau di perairan
yang mereka huni.
- Noctiluca scintillans adalah spesies dinoflagellata heterotrofik yang memakan plankton
yang ditemukan di muara dan daerah dangkal dari landas kontinen. Spesies ini sering disebut
sebagai kilauan laut karena menunjukkan bioluminesensi dan menjadi sangat terang ketika
terganggu dalam air.
Peranan :
Dinoflagellata sering menyebabkan suatu fenomena menarik di laut, yaitu dapat
menghasilkan warna laut yang tiba-tiba memerah. Fenomena ini sering disebut
pasang/gelombang merah atau “red tides”. Kondisi seperti ini mengandung suatu racun yang
dihasilkan Dinoflagellata tertentu dan dapat meracuni ikan, kerang, dan kadang-kadang
manusia.
3). Euglenophyta
Euglenophyta atau Euglenoid berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang artinya sejati dan
gleen yang artinya mata. Dinamakan Euglenophyta karena organisme yang termasuk dalam
kelompok ini memiliki bintik mata (stigma) bewarna merah yang dapat menangkap cahaya
(photoreceptive eyespot) dan kloroplas. Euglenophyta merupakan kelompok protista yang
unik karena dia memiliki sifat mirip tumbuhan dan hewan. Dianggap mirip tumbuhan karena
memiliki klorofil a dan b, juga ditemukan karotenoid sehingga dia akan berfotosintesis.
Euglenophyta dianggap mirip hewan karena dapat bergerak aktif dengan pertolongan satu
atau beberapa bulu cambuk (flagela) yang keluar dari selnya. Karena mempunyai alat gerak,
dia dapat hidup di perairan, misalnya air tawar dan air tergenang.
Ciri - Ciri Euglenophyta :
- Uniseluler (bersel tunggal)
- Dari mulutnya muncul satu sampai empat flagela (bulu cambuk) yang berfungsi sebagai alat
gerak.
- Pada umumnya memiliki flagela yang tidak sama panjang (Heterokontae)
- Bersifat motil (cenderung bergerak).
- Bewarna hijau karena mengandung klorofil.
- Sel berbentuk oval memanjang.
- Di salah satu ujungnya terdapat mulut sel.
- Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik.
Struktur Tubuh Euglenophyta :
Sel Euglena berbentuk oval memanjang, tidak kaku, tidak mempunyai dinding sel yang
berisikan selulose, tetapi memiliki lapisan penyokong membran sel dan protein berupa pelikel
yang fleksibel (lentur). Dengan demikian, dia dapat berubah bentuk dengan mudah. Pada
bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel dan dari mulut sel itu tumbuh beberapa flagela
dengan ukuran berbeda. Flagel berukuran panjang digunakan untuk bergerak dan flagel
lainnya berukuran pendek. Euglenophyta menunjukkan gerak fototaksis, yaitu gerak
berpindah tempat menuju ke arah cahaya matahari.
Tampak juga bintik mata yang dinamakan stigma. Stigma mengandung fotoreseptor yang
ditutupi oleh pigmen berwarna merah dan berfungsi untuk membedakan terang dan gelap.
Euglena juga mempunyai kerongkongan anterior, meskipun tidak digunakan untuk menelan
makanan yang berbentuk partikel
Klasifikasi Euglenophyta
Filum Euglenophyta dibagi menjadi tiga ordo, yaitu:
1. Euglenales
2. Paranemales/Eutreptiales
3. Rhadbdomonadales
Contoh spesies dari kelompok Euglenophyta adalah Euglena viridis.
Cara Reproduksi Euglenophyta
Pada dasarnya cara berkembang biak Euglena sama dengan Protozoa, yaitu secara aseksual.
Pada umumnya golongan ini berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur. Pada mulanya membelah menurut poros bujur. Selnya yang mempunyai 2 bulu
cambuk dan kloroplas yang berbentuk piala serta mengandung pirenoid.
Sebelum membelah, pirenoid melebar melintang dan kedua bulu cambuknya saling
berjauhan. Pirenoid dan kloroplas lalu mengadakan lekukan dan selnya akan membelah
menjadi dua individu baru yang masing-masing dengan satu bulu cambuk disertai dengan
pembentukan stigma.
Para ahli Biologi telah meneliti bahwa perkembangbiakan Euglenoid terjadi secara mitosis,
tetapi mereka tidakmenemukan perkembangbiakan secara seksual. Euglenoid sering kali
membelah secara cepat, sehingga pembelahan kloroplas belum sempat terjadi. Hal ini
menyebabkan ada satu individu baru yang hasil pembelahannya tidak memiliki kloroplas dan
kehilangan warnanya.
Individu baru ini selanjutnya tumbuh menjadi makhluk hidup yang bersifat heterotrof. Sifat
euglenoid yang kadang seperti tumbuhan dan kadang seperti hewan ini, menyebabkan
pengelompokan Euglenoid masih sering menjadi bahan perdebatan.
Link Video : https://youtu.be/vEapzGcr3hI
Contoh dan Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan
Contoh spesies dari Euglenophyta adalah Euglena (bewarna hijau). Euglena termasuk semua
anggota Euglenophyceae yang selama hidupnya sel memiliki falgel dan dapat bergerak
(motil). Hidupnya soliter, tidak pernah membentuk koloni. Kloroplas berbentuk cakram dan
ada yang berbentuk pita. Makanan Euglena sangat bervariasi meliputi segala organisme
hidup.
Adapun peranan Euglenophyta dalam kehidupan antar lain sebagai berikut.
- Digunakan sebagai indikator adanya polusi perairan. Sebagai contoh, permukaan air yang di
dalamnya banyak terdapat Euglena viridis, akan tampak bewarna kehijauan. Sedangkan yang
banyak terdapat Euglena sanguinea tampak bewarna kemerahan.
- Dalam bidang perikanan, Euglenophyta merupakan fitoplankton yang berfungsi sebagai
makanan ikan.
- Dalam bidang ekonomi perairan, Euglenophyta merupakan produsen primer dalam
ekosistem perairan, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan
akuatik seperti ikan, udang, dan serangga air.
- Dalam bidang sains, Euglena sering dijadikan sebagai objek studi pengamatan. Karena jenis
ganggang ini mudah di dapat dan dikembangbiakkan dan sebagai pencernaan organik.
KESIMPULAN
Chrysophyta :
1. Ciri umum dari Chrysophyta adalah berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung
pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil.
2. Struktur sel dari Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel, isi selnya terdiri dari
Xantophyceae, Chrysophyceae, Bacillariophyceae. Kloroplas pada Chrysophyta berwarna
coklat keemasan, Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan golgi, dan
nukleus.
3. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di
tanah yang lembab.
4. Reproduksi dari Chrysophyta terjadi secara generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami,
anisogami, dan oogami. Dan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi,
pemisahan koloni, dan pembentukan spora.
5. Kelas-kelas yang termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga hijau-kuning (Xanthophyceae),
kelas alga coklat-keemasan (Chrysophyceae), kelas diatom (Bacillariophyceae).
6. Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan
piringan hitam.
Pyrrophyta :
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya penutup sel
(ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel (theca).
Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang lain yang
hidup dia sungai sungai.
Peranan dari Pyrrophyta, yaitu Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah
luminescent Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau
terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan
kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang
terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
Euglenophyta :
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat
mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Beberapa ciri morfologi euglenophyta yaitu Susunan tubuhnya dibatasi oleh perikel yang
merupakan membran plasma yang menebal, ada yang kaku, berklorofil, Dinding sel tidak
dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam
plasmalema, Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel
euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi
rongga membulat membentuk reservoir.
Fisiologi dari euglenophyta yaitu bereproduksi secara aseksual yaitu melalui pembelahan sel
dan secara seksual yakni dengan melakukan konjugasi.
Peranan dari euglenophyta ini yaitu Positif:Bidang Perikanan Ganggang merupakan
fitoplankton, Ekosistem Perairan Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen
primer, Bidang Industri Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Dalam dunia sains,
Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan
sebagai indikator adanya pencemaran organic sedangkan dampak negatifnya yaitu :
Mencemari sumber air dan penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau
DAFTAR PUSTAKA
Sulastri,2018,Fitoplankton danau-danau di di pulau-pulau Jawa keanekaragaman,Jakarta;LIPI
press,anggota ikap.
Sumarsi Sri,2003 diktat mikro biologi dasar;Yogyakarta
Nikmah ulin,2010 mengenal rumput laut,Jakarta barat ; CV pamularsi Hemoko ¹,Merti
Triyanti²,lumkman³,2018,Biodidaktia: jurnal biologi dan pembelajaran,eksplorasi mikroalga
disungai mesat kota lubuk linggau,vol 13;No 2,hal 5