The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Jurnal Bioma adalah jurnal Pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by agusjokosungkono82, 2022-10-06 20:18:51

Jurnal Bioma edisi Oktober 2016

Jurnal Bioma adalah jurnal Pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun

Keywords: Jurnal Bioma

MELAKSANAKAN DISKUSI SEBAGAI METODE UNTUK MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS TEMA RECONT TEXT PADA SISWA KELAS VIII

F SEMESTER II SMP NEGERI 4 SARADAN KABUPATEN MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : NANIK WAHYUNI, S.Pd
SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun

ABTRAK
Kata Kunci: diskusi, meningkatkan mutu pendidikan bahasa inggris, Recount Text

Dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian materi kurikulum tidak dapat lagi hanya berbasis
konten tetapi lebih kepada peningkatan kecakapan hidup siswa yang memiliki kompetensi-kompetensi
bagaimana memutakhirkan pengetahuan-pengetahuan tersebut dan memanfaatkannya agar berhasil dalam
kehidupan. Pengetahuan awal adalah kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu yang
diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka, dan apa yang ia bawa kepada suatu pengalaman belajar
baru.

Untuk memperlancar komunikasi para bangsa yang berada kultur dan kebudayaan juga bahasa
tersebut menggunakan bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Mata pelajaran Bahasa Inggris
merupakan salah satu muatan penting yang harus diberikan dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan di
SMP. Sehingga pendidikan Bahasa Inggris ini sangat diperlukan tingkat keberhasilannya. Keberhasilan
pendidikan bisa ditunjukkan melalui peningkatan mutu pendidikan.

Dari hasil pengamatan, peneliti masih merasa bahwa mutu pendidikan Bahasa Inggris tema
Recount Text yang dilaksanakan di Kelas VIII F Semester II SMP Negeri 4 Saradan Kabupatn Madiun
masih terdapat kekurangan. Yaitu masih banyak siswa yang pasif hanya mendengarkan penjelasan guru
saja saat pembelajaran. Akibatnya siswa ini kurang berinteraksi dengan tema yang diajarkan sehingga
masih kurang cakap untuk menerapkan komunikasi dengan Bahasa Inggris.

Pada umumnya siswa akan berminat dan akan merasa termotivasi jika pembelajaran dilakukan
dengan berdiskusi bersama teman-temannya. Dengan diskusi siswa belajar bersama teman sendiri.
Apabila pembelajarn dilaksanakan dengan efektif dan terdapat interaksi antara guru maupun siswa, maka
dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut telah bermutu. Sehingga untuk melaksanakan pembelajarn
Bahasa Inggris di sini dengan menggunakan Metode Diskusi.

Nilai rata-rata mata pelajaran bahasa Inggris sebelum siklus adalah 63,28, namun setelah
digunakan Metode Diskusi pada siklus 1 nilai 71,41 sudah cukup berhasil. Sehingga peneliti
mempertahankan langkah-langkah Metode Diskusi yang sudah baik dan menambah beberapa perlakuan
untuk meningkatkan nilai hasil belajar, dan langkah ini berhasil karena pada siklus 2 nilai rata-rata
meningkat menjadi 79,06, menunjukkan adanya peningkatan hasil pembelajaran.

Untuk memperlancar komunikasi para bangsa yang berada kultur dan kebudayaan juga bahasa

tersebut menggunakan bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Mata pelajaran Bahasa Inggris

merupakan salah satu muatan penting yang harus diberikan dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan di

SMP. Sehingga pendidikan Bahasa Inggris ini sangat diperlukan tingkat keberhasilannya. Keberhasilan

pendidikan bisa ditunjukkan melalui peningkatan mutu pendidikan.

PENDAHULUAN dalam kehidupan. Pengetahuan awal adalah
kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman
Dalam pelaksanaan pendidikan, individu yang diperoleh sepanjang hidup mereka,
dan apa yang ia bbawa kepada suatu pengalaman
pemilihan materi kurikulum tidak dapat lagi belajar baru.

hanya berbasis konten tetapi lebih kepada Pengalaman belajar ini akan terus
dikembangkan baik kualitas dan kuantitasnya
peningkatan kecakapan hidup siswa yang dengan yang sudah lazim dilakoni banyak

memiliki kompetensi-kompetensi bagaimana

memutakhirkan pengetahuan-pengetahuan

tersebut dan memanfaatkannya agar berhasil

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 46

manusia di banyak negara, yaitu dengan

pendidikan. Untuk selalu menyesuaikan Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada keterangan latar
pendidikan dengan perkembangan yang terjadi
belakang masalah tersebut, dirumuskan masalah
pada era globalisasi, maka selalu diadakan itu sebagai berikut :
 Sejauhmanakah interaksi siswa dan guru
penyesuaian pembaharuan kurikulum pendidikan.
dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa
Ilmu pengetahuan dan teknologi teros Inggris tema Recount Text ?
 Bagaimana mutu pendidikan Bahasa Inggris
berkembang. Bahkan akhir-akhir ini ilmu pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 4
Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
pengetahuan dan teknologi perkembangannya 2015/2016
 Bagaimana proses belajar mengajar Bahasa
terasa cukup pesat. Kurikulum yang tidak mampu Inggris tema Recount Text dengan Metode
Diskusi ?
mengamodasikan perkembangan ilmu  Apakah dengan melaksanakan Diskusi
sebagai metode pembelajaran dapat
pengetahuan dan teknologi, “akan tertinggal meningkatkan mutu pendidikan Bahasa
Inggris pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri
zaman” dan tidak dapat dipertahankan lagi. Oleh 4 Saradan Kabupaten Madiun Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang diajar peneliti ?
karena itu, kurikulum harus dinamis selalu
Tujuan Penelitian
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan Sesuai masalah di atas maka penelitian

teknologi. ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai yaitu
:
Identifikasi Masalah 1. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan
Menurut hasil pengamatan, penelitian
berbahasa pada siswa khususnya dalam tema
masih merasa bahwa mutu pendidikan Bahasa Recount Text.
Inggris tema Recount Text yang dilaksanakan di 2. Untuk mengetahui pelaksanaan Metode
Kelas VIII F Semester II SMP Negeri 4 Saradan Diskusi pada pembelajaran Bahasa Inggris
Kabupaten Madiun masih terdapat kekurangan. dalam usaha meningkatan mutu pendidikan.
Yaitu masih banyak siswa yang pasif hanya 3. Meningkatkan aktivitas diskusi pada siswa
mendengarkan penjelasan guru saja saat Kelas VIII F, Khususnya pada pembelajaran
pembelajaran. Akibatnya siswa ini krang mata pelajaran Bahasa Inggris tema Recount
berinteraksi dengan tema yang diajarkan Text.
sehingga masih kurang cakap untuk menerapkan 4. Meningkatkan mutu pendidikan Bahasa
komunikasi dengan Bahasa Inggris. Inggris pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri
4 Saradan Kabupaten Madiun Tahun
Sehingga untuk membuat siswa lebih Pelajaran 2015/2016.
aktif dalam pembelajaran dengan membahas
tema pembelajaran secara bersama, maka rencana Pencapaian tujuan penelitian ini dengan
tindakan yang dilakukan penelitian ini adalah indikator bahwa siswa dapat memahami tema
pelaksanaan Metode Diskusi. Recount Text dan dapat mendiskusikannya serta
memperoleh peningkatan nilai.
Batasan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang di Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat
atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada : digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh
1. Mengatasi masalah belajar Bahasa Inggris pihak-pihak yang berkompetensi dalam usaha

siswa Kelas VIII F Semester II SMP Negeri 4
Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
2015/2016
2. Peningkatan mutu pendidikan pada
pembelajaran Bahasa Inggris tema Recount
Text.
3. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
metode yang sesuai untuk mencapai interaksi
aktif pada guru maupun siswa yaitu Metode
Diskusi.

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 47

peningkatan mutu pendidikan sehingga hasilnya ini, indonesia telah berbaur dengan berbagai
dapat dimanfaatkan sebagai berikut : negara di dunia ini, terutama negara-negara maju,
 Untuk pendidikan untuk berpartisipasi dalam perkembangan dan
mendapatkan kemajuan.
Dapat meningkatkan mutu pendidikan,
khususnya pada pelajaran Bahasa Sementara untuk memperlancar
 Untuk Sekolah komunikasi para bangsa yang berbeda kultur dan
Jika penerapan di sekolah lebih komprehensip kebudayaan juga bahasa tersebut menggunakan
maka akan dapat menciptakan suasana bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris.
sekolah dengan masyarakat berjalan Sehingga agar dapat mendapatkan generasi yang
harmonis. nantinya siap diterjunkan dalam globalisasi ini,
 Untuk peneliti mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan satu muatan penting yang harus diberikan dalam
yang lebih luas khususnya dibidang pelaksanaan kurikulum pendidikan di SMP.
penelitian. Sehingga untuk menarapkan teori-
teori pembelajaran di sekolah yang Dalam pendidikan Bahasa Inggris yang
merupakan tempat penelitian melaksanakan dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia,
kegiatan profesinya. perubahan dan kemampuan yang menyenangkan
 Untuk siswa sebagai dasar dalam memahami segala hal yang
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berhubungan dengan kemajuan yang terutama
telah diperoleh dahulu oleh bangsa dan negara
menyalurkan kemampuan berbahasanya lain yang telah maju di dunia ini. Dalam
melalui aktivitas diskusi. berbahasa Inggris, menghasilkan kemampuan
b. Meningkatkan mutu pendidikan Bahasa menyusaikan diri dengan kemajuan dan
Inggris pada siswa. pembauran pada jaman sekarang.
c. Dapat membantu siswa dalam menentukan
strategi yang tepat pada kegiatan belajar Metode Diskusi
yang mengarah pada pencapaian hasil Sebelum kita melangkah lebih jauh lagi
belajar yang lebih baik
d. Selain itu dapat meningkatkan interaksi sebaiknya kita harus tahu dulu apa yang
aktif siswa dengan semua komponen dimaksud dengan diskusi itu sebenarnya.
dalam masyarakat belajar dan lebih
termotifasi untuk belajar karena Metode Diskusi adalah satu cara
mempunyai cara belajar yang penyajian bahan pelajaran dimana gurumemberi
menyenangkan dan bervariasi. kesempatan kepada para siswa untuk
 Untuk guru mengadakan perbincangan guna mengumpulkan
Dapat mengembangkan pengetahuan dan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun
keterampilan guru dalam memilih dan berbagai alternatif pemecahan atas suatu
menggunakan metode pembelajaran Bahasa masalah.
Inggris dalam melaksanakan perbaikan
kurikulum menuju peningkatan mutu Diskusi merupakan suatu model
pendidikan yang menjadi tujuan pelaksanaan pembelajaran untuk memecahkan masalah-
pendidikan pada umumnya. masalah dengan proses berfikir kelompok yang
sekaligus merupakan sesuatu kegiatan kerjasama
KAJIAN TEORI atau aktivitas koordinasi yang mengandung
Di tingkat sekolah menengah langkah-langkah dasar tertentu yang harus
dipatuhi oleh seluruh kelompok (Henri Guntur
khususnya dalam hal ini adalah SMP, salah satu Tarigan, 1981:16).
mata pelajaran yang sangat menunjang siswa
untuk dapat menghadapi adanya perkembangan – Dari pengertian diatas kita dapat
perkembangan dunia adalah Bahasa Inggris. menyimpulkan bahwa diskusi adalah suatu model
pembelajaran berfikir kelompok dengan lisan
Hal ini dikarenakan dalam globalisasi untuk mencegah suatu masalah dengan tidak
mendasari pada kebenaran tunggal. Adapun
maksud diskusi pada dasarnya adalah:

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 48

- Memungkinkan tiap anggota kelompok METODOLOGI PENELITIAN

belajar yang telah memiliki pengalaman a. Populasi
masing – masing dapat mengundang dan
 Bahwa populasi menurut Sutrisno Hadi
mengutarakan pengetahuan serta “adalah seluruh penduduk yang
dimaksudkan untuk diselidiki” (Sutrisno
pengalamannya forum diskusi kelompok

sehingga bermanfaat untuk meningkatkan Hadi, 1987 : 220)

pengetahuan para anggota kelompok belajar.  Jumlah populasi yang diambil adalah

- Memudahkan penerimaan (learning)bahan semua siswa Kelas VIII F SMP Negeri 4

pelajaran baik dari rangkuman buku maupun Saradan Kabupaten Madiun Tahun

dari hasil tanya jawab guna meningkatkan Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32

kemampuan berfikir serta memecahkan anak

problem. b. Sampel

 Metode pengambilan sampel ini

Mutu Pendidikan berpedoman pada pendapat Suharsimi
Antara siswa yang satu dengan yang Arikunto : “Untuk sekedar ancar-antar

lain memiliki perbedaan kemampuan. Untuk maka apabila subyeknya kurang dari 100
memperjelas adanya mutu di dalam membahas
arti mutu pendidikan dan sebagai gambaran lebih lebih baik diambil semua sehingga peneliti
lanjut terlebih dahulu penulis berikan pengertian
bahwa mutu diartikan : sebagai hasil yang telah merupakan penelitian populasi.
dicapai atau hasil yang telah dikerjakan.
Sedangkan pengertian pendidikan adalah Selanjutnya jika jumlah obyeknya besar
merupakan proses yang dilaksanakan dalam
rangka menambah pengetahuan dan atau dapat diambil antara 10-15 % atau 25
memperbaiki suatu pengetahuan agar terdapat % atau lebih.”
pengetahuan yang benar serta berkualitas.
 Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak
Jadi mutu pendidikan disini
digambarkan sebagai suatu bentuk hasil yang 32 siswa Kelas VIII F SMP Negeri 4
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar
disekolah sebagai atau muatan inti pendidikan. Saradan Kabupaten Madiun Tahun

Jadi berdasarkan hal tersebut dapat Pelajaran 2015/2016.
disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah hasil
yang dicapai oleh siswa melalui tes akademis Sehingga penelitian ini merupakan
atau di lembaga sekolah sebagai lembaga formal,
yang mana hasil tersebut biasanya dituangkan penelitian populasi atau mengambil sampel total
dalam bentuk angka (kuantitatif) yaiku nilai yang
diperoleh dari hasil tes ke dalam bentuk skor. karena yang diambil merupakan semua siswa

obyek penelitian

Pelaksanaan Classroom Action

Research ini berlokasi di SMP Negeri 4 Saradan

Kabupaten Madiun, di mana penulis

melaksanakan tugas mengajar sebagai guru mata

pelajaran. Obyek penelitian adalah siswa Kelas

VIII F dalam pelajaran Bahasa Inggris tema

Recount Text dengan Metode Diskusi.

Penelitian ini dilaksanakan pada

Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 tepatnya

Hipotesis yaitu bulan Januari 2016 sampai bulan Pebruari

Dalam penelitian, hipotesis merupakan 2016

dugaan sementara. Untuk rumusan hipotesis Studi Eksplorasi
dalam penelitian ini yaitu : “Dengan Merupakan persiapan bertujuan untuk

dilaksanakannya Diskusi sebagai metode mengamati sebagai tindak lanjut penugasan ke
dalam langkah perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dapat meningkatkan mutu penelitian, dalam studi eksplorasi ini penulis
mengamati dan menemukan masalah yang dapat
pendidikan Bahasa Inggris tema Recount Text disajikan sebagai bahan penelitian meliputi :
- Nilai aktifitas berdiskusi dengan
pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 4 Saradan

Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
2015/2016”.

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 49

menggunakan skala kriteria diskusi. Metode Pengumpulan Data
- Nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Dalam usaha pengumpulan data

Bahasa Inggris tema Recount Text khususnya tersebut, metode yang dipergunakan yaitu
siswa Kelas VIII F dokumentar :
- Membuat dugaan dasar tetang ada atau Menurut Sutrisno Hadi, MA, diartikan metode
tidaknya peningkatan aktifitas berdiskusi dokumenter adalah : “Metode dokumenter adalah
dengan mutu pendidikan siswa. penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan
penjelasan yang telah lalu melalui sumber-
Jenis Dan Sumber Data sumber dokumen, perbedaan-perbedaan pada titik
1. Jenis Data pusat dalam sumber-sumber data yang dapat
dilejaskan pada predikat yang lebih wajar.”
Jenis data penelitian ini berskala interval, (Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Pengantar
yaitu hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Metodologi Ilmiah, UGM, Yogyakarta, 1977,
Bahasa Inggris dengan Metode Diskusi. Dan Hal. 257).
sumber datanya adalah sumber data primer Kebaikannya :
dan sekunder yang diambil dari data obyek - Dapat mengambil data dari sumber yang telah
penelitian yaitu Kelas VIII F SMP Negeri 4
Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran didokumentasikan
2015/2016 - Menghemat waktu, tenaga dan biaya
2. Sumber Data - Mendapat data yang benar
Sumber data yang dimaksud disini adalah dari - Data tersebut dapat digunakan beberapa kali
mana diperolehnya data itu. Untuk itu perlu
kiranya penulis kemukakan sumber data yang dalam penelitian
diperoleh dalam penelitian ini adalah :
a. Studi kepustakaan Metode Analisis Data
Dari data yang telah terkumpul sebagai
Yaitu suatu cara untuk memperoleh data
dengan mempelajari buku-buku ilmiah hasil dari penelitian ini akan dianalisis secara
karya para ilmuwan yang ada kuantitatif. Analisis sementara ini sering disebut
hubungannya dengan judul penelitian yaitu juga analisis Statistis. Selanjutnya langkah-
mengenai diskusi dengan prestasi belajar langkah yang dapat diambil dalam analisis dibagi
mata pelajaran Bahasa Inggris dalam tiga tahap yaitu Tahap Pendahuluan,
b. Studi lapangan Tahap Pengorganisasian, Tahap Penemuan Hasil.
Adalah suatu cara yang dilakukan oleh (Kuncaraningrat, 1979 : 328).
seorang peneliti untuk memperoleh data
dengan mengadakan pengamatan langsung Pada tahap pendahuluan yang akan
maupun tidak langsung tentang obyek dilaksanakan adalah mengadakan editing dan
yang diteliti atau lebih dikenal dengan koding. Dalam tahap pengoganisasian sebagai
observasi, dengan begitu akan langkah awal adalah menghitung langkah
memudahkan penulis didalam mengadakan frekuensi data pada masing-masing kategori cara
penelitian dengan studi lapanngan akan yang paling
didapat suatu proses yang komplek yang di
dalamnya terkandung proses-proses HASIL PENELITIAN
pengamatan dan ingatan, dalam hal ingatan Deskripsi Setting Penelitian
ada dua indra yang sangat vital, yaitu mata
dan telinga, dimana mata memengang Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
peranan yang lebih dominan terutama siklus kegiatan pada mata pelajaran Bahasa
memperhatikan tingkah laku yang banyak Inggris tema Recount Text dengan menggunakan
hubungannya dengan pendidikan Bahasa Metode Diskusi. Hal ini untuk meningkatkan
Inggris mutu pendidikan pada siswa peneliti yaitu siswa
kelas VIIV F SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten
Madiun Tahun Pelajaran 2015/2016.

Jenis data penelitian ini berskala
interval yaitu hasil belajar siswa dalam mata

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 50

pelajaran Bahasa Inggris dengan Meyode  Membagi siswa dalam kelompok yang kecil,
Diskusi. Dan sumber datanya adalah sumber data untuk mendiskusikan pertanyaan – pertanyaan
primer dan sekunder yang diambil dari data yang diajukan guru tersebut.
obyek penelitian yaitu Kelas VIII F SMP Negeri
4 Saradan Kabupaten Madiun Tahun Ajaran  Guru memberikan kata dan arti yang
2015/2016. disendirikan dalam dua kotak, siswa diminta
mencocokkan kata yang ada di kotak A dan
Siklus 1 informasi yang ada dikotak B.
Perencanaan
 Menentukan tema pembelajaran yang akan  Guru menjelaskan Grammer focus yang ada
dalam bahan ajar meliputi simple past tense,
dididskusikan yaitu tema Recount Text. simple past dalam questions and negatives,
 Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin time conjunction, action verbs.

dicapai sesuai dengan standar kopetensi dan  Siswa mendiskusikan latihan soal yang
diberikan sesuai grammer focus yang telah
kopentensi dasar. dijelaskan guru, untuk diketahui jawabannya.
 Menyusun masalah-masalah secara tepat
 Hasilnya dibahas dan guru memberikan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah koreksi atas jawaban yang salah.

dirumuskan untuk didiskusikan.  Kelompok siswa mengerjakan tugas
 Mengidentifikasikan pertanyaan – pertanyaan menjawab pertanyaan dari bacaan Modelling
of text.
yang mungkin diajukan siswa dalam diskusi.
 Merumuskan langkah pengaraghan dan  Guru membacakan cerita dari text tersebut,
kelompok siswa diminta mendengarkan dan
petunjuk tindakan kegiatan diskusi. mengisikan kata-kata yang hilang pada buku
 Membagi kelas dalam beberapa kelompok tugasnya dari cerita guru.

kecil.  Memberikan teks lain untuk dibaca kelompok
 Menegaskan kepada siswa agar saling bekerja siswa dan menjawab pertanyaan yang ada.

sama dalam membahas materi saat berdiskusi  Guru menjelaskan tentang text structure.
 Siswa diberi soal mengenai text structure dan
dengan temannya. kelengkapan
 Mempersiapkan segala dikerjakan secara berkelompok.
 Guru mencatat hasil diskusi setiap kelompok.
pembelajaran.
Kegiatan akhir pembelajaran
Pelaksanaan  Melaksanakan evaluasi dalam sesuai tema
Kegiatan awal pembelajaran
 Mengkomunikasikan penggunaan metode Recount Text sub building knowledge of field,
dan modelling of text.
Diskusi.  Memberikan pekerjaan rumah masih dalam
 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin tema yang sama pada sub joint construction of
text, dan independent constructions of text.
dicapai. Soal yang digunakan dalam evaluasi meliputi
 Guru memberikan permasalahan atau tema aspek mendengarkan berbicara, membaca, dan
menulis.
Recount Text sebagai bahan apersepsi yaitu 1. Change these regular verbs from the present
berupa memajang gambar sesuai tema dengan tense to the past tense!
memberi pertanyaan: Today we : play, study, visit, work, clean,
- Do you stories to a friend? ask, happen, star.
- What do people say to start a story? Yesterday we : ................................................
- Do people sometimes write their story? 2. Now try these tricky ones. These are irregular
- Do you write a diary? verbs. They don’t get –ed to change into the
- Do you write your experience on a post past tense.
Today he : writes, sees, eats, sleeps,
card?why?
- Do some of your alaso write it for the

school magazine?

Kegiatan inti pembelajaran

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 51

makes, goes, tells, is 15 Melisa Agustin P. 65 70 5
Yesterday he : .................................................. 16 Mohammad Arief H. 60 65 5
3. Complete these irregular verbs. Use your 17 Monica Edlin Anggraini 60 70 10
dictionory to get help. Then compare your list 18 Muhammad Afan Restu K. 60 70 10
with a partner’s. 19 Muhammad Zamroni A. P. 60 65 5
20 Novi Aprilia 80 85 5
Base form Simple past tense 21 Nur Abdul Aziz 60 70 10
22 Pebriantika Wardani 60 70 10
Do Did 23 Putri Abelia Astutik 65 75 10
Bring .................... 24 Riko Abidin Alamsyah 65 75 10
Drink .................... 25 Rohmat Dwi Anto 65 70 5
Wake .................... 26 Septian Hendra Maulana 60 65 5
Feel ................... 27 Sindi Junitasari 60 70 10
.................. Drove 28 Syahruni Miftaqun Nasyifa 60 70 10
Swim .................... 29 Yayan Hermansyah 60 65 5
.................... Sold 30 Yuyun Galuh Agustin 80 85 5
Buy .................... 31 Zainul Fuad 60 70 10
.................... Read 32 Zakaria Ahmad 60 70 10
Have ....................
Refleksi
4. Based on text “Tina’s Father Birthday”: Berdasarkan pengamatan yang tersebut
o Find out how father celebrated his
di atas, terlihat bahwa hasil yang telah didapatkan
brirthday! masih rendah. Kegiatan pembelajaran sudah
o What did Tina eat at the restaurant? berjalan dengan baik dan guru maupun siwa
5. Read all about text “a Tour To The Botanic tampak berminat melakukan pembelajaran
Garden “ then write the text structure of menggunakan model pembelajaran ini, keaktifan
Nida’s recount! siswa dalam belajar meningkat daripada sebelum
menggunakan model pembelajaran ini meskipun
Pengamatan belum seluruhnya. Karena keberhasilan ini, maka
guru akan mempertahankan langkah-langkah
Berdasarkan catatan dari hasil proses pembelajaran yang sudah baik. Hanya
akan ditambah beberapa perlakuan dalam rangka
pengamatan pelaksanaan siklus 1 diperoleh data untuk meningkatkan nilai hasil belajar yang akan
dilaksanakan pada siklus 2 nanti, yaitu berupa
nilai hasil belajar siswa yang akan digunakan membuat semua siswa ikut aktif dalam
pembelajaran.
sebagai sarana mengetahui peningkatan mutu

pendidikan masih rendah karena belum seluruh

siswa aktif dalam berdiskusi, sebab mereka masih Siklus 2
Perencanaan
menggantungkan pada siswa yang aktif saja.
Berikut ini adalah tambahan
Sehingga pemahaman materi mereka masih perencanaan yang telah disebutkan pada refleksi

kurang. siklus pertama:
 Memberi pengarahan pada siswa untuk
Hasil belajarnya siswa adalah :
memperhatikan guru yang sedang
Nilai Hasil Belajar menjelaskan dan membimbing pelaksanaan
diskusi.
No NAMA SISWA Seb.Sikl Siklus 1 Selisih  Guru mencatat hasil diskusi untuk dibukukan
us dan diberi pemecahan masalah yang benar
10 yang nantinya akan disampaikan pada siswa.
1 Adelia Retno Puspitasari 60 70 10  Guru meningkatkan hasil pembelajaran pada
10 siklus 2.
2 Agung Akdum Widayat 60 70 10  Tema masih sama yaitu RecountText namun
5 pada sub joint construction of text, dan
3 Alief hambudi Firdhausi 65 75 5 independent constructions of text.
10
4 Andika Putra 65 75 10
5
5 Ardiko Ribowo 65 70 5
10
6 Budi Purnomo 60 65 10
10
7 Dafik Edi Saputa 60 70 10

8 Dava Rizky Fahruf 60 70

9 Dinik Rimba Damayanti 60 65

10 Evita Ragiliana 80 85

11 Fatimah Khoirunnisa 60 70

12 Fitri Nur Annisata Mutia 60 70

13 Ja'far Mahendra 65 75

14 Jesika Tri Handayani 65 75

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 52

 Merencanakan keaktifan siswa dengan 5. Write your own recount with choose a topic of
merumuskan beberapa pertanyaan yang akan
diajukan kepada setiap siswa dalam disku your interest. Follow the steps as when you

Pelaksanaan did with the teacher!
Langkah –langkah pelaksanaan pada
Pengamatan
siklus 2 masih sama dengan siklus 1 dengan
beberapa tambahan seperti berikut ini : Pengamatan dilaksanakan untuk

Kegiatan awal pembelajaran melihat peningkatan mutu pendidikan yang
 Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
dilakukan pada pelaksanaan siklus, dari situ
untuk membuka konsep awal siswa dan
memperoleh pengetahuan tentang pemahaman diperoleh data-data yang diperlakukan. Dengan
siswa pada materi lalu.
 Membahas hasil tugas rumah siswa mengenai nilai peningkatan hasil belajar dan telah
joint contruction of text, dan independent
contructions of text. efektifnya kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris
Kegiatan inti pembelajaran
 Kelompok siswa dibimbing guru untuk memperlihatkan bahwa mutu pendidikan juga
mengerjakan tugas sesuai dengan teks cerita
yang terdapat dalam lembar tugas. telah meningkat.
 Salah satu perwakilan dari tiap kelmpok
membaca cerita yang telah dilengkapi di No NAMA SISWA Nilai Hasil Selisih
depan kelas. Belajar
 Hasil didiskusikan didalam kelas. 1 Adelia Retno Puspitasari 10
 Tiap siswa berpasangan dengan teman Siklus Siklus 10
kelmoknya untuk saling memberi pertanyaan 2 Agung Akdum Widayat 12 5
mengenai kegiatan yang dilakukan pada hari 70 80 5
minggu lalu. 3 Alief hambudi Firdhausi 70 80 10
 Guru harus memberikan waktu yang cukup 4 Andika Putra 75 80 5
untuk siswa berdiskusi dalam membuat cerita 75 80 10
dari hasil kerangka karangan. 5 Ardiko Ribowo 70 80 10
Kegiatan akhir pembelajaran 6 Budi Purnomo 65 70 5
 Guru menunjuk setiap siswa dan diberi 70 80 5
pertanyaan sesuai dengan materi yang telah 7 Dafik Edi Saputa 70 80 10
dipelajari untuk pemahaman siswa. 65 70 10
 Melakukan evaluasi atau penilaian. 8 Dava Rizky Fahruf 85 90 5
9 Dinik Rimba Damayanti 70 80 5
Soal yang digunakan dalam evaluasi 70 80 10
meliputi aspek mendengarkan, berbicara, 10 Evita Ragiliana 75 80 5
membaca, dan menulis. 75 80 10
1. Meet five of your friend. Ask them where they 11 Fatimah Khoirunnisa 70 80 10
12 Fitri Nur Annisata Mutia 65 70 5
were and what they did last weekend! 70 80 5
2. With a friend, discuss what you can tell about 13 Ja'far Mahendra 70 80 10
65 70 10
what you did yesterday or last weekend. Then 14 Jesika Tri Handayani 85 90 5
take turn to tell about what you did! 15 Melisa Agustin P. 70 80 5
3. Discuss these questions: 70 80 10
o Do you send a post-card to friends? 16 Mohammad Arief H. 75 80 5
o Do you tell a friend about a trip you had? 17 Monica Edlin Anggraini 75 80 10
o Do you keep a diary? 70 80 10
4. Make a story about what you did at last 18 Muhammad Afan Restu 65 70 5
weekend, then construct your story! 70 80 5
19 K. 70 80 10
20 Muhammad Zamroni A. 65 70 10
85 90
21 P. 70 80 245
70 80
22 Novi Aprilia
23 Nur Abdul Aziz 2285 2530

24 Pebriantika Wardani

25 Putri Abelia Astutik
26 Riko Abidin Alamsyah

27 Rohmat Dwi Anto
28 Septian Hendra Maulana

29 Sindi Junitasari

30 Syahruni Miftaqun
31 Nasyifa

32 Yayan Hermansyah

Yuyun Galuh Agustin
Zainul Fuad

Zakaria Ahmad

Jumlah

Rata-rata 71.41 79.06 7.66

Refleksi
Pada refleksi siklus 2 ini yang

didapatkan adalah keberhasilan penelitian dalam
mengadakan penelitian pada siswa kelas VIII F
SMP Negeri 4 Saradan Kabupaten Madiun Tahun
Pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran Bahasa

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 53

Inggris tema Recount Text. Meliputi data tentang perolehan nilai rata-rata disetiap siklus.
aktivitas siswa dalam mengikuti proses d. Nilai rata-rata pelajaran Bahasa Inggris
pembelajaran yang ditunjukkan dalam
antusiasme penyerapan materi pelajaran maupan sebelum siklus adalah 63,28, setelah
dalam kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. digunakan Metode Diskusi nilai rata-rata
Bahwa dengan menggunakan Metode Diskusi meningkat menjadi 71,41 pada siklus 1 dan
dapat meningkatkan keaktifan, minat, perhatian 79,06 pada siklus 2.
dan partisipasi siswa terhadap proses
pembelajaran. Sehingga mutu pendidikan Bahasa SARAN – SARAN
Inggris dapat meningkat. Saran – saran yang dapat peneliti

PENUTUP berikan berdasarkan hasil penelitian yang
KESIMPULAN dilakukan adalah:
1. Siswa hendaknya mempunyai motivasi sendiri
Dengan mengacu pada hasil penelitian
diatas dapat dikemukakan kesimpulan berikut ini: dalam dirinya untuk belajar dengan baik dan
a. Metode Diskusi yang dilaksanakan sebagai menaikkan hasil belajarnya. Dalam hal ini
mutu pendidikan akan mudah tercapai.
metode pembelajaran dapat meningkatkan 2. Hendaknya metode diskusi ini disosialisasikan
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pada pembelajaran lain.
pembelajaran Bahasa Inggris. 3. Bagi guru yang mengajar Bahasa Inggris
b. Dalam Metode Diskusi siswa dapat hendaknya memperhatikan tentang interaksi
berinteraksi langsung baik dengan guru antara guru dengan siswa maupun siswa
maupun dengan temannya. Hal ini dengan siswa. Hal ini dapat diterapkan dengan
meningkatkan kemampuan siswa berinteraksi mengaplikasikan Metode Diskusi pasa
dengan materi. pembelajaran Bahasa Inggris sebagai salah
c. Bahwa dengan melakukan Metode Diskusi satu sarana berkomunikasi.
pada kegiatan belajar siswa, dapat meningkat- 4. Dalam Metode Diskusi, bagi guru yang dekat
kan mutu pendidikan Bahasa Inggris pada dengan siswa hendaknya selalu menanamkan
siswa Kelas VIII F SMP Negeri 4 Saradan pada diri siswa keberanian dalam
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran mengungkapkan ide, sikap dan keterampilan
2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari berbicara yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Akhmadi, 1986, Tehnik Belajar Dengan Kegiatan Diskusi, Surabaya,PT. Bina Ilmu.
Aziz Jaya, tanpa tahun, Penentuan Trampil Dalam Rapat Dan Diskusi, Surabaya, CV. Karya Utama.
Badan Standar Nasional, 2006, Standar Kopetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris SMP/MTs.
Blundell, J.et al, 1982, Function in English Oxford. Oxford university press.
John, A.L. and D.Hicks, 1996, Cambridge English for School, Cambridge University Press.
Leo Jones, 1985, Uset of Eglis, London, Cambridge Univerversity Press.
Noor syam, tanpa tahun, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan, Malang, Tim Dosen IKIP Malang.
Raka Jono, 1978, Pengukuran danpenilaian pendidikan, Jakarta, Balai Pustaka.
Sutrisno Hadi, 1987/1989, Metodologi Research II dan III, Yogyakarta, yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi Universitas Gajah Mada.
Winarto surakhmad, 1978, Dasar dan Metode Interaksi Mengajar dan Belajar, Bandung, CV. Tarsito.
WJS. Poerwodarminto, 1978, Kamus Bahasa Indonesi, jakarta, Balai Pustaka.

Diskusi – Recont Text – Nanik Wahyuni, S.Pd – SMPN 4 Saradan – Kab. Madiun - Halaman | 54

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KEBONSARI
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

Oleh : WARSINI,S.Pd
SMPN 2 Kebonsari Kabupaten Madiun

ABSTRAK
Kata kunci: keterampilan menulis puisi bebas, Pendekatan Kontekstual.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil keterampilan menulis
puisi bebas pada pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan Kontekstual pada siswa kelas
VIII B SMP Negeri 2 Kebonsari Kabupaten Madiun.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek penelitiannya adalah
siswa kelas VIII B yang berjumlah 22 orang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus dengan
menggunakan desain PTK dari Kemmis dan Mc Taggart melalui 3 tahapan, perencanaan, tindakan dan
observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan menulis puisi bebas, lembar
observasi guru dan siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi. Validasi instrumen tes dilakukan melalui
expert judgment. Data dianalisis dengan teknik kuantitatif deskriptif dan kualitatif deskriptif. Indikator
keberhasilan penelitian ini ditandai dengan 75% siswa mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas sebesar ≥
75.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil
keterampilan menulis puisi bebas pada pembelajaran bahasa Indonesia. Hal itu dapat dibuktikan dengan
siswa mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran, siswa memperhatikan semua penjelasan guru
mengenai unsur- unsur puisi, selain itu siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai contoh puisi
bebas, siswa mengamati obyek langsung dengan baik,siswa mengasosiasi imajinasi dengan fakta yang di
dapat, siswa dapat menulis puisi bebas sesuai dengan unsur-unsur pembangun puisi.Siswa berani
membacakan puisinya di depan kelas,siswa mampu mengapresiasi puisi karya teman dan siswa juga dapat
merefleksikan pembelajaran yang telah dilalui, dan siswa juga dapat menghargai puisi karya temannya.

Peningkatan nilai rata-rata keterampilan menulis puisi bebas pada siklus I meningkat sebesar
12,31 dari 62,0 pada kondisi awal menjadi 74,31. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa mengalami
peningkatan sebesar 8,99 dari 74,31 menjadi 83,3. Selain itu, peningkatan siswa yang mencapai KKM
pada siklus I sebesar 31,81% dari 22,73% menjadi 54,54%, sedangkan pada siklus II meningkat sebesar
40,91% dari 54,54% menjadi 95,45%.

PENDAHULUAN bahwa dalam keterampilan menulis puisi maka

Berdasarkan hasil analisis kurikulum siswa diharapkan mampu menulis puisi bebas

mata pelajaran bahasa Indonesia dinyatakan dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.

bahwa keterampilan berbahasa mempunyai Supaya mampu menulis puisi dengan baik maka

empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, siswa harus menentukan atau mendata obyek

keterampilan berbicara, keterampilan membaca , yang akan dijadikan untuk menulis puisi.

dan keterampilan menulis. Dengan demikian Kemudian siswa mampu menuliskan ide idenya

dalam mempelajari bahasa Indonesia, dalam bentuk puisi dan setelah itu siswa mampu

kemampuan menulis merupakan satu dari empat menyunting puisi hasil karyanya. Puisi hasil

keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. karyanya kemudian dibacakan dengan baik
Menulis merupakan salah satu keterampilan dihadapan teman –teman satu kelas.

berbahasa yang dapat diperoleh sesudah Mengenai keterampilan menulis puisi

keterampilan menyimak, berbicara, dan khusus bagi siswa- siswi kelas 8B SMP Negeri 2

membaca. Hal itu menyebabkan keterampilan Kebonsari, fakta membuktikan bahwa banyak

menulis merupakan keterampilan berbahasa yang siswa yang kesulitan jika mereka mendapat tugas

dianggap sulit. Lebih khusus lagi dinyatakn menulis puisi. Siswa terlihat bingung untuk

Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 55

memulai menulis puisi. Mereka cenderung 5. Siswa kesulitan untuk memfokuskan
perhatian.
mencontoh puisi yang sudah ada atau mencontoh
6. Jika mendapat tugas menulis puisi mereka
puisi karya teman,tanpa mempedulikan ilmu atau cenderung mencontoh puisi yang sudah ada
atau mengutip puisi hasil karya teman.
cara pembuatannya. Fakta lain membuktikan
7. Puisi hasil karya mereka kualitasnya masih
bahwa puisi hasil karya mereka, kualitasnya masih rendah belum memenuhi kriteria puisi yang
baik.
rendah karena belum memenuhi kriteria puisi yang
8. Karena kualitas rendah maka prestasi rendah
baik.Akibatnya prestasi siswa untuk keterampilan yakni masih di bawah kriteria ketuntasan
minimal yang ditentukan.
menulis khususnya menulis puisi masih di bawah
9. Guru masih menggunakan metode
kriteria ketuntasan minimal. Nilai kurang dari 75 konvensional yaitu ceramah dan tugas.

seperti kriteria ketuntasan minimal yang telah 10. Proses belajar mengajar penulisan puisi
belum memotivasi siswa untuk
disepakati di SMP Negeri 2 Kebonsari kreatif .
Menyadari kecenderungan dampak negatif
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2015 / 2016.
dari proses pembelajaran bahasa indonesia yang
Faktor penyebab kegagalan pengembangan selama ini terjadi di kelas maka dibutuhkan
tindakan yang solutif dan inovativ untuk
kompetensi menulis puisi ini sebenarnya bukan menyeleasikan permasalahan diatas. Untuk
kepentingan itu maka guru melakukan tindakan
karena siswa semata tetapi guru nampaknya juga berupa upaya peningkataan kemampuan menulis
puisi bebas dengan pendekatan kontekstual pada
terlibat. Mengapa demikian? Karena ternyata siswa kelas VIII B smp negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2015- 2016.
guru masih menggunakan metode konvensional
Rumusan Masalah
yaitu metode ceramah dan tugas. Pengelolaan Berdasarkan pada latar belakang masalah

kelas belum mampu memotivasi siswa untuk dan identifikasi masalah di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
berkreasi maksimal.Pemberian tugas penulisan “Apakah pendekatan Kontekstual mampu
meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas
puisi oleh guru kepada siswa cenderung dengan siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun tahun Pelajaran 2015/2016 ?”
pemberian contoh tanpa langkah yang jelas.
Tujuan Penelitian
Dengan demikian nampak siswa mati langkah. Sesuai dengan rumusan masalah di atas,

Beberapa tahapan misalnya pemilihan tema, tujuan penelitian ini adalah,
1. Meningkatkan proses pembelajaran menulis
diksi, assosiasi kata, penguraian kalimat, dan
puisi bebas menggunakan pendekatan
penyusunan kalimat-kalimat dalam bentuk bait- kontekstual siswa kelas VIII B SMP Negeri 2
Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun
bait belum termaknai dengan jelas oleh siswa. Pelajaran 2015/2016 .
2. Meningkatkan hasil keterampilan menulis
Berdasarkan kondisi diatas diketahui puisi bebas menggunakan pendekatan
kontekstual siswa kelas VIII B SMP Negeri 2
bahwa terjadi masalah antara kondisi ideal yang Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun
pelajaran 2015/ 2016.
diharapkan kurikulum dengan kondisi riil di

lapangan. Masalah tersebut dipicu oleh beberapa

faktor antara lain faktor eksternal dan faktor

internal. Faktor Eksternal adalah faktor yna

berasal dari guru juga sarana yang tersedia. Faktor

internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa

termasuk motivasi rendah da Berdasarkan latar

belakang masalah di atas, selanjutnya

permasalahan- permasalahan yang ada dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Keterampilan menulis merupakan satu dari

empat keterampilan yang harus dikuasai oleh

siswa yaitu keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan

membaca dan keterampilan menulis.

2. Keterampilan menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang sulit.

3. Siswa sulit untuk memulai menulis puisi.

4. Siswa kesulitan untuk mengembangkan

gagasannya.

Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 56

3. Meningkatkan kemampuan menulis puisi menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
bebas siswa kelas VIII B SMPN 2 Kebonsari grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2015/ dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
2016. dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut.

Manfaat Penelitian Sedangkan Byrne (Haryadi dan Zamzani,
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat 1997: 77) mengemukakan bahwa mengarang
bukan sekedar menulis simbol-simbol grafis
untuk berbagai pihak antara lain : sehingga membentuk kata dan disusun menjadi
1. Siswa kalimat sesuai peraturan tertentu, tetapi
mengarang adalah menuangkan buah pikiran atau
Penelitian ini diharapkan mampu meningkat- gagasan ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-
kan kemampuan siswa dalam menulis, kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan
khususnya menulis puisi. Dengan meningkat- jelas sehingga buah pikiran atau gagasan tersebut
nya keterampilan menulis puisi siswa, maka dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
kualitas puisi hasil karya siswa akan lebih
baik. Dengan demikian prestasi siswa Dari beberapa pendapat tentang menulis
meningkat maka harapan kriteria ketuntasan dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan menulis
minimal akan tercapai. dan mengarang, penulis mengungkapkan isi hati
2. Peneliti dan pikirannya yang dikemas secara menarik dan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat mengena melalui bahasa tulis.
untuk menambah wawasan dan skill bagi
peneliti, dan mampu bermanfaat untuk Keterampilan Menulis Puisi
peningkatan kemampuan peneliti dalam Saleh Abbas (2006: 125) mengungkap-
kegiatan belajar mengajar khususnya materi
penulisan puisi. Selain itu penelitian ini kan bahwa kemampuan atau keterampilan
bermanfaat untuk peneliti dalam peningkatan menulis adalah kemampuan mengungkapkan
pembelajaran yang lebih baik. gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak
3. Sesama rekan guru lain melalui bahasa tulis. Sedangkan Asul
Penelitian ini diharapkan dapat menambah Wiyanto (2005:48) juga mengungkapkan bahwa
wawasan bagi sesama guru bahasa Indonesia kemampuan menulis puisi sering dianggap
mengenai materi penulisan puisi, khususnya sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak
penulisan puisi bebas. mempunyai bakat tidak dapat menulis puisi.
4. Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan Selanjutnya Asul Wiyanto juga meng-
temuan- temuan mengenai pendekatan ungkapkan bahwa tanpa bakat pun bila seseorang
kontekstual dalam pengajaran bahasa rajin belajar dan giat berlatih, dia akan terampil
Indonesia di sekolah Menengah Pertama menulis puisi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dalam mencapai hasil yang optimal khusus- menulis puisi merupakan jenis keterampilan
nya materi menulis puisi. menulis. Jika seorang siswa sering belajar dan giat
berlatih, tentu saja siswa tersebut akan semakin
terampil menulis puisi.

KAJIAN PUSTAKA Puisi Bebas
Pengertian Menulis Pengertian puisi bebas dalam Kamus Besar

Pengertian menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 903) adalah puisi yang
Bahasa Indonesia (2005: 1 219) adalah: (1) tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat
membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku
pena, (2) melahirkan pikiran atau perasaan kata dalam setiap larik.
(seperti mengarang, membuat surat) dengan
tulisan (3) menggambar, melukis, (4) membatik Zainuddin (1992:122) juga mengatakan
kain. Kemudian, Henry Guntur Tarigan (2008: bahwa puisi bebas merupakan puisi yang telah
22) mengemukakan bahwa menulis adalah meninggalkan ikatan- ikatan atau syarat-syarat
tertentu (merupakan konvensi), misalnya

Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 57

meninggalkan keterikatan jumlah baris, rima, dan g. Authentic Assessment

irama. Meninggalkan dalam arti tidak sangat Menilai sikap, pengetahuan dan

memperhatikan atau tidak menomorsatukan keterampilan. Berlangsung secara

ikatan-ikatan dan syarat-syarat yang ada. Yang terintegrasi dan dilakukan dengan berbagai

dipentingkan dan diperhatikan dalam puisi bebas tes dan non tes. Berbentuk kinerja,

adalah keindahan, kebaikan, dan ketepatan observasi, fortofolio maupun jurnal.

dalam mengungkapkan peristiwa dengan bahasa

yang indah, baik, dan tepat. Hipotesis Tindakan

Pendekatan Kontekstual ( Contextual Hipotesis tindakan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : “Jika strategi

Teaching Learning / CTL) pembelajaran yang digunakan dalam proses

1. Konsep Pendekatan Kontekstual pembelajaran bahasa Indonesia untuk materi

Contextual Teaching and Learning penulisan puisi bebas pada siswa kelas VIII B

(CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran SMPN 2 Kebonsari Kabupaten Madiun

yang menekankan pada pemberdayaan siswa menggunakan pendekatan kontekstual maka

sehingga hasil belajar bukan hanya sebatas kemampuan menulis puisi / prestasinya menjadi
pada pengenalan diri, melainkan lebih pada lebih meningkat.”

penghayatan dan penerapan nilai- nilai

kehidupan nyata. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Tujuh prinsip utama pendekatan Kontekstual Berikut diagram hasil rata rata menulis

adalah : puisi bebas siswa:

a. Contructivisme Siklus Nilai Rata-rata % siswa dengan
Belajar adalah proses aktif mengonstruksi Menulis Puisi nilai ≥ 75
pengetahuan dari abstraksi pengalaman Pra Siklus
alam maupun manusiawi, yang dilakukan Siklus I Bebas 23
pribadi dan social untuk mencari ilmu Siklus I 62 55
dengan memproses informasi sehingga 96
74

83

dirasakan masuk akal sesuai dengan Dari tabel di atas dapat dilihat
berfikir yang dimiliki. peningkatan terjadi pada nilai menulis puisi
b. Inquiry bebas siswa dari tahap pra siklus, siklus I, dan
Langkah-langkah inquiry dengan siklus II.
menemukan masalah-masalah, melakukan

observasi, analisis data, kemudian Pembahasan
mengkomunikasikan hasilnya. 1. Keberhasilan Proses
c. Questioning
Bagi guru digunakan untuk mendorong, Keberhasilan proses ditunjukkan
membimbing dan menilai peserta didik dengan peningkatan aktivitas siswa.
menggali informasi tentang pemahaman, Peningkatan aktivitas siswa ditunjukkan
perhatian dan pengetahuan peserta didik. dengan siswa lebih termotivasi dan antusias
d. Learning Community dalam mengikuti pembelajaran, siswa
Belajar dilakukan dalam kelompok- memperhatikan penjelasan guru, siswa berani
kelompok kecil sehingga kemampuan membacakan puisinya di depan kelas, siswa
sosial dan komunikasi berkembang. berani melakukan refleksi.
e. Modeling
Pemodelan dilakukan oleh guru, peserta Ada beberapa permasalahan saat
didik dan tokoh lain. kondisi awal (pra tindakan) yaitu tidak adanya
f. Reflection rangsangan dari guru untuk mengembangkan
Respon terhadap kejadian / aktifitas / imajinasi siswa dan penggunaan metode
pengetahuan yang baru/. ceramah dalam menjelaskan materi. Hal itu
berakibat pada ketidakaktifan siswa dalam
pembelajaran, karena yang terjadi adalah

Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 58

komunikasi satu arah. Selain itu, siswa

kesulitan untuk memfokuskan perhatiannya.

Walaupun siswa ridak ramai namun ada

beberapa siswa yang tidak memperhatikan

penjelasan guru sepenuhnya. Siswa juga

kelihatan tidak antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

Pada tahapan siklus I, dari kegiatan

siswa yang diamati, terlihat masih ada

beberapa siswa yang tidak mempunyai

motivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal Gambar : Diagram prosentase Kegiatan Guru
itu tampak dari sikap siswa yang melamun

dan tidak memperhatikan penjelasan guru.

Ada beberapa siswa yang tidak begitu 2. Keberhasilan Hasil (produk)
Pembelajaran keterampilam menulis
menyimak contoh pembacaan puisi, mereka
puisi bebas di kelas VIII B SMPN 2
hanya mendengarkan sebentar kemudian Kebonsari, Kabupaten Madiun menunjukkan
peningkatan setelah menggunakan Pendekatan
sibuk sendiri dan berbicara dengan teman di Kontekstual. Dalam menilai keterampilan
menulis puisi bebas siswa, digunakan
belakangnya. Siswa antusias untuk ke luar penilaian per aspek. Aspek-aspek yang dinilai
yaitu keakuratan tema dan makna, kekuatan
kelas mengamati alam secara langsung. imajinasi, ketepatan diksi, pendayaan pemajasan
dan citraan, dan respon afektif guru. Karangan
Kemudian beberapa siswa puisi bebas kelas VIII B SMPN 2 Kebonsari
Kabupaten Madiun mengalami peningkatan
memberikan tepuk tangan setelah siswa pada tiap aspeknya. Berikut adalah contoh hasil
karangan puisi bebas siswa dari siklus I hingga
selesai membaca puisinya. Setelah itu siklus II.

beberapa siswa merefleksi pembelajaran yang Karangan puisi bebas siklus I yang
masuk dalam kategori nilai rendah. Pada
telah dilalui. aspek keakuratan tema dan makna, judul yang
dipilih siswa dalam puisi di atas adalah
Pada tahapan siklus II, aktivitas siswa “Guruku”. Judul tersebut belum sesuai dengan
tema yang digunakan, yaitu “Keindahan
mengalami peningkatan. Siswa tampak Alam”. Penyampaian pesan pada puisi
tersebut kurang jelas, karena puisi ini hanya
antusias untuk mengikuti pembelajaran.

Mereka senang melihat contoh puisi yang

diberikan oleh guru. Mereka antusias ke luar

ruangan untuk mengamati alam secara

langsung. Jumlah siswa yang membacakan

puisinya meningkat. Kemudian beberapa

siswa memberikan tepuk tangan setelah siswa

selesai membacakan puisinya. Siswa yang

merefleksi pembelajaran dengan bimbingan

guru pun jumlahnya juga meningkat.

menyampaikan tentang seorang guru yang

menjadi pemandu mereka dalam belajar dan

pesan puisi sudah tersampaikan. Namun judul

puisi tidak sesuai dengan tema yang

ditentukan.

Pada aspek kekuatan imajinasi, daya

khayal siswa masih rendah, siswa kurang

kreatif sehingga puisi kurang mengesankan.

Jika puisi di atas dibaca tampak bahwa puisi

Gambar : Diagram hasil observasi kegiatan tersebut seperti sebuah karangan yang
siswa memaparkan tentang seorang Guru. Pada
aspek ketepatan diksi, pemilihan kata kurang

tepat dan kurang efektif.
Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 59

Puisi karya siswa yang tergolong nilai baris-baris akhir puisi tersebut tampak seperti
rendah pada siklus II : pendayaan pemajasan sebuah karangan yang berisi larangan dan
dan citraan yang digunakan siswa masih anjuran. Pada puisi di bawah ini, pendayaan
rendah. Tanggapan guru terhadap puisi sudah pemajasan dan citraan yang digunakan siswa
baik. Walaupun judul sudah sesuai dengan sudah lebih baik dari puisi sebelumnya.
tema tetapi diksi perlu diperhatikan. Tanggapan guru terhadap puisi baik. Di
bawah ini adalah puisi siswa bernama
Karangan puisi bebas siklus I yang Nuhawanis yang tergolong nilai tinggi pada
masuk dalam kategori nilai tinggi. Pada aspek siklus II
keakuratan tema dan makna, judul yang
dipilih siswa dalam puisi di atas adalah SIMPULAN DAN SARAN
“Bunga”. Judul tersebut sudah sesuai dengan Simpulan
tema yang digunakan, yaitu “Keindahan
Alam”. Penyampaian pesan pada puisi Berdasarkan hasil penelitian dan pembah
tersebut sangat jelas yaitu pesan agar jangan asan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
merusak alam harus menjaganya. Isi puisi 1. Bahwa Pendekatan Kontekstual dapat
tersebut mengenai cinta dan peduli pada alam.
Jadi tema dan isi puisi sudah sesuai. meningkatkan kemampuan menulis puisi
bebas siswa kelas 8B SMPN 2 Kebonsari
Pada aspek kekuatan imajinasi, daya Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2015/
khayal siswa tinggi dan kreatif. Sehingga 2016. Hal ini dapat dibuktikan dengan siswa
puisi tersebut mengesankan. Selanjutnya pada mempunyai motivasi untuk mengikuti
aspek ketepatan diksi, secara keseluruhan pembelajaran. Siswa mencermati contoh
pemilihan kata sudah tepat dan efektif. puisi yang ditampilkan oleh guru dengan
baik. Siswa konsentrasi memperhatikan
Pada puisi tersebut, pendayaan penjelasan guru mengenai ciri-ciri puisi, siswa
pemajasan dan citraan yang digunakan siswa antusias mengikuti pembelajaran karena
sudah baik. Siswa menggunakan kata suasana pembelajaran lebih leluasa dan
perumpamaan yaitu “kau sangat cantik”. kegiatan pembelajaran di luar ruang kelas.
Tanggapan guru terhadap puisi sangat baik. Siswa dengan senang mengamati obyek
Pada siklus II, mengalami kemajuan dalam secara langsung di lingkungan sekolah, dan
menulis puisi bebas. Karangan puisinya siswa dapat menulis puisi bebas dengan
mengalami peningkatan skor pada tiap aspek mengasosiasikan apa yang diimajinasikan
penilaian keterampilan menulis puisi bebas. dengan hal yang telah dilihat dan diamati
Secara lebih rinci, peningkatan skor pada secara langsung.Siswa berani membacakan
puisi siswa tersebut tersaji sebagai berikut. puisinya di depan kelas,siswa dapat
merefleksikan pembelajaran yang telah
Pada aspek keakuratan tema dan dilalui, dan siswa juga dapat menghargai puisi
makna, judul yang dipilih siswa adalah “Bukit karya teman.
Tinggi”. Judul tersebut sesuai dengan tema 2. Hasilketerampilan menulis puisi bebas
yang digunakan, yaitu “Keindahan Alam”. siswa kelas VIII B SMPN 2 Kebonsari
Penyampaian pesan pada puisi di bawah ini Kabupaten Madiun meningkat. Peningkat-
jelas, yaitu pesan agar sadar akan alam . Isi an tersebut dapat dideskripsikan sebagai
puisi tentang arti keindahan dan kekaguman berikut :
atas bukit yang tinggi dan menawan. Mereka a. Deskripsi hasil siklus 1
mengagguminya. Maka tema dan isi puisi
sudah sesuai. Rata-rata nilai siswa meningkat dari
62,0 pada kondisi awal menjadi 74,31
Pada aspek kekuatan imajinasi, daya pada siklus 1. Kenaikannya sebesar
khayal siswa cukup baik, siswa kreatif dan 12,31. KKM meningkat dari 22,73%
lebih bervariasi sehingga puisi cukup pada kondisi awal menjadi 54,54%
mengesankan. Selanjutnya pada aspek
ketepatan diksi, secara keseluruhan pemilihan
kata sudah tepat dan efektif. Namun pada

Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 60

pada siklus 1. Peningkatannya sebesar pemajasan dan citraan dengan baik. Hasil
31,81%. Kesimpulannya puisi bebas meningkat memenuhi kriteria Ketuntasan
hasil karya siswa pada siklus I lebih baik Minimal yang ditentukan. Dengan
jika dibandingkan dengan kondisi awal. demikian tidak perlu siklus berikutnya
Siswa sudah dapat menulis puisi bebas karena hasil sudah tuntas
sesuai dengan unsur-unsur puisi bebas
tetapi perlu adanya tindak lanjut supaya Saran
hasilnya lebih meningkat. Berdasarkan kesimpulan yang telah
b. Deskripsi hasil siklus II
Peningkatan keterampilan siswa dalam dipaparkan di atas, maka sebagai upaya
menulis puisi bebas pada siklus II adalah meningkatkan proses pembelajaran terdapat
ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata- beberapa saran sebagai berikut :
rata sebesar 8,99 dari 74,31 pada siklus I 1. Guru dalam melaksanakan pembelajaran
menjadi 83,3 pada siklus II. Prorsentase
siswa yang telah mencapai KKM juga sebaiknya menggunakan metode pembelajar-
meningkat sebesar 40,91% dari 54,54% an yang menarik dan melibatkan keaktifan
pada siklus I menjadi 95,45% pada siklus siswa, sebagaimana dalam pendekatan
II. Hal ini menunjukkan bahwa kontekstual pada mata pelajaran bahasa
keterampilan menulis puisi bebas siswa Indonesia dalam menulis puisi bebas,
meningkat. Selain itu guru lebih bervariasi sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam menyampaikan materi pembelajaran dapat meningkat, dan siswa lebih bersemangat
serta dapat mengarahkan siswa dalam dalam mengikuti pembelajaran.
menulis puisi bebas sesuai dengan unsur- 2. Pendekatan Kontekstual dalam menulis puisi
unsur puisi bebas, sehinga siswa dapat bebas dapat dijadikan alternatif dalam upaya
menulis puisi bebas dengan memperhati- meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
kan tema dan makna, diksi, imajinasi, siswa dengan mengutamakan pembelajaran
yang melibatkan keaktifan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rofi‟udin dan Darmiyati Zuhdi. (1999). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia di

Kelas Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Aminuddin. (2010). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Asul Wiyanto. (2005). Kesusastraan Sekolah. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.

Burhan Nurgiyantoro. (2005). Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Haryadi dan Zamzami. (1997). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Henry Guntur Tarigan. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

__________________. (1991). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Herman J Waluyo. (2002). Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

_________________. (1983). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga

Kasihani Kasbolah. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.

Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 61

Rochiati Wiriaatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru
dan Dosen. Bandung: Rosda Karya

Rosalin,Elin. (2008).Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung : Karsa Mandiri Perkasa.
Sabarti Akhadiah, Maidar G Arsjad, dan Sakura H Ridwan. (1997). Menulis. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.
Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Zainuddin. (1992). Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Pendekatan Kontekstual - Menulis Puisi Bebas - Warsini, S.Pd – SMPN 2 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 62

PENERAPAN METODE LATIHAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF SEBAGAI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK
BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIIIG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012 SMP NEGERI 1 JIWAN KABUPATEN MADIUN

Oleh : SUGIHARTI, S.Pd.
SMPN 1 Jiwan Kabupaten Madiun

ABSTRAK :
Kata Kunci: Metode Latihan Pendekatan Kooperatif, Prestasi Belajar

Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Bangun Ruang Sisi Lengkung Dengan Metode Latihan Melalui Pendekatan Kooperatif di Kelas VIIIG
Tahun Pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIG tahun pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1
Jiwan Kabupaten Madiun sebanyak 22 siswa dengan rincian jumlah 10 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan metode tes kemudian dianalisis
dengan menggunakan prosentase untuk mengetahui peningkatan setiap siklusnya. Prosedur penelitian
tindakan dengan melalui 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I siswa keaktifan siswa aktif sebanyak 4 siswa
atau 18,18% naik pada siklus II menjadi 15 siswa atau 68,15%, sedangkan ketuntasan belajar siswa pada
siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 9 siswa atau 40,51% pada siklus II sebanyak 20 siswa atau
90,91% hal ini mengalami kenaikan sebesar 50% sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 13 siswa
atau 59,09% pada siklus II sebanyak 2 siswa atau 9,09%, hal ini mengalami penurunan sebesar 50%.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa adanya penerapan metode latihan melalui
pendekatan kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada pokok bahasan bangun ruang
sisi lengkung siswa kelas VIIIG Tahun Pelajaran 2011/2012SMP Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun.

PENDAHULUAN masih menggunakan metode ceramah dalam
Dalam rangka meningkatkan mutu pemberian tugas yang terkadang membuat siswa
tidak tahu makna atau fungsi dari hal yang
pendidikan, pemerintah telah mengadakan dipelajari. Demikian halnya pada pembelajaran
berbagai usaha. Diantaranya menambah sarana matematika pokok bahasan bangun ruang sisi
pendidikan yang berupa gedung-gedung sekolah, lengkung yang masih menggunakan metode
buku-buku paket baik itu untuk pegangan guru tersebut. Mereka masih kesulitan dalam
maupun bagi murid, alat-alat peraga, menghafal rumus luas permukaan dan volume
pembaharuan kurikulum, metode belajar tabung, kerucut dan bola, padahal ini sangat
mengajar, dan penataran guru-guru sebagai berguna dalam kehidupan sehari-hari. Tidak
penambah ilmu pengetahuan. sedikit juga siswa yang melakukan kesalahan
dalam mengerjakan soal-soal latihan, sehingga
Dalam suatu lembaga pendidikan formal menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
seperti di SMP terdapat beberapa macam mata
pelajaran yang diajarkan, salah satu diantaranya Guru sebagai ujung tombak pendidikan
adalah mata pelajaran matematika. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam
dapat melatih siswa untuk berfikir logis, rasional, rangka meningkatkan mutu dunia pendidikan.
kritis, cermat, efektif, dan efisien. Tidak sedikit Maka perlu adanya perubahan yang mendasar
siswa yang menganggap matematika sebagai dalam penggunaan metode pembelajaran misalnya
pelajaran yang sulit. Hal ini tidak semata-mata dengan menggunakan metode latihan. Metode
karena materi yang sulit, tetapi metode latihan merupakan suatu cara mengajar dengan
pembelajaran yang digunakan guru cenderung memberikan latihan-latihan terhadap apa yang
masih monoton. Seperti halnya di SMP Negeri 1 telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu
Jiwan dimana dalam proses pembelajaran guru

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|63

keterampilan tertentu dan menanamkan dengan memberikan latihan secara berulang-ulang
kebiasaan-kebiasaan tertentu. mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan
Guru juga mendapat kebebasan untuk tertentu.”
menentukan pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan. Pendekatan pembelajaran yang Metode ini sangat cocok untuk
digunakan hendaknya dapat mengaktifkan siswa. mengajarkan keterampilan motorik maupun
Salah satu pendekatan yang menekankan pada hal keterampilan mental. Keterampilan motorik
tersebut adalah pembelajaran kooperatif. merupakan keterampilan dalam menggunakan
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alat, antara lain keterampilan musik, menari,
model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam pertukangan, kerajinan, dan olah raga. Sedangkan
kelompok yang heterogen dan saling membantu keterampilan mental antara lain meliputi
dalam belajar. Model pembelajaran ini pada keterampilan menghafal, menghitung, menambah,
dasarnya menggalakkan siswa bersama-sama mengurangi, mengalikan, dan membagi.
dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan
yang bermacam-macam bahkan bila mungkin Agar pelaksanaan drill atau latihan dapat
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, berjalan lancar, maka perlu diperhatikan hal-hal
dan jenis kelamin yang berbeda-beda. Dengan berikut (Suwarna, dkk, 2006:111):
pembelajaran kooperatif siswa dapat memperoleh a. Perlu adanya penjelasan tentang apa yang
pengalaman belajar yang bervariasi melalui tukar
menukar pengalaman dengan teman sebaya. menjadi tujuan, sehingga setelah selesai latihan
siswa dapat mengerjakan sesuatu yang
Berdasarkan uraian di atas penulis diharapkan guru.
berupaya adanya peningkatan Prestasi Belajar b. Perlu adanya penjelasan tentang apa yang
Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi harus dikerjakan.
Lengkung Dengan Menerapkan Metode Latihan c. Lama latihan perlu disesuaikan dengan
Melalui Pendekatan Kooperatif di Kelas VIIIG kemampuan siswa.
Tahun Pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Jiwan d. Perlu adanya kegiatan selingan agar siswa
Kabupaten Madiun. tidak merasa bosan.
e. Jika ada kesalahan segera diadakan perbaikan.
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Latihan Sebagaimana pada setiap metode
mengajar lainnya, metode ini juga ada kelebihan
Metode latihan merupakan salah satu dan kekurangannya (Syaiful dan Aswan,
metode mengajar yang akan digunakan dalam 2002:108-109). Kelebihannya antara lain:
penelitian ini. Menurut Ign. S. Ulih (dalam a. Untuk memperoleh kecakapan motoris.
Slameto, 2003: 65) mengatakan bahwa Mengajar b. Untuk memperoleh kecakapan mental.
adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang c. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan
kepada orang lain agar orang lain itu menerima,
menguasai dan mengembangkannya. Sedangkan berulang-ulang.
Menurut Slameto (2003:65) “Metode mengajar d. Bahan yang diberikan secara teratur, akan lebih
adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Dengan mencoba metode-metode yang melekat pada diri anak dan benar-benar
baru, dapat membantu meningkatkan kegiatan menjadi miliknya.
belajar mengajar. e. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi
yang segera diberikan oleh guru
Metode latihan sering disebut dengan memungkinkan murid untuk segera melakukan
metode latihan siap, metode drill, atau metode perbaikan. Dengan demikian akan menghemat
training. Syaiful dan Aswan (2002: 108) waktu belajarnya.
menyatakan bahwa metode latihan merupakan f. Pengetahuan atau keterampilan yang telah
suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Sedangkan menurut dalam keperluan sehari-hari.
Suwarna, dkk (2006:111) “Sebagai metode Sedangkan kekurangannya antara lain:
mengajar, metode drill merupakan cara mengajar a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik
karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|64

pengertian. a. Saling ketergantungan positif, karena
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis keberhasilan kelompok sangat tergantung pada
usaha tiap anggotanya.
kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan b. Tanggung jawab perseorangan.
c. Tatap muka, dimana setiap kelompok harus
secara berulang-ulang merupakan hal yang
menoton dan mudah membosankan. diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
d. Dapat menimbulkan verbalisme. berdiskusi.
d. Komunikasi antar anggota, bahwa keberhasil-
B. Pembelajaran Kooperatif an suatu kelompok juga tergantung pada
kesediaan para anggota untuk saling
Nurhadi, dkk (2004:61) menyatakan mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka.
bahwa pembelajaran kooperatif adalah e. Evaluasi proses kelompok, tidak perlu
dilaksanakan setiap kali ada kerja kelompok,
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja melainkan bisa diadakan selang beberapa
waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat
mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk dalam kegiatan cooperative learning.
Pembelajaran kooperatif yang utama adalah
menghindari ketersinggungan dan membantu siswa untuk mampu berfikir kritis dan
kreatif. Tujuan dari pengelompokan ini adalah
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan untuk mengembangkan kemampuan siswa
khususnya kemampuan bekerja sama,
pemusuhan. Selanjutnya Nurhadi (2004:112) bertoleransi, dan berinteraksi secara aktif dalam
kegiatan belajarnya.
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
Ada banyak alasan mengapa
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pembelajaran kooperatif dikembangkan. Nurhadi
(2004:116) mengemukakan bahwa ada beberapa
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk keuntungannya, antara lain:
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
sosial.
belajar untuk mencapai tujuan belajar. b. Memungkinkan para siswa saling belajar

Sedangkan menurut Etin dan Raharjo mengenai sikap, keterampilan, informasi,
(2007:4) “Pada dasarnya cooperative learning perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau sosial.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu nilai-nilai sosial komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri
diantara sesama dalam struktur kerja sama yang sendiri atau egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat ber-
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua lanjut hingga masa dewasa.
g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan
orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat untuk memelihara hubungan saling mem-
butuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada
sesama manusia.
kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga i. Meningkatkan kemampuan memandang
masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide
orang lain yang dirasakan lebih baik.
bersama dalam suasana kebersamaan diantara
sesama anggota kelompok”.

Dari beberapa definisi di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang

menekankan siswa belajar bersama-sama dalam

suatu kelompok kecil dengan kemampuan

heterogen, bahkan bila mungkin anggota

kelompok berasal dari ras, jenis kelamin yang

berbeda-beda. Beberapa ahli berpendapat bahwa

pembelajaran koopertif dapat memberi

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah

maupun kelompok atas melalui kerjasama

menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Tidak semua kerja kelompok bisa

dianggap sebagai pelajaran kooperatif. Lie (dalam

Jurnal Pendidikan Vol. 13, 2007:22) mengatakan

bahwa ada lima unsur model pembelajaran

kelompok yang harus diterapkan, yaitu:

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|65

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
memandang perbedaan kemampuan, jenis Belajar
kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
agama, dan orientasi tugas.
Dengan pembelajaran kooperatif diharap- prestasi belajar. Miranda, Winkel dan Santrock
(dalam Reni Akbar-Hawadi, 2004:168-169)
kan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. menyatakan bahwa prestasi belajar siswa
Seperti yang dikemukakan oleh Johnson dan ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
Johnson (dalam Mulyono Abdurrahman, a. Faktor-faktor yang Ada pada Siswa
1999:124) bahwa hasil-hasil penelitian menunjuk-
kan interaksi kooperatif memiliki berbagai 1) taraf inteligensi;
pengaruh positif terhadap perkembangan anak. 2) bakat khusus;
3) taraf pengetahuan yang dimiliki;
C. Prestasi Belajar 4) taraf kemampuan berbahasa;
1. Pengertian Prestasi Belajar 5) taraf organisasi kognitif;
6) motivasi;
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan 7) kepribadian;
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara 8) perasaan;
individual maupun kelompok. 9) sikap;
10) minat;
Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk 11) konsep diri;
mendapatkan prestasi, maka muncullah berbagai 12) kondisi fisik dan psikis (termasuk cacat
pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka
masing-masing untuk memberikan pengertian fisik dan kelainan psikologis).
mengenai “prestasi”, namun secara umum mereka b. Faktor-faktor yang Ada pada Lingkungan
sepakat, bahwa “prestasi” adalah “hasil” dari
suatu kegiatan. Keluarga
1) hubungan antar-orang tua;
WJS. Poerwadarminta (dalam Syaiful 2) hubungan orang tua-anak;
Bahri Djamarah, 1994:20) menyatakan bahwa 3) jenis pola asuh;
“Prestasi adalah hasil yang telah dicapai 4) keadaan sosial ekonomi keluarga.
(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).” c. Faktor-faktor yang Ada pada Lingkungan
Sedangkan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar, Sekolah
menyatakan bahwa “prestasi adalah apa yang telah 1) guru : kepribadian guru, sikap guru
dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan
keuletan kerja.” gaya mengajar;
2) kurikulum;
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas 3) organisasi sekolah;
yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan 4) sistem sosial di sekolah;
sejumlah kesan bahan yang telah dipelajari. 5) keadaan fisik sekolah dan fasilitas
pendidikan;
Menurut Lanawati (dalam Reni Akbar- 6) hubungan sekolah dengan orang tua;
Hawadi, 2004:168) menyatakan bahwa “Prestasi 7) lokasi sekolah.
Belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap
proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai 3. Indikator keberhasilan pembelajaran
dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi Keberhasilan atau kegagalan dalam proses
pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari
siswa.” belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas
proses pembelajaran. Apabila merujuk pada
Setelah menelusuri uraian di atas, maka rumusan operasional keberhasilan belajar, maka
dapat dipahami mengenai makna “prestasi” dan belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri
“belajar”. Prestasi belajar adalah hasil yang sebagai berikut (Pupuh Fathurrohman,
diperoleh berupa kesan-kesan yang 2007:113).
mengakibatkan perubahan dalam diri individu a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|66

individu maupun kelompok; kelas, menyusun peringkat atau sebagai
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan ukuran mutu sekolah.

pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh METODE PENELITIAN
siswa baik secara individu maupun kelompok; Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIG
c. Terjadinya proses pemahaman materi yang
secara sekuensial mengantarkan materi tahap SMP Negeri 1 Jiwan tahun pelajaran 2011/2012
berikutnya. sejumlah 22 siswa, terdiri dari 10 laki-laki dan 12
perempuan.
Ketiga ciri keberhasilan belajar diatas,
bukanlah semata-mata keberhasilan dari segi Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam
kognitif, tetapi mesti melumat aspek-aspek lain, 2 siklus dengan mengambil sub pokok bahasan
seperti aspek afektif dan psikomotorik. bangun ruang sisi lengkung. Penelitian ini
Pengevaluasian salah satu aspek saja akan dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan
menyebabkan pengajaran kurang memiliki makna April 2012.
yang bersifat komprehensif.
Adapun rincian tahap pelaksanaan
4. Alat Penilaian Keberhasilan Pembelajaran kegiatan pembelajaran tiap siklusnya sebagai
Untuk mengukur dan mengevaluasi berikut:
1. Tahap Perencanaan Tindakan
tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan
melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan a. Dimulai dengan mengidentifikasi masalah
dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat yang akan diteliti yaitu mengenai keliling
digolongkan pada beberapa jenis penilaian, antara dan luas persegi dan persegi panjang.
lain (Pupuh Fathurrohman, 2007:114)
a. Tes Formatif b. Peneliti menyusun rancangan silabus dan
skenario pembelajaran.
Tes formatif digunakan untuk
mengukur satu atau beberapa pokok bahasan c. Sebagai alat belajar yang digunakan buku
tertentu dan bertujuan untuk memperoleh teks yang tersedia.
gambaran tentang daya serap siswa terhadap
pokok bahasan tersebut. Hasil tes dapat d. Selain itu peneliti mempersiapkan soal-
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses soal latihan yang akan digunakan dalam
belajar mengajar pada bahan tertentu dan proses pembelajaran.
dalam waktu tertentu pula.
b. Tes Sub-Sumatif e. Menyusun format tes yang akan
digunakan untuk mengevaluasi hasil
Tes sub-sumatif meliputi sejumlah belajar siswa.
bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan Menyusun format observasi
dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya serap siswa agar 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Untuk pelaksanaan tindakan dilakukan
Hasil tes sub-sumatif dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar oleh peneliti. Adapun tindakan yang akan
dan diperhitungkan dalam menentukan nilai dilakukan adalah sebagai berikut:
raport. SIKLUS I
c. Tes Sumatif a. Kegiatan awal

Tes sumatif diadakan untuk mengukur 1) menyiapkan alat dan bahan pelajaran.
daya serap siswa terhadap bahan pokok 2) menyampaikan tujuan pembelajaran.
bahasan yang telah diajarkan selama satu 3) membagi siswa menjadi beberapa
semester, satu atau dua tahun pelajaran.
Tujuannya adalah untuk menetapakan tingkat kelompok secara heterogen, masing-
atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam masing kelompok terdiri dari empat
suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes siswa.
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan b. Kegiatan inti
1) memberikan sedikit penjelasan mengenai
materi bangun ruang sisi lengkung dan
bersama-sama siswa memberikan contoh-
contohnya.
2) memberikan sedikit penjelasan mengenai

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|67

luas permukaan, volume tabung dan a. Kegiatan awal
kerucut. 1) menyiapkan alat dan bahan pelajaran.
3) memberikan soal-soal latihan yang 2) menyampaikan tujuan pembelajaran.
berkaitan dengan luas permukaan, 3) membagi siswa menjadi beberapa
volume tabung dan kerucut. kelompok secara heterogen, masing-
4) memberi kesempatan pada siswa untuk masing kelompok terdiri dari empat
berdiskusi dengan kelompoknya. siswa.
5) meminta salah satu perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan hasil b. Kegiatan inti
diskusinya. 1) memberi sedikit penjelasan mengenai luas
6) mengevaluasi hasil diskusi tiap permukaan dan volume bola.
kelompok. 2) memberikan soal-soal latihan yang
c. Kegiatan akhir berkaitan dengan luas permukaan dan
Memberikan tes formatif pada siswa yang volume bola.
digunakan untuk mengevaluasi prestasi 3) memberi kesempatan pada siswa untuk
belajar siswa. berdiskusi dengan kelompoknya.
4) meminta salah satu siswa perwakilan tiap
SIKLUS I kelompok untuk mengerjakan hasil
a. Kegiatan awal diskusinya.
5) mengevaluasi hasil diskusi tiap
1) menyiapkan alat dan bahan pelajaran. kelompok.
2) menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) membagi siswa menjadi beberapa c. Kegiatan akhir
Memberikan tes formatif pada siswa yang
kelompok secara heterogen, masing- digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
masing kelompok terdiri dari empat 3. Tahap Observasi
siswa.
Pada saat proses pembelajaran
b. Kegiatan inti berlangsung dilakukan observasi yang digunakan
1) memberikan sedikit penjelasan mengenai untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi.
materi bangun ruang sisi lengkung dan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati
bersama-sama siswa memberikan contoh- keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
contohnya. Selain itu observasi juga difokuskan pada
2) memberikan sedikit penjelasan mengenai keterampilan peneliti yang bertindak sebagai
luas permukaan, volume tabung dan pengajar dalam proses pembelajaran.
kerucut.
3) memberikan soal-soal latihan yang 4. Tahap Refleksi
berkaitan dengan luas permukaan, volume Kegiatan refleksi diawali dengan
tabung dan kerucut.
4) memberi kesempatan pada siswa untuk memeriksa catatan hasil observasi. Semua hasil
berdiskusi dengan kelompoknya. observasi dievaluasi dan digunakan sebagai acuan
5) meminta salah satu perwakilan dari setiap untuk melakukan perbaikan pada siklus
kelompok untuk mengerjakan hasil berikutnya jika masih terdapat kekurangan-
diskusinya. kekurangan pada siklus sebelumnya.
6) mengevaluasi hasil diskusi tiap
kelompok. Dengan refleksi ini akan di dapat suatu
masukan atau bahan pertimbangan yang sangat
c. Kegiatan akhir berharga dan akurat bagi penentu langkah
Memberikan tes formatif pada siswa yang tindakan pada siklus berikutnya.
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa. Dalam Pengumpulan data, peneliti
menggunakan beberapa alat pengumpul yang
SIKLUS II disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini melalui dua metode, yaitu :
1. Tes

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|68

Tes yang digunakan dalam penelitian Tabel 3. Keaktifan Siswa Siklus II
ini adalah tes tertulis yang berbentuk uraian
yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
(post test). pada siklus II keaktifan siswa aktif sebanyak 15
2. Lembar Observasi siswa atau 68,18%, siswa cukup aktif sebanyak 5
atau 22,73%, siswa kurang aktif sebanyak 1 atau
Lembar observasi ini digunakan untuk 4,55%, siswa tidak aktif sebanyak 1 atau 4,55%.
mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti Tabel 4. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
kegiatan pembelajaran pada sub pokok
bahasan keliling dan luas persegi dan persegi
panjang. Lembar observasi yang digunakan
dalam penelitian ini berupa check list yang
terdiri dari dua aspek dimana siswa dikatakan
aktif jika sudah memenuhi salah satu aspek
tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada siklus I diperoleh

hasil dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Keaktifan Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
pada siklus I keaktifan siswa aktif sebanyak 4 pada siklus II ketuntasan belajar, siswa yang
siswa atau 18,18%, siswa cukup aktif sebanyak 6 tuntas sebanyak 20 siswa atau 90,91%,
atau 27,27%, siswa kurang aktif sebanyak 7 atau sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 2
31,82%, siswa tidak aktif sebanyak 7 atau siswa atau 9,09%. Dari hasil siklus II ketuntasan
31,82%. Dari siklus I ini keaktifan siswa sangat belajar siswa melebihi 75%, sehingga penelitian
rendah, hal ini dikarenakan siswa baru mengenal pada siklus II diakhiri.
pembelajaran yang diterapkan peneliti dan siswa
masih terbiasa dengan pembelajaran yang Pembahasan yang peneliti lakukan
diterapkan oleh guru matematika kelas VIIIG. terhadap hasil penelitian yang telah dikemukakan
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I di atas adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan tabel 1 dan tabel 3 pada hasil
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
pada siklus I ketuntasan belajar, siswa yang penelitian di atas dapat dilihat bahwa siklus I
tuntas sebanyak 9 siswa atau 40,51%, sedangkan siswa keaktifan siswa aktif sebanyak 4 siswa
siswa yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau atau 18,18% naik menjadi 15 siswa atau
59,09%. Dari hasil siklus I ketuntasan belajar 68,15%, siswa cukup aktif pada siklus I
siswa masih di bawah 75%, kemudian dilanjutkan sebanyak 6 atau 27,27% pada siklus II
pada siklus I. sebanyak 5 atau 22,73%, siswa kurang aktif
siklus I sebanyak 7 atau 31,82% pada siklus II
sebanyak 1 atau 4,55%, siswa tidak aktif pada
siklus I sebanyak 7 atau 31,82% pada siklus II
sebanyak 1 atau 4,55%, hal ini dapat
digambarkan pada grafik di bawah ini:

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|69

Grafik Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran pendekatan kooperatif selama peneliti melakukan
Kooperatif Siklus I, dan Siklus II. penelitian yaitu:
Dari uraian di atas dapat disimpulkan 1. Siswa tidak berani mengungkapkan

bahwa penerapan metode latihan melalui pendapatnya dalam pembelajaran dengan
pendekatan kooperatif dapat meningkatkan metode latihan melalui pendekatan kooperatif.
keaktifan siswa di kelas VIIIG SMP Negeri 1 2. Dalam pembelajaran metode latihan
Jiwan. pendekatan kooperatif masih didominasi oleh
2. Berdasarkan tabel 2 dan tabel 4 pada hasil siswa yang pandai.

penelitian di atas dapat dilihat bahwa siklus I Untuk mengatasi hambatan tersebut,
siswa yang tuntas belajar solusi yang digunakan peneliti antara lain sebagai
sebanyak 9 siswa atau 40,51% pada siklus II berikut:
sebanyak 20 siswa atau 90,91% hal ini 1. Memberi tambahan nilai bagi siswa yang
mengalami kenaikan sebesar 50%
sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak berani mengungkapkan pendapatnya.
13 siswa atau 59,09% pada siklus II sebanyak 2. Menghimbau dan meminta siswa yang pandai
2 siswa atau 9,09%, hal ini mengalami
penurunan sebesar 50%. untuk memberi kesempatan bagi siswa lain
Dari penjelasan di atas dapat digambarkan agar lebih aktif dalam pembelajaran.
pada grafik ketuntasan belajar siswa sebagai
berikut: PENUTUP
Simpulan
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Kooperatif Siklus I, Siklus II Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas,
maka dapat disimpulan sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat disimpulkan 1. Penerapan metode latihan melalui pendekatan
bahwa penerapan metode latihan melalui
pendekatan kooperatif dapat meningkatkan kooperatif pada dapat meningkatkan keaktifan
prestasi belajar bangun ruang sisi lengkung siswa belajar Matematika pada pokok bahasan
di kelas VIIIG SMP Negeri 1 Jiwan Tahun bangun ruang sisi lengkung siswa kelas VIIIG
Pelajaran 2011/2012. tahun pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1
Jiwan Kabupaten Madiun.
Hambatan yang dialami dalam 2. Penerapan metode latihan melalui pendekatan
pembelajaran dengan metode latihan melalui kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
Matematika pada pokok bahasan bangun ruang
sisi lengkung siswa kelas VIIIG tahun
pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Jiwan
Kabupaten Madiun.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka

peneliti memberi saran sebagai berikut:
1. Penerapan metode latihan melalui pendekatan

kooperatif hendaknya siswa dapat bekerja
sama dan menghargai perbedaan yang ada pada
anggota kelompoknya. Selain itu siswa
diharapkan selalu aktif di setiap kegiatan
pembelajaran matematika khususnya.
2. Hendaknya guru menggunakan metode latihan
melalui pendekatan kooperatif untuk
meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan bangun
ruang sisi lengkung.

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|70

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka

Cipta.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi

Aksara.
I.L. Pasaribu dan B. Simandjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nana Sudjana. 1989. CBSA Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru.
Nurhadi, Burhan Yasin, Agus Gerrad Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya

Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, M.Pd. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika

Aditama.
Reni Akbar Hawadi. 2004. Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat

Intelektual). Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
S. Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
_________________. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: TB. Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : PT Usaha Nasional.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Metode Latihan Pendekatan Kooperatif – SUGIHARTI – SMPN 1 Jiwan- Halaman|71

LESSON STUDY : MURID DIBIDIK, GURU TERTEMBAK

Oleh : Abdul Hakim, S.Pd
SMPN 1 Dolopo Kabupaten Madiun

Kalau anda disuruh memilih, enak mana Ketika sekolah dan guru menjadi fokus
dijajah Belanda, Inggris atau Jepang? Konon, upaya peningkatan mutu pembelajaran melalui
negara-negara yang pernah dijajah Belanda begitu berbagai paket kebijakan. Mulai sekolah gratis,
merdeka/dimerdekakan lebih miskin dibandingkan BOS, workshop, diklat guru, blockgrand dan
dengan negara yang pernah dijajah Inggris. sebagainya terutama peningkatan kesejahteraan
Bagaimana dengan bekas jajahan Jepang? Jepang guru dengan tambahan tunjangan professional.
memang tidak banyak menjajah, dan tidak lama Goal-nya masih menjadi pertanyaan besar. Semua
pula waktu menjajahnya. Negara kita terjajah tiga bentuk paket tersebut membutuhkan biaya tidak
setengah tahun. Tapi melihat kenyataan sekarang, sedikit. Berdasar analisis para pakar pendidikan,
bahwa Jepang adalah negara yang peduli dengan mutu pendidikan masih belum jauh beranjak dari
negara bekas jajahannya. Mengapa dulu kita tidak keadaan sebelumnya. Bahkan guru semakin
dijajah lebih lama saja. Mungkin kalau lebih lama, disibukkan dengan kepentingan dirinya sendiri.
perhatian Jepang semakin besar. Benar tidaknya Memperbaiki nasib kehidupannya sendiri lewat
silahkan anda terka sendiri. Setujukah anda? pemenuhan syarat-syarat sertifikasi untuk
memperoleh tambahan tunjangan guru.
Apapun produk Negeri Matahari Terbit Pembelajaran di kelas sering diabaikan.
itu ditawarkan, pasti banyak yang merespon. Tidak Dampaknya jelas, murid terlantar dan pencapaian
hanya produk otomotif atau pernak-pernik pendidikan bermutu tersendat di perjalanan.
elektronik. Dalam bidang pendidikan pun,
pembelajaran di Jepang banyak menjadi rujukan. Padahal peningkatan kualitas pendidikan
Saat ini di Indonesia mulai gencar dimasyarakatkan sangat tergantung dari pembelajaran di kelas. Tidak
sebuah study pembelajaran, Lesson Study. Lesson adakah cara yang lebih elegan agar peningkatan
Study yang diadopsi dari Jepang ini dikenalkan di nasib guru tidak mengorbankan anak didik? Jika ada
Indonesian mulai tahun 2006. Dan mungkin kita kemauan pasti ada jalan. Salah satu upaya
akan mengamini. Produk apapun dari Jepang, rata- peningkatan kualitas pembelajaran ini dapat
rata bisa diterima masyarakat Indonesia. Selain dilakukan dengan Lesson Study. Di samping tepat
sudah terbukti kualitasnya, produk Jepang biasanya sasaran, lesson studi berbudget kecil tetapi berefek
canggih, sederhana, efisien dan multi guna. besar.

Apalagi sistem pembelajaran kita menurut Lesson study memfokuskan perbaikan
banyak pakar masih jauh dari harapan. Upaya pembelajaran guru di kelas yang berhulu dari guru,
pemerintah untuk meningkatkan mutu oleh guru dan untuk guru. Semuanya bermuara
pembelajaran yang dikemas dalam berbagai bentuk pada peningkatan kualitas pendidikan. Meski saat
program menunjukkan hasil bervariasi. Inovasi- ini Lesson Study baru mulai ditumbuh kembangkan,
inovasi pembelajaran telah melahirkan beribu ide tetapi melihat hasil yang dicapai di sekolah-sekolah
pemikiran, dengan berbagai catatan. Meski piloting (Jawa Timur di Pasuruan), hal ini sudah
demikian pemerintah tidak henti-hentinya mencari menunjukkan bahwa Lesson Study cukup
formula terbaik bagi peningkatan mutu pendidikan. menjanjikan.

Murid, terbidik, guru tertembak guru@hakim: Oktober 2016 - Halaman | 72

Apalagi pemerintah Jepang melalui JICA Pada tahap inilah diperlukan kolaborasi
(Japan International Cooperation Agency) sudah antara sesama guru. Layaknya model pembelajaran
memberikan sumbang sihnya bagi pelaksanaan yang sering diterapkan guru kepada siswanya. Antar
Lesson Study di Indonesia. Uluran tangan ini bagai guru juga perlu melakukan pembelajaran kooperatif
hujan di musim kemarau. Bak gayung bersambut, atupun kolaboratif. Hal ini tidak saja memudahkan
harapan peningkatan mutu pendidikan mendapat kerja guru, tetapi perencanaan yang disusun
perhatian, meski itu dari negara lain. Kita tidak menjadi lebih berwarna dengan masukan-masukan
perlu suu’dzon, ada apa di balik ini? Apakah guru. Di samping itu, jika dalam plan terdapat
bantuan-bantuan ini akan seperti IGGI di masa muatan-muatan yang memerlukan media/materi
lampau? Kita berharap tidak akan seperti itu. ekstra, guru lain dapat membantu menyiapkannya.
Kualitas pendidikan Jepang yang terbukti Hal ini bisa berdapmpak positif bagi guru model dan
melahirkan generasi-generasi handal yang mampu guru lain yang mungkin akan menjadi observer
membuat Jepang negara adidaya di bidang untuk menemukan kemungkinan permasalahan
ekonomi, patut dicontoh sistem pendidikannya. yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas nanti. Kolaborasi ataupun kooperatif antar
Seringkali para pakar pendidikan guru juga bisa meminimalkan sekat diantara guru
membandingkan pembelajaran Indonesia dan model dan observer. Manfaat lainnya
Jepang. Mulai cara guru mengajar, bagaimana anak mengeliminasi rasa grogi dengan terjalinnnya
belajar, media yang digunakan, hingga kebijakan komunikasi dan interaksi intens.
pendidikan. Seolah membandingkan antara bumi
dan langit, ternyata pendidikan di Jepang tidak Di awal pertemuan ini pula ditetapkan
melulu menggunakan media canggih dalam siapa guru yang akan tampil sebagai guru model,
pembelajarannya. alias gudel. Ada sebuah joke. Gudel Indonesia itu
bisanya makan, tidur dan menurut apa yang
Plan, Bak Skenario Sinetron dperintahkan majikannya. Kalau gudel Jepang,
Kegiatan Lesson Study terpola dengan tanpa disuruh mampu mengajar dan berkreasi.
Mengapa? Karena gudel Indonesia itu anaknya
plan-do-see. Pola ini mengantar guru untuk kerbau sedangkan gudel Jepang itu guru model yang
memperbaiki pembelajarannya tanpa memposisikan telah mengikuti Lesson Study.
guru sebagai subyek kelinci percobaan. Diawali
perencanaan (plan) guru dapat membuat rencana LS Bukan Pertunjukan
pelaksanaan pembelajaran yang dapat dibuat sendiri Setelah plan matang disusun, pelaksanaan
atau secara bersama-sama sebagai desain
pembelajarannya nanti. Dengan demikian desain (do) di depan kelas menjadi focus dalam Lesson
pembelajaran yang dibuat sudah menskenariokan Study. Perlu menjadi tekanan di sini. Bahwa Lesson
apa yang dibutuhkan dan yang akan dilakukan di study sebagai sebuah studi pembelajaran bukan
dalam kelas. untuk melihat pembelajaran terbaik di depan kelas.
Lesson Study bukan pertunjukan yang
Andaikan pembelajaran di kelas seperti dipertontonkan kepada para guru (observer).
sinetron, adegan akan lancar dan menjadi tontonan Sehingga para observer terkagum-kagum kepada
bahkan tuntunan manarik jika penulis skrip mampu pengajar.
menghadirkan skenario yang bisa menggugah
perasaan penontonnya. Dalam hal ini guru bersama Fokus para observer pada siswa, bukan
rekan sejawat dapat berkolaborasi mempersiapkan kepada guru. Beberapa hal yang menjadi perhatian
RPP sebaaik mungkin. Mulai detail kegiatan di para observer ini diantaranya mengamati aktivitas
kelas hingga property yang diperlukan selama open anak. Kapan mereka mulai perhatian terhadap
class. pelajaran, kapan anak-anak mulai bosan, mengapa

Murid, terbidik, guru tertembak guru@hakim: Oktober 2016 - Halaman | 73

meraka demikian dan memetik hikmah dari apa sedalam-dalamnya dari temuan yang diperoleh.
yang terjadi selama pembelajaran di dalam kelas Selanjutnya temuan itu menjadi umpan balik. Tidak
tersebut. Dalam pengamatan tersebut observer saja bagi guru model, tetapi bagi seluruh
harus memperhatikan dan mencatat aktivitas siswa observederator tidak perlu menyimpulkan hasil.
secara detail. Termasuk mencari hal-hal yang Apa yang disampaikan selama refleksi menjadi
menjadi masalah pada anak. Permasalahan ini masukan bagi guru model khususnya dan bagi para
dicatat sebagai bukti nyata yang akan digunakan observer pada umumnya. Refleksi merupakan ajang
sebagai alasan dalam kegiatan refleksi. evaluasi guru model tanpa harus langsung
menunjukkan kesalahan guru dalam proses PBM.
Meski demikian bukan berarti hanya Evaluasi terhadap aktivitas siswa merupakan awal
kekurangan atau kejelekan saja yang dicatat. Hal- dari koreksi bagi pengajaran guru.
hal positif yang terjadi juga perlu diobservasi dan
dicatat yang mungkin nantinya sebagai disampaikan Murid Terbidik Guru Tertembak
sebagai terapi pembelajraan. Apa yang dilakukan selama Lesson Study

Jangan Menghakimi Gudel ini merupakan awal bagi perbaikan pembelajaran di
Tahap akhir open class dalam LS adalah kelas. Dari pengamatan observer kepada siswa,
dapat digali hal-hal positif dan negative untuk
see, berisi refleksi. Refleksi dilakukan segera perbaikan pembelajaran di kelas pada masa datang.
setelah do dilaksanakan. Jangan menunda refleksi, Dengan demikian, guru model sebagai pemeran
agar hal-hal yang diperoleh selama do tidak lenyap utama dalam do tidak merasa sebagai obyek kelinci
dari ingatan dan kehilangan momen. Dalam percobaan. Yang dicari-cari kesalahannya. Tetapi
pelaksanaan refleksi ini diperlukan seorang guru model hanyalah salah satu unsur yang menjadi
moderator. Moderator menjadi kunci jalannya sasaran tembak bagi perbaikan pembelajaran.
refleksi. Yang menjadi tekanan dalam see ini, para Dengan demikian Lesson Study yang menitik
observer hanya menyampaikan temuan yang beratkan pengamatan kepada peserta didik sebagai
diperoleh, berupa catatan catatan kejadian yang titk bidikannya. Tetapi pada akhirnya, guru menjadi
dilakukan siswa yang sudah diamati selama open sasaran tembak tidak langsung. Tanpa mereka
class. (guru) merasa ditelanjangi di depan orang banyak.
Anda ingin merasakan jadi gudel, silakan terapkan
Jadi refleksi bukan ajang pengadilan bagi Lesson Study di sekolah anda.
guru model. Kelihaian moderator mengatur
jalannya refleksi dapat menggali informasi

Murid, terbidik, guru tertembak guru@hakim: Oktober 2016 - Halaman | 74

PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS SURAT PEMBACA TENTANG LINGKUNGAN SEKOLAH

SISWA KELAS IX-D SMP NEGERI 1 KEBONSARI KABUPATEN MADIUN

Oleh : MARTINI, S. Pd
SMPN 1 Kebonsari Kabupaten Madiun

ABSTRAK
Kata Kunci : Menulis, Examples Non Examples

Kemampuan siswa dalam menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah perlu
dikembangkan sejak dini. Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah sebagai bagian materi ajar
yang harus dikuasai siswa SMP kelas IX. Dengan demikian diharapkan siswa kelas IX Sekolah Menengah
Pertama memiliki kemampuan tinggi dalam menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah. Namun
pada kenyataannya sampai saat ini pengajaran menulis dirasakan masih kurang optimal. Hal ini dapat
diketahui dengan adanya keluhan-keluhan dari siswa yang merasa belum mampu menulis surat pembaca
tentang lingkungan sekolah secara baik yang didukung dengan nilai siswa kelas IX-D SMP Negeri 1
Kebonsari Kabupaten Madiun pada ulangan harian yang masih rendah dengan rerata 54, dan siswa yang
dinyatakan tidak dapat memenuhi ketuntasan minimal 77,27% dari KKM yang telah ditetapkan 75.

Hal tersebut ditengarai disebabkan oleh : (1) Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi
(2) Guru tidak menggunakan media yang tepat (3) Materi pembelajaran tidak kontektual. Masalah ini perlu
segera dipecahkan sebab jika akan membawa akibat yang fatal diantaranya : (1) Siswa tidak tanggap
terhadap peristiwa yang terjadi di sekelilingnya (2) Kemampuan menulis puisi rendah (3) Nilai Bahasa
Indonesia rendah (4) Prestasi belajar secara umum rendah (5) Siswa tidak naik kelas.

Untuk memecahkan masalah di atas peneliti menawarkan penerapan model pembelajaran
Examples Non Examples dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan surat pembaca
tentang lingkungan sekolah dalam bentuk tulisan. Model Examples Non Examples sangat dimungkinkan
disukai siswa karena menampilkan beberapa contoh gambar / foto sehingga menarik perhatian siswa.
Diharapkan degan penggunaan media gambar ini kemampuan membuat surat pembaca tentang lingkungan
sekolah pada siswa kelas IX-D SMP Negeri 1 Kebonsari Kabupaten Madiun meningkat minimal
berkategori baik dengan nilai rerata 75 keatas. Sedangkan siswa yang dapat mencapai KKM yang
ditetapkan meningkat menjadi 80% ke atas.

Berdasarkan hasil penelitian telah terbukti bahwa model pembelajaran Examples Non Examples
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis khususnya dalam menulis khususnya menulis
surat pembaca tentang lingkungan sekolah. Hal ini didukung adanya data tentang peningkatan rerata kelas
dalam setiap siklusnya, yakni siklus I mencapai 62,82, siklus II sebesar 74,68 dan siklus III sebesar 81,23
dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 11,86 dan dari siklus II ke siklus III meningkat sebesar 6,55,
di samping itu juga diikuti adanya peningkatan peosentase ketuntasan belajar yang selalu meningkat dalam
setiap siklusnya yaitu siklus I sebesar 22,73%, siklus II sebesar 72,73% dan siklus III yang merupakan
siklus terakhir mencapai 90,91%.

PENDAHULUAN akurat, lancar, dan diterima untuk berinteraksi
Bahasa Indonesia bertujuan untuk dengan lingkungan terdekat merupakan salah satu
kompetensi dasar yang wajib dikuasai kelas IX.
mengembangkan kemampuan berkomunikasi Dengan demikian bagi siswa Sekolah Menengah
dalam bentuk lisan dan tulis (Depdiknas,2004;3) Pertama wajib dibelajarkan sejak dini. Menulis
yang menyangkut empat keterampilan berbahasa surat pembaca tentang lingkungan sekolah sebagai
yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan salah satu materi ajar kelas IX diharapkan telah
menulis. Kemampuan menulis dalam rangka dikuasai siswa kelas IX-D. Menulis surat pembaca
menulis surat pmbaca tentang lingkungan sekolah tentang lingkungan sekolah merupakan salah satu
dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 75

hasil karya yang memperkaya inspirasi kreatifitas dimungkinkan adanya diskusi siswa karena
wajib dilestarikan bahkan dikembangkan. Karena menggunakan gambar-gambar yang bervariasi,
dengan menulis si penulis dapat menuangkan ide sehingga menarik perhatian siswa. Diharapkan
atau gagasannya kepada orang lain dengan dengan penggunaan model pembelajaran
menggunakan bahasa yang baik. Oleh karenanya Examples non Examples ini kemampuan menulis
pembelajaran menulis sebaiknya tidak hanya surat pembaca tentang lingkungan sekolah pada
diajarkan secara sepintas saja. Memang kegiatan siswa kelas IX-D SMP Negeri 1 Kebonsari
menulis merupakan hal yang kurang Kabupaten Madiun meningkat minimal
menyenangkan, sebaiknya bagi siswa yang kurang berkategori baik dengan nilai terendah KKM
menyukai kegiatan menulis akan menganggap dapat tercapai.
menulis sebagai kegiatan yang berat dan
menyulitkan, sebab dalam kegiatan menulis Rumusan Masalah
memang memerlukan waktu, tenaga, dan pikiran Berdasarkan uraian latar belakang
yang banyak. Guru hendaknya menyadari bahwa
menulis bagi siswa merupakan suatu langkah masalah di atas maka rumusan masalah pada
dalam mengembangkan daya nalar dan daya penelitian ini adalah : “Apakah model
imajinasi siswa. Untuk itu seharusnya pembelajaran Examples non examples dapat
pembelajaran menulis diselenggarakan dalam meningkatkan kemampuan menulis surat pembaca
iklim yanga kondusif sehingga siswa kelas IX-D tentang lingkungan sekolah siswa kelas IX-D
diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam hal SMP Negeri 1 Kebonsari Kabupaten Madiun
menulis surat pembaca tentang lingkungan semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. “
sekolah.
Tujuan Penelitian
Kenyataan yang terjadi di kelas IX-D Tujuan yang ingin dicapai dalam
SMP Negeri 1 Kebonsari Kabupaten Madiun
sampai saat ini pengajaran menulis dalam Bahasa pelaksanaan Penelitian Tidakan Kelas ini adalah :
Indonesia dirasakan masih kurang optimal. Hal ini 1. Meningkatkan kemampuan menulis surat
dapat diketahui dengan adanya keluhan-keluhan
dari siswa yang merasa belum mampu menulis pembaca tentang lingkungan sekolah melalui
secara baik yang didukung dengan nilai ulangan penerapan model pembelajaran Examples non
harian yang masih rendah dengan rerata 48, dan Examples siswa kelas IX-D SMP Negeri 1
siswa yang dinyatakan tidak dapat memenuhi Kebonsari Kabupaten Madiun semester genap
standar ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa Tahun Pelajaran 2014/2015.
atau 68,18%, dengan KKM yang ditetapkan 75.
Hipotesis Tindakan
Hal tersebut ditengarai disebabkan oleh Atas dasar uraian tersebut hipotesis
(1) guru menggunakan metode yang kurang
bervariasi (2) Guru tidak menggunakan metode tindakan dalam penilaian dapat dirumuskan
yang tepat (3) Materi pembelajaran tidak sebagai berikut : “Jika dalam mengajar Bahasa
kontekstual. Masalah ini perlu segera dipecahkan Indonesia menerapkan model pembelajaran
sebab jika tidak akan membawa akibat yang fatal Examples non Examples maka kemampuan
diantaranya (1) Siswa memiliki kemampuan menulis surat pembaca tentang lingkungan
rendah dibidang sastra (2) Nilai Bahasa Indonesia sekolah siswa di kelas IX-D SMP Negeri 1
rendah (3) Prestasi belajar secara umum rendah (4) Kebonsari Kabupaten Madiun semester genap
Siswa tidak naik atau tidak lulus. Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat.”

Untuk memecahkan masalah di atas Manfaat Penelitian
peneliti menawarkan penerapan model 1. Bagi Siswa
pembelajaran Examples non Examples dalam
meningkatkan kemampuan menulis surat pembaca a. Meningkatkan minat dan aktivitas belajar
tentang lingkungan sekolah. Penerapan model siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia
pembelajaran Examples non Examples sangat melalui kerjasama kelompok.

b. Melatih ketrampilan sosial siswa melalui
kerjasama kelompok

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 76

c. Melatih siswa untuk mengemukakan bertujuan menyampaikan atau mencerita-
pendapat dengan mengajukan pertanyaan kan rangkaian peristiwa atau pengalaman
atau permasalahan. dari waktu ke waktu. Tulisan narasi sering
disebut sebagai cerita yang bersifat
d. Membantu ketrampilan berfikir siswa menceritakan suatu peristiwa yang disusun
secara aktif melalui pengjuan masalah. sedemikian rupa dan runtut sehingga
menimbulkan pengertian-pengertian yang
2. Bagi Peneliti merefleksikan interpretasi penulis.
Sebagai wahana untuk mengembangkan b. Eksposisi
profesionalisme dan wawasan keilmuan Tulisan ekspresi adalah tulisan yang
khususnya tentang strategi pembelajaran bertujuan menjelaskan atau memberikan
Bahasa Indonesia. informasi tentang sesuatu. Karangan
ekspresi berwujud gagasan yang
3. Bagi Guru memberikan, mengupas, atau menguraikan
Dapat menjadi salah satu model pembelajaran susuatu penyuluhan tanpa disertai desakan
untuk diterapkan dalam meningkatkan kualitas atau paksaan kepada pembacanya agar yang
pembelajaran Bahasa Indonesia. dipaparkan sebagai sesuatu yang benar.
c. Diskripsi
4. Bagi Lembaga Pendidikan dan Sekolah Terkait Tulisan diskripsi dapat diartikan sebagai
Diharapkan dapat memberikan sumbangan tulisan yang membangkitkan kesan atau
pemikiran demi peningkatan mutu pendidikan impresi seseorang melalui uraian atau
khususnya pembelajaran dalam mata pelajaran lukisan tertentu. Sehingga tulisan ini
Bahasa Indonesia terutama digunakan untuk membangkitkan
kesan atau impresi tentang seseorang,
Ruang Lingkup Penelitian tempat, suatu pemandangan yang semacam
1. Penelitian Tindakan Kelas ini membahas itu.
d. Argumentasi
tentang upaya muningkatkan kemampuan Tulisan argumentasi adalah tulisan yangn
menulis dalam Bahasa Indonesia (menulis isinya terdiri dari paparan, alasan atau
surat pembaca tentang lingkungan sekolah) penyitesisan pendapat untuk membangun
dengan menggunakan model pembelajaran sesuatu kesimpulan.
Examples non Examples. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
2. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Peningkatan Kemampuan Menulis
Kebonsari Kabupaten Madiun. a. Sifat pribadi siswa
3. Subyek penelitian kali ini adalah siswa kelas 1) Kemuan atau kehendak
IX-D SMP Negeri 1 Kebonsari Kabupaten 2) Kemampuan
Madiun semester genap Tahun Pelajaran 3) Kesempatan
2014/2015 yang jumlahnya 22 siswa. b. Keadaan bahan yang dipelajari
c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
KAJIAN PUSTAKA proses belajar
Hakikat Kemampuan Menulis d. Proses belajar dan ingatan
1. Pengertian e. Hubungan antara proses belajar dan
kematangan
Kemampuan adalah kesiapan mental 4. Penilaian Kemampuan Menulis
dan intelektual baik terwujud kematangan a. Materi
sikap dan pengetahuan maupun keterampilan Materi pembelajaran sekolah menyangkut
yang digunakan untuk menemukan kebutuhan pengembangan kemampuan proses berfikir
(Tanuwijaya etal. 1996:8). Menurut Purwo (kognitif, psikomotorik dan afektif).
(1991). b. Alat yang digunakan
2. Ragam Tulisan

Menurut Marwoto (1987:152) tulisan
secara umum dapat dikembangkan dalam 4
bentuk yaitu :
a. Narasi

Narasi merupakan bentuk tulisan yang

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 77

Alat yang digunakan dalam penilaian Kelas ini direncanakan dalam 3 siklus, tiap
tergantung dari jenis materi yang dinilai. siklus terdiri dari 2 pertemuan, tiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran (2 X 40 menit),
Model Pembelajaran Examples non Examples namun apabila pada siklus II telah terjadi
Menurut Suyatno. Diposing 46.40.00. peningkatan secara baik maka tidak dilajutkan
pada siklus III. Setiap siklus dalam penelitian
Komentar 2008 Model Pembelajaran Examples ini mencakup 4 tahap yaitu (1) perencanaan (2)
non Examples salah satu model pembelajaran tindakan (3) observasi (4) refleksi.
yang sintaksnya
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai Pada tahap perencanaan ini peneliti
menentukan kemampuan awal atas dasar hasil
dengan tujuan pembelajaran ulangan harian yang menyatakan bahwa
2. Guru menempelkan gambar di papan tulis atau kemampuan siswa dalam menanggapi
informasi secara tulisan masih rendah terbukti
ditayangkan melalui LCD nilai rerata yang dicapai hanya 48 dan siswa
3. Guru memberi petunjuk dan memberi yang memiliki nilai di atas KKM 31,82%
yang berarti 68,18% siswa masih di bawah
kesempatan pada siswa untuk memperhatikan / KKM, dengan KKM yang telah ditentukan 75.
menganalisa gambar. Hal tersebut juga didukung adanya hasil angket
4. Melalui diskusi kelompok 2 – 3 orang siswa, siswa yang menyatakan bahwa para siswa
hasil diskusi analisa gambar tersebut dicatat mengeluh sulitnya menulis untuk membuat
pada kertas. surat pembaca tentang lingkungan sekolah.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan
membacakan hasil diskusinya. bahwa kemampuan siswa dalam menanggapi
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru informasi dalam bentuk tulisan yang bertujuan
mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang menulis surat pembaca tentang lingkungan
ingin dicapai. sekolah masih rendah.
7. Kesimpulan.
Mengacu refleksi awal peneliti
METODE PENELITIAN menyiapkan kegiatan pembelajaran sebagai
berikut :
Setting Penelitian a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai

1. Lokasi Penelitian dengan kebutuhan penelitian tindakan kelas
b. Menyusun rancangan pelaksanan dalam
Penelitian Tindakan Kelas yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis bentuk rencana pembelajaran.
c. Menyiapkan alat peraga pendidikan yang
Surat Pembaca Tentang Lingkungan Sekolah
diperlukan dalam proses kegiatan belajar
Melalui Pembelajaran Examples Non mengajar berupa gambar.
d. Menyusun pedoman pengamatan,
Examples Siswa Kelas IX-D SMP Negeri 1 wawancara dan jurnal.
e. Menyusun rancangan program evaluasi.
Kebonsari Kabupaten Madiun” ini 2. Tindakan
a. Guru menyiapkan gambar-gambar sesuai
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kebonsari tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar-gambar di
Kabupaten Madiun yang terletak di Desa papan tulis atau ditayangkan melalui LCD.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi
Pucanganom Kecamatan Kebonsari kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan / menganalisa gambar.
Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur. d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa
menganalisa gambar, hasil diskusi dari
2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa

kelas IX-D pada semester genap Tahun

Pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 1 Kebonsari

Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

sejumlah 22 siswa, yang terdiri dari 13 siswa

laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Rancangan Penelitian
1. Perencanaan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 78

analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. b. Kemampuan Bahasa
e. Tiap kelompok diberi kesempatan c. Format
d. Penampilan fisik tulisan
membacakan hasil diskusinya. e. Imajinasi
f. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, Penskoran tes tertulis, menggunakan pedoman
sebagai berikut
guru mulai menjelaskan materi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai 2. Non tes
g. Kesimpulan a. Pedoman observasi
3. Observasi Aspek – aspek yang diamati dalam
Pengamatan meliputi aspek-aspek : observasi ini :
a. Posisi badan siswa saat menulis 1) Sikap positif siswa saat menulis
b. Kejelasan terhadap informasi yeng diterima 2) Sikap negatif siswa saat menulis
dari model Examples Non Examples. 3) Respon positif siswa saat menulis
c. Tanggapan siswa terhadap tugas yang 4) Respon negatif siswa saat menulis
dibebankan. b. Angket
d. Kelengkapan peralatan tulis menulis siswa. c. Catataan Lapangan
e. Situasi dan kondisi kelas sebagai ruang 1) Sikap positif siswa saat menulis
belajar. 2) Sikap negatif siswa saat menulis
4. Refleksi 3) Respon negatif siswa saat menulis
a. Pengungkapan hasil pengamatan oleh 4) Respon positif siswa saat menulis
peneliti. Pengungkapan perlakuan-
perlakuan yang telah dilakukan siswa Analisis Data
selama proses kegiatan belajar mengajar. Analisis diskriptif terhadap kemampuan
b. Pengungkapan perlakuan-perlakuan yang
telah dilakukan guru selama mengajar. menulis surat pembaca tentang lingkungan
c. Pengungkapan iklim pembelajaran menulis sekolah dilakukan dengan mentabulasi data
surat pembaca tentang lingkungan sekolah masing-masing ubahan untuk mencari statistik
dengan model Examples Non Examples. deskriptif berupa harga rerata, nilai tertinggi, nilai
Sesudah mengadakan refleksi pada siklus terendah, presentasi ketuntasan dan
pertama maka guru melakukan tindakan ketidaktuntasan. Adapun standar ketuntasan
remidial rencana kegiatan. Pada siklus II ini belajar minimal yang ditetapkan 65. Untuk tujuan
pada dasarnya sama dengan siklus I, namun tersebut, kelas interval dibuat untuk menggambar-
fokusnya terletak pada sasaran perbaikan kan distribusi frekuensi data.
pada siklus pertama. Jika hasil penelitian
telah memenuhi standar indikator kinerja HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dimungkinkan siklus dihentikan. Refleksi Awal

Teknik Pengumpilan Data Pada tahap refleksi awal ini
1. Data tentang kemampuan menulis surat dilaksanakan deskripsi situasi dan materi serta
perlunya penyiapan partisipan. Peneliti
pembaca tentang lingkungan sekolah.yang menentukan kemampuan awal atas dasar hasil
diperoleh dari tes. ulangan harian yang menyatakan bahwa
2. Data tentang aktivitas siswa dan guru diperoleh kemampuan siswa dalam menulis surat pembaca
dari observasi.
3. Data tentang minat siswa diperoleh dari angket
dan catatan lapangan.

Instrumen Penelitian
1. Tes

Kriteria penilaian tes tersebut meliputi :
a. Tata Bahasa

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 79

tentang lingkungan sekolah ini masih rendah dilihatnya
terbukti nilai rerata yang dicapai hanya 48 dan 3) Tanggapan siswa terhadap tugas yang
siswa yang memiliki nilai di atas KKM 31,82%
yang berarti 68,18% siswa masih di bawah KKM dibebankan
dengan KKM yang telah ditetapkan 75. Hal di atas 4) Kelengkapan peralatan tulis menulis siswa
juga didukung adanya hasil angket siswa yang 5) Situasi dan kondisi kelas sebagai ruang
menyatakan bahwa para siswa mengeluh sulitnya
menulis surat pembaca tentang lingkungan belajar
sekolah. Dari hasil angket tersebut dapat d. Refleksi
disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
menanggapi informasi berbentuk tulisan yaitu 1) Pengungkapan hasil pengamatan oleh
menulis surat pembaca tentang lingkungan peneliti. Setelah pengamatan dilakukan,
sekolah masih rendah. maka didapati adanya posisi tempat duduk
siswa pada saat menulis surat pembaca
Hasil Penelitian Siklus I tentang lingkungan sekolah kurang
a. Perencanaan sempurna. Di sini terlihat masih terdapat
siswa yang menulis sambil menyandarkan
1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai kepala di meja, ada pula yang menulis
dengan kebutuhan penelitian tindakan dengan posisi jarak mata dengan buku
kelas. terlalu dekat. Adapun media yang disajikan
sebagai sumber informasi menulis cukup
2) Menyusun rancangan perlakuan dalam jelas, terbuti tidak ada satupun siswa yang
bentuk rencana pembelajaran. mananyakan kejelasan informasi dari
gambar. Siswa juga terlihat tanggap
3) Menyiapkan alat peraga pendidikan yang terhadap tugas yang diberikan, siswa mulai
diperlukan dalam proses kegiatan belajar merasakan adanya kesulitan dalam menulis
mengajar. surat pembaca tentang lingkungan sekolah,
sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari
4) Menyusun pedoman pengamatan, siswa sehingga suasana kelas menjadi
wawancara dan jurnal. gaduh.

5) Menyusun rancangan program evaluasi. 2) Pengungkapan perlakuan-perlakuan yang
b. Tindakan telah dilakukan siswa selama proses
kegiatan belajar mengajar. Siswa tampak
Pada waktu berlangsung kegiatan mengikuti kegiatan belajar mengajar secara
belajar mengajar menulis surat pembaca aktif, meskipun ada bebarapa siswa yang
tentang lingkungan sekolah, guru memberi kurang tertarik terhadap pelajaran menulis
penjelasan tentang cara menulis surat pembaca surat pembaca tentang lingkungan sekolah.
tentang lingkungan sekolah yang benar. Para Dengan adanya kesulitan yang dihadapi
siswa diharap memusatkan perhatiannya pada sewaktu melaksanakan tugas siswa
guru sebagai nara sumber belajar dan media berusaha untuk bertanya kepada guru,
gambar khususnya serta menyiapkan alat tulis sehingga terjadi diskusi kelas yang
menulis yang dibutuhkan. Kemudian guru merangsang siswa untuk berimajinasi.
memberi contoh sederhana dan memaparkan
kriteria penilaian menulis surat pembaca 3) Pengungkapan perlakuan-perlakuan yang
tentang lingkungan sekolah. Guru memberi telah dilakukan guru selama mengajar.
tugas kepada siswa untuk menulis surat Selama mengajar guru berupaya memberi
pembaca tentang lingkungan sekolah sesuai penjelasan secara jelas tentang cara menulis
gambar yang dilihat di kelas dengan alokasi surat pembaca tentang lingkungan sekolah,
waktu 40 menit. bahkan guru selalu melayani bimbingan
c. Observasi individu secara efektif, supaya siswa dapat
Pada siklus I ini pengamatan meliputi aspek- menulis surat pembaca tentang lingkungan
aspek atara lain : sekolah. Guru mengajar sesuai skenario
1) Posisi badan siswa saat menulis pembelajaran tanpa ada kendala yang
2) Kejelasan terhadap informasi gambar yang

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 80

berarti. disbanding tes sebelumnya, dengan
Selama belajar aktifitas siswa dicatat mencapai nilai rerata 51,75 meskipun pada
dengan menggunakan lembar observasi siklus ini siswa dinyatakan tuntas hanya
yang telah tersedia pada tahap ini peneliti mencapai 6,45% atau 2 siswa, sehingga 29
malaksanakan kegiatan yang telah siswa harus mengikuti remedial. Hal ini
direncanakan, dan semuanya dapat ter- memang merupakan sesuatu yang sifatnya
laksana sebagaimana yang direncanakan. wajar, sebab untuk dapat menulis surat
pembaca tentang lingkungan sekolah
e. Temuan diperlukan suatu proses dan tidak dapat
1) Temuan Utama dipaksakan. Adapun hasil tes kemampuan
a. Siswa menjadi lebih serius dan menulis surat pembaca tentang lingkungan
konsentrasi, minatnya menjadi sekolah dapat dilihat pada table 1 berikut ini
meningkat terhadap kegiatan belajar Tabel 1 Hasil Penelitian Kemampuan
yang disajikan dengan metode Examples Menulis Siklus 1
Non Examples.
b. Walaupun nilainya tidak begitu tinggi, 2) Temuan Sampingan
siswa berhasil mengalami peninngkatan a. Siswa belum dapat menulis surat
kemampuan menulis surat pembaca pembaca tentang lingkungan sekolah
tentang lingkungan sekolah bebas atau dengan baik, tanpa bimbingan guru. Hai
paling tidak telah menunjukkan ini dimungkinkan karena siswa belum
kemampuan yang lebih baik setelah mengenal jenis-jenis tulisan sehingga
mengikuti proses kegiatan belajar belum memahami jenis tulisan surat
mengajar. pembaca mengenai lingkungan sekolah.
Temuan yang pertama tersebut Untuk dapat menulis surat pembaca
ditandai dengan terlihatnya hampir semua tentang lingkungan sekolah diperlukan
siswa lebih perhatian terhadap rincian perhatian yang khusus dan runtut mulai
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa awal hingga akhir.
dalam rangka menyelesaikan tugas menulis b. Siswa belum dapat menangkap cara
surat pembaca tentang lingkungan sekolah. menulis surat pembaca tentang
Selain itu baik frekuensi maupun intensitas lingkungan sekolah. Temuan ini
tanggapan dari siswa terhadap hal-hal yang ditengarai oleh karena siswa terlalu
dirasa sulit tampak semakin tinggi dibiasakan oleh guru, menerima apa
dibanding dengan proses pembelajaran adanya dari setiap informasi yang
sebelumnya. Meskipun demikian masih diperoleh, sehingga mereka kurang
dijumpai beberapa siswa yang tidak memperoleh kesempatan untuk
antusias dan kurang bergairah dalam memanfaatkan potensi kemampuan
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar imajinasinya. Hal ini menyebabkan
yang sedang berlangsung, tetapi setelah siswa terbuai dengan hanya menerima
dicermati dengan seksama siswa tersebut dan merasa enggan atau canggung untuk
kurang memiliki motivasi yang baik berupaya mencari dan menemukan
terhadap mata pelajaran apapun. Dengan sendiri dalam mengembangkan daya
demikian temuan yang pertama cukup
memiliki bukti yang berdasar hasil
pengamatan selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
Temuan yang kedua dapat
dibuktikan dengan hasil tes menulis surat
pembaca tentang lingkungan sekolah yang
dilakukan siswa sudah meningkat

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 81

imajinasinya. tentang lingkungan sekolah yang benar, dan
c. Siswa cenderung lebih suka menulis kriteria penilaian menulis surat pembaca
tentang lingkungan sekolah. Siswa diharap
dengan menggunakan pokok-pokok duduk di tempat yang nyaman, dan
pikiran yang telah ditentukan guru menyediakan alat peraga pendidikan yang
daripada menulis surat pembaca tentang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas menulis
lingkungan sekolah. Temuan ini dapat surat pembaca tentang lingkungan sekolah
digunakan sebagai indikator masih dalam waktu 30 menit. Siklus II ini
kurangnya wawasan siswa dalam dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Februari
menulis surat pembaca tentang 2015 dan Kamis, 5 Maret 2015.
lingkungan sekolah. Hal ini mungkin c. Observasi
dipengaruhi oleh masih rendahnya
kegemaran menulis di kalangan para Pada tahap pengamatan ini diharapkan
siswa, serta masih kurangnya guru siswa mulai memiliki kemauan untuk menulis
melatih dan memberi motivasi gemar dalam tulisan sederhana meskipun belum
menulis kepada siswa. memenuhi kriteria menulis surat pembaca
d. Siswa masih kurang dapat menggunakan tentang lingkungan sekolah yang benar.
waktu yang tersedia secara efisien untuk Kemungkinan juga sering terjadi kesalahan
menulis surat pembaca tentang penggunaan tanda baca, maupun penyusunan
lingkungan sekolah. Kurangnya dalam kalimat, bahkan sering ditemui kalimat rancu
pengelolaan waktu bagi siswa ini akan dalam menulis surat pembaca tentang
mempengaruhi pembentukan karakter lingkungan sekolah. Suasana kelas nampak
dan budaya kerja siswa. Padahal lebih aktif dibanding dengan siklus
karakter dan budaya kerja ini sangat sebelumnya walaupun belum harmonis.
dibutuhkan oleh siswa nati setelah d. Refleksi
mereka dewasa kelak. Hal ini mungkin 1) Pengungkapan hasil pengamatan oleh
dipengaruhi oleh kebiasaan dan
lingkungan tempat tinggal. peneliti. Selama proses pembelajaran
berlangsung, suasana kelas tampak lebih
Hasil Penelitian Siklus II harmonis. Di sini terlihat pula bahwa minat
siswa untuk menulis sudah meningkat,
a. Perncanaan terbukti posisi menulis siswa sudah
sempurna dan mereka asyik menulis surat
1) Menyusun remedial rencana pembelajaran pembaca tentang lingkungan sekolah,
meskipun secara sepintas tulisan siswa
sesuai dengan karakteristik penelitian belum sempurna, baik dalam hal teknis
penulisan, ejaan, penggunaan tanda baca
tindakan kelas maupun penguasaan kosa kata, sehingga
banyak kata yang diulang dan masih
2) Menyusun perbaikan rencana terdapat banyak kalimat rancu dalam
tulisan siswa.
pembelajaran 2) Pengungkapan tindakan-tindakan yang
telah dilakukan siswa selama proses
3) Menyusun perbaikan pedoman observasi, belajar. Selama mengikuti proses
pembelajaran siswa kelihatan aktif,
wawancara dan jurnal mereka tak segan untuk bertanya tentang
penjelasan guru maupun hal-hal yang
4) Menyusun perbaikan rancangan evaluasi masih dirasa sulit dalam menulis narasi.
Siswa dengan tekun mengerjakan tugas
program menulis surat pembaca tentang lingkungan
sekolah. Hanya beberapa siswa yang
b. Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan pada

tahap tindakan siklus II ini mencakup remedial
kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Media
gambar yang digunakan pada kegiatan belajar
mengajar ini berupa gambar lingkungan.
Diharapkan media gambar ini lebih menarik
perhatian siswa. Guru mengingatkan aturan-
aturan tentang cara menulis surat pembaca

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 82

kelihatan belum paham tentang tugas yang
harus dikerjakan. Siswa dengan asyiknya
mencermati gambar sebagai acuan menulis
surat pembaca tentang lingkungan sekolah.
3) Pengungkapan tindakan-tindakan yang
dilakukan guru selama mengajar.

Temuan Utama Temuan ketiga dibuktikan dengan
a. Siswa mengikuti proses pembelajaran adanya tingkat kehadiran siswa selama proses
belajar mengajar menulis surat pembaca
dengan penuh antusias dan konsentrasi. tentang lingkungan sekolah selama penelitian
Tatkala guru memberi kesempatan untuk berlansung tidak ada yang absen. Mereka
mencermati gambar tak ada satu orangpun merasa perlu untuk mampu menulis surat
yang bicara sendiri. Perhatian mereka pembaca tentang lingkungan sekolah, sehingga
terpusat pada media gambar yang semakin lama tulisan siswa semakin sempurna
dilihatnya. Tak jarang mereka tertawa dan memenuhi kriteria penilaian penulisan.
gembira atau sedih sesuai dengan situasi Menulis sebagai sarana tepat untuk
yang dibangkitkan guru sesuai dengan mengembangkan ide, daya imajinasi, maupun
skenario cerita. daya nalar siswa.
b. Perolehan hasil menulis surat pembaca Temuan Sampingan
tentang lingkungan sekolah, siswa a) Siswa kurang dapat memanfaatkan situasi
mengalami peningkatan, berarti secara
nyata siswa mampu meningkatkan lingkungan guna memperkaya ide untuk
kemampuannya setelah mengikuti proses dituangkan dalam tulisan.
kegiatan belajar mengajar. b) Siswa masih mempunyai sifat
c. Dengan diterapkannya model Examples ketergantungan terhadap media yang
Non Examples yang menggunakan media digunakan dalam proses kegiatan belajar
gambar yang bervariasi mampu menarik mengajar.
perhatian siswa untuk dapat menulis surat
pembaca tentang lingkungan sekolah yang Hasil Penelitian Siklus III
sekaligus mengembangkan daya imajinasi a. Perencanaan
maupun ide-ide yang selama ini masih
terpendam. Temuan pertama ditandai 1) Menyusun perbaikan rencana pembelajaran
adanya keseriusan siswa dalam mengikuti sesuai dengan paradikma penelitian
kegiatan belajar mengajar. Semua siswa tindakan kelas.
terkesan dengan gambar yang disajikan
guru, hal ini menunjukkan bahwa 2) Menyusun perbaikan rancangan perlakuan
tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar dalam bentuk rencana pembelajaran
mengajar menulis surat pembaca tentang
lingkungan sekolah sangat tinggi. 3) Menyusun perbaikan pedoman wawancara
4) Menyusun perbaikan rancanan program
Temuan kedua dibuktikan dengan
adannya kenaikan nilai rerata menulis surat evaluasi
pembaca tentang lingkungan sekolah yang dicapai 5) Menyiapkan semua peralatan yang
siswa. Semula pada siklus I mencapai 62,82 pada
siklus II meningkat menjadi 74,68 pada siklus II. dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar
Adapun hasil penelitian pada siklus II dapat dilihat menajar
pada tabel 2, sebagai berikut : b. Tindakan
Tabel 2 Hasil Penelitian Kemampuan Menulis
Siklus 2 Pada tahap tindakan ini dilaksanakan
berbagai kegiatan, diantaranya perbaikan
kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II.
Siswa yang belum memiliki kemampuan
menulis dan memang siswa yang belum dapat

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 83

menulis surat pembaca tentang lingkungan berteriak kecewa.
sekolah diberi kesempatan lagi. Seperti halnya 2) Pengungkapan tindakan-tindakan yang
pada siklus-siklus sebelumnya, guru memberi
penjelasan ulang cara menulis surat pembaca dilakukan siswa selama proses kegiatan
tentang lingkungan sekolah yang benar serta belajar mengajar. Selama mengikuti
menjelaskan kriteria penilaian tulisan pada kegiatan belajar mengajar, kamauan
siklus III ini diharapkan siswa memiliki minat menulis siswa menunjukkan adannya suatu
dan motivasi yang kuat untuk menulis yang peningkatan, terbukti ketika guru masuk
lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada kelas siswa meminta tugas untuk menulis
tahap sebelumnya. Agar iklim pembelajaran di surat pembaca tentang lingkungan sekolah.
kelas lebih menyenangkan, guru Siswa berebut ke depan kelas memasang
memanfaatkan model Examples Non gambar. Saat guru memberi keterangan
Examples secara bergantian yang selalu ulang tentang cara menulis surat pembaca
berbeda pada setiap putarannya. Pada tentang lingkungan sekolah, sebagian besar
kesempatan ini media yang digunakan adalah siswa dapat memahami penjelasan guru,
gambar yang ditampilkan di depan kelas. Guru bahkan ada siswa yang mampu memberi
memberi tugas menulis surat pembaca tentang penjelasan kepada siswa yang lain
lingkungan sekolah dengan alokasi waktu 30 meskipun secara sederhana sekali.
menit. 3) Pengungkapan tindakan-tindakan yang
c. Observasi dilakukan guru selama proses kegiatan
belajar mengajar. Selama proses
Tujuan observasi ini adalah untuk pembelajaran berlangsung guru berupaya
mengetahui kemajuan menulis setalah melaksanakan tugas mengajarnya sesuai
memanfaatkan model pembelajaran Examples denga skenario kegiatan belajar mengajar
Non Examples secara berbeda. yang telah disusunnya serta menggunakan
d. Refleksi media yang telah dipilihnya sesuai pripsip-
1) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan prinsip dan karakteristik yang dimilikinya.
Pelayanan guru terhadap siswa tetap
guru selama proses kegiatan belajar dilakukan secara adil dan terbuka, sehingga
mengajar berlangsung, ditemui adannya tercipta hubungan guru dan siswa ibarat
minat siswa untuk menulis surat pembaca siswa dengan orang tuanya.
tentang lingkungan sekolah semakin besar. 1) Temuan Utama
Hal ini terlihat ketika guru memasang a) Semangat siswa melonjak saat guru
gambar di depan kelas, siswa bersorak
gembira dan meminta guru agar memberi memasang gambar dalam ukuran besar
tugas menulis surat pembaca tentang sebagai media pembelajaran. Siswa
lingkungan sekolah berdasarkan gambar berebut tempat duduk untuk
yang dilihat di depan kelas. Guru berusaha menyaksikan gambar tersebut. Hal ini
memberi keterangan ulang teknik menulis menunjukkan bahwa semakin lama
surat pembaca tentang linkungan sekolah tanggapan siswa terhadap pembelajaran
dengan benar termasuk mengingatkan menulis surat pembaca tentang
ketelitian siswa dalam menulis kalimat, lingkungan sekolah semakin positif.
penggunaan huruf besar maupun ejaan, b) Adanya tanggapan yang positif terhadap
serta memberi kesempatan siswa untuk kegiatan belajar mengajar menulis surat
bertanya, khususnya bagi siswa yang belum pembaca tentang lingkungan sekolah,
dapat menulis surat pembaca tentang berdampak adanya peningkatan prestasi
lingkungan sekolah secara benar. Siswa belajar. Paling tidak siswa mampu
telah mengambil tempat duduk dengan meningkatkan prestasi belajarnya,
nyaman dan posisi yang benar. Suasana khususnya dalam menulis surat pembaca
kelas kelihatan menyenangkan, bahkan tentang lingkungan sekolah.
ketika waktu menulis telah selesai siswa c) Siswa beranggapan menulis surat

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 84

pembaca tentang lingkungan sekolah, menjadi lebih percaya diri dalam
bukan lagi merupakan suatu yang melaksanakan tugas.
dianggap sulit dan membosankan, tetapi
justru sebaliknya merupakan suatu yang Diskripsi Data Penelitian
menyenangkan, sebab dengan menulis Tabel 4 : Rekapitulasi Data Hasil Penelitian
siswa dapat mengembangkan daya
imajinasi maupun daya nalar dalam Tabel 5 : Rekapitulasi ketuntasan Belajar
rangka menuangkan ide-idenya.
Pembahasan
Temuan pertama dibuktikan Peranan model Examples Non Examples
dengan adanya pemusatan perhatian siswa
pada materi pelajaran, sehingga belajar dalam meningkatkan kemampuan menulis surat
dirasa sebagai suatu kebutuhan dan pembaca tentang lingkungan sekolah ini ditandai
merupakan kegiatan yang menyenangkan. dengan adanya peningkatan nilai rerata (mean
Score ) mulai dari siklus pertama sampai siklus
Temuan kedua dibuktikan terakhir yaitu siklus I 62,82; siklus II 74,68 ; dan
dengan adanya peningkatan perolehan hasil siklus III 81,23. Selain ditandai adanya
belajar dari tes menulis surat pembaca peningkatan mean score juga ditandai adanya
tentang lingkungan sekolah. Pada siklus II peningkatan prosentasi ketuntasan belajar dari
diperoleh nilai rerata 74,68 meningkat siklus pertama hingga siklus terakhir, yaitu pada
menjafi 81,23 pada siklus III. Adapun siklus I hanya 22,73 %, siklus II meningkat
prosentase ketuntasan juga mengalami menjadi 72,73% pada siklus III terjadi
peningkatan, 72,73% pada siklus II peningkatan menjadi 90,91%.
mencapai dan 90,91% Pada siklus III. Pada
bagian ini disajikan data hasil penelitian
siklus III seperti pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3 : Hasil Penelitian Kemampuan
Menulis Siklus III

Pembahasan Hasil Penelitian

2) Temuan Sampingan Kemampuan siswa dalam menulis surat
Ada seorang siswa tergolong pembaca tentang lingkungan sekolah pada siklus I
dinyatakan rendah, sehingga perlu adanya upaya
lambat meningkatkan kemampuannya. perbaikan. Adapun kriteria penilaian tulisan
Setelah diamati memang siswa ini juga menulis surat pembaca tentang lingkungan
mengalami hal yang sama pada mata sekolah yang meliputi : (1) Teknik penulisan; (2)
pelajaran yang lain. Namun demikian tata bahasa; (3) Kemampuan Bahasa; (4)
semua siswa telah menunjukkan Pengembangan imajinasi atau ide; (5) Penampilan
kemandiriannya dalam belajarnya dan fisik tulisan.
mulai mampu memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber aspirasi dalam Dilihat dari data hasil penelitian
mengembangkan ide-idenya sehingga daya kemampuan siswa untuk menulis surat pembaca
imajinasi dan daya nalar dapat berkembang tentang lingkungan sekolah pada siklus I
secara maksimal. Kreativitas siswa mulai menunjukkan bahwa siswa yang tergolong pada
nampak, dan dengan sendirinya siswa kategori rendah, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian siswa masih berkemampuan rendah

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 85

dalam menulis surat pembaca tentang lingkungan putaran. Perlu dipahami adanya banyak faktor
sekolah, meskipun telah terjadi peningkatan yang mempengaruhi peningkatan menulis surat
setelah siswa mengikuti proses kegiatan belajar pembaca tentang lingkungan sekolah salah satu
mengajar yang memanfaatkan model Examples faktornya adalah media pembelajaran, dalam hal
Non Examples sehingga dapat diartikan bahwa ini peneliti menggunakan media gambar secara
peningkatan yang dicapai siswa belum merubah bervariasi. Ternyata pemanfaatan model
posisi kemampuan siswa. Examples Non Examples yang bervariasi dan
didukung iklim belajar mengajar yang kondusif
Adapun hasil penelitian pada siklus II mampu menarik perhatian siswa untuk belajar
menunjukkan bahwa siswa termasuk kategori lebih banyak. Adanya latihan yang terus menerus
cukup. Berdasarkan analisis data dapat dan berkesinambungan sangat bagus dalam
disimpulkan bahwa sebagian besaar siswa menanamkan memori pada siswa yang akhirnya
memiliki kamampuan cukup dalam hal menulis dapat dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi
surat pembaca tentang lingkungan sekolah, atau untuk melahirkan ide-ide baru yang dapat
dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa cukup dikembangkan melalui tulisan. Dengan demikian
dapat menulis surat pembaca tentang lingkungan secara otomatis daya imajinasi dan daya nalar
sekolah. Peningkatan kemampuan pada siswa ini siswa dapat berkembang seiring dengan
dimungkinkan karena media yang digunakan guru berkembangnya kreativitas siswa dalam
selalu bervariasi sehingga dapat menarik pethatian merealisasikan ide-idenya
siswa, serta adanya keseriusan dan ketekunan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis Respon yang positif terhadap
surat pembaca tentang lingkungan sekolah. pembelajaran dan adanya peningkatan
kemampuan siswa dapat dimanfaatkan sebagai
Hasil penelitian ini dapat digunakan motivasi bagi siswa untuk selalu berkarya nyata
sebagai dasar dalam menarik kesimpulan bahwa secara mandiri, dalam suasana lingkungan
sebagian besar siswa mampu menulis surat pendidikan yang harmonis. Dengan demikian
pembaca tentang lingkungan sekolah dengan baik. sedikit demi sedikit sifat ketergantungan siswa
Atau dapat diartikan bahwa kemampuan siswa pada guru berkurang.
dalam menulis surat pembaca tentang lingkungan
sekolah tinggi. Tingginya peningkatan Di uraian tersebut dapat disimpulkan
kemampuan siswa dalam menulis ini disebabkan bahwa model Examples Non Examples dapat
siswa telah memiliki tanggapan yang positif dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan
terhadap menulis surat pembaca tentang menulis surat pembaca tentang lingkungan
lingkungan sekolah yang ditunjang adanya rincian sekolah.
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
disertai model pembelajaran Examples Non PENUTUP
Examples yang bervariasi. Simpulan
1. Dengan penggunaan model Examples Non
Temuan pertama yang diperoleh yaitu
penerapan strategi pembelajaran yang Examples menunjukkan bahwa perolehan
menekankan pada kreatifitas siswa dapat belajar menulis surat pembaca tentang
meningkatkan tanggapan siswa dalam mengikuti lingkungan sekolah mengalami peningkatan
proses belajar mengajar. Adapun tanggapan yang yang positif, pada siklus awal terbukti
positif dari siswa terhadap pembelajaran kemampuan siswa dalam menulis berada pada
merupakan modal utama dalam upaya kategori rendah, dan pada siklus terakhir
meningkatkan kemampuan siswa. berada pada kategori tinggi.
2. Tingkat ketuntasan belajar menulis surat
Temuan kedua adanya peningkatan pembaca tentang lingkungan sekolah pada
perolehan hasil belajar menulis dapat dijadikan siklus pertama yang tuntas hanya 5 yang
petunjuk bahwa kemampuan siswa meningkat. dinyatakan tuntas, namun pada siklus terakhir
Peningkatan kemampuan siswa ini diperlukan hanya 2 siswa yang belum mampu memenuhi
proses panjang, seperti halnya pada penelitian standar ketuntasan belajar menulis surat
tindakan kelas ini, peneliti targetkan hingga 3

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 86

pembaca tentang lingkungan sekolah. digunakan, sebab hanya dengan jalan inilah
nantinya para guru dapat meningkatkan mutu
Saran pembelajaran yang pada akhirnya bermuara
1. Guru pada meningkatnya kemampuan belajar siswa.
3. Peneliti Lanjutan
Hendaknya guru bersedia mencoba
menggunakan media pembelajaran khususnya Para peneliti lanjutan yang tertarik
Examples Non Examples secara bervariasi untuk menggunakan Penelitian Tindakan
dalam proses pembelajaran menulis surat Kelas ini, disarankan agar memperhatikan
pembaca tentang lingkungan sekolah, maka hal-hal sebagai berikut :
disarankan agar berusaha mengembangkan a. Perlu menyesuaikan keluasan, kedalaman
sendiri bentuk model pembelajaran Examples
Non Examples karena lebih sesuai dengan materi, dan media pembelajaran dengan
situasi dan kondisi kelas yang dibinanya. tingkat kematangan siswa, dan alokasi
2. Kepala Sekolah waktu yang tersedia.
b. Skenario atau Rencana Pembelajaran yang
Kepala sekolah hendaknya lebih akan digunakan sebagai pedoman
mendorong agar guru yang dipimpinnya pelaksanaan tindakan.
melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan c. Pemantauan dan pengukuran terhadap
berupaya melakukan perubahan-perubahan fokus penelitian hendaknya dipersiapkan
terhadap strategi pembelajarn, pengembangan secara matang
materi pembelajaran dan media yanng

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman dkk,1966, KBBI, Jakarta; Balai Pustaka

Depdiknas, 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama
dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta. Dirjen Dikdasmen

Noechi Nasution, Burhan, 1999. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa, Yogyakarat, BPFE
Parera, J. D. 1984, Menulis Tertib dan Sistematis, Jakarta ; Erlangga

Purwanto, M. Ngalim, 1991 Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosdakarya

Sardiman, A. M. 1994, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Semi, M. Atar, 1990, Menulis Efektif, Padang ; Angkasa Raya.
Tarigan, H. G. 1986. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung ; Angkasa

Widyamartaya, 1993, Seni Menciptakan Makna : Bagaimana Mengapresiasi Daya Pikir Secara Kreatif,
Yogyakarta ; Kanisius

Examples Non Examples - Martini, S.Pd – SMPN 1 Kebonsari Kab. Madiun - Halaman | 87

Gaya Selingkung Jurnal BIOMA

Jurnal BIOMA diterbitkan oleh MGMP IPA – BIOLOGI SMP KAB.MADIUN secara berkala (setiap 3 bulan)

dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi hasil penelitian, penelitian tindakan kelas, pendidikan, pelatihan,

pembelajaran serta tulisan ilmiah populer dalam lingkup kependidikan. Jurnal BIOMA menerima kiriman artikel

yang ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan batasan lingkup yang berkaitan dengan masalah

pendidikan. Penentuan artikel yang dimuat dalam Jurnal BIOMA dilakukan melalui proses blind review oleh editor

BIOMA. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penentuan pemuat artikel, antara lain : terpenuhinya syarat penulisan

dalam jurnal ilmiah, metode penelitian yang digunakan, kontribusi hasil penelitian dan artikel terhadap perkembangan

pendidikan. Penulis harus menyatakan bahwa artikel yang dikirim ke BIOMA adalah hasil karya sendiri, orisinal dan

tidak dikirim atau dipublikasikan dalam majalah atau jurnal ilmiah lainnya. Editor bertanggung jawab untuk

memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat, dan apabila dipandang perlu editor menyampaikan

hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat dalam jurnal BIOMA hendaknya mengikuti

pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh editor. Artikel dapat dikirim ke editor Jurnal BIOMA dengan alamat :

Sekretariat MGMP IPA BIOLOGI SMP KAB.MADIUN. Alamat : Jl.Raya SOLO Jiwan Kab.Madiun, Telp (0351)

868253

Untuk pengiriman artikel ke alamat sekretariat berupa CD dan 2 eks hard copy (hasil cetakan).

Pengiriman melalui surel dengan alamat email : [email protected]

Contact person : Endang Sri Hastuti (Hp 085607796751) Sulastri (Hp 081914859677)
Ida Nurchasanah (Hp 081252218645) Agus Joko Sungkono (Hp 08125914795)

Pedoman Penulisan Artikel.
Penulisan artikel dalam jurnal pendidikan sains BIOMA yang diharapkan menjadi pertimbangan penulis meliputi :

Format :
1. Artikel diketik pada kertas A4 (210 x 297 mm). dengan spasi 1,15 kecuali abstrak spasi tunggal
2. Identitas penulis diketik di bawah judul yang terdiri atas : nama, unit kerja dan alamat email.
3. Diketik dalam format 2 kolom, kecuali abstrak dan daftar pustaka.
4. Panjang artikel maksimum 5.000 kata dengan tipe huruf Times New Roman font11 untuk judul font 12 bold.
5. Margin atas, bawah, samping kanan 2 cm dan samping kiri sekurang kurangnya 2,5 cm
6. Jumlah halaman maksimal 8 – 10 halaman
7. Semua halaman sebaiknya diberi nomor urut.
8. Kutipan, gambar atau rujukan harus menyebutkan sumber dan tahun. Format sumber kutipan atau rujukan : nama

penulis, tahun, halaman yang dikutip.
9. Kutipan yang langsung dan panjang (lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan jarak baris satu dengan bentuk

berinden.
10. Minimal 70 % dari rujukan yang digunakan berasal dari sumber yang terbaru (diterbitkan tidak lebih dari 10 tahun

sebelum artikel dikirim ke jurnal BIOMA).

Isi Tulisan Artikel Hasil Penelitian
Abstrak :bagian ini memuat ringkasan artikel atau ringkasan penelitian yang meliputi masalah penelitian, tujuan,
metode, hasil dan pembahasan serta simpulan . Abstrak disajikan diawal teks dan terdiri antara 200 sampai dengan
400 kata Abstrak diberi kata kunci (key word) untuk memudahkan penyusunan indeks artikel.
Pendahuluan :menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Ditulis tanpa subjudul.
Kajian Teori : memaparkan kerangka teoritis dari variabel yang ada di judul.
Metode Penelitian :macam penelitian yang dilakukan, instrumen pengumpulan data, metode dan teknik analisis data
yang digunakan.
Hasil Penelitian dan pembahasan : berisi pemaparan data hasil tentang hasil akhir dari proses kerja teknik analisis
data, bentuk akhir bagian ini adalah berupa angka, gambar dan tabel tetapi bukan merupakan barisan tabel data.
Penutup : berisi kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka, memuat sumber-sumber yang dikutip dalam artikel, hanya sumber yang diacu saja yang perlu
dicantumkan dalam daftar pustaka.

Isi Tulisan Artikel Non Penelitian

Abstrak : memuat ringkasan dari artikel secara keseluruhan
Pendahuluan : menguraikan latar belakang penulisan artikel dan tujuan penulisan
Isi : menguraikan substansi isi dari artikel
Penutup : menjelaskan kesimpulan dari isi artikel

Informasi ISSN Jurnal BIOMA
MGMP IPA SMP Kabupaten Madiun

Informasi ISSN – Jurnal BIOMA – Kabupaten Madiun - Halaman a

Informasi ISSN – Jurnal BIOMA – Kabupaten Madiun - Halaman b

Informasi ISSN – Jurnal BIOMA – Kabupaten Madiun - Halaman c

DITERBITKAN OLEH
MGMP IPA SMP
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MADIUN
PROVINSI JAWA TIMUR

Blog : jurnalbioma.blogspot.com—Email : [email protected]


Click to View FlipBook Version