Dongeng si Kancil
Buku Digital
Nama=Nayla Hilmatusyaidah
Kelas = X-DG
Mapel= Simulasi Digital
Sekolah=SMK N 1 Banda Aceh
Daftar isi
Daftar Isi
Daftar isi.................................................................................. 1
Kancil dan Harimau............................................................... 2-3
Kancil dan Buaya ................................................................... 4-5
Kanci Mencuri Mentimun ..................................................... 6-9
Kancil dan Harimau
Pada suatu hari, terjadilah kelaparan di sebuah pulau yang penduduknya
kebanyakan di huni oleh para Harimau. Mereka sangat kelaparan, karena
semakin hari tidak ada hewan yang dapat mereka temukan untuk menjadi
mangsa.
Akhirnya, Raja Harimau mengutus Panglima dan para Prajuritnya untuk pergi ke
pulau kecil di sebrang dan kembali dengan membawa banyak
makanan. Perjalanan ke pulau kecil di seberang cukup jauh. Akhirnya, mereka
pun sampai di tempat tujuan.
Di sana mereka sangat takjub dengan melihat keindahan alam pulang kecil
tersebut. Namun, setibanya mereka disana. Mereka hanya melihat seekor Kancil
kecil di tepi pantai. Kancil pun segera berlari. Namun, ia terlambat. Ia sudah di
kepung oleh para Harimau.
'' Hei Kancil ! Di mana Rajamu? Kami datang untuk meminta-minta
makanan. Jika kalian menolak, kami akan menyerang pulau kecil ini. Dan
lihatlah, kami membawa potongan kumis raja kami. '' Kata prajurit Harimau dan
menunjukkan kumis rajanya. ''
“Kumis ini besar sekali. Pasti raja Harimau sangat besar dan kuat. Aku akan
membawa kumis raja Harimau dan menunjukkannya kepada raja kami.'' Kata
Kancil.
Sebenarnya, Kancil sangat sibuk karena di pulau kecil tersebut tidak ada
seorang Raja. Pada saat itu, Kancil melihat sahabatnya seekor Landak yang
sangat besar. Ia pun langsung menemukan sebuah ide. '' Hei
sahabatku. Kemarilah, bantuanmu! aku sangat membutuhkan” kata kancil.
'' Hah? Bantuanku? Buat apa Cil? '' Tanya Landak. '' Untuk keselamatan semua
hewan di pulau ini. '' Jawab Kancil.
Akhirnya, Landak pun mencabut durinya yang paling besar, rajam dan
panjang. Setelah mendapatkan duri tersebut. Kancil langsung berlari membawa
duri Landak dan menyerahkan kepada Harimau.
Kancil pun mencari di mana
para Harimau itu. Akhirnya,
Kancil berhasil menemukan
mereka di tepi pantai. Mereka
tertidur sangat pulas. Kancil pun
membangunkan panglima
Harimau. '' Tuan, raja kami siap
berperang. Sebagai
buktinya. Raja kami pun
mengirimkan kumisnya. '' Kata
Kancil tegas. Ia pun langsung
menyerahkan kumis Landak
kepada para Harimau.
'' Ini kumis raja mu? '' Tanya panglima Harimau. Iya, itu adalah kumis raja kami
yang paling kecil. Raja kami pun menerima tantangan dari raja kalian. '' Kata
Kancil.
Para Harimau sangat terkejut melihat kumis raja pulau kecil yang besar dan
tajam. '' Kumis raja Kancil sangat besar. Sangat besar dari kumis raja kita. Kita
pasti akan sulit untuk melawannya. '' Bisik panglima Harimau kepada para
prajuritnya.
“Lalu bagaimana? ” Tanya salah satu Harimau. '' Sebaiknya kita segera pergi
dari pulau ini. '' Jawab panglima Harimau. Akhirnya, para Harimau pergi
meninggalkan pulau kecil tersebut. mereka pun melanjutkan perjalanan ke pulau
lainnya untuk mencari makanan. Sejak saat itu, tidak ada satu Harimau yang
berani datang ke pulau kecil. Semua itu berkat kecerdikan Kancil dan
kecerdikkannya
Kancil dan Buaya
Pada suatu hari Kancil sedang berjalan-jalan di hutan. Tiba-tiba perutnya terasa
lapar. Lalu ia melihat ada banyak buah segar yang ada di seberang sungai deras.
Kancil pun bingung, bagaimana caranya ia dapat melewati sungai untuk
mendapatkan makanan.
Akhirnya, Kancil menemukan ide cemerlang untuk dapat menyeberangi sungai.
Lalu Kancil pun memanggil seekor buaya yang tinggal di dalam sungai.
"Hey buaya keluarlah, aku punya kabar gembira"
Mendengar suara Kancil, akhirnya seekor buaya keluar dan mendekati Kancil.
"Ada apa Kancil, kau mengganggu tidurku!" sahut sang buaya.
"Aku akan membagikan banyak daging segar untuk kalian" kata Kancil dengan
wajah ceria.
"Di mana daging itu?" jawab buaya dengan raut wajah buasnya.
"Sepertinya dagingnya cukup banyak, kau harus memanggil teman-temanmu
untuk memakannya juga.
Akhirnya buaya besar itu memanggil kawanan buaya yang lain. Setelah semua
berkumpul, Kancil meminta mereka untuk berbaris rapi.
"Untuk apa kami harus berbaris?" tanya sang buaya
"Aku harus menghitung berapa jumlah kalian untuk membagikan daging secara
merata"
Kancil pun berhasil meyakinkan mereka dan buaya-buaya tersebut membuat
barisan seperti membentuk sebuah jembatan.
"Baik aku akan mulai menghitung, satu... dua... tiga..." kata Kancil sambil
menginjak satu per satu buaya melewati aliran sungai yang deras.
Kancil pun berhasil menyebrangi sungai dengan melewati sekumpulan buaya itu.
Setelah itu ia tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha sebenarnya aku tak membawa daging sedikit pun, aku hanya ingin
kalian berbaris agar aku dapat menyeberang sungai. Ternyata mudah sekali
memanfaatkan kalian!" kata Kancil
Sekelompok buaya tersebut akhirnya marah dan hendak memakan Kancil. Tetapi
sudah terlambat karena Kancil sudah lari menjauh dari mereka.
Kancil Mencuri Mentimun
Pada suatu hari, Kancil sedang jalan-jalan di pinggir hutan. Tiba-tiba perutnya
sangat lapar. Kebetulan ia melihat ada hamparan ladang timun yang sedang
berbuah. Kancil berniat mengambil mentimun tersebut.
Tanpa basa-basi Kancil melewati pagar pembatas ladang dan menikmati buah
mentimun yang sudah mulai masak. Setelah kenyang, Kancil pun pergi
meninggalkan ladang yang telah terlihat berantakan karena ulah dirinya.
Setelah Kancil beranjak pergi, Pak Tani
sang pemilik ladang datang untuk
memeriksa ladang mentimun miliknya.
Betapa kagetnya ia saat mengetahui jika
ladangnya telah rusak dan sebagian
mentimun miliknya telah raib entah ke
mana.
Pak Tani kesal dengan kejadian tersebut, lalu ia memasang orang-orangan sawah
yang telah diberi lem lengket untuk menjebak si pencuri ketimun. Keesokan
harinya Kancil kembali ke ladang untuk mengambil ketimun lagi. Betapa
kagetnya ia melihat ada sosok petani yang menjaga ladang.
Bukannya merasa takut, Kancil malah menghampiri sosok petani itu.
"Hmm sepertinya Pak Tani ingin menakut - nakutiku, dia pikir aku bodoh" kata
Kancil sambil menendang orang-orangan sawah itu.
Tak disangka kaki Kancil tersangkut di orang-orangan sawah. Kancil pun
terperangkap dan tidak biasa melarikan diri.
Pak Tani yang melihat Kancil terperangkap senang bukan kepalang. Lalu Kancil
dibawa pulang ke rumah Pak Tani dan dikurung dalam sebuah kandang ayam.
Kancil tak hilang akal, ia mencoba mencari cara agar bisa ke luar dari dalam
kandang itu.
Kancil melihat seekor anjing peliharaan milik Pak Tani dan memanggilnya.
"Halo anjing, sedang apa kau di sana?" kata Kancil
"Aku sedang menjagamu agar kamu tak kabur ke mana-mana" kata anjing sambil
menghampiri Kancil
"Aku senang sekali, besok aku akan diajak makan-makan di pesta Pak Lurah,
oleh karena itu Pak Tani memintaku untuk istirahat sejenak di sini" ucap Kancil.
Sang anjing terlihat kesal karena Pak Tani tak pernah mengajaknya untuk
mengunjungi pesta dan makan di rumah Pak Lurah.
"Sebenarnya aku kasihan padamu, yang telah lama mengabdi tapi tak pernah di
ajak bersenag-senang. Aku punya ide nih agar besok kamu bisa ikut ke pesta Pak
Lurah" sahut Kancil.
"Bagaimana caranya agar aku bisa ikut?" tanya anjing
"Kita harus bertukar posisi, agar kamu bisa menggantikanku untuk ikut ke pesta
Pak Lurah" bujuk Kancil.
Akhirnya anjing pun termakan rayuan Kancil dan membantu Kancil ke luar dari
kandang ayam lalu bertukar posisi. Sekarang, Kancil berhasil keluar, sementara
si anjing sudah berada di dalam kandang ayam.
"Maafkan aku anjing, sebenarnya tidak ada pesta di rumah Pak Lurah, aku hanya
membohongimu agar bisa keluar dari kurungan ini" Kata Kancil sambil tertawa
Betapa kesalnya anjing, dan melontarkan sumpah serapah untuk si Kancil.
Tetapi, sudah terlambat, karena Kancil telah berhasil ke bebas dan pergi berlari
menuju hutan.
-Tamat-