RANGKUMAN
Setelah mengikuti rangkaian pembelajaran di atas dapat kita simpulkan hal-hal berikut:
1. Di dalam bacaan RAAl-NQGurK‟aUn,MkAitNa menjumpai bacaan gharib, yaitu bacaan-bacaan
yang tidak sesuai dengan kaidah bunyi dalam ilmu al-Ashwat yang memerlukan
penjelasan khusus. Bacaan tersebut antara lain: Imalah, Isymam, Tas-hil, Naql, Mad
dan Qashr. ِإ َما َل ًت- ُ ًَُمِيْل
2. Imalah: berasal RANGKUMAN – َأ َما َل yang berarti mencondongkan
dari Lafal yaitu
bacaan harakat fathah pada harakat kasrah sekitar dua pertiganya.
3. Isymam: secara bahRaAsaNaGrtKinUyaMmAeNnggabungkan, secara istilah berarti mencampurkan
dhummah pada sukun dengan memoncongkan bibir.
4. Tas-hil: secara bahasa artinya meringankan, secara istilah berarti membaca antara
hamzah dan alif; hamzah pertama dibaca tahqiq (jelas) dan pendek, sedangkan
hamzah kedua dibaca tas-hil.
5. Naql:ُ berasal kata هقل – ًىقل – هقًلberarti memindah; menggeser, secara istilah
berarti memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu
hamzahnya dibuang.
6. Mad dan Qashr: secara bahasa berarti memanjangkan dan memendekkan.
Permasalahan Mad dan Qashr timbul karena kekeliruan dalam bacaan al-Qur‟an yang
di-mad-kan atau di-qashar pada kata-kata tertentu, seperti bacaan mad dibaca qashar
atau sebaliknya.
AL-QUR’AN HADIS KELAS IX 89