The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Siti Rahma, 2020-12-01 03:01:39

JANGKA SORONG

JANGKA SORONG

JANGKA SORONG
Pengertian , Fungsi ,Serta Cara Penggunaannya

Muh. Reza Afriyadi
X ELIN NO URUT 28

Jangka Sorong

• Ahli Penemu Jangka Sorong
bahwa orang yang kali pertama menemukan alat pengukur ini tak lain
adalah sosok yang bernama Pierre Vernier, seorang ahli teknik
berkebangsaan Prancis. “Vernier” sendiri dijadikan nama skala dalam
pengukuran jangka sorong tersebut.
Penemu yang bernama lengkap Pierre Vernier ini lahir pada 19 Agustus
1580 di Ornans, Franche-Comté, Spanyol Habsburg yang kini menjadi
negara Prancis. Ia meninggal pada 14 September 1637 di lokasi yang sama
dengan tempat kelahirannya. Vernier sang penemu jangka sorong ini tak
lain adalah ahli matematika Prancis dan penemu instrumen.

Penemu jangka yang satu ini juga merupakan penemu dan eponim dari skala
vernier. Skala vernier biasa dipakai dalam perangkat pengukuran pada jangka
sorong.

Latar Belakang Makalah Jangka Sorong

Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam
alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer
skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda.
Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang
sebenarnya.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat
ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda
yang akan diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak
mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur
suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan
adalah penggaris ataupun rol meter.

Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam
suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur
dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh
untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung,
diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer
sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat
ukur jangka sorong.Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang
artinya nilai antara dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat
dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan
ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai
x = xx, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0sedangkan x
adalah ketidakpastian mutlaknya.

Dalam pengukuran kteutnidggaaklp,apsetniagngamnutitlxa0kandyaal,axh=nsilkaai lhaatseirlkpeecnilgiunksutrruanmietnu.
sendiri, sedangkan

Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang
terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang
geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan
rahang geser atas). Lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala
utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci
peluncur.
• Kegunaan/Manfaat Dan Fungsi Jangka Sorong adalah :
• untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.

• upniptau,kmmaeunpguunkluarinsinsyi ad)adlaemngsaunactuarbaednidualuyra.ng biasanya berupa lubang (pada
• Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada
gambar karena berada di sisi pemegang.
• Untuk mengukur ketebalan suatu benda.
• Untuk mengukur diameter luar suatu benda
• Untuk mengukur diameter dalam suatu benda
• Untuk mengukur kedalaman suatu benda
• Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.

• Kelebihan dan Kekurangan dari Jangka Sorong

Adapun kelebihan dari jangka sorong diantaranya:

•Memliki kecermatan pembacaan yang lumayan bagus umumnya kecermatan
pembacaannya berkisar 0.05-0.01 mm .

•Dapat mengukur diameter sisi luar dengan cara dijapit.
•Dapat mengukur diameter sisi dalam dengan cara di ulur.

•Dapat mengukur kedalaman.

•Harga murah dan terjangkau.
•Adapun kekurangan dari jangka sorong diantaranya:

•Tidak bisa mengukur benda yang besar.

•Bisa terjadi pemuaian pada alat.
•Karena sensor berkontak langsung dengan benda kerja memungkinkan terjadinya
goresan atau benturan yang bisa menyebabkan ketidakrataan pada kedua sensor
atau kedua rahang

• Bagian-Bagian Jangka Sorong

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat
pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini:

• Keterangan :

• 1. Rahang dalam, bentuknya dapat digeser, terdiri atas rahang geser dan rahang tetap,
digunakan untuk mengukur bagian luar benda, misalnya ketebalan kertas, lebar meja
dll.

• 2. Rahang luar, juga terdiri dari rahang tetap dan rahang yang dapat digeser, rahang luar
digunakan untuk mengukur bagian dalam benda, misalnya diameter tabung, cincin dan
lain lain

• 3. Depth Probe adalah bagian yang digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah
benda, musalnya kedalaman tabung

• 4. Skala utama (dlm cm), memberikan nilai pengukuran dalam bentuk cm

• 5. Skala (dlm inchi) membrrikan nilai pengukuran dalam satuan inchi

• 6. Skala nonius (dlm mm) memberikan pengukuran fraksi dalam bentuk satuan mm

• 7. Skala nonius (dalam inchi) memberikan pengukuran fraksi yang dinilai dalam bentuk
satuan inchi

• 8. Pengunci, berfungsi untuk menahan bagian-bagian jangka sorong saat pengukuran
berlangsung, misalnya rahang gerak.

• Prinsip Cara Kerja Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam
milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama
yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki
panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan
adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm
– 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah
0,1 mm atau 0,01 cm. 0,01 cm.

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01
cm = 0,005 cm. DenganDketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm,
maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah
kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar
sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk
mengukur kedalaman sebuah tabung.

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang
terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat
digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang
hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit
diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong.

Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala
utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan
hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).
• Kalibrasi Jangka Sorong
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga
menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang
tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada
skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong
tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.

• Cara Menggunakan Jangka Sorong Untuk Mengukur diameter luar suatu benda

1.Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci,
menggeser rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat
masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).

2.Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

3.Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit
oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.

4.Membaca dan mencatat hasil pengukuran.
.

• Cara Menggunakan Jangka Sorong Untuk Mengukur diameter
dalam suatu benda

1.Mengukur diameter dalam suatu bendaMemutar pengunci ke kiri /
mengendorkan sekrup pengunci.
2.Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
3.Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga
kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
4.Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang
jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang
diukur dan mengunci sekrup pengunci
5.Membaca dan mencatat hasil pengukuran

• Cara Menggunakan Jangka Sorong Untuk Mengukur kedalaman
suatu benda/tabung

• Mengukur kedalaman suatu benda atau tabungMeletakkan tabung yang akan
diukur dalam posisi berdiri tegak

• Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong
ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.

• Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka
sorong menyentuh dasar tabung.

• Mengunci sekrup pengunci
• Membaca dan mencatat hasil pengukuran

• Cara Pembacaan / Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada
skala nonius. Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit
diantara angka 4,7 cm dengan 4,8 cm.Selanjutnya perhatikan skala nonius
yang segaris dengan skala utama. Dari gambar ditunjukkan pada angka 4.
Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya dibagi
menjadi 10 bagian yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali
dengan 1/10mm.Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka dikali dengan
1/20mm, dan apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan dengan 1/50
mm.

Setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil pengukurannya
adalah jumlah keduanya. Dari contoh dapat dibaca hasil pengukuranya sebesar:
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) =
Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm).

• x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan
pengukuranDKarena (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak
seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak
pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup
berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran
menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

• Panjang L = xo ¬+ xD
• Maka, hasil pengukurannya menjadi :
• 4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm
• Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm


Click to View FlipBook Version