Tentang Rumah Namun mau bagaimanapun juga sakit yang ia rasakan tak hanya di fisik namun juga luka batin yang juga ia rasakan, selama di jalan pikiran Naka berkecamuk batin nya tengah berperang kepada dirinya sendiri. Naka berbelok dan melajukan rumahnya menuju taman kota, entah sudah berapa kali ia kesana hanya untuk menenangkan dirinya atau hanya sekedar kabur dari sang ayah yang tengah mengamuk, Naka hanya diam bermain ponsel nya di taman kota itu hanya sekedar malas untuk berada dirumah. Biasanya Naka akan pergi ke rumah Kala namun, pada hari itu sepertinya Kala tidak ada dirumah karena Naka pun berusaha mengirim pesan kepada Kala namun tak kunjung mendapat balasan dari Kala yang menandakan bahwa gadis itu sedang tidak berada dirumahnya, Naka pun tak ingin penasaran terhadap apa yang Kala lakukan saat ini. Lagipula apa hak Naka untuk mengetahui keseharian Kala, setelah beberapa saat melamun akhirnya Naka memutuskan untuk pergi membeli es di pinggiran jalan sembari memikirkan bagaimana nasib kedepannya. Beberapa saat setelah ujian.. Naka sekarang tengah cemas menunggu hasil ujian kelulusan, entah bagaimana kondisi Naka setelah mengetahui nilainya nanti. Apakah akan bahagia? Naka pun tak tahu dan berusaha tidak memikirkan itu, namun mau bagaimanapun tetap saja hidup nya tergantung nilai pada hari itu. Setelah mendapat hasil ujian pada hari ini jantung Naka seperti terperosok jatuh ke jurang, hasilnya jauh dari kata sempurna "Naka, gimana hasilnya?" tanya Kala dengan senyum menghiasi wajahnya, "lihat sendiri aja kal" balas naka dengan senyum sedikit dipaksakan dan menunjukkan hasilnya kepada Kala. Kala sedikit terkejut pasalnya ia tahu betul bagaimana Naka sudah mati matian belajar, bahkan Naka rela tidak tidur hanya demi mendapat nilai yang ayah harapkan. Sebetulnya nilai Naka tidak terlalu buruk untuk seukuran Kala, namun Kala pun tahu jika ayah Naka pasti akan menuntut dengan nilai yang sempurna dan tidak seperti ayah saat muda dulu, alasan pasti ayah menuntut nilai terhadap Naka karena memang ayah tidak pernah mendapat nilai yang sempurna sehingga melampiaskan ambisinya dahulu kepada Naka. Memang alasan ayah Naka tidak dibenarkan namun seperti itulah adanya, terkadang Naka bertanya tanya di dalam pikiran nya sendiri mengapa dia yang harus menuntaskan ambisi ayah yang tidak terbalas itu? mengapa tidak ayah sendiri yang menuntaskannya? apakah ayah dulu juga dituntut oleh kakek? ah entahlah itu hanya ada di pikiran Naka. "yaudah kal aku pulang dulu, nanti aku kabarin lagi ya. udah dicariin bunda ini" ucap Naka tersenyum tipis, sembari berjalan perlahan menuju motor kesayangan nya itu. Selama perjalanan Naka memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya nanti setelah ayah mengetahui nilainya, pastinya ayah sudah tahu menahu mengenai nilainya itu. Setibanya Naka di depan gerbang rumahnya Naka menarik nafas sebelum akhirnya memberanikan diri berjalan menuju pintunya, dan benar saja saat Naka baru membuka pintu disambut dengan lemparan vas bunga yang mengenai sebelahnya. "Naka, apa apaan kamu? main aja kerjaan kamu" bentak ayah Naka ketika Naka baru saja sampai di rumah, pada detik selanjutnya satu bogeman mendarat di pipi sebelah kanan Naka hingga membuat Naka oleng karena tak siap menerima bogeman ayahnya. tak cukup sampai disitu ayah Naka menyeret tangan Naka hingga ke gudang, dan mengunci gudang tersebut Naka tak bisa melakukan apa. Yang ia bisa lakukan hanya diam merenungkan perbuatan nya "apa aku kurang keras belajarnya" monolog Naka kepada dirinya Tentang Rumah
sendiri, tanpa sadar air mata lolos dari pelupuk mata dengan sendirinya dengan buru buru Naka menghapus jejak air matanya sendiri. Entah sudah berapa lama Naka berada di sana, hingga Naka tertidur pulas. Naka terbangun karena mendengar suara pecahan piring yang ia yakin pelakunya tak lain dan tak bukan adalah ayahnya, ayah dan bunda memang sering berantem hingga memecahkan perabotan. Kepala Naka terasa pening memikirkan masalah yang hari demi hari kian menjadi jadi, ayah membuka pintu gudang dan menyeret Naka hingga ke ruang tengah dan memukuli Naka hingga tak berdaya dibuat ayahnya. Setelah dirasa sudah tersalurkan semuanya kemudian ayah berjalan pergi meninggalkan Naka yang babak belur, Naka terkekeh pelan meratapi nasib nya yang sangat pilu ini. Naka meraih hp nya yang berada diatas meja tergeletak setelah tadi hp nya dirampas oleh ayah, dan mengetikan beberapa pesan untuk Kala. "kal, kamu dirumah gak?" tanya Naka melalui chat pribadi Kala, tak berselang lama kala membalas pesan Naka "dirumah" lalu Naka bergegas keluar rumah dan melajukan motor kesayangannya menuju rumah Kala yang jarak nya tak seberapa jauh dari rumah Naka. Sesampainya dirumah Kala, Naka segera mengetuk pintu "assalamualaikum, kala" panggil Naka dari depan pintu rumah Kala "waalaikumsalam" Kala membukakan pintu untuk Naka, saat membukakan pintu untuk Naka, Kala mendapati Naka yang sudah berlinang air mata dan babak belur. Seolah mengerti apa yang dirasakan Naka, Kala merentangkan tangan nya dan segera Naka memeluk Kala dan menangis sejadi jadinya. Malam itu Kala menjadi saksi bagaimana rapuhnya sosok yang selama ini berusaha tegar dihadapan orang orang itu, Naka menjadi sangat rapuh jika bersama Kala karena menurut Naka hanya dia lah yang bisa menenangkan Naka. Setelah tangis nya mulai mereda Kala mengajak Naka untuk masuk ke dalam rumahnya pasalnya mereka dari tadi berpelukan berada di depan rumah Kala, Naka dan Kala masuk beriringan "duduk dulu" Kala mempersilahkan Naka duduk "aku ambil minum dulu ya" lanjut Kala sambil berjalan menjauhi Naka menuju ke dapurnya. Naka hanya diam mematung memikirkan kejadian tadi yang terus berputar putar di kepalanya hingga Naka merasa jenuh dengan apa yang ada di kepalanya itu, "nih diminum dulu baru ceritain ke aku kamu itu kenapa" ucap kala sembari meletakan dua gelas berisikan minuman, serta kotak p3k Naka hanya menganggukan kepala lalu meminum minuman yang diberikan Kala. Setelah dirasa tenang, Naka lantas menceritakan apa yang ia alami di rumah dan Kala yang mendengar hal tersebut pun langsung mengelus punggung sahabatnya yang biasanya kokoh dan tegak kali ini sebagai punggung yang rapuh, dan hanya butuh apresiasi. "Naka kamu itu udah hebat, udah berusaha sekuat tenaga. Memang hari ini tuhan belum menghendaki apa yang kamu harapkan, namun pasti tuhan tau apa yang kamu butuhkan saat ini. Mungkin tuhan sedang merencanakan sesuatu yang baik kedepan nya, jangan patah semangat! aku tau kalau kamu itu sahabat aku yang paling kuat" ucap Kala panjang menenangkan Naka, "sahabat ya" batin Naka miris. Kala mendekat ke arah Naka untuk mengobati luka yang ada pada tubuh sahabatnya itu, dengan telaten Kala menuangkan rivanol ke kapas dan mengoles perlahan pada luka Naka, selama diobati Naka hanya diam memandang Kala dengan tatapan tulus dan dalam "sampai kapan pun emang kita ga bakal bisa bersama Kal" batin naka sembari terus menerus menatap Kala. Ingin rasanya Naka memiliki Kala namun apa daya ia hanya laki laki Tentang Rumah lemah yang tak cukup keberanian mengungkapkan itu semua kepada Kala, Naka pun sadar diri bahwa ia tak pantas dengan Kala.
Naka terbangun masih berada dirumah Kala, memang tadi malam Naka memutuskan untuk menginap di rumah Kala saja takut takut ayah masih di rumah. Selesai Naka cuci muka dan gosok gigi ia langsung turun untuk sarapan bersama mama, kala dan hari ini ada papap yang ikut sarapan bersama mereka. "pagi ma, pagi pa" sapa Naka sembari berjalan pelan ke arah meja makan, "pagi Naka" balas mama dan papap bersama "tumben udah bangun" ledek Kala yang sedang membantu mama untuk menyiapkan sarapan mereka, Naka yang diejek membalas dengan ekspresi sebal "ngejek banget" jawab Naka dengan nada tak bersahabat. Kala yang di balas seperti itu tentu tak bisa menahan tawanya "udah udah, kalian ini makan dulu" ucap mama menengahi mereka berdua, saat di pertengahan makan naka berkata "ma, nanti Naka kayanya ga pulang lagi gapapa kan" dengan menunjukan deretan giginya "iya, gapapa" ucap mama yang juga mengerti bahwa hubungan Naka dan keluarganya tidak baik bahkan jauh dari kata baik. Saat menyantap makanan nya Naka berpikir bahwa jika ia dilahirkan di keluarga ini pasti dia akan bahagia pada saat ini, akan menjadi manusia paling bahagia yang pernah ada. Ternyata, kesenangan ini hanya mimpi. Mulai dari ia ke rumah Kala, tertidur dan sarapan. Selama ini aku berada masih di dalam gudang, yang sempit dan engap untuk bernafas tanpa aku sadari pula aku sudah berada di gudang selama setengah hari tanpa makan. Hingga tiba tiba Ayah menghampiri Naka dengan suatu benda di tangannya, Naka merasa cemas dan mulai ketakutan, Naka sangat takut untuk di siksa lagi. Luka hasil bogeman Ayah juga belum sembuh, namun hari inilah kisah Naka akan berakhir. Nakala berakhir di tangan Ayahnya sendiri, benda yang dipegang Ayah ternyata sebuah gesper dan tali, Naka di ikat dan dicambuk berkali kali. Naka merintih kesakitan dan berontak, akan tetapi semakin Naka memberontak Ayah semakin mengencangkan cambukannya. Naka berpikir bahwa dirinya tidak kuat lagi, Nakala menghembuskan nafas terakhir di Gudang Rumah, ditangan Ayahnya sendiri. Ayah berpikir Naka hanya pura pura, hingga pada akhirnya Ayah menyadari bahwa Naka sudah tidak menunjukan pergerakan lagi, "Hei! jangan pura - pura kamu!" kata Ayah waktu itu, selang beberapa menit Ayah merasa panik dan ketakutan. Ayah mengecek nadi Naka, tidak berdetak. Ayah bergegas membawa ku ke Rumah Sakit, tapi sayang Nakala sudah meninggal kan dunia ini sedari tadi. Ayah merasa sangat sangat sedih dan merasa bersalah, tapi apa boleh buat? Naka sudah pergi, pergi untuk selamanya. "Selesainya sebuah masalah tergantung bagaimana cara kita menyikapinya" -Tentang Rumah.
PHOENIX Revania Wahyu 9A/24 Pada 1463 terlahirlah anak laki-laki dari rahim wanita kuat dari Dinasti Ming, sayangnya anak laki-laki tersebut kehilangan wanita kuat yang melahirkannya. Wanita tersebut adalah ibunya, yang bernama Li Fengxi. Li Fengxi dibunuh oleh saudaranya sendiri sesaat setelah melahirkan Li Longwei, pada tragedi tersebut saudara kandung Li Fengxisendiri di jatuhkan hukuman mati, tapi naas nya pada hari penghukuman,saudara Li Fengxi atau yang bisa disebut Fu Xilan melarikan diri dari DinastiMing. Tragedi tersebut dikarenakan Fu Xilan yang iri terhadap Li Fengxi yang mempunyai keluarga harmonis serta memilikisuami yang bergelar Kaisar di Dinasti Ming. Fu Xilan membunuh Li Fengxi karena perkataan dayang yang berkata ‘Ku dengar Kaisar sudah tak mencintai Permaisuri', tanpa berfikir dua kali Fu Xilan membunuh Li Fengxi dan merebut Kaisar. Naas nya perkataan dayang tersebut salah, nyatanya Kaisar masih mencintai istrinya dengan sangat, hal tersebut membuat Fu Xilan menjadi buronan Dinasti Ming. 18 tahun berlalu... Li Longwei tumbuh menjadi laki-laki yang tampan, tangguh, lihai dalam memainkan pedangnya, tapi sangat di sayangkan sifatnya yang kurang ramah — tidak, tidak ramah Li Longwei tumbuh dengan sifat yang dingin, keras kepala, dan mengambil keputusan tanpa di diskusikan. Tetapi berkat sifat tersebut Li Longwei memiliki sifat kepemimpinan yang kental, tak jarang Li Longwei memimpin perjamuan di Dinasti lainnya. Di malam yang sunyi, terdengar suara pedang yang berlomba bersaut sautan. Sing.. Sing... Sing.. “Li Longwei, istirahat kan tubuhmu sebentar, sejak tadi kau terus memainkan pedangmu” Kaisar yang sedari tadi melihat anaknya yang memainkan pedangnya dengan lihai secara terus menerus, menegur sang anaknya. “Ayah, tak ada kata istirahat yang benar-benar istirahat, pada istirahat pun fikiran ku masih bekerja, memikirkan hal hal yang kemungkinan terjadi” Longwei menjawab perkataan sang ayah dengan lantang, sambil menggerak gerakkan pedangnya dengan lihai. “Li Longwei!, kemarilah nak, ayah akan memberitau mu sesuatu” Kaisar berkata kepada sang anak. Li Longwei menghentikan gerakan pedangnya dengan nafas yang ter engah engah, dan keringat yang mengucur dari dahi serta tubuhnya. Anak itu menghampiri sang Kaisar sambil memakai hanfunya, “Memberi tau sesuatu apa ayah?” Li Longwei bertanya. “Kau tau ibumu selalu berkata kepada ayah” pada saat kata ‘ibu’ di keluarkan dari bibir sang ayah, Li Longwei langsung memalingkan wajahnya kepada sang ayah dengan pandangan serius. “berkata?” Li Longwei berucap. “Hm, ibumu selalu berkata kepada ayah ‘jangan terlalu larut dalam kesedihan, bangkitlah banyak hal yang akan kau perjuangkan' ibumu mengatakan itu setelah ibu dari ayah meninggal” ucap Kaisar dengan panjang lebar. Perkataan Kaisar di pikirkan oleh Li Longwei dalam diam, memahami perkataan sang ayah. Setelah beberapa saat, akhirnya Li Longwei tau maksud dari kata- kara tersebut. Seharusnya dia tak terlarut dirasa kesedihan, iri dengan jarak waktu yang lama. Sudah saatnya ini
adalah hari untuknya bangkit membalaskan dendamnya kepadaFuXilan. Pqgi hari tiba, Li Longwei memulai hidupnya yang baru, membuka lembaran baru untuk dirinya sendiri dan juga Dinasti Ming. Li Longwei memakai hanfu yang berwarna merah dengan emas sebagai coraknya, dan pedang di tangan kanannya. Cr photos from: pinterest Li Longwei berjalan keluar karena tak ada tujuan harus kemana ia pergi, akhirnya Li Longwei memutuskan untuk berjalan-jalan ke pasar loak. Saat sedang mengitari sekitaran pasar loak Li Longwei melihat preman pasar yang sedang memalak pengemis perempuan yang berada di sana, preman berjumlah enam orang itu memalak pengemistersebut dengan kekerasan, seperti di tendang, di jambak, bahkan di tampar. Li Longwei menghampiri preman tersebut, ia tanpa banyak kata menarik kerah hanfu usang milik salah satu preman disana. “Ahah, rupanya ada yang ingin ikut campur urusan kita, jika kau tak ingin celaka seperti pengemis ini maka lepaskan dahulu rekan kami” ucap salah satu preman. “Apa wajahku terlihat seperti tak bisa menyerang kalian?” Li Longwei menjawab dengan wajah datar dan juga mengimidasi “ahahah, SERANG!” titah salah satu preman yang di duga pemimpin. Li Longwei yang mendengar kata 'serang' dari preman tersebut, berlari mencari tempat yang sedikit longgar. Li longwei berhenti di tengah jalan karena di jebak oleh preman, mau tidak mau Li Longwei menyerang preman tersebut. Preman-preman itu mengeluarkan pedang dari balik punggungnya, mereka membentuk formasi lingkaran dan siap menusuk Li Longwei dari segala sisi. Li Longwei menghindar dengan melompat, sehingga pedang tersebut tidak melukai tubuhnya sekalipun. Li Longwei mendarat dengan cepat, di saat itu lah Li Longwei mengeluarkan pedang nya dan menyerang preman itu dengan cepat dan gesit. Tidak ada yang melihat, bahkan Li Longwei. Pengemis perempuan itu
melihat Li Longwei dengan tatapan yang tak bisa di artikan, tatapannya menyiratkan ketakutan, kecemasan, dan penyesalan. Pengemis itu lalu pergi dari sana dan mencari tempat yang lebih aman. Li Longwei pergi mencari pengemistersebut, tapi naasnya Li Longwei tidak menemukan pengemisitu, wajah pengemisitu terlihatfamiliar di mata Li Longwei. Li Longwei tidak memikirkan lagi hal itu, Longwei menuju sebuah kebun yang rimbun tiba tiba tubuhnya terasa aneh rasanya sakit di bagian dada, energi yang masuk dalamtubuh Longwei terasa berbeda terasa sejuk, dan tiba tiba Longwei menutup matanya lalu terjatuh akibat tidak kuat menahan energi yangmasuksertarasa sakit yangadadi dadanya. Longwei membuka matanya, dia melihat atap rumah kayu dia membangunkan tubuhnya. “Ternyata kau sudah bangun” tiba tiba ada kakek tua yang muncul di kamar yang ditempatiLongwei. “Dimana ini?” tanya Longwei. “Di rumahku, kau tau, kau sudah pingsan beberapa hari” kakek itu berucap. “HAH!” ucap Longwei kaget. Longwei segera membangkitkan tubuh nya, tapi rasa sakititutiba tibadatang. “Kau jangan terburu-buru bung, tubuhmu masih dalam tahap adaptasi” “Sebenarnya apa yangterjadi?” “Kau tau sebab apa ibumu meninggal?” ucap kakek tua itu tiba-tiba, alis Longwei menajam. “Selain terkena racun ibumu juga mengorbankan nyawanya demi menyegel kekuatan inti dari tubuhmu, kau anak yang terpilih Longwei” kata kakek itu. “Kekuatan inti?, tidak mungkin, bagaimana kau tau ibuku meninggal terkena racun dan menyegel kekuatan intiku?” tanya Longwei. “Aku adalah mantan guru yang berada di Dinasti Ming, bagaimana aku tau, aku melihat semuanya ibumu mengatakan padaku saat di kandungan ibumu di datangi burung phoenix dan berkata “Li Fengxi anakmu terpilih mewarisi kekuatan ku, tapi sayangnya kekuatanku terlalu kuat untuk anak yang baru lahir, kau harus menyegelnya sampai ia berusia yang memadai” begitu” cerita kakek itu yang bernamaZhangFei. “Lalu seterusnya bagaimana?” tanya Longwei. “Aku sudah bilang kepada ayahmu, kau akan menjalani kultivasi dan latihan bersamaku” Mulai saat ini Li Longwei menjalani kehidupannya bersama Zhang Fei berkultivasi-bertapamengumpulkan kekuatan inti-latihan seperti itulah kehidupannya sampai beberapa tahun, Zhang Fei memberi sebuah pedang magis yangberwarnamerahsepertibara api. Kehidupannya berjalan 8 tahun bersama Zhang Fei, Longwei menjadi pribadi yang semakin dingin, jarangnya ia berkomunikasi dan orang yang ia percaya saatinihanyaZhangFei.
Hari ini tepatnya dia akan menjalankan misi dari Zhang Fei, Li Longwei berjalan di dalam hutan yang gelap sudah cukup lama Longwei berjalan didalam hutan. Tiba-tiba Longwei merasa hawa yang tidak enak dari belakang, Longwei menghentikan langkahnya. Dan melirik ke arah belakang dengan mata tajamnya. Seorangwanita tua (?). “Keluar” Longwei berucap. “Sudah tau Longwei?” jawab wanita yang agak tua itu. Longwei membalikan badannya, terlihat wanitamemakai hanfumerah hitam. Longwei berpikir wajah wanita itu terlihat familiar seperti ia pernah melihatwanita itu. “Kau sedang berpikir Longwei?” tanya wanita itu. “Biar aku beri tau, aku adalah orang yang membunuh ibumu Longwei, dan aku adalah pengemis yang pernah kau tolong. Ahahahah” wanita itu adaFuXilan. Longwei membalasnya dengan smirk dan terkekeh, Longwei hanya menatap tajamFu Xilan. “Disini hanya aku apa kau yang mati” tiba-tiba Longwei berkata. Longwei mengambil pedangnya yang di selimuti elemen inti berwarna merah di campuri warna emas, Longwei maju sedangkan Fu Xilan hanya berdiri dengan tenang. Fu Xilan mengekuarkan elemen inti berwarna hitam yang di kenal di aliran iblis. Fu Xilan mengarahkan kekuatannya ke arah Longwei dengan cepat, Longwei yang tidak siap pun menerima serangan dari Fu Xilan. “Aku tak menyangka kau bergabung dalam aliran iblis yang tak ada harga nya” sarkas Longwei. “Kau kaget Longwei?, aku hanya ada satu cara untuk menghabisimu sekarang, dan mari mulai pertarungan yang sesungguhnya” Fu Xilan berkata, serta mulai muncul iblis iblis tak berguna muncul secara tiba-tiba dan menyerang Longwei. Tentu saja Longwei membereskan iblis iblis itu secara cepat dan mengurungnya di tempat yang Tentu saja Longwei membereskan iblis iblis itu secara cepat dan mengurungnya di tempat yang ia ciptakan. Longwei melirik tajam Fu Xilan lalu mata Longwei seketika berubah merah yang mengartikan Longwei berada dalamkuasa elemen inti. Longwei berlari cepat ke arah Fu Xilan, Longwei menyerangnya dengan cepat, Fu Xilan juga menghindarinya dengan gesit. Longwei mengeluarkan elemen inti dan menyerang Fu Xilan dari belakang, elemen inti itu terkena pada bagian belakang dada, menyebabkan Fu Xilan memuntahkan darah. Fu Xilan membalikan badannya dan bergantian menyerang Longwei. Dengan gesit Longwei menghindari serangan elemen inti dari Fu Xilan, tapi sayangnya elemen inti yang di keluarkan Fu Xilan terlalu cepat dan mengenai dadanya membuat dadanya terasa nyeri dan keluarlah cairan berwarna merah mengalir di ujung bibirnya sampai dagu.
Fu Xilan mengarahkan semua elemen intinya kearah Longwei, Longwei yang merasa kesakitan akhirnya memejamkan mata danmenerima serangan balik dari Fu Xilan. Longwei mengira ia mati tapi ternyata ia memasuk alam bawah sadarnya. “Longwei” suara itu terdengar namun tak ada wujudnya. “Muncullah” Longwei berkata. Lalu muncullah burung Phoenix yang sangat amat besar berwarna merah. “Longwei, bukan saatnya kau menyerah, balas lah apa yang telah dia lakukan” “Tapi elemen inti ku tidak memadainya, biarlah aku disini semua akan mengalir” “Longwei kau adalah penerusku, bangkitlah Longwei, sudah saatnya untuk pergi waktuku sudah habis untuk menjagamu selama ini, terima ini Longwei...” burung Phoenix berkata, dengan bagian tubuhnya membentuk percikan emas. Setelah burung Phoenix itu hancur menjadi bulatan emas. Bulatan emas pun masuk ke dalam tubuhLongwei. Longwei bangkit dari kematiannya dengan sayap transparan berwarna emas muncul membuat tubuhnya melayang, Longwei merasa badannya terasa kuat dari situ ia mengayun kan pedangnya kepada Fu Xilan yang ingin menusuknya. Pedang berlapis elemen inti yang sangat kuat itu akhirnya menusuk pada bagian dada Fu Xilan, membuat Fu Xilan hancur lebur menjadi debu akibat jiwa nya telahia jualkepadaiblis. “Fu Xilan akhirnya kau mewariskan kekuatan tersebut, dan juga akhirnya kau membalaskan dendam ibumu” suara Zhang fei terdengar dan muncullah ia dari balik pohon. “Guru” Longwei berkata dengan sayap yang berada di punggung nya memudar. “Kau berhasil Longwei” kata Zhang Fei. Setelah membalas dendam ibunya Longwei bergabung dalam prajurit dan menjadi jenderal ia memimpin pasukan sebanyak 3.500 prajurit. Selanjutnya Longwei harus menyelesaikan konflik antara Dinasti Ming dan Dinasti Zhao. BanyakKonflik yangharusia selesaikan. Kehidupannya juga lebih berwarna setelah ia menemukan sosok wanita kuat yang selalu bersamanya dalam berperang, menemaninya berlatih, di saat itulah Longwei merasa bahagia, Longwei selalu berdoa kepada Tuhan untuk menjaga ibunya, dirinya, wanita yang bersamanya, ayahnya, serta prajurit yang ia pimpin. TAMAT
Petualangan di Pulau Terlupakan Reyzabrahamantyo Eranio K 9A/25 Tepat di tengah Samudra Atlantik terdapat sebuah pulau yang legendaris, Pulau Terlupakan. Pulau ini diliputi oleh kabut tebal yang selalu menyelimuti pantainya, membuatnya hampir mustahil untuk ditemukan. Pulau Terlupakan dijuluki demikian karena sejarahnya yang kuno dan hampir tak dikenal oleh manusia modern. Namun, seorang petualang bernama Alex Richards telah mendengar kabar tentang pulau ini dan bersemangat untuk menjelajahinya. Alex adalah seorang pecinta petualangan sejati. Ia telah menjelajahi hutan belantara, mendaki gunung tertinggi, dan menyelam di dalam gua terdalam. Namun, Pulau Terlupakan adalah tantangan yang berbeda. Kabut yang selalu menyelimutinya membuatnya menjadi misteri yang belum terpecahkan. Alex memutuskan untuk mengambil tantangan ini dan mempersiapkan ekspedisi yang serius. Bersama dengan dua temannya, Sarah dan Jack, Alex memulai perjalanan mereka ke pulau legendaris tersebut. Mereka memasuki samudra dengan perahu kecil, memotong melalui kabut yang tebal. Setelah berhari-hari melintasi ombak dan mendengarkan desiran angin yang angker, mereka tiba di pantai Pulau Terlupakan. Mereka dihadapkan dengan hutan belantara yang rimbun dan suara hewan-hewan asing yang tak pernah mereka dengar sebelumnya. Alex tahu bahwa mereka harus berhati-hati, tetapi rasa penasaran mereka lebih kuat. Mereka memasuki hutan dengan penuh semangat, membawa peta yang mereka kumpulkan dari berbagai sumber. Mereka terus menjelajahi pulau ini, menemui reruntuhan kuno yang menjadi saksi bisu peradaban yang pernah ada di sana. Bangunan-bangunan batu yang usang tersembunyi di antara pohon-pohon yang tinggi. Mereka merasa seperti arkeolog yang menjalani petualangan sepanjang waktu. Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan-jalan di hutan, mereka tiba-tiba mendengar suara gemuruh yang menggema. Mereka mengikuti suara itu dan menemukan air terjun besar yang mengalir ke dalam danau yang tenang. Air terjun itu begitu indah, memancar dari tebing tinggi dan memecah ke dalam embusan kabut yang selalu menyelimuti pulau. Alex, Sarah, dan Jack memutuskan untuk berenang di danau tersebut untuk menghilangkan lelah. Namun, saat mereka menyentuh air, mereka merasa seperti terseret ke dalam aliran yang dalam. Mereka terbawa perlahan menuju bawah dan tiba-tiba, mereka berada di bawah air. Mereka terkejut, tetapi merasa seakan-akan mereka telah menemukan dunia baru yang belum pernah dilihat oleh mata manusia. Mereka melihat terumbu karang yang berkilauan dan ikan-ikan warna-warni yang berenang di sekeliling mereka. Alex, yang adalah penyelam berpengalaman, tahu bahwa ini adalah pengalaman yang sangat istimewa.
Mereka menjelajahi dunia bawah laut ini, menemui gugusan karang yang indah, dan makhluk laut yang aneh. Mereka juga menemukan reruntuhan kota bawah laut yang telah terkubur selama ribuan tahun. Ini adalah penemuan yang luar biasa, dan mereka tahu bahwa mereka harus membaginya dengan dunia. Setelah beberapa jam menjelajahi dunia bawah laut, mereka akhirnya kembali ke permukaan dan menemukan diri mereka kembali di danau yang tenang. Mereka memutuskan untuk membagi penemuan mereka dengan dunia, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka harus menjaga rahasia Pulau Terlupakan ini. Mereka menghabiskan beberapa minggu di pulau tersebut, menjelajahi hutan, menyelam di dunia bawah laut, dan belajar lebih banyak tentang sejarah kuno pulau ini. Akhirnya, mereka memutuskan bahwa sudah waktunya untuk kembali ke dunia nyata. Mereka kembali ke perahu kecil mereka dan melintasi samudra kembali. Saat mereka melihat Pulau Terlupakan menghilang di balik kabut, mereka merasa seperti telah mengalami petualangan yang tak terlupakan. Mereka tahu bahwa pulau ini akan tetap menjadi rahasia mereka, sebuah tempat yang hanya mereka yang cukup berani dan penasaran yang bisa mengunjunginya. Dengan pengetahuan baru yang mereka bawa, Alex, Sarah, dan Jack kembali ke kehidupan sehari-hari mereka, tetapi mereka tahu bahwa mereka akan selalu mengenang petualangan mereka di Pulau Terlupakan. Dan siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, mereka akan kembali ke pulau tersebut untuk petualangan yang lebih besar lagi. Mereka kembali ke perahu kecil mereka dan melintasi samudra kembali. Saat mereka melihat Pulau Terlupakan menghilang di balik kabut, mereka merasa seperti telah mengalami petualangan yang tak terlupakan. Mereka tahu bahwa pulau ini akan tetap menjadi rahasia mereka, sebuah tempat yang hanya mereka yang cukup berani dan penasaran yang bisa mengunjunginya. Saat mereka tiba kembali di daratan, mereka merasa seperti telah kembali ke dunia nyata setelah petualangan yang luar biasa. Namun, mereka juga merasa terinspirasi untuk berbagi penemuan mereka dengan dunia. Mereka menyusun laporan tentang dunia bawah laut yang mereka temukan, dan melalui sebuah organisasi penelitian laut, mereka mengirimkan hasil penelitian mereka kepada para ilmuwan. Reaksi dari para ilmuwan sangat positif. Mereka tercengang oleh kekayaan hayati dan reruntuhan kuno yang ditemukan Alex, Sarah, dan Jack. Penemuan mereka membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut tentang sejarah dan ekosistem unik Pulau Terlupakan. Alex, Sarah, dan Jack menjadi selebriti dalam komunitas penjelajah dan peneliti. Mereka diundang untuk memberikan ceramah di berbagai konferensi dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang bermimpi menjalani petualangan serupa. Mereka juga menjadi advokat untuk melindungi Pulau Terlupakan dan lingkungannya yang rapuh. Namun, meskipun penemuan mereka telah memberikan wawasan baru tentang pulau tersebut, Pulau Terlupakan tetap menjadi tempat yang sulit dijangkau dan dipelajari. Kabut tebal yang selalu menyelimutinya tetap menjadi tantangan bagi para penjelajah. Pulau ini tetap menjadi misteri yang
belum sepenuhnya terungkap. Alex, Sarah, dan Jack memutuskan untuk menjalani petualangan baru, tetapi mereka tahu bahwa Pulau Terlupakan akan selalu menjadi bagian penting dalam sejarah petualangan mereka. Mereka berharap bahwa suatu hari nanti, lebih banyak orang akan dapat mengunjungi pulau tersebut dan memahami keajaiban alam dan sejarahnya. Dalam banyak hal, petualangan di Pulau Terlupakan telah mengubah hidup mereka. Mereka belajar tentang keberanian, rasa ingin tahu, dan pentingnya menjaga lingkungan alam. Mereka tahu bahwa dunia ini masih penuh dengan misteri yang menunggu untuk dipecahkan, dan mereka siap untuk menjalani petualangan baru yang tak terduga. Dengan demikian, petualangan di Pulau Terlupakan bukanlah akhir dari kisah mereka, melainkan awal dari banyak petualangan yang menanti di masa depan. Mereka melanjutkan menjelajahi dunia, mencari keajaiban-keajaiban alam yang belum terungkap, dan berbagi penemuan mereka dengan dunia. Akhirnya, mereka menyadari bahwa petualangan sejati bukan hanya tentang mengunjungi tempat-tempat eksotis, tetapi juga tentang menggali rasa ingin tahu dan keajaiban yang ada di dalam diri kita sendiri. Dan dengan semangat petualangan yang selalu membakar dalam hati mereka, Alex, Sarah, dan Jack siap untuk melanjutkan perjalanan mereka yang tak berujung di dunia yang luas ini. Alex, Sarah, dan Jack merasa telah menjalani petualangan yang tak tertandingi di Pulau Terlupakan. Namun, keinginan mereka untuk lebih memahami pulau ini dan mengeksplorasi lebih dalam tidak pernah mereda. Mereka memutuskan untuk kembali ke pulau itu untuk sebuah ekspedisi yang lebih mendalam. Setelah beberapa bulan persiapan, mereka kembali melintasi samudra dan tiba di Pulau Terlupakan. Kali ini, mereka membawa peralatan penelitian yang lebih canggih dan tim peneliti yang terlatih. Mereka memasuki hutan yang rimbun dengan semangat penelitian yang menggebu. Selama berbulan-bulan, mereka menjelajahi pulau ini dengan seksama. Mereka menemukan lebih banyak reruntuhan kuno yang belum pernah tercatat sebelumnya. Relief batu, tembok purba, dan benda-benda yang terkubur selama ribuan tahun menjadi bukti adanya peradaban kuno di pulau ini. Mereka juga menemukan artefak yang berharga, termasuk permata kuno dan ukiran kayu bersejarah. Di bawah laut, mereka melakukan penyelidikan lebih dalam terhadap dunia bawah laut yang masih sangat misterius. Mereka menemukan makhluk laut yang belum pernah terdokumentasikan sebelumnya dan menemukan bahwa ekosistem bawah laut Pulau Terlupakan sangat unik dan rentan. Namun, petualangan mereka tidak berjalan tanpa rintangan. Mereka harus menghadapi badai ganas yang menghantam pulau, membuat mereka terdampar selama beberapa minggu. Mereka terpaksa tinggal di reruntuhan kota kuno untuk bertahan. Selama waktu itu, mereka terus melakukan penelitian dan menulis catatan yang mendalam tentang penemuan mereka. Setelah badai mereda, mereka melanjutkan eksplorasi mereka dan menemukan lebih banyak rahasia pulau ini. Mereka menemukan gua bawah laut yang penuh dengan lukisan dinding kuno yang memaparkan cerita tentang peradaban yang pernah ada di sana.
Temuan ini adalah penemuan sejarah terbesar dalam hidup mereka. Ketika ekspedisi mereka akhirnya berakhir dan mereka kembali ke dunia nyata, mereka membawa pulang pengetahuan baru yang mengesankan. Temuan mereka mengubah pandangan dunia terhadap Pulau Terlupakan dan menjadi titik awal bagi lebih banyak penelitian tentang sejarah dan keanekaragaman hayati pulau tersebut. Alex, Sarah, dan Jack menjadi peneliti terkenal dan penggiat lingkungan yang berkomitmen. Mereka menghabiskan sisa hidup mereka untuk mempromosikan perlindungan lingkungan dan mempertahankan keberlanjutan alam. Pulau Terlupakan menjadi tempat perlindungan alam yang diawasi ketat dan tempat penelitian ilmiah yang terus berlanjut. Petualangan mereka di Pulau Terlupakan membuktikan bahwa ketika kita bersatu dalam rasa ingin tahu dan semangat penjelajahan, kita dapat melakukan hal-hal yang luar biasa. Pulau Terlupakan mungkin telah mengambil banyak waktu dan usaha, tetapi itu juga memberikan hadiah yang tak ternilai dalam bentuk pengetahuan dan keberlanjutan. Dan dengan demikian, petualangan di Pulau Terlupakan bukanlah akhir dari kisah mereka, melainkan permulaan dari perjalanan yang penuh makna dan tujuan. Mereka menginspirasi banyak orang untuk menjalani petualangan mereka sendiri, menjelajahi dunia, dan menjaga keindahan alam.
BeloveD Rindiani Ardana Putri Pertemuan pertama kita sangat menyenangkan, kau yang pertama kali aku kenal saat aku ketakutan tidak punya teman. Aku Nayesha Sajiwa yang kerap dipanggil Nayes, aku mulai memasuki sekolah dasar. Aku bersekolah di SD Mahawira, aku merasa grogi dan takut karena ini pertama kali aku bersekolah. Sebelum aku berangkat ke sekolah SD Mahawira, badan ku berkeringat dingin. Aku takut tidak memiliki teman, Bunda pun menyadari akan hal itu, aku terlihat cemas saat di meja makan, "Nayes, sudah kamu jangan takut tidak memiliki teman, sekolah akan mengajarkanmu untuk menjadi kreatif, berpikir, dan mengasah keterampilan kamu. Tidak ada alasan kamu takut masuk sekolah. Kamu pasti akan bertemu teman-teman baru yang menyenangkan dan juga kamu akan bertemu dengan guru-guru yang baik dan siap untuk membantumu". Ucap Bunda yang sedang menyiapkan sereal untuk sarapan, "Sekarang makan dulu sereal nya sembari kamu menunggu jemputan Pak Sam" lanjut Bunda. Pak Sam itu supirku, beliau yang akan mengantar dan menjemputku sekolah. Satu suapan berhasil meluncur di mulutku, sereal jagung yang sangat lezat kini sudah sisa setengah. Aku melihat ke arah jam dinding, jam sudah menunjukkan pukul 06:15 waktunya aku berangkat sekolah, aku langsung cepat-cepat menghabiskan sereal ku. Karena sekolah dimulai pukul 07:00 dan juga jarak antara rumahku ke sekolah SD Mahawira memakan waktu kurang lebih 30 menit jadi aku harus berangkat sekolah lebih awal. Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil yang tidak terdengar asing, itu mobil Pak Sam. "Nah itu Pak Sam sudah didepan, sekarang berangkat sana nanti terlambat" ujar Bunda. "Iya Bun, aku berangkat sekolah dulu ya" ucap ku lalu mencium punggung tangan Bunda. Aku bergegas keluar rumah dan sebelum aku memasuki mobil Pak Sam, Bunda berkata kepada ku "Hati-hati ya Nayes, semoga hari pertama kamu masuk SD akan menyenangkan. Good Luck!" Lalu Bunda memberikan satu kecupan di keningku. Pak Sam mempersilahkan aku untuk masuk kedalam mobil, "Byeee Bunda" ucapku sambil melambaikan tangan. Saat perjalanan menuju sekolah aku masih saja merasa takut akan hal-hal yang selalu menghantui pikiran ku entah itu aku takut diejek, takut tidak memiliki teman dan sebagainya. Pak Sam secara tidak sengaja melihat ke arah ku yang lagi melamun dan kelihatan wajah ku yang cemas, lalu secara tiba-tiba Pak Sam berbicara "Nayes, saya tahu pasti kamu ketakutan karena hari ini adalah hari pertama kali kamu masuk sekolah, sudah kamu jangan takut tidak memiliki teman. Di sana nanti kamu pasti akan bertemu banyak teman."Kata Pak Sam sambil tersenyum. Seketika lamunan ku langsung pecah karena Pak Sam berbicara kepadaku, aku langsung meresapi perkataan Pak Sam. Aku hanya mengangguk, tak lama kemudian aku sudah sampai di sekolah, Pak Sam langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untukku. "Terima kasih Pak Sam, aku masuk sekolah dulu ya" ucapku sambil tersenyum. Aku berjalan menuju kelasku, aku berada di kelas 1A. Kelas 1A berlokasi di pojok kiri dekat dengan kamar mandi. Aku sudah menginjakkan kaki di kelas tersebut, aku masih tidak menyangka aku bisa bersekolah di SD Mahawira yang cukup terkenal dikalangan kotaku. Aku cukup bingung harus duduk dimana tapi aku memutuskan untuk duduk di belakang bagian kanan. Aku sudah meletakan tas di kursi lalu aku duduk dan masih saja aku merasa takut tidak memiliki teman, tapi aku harus bisa melawan rasa takutku. Karena kata Bunda "Kamu pasti akan memiliki teman, dan kamu juga akan dikelilingi oleh orang-orang yang baik". Aku merasa yakin akan hal itu. Tiba-tiba ada seorang perempuan memasuki kelasku dan ia duduk di sebelahku, aku merasa canggung sekali. Kita hanya saling menyapa dengan senyuman. Tak lama kemudian datanglah guru perempuan, "Selamat pagi anak-anak" ucap salam Ibu Guru dengan senyuman. "Hari ini adalah hari pertama kalian memasuki sekolah di SD Mahawira, Ibu ucapkan selamat untuk kalian yang berhasil keterima di sekolah ini. Oh iya, sebelumnya perkenalkan Ibu bernama Keyla panggil saja Ibu Key. Saya akan menjadi wali kelas 1A. Pada hari pertama kalian memasuki sekolah Ibu akan menyuruh kalian memperkenalkan diri kalian masing-masing di depan
kelas, ya". Ucap Ibu Key sambil tersenyum. Aku kaget saat tau bahwa hari ini Ibu Key menyuruh kita semua memperkenalkan diri masing-masing, di kelas ini terdapat 30 siswa siswi dan aku bernomor absen 22. Ada sedikit tambahan dari Ibu Key "Oh ya, ada tambahan. Saat kalian memperkenalkan diri, sebutkan umur berapa dan tanggal lahir kalian ya". Ujar Ibu Key, semua murid mengangguk. Takut, itu yang aku rasakan saat ini. Sekarang waktunya untuk memperkenalkan diri, dimulai dari absen terkecil yaitu absen 1. 35 menit berlalu Sekarang giliran absen 22, giliranku. Aku merasa malu saat menuju ke depan kelas, wajahku berkeringat. "Selamat pagi teman-teman, perkenalkan nama ku Nayesha Sajiwa biasa dipanggil Nayes. Aku berusia 6 tahun, dan nanti bulan September tanggal 17 aku akan berusia 7 tahun" ucapku sambil grogi. Ibu Key dan siswa yang lain memberikan tepuk tangan kepada ku. Kemudian Ibu Key menyuruhku kembali ke tempat duduk dan dilanjutkan nomor absen 23, ternyata itu giliran teman sebangku ku yang tadi aku dan dia saling menyapa. Aku tak sabar rasanya ingin mengetahui nama dia, "Pasti cantik nama nya seperti orang nya" batinku. Perempuan itu membuka suara dan langsung mengenalkan diri nya "Hai, namaku Naomi Manawari. Usia ku 7 tahun dan aku berulang tahun tanggal 20 Agustus" ucap perempuan itu yang bernama Naomi. Semua murid dan Ibu Key tepuk tangan dan Naomi pun kembali ke tempat duduk yang sebelahan dengan ku. Waktu telah berlalu, bel istirahat berbunyi dan sesi perkenalan diri sudah selesai. "Saya cukupkan waktu pada pagi hari ini, waktunya untuk istirahat. Sekian terimakasih anak-anakku semua". Salam Bu Key dan semua murid menjawab "Terimakasih Bu, selamat pagi". Saat istirahat, Saat istirahat, aku berkenalan dengan perempuan bernama Naomi Manawari, perempuan blasteran jepang yang hidup dari kecil di Indonesia. "Halo Naomi, berteman yuk?" ajakju, Naomi menjawab "Ayo, kamu sudah tahu kan nama ku siapa" sambil tertawa, aku membalas juga dengan tertawa "Hahahaha iya aku sudah tahu, namamu Naomi Manawari" lalu kita pun tertawa bareng. Awal pertemuan aku dan Naomi masih sedikit malu malu, kita berteman dengan rasa senang, kita berdua sama sama suka bercanda dan bermain. Aku dulu kesusahan untuk memanggil Naomi, jadi aku memanggil dengan sebutan Omi. Waktu nya pulang sekolah, aku menunggu jemputan Pak Sam di depan sekolah. Ada seorang perempuan yang parasnya sangat cantik, ternyata itu adalah Naomi yang aku panggil dengan sebutan Ini. Omi mengajakku berbincang mengenai mata pelajaran dan hal random. Terlihat mobil yang berwarna hitam milik Pak Sam telah sampai untuk menjemputku, aku langsung bilang ke Omi " Omi, aku sudah dijemput. Aku tinggal dulu ya, bye bye!! Sapa ku sambil tersenyum girang. Saat perjalanan pulang, aku langsung bercerita ke Pak Sam bahwa hari ini adalah hari yang menyenangkan, bertemu dengan Omi yang sekarang menjadi teman ku. Pak Sam mendengarkan cerita ku, beliau tersenyum. Dan juga saat aku sudah di rumah, aku bercerita ke Bunda juga kalau hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan! "Bunda ikut senang dan bangga kalau anak Bunda yang sangat cantik ini sudah memiliki teman dan tidak takut lagi" satu kecupan dari Bunda di keningku. Bunda pun tahu teman yang aku ceritakan itu bernama Naomi. yang sangat cantik bernama Naomi. Waktu sudah menunjukkan pukul 20:15, sudah waktunya aku untuk tidur, tidak lupa sebelum tidur sikat gigi dan cuci kaki. Alarm ku berbunyi yang menandakan sudah jam 5 pagi, aku beranjak dari kasur dan aku menuju ke kamar mandi. Aku sudah mandi dan sudah sarapan, saatnya aku menuju ke mobil Pak Sam dan berangkat ke sekolah. Tak lupa aku berpamitan dengan Bunda tercinta. Ini hari kedua aku bersekolah di SD Mahawira, hari ini akan menelusuri seluruh isi sekolah di Mahawira. Satu minggu ini aku belum memulai untuk pelajaran, masih MPLS. Supaya aku bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru dan bisa mendapatkan gambaran tentang bagaimana aktivitas belajar dan proses pembelajaran
dijalankan. MPLS begitu seru, sehingga aku tak sadar bahwa hari ini adalah hari Senin. Hari pertama memulai pembelajaran setelah satu minggu MPLS. Aku sudah berada di sekolah dan pagi hari ini ada upacara. Setelah upacara, aku memulai pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, dilanjutkan mata pelajaran IPA. Hari ini pulang nya pukul 12:00. Saat pelajaran dan saat istirahat aku selalu bersama Omi, kita belajar bersama dan makan bersama. Hari seterusnya juga aku akan selalu bersama dengan Omi. Tak terasa aku berteman dengan Omi sampai kelas 5,walaupun banyak sekali tugas kelompok dan tugas individu yang diberikan guru, kita masih saja berteman dengan baik walaupun jarang bertemu. Hanya bertemu saat sekolah saja, di luar sekolah sekarang sangat jarang karena banyak nya tugas. Saat pertengahan semester 2 kelas 5A ada tambahan murid baru katanya sih dari Yogyakarta. Namanya Emma Amarys, namanya cantik sama seperti orangnya. Karena Emma murid baru, waktu itu Emma belum mempunyai teman sama sekali. Akhirnya aku bersama dengan Omi memutuskan untuk berteman dengan Emma "Hai Emma" ujarku "Halo.." Emma menjawab dengan nada sedikit grogi "Ayo kita temenan! Aku Naomi dan dia Nayesha. Biasa dipanggil Omi dan nayes" ujar Omi "aku..Emma Amarys, biasa dipanggil Emma" jawab Emma, menurutku waktu itu Emma masih grogi dan takut sama kita. Kita memutuskan untuk mengajak Emma bermain bersama dan bercanda bersama, hingga saat kita kelas 6 kita mulai fokus belajar bersama. Waktu begitu cepat, aku tidak merasa kalau aku sudah menginjak kelas 6. "Perasaan kemarin aku kelas 1 kenapa sekarang kelas 6?" Batinku. Sekarang aku kelas 6D, tepat sebelah ruang guru. Di kelas 6 ini, aku, Omi dan Emma sering sekali mempelajari materi bersama, kita sering main bersama juga. Aku dan Omi semakin akrab dengan Emma, dia sangat cantik dan lucu. Suatu hari saat kita bertiga lagi belajar bersama, Emma tiba-tiba bertanya "Bagaimana jika nanti kita berpisah?" Aku dan Omi pun menjawab "Kita tidak mungkin berpisah!" Lalu kita semua meyakinkan diri kita masing-masing kalau kita harus tetap bersama. Walaupun kita mempunyai kesibukan tersendiri, kita harus bisa meluangkan waktu untuk berkumpul atau sekedar telepon bersama. Waktu terus berjalan, tak terasa hari ini adalah hari kelulusanku. Pada saat kelulusan Aku, Omi, dan Emma mulai sedih karena akan berpisah. Kita pun berpelukan dengan erat selama lebih dari satu menit, aku menangis karena aku tak mau berpisah dengan mereka. Dan nanti jika kita tidak satu sekolah saat SMP aku tidak bisa melihat mereka saat sedang belajar bersama, tidak bisa melihat saat ke kantin bersama. Aku takut juga saat di SMP aku tidak memiliki teman, aku hanya berharap "semoga aku satu sekolah sama Omi dan Emma" doa ku didalam hati. Aku tidak bertemu mereka selama libur kelulusan selama 3 minggu, kita berinteraksi lewat Whatsapp dan telepon. Hari terus berlalu, saat nya aku mendaftar ke sekolah lanjutan, aku memilih SMP BarronLouis. Bunda berkata kepadaku "Semoga kamu keterima di SMP pilihanmu ya Ayes, dan semoga kamu bisa satu sekolah dengan Emma dan Naomi". Aku tersenyum, "Amiinn,
semoga ya Bunda". Pengumuman keterima di SMP BarronLouis 6 hari lagi, nama ku tidak bergeser selama 6 hari itu. Aku sangat senang, berarti aku keterima di SMP BL itu. Tak lupa aku mengucap syukur, dan Bunda ikut senang. Tanpa aku sadari, aku, Omi dan Emma mendaftar di sekolah lanjutan yang sama yaitu SMP BarronLouis. Awalnya aku tidak mengetahui, setelah aku bertemu dengan mereka, aku baru sadar ternyata kita di satu sekolah yang sama. Kita sangat bahagia, akhirnya kita bersama lagi ditambah kita ternyata satu kelas. Di Kelas 7A kita memulai membuat kenangan baru, kita bersama sama, kita kerja kelompok bersama, bahkan kita juga saling menemani ke kamar mandi bersama. Saat MPLS juga kita selalu bersama, saling menjaga satu sama lain. Aku bertemu banyak teman-teman yang dulu satu SD dengan ku dan juga yang beda sekolah. Sangat seru tapi juga takut, aku tidak tahu kenapa aku takut. Aku sangat bersyukur kalau aku satu sekolah, satu kelas pula sama Omi dan Emma. Suatu hari Emma berbohong, dia berbuat curang. Dia mengerjakan ulangan Matematika tapi dia menyalin punya orang lain. Dan disitu Pak Guru sudah bilang kalau ulangan nya tidak boleh menyontek. Aku dan Omi Mengetahui fakta itu dari teman kita yang lain. Saat kita bertanya Emma tidak mengaku dan mengelak, "Kamu nggak mau jujur sama kita?" ucap aku ke Emma "Apasih, orang aku nggak nyontek" jawab Emma dengan nada ketus "Nada bicara kamu jangan seperti itu" ucap omi. Sampai pada akhirnya Emma mengalah dan meminta maaf karena telah berbohong, setelah kejadian itu kita masih bersama sama. Sampai akhirnya kita menginjak SMA, kita juga masih di SMA yang sama yaitu SMA Saint Josh. Di SMA kita juga masih berteman sangat sangat dekat, kadang kita juga pergi bersama sama entah ke mall atau sekedar muter muter saja. Sampai sekarang kita sudah kelas 12, di kelas 12 ini kita menjadi lebih sibuk karena kita mulai memikirkan dimana kita akan kuliah atau kerja. Kita jadi sedikit interaksi, tapi kita masih berbicara satu sama lain kita juga masih belajar bersama, kita saling membantu juga. Emma kesulitan kita bantu, begitupun sebaliknya. Kita juga masih sering melakukan hal yang sama, tetap ada pertengkaran tapi kita saling mau meminta maaf dan mengakui kesalahan. Itulah yang kita lakukan agar persahabatan kita tetap langgeng sampai sekarang, kita mau saling meminta maaf dan mengakui kesalahan kita juga saling mengerti satu sama lain. Mensupport satu sama lain, ketika Emma, Omi atau bahkan Aku ada masalah kita aku selalu cerita dan memberikan solusi satu sama lain. Ada konflik besar diantaranya kita waktu kelas 11, aku dan Emma menyukai orang yang sama. Kak Jeco, itu namanya. Kita mendebatkan siapa yang cocok menjadi pacar Kak Jeco, Emma memiliki pribadi yang keras kepala. Sedangkan aku pribadi yang tidak mau kalah, kita sering sekali berdebat sampai pada akhirnya kita jadi diam diaman selama 2 bulan, kita tidak berbicara satu sama lain. Sampai akhirnya kita saling meminta maaf dan berbaikan. Yang menjadi pacar Kak Jeco yaitu Nayesha, alias aku sendiri. Walau dengan begitu, Emma menerima dan mengalah. Emma sekarang menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku lanjutkan cerita ini 1 tahun kemudian. Hai, sekarang sudah 1 tahun kemudian. Aku, Emma, dan Naomi sudah memasuki Kuliah tapi sayangnya kita berbeda universitas. Aku berkuliah di UGM, Emma di UI, dan Naomi di Unpad, aku merasa bangga kepada teman teman ku dan diriku sendiri karena berhasil masuk ke universitas ternama dan yang kita inginkan. Tapi dengan berbeda universitas tidak menjadi penghalang bagi kita untuk tetap bersama, sekarang kita suka berpergian keluar kota bersama entah ke Yogyakarta, Medan, Jakarta dan lainnya. Kita juga suka makan bersama, entah dipinggir jalan ataupun di restoran, aku, Emma dan Naomi juga suka makanan yang sama yaitu Nasi Goreng mang Uji. Kadang kita suka beli porsi jumbo buat kita makan bersama, rasanya lebih nikmat dibanding makan sendiri sendiri. I love this friendship. Dengan ini aku akhiri cerita ini, terimakasih sudah membaca cerita ini sampai akhir.
“Mansion Tak Berujung” By:Satria Ardana P/27/9A Wilson adalah seorang remaja laki-laki yang baru saja pindah bersama keluarganya ke sebuah mansion megah yang terletak di atas bukit. Mansion ini terlihat seperti rumah impian bagi mereka, dengan taman yang luas dan interior yang mewah.Awalnya, semuanya tampak sempurna.Namun, setelah sekitar seminggu tinggal di mansion itu, Wilson mulai merasa ada yang tidak beres. Pada malam pertama, ia mendengar suara-suara aneh di dalam dinding yang besar dan tembok- tembok tebal. Suara-suara itu seperti bisikan-bisikan yang tak dapat ia mengerti.Wilson mencoba berbicara kepada orangtuanya tentang hal ini, tetapi mereka hanya tersenyum dan mengatakan itu adalah bagian dari keunikanmansion ini. Keesokan harinya, Wilson mencoba berjalan keluar untuk menjelajahi taman mansion, tetapi setiap kali ia berjalan ke arah keluar, ia selalu berakhir di lorong yang sama. Mansion ini tampaknya tak berujung, dan Wilson merasa semakin terjebak di dalamnya. Kekhawatiran Wilson semakin memuncak ketika ia menemukan ruang bawah tanah yang gelap. Di dalamnya, terdapat pintu-pintu kuno yang selalu membawanya ke tempat-tempat aneh dalam mansion tersebut. Wilson terus menyelidiki mansion tersebut dengan tekun, mencoba mencari petunjuk yang mungkin membawanya keluar dari perangkap ini. Suatu hari, saat berjalan di lorong-lorong yang tak berujung, ia bertemu dengan seorang pelayan tua bernama Albert. Albert terlihat berbeda dari keluarganya, dan ada kebijaksanaan yang dalam di matanya. Albert bersimpati pada Wilson dan menjelaskan bahwa ia telah bekerja di mansion ini selama puluhan tahun. Ia pun tahu rahasia gelap di balik mansion yang tampak mewah ini. Mansion tersebut sebenarnya adalah penjara roh yang memerangkap siapa pun yang tinggal di dalamnya. Albert telah mencari cara untuk memecahkan kutukan ini selama bertahun-tahun, dan ia percaya bahwa Wilson adalah kunci untuk melakukannya. Bersama-sama, Wilson dan Albert memulai perjalanan mereka untuk mengungkap misteri mansion yang tak berujung ini. Mereka menemukan buku catatan kuno yang mengungkap sejarah keluarga Wilson yang penuh dengan rahasia gelap. Saat mereka berdua mengikuti petunjuk-petunjuk misterius,Wilson semakin menyadari bahwa keluarganya tidak hanya korban, tetapi juga bagian dari masalah ini.Mereka tampaknya telah menjaga kutukan ini selama generasi, mungkin dengan niat yang keliru. Dalam usahanya untuk memecahkan kutukan ini, Wilson dan Albert akan menghadapi berbagai rintangan dan bahaya. Selama perjalanan mereka, Wilson mulai merasa semakin terisolasi dari keluarganya yang semakin bersikeras untukmenjaga statusmansion tersebut. Ketika mereka akhirnya memiliki semua petunjuk yang dibutuhkan, sebuah konfrontasi besar terjadi antara Wilson dan keluarganya. Wilson menyadari bahwa dia adalah orang ketujuh yang terperangkap dalam mansion ini, dan bahwa keluarganya sebenarnya menjaganya dalam kutukan ini. Wilson menghadapi saudara-saudaranya dan orangtuanya dengan tekad kuat untuk mengakhiri kutukan tersebut. Pertempuran sengit terjadi, dengan Wilson harus melawan keluarga mereka sendiri. Meskipun mereka merasa terluka oleh perasaan kehilangan, Wilson menyadari bahwa inilah satu-satunya cara untuk membebaskan dirinya dan orang yang dicintainya. Akhirnya, dengan bantuan Albert dan keberanian Wilson, kutukan mansion itu pun terpecahkan. Mansion yang tak berujung tiba-tiba berhenti tumbuh dan meluruh, mengungkapkan keindahan alam di sekitarnya yang selama ini tersembunyi.
Namun, saat mansion itu runtuh, keluarga Wilson dan Albert lenyap. Mereka mungkin telah terjebak di dalam mansion selamanya. Wilson merasa campuran perasaan antara kebebasan dan kesedihan yang mendalam.Dalam perjalanan ini, ia telah menemukan kebenaran tentang keluarganya dan mansion misterius ini. Tiga tahun berlalu sejak Wilson berhasil melarikan diri dari mansion yang terkutuk.Ia telah membangun kehidupan baru di kota yang jauh dari mansion itu, mencoba melupakan kisah mengerikan mengerikan yang ia alami. Wilson bekerja keras untuk mencapai impian-impiannya. Namun, suatu hari, ketika Wilson sedang berjalan-jalan di kota, ia melihat sesuatu yang membuatnya membeku. Mansion itu, yang seharusnya telah hancur tiga tahun yang lalu, berdiri lagi dengan megah. Mansion yang tak berujung itu, dengan semua rahasia gelapnya, kembali mengintainya. Wilson bingung dan terguncang. Bagaimana mungkin mansion itu kembali berdiri? Lalu, ia melihat Albert keluar dari pintu utama mansion itu, dengan senyum yang jahat di wajahnya. Kini ia menyadari bahwa Albert adalah pelaku utama di balik semua kejadian ini. Albert telah memanfaatkan Wilson untuk memecahkan kutukan, hanya untuk membangunnya kembali dan menjebak Wilson kembali di dalamnya. Selama ini, Albert adalah dalang sejati di balik semua misteri mansion itu. Wilson merasa terperangkap lagi, kali ini dengan pengetahuan bahwa Albert adalah musuh sejati. Pertarungan terakhir mereka dimulai, dan Wilson harus mencari cara untuk mengalahkan Albert dan mengakhiri kutukan mansion itu untuk kedua kali nya dan untuk selamanya. -SELESAI-
ORANG YANG TEPAT Shireen BAB 1 (pertama mengenalmu) suatu hari ada seorang gadis bernama Ayra, dia adalah murid berprestasi dan populer di sekolah nya. Tak lama kemudian Ayra dipertemukan dengan seseorang yang bernama Nael. Tak lama setelah melihat kehadiran Nael, Ayra sedikit tertarik lalu meminta nomor whatsapp si Nael kepada teman dekat nya yaitu Intan. *saat Ayra bertemu Intan di kantin Ayra : "eh intan dikelasmu ada yang namanya Nael ya?" Intan : "iya, memangnya kenapa?" Ayra : "gapapa kok, cuma nanya aja" Intan : "oh oke deh" Ayra: "iyaa, eh btw boleh minta nomornya Nael ga?" Intan : "iya boleh, ini nomornya" Ayra: "makasii yaa.. " Intan : "iyaa sama samaa" *sesampainya di rumah "Apa aku iseng chat Nael ya? minta simpan balik nomerku.. tapi dia udah punya pacar belum ya?.. takut salah paham lagi.." (ucap Ayra) *tak lama kemudian Room chat Ayra : halo, permisi, minta tolong simpan balik nomor ku ya, Ayra. Makasii Nael : oh iyaa, sama sama, simpan nomorku balik ya, Nael.. makasi. Nael : okee *keesokan harinya di room chat Nael : "Ayraa" (me replay sw Ayra) Ayra : iyaaa, sama samaa Ayra : iyaa? kenapa? Nael: enggapapa cuma manggil aja.. Ayra : oalahh, kalau manggil tuh cill, gitu yaa wkwk (bercanda maksudnya) Nael : ohh iya iya, wkwk, btw kamu ikut studytour besok cill?
Ayra : iyaaa, ikutt tapi bus 1 Nael : oalah, oke cill, aku juga ikut tapi bus 4 Nael: iyaaaa Nael : eh btw kamu yang mana si cill? ko aku ngga pernah liat?? Ayra : oalah, okee Ayra : iya Ayra : yang itu loh, biasanya sering ke kantin Nael : banyak yang sering ke kantin, kamu yang mana?? Ayra : (mengirim foto sekali lihat) Nael : ohhh, gatauu, hehe Ayra: dihh, dasar nolep padahal ak banyak yang kenal kok tapi kamu ga tau ya? Nael: kamu kali yang nolep, aku aja ga pernah liat kamu, masak kamu banyak yang kenal? Ayra : dih, aku? nolep? ga mungkin lahh, coba tanya aja kakel, atau adkel, atau temen sekelas kamu, kan banyak yang kenal aku.. Nael : masa sihh? wkwk Ayra : yauda, aku mau nge packing baju dulu buat study tour Nael : iya, aku aja udah selesai dari tadi nge packing nya, cepet gaa... Ayra: iya si paling cepett packing, udah dulu yaa Nael: okee *saat study tour Sebelum bus berangkat ,seluruh pelajar berkumpul di lapangan dan tak sengaja Ayra melihat Nael,tetapi Ayra berlari menjauh karena takut salah tingkah saat dihadapan Nael.Setelah bus berangkat Ayra memandangi bus sebelah yaitu bus 4, bus yang dinaiki oleh Nael. Sesampainya di hotel untuk menginap, ternyata Ayra bertemu dengan Nael lagi dan lagi. Keesokan hari nya,semua bus berangkat ke Saung Udjo dimana lokasi untuk memainkan angklung dan juga mengenal apa itu angklung. Ayra tidak melihat keberadaan Nael sama sekali. Beberapa saat kemudian Nael muncul bersama teman teman nya namun berada di barisan paling belakang. *Study Tour pun selesai BAB 2 (ini kah pendekatan?) Setelah Nael pergi dari kantin, tak sengaja dia berpapasan dengan Ayra, namun Ayra tidak menyadari bahwa disamping nya itu adalah Nael. Beberapa menit kemudian Nael menge chat Ayra. Room chat Nael : tadi ga ngelihat aku ya waktu jalan? Nael : itu, waktu habis dari Kantin Ayra : HAH? waktu dimana? Nael : padahal tadi aku mau nyapa loh hihi Nael : iya gapapa. Ayra : oh, engga tau soalnya ga ngeliat kamu. Ayra : oalah, sorry yaa (Apa dia sengaja engga ngelihat aku?) dalam hati Nael saat menge chat Ayra *Beberapa hari kemudian Saat Nael bertemu dengan Ayra, "Haloooo" (ucap Nael). *Ayra pun terkejut, ("HAH?", dalam hatinya)
"E-eh, iyaa h-halo" (Ucap Ayra dengan nada seperti orang yang gugup dan kebingungan). *Hari demi hari berlalu Room chat Nael: Ayraaaa, aku mau cerita bolehh? Ayra: boleh, mau cerita apa? Nael : Tadi aku habis dari kantin beli Bakso, terus aku jalan kan itu mau ke kelas, eh malah jatoh bakso nya wkwk Nael : eh besok mau ketemuan ga? Nael : di hatimu wkwk Ayra : AHAHAHA KAMU GIMANA SII (dengan tertawa membaca chat tersebut) Ayra : Dimana? Ayra : bisa aja si wkwk, dimana? beneran tanya aku.. Nael : habis pulang sekolah ke supermarket gimana?mau beli sesuatu? Ayra : iya deh bolehh Nael : okee *Keesokan hari nya setelah pulang sekolah Nael melihat Ayra sedang menunggu nya, lalu menghampiri nya.. "aloo Ayraa" (ucap Nael) "oh ya, halo" (ucap Ayra)
"gimana jadi ga?? " (tanya Ayra) "duhh sorry aku ternyata ga bisa, kapan kapan aja ya? janji deh" (ucap Nael) *dengan raut muka Ayra kecewa "oh yaudah deh, gapapa" (kata Ayra) "oke, maaf ya.. " (ucap Nael) *sesampainya dirumah Ayra menge chat sahabat sahabat nya, Raras dan juga Intan Room chat Ayra : guys tau ga?? Intan : afaan tuch? Laras : Apaa? Ayra : kemarin kan Nael ngebuat janji ketemuan sama aku sehabis pulang sekolah terus ke supermarket, tapi waktu ketemu tadi, eh dia malah bilang gajadi wkkw kecewa banget sii, tapi gapapa lahh dia ada acara katanya Laras : wahhh parah parah, kang PHP, padahal kamu udah nungguin ya Ra?? hati hati sama orang yang PHP gitu.. nanti kamu sakit hati sendiri, kalo katanya ada acara dia tuh alesan biar kamu memaklumin aja.. Ayra: hahah iya gapapa , btw makasi ya udah mau ngasi tau aku buat hati hati Intan : Nael orang nya friendly banget loh Ra, apalagi sama cewe, jadi jangan terlalu bawa bawa perasaan. Ayra : oalah, yaudah, makasii yaa Intan & Laras : Sama Samaa *chat pun selesai "apa bener ya.. kalo Nael friendly??, tapi kann... ishh malah jadi kepikiran giniii, kan aku cuman iseng ke diaaa, duh apa jangan jangan aku mulai kebawa perasaan? " (ucap Ayra dengan nada kesal) *beberapa menit kemudian Room chat Nael : halo Raa, maaf ya, soal tadi.. Ayra : haha, iy gpp
Nael : kamu marah ya? aku bener bener minta maaf.. Ayra : aku g mrh kok, cm mls ngetik panjang aj Nael: ohh yaudaa Nael : tau ga cill, besok minggu aku di baptis.. Ayra : wahh selamat yaa, semoga lancar Nael : iyaaa, makasii Nael : kamu ga ada niatan login ke agamaku? wkwk (bercanda maksudnya) Ayra: engga ah, mending kamu aja sinii Nael : ga dulu Nael : sekali Kristus tetap Kristus Ayra : wkwk, sipp dehh (Kok nyesek banget baca nya ya, kayak nya jangan berharap deh..) *ucap Ayra di dalam hati nya.. *Hari minggu pun tiba Nael : hari ini aku di baptis cill Nael : aminnn, makasii Ayra: iya tau, semoga lancar yaa Ayra : iya sama sama beberapa jam kemudian Nael : halo cill, aku udah di baptis Ayra : wah wahh, selamat yaa, kata temenku rasanya kayak di lahirin kembali ya?? Nael : makasi sygg Nael : canda, jokes" Nael : iyaa rasanya kayak di lahirin kembali Ayra : wkwk, sekali lagi selamat yaa. Nael : iyaaa makasiii *chat pun berakhir "haha, bacanya agak nyesek.... Kok dia tiba tiba bilang "syg" Maksudnya apa ya?? agak salting dikitt, dikit bangett hehe."(batin ayra) *Beberapa minggu kemudian Room chat Nael: sibuk ga Raa? Ayra : kenapa ya??
Nael: gapapa, mau ajak call ajaa Nael : oalah okee okee Ayra : duhh sorry, aku ada latihan nari di sekolah Ayra: maaf yaa Nael : iya, gapapa, nanti aku jemput ya kalo udah selesai Ayra : HAH ngapain.... Nael: gapapa, mau jemput kamu, sekalian ketemu mama kamu Ayra : (duhh aku nanti bilang gimana sama mama, aku kan strict parents?!, Dalam hati nya) *waktu latihan nari pun sudah selesai Nael : udah selesai latihan?? Nael : aku jemput ya?.. Nael : aku otw ya?? Nael : aku otw deh Room chat Ayra : udahh Ayra : terserah.. Ayra : terserah.. Nael : nahh kann, makanya aku jemput ajaa... Nael : dah ah, aku otw ajaa Nael : mau gaa sii, ga usah plin plan. Nael : yauda kamu tunggu di supermarket ajaa *sesampainya Nael tiba "Masuk ke supermarket dulu aja" (ucap Nael) "mau ngapain??, ga usahh repot" (ucap Ayra) Ayra : duhhh, mama ku off juga... gimana ya.. Ayra : eee Ayra : duhhhh Ayra : ih terserah dehh Ayra : yaa "ga repot, masa sama cewe sendiri gitu sii wkwk" (ucap Nael) (Ayra pun sedikit salting mendengar nya) tanpa berpikir panjang, Nael menggandeng Ayra untuk masuk ke supermarket tersebut.. "Kamu mau beli apa?? milih ajaa"
(ucap Nael) "aku ga haus dan aku ga laperr" (ucap Ayra) "ni ya coklat?? mau??" (ucap Nael) "terserah"(sahut Ayra) (kok dia tau si kesukaan aku.. *ucap Ayra di dalam hati) *seusai nya keluar dari supermarket "ayo naik buruan pulang" (ucap Nael) "iya iyaa" (ucap Ayra) Nael menurunkan injakan motor (duh salting bangett, ahahha *dalam hati Ayra) *saat di perjalanan (duh, baru kenal aja udah baik bgt, apalagi nanti kalo udah bener pacaran ya..) *sahut Ayra dalam hati *sesampainya di rumah Ayra "Assalamu'alaikum maa" (ucap Ayra) "waalaikumsalam" (ucap mama Ayra) "halo tante, sambil bersalaman" (ucap Nael) "Terimakasi yaa, udah mau nganter Ayra sampe rumah, nama nya siapa ini? " (ucap mama Ayra) "sama sama tante, perkenalkan nama saya Nael, udah dulu tante, Ayra, saya mau pulang " (ucap Nael) "Makasii yaaa" (ucap Ayra dengan girang) "oh yasudah, hati hati dijalan, kapan kapan main kesini lagii" (ucap mama Ayra) "iya tante, kapan kapan saya mampir lagi hehe" ucap Nael *setelah Nael pulang, Ayra ke kamar nya dan tersenyum senyum sendiri mengingat kejadian tadi itu.. *Sesampainya Nael tiba di rumah
Room chat Nael : haloo Ayyraa Nael: iya sama sama, kayak sama siapa aja sii.. Ayra : halo jugaa, makasii yaa tentang tadii Ayra : wkwk sama cowo cakep hahah Nael : bisa ajaa,aku beruntung kenal cewe kayak kamu, udah cantik, baik, pinter lagi Ayra : wkwk, iya iyaa makasii *kok tiba tiba Nael bilang gitu ya?? (ucap Ayra didalam Hati..) *Keesokan hari nya Room chat Nael : aku main ke rumah mu ya Ayyra Ayra : eeee,mau ngapain.. Nael : mampir ajaa... Ayra : tapi nanti kalo di tanya mama gimana?? Nael : tinggal jawab aja lah, cuma mampir main.. Ayra : eeee, yauda terserah dehh Nael : lah di rumah kamu ada siapa aja?? Ayra : cuma aku sama mama Nael : ohh, enak nya mama bawain apa yaa Ayra: udah deh gausa repot repot Nael : ya gapapa, yaudah bentar lagi nyampe aku pesenin martabak buat mama.. Ayra : makasii yaa, lain kali gausa repot repot *sesampainya di rumah Ayra "Permisi... Ayra.." (ucap Nael) "sini sini masuk duduk di dalem aja" (Sahut mama Ayra) "iya tante terimakasih, ini buat tante.. *Nael memberikan sesuatu, Ayra nya di mana ya tante?? (tanya Nael) "Ayraaa, dicarii sama temen kamu"
(teriakan mama Ayra saat memanggil) "Eh iya iya, maaf, lohhh, udah nyampe to? " (ucap Ayra) "udah lahh" (ucap Nael) "enakin aja dulu ngbrol sama Ayra" (ucap mama Ayra dan langsung meninggalkan tempat). *seusai mereka selesai mengobrol "aku ngantuk banget " (ucap Ayra) "yauda aku pulang ya? " (ucap Nael) "yaudaahh, dadahh" (ucap Ayra) "bobok nyenyak... " (ucap Nael) "hati hati di jalan yaa" (ucap Ayra) "iyaa" (ucap Nael) BAB 3 (Sedikit demi sedikit goresan) minggu menjalin hubungan, Nael menyukai postingan instagram mantannya yaitu Ava, Ayra pun merasa jeaolus dan geram. Nael yang meminta maaf hingga menangis nangis, akhirnya Ayra memafkan dan melupakan kejadian itu, walaupun membuatnya sakit hati. Belum genap 1 minggu masalah itu berakhir, Nael malah semakin menjadi jadi... Room chat Nael : Ay aku mau mabar dulu yaaa sama temen temen squad, tenang cowo semua Ayra: iyaa, semangat mabar nya Nael : iyaaa *45 menit kemudian (Nael mengepost status whatsapp bermain dengan metode "by one" namun nama lawan nya di blur). Ayra pun merasa curiga lalu menanyakan hak tersebut dengan sahabat nya.. yaitu Intan Room chat Ayra : Intannnnnn Intan : iya, gimana? Ayra : kamu tau ga, yang di status nya Nael itu siapa? kok nama lawan nya di blur?
Intan : lohhhh, dia mabar sama anggota circle ku namanya karin... kok... padahal kan udah punya kamu... kamu tau ga, mereka sering by one.. Ayra: ohh okee, makasii infonya *tak segan segan Ayra langsung mengechat Nael Ayra : oh gituu, baguss, by one sama Karin, bilang nya sama "SQUAD" wkwkkw Nael : ga Ayraaa, itu cuma 1 match doangg, beneran... Nael : maafff Nael : janji dehh ini terakhir by one sama Karin.... Nael : aku gamau ceweku ku jealous Nael : ya... maaff ya pwiss Nael : benerann maaf..... Nael : jangan marah yaa Ayra : ya Ayra : ktanya bisa jaga prasaan.. Nael : ii maaff, ini terakhir aku ngechat cewe lain sama terakhir aku main sama Karin. Ayra : haha, serah dehh *1 bulan menjalin hubungan Room Chat Nael: Ay... Ayra : Iya, apa Nael : aku mau nongki di cafe, tenang isi nya cowok semua... Ayra : yaudahh, hati hati yaa.. *20 menit setelah itu ada teman perempuan sekelas nya yang bernama Sifa mengepost status video, dimana menunjukan juga tongkrongan cafe yang berisikan teman teman sekelas nya, dan terlihat tangan dari si Nael Nael : engga, beneran Nael : beneran ayyy Ayra : kamu nongkrong sama temen temen sekelas kamu ya?? Ayra : halah, masa si Ayra : coba PAP Nael : gamau, nanti dirumah aja Ayra : aku mau nya sekarang Ayra : kalo kamu beneran nongkrong sm temen cowo" kamu doang *45 menit chat Ayra diabaikan Akhirnya Ayra memutuskan untuk mengechat sahabat nya.. Room chat Ayra : Intann
Intan : apaa, bestii Intan : iyaa, kenapa Ayra : kamu lihat status nya Sifa? Ayra : wahh, coba lihat lagi, menurut mu sebelah nya Sifa itu Nael bukan?? Intan : wahhh iyaaa, coba aku tanyain ke Lyla, mungkin dia ikut nongkrong juga... Ayra : oke dehhh *chat selesai Room chat Nael : eh maaf ay, baru jawab tadi ga sempet buka Wa Nael : maaf yaaa Nael : kamu marah?? Ayra : JAWAB JUJUR KAMU NONGKRONG SAMA TEMEN SEKELAS KAMU KAN??.. Nael : enggaaaa Ayra : yaudah *keesokan hari nya Room Chat (nomor tidak dikenal) - : woyy, aku Lyla -: ngapain lu nanya nanya gitu ke Intan, curiga kah sama Nael ? -: Nael ga ikut circle gue nongkrong semalem Ayra : ah masa si, nyatanya aja sebelah nya Sifa ada tangan nya Nael -: itu bukan Nael, tapi mas nya Sifa -: terserah lu mau percaya apa engga Ayra : yaudah sieh *chat berakhir "kalo itu bukan Nael, terus ngapain coba Lyla ngebelain Nael gitu... apa mereka emang sekongkol ya... pasti udah direncanain sih, kalo Nael ga ikut nongkrong harusnya Lyla ga sampe belain gitu dong... " (ucap Ayra, sambil heran) Room chat Ayra : Nat, temen mu Lyla chat aku Ayra : (mengirim screenshot sekali lihat) Ayra : harusnya kalo kamu emang ga ikutan nongkrong sama mereka ga sampe Lyla ngebelain kamu gini... wkwkwk jujur ajaa, kamu nongkrong kan sama mereka.. aku ga marahh kokk kalo kamu jujur.. Nael : apasih, aku tuh ga nongkrong sama mereka, kayaknya emang aku yang bermasalah, masalah kecil aja jadi gede gini. Ayra : udah ada bukti masi gamau ngaku?
Nael : apa to apa, kamu ga usah nyari keributan. *chat berakhir Ayra pun memutuskan untuk tidak mengechat nya berhari hari, tetapi tidak kunjung ada notif dari Nael juga. Saat malam tiba, akhirnya Nael mengechat Ayra. Room Chat Nael: ayyy udah ya marah nya??? Aku kangen sama ayra, aku gamau kehilangan ayyra, pokoknya masalah yang kemarin lupain aja, aku gamau ayra sedih Nael : maaf yaaa.... Ayra : hmm Ayra : iyaaa tapi janji ya.. kalau ga bakal diulang lagi...?! Ayra : aku udah cape sebenarnya banyak masalah gini... Nael : maaf ya belum bisa ngertiin kamu... Ayra : hustt, udahh gapapa.... Nael : Iyaaa *chat pun berakhir Entah apa yang mempengaruhi pikiran seorang Ayra, wanita yang biasanya memakai logika, namun kali ini dia memaafkan orang yang melakukan kesalahan yang sama. Ayra sudah mulai letih terhadap hubungan nya, namun ia tetap harus bertahan karena ia tahu Nael tidak mungkin melepaskan nya begitu saja. bulan terlewati dan belum timbul tanda tanda masalah aka muncul. Saat Nael bertemu Ayra di sekolah.. "Ayra" (sapa Nael) "iyaa, apa?" (Jawab Ayra) "aku mau nitip HP, bawain yaa, kao mau buka pin nya 999999999" (ucap Nael) "okeee" (ucap Ayra) saat Ayra membuka galeri, tak sengaja ia menemukan foto bersama Nael bersama Ava yaitu mantan nya Nael. Ayra shock, ternyata Nael juga chatingan dengan temann perempuan lainnya, bukan bermaksud melarang tetapi Ayra hanya tertampar oleh realita dan apa yang di omongkan Nael faktanya terbaik semua. *saat pulang sekolah "Nih hp kamu"
(ucap Ayra sambil penuh emosi) "yauda aku pulang dulu ya" (ucap Nael) Saat Nael memberikan tos untuk salam perpisahan pulang, tampa basa basi Ayra bergegas pergi meninggalkan Nael. Ayra langsung menemui Intan dan juga Laras, lalu Ayra menceritakan semuanya, Laras pun tak terima dengan perbuatan Nael, tanpa belas kasihan ke Nael, Laras pun langsung melabrak Nael. BAB 4 (pembelaan & perpisahan) Laras tanpa segan segan nya melabrak Nael. Room Chat Laras : permisi, ini dengan Nael? Nael : iya ini siapa ya.. Laras : Kenalin, Laras sahabat u girlfriend Laras : cuma mau nyampein aja, kalo emang kamu belum selesai sama masalalu kamu, lebih baik jangan dekat dekat Ayra. Nael : aku udah ngelupain masa lalu, tapi foto nya emang kelupaan dihapus.. Laras : ku peringatkan sekali lagi, Ayra mental nya ga sekuat yang kamu pikirkan. Ayra gampang down, dia bisa bunuh diri sekarang,karena dia banyak masalah, jadi aku minta tolong ke kamu, jangan sampe Ayra kenapa napa karena kamu, lihat aja apa yang akan terjadi kalo kamu nyakitin sahabat ku lagi. and aku cuma bisa ngebantu hubungan kalian sebisaku. Nael : iyaa, makasi saran nya *chat pun berakhir *Nael pun bersikeras untuk meminta maaf atas kejadian itu Room chat Nael : Ay, maaf aku bener bener minta maaf aku kelupaan tentang foto itu, aku cuma ngurusin foto foto kamu yang ada digaleri aja, benerann itu aku jujur, ay jangan nyakitin diri sendiri ya?? aku ga tega ngelihat nya..., ayy maafin aku yaa... sekalii lagi inii, maaf bangett, kasih aku kesempatan buat terakhir ini... ayy aku mohon... maafin aku, akh janji gabakal ngulangin ini, maaf ya…
Ayra : sekarang terserah kamu aja mau nya gimana, aku uda cape ngelarang ngelarang, kata nya kamu bisa jaga perasaan buat aku, dan kamu bisa jaga hati buat aku... tapi kenyataan nya apa... ga sama sekali... aku belum tau bisa kasih kamu kesempatan, aku udah berkali kali maafin kamu... aku sendiri juga udah cape... kalo aku bisa ngasih kesempatan kamu... maaf,aku bakal trus issue lagi.. kamu janji bakal nyembuhin tapi kenyataan nya kamu nambahin trust issue ku, aku ga habis pikir sama kamu, 5 bulan kita deket, bulan ke 3 kamu ngelike postingan mantan kamu, dan aku cuma bisa maafin kamu, makin kesini malah makin ngelunjak, 5 bulan waktu yang lama, masa kamu sampe lupa ngehapus foto itu, pantes aja waktu di saung udjo aku ga ngeliat kamu.. ternyata masih sesi fotbar sama Ava, keren banget satu waktu dua wanita, maaf harga diri aku ga semurah itu, kalo kamu emang belum bisa move on, aku ikhlas kok kamu balikan... kamu juga aneh, naruh perasaan terlalu cepat sama orang baru (yaitu aku). Nael : maaf ayraa, kasih aku kesempatan lagii, aku bakall berubah... Ayra : ya terserah *Chat pun berakhir.. Sekarang Ayra menjalani hubungan tanpa ada perasaan, hari hari nya terasa suram dan seperti ada siksaan, trauma berat dirasakan nya lagi. Cinta memang tidak selama nya indah, tapi jangan pernah memaksakan seseorang untuk bertahan, atau yang terjadi akan sama sama menyakiti. Tidak semua orang itu kuat, begitu juga dengan Ayra, Nael tidak pernah melihat kondisi dimana Ayra sedang sibuk. Kalau sudah begini mau bagaimana lagi?? kepercayaan sudah mulai pudar, perasaan seakan akan sudah hilang, ketertarikan sudah mulai terpendam... jangan pernah mencintai orang yang belum selesai dengan masalalu nya, jangan terlalu berharap kepada seseorang karena sekali nya kecewa pasti membuat trauma.. Sebagai wanita kita memiliki harga diri, dan juga hak untuk menolak, jangan mau di injak injak oleh para lelaki karena di mata mereka kita seolah terlihat lemah.. tunjukan keberanian mu girl, wanita itu harus kuat dan tangguh. Cerita pun berakhir entah bagaimana yang dirasakan oleh Ayra karena dirinya semakin lelah.
Karya Digital Poster Tiara Nurrahmi Hidayat 9A/29
Sahabat Sejati Vania Azalia Ekma Sindy adalah murid baru di kelas 8, ia bersekolah di SMP Wiratama. Ia memiliki sikap yang membuat teman temannya merasa takjub, karena tak jarang orang orang melakukan sikap yang seperti ini. Waktu itu ada teman yang membuang kertas tidak pada tempatnya, Sindy melihat sikap temannya itu, lalu ia mengambil kertas tersebut dan berjalan menuju ke arah temannya, ia berkata dengan sopan“maaf sebelumnya,aku tadi melihatmu membuang kertas ini tidak pada tempatnya, aku ingin bilang bahwa lingkungan ini harus dijaga agar tetap bersih dan tidak mengakibatkan sesuatu hal yang tidak ingin terjadi di lingkungan ini, aku hanya ingin kamu mengerti bahwa menjaga lingkungan sangatlah penting, jadi buanglah kertas ini pada tempatnya.” temannya pun menjawab “baiklah aku akan melakukannya,maafkan aku”. Sindy memang dari kecil sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk berbuat hal yang seharusnya ditiru, seperti saling membantu sesama, bersikap ramah, sopan, membujuk teman jika ada teman yang masih melakukan kecurangan dalam ujian atau saat ada yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya dan lain sebagainya. Bukan hanya itu saja, Sindy juga anak yang pintar, ia juga anak berprestasi. setiap ada perlombaan akademik, ia selalu mengikuti perlombaan itu, ia juga sering menjadi peserta lomba untuk mewakili sekolahnya. Guru guru pun mengapresiasi sikap dan tindakan Sindy.. Namun, dibalik itu semua, ada seorang teman yang tidak menyukai Sindy, bernama Angel, ia ingin merencanakan melakukan kejahatan terhadap Sindy, Ia juga melakukannya bersama circlenya. Keesokan harinya, Angel dengan circlenya memulai aksinya dengan menyebar berita hoax kepada teman teman lainnya. Mereka membuat skenario yaitu dengan melibatkan dua anggota circlenya yaitu Sinta dan hana dengan berpura-pura mengajak Sindy untuk berbincang. Sinta dan Hana menghampiri Sindy dan mengajaknya berbincang. “ Sindy, kamu keren banget, kami turut senang atas tindakanmu terhadap sekolah kita ini”, kata Sinta menyampaikan dengan ekspresi bahagia, “terimakasih teman teman, aku hanya ingin membantu menyadarkan murid murid di SMP kita ini agar mereka bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik, dari hal hal perbuatan yang tercela” jawab sindy. “Benar, tapi apa kamu tidak merasa capek menasihati murid murid jika ada yang tetap melanggar omonganmu?”, “aku pernah merasa kesal dengan mereka yang melanggar, tapi aku akan tetap untuk menyadarkan mereka agar merubah perilaku mereka dan melakukan hal yang sebenarnya dilakukan.” Jelas, sindy. “wah, keren banget, kami dukung kamu.” Jawab Sinta dan hana bersamaan dengan penuh semangat. “ terimakasih ya.” Jawab Sindy juga penuh semangat. “Kami pergi ya.” kata Sinta dan Hana “oke” jawab Sindy Sinta dan Hana pergi dan menuju ke Angel bersama circlenya itu. Mereka langsung berlari menuju kelas dan mengatakan hal yang tidak benar terhadap satu kelas. “Teman teman, aku mau nginfoin, kalau Sindy itu sebenarnya capek dan tidak ikhlas melakukan ini ke kita” terang Angel. “Apa!!”Serontak membuat teman teman sekelas terkejut. “Ga mungkin, kalau Sindy berbuat gitu kepada kita, Ngel, aku tahu sifatnya kok, memang dari kecil suka berbuat yang postif dengan menyadarkan teman-temannya agar bisa merubah kebiasaan buruk teman temannya menjadi kebiasaan yang seharusnya patut dituru, tapi menurutku dia engga berpurapura,Ngel. Aku yakin dia sungguh sungguh membantu kita,mungkin kamu salah informasi” bantah salah satu teman sekelas yaitu Natasya. “Kalo kamu ga percaya, tanya saja Sinta dan Hanya, mereka tadi berbincang dengan Sindy dan Sindy bilang seperti itu, dia ingin dipuji puji oleh satu sekolah. Apakah kalian tidak berpikir sama sekali, dengan tingkah lakunya itu?. “ “Masa sih dia seperti itu, apakah bener Sinta, Hana yang dikatakan oleh Angel? Jadi dia berpura pura saja?” lebih dari satu anak mengatakan begitu. “Iya, benar” jawab Sinta dan Hana. Mendengar perkataan Angel membuat satu kelas mendadak menjadi tidak suka kepada Sindy. Tak beberapa lama kemudian Sindy memasuki kelas, Sindy bertanya kepada teman sebangku nya dan berkata “apakah kamu tadi ke kantin?, tadi aku tidak melihatmu.” Sindy terkejut, temannya tidak merespon, biasanya temannya selalu meresponnya. Sindy pun merasa heran,tidak ada seorangpun
yang ingin mengajaknya berbincang. “Ada apa dengan kalian?kenapa kalian berdiam saja?,apakah aku ada salah dengan kalian?” Sindy bertanya kepada satu kelas dengan rasa penasaran. Salah satu temannya menjawab “Kami tau, kalo dibalik ini semua, kamu berpura-pura saja kan, supaya kami memuji kamu, karena kamu murid baru, sehingga kamu merasa senang.” “Kenapa kalian berpikir seperti itu, aku tidak seperti itu...” Belum selesai Sindy bicara, teman temannya pun langsung menjawab “udah deh Sindy, ga usah menasihati kita lagi, kita udah tau sifat licikmu yang sebenarnya” Saat pulang sekolah, setiap Sindy berjalan, ia selalu memikirkan kenapa teman temannya bisa berpikir seperti itu. Natasya melihat Sindy, ia pun juga penasaran kejadian sebenarnya, kemudian ia mendekati Sindy dan berkata “apa kamu seperti itu, Sindy?” Sindy melirik nya dengan rasa sedih “aku tidak seperti itu, kenapa semua jadi benci terhadapku, aku ingin semuanya terhindar dari hal hal yang perbuatan yang tercela, itu saja.“ “Apakah kamu tadi bertemu Sinta dan Hana?” tanya Natasya “Iya benar tadi aku bertemu mereka” jawab Sindy “Maaf Sindy, aku mau tanya apa yang kamu lakukan selama ini hanya berpura-pura saja?” Tanya Natasya dengan penuh penasaran. “Tidaklah Nas, aku memang seperti ini tidak ada yang aku buat buat,apakah mereka berkata hal yang tidak benar terhadapku” tegas, Sindy “Benar, mereka mengatakannya, sepertinya mereka tidak suka dengan kamu.” Sesampainya di rumah Sindy berpikir, kenapa teman yang dianggapnya baik, tetapi ternyata menusuk dari belakang. Keesokan harinya, Natasya dan Sindy bertemu dengan angel dan circlenya, dan berkata “Kenapa kalian melakukannya dengan berkata yang tidak benar terhadapku? apa aku pernah menyakiti kalian, sehingga kalian seperti itu kepadaku.” Angel pun menjawab pertanyaan Sindy “ Ya benar, sebenarnya aku yang bikin rencana itu supaya kamu seperti ini, karena kamu, guru guru lebih memujimu daripada aku.” “Maafkan aku ngel kalo selama ini aku telah menyakitimu”kata Sindy “Aku sekarang sadar Sin, kalo aku yang salah,kamu memang anak yang baik aku malu pada diriku kenapa aku menjadi anak yang suka iri,dengki.” Kata Angel dengan rasa bersalah “Sudahlah ngel kita tetap menjadi sahabat ya.” kata Sindy “Aku sangat bersyukur mempunyai teman seperti kamu Sin,aku akan belajar dari kamu menjadi anak yang baik hati, aku akan memberitahu sebenarnya kepada sekelas bahwa berita yang beredar tentangmu tidaklah benar.” Kata Angel Sindy tersenyum dan menganggukkan kepala, akhirnya mereka berdua menjadi sahabat sejati dan Angel menjadi anak yang baik hati tidak iri dan dengki lagi.
Magic school in Harvard Sky Wildan Aulia Kamal Kelas: 9A/31 Disuatu pagi yang sangat cerah ada seorang siswa yang bernama Viken. Viken adalah sebuah siswa yang sangat pintar di sekolahnya. Sekolah itu bernama Harvard Sky School. Sekolah ini sangat unggul beberapa bidang contohnya di kekuatan magic. Sekolah ini memiliki beberapa bidang yaitu sihir, matematika, and fisika. Viken sebagai seorang yang pintar ia mengikuti dua bidang sihir dan fisika. Viken memiliki beberapa teman bernama Heli, Eugene, Soule, Solon, Jino. Teman-teman Viken ini juga masuk di bidang masing-masing. "Viken bolehkah aku meminta cara menggunakan sihir angin?. "Tentu Solon aku akan mengajarkan nya untuk mu". "Pertama-tama kita fokus dalam bidang yang ingin kita angkat". "Lalu kita gunakan sihir angin lalu mengucapkan there's magic here". "Wah benar-benar kau hebat bisa mengangkat benda itu hanya menggunakan dengan sihir angin". "Sihir angin memang sangat gampang itu mengangkat sebuah benda". "Memang hebat deh". "Ehehehe iya". "Btw yang lain pada kemana Viken?". "Aku kurang tau Solon mungkin mereka sedang menjalani pelajaran". "Lantas kenapa kamu tidak masuk kelas?". "Aku memang sengaja tidak masuk kelas karena ingin melihat pemandangan di taman". "Wah kamu ini sangat bandel ya". "Maaf lah aku sedang tidak mood mengikuti pelajaran hari ini". "Ada apa yang sedang terjadi?". "Entahlah aku merasa hari ini sangat membosankan". "Ternyata begitu". "Hmmm, kalau begitu kita pergi ke menunggu didepan Eugene saja"."Kita mau ngapain disana?". "Didepan kelas kelas Eugene ada pemberitahuan tentang perlombaan sihir pertengahan bulan depan". "Ayo ke depan kelas Eugene". "Nah kita sudah sampai didepan kelas Eugene". "Ternyata besar juga ya halaman kelas Eugene". "Iya Viken depan kelas Eugene ini termasuk kelas yang memiliki halaman kelas yang lumayan besar". "Eh itu kan Solon dan Viken coba ku hampiri". "Hai kalian ngapain". "Eh Eugene kita lagi lihat perlombaan". "Oh lomba itu, tidak semua orang bisa daftar lomba itu". "Kenapa tidak semua orang bisa mengikuti lomba itu?". "Lomba itu nantinya akan dipakai untuk mengikuti perlombaan yang lebih tinggi, ya setara kelas 12". "Wah jadi kita ga bisa asal ikut perlombaan itu ya?". " Iya dong Solon". "Hemm sepertinya aku mengikuti perlombaan itu". "Kau beneran Viken ingin ikut lomba itu?". "Iya, aku pengen nyari pengalaman". "Wah bagus itu". "Iya". "Daripada gabut kita nyamperin Heli, Jino, Soule dikelas fisika". "Ayo kesana Viken dan Eugene". "Berangkat".
"Kita udah sampai nih didepan kelas fisika". "Kita panggil Soule, Jino, Heli buat keluar". "Soule, Jino, Heli sini keluar ayo". "Heli mendengar sorakan dari temannya itu, lalu ia memanggil Jino dan Soule untuk keluar". "Heli, Jino, Soule keluar dari kelas". "Kalian bertiga ngapain ke kelas fisika?". "Kita bertiga mau ngajak kalian buat ikut perlombaan sihir yang di akan dimulai pertengahan bulan depan". "Boleh tuh ayok kita juga setuju" "Kita akan mendiskusikan nya nanti saja waktu istirahat kedua". "Bagaimana kalau kita nanti bertemu di taman saja? ". "Setuju banget aku Jino". "Bagaimana pada mau bertemu di taman waktu istirahat kedua?". "Ok kita semua setuju". Beli istirahat kedua berbunyi mereka berenam berkumpul di taman. "Aku belum melihat Viken,Solon,Eugene", ujar Heli. "Kita datangnya terlalu cepat kah?". "Kelas kita kan paling dekat dengan taman". "Oh ya lupa aku, hehehe". "Heli kita sudah menunggu selama 30 menit kenapa mereka belum sampai juga". "Sabar Jino siapa tau mereka ada urusan mendadak yang bikin mereka telat". "Hmm, baiklah aku akan menunggu nya". "Maaf kita bertiga baru sampai tadi kita ada urusan sebentar, tadi kita mencari beberapa buku mantra sihir". "Coba aku lihat ini sesuai sihir kita masing-masing kan?". "Iya kita ambil sesuai sihir kita masing-masing". "Coba aku mau lihat bukunya Solon". "Oh iya Heli ini bukunya". "Aku coba baca bukunya". "Ternyata buku ini memiliki mantra sihir yang banyak sekali". "Coba aku lihat juga Sol". "Wah banyak banget mantra dibuku ini". "Memang banyak mantra, namun saat perlombaan kita hanya boleh menggunakan sihir tingkat rendah saja". "Kenapa hanya boleh menggunakan sihir tingkat rendah Eugene?". "Perlombaan ini hanya setingkat satu sekolah saja makannya tidak diperbolehkan menggunakan sihir tingkat tinggi". "Dampak dari sihir tingkat tinggi jika digunakan di sekolah dapat membuat struktur bangunan menjadi rusak". "Seperti perlombaan tahun lalu ada seorang siswa yang menggunakan sihir tingkat tinggi saat waktu tinggal 10 menit". "Dampak yang sihir yang digunakan siswa itu membuat Harvard Sky menjadi rusak di bagian lapangan". "Jadi kalau di logika juga masuk juga". "Sihir tingkat tinggi memiliki efek yang besar, benar kan Eugene?". "Iya efek dari sihir tingkat tinggi memiliki efek yang besar". "Kita mau latihan kapan Soule, Solon, Eugene, Jino, Heli?". "Bagaimana kalau habis sepuluh sekolah Viken, kita belajar sebentar untuk mempelajari sihir". "Aku setuju kita bisa meminta bantuan Eugene untuk mempelajari sihir". "Eugene sudah lama ya di Harvard Sky?". "Iya Heli, Eugene sudah lama di Harvard Sky". "Kok Eugene ga ngasih tau". "Hehehehe, sengaja biar menjadi surprise".
"Eugene kamu mempelajari sihir apa?". "Aku selama di Harvard Sky telah mempelajari 4 elemen sihir". "Jadi aku bisa mengajari kalian". "Apa empat elemen!, kamu serius?", ujar Viken. "Iya dulu aku sering berganti kelas, namun sekarang aku dikelas fisika". "Wah ternyata kamu ini benar-benar hebat". "Ah biasa, kalian juga bisa seperti aku, karna disekolah ini kita bisa ganti mempelajari sihir baru". "Caranya bagaimana?". "Untuk ganti kelas sihir kalain harus lulus dari ujian sihir tingkat sedang". "Ujian tingkat sedang akan dipelajari 3 bulan lagi, tepatnya pada awal tahun nanti" "Kalau begitu bolehkah kita mempelajari nya terlebih dahulu, Eugene?". "Tidak boleh, Solon". "Kenapa?". "Karena disekolah ini memiliki peraturan, siswa tidak boleh mempelajari sihir tingkat selanjutnya, sebelum dinyatakan lulus dari sihir sebelumnya". "Jika ada seorang siswa yang melanggar akan dihukum tidak bisa mempelajari sihir selama satu tahun". "Gila yang emang benar perkataan kau Eugene!". "Aku berkata benar Viken, Solon, Soule, Jino". "Menakutkan sekali kalau begitu". "Iya" "Aku dulu pernah melakukan itu, namun aku tidak ketahuan". "Mana mungkin tidak ketahuan di sekolah ini dipasang sihir pengawas setiap siswa di sekolah". "Aku dulu tau itu, namun aku bisa membuat sihir pengawas itu tidak mengawasi ku lagi". "Mana bisa!". "Bisa aku hanya mengatakan stop it right now". "Sihir pengawas baru dipasangkan ke kita waktu sudah lanjut ke sihir tingkat sedang" "Eh bel kedua udah bunyi". "Yah padahal masih seru membahas ini". "Ga papa Solon waktu pulang sekolah kita membahas nya lagi". "Heli, Solon, Eugene, Jino, dan Soule, janji kan sepulang sekolah kita latihan bareng?". "Iya janji kok" Pukul sudah menunjukkan pukul 3 sore, waktunya pulang. "Heli pergi terlebih dahulu ke toko supermarket untuk membeli beberapa makanan dan minuman". "Heli mengajak mereka untuk bertemu di rumahnya Heli, karena rumah Heli mempunyai tempat untuk belajar sihir". "Jino, Solon, Soule, Viken, Eugene bertemu dirumah Heli". "Heli menyambut mereka dengan senang hati". "Heli telah mempersiapkan tempat latihan". "Menanyakan kepada Jino, Solon, Viken, dan Eugene untuk memulai latihan kapan?". "Solon memberikan saran kalau kita istirahat terlebih dahulu sebentar". "Boleh deh kalau gitu Solon kita istirahat aja dulu". "Iya Viken". "Solon, Jino, Soule, Heli, Eugene, kita latihan sekarang yuk". "Mau latihan sekarang Viken?". "Iya Eugene".
"Ok aku akan mengajari kalian". "Pertama-tama kita belajar sihir api terlebih dahulu karna sihir ini paling gampang". "Fokus dan arahkan tongkat sihir ke arah benda, lalu bilang there's magic here". "Benda itu terbakar dengan cepat". "Keren banget itu Eugene". "Ini masih tingkat rendah, masih gampang untuk dipelajari". "Coba kau Viken". "Baiklah, akan ku coba". "Huhh fokus tepat kan tongkatnya dan there's magic here". "Woww terbakar itu barang". "Keran sekali Viken". "Terimakasih Soule, Eugene, Jino, dan Solon". "Samasama Viken". "Aku mau coba bersama Soule". "Aku menerima tawaran mu Solon". "Siap, fokus 1,2,3 there's magic here". "Buong benda itu terbakar dengan dahsyat". "Solon kaget karena benda itu terbakar hangus dengan cepat". "Mereka semua kaget karena api itu lumayan besar". "Eugene dengan sigap langsung memadamkan api tersebut dengan sihir air". "Solon, Viken,Soule, Jino, Heli memberikan tepuk tangan kepada Eugene". "Eugene terpikap malu". "Eugene mengucapkan terimakasih". "Pukul sudah menunjukkan 18.00, bagaimana kalau kita akhiri saja Eugene, Solon, Soule, Jino, Heli?". "Iya ini sudah pukul 18.00 kita akhiri saja". "Solon kamu pulang bersama siapa?". "Aku pulang bersama Viken dan Eugene". "Aku boleh ikut?". "Tentu saja boleh dong Solon ayo". "Wah terima kasih". "Jino kamu pulang sendiri?". "Iya Heli aku pulang sendiri". "Aku antar saja kamu sampai ke rumah kamu". "Ga usah nanti merepotkan kamu". "Tidak sama sekali". "Serius?". "Iya dong serius". "Ayo naik ke mobil terbang ku". "Ok lah". "Btw tadi Viken tadi pulang sama siapa?". "Tadi aku liat dia bareng Eugene dan lainnya". "Begitu ya". "Kita sudah sampai didepan rumah mu Jino". "Makasih banyak Heli sudah menghantarkan ku, maaf merepotkan mu". "Tidak merepotkan kok". "Btw makasih ya". "Sama-sama". "Sampai ketemu besok lagi Jino!". "Bye Heli". "Akhirnya kita sampai juga di depan gang". "Iya, lama juga ya kita". "Bener kita satu jam pake mobil terbang". "Bener banget, ya udah kita berpisah di depan gang ya". "Ok". Pagi hari telah tiba Solon ingin bangun lebih awal untuk menghampiri teman-temannya. "Aku bangun pukul 05.00 dan aku harus menghampiri ketiga teman ku yang sangat dekat dengan rumah". "Aku akan menghampiri Eugene terlebih dahulu, karena jaraknya sangat dekat dengan rumahku". "Halo selamat pagi Eugene". "Halo ada apa nak?". "Saya ingin mencari Eugene
bu ada". "Ada nak sebentar saya panggilkan terlebih dahulu". "Baik bu". "Eugene dicari teman mu". "Baik ma tunggu sebentar". "Tunggu sebentar ya Solon". "Iya tante". "Solon tumben banget menghampiri aku?". "Aku mau berangkat sekolah bareng". "Aku juga sebenarnya ingin menghampirimu". "Ternyata kita sama-sama ingin saling menghampiri ya". "Hehehe iya". "Kita lanjut menghampiri rumah Viken yuk Eugene". "Ayo". "Solon kita sudah sampai didepan rumah Viken". "Akan ku panggil saja Solon". "Viken selamat pagi". "Halo, eh Eugene ada apa ya pagi-pagi ke rumah Viken sama Solon juga". "Ini bun mau berangkat bareng ke sekolah". "Sebentar ya, saya panggilkan Viken dulu". "Viken dicari teman mu". "Iya ma". "Eugene, Solon". "Halo Viken". "Halo juga". "Kita mau mengajak kamu buat berangkat sekolah bareng ". "Ayo kalo gitu". "Kita menghampiri Soule dulu ya Viken". "Boleh deh kalo begitu". "Kita udah sampe nih didepan rumah Soule". "Aku panggil saja Solon, Eugene". "Ok Viken". "Soule selamat pagi". "Eh siapa tuh?". "Coba kulihat dulu". "Ternyata Eugene, Viken dan Solon". "Aku akan segera turun kebawah". "Alo semuanya". "Eh halo juga Soule". "Kita berangkat sekolah bareng yuk". "Ayo". " Viken, Solon, Eugene tunggu sebentar". "Kenapa Soule?". "Kita berangkat pakai mobil terbang ku saja". "Ok Soule". "Kita berangkat sekarang ya". "Siap Soule". "Soule hati-hati depan mu". "Apa, eh apaan itu". "Ma maa maaf teman-teman aku harus rem mendadak". "Iya tidak apa-apa lain kali hati-hati Soule". "Iya Viken". "Aku minta maaf dengan kejadian tadi". "Tidak apa-apa Soule, kita juga sudah memaafkan mu". "Tapi aku masih merasa tidak enak". "Bagaimana kita ke kantin saja, karena kita sudah sampai di sekolah". "Boleh ayo". "Heli dan Jino dimana?". "Mungkin mereka berada di lantai 2, lebih tepatnya di kelas matematika". "Coba ku telfon Heli dulu Solon". "Ok" "Tuing, tuing". "Heli ada telpon dari Solon". "Eh iya, sebentar ku jawab dulu". "Halo Solon". "Halo juga Heli, btw kamu dimana?". "Aku di lantai 2, di kelas matematika". "Sudah kuduga". "Emangnya kenapa?". "Mau aku ajak ke kantin bareng sama yang lain". "Ok aku akan turun ke lantai 1". "Ok ditunggu" "Maaf guys udah nunggu lama". "Iya gapapa". "Yo dah yuk kita ke kantin bareng". "Yuk". "Lama juga ya kita ke kantin, sekitar 30 menit ada". "Iya Viken karena tadi kantin nya, walau pagi". "Iya". "Maaf temen-teman aku, Soule, Jino harus segera ke kelas karena kelas mau dimulai". "Oh yaudah gapapa, nanti tetap latihan lagi kan?". "Iya, bye". "Bye juga Heli".
"Eugene". "Iya kenapa Viken?". "Aku hari ini ada tes sihir tingkat rendah". "Wah semangat buat kamu". "Kamu harus yakin Viken". "Iya Eugene, Solon". "Aku mau duluan ya Eugene, Solon tes sihir ku sebentar lagi dimulai". "Iya". "Bye Eugene, Solon". "Solon kamu ga ada kelas kah?". "Emm ada, tapi aku ga mau nyebutin aku dari kelas mana". "Kita sudah berteman lama kenapa kamu masih belum mau kasih tau kelas kamu?". "Aku hanya ingin kalian mencari tau sendiri saja". "Baiklah coba ku nanti bilang kepada yang lain". "Ok" "Eee Solon aku udah ada kelas nih bye ya". "Bye juga Eugene". "Huh untung saja tidak ketahuan". "Kalo ketahuan aku bakal dijauhi oleh temanku". "Aku harus segera masuk ke dalam kelas ku". "Viken ini tes sihir untuk pertama kalinya, mohon jangan grogi". "Ba baik MR. John". "Ok mulai". "Huh rileks dan there's magic here". "Whaaa aku berhasil membuat barang itu hangus". "Selamat Viken kamu berhasil naik ke sihir tingkat sedang". "Wah terima kasih MR John". "Sama-sama". "Aku akhirnya berhasil melewati tes ini". "Aku akan merayakan ini bersama teman-teman ku nanti". Istirahat telah tiba, seperti biasa Viken, Heli, Soule, Eugene, Solon, Jino berkumpul ditaman. "Viken bagaimana tadi tes sihir?". "Aku berhasil melakukannya dengan baik". "Hasil bagaimana?". "Hasilnya aku lulus dan lanjut ke sihir tingkat sedang". "Aku ingin merayakan keberhasilan ku hari ini bersama kalian". "Jangan senang dulu karena biasanya setelah tes sihir akan ada tes kembali". "Tes apa Eugene?". "Aku tidak bisa memberitahumu". "Kenapa?". "Ada larangan nya". "Baiklah". "Kita nanti latihan di rumahku saja". "Bener Hel ga ngerepotin kan?". "Ga ngerepotin sama sekali, aku malah suka ada teman yang datang". "Baiklah kalau begitu". "Nanti ada guru yang akan mengajari kita". "Siapa?". "Ayahku". "Ha realy?". "Guru yang mengajar sihir tingkat tinggi itu?". "Iya, MR Vein". "Gila ternyata ayahmu seorang guru yang hebat". "Ah biasa, aku malah malu". "Ehehehe". "Udah bel masuk nih ayo kita kembali ke kelas masing-masing". "Ayo". "Heli ini sudah mau mendekati lomba". "Santai aja nanti ada ayahku kok yang siap membantu kita untuk belajar". "Ayahmu baik juga ya, walau saat mengajar di kelas sedikit menyebalkan". "Itu disengaja oleh ayahku, agar siswa dapat sedikit sadar". "Sedikit sadar bagaimana?". "Nanti bakal tau sendiri Jino kalau kamu memperhatikan nya dengan teliti". "Sudah waktunya pulang kita bertemu di taman seperti biasa ya". "Ok Heli siap". "Aku, Jino, Solon bertiga". "Ok kalau begitu aku, Eugene, Viken".
"Ayah aku pulang". "Ya, tunggu sebentar". "Halo semuanya". "Halo juga MR Vein". "Senang bertemu denganmu". "Kapan akan dimulai MR Vien?". "Sabar Viken, kita akan mulai sebentar lagi". "Aku akan mempersiapkan tempatnya terlebih dahulu". "Baik MR Vein". "There's magic here". "Kita dimana MR Vein?". "Kita berada dalam dunia sihir yang dimana kita dapat menggunakan sihir tanpa batas dengan kata lain tetap ada guru yang mengawasi nya". "Siap MR Vein". "Coba Viken kamu coba". "Baik MR Vein". "There's magic here". "Hebat juga kamu bisa membakar benda itu". "Iya MR Vein". "Coba Heli, Solon, Soule". "Baik, 1,2,3, There's magic here". "Wah Heli menggunakan sihir petir, Solon dan Soule air". "Kenapa bisa berbeda?". "Itu disebabkan oleh perbedaan keinginan Heli". "Aku bahkan tidak tau kalau menggunakan sihir petir". "Tadi bagus kok, walau Heli berbeda sendiri". "Makasih Viken". "Sama-sama". "Tinggal Eugene yang belum mencoba,". "Biar aku coba". "There's magic here". "Wah hebat sekali, Eugene menggunakan dua sihir yaitu air dan petir". "Keren banget Eugene". "Makasih Hel". "Iya sama-sama". "Jino ayo kamu pasti bisa". "Huuh, There's magic here". "Keren banget Jino bisa menggunakan 3 elemen sihir sekaligus". "Aku tidak sengaja menggunakan 3 elemen". "Itu bagus jarang ada yang bisa menggunakan 3 elemen dalam sekali tampil". "Untuk lomba nanti akan ada banyak siswa bersaing dan hanya 4 dari kalian yang akan lolos". "Sedikit mendapatkan spoiler". "Iya, tidak apa-apa kita pasti bisa kok". "Iya ayo semangat". "Semangat". Sudah mendekati untuk perlombaan ini. Sepertinya biasanya Heli, Jino, Solon, Viken, Eugene, Soule latihan sepulang sekolah. "Eugene sudahkah kita sudah lebih cukup latihan?". "Sepertinya sudah cukup, kita semua sudah mencapai sihir yang lumayan tinggi". Sambil berjalan nya waktu tidak sadar kalau sudah mendekati hari H saja untuk perlombaan. Viken sangat gugup takut tidak berhasil karena banyak orang yang lebih bagus dari dia. "Aku tidak boleh menyerah, aku harus bisa". "Aku pasti bisa mengikuti lomba ini, yakin Viken". Lomba ini akan dimulai pukul 09.00. Viken dan teman-temannya sudah sedia di tempat perlombaan yang berada di lapangan. "Heli, Solon dan Soule silahkan turun ke lapangan". "Suara itu membikin Viken gugup". "Viken memberi semangat kepada Heli, Soule dan Solon". "Heli berhasil dalam lomba ini".
"Solon dengan sengaja membuat dirinya tidak berhasil". "Soule tidak berhasil karena barang yang ia ingin hancurkan tidak sepenuhnya hancur". "Viken, Jino, Eugene saat kalain turun". "Ayo Eugene kita turun". "Aku kita mulai". Viken berhasil, Jino juga berhasil, Eugene juga sengaja tidak berhasil. MR. Vein menanyakan mereka berenam apakah lolos semua atau hanya beberapa dari kalian saja. "Heli, Viken, Soule, Solon, Eugene, Jino apakah kalian lolos?". "Lolos namun hanya 3 orang yang lolos dari 6 orang". "Satunya siapa?". "Satunya adalah murid yang bernama Mina". "Murid itu wajar saja menang karena murid itu memiliki sihir yang sangat hebat". "Wah kita harus berhati-hati". "Benar". "Perlombaan selanjutnya akan diadakan di Oxford school". "Pasti banyak orang-orang keren di sana". "Iya Viken disana memang banyak orang-orang hebat". "Kalian harus latihan lebih keras lagi karena lawan kalian bukanlah orang biasa, namun orang-orang yang sudah mencapai sihir tingkat tinggi untuk itu berlatihlah dengan pantang menyerah". "Baik MR Vein". "Perlombaan akan dimulai minggu depan kalian harus segera latihan". "Kita bertiga ingin latihan besok setelah pulang sekolah". "Baik, kalau begitu, aku akan mengajari kalian". "Baik MR Vein". Pulang sekolah telah tiba Heli, Viken dan Jino berlatih di rumah Heli seperti biasanya, sedangkan Eugene, Solon dan Soule berlatih juga namun mereka berlatih untuk dapat lolos dari sihir tingkat sedang. "Ayo Heli, Viken, Jino sekarang". "Baik, There's magic here". "Serangan ini hebat sekali". "Serangan itu sangat dahsyat karena kalian bertiga berhasil menggunakan 4 elemen sekaligus dalam berlatih". "Siapa yang mengeluarkan lebih dari elemen". "Aku Viken yang mengeluarkan dua elemen". "Ternyata kamu Jino". "Iya". "Kita sudah banyak latihan hari ini, jadi kita akhir saja latihan pada pertemuan kali ini". "Baik MR Vein". "Jino, Viken kalian mau kuantar pulang?". "Tidak perlu Heli kita berdua bisa naik bus". "Ok kalau begitu, hati-hati dijalan". "Iya, see you Heli". "See you juga Jino, Viken". Hari demi hari telah dihadapi oleh Jino, Viken dan Heli yang terus berlatih tanpa henti dan sampailah pada hari ini perlombaan akan dimulai. Eugene, Solon, dan Soule menonton melalui podium. "Nama yang saya panggil mohon untuk keluar, Viken, Mina, Jina, Avys". "Hohohohoho Viken, Mina, Jina, Avys". "Sorakan itu membuat ku sedikit gugup". "Aku harus fokus melawan mereka bertiga". "Perlombaan akan dimulai pada hitungan 1,2,3, figth". "Aku akan melawan Jina". "There's magic here". "Ternyata kamu menyerang aku, rasakan ini there's magic here". "Aku harus
menghindar". "Kamu bersembunyi cemen sekali Viken". "Aku tidak cemen Jina, rasakan there's magic here". "Hebat juga kamu". "Mari aku selesaikan dengan menggunakan ini, magic power up". "Aku akan menggunakan nya juga, magic power up". "Hiyahh, akan kukalahkan kau Viken". "Tidak akan Jina". "Tidak tidak, aaaaa, duak". "Yes aku berhasil mengalahkan Jina". "Pemain Jina telah gugur". "Kita akan melihat pertarungan Avys dan Mina sekarang". "Mina, aku akan mengalahkan mu". "Tidak akan aku akan yang menghabisi mu". "Mana mungkin, kalau begitu aku akan memulai nya, there's magic here". "Ok, there's magic here". "Apa seri?". "Kekuatan kita sama-sama kuat". "Mina siapkah kau dengan ini". "Apa". "There's magic here". "Apa empat elemen sekaligus, aku juga, there's magic here". "Kabut nya menutup pemandangan". "Rasakan Avys, magic power up". "Apa ini tidak adil". "Perlombaan ini dimenangkan oleh Mina". Kita lanjut pertandingan kedua, nama yang panggil saya mohon untuk keluar, Heli, Jino, Alex, Steven. "Jino ayo keluar". "Baik Heli". Pertandingan dimulai 1,2,3, fight. "Aku akan melawan mu Alex". "Ok kalau begitu Heli". "Rasakan there's magic here". "Boleh juga kekuatan mu Heli". "Coba ini there's magic here". "Uwaaaa, hebat juga". "Rasakan ini there's magic here up". "Tidaaaak, aaaa". "Huh, kau ini memang benar-benar membuat ku sangat emosi, aku akan mengakhiri dengan magic power up". "Kalau begitu aku juga magic power up". "Kau akan kalah Heli". "Tidak akan kau yang akan kalah Alex". "Duak". Alex gugur pemenangnya adalah Heli. Kita sekarang berganti melihat pertarungan Jino dan Steven. "There's magic here". "Tidak kena". "Bagaimana dia bisa secepat itu?". "Kau tidak perlu tahu, there's magic here". "Uwaak, huhh susah sekali". "Akan ku akhiri kau magic power up". "Aaaaaa". Pemenangnya adalah Steven. Semuanya untuk para penonton kita akan melanjutkan pertarungan ini setelah istirahat. Kalian bisa mencoba beberapa jajanan yang ada Oxford school. "Jino apakah kamu baik-baik saja?". "Tidak apa-apa Eugene". "Sepertinya Steven akan menjadi musuh yang susah untuk mu Heli". "Tidak apa-apa, aku akan berusaha mengalahkan nya". "Semangat Heli kamu pasti bisa". "Iya, Solon, Soule, Eugene, Jino". "Viken kamu pasti bisa mengalahkan Mina". "Baik akan aku coba mengalahkan nya". Para hadirin sekalian kita lanjut untuk babak yang kedua yaitu semifinal, para peserta mohon di untuk keluar dari ruangan. "Heli ayo kita keluar". "Ayo Viken kita akan berusaha sebaiknya". "Siap". Pertandingan dimulai pada 1,2,3, figth. "Steven aku akan mengejarmu". "Iyakah?". "Rasakan there's magic here". "Tidak kena". "Awas kau". "Coba saja kalau bisa". "Kau ini memang sangat menyebalkan". "Rasakan magic power up". "Aku akan menggunakan juga, magic power up". "Steven pasti kamu kalah". "Tidak akan mungkin". "Elemen power up". "Apaaa, tidakkk". "Yes aku berhasil mengalahkan mu". "Kau hebat juga ternyata". Pemenang nya adalah Heli.
Kita lihat pertandingan Viken dan Mina yang penuh sengit ini. "Mina aku akan mengalahkan mu". "Mana mungkin aku lebih hebat dari mu". "Oh iyakah, aku kita buktikan". "Ayo, there's magic here". "Awas kau, there's magic here". "Kita seri ya". "Kalau begitu rasakan ini Mina, there's magic here up". "Ok, aku akan mengeluarkan nya juga, there's magic here up". "Kamu polos sekali rasakan Viken, magic power up". "Tidaaakkk". "Duak". "Huh lemah". "Pemenangnya adalah Mina". Para hadirin sekalian yang saya hormati untuk pertandingan kali ini sudah berakhir. Pertandingan akan dilanjutkan besok pagi. "Viken kamu tidak apa-apa kan?". "Aku tidak apa-apa kok hanya luka dikit aja". "Aku khawatir dengan keadaanmu". "Tidak perlu khawatir aku baik-baik saja kok". "Kita pulang sekarang saja dan menginap di sebuah hotel bersama dengan yang lain". "Baik". "Sebentar aku akan menelepon yang lainnya". "Iya Heli". Tui, tuit. "Iya halo Heli, kenapa?". "Eugene kamu dimana?". "Aku sedang jajan bersama Jino, Soule, Solon". "Aku ingin mengajak kalian untuk menginap di hotel sekitar sini". "Kalau begitu nanti kamu bilang saja di hotel mana aku dan lainnya akan menyusul". "Ok Eugene". "Viken aku akan mencari hotel terdekat supaya kamu bisa beristirahat". "Terimakasih banyak Heli". "Iya sama-sama". "Aku sudah menemukan hotel di sekitar sini namanya Flying hotel". "Sepertinya hotel itu bagus". "Iya ayo kita kesana". "Ayo". Pesan chat "Eugene aku sudah membeli dua kamar jadi kalian nanti tinggal masuk aja, kamar nomor 234 dan 235". "Ok Heli aku akan kesana segera". "Heli aku sudah masuk kamar bersama yang lainnya". "Ok kalian beristirahatlah kalian". "Ok Heli". "Eugene ayo kita pergi ke perlombaan sekarang". "Ok, sebentar aku panggil yang lain". "Ok". "Kita sudah kumpul semua kan?". "Iya, kita sudah kumpul semua". "Sekarang ayo kita pergi ke perlombaan". "Ayo". Wahai para pemirsa siapkah kalian melihat pertarungan final. "Yaaaaa". Ayo kita panggil pemain kita Heli dan Mina. "Hooooooo Heli, Mina". "Sorakan ini membuat ku sangat gugup". "Tidak apa-apa aku akan percaya diri". "Sekarang ayo fokus". Perlombaan akan dimulai dalam 1,2,3 fight. "Akhirnya kita bertemu juga Heli". "Ya, aku akan mengalahkan mu". "Tidak mungkin aku yang akan mengalahkan mu". "Jangan banyak omong, there's magic here". "Hiyah, there's magic here". "Kuat sekali kekuatan Mina". "Iyalah aku lebih kuat darimu". "Coba buktikan dengan magic power up". "Ok, magic power
up". "There's magic here up. "Tidak akan kubiarkan there's magic here up". "Elemen power up". "Tidak, aaa". "Huh aku berhasil mengalahkan mu". "Baiklah aku mengakui kalah, lagi pula aku tidak punya kekuatan lagi". Pemenang didapatkan oleh Heli dari Harvard Sky. "Uwahooooo". Kami berikan selamat kepada para pemenang untuk Heli sebagai pemenang pertama, Mina sebagai pemenang kedua, dan Viken sebagai juara ketiga. Berikan ucapan selamat kepada mereka bertiga. "wooooooo". Beberapa hari kemudian Heli dan teman-temannya mengikuti pelajaran seperti biasanya namun saat Viken sedang tes sihir tiba-tiba ada sesuatu yang tidak disangka. "Bukankah itu Mina?". "Aku akan membalaskan dendam ku". "Dark magic up, hancurlah kalian". "Apa tidak bisa dibiarkan aku akan menghalangi sihir itu". " There's magic here, rasakan itu Mina". "Viken masih kau berani menantangku?". "Aku tidak peduli perkataan mu yang penting aku bisa menyelamatkan sekolah ini". "Kalau begitu kita pergi ke tempat". "Hah kita dimana?". "Kita berada di dark area". "Sihir yang akan dikeluarkan akan tidak terbatas". "Kenapa kau bisa begini?". "Aku tidak Terima dikalahkan oleh dikalahkan oleh seorang anak yang lemah". "Maksudnya mu Heli?". "Iya, aku ingin membalas dendam ku". "Viken berada dimana?". "Aku belum tau sepertinya Viken dibawa oleh Mina". "Ayo kita pergi ke MR Vien". "Ayo". "MR Vein". "Ada apa, Jino, Heli, Soule, Eugene, Solon". "Kita mencari Viken". "Viken ada dimana?". "Viken sepertinya dibawa oleh Mina ke suatu tempat". "Aku akan mencoba melacak nya". "Buing, Viken berada di dark area di area ini bisa menggunakan sihir tanpa batas dan Viken sedang kelelahan melawan Mina". "MR Vein bisakah kamu membawa kita dark are". "Penuh dengan resiko tapi akan ku coba". "Dark magic". "Ha, kita sudah berada disini saja". "Ayo kita bantu Viken". "Ayo". "Viken kami datang, elemen power up". "Rasakan 4 elemen menjadi satu". "Tinggg, kalian ikut campur juga". "Rasakan ini dark power". "Aaaaaa kuat sekali". "Viken kekuatan dia sangat kuat". "Sabar saja aku akan mengalahkan nya". "Kamu masih kuat, dark magic". "Huuuh, aku tidak bisa brangkat lagi". Dengan kekuatan empat elemen aku izinkan kau untuk mengalahkan dia. "Apa itu?". "Viken diberi keyakinan oleh Dewa dan diberi 4 elemen untuk mengalahkan Mina". "Pasti akan menang". "Mina, akan ku hukum kau dengan satu serangan". "Light magic up". "Apa, aku harus menangkis nya". "Tidak bisa". "Tidaaak, awas kau Viken". "Selamat tinggal Mina". Setelah pertarungan berakhir Viken dan teman-temannya hidup seperti biasanya mereka alami
Gelombang Pedang di Hutan Terlarang Yardan Halul Bismika Di tengah hutan yang tebal dan misterius, dikenal sebagai Hutan Terlarang, terjadi pertarungan sengit yang akan mengubah nasib dua kelompok pemberani. Di satu sisi, pasukan Elven yang menjaga keindahan dan keharmonisan hutan, dan di sisi lain, pasukan Orc yang dipimpin oleh Kepala Suku yang haus kekuasaan, Grommash. Pertarungan dimulai ketika pasukan Orc memasuki Hutan Terlarang dengan niat jahat untuk merampas sumber daya alam yang berharga dan menaklukkan tanah Elven. Pohon-pohon raksasa menjadi saksi bisu ketegangan yang memuncak. Kelompok pemimpin Elven, dipimpin oleh Elara, seorang penguasa yang bijaksana dan memahami kekuatan alam, berusaha untuk melindungi hutan dan keberlanjutan alam semesta. Mereka bersiapsiap dengan panah yang terbuat dari ranting pohon dan perisai yang diberkahi oleh penyihir-penyihir hutan. Di sisi lain, pasukan Orc yang dipimpin oleh Grommash, seorang prajurit besar dan kuat dengan senjata beratnya, bersiap untuk menyerang dengan kekuatan brute dan keberanian yang menggemparkan. Mereka membawa senjata-senjata besi dan membentuk formasi pertempuran yang mengesankan. Pertarungan dimulai dengan hujan panah dari pasukan Elven, yang dijawab oleh marahnya serangan pasukan Orc. Bunyi gemuruh pedang dan perisai bergema di antara pohon-pohon besar. Cahaya panah dan kilatan senjata menciptakan gambaran visual yang luar biasa di dalam hutan yang sejuk. Elara, dengan kebijaksanaannya, memimpin pasukan Elven dengan strategi yang cerdas. Mereka menggunakan kelebihan medan hutan untuk menghindari serangan langsung dan memanfaatkan kekuatan alam untuk merusak barisan pasukan Orc. Ranting pohon hidup dan akar hutan muncul dari tanah untuk menghentikan maju pasukan Orc. Namun, Grommash, dengan kekuatannya yang mengagumkan, menghancurkan segala hal di jalannya. Dia melancarkan serangan besar-besaran, menghancurkan perisai dan mematahkan pohon- pohon yang berdiri di jalannya. Pasukan Orc terus maju, teriakan perang mereka menggema di antara pepohonan. Pertarungan mencapai puncaknya saat Elara dan Grommash bertemu dalam duel epik di pusat medan perang. Elara, dengan kecepatan dan kelincahan Elven, menghindari pukulan Grommash sambil mengirimkan serangan akurat dengan panahnya. Grommash, dengan kekuatannya yang besar, mencoba menghancurkan Elara dengan serangan pedangnya. Namun, dalam momen kritis, Elara menggunakan kekuatan alam untuk menyatukan elemen-elemen di sekitarnya. Angin bertiup keras, air dari sungai terdekat mengalir memenuhi udara, dan dedaunan hutan berkumpul membentuk perisai alami di sekeliling Elara. Dengan kebijaksanaan dan kekuatan alam, Elara berhasil menaklukkan Grommash. Pasukan Orc, melihat kekalahan pemimpin mereka, menarik diri dari Hutan Terlarang. Hutan pun kembali tenang, tetapi bekas-bekas pertempuran tetap bersaksi tentang perjuangan yang terjadi di antara pepohonan tinggi.