KEBIJAKAN
JEPANG
EKONOMI SOSIAL
BUDAYA
KELOMPOK 5
EKONOMI
Dikeluarkanya peraturan baru mengenai pemutusan perdangangan komoditi utama seperti karet, kopi, beras, dan kina yang ada di
Indonesia dengan pasar Eropa, selanjutnya pengelolaan perdangangngan komoditi utama dikelola oleh Jepang dalam mendukung
perang Asia Timur Raya. Pada masa ini semua jenis komoditi di kuasai Jepang terutama beras. Semua beras yang ada di Jawa waktu
itu semuanya di bawa guna memenuhi stok beras di medan perang. Kebijakan ini dilakukan dengan memerintahkan badan-badan
organisasi bentukan Jepang seperti Fujinkai, dan Jawa Hokokai untuk menyumbangkan beras, besi rongsokan, atau benda beharga
yang mereka miliki untuk diberikan kepada pemerintah Dai Nippon. Lalu pemerintah Dai Nippon melaui lembaga tonariguminya
memerintahkan untuk melakukan penyetoran padi dengan target yang tinggi. Jika tidak memenuhi target atau tidak bisa
menyetorkan padi maka diwajibkan untuk ikut kerja wajib dibawah pemerintah Dai Nippon secara paksa. Karena dampaknya yang
begitu besar yang mengakibatkan kekuranganya stok beras terutama di Jawa. Karena kekurangan stok beras di Jawa menjadi langka.
Maka munculah kelaparan massal, banyak orang yang menjadi korban atas kekurangan pangan ini. Akibat kekurangan beras tersebut
banyak orang yang berusaha meyembunyikan beras dari pemerintahan Dai Nippon untuk menghindari kelaparan atau hanya mencari
keuntungan semata ditengah harga beras melambung. Pemerintah Dai Nippon mengatasi penimbun beras itu dengan mengutus
keibodan untuk memeriksa, membongkar, dan menyita beras tersebut dari rakyat.
EKONOMI
Pemerintahaan militer Jepang mengeluarkan sejumlah mata uang Jepang sebagai pengganti mata uang jajahan belanda. Uang
Jepang telah dikeluarkan antara tahun 1943 sampai 1945 dengan nilai 2,5% dari nominalnya. (Ricklef, 2005: 408-409). Masa ini
Jepang ingin menghilangkan pengaruh barat seperti Belanda di Nusantara dengan menghapus sistem ekonominya. Salah satu
caranya adalah mencetak mata uang Jepang. uang kertas pada masa Jepang ini memiliki desain yang sederhana dan warna yang
minim, serta dengan tingkat keamananan yang rendah. Membuat uang ini mudah di palsu oleh sekutu terutama dari Bank
Commonwealth of Australia yang mencetak versi palsunya guna menghancurkan ekonomi di daerah jajahan Jepang. Jepang dalam
mencetak uang untuk daerah Jajahnya ada yang di cetak di Tokyo atau memalui melikuidasi dan mengakusisi bank yang ada
dinusantara. Melaui Bank de Javanesche Jepang memerintahkan untuk mencetak beberapa seri uang Jepang dan mengedarkanya ke
nusantara. uang ini memiliki nomor yang sama karena teknologi jaman Jepang yang tidak bisa menganti nomor seri secara otomatis
menjadikanya malas menganti nomor serinya. Adapun sifat kertas yang dikatakan jauh dari standar kelayakan uang kertas pada
umumnya. Uang ini mudah untuk patah, sobek, remuk karena kertas yang kaku. Pada masa Jepang tahun 1944 sudah memberikan
sentuhan lokal pada desain gambar uang kertas.
ROMUSHA SOSIAL
Kemunculan Romusha menandai awal perbudakan Jepang di Indonesia pada abad ke-19. Romusha sendiri
memiliki pengertian rakyat Indonesia yang dijadikan kuli, atau buruh yang dipaksa serta diperas tenaganya untuk
bekerja kepada Jepang dalam membuat jalan serta benteng-benteng guna sebagai pertahanan militer milik Jepang.
Melihat hal ini, Jepang yang awalnya menunjukkan Indonesia sebagai saudara semakin jelas memperlihatkan
tujuannya ke Indonesia yaitu untuk menguasai wilayah Indonesia dengan cara mengeksploitasi sumber daya
manusianya serta mengupayakan mobilitas tenaga kerja untuk kepentingan perang.
Romusha ini biasanya berasal dari golongan petani biasa yang kemudian dipaksa oleh pemerintah Jepang untuk
bekerja di proyek-proyek pembangunan. Para pekerja Romusha ini awalnya digunakan untuk kepentingan ekonomi,
kemudian beralih untuk kepentiingan perang. Mereka dipaksa bekerja bukan hanya di daerah yang berdekatan
melainkan di daerah yang jauh dari tempat mereka seperti di daerah yang menuntut adanya pekerja. Selain untuk
kepentingan perang para Romusha ini juga diperintahkan untuk membangun jalan kereta api dan jalan raya.
RT & RW SOSIAL
Militer Jepang berusaha untuk menduduki wilayah Indonesia hingga lapisan paling bawah. Akan tetapi karena
terbatasnya jumlah militer Jepang di Jawa,membuat Jepang harus membentuk suatu badan yang dapat
mengantisipasi mata-mata. Tahun 1944 setelah dibubarkannya Gerakan 3A dan Putra, Jepang membentuk
Tonarigumi dimana kelompok ini beranggotakan lima sampai sepuluh rumah tangga. Sehingga akan memudahkan
dalam pengawasan dan antisipasi dari mata-mata. Ditingkatan atas Tanorigumi terdapat Azajokai atau biasanya
disebut Rukun Warga. Tonarigumi berguna dalam “mengorganisasikan seluruh penduduk menjadi sel-sel yang terdiri
atas sepuluh hingga dua puluh keluarga untuk mobilisasi, indoktrinasi dan pelaporan. Kemudian Tonarigumu juga
melaksanakan rapat per 35 hari untuk menyampaikan pesan dari pemerintah. Setelah kekalahan Jepang dalam
perang, Tonarigumi tetap berdiri yang menjadikan cikal bakal pembentukan RT dan RW di Indonesia khususnya di
Jawa.
JUGUN IANFU SOSIAL
Jugun Ianfu merupakan tindak kekerasan seksual terhadap perempuan pada masa pendudukan Jepang. Terjadi
eksploitasi besar-besaran terhadap kaum perempuan yang dijadikan budak, dan juga pelacur bagi para tentara.
Perempuan direduksi sebagai tubuh dan objek seksual para lelaki. Mereka diperlakukan seperti barang dan juga
sering mendapat perlakuan kekerasan. Mereka juga dianggap sebagai kaum rendahan bagi laki-laki. Sistem
Perbudakan Seksual Militer Jepang, merupakan mekanisme dengan menyediakan perempuan sebagai sarana praktek
seksual untuk para tentara Jepang disemua wilayah pendudukan Jepang di Indonesia. Kekaisaran Jepang menamani
perempuan-perempuan dalam sistem ini dengan sebutan Jugun Ianfu. Hiburan seksual ini diatur secara terpusat bila
tentaranya sudah berada di barak dan memerlukan wanita sebagai hiburan.
PENDIDIKAN SOSIAL
Kebijakan yang diberlakukan Jepang pada Indonesia antara lain ialah menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa
resmi pengantar pendidikan, lalu sistem pendidikan diinteregasikan, pendidikan berdasarkan kelas sosial pada jaman
Hindia-Belanda dhapuskan sehingga anak-anak pribumi yang berasal dari kalangan tidak mampu dapat mengenyam
pendidikan yang sama dengan anak Bangsawn dan keturunan Belanda. Jepang juga menyeragamkan sekolah dasar di
Indonesia agar mudah untuk diawasi, sekolah berbahasa Belanda dan materi pengetahuan mengenai Belanda dan
Eropa ditutup, Jepang juga melarang didirikannya sekolah swasta baru sehingga sekolah swasta yang terlanjur berdiri
harus mengajukan izin ulang, tenaga pengajar diberi kepelatihan di Jakarta lalu setelah menyelesaikan
kepelatihannya mereka harus meneruskan ke rekan-rekan didaerahnya.
Doktrin yang diberikan Jepang terhadap tenaga pengajar di Indonesia ialah Hakko Ichiu yang berarti Delapan Benang
di Bawah Satu Atap. Doktrin ini berambisi untuk menyatukan Asia Timur Raya (termasuk Asia Tenggara) dalam satu
kepemimpinan dibawah Kaisar Jepang. Selain itu terdapat doktrin lain yaitu Nippon Seisyin atau latihan kemiliteran
dan semangat Jepang.
BUDAYA
BAHASA INDONESIA
Salah satu prioritas kependudukan Jepang di Indonesia adalah dengan menghapus
pengaruh-pengaruh barat di Indonesia dimana salah satunya dengan melarang
penggunaan Bahasa Belanda dan Bahasa Inggris di Indonesia serta melarang semua
hal yang berbau belanda di mulai dengan buku pelajaran berbahasa Belanda bahkan
guru tidak diperbolehkan mengajar dengan bahasa Belanda sehingga bidang
pendidikan mengalami kemunduran di masa kependudukan Jepang.
LAGU KEBANGSAAN JEPANG “KIMIGAYO”
Sebagai salah satu bentuk propaganda Jepang dengan mewajibkan rakyat
Indonesia untuk mendengarkan dan mengibarkan bendera Jepang. Hal ini
dikarenakan misi Jepang karena pada saat itu rakyat Indonesia sangat bersemangat
mengatur keamanan dan menyelenggarakan pemenerintahan karena
diperbolehkannya mendengarkan lagu Indonesia Raya oleh Jepang.
BUDAYA
KEIMIN BUNKA SHIDOSAN
Merupakan pusat kebudayaan yang mendukung program Sendenbu (Departemen
Propaganda) yang menghasilkan karya seni (Sastra, musik dan lukis) yang
berkarakter masa perang. Para penulis sastra drama yang banyak menulis pada
masa pendudukan Jepang salah satunya adalah Abu Hanifah yang menghasilkan
enam buah drama beberapa diantaranya yaitu “Taufan di atas Asia”, “Intelek
Istimewa”, “Dewi Reni”, “Insan Kamil” dan lainnya. Tugas dari Keimin Bunka
Shidosan adalah:
a. Menghapuskan budaya barat dan memasukkan nilai-nilai dari budaya timur.
b. Membangun kebudayaan timur untuk dijadikan dasar bagi memajukan bangsa
timur.
c. Menghimpun para seniman untuk membantu tercapainya kemenangan akhir
dalam peperangan Asia Timur Raya (Yoesoef, 2010: 13).
BUDAYA
MISI MENIPONISASI
Adanya misi meniponisasi yakni pengalihan budaya Indonesian ke budaya Nippon.
Propaganda dilakukan dengan berbagai cara, untuk rakyat pedesaan yang buta huruf
dan kurang terdidik propaganda dilakukan melalui hiburan yang berupa film layar
lebar, drama, wayang kulit, nyanyian dan radio. Kemudian untuk masyarakat
perkotaan yang sebagian besar telah pandai membaca dan terdidik propaganda
dilakukan melalui media cetak, surat kabar dan lainnya. Dimana yang disampaikan
adalah informasi pidato tentang pemerintahan Jepang dan propaganda ini
menggunakan tokoh nasional sebagai propagandisnya yaitu Soekarno, R.M
Gondhojoewono, R.Soekarjo Wirjopranoto dan lainnya yang dirasa memiliki
pengaruh dalam masyarakat. (Syaiful, 2018 : 12) Misi ini ada yang dijalankan oleh
Sendenbu dan badan-badan luar departemen Sendenbu seperti Jawa Shinbunkai,
Jawa Hoso Kanrikyoku, Nihon Eigasha dan sebagainya.
TERIMA KASIH