PORTOFOLIO AKSI NYATA MATA KULIAH COMPUTATIONAL THINKING TOPIK 1 OLEH: SITI HAWA PTK ID: 7000195940 Bidang Studi: Pendidikan Bahasa Indonesia PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GELOMBANG 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Prof. Dr. HAMKA 2024
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-2. Mulai Dari Diri Pada topik pertama ini, Anda akan mendapatkan gambaran umum mengenai Mata Kuliah Computational Thinking (CT) dan konsep dasar dari CT. CT saat ini sudah menjadi literasi dan menjadi bagian Kurikulum Merdeka. Karena itu, Guru harus mampu mengimplementasikan CT ke dalam mata pelajaran yang diajarkan, dengan harapan siswa terbiasa menghadapi permasalahan dan menyelesaikan persoalan dengan menggunakan CT. Mengimplementasikan CT ke dalam mata pelajaran bukan berarti menjabarkan fondasi CT pada mata pelajaran tersebut, tetapi menularkan cara berpikir CT melalui cara guru memecahkan persoalan. Agar Anda yang nantinya menjadi guru dapat menularkan cara berpikir CT, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa itu CT. Ayo berkenalan dengan CT sekarang! 1. Nama/Jenjang/Mapel yang akan diajar: Jawab: Siti Hawa/SMA/Bahasa Indonesia 2. Saat ini, komputer cukup banyak digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan berbagai hal, misalnya belanja online (daring) atau mencari jalur untuk menuju suatu tempat. Menurut Anda, bagaimana cara komputer ‘berpikir’ sehingga dapat membantu manusia melakukan berbagai kegiatan? Jawab: 1 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd.
Memberikan petunjuk soal atau pertanyaan yang ingin kita ketahui, lalu komputer akan mengolahnya sesuai dengan logaritma atau data yang sudah diatur oleh penyedia layanan online secara terstruktur. 3. Apakah Anda pernah mendengar/mengetahui tentang CT? Jika pernah, uraikan dengan ringkas apa yang Anda ketahui tentang CT! Jawab: Belum pernah. 4. Jika belum pernah mendengar tentang CT dan saat ini Anda mengambil mata kuliah ini, apa motivasi Anda dalam mengambil mata kuliah ini? Jawab: Motivasi saya adalah agar saya mampu membantu memecahkan masalah yang kompleks melalui cara-cara yang sederhana. Melatih otak agar terbiasa berpikir secara logis, kreatif, dan terstruktur baik untuk saya sebagai pendidik maupun peserta didik. 2
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-3. Eksplorasi Konsep 1. Manfaat apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari CT? Jawab: Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang rumit atau kompleks dengan cara yang lebih sederhana dan efektif adalah keuntungan. kemampuan untuk membangun cara berpikir yang terstruktur, kreatif, dan logis. Memiliki kemampuan untuk merumuskan masalah dengan membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih mudah untuk diselesaikan. 2. Menurut Anda, apakah Anda sudah dapat memahami apa itu CT dan 4 fondasi CT? Jelaskan apa itu CT dan 4 fondasi dasarnya berdasarkan pemahaman Anda! Jawab: CT adalah Compational Thinking atau pemikiran komputasional merupakan cara berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah. Caranya adalah dengan menguraikan setiap masalah menjadi beberapa bagian atau tahapan yang efektif dan efisien. Ia juga dapat diartikan menjadi sebuah metode untuk menyelesaikan suatu masalah yang dirancang untuk bisa diselesaikan oleh manusia atau sistem atau keduanya. Fondasi dari CT adalah decomposisi, pettern recognition, Abstraksi dan algoritma. Berikut penjelasan masing masing fondasi tersebut : 3 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd.
Decomposition (Dekomposisi) Tahap pertama, dekomposisi, yaitu memecah masalah kompleks menjadi beberapa bagian kecil dan sederhana. Sehingga, kita bisa menemukan masalah yang terjadi dengan menyelesaikannya satu persatu. Pattern recognition (Pengenalan pola) Pengenalan pola akan membantu kamu dalam memecahkan masalah. Nah, pada tahap ini, kita mencari pola atau persamaan tertentu dalam sebuah masalah. Abstraction (Abstraksi) Beberapa hal yang dilakukan pada tahap abstraksi antara lain, melihat permasalahan, melakukan generalisasi, dan melakukan identifikasi informasi. Dengan cara ini, kita dapat melihat informasi penting dan mengabaikan informasi yang kurang relevan. Algoritma Mengembangkan solusi langkah demi langkah untuk masalah tersebut, atau aturan yang harus diikuti untuk menyelesaikan masalah. 4
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-3a. Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Mahasiswa Pada kegiatan ini Bapak/Ibu diminta untuk menjawab pertanyaan berikut ini. ● Sampai saat ini, Anda sudah mendapatkan contoh-contoh implementasi CT dalam kehidupan sehari-hari. Dalam contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa CT dapat diterapkan dengan ataupun tanpa menggunakan “komputer”. Tuliskanlah hal atau persoalan apa yang zaman sekarang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT! ● Tuliskan dan jelaskan minimal satu contoh penerapan untuk masing-masing fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari! Contoh yang Anda berikan dapat mengandung lebih dari satu fondasi. Jawab: Berpikir Komputasional (CT) adalah pendekatan penyelesaian masalah yang melibatkan pemecahan masalah secara logis dan sistematis, serta berpikir seperti komputer dalam merancang solusi. CT terdiri dari beberapa pondasi utama, yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma. Berikut ini adalah contoh penerapan masing-masing fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari yang tidak menggunakan komputer, teknologi informasi, atau robot: Membuat Nasi Uduk 1. Dekomposisi: 5 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd.
Pada tahap awal membuat nasi uduk, kita memecahkan masalah dengan membagi langkah-langkahnya sebagai berikut: Bahan-bahan: - 3 cup beras - 5 cup air santan - 2 batang serai yang sudah dipotong - 4 daun salam - Garam secukupnya - Rice cooker Langkah-langkah: 1. Cuci beras hingga bersih. 2. Siapkan air santan dengan mencampur santan dan air. 3. Potong-potong serai. 4. Siapkan daun salam. 5. Masukkan beras ke dalam rice cooker. 6. Tambahkan air santan, serai, daun salam, dan garam ke dalam rice cooker. 7. Nyalakan rice cooker dan masak hingga nasi matang. 2. Pengenalan Pola Dalam proses membuat nasi uduk, kita mengenali pola dari langkah-langkah utama: - Memasukkan air santan terlebih dahulu. - Menambahkan beras dan bahan-bahan lain ke dalam rice cooker. - Menyalakan rice cooker untuk memasak nasi. 3. Abstraksi Pandangan umum mengenai jumlah bahan yang dibutuhkan dalam membuat nasi uduk: - 3 cup beras dan 5 cup air santan cukup untuk memasak nasi uduk dalam porsi yang sesuai. - Masukkan beras kedalam rice cooker bersama dengan bahan-bahan lainnya. 6
- Nyalakan rice cooker untuk memulai proses memasak. 4. Algoritma Setelah memahami pola, kita bisa menyusun algoritma sebagai berikut: 1) Cuci 3 cup beras hingga bersih. 2) Campur 5 cup air santan dengan air. 3) Potong 2 batang serai. 4) Siapkan 4 daun salam. 5) Masukkan beras, air santan, serai, daun salam, dan garam secukupnya ke dalam rice cooker. 6) Nyalakan rice cooker. 7) Tunggu hingga nasi matang. Membuat Jus Apel 1. Dekomposisi Pada tahap awal membuat jus apel, kita memecahkan masalah dengan membagi langkah-langkahnya sebagai berikut: Bahan-bahan: - Air - Es batu - Apel - Blender atau juicer Langkah-langkah: 1. Cuci apel hingga bersih. 2. Potong apel menjadi bagian kecil. 3. Siapkan air dan es batu. 4. Masukkan potongan apel, air, dan es batu ke dalam blender atau juicer. 5. Nyalakan blender atau juicer hingga jus siap. 2. Pengenalan Pola Dalam proses membuat jus apel, kita mengenali pola dari langkah-langkah utama: - Memasukkan air terlebih dahulu. 7
- Memotong dan memasukkan apel ke dalam blender/juicer. - Menyalakan blender/juicer untuk membuat jus. 3. Abstraksi Pandangan umum mengenai jumlah apel yang dibutuhkan dalam membuat jus apel: - Beberapa apel (tergantung ukuran dan porsi yang diinginkan) dicuci dan dipotong. - Masukkan apel, air, dan es batu ke dalam blender/juicer. - Nyalakan blender/juicer untuk membuat jus. 4. Algoritma Setelah memahami pola, kita bisa menyusun algoritma sebagai berikut: 1. Cuci beberapa apel hingga bersih. 2. Potong apel menjadi bagian kecil. 3. Siapkan air dan es batu. 4. Masukkan potongan apel, air, dan es batu ke dalam blender atau juicer. 5. Nyalakan blender atau juicer hingga jus siap. Dengan pendekatan ini, kita bisa melihat bahwa CT membantu dalam merencanakan dan melaksanakan tugas sehari-hari secara lebih efisien dan teratur. 8
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-4. Ruang Kolaborasi 9 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd. Nama/No. Kelompok: Kelompok 5 No. Induk / Nama Mahasiswa : 7000224911/Septara Utrujjah Dwy Putri 7000195940/Siti Hawa 7000025608/Zahrotul Mulqiyah Hasil Diskusi secara umum : Computational Thinking (CT) adalah sebuah konsep berpikir secara sistematis terhadap suatu penyelesaian sebuah masalah agar lebih efektif dan efisien. Penerapan CT dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan CT masalah bisa terselesaikan dengan lebih sistematis. Dengan memecahkan masalah secara sistematis dan logis, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan efektif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan CT masalah bisa diselesaikan dengan lebih terstruktur dan sistematis. Terdapat 4 pondasi atau tahapan CT yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi dan algoritma. Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot tapi membutuhkan CT. 1. Mencuci baju 2. Memasak nasi
10
11 3. Mengatur keuangan Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari. A. Jawaban yang sudah tepat 1. Mencuci baju menggunakan mesin cuci a) Dekomposisi adalah memecahkan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pada dekomposisi proses mencuci baju, kita dapat menyiapkan terlebih dahulu baju kotor yang akan dicuci, air, dan sabun dan pewangi pakaian. b) Pengenalan pola adalah pengenalan pola yang ingin digunakan dalam mencuci baju yaitu kita harus mengenali pola yang akan dilakukan ketika akan mencuci baju. Mengenali pola dalam mencuci baju menggunakan mesin akan menjadi lebih cepat daripada mencuci baju menggunakan tangan. c) Abstraksi Selanjutnya adalah menentukan seberapa banyak baju, jumlah air, sabun dan pewangi yang akan digunakan. d) Langkah terakhir dalam proses memasak nasi menerapkan pola computational thinking adalah algoritma sebagai berikut: 1. Mengisi mesin cuci dengan air bersih sesuai jumlah yang akan digunakan untuk mencuci. 2. Memasukan sabun sesuai takaran ke dalam air . 3. Memulai mencuci menggunakan mesin. 4. Setelah selesai mencuci, bilas pakaian dan isi kembali air ke mesin cuci. 5. Masukkan pewangi dan pakaian yang sudah dicuci. 6. Tunggu beberapa menit, bilas pakaian dan masukkan ke mesin pengering untuk mengeringkan baju. 7. Jemur baju sampai kering. 2. Menggunakan rice cooker untuk memasak nasi. Dekomposisi adalah memecahkan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pada dekomposisi proses memasak nasi, kita dapat menyiapkan terlebih dahulu beras, air, dan rice cooker atau magic com. Pengenalan pola adalah pengenalan pola yang ingin digunakan dalam memasak nasi yaitu kita harus mengenali pola yang akan dilakukan ketika akan memasak nasi. Mengenali pola dalam memasak nasi yaitu memasak air supaya mendidih terlebih dahulu supaya lebih cepat dalam memasak nasi, atau memasak nasi sekaligus air yang dingin tetapi memakan waktu lebih lama. Abstraksi adalah menentukan seberapa banyak beras yang akan dimasak untuk dimakan. Algoritma Langkah terakhir dalam proses memasak nasi menerapkan pola computational thinking adalah algoritma sebagai berikut: 1. Pertama-tama mengukur beras yang akan dicuci 2. Kedua mencuci beras hingga bersih
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-4a. Unggah Tugas Ruang Kolaborasi 12 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd.
13
14
15
16
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-5a. Unggah Tugas Demonstrasi Kontekstual 17 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd. Nama/No. Kelompok: Kelompok 5 No. Induk / Nama Mahasiswa: 1. Septara Utrujjah Dwy Putri/7000224911 2. Siti Hawa/7000195940 3. Zahrotul Mulqiyah/7000025608 Feedback/pertanyaan: Tanggapan/solusi: 1. Apakah Computational Thinking bisa diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia? Ya, bisa. Computational Thinking bisa diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi teks prosedur yang berisi langkah-langkah dalam melakukan sesuatu dengan melakukan beberapa pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan. 2. Mengapa mencuci baju menggunakan mesin cuci dinilai sebagai jawaban yang tepat dibandingkan mencuci baju secara manual menggunakan tangan? Karena mencuci menggunakan mesin cuci dan secara manual menggunakan tangan mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membersihkan baju dari kotoran sehingga baju yang telah dicuci dapat digunakan kembali. Mencuci menggunakan mesin dinilai lebih efektif karena pekerjaan menjadi cepat selesai dan bajupun menjadi cepat kering dengan menggunakan mesin pengering pada mesin cuci. 3. Bagaimana mengelola keuangan dengan baik? 1. Menentukan pengeluaran prioritas atau pokok sesuai keperluan 2. Mengesampingkan keinginan hanya demi mengikuti gaya hidup 3. Menyisihkan uang tabungan untuk dana darurat
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-6. Elaborasi Pemahaman Untuk mempertajam pemahaman Anda tentang CT, buatlah pertanyaan-pertanyaan tentang konsep-konsep CT yang masih belum Anda pahami! Setelah itu, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan dosen, maupun rekan mahasiswa lainnya! ➔ Bagaimana cara menyusun modul ajar yang tepat dengan menggunakan pendekatan CT? 18 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd.
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-7. Koneksi Antar Materi Pada kegiatan ini, Anda diminta untuk berbagi dan diskusi mengenai 2 topik bahasan berikut. 1. Tuliskan contoh-contoh hubungan CT dengan kehidupan sehari-hari Anda! 2. Menurut pendapat Anda, dapatkah CT diterapkan pada mata pelajaran yang akan Anda ajar? Penerapan CT dapat dilakukan baik pada metode atau bentuk pengajaran, soal-soal, atau aktivitas lainnya di dalam kelas. Jawab: 1. Contoh-contoh Hubungan CT dengan Kehidupan Sehari-hari a. Berbelanja Kebutuhan Rumah Tangga Dekomposisi: Membagi daftar belanja menjadi kategori seperti bahan makanan, produk kebersihan, dan kebutuhan pribadi. Pengenalan Pola: Mengenali pola pembelian rutin seperti membeli pampers setiap minggu dan bahan makanan tertentu setiap bulan. Abstraksi: Memahami jumlah dan frekuensi pembelian untuk setiap item berdasarkan kebutuhan keluarga. Algoritma: Mengatur urutan belanja untuk efisiensi, misalnya: - Membuat daftar belanja. - Menyortir daftar berdasarkan lokasi produk di toko. - Memeriksa item di daftar saat berbelanja. 19 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd.
- Membayar dan menyimpan barang belanjaan di rumah. b. Merawat Kesehatan Pribadi Dekomposisi: Memecah kegiatan merawat kesehatan menjadi tugas-tugas seperti olahraga, makan sehat, tidur cukup, dan pemeriksaan rutin ke dokter. Pengenalan Pola: Mengenali pola hidup sehat seperti berolahraga setiap pagi, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidur cukup setiap malam. Abstraksi: Memahami elemen-elemen penting seperti jenis olahraga yang tepat, jumlah kalori yang diperlukan, dan durasi tidur yang optimal. Algoritma: Membuat rutinitas harian atau mingguan untuk menjaga kesehatan, misalnya: - Olahraga selama 30 menit setiap pagi. - Makan 3 porsi sayur dan 2 porsi buah setiap hari. - Tidur selama 7-8 jam setiap malam. - Melakukan pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali. 2. Penerapan CT pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia a. Analisis Puisi atau Cerpen Dekomposisi: ● Pemecahan Tugas: Memecah analisis puisi atau cerpen menjadi langkah-langkah yang lebih kecil seperti membaca teks dengan cermat, mengidentifikasi tema, menganalisis gaya bahasa, dan menafsirkan makna. ● Langkah-langkah: 1. Membaca teks puisi atau cerpen secara menyeluruh. 2. Mengidentifikasi tema utama. 3. Menganalisis penggunaan gaya bahasa (misalnya, metafora, simile, simbolisme). 4. Menafsirkan makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. 5. Menyusun analisis dalam bentuk tulisan. Pengenalan Pola: 20
● Identifikasi Gaya Bahasa: Mengenali pola penggunaan gaya bahasa yang khas dalam puisi atau cerpen, seperti pola rima, ritme, dan pengulangan. ● Tema dan Pesan: Mengidentifikasi tema-tema umum dan pesan yang sering muncul dalam karya sastra tertentu. Abstraksi: ● Inti Pesan: Menyaring elemen-elemen penting yang berkontribusi terhadap tema dan pesan keseluruhan teks. ● Representasi Simbolis: Menafsirkan simbol-simbol dan metafora yang digunakan dalam teks untuk mendapatkan makna yang lebih dalam. Algoritma: ● Prosedur Analisis: 1. Bacalah teks dengan saksama. 2. Identifikasi tema utama dari teks. 3. Analisis gaya bahasa yang digunakan. 4. Tafsirkan makna simbol dan metafora. 5. Susun analisis dalam bentuk tulisan yang terstruktur. b. Membuat Resensi Buku atau Film Dekomposisi: ● Pemecahan Tugas: Memecah tugas membuat resensi menjadi langkah-langkah yang lebih kecil seperti membaca atau menonton, mencatat poin penting, dan menyusun resensi. ● Langkah-langkah: 1. Membaca buku atau menonton film. 2. Mencatat poin penting seperti plot, karakter, dan tema. 3. Menyusun resensi yang mencakup ringkasan, analisis, dan opini. 4. Merevisi dan menyunting resensi. Pengenalan Pola: 21
● Struktur Resensi: Mengenali pola umum dalam resensi, seperti ringkasan cerita, analisis elemen cerita, dan pendapat pribadi. ● Elemen Kunci: Mengidentifikasi elemen kunci dalam buku atau film yang sering dibahas dalam resensi. Abstraksi: ● Inti Cerita: Menyaring elemen-elemen penting yang membentuk cerita seperti plot utama, perkembangan karakter, dan tema. ● Penilaian: Menggunakan kriteria penilaian seperti alur cerita, akting, dan sinematografi untuk menilai film atau buku. c. Algoritma: ● Prosedur Menulis Resensi: 1. Bacalah buku atau tonton film. 2. Catat poin-poin penting. 3. Susun resensi yang mencakup ringkasan, analisis, dan opini. 4. Revisi dan edit resensi untuk perbaikan. Dengan menerapkan CT dalam pengajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi pelajaran. Metode ini juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan sistematis yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja di masa depan. 22
TOPIK 1 PENDALAMAN PEMAHAMAN COMPUTATIONAL THINKING SEL.09.2-T1-8. Aksi Nyata Aksi nyata pada modul ini bukan melaksanakan praktik pengajaran, melainkan membuat perencanaan untuk pengajaran di kelas kelak. Pada sesi ini, Anda diminta untuk melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif yang disajikan. 1. Apa harapan/target Anda dalam mengikuti mata kuliah ini? 2. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari CT? 3. Bagaimana pendapat Anda mengenai keberadaan CT dalam kehidupan Anda? 4. Bagaimana perasaan Anda setelah belajar mengenai CT? 5. Apa potensi kendala yang mungkin akan Anda alami selama mengikuti kuliah ini? Jika ada, tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk mengantisipasinya? Jawab: 1. Harapan saya dalam mengikuti mata kuliah Computational Thinking (CT) adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan problem-solving saya secara signifikan. Saya ingin memahami bagaimana prinsip-prinsip CT dapat diterapkan di luar bidang teknologi, terutama dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Target saya adalah untuk bisa mengajarkan konsep-konsep CT ini kepada peserta didik, sehingga mereka juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif 23 Nama : Siti Hawa PTK ID : 7000195940 Program Studi : Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Imam Safii, M.Pd.
2. Setelah mempelajari CT, saya memahami bahwa CT adalah cara berpikir yang memungkinkan kita untuk memecahkan masalah kompleks dengan cara yang lebih terstruktur dan efisien. CT melibatkan dekomposisi masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mengenali pola dalam data, menyaring informasi penting melalui abstraksi, dan menciptakan algoritma atau langkah-langkah solusi yang jelas. Pemahaman baru ini memperkaya cara saya mendekati masalah dan proyek, baik dalam konteks profesional maupun pribadi. 3. Saya berpendapat bahwa CT sangat esensial dalam kehidupan modern karena memungkinkan kita untuk mengatasi masalah dengan cara yang lebih terorganisir dan rasional. CT tidak hanya relevan dalam bidang teknologi tetapi juga dalam berbagai aspek lain seperti pendidikan, bisnis, dan bahkan pengambilan keputusan sehari-hari. CT membantu kita untuk berpikir secara logis dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang mendalam dan data yang tersedia. 4. Setelah belajar mengenai CT, saya merasa lebih yakin dan siap untuk menghadapi tantangan yang kompleks. CT memberikan saya alat dan metode untuk memecahkan masalah dengan cara yang lebih efektif. Saya juga merasa lebih terinspirasi untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip CT dalam pengajaran saya, membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih kritis dan kreatif. 5. Potensi kendala yang mungkin saya hadapi selama mengikuti kuliah ini termasuk: ● Kesulitan dalam Mengerti Konsep Baru: ➔ Tindakan Antisipasi: Saya akan berusaha lebih keras dalam membaca ulang materi, mencari sumber tambahan, dan berdiskusi dengan dosen dan rekan-rekan untuk memperdalam pemahaman saya. ● Manajemen Waktu: ➔ Tindakan Antisipasi: Saya akan membuat jadwal belajar yang terstruktur, prioritaskan tugas-tugas penting, dan memastikan saya tidak menunda pekerjaan agar tetap pada jalur yang benar. ● Penerapan Praktis CT dalam Pengajaran: 24
➔ Tindakan Antisipasi: Saya akan mencari contoh-contoh praktis dan studi kasus tentang penerapan CT dalam pendidikan, serta berusaha mengadaptasi teknik-teknik tersebut dalam metode pengajaran saya. ● Keterbatasan Akses Teknologi: ➔ Tindakan Antisipasi: Saya akan mencari alternatif teknologi atau metode manual yang bisa digunakan untuk mengajarkan prinsip-prinsip CT, serta berkoordinasi dengan institusi untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan. Dengan strategi antisipasi ini, saya berharap dapat mengatasi kendala yang mungkin muncul dan memaksimalkan hasil dari pembelajaran mata kuliah CT ini. 25