The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Berisi Modul Ajar Sistem Rem Mobil Menggunakan Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan Contextual Learning

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by andypur1981, 2024-03-03 20:53:32

Modul Ajar Mendiagnosis Kerusakan Sistem Rem Hidrolik Mobil

Berisi Modul Ajar Sistem Rem Mobil Menggunakan Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan Contextual Learning

MODUL AJAR IDENTITAS DAN INFORMASI UMUM Sekolah SMK Harapan Mulya Kendal Tahun Pelajaran 2023/2024 Program Keahlian Teknik Otomotif Nama Guru Andy Purnomo Mata Pelajaran Teknik Kendaraan Ringan Kelas/Semester XI TKR 2/ Genap (4) Fase F Alokasi Waktu 2 JP x 45 Menit : 90 Menit Jumlah Pertemuan 1 Pertemuan @ 2 JP Elemen Sasis Kendaraan Ringan Otomotif Kompetensi Awal Mendiagnosis kerusakan komponen system rem hidrolik mobil Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan perawatan dan perbaikan komponen pada system rem hidrolik mobil. Setiap pekerjaan dilakukan sesuai Prosedur Operasional Standar (POS). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) atau peraturan keselamatan kerja yang berlaku Media Media Interaktif : Power Point, Video Youtube, Google Form, Quizizz Sarana dan Prasarana Ruang Praktek Peserta Didik, Kursi Duduk, Post Two Lift, 2 Unit mobil (Suzuki Ertiga dan Honda Brio), LCD Projector, Smartphone, Sound Kecil, Power Point, Video Pembelajaran, Internet. Materi Ajar 1. Kontruksi system rem mobil 2. Mendiagnosis Kerusakan pada system rem hidrolik Mobil 3. Prosedur perawatan dan perbaikan Kerusakan komponen pada Sistem Rem Mobil Asessment Diagnostik, Formatif (Praktek) Target Peserta Didik Satu Rombel, @ 18 Peserta Didik Modul ini dapat digunakan oleh Peserta Didik reguler, Peserta Didik dengan hambatan belajar, dan Peserta Didik dengan pencapaian tinggi. Melalui target : 1. Peserta didik dapat mengidentifkasi berbagai penyebab kerusakan komponen pada system rem tromol dan rem cakram mobil berdasarkan literatur dan wawancara pakar 2. Peserta didik dapat menerapkan prosedur perawatan dan perbaikan serta penggantian komponen kampas rem pada rem tromol dan rem cakram mobil tanpa ada kerusakan komponen lainnya berdasarkan hasil analisis yang sudah ditemukan melalui diskusi kelompok Sumber/ Referensi 1. Materi Referensi Sistem Rem Mobil : Materi 1, B1. Pedoman Pemeriksaan Rem Depan (Disc Brake) Suzuki : Materi 2, B2. Pedoman Pemeriksaan Rem Belakang (Drum Brake) Suzuki :


2. Materi Perbaikan Sistem Rem Hidrolik Mobil : https://ontak2.blogspot.com/2017/11/diagnosa-kerusakanpada-sistem-rem.html 3. Link video Penyebab Kerusakan Sistem rem Mobil : https://www.youtube.com/watch?v=_Eh7b1RHQic KOMPETENSI INTI Tujuan Pembelajaran 1. Menggali informasi dari referensi dan diskusi melalui sumber pakar otomotif (C) peserta didik (A) dapat menemukan berbagai penyebab kerusakan pada sistem rem hidrolik (B) sesuai service manual book (D) dengan menghargai pendapat orang lain (K). C3 2. Setelah mengamati tayangan power point dan video tutorial (C) peserta didik (A) dapat mendeteksi penyebab kerusakan pada system sistem rem hidrolik mobil (B) berdasarkan standar buku manual reparasi (D) dengan teliti (K). C4 3. Melalui diskusi kelompok (C) peserta didik (A) dapat membuktikan minimal lima (5) penyebab kerusakan komponen pada sistem rem hidrolik mobil (B) sesuai manual book service dan referensi pakar (D) dengan bertanggung jawab (K). C5 4. Melalui praktik dan diskusi kelompok (C) peserta didik (A) dapat melakukan perbaikan penyebab kerusakan pada komponen system rem hidrolik mobil tanpa merusak komponen lainnya (B) berdasarkan referensi Buku Manual reparasi SOP (D) dengan percaya diri (K). P2 5. Peserta didik (A) mampu menyajikan dan mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok (C) dalam mengatasi penyebab kerusakan komponen pada system rem hidrolik (B) sesuai SOP (D) dengan percaya diri (K). P4 Alur Tujuan Pembelajaran 1) Melalui informasi dari referensi dan diskusi melalui sumber pakar otomotif peserta didik dapat menemukan berbagai penyebab kerusakan pada sistem rem hidrolik sesuai service manual book dengan menghargai pendapat orang lain. 2) Melalui tayangan power point dan video tutorial peserta didik dapat mendeteksi penyebab kerusakan pada system sistem rem hidrolik mobil berdasarkan standar buku manual reparasi dengan teliti. 3) Melalui kegiatan diskusi kelompok peserta didik dapat membuktikan penyebab kerusakan komponen pada sistem rem hidrolik mobil sesuai manual book service dan referensi pakar dengan bertanggung jawab. 4) Melalui kegiatan praktik dan diskusi kelompok peserta didik dapat melakukan perbaikan penyebab kerusakan pada komponen system rem hidrolik mobil tanpa merusak komponen lainnya berdasarkan referensi Buku Manual reparasi SOP dengan percaya diri.


5) Melalui penyajian dan presentasi laporan praktek Peserta didik mampu menyampaikan cara mengatasi penyebab kerusakan komponen pada system rem hidrolik sesuai SOP dengan percaya diri. Pemahaman Bermakna (Berkaitan dengan Kompetensi Keahlian) Peserta didik mampu melakukan prosedur perawatan dan perbaikan pada system rem hidrolik mobil berdasarkan referensi dari sumber pakar dan pengalaman praktek, yang digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari, termasuk pada saat melaksanakan PKL. Pertanyaan Pematik Pertanyaan Pemantik Tayangan Video Kasus Rem Blong pada mobil : https://www.youtube.com/watch?v=pRDquu2-HJM Lihatlah tayangan video diatas dengan seksama? Faktor penyebab terjadinya rem blong pada mobil? Bagaimana cara mencegah terjadinya rem blong? Model Pembelajaran Problem Based Learning melalui Pendekatan Kontekstual Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi kelompok, Praktek, Observasi, Presentasi dan Tanya Jawab Pra Pembelajaran Guru menugaskan peserta didik melakukan kunjungan pembelajaran di industri untuk observasi dan wawancara dengan Pakar Otomotif (Mekanik Otomotif Bengkel Suzuki) terkait dengan berbagai pernyebab kerusakan pada sistem rem mobil dan cara penanganan perbaikan dibuktikan dengan : (Pendekatan Kontekstual) 1. Peserta didik diberi pembekalan oleh guru prosedur teknis dalam wawancara dengan pakar dan difasilitasi LKPD observasi 2. Dokumentasi berupa photo dan video saat melakukan wawancara di Industri/ Bengkel 3. Peserta didik melalui kelompoknya mencatat hasil wawancara dengan pakar sehubungan dengan mendapatkan dapat penyebab kerusakan komponen pada sistem rem mobil 4. Hasil observasi/ wawancara yang nantinya dikaitkan dengan materi pembelajaran dibengkel sekolah saat melakukan diskusi kelompok PROFIL PELAJAR PANCASILA Disiplin Peserta Didik mampu melaksanakan pembelajaran dengan tertib Mandiri Peserta Didik mampu melaksanakan praktik secara kelompok Kreatif Peserta Didik mampu melakukan perawatan dan perbaikan komponen pada system rem hidrolik mobil Bernalar Kritis Peserta Didik mampu memaparkan penyebab terjadinya kerusakan komponen pada system rem mobil sesuai SOP LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Ke 1 (2 JP x 45 Menit) Kegiatan Pendahuluan 15 Menit Orientasi 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran dipimpin oleh Ketua Kelas. (Religius)


2. Peserta Didik baris dengan sikap disiplin, menyanyikan lagu Nasional Bagimu Negeri, dilanjutkan dengan Yel Yel Peserta Didik SMK Harapan Mulya 3. Mengisi daftar hadir peserta didik melalui link atau scan barcode dibawah : Klik link berikut : http://tinyurl.com/E-AbsenKehadiranSiswaXITKR2 Scan Barcode Kehadiran berikut : 4. Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik 6. Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari elemen Sasis Kendaraan Ringan materi Mendiagnosis Kerusakan Pada Sistem Rem Hidrolik Mobil yang akan dipelajari 7. Guru menyampaikan jenis evaluasi yang akan dilakukan oleh peserta didik, diantaranya : Penilaian sikap selama proses pembelajaran, Penilaian Kognitif (Individu), Penilaian Psikomotorik (Kelompok dan individu) dan Penilaian formatif (Individu) Menstimulasi 1. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pemantik tentang “Faktor penyebab rem blong pada mobil?” 2. Peserta didik mengamati video permasalahan (TPACK) tersebut : https://www.youtube.com/watch?v=pRDquu2-HJM Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik! Faktor penyebab terjadinya rem blong pada mobil? Bagaimana cara mencegah terjadinya rem blong? (HOTS) 3. Peserta didik merespon dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan antusias (4C) 4. Peserta didik mengerjakan soal pre tes melalui link berikut waktu 5 Menit : https://forms.gle/qZmR1Lh9q8NrDFwi9 (TPACK) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam memahami materi Mendiagnosis Kerusakan pada Sistem Rem 5. Ice Breaking “Joget Pinguin” guru dan peserta didik melakukan ice breaking joget pinguin melalui video berikut : https://www.youtube.com/watch?v=kxXD3OWM7w4


Kegiatan Inti Sintak Model Pembelajaran PBL Orientasi Peserta Didik Pada Masalah : 1. Guru menampilkan tayangan video pembelajaran tentang penyebab kerusakan komponen sistem rem hidrolik (TPACK) : https://www.youtube.com/watch?v=_Eh7b1RHQic 2. Peserta didik mengamati dan memahami tayangan video tentang penyebab kerusakan sistem rem hidrolik (4C) 3. Guru menyampaikan masalah terkait faktor penyebab kerusakan yang sering terjadi pada komponen sistem rem hidrolik untuk dipecahkan secar berkelompok.(Critiacl Thinking) 4. Melalui diskusi kelompok Peserta didik merumuskan minimal lima (5) penyebab gangguan, kerusakan dan cara mengatasi perbaikan pada sistem rem hidrolik melalui tayangan video, sumber referensi pakar dan berselancar di internet (Collaboration) Mengorganisasi peserta didik 5. Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok yang maksimal terdiri 5-6 orang secara heterogen menyesuaikan jumlah peserta didik. 1) Kelompok 1-2 melakukan kegiatan praktek perbaikan pada jenis rem tromol 2) Kelompok 3-4 melakukan kegiatan praktek perbaikan pada jenis rem cakram 6. Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk diskusi masalah dan kegiatan praktek 7. Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya masing – masing mencari data untuk menentukan penyebab gangguan, kerusakan dan cara mengatasi kerusakan pada sistem rem hidrolik melalui tayangan video yang sudah diamati dan mengaitkan dengan hasil wawancara melalui sumber referensi pakar yang sudah dilakukan (4C) dan Kontekstual Membimbing Penyelidikan Individu atau kelompok 8. Guru memantau keterlibatan dan keaktifan setiap peserta didik dalam diskusi kelompok serta menanyakan apakah ada kendala dalam mengaitkan dalam mendiagnosis berbagai penyebab kerusakan dan solusi cara mengatasi komponen pada sistem rem hidrolik mobil melalui tayangan video yang sudah diamati dan kajian literatur/ wawancara dari pakar. (Collaboration) 9. Guru mengarahkan peserta didik dalam kelompok atau individual untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan teliti. (Communication) 10. Peserta didik menemukan hubungan antara penyebab kerusakan dan cara perawatan serta perbaikan komponen pada sistem Rem hidrolik pada mobil (Critical Thinking) 11. Guru mengarahkan Peserta didik untuk melakukan langkahlangkah praktek yang harus dilakukan dalam proses perbaikan pada sistem rem hidrolik pada unit mobil


berdasarkan temuan yang didapatkan melalui hasil diskusi kelompok. (Collaboration) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil 12. Guru memantau proses diskusi dan membimbing pembuatan LKPD sampai setiap kelompok siap untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.(Comunication and Collaboration) 13. Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan semua kemungkinan pemecahan masalah terkait masalah yang diberikan. (Collaboration dan Critical Thinking) 14. Peserta didik melalui kelompoknya mempresentasikan hasil tugas yang sudah dibahas secara bergantian, kelompok lainnya dapat menanggapi melalui pertanyaan (4C) 15. Guru melakukan penilaian sikap melalui lembar observasi kegiatan selama kegiatan diskusi dan presentasi.(Comunication) 16. Peserta didik mengumpulkan hasil LKPD pada google drive guru yang telah di share di Group WA kelas XI TKR 2 (TPACK) : http://tinyurl.com/PengumpulanTugasRemSiswa Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah 17. Guru membimbing presentasi kelompok peserta didik dalam penyampaian simpulan/ refleksi dari materi. 18. Guru menguatkan pengalaman belajar yang telah dilakukan peserta didik dan menghubungkan dengan tujuan belajar yang telah dicapai 19. Guru melaksanakan penilaian individu melalui evaluasi Post Test dengan aplikasi Quizizz (TPACK), melalui : https://quizizz.com/admin/quiz/65ab53a446a48e1d04707f1 20. Peserta didik mengerjakan Soal Sumatif (Post Test) secara individu dengan alokasi waktu 5 menit. 21. Guru menyampaikan hasil pekerjaan peserta didik dalam mengerjakan soal sumatif (Post Test) Kegiatan Penutup 1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Link Refleksi Guru Sejawat : http://tinyurl.com/RefleksiGuruSejawat Link Refleksi Peserta Didik : http://tinyurl.com/RefleksiBelajarSiswa 2. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru bahwa “DISIPLIN ITU BAIK, TIDAK DISIPLIN TIDAK BAIK”. 3. Guru menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya 4. Peserta didik melakukan house keeping/ kebersihan dan kerapian ruang kelas/ bengkel 5R. 5. Peserta didik dengan sikap berdiri sempurna menyanyikan lagu “Mars SMK Harapan Mulya” dilanjutkan dengan Yel yel. 6. Guru dan peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran yang dipimpin oleh Ketua Kelas dan berpesan untuk tetap selalu menjaga kesehatan serta semangat


beribadah, menuntut ilmu agar masa depan yang baik bisa tercapai. ASESMEN Jenis Assesmen Diagnostik, Assesmen Formatif Teori dan Praktek Teknik Observasi, Penugasan, Tertulis Instrumen Lembar Observasi, LKPD diskusi dan praktek, Soal Pilihan Ganda Pengayaan Pengayaan akan diberikan kepada peserta didik yang sudah mencapai kompetensi dalam pembelajaran, adapun pengayaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Mencari referensi berupa link video tentang prosedur perbaikan system ABS pada mobil 2) Pengumpulan tugas melalui Google Form yang sudah dipersiapkan, melalui link hasil pencarian melalui internet. http://tinyurl.com/PengumpulanTugasRemSiswa Remedial Bagi peserta didik yang belum memenuhi Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP), maka akan diberikan soal tambahan sebagai berikut: Untuk peserta didik yang memperoleh hasil Tes Formatif kurang dari KKTP, peserta didik tersebut harus mempelajari ulang materi dari indikator yang belum tuntas. Belajar ulang dipandu oleh modul dan dapat dibimbing oleh guru pengajarnya. KKPD mata pelajaran Sasis kendaraan ringan adalah 76. Setelah belajar ulang, peserta didik dapat melakukan tes remidial untuk indikator yang belum tuntas.


REFLEKSI PEMBELAJARAN 1. REFLEKSI GURU SEJAWAT No Rubrik Pertanyaan Pengamatan Belum Catatan Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Semua 1 Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang telah dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik? 2 Apakah penerapan model pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran? 3 Bagaimanakah pencapaian hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran? 4 Bagian kegiatan manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?Apakah sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik? 5 Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, diskusi, praktek dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran? 2. REFLEKSI PESERTA DIDIK No Indikator Tanggapan Sesuai Tidak Sesuai 1. Apakah Bapak guru dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik menunjukkan sikap yang ramah dan semangat mengajar? 2. Apakah Bapak Guru dalam memberikan pembelajaran menggunakan media power point dan video tutorial dengan mahir? 3. Bapak Guru dalam memberikan materi tentang Sistem Rem Hidrolik Mobil apakah peserta didik sudah memahami sesuai SOP 4. Peran guru dalam membimbing peserta didik untuk diskusi dan praktek apakah sudah optimal? 5. Apakah guru dalam memberikan keteladan dan memberikan motivasi bagi peserta didik sudah sesuai yang diharapkan? 6. Apakah guru dalam memasilitasi kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir peserta didik merasa senang dan bertambah semangat belajarnya? Kendal, Januari 2024 Mengetahui Kepala Sekolah Rikha Imaniarti, S.Pd Mahasiswa PPG Andy Purmomo


MATERI MENDIAGNOSIS KERUSAKAN PADA SISTEM HIDROLIK MOBIL Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin megubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk mengerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energy kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekan melawan sistem gerak putar. Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan mengehentikan kendaraan atau untuk memungkinkn parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman. (New step 1 Toyota: 275) 1. Fungsi rem : a. Mengontrol laju kendaraan saat di jalan. b. Menghentikan kendaraan saat berhenti. c. Sebagai alat pengaman dan keselamatan bagi pengendara. 2. Syarat rem : a. Mempunyai daya pengereman yang baik. b. Rem harus mudah diperiksa dan disetel. c. Rem harus mudah dioprasikan. B. Jenis Rem Rem yang digunakan pada kendaraan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis (tipe) tegantung pada penggunaannya. Ada 2 jenis rem yaitu rem kaki dan rem tangan. 1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Rem kaki di bagi menjadi dua tipe : rem hidrolik dan rem pneumatik (Casis dan Transmisi Unnes 2003 : 3) a. Rem hidrolik, rem tipe ini lebih cepat respon dan lebih cepat di bandingkan dengan tipe lainya. Rem hidrolik mempunyai kontruksi sederhana dan handal ( super design flexibility ). Dengan ke untungan ini, tipe rem ini banyak digunaka dikendaraan ringan. Gambar 2.1 Sistem rem kaki hidrolik (Sumber: New step 1 2012 : 276) b. Rem pneumatik, rem ini termasuk kompresor atau sejenisnya. Yang menghasilkan udara yang bertekanan tinggi digunakan untuk menambah daya pengerenan. Tipe rem ini jarang di gunakan di kendaraan ringan, lebih banyak digunakan dikendaraan berat seperti truk, bus dan lain-lain.


Gambar 2.2 Sistem rem kaki pneumatik 2. Rem parkir (pakimg brake) digunakan untuk memarkirkan kendaraan. Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake, kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake. Keterangan : 1.Tuas rem 2.Batangtarik 3. Penyetel 4. Pengimbang 5. Kabel Gambar 2.3 Rem tangan (hand break) (Sumber : Job sheet rem 2012 Unnes: 2) 1. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar.


Prinsip rem adalah merubah energi gerak menjadi energi panas, umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman diperoleh dari gesekan dua benda yang berbeda. Gambar 2.4 Prinsip kerja rem (Sumber: New step 1 Toyota, 1995: 5-54) C. Sistem Rem Hidrolik Sistem hidrolik merupakan pengubahan tenaga dari pedal rem di ubah ke suatau tekanan cairan di dalam silinder master. Tekanan ini kemudian ditransfer oleh pipa dan saluran ke unit rem pada masing-masing roda. Silinder roda mengubah tekanan ke suatu gaya yang dapat mengerakkan sepatu rem sehingga terjadi kontak atau bersingungan dengan silinder rem atau tromol rem. Sistem rem hidrolik terdiri dari beberapa komponen utama yaitu, pedal rem, boster rem, master cylinder, proportioning valve (valve p), tuas rem parker atau rem tangan, rem cakram dan rem tromol. 1. Pedal rem Pedal rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan pengereman. Pedal rem harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master cylinder akan terdorong keluar mengakibatkan rem akan bekerja terus. Disamping itu harus ada jarak cadangan pedal rem saat ditekan. 2. Boster rem hidrolik Boster rem hidrolik berfungsi untuk meningkatkan silinder master, sebelum mencapai silinder roda. Peingkatan tekanan dalam sistem rem ditentukan oleh selisih tekanan antara kevakuman mesin dan tekanan atmosfer yang dikontrol oleh klep hidrolik. Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar diperlukan. Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri. Gambar 2.5 Boster rem


Boster rem mempunyai diafhragma yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum. Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. 3. Master cylinder Master cylinder berfungsi untuk mengubah gerak rem kedalam tekanan hidrolis. Master cylinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder yang mengakibatkan tekanan hidrolis. Ada dua type cylinder, tipe tunggal dan tipe ganda (tandem) master silinder tipe ganda sering digunakan dari pada tipe tunggal bila salah satu rusak yang satu tetap berfungsi dengan baik Gambar 2.6 Master cylinder (Sumber: New step 1 Toyota, 1995: 5-56) 4. Proportioning valve (katup p) Katup proportioning (katup p) diletakan antara saluran rem master cylinder dan wheel cylinder roda belakang. Alat ini berfungsi untuk mendaptkan tenaga pengereman yang sesuai untuk membedakan jarak pengreman roda depan dan belakang, agar roda belakang terhindar dari pengunci lebih awal saat pengereman darurat. 5. Flexible hose Flexible hose merupakan sistem rem yang digunakan untuk menyalurkan pipa rem dan rem roda, dan untuk mengimbangi gerak suspensi. Gambar 2.7 Flexible hose


6. Rem tangan Tuas rem dan kabel rem berfungsi untuk mengerem roda belakang melalui batang penghubung dan kabel yang digunakan untuk parkir kedaraan pada saat jalan menurun dan mendaki. Gambar 2.8 Rem tangan 7. Rem cakram Rem cakram dioperasikan secara mekanis dengan memakai kabel baja dan batang atau tangkai secara hidrolik dengan memakai tekanan cairan. Pada rem cakram, putaran roda dikurangi atau dihentikan dengan cara penjepitan cakram (disc) oleh dua bilah sepatu rem (brake pads). 8. Rem tromol Rem tromol bekerja atas gesekan antara sepatu rem dan tromol roda yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan. Agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik maka, sepatu rem dibuat dengan koefesien yang tinggi. D. Rem Cakram (Disc Break) Rem cakram atau disc brake bayak dipakai di kendaraan bermotor berkecepatan tinggi. Terjadinya gaya pengereman pada rem cakram adalah akibat gesekan yang dilakukan oleh pad (bantalan) terhadap cakram (piringan) dengan cara menjepit. a. Keuntungan 1) Pengereman tetap stabil walaupun dilakukan berkali-kali pada kecepatan tinggi. 2) Piringan dapat menyerap panas dengan baik 3) Ekspansi panas dan pemuaian panas yang terjadi karena gesekan tidak menyebabkan perubahan renggang antara cakram dan pad. 4) Konstruksi sederhana 5) Jika piringan terkena air maka efek pengereman tetap konstan, hal ini disebabkan air yang menempel pada piringan akan terlempar keluar karena gaya sentrifugal. b. Kerugian : 1) Diperlukan tenaga pengereman yang lebih besar. 2) Debu dan kotoran akan lebih mudah masuk karena sistem remnya terbuka. 3) Pad lebih cepat aus


TIPE SOLID TIPE SILID DENGAN TROMOL TIPE VENTILALASI 1. Jenis-jenis rem cakram a. Pada tipe satu piston atau floating caliper, tekanan hidraulik master silinder akan mendorong kearah kiri. Cakram bergerak berlawanan arah dengan gerak piston sehingga piringan akan terjepit. b. Pada tipe dua piston, tenaga pengereman yang terjadi adalah saat tekanan hidrolik mendorong kedua piston sehingga piston mendorong pad untuk menjepit piringan atau cakram. Kerja dari tipe ini lebih akurat namun radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada diantara cakram dengan velg sehingga sulit tercapainya pendinginan oleh karena itu dibutuhkan komponen yang lebih bayak. 2. Komponen Rem Cakram a. Cakram (piringan) Terbuat dari besi tuang kelabu berbentuk lingkaran yang dipasang atau disatukan dengan roda sehimgga apabila roda berputar maka cakram juga ikut berputar. Gambar 2.9 Jenis-jenis pirngan cakram (Sumber: Casis dan Transmisi Unnes 2003: 18) b. Pad rem Pad (disc pad) terbuat dari campuran metalic fiber dan serbuk besi, yang di sebut semi-metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk menunjukan tebal batasan pad yang diijinkan (mempermudah pemeriksaa). Pada beberapa pad terdapat anti-squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat pengereman, dan pad wear indikator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis. Gambar 2.10 Disc pad (Sumber: Casis dan Transmisi Unnes 2003: 19) c. Caliper Caliper adalah rumah piston. Piston berperan sebagai pembuat tekanan hidrolik, dan apabila bantalan rem cakram ditekan, caliper akan bergerak ke


arah yang berbeda dari piston, dan mendorong rotor rem cakram dari kedua sisinya. Akibatnya, caliper akan menghentikan perputaran roda. Ada beberapa jenis floating caliper, tergantung dari metode menempelkan caliper ke piringan putar. Tipe-tipe dari caliper yaitu : 1) Tipe caliper tetap ( fixed caliper) sebuah tipe fixed caliper mempunyai sepasang piston untuk mendorong rotor rem cakram pada kedua sisinya. 2) Tipe caliper mengambang (floating caliper) sebuah tipe floating caliper tertempel pada piston hanya pada satu sisi dari caliper. Gambar 2.11 Jenis-jenis caliper 3. Cara kerja Rem cakram mendorong piston dengan menggunakan tekanan hidrolik yang dikirim melalui jalur rem dari master cylinder untuk membuat bantalan rem cakram menjepit kedua sisi rotor rem cakram dan menghentikan ban berputar. Karena rotor rem cakram dan bantalan rem cakram saling menggesek, maka terjadi panas akibat gesekan, tetapi karena rotor rem cakram dan badan rem terbuka, panas friksi yang terjadi dapat dengan mudah menguap. Gambar 2.12 Konstruksi dan operasi rem cakram 4. Penyetelan Rem (Brake Adjustment) Karena celah rem disesuaikan secara otomatis oleh penutup piston (karet), sehingga celah rem tidak perlu disesuaikan dengan tangan. Ketika pedal rem ditekan, maka tekanan hidrolik akan menggerakkan piston dan mendorong


bantalan rem cakram melawan rotor rem cakram. Pada saat ini, piston bergerak sambil menyebabkan penutup piston berubah bentuk, dan saat pedal rem dilepaskan, penutup piston kembali kebentuk semula, sehingga menggerakkan piston menjauhi bantalan rem cakram. Karenanya, walaupun bantalan rem cakram sudah aus dan piston bergerak, jumlah kembalinya piston selalu sama, sehingga celah antara bantalan rem cakram dan rotor rem cakram dipertahankan pada jarak yang konstan. Gambar 2.13 Penyetelan rem E. Rem Tromol (Drum Break) Rem tromol adalah salah satu rem kontruksi rem yang yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem, sepatu rem dan silinder roda, pada dasarnya rem dinggunakan depan belakang tidak sama pengereman bekerja dengan baik: a. Kelebihan Kelebiahannya dari rem tromol posisinya tertutup tromol dan tidak dapat dimasuki kotoran dari luar. Oleh sebab itu rem tromol banyak digunakan pada perangkat rem, kelebihan lainya adalah kinerja rem tromol lebih lembut dan penampang kanvas rem dibuat lebih lebar sehingga banyak digunakan pada kendaraan berat. b. Kekurangan Kekurangan dari rem tromol adalah tidak seluruhnya kanvas menempel pada tromol roda yang mengakibatkan daya pengereman pada tromo 700 /0 saja. Dan kekurangan lainyan adalah jika terendam air tidak dapat berfungsi dengan baik karena koefisien gesek berkurang. 1. Tipe rem tromol a. Tipe leading trailing Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe Gambar 2.14 Tipe rem leading trailing Sumber: Casis dan Transmisi Unnes 2003: 16)


b. Tipe two leading Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing me-miliki satu piston. Gambar 2.15 Tipe rem two leading 1) Keuntungannya saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya penge-reman baik 2) Kerugiannya saat kendaraan mundur ke-dua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik c. Tipe dual two leading Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang ma-sing-masing memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur Gambar 2.16 Tipe rem dual two leading d. Tipe uni-servo Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston. Gambar 2.17 Tipe rem uni-servo (Sumber: Casis dan Transmisi Unnes 2003: 13)


1) Keuntungannya saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. 2) Kerugiannya saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik e. Tipe duo-servo Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston. Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan. Gambar 2.18 Tipe rem duo-servo 2. Komponen Komponen Rem Tromol Silinder roda (wheel cylinder), backing plate, penyetel sepatu rem, kanvas rem, seaptu rem pegas pengembali dan tromol rem. a. Silinder roda (wheel cylinder) Fungsi dari silinder roda (wheel cylinder) adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (tromol rem). Gambar 2.19 Wheel cylinder b. Backing plate Backing plate adalah komponen yang terbuat dari baja pres. Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.


Gambar 2.20 Backing plate c. Penyetel sepatu rem Penyetel sepatu rem berfungsi untuk menyetel kerenggangan antara sepatu rem (kanvas rem) dengan tromol rem. Celah sepatu rem harus disetel dengan pengembangan dan kerenggangan yang di ijinkan. Gambar 2.21 Penyetel sepatu rem d. Kanvas dan sepatu rem Kanvas rem terbuat dari bahan campuran asbes dan tembaga atau campuran plastic. Komponen ini di pasangkan pada sepatu rem dengan cara di lem atau dikeeling. Sepatu rem (brake shoe) berfungai untuk menahan putaran ke brake drum melalui gesekan. Pada bagian luar sepatu rem terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang tahan panas. Gambar 2.22 Kanvas dan sepatu rem


e. Pegas pengembali Pegas pengembali (returnspring) berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem ke posisi semula pada saat tekanan silinder roda turun Gambar 2.23 Pegas pengembali f. Tromol rem Tromol rem berputar brsama-sama dengan roda. Tromol rem di pasang sedikit celah renggang dengan maksud, jika pedal rem di injak maka kanvas rem akan menekan tromol lebih kuat. Gambar 2.24 Tromol rem 2. Cara kerja rem tromol a. Pada saat pedal rem di injak Apabila pedal rem diinjak maka tuas master silinder akan mendorong piston dan minyak rem didalam master akan terdorong oleh piston ke dalam pipa saluran tinggi. Minyak rem didalam pipa diteruskan ke silinder roda. Pada silinder roda, piston mendorong kanvas sehingga terjadi pengereman. b. Saat pedal rem dilepas Apabila pedal dilepas maka pushrod bergerak mundur dan piston akan ikut bergerak mundur mengikuti pushrod. Karena pushrod tidak mampu mengalahkan tenaga pegas maka volume dalam ruang silinder membesar dan tekanan mengecil akibatnya pada sepatu rem akan kembali seperti semula.


KESIMPULAN Berdasarkan data-data yang telah didapatkan dari hasil praktikum Kijang Innova, penulis menyimpulkan bahwa : 1. Dalam sistem rem terdapat penyebab dan ganguan yang terjadi pada sistem rem seperti : a. Tenaga pengereman yang kurang maksimal saat dilakukan pengereman b. Terdengar bunyi ketika rem digunakan c. Pedal rem yang terlalu dalam saat dilakukan pengereman d. Rem tangan yang tidak bekerja saat mobil di parkir. 2. Cara mengdentikasi komponen dari sistem rem rusak adalah dengan melakukan pemeriksaan mulai dari pemeriksaan secara fisual maupun dengan melakukan pengukuran pada komonen rem dengan membangdingkan batas minimum dan maksimum (ukuran standar) dari komponen rem. Dengan melakukan pengukuran dan perbandingan barulah dapat memberi kesimpulan komponen tersebut masih layak atau tidak untuk digunakan. 3. Untuk memperbaiki permasalah yang terdapat pada sistem rem terlebih dahulu harus mengetahui penyebab mengapa sistem rem mengalami ganguan atau mengalami kerusakan. Bila penyebab masalah sudah diketahui perbaikan pada sitem rem dapat dilaksanakan. Perbaikan- perbaikan yang terdapat pada sitem rem seperti: a. Melakukan pembuangan angin yang terdapat pada sistem rem (bleading) b. Memberi pelumasan (greis) pada komponen rem. c. Membersihkan komponen rem dari debu atau kotoran yang melekat. d. Mengamplas, membubut, dan meluruskan atau membengkokkan komponen rem yang rusak agar masuk dalam ukuran standar dari komponen rem (masuk spesifikasi) e. Menganti komponen rem yang telah rusak dengan yang baru apabila komponen rem sudah tidak dapat diperbaiki.


GLOSARIUM Rem (brake) : Untuk memperlambat, menghentikan dan memungkinkan parkir pada tempat yang menurun Boster Rem (Brake Boster) : Untuk mengurangi tenaga pengereman Master Silinder : Untuk mengirim minyak rem ke silinder roda melalui pipa rem Water Fading : Berkurangnya koefisien gesek antara sepatu rem dan kanvas akibat air Aksi energi sendiri : Daya pengereman yang dipengaruhi fluktuasi (Self Energizing Action) koefisien gesek yang menghasilkan kestabilan tinggi. Tuas Intermediate : Untuk menambah daya pengoperasian (Intermediate Lever)


DAFTAR PUSTAKA B1. Pedoman Pemeriksaan Rem Depan (Disc Brake) Suzuki B2. Pedoman Pemeriksaan Rem Belakang (Drum Brake) Suzuki Toyota, 1995, New Step 1 Training Manual, PT. Toyota Astra Motor: Jakarta. chromeextension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://lib.unnes.ac.id/27726/1/5211312027.pdf


Click to View FlipBook Version