DIRIKU DAN KELUARGAKU Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Fase : VII/D Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu memahami dan memiliki kesadaran akan keberadaan diri dan keluarga serta lingkungan terdekatnya Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian keluarga 2. Peserta didik dapat mendeskripsikan sejarah asal usul keluarga 3. Peserta didik mampu menguraikan proses sosialisasi di lingkungan keluarga dan masyarakat 4. Peserta didk menganalisis pengaruh keluarga dan masyarakat terhadap pembentukan karakter dan gaya hidup. APERSEPSI Perhatikan gambar berikut ini! Sumber : freepik.com/pch.vector Gambar di atas menunjukan ilustrasi dari sebuah keluarga. Tahukah kamu apa yang dimaksud keluarga? Dapatkah kalian menyebutkan anggota keluarga beserta namanya? Pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari tentang keluarga dan sejarah asal – usul keluarga. Untuk lebih jelasnya simaklah penjelasan berikut ini!
PENDALAMAN MATERI A. Pengertian Keluarga Pengertian keluarga berdasarkan asal-usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa keluarga berasal dari bahasa Jawa yang terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga. Di dalam bahasa Jawa kuno kawula berarti hamba dan warga artinya anggota. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anakanak yang belum menikah disebut keluarga batih. Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu. 1. Keluarga batih berperan sebagi pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban 2. Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggotanya. 3. Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup. 4. Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
B. Sejarah Asal Usul Keluarga Pernahkan mendapat penjelasan tentang silsilah keluarga dari orang tua kalian? Jika sudah, dapatkah kalian mengisi silsilah keluarga berikut ini sesuai dengan anggota keluarga kalian? Berdasarkan hasil pengisian silsilah keluarga di atas dapat menjelaskan asal usul dari keluarga kalian. Sejarah asal usul keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan kita, antara lain: 1. Meningkatkan rasa keterikatan dan kebanggaan terhadap keluarga. Kita akan lebih menghargai dan menghormati orang tua, kakek-nenek, dan anggota keluarga lainnya yang telah berjuang dan berkontribusi dalam kehidupan kita. 2. Mengetahui identitas dan warisan kita. Kita akan lebih memahami siapa diri kita, dari mana asal kita, dan apa yang menjadi ciri khas keluarga kita. Kita juga akan mengetahui budaya, tradisi, bahasa, agama, dan nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur kita. 3. Mempelajari sejarah dan perkembangan masyarakat. Kita akan mengetahui bagaimana sistem kekerabatan, interaksi antarwilayah,
proses sosialisasi, dan pengaruh keluarga dan masyarakat terhadap pembentukan karakter dan gaya hidup kita. 4. Menjaga warisan keluarga dan meneruskannya kepada generasi mendatang. Kita akan merawat dan melestarikan warisan keluarga, seperti nama, harta, dokumen, foto, cerita, dan lain-lain. Kita juga akan menceritakan dan mengajarkan sejarah keluarga kepada anak-anak dan cucu-cucu kita agar mereka tidak melupakan akar mereka. C. Sosialisasi di Lingkungan Keluarga Sosialisasi di lingkungan keluarga adalah proses sosial yang bertujuan mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai, norma, dan budaya keluarga kepada anggota keluarga, khususnya anak-anak. Sosialisasi di lingkungan keluarga berperan penting dalam pembentukan kepribadian, identitas, dan perilaku sosial anak-anak. Bentuk sosialisasi yang dialami dalam keluarga disebut dengan sosialisasi primer. Adapun bentuk sosialisasi primer yang dialami anak dalam keluarganya antara lain: 1. Nilai-nilai Keagamaan Nilai-nilai keagamaan diajarkan untuk membimbing anak agar menjadi pribadi yang beriman. Melalui nilai-nilai ini, anak dapat menjalankan kewajiban dalam beragama dengan baik. Contohnya yaitu sholat, membaca Al-Qur’an, berpuasa, dan lain-lain. 2. Sikap Gotong Royong Dalam keluarga, anak juga diajarkan tentang pentingnya gotong royong. Seiring dengan berkembangnya zaman, Sikap gotong royong di kalangan generasi muda semakin pudar. Oleh karena itu, keluarga memiliki peran penting untuk mendidik anaknya untuk memiliki sikap yang satu ini.
3. Budi Pekerti yang Luhur Orang Timur dikenal memiliki budi pekerti yang luhur. Hal ini karena budi pekerti menjadi patokan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua yang baik tentu mengajarkan anaknya tentang budi pekerti yang baik dalam berbagai aktivitas. Misalnya, seperti cara menghormati orang yang lebih tua, etika saat di transportasi umum, dan lain sebagainya. 4. Toleransi Toleransi adalah salah satu hal penting yang perlu diajarkan dalam lingkungan keluarga. Toleransi adalah sikap menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, budaya, ras, dan lain sebagainya. Anak yang dibesarkan dengan sikap toleransi tidak akan mudah menghina orang lain yang berbeda pandangan dengannya. D. Keluarga Pembentukan Karakter Keluarga memainkan peran penting dalam pembentukan karakter anak. Keluarga menjadi lingkungan tumbuh dan berkembang anak sejak usia dini hingga dewasa. Pembentukan karakter sejak dini yang dilakukan oleh keluarga dapat membentuk kepribadian seorang anak. Pembentukan karakter di dalam keluarga seperti pembiasaan, nasehat, komitmen, disiplin dan lain lain Keluarga dapat membentuk karakter seseorang dengan memberikan teladan yang baik dengan melakukan beberapa hal berikut: 1. Memberikan teladan yang baik: Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka. Mereka harus memperlihatkan perilaku yang baik dan menghindari perilaku yang buruk. 2. Menyediakan lingkungan yang stabil: Keluarga harus menyediakan lingkungan yang stabil dan aman bagi anak-anak mereka. Hal ini dapat membantu anak-anak merasa nyaman dan aman di rumah.
3. Mendorong pendidikan: Keluarga harus mendorong anak-anak mereka untuk belajar dan berkembang. Orang tua dapat membantu anak-anak mereka dengan memberikan dukungan dan bimbingan. 4. Mengajarkan nilai-nilai: Keluarga harus mengajarkan nilai-nilai yang baik kepada anak-anak mereka. Hal ini dapat membantu anak-anak memahami apa yang benar dan salah. 5. Menghabiskan waktu bersama: Keluarga harus menghabiskan waktu bersama-sama. Hal ini dapat membantu memperkuat hubungan antara anggota keluarga dan menciptakan kenangan yang indah.