The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aminatun nasibah, 2023-11-05 08:46:53

FILPEN TOPIK 1

FILPEN TOPIK 1

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA TOPIK 1 – RUANG KOLABORASI Oleh: Aminatun Nasibah Ima Aqsya Ahmad Airiza Dian L. Alifiyah Nindi M. Adisha Febrianti Putri PPG PRAJAB IPA 2023-A UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI PROFESI (LPSP) PROGRAM PROFESI GURU PRAJABATAN 2023


Apa praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaaan? Pendidikan telah mengalami banyak perubahan sejak zaman sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Meskipun ada banyak perbaikan yang telah terjadi, masih ada beberapa praktik pendidikan yang dapat dianggap "membelenggu" kemerdekaan peserta didik dalam belajar. adapun beberapa contoh praktik tersebut 1. Pendidikan berbasis hafalan: Di masa lalu, pendidikan seringkali berfokus pada hafalan dan mengingat fakta-fakta tanpa memahami konsep yang mendasarinya. 2. Kurikulum yang terlalu padat: Beberapa sistem pendidikan masih memiliki kurikulum yang sangat padat, memaksa peserta didik untuk mempelajari banyak materi dalam waktu yang terbatas. 3. Tes standar yang berlebihan: Tes standar yang sering kali hanya mengukur kemampuan peserta didik dalam menghafal informasi, bukan kemampuan kritis atau kreatif. 4. Ketidaksetaraan dalam akses pendidikan: Meskipun telah banyak kemajuan dalam pendidikan, ketidaksetaraan dalam akses pendidikan masih menjadi masalah serius di beberapa tempat. 5. Kurangnya pendekatan berbasis keterampilan: Beberapa sistem pendidikan masih lebih menekankan pada pengetahuan daripada pada pengembangan keterampilan yang lebih penting dalam dunia modern, seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. 6. Metode Pengajaran Tradisional: Meskipun ada peningkatan dalam penggunaan metode pengajaran yang lebih interaktif, banyak lembaga pendidikan masih mengandalkan metode pengajaran tradisional yang berpusat pada guru. 7. Stigma Terhadap Kesalahan: Beberapa sistem pendidikan mendorong peserta didik untuk takut melakukan kesalahan, yang dapat menghambat eksperimen dan pembelajaran melalui kegagalan. 8. Tekanan Hasil Ujian: Terlalu banyak penekanan pada ujian standar dan nilai akademik dapat membuat peserta didik lebih fokus pada mencapai nilai tinggi daripada pemahaman konsep. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan ‘belenggu’ yang belum memerdekakan peserta didik?


Jawab: Menurut pendapat kelompok kami, kurikulum merdeka ini merupakan salah satu model pendidikan yang diharapkan dapat melepaskan belenggu belajar dalam sistem pendidikan di Indonesia baik baik guru maupun peserta didik. Kurikulum merdeka ini menerapkan Pembelajaran paradigma baru yang berdifirensiasi, dimana guru diberikan kebebasan untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning), sehingga peserta didik dapat mengonstruksi pemahaman mereka sendiri. Selain itu, guru harus menyiapkan dan melatihkan peserta didik bukan hanya mengenai pengetahuan tapi juga keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan untuk kehidupan, untuk mengukur hasil belajar peserta didik, serta peserta didik tidak dipaksa untuk menguasai semua materi, karena tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik. di kurikulum merdeka ini juga menerapkan proses pembelajaran yang mengacu pada profil pelajar pancasila yang berperan sebagai penuntun arah dan menjadi panduan dalam menentukan kebijakan dan pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia. Lebih menguatkan pada profil pelajar pancasila yang terdiri dari enam elemen, yaitu 1) Beriman; bertakwa kepada Tuhan YME; dan berakhlak mulia; 2) Berkebhinekaan global; 3) Bergotong royong; 4) Mandiri; 5) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif. selain di kegiatan pembelajara, dimensi profil Pelajar pancasila ini juga dilaksanakan dalam kegiatan khusus P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang tema dan kegiatannya disusukan sesuai dengan karakteristik masing-masing satuan pendidikan. Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik? Jawab: Pada pendidikan di masa sekarang ada beberapa model pembelajaran yang bisa menjadi opsi untuk melepas belenggu dan memerdekakan peserta didik. Dan pada kelompok kami, kami menawarkan dalam pembelajaran adalah menggunakan prinsip konstruktivisme misalnya Project Based Learning dan Problem Based Learning yang mengutamakan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah dan keterampilan yang tinggi sehingga peserta didik memiliki kemampuan penguasaan 6C sesuai dengan abad 21 yaitu character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaboratif), dan communication (komunikatif). Dalam penerapan model kurikulum merdeka yang dapat ditawarkan adalah Model Blended Learning yaitu campuran dari pembelajaran tatap muka dan pembelajaran secara daring untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun keuntungan yaitu Peserta didik leluasa untuk mempelajari materipelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi yang tersedia secara daring, peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau perserta didik lain diluar jam tatap muka, kegiatatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar, pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.


Click to View FlipBook Version