The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

cerita Reflektif Asas Trikon Modul 3 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh topik merdeka belajar
pelatihan mandiri PMM dan cerita reflektif oleh :
Oni krisna wati s.pd
smkn 1 glagah banyuwangi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Oni Krisna Wati, 2024-01-10 10:56:34

Cerita Reflektif Asas Trikon Modul 3 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh

cerita Reflektif Asas Trikon Modul 3 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh topik merdeka belajar
pelatihan mandiri PMM dan cerita reflektif oleh :
Oni krisna wati s.pd
smkn 1 glagah banyuwangi

Keywords: PMM

ASAS TRIKON MODUL 3 MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYELURUH TOPIK MERDEKA BELAJAR PELATIHAN MANDIRI PMM


PELATIHAN MANDIRI PMM OLEH : ONI KRISNA WATI S.PD SMKN 1 GLAGAH BANYUWANGI


ASAS TRIKON MODUL 3 MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYELURUH TOPIK MERDEKA BELAJAR PELATIHAN MANDIRI PMM OLEH : ONI KRISNA WATI S.PD SMKN 1 GLAGAH BANYUWANGI


Oni Krisna Wati S.Pd PENDAHULUAN : Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) yaitu “Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang diartikan di depan memberikan contoh yang baik, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberikan dorongan, mencerminkan kedalaman filosofi KHD yang tidak lekang oleh waktu. Filosofi ini diterjemahkan dalam dunia pendidikan sebagai penuntun segala kekuatan yang ada pada anak sebagai sesuatu kekuatan kodrat, agar nantinya mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Memandang pendidikan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat, KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya


Salah satu pemikiran KI Hajar Dewantara menyebutkan bahwa “Pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan Kodrat jaman” . Kodrat alam adalah kondisi alam murid berada ,baik keadaan geografisnya maupun lingkungan keadaan tempat murid berada. Sedangkan kodrat jaman adalah kondisi jaman saat ini yang dialami langsung oleh murid Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan lingkungan di mana peserta didik berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan keterampilan (soft skill) yang diberikan kepada peserta didik agar mereka dapat hidup dan berkarya sesuai dengan perkembangan zaman.


1 2 ASAS KONTINU ASAS KONVERGEN 3 ASAS KONSENTRIS ASAS TRIKON Ki Hajar Dewantara menekankan kepada para pendidik dalam menuntun peserta didik untuk mencapai kekuatan-kekuatan kodratnya yang sesuai dengan alam dan zaman maka kita harus menggunakan asas Trikon, yaitu asas kontinu, konvergen dan konsentris


Asas kontinu, artinya seorang pendidik harus menuntun peserta didik dengan melakukan perencanaan dan pengembangan yang berkesinambungan menyatu dengan alam masyarakat Indonesia untuk secara berkesinambungan mewariskan peradabann. ASAS KONTINU ASAS KONVERGEN Asas konvergen, artinya seorang pendidik harus menuntun peserta didik dengan pemikiran yang lebih terbuka terhadap segala sumber belajar, mengambil praktik-praktik baik dari kebudayaan lain, dan menjadikan kebudayaan kita bagian dari alam universal. ASAS KONSENTRIS Asas konsentris, artinya seorang pendidik harus menuntun peserta didik dengan berdasarkan pada kepribadian karakter dan budaya kita sendiri sebagai pusat asasnya yang diyakini mampu menghadapi arus perubahan kodrat zaman seperti Abad ke-21


Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman kemudian diterapkan dalam kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang mengambil pembelajaran intrakurikuler di mana konten akan lebih dioptimalkan agar peserta didik dapat memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Pendidik diberikan kebebaskan dalam memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum merdeka adalah peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakternya sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila


Peserta didik juga dapat fokus terhadap materi yang esensial sehingga ada waktu yang cukup untuk pelaksanaan proses pembelajaran yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik (kontekstual), membuka lebih banyak kegiatan untuk berdiskusi (dialogis), mengasah kemampuan berpikir kritis dan membangun kreativitas peserta didik. Pendidik juga lebih fleksibel dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan dapat melakukan penyesuaian terhadap konteks dan muatan lokal. Pelaksanaan pembelajaran kurikulum merdeka Abad ke-21, dilakukan secara berdiferensiasi yang memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing peserta didik. Pendidik diharapkan mengetahui gaya belajar peserta didik dengan melaksanakan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dengan melihat latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, serta bakat dan minat peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai


. Pembelajaran pada kurikulum merdeka diharapkan dapat memerdekakan peserta didik dengan seutuhnya, artinya peserta didik dapat berkreasi dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minatnya tanpa adanya paksaan dari orang lain, namun tetap mendapatkan arahan dari pendidik.


Guru akan memberikan projek kelompok kepada siswa pada materi pendeskripsian tempat dengan memberi pertanyaan mengenai keunikan tersendiri dari desa siswa tersebut bila dibandingkan dengan desa lainnya. Hal itu tidak terlepas dari kenyataan bahwa program untuk memajukan desa telah dimiliki setiap desa terkait seperti objek wisata unggulan yang dalam urusan pengelolaan biasanya dilakukan oleh BUMDes. Siswa dapat mengerjakannya secara tekun dan cermat dengan memperhatikan potensi utama atau keunggulan desa. Guru juga perlu memberikan kesempatan untuk konsultasi mengenai projek ini. PENERAPAN ASAS ”TRIKON” DALAM KERANGKA KURIKULUM MERDEKA


i. Nantinya, hasil projek modul 3 dipresentasikan di depan kelas, di depan guru atau teman-teman lainnya. Selain dipresentasikan, hasil projek juga dapat dipublikasikan melalui akun media sosial. Tujuannya sebagai bukti bahwa projek modul 3 telah selesai sekaligus mempromosikan atau mengenalkan keunggulan dan potensi desa wisatanya. Projek di atas mencakup seluruh asas di dalam asas trikon, yakni asas kontinyu, konvergen, dan konsentris. Kontinyu berarti proses pembelajaran secara berkesinambungan. Konvergen sendiri dapat bermakna bahwa pengembangan pendidikan dapat bersumber dari luar. Konsentris dapat berarti bahwa pendidikan harus tetap berpegang teguh pada jati diri kepribadian.


Itulah alasannya mengapa projek peliputan desa budaya atau potensi desa setempat menjadi alternatif pilihan proses pembelajaran yang berprinsip pada asas trikon karena murid dapat mempraktikkannya secara langsung di lapangan. Metode projek ini dinilai lebih efektif untuk mengukur sejauh mana kemampuan memahami materi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat. Dengan begitu, ilmunya dapat diterapkan sedari dini dan turut membantu meningkatkan kesejahteraan desanya. . Pada hakikatnya, penerapan asas “Trikon” yang telah diuraikan sebelumnya merupakan upaya nyata semua elemen pendidikan dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar. Sudah seharusnya pengembangan pendidikan diarahkan pada pengembangan yang bersifat terus menerus dan berkesinambungan, sesuai dengan kebutuhan dan potensi diri, serta berdasarkan kepribadian diri sendiri, yang berjalan selaras dengan penerapan kurikulum merdeka belajar. Dibutuhkan upaya seluruh stakeholder pendidikan baik itu guru, siswa, orang tua, pemerintah, dan stakeholder terkait lainnya dalam menerapkan asas ini sehingga tujuan utama pendidikan yaitu menuntun tumbuh kembang anak yang optimal agar nantinya mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat dapat dicapai secara optimal


CERITA REFLEKTIF Dari pemikiran tersebut saya kaitkan dengan sosial budaya dan norma sosial Masyarakat serta relevansinya dengan proses pembelajaran di sekolah. Dasar pendidikan yang berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” dimana murid berada disebut kodrat alam. Kodrat Keadaan merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari dasar pendidikan murid Melalui pembelajaran kompetensi abad 21 yg bisa terasah adalah dengan Berpikir kritif, Kreatif dan Inovatif, Komunikasi, Kolaborasi. Dengan kemajuan teknologi saat ini, media yang akan saya gunakan untuk mengasah keterampilan abad ke-21 murid saya . Saya memanfaatkan media sosial seperti Instagram, YouTube, dan Facebook untuk membantu mengasah keterampilan abad ke-21 murid saya


CERITA REFLEKTIF Melalui platform-platform ini, saya dapat memperkenalkan berbagai macam konten yang berkaitan dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan, seperti pemrograman, desain grafis, dan keterampilan digital lainnya. Dengan menggunakan media sosial, saya juga dapat memberikan tugas dan proyek yang mengharuskan murid saya untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan satu sama lain secara online Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan yang penting dalam era digital, seperti kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif secara online dan memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan mereka.


DALAM HAL INI, SAYA MEMBERIKAN TUGAS PROJEK KELOMPOK YANG TERDIRI DARI BEBERAPA PERTANYAAN, SEPERTI Apa keunikan desamu jika dibandingkan dengan desa lainnya? Apa potensi utama desa atau objek wisata unggulan di desamu yang dapat dieksplorasi dan dikembangkan? Sebelum presentasi projek, saya juga memberikan kesempatan untuk melakukan konseling sehingga siswa dapat memperbaiki atau memperkaya konten presentasi mereka. Setelah projek selesai, siswa dapat mempublikasikan hasil karya mereka melalui akun media sosial sebagai bentuk perayaan atas pencapaian mereka dan sebagai sarana untuk memperkenalkan keunikan dan potensi desa mereka kepada masyarakat luas


Dengan cara ini, siswa juga dapat memberikan kontribusi nyata dalam memajukan desa mereka dan mempromosikan objek wisata unggulan di desa mereka Dengan demikian, pendidikan yang berlandaskan kodrat bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan karakter, etika, dan kualitas kemanusiaan. Dalam dunia yang terus berubah, kodrat pendidikan tetap relevan sebagai pedoman untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.


TERIMA KASIH


ONI KRISNA WATI S. PD SMKN 1 GLAGAH BANYUWANGI


Click to View FlipBook Version