The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nadianurk15, 2024-06-12 20:59:37

Kumpulan Cerita Pendek Siswa SMP

SENJANA PERTAMA DAN TERAKHIR EBOOK

Senjana Kumpulan Cerpen Karya Siswa-Siswi Kelas VIII SMP AL-AHMAD KRIAN Tahun Ajaran 2023/2024 Pertama dan Terakhir


Senjana Pertama dan Terakhir


PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah buku Senjana Pertama dan Terakhir kumpulan cerita pendek karya siswa-siswi SMP Al-Ahmad Krian ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini ditujukan sebagai perwujudan dari Festival Literasi dan Numerasi tahun 2024 yang diselenggarakan oleh tim mahasiswa Kampus Mengajar 7 sebagai peringatan hari Pendidikan Nasional. Buku ini berisikan kumpulan karya sastra dalam wujud cerita pendek yang mayoritas bertemakan “persahabatan” , yang ditulis oleh siswa-siswi kelas VIII SMP Al-Ahmad Krian tahun ajaran 2023/2024. Penyusun berharap bahwa buku ini dapat menjadi sumber inspirasi siswa-siswi yang lain untuk berani berkarya dan menjadi sumber inspirasi serta wawasan bagi pembacanya. Selain itu, penyusun juga berharap bahwa buku ini bisa menjadi salah satu bentuk kenang-kenangan dari tim mahasiswa Kampus Mengajar 7 yang telah mengabdi di sekolah SMP Al-Ahmad Krian. Penulis dan penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata “sempurna” , oleh sebab itu penulis dan penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, penulis dan penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut berperan serta dalam penulisan, pengeditan, penyusunan, hingga penerbigtan bukiu dari awal sampai akhir. Sidoarjo, 21 Mei 2024 Penyusun


daftar isi Senjana Pertama dan Terakhir - Ayusyah Fatimah Az-Zahra........................................1 Perjalanan Hidupku - Moch Aldo Nur Oktaviandra.......................................................2 Kisah Cinta Yanto dan Yanti - Mochammad Fakhul Ema Hendra ................................3 Kekasih di Taman Rekreasi - Bakdan Arvan Nur Cahyo................................................5 Out Door Learning ke Pabrik Pocari dan Soyjoy - Ayu Puji Lestari.............................6 Perjalanan Out Door Learning-ku - Anisa Zulfaida........................................................7 Semangat Sekolah - Ferdy Nur Rizky..............................................................................9 Sia-Sia - Lailatul Maghfiroh............................................................................................10 Jangan Takut untuk Berubah - Farhan Ubaidillah Syafa’ah.........................................12 Dia Mengubahku - Moh Farich Fawaki.........................................................................13 Si Anak Durhaka - Ahmad Rafi Ali H.B. .....................................................................14 Seragam Baru - Moh Arsyil Afif Madani.......................................................................16 Sepupuku Horor - Hilda Putri Arisyah .........................................................................18 Sahabat Palsu - Muhammad Rafka Argian....................................................................20 Sepi - Hilda Hayatunnufs ..............................................................................................22 Aku dan Kucing-Kucingku - Mey Hadi Hidayati .........................................................24 Liburan bersama Teman - Saskya Ananda Furri Irawan...............................................26 Sahabat Sejati - Athifa Halah Farihan............................................................................27 Persahabatan dari Kelas Empat - Damar Rajendra Handi Aji......................................29 Diyaz dan Kawan-Kawan - Alghafari Rassya Nois.........................................................31 Hilangnya Bukuku - Satria Dafa Fauzan Bhagaskara...................................................33 Putih Biru - Firmansyah Aditya....................................................................................38


1 Masalah dan menyerah adalah dua kata yang saling tolak belakang. Aku seakan menjadi perantara di antara keduanya. Aretha Senjana, biasa dipanggil Retha oleh orang-orang terdekatku. Hari ini adalah hari dimana Aku pertama kali duduk di bangku SMA kelas 12. Saat pulang sekolah, di rumah ini bukan sambutan manis dan pelukan hangat yang diberikan oleh ayahku, melainkan sambitan keras yang cukup membuatku mengerang kesakitan. Ya, ayahku adalah seorang pemabuk berat yang tidak pernah pulang. Satu-satunya waktu saat dia ada di rumah ini adalah saat dia meminta uang padaku. Padahal, setiap harinya aku berusaha untuk menghidupi diriku sendiri dengan berjualan gorengan di samping jalan raya bersama dengan nenekku yang sudah renta. “Anak tidak tahu diuntung! Andai kamu gak lahir mungkin istriku masih hidup sekarang dan masih bersenang-senang denganku! Benci aku sama kamu! Nyesel aku menyetujui istriku melahirkan kamu!” Kata demi kata ayahku lontarkan. Hatiku yang saat ini seperti tersayat sembilu mampu membuatku menyesal telah terlahir di dunia ini. “Kalau tahu hidupku bakal seperti ini, mungkin aku juga nggak bakal mau hidup di dunia ini, Ayah, ” ucapku jujur seraya menghapus air mata yang terus mengalir di pipiku. “Kalau kamu merasa seperti itu silahkan pergi dari rumah ini! Tidak sudi aku menerima anak yang membunuh ibunya sendiri! usir ayah padaku. Di sore hari menjelang malam aku. memutuskan pergi dari rumah. Aku menuju ke danau tapi hutan yang dipenuhi dengan pohon-pohon pinus. Dengan manatap pantulanku di air danau yang tenang, aku menutup mataku. Mataku tidak lagi terbuka setelah itu. Senjana Pertama danTerakhir Oleh Ayusyah Fatimah Az-Zahra


2 Hai! Perkenalkan, nama saya M. Aldo Nur Oktaviandra. Saya biasa dipanggil Aldo. Saya tinggal di Surabaya. Saat SD, saya bersekolah di SDN Ngagel 1, Surabaya. Setelah lulus SD, saya melanjutkan SMP di pondok pesantren. Pondok yang saya tempati bernama Pondok Mardhotillah dan terletak di Krian, Sidoarjo. Melanjutkan pendidikan SMP di pondok merupakan kemauan saya sendiri, bukan dari paksaan siapa pun. Karena cita-cita saya adalah menjadi seorang guru agama. Saat saya duduk di bangku kelas 7, saya mengikuti ekstrakurikuler silat Pagar Nusa di pondok. Selama satu tahun saya selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Hingga saya duduk di bangku kelas 8, entah mengapa pelatih ekstra tersebut tidak pernah lagi datang ke pondok untuk mengajar. Bahkan hingga saya hampir duduk di bangku kelas 9, saya masih tidak tahu mengapa beliau tidak pernah hadir. Akhirnya, saya dan temanteman satu ekstra memutuskan untuk berlatih sendiri tanpa pelatih resmi. Yang melatih silat juga kami sendiri. Akhirnya ekstrakurikuler silat pagar nusa bisa berjalan kembali meskipun tanpa pelatih yang resmi. Perjalanan Hidupku Oleh Moch Aldo Nur Oktaviandra


3 Di suatu desa, ada seorang anak bernama Yanto yang masih duduk di kelas 8 SMP. Yanto menyukai seorang gadis bernama Yanti yang merupakan teman sekelasnya. Sejak lama, Yanto memendam perasaan sukanya kepada Yanti. Pada suatu hari, Yanto memutuskan utnuk mengutarakan perasaan sukanya kepada Yanti dan berharap dia akan menerima Yanto untuk menjadi kekasihnya. Sayangnya, Yanti malah menolak rasa suka Yanto secara mentahmentah. Namun, Yanto tidak menyerah begitu saja. Yanto akan berjuang sekuat tenaga untuk mengejar pujaan hatinya itu. Hingga beberapa bulan berlalu, Yanto sudah duduk di kelas 9. Di kelas 9 ini, Yanto dan Yanti tidak lagi satu kelas. Yanto berada di kelas 9B sedangkan Yanti ada di kelas 9D. Yanto merasa sangat kecewa karena mereka harus berpisah. Waktu berjalan tanpa disadari. Berbulan-bulan kemudian, Yanto dan Yanti telah lulus SMP. Secara kebetulan, mereka dipertemukan kembali oleh takdir saat mereka melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama. Di SMK ini, Yanto kembali mencoba peruntungannya untuk mendapatkan hati Yanti. Tanpa penolakan yang panjang, Yanti ternyata menerima pernyataan cinta Yanto. Yanto merasa senang sekali. Sebagai pasangan kekasih yang baru, Yanto dan Yanti selalu bersama saat di sekolah. Yanto selalu menjemput Yanti untuk pergi ke sekolah bersama, membelikannya makan siang di kantin, membantunya mengerjakan tugas, dan juga selalu mengantarnya pulang. Mereka selalu terlihat bahagia di sekolah. Namun, pada suatu sore yang mendung, tanpa disengaja Yanto melihat Yanti pergi bersama dengan laki-laki lain. Di depan kedai penjual es teh, Yanto melihat Yanti dan laki-laki itu sedang bercanda bersama. Yanti juga tidak ragu untuk memeluk laki-laki itu dan bersikap sangat manja padanya. Yanto hanya mampu melihat dari jauh dan mengamati bahwa laki-laki itu memiliki wajah terlihat jauh lebih tampan darinya. Pakaian yang digunakannya juga jauh lebih bagus darinya. Kisah Cinta Yanto dan Yanti Oleh Fatkhul Ema Hendra


4 Seperti tamparan keras di pipi, hati Yanto pecah berkeping-keping. Di saat itu juga, Yanto bertanya-tanya apakah selama ini Yanti hanya kasihan kepadanya atau mungkinkah Yanti hanya memanfaatkannya untuk tumpangan ke sekolah setiap harinya? Dengan keputusan yang berat, Yanto menghampiri mereka berdua. Yanti terlihat kaget dan panik saat Yanto tiba-tiba muncul di depannya. Dengan berat hati, Yanto memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Yanti.


5 Namaku adalah Reza. Selama ini, aku merasa hidupku sudah lengkap. Aku punya ayah yang baik dan ibu yang penyayang. Aku juga berasal dari keluarga yang berkecukupan. Selain itu, aku juga berbakat di bidang akademik, nilainilaiku di sekolah selalu bagus dan aku pandai dalam semua mata pelajaran. Aku selalu merasa puas dan bahagia. Ditambah lagi, aku mempunyai seorang sahabat sejati bernama Aris yang selalu menemaniku. Pada suatu hari Minggu, Aris mengajakku untuk pergi bermain di suatu taman rekreasi. Kami sangat bersenang-senang di sana. Secara tidak sengaja, aku melihat ada sepasang kekasih yang sedang menghabiskan akhir pekan bersama-sama. Tanpa kusadari, aku menatap pasangan kekasih itu dengan mata cemburu. Saat itu juga aku menyadari bahwa hidupku belum lengkap karena aku belum memiliki seorang kekasih. Aku berjalan melamun sambil memegang es krim di tanganku. Tanpa sengaja aku menabrak seorang perempuan yang sedang menggendog anjingnya. Karena aku kaget, aku langsung lari kabur menjauh dari anjing itu. Anjing itu malah ikut lari mengejarku. Karena aku sangat takut dengan anjing, aku berlari sekuat tenaga untuk menjauh darinya. Untungnya, Aris segera membantuku mengusir anjing itu menjauh. Tanpa Aris, mungkin anjing itu sudah menggigitku. Napasku tersenggal-senggal karena berlari jauh. Setelah peristiwa yang tidak mengenakkan itu, aku dan Aris memutuskan untuk pulang ke rumah kami masing-masing. Sesampainya di rumah, aku tidak bisa menghilangkan banyangan pasangan kekasih yang berada di taman rekreasi tersebut. Mereka terlihat sangat mesra dan bahagia. Sisa malam itu kuhabiskan dengan berandai-andai tentang kekasih yang ingin kumiliki. Hingga tengah malam tiba, aku bertekad untuk mencari seorang kekasih untukku. Hingga larut malam, akhirnya aku tertidur dengan berharap agar ada seorang perempuan mau menjadi kekasihku. Kekasih di TamanRekreasi Oleh Bakdan Arvan Nur Cahyo


6 Pada kegiatan ODL SMP Al-Ahmad tahun 2024, kelas 7 dan 8 diharuskan untuk berkumpul di depan masjid untuk pembinaan terlebih dulu. Ada dua bus yang akan kami gunakan pada kegiatan ODL ini. Bus 1 diisi oleh siswi-siswi kelas 7 dan 8 dan beberapa siswa laki-laki. Sedangkan Bus 2 dipenuhi dengan siswa laki-laki. Saat memasuki pabrik Soyjoy dan di situ kami diarahkan oleh pemandu. Di sana, kami diperlihatkan proses pembuatan dan pengemasan produk Soyjoy. Yang paling menyenangkan, kami juga diberikan Soyjoy untuk kami rasakan. Setelah itu, kami belajar melalui film tentang kedelai dan berbagai fungsi protein yang bisa kita dapatkan dari kedelai. Setelah mendapat pelajaran yang berharga tentang protein dari kedelai, kami diberikan beberapa waktu untuk mengabadikan foto-foto dari perjalanan yang menyenangkan ini. Selepas dari mendatangi perusahaan Soyjoy kami melanjutkan perjalanan untuk menuju ke perusahaan Pocari. Sebelum memasuki ruangan, kita diwajibkan untuk membawa botol Pocari kosong. Setelah memasuki ruangan, kami secara bergantian mendapatkan minuman Pocari dan juga tanda pengenal dari Pocari. Setelah berkeliling, kami langsung menuju ke tempat yang diarahkan oleh pemandu di mana kami dijelaskan berbagai macam produk Pocari. Kami juga melakukan sesi tanya jawab yang menarik. Setelah keluar dari ruangan itu, kami mendapat hadiah berupa produk Soyjoy dan Pocari. Kegiatan yang kami lakukan selanjutnya adalah melihat secara langsung proses pembuatan botol Pocari hingga pengemasannya. Out Door LearningkePabrikPocari dan Soyjoy Oleh Ayu Puji Lestari


7 Pada hari Kamis tepatnya pada tanggal 2 Mei 2024, sekolahku mengadakan kegiatan ODL. Sebelumnya, pada saat aku masih kelas 7, aku belum pernah mengikuti kegiatan ODL. Untuk ODL kali ini, tempat yang dituju ada tiga yaitu: berkunjung ke pabrik Pocari, ziarah makam ke Bangil, lalu pergi ke tempat oleh-oleh. Pada hari Kamis pagi saya berangkat pada pukul 06.15 WBI. Pada jadwal tertulis bahwa pada pukul 06.30 kami harus segera sampai di sekolah. Jadi aku bergegas untuk berangkat ke sekolah agar tidak terlambat. Sesampainya di sekolah aku berkumpul dengan teman-temanku sambil menunggu pembarangkatan. Lalu di jam 07.00 ada pemberitahuan untuk berkumpul di halaman masjid dan informasi tempat duduk di dalam bus. Setelah itu kami pun berangkat. Saat di jalan, aku selalu bertukar cerita dengan teman sebangkuku, bertukar cemilan, dan melihat pemandangan di luar jendela. Kami juga bercanda sepanjang perjalanan. Tanpa kusadari, kami sudah sampai di pabrik Pocari. Kami sampai di pabrik pada pukul 09.00 pagi. Pabrik Pocari ada di daerah Pasuruan. Sesampainya di pabrik Pocari, ternyata jadwal masuk kami adalah pukul 10.30. Karena itu, kami harus menunggu di bus namun kami diperbolehkan untuk membeli jajan di luar. Pabrik Pocari luas sekali. Kakak-kakak pemandunya juga sangat ramah. Setelah dari pabrik Pocari kami melanjutkan untuk ziarah. Namun, pada saat kami sudah sampai di sana, ternyata kami harus menaiki becak agar bisa sampai ke makamnya. Tapi, kata Kepala Sekolah kami bisa melakukan tahlil sambil jalan saja. Karena jika naik becak ditakutkan ada yang hilang atau kesasar, dan pasti biayanya juga mahal. Jadi kami tahlil di jalan dan menuju ke rest area untuk melakukan salat zuhur dan ashar. Setelah setengah jam berada di rest area, kami pun kembali ke dalam bus untuk pulang. Saat di jalan, pemandangan di kanan kiri ku sangat indah dan hijau. Di sana sangat rindang karena banyak pohon di pinggir jalan. Perjalanan Out Door Learning-ku Oleh Anisa Zulfaida


8 Sepulangbdari rest area, kupikir kami tidak pergi ke pusat oleh-oleh. Tetapi, ternyata kami mampir dulu ke toko bakpia Mami yang ada di Gempol. Setelah 30 menit membeli oleh-oleh, kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Saat perjalanan pulang, teman-temanku tertidur di dalam bus. Akhirnya kami sampai kembali ke sekolah pada pukul 17.00


9 Minggu merupakan hari di mana semua orang meliburkan diri untuk sejenak melepas penat setelah seminggu penuh bersekolah. Begitu pula dengan saya, salah satu siswa SMP Al Ahmad Krian. Saya memilih untuk bersantai ria di kamar dan bermain bersama teman. Hari Senin pun telah tiba, ini yang saya tunggu-tunggu untuk bersemangat sekolah di pagi hari. "Ah.. ini yang saya tunggu-tunggu! Akhirnya hari senin juga!" Berangkatlah saya pagi-pagi dengan penuh semangat. Setiap pagi, saya ke kamar mandi, memakai seragam, sarapan, dan langsung dengan semangat pergi ke sekolah ditemani juga dengan wajah yang ceria. Sesampainya saya di sekolah, saya bersalaman dengan guru-guru. Saya juga tidak lupa menyapa teman-teman dengan wajah yang penuh semangat. Saya bertegur sapa dengan siswa teman-teman sekelas. "Hai teman-teman, apakah kalian melihat lingkungan sekolah hari ini? Saya sangat senang. Betapa indahnya lingkungan sekolahku." Teman saya pun menjawab, "Iya, hari ini tampak lebih indah. Semakin hari semakin bersemangat aku bersekolah di sini." Teman-teman saya pun merasakan seperti yang apa saya rasakan di sekolah ini. Tidak berselang lama, bel belajar pun berbunyi dan kami masuk ke kelas masing-masing. Jam pelajaran menunjukkan pukul 07.00. Pak guru pun sudah siap di depan untuk mengajarkan kami. Pak guru bertanya, "Murid-murid, apakah kalian siap belajar?"Semuanya pun menjawab, "Siap, Pak! Kami sangat bersemangat!" Pelajaran pun dimulai dengan penuh semangat. Saya dan teman-teman mengerjakan apa yang ditugaskan Pak Guru. Setelah beberapa jam mengerjakan tugas, saya selalu mengerjakan dengan baik tanpa mencontek teman saya. Setelah selesai, saya mengumpulkan pekerjaan kepada Pak Guru. "Huh, waktu pulang tiba. Rasanya masih pengen berlama-lama untuk belajar!" Saya pun pulang bersama teman-teman dan berpisah setelah sampai di rumah. Semangat Sekolah Oleh Ferdy Nur Risky


10 Bab 1 Hai! Kisahku dimulai dari aku di bangku SMP kelas 8. Oh iya, namaku Aulia Anastasya. Aku sekolah di Budi Kasih. Aku senang begitu beruntung punya teman-teman yang baik. Aku juga dididik dengan baik oleh kedua orang tuaku. Tapi itu semua tidak berjalan mulus. Ceritaku baru dimulai saat seseorang berada di hidupku sebagai rasa nyaman saat gundah yang sayangnya tidak selamanya indah. Semua dimulai setelah libur sekolah usai dan saatnya kembali ke sekolah. Saat itu sedang hujan deras, terpaksa aku naik angkot untuk berangkat ke sekolah. Aku salah satu siswa yang cukup berprestasi. Walaupun begitu, tetap saja ada orang yang benci denganku. Saat berhenti di lampu merah, tiba-tiba saja angkotnya mogok. Ada seorang siswa yang menolongku. Ia berkata, "Kita satu sekolah, bareng aku aja." Ternyata dia adalah kakak kelasku, dia duduk di kelas 9. Namanya adalah Gerrad. Semenjak itu, kami menjadi dekat sekali. Kami juga menjalin hubungan kasih yang sayangnya tidak diperbolehkan oleh orang tuaku. Namun, aku menolak keinginan mereka untuk berpisah dengan Gerrad. Aku memaksa untuk bersama Gerrad selamanya, walaupun prestasi yang selama ini kubanggakan menjadi korbannya. Sia-Sia Oleh Lailatul Maghfiroh


11 Bab 2 2 tahun berlalu, aku sudah tidak lagi bersekolah di SMP. Di SMA ini, aku kembali satu sekolah bersama dengan Gerrad. Sebenarnya sekolah ini bukanlah sekolah yang benar-benar aku ingin. Namun aku lebih ingin bersama Gerrad. Orang tuaku marah besar karena prestasiku yang menurun. Namun ternyata pengorbanan yang selama ini kulakukan agar bisa bersama Gerrad selamanya tidak berbuah manis. Ternyata selama ini, Gerrad menyimpan rahasia. Di belakangku, dia menjalin hubungan rahasia dengan perempuan lain. Setelah mengetahui hal itu, aku memutuskan untuk memutus hubungan dengan Gerrad. Setelah it, aku kembali memfokuskan diriku untuk mengejar kembali prestasiku yang pernah kuabaikan. Pada akhirnya, aku jauh lebih bahagia mengetahui diriku memiliki pencapaian yang benar-benar berarti daripada hanya bisa bersama dengan seseorang yang tidak menghargaiku.


12 Di sebuah desa kecil, lahirlah seorang anak yang bernama Kevin. Dia adalah seorang yang baik hati tetapi dia sangat mudah marah. Banyak anak-anak kisah seni yang tidak suka dengannya karena dia seorang yang pemarah. Tapi, pada suatu hari, ada seorang anak yang bernama Andi. Dia selalu berusaha untuk memahami sifat Kevin. Walaupun seringkali rasanya melelahkan bermain dengan Kevin yang selalu marah. Andi bertanya kepada Kevin, "Mengapa kamu tidak berkumpul dengan teman-teman yang lain?"Kevin menjawab, "Karena teman-teman banyak yang tidak suka denganku karena aku mudah marah .Aku sebenarnya ingin berkumpul dengan teman-teman dan aku juga ingin menjadi pribadi yang lebih baik seperti kamu." Dengan sabar, Andi menjawab, "Kamu bisa merubah dirimu menjadi seperti itu. Belajar berproses untuk sabar atau tidak mudah marah dan sering-sering cerita tentang dirimu. Jangan menyerah untuk menjadi semua hal itu. Kamu pasti bisa!" Jelas Andi dengan baik. Kevin tersenyum dengan lebar dan berkata, "Makasih Andi Aku akan mencoba itu." JanganTakutuntuk Berubah Oleh Farhan Ubaidillah Syafa’ah


13 Jordi dan Salma adalah teman satu sekolah. Jordi adalah murid yang nakal dia suka mamalak anak-anak di sekolah. Pada suatu hari, Jordi membuat kekacauan di sekolah hingga merusak fasilitas sekolah. Hingga akhirnya, Jordi dipanggil guru BK akibat kekacauan yang dia buat. Pada akhirnya Jodi mendapat hukuman berupa skors selama 2 hari akibat kelakuannya. Dua hari itu berlalu, jadi pergi ke sekolah lagi seperti biasa. Namun, saat Jordi ingin masuk ke kelas dia melihat seorang gadis yang baik dan cantik sekali, yaitu Salma. Dia sangat terpikat dengannya. Salma melupakan murid baru pindahan dari pondok.Meskipun baru dua hari di sekolah ini, Salma sangat disukai oleh banyak anak laki-laki. Suatu hari, Jordi tidak bisa menahan perasaan hatinya. Dia memutuskan untuk mengungkapkannya. Namun saat Jordi pergi ke kelas Salma, dia melihat seorang adik kelas yang sudah ada di sampingnya. Dia mendengar adik kelasnya itu mengungkapkan rasa cintanya pada Salma. Terbakar api cemburu, Jordi langsung keluar dari kelas dan melempar botol ke dinding hingga menimbulkan suara yang keras sekali. Salma yang terkejut mendengar suara botol pecah segera keluar dari kelasnya. Tanpa disangka-sangka Salma ternyata juga menyukai Jordi. Dia mendatangi Jordi dan berkata, "Apa yang kamu lakukan?" Jordi pun terdiam tidak bisa menjawab perkataan Salma. Saat keadaan sudah mulai tenan, Salma mengatakan kepada Jordi, "Aku suka padamu." Jordi pun melihat ke arah Salma seakan perkataannya hanyalah mimpi. Jordi berkata, "Aku juga menyukaimu." Akhirnya, Salma mengajak Jordi berpacaran. Sebelum itu, Salma berkata pada Jordi, "Berubahlah menjadi yang lebih baik." Setelah beberapa saat berpacaran dengan Salma, Jordi pun mulai berubah dari yang awalnya suka memalak dan marah-marah menjadi lebih sabar dan suka memberi. Dia Mengubahku Oleh Moh Farich Fawaki


14 Di suatu desa di pesisir Jawa Timur ada seorang wanita paruh baya yang bernama Mbah Karsa Angkara. Beliau hidup sangat tidak berkecukupan, untuk makan saja beliau kesusahan. Beliau hidup bersama seorang anak yang ia sayangi dan tanpa seorang suami. Nama anaknya adalah Malim Angkara. Dia biasa dikenal dengan sebutan Malim, seorang yang baik dan patuh kepada ibunya. Malim setiap hari selalu membantu ibunya seperti mengerjakan tugas rumah, mencuci piring, dan membantu berjualan gorengan keliling dari satu desa ke desa lainnya. Karena dia sangat menyayangi ibunya dan dia bersedia melakukan itu semua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di suatu malam, Malim sedang duduk sendirian di teras. Dia sedang melamun dan memikirkan nasibnya yang begitu susah. Tiba-tiba Mali berkata, "Apa aku merantau saja ya?" Setelah dia pikir-pikir, akhirnya Malim memutuskan untuk pergi merantau untuk mengubah nasibnya dan ibunya. Di pagi yang cerah, dia akhirnya meminta izin kepada ibunya untuk pergi merantau. Malim meminta ibunya untuk selalu mendoakannya. Dengan berat hati, Mbah Karsa melepaskan anak satu-satunya yang dia sayang. Akhirnya Malim pergi merantau. Dia bekerja dengan saudagar yang kaya raya. 2 tahun bekerja, berkat kerja keras dan kejujurannya dalam bekerja, dia dijodohkan dengan anak saudagar kaya. Dibalik setiap usahanya, ada seorang ibu yang selalu mendoakannya agar selalu sehat dan diberi kemudahan. Di suatu ketika, Malim berkunjung ke desanya dulu bersama dengan istrinya yang cantik dan awak kapalnya menggunakan kapal yang sangat mewah dan bagus. Kedatangan Malim membuat penduduk ramai menghampirinya. Saat itu, ibunya sedang berada di rumah. Dia mendengar bahwa anaknya Malim pulang setelah sekian lama merantau. Dia langsung menghampiri anaknya dan langsung menerobos kerumunan lalu memeluknya. Dengan begitu rindunya dia berkata, "Anakku, Malim, akhirnya kau pulang!" sambil menangis-nangis. Namun ternyata Malim berkata, "Siapa kamu? Aku tidak mengenalmu!" Ibunya berkata, "Ini aku, ibumu!" Malim malah berkata, "Aku Si Anak Durhaka Oleh Ahmad Rafi Ali H. B.


15 sudah tidak punya ibu, ibuku sudah meninggal!" Ibunya hanya bisa terdiam. Dengan perkataan anaknya, ibunya langsung sakit hati dan langsung pergi ke rumah dan mengangkat tangannya seraya berdoa, "Ya Allah, turunkan bencana musibah kepada anakku, ya Allah! Ya Allah, dia telah durhaka padaku!" Ketika rombongan Malim kembali pulang' meninggalkan tempat itu, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Petir menyambar-nyambar dan Guntur menggelegar. Tiba-tiba ombak besar muncul ke arah kapal dan menghantamnya. Demikianlah, kapal Malim tenggelam bersama dengan istri dan awak kapalnya. Saat kita sudah sukses, hendaklah kita selalu mengingat jasa-jasa orang tua yang telah berjuang untuk kita.


16 Malam ini hujan turun dengan sangat deras. Hujan yang mulai turun sejak sore itu masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Tidak sabar aku menantikan esok pagi, karena besok adalah saat di mana aku pertama kali masuk sekolah setelah hampir 2 tahun belajar secara jarak jauh hanya di rumah. "Bunda, di mana tasku sama kaos kakiku?" Tanyaku kepada Bunda. "Tasmu ada di lemari hitam sebelah kanan atas, " jawab Bunda. "Kalau kaos kakiku di mana, Bun? tanyaku lagi. "Allahu akbar, dicari dulu di dalam kontainer tempat semua kaos kaki yang sudah dicuci dan ditaruh! jawab Bunda yang sudah mulai kesal. "Hehehe, iya, Bunda. Maaf, oke deh, aku cari dulu, " jawabku sambil merayu Bunda. "Bagaimana wajah dan tinggi teman-temanku? Apakah mereka bertambah tinggi dan lebar sepertiku?" Gumamku. "Ayo tidur! Jangan tidur malam-malam besok biar tidak kesiangan!" suruh Bunda. Kriing kriing kriing Bunyi alarm di kamarku menunjukkan saat ini pukul 04.00 pagi. Aku segera bangun untuk mandi, wudhu, dan sholat. Tak terasa sudah pukul 06.00, setelah sarapan dan bersiap-siap akhirnya Bunda mengantarku ke sekolah. Aku merasa deg-degan juga takut. Ustad dan ustadzah dengan senyum mengembang menyambut kami di gerbang sekolah. Aku berpamitan dengan Bunda dan segera menuju ke kelas. "Hai, Satria! Bagaimana kabarmu? tanyaku menyapa sahabatku. "Hai, Budi, kabarku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu? Satria bertanya balik kepadaku. "Alhamdulillah, kabarku sehat, " jawabku. Tak lama kemudian masuklah Ustadz Hadi ke dalam kelas. "Assalamualaikum, anak-anak, selamat pagi. Bagaimana kabar kalian semua?" sapa ustadz Hadi. "Alhamdulillah sehat, Ustaz, " jawab kami dengan kompak. Seragam Baru Oleh M. Arsyil Afif M.


17 Awal masuk sekolah, siswa masih menggunakan baju muslim. Waktu di sekolah berlalu cepat tanpa terasa karena begitu mengasyikkan. Tiba saatnya aku pulang sekolah dan Bunda menjemput. "Bunda, minggu depan aku wajib memakai seragam. Apakah seragamku masih cukup? tanyaku. "Waduh, seragam kamu sudah tidak cukup dan robek semua!" jelas Bunda. "Waduh, lalu minggu depan aku memakai seragam apa? tanyaku dengan cemas. "Tenang, dek, kamu dicairkan seragam yang baru sama Bunda. Bunda udah minta tolong buat jahitkan seragam kamu, " jelas Bunda. Keesokan harinya, Bunda menuju ke rumah Tante Nurul, penjahit yang sudah menjadi langganan keluargaku. "Mbak Nurul, aku minta tolong jahitkan baju seragam Budi, minggu depan sudah digunakan seragamnya. Yang lama sudah tidak muat lagi, " ucap Bunda kepada Mbak Nurul. "Mbak, jahitanku sekarang penuh, kalau minggu depan belum bisa, " jelas Tante Nurul. Bunda lalu menggunakan jurus rayuan andalannya agar Tante Nurul mau menerima jahitan seragamku. Akhirnya, Tante Nurul mau menerima jahitan baju seragamku. "Alhamdulillah, ucap Bunda lega. Setelah seminggu, seragamku sudah jadi dan pas di tubuhku. Aku berangkat sekolah dengan hati yang riang dan bersemangat. "Dek, mulai sekarang makannya dijaga dan dikurangi ya, supaya badannya tidak tambah ke samping, hehehe, " pesan Bunda. Aku pun berangkat sekolah dan belajar dengan semangat dengan seragam baruku.


18 Waktu aku masih duduk di sekolah dasar, aku pernah mendapat pengalaman yang mungkin cukup menakutkan dan tidak bisa kulupakan sampai saat ini. Dulu, waktu siang bolong di hari Jumat, aku pergi ke rumah sepupuku yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Saat aku baru sampai di sana, semua memang terlihat baik-baik saja dan aku tidak terpikir bahwa akan ada hal menakutkan bisa terjadi padaku. Setelah beberapa menit aku sampai, aku langsung bermain HP dengan sepupuku. Selain bermain HP, aku dan sepupuku juga mencoba untuk merakit Lego yang ada di rumahnya. Setelah permainan legonya sudah jadi, kami lanjut menonton film horor. Tiba-tiba, tanteku berseru dan menyuruhku serta sepupuku untuk makan dan mandi karena jam sudah menunjukkan pukul 05.00 sore. Namun, karena aku dan sepupuku tidak merasa lapar kami memutuskan untuk langsung bergantian mandi tanpa makan malam. Ketika adzan maghrib sudah berkumandang, aku dan sepupuku langsung bergegas wudhu dan melaksanakan salat. Setelah selesai salat, aku dan sepupuku baru makan malam karena kita berdua susah lapar. Setelah makan, sepupuku membawa piring kotor kami ke wastafel untuk dicuci, tetapi sabun cuci piringnya habis. Aku pun disuruh untuk membelikan sabun cuci piring di toko kelontong yang ada di sebelah rumah sepupuku. Setelah aku pulang dari membelikan sabun tersebut, ternyata sepupuku tidak ada di dapur. Hanya ada tenteku saja yang sedang mencuci piring. Aku segera memberikan sabunnya pada tanteku. Kemudian, aku lari ke kamar untuk mencari sepupuku tetapi tetap tidak ada. Akhirnya, aku mencarinya keluar rumah. Di situ, aku menemukan sepupuku yang sedang duduk di teras rumah. Tetapi ada yang aneh dari sepupuku. Kulihat-lihat, tatapan matanya terlihat kosong. Dia hanya duduk dan menatap kosong ke arah pohon-pohon di seberang jalan. Lalu aku bertanya, "Ada apa?" Dia hanya diam. Sepupuku Horor Oleh Hilda Putri A


19 Lalu, aku melihat di belakang tubuhnya ada bayangan yang berubah menjadi sosok hitam yang menyeramkan. Karena terkejut, aku pun langsung berlari ke ruang tengah. Betapa terkejutnya aku ketika melihat di sana ada sepupuku yang sedang bermain dengan keponakanku. Karena sepupuku melihatku berlari dan terlihat panik, dia bertanya, "Kenapa kamu?" Tetapi aku hanya menjawab, “Tidak apa-apa." Walaupun saat itu aku sedang sangat ketakutan dan jantungku berdegup dengan kencang. Aku terlalu takut untuk bercerita kepada sepupuku. Aku terus berpikir, "Di luar tadi siapa?" Karena aku takut dan tidak ingin memikirkan itu, aku pun ikut bermain dengan sepupu dan keponakanku dan mencoba dengan sekuat tenaga untuk tidak memikirkan kejadian itu.


20 Ini adalah kisah yang mengajarkan aku tentang kejujuran, kepercayaan, dan arti sejati dari persahabatan. Semuanya dimulai ketika aku bertemu dengan teman baru di sekolah, namanya Aria. Aria adalah gadis yang sangat ceria dan mudah bergaul. Kami mulai akrab karena kami memiliki banyak kesukaan yang sama, seperti hobi bermain video game dan menonton film kartun favorit kami. Kami berdua merasa sangat beruntung telah menemukan teman sebaik Aria. Kami sering menghabiskan waktu bersama setelah sekolah, bermain game, dan berbicara tentang film favorit kami. Kami bahkan membuat rencana untuk menghadiri acara komik lokal bersama- sama. Tapi suatu hari, semuanya berubah. Aku menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan. Aku melihat Aria menggandakan tugas matematika yang aku kerjakan dengan sangat keras dan memberikanriya kepada teman sekelasnya. Aku merasa sangat terkejut dan kecewa, Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku merasa sangat marah dan ingin menghadapinya, tetapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Aku memutuskan untuk berbicara dengan teman- teman dekatku tentang situasi ini. Mereka memberiku saran untuk berbicara dengan Aria dan mencoba memahaminya. Saat aku mendekati Aria untuk berbicara, dia terlihat sangat gelisah. Aku bertanya kepadanya tentang tugas matematika yang dia salin dariku. Aria mengakui bahwa dia sudah menyalin tugas itu dan dia merasa sangat menyesal. Dia memberi tahu aku bahwa dia merasa sangat tertekan dengan tugas itu dan takut mendapat nilai buruk. Dia merasa sangat cemas bahwa temanteman sekelasnya akan mengolok-oloknya jika dia mendapat nilai rendah. Aria merasa seperti dia harus melakukan apa pun untuk mendapatkan nilai tinggi. Aku merasa sangat simpati terhadap Aria. Aku mengerti bahwa semua orang pernah merasa tertekan di sekolah, dan kadang-kadang itu membuat kita melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Aku memutuskan untuk memberinya kesempatan kedua Sahabat Palsu Oleh Muhammad Rafka Argian


21 Aria menangis dan meminta maaf padaku. Dia berjanji untuk tidak melakukannya lagi dan berjanji untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Aku merasa senang mendengarnya dan memberinya maaf. Meskipun Aria membuat kesalahan, kisah ini mengajarkan aku tentang arti sejati dari persahabatan. Sahabat sejati adalah seseorang yang dapat kita percayai, dan mereka akan selalu jujur dengan kita. Mereka adalah seseorang yang mendukung kita, bahkan saat kita melakukan kesalahan. Kisah ini juga mengajarkan aku bahwa kita semua bisa membuat kesalahan, dan itu adalah hal yang manusiawi. Yang penting adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan itu dan mencoba menjadi lebih baik. Seringkali, kejujuran dan pembicaraan yang terbuka adalah kunci dalam mengatasi konflik dalam persahabatan. Setelah itu, hubungan kami dengan Aria menjadi lebih kuat. Kami belajar untuk lebih menghargai satu sama lain, dan kami selalu mendukung satu sama lain. Kami belajar bahwa persahabatan sejati adalah tentang menerima satu sama lain apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kisah ini juga mengajarkan aku bahwa kita harus berani berbicara tentang masalah dan konflik dalam persahabatan. Terkadang, hal itu sulit dilakukan, tetapi itu adalah langkah yang penting untuk memperbaiki hubungan dan memahami satu sama lain. Aku berharap bahwa kisah ini dapat menjadi pengingat bahwa persahabatan adalah hal yang berharga dan perlu dijaga. Kita harus selalu berusaha untuk menjadi sahabat yang baik dan jengah kepada teman-teman kita. Dan yang terpenting, kita harus selalu jujur dan bersikap terbuka dalam persahabatan kita, karena itu adalah dasar dari hubungan yang sehat dan kuat.


22 Mentari pagi yang indah mulai memancarkan sinarnya. Hari ini aku bangun agak pagi, sebab orang tuaku akan berpindah rumah. Aku pun ikut pindah dan harus mendaftar di sekolah baru. Sekolah yang sebenarnya tidak terlalu ku inginkan. Aku tidak ingin pindah dari pedesaan tempat kelahiranku dari kecil hingga usiaku 14 tahun ini. Berat sekali meninggalkan kampung halaman ini. Banyak sekali keluarga dan teman-teman yang kusayangi. Dan sekarang, aku harus beradaptasi dengan lingkungan, orang-orang, dan suasana yang baru. Kami berpindah rumah ke kota dengan menggunakan mobil. 10 jam kemudian sampailah kami di kota Jakarta. Ternyata kota Jakarta yang selama ini kulihat di tv-tv memang benar keadaannya seperti itu. Lalu lintas macet parah, dan ada banyak sekali gedung tinggi. Dilengkapi juga dengan orangorang yang terlalu lelah dengan membawa kesibukannya sendiri-sendiri. Aku menghela napas dengan gusar. Ini sama sekali bukan kemauanku. Hatiku masih berada di desa tempat kelahiranku. Rasanya berat sekali, sudah tiga hari ini aku tinggal di Jakarta. Nafsu makanku berkurang, semangatku juga berkurang. Semua ucapan kedua orang tua hanya aku jawab, "Iya, " dengan singkat. Mereka tahu tidak ya anaknya sedang tertekan? Mereka tahu tidak ya anaknya tidak bahagia? Mereka tahu atau tidak ya betapa sepinya hanya tinggal berdua dengan nenek sejak kecil? Mereka tahu tidak ya aku sangat membutuhkan kasih sayang mereka di sini? Aku pikir mereka tidak akan sesibuk itu lagi di sini. Aku pikir mereka tidak lagi bekerja sepanjang waktu. Aku pikir mereka akan merawatku dengan penuh kasih sayangnya. Namun, ternyata itu hanya ekspektasiku saja yang terlalu tinggi. Karena nyatanya, di sini lebih sepi dibandingkan dengan di desaku. Di desa, selalu ada nenekku meskipun dengan ocehannya setiap hari. Entah itu marah, menasehati, atau perhatian kepadaku. Tetapi nenek selalu ada disampingku setiap hari. Di sini, sepinya lebih terasa. Sepi Oleh Hilda Hayatunnufas


23 Ayah dan ibuku kerja dari pagi sampai malam. Pagi harinya saat aku bangun tidur, mereka selalu sudah siap untuk bekerja. Malamnya, aku sudah tidur, mereka baru pulang. Tak ada ucapan lebih. Kami tidak pernah berbincang dengan satu sama lain. Semakin lama, semakin aku tumbuh dewasa, didewasakan oleh umur dan juga keadaan. Tapi aku tetap bersyukur, dengan semua itu aku bisa mengandalkan diriku sendiri tanpa menyusahkan orang-orang yang kusayangi.


24 Saat aku masih kecil, ada kucing liar yang tiba-tiba datang ke rumah dan meminta makan. Aku pun disuruh oleh ibu untuk memberikan kepala ikan pindang kepada kucing tersebut. Setelah beberapa saat, kucing itu pun mulai datang ke rumah setiap hari dan lama-kelamaan pun menjadi jinak padaku. Pada akhirnya, kucing itu kuberi nama Manis karena mukanya yang sangat lucu dan menggemaskan. Setiap pulang sekolah aku selalu bermain bersamanya dan memberinya makan. Oh iya, makanannya juga mulai berubah, yang tadinya kepala pindang menjadi makanan kucing yang kering. Aku sering menggendongnya ke sana kemari saat disuruh dan saat bermain dengannya. Setelah 3 tahun bersama dengan keluargaku, dia meninggal karena sudah tua. Dia meninggal di teras rumahku dan aku menguburnya di kebun belakang rumah. Rasanya sedih sekali ditinggal oleh kucing yang kusayangi. Tapi ya.. ini sudah takdir dari Tuhan. 5 bulan setelahnya, rumahku kedatangan seekor anak kucing liar yang entah dari mana. Pada awalnya, anak kucing itu masih takut terhadapku dan Ibu. Tapi, karena kami terus memberinya makan dan minum, dia pun akhirnya jinak dengan sendirinya. Ya walau masih agak liar tapi aku tetap suka. Aku memberinya nama Cimol karena pipinya bulat seperti cimol dan matanya juga bulat besar. Cimol kucing yang pintar, walau kadang suka liar kalau diajak bermain bersama. Bisa kumaklumi karena dia kucing liar, bukan kucing yang dibuang oleh orang yang tidak bisa merawatnya. Dia juga suka membawa barang-barang kecil pulang ke rumah, seperti tutup botol, ranting, daun kering, plastik kecil, dan lain-lain. Dia juga sangat berani. Waktu itu, pernah ada ular di samping rumah dan kebetulan aku dan dia sedang bermain di sana. Aku selalu membiarkannya bermain di sekitar rumah. Saat dia kembali ke dalam rumah, aku melihat ada sesuatu yang aneh di matanya. Segera setelahnya, aku menanyakannya kepada Ibu dan ternyata matanya terkena bisa ular. Ibu pun mencoba memberinya obat tetes mata. Syukurlah, matanya mulai membaik walau sepertinya dia masih belum bisa melihat secara normal seperti dulu lagi. Tidak berlsngsung lama dari kejadian itu, Cimol tidak kunjung pulang ke rumah. Aku dan Kucing-Kucingku Oleh Mei Hadi Hidayati


25 Aku mencoba mencarinya di sekitar rumah dan menanyakan kepada tetangga sekitar, tapi tetap tidak bisa menemukannya. Sampai sekarang, aku tidak tahu apakah dia masih ada atau tidak. Yang kutahu, aku merindukanya. Semua kucing yang aku ceritakan tadi adalah kucing yang kupelihara waktu aku masih kecil dan aku yakin mereka pasti sudah tidak ada lagi. Tapi tidak apaapa, sekarang aku juga masih memelihara kucing walau karakternya berbeda dengan karakter kucing yang kuceritakan ini. Tapi aku tetap menyayangi mereka semua.


26 Hai namaku Saskya, biasa dipanggil Kya. Liburan tahun ini, aku bersama teman-temanku pergi ke Trawas untuk sekedar jalan-jalan. Kami memilih Trawas karena tempatnya sangat sejuk dan juga memiliki spot yang bagus untuk berfoto. Aku dan teman-temanku ingin pergi ke sana pukul 06.00 pagi menggunakan sepeda motor. Kami berjanji untuk bertemu di salah satu rumah teman kami. Pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan segera melaksanakan salat subuh. Setelah itu, aku lanjut bersih-bersih rumah. Setelah membersihkan rumah, aku segera mandi pagi dan berpakaian. Untuk liburan kali ini, aku memilih untuk mengenakan celana kulot berwarna coklat, baju berwarna coklat, serta hijab berwarna coklat. Tidak lupa juga aku memakai sandal selop dan membawa tas kecil. Sebelum berangkat, aku segera menuju ke meja makan untuk mengambil makanan yang sudah dimasak Mama tadi pagi-pagi. Setelah sarapan, tidak lupa aku juga minum segelas kecil air putih. Setelah itu, aku mengobrol sedikit bersama Mama. Aku menceritakan kepada Mama ke mana Aku akan pergi bersama teman-teman hari ini. Setelah itu, aku pun berpamitan ke Mama untuk segera berangkat. Di sana, Aku melihat tiga temanku sudah berkumpul. Aku pun segera menemui mereka. Sebelum kami berangkat, kami mengobrol sedikit tentang apa saja yang akan kami lakukan di lokasi tujuan. Tak lama kemudian kami pun berangkat bersama-sama. Kami berangkat menaiki sepeda motor dengan saling berboncengan. Singkat cerita, sesampainya di sana, kami berhenti di salah satu tempat yang indah sekali untuk berfoto-foto dan menikmati suasana alamnya. Waktu berjalan cepat, hingga kami tidak sadar jam sudah menunjukkan pukul 14.30. Kami pun bergegas untuk pulang. Selama perjalanan, kami banyak berhenti untuk membeli jajan dan minuman-minuman segar.Singkat cerita, kami sudah berada di rumah salah satu teman kami. Setelah itu, aku dan kawan-kawan lainnya bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing. Liburan bersama Teman Oleh Saskya Ananda Furri Irawan


27 Sofia adalah seorang gadis yang sangat populer dan ramah, baik di lingkungan rumahnya maupun di sekolah. Dia adalah seorang anak yang sangat pintar, baik, dan menyenangkan. Kepopuleran Sofia tersebut tidaklah terjadi secara kebetulan. Karena sejak dia kecil Sofia berusaha menjadi orang yang menyenangkan dan ramah pada semua orang yang ditemuinya. Bahkan ia mengundang seluruh teman yang ada di sekolah dan lingkungan rumahnya untuk menghadiri pesta ulangtahunnya. Begitu pula saat dia diundang datang ke pesta ulang tahun temannya, dia selalu datang dengan membawa hadiah yang sangat spesial. Safia terlihat seperti seorang gadis yang sibuk dengan temannya yang sangat banyak. Bahkan dia hampir tidak memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama seorang teman yang benar-benar spesial. Namun, Sofia setiap hari tetap merasa sangat beruntung karena tidak ada gadis lain seperti dirinya yang memiliki begitu banyak teman di sekolah dan di lingkungan rumahnya. Namun, semua itu berubah ketika Hari Persahabatan tiba. Pada hari itu, seluruh orang di sekolah merayakannya dengan sangat gembira bersama dengan sahabatnya masing-masing. Pada hari itu, setiap orang di sekolah membuat 3 hadiah untuk diberikan kepada tiga sahabatnya. Sofia merasa senang, dengan begitu dia bisa memberikan hadiahnya ke sahabatsahabatnya. Namun, di sisi lain Sofia sangat bingung kepada siapa dia akan memberikan hadiah-hadiah itu. Karena temannya sangatlah banyak. Pada akhirnya, Sofia memilih untuk memberikan hadiah ke seluruh kelasnya. Namun ternyata, tidak ada satupun orang yang memberikan Sofia hadiah. Dia pun merasa sedih dan menangis. Teman sekelasnya pun datang dan mencoba untuk menghiburnya. Tetapi mereka hanya menghiburnya untuk sesaat saja dan kemudian segera meninggalkannya lalu kembali kepada sahabatnya masing-masing. Sahabat Sejati Oleh Atifah Halah Farihan


28 Di tengah-tengah keserihannya, dia pun menyadari sesuatu. Selama ini dia berusaha menjadi teman yang baik agar memiliki banyak teman di luar sana, tapi tak seorangpun yang menganggapnya sebagai sahabat sejati. Padahal, ia selalu berusaha untuk tidak menyakiti siapapun. Ia selalu mencoba untuk memperhatikan mereka. Tetapi ia menyadari bahwa hal itu tidaklah cukup untuk membuat seseorang menjadi sahabat sejatinya.


29 Sejak awal aku masuk di sekolah dasar baruku, aku selalu bingung ingin melakukan apa. Di situlah awal mula aku bersahabat dengan seseorang. Saat aku duduk di bangku paling belakang, ternyata di sampingku ada seorang anak yang baru juga. Dia pindahan dari Bandung. Awalnya, aku berkenalan dengan dia. Aku bertanya padanya, "Siapa namamu?" Dan dia menjawab, "Namaku Gilang." Sejak saat itulah kami saling bermain dan bercanda bersama. Walau sifat Gilang sedikit jail, tetapi dia tidak memilih-milih teman dan dia selalu perhatian. Kami juga sering jajan ke kantin bareng. Setiap kita ke kantin, Gilang selalu saja disebut Londo Nyasar (Bule Kesasar) oleh cak Basir yang jualan di kantin. Dua tahun sudah berlalu. Saat kelulusan kelas 6, kami bingung ingin melanjutkan sekolah di mana. Kalau aku, aku ingin sekali bersekolah di SMP 2 Taman. Tetapi aku tidak terima di sana. Lalu, aku bertanya kepada Gilang, "Lang, kamu SMP di mana? Gilang menjawab, "Di SMP Al-Ahmad." Akhirnya, aku bilang ke orang tuaku aku ingin sekolah di SMP Al Ahmad saja bersama Gilang. Orang tuaku pun tidak mempermasalahkannya. Akhirnya, aku pun satu sekolah lagi bersama Gilang. Ketika aku kelas 7 pun aku sekelas bersama Gilang dan kami selalu duduk bersama. Pada suatu hari, sekolah kami mengadakan kegiatan LDKS. Di sana, ada pelantikan ketua OSIS baru yaitu Mas Nizam dan wakilnya, Faiz. Selain ketua dan wakil ketua OSIS, di situ juga ada pelantikan anggota OSIS baru. Namaku dan Gilang terdaftar di situ. Kami bersama-sama menjadi anggota OSIS. Satu tahun kemudian, masa jabatan Mas Nizam dan Faiz sudah habis. Aku dan Gilang menjadi kandidat selanjutnya. Ternyata, pada saat pemilihan suara, suara kami adalah yang paling banyak. Kami kembali bersama karena terpilih untuk menjadi ketua dan wakil. Dari situ, kami mulai berjuang bersama untuk organisasi OSIS ini. Persahabatan dari Kelas Empat Oleh Damar Rajendra Handi Aji


30 2 tahun berlalu, masa jabatan kami sudah tidak lama lagi akan berakhir. Walau kami jarang bermain dan keluar bersama, kami tetap menjalin persahabatan itu. Menurutku, Gilang juga termasuk anak yang baik. Gilang juga kadang membantuku untuk membuat tugas OSIS. Meskipun sebenarnya temanku banyak, tapi yang bisa membantuku hanyalah dia. Dialah orang yang selalu ada ketika aku kesusahan. Gilang termasuk orang yang sangat tegas dan berani saat mengambil keputusan. 5 tahun sudah kami bersahabat dan kami tidak pernah bertengkar. Kami saling melengkapi dan menghargai satu sama lain. Semoga kami bisa bersama lagi ketika lulus. Itulah kisah persahabatanku dengan Gilang yang saling membantu ketika ada kendala dan saling menghargai satu sama lain.


31 Diyaz dan Kawan-KawPada zaman dahulu, di sebuah negara yang bernama Negeri Abaz terdapat sebuah hutan yang sangat lebat dan sungai yang cukup besar di dalamnya. Namanya adalah sungai Diyaz. Hutan tersebut selalu ditutup awan setiap harinya. Air sungainya pun sangat jernih dan menyegarkan. Namun, pada suatu hari terdengar kabar bahwa sebentar lagi di pinggir hutan akan dibangun sebuah pabrik. Pabrik tersebut adalah pabrik pengolah bahan-bahan tekstil. Pabrik tersebut rencananya akan dibangun tepat membelakangi sungai Diyaz. Sungai Diyaz pun berpikir bahwa nantinya pabrik tekstil tersebut akan membuang limbah-limbah hasil olahan pada dirinya. Jika itu terjadi, maka ia akan tercemar, kelangsungan hidupnya akan terancam, dan itu berarti semua penghuni hutan akan mati. Dia tidak ingin hal itu terjadi. Sungai Diyaz mempunyai seorang sahabat bernama awan Kinton. Awan Kinton tinggal tepat di atas hutan. Dialah yang membuat suasana hutan selalu sejuk dan rindang. Awan Kinton bercerita bahwa akhir-akhir ini, di atas langit banyak sekali angin-angin jahat yang suka merusak gugusan awan. Dia merasa sangat terganggu akan hal tersebut. Diyaz pun menceritakan masalah yang dihadapi berkaitan dengan akan dibangunnya pabrik tekstil yang letaknya persis di samping dirinya. Dia sangat khawatir mengenai hal ini dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, mereka menemukan solusi dan mereka pun segera melaksanakan rencana tersebut. Yang pertama bekerja adalah Awan Kinton dia bersama teman-temannya pergi ke atas area pembangunan pabrik dan juga sungai. Dalam sekejap, langit berubah menjadi gelap dan hujan pun mulai turun. Semakin lama, hujan yang turun semakin lebat. Hal ini membuat semua orang di area pabrik langsung panik. Mereka berlari kesana kemari mencari tempat berteduh. Pekerjaan mereka pun tidak dapat terselesaikan dengan segera. Sementara itu di sungai, air mulai meluap. Awan-awan terus menurunkan hujan sebanyak-banyaknya. Tidak lama kemudian air luapan sungai mulai menggenangi tanah di area pabrik. Bahan-bahan bangunan yang belum Diyaz dan Kawan-Kawan Oleh Alghafari rassya Rois


32 sempat diselamatkan ikut terbawa arus sungai. Begitu juga dengan alat-alat yang digunakan, semua ikut hanyut bersama derasnya air. Di sisi lain, para pekerja tidak ada yang berani untuk menyelamatkan. Dengan demikian, selamatlah hutan tempat tinggal Sungai Diyaz dan Awan Kinton dari tangantangan jail manusia.


33 Ayam berkokok tanda pagi telah tiba. Fajar mulai tampak dari arah timur. "Arya, ayo bangun! Sudah waktunya kamu untuk bersekolah lagi, " kata ibu. "lya, Bu, tapi apa sekarang sudah sekolah offline?" tanyaku kepada Ibu. "Iya, Nak, sekarang sudah sekolah offline. Ayo segera bersiap-siap temantemanmu sudah menunggu di depan!" kata ibu. "Asik! Siap, Bu, aku akan segera bersiap-siap untuk bersekolah lagi, " jawabku dengan penuh kegembiraan. Aku segera bersiap-siap untuk bersekolah lagi, mulai dari menyiapkan buku, mandi, hingga sarapan aku lakukan dengan penuh semangat. "Arya, Arya, ayo ke sekolah bareng!" kata Zufar memanggilku untuk pergi ke sekolah bersama. "Iya, bentar aku sedang mencari buku tematik, " jawabku sambil mencari buku tematik yang hilang. Aku terus mencari buku tematik tersebut di lemari buku, di kamar, di seluruh penjuru rumahku juga sudah aku telusuri. "Zufar, gimana nih, buku tematikku hilang?" tanyaku kepada Zufar. "Waduh, buku tematikku juga hilang nih, Ar. Gimana ini?" tanya Zufar kembali. "Ya sudah, kita berangkat saja ke sekolah. Nanti di sekolah kita pinjam buku catatan tematiknya Farel. Kita juga membawa buku tematik baru untuk mencatat materi tematik, " kataku. "Ok deh, ayo sekarang kita berangkat ke sekolah!" jawab Zufar. "Woke!" ucapku. Aku dan Zufar pergi ke sekolah dengan penuh semangat. Sesampainya di sekolah, Aku dan Zufar langsung menuju ke kelas. "Farel, boleh pinjam buku tematik, gak? Buku tematikku dan buku tematiknya Zufar hilang, " pintaku kepada Farel. "Pinjam Hakam aja lah, buku tematikku juga hilang, " jawab Farel dengan nada tegas. "Ok, tapi hari ini Hakam gak masuk, gimana ya?" tanyaku kepada Farel dan Zufar. "Coba kita tunggu saja, semoga besok Hakam masuk, " jawab Zufar. Hilangnya Bukuku Oleh Satria Dafa Fauzan Bhagaskara


34 Beberapa saat kemudian, Ustaz Zul, seorang guru tematik yang terkenal penyabar dan humoris, datang dan masuk ke kelas. "Anak-anak, silakan keluarkan buku tematik kalian, Ustaz mau mengecek catatan kalian, " kata Ustaz saat memulai pelajaran tematik. Ustaz mulai mengecek buku tematik anak-anak satu-persatu, tibalah Ustaz di meja kami. "Zufar, Arya, dan Farel, di mana buku tematik kalian?" tanya ustaz kepadaku, Zufar. dan Farel. "Anu, Ustaz" , jawab Farel sambil grogi ketakutan. "Anu apa? Memang sifat saya penyabar, tapi jika masalah seperti ini saya marah besar! Apa selama kalian belajar online tidak pernah belajar? Tidak pernah membuka buku catatan? ini bukunya benar-benar hilang atau akalakalan kalian saja karena kalian tidak pernah mencatat?" tanya Ustaz Zul kepada Arya, Zufar, da Farel. Memang sebenarnya Ustaz Zul penyabar, tapi ini karena ulah kami, jadi Ustaz Zul sangat marah. "Maaf, Ustaz, buku tematik saya, Arya, dan Farel memang beneran hilang Ustaz. Setiap pembelajaran online, Saya bersama Arya dan Zufar selalu belajar bersama dan selalu mencatat materi yang Ustaz berikan, " Zufar pun menjelaskan kronologi masalahnya kepada Ustaz Zul. "Oooo, begitu, jadi kalian mau mencatat ulang atau tidak?, " tanya Ustaz kepadaku, Zufar, dan Farel. "Iya, Ustaz. Saya, Arya, dan Farel akan meminjam bukunya Hakam untuk mencatat ulang, Ustaz." jawab Zufar. "Ok, baiklah kalau begitu, " jawab ustaz. Pembelajaran pun berlanjut seperti biasanya, hingga waktu pelajaran tematik esok hari pun tiba. "Aku, Zufar, sama Farel pinjam buku tematikmu dong, Hakam. Buku tematik kami hilang, nih, " jelasku kepada Hakam. "Ok, segera dicatat sebelum Uztaz datang!" jawab Hakam. Kami bertiga bergegas mencatat seluruh catatan tematik. Setelah mencatat tiba-tiba Ustaz datang dan memanggil kita bertiga.


35 "Assalamualaikum Wr. Wb. Panggilan Arya, Zufar, dan Farel kelas 6A dimohon segera menuju ke ruang guru. Sekali lagi, panggilan Arya, Zufar, dan Farel kelas 6A dimohon untuk segera menuju ke ruang guru, terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb." , ustaz menyuruh kami bertiga untuk segera menuju ke ruang guru melalui pengeras suara. "Eh, kita dipanggil tuh, ayo segera ke ruang guru" , kata Farel. Kami bertiga pun segera berjalan ke ruang guru dengan perasaan yang cemas, di tengah perjalan menuju ke ruang guru, Arya memulai obrolan. "Ada apa ya kok kita tiba-tiba di panggil ke ruang guru?" tanya Arya kepada Zufar dan Farel. "Mungkin kita terkena suatu masalah, Ar" , jawab Farel dengan sedikit cemas. "Tapi kalau kita terkena masalah, masalah kita apa ya? Apa gara-gara buku tematik kita hilang? Tapi kita kan sudah berusaha untuk mencatat ulang" , tanya Arya kembali. Mereka bertiga takut jika dihukum dan diberi sanksi oleh sekolah, karena sekolah mereka sangat-sangat ketat peraturannya. Dulu, pernah ada siswa yang lupa membawa buku tulis, dia langsung dihukum membersihkan sekolah selama 1 minggu. Itu hanya lupa membawa, sedangkan Arya, Zufar, dan Farel bukan lupa membawa lagi, tetapi hilang. "Udah-udah, kalau kita diberi sanksi ya mau gimana lagi, mau gak mau kita harus terima sanksinya" , jawab Zufar sambil menenangkan Farel dan Arya. Merekapun lanjut terus berjalan, hingga akhirnya mereka tiba di depan ruang guru. "Uhhh, gimana ya? Perasaan ku kok gak enak, aku takut jika kita dihukum terus kita diberi sanksi, " kata Arya. "Ya mau gimana, ini juga salah kita karena kita selalu teledor, " jawab Zufar dengan sedikit marah. "Kamu masuk duluan ya?" kata Arya kepada Zufar. Arya menyuruh Zufar masuk duluan karena dia yang paling tenang di antara kami bertiga. "lya-iya, aku masuk duluan" , kata Zufar dengan pedenya Dia sangat-sangat pemberani dan tidak takut dihukum.


36 Merekapun berbaris sebelum memasuki ruang guru, dimulai dari Zufar, Arya, dan yang paling belakang adalah Farel. Zufar kemudian mengetuk pintu ruang guru sebanyak 3 kali dan mengucapkan salam sebelum memasuki ruang guru. Tok-tok-tok, suara ketukan pintu saat diketuk oleh Zufar. "Aaa-aa-assalamualaikum" , Zufar mengucapkan salam sambil tubuhnya sedikit bergetar. "Waalaikumsalam, iya silahkan masuk" , jawab Ustaz dengan nada sedikit tegas. Arya, Zufar, dan Farel pun segera memasuki ruang guru dan berdiri di hadapan Ustaz Zul, badan mereka bertiga gemetar karena mereka sangatsangat gugup. "Aa-ada apa ya, Uztaz? kok tiba-tiba kami bertiga dipanggil ke ruang guru?" tanya Zufar ke Ustaz dengan sedikit gugup dan badannya gemetar. "Silahkan duduk terlebih dahulu, tidak usah gugup dan gemetar, udah rileks aja, Ustaz gak mau marahin kalian kok. Ustaz memanggil kalian kesini karena ada yang mau Ustaz omongkan ke kalian" , kata Ustaz dengan nada sumringah. Ustaz seperti itu agar Arya, Zufar, dam Farel tidak gugup dan gemetar. "Ada apa ya, Ustaz? Kami melanggar peraturan sekolah ya?" tanya Arya kepada ustaz, memastikan alasan mereka bertiga dipanggil ke ruang guru. "Enggak, kok. Ustaz memanggil kalian kesini karena Ustaz mau tanya. Kalian bertiga beberapa hari yang lalu belajar bareng tidak?" tanya Ustaz. "Iya, Ustaz. Kami belajar bareng untuk mengerjakan tugas tematik yang diberikan oleh Ustaz" , Arya menjawab pertanyaan yang Ustaz berikan. "Nah iya, setelah kalian belajar, kalian sudah membereskan bukunya belum?" tanya Ustaz. "Sebentar, Ustaz. Saya ingat-ingat dulu, " jawab Farel. Mereka bertiga pun mengingat-ingat apa yang mereka lakukan setelah belajar, mereka bertiga berbicara sambil berbisik-bisik. "Ehh.. kita kemarin setelah belajar ngapain ya?" tanya Arya kepada Farel dan Zufar. "Sebentar, Ar. Tak ingat-ingat dulu, aku lupa soalnya, hehe, " Farel menjawab pertanyaan Arya dengan sedikit tersenyum.


37 "Masa lupa? Kan belum sampai 1 abad" , jawab Arya kembali sambil bercanda. "Jangan Bercanda, kita harus serius" , kata Farel mengingatkan Arya bahwa sekarang waktunya untuk serius, bukan untuk main-main. "Oke Rel, maaf yaa" , kata Arya sambil meminta maaf kepada Farel karena dia tadi tidak bisa serius. "Ehh... kalau seingatku ya, kita habis belajar itu langsung main kelereng, bukunya kita taruh dibawah kasurmu, Ar." Zufar pun menjawab pertanyaan Arya dengan serius. "Ahhh... iya kah? Tapi aku kok lupa ya?" Arya lupa karena dia sangat-sangat suka jika waktunya bermain. "Iya Ar, tapi gak tau lagi, itu seingatku loh" , Zufar menjawab pertanyaan Arya, tapi Zufar juga tidak yakin dengan jawabannya. Di saat kami bertiga sedang mengobrol tentang apa yang Ustaz tanyakan, tiba-tiba Ustaz menyela kami sambil berkata, "Udah-udah, Ustaz sudah tau semuanya. Jadi Ustaz memanggil kalian semua karena tadi ada ibunya Arya datang kesini sambil membawa buku tematik kalian. Ibunya Arya bercerita, saat dia sedang membersihkan bagian bawah kasur dia menemukan buku tematik kalian bertiga. Ibunya Arya juga cerita, kalau Arya pernah bilang kehilangan buku tematiknya, jadi ibunya Arya segera mengantarkan buku tematik milik kalian ke sekolah" , kata Ustaz sambil menjelaskan mengapa ustaz memanggil Arya, Zufar, dan Farel. "Hehehe, iya, Ustaz. Kami kemarin terlalu asyik bermain sampai-sampai buku tematik kami tidak ditaruh di lemari buku, melainkan kami taruh dibawah kasur, " jawab Arya. "Iya-iya, lain kali jika ingin bermain setelah belajar, buku pelajarannya dibereskan dulu ya sebelum bermain!" kata Ustaz kepada kami bertiga. Ustaz mengingatkan kepada kami jika setelah belajar ingin bermain, buku pelajarannya dibereskan terlebih dahulu, baru kami boleh bermain.


38 Bel sekolah berbunyi sangat keras, hingga semua murid yang datang terlambat pun mendengarnya. Mereka terlihat berlarian dan segera masuk ke kelas masing-masing. Suasana sekolah sangat ramai hari ini. Terlihat bapak dan ibu guru memasuki ruangan kelas. "Akhirnya ga jadi telat" Ucap Noval tergesa-gesa karena baru saja tiba di kelas "Eh, guru udah datang!" teriak salah satu siswi di kelas itu. Tak berselang lama pelajaran pun di mulai seperti biasanya. Bel kedua berbunyi, Rama melihat dari kejauhan banyak siswa-siswi mengantri di kantin. Mereka terlihat saling berdesakan. "Istirahat bareng, yuk!" ajak Dimas sambil menepuk pundak Rama. "Eh, Dimas ngagetin aja. Ya udah, ayo!" kata Rama. Mereka berdua berjalan menyusuri beberapa anak tangga dan menuju ke kantin. Rama dan Dimas membeli beberapa makanan dan minuman saat itu. Kemudian mereka kembali ke dalam kelas. Setelah membeli makan dan minum, semua siswa-siswi masuk ke kelas sembari menikmati makanan yang baru saja mereka beli. Terlihat salah satu temanku duduk sendiri di bangku paling ujung. Aku segera menghampiri ia bersama Dimas. "Al? Kenapa ga jajan?" tanya Rama. "Udah kenyang, tadi pagi juga udah sarapan, " kata Aldo. "Nih, aku beli jajan banyak kalo kamu mau ambil aja, " tawar Rama sambil menunjukkan jajanan yang baru saja ia beli. "Iya makasih, " kata Aldo. Mereka bertiga pun bercanda tawa bersama. Sembari makan jajanan yang mereka beli. Mereka sangat menikmati momen itu. "Eh, bentar lagi kita naik ke kelas 9, " Dimas memulai obrolan. "Iya, " sahut Rama. "Cepet banget, terus bentar lagi lulus SMP, " kata Aldo. "Iya ngga kerasa, ” kata Dimas. Percakapan hari itu membuat Rama merasa sangat sedih, sebentar lagi ga bakal ketemu mereka lagi setiap hari. Tapi aku berharap semoga kita semua dipertemukan lagi seperti hari ini. Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Seluruh siswa-siswi bergegas keluar dari kelas dan pulang ke rumah. Putih Biru Oleh Firmansyah Aditya


39 Terlihat beberapa siswa-siswi menunggu dijemput oleh orang tuanya. Rama segera menuju ke tempat parkir mengambil sepedanya lalu pulang. Sesampainya di rumah, Rama memasukkan sepedanya ke dalam rumah dan melepas sepatu kemudian memasukkan sepatunya ke dalam rak sepatu. "Assalamualaikum!" Teriak Rama sambil mengetuk pintu rumah. "Waalaikumsalam!" Sahut mama Rama dari dalam dan mulai membukakan pintu. Rama langsung bersalaman kepada mamanya. Kemudian masuk ke dalam kamarnya. la ingin langsung beristirahat saat ini juga. "Hari yang melelahkan, " gumam Rama. Ting Bunyi ponsel Rama menandakan ada pesan yang baru saja masuk Rama segera melihat isi pesan dari ponselnya itu. "Bro, ntar malem ngopi yuk!" pesan dari Noval. "Oke, ntar aku ajak Dimas, " balas Rama. Kemudian, Rama mencari nama Dimas di list kontaknya. Rama ingin mengajak teman dekatnya itu untuk ngopi nanti malam, "Dim, ntar malem ngopi bareng aku sama Noval yuk" pesan Rama kepada Dimas. "Gas bro, " jawab Dimas. Tak terasa langit sudah mulai gelap. Rama segera menuju ke kamar mandi. Lalu ia bersiap pergi ke luar bersama kedua temannya itu. Rama tidak lupa berpamitan kepada orang tuanya. Sesampainya di kafe, Rama melihat kedua temannya sudah duduk di kursi paling pojok menunggu dirinya datang. Rama langsung menghampiri kedua temannya. Mereka bertiga meminum kopi secara bersama. Noval mulai membuka obrolan yang sedari tadi hening tak ada yang bersuara. "Tahun depan kita udah lulus, kalian ada rencana sekolah dimana?" tanya Noval. "Aku masih bingung mau masuk SMA atau SMK, " sahut Rama. "Aku sih mau ke SMA negeri deket sini, " jawab Dimas. "Kalau kamu sendiri mau kemana, val?" Rama bertanya kepada Noval. "Aku juga sama kayak Dimas, " jawab Noval.


40 Setelah beberapa jam mereka nongkrong, mereka semua kembali ke rumah. Sesampainya di rumah Rama langsung mempersiapkan peralatan dan seragam untuk sekolah besok. Rama langsung tertidur pulas saat itu juga. Tak terasa matahari sudah mulai terbit. Rama berangkat ke sekolah seperti biasanya. Di sekolah tak terlihat satu pun siswa-siswi datang terlambat hari ini. "Benar-benar sudah rajin, " gumam Rama dalam hati. Setibanya di kelas Rama belum melihat ada guru yang masuk ke dalam kelas. Padahal semua murid sudah ada di dalam kelas. "Kok belum ada guru yang masuk ke kelas?" "Iya, lagi ada rapat pagi ini, " ucap ketua kelas. Rama yang mendengar percakapan dua orang itu langsung mengerti. Kemudian Rama melihat teman sebangkunya itu meletakkan kepalanya di atas meja. Berbaring lemas di sebelahnya. "Dim kenapa lemes gitu?" Tanya Rama. "Ngantuk, " jawab Dimas singkat. "Emang semalem tidur jam berapa?" Rama kembali bertanya. "Jam 12 malam, " jawab Dimas. "Astaga, Dimas, udah tau kalo besoknya sekolah malah tidur jam segitu!" Rama terkejut mendengar jawaban Dimas. Sedangkan Dimas hanya terkekeh pelan. "Duhh, tugas banyak banget. Mana susah lagi" gumam Asep yang sedari tadi mengerjakan tugasnya yang belum selesai dari kemarin. "Makanya belajar, Sep, " sahut Noval yang toba-tiba datang menghampiri. "Aku udah belajar tapi tetap aja ngga paham." "Sini aku bantuin, " Noval menawari bantuan kepada Asep. Tak lama kemudian tugas Asep telah selesai. Sembari dibantu oleh Noval jadi cepat selesai. "Capek juga ngerjain soal ginian, gimana nanti kalo udah SMA?" keluh Asep. "Ya makanya banyak-banyak belajar!" perintah Dimas yang langsung bangun dari tidurnya. "Aku udah sering belajar tapi tetap aja ga paham, " keluh Asep. "Ya belajarnya sambil dipahami, jangan dibaca doing!" celetuk Rama. "Aku belum siap untuk tahun depan, " lirih Asep.


41 "Kenapa?" ucap Dimas, Rama, dan Noval secara bersamaan. "Masa putih biru itu masa-masa dimana aku masih senang-senangnya main sama teman-teman, dan aku merasa waktu 3 tahun itu cepet banget, ” jelas Asep. “Kan setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Nanti SMA juga dapat teman baru. Tapi kita juga masih bisa berteman kok, " jawab Rama. "Iya, bener banget, " jawab Dimas. "Ya kan aku belum siap aja pisah sama teman-teman, apalagi sama kalian yang udah aku anggap kayak saudara aku sendiri!” "Ya mau gimana lagi?" jawab Noval. Mendengar jawaban Asep membuat Rama lagi-lagi merasa sangat sedih. Sebenarnya dalam hati, Rama juga belum siap berpisah dengan temantemannya itu. Tapi semua harus tetap dijalani. KRIIIING, bel istirahat berbunyi sangat keras. Tidak ada pelajaran sampai istirahat. Semua siswa bergegas menuju kantin. Rama dan teman-temannya juga segera menuju ke kantin bersama. Mereka membeli makanan seperti biasanya lalu kembali ke kelas 9. Hidup itu seperti air mengalir. Dan kita adalah kapal yang berlayar di atas air mengalir. Jika ingin pergi ke arah yang dituju, selalu berusaha dan iringi dengan doa. Kemana pun ombak membawamu pergi, jalani dengan berhatihati.


Senjana Pertama dan Terakhir Ayusyah Fatimah Az-Zahra - Moch Aldo Nur Oktaviandra - Mochammad Fakhul Ema Hendra - Bakdan Arvan Nur Cahyo - Ayu Puji Lestari - Anisa Zulfaida - Ferdy Nur Rizky - Lailatul Maghfiroh - Farhan Ubaidillah Syafa’ah - Moh Farich Fawaki - Ahmad Rafi Ali H.B. - Moh Arsyil Afif Madani - Hilda Putri Arisyah - Muhammad Rafka Argian - Hilda Hayatunnufs - Mey Hadi Hidayati - Saskya Ananda Furri Irawan - - Athifa Halah Farihan - Damar Rajendra Handi Aji - Alghafari Rassya Nois - Satria Dafa Fauzan Bhagaskara - Firmansyah aditya Penulis dalam Buku Ini:


Click to View FlipBook Version