The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul membahas tentang K.D 3.3 Dampak Kolonialisme dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Modul sejarah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan bahan ajar offering D/2020, Universitas Negeri Malang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by syapanb02, 2022-03-09 03:41:27

Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Modul membahas tentang K.D 3.3 Dampak Kolonialisme dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Modul sejarah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan bahan ajar offering D/2020, Universitas Negeri Malang.

Keywords: Sejarah,Kolonialisme,Modul,Bahan Ajar,Kelas XI

DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………………….. i
Pendahuluan ………………………………………………………………………… ii

A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. ii
B. Deskripsi Singkat …………………………………………………………….. iii
C. Standar Kompetensi ………………………………………………………….. iii
D. Peta Konsep ………………………………………………………………….. iii
E. Manfaat Pembelajaran ……………………………………………………….. iii
F. Tujuan Pembelajaran ………………………………………………………… iii
G. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………… iv
H. Glosarium …………………………………………………………………….. v
I. Kompetensi Dasar ……………………………………………………………. vi
Kegiatan Pembelajaran 1
Dampak Kolonialisme Di Bidang Politik ………………………………………….. 1
Uraian Materi ………………………………………………………………………… 1
Penugasan Mandiri …………………………………………………………………… 2
Kegiatan Pembelajaran 2
Dampak Kolonialisme Di Bidang Sosial ………………………………………….... 3
Uraian Materi …………………………………………………………………………. 3
Penugasan Mandiri …………………………………………………………………… 5
Kegiatan Pembelajaran 3
Dampak Kolonialisme Di Bidang Budaya …………………………………………. 5
Uraian Materi …………………………………………………………………………. 5
Penugasan Mandiri ……………………………………………………………………. 9
Kegiatan Pembelajaran 4
Dampak Kolonialisme Di Bidang Ekonomi ………………………………………… 9
Uraian Materi ………………………………………………………………………….. 9
Penugasan Mandiri …………………………………………………………………….. 11
Kegiatan Pembelajaran 5
Dampak Kolonialisme Di Bidang Pendidikan ………………………………………. 11
Uraian Materi …………………………………………………………………………… 11
Penugasan Mandiri ……………………………………………………………………… 13
Rangkuman ……………………………………………………………………………. 13
Tes Mandiri ……………………………………………………………………………. 14
Tugas Keterampilan …………………………………………………………………… 15
Tindak Lanjut …………………………………………………………………………. 16
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………… 17

ii

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

LATAR BELAKANG

Dengan digunakannya standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang
berlaku, maka penyusunan e-modul ini menjadi suatu tuntutan bagi guru, terutama dalam
upaya untuk meningkatkan kemandirian dan keaktifan siswa dalam belajar terutama di era
modernisasi yang menuntut semua manusia terutama generasi muda untuk peka terhadap
teknologi. Seperti dalam bidang pendidikan, terutama pada masa pandemi seperti ini. Di mana
kegiatan sehari-hari termasuk pembelajaran dilakukan secara online. Dan pastinya dengan hal
ini seorang pendidik juga akan dituntut untuk mengembangkan bahan ajar yang dapat diakses
oleh peserta didik, walaupun tidak hadir di sekolah. Sehingga peran guru harus lebih ditunjukan
dalam mengaplikasikan fungsi teknologi informasi dan komunikasi secara lebih tepat.
Sehingga untuk meningkatkan kompetensi dan pengalaman tenaga pendidik, para pendidik
melakukan berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan banyak cara untuk memotivasi
peserta didik supaya lebih aktif terutama dengan menggunakan software tertentu yang dapat
menghasilkan bahan ajar dan sekaligus media pembelajaran yang dapat dipelajari secara
mandiri seperti e-modul ini.

Sehingga e-modul merupakan suatu bahan ajar yang tepat untuk digunakan salah
satunya dalam pelajaran sejarah. Penggunaan bahan ajar seperti e-modul sebagai sumber
belajar dalam proses pembelajaran antara lain, dapat menambah pengetahuan yang ada di
dalam kelas, dapat membangkitkan cara berpikir peserta didik, serta sikap atau perilaku yang
dapat berkembang lebih lanjut. Selain itu, Peserta didik juga akan meluaskan wawasan mereka
terutama dalam sejarah Indonesia dengan mempelajari materi-materi sejarah Indonesia yang
diberikan di dalam e-modul ini. Selain itu, dalam e-modul ini dilengkapi oleh beberapa soal
evaluasi yang dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik. Sehingga demikian,
dapat dikatakan bahwa hal ini dapat memotivasi kemandirian belajar peserta didik serta dapat
menjadi dorongan kreativitas bagi peserta didik itu sendiri.

Deskripsi Singkat

Dalam e-modul ini akan memberikan pengetahuan tentang:
1. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya kolonialisme dari bidang Politik
seperti kondisi pemerintahan Indonesia setelah masa kolonialisme.
2. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya kolonialisme dari bidang Ekonomi
beserta fluktuasi ekonomi yang terjadi pada saat itu.
3. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya kolonialisme dari bidang Pendidikan
sampai melahirkan golongan terpelajar yang nantinya akan membangun Indonesia.
4. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya kolonialisme dari bidang Sosial,
seperti perubahan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia dan;
5. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya kolonialisme dari bidang Budaya
seperti berbagai contoh peninggalan budaya yang masih digunakan dan ada sampai saat
ini.
6. Selain itu di dalam e-module ini juga memberikan soal evaluasi terkait dampak yang
ditimbulkan dari adanya kolonialisme dari berbagai bidang seperti politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, dan budaya untuk mengetahui

iii
i

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Standar Kompetensi

Standar Kompetensi yang hendak dicapai ialah agar peserta didik ( siswa ) mampu
menjelaskan berbagai dampak dari perkembangan penjajahan bangsa Eropa dalam bidang
Politik, Ekonomi, Pendidikan, Sosial dan Budaya. Beserta bagaiamana menghadapi damapak
dari perkembangan penjajahan bangsa Eropa dalam bidang politik, Ekonomi, Sosial, dan
budaya dengan baik dan tepat.

PETA KONSEP

Manfaat Pembelajaran

Modul ini diharapkan mampu membantu siapapun yang membaca atau siswa yang
ingin memperdalam pengetahuannya tentang dampak kedatangan bangsa Eropa di Indonesia.
Selain itu, modul ini juga diharapkan mampu untuk siswa dalam menguraikan lebih jelas apa
saja dampak yang dihasilkan dari beberapa dampak dalam bidang sesuai yang tercantum di
peta konsep.

Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum
Siswa mampu meneladani berbagai dampak yang dihasilkan dari kedatangan bangsa

Eropa di Indonesia, meliputi dampak dalam bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial,
bidang budaya, dan bidang pendidikan secara cermat.

iv
v

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

2. Tujuan Khusus
Siswa mampu:

a. Menentukan berbagai dampak yang disebabkan oleh kedatangan bangsa Eropa di
Indonesia

b. Menyebutkan keterkaitan dampak kedatangan bangsa Eropa terhadap kehidupan
sehari-hari

c. Mengaitkan dampak kedatangan bangsa Eropa dengan kehidupan sehari-hari
d. Menyimpulkan dampak kedatangan bangsa Eropa dalam berbagai bidang

Petunjuk Penggunaan Modul

1. Bacalah modul secara cermat dan tuntas
2. Berlatihlah dengan mengerjakan pertanyaan di setiap kegiatan belajar secara mandiri di

untuk memperluas pengalaman belajar kalian.
3. Jika sudah mengerjakan seluruh pertanyaan di kegiatan belajar, kalian boleh mengisi

soal evaluasi pada web quizizz yang tertera di barcode.
4. Jangan lupa untuk mencermati tugas keterampilan dan mencentang pada tabel refleksi

Glosarium

NO. ISTILAH KETERANGAN

1. Pax Neerlandica Kebijakan yang dilakukan pemerintah Kolonial Belanda
untuk menyatukan seluruh Nusantara dalam satu wilayah
administrasi (Batavia).

2. Volksraad Lembaga legislatif bentukan pemerintah Kolonial Belanda
yang mengurusi urusan bumiputera.

3. Bumiputera Golongan penduduk asli Indonesia.

4. Trem Kereta yang dijalankan oleh tenaga listrik atau lokomotif
kecil, digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan dan
orang masa kolonial.

5. Misionaris Orang yang melakukan penyebaran Injil / agama Kristen
(Katolik) kepada orang lain yang belum mengenal untuk
sebuah misi.

6. Wedana Pembantu pimpinan wilayah Daerah Tingkat II (kabupaten),
pembantu bupati, diatas camat.

7. Kebijakan Ekonomi Liberal Kebijakan ekonomi yang timbul adanya politik liberal pasca
tahun 1870. Kondisi dimana maraknya pengusaha swasta
(Cina, Belanda) menanam modal di Indonesia.

8. De Javasche Bank Bank swasta milik pemerintah kolonial Belanda yang
menjadi cikal bakal dari Bank Indonesia.

9. Bangunan Art deco Gaya desain arsitektur yang bersifat dekoratif modern

v

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

10. Feodalisme dengan struktur yang tegas, kokoh, dan simetris.

Sistem sosial yang berkembang di Eropa pada Abad
Pertengahan, ditandai dengan kekuasaan terbesar di tangan
tuan tanah.

Kompetensi Dasar (Pengetahuan)

3.3 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa
penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini

Indikator Kompetensi

3.3.1. Menjelaskan dampak kolonialisme bangsa Eropa dalam bidang Politik
3.3.2. Menjelaskan dampak kolonialisme bangsa Eropa dalam bidang Ekonomi
3.3.3. Menjelaskan dampak kolonialisme bangsa Eropa dalam bidang Pendidikan
3.3.4. Menjelaskan dampak kolonialisme bangsa Eropa dalam bidang Sosial
3.3.5. Menjelaskan dampak kolonialisme bangsa Eropa dalam bidang Budaya

Kompetensi Dasar (Keterampilan)

4.3 Menalar dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa
kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

Indikator Kompetensi

4.3.1 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa
penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa
Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk peta konsep

Materi Pokok

1. Dampak kolonialisme di bidang politik
2. Dampak kolonialisme di bidang budaya
3. Dampak kolonialisme di bidang sosial
4. Dampak kolonialisme di bidang ekonomi
5. Dampak kolonialisme di bidang pendidikan

vi

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

URAIAN MATERI

A. DAMPAK KOLONIALISME DI BIDANG POLITIK

Bangsa Eropa sejatinya datang ke Indonesia ini jelas dapat dikatakan berdampak buruk
bagi kelangsungan hidup pribumi di Nusantara ini. Salah satunya adalah dampak politik yang
merubah tatanan di bidang perpolitikan. Pada masa pemerintahan bangsa Eropa khususnya
pada masa Belanda. Belanda pun mempunyai taktik yang sangat jenius dan dibilang cukup licik
dalam menjalankan strategi penjajahan di Indonesia ini. Pihak kolonial khususnya Belanda
melalui politik devide et impera atau politik adu domba telah membuahkan hasil dan dapat
mempengaruhi kekuasaan-kekuasaan kerajaan di Nusantara. Akibatnya, kekuasaan-kekuasaan
kerajaan di Nusantara menjadi tunduk terhadap Belanda. Jelas melalui penguasa-penguasa
kerajaanlah Belanda memengaruhinya, sehingga secara otomatis rakyat yang sedemikian
banyak jumlahnya juga akan mengikutinya.

Langkah pertama setelah memengaruhi penguasa-penguasa kerajaan di Nusantara telah
selesai, kemudian setelah dapat mempengaruhinya. Pihak Belanda pun juga menerapkan
strategi baru untuk membuat aturan baru supaya pihak pribumi tunduk kepada Belanda.
Aturan-aturan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Setiap provinsi dipimpin oleh orang Eropa dan tiap Regentschap dipimpin oleh bupati.
2. Jabatan gubernur jenderal juga dibantu oleh 6 departemen antara lain departemen

keuangan, departemen kehakiman, departemen dalam negeri, departemen kebudayaan
dan kepercayaan, serta departemen kesejahteraan rakyat atau ekonomi.
3. Membagi wilayah Hindia Belanda yang terdiri dari 9 provinsi dan 30 kabupaten,
4. Adanya Pax Nederlandica yang terjadi di sekitar akhir abad ke- 19 dan menuju awal
abad ke- 20, yang berdampak kepada perubahan dalam menjalankan politik
pemerintahan.
Sebenarnya Pax Neerlandica adalah perubahan sistem administrasi yang semula masih
bertahan di tradisional dan diubah ke sistem administrasi modern. Model sistem ini ialah
menggantikan posisi pemerintah daerah dan dialihkan ke pihak Belanda dengan cara menggaji
dan mengangkat orang-orang yang berkedudukan sebagai pegawai yang menjabat di struktur
birokrasi. Di dalam sistem tersebut jabatan tertinggi bisa dimiliki oleh rakyat pribumi yang
menjabat sebagai Bupati, di bawah Bupati terdapat wedana dan juga patih.
Selain itu, sistem pemerintahan Indonesia yang saat ini masih berlangsung juga
merupakan warisan dari kolonial, yaitu yang kita kenal sebagai Trias Politica. Intinya di sistem
ini pihak pemerintahan Belanda melakukan pembagian terhadap badan peradilan. Badan
peradilan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Peradilan untuk orang Eropa.
2. Peradilan untuk orang Timur-Asing,
3. Peradilan untuk orang pribumi.
Badan peradilan tersebut termasuk ke dalam badan yudikatif. Untuk badan legislatifnya
Belanda membentuk Volksraad atau dewan rakyat pada tahun 1918. Gambar di bawah ini
merupakan bagan pemerintahan Hindia Belanda.

1

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemerintahan Belanda memang pada dasarnya
ingin menguasai seluruh Nusantara salah satunya menguasai sistem politik, dan selalu ikut
campur urusan kerajaan di Nusantara ini.

Gambar: Ilustrasi kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.
(Sumber: Tirto.id)

Penugasan Mandiri

1. Bagaimana cara Belanda menaklukan kekuasaan-kekuasaan kerajaan di Nusantara?
2. Mengapa sistem administrasi yang tradisional diubah ke sistem administrasi modern?

2

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

B. DAMPAK KOLONIALISME DI BIDANG BUDAYA

Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara tahun 1511, dalam perkembangannya
tentu saja tidak dapat terlepas dari fenomena gesekan dan percampuran budaya. Masyarakat
nusantara berada di posisi untuk mempertahankan budaya sendiri atau melakukan penyesuaian
dengan unsur budaya baru yang masuk terhadap budaya asli. Namun, kenyataan yang beredar
di masyarakat, banyak sekali hasil silang budaya dari hubungan sosial Eropa dengan pribumi
yang melahirkan kebudayaan baru di Indonesia.

Kenyataan Portugis singgah di Maluku dapat diketahui dari nama Pulau Flores yang
diambil dari bahasa Portugis (Copa de Flores) berarti “Pulau Bunga”. Bentuk kebudayaan lain
berupa musik tanjidor dan alat musik keroncong khas Betawi merupakan kebiasaan dari budak
untuk menghibur tuannya (Portugis) dengan memainkan alat musik. Tanjidor berasal dari kata
tanger, yang berarti memainkan alat musik. Pada awalnya yang dimainkan adalah lantunan
lagu-lagu barat, tetapi lama kelamaan lagu khas betawi juga dimainkan. Tak lupa bangunan-
bangunan yang digunakan sebagai pertahanan atau perang diantaranya Benteng Tolukko
(Maluku), benteng Portugis (Jepara), benteng Sao Paulo (Ternate). Bentuk ragam kata yang
digunakan dalam Bahasa Indonesia saat ini juga beberapa serapan dari Bahasa Portugis, seperti:

NO. BAHASA INDONESIA BAHASA PORTUGIS

1. Gereja Igreja

2. Keju Queijo

3. Bendera Bandeira

4. Sekolah Escola

5. Kaldu Caldo

Keberadaan Inggris di Indonesia membawa situasi yang cukup berbeda jika
dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Hal tersebut berdampak pada hasil kebudayaan
yang membaur dengan kebudayaan Indonesia. Bukti peninggalan yang ada yakni

1. Dalam bentuk bahasa, terdapat beberapa kata berasal dari serapan Bahasa Inggris
seperti: Induksi (induction), radiasi (radiation), efisien (efficiency).

3

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

2. Peninggalan berbentuk bangunan seperti Benteng Marlborough, tugu Thomas Parr,
Observatorium Bosscha, Kebun Raya Bogor, jalan Anyer-Panarukan.

3. Peninggalan bentuk buku karya dari Stamford Raffles yang berjudul “History Of Java”.

Gambar: Buku History of Java (kiri) dan Observatorium Bosscha (kanan)
(Sumber: goodreads.com & KITLV)

Belanda yang menjadi puncak perjalanan kolonialisme bangsa Eropa di Indonesia sejak
keberadaan VOC tahun 1602 hingga pemerintahan kolonial pada tahun 1942 tentunya
membawa banyak pengaruh dalam aspek kebudayaan, seperti:

1. Bidang kuliner: Budaya Rijsttafel yang memadukan gaya penyajian makanan gaya
Eropa dengan gaya pribumi, makanan roti, sus, macaroni schotel.

2. Bidang bangunan: Bangunan bergaya art deco seperti di kawasan Ijen Malang, Benteng
Rotterdam, Benteng Hollandia, Lawang Sewu, Gedung Bank Indonesia, stasiun kereta
api atau trem seperti Malang Stoomtram Maatschappij (MSM).

3. Kebiasaan masyarakat: Penggunaan guling, celana, jas, topi, koran/surat kabar, alat
musik orgel.

4. Kata serapan: Handuk (handdoek), buncis (boontjes), kuli (koeli), gubernur
(gouverneur), gratis (gratis).

Gambar. Jalur trem di Malang (kiri) dan surat kabar De Express (kanan)
(Sumber: Tirto.id & donisetyawan.com)

4

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Penugasan Mandiri

1. Semenjak dibukanya gerbang Terusan Suez, hal tersebut berdampak pada kemunculan
budaya rijsttafel di tahun 1870. Jelaskan wujud percampuran budaya rijsttafel di
Indonesia!

2. Sebutkan kata-kata serapan dari bahasa Belanda dan Portugis masing-masing 5 beserta
artinya!

C. DAMPAK KOLONIALISME DI BIDANG SOSIAL

Gambar: Gereja tua Immanuel
(Sumber: Vionews.id)

1. Penyebaran Agama
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial,

salah satunya yaitu munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik akibat dari
adanya Misionaris Gonzalez Veloso, Fernao Vinagre dan simon Vas. Hal ini terjadi
juga sebagai pengaruh dari semangat yang dibawa oleh bangsa Eropa seperti Portugis.
Yaitu dengan membawa semangat 3 G ( Gold, Glory, dan Gospel). Salah satu penyebar
agama Katolik yang terkenal di Indonesia adalah Fransicus Xaverius, seorang
misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun 1546-1547. Selain agama Katolik,
agama Kristen Protestan juga tersebar di Indonesia. Penyebaran agama Kristen
Protestan ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran
agama ini dilakukan oleh Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi
yang menyebarkan agama Kristen Protestan berdasarkan Alkitab. Adapun beberapa
tokoh yang tergabung dalam NZG antara lain seperti Ludwig Ingewer Nommensn dan
Sebastian Qanckaarts.

5

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

2. Terjadinya Perubahan Lapisan Sosial Dalam Masyarakat Pada Masa Kolonial

Gambar: Ilustrasi Perbedaan Status (Kedudukan) Sosial Masyarakat
(Sumber: Geograpik)

1. Perubahan Sosial Tersebut Antara Lain Seperti :
a) Pembagian Status ( kedudukan )Sosial Masyarakat
1) Golongan Eropa dan yang dipersamakan
(a) Bangsa Belanda dan keturunannya
(b) Bangsa-bangsa Eropa yang lain seperti Portugis, Perancis, dan Inggris.
(c) Orang-orang bangsa lain (bukan Eropa) yang telah dipersamakan dengan
Eropa karena kekayaan, keturunan bangsawan, dan Pendidikan.
2) Golongan Timur Asing, yang terdiri dari golongan Cina, Arab, India, Pakistan,
dan yang lainnya. Golongan ini berada lapisan tengah.
3) Golongan pribumi, penduduk asli (bumiputera) yang berada pada lapisan
bawah.
2. Pelapisan Sosial Berdasarkan Status Sosialnya (lapisan atas, lapisan menengah,
lapisan bawah)
a) Lapisan atas, golongan yang menempati lapisan sosial ini adalah mereka yang
berasal dari Keturunan-keturunan bangsawan dari kerabat raja yang memerintah
suatu daerah. Namun, dalam tingkatan ini masih dibagi lagi dalam tingkatan dan
gelar yang disesuaikan dengan kedekatan hubungan darah mereka dengan Raja.
Golongan ini biasanya disebut elite tradisional dan elite daerah.
b) Lapisan menengah, lapisan sosial ini terdiri dari para pedagang kecil, dan
menengah, petani-petani kaya, serta pegawai.
c) Lapisan bawah, lapisan ini terdiri dari rakyat jelata, dan merupakan penduduk
terbesar dan hidup melarat.

6

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

3. Terjadinya Mobilitas Sosial
Hal ini terjadi karena adanya program transmigrasi untuk memenuhi tenaga di

perkebunan-perkebunan yang dibuka oleh Belanda di Jawa.
4. Munculnya Pabrik-Pabrik dan Perusahaan Di Indonesia

Dengan munculnya pabrik-pabrik dan perusahaan di Indonesia ini juga memicu
munculnya golongan buruh dan golongan majikan.
5. Munculnya Golongan Terpelajar

Kemunculan golongan terpelajar atau kaum pelajar ini untuk memenuhi
pegawai pemerintah sehingga menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai
kota. Seperti munculnya elit terdidik (priyayi cendekiawan) meskipun jumlahnya
sedikit namun, sangat berpengaruh pada perkembangan pergerakan.
6. Pembentukan Status Sosial

Dalam pembentukan status sosial yang baru setelah adanya kolonialisme yaitu
terjadi banyak perubahan dimana yang berada di atas adalah pihak Eropa, kemudian
Asia, Asia Timur, dan yang terakhir adalah kaum pribumi

Gambar: Ilustrasi Pembatasan Tradisi oleh pihak Belanda
(Sumber: Pustakamadani.com)

7. Terjadinya Penindasan dan Pemerasan Secara Kejam
Seperti beberapa ketentuan atau peraturan yang pada saat itu dibuat pihak

Belanda untuk Indonesia, yang menyebabkan beberapa tradisi, upacara dan tata adat
yang berlaku di lingkungan istana menjadi sangat sederhana bahkan cenderung
dihilangkan. Kemudian secara perlahan digantikan oleh tradisi pemerintahan Belanda.

7

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

8. Munculnya Budaya Feodalisme

Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang di wilayah
pedalaman. Kemunduran perdagangan di laut secara tidak langsung menimbulkan
budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk
tunduk atau patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan
penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.(Sulistiyowati, 2020).

Sehingga menurut (Saraswati, 2017) selain dengan perubahan sosial yang
terjadi, dengan adanya kolonisasi juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kehidupan sosial, seperti :

a) Sikap Individualisme, yang semakin tinggi. Di kota-kota besar, sikap
individualisme terlihat jelas, bahkan dengan tetangga sebelah saja kadang tidak
mengenal. Mereka berhubungan dengan orang lain (bersosialisasi) berdasarkan
tingkat kepentingan semata. Di desa pun sikap individualisme sudah mulai
tampak terutama pada generasi muda, sikap gotong royong yang menonjol di
desa sudah mulai pudar.

b) Sikap tidak menghargai nilai tradisional. Bagi kalangan muda, sikap tradisional
dianggap ketinggalan jaman dan menghambat kemajuan. Hal ini tampak dari
mulai pudarnya nilai-nilai tradisional di kalangan masyarakat.

c) Sikap Teodonisme dan Materialisme. Teodonisme adalah sikap ingin hidup
enak dan mewah. Sedangkan Materialisme adalah hidup yang lebih
mementingkan kecukupan secara material atau kebendaan.sehingga
menomorsatukan kehidupan di dunia. Masyarakat yang menganut paham ini
hanya mementingkan kehidupan di dunia. Sehingga masyarakat yang menganut
paham ini hanya akan mementingkan kehidupan keduniawian semata. Mereka
sudah tidak lagi menghargai nilai-nilai agama yang penting bagi kehidupan
mereka adalah kehidupan dunia yang serba enak dan tercukupi. Meskipun untuk
memperolehnya harus dilakukan dengan cara yang curang.

Selain kehidupan sosial menjadi lebih buruk, disisi lain dengan adanya
kolonialisme juga dapat dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk mendapatkan perubahan
dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia menjadi lebih baik.Perubahan dalam
kehidupan sosial bangsa Indonesia yang positif. antara lain seperti menurut (Saraswati,
2017) :

a) Munculnya kesadaran tentang hak dan kewajiban dalam bermasyarakat.
Kesadaran akan hak dan kewajiban dalam masyarakat dapat dilihat dari semakin
tingginya penghargaan masyarakat terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
Masyarakat mulai menyadari sejauh mana sikap dan perbuatan yang
dilakukannya berkaitan dengan orang lain yang termasuk pelanggaran HAM.

b) Munculnya sikap menghargai bangsa lain di dunia. Semakin cepatnya arus
informasi, diperoleh dari berbagai media informasi sehingga batas-batas
teritorial seolah tidak ada artinya sehingga akan menumbuhkan sikap

8

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

penghargaan terhadap bangsa lain di dunia. Masyarakat yang ada di lingkungan
sekitar kita ternyata hanyalah bagian kecil dari masyarakat dunia yang sangat
luas dan kompleks.
c) Munculnya kesadaran akan nasionalisme yang semakin tinggi. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semakin cepat di era
globalisasi seperti ini, akan semakin menumbuhkan terhadap negara sendiri.

Penugasan Mandiri

1. Sebutkan dan Jelaskan apa saja perubahan lapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat
Indonesia pada masa kolonial?

2. Dalam dampak sosial yang ditimbulkan dengan adanya kolonialisme membuat
perubahan sikap dari masyarakat Indonesia. Berdasarkan dampak sosial yang telah
dijelaskan diatas. Bagaimana pendapat anda sebagai generasi muda dalam menyikapi
hal tersebut?. Jelaskan berdasarkan pendapat kalian!

D. DAMPAK KOLONIALISME DI BIDANG EKONOMI
Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang,

di masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah (landrent). Diperkenalkannya
uang kertas dan logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah
satunya de Javasche Bank di Batavia pada tahun 1828. Pemerintah kolonial yang berkuasa
membuat para pengusaha pribumi menjadi aparatur pemerintah kolonial dan tidak lagi
mendapatkan penghasilan dan upeti seperti sebelumnya. Pendapatan mereka diganti dengan
gaji berdasarkan ketentuan pemerintah kolonial.

Gambar: Bekas Kantor de Javasche Bank
di Surabaya pada masa penjajahan
(Sumber: Wikipedia)

9

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Bangkitnya perekonomian akibat pembangunan infrastruktur seperti jalan raya pos
Anyer-Panarukan dan pembangunan jalur kereta api yang berkembang pada masa Sistem
Tanam Paksa. Jalur kereta api berkembang sebagai sarana pengantaran hasil perkebunan yang
ada di Hindia-Belanda serta sebagai sarana transportasi masyarakat. Karena tujuan Belanda di
Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus membuat infrastruktur untuk
mengangkut komoditi hasil perkebunan mereka. Selain itu, juga dibangun kilang minyak bumi
di Tarakan (Kalimantan Utara sekarang), waduk dan saluran irigasi. Penemuan kilang minya
ini berawal sejak ditemukannya minyak pertama kali pada tahun 1896 oleh pihak BPN
(Bataavishe Petroleum Maatchapij) sebuah perusahaan minyak milik Pemerintah kolonial
Belanda.

Gambar: Peta Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan
(Sumber: Wikipedia)

Pembangunan berbagai infrastruktur ini tidak membawa kemakmuran bagi rakyat
pribumi, akan tetapi justru membuat penderitaan rakyat pribumi semakin dalam. Kebijakan
Tanam Paksa dan Ekonomi Liberal yang mereka bentuk, mendorong rakyat menjadi penghasil
bahan mentah. Hal ini menyebabkan rakyat pribumi tidak memiliki jiwa “Bisnis”, karena
rakyat pribumi hanya diperintah dan diperintah saja. Hal ini diperparah dengan kebijakan
monopoli perdagangan pada zaman VOC, membuat perdagangan Nusantara yang telah dikenal
luas dunia pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan Islam mengalami kemunduran.

Dampak penjajahan bangsa Eropa terhadap rakyat Hindia-Belanda membawa dampak,
diantaranya sebagai berikut:

1. Perekonomian yang bergeser dari pertanian menuju industri
2. Praktik monopoli perdagangan yang diterapkan VOC menyebabkan

kemunduran perdagangan di Nusantara di dunia internasional.
3. Dalam mengeksploitasi tanah jajahan, VOC memanfaatkan para penguasa

tradisional dalam penyerahan wajib dan pemungutan pajak dan hasil bumi.
4. Dikenalnya sistem ekonomi uang bagi rakyat pribumi. Hal ini berdampak

dikenalnya sistem utang. Lebih lanjut kemudian mengenal sistem peminjaman
modal.
5. Dikenalnya jenis tanaman baru sebagai akibat dari Sistem Tanam Paksa.

10

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Penugasan Mandiri

1. Ketika Inggris berkuasa terjadi modernisasi di berbagai bidang, termasuk bidang
perekonomian. Salah satunya kebijakan Sistem Sewa Tanah yang diperkenalkan oleh
Raffles. Uraikan mengapa rakyat pribumi sulit untuk menerima kebijakan baru tersebut!

2.Dikenalnya uang sebagai alat tukar, mendorong rakyat pribumi perlahan mengenal sistem
sewa modal untuk membuka usahanya. Menurut pendapatmu, mengapa sistem ini lebih
jauh semakin memperdalam penderitaan rakyat?

E. DAMPAK KOLONIALISME DI BIDANG PENDIDIKAN

Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia membawa banyak sekali dampak, salah satunya
yaitu dalam bidang pendidikan yang memiliki pengaruh cukup besar. Pada saat awal masuknya
Bangsa Eropa ke Indonesia yang diawali oleh kedatangan Portugis pada abad ke-16 dengan
semboyan 3G (Gold, Glory, Gospel. Dalam proses penyebaran agama katholik di Indonesia,
Portugis menggunakan jalur pendidikan dengan membentuk sebuah sekolah bagi pribumi
sebagai taktik penyebarannya dan dimulai di Indonesia bagian timur yakni Maluku. Tetapi,
saat itu pendidikan masih kurang diminati oleh orang pribumi karena hubungan kurang baik
antara orang Portugis dengan penduduk pribumi.

Setelah itu, Belanda datang dan ingin menjajah Indonesia. Namun, dengan kedatangan
Belanda, sistem pendidikan di Indonesia kembali berkembang dan dimulai ketika terjadinya
kebijakan politik etis (balas budi) oleh pemerintah kolonial Belanda. Menganut sistem
pendidikan barat, sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda hanya bisa digunakan oleh
kaum-kaum bangsawan dan tertentu saja seperti keturunan raja, keturunan bangsawan,
pengusaha kaya, dll. Pendirian sekolah oleh Belanda semata-mata karena Belanda ingin
mencari keuntungan saja dengan memiliki tenaga kerja di sektor swasta maupun pemerintahan
(pegawai administrasi) dengan gaji yang murah tetapi terampil dan terdidik. Selain itu,
pemerintah kolonial Belanda juga menyusun kurikulumnya sendiri, sehingga mengakibatkan
hingga pada abad ke-19 pendidikan di Indonesia cenderung membahas politik dan kebudayaan
saja.

Politik pendidikan yang diajarkan dan terlaksana di Indonesia memiliki beberapa ciri-
ciri, seperti gradualisme, dualisme, kontrol sentral, keterbatasan tujuan, prinsip konkordinasi,
dan tidak adanya rencana pendidikan. Gradualisme merupakan sikap lamban pemerintah
kolonial Belanda untuk melakukan dinamika pendidikan. Dualisme adalah perbedaan
pendidikan antara penduduk pribumi dengan Belanda. Kontrol sentral adalah tindakan
gubernur jenderal dalam mengatur kebijakan pendidikan. Keterbatasan tujuan adalah tujuan
dari didirikannya sekolah yang hanya digunakan untuk menghasilkan pekerjaan rendahan.
Prinsip konkordinasi adalah Indonesia dan Belanda mempunyai kurikulum yang sama. Tidak
ada rencana pendidikan merupakan tidak adanya hubungan antar sekolah, sehingga tidak ada
kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya.

11

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Tingkat pendidikan di Indonesia pada saat masa pemerintahan kolonial Belanda terdiri
dari 3, yaitu pendidikan rendah (Lager Onderwijs), pendidikan menengah (Middlebaar
Onderwijs), perguruan tinggi (Vokanderwijs).

Pendidikan rendah terdiri dari HIS (Hollands Inlandse School) sekolah ini ditujukan
untuk kaum bangsawan pribumi, HCS (Hollands Chinese School) sekolah ini ditujukan untuk
bangsa timur khususnya China, dan ELS (Europse Lagere School) sekolah ini ditujukan untuk
keturunan timur asing, orang Eropa, atau pribumi.

Pendidikan menengah (Middlebaar Onderwijs) ini terdiri dari 3, yaitu MULO, AMS,
dan HBS. MULO (Meer Uit Gebreid Lager School) sekolah pengantar bahasa Belanda, AMS
(Algemene Middelbare School) sekolah ini merupakan sekolah lanjutan dari MULO yang
menggunakan bahasa Belanda dan diperuntukkan bagi pribumi dan timur asing, HBS (Hoogere
Burger School) merupakan sekolah lanjutan bagi ELS yang diperuntukkan bagi kaum Eropa.

Perguruan tinggi (Vokanderwijs) terdiri dari tiga, yaitu Teknik Tinggi (Technische
Hoge School), Sekolah Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge School), dan Pendidikan Tinggi
Kedokteran (STOVIA).

Gambar: Gedung STOVIA
(Sumber: VOI)

Dampak penjajahan Bangsa Eropa dalam bidang pendidikan yaitu:
1. Munculnya golongan-golongan terpelajar di Indonesia.
2. Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga bisa menjadi tenaga
kerja di perusahaan milik Belanda.
3. Bangsa Indonesia bisa mengetahui perkembangan dunia luar melalui
pendidikan.

12

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Penugasan Mandiri

1. Apa saja ciri-ciri politik pendidikan yang diajarkan oleh Belanda? Jelaskan!
2. Analisislah tujuan Belanda membangun pendidikan di Indonesia!

Untuk menambah wawasan kalian di dalam memahami materi ini, simaklah vidio
pendamping melalui barcode di bawah ini!

Rangkuman

1. Kekayaan alam Indonesia mendorong hasrat bangsa Eropa untuk menguasai dan
mengeksploitasi wilayah Indonesia. Kedatangan bangsa Eropa menyebabkan
penderitaan bagi rakyat pribumi karena kesewenangan para penduduk kolonial.

2. Berbagai dampak muncul dari adanya praktek kolonialisme bangsa Eropa, dan
dampaknya ada yang masih bisa dirasakan hingga sekarang di bidang politik, sosial,
budaya, ekonomi, dan pendidikan.

3. Bidang politik pihak kolonial khususnya Belanda mewarisi politik devide et impera
atau politik adu domba yang telah mempengaruhi kekuasaan-kekuasaan kerajaan di

13

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Nusantara. Akibatnya, kekuasaan-kekuasaan kerajaan di Nusantara menjadi tunduk
terhadap Belanda. Adapun dampak di bidang politik yang masih dapat dirasakan hingga
saat ini yakni sistem pembagian kekuasaan Trias Politica yang dianut Indonesia saat
ini.
4. Bidang budaya muncul fenomena percampuran budaya, antara lain berbentuk kata
serapan bahasa asing pada perbendaharaan kata bahasa Indonesia, gaya bangunan
kolonial yang masih banyak dapat ditemui hingga saat ini, dan di bidang kuliner.
5. Perwujudan dampak di bidang budaya sangat kompleks, antara lain penyebaran agama
(gospel) nasrani oleh para misionaris, terbentuknya lapisan sosial baru dalam
masyarakat, perubahan status sosial, serta munculnya budaya feodalisme.
6. Bidang ekonomi membawa dampak berubahnya sistem ekonomi liberal, dalam bentuk
kepemilikan tanah dalam bentuk sewa tanah (landrent), dikenalnya uang kertas sebagai
alat tukar yang diwujudkan dengan dibangunnya de Javasche Bank di Batavia,
dibangunnya infrastruktur jalan dan rel kereta api yang sebagian masih dapat dirasakan
hingga sekarang.
7. Bidang pendidikan berdampak pada lahirnya para cendikiawan dan golongan terpelajar
yang menjadi buah dari salah satu kebijakan politik etis, dengan dibukanya sekolah-
sekolah dasar dan menengah oleh pihak kolonial.

Tes Mandiri

I. Kerjakan soal pilihan ganda pada platform Quizizz berikut secara mandiri,
dengan men-scan barcode di bawah ini!

II. Untuk mengasah keterampilan kalian, silahkan ikuti panduan tugas proyek di
bawah ini !

14

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

15

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Tindak Lanjut

Bagi kalian yang sudah dapat menjawab dan memahami materi yang ada pada KD ini,
dapat mengembangkan pemahaman kalian tentang dampak-dampak kolonialisme bangsa
Eropa di Indonesia di bidang politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Adapun bagi
kalian yang masih kesulitan menjawab dan memahami materi pada KD ini secara penuh, dapat
mengulangi belajar dengan memilih materi yang dianggap sulit secara lebih teliti atau dengan
berdiskusi bersama teman maupun Bapak/Ibu guru kalian.

Tabel Refleksi

Keterangan: : SM
- Sangat Menguasai :M
- Menguasai : KM
- Kurang Menguasai : TM
- Tidak Menguasai

NO. KETERANGAN SM M KM TM
1. Dampak politik kolonialisme di Indonesia
2. Dampak sosial kolonialisme di Indonesia
3. Dampak budaya kolonialisme di Indonesia
4. Dampak ekonomi kolonialisme di Indonesia
5. Dampak pendidikan kolonialisme di Indonesia

16

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI

Daftar Pustaka

Grandena, E.P., Ramdani, D., dan Indrapraja, D.K. nd. Perkembangan Musik Tanjidor di
Kecamatan Pemangkat. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa,
5(6).Pastika, I.W. (2012). Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dan
Bahasa Daerah: Peluang atau Ancaman?. Jurnal Kajian Bali, 2(2), hlm. 141-164.

Riska, Riska, and Hudaidah Hudaidah. (2021). “Sistem Pendidikan Di Indonesia Pada Masa
Portugis Dan Belanda.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3(3):824–29.
Saraswati, M. (2017). Perubahan Sosial dan Budaya Pada Pengaruh Kolonialisme.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah.

Statistik Kecamatan Kartasura, Koordinator, Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar,
and Bab Uraian Hal. (2015). “Daftar Isi Daftar Isi Daftar Isi.” Statistik Daerah
Kecamatan Kartasura Tahun 17–18.

Sulistiyowati, A. (2020). Modul Pembelajaran SMA SEJARAH INDONESIA KELAS XI.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Direktorat Sekolah Menengah Atas
2020.
Tirto.id. (2021). Sejarah Latar Belakang Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia. Dari
: https://tirto.id/sejarah-latar-belakang-kedatangan-bangsa-eropa-ke-indonesia-ghnZ,
diakses pada 15 Februari 2021.

Wikipedia. (2021a). Jalan Raya Pos. Retrieved February 17, 2022, from
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jalan_Raya_Pos

Wikipedia. (2021b). Museum Bank Indonesia. Retrieved February 17, 2022, from
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Museum_Bank_Indonesia_Surabaya

17

E-Modul Sejarah Indonesia Kelas XI


Click to View FlipBook Version