The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fiqririzmal, 2021-04-07 10:39:34

E-Book tentang bahan,alat,dan pola hias batik

TUGAS E-BOOK-dikonversi

BAHAN,
ALAT,DAN
POLA HIAS
BATIK

Nama : Muhammad fiqri rizmal
Kelas : x ips 2

Bahan dan alat membatik

A. Bahan

1. Kain putih atau kain mori
Pada awalnya kain yang di gunakan adalah hasil tenunan sendiri
pada abad ke 19 mulai digunakan kain putih impor saat ini kain
yang digunakan tidak hanya kain mori tetapi juga kain
sutra.berikut beberapa kain yang bisa digunakan untuk
membatik :
a. Kain mori
Kain mori adalah kain yang berasal dari bahan kapas dan
telah mengalami proses pemutihan dan merupakan kain
katun yang memiliki bermacam kualitas.
b. Kain sutra
Kain ini memiliki kualitas yang sangat tinggi dan sering
digunakan oleh para pembatikuntuk menghasilkan batik
dengan kualitas tinggi, kain ini memiliki tekstur halus dan
lembut
c. Kain Dobi
Kain ini sering disebut dengan kain setengah sutra karena
memiliki tekstur halus seperti sutra, memiliki kualitas
dibawah kain sutra. kualitas batik ditentukan oleh kain yang
digunakan

2. Lilin Malam

Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain
tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan. Lilin
malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk
menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian
yang tidak dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai
dibiarkan tidak ditutupi lilin.

Beberapa jenis lilin malam
a. Malam tembokan atau popokan

Jenis ini digunakan untuk menjaga agar kain yang bermotif
dapat dirintangi secara sempurna. Ciri-cirinya sulit dicairkan
dan cepat membeku, daya ikat yang kuat sehingga cepat
melekat pada kain, sulit untuk dilorod, tidak meninggalkan
bekas ketika selesai dilorod, berwarna coklat
b. Malam klowong
Fungsinya untuk menutupi ragam hias dan desain batik yang
dilakukan secara reng-rengan dan nerusi (bolak balik di
kedua sisi kain), kerangka morif yang menggunakan lilin ini
adalah isen isen seperti cecek, sawut dll. Ciri cirinya : mudah
encer dan mudah membeku, dapat membuat garis motif
yang tajam, mudah dilorod dan tidak meninggalkan bekas
ketika dilorod,lilin ini mudah hancur jika salah memberikan
perlakuan pada kain. Berwarna kuning pucat.
c. Lilin tutupan
Fungsinya untuk menutupi warna motif tertentu yang
dipertahankan pada kain pada kain setelah dicelup atau
dicolet,berwarna lebih coklat. Ciri-cirinya ; mudah cair dan
memmbeku, mudah dilorot, daya lekat cukup kuat, tidak
tahan terhadap alkali.

Bahan campuran lilin malam :
parafin, gondorukem, kote/lilin tawon, lemak binatan/
kendalg,minyak nabati, damar.

3. Pewarna Batik
Zat pewarna batik terbuat dari bahan alam maupun bahan
sintetis (buatan).

a. Bahan alami
Warna alam terbuat dari daun-daunan, umbi, akar, kulit
kayu.Contoh warna alam diantaranya adalah :Kulit kayu
mahoni,jelawe, secang, tegeran, kayu nangka, hingga bahan
jamu, pohon nila, dan daun tom

b. Warna sintetis
Warna sintetis terbuat dari bahan kimia. Warna sintetis yang
biasa digunakan untuk pembuatan batik antara lain Zat
warna indigosol, Zat warna Naphtol, Zat warna rapide, zat
warna reaktif
a) Indigosol
➢ Zat warna Indigosol biasa digunakan untuk
menghasilkan warna-warna yang lembut pada kain
batik dipakai dengan teknik celup maupun colet
(kuas).
➢ Proses penggunaan zat warna Indigosol juga hampir
sama dengan penggunaan Naphtol.
➢ Pencelupan dibutuhkan dua kali proses.
➢ Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang
kedua untuk membangkitkan warna.
b) Naphtol
➢ Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses
pewarnaan dengan teknik celup
➢ Terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda
yakni naphtol dasar dan pembangkit warna.
c) Rapid
Merupakan salah satu zat warna yang biasa dipakai
untuk membatik dengan teknik colet. Terdiri dari
campurannaphtol dan garam diazonium yang
distabilkan. Untuk membangkitkan warna biasanya
digunakan asam sulfat atau asam cuka.
d) Zat warna reaktif
➢ Zat warna reaktif umumnya dapat bereaksi dan
mengadakan ikatan langsung dengan serat sehingga
merupakan bagian dari serat tersebut.

➢ Jenisnya cukup banyak dengan nama dan struktur
kimia yang berbeda tergantung pabrik yang
membuatnya.

➢ Salah satu yang saat ini sering digunakan untuk
pewarnaan batik adalah Remazol.

Zat- Zat pembantu dalam membatik :
1) Caustic soda atau soda api digunakan untuk mengetel mori

atau melarutkan lilin batik.
2) Soda Abu atau Na2CO3, digunakan untuk campuran

mengetel(mencuci), untuk membuat alkali pada air lorodan
(proses pengelupasan lilin) dan untuk menjadi obat
pembantu pada celupan cat Indigosol.
3) Turkish Red Oil digunakan untuk membantu melarutkan cat
batik atau sebagai obat pembasah untuk mencuci kain yang
akan di cap.
4) Teepol digunakan sebagai obat pembasah, misalnya untuk
mencuci kain sebelum di cap.
5) Asam Chlorida atau air keras digunakan untuk
membangkitkan warna Indigosol atau untuk menghilangkan
kanji mori.
6) Asam sulfat atau asam keras digunakan untuk
membangkitkan warna Indigosol
7) Tawas digunakan sebagai kancingan atau fixeer pewarna
tumbuhan.
8) Kapur digunakan untuk melarutkan cairan Indigo.
9) Obat ijo atau air ijo digunakan agar pewarna mempunyai
ketahanan pada proses pengelupasan lilin.
10) Minyak kacang digunakan untuk mengetel (mencuci) mori
sehingga mori menjadi lemas dan naik daya serapnya.

B. Peralatan membatik

1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan
membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat

dari bahan kayu, atau bambu. Gawangan harus dibuat
sedemikian rupa,sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi
harus kuat dan ringan.

2. Bandul
Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang
dikantongi.Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan mori
yang sedang dibatik agar tidak mudah tergesar tertiup angin,
atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja.

3. Canting
➢ Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan
atau mengambil cairan.
➢ Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin malam
cair sebagai tintanya
➢ Bentuk canting beraneka ragam, dari yang berujung satu
hingga beberapa ujung.
➢ Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi untuk
membuat titik dalam sekali sentuhan.
➢ Sedangkan canting yang berujung satu berfungsi untuk
membuat garis, lekukan dan sebagainya.
➢ Canting terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Pegangan canting terbuat dari bambu (gagang)
b. Terdapat mangkuk sebagai tempat lilin
malam(nyamplung)
c. ujung yang berlubangs ebagai ujung pena tempat
keluarnya lilin malam ( cucuk/ carat)
➢ Jenis canting
a. Berdasarkan fungsinya dibedakan :
1) Canting reng-rengan (untuk membuat desain awal)
2) Canting isen (untuk mengisi bidang yang sudah
dibuat Polanya
b. Berdasarkan ukurannya dibedakan :
1) Canting kecil
2) Canting sedang

3) Canting besar
c. Berdasarkan jumlah caratnya dibedakan :

1) Canting cecekan (bercarat tunggal kecil)
dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil dan
garis-garis kecil

2) Canting loron (bercarat 2, berjajar atas bawah)
dipergunakan untuk membuat garis rangkap.

3) Canting telon (bercarat 3, bersusun bentuk segi
tiga) funsinya sebagai isen-isen

4) Canting prapatan (bercarat 4) dipergunakan untuk
membuat empat buah titik yang membentuk
bujursangkar sebagai pengisi bidang.

5) Canting liman (bercarat 5) untuk membuat
bujursangkar kecil yang dibentuk oleh empat buah
cicik dan sebuah titik ditengahnya.

6) Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh
buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk
lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah
titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk,
atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya
bercucuk ganjil.

7) Canting renteng atau galaran.Galaran berasal dari
kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari
bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah
rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai
dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng
selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau
lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun
dari bawah ke atas.

4. Wajan
Wajan ialah perkakas yang digunakan untuk mencairkan
“malam”. Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat.

5. Kompor

Kompor adalah alat untuk membuat api untuk memanaskan
lilin malam. Kompor yang biasa digunakanadalah kompor
dengan bahan bakar minyak.

6. Saringan “malam”
Saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang
banyak kotorannya. sehingga tidak mengganggu jalannya
“malam” pada cucuk canting sewaktu dipergunakan untuk
membatik

7. Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya
tidak kena tetesan “malam” panas sewaktu canting ditiup,
atau waktu membatik

8. Sarung tangan
Digunakan untuk pelindung tangan pada saat proses
pewarnaan

9. Dandang besar
Digunakan untuk mencelup kain yang telah selesai dibatik
dalam proses pewarnaan dan pelarutan lilin

10. Sterika
Digunakan untuk menghilangkan sisa lilin yang masih
menempel dengan cara menyetrika kain batik dengan kertas
koran diatasnya sehingga lilin akan menempel ke kertas

11. Dingklek
Dingklik digunakan pembuat batik untuk duduk saat
mencanting motif pada kain

C. Pola Hias

➢ Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu
sebagai contoh motif batik yang akan dibuat. Ukuran pola ada
dua macam. Pola A ialah pola yang panjangnya selebar mori.

➢ Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau
sepertiga panjang pola A.

➢ Gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya
menggunakan ragam hias.

➢ Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam
hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun
sejak jaman dulu.

➢ Ragam hias tersebut mempunyai makna atau simbolik
tertentu.

➢ Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik
dengan pola kreasi yang lebih bebas.

Pola Hias
Merupakan unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman
dalam mendesain sebuah hiasan

Motif Hias
Merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam
hias,meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan.

Ragam hias
Adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias
dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang
indah.

Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
➢ Swastika : menyerupai bentuk dasar huruf Z yang
berlawanan
➢ Pola pilin : mempunyai bentuk dasar huruf S, atau SS untuk
pilin ganda
➢ Pola meander : mempunyai bentuk dasar huruf T

➢ Pola kawung : ragam hias kawung yang mempunyai wujud
menyerupai buah aren yang dipotong melintang maka
nampak empat biji aren

➢ Pola Tumpal : ragam hias tradisional Nusantara yang
mempunyai ciri khas berbentuk dasar segitiga sama kaki

➢ Motif ceplokan : ragam hias yang terdiri atas satu motif
serta sebuah susun berulang-ulang

b. Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
➢ Motif manusia
➢ Motif tumbuhan
➢ Motif hewan

c. Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)
➢ Motif awan
➢ Motif air
➢ Motif alam
➢ Motif batu
➢ Motif gunung


Click to View FlipBook Version