Buku Panduan
Pemeriksaan DED
Pengembangan Kawasan Permukiman
Sektor PSU - Jalan dan Drainase Lingkungan
Sumber: http://sim.ciptakarya.pu.go.id/
Isi Buku
01 Detailed Engineering Drawing
(DED)
02 Pemeriksaan DED
03 Pemeriksaan Kelengkapan DED Jalan
dan Drainase Lingkungan
04 Pemeriksaan Detail Teknis Jalan
Lingkungan
05 Pemeriksaan Detail Teknis Drainase
Lingkungan
06 Pemeriksaan Detail Teknis Trotoar
07 Pemeriksaan Detail Teknis Pelat
Duicker
08 Pemeriksaan Detail Teknis Talud
09 Pemeriksaan Detail Teknis Jembatan
01
Detailed Engineering
Drawing (DED)
Detailed Engineering Drawing (DED) dalam pekerjaan konstruksi
dapat diartikan sebagai produk dari konsultan perencana, yang
biasa digunakan dalam membuat sebuah perencanaan (gambar
kerja) detail pekerjaan konstruksi bangunan sipil seperti gedung,
jalan, jembatan, bendungan, dan sebagainya.
DED merupakan perencanaan yang lebih rinci dan lengkap dalam
bentuk gambar-gambar design beserta spesifikasinya yang siap
dilaksanakan di lapangan.
sumber: Modul Pekerjaan Persiapan, BPSDM Kementerian PUPR 2017
Pemeriksaan DED
Pemeriksaan DED adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa
kelengkapan DED. Pemeriksaan DED perlu dilakukan untuk
menghindari adanya kekurangan dalam DED dan menghindari
adanya permasalahan di lapangan saat pelaksanaan disebabkan
karena kurang lengkapnya DED.
Untuk mempermudah pemeriksaan DED, DED yang diperiksa dalam
format .pdf harus jelas dan mudah dibaca (tidak blur).
02
Pemeriksaan DED
berdasarkan 16/SE/DC/2020
Standar Teknis Jalan pada Permukiman
Teknik gambar harus sesuai dengan kaidah dan
prinsip gambar kerja
DED harus menggambarkan seluruh item pekerjaan
yang terdapat di dalam RAB dan rencana
pelaksanaan di lapangan
DED harus mencantumkan tanda tangan, nama,
dan instansi penyusun serta pengesah gambar
Gambar DED harus lengkap
03
Kaidah & Prinsip
Gambar Kerja
Penyajian DED harus sesuai dengan kaidah dan prinsip gambar kerja.
Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan pembaca gambar dalam
menerjemahkan konsep dan rancangan yang dituangkan ke dalam
DED sehingga dapat dibangun dengan baik.
Kaidah dan prinsip gambar kerja tersebut adalah sebagai berikut:
Kop Gambar Teks
Judul dan Skala Dimensi
Orientasi Gambar Notasi
Garis Legenda
04
Kop Gambar
Kop gambar merupakan bagian pada lembar gambar yang memberikan
informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi
yang digunakan serta informasi mengenai gambar yang disajikan pada
lembar tersebut.
Kop gambar minimal harus memuat informasi berikut:
Nama dan logo Informasi kegiatan Tanggal Gambar
instansi Skala gambar Nomor dan jumlah
Judul gambar gambar
Kolom tanda tangan Kolom tanda tangan
penanggung persetujuan dan
jawab/pemeriksa pengesahan
Nama dan logo Penyusun
instansi
Penanggung
Informasi jawab
kegiatan
Judul, skala,
Persetujuan & & tanggal
pengesahan gambar
Nomor &
jumlah
gambar
Gambar Contoh Kop Gambar
sumber: Modul Standar Kelengkapan Gambar Arsitektur Dit. BTPP
05
Judul dan Skala
Judul dan skala gambar umumnya terletak dalam satu tempat dalam kop.
Selain terletak di dalam kop, judul dan skala juga harus dituliskan di
dalam area gambar kerja pada setiap gambar di dalam area gambar kerja.
Tabel Penentuan Skala Gambar
Jenis Skala Peruntukan Gambar
Skala Kecil 1 : 1000 1 : 200 Gambar situasi, gambar siteplan, gambar
1 : 500 1 : 100 peta, gambar denah, gambar
1 : 400 tampak/potongan
Skala Besar 1 : 50 1:5 Gambar detail
1 : 20 1:2
1 : 10 1:1
sumber: POS Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Kawasan
Orientasi Gambar
Orientasi gambar merupakan informasi berbentuk mata angin yang
berfungsi untuk mengetahui arah/orientasi dari objek gambar. Orientasi
yang umum digunakan pada gambar siteplan maupun denah yaitu simbol
arah mata angin yang menunjukkan arah utara.
Gambar Contoh Orientasi Gambar pada 06 Gambar Contoh Orientasi Gambar pada
Arah Utara Jalan Utama
sumber: Dokumen Perencanaan Teknis Dit. sumber: Dokumen Perencanaan Teknis Dit.
PKP
PKP
Garis
Ketebalan garis pada gambar merepresentasikan keutamaan elemen
gambar. Ketebalan garis dibuat berbeda-beda untuk meningkatkan
keterbacaan elemen gambar. Jenis garis juga dibuat berbeda untuk
merepresentasikan objek-objek tertentu.
Tabel Jenis dan Ketebalan Garis
sumber: Standar Informasi dalam Gambar Manual, ITB (2015) Teks
Tabel Ukuran Teks Gambar
Jenis font teks yang
sumber: Standar Informasi dalam Gambar Manual, ITB (2015) digunakan harus
konsisten untuk
07 keseluruhan gambar.
Jenis dan ukuran font
yang digunakan juga
harus yang jelas dibaca.
Dimensi
Pemberian dimensi harus konsisten untuk Gambar Contoh Pemberian Dimensi
seluruh gambar. Jika ditentukan unit sumber: Dokumen DED Subdit. Wilayah I, Dit. PKP
gambar milimeter, maka semua angka
dimensi harus dalam milimeter, kecuali
jika ada keterangan lain. Angka desimal
yang ditunjukkan juga harus konsisten.
Posisi dimensi terletak di luar area objek
gambar agar tidak membingungkan
Notasi
Gambar Beberapa Notasi Gambar Notasi yang digunakan harus sesuai
sumber: Standar Informasi Dalam Gambar Manual, ITB 2015 dengan keterangan material yang
digunakan. Apabila material yang
digunakan adalah beton maka
gunakan notasi beton yang sesuai.
Legenda
Legenda merupakan kumpulan
informasi yang menunjukkan nama
objek dan/atau fitur penting, misalnya
seperti simbol-simbol yang ditunjukkan
di dalam gambar.
Tidak semua gambar harus memuat
legenda, hanya pada gambar tertentu
yang dirasa perlu untuk menampilkan
legenda. Gambar Contoh Posisi Penempatan Legenda
sumber: Modul Standar Kelengkapan Gambar
Arsitektur Dit. BTPP
08
Kesesuaian DED
dengan RAB
DED harus menggambarkan seluruh item pekerjaan yang terdapat di
dalam RAB (Rencana Angaaran Biaya). Hal yang harus diperhatikan
dalam memeriksa kesesuaian DED dengan RAB yaitu:
Kesesuaian Item Kesesuaian Kesesuaian Mutu
Pekerjaan Material yang dan Spesifikasi
Material yang
Digunakan Digunakan
Legalitas Gambar
DED harus mencantumkan
tanda tangan, nama, dan
instansi penyusun serta
pengesah gambar
Gambar Contoh Kop dengan 09
Pengesahan
sumber: Dokumen DED Subdit. Wilayah I,
Dit. PKP
Kelengkapan
Gambar
Gambar yang tercantum di dalam DED harus lengkap, mulai dari
kelengkapan item pekerjaan hingga kelengkapan detail gambar.
Semakin baik dan lengkap gambar akan mempermudah proses
pekerjaan dan mempercepat dalam penyelesaian pekerjaan
konstruksi.
DED harus lengkap, meliputi:
Peta situasi Cross section
Siteplan per STA
Denah
Cross-section
setempat
Tampak
Long-section Detail gambar
10
Pemeriksaan Kelengkapan
DED Jalan dan Drainase
Peta situasi
Menampilkan keseluruhan jaringan jalan atau drainase
eksisting
Menunjukkan posisi jaringan jalan atau drainase yang
akan ditangani
Menampilkan bangunan dan fasilitas di sekitar jaringan
jalan dan drainase
Menampilkan legenda
Menampilkan orientasi arah
Gambar Peta Situasi
sumber: Dokumen DED Subdit. Wilayah I, Dit. PKP
11
Siteplan (Alinyemen Horizontal)
Menampilkan posisi keseluruhan ruas jalan atau jaringan
drainase yang akan ditangani
Menampilkan titik station (jarak antar station maksimal per
100m) disertai dengan penomoran station (STA)
Menampilkan keterangan panjang dan lebar jalan atau
drainase
Menampilkan arah aliran air pada jaringan drainase
Sebaiknya menampilkan garis kontur yang dilengkapi
keterangan elevasi
Denah Rencana Jalan
Biasanya merupakan gambar alinyemen horizontal yang dipecah per
station. Denah diperlukan untuk memperjelas siteplan. Kriteria
kelengkapan sama dengan siteplan.
Gambar Denah
sumber: Dokumen DED Subdit. Wilayah I, Dit. PKP
12
Long-section (Alinyemen Vertikal)
Menampilkan alinyemen vertikal muka tanah eksisting dan
alinyemen vertikal muka jalan rencana atau dasar drainase
rencana
Menampilkan dimensi vertikal (elevasi) dan dimensi
horizontal (panjang atau station)
Menampilkan keterangan elevasi per station
Sebaiknya alinyemen vertikal eksisting dengan alinyemen
vertikal rencana dijadikan dalam 1 gambar
Gambar Alinyemen Vertikal
sumber: Dokumen DED Subdit. Wilayah I, Dit. PKP
13
Gambar Potongan Jalan
sumber: Dokumen DED Subdit. Wilayah I, Dit. PKP
Cross section (profil) per STA
Menampilkan profil tanah eksisting dan profil/potongan
jalan atau drainase
Menampilkan dimensi jalan atau drainase (lebar dan
ketebalan perkerasan atau kedalaman saluran)
Menampilkan posisi jalan atau drainase terhadap
fasilitas/bangunan di sekitarnya
Menampilkan keterangan lapisan perkerasan jalan atau
keterangan saluran drainase (material beserta
mutu/spesifikasi)
14
Cross-section
setempat
Cross-section setempat ditampilkan apabila ingin
menampilkan hal-hal khusus di tempat tertentu, misal terdapat
lampu penerangan jalan, talud, dan sebagainya.
Cross-section setempat juga dapat ditampilkan untuk
memberikan informasi mengenai detail perkerasan atau
saluran yang sifatnya tipikal. Cross-section setempat harus
menampilkan detail yang ingin ditunjukkan termasuk dimensi
dan keterangan material beserta mutu dan spesifikasi.
Jika menampilkan cross-section setempat maka pada siteplan
atau denah harus disertakan notasi potongan setempat.
Tampak
Gambar tampak yang ditampilkan dalam DED Jalan dan
Drainase adalah gambar tampak atas, khususnya untuk DED
Jalan yang menampilkan pola sambungan jalan untuk jalan
beton ataupun pola pemasangan paving untuk jalan paving
block.
Detail gambar
Keterangan dimensi, material, mutu dan spesifikasi harus
tercantum dalam gambar.
Untuk jenis perkerasan atau saluran drainase tertentu
diperlukan detail gambar tambahan, seperti menampilkan
detail sambungan jalan beton, menampilkan gambar detail
tipe paving block dan kerb yang digunakan, dan menampilkan
detail penulangan drainase
15
Pemeriksaan Detail Teknis
Jalan Lingkungan
Lebar jalan harus sesuai dengan hierarki dan fungsi jalan yang
direncanakan
Tabel Kriteria Teknis Jaringan Jalan
Hierarki Fungsi Hierarki Lebar
Jalan Perkerasan
Jalan
Jalan Lokal Jalan yang menghubungkan Permukiman 3 m – 5,5 m
Sekunder kawasan sekunder kesatu
dengan perumahan, kawasan
sekunder kedua dengan
perumahan, kawasan
sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke
perumahan
Jalan Jalan yang menghubungkan Perumahan 1,5 m – 3 m
Lingkungan antarpersil dalam kawasan
perkotaan
Sekunder
sumber:
- Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
- PermenPU NO. 19/PRT/M/20011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
- SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Lebar Jalan
16
Perkerasan jalan yang digunakan disesuaikan dengan
kemiringan trase, tipe kawasan, dan LHR di kawasan rencana
Tabel Kriteria Teknis Pemilihan Konstruksi Perkerasan Jalan
Perkerasan Kondisi Lalu Lintas Tingkat Kelandaian Tipe
Jalan Tanah Harian Rata- (Geometrik) Kawasan
(CBR)
rata, LHR
(kend/hari)
Jalan Telford CBR <30 Datar (0% - 8%) Perdesaan
min. 6%
Jalan Paving CBR 90 – 250 Datar (0% - 8%) Perdesaan,
Perkotaan
Block min. 6%
Jalan Lapis CBR 30 – 90 Datar (0% - 8%) Perdesaan
Penetrasi min. 6%
Makadam
Jalan CBR 500 – 1000 Datar (0% - 8%) Perdesaan,
Campuran min. 6% Bukit (>8% - 25%) Perkotaan
Aspal Panas Gunung (>25% - 45%)
(Hotmix)
Jalan Beton CBR 250 – 500 Datar (0% - 8%) Perdesaan,
min. 6% Bukit (>8% - 25%) Perkotaan
Gunung (>25% - 45%)
sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Bina Marga Tahun 2017
Perkerasan Jalan
17
Jenis Perkerasan Jalan
Jalan Telford Acuan Teknis:
SE Menteri PUPR No. 04/SE/M/2016 Pedoman Perancangan
Pelaksanaan Perkerasan Jalan Telford
Jalan Telford Lapis Tanah Dasar
CBR minimal 6%
Sumber: https://www.dpupr.kendalkab.go.id/
Lapis Pondasi
Pasir urug, tebal lapisan 10 – 15 cm
Lapis Permukaan
1.Batu tepi, tebal 20 – 25 cm
2.Batu belah, tebal 15 – 20 cm
3.Batu pengunci, tebal 5 – 7 cm
Kemiringan Melintang Jalan
2% - 4%
Gambar Potongan Jalan Telford
Sumber: 04/SE/M/2016 Pedoman Perancangan Pelaksanaan Perkerasan Jalan Telford
18
Jalan Acuan Teknis:
Paving Block SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan Blok Beton
Terkunci untuk Permukaan Jalan
Jalan Paving Block Lapis Tanah Dasar
CBR minimal 6%
Sumber: https://sulselekspres.com/
Lapis Pondasi
Pasir urug, tebal lapisan ±5 cm
Lapis Permukaan
1.Paving block Tipe A atau Tipe C
mutu K-250 (fc’ 20,75 MPa), tebal
8cm
2.Pola paving block membentuk
pola tulang ikan
3.Terdapat beton jepit/kerb di sisi
paving block
Kemiringan Melintang Jalan
2%
Gambar Tipe Paving Block Gambar Pola Pemasangan Paving Block
Sumber: SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan Sumber: SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan
Blok Beton Terkunci Untuk Permukaan Jalan
Blok Beton Terkunci Untuk Permukaan Jalan
Gambar Potongan Jalan Paving Block
Sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada Permukiman
19
Jalan Lapis Acuan Teknis:
Penetrasi Makadam SNI 6751:2016 Spesifikasi Bahan Lapis Penetrasi
Makadam
Jalan Lapis Penetrasi Makadam Lapis Tanah Dasar
CBR minimal 6%
Sumber: Modul Paket Pekerjaan Jalan pada
Lapis Pondasi
Permukiman Direktorat Bina Teknik Pondasi dengan jalan Telford atau
Agregat Kelas B/A tebal lapisan
Permukiman dan Perumahan minimal 15 cm
Lapis Permukaan
1.Agregat makadam batu pokok,
tebal 3 – 5 cm
2.Bahan Aspal lapisan pertama (Pen
60/70)
3.Batu pengunci, tebal 1 – 2 cm
4.Bahan Aspal lapisan kedua (Pen
60/70)
5.Batu penutup, tebal 0,3 – 1 cm
Kemiringan Melintang Jalan
2% - 3%
Gambar Potongan Jalan Lapis Penetrasi Makadam
Sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada Permukiman
20
Jalan Campuran Aspal Acuan Teknis:
Panas (Hotmix) Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 atau yang
terbaru
Jalan Campuran Aspal Panas Lapis Tanah Dasar
CBR minimal 6%
Sumber: Modul Paket Pekerjaan Jalan pada
Permukiman Direktorat Bina Teknik Lapis Pondasi
Permukiman dan Perumahan 1.Lapis pondasi bawah (subbase),
CBR min. 60%, tebal min. 15 cm
2.Lapis pondasi atas (base), CBR
min. 80%, tebal min. 15 cm
Lapis Permukaan
Campuran aspal, tebal 3 - 7,5 cm
tergantung jenis campuran
Kemiringan Melintang Jalan
2% - 3%
Tabel Ketebalan Lapis Campuran Aspal
Jenis Campuran Tebal minimum (cm)
Lataston Lapis Aus (HRS-WC) 3,0
Lapis Pondasi (HRS-Base) 3,5
Lapis Aus (AC-WC) 4,0
Laston Lapis Antara (AC-BC) 6,0
Lapis Pondasi (AC-Base) 7,5
Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2018
Gambar Potongan Jalan Campuran Aspal Panas
Sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada Permukiman
21
Jalan Beton Acuan Teknis:
SNI 8457:2017 Desain Tebal Jalan Beton untuk Lalu Lintas Rendah
Gambar Potongan Jalan Beton Lapis Tanah Dasar
CBR minimal 6%
Sumber: Modul 1 Diklat Perkerasan Kaku
Kementerian PUPR 2017 Lapis Pondasi
1.Agregat dengan CBR min. 60%,
tebal 150mm (jika CBR tanah
dasar 4% - 6%, maka tebal 250mm)
2.Beton kurus sebagai lantai kerja,
tebal 50 mm (fc' 8 - 11 MPa)
Lapis Permukaan
Beton dengan kuat lentur 3,5 – 5
MPa, tebal 150 mm
Kemiringan Melintang Jalan
2% - 3%
Gambar Potongan Jalan Beton
Sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada Permukiman
Gambar Elemen Jalan Beton
Sumber: Modul 1 Diklat Perkerasan Kaku Kementerian PUPR 2017
Sumber: Modul 1 Diklat Perkerasan Kaku
Kementerian PUPR 2017
22
Untuk lebar jalan > 3m, maka digunakan sambungan memanjang
Uraian Perancangan Sambungan Jalan Lokal
Jalan Lokal
Jarak Antar Sambungan 4m
Memanjang sambungan susut gergaji yang diberi filler, kedalaman 1/4h
Mutu Baja BJTS 30
Tie Bars Diameter 13 mm
Sambungan Panjang 600 mm
Memanjang
Spasi 750 mm
Jarak Antar Sambungan 4-5m
Susut Melintang sambungan gergaji yang diberi filler, kedalaman 1/4h (tanpa ruji)
Sumber: SNI 8457:2017 Rancangan Tebal Jalan Beton Untuk Lalu Lintas Rendah
Gambar Sambungan Memanjang Gambar Sambungan Melintang
Sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada
Jalan Pada Permukiman Permukiman
Gambar Tampak Atas Sambungan
Sumber: Modul 1 Diklat Perkerasan Kaku Kementerian PUPR 2017
23
Pemeriksaan Detail Teknis
Drainase Lingkungan
Tipe saluran yang digunakan disesuaikan dengan kemiringan
trase dan tingkat kepadatan penduduk
Tabel Kriteria Teknis Sistem Drainase
Sistem Hierarki Tingkat Tingkat Kelandaian
Drainase Kawasan Kepadatan (Geometrik)
Permukiman Penduduk
Saluran Terbuka
Saluran Tanah Perumahan Rendah Datar (0% - 8%)
(< 400 -
jiwa/Ha)
Gunung (>25% - 45%)
Saluran Perumahan Rendah Datar (0% - 8%)
Pasangan Batu Permukiman (< 400 -
jiwa/Ha)
Kali Gunung (>25% - 45%)
Saluran Terbuka Perumahan Rendah Datar (0% - 8%)
Beton Pracetak Permukiman (< 400
jiwa/Ha)
Saluran Tertutup
Saluran Perumahan Tinggi Datar (0% - 8%)
Tertutup Beton Permukiman (> 400
jiwa/Ha)
Pracetak
Gorong-Gorong Perumahan Tinggi Datar (0% - 8%)
Beton Pracetak Permukiman (> 400 -
jiwa/Ha)
Gunung (>25% - 45%)
sumber:
- SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
- Pt T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan untuk Lingkungan Permukiman
24
Saluran Tanah
Sumber: Saluran Tanah sumber: Gambar Potongan Saluran Tanah Permukiman
https://dpu.kulonprogokab.go.id/ 2 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada
1.Kemiringan dinding drainase adalah 1 : 1.
2.Luas minimum penampang saluran adalah 0,50 m2.
3.Tinggi minimum saluran (T) adalah 50 cm.
4.Dapat juga dimungkinkan perbaikan kekuatan dengan pemadatan dengan
penambahan lapisan clay atau campuran semen tanah (soil cement)
Saluran Pasangan
Batu Kali
Gambar Potongan Saluran Batu Kali Saluran Pasangan Batu Kali
sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada
Sumber: https://dpu.kulonprogokab.go.id/
Permukiman
1.Luas minimum penampang saluran melintang dengan pasangan adalah 0,12 m2.
2.Kemiringan saluran 1,0-2,0%.
3.Tinggi minimal saluran (T) adalah 45 cm.
4.Pasangan batu kali yang berhubungan langsung dengan air menggunakan
campuran 1 PC (Portland Cement) : 4 PS (Pasir).
25
Saluran Beton
Pracetak (Terbuka &
Tertutup)
1.Luas minimum penampang Saluran Beton Pracetak Terbuka & Tertutup
saluran melintang adalah 0,12 m2.
Sumber: precon.co.id & megaconcrete.com
2.Kemiringan saluran 1,0-2,0%.
3.Tinggi minimal saluran (T) adalah
45 cm.
4.Mutu beton f'c 31,2 MPa (K-350).
5.Mutu baja tulangan: tegangan
leleh ≥ 4500 kg/cm2 dan
tegangan tarik ≥ 5000 kg/cm2.
1.Tanah dasar memiliki CBR ≥ 6%
2.Jika diperlukan penstabilan tanah
bisa dilakukan pengurugan sirtu
3.Untuk mengontrol elevasi atau
kemiringan saluran, dapat
dipasang lantai kerja setebal 5cm
menggunakan beton f'c 7,4 MPa
(K-100)
Gambar Potongan Saluran Beton Pracetak
Terbuka
sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan
Pada Permukiman
Untuk saluran tertutup beton
pracetak, tutup saluran harus
mampu menahan beban
kendaraan yang lewat di atasnya.
Kriteria Tutup Saluran U-Ditch Gambar Potongan Saluran Beton Pracetak
Tertutup
sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada
Permukiman sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan
Pada Permukiman
26
Saluran Gorong -
Gorong Beton Pracetak
Gorong-gorong Pipa Beton dan Box Culvert 1.Bentuk dapat berupa pipa beton
(buis beton) atau box culvert.
Sumber: solusikonstruksi.com & pompareadymix.com
2.Mutu beton yang digunakan f'c
30 MPa (K-350).
3.Harus mampu menahan beban
kendaraan 10 ton.
4.Luas minimum gorong-gorong
adalah 1,13 m2, atau diameter
untuk pipa beton minimum 0,6
cm
Gambar Potongan Gorong-Gorong Box Culvert Gambar Potongan Gorong-Gorong Pipa Beton
sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada
Permukiman Permukiman
27
Pemeriksaan
Detail Teknis Trotoar
Kriteria Teknis Trotoar
No Hierarki Arus Zona Bagian Dimensi
Jalan Pejalan Depan Total
Kaki Maks. Kerb Jalur Lebar Gedung
Fasilitas Efektif 5,0 – 6,0
0,75 m m
1 Jalan Arteri 80 pejalan 0,15 m 1,2 m 2,75 –
Sekunder kaki/menit 3,75 m 0,35 m
3,5 – 4,0
2 Jalan 60 pejalan 0,15 m 0,9 m 2,0 –
Kolektor kaki/menit 2,75 m m
Sekunder
3 Jalan Lokal 50 pejalan 0,15 m 0,75 m 1,9 m 0,15 m 3,0 m
Sekunder kaki/menit 2,5 m
4 Jalan 35 pejalan 0,15 m 0,6 m 1,5 m 0,15 m
Lingkungan kaki/menit
Sekunder
sumber: SE Menteri PUPR No. 02/SE/M/2018 tentang Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki
Pembagian Zona Trotoar
sumber: 02/SE/M/2018 Perencanaan Teknis
Fasilitas Pejalan Kaki
28
Acuan Teknis: SE Menteri PUPR No. 02/SE/M/2018 tentang Trotoar
Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki Paving Block
Lapis Tanah Dasar Kemiringan Trotoar
CBR minimal 6% 1.Kemiringan memanjang trotoar
Lapis Permukaan idealnya 8% dan disediakan
1.Beton kurus fc' 8 - 11 MPa, tebal landasan datar setiap jarak 9 m
dengan panjang minimal 1,2 m.
min. 5 cm. 2.Pelandaian dapat mencapai
2.Pasir urug, tebal lapisan ±5 cm kemiringan maksimum 12%,
3.Paving block mutu K-220 (fc’ 18,67 namun disarankan 8%.
3.Kemiringan melintang trotoar
MPa), tebal 8 cm. harus memiliki kemiringan
4.Pola paving block membentuk permukaan 2% sampai 4% untuk
kepentingan penyaluran air
pola tulang ikan. permukaan.
5.Apabila menggunakan beton,
gunakan mutu K-225 (fc’ 18,67
MPa), tebal 10 cm.
6.Terdapat beton jepit/kerb di sisi
paving block.
Jalur Pejalan Kaki harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitasnya seperti:
rambu-rambu, penerangan, marka, dan perlengkapan jalan lainnya,
sehinga pejalan kaki lebih mendapat kepastian dalam berjalan,
terutama bagi pejalan kaki penyandang cacat
Lajur pemandu untuk Tipe Blok Peringatan
pejalan kaki berkebutuhan sumber: 02/SE/M/2018 Perencanaan Teknis
khusus terdiri dari:
Fasilitas Pejalan Kaki
1.Ubin/blok kubah
sebagai peringatan Tipe Blok Pengarah
sumber: 02/SE/M/2018 Perencanaan Teknis
2.Ubin/blok garis sebagai
pengarah Fasilitas Pejalan Kaki
29
Lampu penerangan untuk fasilitas Tempat duduk untuk pejalan kaki
pejalan kaki ditempatkan setiap 10 m, diletakkan pada setiap jarak 10 m dengan
dengan tinggi maksimal lampu adalah
4 m. Bahan yang digunakan terbuat dari lebar tempat duduk 40 - 50 cm dan
panjang 150 cm. Bahan yang digunakan
bahan berdaya tahan tinggi seperti terbuat dari bahan berdaya tahan tinggi
metal dan beton cetak.
seperti metal dan beton cetak.
Tempat sampah terletak setiap 20 m serta pada titik-titik pertemuan seperti
persimpangan. Besar tempat sampah disesuaikan dengan kebutuhan dan terbuat
dari bahan berdaya tahan tinggi seperti metal dan betok cetak.
Rambu yang berkaitan dengan pejalan kaki (PermenHub No. 13/2014)
Peringatan banyak lalu Peringatan alat Larangan masuk bagi
lintas pejalan kaki pemberi isyarat pejalan kaki.
lalu lintas
Peringatan banyak Perintah menggunakan
lalu lintas pejalan Peringatan alat jalur atau lajur lalku lintas
kaki anak-anak pemberi isyarat khusus pejalan
lalu lintas kaki
Peringatan banyak lalu
lintas pejalan kaki Peringatan Petunjuk lokasi fasilitas
menggunakan (ditegaskan penyeberangan pejalan
fasilitas penjelasan jenis kaki
penyeberangan peringatan dengan
menggunakan
Marka yang berhubungan dengan pejalan kaki
Marka zebra cross, dengan panjang Marka 2 garis utuh melintang untuk
garis utuh membujur minimal 2,5 m dan pelican crossing, dengan jarak antar
lebar garis 30 cm, dengan jarak antara garis melintang minimal 2,5 m dengan
garis membujur yaitu 30 - 60 cm lebar garis 30 cm.
Pemeriksaan Detail
Teknis Plat Duicker
Pelat Duicker Gambar Potongan Pelat Duicker
sumber: pelita.co.id sumber: 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan
Pada Permukiman
1.Mutu beton yang digunakan f'c 20 MPa (K-250).
2.Tebal pelat beton minimum 20 cm.
3.Tulangan utama yang digunakan adalah baja polos diameter 12mm, spasi 150mm
4.Mutu tulangan: tegangan leleh minimum 240 MPa dan tegangan tarik minimum
390 MPa
5.Harus mampu menahan beban kendaraan.
Pemeriksaan
Detail Teknis Talud
Standar Minimum Dimensi Dinding Penahan 1.Pasangan batu kali yang berhubungan
Tanah langsung dengan air menggunakan
campuran 1 PC (Portland Cement) : 4 PS
sumber: SNI 8460:2017 Persyaratan Perancangan (Pasir).
Geoteknik
2.Adukan mortar semen untuk pasangan,
harus mempunyai kuat tekan paling
sedikit 50 kg/cm2 (4,5 MPa) pada umur
28 hari dengan benda uji mortar 50 mm x
50 mm x 50 mm.
3.Harus dipasang pipa-pipa drain PVC Ø 1”
setiap jarak 100 cm dengan diberi
saringan ijuk dan pasir pada ujung-ujung
pipa drain.
30
Pemeriksaan
Detail Teknis Jembatan
Kriteria Teknis Jembatan
No Jenis Jembatan Lebar Maksimum Fungsi Jalan Tipologi Geografis
Lokasi
1 Jembatan Gantung
Bukit (>8% - 25%)
a Jembatan 1,8 m Pejalan kaki Gunung (>25% - 45%)
Gantung Kayu 1,8 m
1,8 m Pejalan kaki Bukit (>8% - 25%)
b Jembatan Gantung Sepeda motor
Baja Gunung (>25% - 45%)
Pejalan kaki
c Jembatan Gantung Sepeda motor
Beton
2 Jembatan Kayu
a Jembatan Kayu, 3,5 m Pejalan kaki Datar (0% - 8%)
Gelagar Kayu Sepeda motor
b Jembatan Kayu, 4,5 m Pejalan kaki Datar (0% - 8%)
Gelagar Besi Sepeda motor Bukit (>8% - 25%)
3 Jembatan Beton Sesuai Desain Kendaraan ringan Datar (0% - 8%)
a Jembatan Beton Kendaraan berat Bukit (>8% - 25%)
b Jembatan Komposit Sesuai Desain Kendaraan ringan Datar (0% - 8%)
4 Tambatan Perahu Kendaraan berat Bukit (>8% - 25%)
a Tambatan Perahu 4,0 m Pejalan kaki Tepi air
Kayu Atas air
b Tambatan Perahu 4,0 m Pejalan kaki Tepi air
Beton Sepeda motor Atas air
sumber:
- SE Menteri PU No. 02/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan
Konstruksi Jembatan Gantung Untuk Pejalan Kaki
- 16/SE/DC/2020 Standar Teknis Jalan Pada Permukiman
31
Jembatan 1.Panjang jembatan gantung 15 – 60 m, dengan
Gantung lebar jembatan 1 – 1,4 m (pejalan kaki dua
arah) atau 1,4 – 1,8 m (tiga pejalan kaki
Jembatan Gantung beriringan).
sumber: pu.go.id
2.Komponen struktur atas: lantai jembatan,
gelagar melintang dan memanjang, batang
penggantung, kabel utama, pagar pengaman,
kabel ikatan angin, dan menara/pilon.
3.Komponen struktur bawah: blok angkur,
pondasi menara dan pondasi blok angkur
Gambar Jembatan Gantung
sumber: SE/16/DC/2020 Standar Teknis Jalan pada Permukiman
1.Bentang jembatan <6m menggunakan gelagar Jembatan Kayu
kayu.
2.Bentang jembatan 6 s.d. 15 m menggunakan
gelagar besi.
3.Konstruksi yang digunakan adalah jembatan
dengan 2 perletakan.
Gambar Teknis Jembatan Kayu Jembatan Kayu
sumber: SE/16/DC/2020 Standar Teknis Jalan pada Permukiman sumber: kliksajapapua.co
32
Jembatan
Beton
1.Lebar jembatan ditentukan dari data LHR.
2.Kemiringan melintang jembatan 2%, kemiringan
memanjang jembatan maksimal 5%.
3.Mutu beton yang digunakan minimal fc' 30 MPa
4.Kuat tarik leleh (fy) tulangan tidak boleh
melebihi 550 MPa, kecuali untuk tendon
prategang
Jembatan Beton
sumber: serikatnasional.id
Tabel Kriteria Lebar Jembatan Beton
sumber: Pedoman Perencanaan Pembebanan Jalan Raya
SKBI 1.3.28.1987
Gambar Teknis Jembatan Beton Tambatan
sumber: SE/16/DC/2020 Standar Teknis Jalan pada Perahu
Permukiman
Tabel Data Teknis Ukuran Bahan dan Jarak
Pemasangan
Kedalaman sungai atau laut maksimal 6m,
dengan tinggi gelombang maksimal 40 cm.
Tabel Jenis Konstruksi Tambatan Perahu
Sumber: Petunjuk Praktis Pembangunan, Pengoperasian
Sumber: Petunjuk Praktis Pembangunan, Pengoperasian dan Pemeliharaan Tambatan Perahu, DJCK,
dan Pemeliharaan Tambatan Perahu, DJCK,
Kementerian Pekerjaan Umum 33 Kementerian Pekerjaan Umum
Catatan