The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini tentang dunia tumbuhan pada kelas X

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by iinfaidah09, 2021-03-22 13:47:00

Buku teks biologi kelas X

Buku ini tentang dunia tumbuhan pada kelas X

Keywords: Dunia Tumbuhan

Kelompok 3 BIOLOGI
Untuk SMA / MA Kelas X

Kelompok 3 Pengembangan Bahan Ajar

Penerbit Biologi 2 press X

DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE)
BIOLOGI KELAS X

PENYUSUN
KELOMPOK 3

2

Kata Pengantar

Buku yang sekarang ada di tangan kalian adalah buku pelajaran Biologi kelas X. Buku
ini dirancang berdasarkan model pembelajaran kontekstual. Melalui X pendekatan kontekstual
ini diharapkan kamu dapat memperoleh dan membangun pengetahuan dalam berbagai konteks
nyata. Dengan demikian, pembelajaran biologi ini diharapkan mampu mengembangkan
kemampuan pemahaman terhadap fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Materi
pelajaran di dalamnya mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis
dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di
lingkungan.

Setelah menempuh pembelajaran biologi dalam buku teks pelajaran ini, diharapkan kamu
memiliki kemampuan untuk memahami fenomena alam dan permasalahan yang ada di
dalamnya. Hal tersebut akan menambah rasa cinta terhadap alam serta memupuk sikap arif dan
bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam. Agar kalian dapat mencapai kompetensi
dengan optimal, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam mempelajari bahan ajar dalam buku
pelajaran ini. Oleh karena itu, kamu harus memanfatkan buku teks pelajaran ini dengan sebaik-
baiknya.Perhatikan kata kunci yang menyertai setiap bab! Kerjakan tugas - tugas . Selamat
belajar!

Jember, Maret 2021
Penulis

3

DAFTAR ISI

PENYUSUN .............................................................................................................. 2

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 3

DAFTAR ISI............................................................................................................. 4

KOMPETENSI DASAR........................................................................................... 6

INDIKATOR ............................................................................................................ 7

TUJUAN ................................................................................................................... 7

PENDAHULUAN ..................................................................................................... 9

MATERI ................................................................................................................... 11

A. DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE) ............................................................. 12
1. Pengertian Tumbuhan .............................................................................. 12
2. Ciri dan Struktur Tumbuhan ..................................................................... 13

B. Tumbuhan Paku (Bryophyta)........................................................................ 16
1. Pengertian Lumut ..................................................................................... 16
2. Ciri – ciri Lumut....................................................................................... 17
3. Siklus Daur Hidup Lumut ........................................................................ 19
4. Macam – macam Lumut ........................................................................... 21
5. Klasifikasi Lumut ..................................................................................... 27
6. Manfaat Lumut......................................................................................... 28

C. Tumbuhan Paku (Pteridophyta).................................................................... 29
1. Pengertian Tumbuhan Paku ...................................................................... 29
2. Ciri – ciri Tumbuhan Paku ....................................................................... 30
3. Karakteristik Tumbuhan Paku .................................................................. 31
4. Struktur Tumbuhan Paku .......................................................................... 31
5. Klasifikasi Tumbuhan Paku...................................................................... 32
6. Manfaat Tumbuhan Paku.......................................................................... 37

4

D. Tumbuhan Berbiji(Spermatophyta) .............................................................. 38
1. Pengertian Tumbuhan Berbiji ................................................................... 38
2. Ciri – ciri Spermatophyta.......................................................................... 38
3. Struktur Tubuh Spermatophyta ................................................................. 39
4. Klasifikasi Spermatophyta........................................................................ 43
5. Peranan Spermatophyta ............................................................................ 50

RANGKUMAN......................................................................................................... 51
UJI KOMPETENSI.................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 55

5

KOMPETENSI INTI
(KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI
DASAR (KD)

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleks ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman
hayati, ekosistem dan lingkungan.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola piker ilmiah dalam kemampuan mengamati bio
proses.

1.3 Peka dan pduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manifestasi pengalaman ajaran agam yang dianutnya.

2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan peetanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,

6

bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsive dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di
dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan.

3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolonglkan tumbuhan ke dalam diviso
berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan
peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi.

4.7 Menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek
kehidupan dalam bentuk laporan tertulis..

INDIKATOR

3.7.1 Mendeskripsikan ciri-ciri umum kingdom plantae,
3.7.2 Mendeskripsikan ciri-ciri DivisioBrophyta, Pteridophyta
3.7.3. Mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan biji (Spermatophyta)
3.7.4 Mendeskripsikan peranan kingdom Plantae bagi kehidupan.

TUJUAN

3.7.1.1 Memahami dasar pengelompokan Kingdom Plantae.
3.7.1.2 Menjelaskan ciri-ciri umum Kingdom Plantae.
3.7.1.3 Mengidentifikasi, membedakan dan mengomunikasikan ciri-ciri Divisio dalam Kingdom

Plantae
3.7.1.4 Menjelaskan daur hidup Bryophyta.
3.7.1.5 Mengklasifikasikan tumbuhan lumut lengkap dengan contoh spesiesnya.
3.7.2.1 Menjelaskan ciri-ciri Divisio Pterydophyta
3.7.2.2 Menjelaskan cara reproduksi Pteridophyta.

7

3.7.2.3 Membuat bagan daur hidup Pteridophyta homospor dan Pteridophyta heterospor.
3.7.2.4 Menjelaskan perbedaan daur hidup Bryophyta dan Pteridophyta.
3.7.2.5 Mengklasifikasikan tumbuhan Pteridophyta lengkap dengan contoh spesiesnya.
3.7.3.1 Menjelaskan ciri umum tumbuhan Divisi Spermatofita, berdasarkan hasil pengamatan.
3.7.3.2 Mengklasifikasikan tumbuhan berbiji (spermamatophyta), berdasarkan struktur tubuh dan

struktur alat reproduksinya.
3.7.3.3 Menjelaskan perbedaan tumbuhan Monokotil dan Dikotil.
3.7.3.4 Memberi contoh masing-masing 5 spesies dari Gymnospermae, Monokotiledonae dan

Dikotiledonae.
3.7.4.1 Menjelaskan manfaat tumbuhan dalam segi ekonomi.
3.7.4.2 Menjelaskan peranan tumbuhan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
3.7.4.3 Memberi contoh berbagai jenis tumbuhan yang memiliki manfaat dalam bidang

kesehatan.
3.7.4.4 Memprediksi dampak penurunan keanekaragaman tumbuhan bagi ekosistem.
3.7.4.5 Membuat usulan alternative pemanfaatan Kingdom plantae bagi perkembangan sains,

teknologi dan lingkungan pada masyarakat.

8

PENDAHULUAN

Mengamati stratifikasi hutan hujan tropis
Perhatikan gambar stratifikasi hutan hujan tropis berikut, jenis - jenis tumbuhan

apakah yang membentuk stratum A, B, C, D. Kemukakan hasil deskripsi Anda.

Gambar Stratifikasi hutan hujan tropis.
Keterangan :
 Stratum A = Lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk oleh
pepohonan dengan tinggi lebih dari 30 meter.
 Stratum B = Lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan dengan
tinggi 20-30 meter.
 Stratum C = Lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan dengan
tinggi 4-20 meter.

9

 Stratum D = Lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh spesies
tumbuhan semak dan perdu dengan tinggi 1-4 meter.
Bila kita berada di lingkungan yang berada dilingkungan yang terdapat banyak

tumbuhan hijau, udara terasa segar. Hal ini disebabkan tumbuhan hijau menghasilkan
oksigen pada saat berfotosintesis. Oksigen diperlukan untuk pernapasan seluruh makhluk
hidup di bumi. Selain oksigen, tumbuhan juga menghasilkan makanan (Karbohidrat,
Protein, Lemak, Vitamin, Garam Mineral) yang sangat diperlukan untuk kelangsungan
hidup manusia maupun hewan. Tumbuhan merupakan komponen biotik penting dalam
suatu ekosistem. Bagaimanakah ciri - ciri tumbuhan tersebut? Organisme manakah yang
termasuk tumbuhan? Pada bab ini, kita akan membahas dunia tumbuhan atau kingdom
plantae.

10

MATERI

DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE)

A. Pengertian Kingdom Plantae
Kingdom Plantae ialah tingkatan takson yang digunakan untuk mengelompokkan

organisme yang memiliki akar, batang dan daun setaji yang merupakan organ hasil
diferensiasi jaringan. Plantae adalah organisme multiseluler yang menghasilkan makanan
dengan proses fotosintesis. Kerjaan ini meliputi organisme yang berkisar dari lumut yang
kecil hingga pohon raksasa. Semua tumbuhan multiseluler dan eukariotik.

Kingdom plantae disebut juga Dunia Tumbuhan karena beranggotakan berbagai
jenis tumbuhan yang mempunyai ciri umum sebagai berikut :

1. Organisme Eukariotik Multiseluler.
2. Mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa.
3. Mempunyai klorofil a dan b sehingga mampu berfotosintesis.
4. Mampu menyimpan karbohidrat berupa zat tepung (amilum).
5. Embrionya dilindungi oleh jaringan parental.

Tumbuhan merupakan salah satu dari klasifikasi makhluk hidup. Tumbuhan
memiliki klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi sebagai media penciptaan makanan
dan untuk proses fotosintesis. Dalam ilmu biologi, tumbuhan termasuk organisme yang
disebit Regnum Plantae yang merupakan organisme multiseluler atau terdiri atas banyak
sel. Tercatat 350.000 spesies tumbuhan, dari jumlah tersebut 258.650 jenis merupakan
tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis termasuk tumbuhan lumut. Hampir semua anggota
tumbuhan bersifat autotroph dan mendapatkan energy langsung dari cahaya matahari
melalui proses fotosintesis.

11

B. Ciri-ciri dan Struktur Plantae/ Tumbuhan
Regnum Plantae atau tumbuhan merupakan organisme yang memiliki jumlah

anggota cukup banyak. Habitat tumbuhan hampir seluruhnya di daratan dan sebagian lagi
di perairan. Jumlah tumbuhan yang telah dikenal jumlahnya kurang lebih 260.000 spesies
yang meliputi lumut, tumbuhan herba, tumbuhan kayu, semak, dan pepohonan. Regnum
Plantae memiliki ukuran tubuh yang bervariasi dari yang berukuran kecil hingga
berukuran sangat besar dan dapat mencapai tinggi 100 m. Sel pada regnum Plantae
memiliki ciri yaitu organisme multiseluler eukariot. Selain itu, plantae berbeda dengan
eukariot lainnya, karena plantae memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa.

Hal lain yang membedakan dengan organisme lainnya adalah plantae dapat
membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis serta struktur tubuh plantae
telah dapat dibedakan antar akar, batang, dan daun. Proses fotosintesis dapat terjadi
karena plantae memiliki kloroplas yang mengandung klorofil sebagi bahan yang
diperlukan untuk fotosintesis. Fotosintesis sendiri terjadi pada kloroplas.

Struktur Tubuh Tumbuhan

12

Struktur dasar tubuh plantae terdiri atas akar, batang, dan daun. Akar merupakan
bagian yang fungsinya untuk menyerap air dan nutrient di dalam tanah serta sebagai
penompang tubuhnya untuk tumbuhan yang hidup di daratan. Adapun serta tumbuhan
yang hidup di air, akar memiliki fungsi hanya untuk menyerap air dan nutrient tidak
untuk menompang tubuhnya. Contoh tumbuhan adalah teratai. Batang berfungsi sebagai
pemberi bentuk serta tempat transportasi bahan mineral dan air. Batang menyangga daun,
bunga, dan buah. Adapun daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis dan
pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida melalui stomata pada daun. Tumbuhan
memiliki jaringan pembuluh yang terdiri atas floem dan xylem. Floem merupakan
jaringan yang berfungsi mengangkat makanan dari daun ke seluruh tbuh. Adapun xylem
berfungsi mengangkut air mineral dari akar menuju seluruh tubuh.

Tumbuhan Yang Hidup Di Air

13

Ciri yang sangat mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang
dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses
penangkapan energy melalui fotosintesis sehingga tumbuhan secara umum bersifat
autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasite. Hal ini
terjadi karena akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Sifatnya
yang autotroph, membuat tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai
aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan).

Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri,
meskipun beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki
flagellum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beadaptasi secara fisik atas
perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Variasi morfologi tumbuhan
jauh lebih besar daripada anggota kerajaan lainnya. Selain itu, tumbuhan menghasilkan
banyak sekali metabolit sekunder sebagai mekanisme pertahanan hidup atas perubahan
lingkungan atau serangan penggangu. Pada tingkat seluler, dinding sel yang tersusun
dari selulosa, hemiselulosa, dan pectin menjadi ciri khasnya, meskipun pada tumbuhan
tingkat sederhana kadang-kadang hanya tersusun dari pectin. Hanya sel tumbuhan yang
memiliki plastid dan vakuola yang besar serta seringkali mendominasi volume sel.
Supaya lebih memahami ciri-ciri dari tumbuhan secara rinci dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 1 Ciri-ciri dari Tumbuhan
No Ciri-ciri Tumbuhan

14

1. Eukariotik (organisme dengan sel yang kompleks yang terdiri atas bahan-bahan
genetika disusun menjadi nuclei yang terikat membrane)

2. Terdiri atas banyak sel (multilseluler)
3. Memiliki dinding sel tersusun dan selulosa
4. Memiliki klorofil (zat hijau daun) dan menyimpan cadangan makanan dalam

bentuk amilum (pati)
5. Mengalami opergiliran keturunan dalam siklus hidupnya, memiliki alat

reproduksi multiseluler, dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual
6. Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri,

kecuali beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki
flagellum.

MATERI

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

A. Pengertian Lumut

Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler.
Lumut dapat dibedakan dari yang serupa liverworts (Marchantiophyta atau Hepaticae)
dengan multisellular mereka rhizoid. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua

15

lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan
daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur dalam
tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan lumut. Sebagai tambahan terhadap
kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai gametophyte-dominant siklus
hidup, yaitu.sel haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid)
berumur pendek dan dependen pada atas gametophyte.

B. Ciri-ciri Lumut

Tumbuhan lumut di muka bumi terdiri tidak kurang 25.000 jenis tumbuhan lumut
mempunyai susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan Thallophyta. Lumut
mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:

1. Bersel banyak dan bentuk tubuhnya pipih, melekat pada substrat dengan
ketinggian 1-2 cm sampai ada yang 20 cm.

2. Dinding selnya terbentuk dari selulosa dan tidak memiliki jaringan yang diperkuat
oleh lignin seperti jaringan penguat pada tumbuhan tingkat tinggi.

3. Sudah mempunyai rhizoid dan daun tetapi belum mempunyai akar batang dan
daun yang sejati. Rhizoid berfungsi untuk melekatkan pada substrat dan menyerap
zat-zat makanan dan air.

4. Tumbuhan lumut, tidak mempunyai pembuluh angkut sehingga proses
pengangkutan di dalam tubuhnya menggunakan sel-sel parenkim.

5. Habitatnya di tempat lembab dan basah kecuali Sphagium yang dapat hidup di
dalam air.

6. Penyebaran lumut bersifat kosmopolit (di mana saja ada, dari daerah tropic
sampai tundra/kutub).

7. Berikut ini ciri-ciri struktur tubuh secara lengkap.

No Variabel Lumut
1. Akar Rhizoid
2. Batang Tak Ada Kecuali Lumut Daun
3. Daun Mikrofil/Sisik
4. Daun Muda Tak Menggulung

16

5. Berkas Pengangkut Tak Ada

6. Spora Tumbuh Protonema

7. Metagenesis Gametofit Dominan (Tumbuhan

Lumut = Gametofit)

8. Kromosom Tumbuhan Lumut Haploid

9. Fase Haploid Spora, Protonema, Tumbuhan

Lumut, Anteredium,

Arkegonium, Ovum, Dan

Sperma

10. Fase Diploid Zigot, Sporogonium,

Sporangium

8. Cara reproduksi tumbuhan lumut dengan menghasilkan spora, lumut dapat juga

bereproduksi secara vegetative dengan menghasilkan kuncup eram, umbi, tunas

dan bagian tubuh yang dipotong. Reproduksi generative dengan menghasilkan

anteredium (penghasil spermatogoium) dan arkegonium (penghasil ovum).

Sperma bergerak ke ovum secara kemotaksis karena pengaruh gula dan protein

yang dihasilkan arkegonium.

9. Daur hidup lumut mengalami pergantian keturunan (metagenesis) antara

keturunan vegetative dengan keturunan generative. Tumbuhan lumut penghasil

gamet disebut gameofit, tumbuhan lumut penghasil spora disebut sporofit.

Gametofit merupakan turunan vegetative yang melekat pada substrat dengan

berupa badan penghasil spora (sporangium). Sporofit itu tumbuh pada gametofit

bersifat parasite, mempunyai habitat di darat yang lembab, ada pula yang hidup

sebagai epifit.

17

C. Siklus Daur Hidup Lumut
Lumut (dan Bryophyta lain) memiliki satu set kromosom (haploid, beberapa

kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara
lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.

Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk
memproduksi sebuah protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan seperti
thallus). Ini merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh
gametophore yang dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil).Dari
tangkai atau cabang berkembang organ sex lumut.Organ betina disebut archegonia
(archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan tangkai yang termodifikasi yang disebut
perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venter dimana
sperma jantan turun. Organ jantan disebut antheridia (singular antheredium) dan tertutup
oleh modifikasi tangkai disebut perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi
dioicous atau monoicous. Pada lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina
terlahir pada gametofit tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka
terlahir pada tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke
archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma lumut
adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai daya
pendorong.Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul
didorong keluar dari archegonial venter. Ini membutuhkan kira-kira seperempat sampai

18

setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang,
disebut seta, dan capsule disebut operculum. Kapsul dan operculum terlapisi oleh
kaliptra yang merupakan sisa archegonial venter. Kaliptra biasanya mengecil/berkurang
ketika kapsul matang. Di dalam kapsul, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis
untuk membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule
biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada
beberapa lumut. Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae yang
diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali
tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi.Ini disebut dengan reproduksi asexual.

Gambar siklus daur hidup lumut (Bryophyta)

Perkembangan Lumut
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang
kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil.
Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran
daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan
daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang sesungguhnya,
melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau kadang-kadang
memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk gametangium. Setelah

19

sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka
gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu
istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang diploid. Bagian bawah
embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan
berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu
badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti elah telah
disebut di atas disebut sporogonium.

Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga
disebut kapsul spora. Kapsul spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena
leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas
dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat
bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi
yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan
kaliptra. Jaringan dalam Kapsul spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel
induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4 spora
yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada pembentukan spora itu ditentukan
pula jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh
lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah
dan terlepas dari capsule spora.

Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi
aseksualnyadengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi
seksualnya denganmembentuk gamet –gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina
yang dibentuk dalam gametofit .
Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut :

1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan
bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.

2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.
Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan didalamnya terdapat
sejumpah sel induk spermatozoid.

D. Macam-macam Lumut
1. Lumut Hati (Hepaticeae)

20

Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan
tanah, pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan
banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan
daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati
merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju
Cormophyta.Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.Terdapat rizoid
berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.Tidak memiliki batang
dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup),
secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya:
Ricciocarpus, Marchantia dan Lunulari.

Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada
hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Di dalam spongaria
terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat
kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat
melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma,
yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut
hati lainnya adalah Marchantia polymorpha dan Porella.

Lumut Marchantia Polymorpha

Lumut Porella

21

Adapun ciri-ciri dari lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan
mempunyai rhizoid, gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang
berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya terbatas karena tidak
mempunyai jaringan meristematik, berkembangbiak secara generatif denan
oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup, habitatnya
ditempat lembab.

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua jenis,yaitu lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas
dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan
tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian
dorsal talus pada/pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana
tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme
merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur. Seperti pita bercabang
menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk
tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala
eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram
atau tunas yang di sebut gema mudah terlepas oleh air hujan.

22

Perkembangbiakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex:

Maechantia . Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti
cakram.Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan cuping
berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian
pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel.Bagian
terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki zona
yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang
berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian
dalam terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang
memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke
bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora
dari kapsul dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik. Akibat
mengeringnya kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan
gerakan sentakan yang melempar spora ke udara.
2. Lumut Daun/Musci

Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic
mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat
tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput,
di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa

23

tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari
seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies. Kelompok ini terkenal dengan
memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari
lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule.
Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain,
capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya membuka
tanpa operculum atau gigi.

Susunan tubuh lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang
multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan
tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun
biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder
pusat. Lumut daun banyak terdapat di tempat-tempat yang lembab, yang
mempunyai struktur seperti akar yang disebut dengan rizoid dan struktur seperti
daun. Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan
diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek dan hidup
tergantung pada gametofit.

Perkembangbiakan, alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau
pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling
atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus
dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu
dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat
kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat
kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang
terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh
buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan Parafisis.

24

3. Lumut Tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya

berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.
Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut
hati. Contohnya Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki ciri-ciri seperti:
tubuhnya mirip lumut hati, tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan analisis
asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabata dekat dengan tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut, gametofitnya
berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk, rhizoid berada pada bagian
ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cotohnya
Anthoceros leavis.

25

E. Klasifikasi Lumut
Lumut (Bryophyta) meiliki hubungan kekrabatan yang cukup dekat dengan

ganggang hijau dan diprediksikan keduanya memiliki hubungan filogeni yang dekat.
Bryophyta merupakan bagian dasar dari pohon filogenik untuk tumbuhan yang ada di
wilayah daratan, dengan struktur tubuh dengan fase gametofit dan sporofit yang berumur
pendek. Bryophyte memiliki tahapan seksual (gametofit) pada siklus hidupnya dan
tahapan sporofit dengan organ penghasil spora (sporangium) yang biasanya akan menjadi
parasite pada bagian gametofitnya. Spora yang ada di dalam sporangium akan
dikeluarkan ke udara setelah matang.

Identifikasi bryophyte dilakukan dengan menggunakan karakterstik gametofit dan
sporofit. Menggunakan bahan sporofitik lumut yang hidup sangat membantu identifikasi,
meskipun mungkin untuk mengidentifikasi bryophyte dapat juga dengan mengamati
specimen kering yang tidak hidup. Pengamatan secara mikroskopis seperti bentuk, detail
sel, posisi dan pola bercabang dari rhizoid, juga penting untuk tujuan klasifikasi. Namun
memang dibutuhkan pengalaman untuk melakukan identifikasi bryophyte hingga ke
tingkat genus dan spesien setelah proses pengamatan terhadap struktur bryophyte yang
lebih besar dan lebih khas, akan menjadikan proses identifikasi sering lebih cepat
dibandingkan dengan bentuk lumutnya lebih kecil.

Tumbuhan lumut termasuk dalam jenis tumbuhan yang tidak berpembuluh (non
vaskuler) dan tidak menghasilkan biji. Untuk melakukan transportasi air dan mineral
yang dibutuhkan maka bryophyte memiliki jaringan sederhana yang khusus untuk
transportasi internal air, nutrisi dan makanan yang dibutuhkannya. Karena mereka tidak
memiliki jringan pembuluh, maka bryophyte juga tidak memiliki akar, batang, dan daun
sejati dengan bentuk tubuh yang relative kecil meskipun pada bebrapa spesies lumut yang
hidup di perairan dapat mencapai ukuran yang besar, seperti spesies Fontinalis.

26

Lumut Fontinalis Antipyretica yang hidup diperairan air tawar, dengan melekat pada
substrata tau mengambang di air yang tenang.
F. Manfaat Lumut

Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia, tetapi ada
spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu
Marchantia polymorpha. Selain itu jenis-jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat
digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran
dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang
menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan
antara lain : Sphagnum sebagai komponen dalam pembentukan tanah gambut yang
bermanfaat untuk mengemburkan medium pada tanaman pot dan dapat digunakan
sebagai bahan bakar.

Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu penelitian yang
menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan.
Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah
tangga, obat obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk
mengetahui degradasi lingkungan.

Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes,
Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai
indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang
peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan.

Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain yang
telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan.
Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh
masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan
penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.

Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai media tanaman (pengganti ijuk) : lumut daun
2. Dapat mencegah erosi : lumut secara umum
3. Sebagai obat penyakit hati : Marchantia sp

27

4. Sebagai bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar : Sphangium
5. Sebagai vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6. Lumut tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, Indikator

pencemaran air dan udara dan indikator deposit mineral.

MATERI

TUMBUHAN PAKU(Pteridophyta)

A. Pengertian Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom plantae yang

anggotanya memiliki akar, batang dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut.
Pteridophyta berasal dari kata pteron: sayap bulu, dan phiton:tumbuhan. Sehingga
pteridophyta merupakan tumbuhan paku yang tergolong dalam tumbuhan kormus
berspora, dimana tumbuhan ini menghasilkan spora dan memiliki susunan daun yang
umumnya membentuk bangun sayap pada pucuk tumbuhan terdapat bulu – bulu.

Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan
dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora.

28

Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena
memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan
berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di
sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar
serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis,
korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa
rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon
atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan
bentuk dan ukuran susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan
makrofil.
1. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum

memperlihatkan diferensiasi sel.
2. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah

terdiferensiasi.

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai
kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya,
yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum
dihasilkan biji. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh
sebab itu, ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang
diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora)
meliputi yang sekarang kita sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, dan Pteridophyta.

B. Ciri - Ciri Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua. Ciri-ciri

tumbuhan paku diantaranya adalah :
1. Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan floem.
2. Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain sebagai
epifit atau di sisa-sisa tumbuhan lain/sampah-sampah sebagai saprofit.

29

3. Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak
spora atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus. Sorus-
sorus ini berkumpul di permukaan bawah dari helaian daun.

4. Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari disebut generasi sporofit.

5. Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus
menghasilkan spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora disebut
tropofil, berfungsi untuk fotosintesis.

6. Tidak berbunga.
7. Umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah).
B. Karakteristik Tumbuhan Paku

Memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang
terdapat disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam
arkegonium, kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport
internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini
sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan
tingkat tinggi.
D. Struktur Tubuh Tumbuhan Paku

1. Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas

sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
2. Batang

Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam
tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul di atas
permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang
beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon /paku tiang yang panjangnya
mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
3. Daun

Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan
bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging
daun, dan tulang daun.

30

4. Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan

tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan
antara epidermis, daging daun dan tulang daun.

5. Makrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta

bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu
dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata
(mulut daun). Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna.

Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa
titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang
merupakan tempat atau wadah dari spora. Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori),
daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, daun
paku yang tidak memiliksorus disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil
dan banyakdimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
E. Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:

1. Paku Purba (Psilophytinae)

Paku purba merupakan salah satu jenis tumbuhan paku yang hampir
punah. Tumbuhan ini hidup di zaman purba dan sekarang ditemukan dalam

31

bentuk fosil. Daunnya kecil, terkadang tidak berdaun. Species yang masih ada
adalah Psilotum.
2. Paku Kawat (Lycopodiinae)

Paku kawat memiliki ciri-ciri: berdaun kecil dengan susunan spiral; batang
seperti kawat; sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk
strobilus (kerucut), umumnya hidup di darat.
3. Paku Ekor Kuda (Equisetinae)

Ciri-ciri tumbuhan ini adalah berdaun tunggal dengan ukuran kecil dan
tersusun spiral, batang berwarna hijau dan beruas-ruas. Sporangium terletak di
dalam strobilus (kerucut).
4. Paku Sejati (Filicinae)

32

Tumbuhan ini sering kita sebut dengan pakis.
Ciri-cirinya adalah:

1. Daun berukuran besar,
2. Daun muda menggulung
3. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora).
4. Berdasarkan tempat hidupnya, paku sejati dikelompokan menjadi:

A. Tumbuhan paku yang hidup di tanah seperti pada lereng pegunungan.
Contoh: paku tiang (Alsophilla glauca), suplir (Adiantum cuneatum) dan
pakis (Nephrolepis sp.)

B. Tumbuhan paku yang tumbuh di perairan. Contoh: semanggi (Marsilea
crenata) dan paku air (Azolla pinnata).

C. Tumbuhan paku yang menempel pada tumbuhan lain/epifit. Contoh:
paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) dan paku sarang burung
(Asplenium nidus)

Habitat Tumbuhan Paku
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah, tepi pantai,

lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah lembab, dan ada juga
yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di air ( misalnya Azolla pinnata

33

dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial
(tumbuhan darat).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan Paku :
1. Kadar air dalam tanah
2. Kadar air dalam udara
3. Kandungan hara mineral dalam tanah
4. Kadar cahaya untuk fotosintesis
5. Suhu yang optimal
6. Perlindungan dari angin
7. Perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat

Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari ketahanan
gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti
tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya
tempat lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti
lingkungan kering dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun Tumbuhan
paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang
lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya.
Jika anda ingin menumbuh kembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan
yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Reproduksi Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh menjalar
ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan paku mengalami
pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan
generasi gametofit.

A. Generasi Sporofit

Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu
sendiri. Jadi, tumbuhan paku yang biasa kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam
fase sporofit. Sporofit paku berumur lebih lama di dapat banding gametofit. Sporofit

34

dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan
reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari
sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab,
akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.

B. Generasi Gametofit

Generasi gametofit atau tumbuhan penghasil gamet dikenal dengan nama
protalium. Protalium yang berbentuk talus itu berukuran kira-kira 1-2 cm, bentuknya
seperti daun baru, biasanya tumbuh di permukaan tanah lembab, diatas batu bata, di
tebing sungai, dan ditempat lembab lainnya. Berbeda dengan tumbuhan lumut,
gametofit paku hanya berumur beberapa minggu. Protalium membentuk anteridium.
Sebagai alat kelamin jantan dan arkegonium sebagai alat kelamin betina. Anteridium
menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi sperma dan
ovum menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku
baru yang berakar, berbatang dan berdaun.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya tumbuhan paku dibedakan menjadi
paku homospora, heterospora, dan peralihan.

a. Paku Homosprosa (isospora)
Paku homospora hanya memproduksi satu macam ukuran spora. Sering pula

disebut tumbuhan paku berumah satu, contohnya lycopodium (paku kawat).
Tumbuhan tersebut batangnya seperti kawat, hidup memanjat pada tumbuhan lain.
b. Paku Heterospora

Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang
berukuran kecil dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran
besar dan berkelamin betina disebut makrospora. Contohnya selaginella (paku
rane), yang dapat dijadikan tanaman hias, dan marsilea (semanggi) yang dapat
dimakan. Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium sedangkan
makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Mikropotalium membentuk
mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium, sedangkan makroprotalium
membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium. Anteridium

35

menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara
sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan
paku yang akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.

c. Paku Peralihan
Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora yang berukuran sama,

tetapi dapat dibedakan antara spora jantan (spora+) dan spora betina (spora-).
Contohnya paku ekor kuda (equisetum debile).
F. Manfaat Tumbuhan Paku
1. Sebagai tanaman hiasan :- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)- Asplenium nidus
(paku sarang burung)- Adiantum cuneatum (suplir)- Selaginella wildenowii (paku
rane).
2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan :- Asipidium filix-mas- Dryopteris filix-mas-
Lycopodium clavatum.
3. Sebagai tanaman sayuran : Marsilea crenata (semanggi), Salvinia natans (paku
sampan = kiambang).
4. Sebagai pupuk hijau dalam pertanian :- Azolla pinnata > bersimbiosis dengan
Anabaena azollae (gangang biru).
5. Sebagai pelindung tanaman di persemaian :- Gleichenia linearis
6. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara :- Tumbuhan paku yang
sudah mati pada zaman purba.
Contoh Tumbuhan Paku
1. Tanaman suplir atau semanggi.
2. Paku air (Azolla pinnata)
3. Paku tiang (Alsophilla glauca),
4. Suplir (Adiantum cuneatum) dan
5. Pakis (Nephrolepis sp.)
6. Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) dan
7. Paku sarang burung (Asplenium nidus)

36

MATERI

TUMBUHAN BERBIJI (Spermatophyta)

A. Pengertian tumbuhan berbiji(Spermatophyta)
Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan biji, karena

itu mereka juga sering disebut dengan tumbuhan berbiji. Spermatophyta merupakan
kormophyta karena memiliki akar, batang, dan daun sejati. Spermatophyta juga dapat
menghasilkan bungan sehingga termasuk ke dalam anthophyta. Habitat spermatophyta
biasanya di darat, tetapi ada juga yang dapat ditemukan mengapung di daerah perairan
(contohnya teratai).
B. Ciri Spermatophyta

Tumbuhan berbiji mempunyai generasi sporofit lebih kompleks dibanding dengan
lumut dan paku. Alat perkembangbiakan terdapat pada organ bunga (kumpulan sporofil)
atau berupa strobilus. Sementara itu, pada tumbuhan paku kumpulan sporofil belum
membentuk bunga. Sel kelamin (gamet) jantan berada dalam serbuk sari dan gamet
betina berada pada kantong embrio. Proses pada penggabungan sel gamet jantan (sperma)
dan sel gamet betina (sel telur) terjadi melalui sebuah buluh serbuk sari. Oleh karena itu,
Spermatophyta disebut juga dengan Embryophyta Siphonogama. Tumbuhan berbiji

37

bisa dibedakan secara jelas bagian akar, batang, dan daunnya. Tubuhnya tersusun dari
banyak sel atau sifatnya multiseluler dengan ukuran tubuhnya besar atau makroskopis
dan memiliki ketinggian bermacam-macam.

Tumbuhan berbiji memiliki jaringan pembuluh yang bervariasi dan terdiri dari
floem yang fungsinya untuk membawa bahan makanan yang berasal dari daun ke seluruh
tubuh tanaman, serta xylem yang fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari
tanah.

Pada umumnya, tumbuhan berbiji (kecuali tumbuhan parasit) sifatnya autotrof
atau bisa mensintesis makanan sendiri melalui fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan
berbiji yaitu organisme fotoautotrof. Sebagian besar tumbuhan berbiji mempunyai habitat
di darat seperti: mangga, rambutan, dan jambu. Ada pula tumbuhan berbiji yang hidup
mengapung di atas air seperti : enceng gondok. Tumbuhan biji berkembangbiak nya
secara aseksual maupun secara seksual.

C. Struktur Tubuh Spermatophyta

Struktur tubuh Spermatophyta sebagai berikut :

1. Akar
Akar pada tumbuhan berbiji ada yang berbentuk serabut ada juga yang berupa

akar tunggang. Sel-sel yang mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, serta
silinder pusat yang didalamnya terdapat xylem dan floem.
2. Batang

Batang tumbuhan berbiji dapat berupa batang berkayu maupun berair. Batang
pada tumbuhan berbiji dapat mengalami modifikasi menjadi stolon, rhizome, dan
umbi. Sel-sel batang mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder
pusat (terdapat xylem dan floem).
3. Daun

Sel-sel daun mengalami diferensiasi menjadi epidermis dan mesofil. Mesofil
tersusun dari jaringan tiang dan jaringan bunga karang.

Reproduksi Tumbuhan Berbiji Spermatophyta

38

Proses reproduksi spermatophyta secara generatif (seksual) dilakukan dengan
membentuk biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis), kemudian
penyerbukan (polinasi), lalu terjadi peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang
akan menghasilkan embrio. Perkembangan secara vegetatif (aseksual) dilakukan dengan
organ-organ vegetatif seperti tunas, rhizoa, atau solon.
Reproduksi pada tumbuhan angiospermae meliputi :

1. Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :Gametogenesis,

yaitu pembentukan gamet (sel kelamin). Terjadi di bagian bunga.

Penyerbukan (Polinasi), yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik
(pada Angiospermae) atau melekatnya serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae).
Macam - macam penyerbukan :
 Berdasarkan asal serbuk sari

1. Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga yang
sama (satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami.

2. Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain tapi
masih satu individu.

3. Alogami ( xerogami ) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari
individu lain tapi masih dalam satu jenis.
39

4. Bastar (hibridogami) , yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.
 Berdasarkan Faktor yang membantu :

1. Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk sari
kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.

2. Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan air.
3. Zoidiogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan hewan.
4. Kiropterogami , yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga yang

mekar di malam hari.
5. Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Ciri : bunga yang

menghasilkan nektar / polen / madu.
6. Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
7. Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
8. Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia.

Ciri : Bunga yang tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini disebabkan
benang sari atau putik tidak matang bersamaan. Protandri, yaitu bila benang sari masak
lebih dahulu daripada putik. Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada
benang sari. Pembuahan (fertilisasi), yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma)
dengan gamet betina (ovum). Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur
melalui buluh serbuk sari, selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di
dalam ovula. Ovula adalah struktur sporofit yang mengandung megasporangium dan
gametofit betina. Pembuahan antara gamet jantan dan betina akan menghasilkan embrio
(lembaga). Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji disebut juga embriophyta
siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya terjadi melalui
pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat bipolar (dwipolar), karena
pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk batang dan daun,
sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran.

Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji :

Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu
peleburan gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada

40

tumbuhan Gymnospermae. Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali
pembuahan), yaitu :

peleburan inti sperma >< ovum , menghasilkan zygot embrio .

peleburan inti sperma >< kandung lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk
cadangan makanan). Terjadi pada tumbuhan Angiospermae

Reproduksi Vegetatif

Yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan (fertilisasi) gamet jantan dan
betina. Sifat dari reproduksi vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang identik (sifat
sama) dengan induknya.

Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :

Alami, cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif tumbuhan tanpa
bantuan manusia.Organ vegetatif yang berperan antara lain :

1. Rhizoma (rimpang/akar tinggal), yaitu batang yang menjalar secara horisontal
dalam tanah menyerupai akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.

2. Stolon (geragih), yaitu batang yang menjalar di atas tanah. Misal : arbei (stroberi),
daun kaki kuda (Centela asiatica).

3. Umbi Lapis (Bulbus), yaitu batang berukuran pendek yang dikelilingi daun
berlapis-lapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).

4. Umbi Batang, yaitu batang yang membengkak di dalam tanah. Misal : ubi jalar,
kentang.

5. Tunas, yaitu bagian batang yang memiliki bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan
sebagainya.

6. Daun, yaitu bagian tepi daun yang memiliki jaringan meristem. Misal : Cocor
Bebek.

7. Kormus, yaitu pangkal batang yang membesar dan memiliki beberapa kuncup.
Misal : bunga tasbih, gladiol.

Buatan, yaitu cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan
manusia. Macam reproduksi vegetatif secara buatan :

41

1. Mencangkok
2. Menempel (okulasi)
3. Menyambung
4. Menyetek
5. Merunduk
6. Kultur
7. Jaringan : Kultur jaringan merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan

memanfaatkan sifat totipotensi . Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel
tanaman yang dapat tumbuh menjadi individu baru.

D. Klasifikasi Spermatophyta
Tumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 golongan (sub devisio), yaitu :
1. Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji terbuka)
Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging buah. Umumnya
memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun membentuk
konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi generatif terjadi
satu kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara
penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif lama. Gymnospermae dibedakan
menjadi beberapa kelompok , yaitu :
a. Cycadophyta/Cycadales, batang tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun
sebagai tajuk di pucuk pohon. Contoh : Cycas rumpii (pakis haji).

42

b. Pinophyta/Coniferales, memiliki tudung daun berbentuk kerucut (konifer), alat
reproduksi berupa strobilus (pada jantan maupun betina), daun berbentuk jarum.
Contoh : Aghatis alba (damar), Cupressus sp, Araucaria sp, Juniperus sp, Pinus
merkusii.

c. Gnetophyta/Gnetales, batang memiliki banyak cabang, daun tunggal berhadapan,
bunga berkelamin tunggal. Misal : Gnetum gnemon (mlinjo).

d. Ginkophyta, pohon dengan tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas dan
bertangkai daun. Merupakan tumbuhan asli di negara Tiongkok.
43

2. Angiospermae (Tumbuhan Berbiji tertutup)
Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat

reproduksi berupa bunga sempurna (benangsari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota,
kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan
ganda) yang menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan
endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder).
Angiospermae dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu :
 Kelas Monokotiledonae (Biji berkeping satu)

Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun, memiliki kotiledon
tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang / bercabang sedikit dan tidak
memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun tidak teratur (tersebar), tipe kolateral
tertutup, tulang daun melengkung/sejajar, memiliki akar serabut, Bunga memiliki
bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk bunga tidak beraturan, dan warna tidak
mencolok.

Terdiri dari beberapa famili :
a. Liliaceae, Misal : Lilium sp (lilia), Alium cepa (bawang besar), Alium sativum

(bawang putih), Alium ascolonicum (bawang merah).

44

b. Palmae (keluarga palem), Misal : Cocos nucifera (kelapa), Phoenix sp
(kurma)

c. Graminae (keluarga rumput-rumputan), Misal : Oryza sativa (padi), Zea mays
(Jagung), rumput, bambu, dan sebagainya.

d. Orchidaceae (keluarga anggrek), Misal : Cattleya sp, Dendrobium sp,
Arundina sp, Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).
45

 Kelas Dikotiledonae (Biji berkeping dua)
Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu), memiliki kotiledon ganda

atau berkeping dua, umumnya batang bercabang, memiliki kambium, berkas
pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan), tipe kolateral terbuka, tulang
daun menjari/menyirip, memiliki akar tunggang, Bunga memiliki bagian-bagian
dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan, dan umumnya memiliki warna
mencolok.
Terdiri dari beberapa familia, yaitu :

a. Caryophyllaceae, Misal : Dianthus chinensis.

b. Magnoliaceae, Misal : Magnolia grandiflora (cempaka putih).

46

c. Rosaseae, Misal : Rosa hybrida ( bunga mawar)

d. Leguminoceae, Misal : Leucena glauca (lamtoro), Parkia specinosa (petai),
Tamarindus indica (asam).

e. Malvaceae, Misal : Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu), Glossipium
obtusifolium (kapas).
47

Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
f. Umbelliferae, Misal : Centella asiatica (talas)

Talas (Centella asiatica)
g. Solanaceae, Misal : Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon grandiflorus

(kumis kucing).

Kentang (Solanum tuberosum)
h. Compositae, Misal : Ageratum sp (babandotan), Helianthus annus (bunga

matahari)
48

Bunga matahari (Helianthus annus)
i. Nicotiana tabaccum (tembakau), Capsicum sp (cabe), Lycopersicum

esculentum (tomat)

Tomat (lycopersicum esculentum)
E. Peranan Spermatophyta

a. Sumber bahan makanan (karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin)
b. Sumber bahan minuman (jahe, teh, kopi)
c. Sumber bahan sandang (rami, kapas)
d. Sumber bahan bangunan (Mahoni, jati, meranti)
e. Sumber bahan industri (pinus, karet)
f. Pemanfaatan spermatophyte
g. Sebagai makanan pokok, contohnya gandum, jagung, padi, dan sagu.
h. Dijadikan sayuran, contohnya kacang, tomat, kol, wortel dan kentang.
i. Sebagai bahan dasar pakaian, contohnya rami dan kapas.
j. Untuk bahan bangunan, contohnya seperti jati, meranti, dan sana keling.

49

k. Sebagai obat-obatan, contohnya mengkudu, adas, dan kumis kucing.
l. Ada juga yang dimanfaatkan untuk kosmetik

Rangkuman
1. Tumbuhan (Plantae) merupakan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel);

Bersifat multiseluler (Bersel banyak); Memiliki dinding sel yang mengandung
selulosa; Berklorofil a dan b; Berfotosintesis; Dapat menyimpan cadangan
makanan; Bereproduksi secara generatif dan vegetatif; serta memiliki akar, batang,
dan daun. Plantae meliputi : Tumbuhan Lumut (Bryophyta), Tumbuhan Paku atau
paku-pakuan (Pterydophyta), dan Tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
2. Bryophyta diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu Hepaticopsida ( Lumut Hati),
anthocerotopsida (Lumut Tanduk), dan Bryopsida ( Lumut daun).
1. Pteridophyta diklasifikasikan menjadi empat sub devisi yakni Psiplopsida (Paku
Purba), Lycopsida (paku Kawat), Sphenopsida atau equistopsida (Paku ekor kuda),
dan Pteropsida (Paku sejati).
 Spermatophyta dikelompokkan menjadi dua divisi, yakni Gymnospermae atau
Pinophyta (Tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae atau Magnoliophyta
(Tumbuhan berbiji tertutup).

50


Click to View FlipBook Version