The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Beriman Pada Kitab-Kitab Allah

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by lavettakristiyono, 2021-10-20 07:02:34

Silsilah Ilmiah HSI 7

Beriman Pada Kitab-Kitab Allah

termasuk orang-orang yang memiliki perhatian yang besar terhadap Al-
Quran, baik membaca dengan tartil, menghafal, memuraja’ah,
mentadabburi maupun mengamalkannya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة الل ِه َوبَ َر َكا ُت ُه‬

Halaqah 21 | Membenarkan Kabar-Kabar Yang Shahih
Di Dalam Kitab-Kitab Allāh

‫السلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬
‫الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘ilmiyyah Beriman dengan kitab-
kitab Allah adalah tentang “Membenarkan Kabar-Kabar Yang Shahih Di
Dalam Kitab-Kitab Allāh”.

Yang ketiga diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah adalah
membenarkan kabar-kabar yang shahih di dalam kitab-kitab tersebut.
Seperti kabar-kabar di dalam Al-Quran dan kabar-kabar yang ada di
dalam kitab-kitab sebelumnya yang belum diubah. Maksudnya, wajib
bagi orang yang beriman membenarkan Kabar-kabar yang ada di dalam
Al-Quran, seperti : Kisah-kisah umat terdahulu, Kejadian-kejadian di
hari kiamat,
Sifat-sifat surga dan neraka Dan lain-lain.

Kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab sebelumnya yang belum
diubah. Dan barangsiapa yang mengingkarinya atau meragukannya
maka sungguh dia telah kafir.

Adapun kabar-kabar yang ada di dalam kitab Taurat dan Injil
setelah terjadi perubahan pada sebagian isinya maka kabar-
kabar tersebut ada 3 macam:

1> Kabar yang datang pembenarannya di dalam agama
Islam

Maka wajib bagi kita beriman dan membenarkannya. Seperti kabar
bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, maka ini ada di
dalam Perjanjian Lama Keluaran Pasal 31 Ayat 17.

Dan Allah sebutkan di dalam Al-Quran di dalam firmanNya:

ْ‫َر َّب ُك ُْمّْل َّلاُْْا َّل ِذيْ َخلَ َقْْال َّس َما َوا ِْتْ َواْلَر َْضْ ِفيْ ِستَّ ِْةْأَ َيّام‬

“Sesungguhnya Rabb kalian Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam 6 hari” (Al-A’raf: 54)

2> Kabar yang datang pengingkarannya di dalam agama
Islam

Maka wajib bagi kita mendustakannya dan menolaknya. Seperti kabar
di dalam kitab Taurat yang berisi sifat yang tidak layak bagi Allah dan
sifat yang tidak layak bagi sebagian Nabi, sebagaimana telah berlalu
penjelasannya.

3> Kabar yang tidak ada pengingkaran maupun
pembenarannya di dalam agama Islam.

Maka kita tidak membenarkan dan tidak mendustakan. Seperti sebagian
perincian yang ada di dalam Taurat yang sekarang terhadap kisah-kisah
yang asalnya ada di dalam Al-Quran, sebagaimana disebutkan di dalam
Kejadian Pasal 7 ayat 17 bahwa banjir besar di zaman Nabi Nuh terjadi
selama 40 hari.

Dan perincian ini tidak disebutkan di dalam agama kita. Kita tidak
membenarkan karena mungkin itu termasuk yang ditambah dan
diubah, dan kita tidak mendustakan karena mungkin itu termasuk
wahyu.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ْآ َمنَّاْ ِباللِْْ َو َمْاْأُن ِز َْلْ ِإلَي َنْا‬:‫ْ َوقُولُوا‬،ْ‫َْلْتُ َص ِدّقُواْأَه َْلْال ِكتَا ِْبْ َو َلْْتُ َكذَّبُو ُهم‬

“Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan janganlah kalian
mendustakan mereka, akan tetapi katakanlah ‘Kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada kami’” (HR. Bukhari)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة الل ِه َو َب َر َكاتُ ُه‬

Halaqah 22 | Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan
Hukum-Hukum Yang Ada Di Dalam Kitab-Kitab Allah

‫السلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬
‫الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘ilmiyyah Beriman dengan kitab-
kitab Allah adalah tentang “Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan
Hukum-Hukum Yang Ada Di Dalam Kitab-Kitab Allāh”.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah :
Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum didalam

kitab-kitab tersebut, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.

Allah Berfirman :

ْ‫ْ َو َماْ َكا َْنْ ِل ُمؤ ِم ْنْ َو َلْْ ُمؤ ِم َنةْْ ِإذَْاْقَ َضىّْل َّلاُْْ َو َر ُسولُ ْهُْأَم ًراْأَنْ َي ُكو َْنْ َل ُه ُمْْال ِخ َي َرْةُْ ِمنْْأَم ِر ِهم‬
‫َو َمنْ َيع ِ ْصْاللَْهْ َو َر ُسو َل ْهُْ َفقَْدْ َض َّْل َضََل ًلْْ ُّمبِي ًنا‬

“Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman laki-laki dan wanita,
apabila Allah dan RasulNya sudah menetapkan sebuah perkara,
kemudian mereka memiliki pilihan yang lain di dalam urusan mereka.
Dan barangsiapa yang memaksiati Allah dan RasulNya, maka sungguh
telah sesat dengan kesesatan yang nyata” (Al-Ahzab: 36)

Dan Allah Berfirman :

‫ْ َفََلْْ َو َر ِّب َكْْ َلْْيُؤ ِمنُو َنْْ َحتَّىْيُ َح ِّك ُمو َكْْفِي َماْ َش َْج َرْْبَينَ ُهمْْثُ َّْمْ َلْْيَ ِجدُوْاَقْ ِف َضييْأََنْتفُْ َوِسيُ ِه َسمْ ِلّْ ُم َحو َارْتًَجْاْسْ ِل ِّيم ًَّمماْا‬

“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan
engkau wahai Muhammad sebagai hakim di dalam perkara yang
mereka perselisihkan. Kemudian mereka tidak menemukan rasa berat
didalam hati-hati mereka terhadap apa yang engkau putuskan dan
mereka menerima dengan sebenarnya” (An-Nisa: 65)

Adapun hukum yang sudah dihapus, maka tidak boleh
diamalkan, seperti:

‘Iddah 1 tahun penuh bagi wanita yang ditinggal mati suaminya,
Sebagaimana di dalam surat Al-Baqarah ayat 240. Maka telah dihapus
dengan ayat 234 dari surat Al-Baqarah yang isinya bahwa ‘iddah wanita
yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10 hari.

Dan semua kitab yang terdahulu secara umum hukum-hukumnya
telah dihapus dengan Al-Quran.

Artinya, tidak boleh seorangpun baik jin maupun manusia
mengamalkan hukum-hukum yang ada didalam kitab-kitab sebelumnya,
setelah datangnya Al-Quran.

Allah Berfirman :

‫ْ َوأَن َزل َنْاْ ِإأَلَني َزَكْ َْلْاْلّلِكَّلتَْاُاْ َوَبَْْلْ ِبْاتَلتَّبَِحعْ ِّْقْأَْ ُهم َوا َص َءِدّقًُْهامِّْْْل َمَعْا َّْماَبْي ََنْجاْ َيَءدَيَكْ ِْهِْْم ِم َنْ َنْْاْلال َِحكتَ ِّاقْْ ِل ِْب ُكْ َّْلوُْم ََجهي َع ِلم َنًنااْْ ِم َعن َل ُيك ِْمهْْفَ ِشارح ُكَعمةًَْْْب َيو َن ِم ُهنمَهْا ِب ًَمجاْا‬

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (yaitu Al-Quran)
dengan haq, yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan
muhaymin kitab-kitab sebelumnya. Maka hendaklah engkau
menghukumi diantara mereka dengan apa yang Allah turunkan. Dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang datang kepadamu bagi masing-masing dari kalian telah
kami jadikan syariat dan juga jalan” (Al-Maidah: 48)

Bahkan Nabi Musa sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus
berhukum dengan Al-Quran, seandainya beliau masih hidup ketika Al-
Quran turun.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫َوا َّل ِذيْ َنف ِس ْيْ ِب َي ِد ِْهْْلَ ْوْأَ َّْنْ ُمو َسىْ َكا َْنْ َح ًّياْ َماْ َو ِس َع ْهُْإِ َّْلْأَنْْيَتَّبِ َع ِن ْي‬

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangannya, seandainya Musa hidup,
niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali mengikuti aku”
(HR. Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albaniy ‫) َر ِح َم هه ال هل‬
Oleh karena itu Nabi ‘Isa ‫ عليه السلام‬yang diturunkan kepadanya Injil
di akhir zaman, ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة الل ِه َوبَ َر َكا ُت ُه‬

Saudaramu,
Abdullāh Roy

Halaqah 23 | Hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al
Quran Seperti Taurat Dan Injil Yang Telah Diubah.

‫السلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬
‫الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘ilmiyyah Beriman dengan kitab-
kitab Allah adalah tentang “Hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al
Qurān Seperti Taurat Dan Injil Yang Telah Diubah”.

Para ulama menjelaskan bahwa hukum membacanya ada 2:

. Haram
Apabila maksudnya adalah mencari petunjuk di dalam kitab-kitab
tersebut seakan-akan tidak mencukupkan dirinya dengan Al-Quran.
Karena Allah telah mengabarkan bahwa kitab-kitab tersebut sudah
diubah, sudah tercampur antara yang haq dan yang bathil.

Yang bathil jelas kita tinggalkan. Adapun yang haq, yang selamat dan
tidak diubah maka Al-Quran yang dijaga oleh Allah dari perubahan telah
mencukupi kita. Tidak ada kebaikan yang kita butuhkan di dalam
agama kita kecuali sudah diterangkan di dalam Al-Quran.

Allah Berfirman:

“‫ َن‬A‫و‬p‫م ُن‬aِ ‫ؤ‬kْ ‫ ُي‬a‫م‬h‫ق ْو‬tَ ‫ل‬iِd‫ى‬a‫ر‬kَ ‫ذ ْك‬mِ ‫ َو‬e‫ًة‬n‫ َم‬c‫ح‬uْ ‫َر‬k‫ َل‬u‫ك‬pَ ‫ل‬iِ ‫ َذ‬m‫يف‬e‫ ِ ن‬r‫َّن‬e‫ ِإ‬k‫ْم‬a‫ي ِه‬bْ ‫ع َل‬aَ h‫ل‬wَ ‫ْت‬a‫ُي‬ ‫ا ْل ِك َتا َب‬ ‫َع َل ْي َك‬ ‫َأ َوَل ْم َي ْك ِف ِه ْم َأ َّنا َأن َ ْزل َنا‬

Kami telah menurunkan

kepadamu sebuah kitab yang dibacakan atas mereka? Sesungguhnya di
dalamnya ada rahmat dan peringatan bagi kaum yang beriman”

(Al-‘Ankabut: 51)

Dari Jabir Ibnu ‘Abdillah ‫رضي الله عنه‬, bahwa ‘Umar Ibnu Khaththab
‫ رضي الله عنه‬mendatangi Nabi ‫ ﷺ‬dengan membawa sebuah kitab yang
dia dapatkan dari sebagian Ahli Kitab kemudian membacakannya
kepada Nabi ‫ﷺ‬.

Maka Nabi ‫ ﷺ‬marah seraya berkata, Apakah engkau bingung di dalam
agamamu, wahai putra Al-Khaththab? Dan demi Dzat yang jiwaku
berada ditanganNya, sungguh aku telah mendatangi kalian dengan

sesuatu yang putih bersih. Janganlah kalian bertanya kepada mereka
(ahlul kitab) tentang sesuatu karena mungkin mereka mengabarkan
kepada kalian dengan kebenaran kemudian kalian mendustakannya
atau mereka mengabarkan yang bathil kemudian kalian
membenarkannya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya,
seandainya Musa masih hidup niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali
mengikuti aku” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)

Al-Imam Al-Bukhari ‫ َر ِح َم ُه الل ُه‬menyebutkan di dalam Shahih Bukhari,
ucapan ‘Abdullah Ibnu ‘Abbas ‫رضي الله عنه‬. Beliau mengatakan:

“Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlul Kitab tentang sesuatu
sedangkan kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬lebih
baru? Kalian membacanya dalam keadaan bersih tidak tercampuri, dan
Allah telah mengabarkan kepada kalian bahwa ahlul kitab telah
mengganti kitab Allah dan mengubahnya. Dan menulis kitab dengan
tangan-tangan mereka dan mereka berkata ‘Ini adalah dari sisi Allah

dengan tujuan menjualnya dengan harga yang sedikit. Bukankah ilmu
yang datang kepada kalian telah melarang kalian untuk bertanya
kepada mereka? Tidak demi Allah, kami tidak melihat seorangpun dari
mereka yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan
kepada kalian”

Dikhawatirkan apabila seseorang membaca kitab-kitab tersebut akan
membenarkan yang bathil atau mendustakan yang benar atau menjadi
tersesat dan terfitnah agamanya.

. Boleh
Boleh hukumnya apabila dia termasuk penuntut ilmu atau orang yang
berilmu dengan Al-Quran dan Hadits. Kuat keimanannya dalam ilmu
agamanya khususnya tentang masalah ‘aqidah, tauhid dan lain-lain.

Dan tujuannya adalah ingin membantah ahlul kitab, menerangkan
penyimpangannya, menjelaskan pertentangan yang ada di dalam kitab
tersebut, menunjukkan keistimewaan Al-Quran, menyingkap syubhat
mereka, dan juga menegakkan hujjah atas mereka.

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ‫ رضي الله عنه‬bahwasanya orang-orang Yahudi
datang kepada Rasulullah ‫ﷺ‬. Kemudian mereka menyebutkan bahwa
seorang laki-laki dan wanita di antara mereka telah berzina. Maka
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “Apa yang kalian temukan di dalam Taurat
tentang masalah hukum rajam?” Mereka berkata: “Kami akan membuka
aib-aibnya dan mereka akan dicambuk”. Maksudnya mereka
mengingkari adanya ayat tentang rajam di dalam Taurat. Kemudian
‘Abdullah Ibnu Salam ‫ رضي الله عنه‬berkata ‘Kalian telah berdusta,
sesungguhnya di dalam Taurat ada ayat rajam. Kemudian mereka
mendatangkan Taurat dan membukanya. Salah seorang diantara
mereka meletakkan tangannya di atas ayat rajam. Maksudnya
menutupi. Kemudian membaca ayat sebelumnya dan setelahnya.
Kemudian ‘Abdullah Ibnu Salam berkata: “Angkatlah tanganmu!” Maka
dia mengangkat tangannya, maka di dalamnya ada ayat tentang rajam.
Mereka berkata “Dia telah benar, wahai Muhammad, di dalamnya ada
ayat tentang rajam.” Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menyuruh untuk merajam
keduanya, kemudian keduanya dirajam. Berkata ‘Abdullah Ibnu Salam

“Maka aku melihat laki-laki tersebut memiringkan badannya ke arah
wanita tersebut ingin melindunginya dari batu” (HR. Muslim)

Oleh karena itu para ulama menulis kitab-kitab yang membantah ahlul
kitab, dan membawakan di dalamnya beberapa nash dari kitab-kitab

yang ada di tangan mereka sendiri, seperti:

Ibnu Hazm, di dalam kitabnya Al-Fashlu Fil Milali Wal Ahwai Wan
Nihali (‫)اَ ْل َف ْص ُل فِي ا ْل ِملَ ِل َوا ْْلَ ْه َوا ِء َو ا ْلنِ َح ِل‬
Abu ‘Abdillah Al-Qurthubiy, di dalam kitabnya Al-‘I’lamu Bima Fi

D(‫ ِم‬in‫لَا‬in‫ ْس‬N‫ ْْ ِل‬a‫ ا‬s‫ ِن‬h‫ ِس‬ar‫ا‬a‫ َح‬M‫ َم‬i‫ُر‬n‫ها‬aَ l‫ ْظ‬Fِ‫ َوإ‬as‫ ِم‬a‫ها‬dَ i‫لَ ْو‬Wْْ ‫َوا‬al‫ ِد‬A‫َسا‬wh‫ َف‬a‫ا ْل‬m‫ َن‬i‫ ِم‬W‫ى‬a‫ َر‬I‫َصا‬zh‫ َّن‬-‫ال‬h‫ن‬aِ r‫ ْي‬u‫ِد‬ Mahasinil Islami
‫)اَ ْْ ِل ْعلَا ُم بِ َما فِي‬
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, di dalam kitabnya Al-Jawabush
Shahihu Liman Baddala Dinal Masihi (‫اَ ْل َج َوا ُب ال َّص ِح ْي ُح لِ َم ْن بَ َّد َل ِد ْي َن‬
ِ‫)ا ْل َم ِس ْيح‬
WIbannuNl aQsahyayraim(‫ى‬, d‫ا َر‬i‫ َص‬d‫َّن‬a‫ل‬l‫ا‬a‫ َو‬m‫ه ْو ِد‬Kُ ‫َي‬it‫ا ْل‬ab‫ ِة‬n‫ ِو َب‬y‫ ْج‬aَ‫أ‬ Hidayatul Hayara Fi Ajwibatil Yahudi
‫) ِه َدايَ ُة ا ْل َحيَا َرى فِي‬
Dan juga kitab-kitab yang lain.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة الل ِه َوبَ َر َكاتُ ُه‬

Halaqah 24 | Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal
Iman Dengan Kitab-Kitab Allah.

‫السلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬
‫الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘ilmiyyah Beriman dengan kitab-
kitab Allah adalah tentang “Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal
Iman Dengan Kitab-Kitab Allah”.

Diantara penyimpangan-penyimpangan
di dalam hal iman dengan kitab-kitab Allah

Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allah
meskipun hanya 1 huruf

Allah Berfirman :

“‫دا‬Dً ‫ي‬a‫ب ِع‬nَ ‫ل‬bً ‫ل‬aًَ ‫ض‬rَan‫ َّل‬g‫ض‬sَ ia‫ ْد‬p‫ف َق‬aَ ‫ِر‬y‫خ‬aِ ‫ل‬nْْ ‫ا‬g‫وِم‬kْ ‫ي‬uَ ‫ا ْل‬f‫و‬uَ ‫ه‬rِ ‫ِل‬k‫ُس‬e‫وُر‬pَ a‫ ِه‬d‫ت ِب‬aُ ‫و ُك‬Aَ ‫ه‬lِ l‫ت‬aِ ‫َك‬h‫ل ِئ‬,ًَ m‫ َو َم‬a‫ِل‬la‫ل‬i‫ا‬k‫ ِب‬a‫ ْر‬t‫ ُف‬-‫ْك‬m‫ن َي‬al‫م‬aَ ‫و‬iَ katNya,

kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah
tersesat dengan kesesatan yang jauh” (an-Nisa: 136)

Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud ‫رضي الله عنه‬:

“‫ ِه‬B‫ُك ِّل‬a‫ه‬rِ ‫ِب‬a‫ر‬nَ ‫ف‬gَ ‫َك‬s‫د‬iْa‫َق‬p‫ َف‬a‫ن ُه‬yْ ‫م‬aِ ‫ة‬n‫َي‬g‫ِبآ‬ ‫ِم َن ا ْل ُق ْرآ ِن َأ ْو‬ ‫ف‬m‫ر‬eْ ‫ح‬nَ ‫ب‬gِ ‫ر‬iَn‫ َف‬g‫ َك‬k‫ْن‬a‫َم‬ri satu huruf dari Al-Quran

kufur atau
atau 1 ayat darinya maka sungguh dia telah kufur atau mengingkari

keseluruhannya”

(Atsar ini dikeluarkan oleh Ath-Thabariy di dalam tafsirnya)

Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab
tersebut
Allah Berfirman :

‫ َ“ن‬D‫دو‬aُ ‫ل‬nِ‫َخا‬o‫ا‬r‫ه‬aَ ‫ي‬n‫ ِف‬g‫ْم‬-‫ه‬oُ r‫ِر‬a‫نا‬nَّ ‫ال‬g‫ُب‬y‫ا‬a‫ح‬nَ ‫ص‬gْ ‫َأ‬m‫ َك‬e‫ِئ‬n‫وَل‬d‫ ُأ‬u‫ها‬sَ ‫ْن‬t‫ع‬aَ k‫وا‬a‫ُت‬nَ ‫ ْك‬a‫س َت‬yْ a‫َوا‬t-‫نا‬aَ ‫ ِت‬y‫َيا‬a‫ ِبآ‬t‫وا‬K‫ ُب‬a‫ َّذ‬m‫ن َك‬iَ d‫ِذي‬a‫ َّل‬n‫ َوا‬mereka

sombong merekalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Al-
A’raf: 36)

Melecehkan dan mengolok-olok
Allah Berfirman :

‫ََتو ْآ َعيَتا ِِتذُِهر َوواَرَُق ْسدوَِلكِ َهف ْ ُرُكتن ُتم ْ َبم ْ َعت َ ْدسِإَتيْ َهمِازُِئن ُكو َْمن‬ َ ‫ُق ْل‬
‫أ ِبال َ ِلل‬

“Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan rasulNya kalian

mengolok-olok? Janganlah kalian minta udzur, sungguh kalian telah

kufur setelah keimanan kalian” (At-Taubah: 65-66)

Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut
berupa petunjuk Allah
Allah Berfirman :

‫َأ ْع َما َل ُه ْم‬ ‫ال ُل َف َأ ْح َب َط‬ k‫ َل‬a‫ َز‬r‫ن‬e‫ا َأ‬n‫ َم‬a‫وا‬m‫ِر ُه‬e‫ َك‬re‫ ْم‬k‫ ُه‬a‫ ِب َأ َّن‬m‫ َك‬e‫ذِل‬mَ benci apa yang Allah turunkan

“Yang demikian

maka Allah membatalkan amalan-amalan mereka” (Muhammad: 9)
Apabila seseorang membenci Al-Quran yang di dalamnya ada petunjuk

meskipun dia mengamalkannya maka dia telah kufur.

Meninggalkan Al-Quran
Allah Berfirman :

‫َو َقا َل ال َّر ُسو ُل َيا َر ِّب ِإ َّن َق ْوِِيم ا َّت َخ ُذوا َه َذا ا ْل ُق ْرآ َن َم ْه ُجوًرا‬

“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah
menjadikan Al-Quran sesuatu yang ditinggalkan” (Al-Furqan: 30)
Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Quran mencakup :

Tidak mau mendengarkannya
Tidak beramal dengannya
Tidak berhukum dengannya
Tidak mentadabburinya
Dan juga tidak mau berobat dengan Al-Quran baik untuk penyakit
hati maupun penyakit badan

Diantara penyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-
kitab Allah adalah :

Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Quran
Berusaha untuk mengubah Al-Quran baik lafazh maupun maknanya

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة الل ِه َو َب َر َكا ُت ُه‬

Halaqah 25 | Buah Beriman Dengan Kitab-Kitab Allah

‫السلام عليكم ورحمة الله وبركاته‬
‫الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘ilmiyyah Beriman dengan kitab-
kitab Allah adalah tentang “Buah Beriman Dengan Kitab-Kitab Allah”.

Diantara buah beriman dengan kitab-kitab Allah
yang bisa kita petik adalah:

Mendapatkan keutamaan-keutamaan beriman

Diantaranya hidayah di dunia, keamanan di akhirat, masuk ke dalam
surga dan lain-lain. Karena beriman dengan kitab Allah adalah bagian
dari mewujudkan keimanan.

Semakin mengetahui dan menyadari perhatian Allah dan
kasih sayangNya kepada makhluk
Semakin mencintaiNya karena menurunkan kepada kita kitab yang
berisi petunjuk dan cahaya supaya kita tenang di dunia dan bahagia di
akhirat. Kita tidak dibiarkan tersesat dan terombang-ambing dengan
hawa nafsu dan syahwat.

Dan bagi yang ingin melihat kebesaran nikmat Allah ini silakan dia
melihat orang-orang yang hidup tanpa berpegang dengan kitab Allah
mereka dalam keadaan resah, bimbang, bingung dan tidak tahu
kemana arah hidupnya.

Mengetahui hikmah Allah dan kebijaksanaanNya
Karena memberikan kepada setiap kaum syari’at yang sesuai dengan
keadaan mereka. Dan Al-Quran sebagai kitab terakhir sesuai untuk
semua umat di setiap tempat dan masa sampai hari kiamat.

Mengetahui bahwa petunjuk Allah kepada manusia tidak
terputus sampai hari kiamat.

Semakin mencintai dan menghormati Al-Quran
Dengan memperhatikan adab-adab ketika membacanya. Demikian pula
semakin mencintai orang-orang yang mencintai Al-Quran.

Membenci amalan-amalan yang bertentangan dengan Al-
Quran dan orang-orang yang melakukannya

Membangkitkan semangat untuk bersungguh-sungguh
mencari hidayah dari Al-Quran.
Dengan membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi,
mengamalkan, berhukum dengan Al-Quran dan kembali kepada Al-
Quran ketika terjadi perselisihan.

Bersemangat untuk membela kitab Allah
Dengan menyebarkan aqidah yang benar tentangnya dan membongkar
tuduhan dan keyakinan yang sesat yang ingin menurunkan
kepercayaan terhadap Al-Quran dan menjauhkan umat dari Al-Quran.

Bergembira dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya
yang besar

‫ا ْل َح ْم ُد ِلِل الَّ ِذي بِ ِن ْع َمتِ ِه تَ ِت ُّم ال َّصالِ َحا ُت‬

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
‫َو ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة الل ِه َوبَ َر َكاتُ ُه‬

Saudaramu,
Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah


Click to View FlipBook Version