The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by umidee16, 2022-02-08 20:38:45

Jurnal Refleksi Paket Modul 2

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3

JURNAL REFLEKSI
PAKET MODUL 2

FEBRUARY 8, 2022

CGP ANGKATAN 3, KARAWANG
Authored by: DEWI FITRIANTI, S. PD. SI

1

Jurnal Refleksi
CGP Angkatan 3
Kabupaten Karawang

2

2.1.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 9

Sunday, 31 October 2021, 9:44 PM

Salam Selamat dan Bahagia

Model 4F

FACT :

Pada alur Mulai dari Diri, saya dibelajarkan pada konsep pembelajaran berdiferensiasi.
Pada alur eksplorasi konsep, saya dibelajarkan pada strategi pembelajaran diferensiasi
berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid. Strategi diferensiasi yang
dibelajarkan adalah melalui diferensiasi konten, proses dan produk. Saya juga
dibelajarkan pada Diagram Fryer untuk memudahkan dalam menyimpulkan
pemahaman yang telah diperoleh. Dalam alur ruang kolaborasi, kami dibelajarkan untuk
mencermati RPP dalam LMS atau kasus tertentu dari CGP sendiri. Dan menyusun RPP
berdasarkan kasus yang dialami atau diamati.

FEELING :

Terinspirasi karena pembelajaran berdiferensiasi lebih memotivasi guru untuk
mengenali karakteristik murid. Dengan tujuan, guru dapat memenuhi kebutuhan belajar
murid yang berbeda-beda. Pengalaman berkesan pada proses pembelajaran dalam
kelas dengan murid beragam, antara lain: membuat media berbeda-beda untuk
memenuhi gaya belajar yang beragam dari murid. Artinya guru harus tetap belajar
menyesuaikan dengan kebutuhan murid di kelas

FINDING :

Dalam Ruang kolabarasi, penyusunan RPP dilakukan dengan menggunakan RPP satu
lembar. Penyusunan RPP dimulai dengan analisis mendalam pada kompetensi dasar.
Kemudian dari kompetensi dasar itu, dianalisis untuk menentukan indikator pencapaian
kompetensi. Dari IPK tersebut dirumuskan menjadi tujuan pembelajaran. Langkah ini
diingatkan kembali kepada para CGP. Dan dalam menentukan indikator pencapaian
kompetensi kita perlu memahami jenis indikator apa yang dapat disusun. Antara lain:
Indikator kunci, indikator pendukung dan indikator pengayaan. Indikator pencapaian
kompetensi ini akan memudahkan guru dalam menyusun rumusan penilaian dan rubrik
penilaian yang akan digunakan dalam RPP tersebut.

3

FUTURE :
Kami para Calon Guru Penggerak, diharapkan dapat menyusun RPP berdiferensiasi
berdasarkan kebutuhan belajar murid dan mengimplementasikan RPP itu. Setelah
diperoleh hasil proses pembelajaran berdiferensiasi itu dilakukan EXPO Digital Karya
Murid, untuk memotivasi belajar rekan guru pada penyusunan RPP berdiferensiasi
https://www.youtube.com/watch?v=B8UlNWYJpJk&t=6s
Dewi Fitrianti
SMPN 4 Klari
31 Oktober 2021

2.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 10

4

Sunday, 14 November 2021, 8:22 AM

Salam Selamat dan Bahagia
Pada Jurnal refleksi kali ini dipaparkan kegiatan sejak tanggal 1 November hingga 6
November 2021.
Fact:
Senin dimulai dengan refleksi terbimbing, kemudian demonstrasi kontektual, dan
elaborasi pemahaman bersama instruktur hingga di akhir minggu

Feeling:
Happy, karena direfresh kembali tentang praktek penyusunan RPP Pembelajaran
diferensiasi dan analisis kompetensi dasar menjadi indikator pencapaian tujuan
hingga tujuan pembelajaran
Finding:
Penyusunan RPP berdiferensiasi dapat dilengkapi strategi difrensiasi konten, proses
dan produk, baik salah satunya atau ketiganya, yang didasarkan kesiapan murid,
minat murid dan profil belajar murid
Future:
Pembelajaran penyusunan RPP pembelajaran berdiferensiasi ini perlu diterapkan
untuk proses pembelajaran aksi nyata di kelas IPA

5

2.1.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 11
Sunday, 14 November 2021, 8:34 AM

Jurnal kali ini memaparkan kegiatan dari tanggal 8 - 12 November 2021.
Fact:
Kegiatan dimulai dari koneksi antar materi, aksi nyata 2.1. Diawal minggu ini CGP
mengaitkan Modul 1.1 - 1.2 - 1.3 - 1.4 dengan modul 2.1. Dan diakhir minggu masuk
pada mulai dari diri Modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional bagi guru
dan murid.
Feeling:
Semakin kaya informasi dan pembelajaran
Finding:
Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila memerlukan pemahaman mandalam
pada filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, peran dan nilai guru penggerak, visi murid
impian dan penerapan budaya positif. Pemahaman ini akan bermuara pad
implementasi pembelajaran yang berdiferensiasi dengan strategi diferensiasi konten,
proses dan produk untum memenuhi kebutuhan belajar murid. Dengan itu, hasil
belajar murid dapat optimal karen motivasi bermula belajar dari minat murid-murid.
Ada SEL, Social Emotional Learning yang perlu dipahami guru untuk mengelola kelas
dan memfasilitasi belajar murid
Future:
Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan memahami social and emotional
learning untuk perwujudan profil pelajar Pancasila

6

2.2.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 12

Tuesday, 23 November 2021, 10:05 PM

Fact

Minggu 12 ini diawali dengan eksplorasi konsep Pembelajaran sosial dan emosional,
Ruang Kolabirasi, unggah hasil diskusi ruang kolaborasi dan refleksi terbimbing

Informasi, pengetahuan dan pengalaman setiap aktivitas berbeda-beda

a. Eksplorasi Konsep Mandiri

Ekplorasi konsep yang dilakukan secara mandiri tentang berapa konsep yaitu 1)
kesadaran penuh (mindfulness) merupakan bagaimana seseorang mengaitkan antara
perhatian atau unsur pikiran, keinginan yang memiliki maksud dan kebaikan serta
keingintahuannya terhadap kegiatan fisik yang sedang dikerjakan saat itu; 2) Ada 5
kompetensi sosial-emosional yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial,
keterampilan sosial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab; 3)
berkesadaran penuh dalam pembelajaran lima kompetensi sosial-emosional dapat
kita kombinasikan dalam tiga ruang lingkup melalui kegiatan rutin yaitu kegiatan di
luar jam pembelajaran atau kegiatan yang bersifat non akademik seperti kegiatan
membaca Quran sebelum jam pelajaran dimulai, kegiatan membaca buku favorite
selama maksimal 10 menit sebelum pulang atau setelah jam pembelajaran
dilaksanakan, kegiatan yang diintegrasikan ke dalam pelajaran seperti melakukan
refleksi setiap akhir pelajaran untuk menggali akan kebermaknaan materi yang telah
dipelajari, melakukan pembelajaran kooferatif untuk menumbuhkan kesadaran
social dan rasa empati sesame teman. Teman yang sudah memiliki tingkat
pemahaman yang lebih akan suatu konsep membantu dan berbagi pengetahuan
dengan teman yang belum memahaminya, Kegiatan Protokol yaitu kegiatan yang
sudah terbiasa dilakukan dan dijadikan kesepakatan-kesepakatan warga sekolah
serta secara mandiri diterapkan peserta didik sebagai respon karena adanya situasi
tertentu seperti membiasakan mengucapkan sapaan-sapaan humanis untuk
membiasakan warga sekolah untuk mengucapkan kata-kata positif dan
meminimalisir ujaran negatif, membudayakan rasa hormat menghormati dan
menghargai teman ketika sedang berbicara.

Untuk mendalami materi di atas dalam eksplorasi mandiri setiap CGP diberikan
beberapa pertanyaan untuk menggali lebih dalam terkait materi pembelajaran social
emosional dari hakitat PSE, pentingnya PSE, 5 kompetensi social emosional, latihan

7

berkesadaran penuh, hubungan otak dengan latihan berkesadaran penuh, dan
manfaat berkesadaran penuh

b. Eksplorasi Konsep -- Forum Diskusi

Penerapan 5 kompetensi sosial -- emosional :

Kesadaran diri : Pengenalan Emosi

Ketika seseorang mengalami gejolak emosi tertentu maka orang tersebut harus
menamai emosi apa yang terjadi. Seperti merasa marah, merasa sedih atau merasa
kecewa.

Pengelolaan diri : Mengelola Emosi dan Fokus

Bertumpuknya pekerjaan yang harus dikerjakan secara bersamaan akan
menyebabkan hilangnya focus dan munculnya ketegangan. Seseorang yang
mengalami kondisi tersebut perlu menenangkan pikiran dengan menarik napas
panjang. Kondisi tenang yang terbentuk akan mengembalikan focus dan emosi jadi
terkendali sehingga dapat melanjutkan aktivitas dan focus terhadap pekerjaan
selanjutnya.

Kesadaran social : keterampilan berempati

Keterampilan yang muncul dari diri seseorang ketika seseorang telah mengenali
emosi yang terjadi dan mengelola emosinya sehingga dapat berpikir dengan tenang
dan mulai untuk memahami lingkungan di sekitarnya. Mulai merasakan apa yang
orang lain alami dan mencoba memposisikan dirinya terhadap posisi yang orang lain
sedang alami. Sehingga dalam menghadapi orang bukanlan tindakan penghukuman
akan tetapi kepedulian dan empati yan muncul.

Keterampilan berhubungan social : resiliensi

Keterampilan yang berusaha untuk menjadikan kesulitan itu sebagai kekuatan untuk
bangkit dan mencari solusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan tidak
menghindari dan menghilangkan kesulitan. Dalam menyelesaikan kesulitan
seseorang dapat mendayagunakan sumber daya lenting seperti potensi dan kekuatan
apa yang dimiliki untuk menyelesaikan kesulitan, bagaimana keadaan saya sekarang
memunginkan tidak untuk menghadapi kesulitan tersebut dan selanjutnya apa yang
akan dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut.

8

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Kemampuan yang muncul akibat dari pembiasaan dan pelatihan secara konsisten
untuk tidak reaktif menghadapi sebuah permasalahan akan tetapi selalu dengan
pertimbangan yang matang dengan analisi seluruh aspek sebelum mengambil sebuah
langkah dan keputusan, apa saja yang bisa dijadikan option solutif yang disertai
akibat-akibat yang akan muncul.

c. Ruang Kolaborasi -- Pengerjaan

Secara kelompok kecil berkolaborasi dan berdiskusi melalui vitual google meet
menyusun teknik-teknik dalam menerapkan pembelajaran 5 kompetensi sosial dan
emosional dalam 3 ruang lingkup (rutin, terintegrasi dalam mapel, dan protokol)
sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.

d. Ruang Kolaborasi -- Presentasi

Mempresentasikan teknik-teknik dalam menerapkan pembelajaran 5 kompetensi
sosial dan emosional dalam 3 ruang lingkup (rutin, terintegrasi dalam mapel, dan
protokol) sesuai dengan jenjang pendidikan

Feeling (Perasaan)

Saat mempelajari materi baru saya merasa bersyukur termasuk bagian dari
perubahan karena saya jadi tahu bagaimana mengenali serta mengendalikan emosi
dan kesulitan, bagaimana menyikapi peserta didik dengan memunculkan rasa empati
bukan penghukuman. Muncul rasa bahagia tatkala berdiskusi dengan Calon guru
penggerak lain terkait materi pembelajaran Sosial emosional karena tercerahkannya
pemikiran. Berbagi pengalaman pengimplementasian parktik baik yang mampu
mengarahkan peserta didik untuk bahagia dan merdeka

Finding (Manfaat)

Merubah mindset menambah wawasan dan pengalaman harus proses dalam
menyelesaikan kesulitan, tidak reaktif akan tetapi reaktif, pikir secara matang tidak
teburu-buru dan menciptakan suasan tenang dalam berpikir dan bertindak. Setelah
mempelajari materi PSE ini saya jadi mengetahui bagaimana untuk mengembalikan
focus dan mengintegrasikan pembelajaran social emosional dalam kelas, kegiatan
sekolah dan budaya positif. Inspirasi dan motivasi diperoleh dengan berdiskusi

9

dengan calon guru penggerak lain pada sesi diskusi, pengerjaan, dan presentasi
bagaiman PSE itu diterapkan di sekolah.
Future
Sebagai calaon guru penggerak untuk mampu menciptakan merdeka belajar harus
memulai dari diri sendiri bergerak dengan mengimplementasikan sosial emosional
dalam pembelajaran, selanjutnya menggerakan warga sekolah dengan membuat
komunitas praktisi yang mampu bersinergi untuk menciptkan ekosistem pendidikan
yang berpihak pada murid.

10

2.2.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 13

Sunday, 5 December 2021, 9:12 PM

Jurnal ini dimulai dari kegiatan Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman,
Koneksi antar materi dan aksi nyata.

Fact:

Guru menyusun RPP berdiferensiasi dan mengintegrasikan PSE (pembelajaran sosial
emosional)

Feeling:

CGP agak kesulitan membedakan ruang lingkup PSE dalam pembelajaran

Finding:

Ada lima kunci pengembangan dalam aspek sosial emosional anak yaitu :

1. Self-awareness

Yaitu kemampuan untuk mengenali secara tepat emosi dan pikiran seseorang dan
pengaruhnya terhadap perilakunya. Termasuk tepat dalam menilai kekuatan atau
keterbatasan seseorang yang berbeda-beda, serta memiliki rasa kepercayaan diri dan
optimisme.

2. Self-management

Yaitu kemampuan untuk mengatur emosi orang lain, pikiran orang lain, dan perilaku
efektif dalam situasi yang berbeda. Termasuk mengelola stres, memotivasi dirinya
sendiri.

3. Social awareness

Yaitu kemampuan untuk memahami etika untuk berlaku yang semestinya.
mengambil perspektif dan berempati terhadap orang lain dari berbagai latar
belakang yang berbeda-beda, untuk memahami norma-norma sosial, juga untuk
mengenali keluarga, lingkungan, masyarakat, sekolah, dan sumber daya masyarakat.

11

4. Responsible decision making
Yaitu kemampuan untuk membuat atau mengambil keputusan secara konstruktif
serta interaksi sosial yang didasarkan pertimbangan standar masalah keamanan,
norma-norma sosial, dan konsekuensi nyata dari berbagai tindakan yang telah
dilakukan.
5. Relationship skills
Yaitu kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang
bermanfaat secara belompok atau dengan individu yang beragam. Termasuk cara
untuk berkomunikasi secara jelas, mendengarkan dengan aktif, bekerja sama, dan
mencari dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
Kelima kompetensi ini sangat penting dikembangkan sejak anak berusia dini untuk
menanamkan keterampilan sosial. Karena dengan dikembangkannya kelima aspek
sosial emosional didalam diri anak akan tertanam sifat-sifat baik/ karakter unggul
pada diri anak dalam dunia sosial dan dimasa depan nya.

Mengembangkan nya juga di bantu dengan metode-metode seperti bercerita,
bermain permainan edukatif, bermain peran dan sebagainya tepat digunakan untuk
mengembangkan kelima keterampilan tersebut.

Future:
Pembelajaran yang dapat saya ambil adalah PSE sangat penting dibelajarkan untuk
mewujudkan profil pelajar Pancasila. Oleh karena itu PSE sangat penting dibelajarkan
pada murid-murid

12

2.3.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 14
Monday, 6 December 2021, 7:27 PM

Fact : CGP dikenalkan pada Materi Coaching pada kegiatan Mulai dari Diri, kemudian
Eksplorasi Konsep CGP dikenalkan pada beberapa konsep : Konsep Coaching dalam
Konteks Pendidikan, Komunikasi Yang Memberdayakan, TIRTA Sebagai Model
Coaching.
Feeling : Saya merasa termotivasi karena dalam eksplorasi terdapat keterampilan
komunikasi untuk memperlancar tujuan coaching
Finding:
Pengertian Coaching,
sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan
sistematis (berkesinambungan), dimana coach memfasilitasi peningkatan atas
performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari
coachee (Grant, 1999)
kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih
kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003)
Prinsip Coaching Metode TIRTA
Perbedaan Coaching, Konseling dan Mentoring

Future :
Coaching metode TIRTA dapat mewujudkan kebutuhan belajar murid seamikn
berkembang. Dan akhirnya profil pelajar Pancasila dapat diraihnya dengan mudah.

13

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15

Tuesday, 14 December 2021, 3:30 PM

Minggu ke 15 dimulai tanggla 6 Desember 2021 hingga lokakarya 4 tanggal 11
Desember 2021

Fact:

Kegiatan di mulai pada ruang kolaborasi - pengerjaan pengelompokan tugas praktek
coaching antar 3 calon guru penggerak. Praktek coaching ini menggunakan model
TIRTA. CGP yang terlibat dalam praktek berjumlah tiga orang secara bergantian
berperan sebagai coach, coachee dan pengamat. Dalam latihan praktek coaching,
ketiga CGP diberi tiga kasus. Dan mempraktekan pada kegiatan ruang kolaborasi pada
tanggal 7 Desember 2021. Kemudian hasil rekaman berupa file video praktek
coaching tersebut diupload ke dalam LMS.

Feeling:

Perasaan yang saya dapatkan adalah pertama kali melakukan coaching dengan
perasaan ingin cepat selesai dan menghasilkan rekaman tidak sesuai target waktu 25
menit per CGP nya tidak tercapai. Ada gelisah, ada sedikit kekacauan ketika
menyusun pertanyaan -pertanyaan pemantik dalam model Tirta itu. Namun setelah
membaca ulang akhirnya ditemukan bahwa dalam melakukan coaching model tirta
ini harus mengalir tanpa ada rekayasa, spontanitas mengikuti tujuan yang ingin diraih
oleh orang di yang dicoaching. Perasaan saya bangga karena telah melakukan praktik
coaching seluai target waktu yang ditentukan dan panduan dalam Model Tirta

Finding:

Coaching adalah proses seorang coach mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
coachee sehingga coachee bisa mendapatkan penyelesaian atas permasalahnnya
sendiri, konteks yang dibicarakan adalah masa sekarang dan masa yang akan datang.

Contoh seorang guru yang melakukan coaching kepada murid yang nilainya menurun
karena ada kesulitan dalam memahami pelajaran, disini guru sebagai coach hanya
bertugas mendengarkan semua cerita murid dan memberikan pertanyaan-
pertanyaan terbuka untuk memancing potensi murid tersebut untuk menemukan
solusi atas permasalahannya.

14

Coaching model TIRTa adalah proses coaching yang menerapkan langkah-langkah
sebagai berikut, (T) tujuan, (I) identifikasi masalah, (R) rencana Aksi, dan (Ta)
Tanggung jawab. Tirta sendiri memiliki arti ‘Air”. Proses coaching model TIRTa
dilakukan mengalir seperti air sehingga coachee bisa mendapatkan penyelesaian
masalahnya dari pemikirannya sendiri, tugas coach hanya menuntun sehingga
coachee bisa menemukan potensi dari dalam dirinya. Seorang coach menuntun
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif, yaitu pertanyaan yang sifatnya
terbuka dan mampu memancing coachee untuk terbuka dan menyampaikan semua
yang ada dalam pemikirannya.

Coaching dalam konteks sekolah, sesuai dengan pemikiran KI hajar Dewantara
“Tujuan pendidikan itu menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat
sehingga dapat memperbaiki perilaku”. Peran seorang coach adalah menuntun
segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan
sebagai manusia dan anggota masyarakat. Coaching merupakan langkah tepat bagi
guru untuk membantu murid mencapai tujuannya dalam kemerdekaan belajar.
Coaching diharapkan akan meningkatkan hasil pembelajaran yang berpusat pada
murid yaitu pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial emosional agar lebih
optimal pelaksanaannya.

Saat seorang guru menjadi coach maka harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu
: (1) keterampilan membangun dasar proses coaching, (2) keterampilan membangun
hubungan baik, (3) keterampilan komunikasi, (3) keterampilan berkomunikasi, dan
(4) keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Untuk memulai proses coaching kita tentu harus mengenal murid dengan baik,
memahami permasalahan murid, serta apa saja kemungkinan yang membuat
masalah itu ada. Setelah mengenal murid dengan baik, maka kita harus bisa
membangun hubungan yang baik dengan murid tersebut, sehingga murid tersebut
merasa nyaman saat bersama kita. Setelah itu kita bisa melakukan coaching dengan
menerapkan kemampuan berkomunikasi yang memberdaya.

Ada empat unsur yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdaya, yaitu: (1)
hubungan saling mempercayai, (2) menggunakan data yang benar, (3) bertujuan
menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi, (4) rencana tindak lanjut atau aksi.

Selain prinsip utama tersebut, sebagai coach kita juga memiliki empat aspek
berkomunikasi yang wajib kita pahami dan kita latih. Petama, komunikasi asertif,
yaitu komunikasi yang didalamnya ada rasa jujur dan terhormat, akan berpendapat

15

dan mendengarkan pendapat yang lain. Ada tindakan proaktif sehingga pesan yang
akan disampaikan dapat diterima dengan baik.

Kedua, pendengar aktif, seorang coach yang baik lebih banyak mendengaarkan dan
kurang berbicara. Coach harus fokus pada komunikasi bukan sibuk dengan pikiran
senidri. Ketiga, keterampilan bertanya, ada enam jenis pertanyaan yaitu pertanyaan
terbuka, pertanyaan berfokus pada tujuan, pertanyaan reflektif, pertanyaan
eksplorasi, pertanyaan yang mengukur pemahaman, dan pertanyaan aksi.

Sedangkan keempat, mendengaarkan aktif, yaitu memberikan perhatian pada lawan
bicara, memberikan respon kecil, menanggapi perasaan dengan tepat, menenagskan
kembali makna kesan, dan memberikan pertanyaan. Dalam bertanyan hindari
pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang jawabannya hanya “ya” atau “tidak”.

Saat coaching kita harus mengenali pemahaman yang dimiliki seorang coachee
karena potensi yang akan coachee keluarkan sesuai dengan pemahaman yang
dimilikinya. pada proses pembelajaran guru bisa menentukan mana murid yang bisa
mendapatkan coaching.

Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil dari proses
pembelajaran di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mewujudkan
merdeka belajar memerlukan guru merdeka dan murid merdeka. Dengan coaching
kita buat jalan untuk membentuk guru merdeka dan murid merdeka sehingga
terwujudlah merdeka belajar.

Future:

Sebagai dampai pandemi covid 19, Coaching dapat membantu murid untuk menjadi
pembelajar mandiri
Coaching adalah salah satu proses yang digunakan untuk membantu pengembangan
diri maupun organisasi yang berbeda dengan mentoring, konsultasi, dan training.
International Coaching Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai kerjasama
(partnership) antara coachee dan coach dalam dialog untuk provokasi berpikir dan
proses kreatif yang menginspirasi klien untuk memaksimalkan potensi pribadi dan
profesionalnya. Di Indonesia, coaching banyak digunakan oleh perusahaan dan
organisasi untuk mengembangkan organisasi maupun individu di dalamnya.
Sayangnya, masih sangat sedikit institusi penyedia layanan pendidikan yang
menerapkan coaching untuk memaksimalkan proses belajar murid. Lantas, coaching
dapata membantu proses belajar murid.

16

“Menyuapi” informasi kepada murid terbukti bukan cara efektif untuk belajar.
Sebagai contoh, peringatan bahwa merokok merusak kesehatan telah
diinformasikan disetiap iklan rokok. Namun nyatanya, masih banyak remaja dan
orang dewasa yang merokok. “Menyuapi” informasi hanya memberikan sedikit efek
dalam pembelajaran (Turnbull, 2009). Seseorang akan dapat membuat pilihan yang
tepat jika ia terlibat secara aktif dalam proses berpikir pada isu yang terkait dengan
dirinya. Proses berpikir secara aktif tidak terjadi ketika siswa “disuapi” informasi.
Coaching, sebaliknya, merangsang proses berpikir siswa dengan pertanyaan. Namun
lebih dari itu, coaching juga membangun kesadaran diri dan menggali potensi
terdalam dari diri murid sehingga dengan itu, murid dapat mengembangkan dirinya,
tidak hanya dalam pelajaran, namun juga dalam proses pengembangan dirinya
secara utuh.

Coaching membantu murid dan individu untuk berpikir dalam tingkatan yang lebih
dalam dan lebih tinggi. Ketimbang menyuapi, seorang coach akan lebih berfokus
untuk membantu individu terlibat secara penuh dalam proses berpikir terkait dengan
apa yang menjadi tujuan individu tersebut. Jika dikaitkan dengan proses pendidikan
secara umum, budaya coaching dalam institusi pendidikan akan membantu
mengubah pola pikir guru, dari “menyuapi” menjadi “memberdayakan” murid untuk
menjadi individu pembelajar mandiri.

17

2.3.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 16

Tuesday, 14 December 2021, 3:55 PM

Kegiatan Minggu ke 16 ini diawali dengan Elaborasi Pemahaman sesi instruktur,
koneksi antar materi dan aksi nyata coaching dengan murid.

Fact:

CGP mengikuti elaborasi pemahaman

CGP menghubungkan materi Coaching dengan materi pada modul sebelumnya
dengan kunci pada Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara.

CGP melakukan aksi nyata Coaching dengan satu murid, dan diunggah hasil
rekamannya ke LMS

Feeling:

Pemahaman CGP tentang coaching semakin kaya.

Finding:

Coaching adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris. Menurut kamus Merriam-
Webster, arti dari coaching adalah “to instruct, to direct or to train intensively“, yang
artinya memberikan instruksi, bimbingan ataupun pelatihan intensif.

Perlu diperhatikan bahwa “menjalankan” tidak termasuk dalam definisi coaching.

Sebagian orang salah paham tentang hal ini. Mereka beranggapan bahwa proses
coaching akan membantu mereka untuk menjalankan.

Dalam proses coaching, ada seorang pelatih yang biasa disebut coach, dan juga ada
orang yang dilatih yang biasa disebut coachee.

Pada umumnya, coachee adalah para murid. Namun dalam bidang pendidikan para
murid dan guru juga membutuhkan seorang coach.

Adapun prinsip coaching adalah Coachee bertanggung jawab 100% atas kesuksesan
dalam mencapai tujuannya. Seorang coach hanya membantu agar coachee bisa lebih
efektif dan efisien dalam proses mencapainya.

18

Melalui pertanyaan-pertanyaan, seorang coach akan membantu coachee dalam
menggali potensi yang ada pada dirinya sendiri.

1. PENENTUAN GOL
Pada awalnya coachee akan dibimbing untuk mengetahui apa yang “sebenarnya”
ingin mereka capai.

Dengan alasan/tujuan yang kuat, seseorang akan lebih terpicu untuk mencapai cita-
cita dan tujuannya. Alasan yang kuat adalah sebuah pondasi kokoh untuk proses-
proses berikutnya.

2. PERENCANAAN STRATEGI
Kemudian seorang coach akan membantu coachee dalam menyusun strategi untuk
mencapai tujuannya.

Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara untuk mencapai sebuah tujuan.

Coach tidak akan mengajarkan strateginya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
oleh coachee begitu saja.

Coach bertugas untuk membantu coachee untuk menemukan strategi yang paling
sesuai untuk diri mereka sendiri. Jawabannya sebenarnya sudah ada dalam diri
coachee, hanya saja masih perlu digali.

Dengan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing, coach akan membantu coachee
dalam proses menggali jawaban yang ada dalam diri mereka. Kemudian dilanjutkan
dengan memvalidasi jawaban tersebut apakah masuk akal.

Future:

Melalui coaching, hasil yang diperoleh lebih permanen dan coachee menjadi individu
yang lebih kompeten dan mandiri. Memang prosesnya memakan waktu yang tidak
singkat

19


Click to View FlipBook Version