ii FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS)
iii FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS)
ii FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semsesta alam atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penyusunan buku ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih juga penyusun berikan kepada dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Fiqih, bapak Imam Mashuri, M.Pd.I yang telah membantu dan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini. Buku ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Fikih di Sekolah/Madrasah. Penyusun mengambil judul bab Mawaris yang diajarkan di tingkat Madrasah Aliyah kelas XII. Penyusun berharap penyusunan buku ini bisa memberi manfaat untuk penyusun sendiri agar lebih termotivasi untuk menghasilkan karya-karya lainnya, juga kepada pembaca atau mahasiswa untuk bahan bacaan, kajian atau perbandingan. Terakhir, penyusun memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan buku ini. Oleh karena itu, saran dan koreksi terhadap isi buku ini penyusun harapkan untuk memperbaiki dan pembelajaran kedepannya. Banyuwangi, 10 Januari 2024 Riza Amar Fahmi
iii FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) DAFTAR ISI Sampul ......................................................................................... i Kata Pengantar ............................................................................ ii Daftar Isi ....................................................................................... iii Konsep Metode ............................................................................ iv Pendahuluan A. Metode Pembelajaran ............................................................. v B. Kompetensi Inti ........................................................................ vii C. Kompetensi Dasar ................................................................... viii D. Tujuan Pembelajaran .............................................................. viii Pembahasan A. Hikmah dan Tujuan Waris ....................................................... 2 B. Pengertian dan Dasar Hukum ................................................. 3 C. Rukun dan Syarat Waris .......................................................... 4 D. Penyebab dan Penghalang Mendapat Waris ........................... 5 E. Macam Waris dan Ahli Waris ................................................... 7 F. Bagian Waris dan Al Hijab ....................................................... 9 Latihan Soal ................................................................................. 15 Kunci Jawaban ............................................................................. 21 Daftar Pustaka ............................................................................. 22 Lampiran ...................................................................................... 23
iv FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) KONSEP METODE
v FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) A. Metode Pembelajaran 1. Metode yang dapat digunakan untuk mempelajari bab Mawaris yaitu metode Jigsaw dan Problem Based Learning a. Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Kooperatif tipe jigsaw ini didesain untuk meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya. Dengan demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Abdullah, 2017: 23). b. Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Sudarman, 2007). 2. Dari metode diatas, yang lebih cocok digunakan adalah metode Problem based learning Pada pembelajaran berbasis masalah (PBL) terdapat sintaks pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus keterampilan berpikir siswa, terutama berpikir kritis. Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah (Masrinah,dkk, 2018: 925). Menurut Lidinillah (2007) pendekatan pembelajaran ini dipusatkan kepada masalah-masalah yang disajikanoleh guru dan siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh.
vi FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) a. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Problem based learning 1) Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari pengalaman siswa) 2) Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil 3) Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi. 4) Siswa kembali kepada kelompok PBL semula untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah. 5) Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan. 6) Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok b. Kelebihan Metode Problem based learning sebagai berikut: 1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. 2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. 3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa untuk menghapal atau menyimpan informasi. 4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok 5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi c. Kekurangan Metode Problem based learning: 1) Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
vii FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 2) Membutuhkan banyak waktu dan dana; dan 3) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini. 4) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas 5) PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. 6) PBL biasanya mebutuhkan waktu yang tidak sedikit 7) Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif. B. Kompetensi Inti 1. Sikap Spiritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Sikap Sosial Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional 3. Pengetahuan Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
viii FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 4. Keterampilan Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah dan bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan C. Kompetensi Dasar 1.1Menghayati hikmah dan manfaat dari ketentuan syariat dalam pembagian waris. 2.1Mengamalkan sikap peduli, jujur dan kerja sama sebagai implementasi dari pemahaman tentang ketentuan pembagian harta waris. 3.1Menganalisis ketentuan syariat tentang hukum waris. 4.1Mengomunikasikan hasil analisis praktik waris dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam 5.1Mengamalkan ilmu faraid dalam pembagian waris. 6.1Mengamalkan sikap peduli, jujur sebagai implementasi dari pengetahuan tentang ilmu faraid D. Tujuan Pembelajaran Dengan mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan serta mengomunikasikan siswa dapat: 1. Menjelaskan hikmah dan manfaat waris. 2. Menjelaskan ketentuan waris-mewaris. 3. Menjelaskan penyebab dan penghalang waris. 4. Menjelaskan macam waris. 5. Menjelaskan bagian waris 6. Menjelaskan ahli waris 7. Memahami dan mengetahui masalah terkait waris secara terperinci
1 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) MAWARIS KETENTUAN WARIS-MEWARIS DALAM ISLAM MAWARIS Hikmah dan Manfaat Pengertian dan Dasar Hukum Komponen Waris Penyebab dan Penghalang Macam Waris dan Ahli Waris Bagian Waris dan Al-Hijab PETA KONSEP
2 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) Dalam islam, ketentuan terkait waris dan mewarisi merupakan hal yang penting untuk diketahui. Ilmu yang mempelajarinya biasa dikenal dengan ilmu faraid atau ilmu waris. Ketentuan waris dan mewaris penting karena menyangkut pembagian harta peninggalan mayit untuk dibagikan dan diberikan kepada yang berhak menerima sesuai aturan syari’at islam. Dengan berpedoman pada aturan dan ketentuan tentang waris dan mewaris akan mencegah timbulnya perselisihan dan konflik dalam anggota keluaga. Dari Abdulloh bin Mas’ud, Rasulullah Saw bersabda: ُ ه ْ و ُ ِّم ل َ ع َ و َ م ْ عِّل ْ وا ال ُ م َّ ل َ ع َ ت َ و اس َ َّ ا انل َ ه ْ و ُ ِّم ل َ ع َ و ِّض َ ائ َ ر َ ف ْ واال ُ م َّ ل َ ع َ ت َ و اس َ َّ انل ُ ه ْ و ُ ِّم ل َ ع َ و َ ن َ ا ْ ر ُ ق ْ وا ال ُ م َّ ل َ ع َ ت ا َ ِّهم ِّ َبَ َ ا ِِّب د َ ح َ ِّن أ ا َ ِّد َ َي َ َل َ ةِّ ف َ ل َ أ ْ س َ م ْ ال َ ةِّ و ضَ ْ ي ِّ ر َ ف ْ ِّن ِِّف ال ا َ ن ْ اث لِّف َ َ ت ْ َ َي ٌ ؤ ُ ر ْ ِّ ام اِّّن َ ف اس َ َّ .انل Maknanya: “Belajarlah Al-Qur’an dan ajarkanlah kepada orang lain, belajarlah faraid dan ajarkanlah kepada orang lain, belajarlah ilmu agama dan ajarkanlah kepada orang lain. Sesungguhnya aku seorang yang bakal meninggal, dan ilmu (faraid) ini pun bakal dicabut dan sirna dan akan muncul fitnah. Hingga akan terjadi dua orang yang berselisih dalam hal pembagian (hak yang mesti diterima), namun keduanya tidak mendapati orang yang dapat menyelesaikan perselisihan tersebut.” (HR. Al-Hakim) Hikmah dan tujuan mempelajari ilmu faraid adalah: 1. Mengetahui orang yang berhak menerima warisan dengan benar. 2. Menentukan dengan adil dan tepat pembagian harta warisan. 3. Menghindarkan perselisihan antar ahli waris atau keluarga yang ditinggalkan. 4. Tidak adanya pihak yang dirugikan dari masing-masing ahli waris, karena pembagian tersebut sesuai dengan aturan Allah Yang Maha Adil. 5. Menyelamatkan harta orang yang meninggal dari orang-orang yang tidak berhak dan orang yang tidak bertanggungjawab. A. Hikmah dan Tujuan Waris
3 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 1. Pengertian Waris berasal dari kata االرث atau ث ُالميرا yang berarti berpindahnya harta atau kepemilikan suatu benda dari orang meninggal dunia atau pewaris kepada ahli warisnya yang masih hidup. Ilmu yang mempelajari hal-hal yang menyangkut waris ini dikenal juga dengan istilah faraid. Kata faraid )فرايض )merupakan bentuk jamak dari )فريضة )yang berarti berarti bagian pada harta peninggalan yang telah ditentukan kadarnya. Jadi dalam ilmu ini dibahas hal-hal yang menyangkut harta peninggalan (warisan) yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dan peralihannya kepada ahli warisnya yang masih hidup. Harta peninggalan orang yang sudah meninggal dalam hal ini dikenal dengan istilah tirkah. Harta ini digunakan untuk kepentingan si mayit berkaitan dengan pengurusan jenazah, utang, wasiat serta hakhak ahli waris yang pembagiannya harus sesuai dengan ketentuan syariat Islam. 2. Dasar Hukum Adapun dasar hukum yang mengatur kajian faraid di antaranya adalah: a. Firman Allah Swt َ ق ْ و َ ف اء نِّسَ َّ ن كُ ْ اِّن َ ف ۚ ِّ ْي ْ َ ي َ ث ْ ن ُ ْ ِّ اَل ظ َ ح ُ ل ْ ِّ مِّث ر َ ك َّ لِّذل ْ م ِّدكُ َ َل ْ و َ ا ِِّفْْٓ ه ُ اّٰلل ُ م ْكُ ِّصي ْ و ُ ي ا ِّحٍد َ ِّ و هِّ لِّك ُ ْ ي َ و َ ب َ َِّل َ و ۗ ف ُ ِّصْ ا انل َ ه َ ل َ ف ة َ ا ِّحد َ و تْ َ ن َ َك ْ اِّن َ و ۚ َ ك َ ر َ ا ت َ ام َ ث ُ ل ُ ث َّ ن ُ ه َ ل َ ِّ ف ْي ْ َ ت َ ن ْ اث َّ مِّم س ُ ُ د ا السُّ َ م ُ ه ْ ِّن م ُ ه ٰ و َ ب َ ا ْٓٗ ه َ ث ِّ ر َ و َّ و ٌ َ َل َ و ٗ َّ َل ْ ن َكُ ي ْ م َّ ل ْ اِّن َ ف ۚ ٌ َ َل َ و ٗ َ َل َ ن َ َك ْ اِّن َ ك َ ر َ ا ت ْ و َ ا ْٓ ا َ ِّه ب ِِّصْ ْ و ُّ ٍة ي َّ ِّصي َ ِّد و ْ ع َ ب ْۢ ْ مِّن س ُ ُ د ِّهِّ السُّ م ُ َِّل َ ف ٌ ة َ و ْ اِّخ ْٓٗ َ َل َ ن َ َك ْ اِّن َ ف ۚ ثُ ُ ل ُّ ِّهِّ اثل م ُ َِّل َ ف ْ د َ ت َ َل ۚ ْ م كُ ُ اۤؤ َ ن ْ ب َ ا َ و ْ م كُ ُ اۤؤ َ ب ٰ ا ۗ ٍ ن ْ ي َ د ِّنَ م ة ضَ ْ ي ِّ ر َ ف ۗ ا ع ْ ف َ ن ْ م كُ َ ل َبُ ر ْ ق َ ا ْ م ُ ه ُّ ي َ ا َ ن ْ و ُ ر ا م ْ ِّكي َ ا ح م ْ لِّي َ ع َ ن َ َك هَ اّٰلل َّ اِّن ۗ ِّ ه اّٰلل Maknanya: “Allah mensyariatkan bagi kalian tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anak kalian. Yaitu bagian seorang anak lelaki B. Pengertian dan Dasar Hukum
4 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. dan untuk dua orang bapak ibu, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak. Jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh bapak ibunya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anakanakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. an-Nisa‟ [4]: 11) b. Sabda Rasulullah Saw: ٍ ر َ ك َ ذ ٍ ل ُ ج َ ر َ ل ْ و َ ِِّل َ و ُ ه َ ف ِّقَ َ ا ب َ م َ ا , ف َ لِّه ْ ه َ ِّأ ب ِّض َ ائ َ ر َ ف ْ ل َ وا ا ُ ِّق ْ ْل َ أ Maknanya: “Berikanlah bagian-bagian warisan kepada yang berhak, maka bagian yang tersisa bagi ahli waris laki-laki yang paling dekat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Adapun komponen yang harus ada dalam waris ada tiga hal yaitu: 1. Pewaris Orang yang memiliki harta warisan yang telah meninggal dunia dan mewariskannya kepada ahli warisnya. Syaratnya adalah pewaris ini benarbenar telah dinyatakan meninggal dunia. C. Rukun dan Syarat Waris Pewaris Tirkah Ahli Waris
5 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 2. Ahli Waris Ahli waris adalah orang yang dinyatakan memiliki hubungan nasab atau kekerabatan yang merupakan hubungan darah, hubungan akibat perkawinan, atau akibat memerdekakan budak atau hamba sahayanya. Syarat ahli waris adalah ia dalam keadaan hidup pada saat pewaris meninggal dunia. 3. Tirkah Tirkah adalah seluruh harta peninggalan si mayit. Harta tersebut dibagikan kepada ahli waris yang berhak setelah dikurangi biaya perawatan, pengurusan jenazah, hutang dan wasiat yang sesuai ketentuan syariat Islam.. 1. Sebab-sebab mendapat waris Hal-hal yang menyebabkan seseorang mendapatkan warisan adalah tiga yaitu: a. Hubungan nasab atau kekerabatan. Hubungan nasab atau kekerabatan antara orang yang mewariskan dengan orang yang menerima warisan dalam hal ini adalah bapak dan ibu, anak keturunan mayit berhak mendapatkan warisan dari tirkah. Begitu juga pihak kerabat yang terhubung ke mayit melalui mereka, berhak mendapatkan warisan. Kekerabatan atau hubungan darah adalah sebab yang paling utama dalam menerima warisan karena hubungan darah tidak dapat dihilangkan. Firman Allah Swt : ... ٍء ْ ِّ َش َ ل ِّكُ ب هَ اّٰلل َّ اِّن ۗ ِّ ه ِّب اّٰلل ٰ كِّت ٍض ِِّفْ ْ ع َ ِّب ب ٰ ل ْ و َ ا ْ م ُ ه ضُ ْ ع َ اِّم ب َ ح ْ ر َْ وا اَل ُ ول ُ ا َ و ٌ م ْ لِّي َ ع D. Penyebab dan Penghalang Mendapat Waris
6 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) Maknanya:“Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Anfal [8]: 75) b. Hubungan pernikahan Pernikahan termasuk sebab mendapatkan warisan dan hal ini terjadi setelah akad nikah yang sah dilakukan meskipun belum terjadi persetubuhan. Adapun pernikahan yang tidak sah, maka tidak menyebabkan adanya hak waris. Jadi seorang suami dapat mewarisi harta istrinya yang sudah meninggal, begitu juga sebaliknya. c. Walā’ (Memerdekaan Budak) Hubungan Walā’ termasuk sebab seseorang memperoleh warisan. Hubungan wala’ dapat terjadi ketika seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang telah memerdekakan seorang budak dan di kemudian hari budak yang sudah merdeka tersebut memiliki harta dan meninggal dunia, maka orang yang memerdekakannya berhak mendapatkan warisan. 2. Halangan mendapat warisan Adapun hal-hal yang dapat menghalangi seseorang mendapatkan warisan ada 4 yaitu: a. Perbudakan Seseorang yang berstatus budak baik seluruhnya, sebagiannya, budak mukātab atau budak mudabbar atau ummul walad tidak bisa mewariskan ataupun mewarisi. Karena dia tidak sah memiliki harta bahkan dia adalah milik tuannya. b. Membunuh
7 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) Orang yang membunuh tidak berhak untuk mendapatkan waris dari orang yang ia bunuh. Sabda Rasulullah Saw: Pembunuh tidak mendapatkan apapun dari warisan orang yang dibunuh.” (HR. an-Nasa‟i) c. Perbedaan Agama Seorang muslim tidak mewarisi harta orang kafir dan sebaliknya orang kafir juga tidak mewarisi harta orang muslim. Dari Usamah bin Zaid bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang kafirpun tidak mewarisi orang muslim.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) d. Murtad Seorang yang beragama Islam kemudian keluar dari agama Islam, maka tidak berhak mendapatkan bagian dalam warisan Sebab Mendapat Waris Halangan Mendapat Waris Hubungan nasab atau kekerabatan. Perbudakan Hubungan pernikahan Membunuh Walā’ (Memerdekaan Budak) Perbedaan Agama Murtad 1. Macam Waris Waris dibagi menjadi dua macam: a. Waris dengan fardhu Yaitu ketika seorang ahli waris mendapat jatah dengan ketentuan pasti yang disebutkan dalam syariat, seperti: setengah, seperempat, seperdelapan, dua pertiga, sepertiga, seperenam. E. Macam Waris dan Ahli Waris
8 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) b. Waris dengan ta’shīb Yaitu ketika seorang ahli waris yang mendapat jatah yang tidak terbatasi,tetapi bisa mendapatkan seluruh harta atau sisa harta setelah dibagi kepada ahli waris dzawil furudh. 2. Ahli waris a. Golongan laki-laki yang disepakati berhak mendapatkan waris ada lima belas orang, mereka adalah: 1) Suami 2) Anak laki – laki 3) Cucu laki – laki dari anak laki – laki 4) Ayah 5) Kakek jalur ayah 6) Saudara laki – laki Kandung 7) Saudara laki – laki Seayah 8) Saudara laki – laki Seibu 9) Anak laki – laki dari saudara laki – laki Kandung 10)Anak laki – laki dari saudara laki – laki Seayah 11)Paman kandung 12)Paman Seayah 13)Anak laki- laki dari paman kandung
9 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 14)Anak laki – laki dari paman Seayah 15)Laki – laki yang memerdekakannya (Bila Ada) b. Golongan perempuan yang disepakati berhak mendapatkan waris ada sepuluh, mereka adalah: 1) Istri 2) Anak Perempuan 3) Cucu Perempuan dari anak laki – laki 4) Ibu 5) Nenek jalur Ayah 6) Nenek jalur Ibu 7) Saudara Perempuan Kandung 8) Saudara Perempuan Seayah 9) Saudara Perempuan Seibu 10)Perempuan yang memerdekakanya (Bila Ada) Dari seluruh ahli waris di atas, terdapat lima golongan yang selalu mendapatkan waris dan tidak gugur hak warisnya dalam keadaan bagaimanapun, mereka adalah : 1. Suami 2. Isteri 3. Ayah 4. Ibu 5. Anak kandung, laki-laki maupun perempuan. A. Bagian-Bagian Waris Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa waris terbagi menjadi dua macam: 1. Waris dengan fardhu, ahli warisnya disebut dengan dzawil furudh dan 2. Waris dengan ta’shīb ahli warisnya disebut dengan ashābah. Penjabarannya sebagai berikut: F. Bagian Waris & Al-Hijab
10 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 1. Dzawil Furudh Dzawil furudh adalah para ahli waris yang mendapatkan bagian tertentu, yaitu para ahli waris yang ketentuan bagian warisannya sudah ditetapkan oleh syariat Islam. Berikut ini akan dijelaskan bagian waris yang sudah ditentukan beserta golongan yang mendapatkannya. a. (1/2) Setengah adalah bagian untuk tiap lima orang di bawah ini: 1. Anak perempuan, jika sendirian dan tidak ada mu’assib yaitu saudara laki-lakinya yang menyertainya. 2. Cucu perempuan (dari anak laki-laki), jika sendirian dan tidak ada anak perempuan mayit dan mu’assib yaitu saudara lakilakinya yang menyertainya. 3. Saudari perempuan kandung, jika sendirian dan tidak ada mu‟assib yaitu saudara laki-lakinya yang menyertainya serta tidak ada anak perempuan dan cucu perempuan (dari anak lakilaki) si mayit. 4. Saudari perempuan seayah, jika sendirian dan tidak ada mu’assib yaitu saudara laki-lakinya yang menyertainya serta tidak ada anak perempuan dan cucu perempuan (dari anak lakilaki) si mayit. 5. Suami, jika tak ada anak laki-laki, anak perempuan dan cucu dari anak lakilaki si mayit. b. (1/4) Seperempat adalah bagian untuk tiap dua orang di bawah ini: 1. Suami, jika bersama anak laki-laki atau anak perempuan atau cucu dari anak laki-laki si mayit. 2. Istri, baik sendirian atau berbilangan (istri ke 2,3 atau 4), jika tak ada anak laki-laki, anak perempuan dan cucu dari anak laki-laki si mayit. c. (1/8) Seperdelapan adalah bagian untuk istri baik sendirian atau berbilangan (istri ke 2, 3 atau 4), jika bersama anak laki-laki atau anak perempuan atau cucu dari anak laki-laki si mayit. d. (2/3) Dua pertiga adalah bagian untuk tiap empat orang: 1. Anak perempuan, jika berbilangan dan tidak ada mu’assib yaitu saudara laki- lakinya yang menyertai mereka.
11 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 2. Cucu perempuan (dari anak laki-laki), jika berbilangan dan tidak ada anak perempuan mayit dan mu’assib yaitu saudara lakilakinya yang menyertainya. 3. Saudari perempuan kandung, jika berbilangan dan tidak ada mu’assib yaitu saudara laki-lakinya yang menyertainya serta tidak ada anak perempuan dan cucu perempuan (dari anak laki-laki) si mayit. 4. Saudari perempuan seayah, jika berbilangan dan tidak ada mu‟assib yaitu saudara laki-laki yang menyertainya serta tidak ada anak perempuan dan cucu perempuan (dari anak laki-laki) si mayit. e. (1/3) Sepertiga adalah bagian untuk tiap dua orang di bawah ini: 1. Ibu, jika tidak terdapat keturunan mayit, saudara mayit yang berbilangan, baik laki-laki maupun perempuan. 2. Saudara seibu yang berbilangan baik laki-laki maupun perempuan. f. (1/6) Seperenam adalah bagian untuk tiap tujuh orang di bawah ini: 1. Ibu, jika terdapat keturunan mayit baik anak laki-laki maupun perempuan atau cucu laki-laki maupun perempuan dari anak lakilaki atau beserta saudara mayit yang berbilangan baik laki-laki maupun perempuan. 2. Nenek baik sendirian atau berbilangan, jika tidak ada ibu si mayit. 3. Cucu perempuan dari anak laki-laki jika beserta anak perempuan si mayit sendiri. 4. Saudara perempuan seayah jika beserta saudara perempuan kandung. 5. Ayah, jika terdapat keturunan mayit baik anak laki-laki maupun perempuan atau cucu laki-laki maupun perempuan dari anak lakilaki. 6. Kakek, jika tidak ada ayah si mayit. 7. Seorang saudara seibu baik laki-laki maupun perempuan. 2. Ashābah Ashābah adalah para ahli waris yang mendapatkan waris tanpa batasan, mereka mendapatkan seluruh waris jika sendirian, atau
12 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) mendapatkan seluruh waris yang tersisa setelah dibagikan kepada dzawil furudh. Secara garis mereka terbagi menjadi dua golongan yaitu Ashābah Binnasab dan Ashābah Bissabab. a. Ashābah Binnafsi, mereka adalah seluruh ahli waris laki-laki kecuali suami, saudara seibu dan orang yang memerdekakan). Rinciannya adalah dengan prioritas sebagai berikut: 1) Putra 2) Cucu laki-laki dari jalur anak laki-laki dan seterusnya ke bawah. 3) Ayah 4) Kakek dan seterusnya ke atas. 5) Saudara kandung. 6) Saudara seayah 7) Putra saudara kandung dan seterusnya ke bawah. 8) Putra saudara seayah dan seterusnya ke bawah. 9) Saudara kandung ayah. 10)Saudara ayah yang seayah. 11)Putra saudara kandung ayah dan seterusnya ke bawah. 12)Putra saudara ayah yang seayah dan seterusnya ke bawah. b. Ashābah bilghair, mereka ada empat: 1) Putri sendirian atau berbilangan, jika bersama putra baik sendirian atau berbilangan. 2) Putri dari anak laki-laki sendirian atau berbilangan, jika bersama putra dari anak laki-laki sendirian atau berbilangan. 3) Saudari kandung sendirian atau berbilangan, jika bersama saudara kandung sendirian atau berbilangan. 4) Saudari seayah sendirian atau berbilangan, jika bersama saudara seayah sendirian atau berbilangan. c. Ashābah Ma'alghair, mereka ada dua: 1) Saudari kandung sendirian atau berbilangan, jika bersama putri mayit sendirian atau berbilangan, atau bersama putri dari anak laki-laki sendirian atau berbilangan ataupun bersama keduanya. 2) Saudari seayah sendirian atau berbilangan, jika bersama putri mayit sendirian atau berbilangan, atau bersama putri dari anak
13 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) laki-laki mayit sendirian atau berbilangan, ataupun bersama keduanya. B. Hijab Hijab adalah terhalangnya ahli waris dari jatah warisnya secara keseluruhan atau dari jatah terbesarnya. Hijab secara bahasa artinya tertutup atau terhalang. Dalam faraid, ada dua istilah terkait hal ini, yaitu hājib (yang menghalangi) dan mahjūb (yang terhalangi). Tidak seluruh ahli waris mendapat jatah waris dari peninggalan mayit. Karena ada ahli waris yang terhalangi mendapatkan warisan bila beserta dengan ahli waris tertentu yang posisinya lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan si mayit. Misalnya, kakek terhalangi mendapatkan warisan jika ada ayah. Pembahasan ini termasuk bagian terpenting dan terbesar dari ilmu faraid. Karena jika tidak diketahui dan dipahami sebagaimana mestinya, maka akan terhalang hak seseorang untuk sampai kepadanya atau mungkin akan diberikan harta kepada seseorang yang tidak berhak. 1. Macam-Macam Hijab a. Hijab Bil washfi, yaitu Terhalangnya seorang ahli waris karena disifati dengan salah satu perkara yang menghalangi waris yaitu: statusnya sebagai budak, melakukan pembunuhan, murtad dan perbedaan agama. Hal ini mencakup seluruh ahli waris. Jadi siapa yang saja yang memiliki salah satu dari sifat tersebut, maka ia terhalang secara mutlak dan tidak dapat mewarisi karena keberadaannya seperti tidak ada. b. Hijab Bissyakhshi, yaitu jika sebagian dari ahli waris terhalang oleh ahli waris lainnya yang posisi kekerabatannya lebih dekat dengan si mayit. 1) Hijab Nuqshān Yaitu terhalangnya ahli waris untuk mendapatkan bagian terbesarnya dari harta warisan yang ditetapkan. Dalam hal ini bagian yang dia dapat berkurang disebabkan adanya ahli waris lain. Seperti seorang suami yang jika tidak terdapat anak
14 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) ✓ Ilmu Faraid atau ilmu waris adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pembagian harta orang yang meninggal kepada ahli warisnya sesuai aturan syariat ✓ Ada tiga komponen dalam waris yaitu pewaris, ahli waris dan tirkah (harta peninggalan) ✓ Seseorang bisa mendapatkan waris memiliki tiga sebab; 1) Hubungan nasab atau kekerabatan, 2) Hubungan Penikahan, 3) Memerdekakan budak. Seseorang juga bisa terlahang dari mendapat warisan karena 4 hal; 1) Perbudakan, 2) Membunuh, 3) Perbedaan Agama, 4) Murtad ✓ Waris dibagi menjadi dua macam; 1) Waris dengan fardhu, 2) Waris dengan ta’shīb ✓ Bagian-bagian tertentu yang diberikan kepada ahli waris meliputi (1/2) Setengah, (1/4) Seperempat, (1/8) Seperdelapan, (2/3) Dua pertiga, (1/3) Sepertiga, (1/6) Seperenam, Ashābah kandung, maka bagiannya adalah ½, namun karena ada anak kandung, maka bagian suami yang tadinya ½ berkurang menjadi ¼, begitupuni stri jika ada anak, maka yang tadinya mendapat 1/4 berkurang menjadi 1/8 2) Hijab Hirmān, Yaitu terhalangnya ahli waris dari seluruh bagiannya disebabkan adanya ahli waris lain. Ini akan terjadi pada seluruh ahli waris kecuali enam yaitu suami, istri, ayah, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan. RANGKUMAN
15 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) I. Pilihlah jawab yang tepat dibawah ini dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang dipilih! 1. Sebelum Islam datang, perempuan tidak menerima harta warisan sedikit pun dengan dalih tidak memiliki konstribusi dalam membela kehormatan keluarga. Setelah Islam datang, sebagai agama rahmatan lil alamin, memberikan waris pada perempuan, karena .... a. ketentuan dari Allah Swt. b. belas kasihan kepada mereka c. mereka berhak menerimanya d. membela kehormatan mereka. e. menghargai jasa besar mereka 2. Kelompok penerima warisan, ada yang digolongkan ke dalam dzawil furudh, ada juga yang dari ashabah, menurut bahasa ashabah berarti .... a. terhalang b. bertambah c. harta yang rusak d. kelebihan harta e. sisa harta. 3. Dekat tidaknya ahli waris, menentukan hak waris yang diperoleh. Berikut ini ahli waris yang tidak pernah hilang hak warisnya adalah .... a. saudara laki-laki dan perempuan b. anak laki-laki dan perempuan c. cucu laki-laki dan perempuan d. paman dan bibi e. kakek dan nenek. Ayo Berlatih…!
16 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 4. Perhatikanlan Q.S.an-Nisa’/4:7 di bawah ini! ا ض ْ و ُ ر ْ ف َّ ا م ب ْ ِّصي َ ن ۗ َ ُ ُث َ ك ْ و َ ا ُ ه ْ مِّن َّ ل َ ا ق م ٧َّ Terjemahan yang tepat untuk kalimat yang di atas adalah .... a. baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan b. dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabat-kerabatnya. c. dari harta peninggalan keluarga dan kerabatnya d. dan bagi seorang wanita ada hak bagian (pula) e. bagi orang laki-laki ada hak bagian 5. Mengapa ahli waris laki-laki diberikan hak lebih besar daripada ahli waris perempuan dalam pembagian warisan? a. karena laki-laki lebih serakah b. karena laki-laki lebih penting dalam masyarakat c. karena laki-laki lebih banyak memiliki harta d. karena umumnya laki-laki memikul tanggungjawab istri dan anakanaknya e. karena perempuan cenderung tidak peduli dengan warisan 6. Apa yang menjadi alasan mengapa ahli waris laki-laki mendapatkan hak lebih besar daripada perempuan dalam Islam? a. karena laki-laki lebih kuat secara fisik b. karena laki-laki lebih pandai dalam mengelola harta c. karena laki-laki lebih cenderung hidup hemat d. karena laki-laki memikul tanggungjawab istri dan anak-anaknya e. karena laki-laki lebih suka bekerja keras 7. Apa yang harus dilakukan jika keluarga ingin memberikan hak yang sama secara demokratis dalam pembagian warisan? a. mengabaikan hukum agama b. mengecilkan porsi warisan untuk semua anggota keluarga c. melibatkan pihak luar dalam pembagian warisan d. melakukan pembagian warisan sesuai hukum agama terlebih dahulu e. memberikan hak lebih besar kepada laki-laki
17 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 8. Salah satu hikmah dari pembagian warisan dalam Islam adalah menghindari apa? a. kekurangan harta bagi ahli waris laki-laki b. persaudaraan yang kuat di antara ahli waris c. ketaatan kepada Allah Swt. dan rasulnya d. sifat serakah yang bertentangan dengan syariat Islam e. keharmonisan keluarga 9. Apa yang dimaksud dengan "fitnah" dalam konteks pembagian warisan? a. perselisihan di antara ahli waris b. keharmonisan di antara anggota keluarga c. pembagian warisan yang adil d. kekurangan harta bagi ahli waris perempuan e. kompensasi bagi ahli waris laki-laki 10.Mengapa pembagian warisan dalam Islam dianggap sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt. dan rasulnya? a. karena pembagian warisan membantu masyarakat menjadi lebih kaya b. karena pembagian warisan mencegah adanya harta pusaka c. karena pembagian warisan menghindari sifat serakah d. karena pembagian warisan merupakan tradisi kuno e. karena pembagian warisan dilakukan oleh ahli waris laki-laki 11.Apa tujuan dari pembagian warisan yang adil dan demokratis dalam Islam? a. meningkatkan kemakmuran keluarga b. menunjukkan dominasi ahli waris laki-laki c. membangun persaudaraan yang kuat d. menjamin kelangsungan hidup keluarga secara merata e. mencegah kehadiran pihak luar dalam keluarga 12.Apa dampak positif pembagian warisan yang adil dalam Islam terhadap masyarakat? a. meningkatkan kekayaan umat b. mengurangi persaudaraan di antara anggota keluarga
18 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) c. membuat masyarakat menjadi lebih serakah d. mencerminkan kemaslahatan hidup keluarga dan masyarakat e. menyebabkan konflik antar ahli waris 13.Apa tujuan dipisahkannya harta keluarga antara suami atau istri yang meninggal dengan yang masih hidup? a. agar yang meninggal memiliki lebih banyak harta b. agar yang meninggal memiliki hak lebih besar atas harta c. agar yang masih hidup memiliki bekal hidup dan terjamin d. agar harta keluarga tetap utuh dan tidak terbagi e. agar harta keluarga dapat diberikan kepada pihak ketiga 14.Apa yang dimaksud dengan "Furudul Muqoddaroh" dalam pembagian warisan? a. pembagian harta berdasarkan urutan kelahiran b. pembagian harta yang hanya dilakukan oleh pihak pria c. pembagian harta yang hanya dilakukan oleh pihak Wanita d. bagian ahli waris yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur'an e. pembagian harta secara acak kepada ahli waris 15.Apa yang dimaksud dengan "ashabah" dalam pembagian warisan? a. pembagian harta secara merata kepada seluruh ahli waris b. pembagian harta yang hanya dilakukan oleh ahli waris laki-laki c. pembagian harta yang hanya dilakukan oleh ahli waris perempuan d. pembagian sisa harta warisan setelah semua bagian ahli waris telah diambil e. pembagian harta kepada pihak ketiga yang tidak terkait dengan ahli waris 16.Apa yang menjadi salah satu sebab seseorang menerima harta waris? a. nasab (hubungan keturunan/darah) b. tidak memiliki hubungan sesama muslim c. tidak memiliki pasangan suami/istri d. tidak pernah menjadi budak e. tidak memiliki hubungan perkawinan 17.Apa yang dimaksud dengan "murtad" dalam konteks harta warisan? a. hubungan keturunan antara pewaris dan ahli waris
19 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) b. orang yang pernah menjadi budak c. orang yang keluar dari Islam d. orang yang membunuh pewaris e. orang yang memiliki hubungan perkawinan dengan pewaris 18.Apa yang bisa dilakukan jika seseorang yang meninggal dunia tidak memiliki ahli waris Islam? a. hartanya akan diwariskan kepada pihak ketiga yang memiliki nasab kuat b. hartanya akan diwariskan kepada hamba (budak) c. hartanya akan diwariskan kepada kerabat non-Muslim d. hartanya akan diwariskan kepada Baitul Maal e. hartanya akan dibagikan kepada semua orang Islam secara merata 19.Berapa jumlah total orang yang berhak menerima harta warisan? a. 15 orang b. 10 orang c. 25 orang d. 3 orang e. 5 orang 20.Apa nama kelompok ahli waris yang mendapatkan bagian harta warisan dengan pembilangan tetap seperti 1/2, 1/4, 1/3, dll? a. Ashabah b. ahlul Ashabah c. dzawil furudh d. ashobah binafsihi e. furudul Muqoddaroh II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Kemaslahatan ummat adalah unsur utama dalam menentukan gugurnya hak seseorang untuk mendapatkan harta warisan, yaitu .... 2. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum harta warisan dibagikan? 3. Kapan harta warisan dapat dibagi menurut Q.S. an-Nisa’/4:117? 4. Apakah perbedaan antara ashabah binnafsi, bilgair, dan ma’al gair?
20 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 5. Langkah apa saja yang harus diperhatikan sebelum menghitung pembagian waris? 6. Apa yang dimaksud dengan "hijab" dalam konteks pembagian harta waris? 7. Apa perbedaan antara "hijab hirman" dan "hijab nuqshan"? 8. Dalam konteks pembagian harta waris, mengapa hijab diterapkan? 9. Kelompok Ahli Waris yang mendapatkan bagian harta secara pembulatan berdasarkan prioritas dan kedekatan dengan pewaris disebut apa? 10.Berapa jumlah orang yang berhak menerima harta warisan dari golongan perempuan?
21 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) KUNCI JAWABAN I. Pilihan Ganda 1. d 6. d 11. d 16. a 2. e 7. d 12. d 17. c 3. b 8. d 13. c 18. d 4. a 9. a 14. d 19. c 5. d 10. c 15. d 20. c II. Isian 1. Budak, pembunuhan dan perbedaan agama. 2. Hal-hal yang dilakukan sebelum harta warisan dibagikan yaitu: Menyelesaikan urusan jenazah, Menyelesaikan hutang piutang almarhum, Membayar biaya pengobatan dan pemakaman, Memenuhi wasiat 3. Menurut Q.S. an-Nisa’/4:117, harta warisan dapat dibagi setelah dibayar hutang mayyit dan setelah dikeluarkan bagian harta untuk wasiat jika ada wasiat. 4. Ashabah binnafsi adalah asabah yang terjadi disebabkan oleh karena dirinya sendiri dan tidak dipengaruhi oleh ahli waris yang lain. Ashabah bilgair adalah asabah yang terjadi disebabkan karena ditarik oleh ahli waris lainnya yaitu saudara laki-laki dri perempuan tersebut sehingga menjadi asabah. Ashabah ma'al gair adalah asabah yang terjadi disebabkan karena bersama dengan ahli waris lainnya. 5. Langkah yang harus diperhatikan sebelum menghitung pembagian waris yaitu: Zakat, jika harta yang ditinggalkan mencapai nisab, Biaya perawatan dan pemakaman jenazah, Hutang, Wasiat 6. Penghalang atau pengurang hak ahli waris lainnya untuk menerima bagian harta. 7. Hijab hirman adalah penghalang mutlak, sedangkan hijab nuqshan mengurangi jumlah ahli waris. 8. Untuk menghindari sifat serakah dalam keluarga. 9. Ashabah 10.10 orang
22 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) Daftar Pustaka Abdullah, Ramli. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Kimia di Madrasah Aliyah. Lantanida Journal, Vol. 5 No. 1, hlm 13-28. Al-Ghazzi, Muhammad bin Qasim.tt. Fath al Qarīb al Mujīb. Beirut: Mu’assassah al Kutub ats-Tsaqafah file.upi.edu/...LIDINILLAH...%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah Lidinillah, D. A. M. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah tersedia di: Masrinah, Enok Noni, dkk. 2019. Problem based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019 “Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019 hlm. 924-932 Rohim, Muhammad Ainur. 2020. Fikih MA Kelas XII MA Peminatan Keagamaan. Jakarta: Kementerian Agama RI Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2 (2), 68–73
23 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : MA Raudhatut Tholabah Mata Pelajaran : Fikih di Madrasah Aliyah Kelas/Semester : XII/Genap Alokasi Waktu : 35 menit Materi : Mawaris Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menerima,menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya 1.7. Menerima dan mengakui ketentuan waris berdasarkan syariat Islam 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 2.7. Peduli kepada orang lain sebagai cerminan pelaksanaan ketentuan waris dalam Islam 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan 3.7. Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam
24 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 4.7. Mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris dalam Islam Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran 3.4.1 Menyimpulkan makna waris dalam islam dan hal-hal yang berkaitan 3.4.1 Melalui kegiatan mengamati tayangan video peserta didik dapat menyimpulkan makna waris dan hal yang berkaitan dengan baik dan benar. (C4) 3.4.2 Menemukan dalil tentang hukum waris 3.4.2 Melalui kegiatan small group discussion peserta didik dapat Menemukan dalil tentang hukum waris dengan dengan baik dan benar (C4) PENDEKATAN, METODE DAN STRATEGI, MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR Pendekatan Saintific, Integrasi Literasi Metode PBL (Problem Based Learning) Strategi information search Media Slide Presentasi (PPT), Video Pembelajaran https://www.youtube.com/watch?v=lyl7qaO76Ec Alat Laptop, Proyektor, LCD dan Papan Tulis Sumber Belajar 1. Buku Paket 2. Bahan dari internet
25 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Langkah-langkah Waktu Pendahuluan Guru Orientasi 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kesiapan siswa 2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta membaca doa adalah siswa yanghari itu datang paling awal (Menghargai kedisiplinan siswa) 3. Tadarus bersama 4. Absen 5. Ice breaking Apersepsi ➢ Menyampaikan tema yang akan di bahas serta tujuan dari mempelajari bahasan tersebut. ➢ Mengaitkan materi atau kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan materi atau kegiatan pembelajaran sebelumnya Pretest ➢ Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan Motivasi ➢ Guru memotivasi peserta didik agar selalu semangat dalam menuntut ilmu Pemberian Acuan 1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu. 2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan KKM pada pertemuan yang berlangsung 3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran 10 menit Inti Literasi - Siswa diminta untuk mencermati bacaan teks tentang makna mawaris atau faraidh - Siswa diminta untuk menyimak penjelasan materi di atas melalui presentasi power point, tayangan vidio atau media lainnya. https://www.youtube.com/watch?v=dyp6ZkK2u2w 20 menit
26 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetis. Contoh pertanyaan : - Mengapa terjadi perkelahian antar keluarga karena warisan? Collaboration Setelah siswa diberikan suatu kasus yang didiskusikan bersama- sama, Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan pembagian peserta didik untuk mendiskusikan materi tentang mawaris. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang berisi petunjuk berdiskusi : Tema LKPD tiap kelompok : - Kel. 1 : Makna waris dalam islam - Kel. 2 : yang dimaksud harta waris - Kel. 3 : dalil hukum waris dalam islam - Kel. 4 : penyebab seseorang mendapatkan harta warisan - Kel. 5 : penyebab seseorang terhalang mendapatkan warisan - Kel. 6 : pembagian warisan sebelum islam ✓ Mengumpulkan informasi Siswa mencatat semua informasi tentang makna waris dalam islam secara Bahasa dan istilah, dalil hukum waris, penyebab seseorang mendapat dan terhalang mendapatkan warisan Communication ✓ Mempresentasikan Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri tentang materi mawaris. Kemudian ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
27 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat Creative ✓ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi ✓ Menjawab pertanyaan tentang materi melalui LKPD yang sudah dipersiapkan oleh guru. ✓ Mengumpulkan LKPD yang sudah dijawab kepada guru untuk selanjutnya dinilai. Penutup Refleksi dan Penguatan Pendidikan Karakter (Profil Pelajar Pancasila) ✓ Guru bersama peserta didik merefleksikan Pembelajaran yang sudah dilaksanakan ✓ Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran tentang makna waris dalam islam secara Bahasa dan istilah, dalil hukum waris, penyebab seseorang mendapat dan terhalang mendapatkan warisan. ✓ Guru memberikan apresiasi kepada seluruh kelompok yang telah melaksanakan tugas kelompok dengan baik ✓ Guru melakukan evaluasi untuk mengukur output hasil pembelajaran ✓ Guru memberikan penugasan pekerjaan rumah (PR) ✓ Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya ✓ Guru memberikan motivasi agar selalu semangat dalam belajar ✓ Guru meminta kepada salah satu siswa untuk memimpin do’a penutup dan salam 5 Menit A. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian : tes tertulis/essay KISI-KISI :
28 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis Soal BOBOT SOAL Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam 1. Mampu menyimpu lkan pengertian mawaris dan hal – hal yang berkaitan dengan mawaris 1. Mampu menjelaskan pengertian mawaris. 2. menjelaskan seseorang terhalang mendapat harta waris 3. menuliskan dalil hukum waris 4. menjelaskan hal-hal yang menyebabkan seseorang mendapatkan harta waris 5. menjelaskan masalahmasalah dalm pembagian waris Tes Tertulis /essay 20 20 20 20 20 PERTANYAAN: 1. Tuliskan pengertian mawaris secara bahasa dan istilah! 2. Apakah yang menyebabkan seseorang terhalang mendapat harta waris? Jelaskan 3. Tuliskan dalil hukum pembagian warisan dalam islam 4. Apakah yang menyebabkan seseorang mendapatkan harta warisan? jelaskan! 5. Apa yang kamu ketahui tentang harta waris? jelaskan! Penilaian sikap: No Hal yang Diamati Skor Siswa 1 2 3 4 1 Keaktifan Siswa: a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide
29 FIKIH MADRASAH ALIYAH KELAS XII (BAB MAWARIS) 2 Perhatian Siswa: a. Diam, tenang b. Terfokus pada materi c. Antusias 3 Kedisiplinan: a. Kehadiran/absensi b. Datang tepat waktu c. Pulang tepat waktu 4 Penugasan/Resitasi: a. Mengerjakan semua tugas b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya c. Mengerjakan sesuai dengan perintah Keterangan: 4: Sangat Baik 3: Baik 2: Tidak Baik 1: Sangat Tidak Baik