The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MAKALAH MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN BORG AND GALL & PIE

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Imam Mashuri, 2023-06-19 02:49:41

MAKALAH MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN BORG AND GALL & PIE

MAKALAH MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN BORG AND GALL & PIE

MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN BORG AND GALL DAN MODEL PENGEMBANGAN PIE MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI Berbasis Digital Yang diampu Oleh: Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag. Prof. Dr. H. Mundir, M.Pd. Dr. H. Mashudi, M.Pd. Disusun Oleh: Imam Mashuri (223307020008) Nasrodin (223307020009) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA UIN KHAS JEMBER 2023


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan atau research and development (R & D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik.1 Sedangkan penelitian pengembangan menurut Sujadi(2003: 164) didefinisikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabakan2 . Produk yang dihasilkan dapat berupa benda atau prangkat keras (hardware) dan dapat juga berupa perangkat lunak (software). Model-model pengembangan tersebut antara lain, model Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs, Dick and Carry, Thiagarajan (4D), Plomp, Borg and Gall serta PIE models. Menurut Borg&Gall (1983) research based development adalah sebuah riset yang dilakukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi produk untuk keperluan pendidikan. Tujuan dari riset ini adalah menghasilkan sebuah produk. Dari beberapa model tersebut tentu memiliki karakteristik masing-masing yang perlu lebih dalam lagi dipahami. Maka dari itu diperoleh bahwa pemilihan bahan pembelajaran perlu diperhatikan dalam kesesuaian dengan standar isi dan lebih-lebih pemilihan bahan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahasas lebih mendalam mengenai model penelitian pengembangan Borg and Gall dan PIE models yang merupakan salah satu model pengembangan yang dianggap penting diketahui untuk mengembangkan proses belajar mengajar sehingga mampu menghadapi 1 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya.2015), 64 2 Hutri Yeni, Sri Wahyu Widiati, and Merri Silvia Basri, ‘The Development of Power Point As Supporting Teaching Media of Japanese Subject in Sman 1 Minas Pendukung Mata Pelajaran Bahasa Jepang Kelas X Di Sma Negeri 1 Minas Kabupaten Siak’, Japanese Education Departement, 2010, 1– 9.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 2 berbagai tantangan yang semakin kompleks karena pengaruh perkembangan lingkungan internal dan kesternal dalam dunia pendidikan. Menurut Borg and Gall (1989), educational research and development is a process used to develop and validate educational product, artinya bahwa penelitian pengembangan pendidikan (R&D) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada, melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis. Sugiyono (2009) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk (digunakan metode eksperimen).3 Model PIE adalah salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Model ini digunakan dengan memadukan konsep media dan teknologi dalam pembelajaran. Menurut (Patmanthara, 2012) mengatakan bahwa pemanfaatan model PIE dalam pembelajaran dengan menggunakan multimedia dapat meningkatkan hasil belajar, konsistensi dalam belajar dan kekuatan ingatan lebih tinggi. Berdasarkan asumsi tersebut dapat diketahui bahwa pemanfaatan model PIE membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. 4 3 Yeni, Widiati, and Basri. 4 Naidin Syamsudin, ‘Model-Model Pengembangan Media Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab Naidin Syamsuddin Pendahuluan Metode’, Jurnal Pendidikan Refleksi, 10.3 (2021), 247–54 <https://p3i.my.id/index.php/refleksi/article/view/158>.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian model penelitian pengembangan Borg and Gall? 2. Apakah karakteristik model penelitian pengembangan Borg and Gall? 3. Bagaimanakah langkah-langkah model penelitian pengembangan Borg and Gall? 4. Apakah yang menjadi kekurangan dan kelebihan model penelitian pengembangan Borg and Gall? 5. Bagaimanakah tips-tips dalam melaksanakan model penelitian dan pengembangan Borg and Gall? 6. Bagaimana pengembangan model pembelajaran PIE? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian model penelitian pengembangan Borg and Gall. 2. Menjelaskan karakteristik model penelitian pengembangan Borg and Gall. 3. Menjelaskan langkah-langkah model penelitian pengembangan Borg and Gall. 4. Menjelaskan kekurangan dan kelebihan model penelitian pengembangan Borg and Gall. 5. Menjelaskan tips-tips dalam melaksanakan model penelitian dan pengembangan Borg and Gall. 6. Menjelaskan pengembangan model pembelajaran PIE D. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya para pendidik mengenai langkah-langkah dan tips-tips model penelitian pengembangan Borg and Gall dalam meningkatkan kualitas peserta didik.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 4 2. Sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya para pendidik mengenai kekurangan dan kelebihan model penelitian pengembangan Borg and Gall dalam meningkatkan kualitas peserta didik. 3. Sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya para pendidik agar setelah membaca makalah model penelitian pengembangan Borg and Gall tersebut, mampu menentukan model penelitian pengembangan yang tepat diimplementasikan kepada peserta didik dalam meningkatkan kualitas peserta didik. 4. Sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya para pendidik agar setelah membaca makalah model penelitian pengembangan model PIE tersebut, mampu menentukan model penelitian pengembangan yang tepat diimplementasikan kepada peserta didik dalam meningkatkan kualitas peserta didik.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 5 BAB II PEMBAHASAN A. Model Penelitian Pengembangan (Research and Development) Borg and Gall 1. Pengertian Model R & D BRG and Gall Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan secara rasional sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, empiris dapat diamati dan diketahui cara-cara yang digunakan dan sistematis, menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.5 Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.6 Pengembangan adalah memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada7 . Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru8 . Model penelitian dan pengembangan (Research and Development) disebut juga sebagai research-based development merupakan model penelitian yang mengembangkan produk baru dan menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dimaksud bersifat longitudinal ataupun bertahap. Hal ini didukung oleh pendapat Sugiyono yang mendefinisikan model penelitian dan 5 Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D.(Bandung:Alfabeta. 2008), hlm 2 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002. 7 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D.(Bandung:Alfabeta. 2015), hlm 5 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 6 pengembangan sebagai “model penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”.9 Lebih lanjut, Richey and Klein (2007) melalui Emzir mendefinisikan R & D sebagai “the systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional and non-instructional products and tools and new or enhanced models that govern their development”.10 R & D terdiri dari siklus dimana sebuah versi produk dikembangkan, di tes lapangan (field-tested), dan direvisi berdasarkan data lapangan (Gall & Borg, 1983). Penelitian R & D merupakan jembatan penghubung antara penelitian penelitian pendidikan dan praktik pendidikan karena tujuan utama penelitian R & D adalah menerapkan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian pendidikan dan menggabungkannya menjadi sebuah produk yang dapat digunakan di sekolah (Gall & Borg, 1983). Model penelitian pengembangan Borg and Gall merupakan salah satu model penelitian dan pengembangan pendidikan yang sangat populer. Jika seseorang ingin mengembangkan atau membuat sebuah produk pendidikan dapat dilakukan dengan menggunakan model ini. Menurut Borg and Gall (1983) research based development adalah sebuah riset yang dilakukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi produk untuk keperluan pendidikan. Dengan demikian, yang diperlukan dalam pengembangan ini adalah rujukan tentang prosedur produk yang akan dikembangkan. Uraian model pengembangan Borg dan Gall, dijelaskan sebagai berikut: Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle , which consists of studying research findings pertinent to the product to be 9 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta .2008), hlm 407 10 Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2012), hlm 264


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 7 developed, developing the product based on the finding, field testing it in the setting where it wil be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field testing stage. In indicate that product meets its behaviorally defined objectives. 11 Terjemahan: Riset dan pengembangan bidang pendidikan (R & D) adalah suatu proses yang yang digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk bidang pendidikan. Langkah-langkah dalam proses ini pada umumnya dikenal sebagai siklus R& D, yang terdiri dari: pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan validitas komponenkomponen pada produk yang akan dikembangkan, mengembangkannya menjadi sebuah produk, pengujian terhadap produk yang dirancang, dan peninjauan ulang dan mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba . 2. Karakteristik Model Penelitian Pengembangan (Research and Development) Borg and Gall Borg and Gall (1983) menjelaskan empat ciri utama dalam model penelitian pengembangan (Research and Development), yaitu: a. Mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan (Studying research findings pertinent to the product to be develop). b. Mengembangkan basis produk temuan tersebut (Developing the product base on this findings). c. Bidang pengujian dalam pengaturan wilayah yang akhirnya digunakan (Field testing it in the setting where it will be used eventually). d. Merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap uji lapangan (Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage). 11 Borg, W.R & Gall, M.D (1983). Eucation research: an introduction.4th Edition.( New York: Longman Inc. 1983), 772


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 8 Dari empat ciri utama model penelitian pengembangan R & D Borg and Gall tersebut, memberikan gambaran bahwa ciri utama R & D adalah adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian produk pendidikan dirancang dan dikembangkan untuk kemudian diuji dan diperbaiki/direvisi (Ari Julianto, 2012). 3. Langkah-Langkah Model Penelitian Pengembangan (Research and Development) Borg and Gall Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkahlangkah penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Borg & gall (1983) menyatakan bahwa prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: a. Mengembangkan produk, dan b. Menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengemban sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi. Dengan demikkian, konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan upaya mengevaluasi. Dalam keperluan penelitian dan pengembangan, seorang peneliti harus memenuhi langkah-langkah procedural yang biasanya digambarkan dalam suatu gambar alur dari awal hingga akhir. Menurut Borg & Gall model menggariskan langkah-langkah umum dalam penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 9 Gambar 2.1 Bagan Langkah-langkah Model Penelitian Pengembangan Borg & Gall Berikut penjelasan dari skema langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall :12 a. Penelitian dan pengumpulan informasi awal (Research and information collecting) Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan data melalui survei), termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian. b. Perencanaan (planning) Perencanaan, yang termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbata c. Pengembangan format produk awal (Develop preliminary form of product) 12 A Maydiantoro, ‘Model-Model Penelitian Pengembangan (Research and Development)’, Jurnal Metode Penelitian, 10, 2019, 1–8.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 10 yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung. d. Uji coba awal (Preliminary field testing) yaitu melakukan uji coba lapangan awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angke e. Revisi produk (Main product revision) Dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan. f. Uji coba lapangan (Main field testing) yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicobakan lebih luas g. Revisi produk (Operational product revision) yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi. h. Uji lapangan (Operational field testing) yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan Revisi produk akhir i. (Final product revision) yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final) j. Desiminasi dan implementasi (Dissemination and implementation) yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan dan menerapkannya di lapangan..


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 11 Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R & D cycle Borg dan Gall. Pengadaptasiannya diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010) menjelaskan ”Jika kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti dengan benar, maka akan dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan”.13 4. Kelebihan dan Kekurangan Model Penelitian Pengembangan (Research and Development) Borg and Gall14 a. Kelebihan Kelebihan model penelitian pengembangan Borg and Gall adalah sebagai berikut: 1) Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the hereand-now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang. 2) Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli. 3) Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga diharapkan akan selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan tuntutan kekinian. 4) Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan b. Kekurangan 1) Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks. 13 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 164. 14 Hendra Gunawan Parulian and Manihar Situmorang, ‘Inovasi Pembelajaran Di Dalam Buku Ajar Kimia Sma Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa’, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 19.2 (2013), 67 <https://doi.org/10.24114/jpp.v19i2.3056>.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 12 2) Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R&D ditujukan untuk pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan populasi. 3) Model penelitian pengembangan R&D ini memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar. 5. Tips-Tips Model Penelitian Pengembangan (Research and Development) Borg and Gall15 Demi kemudahan dalam pengimplementasian model penelitian pengembangan (R & D), Gall dan Borg (2003) merekomendasikan beberapa tips berikut ini jika ingin melakukan model penelitian pengembangan (R & D): a. Rencanakan waktu untuk merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dengan baik. b. Dalam mendesain produk atau program pembelajaran baru, gunakan/berpatokanlah pada hasil-hasil penelitian terkait dan prinsip-prinsip berbasis penelitian dari desain pembelajaran. c. Tentukan dari awal, apakah program atau produk tersebut memang betul-betul diperlukan dan apakah udah ada competitor/saingan produk tersebut. d. Nyatakan tujuan program dalam bentuk yang bisa dievaluasi 4. dengan jelas. e. Jika tertarik melakukan R & D namun tidak memiliki sumber daya/dana yang cukup, lebih baik melakukan evaluasi sumatif/formatif terhadap proyek R & D lainnya. f. Terkait dana yang cukup besar, jika memungkinkan batasi pengembangan produk hanya pada sebagian langkah siklus R & D serta hindari penggunaan media/alat yang mahal. 15 Parulian and Situmorang.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 13 B. Model Pengembangan Pembelajaran PIE Model PIE adalah salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Model ini digunakan dengan memadukan konsep media dan teknologi dalam pembelajaran. Menurut Patmanthara mengatakan bahwa pemanfaatan model PIE dalam pembelajaran dengan menggunakan multimedia dapat meningkatkan hasil belajar, konsistensi dalam belajar dan kekuatan ingatan lebih tinggi. Berdasarkan asumsi tersebut dapat diketahui bahwa pemanfaatan model PIE membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.16 Model PIE merupakan akronim dari Plan, Implement, dan Evaluate. Model ini dikembangkan oleh Timothy J. Newby, Donald A. Stepich, James D. lehman, James D. Russell, dan Anne Ottenbreit-leftwich melalui buku berjudul educational technology for Teaching and Learning (2011)17. Model ini dikhususnya untuk pengembangan teknologi pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran18 . PIE (Plan, Implement, Evaluate) adalah suatu model pengembangan yang digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam pengembangan program, proyek, dan inisiatif lainnya. Model PIE terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap perencanaan (plan), tahap pelaksanaan (implement), dan tahap evaluasi (evaluate). Berikut tahapan model PIE. Gambar: Komponen Model PIE 16 Syaad Patmanthara, ‘Analisis Pelaksanaan Uji Online Pada Kompetensi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Dan Kesiapan Infrastruktur Di SMA Kota Malang’, 2010, 28–37. 17 Newby, Timothy J., dkk. Educational Technology for teaching and Learning. (New York: Pearson. 2011), 17 18 Muhammad Yaumi. Media dan TeKnologi Pembelajaran. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 91- 92


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 14 Adapun tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan Model PIE sebagai berikut: 1. Plan Perencanaan difokuskan pada apa yang sesungguhnya peserta didik butuhkan untuk belajar termasuk kapan, mengapa, dan bagaimana cara yang efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan berkualitas. Hasil akhir dari perencanan adalah produk berupa ikhtisar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), atau cetak biru (blue print) dari pengalaman belajar yang dapat mengarahkan tujuan pembelajaran. Perencaan dilakukan untuk membantu pengembang pembelajaran dalam menggambarkan secara jelas tentang pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik sebelum dilaksanakan pembelajaran dan pengetahuan dan keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh mereka, serta jenis media dan teknologi, bahan, dan strategi pembelajaran untuk meminimalisasi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki saat ini dengan yang seharusnya dikuasai a. Membuat rencana waktu kegiatan, Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru membuat rencana waktu kegiatan pembelajaran. Mengenai berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru harus memperkirakan dan merencanakan waktu yang tersedia untuk menggunakan suatu media, materi yang disajikan disesuaikan dengan waktu yang tesedia. Contohnya dalam mengajarkan materi Pendidikan agama Islam, guru memerlukan alokasi waktu 3 x 40 menit. Diharapkan dalam pelaksanaannya, guru memanfaatkan alokasi waktu tersebut dan memaksimalkan pembelajaran dengan media pembelajaran yang akan dibuat. b. Menentukan alat bantu/media pembelajaran, Dalam melakukan proses pembelajaran, guru sebelumnya menentukan alat bantu pembelajaran yang cocok untuk materi yang akan disampaikan. Guru dapat menggunakan media, sumber dan alat peraga pembelajaran. Alat bantu


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 15 pembelajaran juga meliputi sarana prasarana. Segala alat bantu pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan dapat lebih dimengerti oleh peserta didik. Alat bantu pembelajaran dapat memanfaatkan dari apa yang ada di lingkungan sekolah dan dekat dengan peserta didik. c. Mengetahui karakteristik peserta didik Setiap peserta didik memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbedabeda. Oleh karena itu, guru perlu melakukan asesmen awal (tes diagnosis) untuk mengetahui kebutuhan peserta didik. Guru dapat melakukan tes atau non tes kepada peserta didik. Tes dapat dilakukan dengan cara guru memberikan pertanyaan atau soal pre-est kepada peserta didik diawal pertemuan. Non tes dapat dilakukan dengan cara guru mengajak berinteraksi, bernyanyi, atau melakukan suatu permainan, dari kegiatan tersebut guru dapat mengetahui apakah peserta didik itu pemalu, aktif atau bagaimana. Sehingga guru harus mengetahui latar belakang dari masing-masing peserta didik, bagaimana keluarganya, apa minat, bakat dan kemampuan yang dimilikinya, serta mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik. Fungsi dari guru melakukan asesmen awal terhadap peserta didik yaitu untuk digunakan dalam proses pembelajaran selanjutnya, sehingga guru dapat memberikan tugas-tugas atau penjelasan yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik. 2. Implement Pada tahap ini yaitu penerapan atas desain perencanaan yang telah dibuat oleh guru. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar mengar dengan menggunakan berbagai metode, strategi dan teknik pembelajaran, serta memanfaatkan media pembelajaran yang telah dibuat dalam perencanaan ke dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara bertahap sehingga terbentuk alur konsisten, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti hingga kegiatan akhir. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru harus mempehatikan alokasi waktu yang telah dibuat, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 16 efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di dalam KI-KI/ CP. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru setidak memiliki plan B yang dapat gunakan ketika plan A tidak berjalan sesuai dengan rencana, dan dapat dilakukan ketika plan A tersebut terdapat kendala dalam pembelajaran. Guru harus dapat menguasai kelas dalam proses pembelajaran, dapat dilihat bagaimana guru menanggapi atau menangani setiap kesalahan kejadian yang dialami oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Di dalam proses implementasi ini guru dapat melihat mana peserta didik yang aktif, tertarik pada materi pelajaran, bersemangat dan kritis terhadap materi yang disampaikan oleh guru. 3. Evaluate Evaluasi yaitu kegiatan mengukur perubahan perilaku yang terjadi. Evaluasi adalah alat untuk menguur ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan evaluasi, dapat diukur kualitas dan kuantitas pencapaian tujuan pembelajaran. a. Evaluasi untuk peserta didik dan guru Guru menilai perubahan tingkah laku pada peserta didik, apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan sesuai rencana atau tidak, jika tidak tercapai diperlukan adanya evaluasi bagi peserta didik. Evaluasi harus mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Evaluasi belajar aspek kognitif/ pengetahuan dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan dan daftar isian pertanyaan. Evaluasi belajar aspek afektif/ sikap dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari peserta didik itu sendiri. Dan evaluasi aspek keterampilan dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis tugas yang dilakukan oleh peserta didik. Tentu dengan kekurangan dan ketidaktercapaian yang dilakukan oleh peserta didik, akan menjadi evaluasi tersendiri bagi guru (Asesmen Formatif), untuk memperbaiki cara mengajar, pemilihan materi, media, dan lain-lain, sehingga pembelajaran selanjutnya menjadi lebih baik.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 17 b. Evaluasi untuk program Jika program tidak berjalan dengan baik dan terdapat kendala, maka perlu adanya evaluasi yang dapat dilkukan oleh masing-masing guru dan juga rapat oleh seluruh guru bersama kepala sekolah. Untuk mendiskusikan kekurangan dan kendala selama program berlangsung, sehingga diharapkan program selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan tidak mengulangi kekurangan yang telah terjadi19 . Model pengembangan PIE (Plan, Implement, Evaluate) memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Struktur yang jelas: Model PIE memiliki tiga tahap yang jelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Setiap tahap memiliki tujuan, proses, dan hasil yang dapat diukur20 . 2. Fokus pada hasil: Model PIE memastikan bahwa tujuan yang telah ditetapkan selama perencanaan dicapai. Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil dari pelaksanaan dan memastikan bahwa tujuan telah tercapai21 . 3. Memungkinkan perbaikan: Evaluasi yang dilakukan pada tahap akhir memungkinkan perbaikan dan perubahan pada perencanaan dan pelaksanaan pada tahap berikutnya. Hal ini dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas proses pengembangan. 4. Menghindari kegagalan: Dengan melakukan evaluasi pada tahap akhir, model PIE dapat mengidentifikasi masalah atau kegagalan pada tahap perencanaan atau pelaksanaan. Hal ini dapat membantu dalam menghindari kegagalan dalam proses pengembangan. 19 Wicaksono, Dirgantara, (2016). Perencanaan Pembelajaran (PIE MODEL). diakases 8 April 2023 http://nuramalina2703.blogspot.com/2016/11/perencanaan-pembelajaran-pie-model-dr.html 20 Moeller, J., & Krug, A. (2019). Program Planning, Implementation, and Evaluation. In J. L. Chin (Ed.), Encyclopedia of Public Health (pp. 1109-1111). Springer. 21 Parker, M., Carpenter, R., & Stowe, S. (2015). Effective program planning and evaluation for the public health professional. Jones & Bartlett Publishers.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 18 5. Dapat diadaptasi: Model PIE dapat diadaptasi untuk berbagai jenis pengembangan, seperti pengembangan produk, program pelatihan, dan pengembangan organisasi22 . Meskipun model PIE memiliki beberapa kelebihan, namun ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan dari model PIE: 1. Terlalu linier: Model PIE memiliki struktur yang sangat linier, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara berurutan. Hal ini bisa membuat model ini kurang fleksibel untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi selama proses pengembangan. Menurut Moller struktur linier dari model PIE dapat mengurangi fleksibilitas dalam pengembangan program dan mungkin tidak mempertimbangkan perubahan yang terjadi selama proses pengembangan23 . 2. Fokus pada output, model PIE cenderung lebih fokus pada output atau hasil akhir dari suatu program atau proyek, sehingga bisa mengabaikan proses atau pengalaman belajar yang terjadi selama proses pengembangan. Menurut Parker model PIE cenderung terlalu fokus pada hasil akhir, sehingga bisa mengabaikan pentingnya pengalaman belajar yang terjadi selama proses pengembangan24 . 3. Membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup, proses pengembangan dengan model PIE membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup besar, terutama pada tahap evaluasi yang memerlukan pengumpulan dan analisis data yang teliti. Hal ini bisa menjadi kendala bagi organisasi atau tim yang memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya. Menurut Scriven tahap evaluasi dalam model PIE memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup besar, sehingga 22 Scriven, M. (1991). Evaluation thesaurus. Sage Publications 23 Moeller, J., & Krug, A. (2019). Program Planning, Implementation, and Evaluation……………. 24 Parker, M., Carpenter, R., & Stowe, S. (2015). Effective program planning and evaluation……….


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 19 bisa menjadi kendala bagi organisasi atau tim yang memiliki keterbatasan tersebut25 . 25 Scriven, M. (1991). Evaluation thesaurus …………………….


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 20 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Model penelitian pengembangan menurut Borg and Gall adalah adalah sebuah riset yang dilakukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi produk untuk keperluan pendidikan. 2. Model penelitian pengembangan menurut Borg and Gall memiliki 4 karakteristik atau cirri utama. 3. Model penelitian pengembangan menurut Borg and Gall memiliki 10 langkah yang harus dilakukan oleh para peneliti dalam rangka pencapaian peserta didik yang berkualitas. 4. Model penelitian pengembangan menurut Borg and Gall menyajikan beberapa tips yang dapat memudahkan dalam melakukan penelitian dengan model pengembangan Borg and Gall. 5. Model pengembangan PIE (Plan, Implement, Evaluate) merupakan model pengembangan berupa teknologi pembelajaran yang dipergunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 6. Model PIE terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap perencanaan pelaksanaan dan tahap evaluasi. 7. Model PIE memiliki kelebihan di antaranya: struktur yang jelas, fokus pada hasil, Memungkinkan perbaikan, menghindari kegagalan, dapat diadaptasi, 8. Kekurangan model PIE yaitu: Terlalu linier, Fokus pada output, Membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup B. Implikasi Dengan memahami pengertian, karakteristik, langkah-langkah, dan tipstips dalam model penelitian pengembangan (Research and Development) menurut


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 21 Borg and Gall, maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan baik dan benar serta dapat meningkatkan kualitas peserta didik dalam dunia pendidikan. C. Saran 1. Penulis menyarankan agar nantinya untuk peneliti berikutnya mengetahui secara detail tentang langkah-langkah model penelitian pengembangan (Research and Development) menurut Borg and Gall. 2. Penulis menyarankan pula sebagai bahan kajian berikutnya diharapkan mampu menggunakan referensi yang lebih banyak sehingga dapat menambah bahan kajian untuk review makalah ini.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 22 DAFTAR PUSTAKA Borg, Walter R., & Gall, M.D. 1983. Educational research: An introduction. New York & London: Longman. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Press. Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W.R. 2003. Educational Research: An Introduction 7th Ed. New York: Pearson Education Inc. Maydiantoro, A, ‘Model-Model Penelitian Pengembangan (Research and Development)’, Jurnal Metode Penelitian, 10, 2019, 1–8 Moeller, J., & Krug, A. (2019). Program Planning, Implementation, and Evaluation. In J. L. Chin (Ed.), Encyclopedia of Public Health (pp. 1109-1111). Springer. Mulyatiningsih, Endang. 2011. Riset Terapan: Bidang Pendidikan dan Teknik. Yogyakarta: UNY Press. Newby, Timothy J., dkk. Educational Technology for teaching and Learning. New York: Pearson. 2011 Parker, M., Carpenter, R., & Stowe, S. (2015). Effective program planning and evaluation for the public health professional. Jones & Bartlett Publishers. Parulian, Hendra Gunawan, and Manihar Situmorang, ‘Inovasi Pembelajaran Di Dalam Buku Ajar Kimia Sma Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa’, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 19.2 (2013), 67 <https://doi.org/10.24114/jpp.v19i2.3056> Patmanthara, Syaad, ‘Analisis Pelaksanaan Uji Online Pada Kompetensi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Dan Kesiapan Infrastruktur Di SMA Kota Malang’, 2010, 28–37 Scriven, M. (1991). Evaluation thesaurus. Sage Publications. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.


Model Penelitian Pengembangan Borg And Gall & Model Pengembangan PIE Page 23 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Syamsudin, Naidin, ‘Model-Model Pengembangan Media Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab Naidin Syamsuddin Pendahuluan Metode’, Jurnal Pendidikan Refleksi, 10.3 (2021), 247–54 <https://p3i.my.id/index.php/refleksi/article/view/158> Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan TeKnologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group Yeni, Hutri, Sri Wahyu Widiati, and Merri Silvia Basri, ‘The Development of Power Point As Supporting Teaching Media of Japanese Subject in Sman 1 Minas Pendukung Mata Pelajaran Bahasa Jepang Kelas X Di Sma Negeri 1 Minas Kabupaten Siak’, Japanese Education Departement, 2010, 1–9


Click to View FlipBook Version