The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Rifiana Febriyanti, 2024-02-03 04:49:28

Teks Cerpen

Bahan Bacaan

TEKS Kelas XII Bahasa Indonesia Disusun Oleh: Rifiana Febriyanti CERPEN Bahan Bacaan


1 Elemen dan Capaian Pembelajaran Elemen Capaian Pmbelajaran Membaca dan Memirsa Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi) di media cetak dan elektronik. Peserta didik mampu mengapresiasi teks fiksi dan nonfiksi. Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis berbagai jenis karya sastra. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu memodifikasi/ mendekonstruksikan karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan tulisan hasil karyanya di media cetak maupun digital. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah membaca cerpen dari Flipbook, peserta didik mampu menganalisis watak tokoh C A B teks cerpen dengan cermat. D 2. Setelah melihat tanyangan video YouTube, peserta didik secara berkelompok mampu C A menguraikan watak tokoh-tokoh dalam teks cerpen dengan tepat. B D 3. Setelah menguraikan watak tokoh-tokoh dalam teks cerpen, peserta didik mampu C A membuat infografis menggunakan Canva dengan cermat. B D 4. Setelah membuat infografis, peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi secara C A B berkelompok dengan percaya diri. D DESKRIPSI UMUM


2 Materi Pokok 1. Unsur Intrinsik Cerpen Materi Pendukung 1. Pengertian Cerpen 2. Unsur Ekstrinsik Cerpen 3. Struktur Cerpen 4. Ciri-Ciri Cerpen 5. Fungsi Cerpen


3 Menurut Nurgiyantoro (dalam limbong dan suparman, 2018) dalam bukunya “Pengkajian Prosa Fiksi” unsur-unsur intrinsik ialah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsurunsur intrinsik yang dimaksud meliputi tema, alur/plot, tokoh dan penokohan, setting/latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, tema dapat bersinonim dengan ide atau tujuan utama cerita. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan terkandung di dalam teks sebagai stuktur semantik, serta menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Alur atau Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap urutan kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain. Tokoh dan Penokohan ialah pelaku dalam karya sastra sedangkan penokohan adalah cara pengarang mengambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Menurut Mizkat (2018) di dalam cerita fiksi, tokoh dibedakan ke dalam berbagai kategori, yaitu: a. Tokoh protagonis adalah tokoh yang berkarakter baik b. Tokoh antagonis adalah tokoh yang berkarakter jahat c. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang memiliki karakter netral d. Tokoh datar adalah tokoh yang berkarakter tertentu saja. e. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki banyak karakter dan ada kalanya bersifat tidak terduga. f. Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perkembangan karakter, misalnya jika karakternya baik, maka terus-menerus akan terlihat baik, demikian pula sebaliknya. g. Tokoh berkembang sering juga disebut sebgai tokoh yang dinamis, yaitu tokoh yang mengalami perubahan dan perkembangan karakter sejalan dengan alur cerita. h. Tokoh rekaan dan tokoh sejarah adalah tokoh yang diciptakan oleh pengarang cerita yang merupakan tokoh imajinatif yang diambil dari model atau bentuk-bentuk Unsur Intrinsik Cerpen Materi Pokok


4 personifikasi dari kehidupan nyata, atau benar-benar mengangkat tokoh realistikhistoris, yang memang ada di dunia nyata. Latar atau Setting adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar merupakan segala keterangan mengenai waktu, ruang, tempat, dan suasana. Sudut Pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Gaya bahasa adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seseorang pengarang mengungkapkan suatu yang akan dikemukakan. Amanat adalah pesan atau hikmah yang dapat diambil dari sebuah cerita untuk dijadikan sebagai cermin maupun panduan hidup. Pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan ini berupa harapan, nasehat, kritik, dan sebagainya. Menurut Sugiarto (dalam Maryanti, Sujiana, dan Wikanengsih, 2018) Cerpen atau cerita pendek adalah karya fiksi berbentuk prosa yang selesai dibaca dalam “sekali duduk”. Cerpen merupakan salah satu meteri pokok dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang wujudnya pendek. Maka dari itu, ukuran panjang pendeknya suatu cerita sangat relatif. Hal ini sependapat dengan Nugiantoro (dalam Pusparita dan Sumadyo, 2020) yang mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah jam—dua jam, suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan dalam sebuah novel. Sedangkan menurut Nirmala (2018) cerpen merupakan sebuah karya yang sarat makna dan penuh dengan gaya bahasa yang menarik perhatian para pembaca. Sufanti et.al (2018) mengatakan bahwa cerpen termasuk ke dalam karya sastra yang mempunyai sifat produktif. Produktif yang dimaksud yaitu kemunculan karya sastra yang dapat dijumpai setiap minggunya dalam media cetak ataupun elektronik. Unsur eksrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra Nurgiyantoro (dalam Pratiwi, 2019). Unsur ekstrinsik dalam cerpen meliputi: Unsur Ekstrinsik Cerpen Pengertian Cerpen


5 Unsur eksrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra Nurgiyantoro (dalam Pratiwi, 2019). Unsur ekstrinsik dalam cerpen meliputi: a. Unsur biografi pengarang ialah unsur yang mempengaruhi karya sastra yang ditulisnya berdasarkan hal yang terdapat dan diketahui oleh pengarang. b. Unsur psikologi yang meliputi psikologi pengarang. c. Keadaan lingkungan sosial pengarang, Lingkungan sosial yang berkenaan dengan masyarakat/kepentingan umum. Menurut Rahman dan Kosasih (dalam Attas, Yarmi, dan Darwin, 2021) Struktur yang terdapat di dalam cerita pendek meliputi: 1. Abstrak (sinopsis) merupakan bagian cerita yang menggambarkan keseluruhan isi cerita. 2. Orientasi atau pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan penokohan ataupun bibitbibit masalah yang dialaminya. 3. Komplikasi atau puncak konflik, yakni bagian cerpen yang menceritakan puncak masalah yang dialami tokoh utama. 4. Evaluasi, yakni bagian yang menyatakan komentar pengarang atas peristiwa puncak yang telah diceritakannya. Komentar yang dimaksud dapat dinyatakan langsung oleh pengarang atau diwakili oleh tokoh tertentu. Pada bagian ini alur ataupun konflik cerita agak mengendur, tetapi pembaca tetap menunggu implikasi ataupun konflik selanjutnya, sebagai akhir dari ceritanya. 5. Resolusi merupakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian cerita. Bedanya, dengan komplikasi, pada bagian ini ketegangan sudah lebih mereda. 6. Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita, mungkin juga diisi dengan kesimpulan tentang hal-hal yang dialami tokoh utama kemudian. Cerpen memiliki ciri-ciri tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai pembeda dari karya sastra lainnya. Ciri-ciri cerpen ini dikemukakan oleh Khulsum, Hudiyono, dan Sulistyowati (2018) meliputi: a) Cerita pendek merupakan sebuah kisahan pendek yang dibatasi oleh jumlah kata atau halaman. Struktur Cerpen Ciri-Ciri Cerpen


6 b) Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada peristiwa, artinya hanya mengangkat beberapa peristiwa dalam kehidupan tidak seluruhnya. c) Cerita pendek mempunyai satu alur. d) Cerita pendek mempunyai satu tema. e) Isi cerita berasal dari kehidupan sehari-hari, biasanya dari pengalaman pribadi atau kehidupan orang lain. f) Penggunaan kata yang mudah dipahami. g) Penokohan pada cerpen sangat sederhana, tidak mendalam serta singkat. Cerpen memiliki fungsi seperti karya sastra lainnya. Fungsi cerpen menurut Nurhayati (2022) ada 5 macam, yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi Rekreatif (Penghibur) Sebagai penghibur bagi para pembaca. 2. Fungsi Estetis (Keindahan) Memiliki nilai keindahan sehingga memberi rasa puas dalam hal estetis bagi para pembaca. 3. Fungsi Moralitas (Nilai Moral) Memiliki nilai moral sehingga pembaca mengetahui mana yang baik dan buruk berdasarkan cerita yang terkandung. 4. Fungsi Didaktif (Pemberi Pelajaran) Memberi pembelajaran atau pendidikan bagi para pembaca. 5. Fungsi Relegiusitas (Pemberi Nilai Religius) Memberi pembelajaran religius sehingga dapat dijadikan contoh bagi pembaca. Jadi bisa disimpulkan bahwa cerpen diangkat dari peristiwa atau satu pengalaman sesorang yang paling berkesan dan paling menarik untuk diceritakan kepada orang lain dengan tujuan memberi edukasi, moral, religi ataupun hiburan. Fungsi Cerpen


7 Glosarium Faktual : Berdasarkan kenyataan; mengandung kebenaran. Fiksi : Cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya). Historis : Berkenaan dengan sejarah; bertalian atau ada hubungannya dengan masa lampau. Ide : Rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita. Imajinatif : Mempunyai atau menggunakan imajinasi; bersifat khayal. Imlikasi : Keterlibatan atau keadaan terlibat. Karakter : Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Kritik : Kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat. Menarik : Menghela (supaya dekat, maju, ke atas, ke luar, dan sebagainya). Peristiwa : Kejadian (hal, perkara, dan sebagainya); kejadian yang luar biasa (menarik perhatian dan sebagainya); yang benar-benar terjadi. Produktif : Mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dan sebagainya); menguntungkan. Prosa : Karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi). Psikologi : Ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku; ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Relatif : Tidak mutlak; nisbi. Siasat : Periksa; pemeriksaan yang teliti; penyelidikan.


8 Daftar Pustaka Attas, S. G., Yarmi, G., dan Darwin, D. 2021. Minat Baca Cerpen Terhadap Pemahaman Struktur Cerpen yang Baik dan Benar Pembaca Rubrik Cerpen Portal Basabasi.Co. Jurnal Ilmiah SEMANTIKA, 2(2), 10–15. Khulsum, U., Hudiyono, Y., dan Sulistyowati, E. D. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen dengan Media Storyboard pada Siswa Kelas X SMA. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1(1), 1-12. Limbong, J. L., dan Suparman, S. 2018. Kemampuan Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Palopo. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra, 2(1), 12-26. Maryanti, D., Sujiana, R., dan Wikanengsih, W. 2018. Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen “Katastropa” Karya Han Gagas Sebagai Upaya Menyediakan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 1(5), 787-792. Mizkat, E. 2018. Karakteristik Tokoh-Tokoh dalam Cerpen Anak Si Gigi Kelinci dan Behel Karya: Wahyu Indriyati. Jurnal Dialog, 6(2), 1-12. Nirmala, A. A. 2018. Asonansi dalam Cerpen “UGD” Karya Djenar Maesa Ayu. Sasando: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pancasakti Tegal, 1(2), 121-126. Nurhayati, S. 2022. Cerita pendek dan cerita fantasi: Untuk guru dan siswa sekolah menengah pertama. Lombok: Penerbit P4I. Pratiwi, R. 2019. Struktur Sastra dalam Kumpulan Cerpen Berjuta Rasanya Karya Tere Liye. DIKSATRASIA, 2(2), 1-16. Pusparita, I., dan Sumadyo, B. 2020. Tindak Tutur Direktif dan Fungsinya dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2017 “Kelas Bercerita”. Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 3(1), 35-43. Sufanti, M. et.al. 2018. Pemilihan Cerita Pendek sebagai Materi Ajar Pembelajaran Sastra oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA di Surakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 19(1), 10-19.


Click to View FlipBook Version