Bunga Persahabatan Luna, Mia, dan Milo Menjadi Kawan Sejati

Bunga Persahabatan: Luna, Mia, dan Milo Menjadi Kawan Sejati Bunga Persahabatan: KRISTIE TAN KAR YEW (281776)

2 Di sebuah desa kecil bernama Desa Bunga Seri, tinggalah dua sahabat yang tidak dapat dipisahkan, Luna dan Mia. Luna, seorang gadis yang penuh semangat, selalu memakai gaun, manakala Mia, seorang yang ceria, sering terlihat dengan rambut kehitaman yang berselerak. 1

Suatu hari, ketika Luna dan Mia sedang berjalan jalan di desa itu, mereka bertemu dengan kawan baru, seorang kanak-kanak bernama Milo. Milo datang dari desa tetangga dan terlihat comel berlesung pipit tapi pemalu. 2

Keesokan harinya, Luna dan Mia bermain riang di taman permainan, sementara matahari bersinar cerah di atas kepala mereka. Tiba-tiba, mereka melihat Milo, menghampiri taman tersebut dengan wajah yang tersipu malu ingin bermain taman sekali. Boleh! Jom kami bawa awak pusing dekat seluruh desa ni. Hai Milo! Selamat datang ke desa ini. Hai! Kami suka menjelajah di sini dan bermain dengan kucing. Nak ikut? Wah, seronoknya! Saya suka kucing. Bolehkah saya berkawan dengan awak berdua?" 3

Mereka berjalan bersama, tertawa dan bercerita tentang kisah-kisah seronok mereka. Tiba – tiba kedengaran bunyi guruh yang kuat ‘tuuuuum’ diikuti dengan air hujan yang turun. Mereka tahu mereka perlu pulang sebelum hujan lebat. 4

Tetapi, ketika mereka sampai di tepi sungai, Milo terperangkap dalam tanah lumpur yang licin. Ketika mereka berlari ingin pulang. Namun, kerana tanah di tepi sungai itu sangat lembut dan basah, Milo secara tidak sengaja melangkah terlalu jauh dan berpijak pada kawasan tanah yang licin dan berlumpur. 5

Milo berusaha keras untuk berdiri dan keluar dari lumpur, tetapi semakin dia bergerak, semakin keras pula lumpur menahan kakinya. Ranting atau benda lain yang biasanya dapat digunakan untuk menahan diri tidak ada di sekitar dia, membuat situasinya semakin sulit. Tolong! Saya tidak boleh bergerak! Alamak. Jangan risau, Milo! Kami akan membantu. 6

Saat kaki Milo berpijak pada tanah lumpur, dia merasakan kaki kirinya tertarik ke dalamnya dengan cepat. Tanah lumpur yang licin dan kental seolah-olah memegang erat seliparnya, membuatnya sukar untuk mengangkat kaki dan bangun. Semakin dia berusaha bergerak, semakin dalam kakinya terbenam. Keadaan semakin rumit kerana tanah lumpur itu membuat Milo kehilangan keseimbangan. 7

Luna cuba menarik tangan Milo, tetapi tanah lumpur yang licin membuatnya sukar. Mia dengan cepat mencari ranting yang kuat. Jangan takut, Milo! Saya akan cuba cari ranting atau benda lain untuk tolong awak! 8

Tak lama kemudian, Mia datang semula dengan ranting yang besar. Mia menghulurkan ranting ke arah Milo, manakala dia dan Luna pula berusaha menariknya keluar dari lumpur. Sementara mereka berusaha, mereka berbual untuk menghilangkan rasa takut Milo. 9

Akhirnya, dengan usaha bersama, mereka berhasil menarik Milo keluar dari tanah lumpur. Betul! Dan awak kan kawan kami. Kami tidak akan biarkan sesiapa pun terpinggir. Kami takkan tinggalkan awak Milo, jangan takut. 10

Milo tersenyum bersyukur, dan dalam pandangan matanya, terpancar rasa terima kasih. Luna dan Mia merasai kebahagiaan yang besar kerana mereka telah menolong kawan baru mereka. Terima kasih, Luna dan Mia! Saya sangat terharu dan bersyukur dapat berkawan dengan awak berdua. Sama-sama, Milo 11

Luna, Mia, dan Milo menunjukkan kesetiaan sejati dengan tetap bersama dan saling membantu di saat-saat sulit. Pengajaran ini mengajarkan pembaca bahwa persahabatan sejati diuji ketika menghadapi kesulitan, dan kesetiaan adalah kunci untuk bersama-sama mengatasi cabaran. PENGAJARAN