KATA SAMBUTAN
Ketua Program Studi Teknik Mesin Politeknik Aceh Selatan, menyambut sangat
baik dengan telah selesainya Modul Bahan Ajar Material Komposit. Bahan Ajar ini
merupakan dokumen penting pendukung kelancaran dalam proses belajar mengajar di
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Abulyatama. Adanya Bahan Ajar
ini, selain akan memudahkan Dosen dalam menyampaikan materi dan juga akan
memudahkan mahasiswa dalam memahami materi kuliah.
Saya berharap modul ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh
dosen dan mahasiswa.
Aceh Besar, 14 Maret 2022
Kaprodi,
Iqbal, ST., MT.
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
bahan ajar Material Komposit ini dapat kami susun. Buku ini ditulis sebagai bahan ajar mata
kuliah Perpindahan Kalor dan Massa I pada program studi Teknik Mesin Universitas
Abulyatama. Pembuatan bahan ajar ini disesuaikan dengan SAP dan RPS pada prodi teknik
mesin.
Modul ini sangat penting bagi mahasiswa untuk melengkapi buku acuan
pembelajaran Perpindahan Panas di Program studi Teknik Mesin. Dengan adanya bahan
ajar ini, Penulis berharap mahasiswa dapat dengan mudah memahami materi yang
diajarkan. Segala saran untuk perbaikan modul ini sangat diharapkan.
Aceh Besar, 14 Maret 2022
Penulis,
Lindawati, S.Si, M.Eng.
NIP. 198603202015042002
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama ii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
MODUL 1 PENDAHULUAN
1.1 Indikator Kompetensi ............................................................................ 1
1.2 Perkembangan Teknologi Material................................................... 1
1.3 Material Komposit.................................................................................... 2
1.4 Aplikasi Material Komposit.................................................................. 2
MODUL 2 KLASIFIKASI MATERIAL KOMPOSIT
2.1 Indikator Kompetensi ............................................................................. 4
2.2 Klasifikasi Berdasarkan Penguat ........................................................ 4
2.3 Klasifikasi Berdasarkan Matriks.......................................................... 8
2.4 Soal- Soal ....................................................................................................... 9
MODUL 3 IKATAN ANTAR PENYUSUN MATERIAL KOMPOSIT
3.1 Indikator Kompetensi ............................................................................. 10
3.2 Komposit Partikel ...................................................................................... 10
3.3 Komposit Serat ............................................................................................ 11
MODUL 4 KARAKTERISTIK MATERIAL KOMPOSIT
4.1 Indikator Kompetensi ..................................................................................... 12
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama iii
4.2 Karakteristik Material Komposit................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama iv
MODUL 1
PENDAHULUAN
1.1 Indikator Kompetensi
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu mengenal dan
memahami materi tentang material komposit, klasifikasi material komposit dan aplikasinya
dalam industri dan kehidupan sehari-hari.
1.2 Perkembangan Teknologi Material
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di dunia, perkembangan teknologi di bidang
material maju pun terus meningkat pesat. Manusia dituntut terus mampu menemukan
material baru baik yang belum pernah terungkap dan bahkan yang merupakan kombinasi
dari bahan yang sudah ada. Material yang siap diaplikasikan sebagai komponen pada suatu
struktur harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang semakin tinggi, salah satunya
adanya peningkatan sifat mekanis yang tinggi dibandingkan material yang sudah umum
digunakan sebelumnya. Untuk itu, para peneliti dan rekayasawan pun secara berkelanjutan
dituntut terus melakukan berbagai kajian riset untuk merekayasa material baru yang
dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang.
Teknologi material merupakan bagian dari spectrum yang berkaitan dengan sintesa
dan memanfaatkan pengetahuan dasar maupun empiris untuk mengembangkan,
mempersiapkan,mengubah dan menggunakan material untuk tujuan tertentu. Dalam
perkembangan teknologi, teknik mesin pada umumnya lebih dominan memerlukan bahan
yang memegang peranan sangat penting dalam pembuatan sebuah komponen dan berbagai
peralatan permesinan terkait. Penggunaan bahan dalam perkembangan teknologi maju
misalnya memerlukan sifat - sifat fisis dan mekanis lebih baik, seperti bahan baru komposit.
Dengan danya penemuan beberapa serat sintesis, maka dapat mendorong perkembangan
berbagai macam bahan-bahan komposit terbaru.
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 1
1.3 Material Komposit
Komposit adalah material alami atau hasil rekayasa yang terbuat dari dua atau lebih
material penyusun dengan sifat fisik maupun sifat kimia yang berbeda. Material komposit
adalah material multi fase yaitu suatu material campuran yang terbuat dari dua atau lebih
jenis material, dengan pencampurannya tidak terjadi reaksi secara kimia. Material
komposit tersusun oleh matriks dan penguat (reinforcement) atau pengisi (filler), keduanya
memiliki sifat yang berbeda. Gambar 1.1 menunjukkan penyusun material komposit.
Gambar 1.1 Penyusun Material Komposit
Sifat material komposit merupakan paduan dari sifat-sifat material penyusunnya
tersebut. Persyaratan untuk material penguat adalah harus dapat menunjang/memperbaiki
sifat-sifat matrik dalam membentuk material komposit. Teknologi material komposit
merupakan salah satu rekayasa teknologi cerdas untuk mendapatkan sebuah material baru
yang jauh lebih baik dari bahan baku yang digunakan. Material komposit seringkali dikenal
sebagai material yang ringan namun memiliki kekuatan yang luar biasa. Keunggulan
material komposit ini antara lain kuat, kaku, dan beratnya ringan. Namun material komposit
ini juga memiliki kelemahan yaitu harganya yang relatif mahal.
1.4 Aplikasi Material Komposit
Material komposit telah dipakai secara luas di dunia industry termasuk industri
otomotif, industri kapal terbang, industri kapal laut, peralatan militer, dan industri
perabotan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena material komposit memiliki beberapa
keunggulan tersendiri dibandingkan bahan teknik alternatif lainnya seperti bahan
komposit lebih kuat, tahan terhadap korosi, lebih ekonomis, dan sebagainya. Gambar 1.2
menunjukkan contoh aplikasi material komposit.
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 2
Gambar 1.2 Aplikasi Material Komposit
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 3
MODUL 2
KLASIFIKASI MATERIAL KOMPOSIT
2.1 Indikator Kompetensi
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu mengenal dan
memahami materi tentang klasifikasi material komposit. Mahasiswa mampu membedakan
klasifikasi material komposit berdasarkan penguat dan matriks.
2.2 Klasifikasi Berdasarkan Penguat
Secara umum, material komposit dikasifikasikan berdasarkan penguat dan
matriks yang digunakan. Penguat (reinforcement) atau pengisi (filler) adalah material yang
diisikan kepada matriks dan berfungsi untuk menunjang sifat-sifat matriks dalam
membentuk bahan komposit. Gambar 2.1 menunjukkan klasifikasi material komposit
berdasarkan penguat yang digunakan dalam pembentukan material komposit.
Gambar 2.1 Klasifikasi material komposit berdasarkan penguat 4
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama
Secara garis besar jenis penguat pada material komposit dibedakan menjadi
partikel, serat, dan struktur (laminat dan sandwich).
1. Partikel
Komposit jenis partikel ini dibentuk oleh partikel-partikel kecil atau serbuk sebagai
penguat. Letak partikel didalam di dalam sebuah matriks tidak beraturan (Gambar 2.2).
Komposit partikel yang paling sering digunakan adalah beton, dimana kerikil sebagai
penguat dicampur dengan semen.
Gambar 2.2 Komposit partikel
Penguat partikel umumnya memiliki ukuran partikel > 1 m. Dalam pembutan
material komposit, konsentrasi partikel yang dapat dicampurkan dengan matriks mencapai
20 – 40 % fraksi volume. Geometri penguat partikel ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Geometri penguat partikel
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 5
Berdasarkan geometrinya, penguat partikel dibedakan menjadi: geometri arah,
geometri distribusi, geometri ukuran, geometri bentuk dan geometri konsentrasi. Pengisi-
pengisi partikel yang umum digunakan antara lain adalah: SiC, B4C, TiC, TiB, TiB2, SiO2,
Al2O3, dan Fe2O3. Penguat partikel dibagi menjadi 2 yaitu partikel dengan ukuran besardan
partikel dispersi yang kuat. Penguat dispersi memiliki ukuran diameter 0,01m – 0,1 m,
dengan konsentrasi yang dapat dicampurkan dengan matriks mencapai 15%.
2. Serat
Jenis komposit ini menggunakan penguat berupa serat (fiber). Serat yang digunakan
bisa berupa serat alam dan serat sintesis seperti serat gelas, karbon, kevlar dan lain
sebagainya. Ketika komposit mengalami beban berlebihan, bahan matriks yang mengikat
serat berfungsi sebagai agen yang mendistribusikan kembali beban dari serat yang patah
ke serat selanjutnya. Penguat serat (fiber) memiliki ukuran 0,001 inchi. Dalam pembuatan
material komposit, konsentrasi yang dapat dicampurkan dengan matriks mencapai 70%
fraksi volume. Serat ini dapat disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu
bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Gambar 2.4
menunjukkan contoh penampakan serat di dalam matriks pada sebuah komposit serat.
Gambar 2.4 Komposit penguat serat
Penguat jenis serat dapat dibedakan menjadi:
(a) serat panjang dan searah (continuous and aligned fiber),
(b) serat pendek dan searah (discontinuous and aligned fiber), dan
(c) serat pendek dan random (discontinuous and randomly oriented fiber) (Gambar
2.5).
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 6
Gambar 2.5 Jenis penguat serat
3. Komposit Berlapis
Komposit berlapis lebih dikenal dengan nama komposit laminat. Material komposit
ini terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabungkan menjadi satu dan setiap lapisnya
memiliki karakteristik sifat sendiri. Proses pelapisan dilakukan dengan mengkombinasikan
aspek terbaik dari masing-masing lapisan untuk memperoleh bahan yang berguna. Pada
komposit laminat, bahan penguat disusun secara beraturan dengan berlapis-lapis dan
setiap lapisan disusun berlawanan arah. Penyebaran penguat pada dasarnya memanjang
dan melebar dalam arah dua dimensi. Komposit ini juga dapat dibentuk dari gabungan
komposit itu sendiri. Contoh penguat komposit berlapis natural/alami adalah kayu yang
dibuat untuk plywood (Gambar 2.6).
Gambar 2.6 Komposit berlapis 7
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama
Sementara penguat sandwich panels adalah dua lapisan dengan lapisan luar yang
kuat biasa disebut lapisan muka (faces). Dua lapisan tersebut dipisahkan oleh lapisan
material atau inti (core) yang kurang padat (memiliki modulus elastisitas dan kekuatan
yang lebih rendah). Pemisahan permukaannya tahan terhadap deformasi yang tegak lurus
dengan strukturnya berbentuk honeycomb. Biasanya dipakai untuk atap, dinding dan sayap
pesawat. Gambar 2.7 menunjukan skema bentuk penguat sandwich panels.
Gambar 2.7 Komposit Sandwich
1.3.2 Klasifikasi Berdasarkan Matriks
Dalam material komposit, matriks adalah fasa yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matriks mempunyai fungsi untuk mentransfer tegangan ke
serat, membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat, melindungi serat, memisahkan
serat, melepas ikatan, dan tetap stabil setelah proses manufaktur. Ditinjau dari matriks yang
digunakan, material komposit dapat dikelompokkan menjadi komposit logam (Metal
Matriks Composite), keramik (Ceramic Matriks Composite) dan polimer (Polymer Matriks
Composite) (Gambar 2.8).
Gambar 2.8 Klasifikasi material komposit berdasarkan matriks 8
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama
1. Metal Matriks Composite (MMC atau MMC’s)
Material komposit jenis ini menggunakan matriksnya dari logam. MMC mulai
dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang ditelitiadalah Continous Filamen MMC
yang digunakan dalam industri penerbangan. MMC dengan matriks logam aluminum (Al)
disebut dengan Aluminum Metal Matrix Composite (AMMC). AMMC yang dibuat dengan
cara pengecoran disebut Aluminum Metal Matrix Composite Cast Composite (AMMCC).
Kelebihan MMC adalah transfer tegangan dan regangan yang baik, tahan terhadap
temperatur tinggi, tidak menyerap kelembaban, tidak mudah terbakar, dan kekuatan tekan
dan geser yang baik.
2. Ceramic Matriks Composite (CMC atau CMC’s)
Material komposit jenis ini menggunakan matriksnya dari keramik. CMC merupakan
material dua fasa dengan satu fasa berfungsi sebagai penguat dan satu fasa sebagai matriks
dimana matriksnya terbuat dari keramik. Penguat yang umum digunakan pada CMC adalah
oksida, carbida, nitrida. Keuntungan dari CMC adalah dimensinya stabil bahkan lebih stabil
daripada logam, Ssangat tangguh bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari besi cor,
mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus, unsur kimianya stabil pada
temperature tinggi, tahan pada temperatur tinggi dan kekuatan serta ketangguhan tinggi,
juga tahan terhadap korosi.
3. Polymer Matriks Composite (PMC atau PMC’s)
Material komposit jenis ini menggunakan matriksnya dari bahan polimer. Polimer
merupakan matriks yang paling umum digunakan pada material komposit. Karena memiliki
sifat yang lebih tahan terhadap korosi dan lebih ringan. Matriks polimer terbagi 2 yaitu
termoset dan termoplastik. Perbedaannya polimer termoset tidak dapat didaur ulang
sedangkan termoplastik dapat didaur ulang sehingga lebih banyak digunakan belakangan
ini. Jenis-jenis termoplastik yang biasa digunakan adalah polypropylene (PP), polystryrene
(PS), polyethylene (PE), dan lain-lainnya. Material komposit PMC memiliki keunggulan
seperti biaya pembuatan lebihrendah, dapat dibuat dengan produksi massal, ketangguhan
baik, tahan simpan, siklus pabrikasi dapat dipersingkat, kemampuan mengikuti bentuk,
lebih ringan, specific stiffness dan strength tinggi, dan bersifat anisotropik.
Soal-soal 9
1. Carilah contoh-contoh material komposit jenis serat, partikel, MMC, PMC dan CMC
masing-masing dengan gambarnya.
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama
MODUL 3
IKATAN ANTAR PENYUSUN MATERIAL KOMPOSIT
3.1 Indikator Kompetensi
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu memahami teori
mengenai faktor ikatan antara penguat dan matriks pada material komposit jenis partikel,
serat, dan struktur.
3.2 Komposit Partikel
Bahan matriks harus memiliki sifat adhesive yang baik terhadap serat sehingga
mampu mengikat serat secara kuat dan mampu mentransfer beban yang diterima komposit
kepada serat. Pada material komposit, peforma dari matriks, peforma serat serta sifat
antara muka antara matriks dan serat akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan
terhadap sifat dari material komposit.
Dengan adanya partikel berupa filler, maka pada beberapa daerah pada resin
sebagai matriks akan terisi oleh partikel, sehingga pada saat terjadi interlamellar stretching,
deformasi yang terjadi pada bagian amorf dapat diminimalisir oleh partikel. Mekanisme
penguatannya adalah bahwa dengan adanya partikel, maka jarak antara bagian polimer
yang strukturnya kristalin (berbentuk seperti lempengan/lamelar) akan diperpendek oleh
adanya partikel tadi. Dengan semakin meningkatnya jumlah partikel yang ada (sampai pada
batasan tertentu dimana matriks masih mampu mengikat partikel), maka deformasi yang
terjadi juga akan semakin berkurang, karena beban yang sebelumnya diterima oleh matriks
akan diteruskan atau ditanggung juga oleh partikel sebagai penguat.
Ikatan antara matriks dan filler harus kuat. Apabila ikatan yang terjadi cukup kuat,
maka mekanisme penguatan dapat terjadi. Tetapi apabila ikatan antar permukaan partikel
dan matriks tidak bagus, maka yang terjadi adalah filler hanya akan berperan sebagai
impurities atau pengotor saja dalam spesimen. Akibatnya filler akan terjebak dalam matriks
tanpa memiliki ikatan yang kuat dengan matriksnya. Sehingga akan ada udara yang terjebak
dalam matriks sehingga dapat menimbulkan cacat pada spesimen. Akibatnya beban atau
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 10
tegangan yang diberikan pada spesimen tidak akan terdistribusi secara merata. Hal inilah
yang menyebabkan turunnya kekuatan mekanik pada komposit.
Ikatan antar permukaan yang terjadi pada awalnya merupakan gaya adhesi yang
ditimbulkan karena kekasaran bentuk permukaan, yang memungkinkan terjadinya
interlocking antar muka, gaya elektrostatik yaitu gaya tarik menarik antara atom
bermuatan ion, ikatan Van der Waals karena adanya dipol antara partikel dengan resin.
Permulaan kekristalan (nukleasi) pada polimer bisa terjadi secara acak di seluruh matriks
ketika molekul-molekul polimer mulai bersekutu (nukleasi homogen) atau mungkin juga
terjadi disekitar permukaan suatu kotoran (impurities asing), yaitu mungkin suatu
nukleator sengaja ditambahkan sehingga terjadi nukleasi heterogen. Jadi partikel yang
ditambahkan pada polimer akan berpengaruh terhadap kristalisasi dari polimer itu sendiri.
Peningkatan volume filler akan mengurangi deformability (khususnya pada
permukaan) dari matriks sehingga menurunkan keuletannya. Selanjutnya, komposit akan
memiliki kekuatan lentur yang rendah. Namun apabila terjadi ikatan antara matriks dan
filler kuat sifat mekanik akan meningkat karena distribusi tegangan merata.
Pola distribusi dari partikel juga akan mempengaruhi kekuatan mekanik. Pola
distribusi partikel dalam matriks dapat dianalisa secara sederhana dengan menghitung
densitas dari komposit pada beberapa bagiannya dalam satu variabel. Dari hasil
perhitungannya, densitas komposit memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda dalam satu
variabelnya. Hal ini menunjukkan pola sebaran dari partikel yang kurang homogen.
3.3 Komposit Serat
Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan
material yang mempunyai perpaduan dua sifat dasar yaitu kuat namun juga ringan.
Komposit serat yang baik harus mampu menyerap matriks yang memudahkan terjadi
antara dua fase. Selain itu komposit serat juga harus mempunyai kemampuan untuk
menahan tegangan yang tinggi, karena serat dan matriks berinteraksi dan pada akhirnya
terjadi pendistribusian tegangan. Kemampuan ini harus dimiliki oleh matriks dan serat. Hal
yang mempengaruhiikatan antara serat dan matriks adalah void. Void adalah celah pada serat
atau bentuk serat yang kurang sempurna yang dapat menyebabkan matrik tidak akan
mampu mengisi ruang kosong pada cetakan. Bila komposit tersebut menerima beban, maka
daerah tegangan akan berpindah ke daerah void sehingga akan mengurangi kekuatan
komposit tersebut.
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 11
MODUL 4
KARAKTERISTIK MATERIAL KOMPOSIT
3.1 Indikator Kompetensi
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu memahami sifat-sifat
material komposit.
3.2 Karakteristik Material Komposit
Salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan karakteristik material
komposit adalah perbandingan antara matriks dan serat. Sebelum melakukan proses
pencetakan komposit, terlebih dahulu dilakukan perhitungan perbandingan keduanya.
Fraksi volume dapat dihitung dengan persamaan berikut:
a. Massa komposit
Massa komposit dihitung dengan persamaan:
Mc = mf + mm ................................................................ (1)
b. Massa jenis komposit (2)
Massa jenis dihitung dengan persamaan:
= / ........................................................................... (3)
c. Fraksi serat (4)
= / 100..............................................................
= ( / f) ⁄ ( / ) + ⁄ 100% .............
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 12
Dimana mc = massa komposit (gr), mf = massa serat (gr), mm = massa matriks (gr), =
massa jenis komposit (gr/cm3), vc = volume komposit (cm3), Wf = fraksi massa serat (%),
Vf = fraksi volume serat (%), = massa jenis matriks (gr/cm3).
3.2.1 Kuat Tarik
Kekuatan tarik (ultimate tensile strength) merupakan salah satu sifat penting suatu
material. Tujuan uji tarik dilakukan adalah mengetahui material tersebut liat atau tidak
dengan cara mengukur perpanjangnya. Kekuatan tarik adalah kemampuan suatu material
untuk menahan beban tarik. Hal ini diukur dari beban/gaya maksmum berbanding terbalik
dengan luas penampang bahan uji, dan memiliki satuan Mega Pascal (MPa) atau N/mm2
atau Kgf/mm2 atau Psi.
Uji tarik dilakukan dengan jalan memberikan beban pada kedua ujung spesimen uji
secara perlahan-lahan ditingkatkan hingga spesimen uji tersebut putus. Dengan pengujian
ini dapat diketahui: kekuatan tarik, beban luluh dan modulus elastisitas (modulus young)
tegangan, pengurangn luas penampang dan pertambahan panjang. Pengujian bertujuan
untuk mengetahui regangan dan tegangan dari papan partikel yang telah dibuat. Hasil dari
pengujian ini adalah grafik beban terhadap perpanjangan (elongasi).
Dimana: P = beban yang diberikan (N), A0 = luas penampang mula-mula (m2), L0 = panjang
mula-mula, ΔL = pertambahan panjang (mm), σ = tegangan (MPa), ε = regangan (%), E =
modulus elastisitas (GPa).
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 13
3.2.2 Keuletan
Keuletan adalah perilaku yang penting diamati selama uji tarik, ini adalah tingkat
deformasi plastis yang terjadi pada material sebelum patah. Ada dua ukuran keuletan yang
umum dipakai. Yang pertama total perpanjangan dari spesimen.
= − / 100% ...........................................................(13)
Dimana: ε: Total perpanjangan spesimen (%) L: Panjang setelah patah (mm) Lo: Panjang
mula-mula (mm).
Sedangkan ukuran keuletan/keliatan yang kedua adalah pengurangan luas penampang
lintang spesimen :
= − / 100% ........................................................(14)
Dimana: q : Pengurangan luas penampang (%) A : Luas penampang terkecil patahan
(mm2) Ao : Luas penampang mula-mula (mm2)
3.2.3 Struktur Mikro
Penentuan struktur mikro dilakukan dengan pengujian menggunakan scanning
electron microscope (SEM). Pengamatan dengan scanning electron microscope (SEM)
digunakan untuk mengamati orientasi serat didalam matrix bersama dengan beberapa sifat
ikatan antara matrix dengan serat penguatnya. Cara untuk mendapatkan struktur mikro
dengan membaca berkas elektron, didalam SEM berkas elektron berupa noda kecil yang
umumnya 1 μm pada permukaan spesimen. Pentingnya SEM adalah memberikan gambaran
nyata dari bagian kecil spesimen, yang artinya kita bisa menganalisa besar serat, kekasaran
serat dan arah serat serta ikatan terhadap komponen matriks-nya.
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 14
DAFTAR PUSTAKA
L Lindawati, Y Yusrizal, M Silviana, Pengaruh Penambahan Serat Aren Terhadap Daya
Serap Bunyi Pada Komposit Busa Poliuretan, Jurnal Ristech (Jurnal Riset, Sains
dan Teknologi) 2 (2), 1-8, 2020
Mardiyati, Komposit Polimer Sebagai Material Tahan Balistik Polymer composite as
ballistic-resistant material, Jurnal Inovasi Pertahanan dan Keamanan 20 Vol. 1, No.
1, Februari 2018, pp. 20-28
N Fitriadi, Lindawati, I Ardiansyah, Mechanical Properties of Hybrid Marble Powder and
Kenaf Fibre Reinforced Polyester Resin Composites, IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering 506 (1), 012016, 2019
Suarsana, Ilmu Material Teknik, Diktat Kuliah, Universitas Udayana, 2017
Material Komposit | Prodi Teknik Mesin | Universitas Abulyatama 15