ARITMATIKA DAN SISTEM KOMPUTER Adhitya Nugraha Anisa Ramdhani Muhamad Fikri Syara Martha Pegrimart
Kelompok 3|i DAFTAR ISI Contents DAFTAR ISI.....................................................................i DAFTAR GAMBAR ......................................................iv DAFTAR TABEL...........................................................iv KATA PENGANTAR ....................................................vi ARITMATIKA ................................................................1 1.1 ALU (ARITHMATIC AND LOGIC UNIT) .........1 1.2 TUGAS DAN FUNGSI ALU ................................3 1.3 ADDER ALU.........................................................3 REPRESENTASI INTEGER DAN NILAI TANDA ......6 2.1 REPRESENTASI INTEGER.................................6 2.2 UNSIGNED MAGNITUDE ..................................6 2.3 SIGNED MAGNITUDE (KOMPLEMEN DUA) .9 2.4 SIGN MAGNITUDE ...........................................10 2.5 KOMPLEMEN ....................................................11 2.6 KOMPLEMEN ....................................................11 2.7 REPRESENTASI NILAI TANDA......................12 SISTEM BILANGAN....................................................13 3.1 DESIMAL............................................................13 3.2 BINER..................................................................14
Kelompok 3|ii 3.2.1 KONVERSI BILANGAN BINER > DESIMAL..............................................................16 3.2.2 KONVERSI BILANGAN DESIMAL > BINER....................................................................16 3.3 OKTAL ................................................................17 3.3.1 KONVERSI BILANGAN OKTAL > DESIMAL..............................................................17 3.4 HEKSADESIMAL...............................................17 3.4.1 KONVERSI BILANGAN HEKSADESIMAL > DESIMAL...........................................................18 3.4.2 KONVERSI BILANGAN DESIMAL HEKSADESIMAL.................................................18 OPERASI BILANGAN .................................................19 4.1 ARITMATIKA BINER .......................................19 4.1.1 PENJUMLAHAN .........................................19 4.1.2 PENGURANGAN ........................................20 4.1.3 PERKALIAN................................................20 4.1.4 PEMBAGIAN...............................................21 4.2 ARITMATIKA OKTAL......................................21 4.2.1 PENJUMLAHAN .........................................21 4.2.2 PENGURANGAN ........................................22 4.2.3 PERKALIAN................................................22 4.2.4 PEMBAGIAN...............................................23 4.3 ARITMATIKA HEKSADESIMAL ....................23
Kelompok 3|iii 4.3.1 PENJUMLAHAN .........................................23 4.3.2 PENGURANGAN ........................................24 4.3.3 PERKALIAN ................................................24 4.3.4 PEMBAGIAN...............................................25 TENTANG PENULIS ...................................................26 DAFTAR PUSTAKA ....................................................28
Kelompok 3|iv DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Masukan dan Luaran ALU (William Stalling, 2010) ..................................2 Gambar 1.2 Half Adder (Wikimedia, 2016) ....4 Gambar 1.3 Full Adder (Wikipedia, 2017)......5 Gambar 1.4 Paralel Adder (Wikipedia, 2017) .5
Kelompok 3|v DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Range Integer Biner Unsigned1 ........6 Tabel 2.2 Representasi Data Integer 4-bit........7 Tabel 2.3 Representasi Data Biner 4-bit3 .........8 Tabel 2.4 Range Integer Biner Signed 4 ...........9 Tabel 2.5 Sign Magnitude..............................10 Tabel 2.6 1’s komplemen...............................11 Tabel 2.7 1’s komplemen...............................12 Tabel 3.1 Biner...............................................15
Kelompok 3|vi KATA PENGANTAR Puji dan Syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan sebuah buku dengan judul “Aritmatika dan Sistem Komputer” untuk memenuhi nilai pada mata kuliah Organisasi dan Sistem Komputer yang di ampu oleh Bapak Ragel Tri Sudarmo, M.Kom. Buku ini berisikan bagian pengolah bilangan dari sebuah komputer dan dasar dari pembuatan dari sebuah komputer dan perhitungan aritmatika (matematika) yang terjadi sesuai dengan instruksi program. Sebagai manusia kami sadar tulisan ini masih banyak memiliki kesalahan, baik dari tata bahasa maupun teknik penulisan itu sendiri. Maka kami meminta adanya masukan yang membangun agar kami semakin termotivasi untuk menjadi lebih baik. Semoga buku yang kami susun ini dapat menambah wawasan bagi pembaca secara umum dan penulis secara khusus. Kuningan, 9 November 2023 Penulis
Kelompok3 | 1 ARITMATIKA Terdapat 2 (dua) fokus utama untuk aritmatika komputer adalah bagaimana caranya merepresentasikan angka diwakili (format biner) dan algoritma yang digunakan untuk operasi aritmatika dasar (menambah, mengurangi, mengalikan, membagi). Hal ini berlaku untuk representasi integer dan floating-point (FP). Floating-point dinyatakan sebagai angka (significant) dikalikan oleh konstanta (basis) yang merupakan bilangan integer (dalam bentuk eksponen). Angka Floating-point digunakan untuk mewakili angka yang sangat besar dan sangat kecil. Pada umumnya atau sebagian besar prosesor menerapkan standar IEEE 754 untuk representasi floatingpoint dan aritmatika floating-point. IEEE 754 mendefinisikan keduanya 32-bit dan format 64-bit serta terbaru format 128-bit (pra-konsep). 1.1 ALU (ARITHMATIC AND LOGIC UNIT) ALU, singkatan dari Arithmetic And Logic Unit (bahasa Indonesia: unit aritmatika dan logika), adalah salah satu bagian dalam dari sebuah mikro prosesor yang berfungsi untuk melakukan operasi hitungan aritmatika dan logika. ALU bekerja bersama-sama memori, di mana hasil dari perhitungan di dalam ALU di simpan ke dalam memori. Semua elemen lain dari sistem komputer unit
Kelompok 3|2 kontrol, register, memori, I/O - ada terutama untuk membawa data ke ALU untuk di proses dan kemudian mengambil hasilnya kembali. Unit kontrol menyediakan sinyal yang mengontrol operasi ALU dan pergerakan data ke dalam dan keluar dari ALU. Perhitungan dalam ALU menggunakan kode biner, yang merepresentasikan instruksi yang akan dieksekusi (opcode) dan data yang diolah (operand). ALU biasanya menggunakan sistem bilangan biner two’s Komplemen. ALU mendapat data dari register. Kemudian data tersebut diproses dan hasilnya akan disimpan dalam register tersendiri yaitu ALU output register, sebelum disimpan dalam memori. Processor terdiri dari 4 elemen yang melakukan sistem operasi terhadap data, 4 elemen itu adalah instruksi, petunjuk instruksi, beberapa register dan ALU (Arithmetic Logic Unit). Adapun alur proses dari ALU yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Gambar 1.1 Masukan dan Luaran ALU (William Stalling, 2010)
Kelompok 3|3 1.2 TUGAS DAN FUNGSI ALU Tugas utama dari ALU (Arithmetic And Logic Unit) adalah melakukan semua perhitungan aritmatika atau matematika yang terjadi sesuai dengan instruksi program. ALU melakukan operasi aritmatika yang lainnya. Seperti pengurangan, pengurangan, dan pembagian dilakukan dengan dasar penjumlahan. Sehingga sirkuit elektronik di ALU yang digunakan untuk melaksanakan operasi aritmatika ini disebut adder. Tugas lain dari ALU adalah melakukan keputusan dari operasi logika sesuai dengan instruksi program. 1.3 ADDER ALU Adder merupakan rangkain ALU yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan, dalam hal ini adder digunakan untuk memproses operasi aritmatika, maka adder juga sering disebut rangkaian kombinasional aritmatika. Adder terdapat 3 (tiga) jenis yaitu: 1. Rangkaian adder yang hanya menjumlahkan dua bit disebut Half Adder (HA). Rangkain half adder merupakan dasar bilangan biner yang masing-masing hanya terdiri dari satu bit, oleh karena itu dinamakan penjumlah tak lengkap. - Jika A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0.
Kelompok 3|4 - Jika A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 1. - Jika A=1 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0. Dengan nilai pindahan C (Carry Out) = 1. Dengan demikian, HA memiliki 2 (dua) masukan (A dan B), dan dua luaran (S dan C). Gambar 1.2 Half Adder (Wikimedia, 2016) 2. Rangkaian adder yang hanya menjumlahkan tiga bit disebut Full Adder (FA). Full adder adalah rangkaian elektronik yang bekerja melakukan perhitungan penjumlahan sepenuhnya dari dua buah bilangan binary, yang masingmasing terdiri dari satu bit. Rangkaian ini memiliki tiga input dan dua buah output, salah satu input merupakan nilai dari pindahan penjumlahan, kemudian sama seperti pada HA salah satu outputnya dipakai sebagai tempat nilai pindahan dan yang lain sebagai hasil dari penjumlahan.
Kelompok 3|5 Gambar 1.3 Full Adder (Wikipedia, 2017) 3. Rangkaian adder yang menjumlahkan banyak bit disebut Paralel Adder (PA). Paralel Adder adalah rangkaian FA yang disusun secara paralel dan berfungsi untuk menjumlahkan bilangan biner berapa pun bitnya, tergantung jumlah Full Adder yang diparalelkan. Gambar dibawah ini menunjukan PA yang terdiri dari 4 buah FA yang disusun paralel sehingga membentuk sebuah penjumlahan 4 bit Gambar 1.4 Paralel Adder (Wikipedia, 2017)
Kelompok 3|6 REPRESENTASI INTEGER DAN NILAI TANDA 2.1 REPRESENTASI INTEGER Terdapat 2 pendekatan dalam penyajian Representasi Integer. 2.2 UNSIGNED MAGNITUDE Komputer di era modern biasanya mendukung bilangan integer 8, 16, 32, atau 64 bit. Bit Range 8 0 to 28 – 1 (255) 16 0 to 216 – 1 (63,535) 32 0 to 232 – 1 (4,294,967,295) 64 0 to 264 – 1 (18,446,744,073,709,661,615 = 1.844674407 x 1019) Tabel 2.1 Range Integer Biner Unsigned1 Di bawah ini contoh untuk data integer positif dan negative dengan menggunakan data 4-bit. Desima l Unsigned Magnitud e Sign Magnitu de One’s Kompleme n Two’s Kompleme n +16 - - - - +15 1111 - - -
Kelompok 3|7 +14 1110 - - - +13 1101 - - - +12 1100 - - - +11 1011 - - - +10 1010 - - - +9 1001 - - - +8 1000 - - - +7 111 111 111 111 +6 110 110 110 110 +5 101 101 101 101 +4 100 100 100 100 +3 11 11 11 11 +2 10 10 10 10 +1 1 1 1 1 +0 0000 0000 0000 0000 -0 1000 1111 -1 - 1001 1110 1111 -2 - 1010 1101 1110 -3 - 1011 1100 1101 -4 - 1100 1011 1100 -5 - 1101 1010 1011 -6 - 1110 1001 1010 -7 - 1111 1000 1001 -8 - - - 1000 -9 - - - - -10 - - - - -11 - - - - Tabel 2.2 Representasi Data Integer 4-bit Dengan menggunakan data yang sama pada table 2, asumsi dengan data biner direpresentasikan sebagai berikut.
Kelompok 3|8 Binar y Unsigne d Sign and Magnitud e One’s Kompleme n Two’s Kompleme n 0000 0 0 0 0 0001 1 1 1 1 0010 2 2 2 2 0011 3 3 3 3 0100 4 4 4 4 0101 5 5 5 5 0110 6 6 6 6 0111 7 7 7 7 1000 8 -0 -7 -8 1001 9 -1 -6 -7 1010 10 -2 -5 -6 1011 11 -3 -4 -5 1100 12 -4 -3 -4 1101 13 -5 -2 -3 1110 14 -6 -1 -2 1111 15 -7 -0 -1 Tabel 2.3 Representasi Data Biner 4-bit3 Dalam bentuk persamaan secara umum unsigned integer magnitude untuk n bit; Kelemahan unsigned integer magnitude, hanya dapat menyatakan bilangan positif saja.sehingga tidak dipergunakan pada bilangan integer negatif.
Kelompok 3|9 2.3 SIGNED MAGNITUDE (KOMPLEMEN DUA) Format paling umum yang digunakan untuk representassi data integer yang diproses pada komputer modern adalah komplemen dua (2s’). Dalam sistem biner, representasi bilangan signed berisi tanda (sign) dan besar nilai (magnitude), Tanda diyatakan oleh bit paling kiri (0) = bilangan positif, (1) = bilangan negatif). Contoh ; + 14 10 = 01110 2s’ Dan - 14 10 = 10001 + 1 = 10010 2s’ Bit Range 8 -2 7 0 (-128) to +27 -1 (+127) 16 -2 15 (-32,768) to +215 -1 (32,767) 32 -2 31 (-2,147,483,648) to +231 -1 (+2,147,483,647) 64 -2 63 (-9,223,372,036,854,775,808) to +263 -1 (9,223,372,036,854,775,807) Tabel 2.4 Range Integer Biner Signed 4 Di bilangan signed, terdapat 3 (tiga) format yang umum digunakan untuk representasi bilangan negative ;
Kelompok 3|10 2.4 SIGN MAGNITUDE Bilangan sign-magnitude menggunakan 1 bit paling kiri untuk Dalam sistem biner, representasi bilangan signed berisi tanda (sign) dan besar nilai (magnitude), Tanda diyatakan oleh bit paling kiri (0) = bilangan positif, (1) = bilangan negatif). 0 1 2 3 4 5 6 7 Posi tif 00 00 00 01 00 10 00 11 01 00 01 01 01 10 01 11 Neg atif 10 00 10 01 10 10 10 11 11 00 11 01 11 10 11 11 Tabel 2.5 Sign Magnitude Dalam bentuk persamaan secara umum sign integer magnitude untuk n-bit;
Kelompok 3|11 2.5 KOMPLEMEN Bilangan n-bit negatif K dapat diperoleh dari mengurangkan 2 n – 1 dengan bilangan positif ekivalennya P. dalam bentuk rumus 1S’ = ( 2n – 1 ) – P 0 1 2 3 4 5 6 7 Posi tif 00 00 00 01 00 10 00 11 01 00 01 01 01 10 01 11 Neg atif 11 11 11 10 11 01 11 00 10 11 10 10 10 01 10 00 Tabel 2.6 1’s komplemen 2.6 KOMPLEMEN Bilangan n-bit negatif K dapat diperoleh dari mengurangkan 2 n dengan bilangan positif ekivalennya P. dalam bentuk rumus 2S’ = 2n – P 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Pos itif 00 00 00 01 00 10 00 11 01 00 01 01 01 10 01 11 - Ne gati f 00 00 11 11 11 10 11 01 11 00 10 11 10 10 10 01 10 00
Kelompok 3|12 Tabel 2.7 1’s komplemen Hubungan point (b) dan (c), bahwa 2’s Komplemen dapat dibentuk dengan mengkomplemenkan tiap bit bilangan dan menambahkan 1. 2.7 REPRESENTASI NILAI TANDA Perlakuan bit paling berarti (paling kiri) di dalam word sebagai bit tanda. Bila bit paling kiri adalah 0 maka bilangan tersebut positif. Bila bit paling kiri adalah I maka bilangan tersebut negative. Contoh: +2110 = 0 00101012 - 2110 = 1 00101012
Kelompok 3|13 SISTEM BILANGAN Sistem bilangan yang banyak digunakan manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol. Logika Komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan (two-state elements) yaitu off dan on. Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binari yang hanya menggunakan 2 macam nilai untuk mewakili besaran nilai. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base/radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu: 1. Desimal (Basis 10), 2. Biner (Basis 2), 3. Oktal (Basis 8) dan 4. Hexadesimal (Basis 16). 3.1 DESIMAL Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction). Notasi :
Kelompok 3|14 ∑ (Nx10ª) Keterangan: N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 a =..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … (bilangan bulat yang menyatakan posisi relatif N terhadap koma atau satuan). Contoh: 32510 = (3 x 102 ) + (2 x 101 ) + (5 x 100 ) = (3 x 100) + (2 x 10) + (5 x 1) = 300 + 20 + 5 = 32510 3.2 BINER Karena transaksi elektronik logika dengan arus yang sedang aktif atau tidak aktif telah ditemukan, maka untuk mewakili kuantitas dapat dengan mudah dimengerti oleh aritmatika komputer ketika nilainya diubah dalam bentuk biner. Jadi, daripada harus berbeda sepuluh angka, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9, di aritmetika biner, hanya ada dua digit berbeda, 0 dan 1. Ketika pindah ke kolom berikutnya, bukan mewakili angka kuantitas yang sepuluh kali lebih besar, hanya merupakan sebuah kuantitas yang dua kali lebih besar.
Kelompok 3|15 Dengan demikian, angka pertama ditulis dalam biner sebagai berikut: Desimal Biner Nol 0 0 Satu 1 1 Dua 2 10 Tiga 3 11 Empat 4 100 Lima 5 101 Enam 6 110 Tujuh 7 111 Delapan 8 1000 Sembilan 9 1001 Sepuluh 10 1010 Sebelas 11 1011 Dua belas 12 1100 Tabel 3.1 Biner Dengan demikian, hanya ada bilangan 0 & 1 untuk merepresentasikan semua angka. Dalam sistem biner (basis-2) mempunyai simbol angka (numerik) sebanyak 2 buah simbol, yaitu 0 dan 1, Nilai suatu bilangan basis 2 dalam basis 10 dapat dinyatakan sebagai: ∑ (Nx2ª) N = 0 atau 1; dan a = …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … (bilangan bulat dalam desimal yang menyatakan posisi relatif N terhadap koma atau satuan).
Kelompok 3|16 3.2.1 KONVERSI BILANGAN BINER > DESIMAL 11012 = (1 x 23 ) + (1 x 22 ) + (1 x 21 ) + (1 x 20 ) = 8 + 4 + 0 + 1 = 1310 3.2.2 KONVERSI BILANGAN DESIMAL > BINER 5010 = 50 2 = 25 sisa 0 = 25 2 = 12 sisa 1 = 12 2 = 6 sisa 0 = 6 2 = 3 sisa 0 = 3 2 = 1 sisa 1 Maka hasilnya adalah 1100102.
Kelompok 3|17 3.3 OKTAL Dalam sistem oktal (basis-8) memupnyai simbol angka (numerik) sebanyak 8 buah simbol, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Nilai suatu bilangan basis-8 dalam basis-10 dapat dinyatakan sebagai: ∑ (Nx8ª) Dimana N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7; dan a-3, -2, - 1, 0, 1, 2, 3, (bilangan bulat dalam desimal yang menyatakan posisi relatif N terhadap koma atau satuan). 3.3.1 KONVERSI BILANGAN OKTAL > DESIMAL 4568 = (4 x 82 ) + (5 x 81 ) + (6 x 80 ) = 256 + 40 + 6 = 30210 Maka hasilnya adalah 1438. 3.4 HEKSADESIMAL Sistem heksa-desimal (basis-16) mempunyai simbol angka (numerik) sebanyak 16 buah simbol. Karena angka yang telah dikenal ada 10 maka perlu diciptakan 6 simbol angka lagi yaitu A, …, D, E, dan F dengan nilai A16 = 1010, B16 = 1110, C16 = 1210, D16 = 1310, E16 = 1410 dan F16 = 1510. Dengan demikian simbol
Kelompok 3|18 angka- angka untuk sistem heksa-desimal adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E,dan F. 3.4.1 KONVERSI BILANGAN HEKSADESIMAL > DESIMAL 1AE16 = (1 x 162 ) + (10 x 161 ) + (14 x 160 ) = 256 + 160 + 14 = 43010 3.4.2 KONVERSI BILANGAN DESIMAL HEKSADESIMAL 25610 = 256 10 = 16 sisa 0 = 16 16 = 1 sisa 0 Maka hasilnya adalah 10016.
Kelompok 3|19 OPERASI BILANGAN 4.1 ARITMATIKA BINER Operasi aritmatika aritmatika untuk bilangan bilangan biner dilakukan dilakukan dengan cara hampir sama dengan opersai opersai aritmatika aritmatika untuk bilangan bilangan desimal desimal. Penjumlahan Penjumlahan, pengurangan pengurangan, perkalian perkalian dan pembagian pembagian dilakukan dilakukan digit per digit. per digit. Kelebihan Kelebihan nilai suatu digit pada proses penjumlahan penjumlahan dan perkalian perkalian akan menjadi menjadi bawaan (carry) yang (carry) yang nantinya nantinya ditambahkan ditambahkan pada digit sebelah sebelah kirinya kiriny. 4.1.1 PENJUMLAHAN Aturan penjumlahan pada biner : 0 + 0 = 0 0 + 1 = 1 1 + 0 = 1 1 + 1 = 0 >> Menyimpan 1
Kelompok 3|20 4.1.2 PENGURANGAN Aturan pengurangan pada biner : 0-0 = 0 4.1.3 PERKALIAN Aturan perkalian pada biner : 0 x 0 = 0 1 x 0 = 0 0 x 1 = 0 1 x 1 = 1
Kelompok 3|21 4.1.4 PEMBAGIAN Aturan pembagian pada biner : 0 / 1 = 0 1 / 1 = 0 Contoh 4.2 ARITMATIKA OKTAL 4.2.1 PENJUMLAHAN Aturan dasar penjumlahan oktal
Kelompok 3|22 4.2.2 PENGURANGAN Contoh 4.2.3 PERKALIAN Langkah-langkahnya 1. Kalikan masing-masing kolom secara decimal 2. Ubah dari decimal ke octal 3. Tuliskan hasil dari digit paling kanan hasil octal 4. Apabila hasil dari tiap-tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit paing kanan merupakan carry
Kelompok 3|23 untuk ditambahkanpada hasil kolom selanjutnya 5. Tahap terakhir jumlahkan tiap-tiap kolom dengan memberikan jarak 1 angka ke kiri Contoh: 4.2.4 PEMBAGIAN 4.3 ARITMATIKA HEKSADESIMAL 4.3.1 PENJUMLAHAN Operasi Penjumlahan heksadesimal sama seperti penjumlahan pada decimal (hanya untuk angka diatas 9 diganti huruf)
Kelompok 3|24 4.3.2 PENGURANGAN 4.3.3 PERKALIAN Langkah-langkah 1. Kalikan masing-masing kolom secara decimal 2. Ubah dari decimal ke heksadesimal 3. Tuliskan hasil dari digit paling kanan hasil heksadesimal 4. Jika ahsil perkalian tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit yang berada pada posis yang paling kiri meupakan carry of untuk ditambahakan pada hasil perkalian kolom berikutnya
Kelompok 3|25 Contoh: 4.3.4 PEMBAGIAN
Kelompok 3|26 TENTANG PENULIS Adhitya Nugraha Saya Adhitya Nugraha lahir pada hari minggu tanggal 09 maret 2005, saya memyukai hobi sepak bola, badminthon sejak kecil sampai sekarang, keseharian saya sekarang kuliah di UNIKU jurusan SISTEM INFORMASI dan pada lingkungan kampus selain kuliah saya mengikuti UKM Futsal sejak semester awal sampai sekarang. Anisa Ramdhani Saya Anisa Ramdhani yang lahir di Kuningan pada tanggal 06 November 2004. Saya merupakan owner Anisa makeup dan keseharian saya pada saat ini selain dari kuliah adalah menerima pesanan jasa makeup. sisipkan foto terbaik anda di sini
Kelompok 3|27 Muhamad Fikri Hai… Saya Muhamad Fikri, kalian bisa panggil saya Fikri. Saya lahir di Kuningan pada tanggal 23 Maret 2003. Dari kecil saya mempunyai hobi main bola dan saya juga suka sekali otak-atik komputer sampai pada akhirnya saya kuliah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan dengan jurusan Sistem Informasi. Saya mempunyai cita-cita menjadi Data Analis. Syara Martha Pegrimart Hai... aku Syara Martha Pegrimart seorang gadis yang sering dipanggil Yaya. Lahir hari Minggu pada tanggal 28 Maret 2004 oleh seorang perempuan yang kini ku panggil dengan sebutan Ibu. Aku sangat menyukai membaca. Membaca novel, webtoon bahkan wattpad. Hal itu membuat aku sedikit terbesit untuk menjadi seorang penulis. sisipkan foto terbaik anda di sini sisipkan foto terbaik anda di sini
Kelompok 3|28 DAFTAR PUSTAKA Nizirwan Anwar & Team, (2018), Organisasi dan Arsitektur Komputer, Jakarta Ir.Heru Nurwarsito M.Kom, Barlian Henryranu P S.T M.T dan Eko Saksi Pramukantoro S.Kom M.Kom, (2012), Arsitektur dan Organisasi Komputer, Malang, Brawijaya University Hani Irmayanti M.Kom, (2019), Operasi Aritmatika Bilangan Biner, Octal dan Heksadesimal