MEDIA PEMBELAJARAN
HAND’ CHANELL
SRI HANDAYATI, M.Pd
Instansi: SMP N 1 Pandaan
Mapel : IPA
Email : [email protected]
Blog : https://blog-saintic.blogspot.com/
ZAT ADITIF PADA MAKANAN
Pernahkah kamu membeli kue atau
minuman dengan warna mencolok?
Terbuat dari apakah warna tersebut?
Apakah zat warna yang digunakan pada
makanan tersebut berasal dari tumbuhan?
ZAT ADITIF PADA
MAKANAN
01 Pengertian Zat Aditif
02 Macam-macam Zat aditif
03 Batas Penggunaan Zat Aditif.
04 Pengaruh zat aditif pada Kesehatan
01
Pengertian Zat Aditif
Zat aditif adalah suatu zat, yang ditambahkan ke dalam sebuah produk makanan
atau minuman, dengan tujuan untuk mempercantik warna, menguatkan rasa,
mengatur keasaman, memperpanjang umur penyimpanan produk dan lain-lain.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu
dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang
mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan
Zat Aditif Pada Makanan
Zat aditif yang paling umum digunakan oleh
masyarakat adalah garam, gula, cuka, dan rempah-
rempah, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan
bumbu dapur. Dari jenisnya, sebenarnya zat aditif
itu terbagi menjadi 2 macam, zat aditif alami dan
zat aditif buatan(sintetis). Mengapa sampai ada zat
aditif buatan?
Perkembangan industri dan permintaan manusia
tidak dapat terpenuhi karena zat aditif alami
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memprosesnya, selain itu zat alami belum tentu
bisa didapatkan di semua tempat
Zat Aditif Pada Makanan
Sifat zat aditif antara lain:
1. mempertahankan nilai gizi bahan makanan
2. memberi daya tarik pada penampilan
lebih awet dalam penyimpanan
3. tidak mengurangi zat-zat esensia dalam
makanan
4. memperbaiki mutu makanan.
02
Macam-macam Zat aditif
Dari jenisnya, sebenarnya zat aditif itu terbagi menjadi 2 macam, zat aditif alami dan
zat aditif buatan(sintetis). Mengapa sampai ada zat aditif buatan?
Macam-macam
zat aditif
01 Zat Pewarna.
02 Zat Pengawet.
03 Zat Pemanis
04 Zat Penyedap
05 Zat Pemberi Aroma
Zat Pewarna
Zat aditif bahan pewarna biasanya digunakan untuk
mempercantik dan memperkuat warna suatu makanan atau
minuman. Hal ini diperlukan karena terkadang warna bahan
yang dipakai sebagai bahan baku dapat luntur ketika
dilakukan proses pengolahan. Makanya bahan pewarna
diperlukan dan dipakai dalam industri makanan dan
minuman.
Zat Pewarna
Tujuan pemberian zat warna makanan adalah untuk
menambah daya tarik terhadap makanan. Pembagian
zat pewarna makanan pada dasarnya di bagi menjadi 2
macam yaitu:
- Pewarna alami : Zat aditif yang berasal dari bahan
nabati contoh zat pewarna alami adalah warna
hijau (daun pandan, daun suji, dan daun katuk),
warna uning merah (wortel).
- Pewarna Buatan: at aditif makanan yang memang
dengan sengaja dibuat oleh manusia.
Sebagai contoh zat pewarna buatan adalah merah
(eritrosin) biasanya dalam es krim, saus, jeli.Biru
berlian biasanya dalam es krim dan selai. FCF
berwarna hijau, biasanya dipakai dalam pembuatan
es krim dan warna buah kaleng. Coklat HT biasanya
di dalam minuman soft drink
Zat Pewarna
Tujuan pemberian zat warna makanan adalah untuk
menambah daya tarik terhadap makanan. Pembagian
zat pewarna makanan pada dasarnya di bagi menjadi 2
macam yaitu:
- Pewarna alami : Zat aditif yang berasal dari bahan
nabati contoh zat pewarna alami adalah warna
hijau (daun pandan, daun suji, dan daun katuk),
warna uning merah (wortel).
- Pewarna Buatan: at aditif makanan yang memang
dengan sengaja dibuat oleh manusia.
Sebagai contoh zat pewarna buatan adalah merah
(eritrosin) biasanya dalam es krim, saus, jeli.Biru
berlian biasanya dalam es krim dan selai. FCF
berwarna hijau, biasanya dipakai dalam pembuatan
es krim dan warna buah kaleng. Coklat HT biasanya
di dalam minuman soft drink
Pengawet
Tujuan pemakaian zat pengawet
adalah untuk mengawetkan makanan
yaitu dengan cara menghambat
pertumbuhan jamur dan bakteri
supaya makanan tidak mudah rusak di
udara terbuka karena adanya proses
oksidasi. Zat pegawet makan pun
dapat digolongan menjadi 2 macam
yaitu zat pengawet alami dan zat
pengawet sintetis.
Pengawet
Bahan Pengawet Makanan Alami
•Garam.
Bahan pengawet makanan alami
pertama yang bisa dimanfaatkan adalah
garam. Sejak zaman dulu, garam
menjadi bahan pengawet makanan. ...
•Gula. Gula juga digunakan sebagai
bahan pengawet makanan alami sejak
zaman dulu.
•Cuka. Cuka merupakan produk hasil
fermentasi dari bahan acetobacter.
Zat Pengawet
Bahan Pengawet Makanan Buatan
beberapa pengawet buatan yang masih dinilai aman
untuk dikonsumsi manusia dalam kadar normal.
1. Asam sorbat
Asam sorbat dapat ditemukan secara alami dalam
buah-buahan, terutama jenis beri. Tapi ketika
digunakan sebagai pengawet, asam ini harus diolah
terlebih dulu.
2. Asam benzoat dan natrium benzoate
Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk
garamnya, yakni natrium benzoat. Versi asamnya tidak
bisa larut dalam air
3. Sulfit
Dikenal juga sebagai sulfur dioksida. Sulfit banyak
digunakan untuk mengawetkan makanan seperti
daging, buah-buahan, jus buah, sayur, sirup, wine, dan
selai.
4. Nitrat dan nitrit: ditemukan pada sayur
5.Nisin: dihasilkan dari bakteri asam laktat
Zat Pemanis
Pemanis adalah senyawa kimia yang
sering ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan,
industri serta minuman dan makanan.
Pemanis termasuk ke dalam bahan
tambahan kimia selain antioksidan,
pemutih, pengawet, pewarna dan lain-
lain..
Zat Pemanis
Berdasarkan sumbernya bahna
pemanis dikelompokkan kedalam 2
jenis, yaitu pemanis alami dan
pemanis buatan
Pemanis alami merupakan bahan
pemberi rasa manis yang diperoleh
dari bahan nabati maupun hewani.
Contoh gula tebu, gula merah, madu,
dan kulit kayu manis
Pemanis buatan adalah zat kimia yang
dicampurkan ke produk makanan
sebagai pengganti gula alami untuk
menambah cita rasa manis
-- Bahan Pemanis Buatan --
Memiliki rasa dengan rasa atau asesulfam rasanya 700 kali rasanya 50 kali lebih
600 kali lebih kalium. Rasanya lebih kuat manis dibandingkan
manis 200 kali manis 200 kali lebih dibandingkan gula pasir. Siklamat
dibandingkan manis dengan gula pasir dapat berbentuk
lebih kuat gula pasir. dibandingkan kalsium siklamat
gula pasir dan natrium
dibandingkan , siklamat
dengan gula
pasir.
Bahan Penyedap
•Penyedap rasa adalah bahan
tambahan makanan yang
memberikan rasa pada bahan tertentu,
sehingga suatu makanan dapat
bertambah manis, asam, dan
sebagainya. Umumnya penyedap rasa
diberikan kepada makanan yang tidak
atau kurang memiliki rasa (misal agar-
agar, masakan berkuah, dan
sebagainya) sehingga disukai
konsumen.
Bahan Penyedap
Penyedap rasa juga memberikan rasa yang
lebih konsisten pada makanan sehingga
sering digunakan untuk usaha kuliner.
Berbagai merek terkenal, seperti Totole,
Masako, dan Biomiwon merupakan contoh
penyedap makanan
Pemberi Aroma
Bahan penyedap dan bahan
pemberi aroma menjadi salah satu
zat aditif yang familiar di
masyarakat. Meskipun begitu
penggunaannya harus tetap
dibatasi sesuai kebutuhan. Selain
bahan penyedap, bahan pemberi
aroma bisa didapatkan dari
golongan ester dengan rasa dan
aroma buah. Sehingga makanan
memiliki rasa seperti buah aslinya
tanpa harus mengeluarkan banyak
biaya yng dibutuhkan dari hasil
sari buah alami.
Bahan Pemberi Aroma
Berikut merupakan bahan pemberi
aroma yang biasa digunakan untuk
menambah cita rasa makanan.
Butil asetat, oktil asetat, Etil butirat,
amil valerat, mentol dll
03
Batas Penggunaan
Batas Maksimal Cara Produksi Pangan yang Baik atau Good Manufacturing Practice yang
selanjutnya disebut Batas Maksimal CPPB adalah konsentrasi BTP secukupnya yang
digunakan dalam Pangan untuk menghasilkan efek teknologi yang diinginkan
(PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 11 TAHUN 2019
TENTANG BAHAN TAMBAHAN PANGAN)
Bahan Pemberi Aroma
Acceptable Daily Intake yang
selanjutnya disingkat ADI adalah
jumlah maksimal BTP dalam miligram
per kilogram berat badan yang dapat
dikonsumsi setiap hari selama hidup
tanpa menimbulkan efek merugikan
terhadap kesehatan.
04
Pengaruh Zat Aditif Pada Kesehatan
Zat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan
untuk tujuan tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak
sengaja muncul pada makanan. Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses
pengolahan makanan. Secara keseluruhan, penggunaan zat – zat aditif untuk
campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif
Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif
Zat iodin dapat kita peroleh dari garam
dapur yang biasa digunakan untuk
memberikan rasa asin pada makanan.
Selain penyakit gondok,kekurangan iodin
dapat pula menyebabkan penyakit
kretinisme (kekerdilan). Orang yang
memiliki penyakit diabetes mellitus
(kencing manis) perlu menjaga kestabilan
kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini
dapat disebabkan karena pola hidup yang
tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan
kadar gula dalam darah, bagi penderita
diabetes melitus disarankan untuk
mengkonsumsi sakarin (pemanis buatan)
sebagai pengganti gula
Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
Penggunaaan zat aditif pada makanan
sering kali menimbulkan berbagai dampak
negatif.
Makanan yang megandung pewarna
tekstil akan menimbulkan dampak negatif
bagi tubuh. Hal ini karena pewarna tekstil
bukan pewarna yag digunakan untuk
makanan, yang mana pada pewarna
tekstil mengandung residu logam berat
yang dapat menumpuk dalm tubuh, dan
akhirnya akan membuat tubuh menjadi
rusak. Penggunaan pewarna tekstil pada
makanan tidak dianjurkan, baik dalam
jumlah kecil atau besar.
Dampak Aditif pada Makanan
Dampak negatif penggunaan
BTP berlebih untuk jangka
pendek adalah sakit perut,
diare, demam, sakit kepala,
mual, dan muntah, sedangkan
efek jangka panjang dapat
menyebabkan memicu
timbulnya kanker atau
karsinogenik, gangguan saraf,
gangguan fungsi hati, iritasi
lambung, dan perubahan fungsi
sel.
Dampak penyedap Rasa
Dengan adanya penyedap rasa,
makanan akan lebih enak dan nikat.
Akan tetapi jika penyedap rasa
digunakan melebihi batas ambang
penggunaanya maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ
tubuh. Seperti halnya dengan
penggunaan Mononatrium Glutamate
dan Monosodium Glutamate yang
berlebih maka akan menyebabkan
kelaianan hati, trauma, stress, demam
tinggi, migran, asma,
ketidakmampuan dalam belajar
hingga depresi
Upaya mengurangi dampak
negative zat aditif
❑ Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
aditif tidak berlebihan
❑ Teliti memilih makanan yang mengandung zat
aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau
cacat lainnya
❑ Bau juga aromanya. Bau apek atau tengik
menandakan bahwa makanan tersebut sudah
rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Upaya mengurangi dampak
negative zat aditif
❑ Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan
sebagai bahan makanan.
❑ Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.
❑ Perhatikan kualitas makanan dan tanggal
produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat
pada kemasan makanan yang akan dikonsumsi
❑ Amati komposisi serta bahan – bahan kimia
yang terkandung dalam makanan dengan cara
membaca komposisi bahan pada kemasan
❑ Memeriksa apakah makanan yang akan
dikonsumsi telah terdaftar di Departemen
Kesehatan atau belum