Volume (3) Nomor (1) Edisi Januari 2015 Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id
Suarya, IM; Djaja Baruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP;
Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan Salain, IP;
Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada, IGAB;
Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
ISSN: 9 772338 505007
e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.
JURUSAN ARSITEKTUR i
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
[email protected]
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (3) Nomor (1) Edisi Januari 2015
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Penanggung Jawab
I Made Suarya
Pengarah
A.A. Gde Djaja Bharuna
I Ketut Mudra
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris Arsitektur dan Desain Riset
I Wayan Yuda Manik Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Bendahara
Ni Made Swanendri ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Penyunting dan Reviewer Volume (3) Nomor 1 Edisi Januari 2015
Putu Rumawan Salain ISSN No. 9 772338 505007
Ngakan Putu Sueca
Hak Cipta 2015 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Gusti Ayu Made Suartika Udayana
I Nyoman Susanta
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
I Gusti Agung Bagus Suryada UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan
mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
Tim Validasi website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
I Ketut Mudra
I Made Widja Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
Syamsul Alam Paturusi jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
I Wayan Kastawan kontributor.
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit
I Made Widja
Ngakan Putu Sueca
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo
ii eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505007
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (3) Nomor (1) Edisi Januari 2015 iii
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia. Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain
itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 3 nomor
1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai jurnal ini. Seluruh artikel volume ini merupakan hasil perasan dari Tugas Akhir
mahasiswa. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar
perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-
satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 3 nomor 1 ini.
Redaktur
iv eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505007
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ........................................................................................................ ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ...................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ......................................... iii
Editorial ............................................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................ v
1. Konsep Tata Guna Lahan Kawasan Pantai Seseh, Mengwi, Badung. Pendekatan Penataan
Kawasan Multi Aktifitas
(I Putu Eka Mulyawan, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, Syamsul Alam Paturusi) ...................................................1-6
2. Pusat Kajian Agama Buddha di Denpasar, Bali
(Liengga Artha, Nengah Keddy Setiada, I Nyoman Widya Paramadhyaksa).........................................................7-12
3. Gedung Olahraga Futsal di Badung, Bali. Konsep Struktur Rangka Ruang dan Utilitas Alami
Pada Gedung Olahraga
(Putu Adi Pratama, Ida Ayu Armeli, Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ................................................................ 13-16
4. Implikasi Perilaku Anak Terhadap Besaran Ruang. Kasus Studi Perancangan Rumah Kreatif
Anak Putus Sekolah
(Mayang Karinda, Widiastuti, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S).......................................................................17-20
5. Penerapan Tema Cahaya dalam Metafora Pada Pusat Fotografi
(I Gusti Ngurah Bayu Aditya Pidada, I Wayan Meganada, I Putu Sugiantara).....................................................21-24
6. Pengadaan Pasar Burung di Kabupaten Badung, Bali
(Anak Agung Gde Aditya Kartika Yudha, I Made Widja, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................25-28
7. Luxury Eco-Villa. Konsep Ekologi Pada Akomodasi Pariwisata
(Anak Agung Ayu Lani Ratnasari, Ida Bagus Ngurah Bupala, I Ketut Muliawan Salain)......................................29-34
8. Denpasar International Speed Park
(Made Sidartha Mantrasasmita, I Wayan Kastawan, I Wayan Meganada) ..........................................................35-40
9. Pusat Meditasi Transcendental di Tabanan. Tema dan Konsep Perancangan
(I Nyoman Alit Sukarma Mega, Evert Edward Moniaga, I Nyoman Susanta).......................................................41-44
10. Industri Pengolahan Tanaman Obat di Kabupaten Badung, Bali
(I Ketut Andika Widnyana, Syamsul Alam Paturusi, Ketut Mudra) .......................................................................45-48
11. Pusat Hiburan Digital di Legian Badung
(I Gusti Agung Bagus Erlangga Nugraha, I Made Suarya, I Wayan Kastawan) ..................................................49-52
12. Perancangan Akomodasi Vila di Nusa Lembongan, Bali. Penerapan Arsitektur Neo Vernakular
(Roberto Gede Bagus Mahaputra, I Wayan Kastawan) ......................................................................................53-58
13. Aplikasi Solatube Pada Bangunan Eco-Rental Office
(Febby Arsyi Syakirin, I Nyoman Sudiarta, Ni Made Swanendri) .........................................................................59-62
14. Fasilitas Pengobatan Holistik di Denpasar Barat. Pendekatan Konsep Fasilitas Pengobatan
dengan Arsitektur Hijau
(I Gusti Ngurah Adi Nara Kusuma, Ida Bagus Gde Primayatna , Ida Ayu Armeli) ...............................................63-66
15. Perpustakaan Umum Kota Denpasar, Bali. Kajian Teoritis
(Wienda Permata Sari, Ngakan Putu Sueca, Anak Agung Gde Dharma Yadnya)...............................................67-70
16. Pusat Pelatihan Bola Voli di Denpasar, Bali
(I Gede Wira Darma, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S, Putu Rumawan Salain) ..............................................71-76
17. Kondominium di Denpasar. Suatu Pendekatan Melalui Program Arsitektur
(Benny Edward Tarigan, Ida Bagus Gde Wirawibawa, Ida Ayu Armeli) ...............................................................77-80
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (3) Nomor (1) Edisi Januari 2015 v
18. Tempat Penangkaran Anjing Ras Kintamani di Kintamani, Bali
(I Ketut Budiartha Ruma, I Gusti Agung Bagus Suryada, I Made Suarya) ...........................................................81-84
19. Fasilitas Perdagangan Komputer di Denpasar, Bali
(I Wayan Agus Wiriana, Evert Edward Moniaga, I Wayan YudaManik) ...............................................................85-90
20. Evaluasi Purna Huni Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Duta Anak Learning Center di
Kerobokan, Bali. Kasus studi : Suatu Kajian terhadap Ruang Kantor Pengelola
(Gita Kalvario Turker, I Wayan Wiryawan, Nyoman Surata) ................................................................................91-96
21. Pusat Penghobi Plastik Model Kit dan Die-Cast di Denpasar Bali
(I Gede Ekaguna Persadha Utama, Ida Ayu Armeli, A. A. Ayu Oka Saraswati).................................................97-100
22. Gelanggang Olahraga Udayanna di Kampus Bukit Jimbaran, Bali
(Adrian Kresna Sanjaya, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gede Primayatna) ..............................................101-106
23. Pengembangan Obyek Wisata Sendang Tirta Marta Sani, Pati, Jawa Tengah. Kasus studi :
Pemanfaatan Potensi Alam dan Cagar Budaya sebagai Tujuan Rekreasi Keluarga
(Eric Andoko WIcaksono, Ida Bagus Sarjana, A. A. Gede Djaja Bharuna) ......................................................107-112
24. Penerapan Tema “Clean and Energic” pada Perancangan Pusat Kebugaran dan Hiburan di Kota
Mataram, Lombok. Kasus Studi : Pada Fasilitas Multifungsi Temoat Kebugaran dan Hiburan
dalam Satu Tempat
(Made Aditya Segara Putra, I Wayan Meganada, WIdiastuti) ..........................................................................113-116
25. Fasilitas Olahraga Gateball di Denpasar, Bali. Kasus studi : Sebuah Penerapan Eleman
Arsitektur Lansekap
(I Gusti Agung Gde Angga Harsawan, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara) .........................................117-120
26. Industri Kerajinan Kulit di Badung Bali
(Zacky Faziur Radzi H, I Nengah Lanus, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) .................................................121-124
27. Fasilitas Wisata Air di Pantai Amed, Karangasem, Bali. Kasus Studi : Harmonisasi Arsitektur dan
Lingkungan dengan Penerapan Konsep Arsitektur Tropis
(I Putu Benny Sudarsana, I Gusti Agung Bagus Suryada, Ida Bagus Sarjana)................................................125-130
28. Skatepark di Badung, Bali. Kasus studi : Suatu Pendekatan melalui Program Arsitektur
(I Gusti Ngurah Teja Antara, Gusti Ayu Made Suartika, I Wayan Meganada)..................................................131-134
29. Gedung Pameran Otomotif di Denpasar
(I Wayan Eka Supartama, Putu Sugiantara, I Made Suarya) ...........................................................................135-138
30. Tempat Pertunjukan Serta Pengembangan Seni Tari Kecak dan Barong di Denpasar, Bali
(I Made Darmika, Ni Made Swanendri, I Gusti Bagus Budjana).......................................................................139-142
31. Vastu dan Mandala Pura Maospahit Gerenceng di Denpasar
(I Ketut Sudirga Artha, Ni Nyoman Surata, I Wayan Kastawan).......................................................................143-148
32. Desain Ruang Kelas SMK Industri di Denpasar, Bali
(I Pande Putu Suryanata Mulyawan, Ida Ayu Armeli, I Gusti Ngurah Bagus Bupala) .....................................149-154
vi eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505007
FASILITAS WISATA AIR DI PANTAI AMED, KARANGASEM, BALI
Harmonisasi Arsitektur dan Lingkungan dengan
Penerapan Konsep Arsitektur Tropis
I Putu Benny Sudarsana1), I Gusti Agung Bagus Suryada2), dan Ida Bagus Sarjana3)
1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]
2)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]
3)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]
ABSTRACT
The island of Bali is one of the provinces in Indonesia, famous around the world as a tourist destination. The island of
Bali is located in the Southwest direction Coral Triangle, a region that has the highest marine biodiversity in the world.
This makes the travelers interested in visiting the island of Bali. Attractions that must be visited when holidaying in Bali
was Amed Beach, located in Bunutan Village, Abang Subdistrict, Karangasem regency. The appeal of these attractions,
which is a blend of hills and sea. Diverse underwater life, because there are different types of species of coral and reef
fish. It has inspired the author to design a water tourist facilities, in order to promote Amed Beach as a tourist attraction.
The author collected data, such as: tourist facilities similar studies, interviews, reading a variety of literature, as well as a
survey to the relevant agencies, so getting the data necessary for the design process. This tourist facility provides a
means of entertainment, trade, and environmental preservation. Activities that contained, among other things: recreation,
research, conservation, trade, and other supporting activities. Application of a theme on each element of the design is
based on the concept of Hindu philosophy of "Tri Hita Karana", will establish balance and harmony in the relationship be-
tween man, God, and the environment, as a source of happiness to human life.
Keywords: tourism, beach, reef, bali
ABSTRAK
Pulau Bali merupakan salah satu propinsi di Indonesia, terkenal di seluruh dunia sebagai daerah tujuan
wisata. Pulau Bali terletak di arah Barat Daya Coral Triangle, sebuah kawasan yang memiliki keane-
karagaman laut tertinggi di dunia. Hal tersebut membuat wisatawan tertarik berkunjung ke Pulau Bali. Obyek
wisata yang wajib dikunjungi saat berlibur di Bali adalah Pantai Amed, terletak di Desa Bunutan, Kecamatan
Abang, Kabupaten Karangasem. Daya tarik obyek wisata ini, yaitu perpaduan perbukitan dan laut. Ke-
hidupan bawah lautnya beragam, karena terdapat berbagai jenis spesies terumbu karang dan ikan karang.
Hal tersebut menginspirasi penulis untuk merancang sebuah fasilitas wisata air, guna mempromosikan Pan-
tai Amed sebagai obyek wisata. Penulis mengumpulkan data, seperti: studi fasilitas wisata sejenis,
wawancara, membaca berbagai literatur, serta survei ke instansi terkait, sehingga mendapatkan data-data
yang diperlukan untuk proses perancangan. Fasilitas wisata ini menyediakan sarana hiburan, perdagangan,
serta pelestarian lingkungan. Kegiatan yang diwadahi, antara lain: rekreasi, penelitian, konservasi,
perdagangan, serta berbagai kegiatan penunjang lainnya. Penerapan tema pada setiap unsur perancangan
berdasarkan konsep filosofi Hindu ”Tri Hita Karana”, akan membangun keseimbangan dan keharmonisan
hubungan antara manusia, Tuhan, serta lingkungan, sebagai sumber kebahagiaan bagi kehidupan manusia.
Kata Kunci: pariwisata, pantai, terumbu karang, bali
I Putu Benny Sudarsana (0719251058)1), I Gusti Agung Bagus Suryada2), dan Ida Bagus Sarjana3)–Fasilitas Wisata 125
Air Di Pantai Amed, Karangasem
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pulau Bali merupakan salah satu propinsi yang ada di Negara Indonesia. Luas Pulau Bali adalah 563.666
hektar, yang meliputi daratan utama Bali, Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, Pulau Serangan,
dan Pulau Menjangan. Pulau Bali sudah terkenal di seluruh dunia sebagai salah satu daerah tujuan wisata,
karena budaya masyarakatnya yang unik serta keindahan alamnya. Bali juga terletak di arah Barat Daya
Coral Triangle, yaitu sebuah kawasan yang memiliki keanekaragaman laut tertinggi di planet bumi.
Potensi Laut Bali merupakan aset ekonomi yang penting, salah satunya sebagai obyek wisata air. Atraksi
wisata selam dan selam permukaan/snorkling seperti di Nusa Penida, Candi Dasa, Pulau Menjangan (Ta-
man Nasional Bali Barat), Puri Jati, Karang Anyar, Pantai Amed, serta reruntuhan Kapal Perang Induk
Negara Amerika USS Liberty di Pantai Tulamben menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkun-
jung ke Bali.
Salah satu obyek wisata di Bali yang berpotensi menjadi wisata air, adalah Pantai Amed yang terletak di De-
sa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Obyek wisata ini berjarak kurang lebih seratus sa-
tu kilometer dari Kota Denpasar, atau 21 kilometer dari ibu kota Kabupaten Karangasem (Amlapura). Sela-
ma perjalanan menuju Pantai Amed wisatawan bisa menikmati pemandangan khas pedesaan, yaitu
perpaduan alam perbukitan dan pemandangan laut yang luas dan tenang. Selain pemandangan alamnya
yang indah, kita juga dapat melihat Gunung Agung sebagai latar belakang di kejauhan.
Selain pemandangan alamnya yang indah, daya tarik lain obyek wisata ini adalah kehidupan bawah lautnya.
Kawasan Pantai Amed memiliki sebanyak 181 spesies terumbu karang, serta 667 spesies ikan karang. Tid-
ak hanya keindahan alam bawah lautnya, adanya bangkai kapal yang tenggelam pada masa perang dunia
kedua juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyelam di Pantai Amed. Air lautnya yang jernih
dan tenang, berbagai jenis ikan tropis yang hidup, serta hamparan batu karang menarik wisatawan untuk
berkunjung ke pantai ini.
Sejak ditetapkan menjadi kawasan pariwisata, serta kawasan konservasi bagi ekosistem terumbu karang,
daerah sekitar Pantai Amed perlahan-lahan mulai berkembang. Hal ini terlihat dengan bermunculannya be-
berapa fasilitas penunjang pariwisata, seperti: hotel-hotel kelas melati, penginapan, villa, restoran, fasilitas
wisata bahari, tempat penukaran mata uang asing (money changer), toko cinderamata, dan lain sebagainya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem, jumlah kunjungan wisatawan asing
dan domestik dalam waktu lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Data tahun 2011 mencatat ada
sebanyak 306.220 wisatawan asing, dan 110.143 wisatawan domestik, dengan jumlah total kunjungan
wisatawan sebanyak 416.363 orang.
Kawasan wisata Pantai Amed sebenarnya memiliki potensi alam dan laut yang menjanjikan untuk dikem-
bangkan menjadi obyek wisata. Hal ini juga sudah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Karangasem. Kenyataannya, penataan lingkungan di sekitar Pantai Amed masih belum maksimal. Belum
banyak yang menyadari akan potensi keindahan alam yang dimiliki oleh Pantai Amed untuk dipromosikan
menjadi sebuah obyek pariwisata, khususnya obyek wisata air.
Mengingat potensi keindahan alam yang dimiliki Pantai Amed, namun masih sedikit orang yang menyada-
rinya, maka muncul ide penulis untuk merancang sebuah obyek wisata air guna mempromosikan Pantai
Amed sebagai salah satu obyek wisata, khususnya wisata air yang ada di Kabupaten Karangasem ini.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah, antara lain: 1. Potensi apa yang
dimiliki oleh Pantai Amed? 2. Bagaimana spesifikasi dari fasilitas wisata air ini? 3. Tema apa yang di-
rencanakan pada fasilitas wisata air ini? 4. Bagaimana program perancangan fasilitas wisata air ini?
5. Bagaimana konsep perancangan fasilitas wisata air ini?
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah: 1. Menyusun konsep perancangan yang sesuai dan dapat memenuhi fungsi serta
persyaratan arsitektural dari sebuah bangunan fasilitas wisata air, sehingga nantinya bangunan yang di-
rencanakan tidak menyimpang dari fungsi utamanya, 2. Merancang sebuah fasilitas (bangunan) yang akan
126 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2015–ISSN No. 9 772338 505007
menjadi wadah bagi para wisatawan (domestik dan mancanegara), yang berkunjung dan ingin melakukan
kegiatan menyelam/diving, untuk menikmati keindahan ekosistem terumbu karang yang ada di Pantai Amed.
Metoda Penelitian
Metode yang digunakan, antara lain: 1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung di lokasi, sehingga dapat dilakukan pencatatan serta analisa hal-hal terkait tentang
wisata air, 2. Wawancara, yaitu melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar dan pihak terkait untuk
memperoleh informasi tentang fasilitas wisata air, 3. Studi Literatur, yaitu mempelajari literatur-literatur yang
terkait dengan topik yang diangkat, berupa buku dan media cetak (koran, majalah, dan lain-lain).
PEMBAHASAN
Definisi Wisata Air
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Wisata Baha-
ri atau Wisata Tirta adalah usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan
sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, da-
nau, dan waduk.
Wisata air terdiri dari rekreasi air tawar dan rekreasi air laut. Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan
kegiatan olahraga air (sungai, danau, pantai/laut), seperti : memancing, berlayar, menyelam, berselancar,
serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negara-negara maritim.
(Nyoman S. Pendit, 2003)
Tujuan Pengadaan Fasilitas Wisata Air
Tujuan pengadaan wisata air ini, yaitu menyediakan fasilitas rekreasi air yang akan memajukan potensi pa-
riwisata di Pantai Amed, sehingga akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
mancanegara ke Pantai Amed. Pengadaan obyek wisata air ini juga diharapkan akan meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat, serta menambah pendapatan pemerintah daerah Kabupaten Ka-
rangasem.
Kondisi Terumbu Karang di Pantai Amed
Terumbu karang yang ada di Pantai Amed kondisinya masih sangat baik. Berdasarkan hasil survei yang dil-
akukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali bekerjasama dengan Balai Riset dan Observasi
Kelautan Bali, Universitas Warmadewa, serta Conservation International Indonesia, bahwa kawasan Pantai
Amed memiliki sebanyak 181 spesies terumbu karang serta 667 spesies ikan karang. Terumbu karang yang
ada terdiri dari: karang keras (Hard Coral), karang lunak (Soft Coral), alga, sponge, serta zooanthid, se-
dangkan keragaman ikan karangnya, antara lain : ikan kakatua, ikan betok, ikan betutu, ikan capungan, ikan
kerapu, ikan kepe-kepe, ikan butana, ikan kakap, serta belut muray. Kebanyakan terumbu karang ini bisa
ditemukan di kedalaman laut lima sampai dengan sepuluh meter dari pantai.
Selain karena kondisinya yang masih alami, beragamnya jenis terumbu karang serta ikan karang yang ada
di Pantai Amed juga tidak lepas dari peran serta masyarakat atau kelompok nelayan setempat yang selalu
menjaga kelestarian ekosistem laut, seperti : tidak melakukan penangkapan ikan laut dan ikan hias yang
berlebihan, menjaga agar tidak ada pihak-pihak yang menangkap ikan dengan cara pengeboman, tidak
membuang sampah sembarangan di lingkungan pantai, serta bekerjasama dengan pemerintah dan lem-
baga-lembaga sosial (LSM) untuk menjaga kelestarian alam Pantai Amed.
Gambar 1. Pantai Amed Gambar 2. Terumbu Karang Pantai Amed
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014 Sumber: Sudarsana, 2014
I Putu Benny Sudarsana (0719251058)1), I Gusti Agung Bagus Suryada2), dan Ida Bagus Sarjana3)–Fasilitas Wisata 127
Air Di Pantai Amed, Karangasem
Tema
Pengertian Tema
Tema adalah suatu pola atau gagasan tertentu yang berulang kembali di seluruh perancangan sebuah
proyek (James C. Snyder, 1984). Tema sangat penting pada suatu perancangan, karena merupakan suatu
ide pokok yang memberikan karakter pada rancangan, serta berpengaruh pada tiap tahapan perancangan
sebuah proyek.
Pendekatan Tema
Pendekatan tema yang digunakan pada perancangan fasilitas wisata air ini, antara lain: 1. Pendekatan
fungsi, karena berfungsi sebagai tempat kegiatan rekreasi, maka dalam perencanaannya harus memper-
hatikan kwalitas prasarana dan sarana penunjang pariwisata, tanpa melupakan faktor kenyamanan dan
keamanan bagi pengunjung, 2. Pendekatan adat dan budaya, perencanaan fasilitas wisata air ini terletak di
Kabupaten Karangasem, Bali, maka tema hendaknya menyesuaikan dengan adat dan budaya lokal. Fasili-
tas wisata air ini juga sekaligus menjadi media promosi adat dan budaya yang ada di Bali dan Kabupaten
Karangasem pada khususnya, 3. Pendekatan lingkungan, lingkungan merupakan ruang luar yang turut ber-
pengaruh terhadap ruang dalam, baik fisik dan non fisik. Perancangan fasilitas wisata air ini hendaknya
menciptakan keselarasan antara arsitektur dengan lingkungan sekitarnya.
Penentuan dan Penjabaran Tema
Tema yang ditentukan pada perancangan fasilitas wisata air ini adalah “Keharmonisan Arsitektur dengan
Alam Lingkungan”. Tema tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan, antara lain: 1. Pantai Amed memiliki
pemandangan alam yang indah, baik pemandangan pantainya serta keanekaragaman kehidupan bawah
lautnya, 2. Kehidupan sosial masyarakatnya yang ramah, 3. Adat dan budaya lokal yang unik juga menjadi
daya tarik bagi wisatawan yang datang berkunjung ke pantai ini. Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis ber-
harap wisatawan yang datang berkunjung ke fasilitas wisata air di Pantai Amed ini tidak lupa akan kenangan
di pantai ini, dan akan selalu mengingatnya.
Sesuai dengan tema yang telah ditentukan, maka pada fasilitas wisata air ini akan menerapkan kearifan lo-
kal masyarakat Hindu di Bali, yaitu Tri Hita Karana. Bangunan-bangunan pada fasilitas wisata air ini nantinya
akan dibuat agar menciptakan suasana yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan
sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Hubungan manusia dengan Tuhan, nantinya akan diwujudkan dengan adanya bangunan yang difungsikan
sebagai tempat suci untuk bersembahyang. Letak bangunan tempat suci ini akan mengacu pada konsep ta-
ta letak Sanga Mandala. Bentuk bangunan tempat suci ini juga akan berlandaskan konsep Tri Angga. Untuk
menambah nilai estetika bangunan, juga akan ditambahkan ornamen-ornamen atau ragam hias khas daerah
setempat, sehingga diharapkan wisatawan yang datang berkunjung ke fasilitas wisata air ini akan mendapat
pengalaman baru tentang ragam prosesi dan ritual upacara keagamaan yang ada di daerah setempat.
Hubungan manusia dengan sesama manusia, nantinya akan diwujudkan dengan adanya beberapa fasilitas
penunjang yang diharapkan akan menciptakan interaksi antara sesama manusia. Sesuai dengan tema dan
karakteristik lingkungan sekitar, pada bangunan-bangunan fasilitas penunjang akan digunakan material
bangunan yang sifatnya alami dikombinasikan juga dengan material bangunan buatan pabrik. Untuk mem-
pertegas kesan alami, bangunan juga akan dihiasi dengan berbagai macam hiasan pernak-pernik yang ber-
temakan alam dan pantai.
Gambar 3. Konsep Tri Hita Karana Gambar 3. Konsep Tri Angga
Sumber: Internet (pencarian Google), 2014 Sumber: Sudarsana, 2014
128 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2015–ISSN No. 9 772338 505007
Hubungan antara manusia dengan lingkungannya, akan diwujudkan dengan menciptakan interaksi antara
penghuni (manusia) dengan lingkungan sekitarnya. Untuk menciptakan interaksi ini, nantinya pada
bangunan diusahakan agar dibuat lubang bukaan-bukaan yang memaksimalkan pemandangan alam sekitar
atau view yang positif agar bisa dinikmati oleh si penghuni bangunan. Selain interaksi dengan lingkungan lu-
ar bangunan, juga dikondisikan agar lingkungan dalam bangunan (ruang dalam) juga nyaman bagi si
penghuni, seperti : penerangan bangunan, penghawaan bangunan, suhu ruangan, kelembaban udara, dan
lain-lain.
Lokasi Tapak
Tapak berlokasi di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Tapak ini dipilih karena le-
taknya sangat strategis, yaitu berada dekat dengan obyek wisata Pantai Amed (lokasi snorkeling dan diving)
yang merupakan kawasan pariwisata dan konservasi alam bawah laut (terumbu karang) yang telah ditetap-
kan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem. Tapak ini sangat cocok untuk dikembangkan, karena
telah memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: sesuai dengan tata ruang wilayah sebagai kawasan pa-
riwisata, dekat dengan daya tarik wisata alam bawah laut (terumbu karang), luasnya mencukupi, akses pen-
capaiannya mudah, serta tersedianya jaringan utilitas di lokasi tapak.
Tapak dipilih pada lokasi ini karena letaknya yang strategis, yaitu dekat dengan obyek Pantai Amed (lokasi
snorkeling dan diving), berjarak sekitar 200 meter dari pantai. Pemilihan lokasi tapak yang dekat dengan
daya tarik wisata alam bawah laut (terumbu karang), juga di sekitar lokasi tapak terdapat fasilitas penunjang
pariwisata lainnya, seperti: villa, penginapan, bar dan kafe, restoran, penukaran valuta asing, dan lain se-
bagainya. Hal tersebut tentu sangat menunjang pengadaan fasilitas wisata air ini.
Gambar 3. Pulau Bali Gambar 4. Foto Satelit Lokasi Tapak
Sumber: Sudarsana, 2014 Sumber: Internet (aplikasi Google Maps), 2014
Konsep Perancangan
Konsep dasar perancangan fasilitas wisata air ini adalah Arsitektur Tropis. Arsitektur Tropis merupakan sua-
tu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis, dengan menyesuaikan kondisi iklim dengan ar-
sitektur bangunan gedung, serta rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Tata letak pintu masuk utama/entrance berdasarkan pada kearifan lokal (sastra Asta Bumi), posisi entrance
dibuat pada sisi Utara tapak, karena merupakan akses utama (jalan) menuju tapak. Jalur masuk dan keluar
kendaraan pada entrance akan dipisahkan, sehingga efektif dalam hal pengawasan keamanan. Entrance
kendaraan dan pejalan kaki dibuat terpisah, sehingga aman bagi pejalan kaki. Bentuk entrance mengadopsi
arsitektur lokal (Candi Bentar), yang dimodifikasi sesuai dengan tema dan fungsi bangunan. Konsep pem-
bagian pendaerahan/zoning pada tapak memperhatikan kondisi tapak, juga berpedoman pada kearifan lokal
di Bali, yaitu filosofi Tri Mandala dan Sanga Mandala. Kelompok-kelompok ruang yang ada, penempatannya
disesuaikan dengan sifat, tuntutan, suasana ruang, persyaratan ruang, serta pengelompokan dan organisasi
ruang. Konsep bentuk dan pola massa bangunan, adalah menyesuaikan dengan bentuk tapak. Orientasi
utama massa bangunan menghadap ke arah Utara tapak, karena merupakan akses utama (jalan) menuju
tapak. Pemandangan/view positif ada pada arah Utara dan Selatan tapak, sehingga menjadi nilai tambah ji-
ka bangunan menghadap arah Utara dan Selatan tapak. Konsep pola sirkulasi pada tapak menggunakan
pola sirkulasi radial, karena memiliki orientasi yang jelas dan titik pusat sebagai pengikat keseluruhan fasili-
tas yang ada. Konsep penataan ruang luar, yaitu lebih memprioritaskan penggunaan unsur-unsur alami
(alang-alang, kayu, bambu, batu-batuan alam, berbagai jenis tanaman) dan elemen-elemen pelengkap (fur-
niture taman, lampu taman, kolam, patung dan ukiran), sehingga akan menambah nilai estetika tapak. Kon-
sep penataan parkir, yaitu menggunakan pola parkir 90 derajat untuk kendaraan roda dua (sepeda motor)
dan pola parkir 45 derajat untuk kendaraan roda empat (mobil). Pola sirkulasi yang diterapkan pada areal
parkir sepeda motor dan mobil, adalah pola sirkulasi satu arah (linier). Hal ini memberikan kemudahan dan
I Putu Benny Sudarsana (0719251058)1), I Gusti Agung Bagus Suryada2), dan Ida Bagus Sarjana3)–Fasilitas Wisata 129
Air Di Pantai Amed, Karangasem
kejelasan, menghindari terjadinya sirkulasi silang, serta tidak membingungkan saat akan memarkir ken-
daraan dan saat menuju keluar areal parkir.
Konsep bangunan pada fasilitas wisata air ini, pada dasarnya adalah mengadopsi langgam arsitektur lokal
yang dikombinasikan dengan konsep arsitektur tropis. Bentuk dan tampilan bangunan berpedoman pada
filosofi atau kearifan lokal (konsep Tri Angga) dan peraturan daerah yang mengatur tentang penyeleng-
garaan bangunan gedung. Konsep arsitektur tropis terlihat dari pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan
alami yang optimal, sehingga membuat si penghuni merasa nyaman dan menciptakan interaksi antara ruang
dalam dengan ruang luar. Penggunaan bahan bangunan lokal dan alami (alang-alang, kayu, bambu, batu-
batuan alam, dan lain sebagainya) yang dipadukan dengan bahan atau material moderen saat ini.
Gambar 5. Pola Rumah Tradisional Bali Gambar 6. Konsep Taman Tropis
Sumber: Internet (aplikasi Google Maps), 2014 Sumber: Sudarsana, 2014
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan survey di Pantai Amed, penulis menya-
dari, bahwa kawasan Pantai Amed di Kabupaten Karangasem memiliki potensi yang bagus untuk dikem-
bangkan menjadi daerah tujuan wisata, khususnya obyek wisata bahari. Hal tersebut dikarenakan Pantai
Amed memiliki daya tarik berupa pemandangan alamnya yang indah, serta keanekaragaman kehidupan
bawah laut (terumbu karang) yang ada di pantai ini.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran kepada para pembaca, seperti:
Masyarakat sekitar Pantai Amed, agar sepatutnyalah kita semua mensyukuri segala anugerah yang diberi-
kan Tuhan kepada kita. Kita harus membina keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara sesama
manusia, Tuhan, serta lingkungan, sebagai sumber kebahagiaan bagi kehidupan manusia.
Pemerintah Daerah, hendaknya menyediakan prasarana dan sarana pariwisata yang memadai di kawasan
obyek wisata Pantai Amed, sehingga bisa menarik minat wisatawan lebih banyak lagi untuk berkunjung. Hal
ini akan membuat nama obyek wisata Pantai Amed dikenal luas oleh wisatawan domestic dan mancanega-
ra, juga akan menambah pemasukan/devisa bagi daerah setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem. 2012. Karangasem Dalam Angka 2012
Dinas Pariwisata Propinsi Bali. Informasi Obyek dan Daya Tarik Wisata di Bali
Halaman internet, https://www.google.co.id/maps
Dwijendra, N.K.A. 2008. Arsitektur Rumah Tradisional Bali (Berdasarkan Asta Kosala-Kosali). Denpasar:
Udayana University Press
Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Karangasem Tahun 2012 – 2032
Mustika, P.L.K, Ratha, I.M.J, dan Purwanto, S. 2012. Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali 2011.
Denpasar: Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali, Balai Riset dan Observasi Kelautan Bali, Universitas
Warmadewa, Conservation International Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Sudarsana, I.P.B. 2014. Fasilitas Wisata Air di Pantai Amed, Karangasem. Laporan Seminar Tugas Akhir.
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Denpasar
130 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2015–ISSN No. 9 772338 505007