Persamaan differensial
BAB X
PERSAMAAN DIFFERENSIAL
10.1. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL (PD)
Persamaan Differensial adalah suatu persamaan yang mengandung turunan
pertama atau lebih dari sebuah fungsi. Persamaan differensial disingkat dengan
PD, diklasifikasikan dalam: tipe (jenis), tingkat (ordo), derajat (pangkat), sebagai
berikut:
- Tipe PD, yaitu PD biasa (Ordinary Differential Equation), yaitu jika PD
memuat turunan dari suatu fungsi satu peubah dan PD Parsial (Partial
Differential Equation), yaitu jika PD memuat turunan parsial dari suatu
fungsi dengan dua atau lebih peubah bebas.
- Tingkat PD, Tingkat dari suatu PD adalah bilangan yang menunjukkan
tingkat tertinggi dari turunan yang terdapat dalam PD tersebut.
157
Persamaan differensial
- Derajat PD atau Pangkat/Degree, Pangkat suatu PD adalah pangkat tertinggi
dari turunan tingkat tertinggi yang terdapat dalam PD tersebut.
Contoh 10.1
1. dy 4x adalah PD biasa tingkat 1 pangkat 1
adalah PD biasa tingkat 3 pangkat 1
dx adalah PD biasa tingkat 2 pangkat 3
adalah PD parsial tingkat 2 pangkat 1
2. d3y 3y 0
dx3
3. d2y 3 dy 6 x
dx 2 dx
4. 2 2 0
y 2 x 2
Penyelesaian PD Biasa
Penyelesaian PD biasa adalah suatu hubungan fungsional antara peubah-
peubahnya yang tidak mengandung lagi differensial atau turunan yang memenuhi
PD. Penyelesaian PD dapat berbentuk fungsi eksplisit atau fungsi implisit.
Penyelesaian umum atau general solution dari PD pangkat n adalah
penyelesaian yang memuat n konstanta dari hasil integrasi. Penyelesaian partikulir
dari suatu PD adalah suatu penyelesaian yang diperoleh dari penyelesaian umum
dengan memberi suatu nilai pada konstanta dari PU.
Pada integrasi sederhana, konstanta dari hasil integrasi dari PD dapat
mempunyai nilai tertentu dengan adanya syarat batas atau syarat awal yang
diberikan. Misalnya pada suatu PD diketahui untuk nilai maka , hal
ini disebut syarat awal.
PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDO SATU DERAJAT SATU
PD ordo satu derajat satu dapat dinyatakan dalam bentuk dy f (x, y) . Jika
dx
( ) suatu konstanta, maka penyelesaian didapat dengan mencari anti
turunannya, yaitu . Jika ( ) fungsi dengan peubah dan secara
nyata ada, misalkan ( ) ( ) biasanya PD diubah ke bentuk
( )
158
Persamaan differensial
() ()
penyelesaiannya merupakan fungsi implisit.
Metode penyelesaian PD tergantung dari klasifikasi bentuk PD kadang-
kadang dapat diselesaikan dengan lebih dari satu metode. Berdasarkan pada
metode penyelesaiannya, PD ordo satu derajat satu dapat diklasifikasikan ke
dalam bentuk
1. PD dapat dipisah, peubah-peubah fungsinya dapat dipisahkan dalam ruas
persamaan yang berbeda atau dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok,
kelompok peubah saja dan kelompok saja sehingga bentuknya menjadi
() () () ()
atau
() ()
() ()
Penyelesaiannya kemudian diperoleh dengan cara mengintegralkan kedua
ruasnya.
2. PD homogen, bila fungsi ( ) dan fungsi ( ) keduanya merupakan
fungsi homogen dengan derajat sama (pengertian fungsi homogen akan
dibahas kemudian).
3. PD Eksak, jika memenuhi turunan parsial ( ) terhadap sama dengan
turunan parsial ( ) terhadap , atau dapat dinyatakan dengan
() ()
4. PD linier, jika PD dapat dibawa ke dalam bentuk persamaan
() () () ()
PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDO SATU DERAJAT SATU DENGAN
PEUBAH DAPAT DIPISAH
Bentuk PD ( ) () dikatakan PD dapat dipisah
jika dapat dibentuk menjadi
159
Persamaan differensial
() ()
() ()
sehingga dengan mengintegralkan akan diperoleh
∫ () ∫ ()
() ()
gambar 10.1 Solusi PD ( )
Contoh 10.2
Selesaikan PD
()
Jawab: ) , selanjutnya dengan
Bentuk PD diubah menjadi ( ) ) , maka diperoleh
mengalikan kedua ruas dengan ((
Integralkan kedua ruas diperoleh ∫
∫
()
(( ) )
()
Jika ruas kanan diambil (hal ini boleh karena juga merupakan
160
konstanta), maka solusi PD adalah
Persamaan differensial
() √
Grafik solusinya seperti terlihat pada gambar 10.1
Contoh 10.3
Selesaikan PD .
Jawab:
Dengan pemisahan peubah, diperoleh
∫∫
Solusi PD adalah sebuah ellips,
lihat gambar 10.2.
gambar 10.2 Ellips sebagai solusi umum PD
Contoh 10.4
Selesaikan PD .
Jawab
Dengan metode pemisahan peubah
∫∫
() Gambar 10.3 Fungsi ( )
Solusi berupa fungsi tangent dapat
dilihat pada gambar 10.3
Contoh 10.5 ()
Selesaikan PD dengan syarat awal berikut
Jawab:
161
Persamaan differensial
Diketahui ( ) , maka
Jadi solusi khususnya adalah gambar 10.4 fungsi ( )
( ) , grafiknya seperti terlihat pada gambar 10.4.
PD HOMOGEN ORDO SATU DERAJAT SATU
Misalkan sebuah fungsi dua peubah yang dinyatakan oleh bentuk ( ),
fungsi tersebut disebut fungsi homogen pangkat jika untuk sebarang konstanta
berlaku
() ()
Contoh 10.6 dan ( )
Tentukan apakah fungsi ( )
( ) adalah fungsi homogen.
Jawab ) ,
a. ( ) ( )( ) ( )( )
(
( )
()
162
Persamaan differensial
b. ( ) ()
( ) ( )( ) ( ) ( )
()()
( )( )
()
Jadi fungsi adalah fungsi homogen berderajat 5 tapi bukanlah fungsi
homogen.
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa jika jumlah pangkat
peubah dan pangkat peubah sama pada setiap suku dari ( ), maka fungsi
tersebut adalah homogen.
Penyelesaian PD Homogen Ordo Satu Derajat Satu
PD yang berbentuk ( ) () disebut PD homogen
jika ( ) dan ( ) keduanya fungsi homogen dengan derajat sama.
Penyelesaian PD homogen dilakukan dengan memisalkan atau ,
sehingga PD tersebut dapat terpisahkan atas peubah-peubahnya selanjutnya
diselesaikan dengan metode PD dapat dipisah.
Jika maka atau maka
. Selanjutnya disubstitusi ke () ()
sehingga menjadi PD dapat dipisah.
Contoh 10.7 ( ) .
Selesaikan PD
Jawab adalah fungsi homogen berderajat dua,
Perhatikan bahwa ( ) . Jadi PD di atas adalah PD homogen.
demikian pula dengan ( )
Misalkan , maka disubstitusi ke persamaan, menjadi
(
)( )
163
Persamaan differensial
()
Bentuk terakhir di atas merupakan PD dapat dipisah atas peubah dan , menjadi
Sehingga solusi PD adalah ∫
∫
Jika kita kembalikan solusi tersebut untuk PD semula, maka diperoleh
Contoh 10.7
Selesaikan .
Jawab
Dengan membagi setiap sukunya dengan diperoleh
()
Jika , maka , maka persamaan dapat diubah menjadi
()
Bentuk terakhir sudah menjadi PD terpisah terhadap peubah-peubah dan ,
sehingga diperoleh
∫∫
() ||
()
Karena , maka diperoleh solusinya adalah keluarga lingkaran-lingkaran
yang berbentuk
()
164
Persamaan differensial
gambar 10.5 Keluarga lingkaran berpusat di ( ) dengan jari-jari
Kadang–kadang dalam soal PD diketahui suatu syarat awal/batas, sehingga
diharapkan penyelesaian partikulir (khusus).
Contoh 10.8
Tentukan penyelesaian partikulir dari PD jika memberikan
.
Jawab: ) adalah PD homogen, karena dan adalah fungsi
(
homogen berderajat 2.
Misalkan maka , sehingga PD menjadi:
( )( )
()
∫ ∫ , maka
|| ||
atau ( ) . Kemudian substitusi
Karena diketahui untuk maka , maka atau . Sehingga
solusi khususnya adalah
.
165
Persamaan differensial
Contoh 10.9
Selesaikan masalah nilai awal , (√ ) .
, maka persamaan menjadi
Jawab: , maka ,
Misalkan
∫∫
Karena , maka √ √ .
Jika (√ ) () . Jadi solusinya adalah
, maka
10.2. PENYELESAIAN PD DENGAN FAKTOR INTEGRASI
Pada bagian 10.1 telah diklasifikasikan PD menurut cara penyelesaiannya dan
telah dibahas di bagian tersebut tentang PD dapat dipisah dan PD homogen.
Berikut ini adalah tentang PD Eksak (dan PD Non eksak).
PD EKSAK
Bentuk PD:
() ()
Dengan dan adalah fungsi yang (mungkin) tidak dapat dipisahkan. Misalkan
dapat ditemukan fungsi ( ), dengan turunan totalnya adalah
() () ()
maka ( ) adalah merupakan penyelesaian dari bentuk PD di atas karena
dF = 0, sehingga:
166
Persamaan differensial
() () () ()
Turunan parsial kedua untuk masing-masing peubah dari adalah
() () () ()
Jika adalah fungsi yang kontinu, maka ()
()
PD yang memenuhi syarat sama dengan inilah yang disebut PD
Eksak. Uraian di atas melahirkan suatu teori sebagai berikut:
Teorema 10.1
Jika dan adalah fungsi kontinu dari dan maka syarat
perlu dan cukup bahwa adalah PD eksak adalah
Penyelesaian PD eksak dapat dikerjakan dengan dua cara, yakni:
Cara I ( ) maka ( ) ( ).
( ))
() () (∫
()
Jika
Maka
∫
() ∫
( ) ∫( ∫)
Jadi solusi PD Eksak adalah ∫( ∫ )
( )∫
167
Persamaan differensial
Cara II ( ) maka ( ) ( ).
( ))
() () (∫
()
Jika
Maka
∫
() ∫
( ) ∫( ∫)
Jadi solusi PD Eksak adalah
( ) ∫ ∫( ∫ )
Contoh 10.10 )( ).
Selesaikan PD (
Jawab:
Perhatikan bahwa
, dan . Karena
, maka PD adalah eksak.
Cara I maka ( ) ( ) ( ).
() ) ( ))
(∫(
( ) ∫( )
()
Maka ( ) . Jadi solusi PD adalah
168
Persamaan differensial
()
Cara II maka ( ) ( ) ( ).
() (∫( ) ( ))
( ) ∫( )
()
Maka ( ) . Jadi solusi PD adalah
()
Contoh 10.11
Selesaikan Pd ( )( ).
Jawab
Uji eksak:
Gambar 10.6 Solusi PD dalam bentuk fungsi implisit
Solusi implisitnya
( )∫ () ( ) () ()
() ()
.
Maka ( )
169
Persamaan differensial
Jadi solusinya adalah ( ) ( ) (lihat gambar 10.6).
Perhatikan persamaan , dapat dilihat bahwa , yang
mengakibatkan
noneksak. dan . Bentuk PD seperti ini disebut PD
PD NON EKSAK (FAKTOR INTEGRASI)
Gagasan untuk menyelesaikan PD seperti adalah
mengupayakan suatu faktor tertentu pada PD sehingga bentuk PD menjadi PD
eksak. Misalkan bentuk PD semula adalah
() ()
yang ternyata bukan PD eksak, namun jika dikalikan dengan sebuah fungsi
( ) tertentu, maka bentuk PD menjadi
( )( ) ( )( )
menjadi PD eksak,
sehingga solusinya dapat dicari dengan Cara I atau cara II. Fungsi ( ) disebut
dengan faktor integrasi.
Contoh 10.12 , persamaan
Tunjukkan bahwa dengan faktor integrasi
dapat diselesaikan dengan metode PD eksak.
Jawab
Maka () ()
Solusinya dengan eksak
()
170
Persamaan differensial
Solusinya sama jika dikerjakan dengan metode PD dapat dipisah (perhatikan
perbedaan mungkin hanya di titik yang dalam fungsi implisitnya ,
lihat gambar 10.7).
gambar 10.7 Keluarga solusi PD
Contoh 10.13
Tunjukkan bahwa faktor integrasi , , dan juga
menjadi PD eksak.
dapat membuat persamaan
Jawab
Untuk :
Untuk ()
:
( ( )) ()
171
Persamaan differensial
(Perhatikan bahwa solusi ini bisa dikembalikan ke bentuk )
Untuk :
( ( )) ()
(Perhatikan bahwa solusi ini juga bisa dikembalikan ke bentuk )
Untuk mencari faktor integrasi dari PD sedemikian sehingga PD tersebut dapat
dikerjakan dengan metode PD eksak tidak selalu mudah. Di bawah ini akan
diberikan dua petunjuk untuk menentukan faktor integrasi, yaitu:
a. Jika ( ) (yaitu fungsi dari peubah saja), berarti dan .
Sehingga
atau
()
( )
Jika diintegralkan, maka )∫
∫(
(∫ ( ))
menjadi PD eksak.
Contoh 10.14
Ubahlah
Jawab
172
Persamaan differensial
Faktor integrasi:
(∫ ( )) (∫ )
()
Dengan bentuk seperti pada contoh 10.12 telah ditunjukkan
menjadi PD eksak.
b. Jika ( ) (fungsi terhadap peubah saja), berarti berarti dan
. Sehingga
atau
()
( )
Jika diintegralkan, maka )∫
∫(
(∫ ( ))
Contoh 10.15 ( )
Selesaikan PD
( )
Jawab: , dan
Maka
173
Persamaan differensial
Faktor integrasinya ()
(∫ ) ()
dikalikan maka
Jika PD ( ) ))
((
()
maka
() ()
dengan menggunakan cara I, penyelesaian PD eksak diperoleh:
( )∫ ( ) ∫( ) ()
()
() ()
() ∫
Maka
()
Pada persoalan PD non eksak sering dijumpai rumus–rumus turunan yang
berbentuk khusus dan jika diterapkan pada Persamaan Diffferensial (PD) akan
sangat membantu mempercepat penyelesaiannya, karena dapat ditemukan
langsung faktor integrasinya.
Faktor integrasi ada kalanya kita duga, dengan menggunakan
pengelompokan suku–suku yaitu:
174
Persamaan differensial
pendugaan faktor integrasi kita lakukan dengan memperhatikan suku–suku
lainnya dari persamaan differensialnya.
TABEL KELOMPOK SUKU–SUKU
Kelompok Faktor Differensial eksak
suku Integrasi
()
()
()
()
()
(√ )
() () ( ( )( ) )
Contoh 10.16 ) .
Selesaikanlah PD (
Jawab:
Pengelompokan suku–suku
Kelompok suku–suku – , maka faktor integrasi yang mungkin adalah
tergantung pada suku lainnya yaitu .
Jadi, faktor integrasinya PD dikalikan dengan diperoleh
()
Maka
∫
Jadi
175
Persamaan differensial
()
Contoh 10.17 ( ).
Selesaikan PD
Jawab
Pengelompokan suku–suku ( ) diperoleh
. Bentuk tersebut adalah kelompok suku-suku , maka
faktor integrasi yang mungkin adalah atau ( ) tergantung pada suku lainnya
yaitu . Jadi, faktor integrasinya ( ) .
PD ( ) dikalikan dengan diperoleh
() ()
maka
Contoh 10.18
Selesaikan PD .
Jawab : ,
Dengan memperhatikan bentuk PD, tabel kelompok suku–suku dan
maka faktor integrasinya adalah .
PD dikalikan dengan maka
atau )
()
Maka setelah diintegralkan diperoleh
(
176
Persamaan differensial
10.3. PD LINIER
PD ordo satu derajat satu disebut linier jika dapat dinyatakan sebagai
bentuk linier dalam dan , yaitu berbentuk
() () () ()
Jika dibagi dengan ( ), maka diperoleh ( ) ( ), dengan
() () () ()
() ()
Bentuk ( ) ( ) disebut bentuk umum dari PD linier ordo satu
derajat satu (yang tidak dapat diselesaikan dengan metode eksak), akan tetapi
dapat dicari fungsi ( ) sedemikian sehingga, jika bentuk ()
( ) dikalikan dengan ( ) maka akan menjadi eksak, sehingga PD dapat
diselesaikan dengan metode eksak.
( )( ()) () ()
Bentuk di atas dapat diubah menjadi PD Eksak yaitu
dimana dan , dengan sifat
sehingga atau . Jika diintegrasikan diperoleh
∫∫
Maka diperoleh faktor integrasinya adalah ( ). Selanjutnya
diperoleh
(∫ ) (∫ ) (∫ )
Maka
( (∫ )) (∫ )
177
Persamaan differensial
(∫ ) ∫ (∫ )
( )( () )
Contoh 10.19
Selesaikan PD
Jawab
Dapat dilihat bahwa bentuk PD memenuhi
bentuk umum PD linier ( ) ( ),
berarti ()
()
maka
() ( )
sehingga solusinya adalah gambar 10.8 keluarga solusi
(∫ ) (∫ )
Contoh 10.20 )
Selesaikan PD (
Jawab:
PD dapat diubah ke bentuk :
maka diperoleh
() ()
( ) (∫ ) ( ) ()
. Bentuk ini
Bentuk PD kemudian menjadi
kemudian dapat diubah menjadi
() ()
178
Persamaan differensial
Solusinya adalah )∫
∫(
Dalam bentuk eksplisit diperoleh .
Keluarga solusi PD dapat dilihat pada gambar 10.9.
Gambar 10.9 Solusi PD ( )
Bentuk PD linier ordo satu derajat satu juga dapat dibuat linier terhadap
dan , yaitu
() ()
dan solusinya dapat diperoleh dengan cara yang sama sehingga diperoleh
( ∫ ( ) ) (∫ ( ) (∫ ( ) ) )
Contoh 10.21 ( ) dengan nilai awal ketika ,
Selesaikan PD
maka .
Jawab:
Pertama kita akan mengubah bentuknya menjadi linier dalam dan ,
maka ( ) () . Bentuk ( ), sehingga
dan () ( ( ))
( ∫ () )
179
Persamaan differensial
Sehingga solusi umumnya
(∫ )
)
(∫
)
(∫ )
(
, maka
Diketahui ( )
Jadi solusi khususnya adalah
PD BERNOULLI (REDUKSI KE BENTUK PD LINIER)
PD Bernoulli adalah persamaan yang berbentuk:
() ()
Metode penyelesaian dilakukan dengan mengalikan bentuk tersebut dengan
sehingga diperoleh
() ()
maka dengan memisalkan diperoleh () .
dan , yaitu
Bentuk reduksi PD menjadi PD linier dalam
() ()
() () ) ( ).
dengan ( ) ( ) ( ) dan ( ) (
gambar 10.10 Model logistic
−
180
Persamaan differensial
Contoh 10.22 untuk dan adalah konstanta positif.
Selesaikan PD
Jawab:
Misalkan maka atau . Sehingga bentuk
atau .
reduksi PD-nya adalah ) . Karena
(
Maka solusi PD reduksinya adalah
, maka solusi PD adalah
()
Solusi ini merupakan model logistik. Contoh kurva model logistik pertumbuhan
populasi dapat dilihat pada gambar 10.10.
Contoh 10.23
Selesaikan PD .
Jawab:
Kedua ruas persamaan dikalikan dengan , sehingga menjadi
Misalkan maka atau
dengan melakukan penggantian pada beberapa suku di PD, diperoleh
Maka PD reduksi liniernya adalah ) (∫ ) )
( ∫ ) (∫( ))
(∫(
181
Persamaan differensial
()
Subtitusi diperoleh .
PD LINIER ORDO DENGAN KOEFISIEN KONSTAN
Yang dimaksud dengan PD linier ordo adalah
dimana koefisien dan merupakan fungsi terhadap peubah
(atau konstanta). Jika disamakan dengan 0, maka PD disebut PD tereduksi atau
PD linier Homogen dan jika koefisien berupa konstanta, maka
dikatakan PD linier Homogen dengan koefisien konstan. Pada pembahasan kali
ini hanya akan dibahas PD linier ordo dengan koefisien konstan. PD ini
diselesaikan dengan 2 tahap, yaitu
1. Penyelesaian PD linier homogen
2. Penyelesaian PD linier tak homogen
PENYELESAIAN PD LINIER HOMOGEN
Dari bentuk PD linier ordo jika , maka
dapat diselesaikan dengan Metode Euler, yaitu dengan memisalkan ()
dengan . Maka turunan pertama, kedua, dan seterusnya sampai turunan ke-
adalah
Substitusi kembali ke PD linier homogen orde maka
atau
182
Persamaan differensial
()
Karena diharapkan bahwa maka
. Bentuk yang terakhir disebut persamaan karakteristik dan
penyelesaiannya merupakan akar-akar dari persamaan, biasanya disebut akar-akar
karakteristik. Penyelesaian dari PD homogen ini disebut penyelesaian komplemen
dan dinotasikan dengan .
Contoh 10.24
Selesaikan PD
Jawab
Misalkan , maka , sehingga PD menjadi
()
Akar-akar karakteristiknya diperoleh dari , yaitu atau
. Jadi penyelesainnya adalah
Biasanya, dalam perhitungan boleh langsung ditulis persamaan karakteristiknya.
Akar-akar karakteristik mungkin bernilai nyata atau khayal. Penyelesaian
persamaan homogen diklasifikasikan menurut macam akar-akar
karakteristiknya sebagai berikut :
1. semua akar-akar karakteristik merupakan bilangan nyata dan tidak ada yang
kembar, atau semua berlainan. Misalnya:
maka solusi
2. Semua akar-akar karakteristik merupakan bilangan nyata dan ada yang
kembar, atau ada yang sama. Misalnya:
maka
3. Ada akar-akar yang merupakan bilangan kompleks sekawan. Misalnya
maka solusinya
() ()
183
Persamaan differensial
()
Perhatikan bahwa dan
(dapat dibuktikan dengan deret Maclaurin, yaitu deret dari sama dengan
jumlah deret dan deret . Pembahasan untuk deret Taylor dan
Maclaurin dapat dilihat pada aplikasi turunan), maka
() ( ) . Maka
(( ) ( ))
Contoh 10.25
Selesaikan PD .
Jawab
Persamaan karakteristiknya , maka adalah akar
karakteristik yang berorde 2, (
) . Jadi solusinya adalah
Contoh 10.26 .
Selesaikan PD
Jawab: , yang akar-akarnya adalah
Persamaan karakteristik adalah
. Jadi solusinya adalah
Contoh 10.27 ,
Selesaikan PD 184
Jawab:
Persamaan karakteristiknya
sehingga akar-akarnya adalah
Persamaan differensial
, , , .
Maka solusinya adalah
() () ()
()
)( )
( )
(
(( ))
( )
Metode lain untuk mendapatkan penyelesaian PD linier homogen dengan
koefisien konstan adalah dengan menggunakan operator D, yaitu lambang yang
digunakan untuk turunan yang telah dipelajari pada Matematika Dasar I.
Notasinya adalah
Secara umum
Sehingga untuk persamaan PD linier homogen
menjadi
atau )
(
Persamaan di atas dapat disingkat
()
dan dibaca fungsi operator pada sama dengan 0 (nol). Bentuk persamaan yang
paling sederhana adalah( ) atau atau
185
Persamaan differensial
∫∫
Jika dimisalkan maka
( ) dan ()
sehingga persamaan ( ) menjadi:
() ( )
()
()
Karena ( ) maka ( ) hanya disebabkan oleh ( ) .
Persamaan ini selanjutnya disebut persamaan karakteristik sebagaimana telah
dijelaskan pada metode Euler.
Contoh 10.28
Selesaikan PD berikut dengan menggunakan operator D.
Jawab:
Jika diubah kebentuk operator D dengan memisalkan , maka
() .
)( )
Mempunyai persamaan karakteristik ( )
( )( ) ( )(
Akar-akar karakteristikanya diperoleh yang berordo 2 dan .
Maka penyelesaiannya adalah .
PD LINIER TAK HOMOGEN ORDE DENGAN KOEFISIEN KONSTAN
Bentuk Umum:
()
Penyelesaiannya dapat diperoleh dengan tiga tahap:
1. Hitung dahulu penyelesaian komplemen ( ). (Penyelesaian PD linier
homogen selalu menjadi solusi pula untuk PD linier tak homogen.)
186
Persamaan differensial
2. Hitung penyelesaian PD dengan ruas kedua yang disebut penyelesaian
Partikulir, dilambangkan dengan ( ).
3. Penyelesaian umum (PU) adalah .
PENYELESAIAN PARTIKULIR
Menghitung dapat digunakan beberapa metode, antara lain
menggunakan metode integral selangkah demi selangkah, yaitu jika
akar-akar karakteristik dari PD, maka:
( )( )( −)
∫ ∫ ∫ ∫ ()
Contoh 10.29
Selesaikan PD
Jawab:
PD linier homogen
Persamaan karakteristiknya
( )( )
Sehingga akar-akar karakteristiknya dan .
Penyelesaian komplemennya adalah . Penyelesaian
partikulirnya untuk ( ) adalah
∫ ( )∫ ()
∫∫
∫
∫
Sehingga penyelesaian umumnya adalah .
187
Persamaan differensial
Dengan metode ini jika ( ) pada PD linier tak homogen bukan
merupakan bentuk untuk suatu konstanta, tidak semudah pada contoh ini
diperoleh, karena mungkin perlu menggunakan integral parsial dalam
perhitungannya.
PENYELESAIAN PD LINIER TAK HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN
KONSTAN DENGAN MENGUNAKAN OPERATOR D
Jika bentuk PD dapat diubah kebentuk ( ) dimana bukan salah satu
akar karakteristik dari persamaan homogennya, maka
()
Jika bentuk PD dapat diubah kebentuk ( ) dimana merupakan salah
satu akar karakteristik, maka dapat dibentuk terlebih dahulu fungsi operator D
yang lain, yaitu
() ()
()
dimana adalah bilangan yang menyatakan perulangan sebagai akar
karakteristik dari PD. Maka solusinya
()
Contoh 10.30
Selesaikan PD .
Jawab ) telah diperoleh akar-
Pada contoh sebelumnya bentuk (
akarnya adalah dan dan ini tidak sama dengan , akibatnya
188
Persamaan differensial
Jadi solusinya adalah . (hasil yang diberikan sama
dengan metode integral selangkah demi selangkah)
Contoh 10.31
Selesaikan PD: .
Jawab :
Bentuk PD di atas diubah menjadi ( ) , maka persamaan
karakteristiknya memberikan akar-akar karakteristik , dan
. memberikan sama dengan akar karakteristiknya ,
Karena ( )
maka
() ()
Maka
Contoh 10.31
Selesaikan PD .
Jawab:
Diubah ke bentuk operator D, )
(
Persamaan karakteristiknya ( ) ( ) , maka
. Sehingga penyelesaian
akar karakteristiknya (berordo 2) dan
komplemennya adalah
Menghitung menggunakan operator D,
()
Perhatikan ( ) untuk merupakan akar karakteristiknya yang berulang
dua kali, maka
189
Persamaan differensial
() ()
()
maka penyelesaian partikulirnya untuk ( ) dibedakan atas
dua penyelesaian partikulir. Yang pertama terhadap suku ,
Yang kedua, adalah terhadap suku , bukan salah satu
akar karakteristik, maka )
(
Jadi , sehingga solusi umumnya adalah
MENGHITUNG JIKA ( ) BERBENTUK FUNGSI POLINOMIAL
Jika ( ) pada PD linier dengan koefisien konstan berbentuk polinom,
misalnya ( ) , maka dapat dihitung dengan
menggunakan rumus ( ) ( ) sehingga akan diperoleh suatu deret
operator D yang dilakukan terhadap ( ) dan mungkin D berpangkat negatif,
yang berarti akan dihitung operator invers D.
Contoh 10.32 () ! )
Hitung dari PD (
Jawab:
maka
Perhatikan bahwa pembagian 1 terhadap adalah
190
Persamaan differensial
sehingga
( )( )
Contoh 10.33
Selesaikan PD .
Jawab: , maka akar karakteristiknya adalah dan .
Karena ( ) .
Penyelesaian komplemennya adalah )
( ) ( ) ( )(
karena
maka )( )( ) )
( )( )( )(
(
)( )( )
(
Jadi Penyelesaian umumnya adalah
191
Persamaan differensial
LATIHAN
1. Selesaikan PD (1 x) dy 1 0
2. Selesaikan PD y2 dx
dy x5
dx y4
3. Selesaikan PD dy ex y
4. Selesaikan PD dx
dy y 9 0
dx x 5
5. Selesaikan PD dy 3 x2 y
6. Selesaikan PD dx
dy ( y3 5)x2 0
dx (x3 1) y2
7. Selesaikan PD tg y dy x cos2 y 0
dx
8. Selesaikan PD (4 e2x ) dy y e2x
dx
9. Selesaikan PD
10. Selesaikan PD x2 y y’ = e y
cos x cos y dy sin x sin y 0
dx
Selesaikan PD di bawah ini :
11. (x +y) dx + (x – y) dy = 0
12. dy y2 t 2
dt 2ty
13. dy x y
dx x y
14. (x3 – y3) dx + xy2 dy = 0
15. (x2 – xy + y2) dx – x y dy = 0
16. (3x2 – 2xy + 3y2) dx = 4xy dy
17. ( x2 + y2) dx = 2 xy dy, jika y = 0 untuk x = 1
18. ( xy2 + x2y) dy – xy2 dx = 0, jika y = 1 untuk x = 6
19. y( 3x + 2y) dx – x2 dy = 0, jika x = 1 ; y = 2
20. ( 3x2 + 2y2) y’ = 2 xy, jika x = 0 ; y = – 1
192
Persamaan differensial
dy y , jika y = 3 ; x = 1
dx x
Tentukan penyelesaian dari PD di bawah jika eksak.
21. ( x + 2y ) dx + ( 2x + y ) dy = 0
22. ( 2xy – 3x2 ) dx + ( x2 + 2y ) dy = 0
23. (r + sin Q – cos Q) dr + r (sin Q + cos Q) dQ = 0
24. 2xy dx + ( y2 + x2 ) dy = 0
25. 3y( x2 – 1 ) dx + ( x3 + 8y – 3x ) dy = 0, jika x = 0 ; y = 1.
Selesaikan PD berikut ini
26. x dy – y dx = ( x2 + y2 ) dx
27. x dy – y dx = ( x2y + x2y3 ) dy
28. x dy – ( y + x3e2x ) dx = 0
29. ( x3 + y3 ) dx + 8xy = 0
30. ( 1 – x ) dx + ( 1 – x2 ) dy = 0
31. y2 dx + ( xy + 1 ) dy = 0
32. ( x2 + y2) dx = 2 xy dy, jika y = 0 untuk x = 1
33. ( xy2 + x2y) dy – xy2 dx = 0, jika y = 1 untuk x = 6
34. y( 3x + 2y) dx – x2 dy = 0, jika x = 1 ; y = 2
35. ( 3x2 + 2y2) y’ = 2 xy, jika x = 0 ; y = – 1
36. dy y , jika y = 3 ; x = 1
dx x
37. dy y y2
dx x
38. ds s s2t
dt
39. x dy y y2 ln x
dx
40. x dy y xy3
dx
41. y y xy3ex2
42. 2x3y y( y2 3x2)
193
Selesaikan PD linier di bawah ini: Persamaan differensial
43. dy 4 y 12 194
dx
44. dy 3x2 y x2
dx
45. dy 4xy 6x
dx
46. 2 dy 2x3 y 9x2
dx
47. dy 2xy ex2
dx
48. dy 3y 6x, jika x 0; y 1
dx 3
49. y’ = x3 – 2xy, jika x = 1, y = 2
50. y2 dx – x(2x + 3y) dy = 0
Hitung penyelesaian PD homogen :
d3y 3 d2y 3 dy y 0
dx3 dx2 dx
51.
d3y 4 dy 0
dx3 dx
52.
53. d2y 5 dy 4y 0
dx 2 dx
54. y5y8 y 4y 0
55. d3y 2 dy 4y 0
dx3 dx
56. (D2 + 2D + 4) y = 0
Hitung Penyelesaian umum dari PD
57. d 2 y 4 dy 4y 2e2x
dx2 dx
58. (D2 + 5D + 4) y = 3 e-x
Persamaan differensial
59. d3y 3 d2y 4y 4e2x ex
dx3 dx2
60. (D3 + D2 - 4D + 4) y = 2ex +5e
61. d3y d 2 y dy y 4ex 3
dx3 dx2 dx
62. y y y ex 5
63. d 2 y 4 y 3 x5
dx2
64. d3y 3 d2y 2 dy 12 x2
dx3 dx2 dx
65. d2y 3 dy 2 y x2 2ex
dx2 dx
66. (D3 – 4D2 + 2D + 1) y = 0
67. d3y 4 d2y 3 dy x2
dx3 dx2 dx
68. (2D2 + 2D + 3) y = x2 + 2x – 1
69. (D2 + 4D + 8 ) y = x , dimana y(0) = 1 dan y(0) 0
16
70. d2y 3 dy 2 y ex dimana y(0) = 0 dan y(0) 1
dx2 dx
71. d2y 2 dy y 0 jika y(0) = 0 dan y(1) = 1
dx 2 dx
72. y 2y 5y 8ex jika x = 0 maka y = 0 dan y(0) 8
73. (D2 – 2D – 3 ) y = 0 , jika x = 0 , y = 0 dan y’(0) = 0 dan tentukan
penyelesaian jika x = 1.
195
Persamaan differensial
196