The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1. 4 Budaya Positif

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by arissubandana80, 2022-12-17 06:20:18

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1. 4 Budaya Positif

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1. 4 Budaya Positif

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Modul 1.4. Budaya Positif
Oleh Aris Subandana, S.Pd

Sma negeri 1 karanggede boyolali

I. PERISTIWA (FACT)

Pengalaman yang berkesan selama mempelajari modul 1 adalah modul 1.4. tentang budaya
positif. Banyak hal yang ditemukan dan dikoneksikan dengan pengalaman selama proses
mengemban amanah menjadi seorang guru. Materi tekstual teoretis yang disajikan meliputi teori
disiplin positif dan nilai kebajikan universal, teori motivasi, penghargaan, hukuman, keyakinan
kelas, kebutuhan dasar manusia, teori posisi kontrol, dan segitiga restitusi. Materi yang begitu
padat dan sarat makna.

Berikut resume materi yang dipelajari;

1. Disiplin positif, menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam
proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh
pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk
bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.

2. Teori kontrol, motivasi, hukuman, dan penghargaan, bahwa sebagai guru kita harus bisa
menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya
penghargaan dan hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun
karena sifatnya lestari.

3. Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum,
pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru
posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa
menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.

4. Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan
diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima
kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.

5. Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh
kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan
yang dibuat.

6. Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan
budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan
yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).

II. PERASAAN (FEEL)

Perasaan yang bercampur aduk, hal paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif
sebelum mempelajari modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu
hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.
Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum orang tersebut. Dikatakan
demikian karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah memotong dan menjegal
kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah membelajarkan sifat kebergantungan
pada "hadiah". Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan pelayanan pendidikan
dengan keteladanan dan dorongan positif pada murid yang dapat menggugah motivasi intrinsik
murid tersebut.

III. PEMBELAJARAN (FIND)

Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses menumbuhkan budaya positif
di lingkungan sekolah. Terus menanamkan pemahaman pribadi bahwa budaya positif akan hadir
ketika pikiran kita sudah positif. Presiden David O. MacKay mengatakan, "jika kita menabur
pikiran maka kita akan menuai tindakan. Jika kita menabur tindakan maka kita akan menuai
kebiasaan. Jika kita menabur kebiasaan maka kita akan menuai karakter. Jika kita menabur
karakter maka kita akan menuai dan menciptakan takdir kita."

Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran. Maka berangkat dari sebuah teori, mudah-mudahan
saya pribadi bisa bersama-sama dengan seluruh unsur sekolah mewujudkan karakter-karakter
positif di lingkungan sekolah yang bisa membudaya.

IV. PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Saya akan terus melakukan perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-murid agar
budaya positif bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara kontinyu dalam proses pembelajaran di
sekolah. Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid saya, berusaha
menyelami dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan mereka dalam
mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai proses pendidikan
ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan
kebahagiaan mereka kelak.

Linimasa tindakan yang akan dilakukan dalam aksi nyata modul 1.4., "Penguatan Disiplin
Positif dan Motivasi Intriksik Murid Melalui Keteladanan dan Penerapan Keyakinan Kelas dalam
Segitiga Restitusi.", yaitu

1. Memberikan keteladanan datang dan pulang tepat waktu.
2. Berpakaian rapi
3. Bersikap ramah
4. Memberikan pelayanan pembelajaran yang menyenangkan agar motivasi tergugah
5. Jikalau terjadi masalah, menyelesaikan dengan segitiga restitusi dan memosisikan diri

sebagai manajer.


Click to View FlipBook Version