The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Nama : Mareta Enggar Pramesti
NIM : 200210302005
Mata Kuliah : Media Pembelajaran

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by maretaenggar, 2021-11-17 05:33:42

KD 3.3 Menganalisis Kehidupan Manusia Purba dan Asal Usul Nenek Moyang

Nama : Mareta Enggar Pramesti
NIM : 200210302005
Mata Kuliah : Media Pembelajaran

Keywords: #mediapembelajaran #kehidupanmanusiapurba #asalusulnenekmoyang

I NS DE JOANREASHI A

KD 3.3 Menganalisis Kehidupan Manusia
Purba dan Asal Usul Nenek Moyang

SMA/MA/
SMK/MAK

KELAS

X

Semester 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulliah rasa puji syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, Atas rahmat dan karunianya, sehingga
saya dapat menyelesaikan E-Book. Dalam penyusunan E-
Book ini saya merasa masih sangat kurang. Oleh karena
itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan yang membangun dalam
menyempurnakan makalah ini.

Dalam menyelesaikan ini saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, terutama ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing
dari mata kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi.

Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon
maaf apabila ada kesalahan penulis. Kritik yang terbuka
dan membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian E-Book yang saya
buat dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
pembaca dan penulis.

Kediri, 16 Novermber 2021





Mareta Enggar Pramesti

ii

PROFIL PENULIS

Nama : Mareta Enggar Pramesti

NIM : 200210302005

Program Studi : Pendidikan Sejarah

Instansi : Universitas Jember

E-mail : [email protected]

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................... ii

Profil Penulis................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................... iv

BAB 1. Kehidupan Manusia Purba.................................... 4

A. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Pelolitikum............... 4
B. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Mesolitikum.............. 5
C. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Neolitikum................. 6
D. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Perundagian............. 7

BAB 2. Asal Usul Nenek Moyang........................................ 8

A. Melanesoid.................................................................................................... 8
B. Proto Melayu................................................................................................. 8
C. Deutro Melayu.............................................................................................. 9

Daftar Pustaka.............................................................................. 10

iv

MAKNEUHSIDIAUPPUARNBA

A. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Paleolitikum

1. Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi masyarakat berburu dan
meramu tingkat awal sepenuhnya dari mencari dan
mengumpulkan makanan (food gathering). Makanan
yang dikumpulkan berupa umbi-umbian, buah-
buahan, keladi, dan daun-daunan. Bahan makanan
yang mereka dapat langsung dimakan alias tidak
dimasak, karena masyarakatnya belum mengenal api
untuk mengolah makanan.

2. Pola Hunian

Pola hunian manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat awal mempunyai dua ciri khas, yaitu kedekatan dengan
sumber air dan kehidupan di alam terbuka. Beberapa contoh yang
menunjukkan pola hunian seperti ini dapat ditemui di situs-situs purba di
sepanjang aliran Bengawan Solo.

3. Kehidupan Sosial Manusia pada periode ini hidup secara
4. Peralatan berkelompok di mana satu orang akan bertugas
sebagai pemimpinnya. Pemimpin kelompok inilah
yang akan memandu anggota lainnya untuk
berpindah tempat. Selain itu, anggota kelompok
laki-laki bertugas memburu hewan sementara
perempuan bertugas mengumpulkan makanan.

Pada periode ini, sudah terdapat teknik pembuatan alat,
tetapi masih sangat sederhana dan kasar. Peralatan dari
batu yang dihasilkan biasanya berupa kapak perimbas dan
alat-alat serpih.

Sejarah Indonesia 4

B. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Mesolitikum

1. Kehidupan Ekonomi

Cara memperoleh makanan masyarakat

berburu dan meramu tingkat lanjut masih

bersifat food gathering. Makanan yang

dikumpulkan tidak hanya berupa umbi-

umbian, buah-buahan, keladi, dan daun-

daunan, tetapi juga siput dan kerang. Bukti

bahwa masyarakatnya juga sering

mengonsumsi kerang dan siput adalah

ditemukannya kjokkenmoddinger (sampah

bukit kerang).

2. Pola Hunian

Manusia purba pada periode ini sudah mulai hidup
nomaden, yaitu kadang menetap di gua-gua alam
dan berpindah lagi mencari gua lain yang memiliki
banyak bahan makanan. Contoh peninggalan yang
khas dari masyarakat berburu dan meramu tingkat
lanjut adalah abris sous roche, yaitu gua menyerupai
ceruk batu karang yang digunakan sebagai tempat
tinggal.

3. Peralatan

Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut
telah menghasilkan berbagai kebudayaan,
meskipun belum berkembang pesat. Beberapa
contoh hasil kebudayaan dari periode ini adalah
kapak perimbas, kapak sumatra, kapak penetak,
anak panah, serta alat dari tulang dan tanduk rusa.
Cara hidup dengan berburu dan meramu mulai
ditinggalkan oleh masyarakat prasejarah.
Kemampuan berpikir mereka semakin terasah
untuk menjawab tantangan alam. Hal ini ditandai
dengan kemampuan mereka dalam menghasilkan
makanan dengan bercocok tanam.

5 Sejarah Indonesia

C. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Neolitikum

1. Kehidupan Ekonomi

Secara ekonomi, manusia pada periode ini telah berhasil
mengolah makanan sendiri (food producing). Hutan
yang mereka buka kemudian ditanami dengan sayur dan
buah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

2. Pola Hunian

Ketika beralih ke kehidupan bercocok tanam, pola
hunian manusia purba pun berubah. Mereka tidak lagi
berpindah-pindah tempat atau nomaden, tetapi
menetap di suatu tempat. Pemilihan tempat tinggal
biasanya dipengaruhi oleh sumber air dan dekat
dengan alam yang diolahnya.

3. Kehidupan Sosial

Karena hunian mereka telah menetap, masyarakat
masa bercocok tanam hidup secara berkelompok dan
membentuk perkampungan kecil. Dalam sebuah
kampung biasanya terdiri dari beberapa keluarga dan
hidup secara gotong royong. Mereka juga menunjuk
ketua suku dan memiliki aturan hidup sederhana yang
harus dijalani anggotanya.

4. Peralatan

Masyarakat pada periode ini mampu membuat peralatan dari
batu yang telah dihaluskan dan memperhatikan sisi
keindahannya. Hasil kebudayaan utamanya adalah kapak
lonjong dan kapak persegi. Di samping itu, masyarakat pada
masa bercocok tanam telah mengenal pakaian dari kulit kayu.

5. Kepercayaan

Masyarakat pada masa bercocok tanam mengenal
kepercayaan bahwa orang yang meninggal akan memasuki
alam lain. Oleh karenanya, orang yang meninggal akan dibekali
benda-benda keperluan sehari-hari. Berkaitan dengan
kepercayaan ini, muncul tradisi pendirian bangunan besar
yang disebut tradisi megalitik. Beberapa contoh bangunan
megalitik adalah dolmen, menhir, sarkofagus, dan punden
berundak.

Sejarah Indonesia 6

D. Kehidupan Manusia Purba di Zaman Perundagian

1. Kehidupan Ekonomi

Masyarakat masa perundagian tidak hanya
bercocok tanam dengan berladang, tetapi juga
mengolah sawah. Dengan begitu, dapat
dikatakan bahwa mereka mampu mengatur
kehidupan ekonominya dan berpikir bagaimana
memenuhi kebutuhan di musim yang akan
datang. Hasil panen pertanian biasanya disimpan
untuk masa kering dan diperdagangkan. Mereka
juga melakukan perdagangan dengan jangkauan
lebih luas, bahkan antar pulau.

2. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial manusia pada masa
perundagian sudah semakin teratur. Pemimpin
masyarakat biasanya dipilih melalui
musyawarah dengan mempertimbangkan
kemampuannya dalam berinteraksi dengan
roh nenek moyang. Selain itu, masyarakatnya
mulai terbagi ke dalam kelompok sesuai
keahlian mereka, misalnya kelompok petani,
undagi, pedangan, dan sebagainya.

3. Peralatan

Masyarakat perundagian menggunakan peralatan
yang terbuat dari logam. Teknologi pembuatan
benda-benda dari logam pun mengalami
perkembangan pesat. Beberapa peralatan dari
logam yang mereka hasilkan antara lain kapak
corong, nekara, moko, kapak perunggu, dan bejana
perunggu. Di samping itu, masyarakatnya telah
mengenal teknik pembuatan gamelan, batik,
ukiran, dan perhiasan.

7 Sejarah Indonesia

ASALMUOSYUALNNGENEK

A. Melanesoid

Melanesoid merupakan suku bangsa berkulit hitam
yang berasal dari Teluk Tonkin. Suku bangsa
Melanesoid membawa kebudayaan Bacson-
Hoabinh yang setingkat lebih tinggi disbandingkan
dengan kebudayaan penduduk asli Indonesia.
Kedatangan suku bangsa Melanesoid sekaligus
menandai dimulainya zaman Mesolitikum (batu
tengah) di Indonesia. Suku bangsa Melanesoid
menetap di Indonesia. Jejak persebaran suku
bangsa Melanesoid di Indonesia dapat di telusuri di
dalam kehidupan suku Sakai di Siak dan suku Kubu
di Palembang.

B. Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun
1500-500 SM. Bangsa Proto Melayu masuk melalui 2 jalur yaitu
jalur barat dan timur. Jalur barat melalui Semenanjung Melayu,
terus ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia. Jalur
Timur melalui Kepulauan Filipina terus ke Sulawesi dan
menyebar ke seluruh Indonesia. Bangsa Proto Melayu
berkebudayaan batu muda Neolitikum. Benda buatan mereka
masih menggunakan batu, namun lebih halus, Kebudayaan
kapak persegi dibawa bangsa Proto Melayu melalui jalur barat.
Kebudayaan kapak lonjong dibawa bangsa Proto Melayu melalui
jalur timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan
ras kulit hitam. Keturunan Proto Melayu sampai kini masih
berdiam di Indonesia bagian timur, seperti Dayak, Toraja, Batak,
Mentawai, Nias, dan Papua.

Sejarah Indonesia 8

C. Deutro Melayu

Bangsa Deutro Melayu memasuki Kawasan Indonesia
sekitar 500 SM secara bergelombang. Bangsa Deutro
Melayu masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah
Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke
wilayah Indonesia yang lain. Kebudayaan bangsa Deutro
Melayu lebih maju daripada Proto Melayu. Bangsa Deutro
Melayu telah pandai membuat benda-benda logam
(perunggu). Kebudayaan Melayu Muda disebut
kebudayaan Dong Son. Nama Dong Son disesuaikan
dengan nama daerah di sekitar Teluk Tonkin, Vietnam
yang banyak ditemukan benda-benda dari logam. Daerah
Dong Son ditafsir sebagai tempat asal bangsa Melayu
Muda sebelum pergi ke Indonesia. Hasil kebudayaan
perunggu yang ditemukan di Indonesia, diantaranya
kapak corong (kapak sepafu), nekara, dan bejana
perunggu. Benda-benda logam ini umunya terbuat dari
tuangan (cetakan). Keturunan bangsa Deutro Melayu
berkembang menjadi suku tersendiri seperti Melayu, Jawa,
Sunda, Bugis, dan Minang. Kern menyimpulkan dari hasil
penelitiannya bahwa bahasa yang tersebar di Indonesia
adalah serumpun karena berasal dari Bahasa Austronesia.

Latihan 1

1. Bagaimana pola hidup manusia purba pada Zaman Paleolitikum?
2. Sebutkan hasil kebudayaan pada Zaman Logam!
3. Jelaskan kepercayaan apa saja yang sudah dianut manusia purba?
4. Jelaskan asal usul datangnya bangsa Proto Melayu datang ke Indonesia!
5. Bangsa manakah keturunan asli dari Melanesoid?

9 Sejarah Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Rahmadi, D., dan Suheri. 2017. Mari Mengenal Masa
Prasejarah. Sukoharjo: Sindunata.
Suheri. 2017. Sejarah Indonesia. Jawa Tengah: CV
Kesewo.

Sejarah Indonesia 10

MEDIA PEMBELAJARAN BIDANG STUDI
2021


Click to View FlipBook Version