Presentasi Pelajaran Fiqih
Bab Taharah
Kelas VII
MTsN 13 Jombang
Oleh :
Muhammad Roqib
Thaharah Pengertian Thaharah
Bersuci
Hadas
Wudhu
Tayamum
A. Pengertian Thaharah
Secara bahasa kata thaharah merupakan
bentuk masdar dari kata “thahura” yang
berarti suci atau bersih. Sementara menurut
istilah, thaharah adalah bersuci atau
membersihkan dari segala sesuatu yang
menjadikan diperbolehkannya mengerjakan
ibadah shalat, thawaf, dan membaca
Al-Quran.
B. Bersuci
1. Macam-macam bersuci
Secara umum, para Dilihat dari sifatnya, bersuci dibedakan
ahli fiqih membagi menjadi dua yaitu bersuci yang bersifat
thaharah atau lahiriah dan bersuci yang bersifat
bersuci menjadi batiniah. Bersuci yang bersifat lahiriah
dua yaitu bersuci yaitu membersihkan badan, pakaian, dan
dari hadas dan tempat tinggal dari segala kotoran atau
najis. najis. Sedangkan, bersuci yang bersifat
batiniah adalah membersihkan jiwa dari
segala kotoran yang berupa segala dosa
dan maksiat seperti syirik, takabur, hasud.
B. Bersuci
2. Alat-alat bersuci
a. Air
1) Air suci dan menyucikan, istilah fiqih menyebutnya
thahir muthahhir. Air ini disebut air mutlak karena
masih asli dan murni serta menyucikan.
• Air hujan, air es, dan air embun
(Q.S. Al-Anfal/8: 11)
• Air laut (H.R. Tirmidzi)
• Air sungai, air sumur, dan mata air
(H.R. Abu Daud)
2) Air suci dan tidak menyucikan, merupakan
air/zatnya yang suci, tetapi tidak sah digunakan
untuk bersuci.
• Air suci yang telah • Air pohon –pohonan/
dicampur dengan buah –buahan seperti
benda suci lainnya air kelapa. Jenis air ini
hingga berubah salah tidak dapat digunakan
satu sifatnya seperti air untuk bersuci
teh, air kopi dsb. walaupun suci.
• Air musta’amal yaitu air • Air mutanajjis, air yang
sedikit yang telah terkena najis
digunakan untuk
bersuci walaupun tidak • Air musyammas, air
berubah sifatnya. yang menjadi panas
seperti besi.
b. Debu
Debu atau tanah digunakan untuk tayamum
sebagai pengganti wudhu. Tayamum dilakukan jika
tidak ada air atau berhalangan memakai air,
misalnya karena sakit atau musafir.
c. Batu
Batu dapat digunakan untuk bersuci atau beristinja
ketika tidak ada air. Istinja, yaitu membersihkan
dubur setelah buang air besar. Jumlah sedikitnya 3
batu, selain itu tidak boleh menunggu najis hingga
kering sebab akan sulit untuk dibersihkan.
C. Hadas
Hadas adalah suatu kondisi dimana seseorang dalam keadaan
tidak suci menurut ketentuan syara’.
Hadas Kecil, hadas yang cara menghilangkannya
dengan berwudhu atau tayamum.
1. Hukum wajib bersuci 2. Sebab–sebab hadas kecil.
seseorang yang hendak • Keluar sesuatu dari dubur.
beribadah, haruslah dalam • Hilang akal
keadaan suci dari hadas • Bersentuhan kulit laki-laki
kecil. Karena merupakan
syarat sah ibadah mahdah. dan perempuan bukan
Oleh karena itu, bersuci
itu wajib. mahram
• Menyentuh kemaluan
dengan telapak tangan
C. Hadas
Hadas Besar, hadas yang cara menghilangkannya dengan
mandi wajib atau bertayamum jika tidak ada air.
1. Sebab-sebab hadas besar 2. Rukun wajib mandi
a. Berhubungan suami a. Niat
istri b. Mengalirkan & membasuh
b. Keluar mani, baik air keseluruh tubuh.
disebabkan melalui c. Menghilangkan najis
mimpi atau yang lain. kalau ada di badan.
c. Meninggal dunia
d. Datang bulan atau haid
dan nifas
C. Hadas
3. Sunah mandi wajib 4. Larangan bagi orang yang
a. Membaca basmalah berhadas besar
b. Berwudhu sebelum a. Shalat
mandi b. Thawaf
c. Menggosok seluruh c. Memegang mushaf dan
badan dengan tangan membaca Al-Qur’an
d. Berturut-turut tidak d. I’tikaf
berselang waktu e. Khusus wanita haid dan
nifas dilarang
berhubungan suami istri
dan puasa.
f. Sujud tilawah
D. Najis
Secara bahasa kata najis merupakan bentuk fa’il dari kata
najasa yang berarti kotor. Sementara menurut istilah, najis adalah
sesuatu yang dianggap kotor oleh syara’. Adapun yang termasuk
najis disepakati oleh imam mazhab empat (Imam Syafi’i, Imam
Ahmad bin Hanbal,Imam Abu Hanifah, dan Imam Malik)
1. Tinja 6. Air kencing
2. Mazi 7. Madi
3. Madi 8. Darah binatang
4. Darah binatang 9. Bangkai binatang
5. Muntah 10. Binatang yang bagian
tubuhnya terpotong
D. Najis
1. Macam-macam najis
a. Najis mukhaffafah b. Najis mutawassitah
merupakan najis yang merupakan najis yang tergolong sedang,
tergolong ringan seperti darah, nanah, muntah, bangkai,
seperti air kencing minuman memabukkan.
bayi, cara menyucikan • Najis ainiyah adalah najis yang
cukup memercikkan kelihatan wujudnya
air pada benda yang
terkena najis. • Najis hukmiyah adalah najis yang
tidak terlihat wujudnya
c. Najis mugallazah
merupakan najis yang tergolong berat, yaitu najis dari anjing, babi,
baik jilatannya, air kencing, kotoran, daging, tulang, darah, bangkai.
Cara menyucikannya dengan membasuh sebanyak tujuh kali, satu
kali dicampur dengan tanah.
E. Wudhu
Secara bahasa, wudhu 1. Syarat sah wudhu
berasal dari kata tawadda’a
– yatawadda’u. wudhu • Islam
artinya bersih atau indah. • Mumayyiz/tamyiz
Sedangkan menurut istilah, • Menggunakan air yang suci
wudhu adalah
membersihkan anggota dan menyucikan
tubuh dengan air yang suci • Tidak dalam keadaan
menyucikan untuk
menghilangkan hadas kecil berhadas besar
berdasarkan syarat dan • Tidak ada yang menghalangi
rukun
sampainya air pada anggota
tubuh yang dibasuh seperti
cat, getah, dan sebagainya.
E. Wudhu
2. Rukun wudhu Mengerjakan amalan
wudhu dengan
Rukun wudhu adalah bagian dari berurutan, sesuai
wudhu yang menjadi tiang yang telah ditetapkan
penyangga utama. Allah swt.
Sebagaimana
a. Niat tercantum dalam
b. Membasuh muka Al-Quran dan Hadits.
c. Membasuh kedua tangan
sampai siku
d. Mengusap sebagian kepala
e. Membasuh kedua kaki
sampai mata kaki
f. Tertib
F. Tayamum
• Secara bahasa • Tayamum adalah pengganti
memiliki makna wudhu dan mandi, sebagai
al-qasdu, artinya rukhsah atau keringanan bagi
kesengajaan atau orang yang tidak memakai air
tujuan. karena beberapa halangan yang
menyebabkan seseorang boleh
• Menurut istilah melakukan tayamum.
adalah menyapukan
tanah (debu) yang 1. sebab-sebab
baik (suci) ke muka diperbolehkan tayamum
dan kedua tangan
sampai siku dengan a. Sakit
syarat yang telah b. Dalam perjalanan (pesawat
ditentukan.
udara)
c. Tidak menemukan air
F. Tayamum
2. Syarat tayamum 3. Rukun tayamum
a. Ada halangan sehingga a. Niat
boleh tayamum, misal sakit
b. Menyapu muka dengan
b. Sudah masuk waktu shalat debu
c. Sudah diusahakan mencari c. Menyapu kedua tangan
air & benar-benar tidak ada sampai siku dengan debu
d. Menggunakan debu atau d. Tertib atau berurutan
tanah yang suci
e. Menghilangkan najis
sebelum melakukan
tayamum
F. Tayamum
4. Sunah tayamum 5. Hal-hal yang
membatalkan tayamum
a. Membaca basmalah
a. Hal-hal yang
b. Mengembus/meniup debu membatalkan wudhu,
dari telapak tangan, agar membatalkan tayamum
debu yang menempel tipis juga
c. Mendahulukan anggota b. Ada air sebelum mulai
badan yang kanan shalat, bagi yang
daripada kiri tayamum karena tidak
ada air
d. Membaca doa setelah
tayamum sama seperti c. Murtad (keluar dari
doa setelah wudhu agama Islam)